endokrin - Kelas Fapet C 2010

advertisement
Laboratorium FisIologi Ternak dan BIokimia
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
 Kelenjar yang menyalurkan sekresinya tanpa melalui
saluran khusus disebut endokrin, sedangkan kelenjar
yang menyalurkan sekresinya ke dalam saluran khusus
disebut kelenjar eksokrin.
 Ilmu yang khusus mempelajari hormon ialah
ENDOKRINOLOGI suatu cabang biokimia medis.
 Hormon berfungsi sebagai regulator yang mempengaruhi
keharmonisan kerja beberapa jaringan dan organ yang
berbeda fungsi
 Hormon mengkoordinir kerja jaringan dan organ
 Kerja jaringan dan organ erat hubungannya dengan
metabolisme, karena itu hormon juga dikatakan sebagai
regulator metabolisme.
 Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“menggerakan atau membangkitkan”.
 Hormon adalah suatu senyawa kimia organik yang disintesis
oleh kelenjar dan disekresikan dalam jumlah sedikit langsung
ke sasarannya berupa jaringan atau organ tanpa melalui
saluran khusus.
 Jar. Atau org. yg menjd.sasaran atau target disebut organ
target.
 Hormon bukan saja mengontrol jalannya metabolisme
tetapi juga mengontrol fungsi dari:
 Pertumbuhan sel dan jaringan
 Kecepatan jantung
 Tekanan darah
 Ginjal
 Gerakan alat pencernaan
 Sekresi enzim pencernaan
 Laktasi dan
 Sistem reproduksi
 Diperlukan sedikit saja untuk mengatur aktivitas
metabolisme, seperti halnya enzim
 Hormon protein beredar dalam darah berkisar
10 -10
sampai 10-12 mol/L
 Hormon steroid beredar dalam darah berkisar 10 -6
sampai 10-9 mol/L
Sifat-sifat umum hormon
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Suatu chemical mesengger yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin
Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
Fungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam
tubuh dan kontrol berbagai proses metabolisme
(reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan;
mempertahankan homeostatis; pengadaan,
penggunaan dan penyimpanan energi)
Kadarnya dalam sirkulasi darah dapat
menggambarkan aktifitas dari kel endokrin
memiliki organ/jar target tertentu
Berbentuk: amine, polipeptide/protein, steroid
 Beberapa perbedaan antara enzim dan hormon
ENZIM
HORMON
Dihasilkan oleh unit kehidupan yaitu
sel untuk keperluan sel untuk
keperluan sel itu (endoenzim) dan
sel lain (eksoenzim)
Dihasilkan oleh organ kelenjar untuk
mempengaruhi organ lain
Diproduksi dan bekerja setiap saat
selama sel masih hidup
Diproduksi setiap saat tetapi
disekresikan pada saat2 dimana
organ target memerlukan, karena itu
dalam darah tidak selamanya
ditemukan hormon
ditemukannya hormon dalam darah
mengindikasikan adanya aktivitas
hormon
Biomolekul protein
Tidak selalu protein, dapat berupa
peptida pendek, asam amino atau
steroid
Hormon mempunyai hubungan
erat dengan enzim karena:
1. Hormon menginduksi
sintesis enzim pada tingkat
inti sel dan ribosoma sel
2. Hormon menginduksi
sistem enzim pada tingkat
membran sel
3. Hormon mengatur kadar
koenzim yang tergolong
nukleotida
 Bagaimana kel. Endokrin mempengaruhi organ target
 Hypothalamus bagian pada otak yang merupakan pusat
sistem endokrin
 Hypothalamus akan menerima pesan dari susunan
syaraf pusat
 Stl hypothalamus menrima pesan2 tadi, ia akan
memproduksi hormon hypothalamic regulator (HHR)
 HHR akan dikirim ke sel pituitary yang berlokasi di
bawah hypothalamus sebagai organ target pertama
Dua Jalur Aksi Hormon
1)Hormon mengantifkan
reseptor yang ada pada
membaran sel
2)Hormon langsung
menembus dindinf sel
dalam memrikan
aksinya dalam nukleus
Contoh Aksi Hormon
1. cAMP (Adenin monophospate Cycle) adala contoh alsi hormon malalui
pengeantifan reseptor. Siklase Adenilat diaktifkan oleh Adrenalin, sehingga
memacu perombakan glikogen menjadi glukosa (Glikogenolisis)
2.Steroid hormon Mengaktifasi gen dari sel
mempengaruhi pembentukan protein spesifik
Hormon Steroid
Cytoplasma
Hormon Steroid Terikat Receptor
(Receptor Spesifik dalam Sel)
Nucleus
Aktivasi Gen Spesifik
Membentuk m-RNA
Cytoplasma
Ribosom
Membentuk Protein Baru

