View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Solidaritas antar karyawan dalam sebuah perusahaan adalah hal yang sangat penting, sebab
solidaritas dapat menciptakan teamwork yang kuat dalam perusahaan. Solidaritas yang dimaksud
dalam perusahaan mengadaptasi konsep solidaritas sosial Emile Durkheim (1858-1917) sebagai
konsep sentralnya mengembangkan teori sosiologi.
Durkheim (dalam Lawang, 1994:181) menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan
suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan
moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari
keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang
hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman
emosional, sehingga memperkuat hubungan antara mereka.
Solidaritas dalam perusahaan dapat terbentuk dengan adanya komunikasi internal yang
baik dalam perusahaan. Selain model komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah, dalam
perusahaan juga dibutuhkan media komunikasi yang dapat menjauhkan seluruh publik dalam
internal perusahaan terutama pada perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak. Siregar
(2004:30) menjelaskan persoalan komunikasi lisan bisa muncul apabila jumlah karyawan suatu
korporasi cukup besar. Akan sangat berat bagi managemen apabila harus menjelaskan sekaligus
semua hal yang berkaitan dengan budaya korporasi. Begitu pula jika penanaman budaya
korporasi itu disampaikan lewat contoh langsung atau lewat percakapan informal. akan tidak
terbayangkan betapa berat tugas management.
Untuk itu, perusahaan menggunakan house journal atau media internal agar informasi bisa
menjangkau karyawan dari semua level dengan lebih efisien. Penerbitan media korporasi atau
organisasi merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi antara dua pihak yang berhubungan
, yaitu antara korporasi dan pembaca. Sebagai suatu kegiatan komunikasi penerbitan media
korporasi dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan kedua belah pihak.
Dari sisi kepentingan korporasi atau organisasi , media korporasi atau media internal
diharapkan menginformasikan
langkah korporasi atau organisasi dalam mencapai tujuan.
Dengan demikian, setiap langkah korporasi dapat dipahami, kemudian memperoleh dukungan.
Selanjutnya dijelaskan oleh Siregar (2004:27) bahwa dalam lingkup internal perusahaan,
adanya dukungan karyawan mencerminkan terbentuknya budaya korporasi di dalam diri
karyawan tersebut.
Sedangkan dari sisi kepentingan pembaca, media korporasi diharapkan memuat informasi
yang dibutuhkan oleh pembacanya, dalam hal ini karyawan agar mereka bisa merasa terhubung
dengan perusahaannya serta memperoleh panduan terutama dalam mewujudkan visi dan misi
perusahaan.
Siregar dalam Bagaimana Mengelola Media Korporasi Organisasi (2004:20) menjelaskan
bahwa ketika korporasi menjalin hubungan dengan karyawan korporasi, sebetulnya korporasi
tampil sebagai individu yang merupakan penjelmaan suatu institusi , lalu berhubungan dengan
individu lain, yaitu karyawan.
Oleh karenanya, kegagalan dalam menyajikan informasi kepada karyawan tentang
kebijaksanaan dan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi kepentingannya , akan
menimbulkan kesalah pahaman, desas-desus palsu dan kecaman. Apabila tidak diberikan
informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat asumsinya sendiri yang
mungkin salah , atau mereka akan mendengarkan sumber dari luar, yang mungkin memberikan
informasi yang tidak tepat.
Meskipun media internal pada dasarnya berfungsi sebagai media informasi, namun fungsi
informasi tidak hanya sampai disitu saja. Seperti yang dijelaskan seorang Konsultan PR, Jim
McBride dalam Cutlip, Scott dan Allen H. Center (2009:267) yang mencatat arti penting dari
pemberian informasi kepada publik karyawan, “Pengetahuan membuat mereka bisa merasa lebih
‘terhubung’ dengan organisasi , sebab apa yang terjadi pada perusahaan juga akan menimpa
mereka.”
Salah satu bentuk media internal yang sering dipakai adalah Majalah internal. Selain lebih
menarik dari segi tampilan, majalah internal juga menampung infromasi yang bisa dinikmati
dalam waktu yang lama (long life span) disbanding news letter atau house journal yang lain.
Salah satu perusahaan besar di Sulawesi Selatan yang memanfaatkan majalah internal
sebagai media komunikasi adalah Bosowa Corporation. Majalah yang terbit sekali dalam
triwulan ini bernama “Bosowa Excellence” .
