BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communication yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi, secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). (Suprapto, 2009: 5) Komunikasi juga bisa didefinisikan menjadi “komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan, berupa lambang atau simbol yang mengandung arti, oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.” (Yulia, 2010: 8) Dari dua pemahaman mengenai arti komunikasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan sebagai pertukaran pikiran oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar si penerima pesan atau komunikan memahami apa yang dimaksud oleh pengirim pesan atau komunikator. Komunikasi yang baik adalah ketika pesan yang dikirimkan oleh komunikator dapat diterima dengan jelas oleh 9 10 komunikan sehingga terjadi keselarasan pula dengan sikap yang akan terlaksana setelah komunikasi tersebut terjadi. 2.1.1.2 Konteks Komunikasi Dikarenakan banyaknya cabang dalam ilmu komunikasi maka banyak jurusan ilmu komunikasi yang dibangun berdasarkan tujuh konteks komunikasi, yakni : 1. Komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri. 2. Komunikasi interpersonal, adalah merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. 3. Komunikasi kelompok kecil, yaitu komunikasi dalam kelompok kecil yang terdiri atas beberapa orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. 4. Komunikasi organisasi, yaitu mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas. 5. Komunikasi publik atau retorika, adalah komunikasi dari satu orang kepada banyak orang yang dilakukan di depan umum. 6. Komunikasi lintas budaya, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang dengan orang lainnya yang berlainan budaya satu sama lain. 7. Komunikasi massa, yakni komunikasi yang menyasar khalayak dalam jumlah besar. (West & Turner, 2008: 33-44) 11 2.1.2 Komunikasi Massa 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa Menurut ahli komunikasi Dr. Phil Astrid Susanto, istilah komunikasi massa diambil dari istilah dalam bahasa Inggris, mass communication, yakni kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. (Wiryanto, 2008: 69) Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, dan membujuk. (Vivian, 2008: 450) Kata massa dalam komunikasi massa bukan sekedar “orang banyak” seperti orang-orang yang sedang mengerumuni kecelakaan di jalan atau sedang bersama-sama menunggu bus di halte. Massa dapat diartikan lebih luas. Bukan hanya orang banyak yang berada di lokasi yang sama. Mereka bisa saja berada di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat menerima pesan-pesan komunikasi yang sama. Dengan kata lain komunikasi massa adalah sebuah proses pengiriman pesan kepada banyak orang yang dilakukan tanpa tatap muka. Ada juga yang mengatakan bahwa komunikasi massa adalah proses dimana pesan sampai ke audien melalui media massa. Dari beberapa pendapat di atas, ada satu garis benang merah yang dapat ditarik bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, baik media cetak maupun elektronik. 12 2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Ada beberapa pandangan mengenai fungsi komunikasi massa. Misalnya menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney, fungsi komunikasi massa antara lain : (1) to inform (menginformasikan), (2) to entertain (menghibur), (3) to persuade (membujuk), dan (4) transmission of the culture (transmisi budaya). Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurut John Vivian yaitu: (1) providing information (memberikan informasi), (2) providing entertainment (memberikan hiburan), (3) helping to persuade (membantu untuk membujuk), dan (4) contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial). Sedangkan Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah (1) surveillance of the environment (fungsi pengawasan), (2) correlation of the part of society in responding to the environment (fungsi korelasi), dan (3) transmission of the social heritage from one generation to the next (fungsi pewarisan sosial). Senada dengan Laswell, Charles Robert Wright (1998) menambahkan fungsi komunikasi massa sebagai entertainer. Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa pun menambahkan bahwa dalam perspektif kritis, fungsi komunikasi massa bisa ditambah sebagai (1) melawan kekuasan dan kekuatan represif, (2) menggugat hubungan trikotomi antara pemerintah, pers, dan masyarakat. Di dalam bukunya tersebut, Nurudin pun menjelaskan tiap fungsi komunikasi massa yang telah dituturkan oleh para ahli. (Nurudin, 2007: 64-93) 13 a. Informasi Informasi adalah inti dari komunikasi, termasuk komunikasi massa. Komponen terpentingnya adalah berita-berita yang disajikan. Informasi ini haruslah berisi fakta yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan dan bukan sekedar isapan jempol belaka. Informasi ini bisa saja ditemukan melalui pengumpulan berita oleh wartawan, buku, atau bahkan film sejarah. b. Hiburan Setiap orang yang telah melakukan aktifitas sehari-hari dan merasa lelah serta penat membutuhkan hiburan yang dapat menyegarkan otaknya kembali. Hiburan ini bisa didapatkan dari media massa seperti televisi, radio, majalah, dan sebagainya. c. Persuasi Media massa sering membentuk pola pikir atau bahkan mengukuhkan nilai-nilai yang sudah diyakini sebelumnya. Misalnya saja banyak orang merubah gaya hidupnya akibat dari yang mereka saksikan di media. Media massa ini juga dapat menggerakan orang untuk berbuat sesuatu hal. Hal ini bisa tersirat dalam iklan. Tujuan utama iklan adalah menggerakan masyarakat atau konsumen untuk membeli barang yang diiklankan. Media massa juga dapat mempersuasi masyarakat dengan menunjukkan sebuah etika. Media menawarkan masyarakat untuk menilai mana etika yang baik ataupun yang buruk. Contohnya saja pemberitaan tentang penyalahgunaan narkoba. Ditayangkan di media bahwa banyak orang yang menyalahgunakan narkoba menderita lahir batin. Ini 14 menunjukkan bahwa media membujuk masyarakat untuk mengerti bahwa penyalahgunaan narkoba adalah tidak baik. d. Transmisi Budaya Manusia dapat mengakumulasikan pengalaman-pengalaman hidup serta budayanya lalu meneruskannya kepada anak cucu sebagai warisan melalui komunikasi. Misalnya melalui film sejarah, lagu daerah, dan sebagainya. e. Mendorong Kohesi Sosial Media massa dapat mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa dapat mempengaruhi masyarakat untuk berpikir bahwa terpecah belah adalah bukan keadaan yang baik bagi kehidupannya. Contohnya iklan mie instan indomie di televisi yang memperlihatkan eratnya persaudaraan antar suku. Iklan ini memperlihatkan hangatnya kebersamaan dalam perbedaan. Tapi fungsi ini menjadi buah simalakama pula. Seperti yang dikatakan oleh Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton bahwa media juga memiliki fungsi narcotizing dysfunction (racun pembius). Media massa dinilai sama dengan racun yang mematikan. Maksudnya adalah media juga bisa menjadi pemecah belah masyarakat. Pemberitaan-pemberitaan tentang pengeboman yang dilakukan oleh beberapa kelompok agama X menjadikan orang-orang di luar agama itu menjadi sinis terhadap kelompok agama X. Padahal tidak semua orang yang menganut agama X berperilaku buruk seperti itu. 15 f. Pengawasan Menurut Laswell, media massa sebagai alat pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada. Fungsi pengawasan ini dibagi menjadi dua, yaitu warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. Salah satu contoh fungsi pengawasan peringatan adalah ketika media menginformasikan adanya wabah flu burung di beberapa daerah. Peringatan bahwa penyakit ini dapat menyebar dengan cepat ke berbagai daerah lainnya membuat masyarakat berhati-hati dalam memelihara unggas serta memperhatikan apa yang mereka konsumsi. Sedangkan fungsi pengawasan instrumental diaktualisasikan melalui penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat. Misalnya penyebaran informasi kenaikan harga kebutuhan pokok pasti berguna bagi masyarakat luas. g. Korelasi Korelasi yang dimaksud adalah merajuk pada media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Misalnya masyarakat kurang puas dengan kinerja pemerintah pusat. Masyarakat dapat menyalurkan pendapat dan keluhannya melalui media massa. Dan ketika pihak pemerintah menyaksikan berita tersebut, pemerintah menanggapinya melalui media massa pula agar dapat tersiar ke masyarakat di seluruh penjuru daerah. 16 h. Pewarisan Sosial Dalam hal ini media massa memiliki fungsi sebagai pendidik, baik mengenai pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. i. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif Komunikasi massa bisa saja berperan memberikan informasi dan mendorong perubahan-perubahan tertentu. Namun tidak jarang pula informasi yang diungkapkan ini memiliki motif tertentu untuk melawan kekuatan besar. Bisa dilihat dari bagaimana pengaruh media massa dalam penggulingan jabatan Soeharto sebagai presiden beberapa tahun yang lalu. Media massa saat itu mengikuti arus pemikiran masyarakat yang jenuh dengan otoritas rezim orde baru. Media ikut membongkar ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintah dan bahkan memanasi masyarakat dengan pemberitaan-pemberitaan yang tidak memihak pemerintah. Sehingga akhirnya rezim tersebut runtuh. Ini adalah salah satu bukti bagaimana komunikasi melalui media massa dapat melawan kekuasaan dan kekuatan represif. j. Menggugat Hubungan Trikotomi Hubungan trikotomi yang dimaksud adalah hubungan antara pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dinilai tidak pernah sejalan karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak. Pemerintah biasanya akan memposisikan diri sebagai pihak yang paling berkuasa dan 17 menentukan atas masyarakat dan pers. Maka dari itu, disinilah peran pers untuk berimbang, adil, dan obyektif harus dibuktikan. 