Reaksi Lama
sehingga
Jalur Umum Sekresi Endokrin
 Kel. Pituitary ini akan memprodiksi hormon2:

Corticotropin
Adrenocorticotropic hormon (ACTH)
 Thyrotropin
 Follicle stimulating hormon (FSH)
 Luteinizing hormon (LTH)
 prolactin
Luteomammotropic hormon (LTH)
 vasopressin
 oxitocin


Hormon2 yg disekresikan pituitary akan dikirim ke organ target
kedua yaitu kelenjar2

Cortex adrenal

Thyroid

Testes

Ovary

Hati

Medulla adrenal
Organ target kedua kemudian akan mensekresikan hormon2:

Cortical adrenal

Thyroxin, triiodothyronin

Testosteron

Progesteron

Estradiol

Somatomedin

adrenalin
 Hormon2 yang disekresikan oleh organ target kedua
ini kemudian akan mempengaruhi organ target akhir
seperti:
 Sel
 Jaringan
 Organ2:






Arteriol
Kel. Susu (mammi)
Otot
Hati
Jantung
Organ reproduksi
Endokrin dan hormon
Kel Endokrin
Pituitary
-Lob anterior
-Lob intermediate
-Lob posterior
Hormon yang dihasilkan
LH,FSH, Prl, GH,ACTH,TSH
MSH, α-endorphin
Vasopressin (ADH), oksitosin
Tiroid
Tiroksin (T4), Triiodotironin
(T3) kalsitonin
Paratiroid
Hormon paratiroid (PTH)
Endokrin dan hormon
Adrenal
-Korteks
-Medulla
Gonad
-Testis
Kortisol,aldosteron,androstenedion
Norepinefrin, epinefrin
Testoteron,estradiol,inhibin estradiol,
progesteron
-Ovarium Test,estradiol,inhibin, prog,relaxin
Plasenta HCG,HPL,prog, estrogen
Pankreas Insulin, glukagon, somatostatin,
pancreatic polypeptide
Faktor yang mengatur kerja hormon
 Kecepatan sintesa dan kecepatan sekresi
 Sistem transport yang spesifik dalam plasma
 Konversi kedalam bentuk yang lebih aktif
 Reseptor hormon spesifik pada sitosol atau membran
sel target yang berbeda
 Pemecahan akhir dari hormon
Klasifikasi hormon
(secara kimia)
 Gol amine : norepinefrin, epinefrin, T3, T4
 Gol protein dan polipeptide : FSH, HCG, LH, TSH,
ACTH, prolaktin, Oksitosin, Glukagon, Insulin, PTH,
Somatostatin, Relaksin, sekretin, GH, Gastrin,
Kalsitonin, CCK, Eritropoetin, Angiostatin,
somatostatin, dan vasopressin (ADH)
 Gol Steroid : aldosteron, kortisol, estradiol,
progesteron, testosteron,vitamin D
Sifat-sifat hormon peptida
 Berasal dari pre hormon
 T ½ pendek (dalam menit)
 Beredar unbond (tidak terikat protein)
 Di perifer tidak berubah
 Reseptor pada dinding sel
Kelenjar
Sekresi hormon Peptida
a) Pulau-pulau langerhans mensekresikan hormon peptida, glukagon
oleh sel α; insulin oleh sel β;dan somastotin oleh sel 
b) Reseptor insulin pada sel-sel β sampel ayam buras menggunakan
teknik pewarnaan IHC (immunohistochemisry),
(Andi Mushawwir: Workshop IHC, 2011)
Sifat-sifat hormon steroid
 Berasal dari reaksi enzimatik (cholesterol)
 T ½ panjang (jam)
 Beredar terikat protein
 Di perifer berubah
 Reseptor di dalam sel
Jalur sintesis Hormon Steroid di Ovarium Ayam
CH3
H3C
CH3
C
O
CH3
HO
HO
Cholesterol
OH
Prognenolene
CH3
O
C
CH3
O
C
O
O
O
Testosterone
O
OH
Progesterone
Progesterone
O
OH
HO
Testosterone
O
O
Androstenedione
O
Androstenedione
HO
17-Estradiol
Estrone
Kolesterol merupakan prekursor
utama sintesis hormon-hormon
steroid
O
Mekanisme kerja Estogen pada Sel Target
Oviduct Ayam
Estrogen larut dalam Lipida
melewati memberan sel,
kemudian diikat oleh Reseptor
Estrogen. Komplek estrogen dan
Reseptornya membentuk
menjadi 5S. Bentuk ini adalah
pembawa pesan kedua yang
memasuki nukleus sel,
berinteraksi dengan kromoson
menyebabkan gen tertentu
dibetuk menjadi mRNA. mRNA
mennggalkan nukleus menuju
riosom untuk ditnaslasi menjadi
proten yang spesifi, seperti
albumin
Reseptor estrogen pd Sel-sel Oviduct Ayam
Warna coklat gelap (bulat)
adalah Reseptor Estrogen
pada sel-sel oviduct ayam
dengan menggunakan
teknik pewarnaan IHC.
(immunohistochemisry),
Jumlah reseptor ini
menunjukkan laju sintesis
protein spesifik pada
oviduct yang dpacu oleh
hormon Estrogen
(Andi Mushawwir:
Workshop IHC, 2011)
METODE PEMERIKSAAN KADAR HORMON
 Pemeriksaan secara biologis (Bio-assay)
 Pemeriksaan secara kimiawi (chemical assay)
 Pemeriksaan secara imunologis (immuno-assay) : RIA,
ELISA, Fluoroimuno assay, Luminescen imuno assay)
HORMON TIROID
 Fx : mengkatalisasi reaksi oksidasi dan kec





