Sad - Pascasarjana UNDIKSHA

advertisement
ISSN 0215-8250
PEMBERIAN REMITAN OLEH MIGRAN UNTUK YADNYA DI DESA
ADAT ASAL DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN GEOGRAFI
SUATU STUDI KASUS REMITAN MIGRAN DESA ADAT BERATAN
DI DAERAH PROPINSI BALI
oleh
Gde Kawi
Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Pendidikan IPS, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian ini, dengan mengambil kasus migran desa adat Beratan,
bertujuan mengetahui dan memperoleh penjelasan tentang kondisi migran sebagai
pemberi remitan untuk yadnya, peruntukan remitannya di desa adat asal. serta
implikasinya dalam pengajaran geografi. Pendapatan migran di daerah tujuan, rataratanya dalam sebulan adalah Rp Rp1.291.950, peruntukan remitannya pada
parhyangan, pawongan, dan palemahan, masing-masing adalah 2,170%, 1,194%,
dan 0,28%. Kondisi sebagai migran desa adat berpengaruh signifikan (a) pada
pemberian remitan oleh migran untuk yadnya di desa adat asal, (b) pada manfaat
parhyangan, (c) pada manfaat pawongan, dan (d) pada manfaat palemahan.
Migran desa-adat, berkat migrasinya, kondisinya sebagai pemberi remitan untuk
yadnya di desa adat asal.menjadi lebih baik Remitan yang tak terpisahkan dari
migran ber-yadnya dalam wadah desa adat adalah penting untuk mewujudkan
kesejahteraan lahir dan batin. Informasi ini, perlu disampaikan kepada warga
masyarakat adat, sebagai pedoman dalam hidup ber-trihitakarana Sehubungan
dengan informasi tersebut, implikasi hasil penelitian ini perlu dilihat dalam
rangkaian penggalian materi pengajaran yang relevan dengan kebutuhan lokal.
Wacana pengajaran geografi dengan penyebarluasan pemahaman tentang materi
pelajaran yang karakteristik Bali -- migran ber-yadnya dalam sistem lingkungan
trihitakarana, adalah sesuai dengan kebutuhan lokal
Kata-kata kunci: remitan, yadnya, desa adat, dan pengajaran
ABSTRACT
This research, with the case study of the Bratan adat village migrants, aims
at knowing and getting explanation about migrant’s condition as the remittance
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
giver for yadnya, allocation of remittance for yadnya in the customary village of
origin and its implication in geography teachingThe everage of migrant’s monthly
income in destination region is Rp 1,.291,950, the remittance allocation for
parhyangan, pawongan, and palemahan consecutively are 2.170 %, 1.184 %, and
0.280 % of income.Factors of the adat-village migrant significantly affect a) the
gift of remittance for yadnya by migrant in the adat-village of origin, (b) the
parhyangan usefulness, c) the pawongan usefulness, and(d).the palemahan
usefulness. By migration, the condition of adat - village migrant as a remittance
giver for yadnya in the adat-village of origin becomes better.Remittance that
cannot be separatd from migrant, doing yadnya in the adat-village of origin is
important for making material and spiritual well being. This information needed to
be informed to the adat-village society. It must be anderstood as a base for living in
the trihitakarana environment system in the adat-village of origin. Concerning
with this information, the implication of this finding is needed to be seen in
searching framework of the teaching materials which are relevant to the local need.
The geography teaching issues , by spreading the understanding of the teaching
materials which have Balinese characteristics -- migrant doing yadnya in the
trihitakarana environment system -- is compatible to the local need.
Key words: remittance, sacrifice, adat-village and teaching
1. Pendahuluan
Kawi (1994) menunjukkan bahwa materi dalam kurikulum pendidikan
geografi yang adaptif di STKIP (sekarang IKIP ) Singaraja dapat menghasilkan
lulusan (a) guru geografi yang profesional dan (b) guru memiliki tambahan
pengetahuan sebagai bekal bekerja dalam bidang kegeografian non guru. Di
samping itu, dewasa ini, bagi daerah Bali, otonomi daerah dan pendidikan yang
berbasis kompetensi menuntut pentingnya materi pengajaran sesuai dengan
kebutuhan lokal.Fenomena yang karakteristik Bali dapat diungkap memelalui
metode penelitian geografi. Materi tersebut tercakup dalam geografi penduduk.
Fenomena tentang migrasi yang dilakukan oleh migran desa adat dapat dilihat
menurut geografi penduduk.