Bosowa adalah perusahaan pionir dari ujung Timur Indonesia. Bermula dengan
didirikannya CV Moneter, sebuah usaha perdagangan umum pada tanggal 22 Februari 1973 oleh
HM Aksa Mahmud. Kini perusahaan ini telah berkembang menjadi perusahaan berskala nasional
dan mempunyai visi untuk menjangkau kesuksesan global. Berawal dari sektor usaha
perdagangan otomotif, mining, property, infrastruktur, Jasa keuangan, energi, dan media.
Pada Tahun 2006, tampuk pimpinan beralih dari pendirinya yakni HM Aksa Mahmud ke
generasi penerus H. Erwin Aksa sebagai Chief Executive Officer (CEO) sekaligus pencanangan
program transformasi menuju Bosowa Excellence yaitu sebuah proyek jangka panjang internal
Bosowa yang mengarah pada tiga poin penting yaitu operasional, strategi, dan sumber daya
manusia yang semuanya harus memiliki kualitas terbaik. Untuk menunjang proses tersebut
disusunlah visi dan misi yang sejalan dan dianggap mampu mengarahkan Bosowa mencapai titik
yang disebut Excellence.
Bosowa Excellence yang baru saja terlahir dan menjadi bagian dari Bosowa, tentunya
membutuhkan sosialisasi kepada seluruh keluarga besar Bosowa Corporation . Hal ini
dimaksudkan agar setiap orang yang berada di lingkup Bosowa memiliki kepedulian bahwa
mewujudkan Bosowa Excellence adalah kewajiban bersama, bukan hanya tanggung jawab
segelintir orang.
Untuk kebutuhan sosialisasi tersebut, maka diadakan Bosowa Umberella Management
System (BUMS) yang berjenjang dengan sasaran seluruh lapisan karyawan pada awal 2007.
Namun sosialisasi ini memakan waktu yang lama untuk menjangkau seluruh lapisan karyawan.
Oleh karena itu dibuatlah Majalah ‘Bosowa Excellence’ sebagai media informasi yang bisa
menjangkau
seluruh
lapisan
karyawan
dengan
lebih
efektif
dan
efisien
untuk
mengkomunikasikan visi dan misi serta menanamkan kultur perusahaan untuk mencapai Bosowa
Excellence.
Dalam mensosialisasikan perubahan, Siregar (2004:40) menjelaskan media internal
perusahaan mempunyai posisi strategis untuk mensosialisasikan perubahan yang berkaitan
dengan budaya perusahaan. Majalah Bosowa Excellence yang terbit secara periodik kemudian
dimanfaatkan untuk menyampaikan perubahan yang sedang atau akan terjadi.
Majalah Bosowa Excellence memiliki lima belas rubrik yaitu Dari Redaksi, President
Message, The Excellence, Responsibility, Story, Development, Potrait, Opini, Event, Profile,
Company, Hello, Refresh, Tips dan Shoot. Kelima belas rubrik mengandung konten informasi
mengenai perusahaan serta menjadi media komunikasi dari pimpinan perusahaan sehingga bisa
menyentuh semua level. Dalam rubrik-rubrik yang ada dalam Majalah Bosowa Excellence bukan
hanya profil publik dari jajaran atas yang diangkat, tetapi juga hingga karyawan pada level supir
‘Bosowa Taksi’. Hal ini seolah menunjukkan bahwa pihak Bosowa memberikan penghargaan
yang merata kepada semua karyawan dari semua level.
Dengan banyak cabang perusahaan, memang sulit bagi pimpinan Bosowa Corporation
untuk menjalin komunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Persoalan yang kemudian
muncul adalah tidak adanya jaminan akan pemahaman akan pentingnya majalah internal dalam
memelihara hubungan komunikasi antara pemimpin dengan karyawan dan menanamkan rasa
solidaritas antarkaryawan. Pada umumnya distribusi media internal tidak sampai pada karyawan
dilevel bawah. Oleh karenanya perlu dijabarkan mengenai pentingnya media internal dalam
membangun solidaritas, sehingga akan menciptakan teamwork yang kuat dalam mewujudkan
visi dan misi perusahaan yang pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan seluruh
karyawan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis berusaha untuk
mengetahui seberapa besar fungsi media internal dalam hal ini Majalah Bosowa Excellence
dalam menumbuhkan solidaritas antar karyawan sehingga mampu menciptakan teamwork yang
kuat untuk mewujudkan visi dan misi perusahan. Untuk menjawab hal tersebut penulis
mengangkat judul:
“Bosowa Excellence Sebagai Media Internal Dalam Membangun Solidaritas Karyawan
Bosowa Corporation di Makassar”
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah Majalah Bosowa Excellence memiliki peran dalam membangun solidaritas
karyawan Bosowa Corporation di Makassar?