2.1.2.3 Proses Komunikasi Massa Claude Shannon dan Warren Weaver mengidentifikasi lima langkah fundamental dalam proses komunikasi : 1. Stimulasi manusia yang muncul dalam pikiran Stimulasi bisa muncul dari banyak hal. Emosi serta hal-hal yang dapat diindra termasuk sebagai stimuli. Didalamnya juga termasuk pemandangan indah, perasaan jenuh, mendengar orang tertawa, atau mencium bau tidak sedap. 2. Pelaksanaan encoding pikiran ke dalam pesan Pesan-pesan ini disuratkan atau disiratkan dalam bentuk simbol yang dapat dipahami oleh target audiens pesan tersebut. Simbol ini bisa beragam, seperti tulisan, isyarat, atau bahkan pictograph. 3. Transmisi pesan Transmisi yang dimaksud adalah pengantaran pesan. Pesan dikodekan sehingga cocok dengan peralatan yang akan dipakai untuk transmisi pesan. Misalnya telepon menggunakan suara untuk mentransmisi pesan atau bahkan gambar serta suara membantu proses transmisi pesan oleh televisi. 18 4. Penguraian (decoding) pesan oleh penerima ke pikirannya Penerima pesan menerima pesan tersebut melalui penghantar atau media yang digunakan oleh pengirim pesan. Pada tahap ini misalnya penerima pesan menyalakan televisi dan menonton tayangan berita. 5. Internalisasi pesan oleh penerima Internalisasi adalah pemahaman pesan yang telah dikodekan sumber pesan untuk penerima pesan. Pada tahap ini sumber dan penerima pesan haruslah memiliki kesamaan agar komunikasi bisa terjadi sehingga pesan pun dapat disampaikan dengan baik. (Vivian, 2008: 455-458) 2.1.2.4 Unsur-Unsur Komunikasi Massa Harold D. Laswell mengungkapkan bahwa komunikasi massa terdiri dari lima unsur, yaitu : (Wiryanto, 2008: 70-80) 1. Who (Sumber atau Komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikan melalui media massa. Mereka meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, staf teknis, jurnalis, penulis naskah, penyiar, dan seluruh bagian yang tergabung dalam redaksi media massa. Bisa dikatakan juga bahwa komunikator massa merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaha media massa. 19 2. Says What (Pesan) Tujuan inti komunikasi adalah menyampaikan suatu pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan. Bagi Ray Eldon Hiebert dkk isi media setidaknya dapat dipecah menjadi beberapa kategori: (1) berita dan informasi, (2) analisis dan interpretasi, (3) pendidikan dan sosialisasi, (4) hubungan masyarakat dan persuasi, (5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan (6) hiburan. 3. In Which Channel (Saluran atau Media) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Dengan kata lain pula adalah sarana yang membawa pesan. Misalnya buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film, dan web. 4. To Whom (Penerima atau Audien Massa) Audien massa adalah sasaran-sasaran komunikasi massa. Mereka adalah orang yang sedang membaca surat kabar, yang sedang membuka halaman-halaman majalah, yang sedang menikmati film di bioskop maupun televisi, atau bahkan yang sedang browsing internet. Komunikator massa tidak mengetahui pasti seberapa banyak komunikan yang mereka dapatkan. Semakin banyak komunikan, semakin besar pula tantangan komunikator dalam merangkai pesan untuk disampaikan kepada komunikan. Menurut Charles Wright, karakteristik yang dimiliki oleh audien massa adalah sebagai berikut : 20 a. Large Banyaknya audien massa adalah relatif. Mereka dapat tersebar di berbagai tempat yang relatif luas. Inilah pengertian large yang dimaksudkan Wright. Pemirsa televisi misalnya, adalah individu-individu yang tersebar di berbagai daerah, yang tersebar dalam ratusan atau ribuan keluarga, atau bahkan di tempat-tempat umum yang memasang televisi penerima. Secara bersama-sama, mereka adalah audiens televisi. b. Heterogen Komunikasi massa ditargetkan kepada banyak pihak atau khalayak masyarakat yang luas. Komunikan ini terdiri dari berbagai tingkat umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Dengan kata lain audien massa adalah beragam. Majalah bisa saja dikhususkan untuk pecinta otomotif. Namun demografis, psikologis, dan geografis mereka bisa saja berbedabeda. c. Anonim Anonim yang dimaksud adalah para audien massa tidak mengenal satu sama lain secara pribadi dengan audien lainnya atau bahkan dengan komunikatornya. Dari ketiga karakteristik di atas, Hiebert dan kawan-kawan menambahkan bahwa ada dua lagi karakteristik audien massa, yaitu : (Nurudin, 2007: 105-106) 21 d. Audiens cenderung terdiri dari individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu ini memilih media yang mereka gunakan berdasarkan kesadaran dan keinginan. e. Audiens secara fisik dipisahkan dari komunikator. Komunikan bisa saja berada di Semarang, sementara komunikator atau sumber media massanya berada di Jakarta. 