metabolisme
Dihasilkan oleh kelenjar tiroid
Sintesa tergantung intake iodium dan receptor tyrosin
pada tiroglobulin
Plasma dalam bentuk T3 dan T4
Terikat dalam Thyroxin binding globulin, thyroxin
binding prealbumin, albumin
Hormon aktif : Free T4 dan Free T3
HORMON TIROID
 Sekresi T4 dan T3 oleh kelenjar tiroid
Hipotalamus
Tyrotropin releasing hormon
(TRH)
merangsang hipofisis
TSH
Thyroid stimulating hormon
T4 dan T3
 Kontrol feedback dilakukan oleh
- Hormon thyroid (T3 & T4) terhadap kel thyroid,
pituitary anterior, & hipothalamus
- TSH terhadap hipotalamus
Gangguan Faal kel Tiroid
 Hipotiroidisme
- Hipotiroidisme primer
- Hipotiroidisme sekunder
 Hipertiroidisme
 Pengaruh penyakit bukan tiroid terhadap hasil test
Hormon Paratiroid
 Fx mempertahankan konsentrasi ion Ca dalam
plasma dan mengontrol ekskresi calsium dan
fosfat
 Peningkatan PTH menyebabkan
- Me Ca serum dan me fosfat serum.
- Me ekskresi dari P tetapi me ekskresi Ca
- Merangsang pelepasan Ca dari tulang
- Me alkali fosfatase serum bila tjd prbh tlg
- Mengaktivkan vit D dalam ginjal (25-hydroxycalciferol
menjadi 1,25 – dihydroxycholecalciferol)
Hormon Paratiroid
 PTH berupa molekul utuh yg dipecah dlm fragmen2:
frag terminal N (PTH-N), mid-mol (PTH-M) dan frag
terminal C (PTH-C)
 PTH-N & PTH-M memiliki aktivitas biologik
 PTH-C ≠ memiliki akt biologik tapi memiliki T ½ yg
lbh pjg, sering sbg parameter lab
 Kontrol dari sekresi melalui mekanisme feedback
negatif oleh ion Ca
Hormon Paratiroid
 Kalsium dalam darah dalam bentuk: ion Ca2+ (50%);
Ca terikat protein (40%); senyawa Ca dg sitrat, fosfat
(10%)
 Pe kadar fosfat dan sitrat me kadar Ca2+
 pH darah mempengaruhi Ca terikat alb
 Hormon lain yg memp homeostasis Ca:
kalsitonin dan vit D3
Hormon Paratiroid
ORGAN
TULANG
GINJAL
USUS
PTH
Mobilisasi
Ca dan P
Reabsorbsi
Ca dan P
Penyerapan
Ca dan P
KALSITONIN
VIT D
Mobilisasi Ca
Transport
dan P
Ca2+
Reabsorbsi Ca
Reabsorbsi Ca
dan P
-
Penyerapan
Ca dan P
Kelainan paratiroid
 Hipertiroidisme
- primer
- sekunder
- tersier
 Hipoparatiroidisme
 Pseudohipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme
 Sebab: operasi tiroid (paratiroid ikut terangkat),
kongenital
 Gejala: neuromuskuler (tetani, spasme klonik, dan
tonik, kejang), retardasi mental, malabsorbsi,
gangguan sistem kardiovaskuler)
 Lab: PTH plasma rendah, Ca darah rendah, P darah
tinggi, aktivitas alkali fosfatase alkali normal atau
rendah
Insulin
Fungsi:
 Meningkatkan metabolisme karbohidrat
 Meningkatkan timbunan glikogen
 Meningkatkan sintesa asam lemak
 Meningkatkan intake asam amino
 Meningkatkan sintesa protein
Fisiologi kimiawi
Pulau-pulau langerhans pancreas:
- Sel beta mengeluarkan insulin
- Sel alfa mengeluarkan gukagon
- Sel delta mengeluarkan somatostatin
Sekresi insulin dipengaruhi glukosa darah juga
dirangsang: as amino, as lemak bebas, benda
keton, glukagon, sekretin, dan tolbutamid
Sekresi insulin dihambat epinefrin dan
norepinefrin
Kelainan insulin
 Hiperinsulinisme: hiperplasia/tumor pancres
 Hipoinsulinisme: kekurangan insulin
Diabetes mellitus
Causa:
- Kekurangan insulin absolut
- Kekurangan insulin relatif thd kebut tubuh
- Reseptor inadekuat, insulin cukup
- Reseptor berkurang, insulin cukup
Epinephrin (adrenalin) dan norepinephrin
(noradrenalin)
 = katekolamin
 Dibentuk dalam medulla kel adrenal
 Efek utama:
-
Inotropic dan chronotropic kontraksi jtg
Konstriksi dan dilatasi dari pem darah
Dilatasi dan kontriksi bronkus
Konstriksi dan dilatasi otot polos rahim
Neurotransmisi dalam SSP
Mempengaruhi metabolisme (sekresi insulin)
Korteks adrenal
 Lapisan luar (zona glomerulosa)
membentuk hormon aldosteron
 Lapisan dalam (zona fasciculata dan zona retikularis)
membentuk kortisol dan androgen
 Semua hormonnya merupakan turunan steroid
diantaranya (mineralokortikoid, glukokortikoid,
progesteron, estrogen dan androgen)
Sekresi steroid adrenal