2.
Bagaimana bentuk peranan Majalah Bosowa Excellence dalam membangun solidaritas
karyawan Bosowa Corporation di Makassar?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui ada tidaknya peran Bosowa Excellence dalam membangun solidaritas
karyawan Bosowa Corporation di Makassar.
b. Untuk mengetahui bentuk peranan majalah Bosowa Excellence dalam membangun
solidaritas karyawan Bosowa Corporation di Makassar.
2. Kegunaan
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap pengembangan
pengetahuan dalam ilmu komunikasi terutama mengenai peranan media internal dalam
membangun solidaritas dalam suatu perusahaan.
b. Kegunaan praktis
Dapat menjadi referensi bagi pihak perusahaan, khususnya Bosowa Corporation untuk
lebih memahami arti pentingnya komunikasi dengan media internal dalam membangun
solidaritas karyawan yang pada akhirnya akan bermanfaat terhadap kelangsungan
perusahaan
D. Kerangka Konseptual
1. Solidaritas
Konsep solidaritas sosial merupakan konsep sentral Emile Durkheim (1858-1917)
dalam mengembangkan teori sosiologi. Durkheim (dalam Lawang, 1994:181) menyatakan
bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan atau
kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan
hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan
dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud
nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga
memperkuat hubungan antar mereka.
Menurut Durkheim, berdasarkan hasilnya, solidaritas dapat dibedakan antara
solidaritas positif dan solidaritas negatif. Solidaritas negatif tidak menghasilkan integrasi
apapun, dan dengan demikian tidak memiliki kekhususan, sedangkan solidaritas positif
dapat menghasilkan integrasi.
2. Media Internal
Media Internal adalah media informasi yang digunakan oleh perusahaan sebagai
salah satu bentuk komunikasi dengan karyawan. Dalam praktik Publik Relation Internal
media Internal juga sering disebut house journal. Salah satu bentuk media internal adalah
majalah internal. Effendy Onong dalam bukunya Human Relations dan Public Relations
(2009:155) mengungkapkan bahwa majalah organisasi merupakan sarana yang penting
dalam kegiatan Public Relations dalam rangka memelihara hubungan yang harmonis antara
pimpinan organisasi dengan publik internal.
Lebih lanjut Effendy menjelaskan bahwa majalah internal harus membuat para
karyawan merasa dirinya “termasuk organisasi (belong to organization)” dan memupuk rasa
saling pengertian dan tenggang rasa antara pemimpin dengan karyawan dan antarkaryawan
dengan karyawan.
Dari rasa saling pengertian dan tenggang rasa tersebut, akan timbul solidaritas
antarkaryawan yang akan berdampak positif bagi organisasi. Selain dari Effendi fungsi
media internal juga disebutkan oleh Kriyantono Rachmat (2008: 154) sebagai berikut:
1. Memberikan dorongan untuk memperkuat komitmen memberikan yang terbaik bagi
perusahaan serta perbaikan moral kerja karyawan-karyawannya.
2. Sebagai media komunikasi yang menjembatani pihak menagemen dan karyawan,
sehingga terjadi komunikasi dua arah. Karyawan misalnya bisa memperoleh informasi
tentang strategi dan tujuan perusahaan serta informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik..