5. With What Effect (Unsur Efek atau Akibat) Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audiens sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. Efek pesan media massa dapat mengubah kognitif, afektif, dan konatif khalayak. Efek kognitif dapat mengubah nilai yang saat ini ada dan telah terpelihara di dalam masyarakat. Nilai tersebut terbentuk berdasarkan pengetahuan masyarakat yang dimiliki sebelumnya. Proses afektif seseorang berhubungan dengan emosi dan perasaan. Efek afektif lebih banyak berhubungan dengan ketidakpekaan, ketakutan, dan kegelisahan, moral dan alienasi yang dialami individu. Adapun efek perilaku berhubungan dengan hasil perluasan efek kognitif dan afektif. Ketiga efek psikologis tersebut kemudian mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi informasi di masyarakat dan kadar perubahan stabilitas struktur masyarakat. 22 2.1.3 Media Massa 2.1.3.1 Definisi Media Massa Media massa adalah saluran-saluran yang dipakai untuk mengirimkan pesan-pesan massa. Misalnya televisi, radio, internet, majalah, surat kabar, tabloid, buku, film, dan sebagainya. (West & Turner, 2008: 41) 2.1.3.2 Fungsi Media Massa Media massa memiliki pengaruh besar bagi kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa contoh manfaat dari media massa : (Vivian, 2008: 5) 1. Melalui media massa kita mengetahui hampir segala sesuatu yang kita tahu tentang dunia di luar lingkungan dekat kita. Apa yang Anda ketahui tentang Baghdad atau Badai Katrina atau Super Bowl jika tidak ada koran, televise, dan media massa lainnya? 2. Warga yang berpengetahuan (informed) dan aktif sangat mungkin terwujud di dalam demokrasi modern hanya jika media massa berjalan dengan baik. 3. Orang membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ideide mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa, gagasan Anda hanya akan sampai ke orang-orang di sekitar Anda dan orangorang yang Anda kirimi surat. 4. Negara-negara kuat menggunakan media massa untuk menyebarkan ideologinya dan untuk tujuan komersial. Media 23 massa adalah alat utama para propagandis, pengiklan, dan para orang-orang semacam itu. 2.1.3.3 Jenis-Jenis Media Massa Secara garis besar, media terbagi menjadi dua jenis kelompok, yakni, pertama, media cetak yang meliputi surat kabar, majalah, buku, pamflet, billboard, dan alat-alat teknis lainnya yang membawa pesan kepada massa dengan cara menyentuh indera penglihatan. Jenis kedua adalah media elektronik yang terdiri dari (a) program radio dan rekaman yang menyentuh indera pendengaran dan (b) program televisi, gambar bergerak, serta rekaman video yang menyentuh indera pandang-dengar. (Universitas Indonesia, 2008: 288) 2.1.4 Radio 2.1.4.1 Definisi Radio Radio adalah teknologi berupa pengiriman sinyal oleh modulasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini dapat merambat melewati udara dan ruang hampa udara. Gelombang ini tidak memerlukan medium untuk perambatannya. Gelombang radio adalah suatu bentuk dari radiasi elektromagnetik yang terbentuk ketika materi bermuatan listrik dipercepat dengan menggunakan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi radio (RF) pada spectrum elektromagnetik. Gelombang radio memiliki jangkauan 10 hertz hingga beberapa gigahertz. Adapun gelombang elektromagnetik lainnya, yang 24 memiliki frekuensi di atas gelombang radio adalah sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya tampak. Ketika gelombang radio melewati kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik akan mempengaruhi arus bolak-balik dan tegangan pada kabel. Peristiwa ini dapat menghasilkan sinyal audio pembawa informasi. Informasi inilah yang sering Anda dengar di radio. (Kuswayatno, 2008: 25) 2.1.4.2 Sejarah Radio Gelombang radio adalah bagian dari alam fisik. Gelombang itu ada selamanya, bergerak di udara seperti ether. Seperti gelombang cahaya, gelombang ini diam tak berbunyi, bagian dari spektrum energi elektromagnetik. Sejak 1873, para ahli fisika berspekulasi bahwa spektrum elektromagnetik eksis, tetapi bangsawan Italia Guglielmo Marconi lah yang menciptakan aplikasi praktis dari teori fisika ini. Marconi muda terobsesi dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam spektrum elektromagnetik dan menciptakan alat yang dapat membunyikan bel dengan remote control tanpa kabel, cukup menghidupkan gelombang elektromagnetik. Pada 1895, Marconi menggunakan metode nirkabelnya untuk mengirimkan kode sejauh lebih dari satu mil ke rumah ayahnya di Bologna. Marconi mematenkan temuannya di Inggris dan ibunya, seorang warga Irlandia yang punya banyak kenalan, berhasil menyakinkan pemerintah Inggris untuk membiayai pendirian Marconi Wireless Telegraph Company. Tak lama kemudian kapal-kapal di laut dilengkapi dengan 25 peralatan telegrafi Marconi untuk melakukan komunikasi di laut, meski jauh dari lepas pantai, sesuatu yang