CRF (hipotalamus)
hipofisis anterior
ACTHkortisol & androgen
Sekresi CRF dipengaruhi :
1.Negative feedback kortisol
2.Ritme inheren (kortisol tinggi 07-09.00 rendah
23.00 - 04.00)
3.Stress (insufisiensi adrenal akut)
Glukokortikoid
 Homon dari kortek adrenal dibentuk dizona
fasciculata
Fungsi:
 Mempengaruhi met KH, lemak & protein
 Anti inflamasi
 Immunosupresive
 Sekresi kelenjar ekdokrin
 Osteoporosis pada tulang
Mineralokortikoid
 Homon dari kortek adrenal dibentuk dizona
glomerolusa
Fungsi
 Meningkatkan reabsorbsi Na & Cl pada tubuli ginjal
 Menurunkan ekskresi Na & Cl pada kelenjar keringat,
ludah dan GIT
ADH
 Mempengaruhi sekresi urine
 Bekerja pada tubulus distalis dan koligentes
Aldosteron

Fungsi mengatur volume dan komposisi cairan
tubuh
 Sekresi diatur oleh:
1. Sistem renin angiotensin (plg penting)
2. Konsentrasi ion K ekstrasel
3. Konsentrasi ion Na ekstrasel
4. ACTH
5. Fzktor lain (katekolamin, somatostatisn, ANF)
RAA SISTEM
Sekresi renin dirangsang oleh
 Penurunan tek darah & RBF
 Plasma Na yang rendah
 Plasma K yang tinggi
Angiotensinogen renin Angiotensin I
ACE
Angiotensin II
HT, retensi Na & cairan,
sekresi aldosteron
Fungsi umum hormon sex
 Mengontrol sifat / karakteristik sex sekunder
 Mengontrol siklus reproduksi
 Mengontrol pertumbuhan & perkembangan organ
reproduksi (terutama testis dan ovarium)
 Anabolisme protein
 Pria : testosteron
 Wanita : estrogen & progesteron
Chorionic Gonadotropin
 Dibentuk sel tropoblast
Fungsi
 Mempertahankan corpus luteum
 Menunda menstruasi dan ovulasi
Diagnosis lab
 Adanya hCG dalam urin cara aglutinasi ( lateks,
hemaglutinasi) atau tes hambatan aglutinasi
sebaiknya urin pagi
 (+) kehamilan/peny trophoblastik
Laktasi
 Estrogen, progesteron, dan placental lactogen (hPL)
proliferasi kelenjar
 Laktasi
induksi prolaktin dan rangsangan
puting susu
Download