BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solidaritas antar karyawan dalam sebuah perusahaan adalah hal yang sangat penting, sebab solidaritas dapat menciptakan teamwork yang kuat dalam perusahaan. Solidaritas yang dimaksud dalam perusahaan mengadaptasi konsep solidaritas sosial Emile Durkheim (1858-1917) sebagai konsep sentralnya mengembangkan teori sosiologi. Durkheim (dalam Lawang, 1994:181) menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antara mereka. Solidaritas dalam perusahaan dapat terbentuk dengan adanya komunikasi internal yang baik dalam perusahaan. Selain model komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah, dalam perusahaan juga dibutuhkan media komunikasi yang dapat menjauhkan seluruh publik dalam internal perusahaan terutama pada perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak. Siregar (2004:30) menjelaskan persoalan komunikasi lisan bisa muncul apabila jumlah karyawan suatu korporasi cukup besar. Akan sangat berat bagi managemen apabila harus menjelaskan sekaligus semua hal yang berkaitan dengan budaya korporasi. Begitu pula jika penanaman budaya korporasi itu disampaikan lewat contoh langsung atau lewat percakapan informal. akan tidak terbayangkan betapa berat tugas management. Untuk itu, perusahaan menggunakan house journal atau media internal agar informasi bisa menjangkau karyawan dari semua level dengan lebih efisien. Penerbitan media korporasi atau organisasi merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi antara dua pihak yang berhubungan , yaitu antara korporasi dan pembaca. Sebagai suatu kegiatan komunikasi penerbitan media korporasi dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan kedua belah pihak. Dari sisi kepentingan korporasi atau organisasi , media korporasi atau media internal diharapkan menginformasikan langkah korporasi atau organisasi dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, setiap langkah korporasi dapat dipahami, kemudian memperoleh dukungan. Selanjutnya dijelaskan oleh Siregar (2004:27) bahwa dalam lingkup internal perusahaan, adanya dukungan karyawan mencerminkan terbentuknya budaya korporasi di dalam diri karyawan tersebut. Sedangkan dari sisi kepentingan pembaca, media korporasi diharapkan memuat informasi yang dibutuhkan oleh pembacanya, dalam hal ini karyawan agar mereka bisa merasa terhubung dengan perusahaannya serta memperoleh panduan terutama dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Siregar dalam Bagaimana Mengelola Media Korporasi Organisasi (2004:20) menjelaskan bahwa ketika korporasi menjalin hubungan dengan karyawan korporasi, sebetulnya korporasi tampil sebagai individu yang merupakan penjelmaan suatu institusi , lalu berhubungan dengan individu lain, yaitu karyawan. Oleh karenanya, kegagalan dalam menyajikan informasi kepada karyawan tentang kebijaksanaan dan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi kepentingannya , akan menimbulkan kesalah pahaman, desas-desus palsu dan kecaman. Apabila tidak diberikan informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat asumsinya sendiri yang mungkin salah , atau mereka akan mendengarkan sumber dari luar, yang mungkin memberikan informasi yang tidak tepat. Meskipun media internal pada dasarnya berfungsi sebagai media informasi, namun fungsi informasi tidak hanya sampai disitu saja. Seperti yang dijelaskan seorang Konsultan PR, Jim McBride dalam Cutlip, Scott dan Allen H. Center (2009:267) yang mencatat arti penting dari pemberian informasi kepada publik karyawan, “Pengetahuan membuat mereka bisa merasa lebih ‘terhubung’ dengan organisasi , sebab apa yang terjadi pada perusahaan juga akan menimpa mereka.” Salah satu bentuk media internal yang sering dipakai adalah Majalah internal. Selain lebih menarik dari segi tampilan, majalah internal juga menampung infromasi yang bisa dinikmati dalam waktu yang lama (long life span) disbanding news letter atau house journal yang lain. Salah satu perusahaan besar di Sulawesi Selatan yang