tidak bisa dilakukan pada era sebelumnya. Pada 1906, Lee De Forest, seorang promoter yang membiayai dirinya sendiri sebagai inventor, menciptakan apa yang dinamakannya audition tube untuk mengirimkan suara. Pada tahun yang sama pula Reginald Fessenden menyiarkan acara radio pertama. Pada 1910, De Forest dengan jelas menunjukkan potensi radio sebagai medium hiburan dengan penampilan hebat dari penyanyi tenor Enrico Caruso dari New York Metropolitan Opera House. Pada 1939, Edwin Armstrong, peneliti dari Columbia University mengembangkan stasiun radio eksperimental di New Jersey dengan menggunakan system baru yang disebut frequency modulation, disingkat FM. Sistem FM yang mengirimkan gelombang suara ini berbeda dengan metode amplitude modulation atau AM. Armstrong mengembangkan FM stereo dengan dua soundtrack, masing-masing untuk satu telinga, yang menambah sensasi saat mendengarkan siaran langsung. (Vivian, 2008: 193-195) 2.1.4.3 Sejarah Radio di Indonesia Pada 16 Juni 1965 di Batavia lahir sebuah stasiun radio siaran dengan nama Bataviasche Radio Vereniging (BRV). Sejak itulah lahir berbagai radio lainnya yang bermunculan di setiap daerah. Di Jakarta, Medan, dan Bandung dikenal adanya Radio Omroep (NIROM), di Surakarta ada Solossche Radio Vereniging, di Jogjakarta Mataramsche Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO) dan beberapa radio lainnya. Dari sekian banyak 26 radio saat itu yang terbesar adalah NIROM. Kebesaran dan kelengkapan NIROM karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda. Zaman itu ternyata radio swasta sudah dikenakan kewajiban membayar ‘pajak radio’ oleh pemerintah Hindia Belanda yang hasilnya untuk mensubsidi NIROM. NIROM dengan hak istimewanya mampu membangun stasiun-stasiun relay dan meningkatkan daya pancar, juga membuat jaringan telepon antar kota-kota besar dengan jaringan khusus. Merasa diperalat, maka kaum pribumi yang saat itu juga telah mempunyai radio siaran sendiri kemudian membentuk perkumpulan radio siaran sendiri. Radio pribumi saat itu terkenal dengan siaran timuran. Pemerintah Hindia Belanda mencium aroma yang mengarah kepada pemberontakan dalam perkumpulan radio pribumi ini, sehingga mencoba menghentikan siaran timuran. Perkumpulan radio timuran itu bernama Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) dan sebagai ketua adalah Sutarjo Kartohadikusumo. PPRK saat itu mengusung siaran yang bersifat kultural atau budaya guna memajukan budaya dan seni nasional (nusantara). Terjadi gesekan politik antara PPRK dengan NIROM. PPRK menuntut agar dapat melakukan siaran sendiri dan pada 1 November 1940 tercapailah tujuan itu. Berbeda dengan zaman penjajahan Jepang. Setelah menduduki Indonesia, semua radio dibungkam. Semua urusan yang berkaitan dengan penyiaran radio diurus oleh satu lembaga bernama Hoso Kanri Kyoku yang ada di Jakarta. Cabang-cabangnya ada di Bandung, Purwakarta, Jogjakarta, Surakarta, Semarang, dan Malang dengan nama Hoso Kyoku. Hoso Kyoku mempunyai cabang juga dengan nama Shodanso yang tersebar di masing- 27 masing kabupaten. Saat itu juga semua pesawat radio disegel sehingga tiap warga tidak dapat mendengarkan siaran dari luar negeri kecuali dari 8 Hoso Kyoku yang ada. Ada satu hal positif yang muncul pada zaman penjajahan Jepang, yaitu berkembangnya kebudayaan yang mengarah dan memperkuat nasionalisme menuju ke arah ke-Indonesia-an. Muncullah seniman-seniman pencipta lagu-lagu Indonesia baru. Pada 11 September 1945 lahirlah Radio Republik Indonesia (RRI). Sedangkan, hari radio jatuh pada tanggal 16 Juni 1925. Memasuki zaman Orde Baru, RRI masih menjadi “alat” pemerintah saat itu. Muncullah kemudian Peraturan Pemerintah No.55 tahun 1970 yang isinya tentang “Radio Siaran Non Pemerintah”. (Bakhtiar, 2006: 108-113) 2.1.4.4 Karakteristik, Kekuatan dan Kelemahan Radio Siaran Bicara soal karakteristik radio siaran, ada beberapa hal yang tercatat sebagai kelebihan dan kelemahan. Karakter ini akan membedakannya dengan media massa lainnya, seperti media cetak dan televisi. (Yulia, 2010: 66-69) 1. Kekuatan a. Kecepatan Di Indonesia, unsur kecepatan radio siaran dalam sisi penyampaiannya masih jauh lebih cepat ketimbang koran, majalah, dan televisi. Buktinya saja, berita atau peristiwa yang terjadi dapat disampaikan langsung pada saat yang sama oleh radio siaran, 28 sedangkan media cetak dan televisi masih harus melalui proses produksi yang memakan waktu lama. Media cetak membutuhkan waktu cetak dan peredarannya, sedangkan televisi membutuhkan proses produksi yang rumit dan mahal. b. Imajinatif Sifat auditif yang ditampilkan radio siaran memiliki keunggulan untuk merangsang imajinasi pendengar. Imajinasi ini sama sekali tidak tergambar dalam media cetak atau televisi karena semuanya sudah menjadi jelas. Radio sering membuat orang berimajinasi, yang kadang sering tidak cocok antara fakta dan imajinasi