3. Sebagai media publikasi melalui penyampaian informasi tentang kegiatan atau apa saja
yang berkaitan dengan perusahaan kepada pihak lain.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam membuat majalah
internal. Selain tujuan untuk menambah wawasan karyawan, tujuan tersirat yang juga
berusaha dikomunikasikan oleh perusahaan melalui media internal adalah menanamkan
kultur yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan pada benak seluruh karyawan untuk
nantinya diaplikasikan dalam pekerjaan masing-masing. Peneliti kemudian mempelajari
beberapa edisi Majalah Bosowa Excellence khusus edisi tahun 2011 masing-masing
mengandung konten yang terdiri atas lima belas rubrik yaitu, Dari Redaksi, President
Letter, The Excellence, Responsibility, Story, Development, Portrait, Opini, Event,
Profile, Company, Hello, Refresh, Tips dan Shoot. Dari hasil mempelajari seluruh rubrik
dari tiap-tiap edisi, maka peneliti merumuskan kultur yang ingin ditanamkan perusahaan
melalui Majalah Bosowa Excellence sebagai berikut:
1. Tanggung jawab, hal ini ditunjukkan dari rubrik Excellence Responsibility atau
Excellence Event
yang memuat informasi mengenai program atau kegiatan
Corporate Sosial Responsbility (CSR) perusahaan. Contohnya pada edisi
desember 2011 pada rubrik Excellence Event terdapat artkel dengan judul
“Bosowa Bantu Korban Kebakaran di Kandea”.Hal ini memberikan kesan bahwa
perusahaan menjalankan tanggung jawab terhadap masyarakat. Dengan demikian
secara tidak langsung perusahaan berusaha menanamkan budaya bertanggung
jawab kepada pembaca yang dalam hal ini merupakan seluruh karyawan Bosowa
Corporation.
2. Kebersamaan, hal ini ditunjukkan pada rubrik Exellence Event yang memuat
mengenai kilas kegiatan yang diselenggarakan bersama anggota perusahaan.
3. Penghargaan, hal ini ditunjukkan pada rubric seperti Excellence Profil, Excellence
Hallo atau Excellence Story yang secara umum mengangkat profil tentang sosok
yang dianggap pantas dianggap tauladan tanpa ada diskriminasi level jabatan. Hal
ini dikarenakan bukan hanya profil dari jajaran direksi yang diangkat, melainkan
hingga pada level sopir taksi pun diangkat dan dikemas dengan gaya feature. Ini
kemudian menujukkan kesan bahwa perusahaan memberikan penghargaan
terhadap karyawan disemua level jika memang memiliki kinerja yang baik.
4. Kepedulian, hal ini hampir sama dengan tanggung jawab dalam majalah
ditunjukkan pada rubrik Excellence Resposiblity yang menunjukkan kepedulian
terhadap masyarakat serta rubrik-rubrik lain yang berisikan informasi penting
seputar perusahaan serta tips yang bermanfaat bagi karyawan memberikesan akan
kepedulian perusahaan terhadap karyawan.
3. Uses and Gratification
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya dalam latar belakang bahwa Persoalan
yang kemudian muncul adalah tidak adanya jaminan mengenai pemahaman akan pentingnya
majalah internal dalam memelihara hubungan komunikasi antara pemimpin dengan
karyawan dan menanamkan rasa solidaritas antarkaryawan. Dan pada umumnya distribusi
media internal tidak sampai pada karyawan dilevel bawah. Dengan kurangnya pemahaman
akan pentinnya media internal maka akan timbul kemungkinan majalah tersebut diabaikan.
Karyawan dilevel bawah bisa saja lebih memilih menyimpan majalah lifestyle dari pada
membaca majalah internal perusahaan karena anggapan bahwa kebutuhan akan majalah
lifestyle lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan akan majalah internal perusahaan.
Dalam hal ini peneliti berpatok pada teori Penggunaan dan Pemenuhan kebutuhan
atau Uses and Gratification Theory. Teori ini adalah salah satu teori komunikasi dimana
titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media.
Melalui Teori Uses and Gratification, khalayak dilihat sebagai individu aktif dan
memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka
gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan
bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan
kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka,
atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain.
Oleh karenanya jika publik dalam hal ini karyawan Bosowa Corporation tidak
paham fungsi Majalah internal seperti yang diungkapkan oleh Effendy dengan baik maka
tingkat kesadaran akan kepentingan majalah tersebut akan semakin rendah.
Dalam penelitian ini, peneliti menganggap karyawan Bosowa Corporation sebagai
publik internal juga memilih untuk menggunakan media sesuai apa yang dianggapnya
sebagai kebutuhannya.
Dengan melihat karakter dari objek penelitian yakni karyawan dalam memilih media,
peneliti kemudian mencoba menjabarkan bagaimana peranan majalah Bosowa Excellence
sebagai media internal sesuai yang diungkapkan Effendy dalam membangun solidaritas
karyawan.