memanfaatkan majalah internal sebagai media komunikasi adalah Bosowa Corporation. Majalah yang terbit sekali dalam triwulan ini bernama “Bosowa Excellence” . Bosowa adalah perusahaan pionir dari ujung Timur Indonesia. Bermula dengan didirikannya CV Moneter, sebuah usaha perdagangan umum pada tanggal 22 Februari 1973 oleh HM Aksa Mahmud. Kini perusahaan ini telah berkembang menjadi perusahaan berskala nasional dan mempunyai visi untuk menjangkau kesuksesan global. Berawal dari sektor usaha perdagangan otomotif, mining, property, infrastruktur, Jasa keuangan, energi, dan media. Pada Tahun 2006, tampuk pimpinan beralih dari pendirinya yakni HM Aksa Mahmud ke generasi penerus H. Erwin Aksa sebagai Chief Executive Officer (CEO) sekaligus pencanangan program transformasi menuju Bosowa Excellence yaitu sebuah proyek jangka panjang internal Bosowa yang mengarah pada tiga poin penting yaitu operasional, strategi, dan sumber daya manusia yang semuanya harus memiliki kualitas terbaik. Untuk menunjang proses tersebut disusunlah visi dan misi yang sejalan dan dianggap mampu mengarahkan Bosowa mencapai titik yang disebut Excellence. Bosowa Excellence yang baru saja terlahir dan menjadi bagian dari Bosowa, tentunya membutuhkan sosialisasi kepada seluruh keluarga besar Bosowa Corporation . Hal ini dimaksudkan agar setiap orang yang berada di lingkup Bosowa memiliki kepedulian bahwa mewujudkan Bosowa Excellence adalah kewajiban bersama, bukan hanya tanggung jawab segelintir orang. Untuk kebutuhan sosialisasi tersebut, maka diadakan Bosowa Umberella Management System (BUMS) yang berjenjang dengan sasaran seluruh lapisan karyawan pada awal 2007. Namun sosialisasi ini memakan waktu yang lama untuk menjangkau seluruh lapisan karyawan. Oleh karena itu dibuatlah Majalah ‘Bosowa Excellence’ sebagai media informasi yang bisa menjangkau seluruh lapisan karyawan dengan lebih efektif dan efisien untuk mengkomunikasikan visi dan misi serta menanamkan kultur perusahaan untuk mencapai Bosowa Excellence. Dalam mensosialisasikan perubahan, Siregar (2004:40) menjelaskan media internal perusahaan mempunyai posisi strategis untuk mensosialisasikan perubahan yang berkaitan dengan budaya perusahaan. Majalah Bosowa Excellence yang terbit secara periodik kemudian dimanfaatkan untuk menyampaikan perubahan yang sedang atau akan terjadi. Majalah Bosowa Excellence memiliki lima belas rubrik yaitu Dari Redaksi, President Message, The Excellence, Responsibility, Story, Development, Potrait, Opini, Event, Profile, Company, Hello, Refresh, Tips dan Shoot. Kelima belas rubrik mengandung konten informasi mengenai perusahaan serta menjadi media komunikasi dari pimpinan perusahaan sehingga bisa menyentuh semua level. Dalam rubrik-rubrik yang ada dalam Majalah Bosowa Excellence bukan hanya profil publik dari jajaran atas yang diangkat, tetapi juga hingga karyawan pada level supir ‘Bosowa Taksi’. Hal ini seolah menunjukkan bahwa pihak Bosowa memberikan penghargaan yang merata kepada semua karyawan dari semua level. Dengan banyak cabang perusahaan, memang sulit bagi pimpinan Bosowa Corporation untuk menjalin komunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Persoalan yang kemudian muncul adalah tidak adanya jaminan akan pemahaman akan pentingnya majalah internal dalam memelihara hubungan komunikasi antara pemimpin dengan karyawan dan menanamkan rasa solidaritas antarkaryawan. Pada umumnya distribusi media internal tidak sampai pada karyawan dilevel bawah. Oleh karenanya perlu dijabarkan mengenai pentingnya media internal dalam membangun solidaritas, sehingga akan menciptakan teamwork yang kuat dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan yang pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan seluruh karyawan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis berusaha untuk mengetahui seberapa besar fungsi media internal dalam hal ini Majalah Bosowa Excellence dalam menumbuhkan solidaritas antar karyawan sehingga mampu menciptakan teamwork yang kuat untuk mewujudkan visi dan misi perusahan. Untuk menjawab hal tersebut penulis mengangkat judul: “Bosowa Excellence Sebagai Media Internal Dalam Membangun Solidaritas Karyawan Bosowa Corporation di Makassar” B. Rumusan Masalah 1. Apakah Majalah Bosowa Excellence memiliki peran dalam membangun solidaritas karyawan Bosowa Corporation di Makassar? 