itu. Oleh karena itu, radio siaran sering dikenal dengan julukan “Theatre of Mind”. c. Murah Dalam hal ini, pengertian “murah” dapat ditinjau dari 2 hal. Pertama, murah bagi pendengar. Artinya, mereka tidak dituntut untuk membayar iuran saat mendengarkan siaran radio, tidak perlu biaya khusus. Berbeda dengan media cetak dan televisi yang mengharuskan peminatnya mengeluarkan biaya, seperti berlangganan dan membayar iuran untuk televisi. Murah juga berlaku untuk sarana radio penerimanya. Kedua, murah dalam hal peringkat dan biaya produksi. Pengertian ini harus ditengok kalau dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk produksi media cetak atau televisi. Kedua media ini relatif butuh dana yang lebih besar ketimbang radio siaran. 29 d. Alternatif Beragam Radio siaran dianggap lebih memberi peluang dalam hal keragaman pilihan, misalnya seperti yang dilakukan media cetak. Pendengar memiliki peluang untuk memilih radio mana yang disukainya. Ketika pendengar bosan dengan sebuah radio, dia dapat memilih gelombang atau frekuensi yang lain untuk memenuhi keinginannya. e. Mobilitas Tenaga Mendengarkan radio siaran tidak akan mengganggu aktivitas pendengar. Dengan mendengarkan radio siaran, pendengar masih dapat melakukan aktivitas lainnya, seperti bekerja, memasak, mengemudikan kendaraan, belajar, dan sebagainya. f. Personal Radio siaran punya kekuatan dalam hal komunikasi yang bersifat personal. Siaran selalu dirasakan seperti kunjungan kawan yang sangat pribadi sifatnya. 2. Kelemahan a. Selintas Karena auditif maka apa yang disampaikan lewat radio siaran bersifat selintas. Maksudnya, apa yang sudah disampaikan seketika itu akan hilang di udara. Berbeda dengan media cetak yang karena tertulis memungkinkan untuk dibaca ulang bila tidak mengerti. Sangat memungkinkan di radio siaran terjadi salah pengertian, entah karena salah menangkap atau salah mengerti apa yang disiarkan. 30 b. Anti Detail Sangat sulit untuk menyajikan segala hal yang bersifat detail di radio siaran. Radio siaran diharapkan hanya menyampaikan halhal yang bersifat global. Kalau dipaksakan untuk membicarakan hal yang detail, pendengar akan merasa lelah dan membuat pendengar semakin tidak mengerti karena tidak bisa menangkap semua itu. 2.1.5 Program Radio 2.1.5.1 Pengertian Format Program Istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual pada bentuk bisnis lain. Menurut John R. Bittner, program atau kerap disebut pula dengan istilah acara adalah barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarkannya. Dalam dunia keradioan, mengerti format stasiun (station format) adalah jantung dari seluruh kinerja pemrograman. Setiap olah produksi program siaran mengacu pada pilihan format stasiun radio yang makin spesifik (segmented) seiring makin banyaknya jumlah radio dan makin tersegmennya pendengar. Format stasiun didefinisikan sebagai formulasi seluruh aktivitas siaran dalam kerangka pelayanan pendengar. Format stasiun diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana olah siar di stasiun radio hingga sebuah acara dikomunikasikan kepada pendengar. Tujuan penentuan format stasiun adalah untuk memenuhi khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan radio dan televisi di 31 suatu lokasi siaran. Dalam sejarah perkembangan radio, terdapat lebih dari 100 format stasiun. Ini terjadi karena makin kompetitifnya radio siaran. Terdapat sedikitnya sepuluh format stasiun yang populer, tertua, dan melahirkan anak-anak format radio berikutnya. Peringkat format ini saling berfluktuasi seiring makin maraknya bisnis radio siaran. Empat versi format stasiun radio menurut Lewis B. O’Donnel adalah (1) Adult Cotemporary; (2) Cotemporary Hit Radio; (3) Country; (4) Album Oriented Rock. Delapan versi format stasiun menurut Associated Press adalah (1) Adult Cotemporary; (2) Country; (3) Top 40/Rock; (4) Easy Listening/Beautiful Music; (5) Album Oriented Rock; (6) Oldies; (7) Urban Cotemporary; (8) All News/Talk. (Masduki, 2005: 35-37) 2.1.5.2 Siaran Program Radio Menurut Wahyudi (Triantoro, 2010) dari aspek karakteristiknya jenis siaran terbagi dua, yaitu : 1. Siaran karya artistik Siaran yang diproduksi melalui pendekatan artistik yaitu proses produksi mengutamakan unsur keindahan. Yang termasuk ke dalam siaran karya ini adalah program sequence, program kuis, program drama, program variety show, dan sebagainya. 32 2. Siaran karya jurnalistik Siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik yaitu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses penyajian kepada khalayak. Yang termasuk dalam siaran karya jurnalistik adalah program buletin berita, program air magazine, program talk show, reportase, dan lain-lain. 2.1.5.3 Perbedaan Program Radio Wahyudi pun menambahkan tentang perbedaan jenis program radio, seperti : (Triantoro, 2010) a. Berita radio Berita radio adalah laporan atas suatu peristiwa atau pendapat yang penting atau menarik. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. b. Talkshow Perbincangan radio atau talkshow pada dasarnya adalah kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Program perbincangan biasanya diarahkan oleh seorang host bersama satu atau beberapa narasumber untuk membahas sebuah topic yang sudah dirancang sebelumnya. 33 c. Air Magazine Air magazine atau majalah udara adalah program berkala yang menyajikan beragam topic dalam satu penyajian programnya. Program ini berisi beberapa segmen di dalamnya setiap satu edisi program. Majalah udara memiliki ciri-ciri seperti memiliki segmen khusus yang disajikan di setiap edisi, berdurasi maksimal satu jam, mempunyai target pendengar khusus. Isi program sangat terstruktur dan music hanya digunakan sebagai backsound atau bumper program. d. Sequence Program sequence adalah program harian berdurasi panjang antara satu sampai empat jam setiap satu edisinya. Program ini seperti acara pagi yang menggunakan musik sebagai daya tarik pendengarnya dan mempunyai target sasaran pendengar yang umum. 2.1.6 Sequence Sequence atau yang biasa dikenal sebagai program strip adalah sebuah slot yang panjang. Umumnya berlangsung antara dua sampai empat jam setiap harinya, seperti acara pagi atau sore pada saat drive time atau radio prime time. Sequence menggunakan musik dengan target audiens yang luas serta melakukan penekanan pada presentasi. Alasan yang paling kuat untuk audiens tuning pada program tertentu adalah audiens menyukainya sampai akhir. Sehingga sebaiknya struktur isi program memiliki bentuk yang sama dan tidak harus terlalu banyak yang diubah. Namun bagaimanapun juga program tersebut harus memiliki informasi yang update serta mengandung unsur kejutan. Misalnya dalam suatu program sequence 34 terdiri dari sepuluh segmen tetap. Namun setiap harinya tema yang diangkat berbeda. Sehingga sepuluh segmen ini tetap terasa baru dan segar namun tidak membuat pendengar setianya merasa bingung karena segmen yang ada selalu dihadirkan berulang. Untuk menjaga konsistensi program, maka ada beberapa faktor yang harus tetap konstan dalam isi program sequence, yaitu : (McLeis, 2007) 1. Konstruksi Program Bentuk keseluruhan program akan selalu cukup konstan dengan proporsi musik dan pembicaraan penyiar harus kira-kira sama antara satu edisi dengan edisi berikutnya. Struktur ini harus menjadi pola yang mapan. 2. Variasi Program Setiap program harus mempunyai dan membuat sesuatu yang segar dan mengandung kejutan. Pertama, materi siaran dari setiap segmen menjadi relevan sendiri dan baru untuk didengarkan. Kedua, perlu adanya perbedaan antara satu segmen dengan segmen lainnya dan mempertahankan kedekatan dengan pendengar. 3. Musik Unsur penting dalam musik dapat ditilik melalui beberapa cara : a. Setiap komponen musik harus berurutan b. Konser atau rekaman ditampilkan dalam dirinya sendiri alias tidak dirubah c. Musik yang alami (natural sound) pada setiap segmennya. Misalnya ketika wawancara ada suara bising. 35 d. Jika ada perubahan dalam diri audiens, musik dapat menjembataninya. Hal ini dapat memberikan waktu kepada audiens untuk berpikir dan menyeimbangkan kembali emosionalnya sesuai dengan perubahan hati yang diperlukan. Dengan kata lain, ada jeda istirahat untuk mendengarkan ocehan penyiar. e. Setiap musik memiliki efek suara atau aktualitas yang dapat menambah waktu berbicara. Contohnya saat ada sesuatu yang lucu, ditambahkan efek suara orang tertawa atau efek suara tepuk tangan. Melihat pengertian serta karakter di atas, maka program ‘Farhan Asri In The Morning’ termasuk ke dalam jenis sequence. ‘Farhan Asri In The Morning’ selalu menjaga konsistensi programnya dalam pembagian segmen. Konsistensi ini tercermin meliputi judul program, nama-nama segmen, struktur isi segmen, kontinuitas program antar segmen, serta jadwal tayangnya. ‘Farhan Asri In The Morning’ mengudara setiap Senin hingga Jumat selama empat jam dari pukul 06.00-10.00 WIB. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Ekonomi Media Mendirikan dan mengoperasikan media massa butuh biaya mahal. Peralatan dan fasilitas membutuhkan investasi besar. Harus ada dana untuk gaji. Untuk menutup biaya ini, media massa menjual produknya dengan dua cara. Mereka memperoleh pendapatan dengan menjual produk langsung ke audien massa, seperti industri film, rekaman musik, dan buku, atau mereka meraih pendapatan dari pengiklan yang memasang iklan untuk audien massa yang 36 disediakan oleh media, seperti yang dilakukan koran, majalah, radio, dan televisi. Singkatnya, media massa beroperasi dalam lingkungan kapitalis. Dengan sedikit pengecualian, mereka berusaha mendapatkan banyak uang. 1. Penerimaan Iklan Para pengiklan membayar media massa agar mendapat akses ke konsumen potensial. Pengiklan membeli ruang di media cetak. Pengiklan membeli waktu di media siaran. Umumnya, semakin potensial konsumen yang dapat diberikan media kepada pengiklan, semakin besar biayanya untuk ruang atau waktu. Namun dibalik itu semua, iklan yang lebih kreatif dan bervriasi akan membuat pendengar setia dengan frekuensi yang dipilihnya. (Yudiningrum, 2010: 1) 2. Pendapatan Sirkulasi Walaupun beberapa media massa yang didukung iklan, seperti jaringan televisi dan radio, tidak menarik biaya dari audiennya, namun ada media lain yang melakukannya. Ketika pendapatan diperoleh dari audien, maka ia dinamakan pendapatan sirkulasi. Pembayaran langsung oleh audien telah mulai dilakukan baru-baru ini oleh pelanggan TV kabel dan satelit. 