Sebagai umat Hindu Bali, migran desa adat tidak terlepas dari
kepentingannya pada daerah tujuan dan daerah asal. Dengan keterbatasan sumber
penghidupan di daerah asal, migran bermigrasi untuk memperoleh pekerjaan dan
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
pendapatan di daerah tujuan, dan kemudian balik ber-yadnya di desa adat
asal,.dalam sistem lingkungan trihitakarana.Yadnya merupakan amal sebagai
kewajiban suci umat Hindu untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin (Parisada
Hindu Dharma, 1985; Wiana, 1995; Sandi, 1980; Soebandi,1985). Dalam
kehidupan sosial religius dengan wadah desa adat, migran melakukan yadnya pada
parhyangan, pawongan, dan palemahan Parhyangan sama dengan kahyangan
(PHDI, 1985). Kahyangan meliputi Kahyangan Tiga desa adat dan Kahyangan
Tiga keluarga dalam wujud
rong tiga
(Kertha, 1990). Parhyangan atau
kahyangan yang menempati zona utama merupakan tempat suci pemujaan kepada
Tuhan atau leluhur. . Sebagai wadah kegiatan yadnya, parhyangan meliputi
penataanmya untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dan
Tuhan. Penataan tersebut terlihat pada upacara perbaikan bangunan suci dan
piodalan (hari suci dewa). Pawongan yang menempati zona madya, adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan orang-orang, meliputi penataan untuk mewujudkan
hubungan yang harmonis antara manusia dan mnusia sebagai ciptaan Tuhan. Hal
ini terlihat pada upacara tiga bulanan, perkawinan, dan kematian. Palemahan yang
menempati zona nista, merupakan tanah tempat tinggal atau alam lingkungan, dan
meliputi penataannya untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia
dan lingkungan sebagai ciptaan Tuhan. Hal ini terlihat pada kegiatan yadnya pada
palemahan. Perbaikan lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan desa adat
beserta upacaranya merupakan aspek palemahan yang penting.
Pemberian remitan oleh migran adalah penting untuk menopang kegiatan
yadnya dalam berbagai kegiatan ritual di desa adat asal. Migrasi dan remitan tidak
dapat dipisahkan (Sunarto, 1991). Remitan adalah uang atau benda yang dikirim
atau dibawa sendiri dari daerah asal ke daerah tujuan atau sebaliknya (Hugo,
1983). Pendapatan yang diperoleh di daerah tujuan, bukan saja untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari di daerah tujuan, tetapi juga penting artinya dalam menopang
kegiatan ritual yang dilakukannya di desa adat asal.pada aspek-aspek trihitakarana
yaitu parhyangan, pawongan, dan palemahan
Realitas yang penting bagi masyarakat adat berkenaan dengan fenomena
migrasi migran desa adat akan ditelusuri dengan mencari penjelasan tentang a)
kondisi migran desa adat sebagai pemberi remitan berkenaan dengan migrasi yang
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
dilakukannya dan b) pemberian remitannya menurut kondisinya sebagai migran
desa adat pemberi remitan di desa adat asal. Penelusuran realitas fenomena
geografi tersebut di atas dilakukan melalui penelitian geografi. Fokus penelitian ini
adalah penggalian materi geografi yang karakteristik Bali untuk diwacanakan
dalam pengajaran geografi
Dalam rangka penggalian materi geografi tersebut di atas, penelitian ini
bertujuan a) mencari penjelasan tentang kondisi migran desa adat sebagai pemberi
remitan untuk yadnya di desa adat asal berkenaan dengan migrasi yang
dilakukannya, dan b) mencari penjelasan tentang pemberian dan peruntukan
remitan bagi kegiatan yadnya di desa adat asal, dan c) mewacanakan hasil
penelitian dalam pengajaran geografi
Manfaat hasil penelitian ini adalah a) dapat diperoleh materi pengajaran
geografi berupa informasi tentang kondisi migran desa adat sebagai pemberi
remitan untuk yadnya di desa adat asal, b) dapat diperoleh materi pengajaran
geografi berupa informasi tentang pemberian dan peruntukan remitan bagi kegiatan
yadnya di desa adat asal dan c) dapat diperoleh wacana pengajaran sesuai dengan
kebutuhan lokal.