2. Bagaimana bentuk peranan Majalah Bosowa Excellence dalam membangun solidaritas karyawan Bosowa Corporation di Makassar? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan a. Untuk mengetahui ada tidaknya peran Bosowa Excellence dalam membangun solidaritas karyawan Bosowa Corporation di Makassar. b. Untuk mengetahui bentuk peranan majalah Bosowa Excellence dalam membangun solidaritas karyawan Bosowa Corporation di Makassar. 2. Kegunaan a. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap pengembangan pengetahuan dalam ilmu komunikasi terutama mengenai peranan media internal dalam membangun solidaritas dalam suatu perusahaan. b. Kegunaan praktis Dapat menjadi referensi bagi pihak perusahaan, khususnya Bosowa Corporation untuk lebih memahami arti pentingnya komunikasi dengan media internal dalam membangun solidaritas karyawan yang pada akhirnya akan bermanfaat terhadap kelangsungan perusahaan D. Kerangka Konseptual 1. Solidaritas Konsep solidaritas sosial merupakan konsep sentral Emile Durkheim (1858-1917) dalam mengembangkan teori sosiologi. Durkheim (dalam Lawang, 1994:181) menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka. Menurut Durkheim, berdasarkan hasilnya, solidaritas dapat dibedakan antara solidaritas positif dan solidaritas negatif. Solidaritas negatif tidak menghasilkan integrasi apapun, dan dengan demikian tidak memiliki kekhususan, sedangkan solidaritas positif dapat menghasilkan integrasi. 2. Media Internal Media Internal adalah media informasi yang digunakan oleh perusahaan sebagai salah satu bentuk komunikasi dengan karyawan. Dalam praktik Publik Relation Internal media Internal juga sering disebut house journal. Salah satu bentuk media internal adalah majalah internal. Effendy Onong dalam bukunya Human Relations dan Public Relations (2009:155) mengungkapkan bahwa majalah organisasi merupakan sarana yang penting dalam kegiatan Public Relations dalam rangka memelihara hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan publik internal. Lebih lanjut Effendy menjelaskan bahwa majalah internal harus membuat para karyawan merasa dirinya “termasuk organisasi (belong to organization)” dan memupuk rasa saling pengertian dan tenggang rasa antara pemimpin dengan karyawan dan antarkaryawan dengan karyawan. Dari rasa saling pengertian dan tenggang rasa tersebut, akan timbul solidaritas antarkaryawan yang akan berdampak positif bagi organisasi. Selain dari Effendi fungsi media internal juga disebutkan oleh Kriyantono Rachmat (2008: 154) sebagai berikut: 1. Memberikan dorongan untuk memperkuat komitmen memberikan yang terbaik bagi perusahaan serta perbaikan moral kerja karyawan-karyawannya. 2. Sebagai media komunikasi yang menjembatani pihak menagemen dan karyawan, sehingga terjadi komunikasi dua arah. Karyawan misalnya bisa memperoleh informasi tentang strategi dan tujuan perusahaan serta informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.. 3. Sebagai media publikasi melalui penyampaian informasi tentang kegiatan atau apa saja yang berkaitan dengan perusahaan kepada pihak lain. Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam membuat majalah internal. Selain tujuan untuk menambah wawasan karyawan, tujuan tersirat yang juga berusaha dikomunikasikan oleh perusahaan melalui media internal adalah menanamkan kultur yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan pada benak seluruh karyawan untuk nantinya diaplikasikan dalam pekerjaan masing-masing. Peneliti kemudian mempelajari beberapa edisi Majalah Bosowa Excellence khusus edisi tahun 2011 masing-masing mengandung konten yang terdiri atas lima belas rubrik yaitu, Dari Redaksi, President Letter, The Excellence, Responsibility, Story, Development, Portrait, Opini, Event, Profile, Company, Hello, Refresh, Tips dan Shoot. Dari hasil mempelajari seluruh rubrik dari tiap-tiap edisi, maka peneliti merumuskan kultur yang ingin ditanamkan perusahaan melalui Majalah Bosowa Excellence sebagai berikut: 1. Tanggung jawab, hal ini ditunjukkan dari rubrik Excellence Responsibility atau Excellence Event yang memuat informasi mengenai program atau kegiatan Corporate Sosial Responsbility (CSR) perusahaan. Contohnya pada edisi desember 2011 pada rubrik Excellence Event terdapat artkel dengan judul “Bosowa Bantu Korban Kebakaran di Kandea”.Hal ini memberikan kesan bahwa perusahaan menjalankan tanggung jawab terhadap masyarakat. Dengan demikian secara tidak langsung perusahaan berusaha menanamkan budaya bertanggung jawab kepada pembaca yang dalam hal ini merupakan seluruh karyawan Bosowa Corporation. 2. Kebersamaan, hal ini ditunjukkan pada rubrik Exellence Event yang memuat mengenai kilas kegiatan yang diselenggarakan bersama anggota perusahaan. 3. Penghargaan, hal ini ditunjukkan pada rubric seperti Excellence Profil, Excellence Hallo atau Excellence Story yang secara umum mengangkat profil tentang sosok yang dianggap pantas dianggap tauladan tanpa ada diskriminasi level jabatan. Hal ini dikarenakan bukan hanya profil dari jajaran direksi yang diangkat, melainkan hingga pada level sopir taksi pun diangkat dan dikemas dengan gaya feature. Ini kemudian menujukkan kesan bahwa perusahaan memberikan penghargaan terhadap karyawan disemua level jika memang memiliki kinerja yang baik. 4. Kepedulian, hal ini hampir sama dengan tanggung jawab dalam majalah ditunjukkan pada rubrik Excellence Resposiblity yang menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat serta rubrik-rubrik lain yang berisikan informasi penting seputar perusahaan serta tips yang bermanfaat bagi karyawan memberikesan akan kepedulian perusahaan terhadap karyawan. 3. Uses and Gratification Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya dalam latar belakang bahwa Persoalan yang kemudian muncul adalah tidak adanya jaminan mengenai pemahaman akan pentingnya majalah internal dalam memelihara hubungan komunikasi antara pemimpin dengan karyawan dan menanamkan rasa solidaritas antarkaryawan. Dan pada umumnya distribusi media internal tidak sampai pada karyawan dilevel bawah. Dengan kurangnya pemahaman akan pentinnya media internal maka akan timbul kemungkinan majalah tersebut diabaikan. Karyawan dilevel bawah bisa saja lebih memilih menyimpan majalah lifestyle dari pada membaca majalah internal perusahaan karena anggapan bahwa kebutuhan akan majalah lifestyle lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan akan majalah internal perusahaan. Dalam hal ini peneliti berpatok pada teori Penggunaan dan Pemenuhan kebutuhan atau Uses and Gratification Theory. Teori ini adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Melalui Teori Uses and Gratification, khalayak dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain. Oleh karenanya jika publik dalam hal ini karyawan Bosowa Corporation tidak paham fungsi Majalah internal seperti yang diungkapkan oleh Effendy dengan baik maka tingkat kesadaran akan kepentingan majalah tersebut akan semakin rendah. Dalam penelitian ini, peneliti menganggap karyawan Bosowa Corporation sebagai publik internal juga memilih untuk menggunakan media sesuai apa yang dianggapnya sebagai kebutuhannya. Dengan melihat karakter dari objek penelitian yakni karyawan dalam memilih media, peneliti kemudian mencoba menjabarkan bagaimana peranan majalah Bosowa Excellence sebagai media internal sesuai yang diungkapkan Effendy dalam membangun solidaritas karyawan. 