3. Sumbangan Audiens Donasi audien penting bagi beberapa operasi media. Stasiun radio dan televisi publik, yang tidak menyiarkan iklan, menarik 37 sumbangan dari audiennya. Acara pengumpulan sumbangan, biasanya dilakukan selama empat minggu dalam setahun, biasanya meraup 30 persen dari anggaran banyak stasiun. Selama pengumpulan dana, stasiun itu menitikberatkan pada persoalan publik dan isi yang mencerdaskan secara kultural. Isi semacam ini sulit dijumpai di media yang didukung iklan. Stasiun itu kemudian menyatakan secara terus terang bahwa kelangsungan acara tergantung kepada sumbangan. 4. Dukungan Privat Dukungan privat atau pihak swasta, yang kebanyakan dari organisasi filantropi dan perusahaan raksasa, telah membantu Public Broadcasting Service dan National Public Radio untuk tetap siaran. Federal Communication Commission tidak mengizinkan PBS, NPR, atau stasiun afiliasinya untuk menerima iklan, walaupun penyebutan sponsor diperbolehkan. 5. Subsidi Pemerintah Gagasan dukungan pemerintah untuk media massa mungkin kelihatan bertentangan dengan cita-cita demokrasi pers yang ideal, yakni pers yang bebas dari campur tangan pemerintah, atau bahkan bersikap kritis terhadapnya. Di dalamnya dibuat aturan untuk mencegah intervensi pemerintah dalam pembuatan acara. 38 6. Iklan Pemerintah Pemerintah Amerika Serikat menggelontorkan banyak uang ke media massa melalui advertising seperti untuk mengiklankan layanan pos, rekrutmen militer, dan mempromosikan pariwisatanya,. (Vivian, 2008: 20-24) 2.2.2 Tahapan Proses Produksi Suatu produksi program yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar memerlukan organisasi yang rapi, juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya . Tahapan produksi sendiri terdiri dari tiga bagian seperti berikut: (Wibowo, 2009: 38-42) 1. Tahap Pra-produksi (Ide, Perencanaan dan Persiapan) Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap ini meliputi tiga bagian, sebagai berikut: a. Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta peneliti naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 39 b. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pembuatan rundown, dan rencana siar. c. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi perlatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja ( time schedule ) yang sudah ditetapkan. 2. Tahap Produksi (Pelaksanaan) Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Produser program bekerja sama dengan penyiar dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (script) ke dalam bentuk theater of mind. 3. Tahap Pasca produksi (Penyelesaian dan Penayangan) Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu : Pertama, editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, editing dengan teknik digital atau non liner dengan komputer. 40 2.2.3 SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Analisis SWOT adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. (Sarwono, 2006: 224) Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong, analisa SWOT adalah evaluasi secara keseluruhan terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus menganalisa kekuatan perusahaan dan mengidentifikasi kelemahan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menganalisa pasar dan lingkungan pemasaran untuk mencari kesempatan yang atraktif dan mengidentifikasi ancaman. Tujuannya adalah untuk mencocokan kekuatan perusahaan dengan kesempatan yang ada dalam lingkungan di samping mengurangi kelemahan dan meminimalisasi ancaman yang datang. Analisa SWOT menilai sumber daya kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) perusahaan maupun kondisi eksternal yang berupa kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats), yang diharapkan dapat memberikan informasi apakah situasi perusahaan secara menyeluruh dalam keadaan sehat atau tidak. Analisa ini bersifat sederhana tetapi merupakan alat yang efektif untuk mengukur kemampuan dan defisiensi yang dimiliki suatu perusahaan, kesempatan yang ada di pasar, dan juga ancaman dari luar terhadap kesejahteraan masa depan perusahaan. (Thompson, Peteraf, Gamble, & Strickhald III, 2007: 89) 41 2.3 Kerangka Pemikiran