4. Prinsip-prinsip Human Relations
Untuk mengukur seberapa besar peranan Majalah Bosowa Excellence dalam
membangun solidaritas, peneliti menngacu pada prinsip-prinsip human relatioan . sebab
seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa komunikasi internal dengan menggunakan
media internal diharapkan bersifat fungsional dalam membangun sistem internal di dalam
korporasi. Jadi komunikasi internal yang dilakukan bertujuan untuk membangun human
relationship
antara
korporasi
dengan
setiap
individu
di
dalamnya
(Siregar,2004:25).Penerapan prinsip-prinsip human relations dalam sebuah perusahaan pada
akhirnya akan menciptakan solidaritas antarkaryawan.
Adapun Prinsip-prinsip Human Relation Menurut
(2001:85) antara lain:
1.
Importance of the Individual (Pentingnya Individu)
Davis dalam Abdurrahman
Menurut Davis, tindakan suatu perusahaan harus memperhatikan perasaan pegawai ,
mengakui dan memperlihatkan kepentingannya.
2.
Mutual Acceptance (Saling Menerima)
Pimpinan yang dipimpin dan organisasi adalah satu badan yang harus bersatu, Mereka
satu sama lain harus menerima sebagai individu dan kelompok. Harus saling
menghormati dan menghargai tugas dan kewajiban masing-masing.
3.
Common Interest (Kepentingan Bersama)
Pimpinan, pegawai, dan organisasi satu sama lain terikat oleh kepentigan bersama .
Karena mereka bersatu, mereka mampu untuk mencapai sukses dalam pekerjaannya,
dan terjaminnya kebutuhan tiap individu tergantung pada sukses itu.
4.
Open Communication (Komunikasi Terbuka)
Berterus-terang mengenai ide, perasaan , mengenai segala sesuatu yang mneyangkut
kepentingan bersama. Komunikasi yang sifatnya terbuka akan menimbulkan pengertian
yang baik dan menghasilkan keputusan-keputusan yang tepat.
5.
Participation Officials (Partisipasi Pegawai)
Hasil-hasil yang efisien yang disebabkan karena adanya keseimbangan dalam
pandangan-pandangan dan kerena segala masalah dihadapi dan dipecahkan bersamasama.
6.
Local Identity (identitas setempat)
Dengan memberikan pujian yang tepat pada seseorang, orang itu merupakan bagian dari
badan dimana ia ditugaskan
7.
Local Decision (Keputusan setempat)
Memberi wewenang pada orang- orang untuk memecahkan sendiri masalah-masalah
yang timbul di tengah-tengah mereka.
8.
High Moral Standarts (standar moral yang tinggi)
Kebenaran dan keadilan mengenai suatu tindakan dapat disebut benar dan adil bila
didasarkan pada moral khas dan hak-hak asasi manusia.
Jadi, ringkasnya dalam penelitian ini peneliti ingin melihat persepsi karyawan
Bosowa Corporation terhadap majalah Bosowa Excellence dalam menanamkan solidaritas
antarkarywan Bosowa Corporation di Makassar. Di sini majalah internal dalam hal ini
Majalah Bosowa Excellence merupakan salah satu media komunikasi internal yang paling
efektif dalam membangun solidaritas positif yakni solidaritas dalam mencapai tujuan
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan media komunikasi yang bersifat formal
seperti majalah Bosowa Excellence yang mampu menjangkau seluruh lapisan karyawan dari
berbagai level dengan jumlah yang besar. Sebab, komunikasi yang bersifat non-formal lebih
berpotensi menumbuhkan pengalaman emosional yang dalam dan dapat mempengaruhi
sikap professional dalam menilai kinerja karyawan yang lain. Namun sesuai dengan teori
Uses and Gratification, karyawan yang dalam hal ini berperan sebagai publik internal
menganggap media hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan mereka bisa
jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan
media dan memilih cara lain. Ketika mereka merasa membutuhkan informasi dalam majalah
Bosowa Excellence maka karyawan akan mengkonsumsi dan menyerap informasi yang
berisi nilai-nilai yang berusaha perusahaan tanamkan kepada seluruh karyawan. Dengan
demikian, maka prinsip-prinsip human relations akan terpenuhi sehingga menghasilkan
solidaritas positiif antar karyawan dalam perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, kerangka konseptual dalam meneliti peranan Majalah Bosowa
Excellence dalam membangun solidaritas karyawan Bosowa Corporation di Makassar
digambarkan melali bagan berikut:
Majalah Bosowa Excellence
Kebutuhan Karyawan
(Uses &Gratification)
1.
2.
3.
4.