4. Prinsip-prinsip Human Relations Untuk mengukur seberapa besar peranan Majalah Bosowa Excellence dalam membangun solidaritas, peneliti menngacu pada prinsip-prinsip human relatioan . sebab seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa komunikasi internal dengan menggunakan media internal diharapkan bersifat fungsional dalam membangun sistem internal di dalam korporasi. Jadi komunikasi internal yang dilakukan bertujuan untuk membangun human relationship antara korporasi dengan setiap individu di dalamnya (Siregar,2004:25).Penerapan prinsip-prinsip human relations dalam sebuah perusahaan pada akhirnya akan menciptakan solidaritas antarkaryawan. Adapun Prinsip-prinsip Human Relation Menurut (2001:85) antara lain: 1. Importance of the Individual (Pentingnya Individu) Davis dalam Abdurrahman Menurut Davis, tindakan suatu perusahaan harus memperhatikan perasaan pegawai , mengakui dan memperlihatkan kepentingannya. 2. Mutual Acceptance (Saling Menerima) Pimpinan yang dipimpin dan organisasi adalah satu badan yang harus bersatu, Mereka satu sama lain harus menerima sebagai individu dan kelompok. Harus saling menghormati dan menghargai tugas dan kewajiban masing-masing. 3. Common Interest (Kepentingan Bersama) Pimpinan, pegawai, dan organisasi satu sama lain terikat oleh kepentigan bersama . Karena mereka bersatu, mereka mampu untuk mencapai sukses dalam pekerjaannya, dan terjaminnya kebutuhan tiap individu tergantung pada sukses itu. 4. Open Communication (Komunikasi Terbuka) Berterus-terang mengenai ide, perasaan , mengenai segala sesuatu yang mneyangkut kepentingan bersama. Komunikasi yang sifatnya terbuka akan menimbulkan pengertian yang baik dan menghasilkan keputusan-keputusan yang tepat. 5. Participation Officials (Partisipasi Pegawai) Hasil-hasil yang efisien yang disebabkan karena adanya keseimbangan dalam pandangan-pandangan dan kerena segala masalah dihadapi dan dipecahkan bersamasama. 6. Local Identity (identitas setempat) Dengan memberikan pujian yang tepat pada seseorang, orang itu merupakan bagian dari badan dimana ia ditugaskan 7. Local Decision (Keputusan setempat) Memberi wewenang pada orang- orang untuk memecahkan sendiri masalah-masalah yang timbul di tengah-tengah mereka. 8. High Moral Standarts (standar moral yang tinggi) Kebenaran dan keadilan mengenai suatu tindakan dapat disebut benar dan adil bila didasarkan pada moral khas dan hak-hak asasi manusia. Jadi, ringkasnya dalam penelitian ini peneliti ingin melihat persepsi karyawan Bosowa Corporation terhadap majalah Bosowa Excellence dalam menanamkan solidaritas antarkarywan Bosowa Corporation di Makassar. Di sini majalah internal dalam hal ini Majalah Bosowa Excellence merupakan salah satu media komunikasi internal yang paling efektif dalam membangun solidaritas positif yakni solidaritas dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan media komunikasi yang bersifat formal seperti majalah Bosowa Excellence yang mampu menjangkau seluruh lapisan karyawan dari berbagai level dengan jumlah yang besar. Sebab, komunikasi yang bersifat non-formal lebih berpotensi menumbuhkan pengalaman emosional yang dalam dan dapat mempengaruhi sikap professional dalam menilai kinerja karyawan yang lain. Namun sesuai dengan teori Uses and Gratification, karyawan yang dalam hal ini berperan sebagai publik internal menganggap media hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan mereka bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain. Ketika mereka merasa membutuhkan informasi dalam majalah Bosowa Excellence maka karyawan akan mengkonsumsi dan menyerap informasi yang berisi nilai-nilai yang berusaha perusahaan tanamkan kepada seluruh karyawan. Dengan demikian, maka prinsip-prinsip human relations akan terpenuhi sehingga menghasilkan solidaritas positiif antar karyawan dalam perusahaan. Untuk lebih jelasnya, kerangka konseptual dalam meneliti peranan Majalah Bosowa Excellence dalam membangun solidaritas karyawan Bosowa Corporation di Makassar digambarkan melali bagan berikut: Majalah Bosowa Excellence Kebutuhan Karyawan (Uses &Gratification) 1. 2. 3. 