Kawi (2003) menunjukkan hubungan variabel tentang pemberian dan
peruntukan remitan oleh migran dea adat di desa adat asal adalah sebagai berikut.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
Individu kebalian
l. senioritas
2. keaslian
3. keturunan
4. generasi
Pengikat daerah asal
dan tujuan
l. jarak
2. frek mobilitas
3. jumlah anggota keluarga
Pemberian remitan oleh migran untuk
yadnya
Nilai remitan peruntukan yadnya
(manfaat parhyangan, manfaat pawongan,
dan manfaat
palemahan)
Perolehan pekerjaan
dan pendapatan
di daerah tujuan, serta remitan
l. pendidikan
2. jenis pekerjaan
3. jabatan
4. lama bekerja
5. pendapatan
6. besar remitan ke
desa adat asal
7. total remitan
peruntukan
yadnya
Gambar 1. Model hubungan variabel-variabel penelitian
Informasi hasil penelitian yang akan diperoleh merupakan penggalian
materi geografi, kemudian diwacanalan dalam pengajaran geografi. Untuk
memenuhi kebutuhan lokal, penyebarluasan informasi kepada masyarakat adat
dapat dicantolkan dalam kuliah kerja nyata.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
2.Metode Penelitian
Penelitian ini memadukan metoda penelitian kualitatif dan kuantitaif,
bersifat eksploratif. dan dekat pada penelitian deskriptif.Hasil penelitian kemudian
diwacanakan dalam pengajaran geografi.Daerah penelitian dipilih secara purposif..
Jumlah responden dilihat dengan memperhatikan kebutuhan analisis.dan dihitung
menurut nomogram Harry King. Dari populasi sebanyak 135 dapat diperoleh 90
responden sampel. Pengambilannya secara acak. Di samping responden sampel,
penelitian ini juga memanfaatkan informan, tokoh adat, agama dan masyarakat..
Data dikumpulkan dengan memperhatikan validitas logik dan teoritik Melalui
informasi silang yang diperoleh dengan wawancara, peneliti dapat memperoleh..
data yang reliabel.Observasi diperlukan untuk pengecekan data dari sumber lain
dan elaborasi data dari berbagai sumber. yang menyangkut daerah penelitian.
Wawancara mendalam diperlukan untuk pengecekan dan penjelasan data
kuantitatif
Pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk memberikan gambaran
tentang fenomena yang bersifat makro dan data primer yang dikumpulkan dengan
tahapan
l) pencacahan migran desa adat untuk mengetahui besar dan sifat
populasi, 2) survey yang dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kehidupan
sosial ekonomi migran di daerah tujuan serta pemberian remitan migran untuk
yadnya pada parhyangan, pawongan, dan palemahan di desa adat asal. dan 3)
pengamatan dan wawancara yang dilandasi oleh teori dan pengalaman penulis.
sebagai umat Hindu
Peneliti dalam mencari penjelasan tentang faktor-faktor migran desa adat
sebagai faktor pengaruh pada pemberian remitannya juga menggunakan regresi
logistik. Alasannya adalah variabel tergantungnya dilihat secara kategorik,
variabel bebas yang sifatnya saling mengontrol dapat diketahui pengaruhnya.
Regresi logistik ini digunakan dengan memperhatikan log likelihood, kebenaran
tabel kai-kwadrat, dan nilai konstatanya, dan kemudian dengan memperhatikan
nilai kai-kwadrat, signifikansi, dan koefisien regresi. Persamaan regresinya dapat
dilihat dalam Anderson (1980), atau Sumodiningrat (1994).sebagai berikut.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
Pi
log
= A + Xi + Bi + Ei
l - Pi
Pi
: kemungkinan pemberian remitan kategori tinggi
1- Pi :
kemungkinan pemberian remitan kategori tidak tinggi
Xi : adalah variabel-variabel bebas, yaitu individu kebalian, pengikat daerah
asal
dan tujuan, dan perolehan pekerjaan dan pendapatan di daerah
tujuan
Bi
: koefisien regresi
Ei : error yang diasumsikan sama dengan 0
Dalam wacana pengaaran geografi, materi pengajaran dilihat
dalam
rangkaian penggalian materi pengajaran.sesuai dengan kebutuhan lokal Proses
belajar mengajar berlangsung dengan ceramah, diskusi dan tugas. Penyebarluasan
informasi kepada masyarakat adat dapat dilakukan melalui pengabdian kepada
masyarakat
3.Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dengan pendapatan Rp1.291.950/ bulan, pemberian remitan untuk yadnya
adalah 4,582% dan non yadnya 1,553%. Alokasinya pada parhyangan, pawongan,
dan palemahan, masing-masing adalah 2,170%, 1,194%, dan 0,28%
Kontribusi
kelompok variabel pengikat daerah asal dan tujuan dengan
analisis regresi model logistik, dalam menjelaskan
pemberian remitan untuk
yadnya di desa adat asal, yang diperoleh dengan menambahkan kelompok variabel
pengikat daerah asal dan tujuan pada kelompok variabel individu kebalian sebagai
vaeiabel awal, meningkat sebesar 115,56%.