Informasi mengenai
nilai yg ingin ditanamkan
Tanggung Jawab
Kebersamaan
Penghargaan
Kepedulian
8 Prinsip Human Relations
Solidaritas
Bagan 1.1. Kerangka Konseptual
E. Definisi Operasional
1. Bosowa Corporation : Merupakan perusahaan pionir di kawasan timur Indonesia yang
berskala nasional dengan Business Unit yang terdiri atas cement group, automotive group,
mining group, property group, infrastructure group, financial service group, energy
group, media group dan istitusi lain yakni Bosowa Management Development Intitute
(BMDI) dan Bosowa Foundation yang tersebar beberapa wilayah Indonesia. Didirikan oleh
H.M Aksa Mahmud dan kini dipimpin oleh Erwin Aksa sebagai direktur utama.
2. Bosowa Excellece : Merupakan majalah Internal Bosowa Corporation yang terbit sekali
dalam satu triwulan
3. Majalah : Salah satu bentuk media cetak yang terbit berkala dan dapat dinikmati lebih lama
dan dicetak dengan ukuran lebih kecil dari pada Koran dan tabloid serta dijilid seperti
buku.
4. Solidaritas : adanya ikatan yang didasari rasa saling pengertian dan tenggang rasa antara
pemimpin dengan karyawan dan antarkaryawan dengan karyawan dalam mencapai tujuan
perusahaan.
5. Karyawan : karyawan dari level manager ke bawah yang membaca majalah Bosowa
Excellence dan berkantor di kantor pusat dari masing-masing grup Bosowa Corporation
serta memiliki minimal 6 bulan masa kerja.
6. Media : sarana menyampaikan pesan baik lisan maupun tulisan dengan tujuan tertentu.
7. Media Internal : Media tertulis dalam hal ini majalah yang dibuat oleh perusahaan sebagai
media informasi karyawan.
8. Human Relations : sebagai komunikasi persuasive antara orang-orang yang berada dalam
struktur formal untuk mencapai tujuan.
9. Uses & Gratification: Suatu teori komunikasi dimana khalayak dilihat sebagai individu
aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan
mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan
mereka dan bagaimana memenuhinya.
F. Metode penelitian
1. Waktu dan Lokasi penelitian
Penelitian ini akan berlangsung selama tiga bulan dari bulan Maret hingga Mei 2012.
Berlokasi di Cabang-cabang Bosowa Corporation di Kota Makassar.
2. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode survey yaitu survey deskriptif.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
1. Populasi target
Pupolasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan Bosowa Corporation di
Makassar yang berjumlah 1340 karyawan.
2. Populasi penelitian
Karena sejumlah faktor saat terjun kelapangan pupolasi menyusut menjadi hanya 280
populasi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar karyawan yang bekerja di bagian
operasional, berkantor di luar kota Makassar.
b. Sampel
Dari populasi penelitian tersebut ditarik sampel sebanyak 155 sampel dengan mengacu
pada tabel Stephen Isaac & Willian B. Michael dengan toleransi kesalahan 5% sesuai
dengan standar penelitian ilmu sosial.
Tabel 1. 1 Tabel Stephen Isaac & Willian B. Michael
Untuk penarikan sampel di masing masing group perusahaan peneliti menggunakan
metode sampel berstrata proporsional. Dengan diperoleh sampel pada masing-masing
perusahaan sebagai berikut:
Tools
Automotive Group
Karyawan
106
Kota
MKS
Sampel
59
Natural Resources
54
MKS
29
60
25
35
MKS
MKS
MKS
Total
sampel
33
15
19
Property Group
FinSer Group
Bosowa Foundation
Total
280
155
Tabel 1.2 Populasi dan Sampel
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi langsung dan pengumpulan kuesioner yang telah
dijawab oleh responden. Instrumen penelitian akan dibagikan kepada responden dan diisi
sesuai data yang sebenarnya.
c. Data sekunder
Dalam penelitian ini peneliti meggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai
referensi diantaranya buku, majalah, jurnal, skripsi,observasi,wawancara informal dan
lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
d. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara periset berada di luar dari objek penelitian dan
menjaga prinsip objektif dan analisis datanya menggunakan uji statistik.
Data yang diperoleh dari kuesioner yang telah terkumpul akan dianalisis secara statistik
dengan menggunakan tabel distribusi dan tabel silang yang kemudian dijabarkan secara
deskriptif. Penelitian ini memanfaatkan software SPSS 20 dalam pengolahan data.
Download