4. Informasi mengenai nilai yg ingin ditanamkan Tanggung Jawab Kebersamaan Penghargaan Kepedulian 8 Prinsip Human Relations Solidaritas Bagan 1.1. Kerangka Konseptual E. Definisi Operasional 1. Bosowa Corporation : Merupakan perusahaan pionir di kawasan timur Indonesia yang berskala nasional dengan Business Unit yang terdiri atas cement group, automotive group, mining group, property group, infrastructure group, financial service group, energy group, media group dan istitusi lain yakni Bosowa Management Development Intitute (BMDI) dan Bosowa Foundation yang tersebar beberapa wilayah Indonesia. Didirikan oleh H.M Aksa Mahmud dan kini dipimpin oleh Erwin Aksa sebagai direktur utama. 2. Bosowa Excellece : Merupakan majalah Internal Bosowa Corporation yang terbit sekali dalam satu triwulan 3. Majalah : Salah satu bentuk media cetak yang terbit berkala dan dapat dinikmati lebih lama dan dicetak dengan ukuran lebih kecil dari pada Koran dan tabloid serta dijilid seperti buku. 4. Solidaritas : adanya ikatan yang didasari rasa saling pengertian dan tenggang rasa antara pemimpin dengan karyawan dan antarkaryawan dengan karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. 5. Karyawan : karyawan dari level manager ke bawah yang membaca majalah Bosowa Excellence dan berkantor di kantor pusat dari masing-masing grup Bosowa Corporation serta memiliki minimal 6 bulan masa kerja. 6. Media : sarana menyampaikan pesan baik lisan maupun tulisan dengan tujuan tertentu. 7. Media Internal : Media tertulis dalam hal ini majalah yang dibuat oleh perusahaan sebagai media informasi karyawan. 8. Human Relations : sebagai komunikasi persuasive antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai tujuan. 9. Uses & Gratification: Suatu teori komunikasi dimana khalayak dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. F. Metode penelitian 1. Waktu dan Lokasi penelitian Penelitian ini akan berlangsung selama tiga bulan dari bulan Maret hingga Mei 2012. Berlokasi di Cabang-cabang Bosowa Corporation di Kota Makassar. 2. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode survey yaitu survey deskriptif. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi 1. Populasi target Pupolasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan Bosowa Corporation di Makassar yang berjumlah 1340 karyawan. 2. Populasi penelitian Karena sejumlah faktor saat terjun kelapangan pupolasi menyusut menjadi hanya 280 populasi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar karyawan yang bekerja di bagian operasional, berkantor di luar kota Makassar. b. Sampel Dari populasi penelitian tersebut ditarik sampel sebanyak 155 sampel dengan mengacu pada tabel Stephen Isaac & Willian B. Michael dengan toleransi kesalahan 5% sesuai dengan standar penelitian ilmu sosial. Tabel 1. 1 Tabel Stephen Isaac & Willian B. Michael Untuk penarikan sampel di masing masing group perusahaan peneliti menggunakan metode sampel berstrata proporsional. Dengan diperoleh sampel pada masing-masing perusahaan sebagai berikut: Tools Automotive Group Karyawan 106 Kota MKS Sampel 59 Natural Resources 54 MKS 29 60 25 35 MKS MKS MKS Total sampel 33 15 19 Property Group FinSer Group Bosowa Foundation Total 280 155 Tabel 1.2 Populasi dan Sampel 4. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer diperoleh dari observasi langsung dan pengumpulan kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Instrumen penelitian akan dibagikan kepada responden dan diisi sesuai data yang sebenarnya. c. Data sekunder Dalam penelitian ini peneliti meggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai referensi diantaranya buku, majalah, jurnal, skripsi,observasi,wawancara informal dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini. d. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan cara periset berada di luar dari objek penelitian dan menjaga prinsip objektif dan analisis datanya menggunakan uji statistik. Data yang diperoleh dari kuesioner yang telah terkumpul akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan tabel distribusi dan tabel silang yang kemudian dijabarkan secara deskriptif. Penelitian ini memanfaatkan software SPSS 20 dalam pengolahan data.