Kontribusi tersebut, dalam
menjelaskan (a) pemberian remitan oleh migran untuk yadnya di desa adat asal,
yang diperoleh dengan memasukkan kelompok variabel perolehan pekerjaan dan
pendapatan di daerah tujuan meningkat lagi menjadi 1,22 kali. Penjelasan
kuantitatif ini menunjukkan bahwa berkat migrasinya, migran desa adat sebagai
pemberi remitan untuk yadnya menjadi lebih baik Faktor-faktor migran desa adat
sebagai penjelas dalam pemberian remitan untuk yadnya di desa adat asal meliputi
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
generasi menurut tempat lahir, lamanya sebagai anggota krama, jarak, frekuensi
mobilitas, jumlah anggota keluarga dan pendapatan.
Kegiatan ber-parhyangan dipandang sebagai kegiatan yang penting dalam
kehidupan ber-trihitakarana. Sebagai migran desa adat, dalam kegiatan pada
parhyangan, pendidikan, jenis pekerjaan, jabatan, dan lama bekerja merupakan hal
yang tidak penting bagi manfaat parhyangan Migran yang lokasinya berjauhan dari
desa adat asal, secara selektif, mengikuti kegiatan yadnya pada parhyangan.
Migran yang lokasinya dekat dari desa adat asal tidak selektif dalam mengikuti kegiatan yadnya pada parhyangan. Kemudahan dalam jangkauan jarak diikuti
dengan seringnya migran balik ber-yadnya di desa adat asal. Dengan mengingat
pentingnya kegiatan yadnya pada parhyangan, migran yang kurang mampu
mengusahakan dana sejauh yang dapat diusahakan. Bagi migran desa adat yang
mampu, pengeluaran dana sesuai dengan kepentingan yadnya bersangkutan bukan
merupakan masalah.. Remitan total peruntukan yadnya merupakan hal penting
bagi manfaat parhyangan. Hasil analisis kuantitatif menopang penjelasan kualitatif
yang menyatakan bahwa faktor-faktor migran desa adat yang menjelaskan manfaat
parhyangan adalah jarak, frekuensi mobilitas, pendapatan, dan total remitan
peruntukan yadnya Di samping kedekatan hubungan keluarga, faktor-faktor
migran desa adat yang menjelaskan manfaat pawongan di desa adat asal adalah
remitan total peruntukan yadnya, dan jarak..Hasil analisis kualitatif menunjukkan
bahwa remitan total peruntukan yadnya merupakan hal penting dalam menjelaskan
manfaat palemahan. Pemberian remitan untuk yadnya pada palemahan bersifat
insidental dan menurut urgensinya.Hal ini ditopang oleh penjelasan kuantitatif
yang menyatakan bahwa faktor-faktor keaslian, keturunan, generasi menurut tempat lahir, lamanya sebagai anggota krama lembaga adat, jarak, frekuensi mobilitas,
jumlah anggota keluarga, pendidikan, jenis pekerjaan, jabatan, lama bekerja, dan
pendapatan tidak berpengaruh terhadap manfaat palemahan. Namun demikian,.
pada manfaat palemahan, perolehan pekerjaan dan pendapatan sebagai sumber
remitan peruntukan yadnya merupakan hal yang penting pada palemahan.
Hasil penelitian tersebut di atas memberi gambaran bahwa remitan tidak
lepas dari migran dalam kondisinya sebagai migran desa adat yang meliputi faktorfaktor individu kebalian, pengikat daerah asal dan tujuan dan perolehan pekerjaan
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
dan pendapatan di daerah tujuan adalah penting untuk kegiatan yadnya pada
parhyangan, pawongan, dan palemahan dalam sistem lingkungan trihitakarana.
Hal ini perlu dipahami oleh masyarakat adat. baik oleh pengurus maupun anggota
krama (masyarakat adat). Dalam wacana pengajaran geografi, penyebarluasan
informasi (hasil penelitian) ini dapat dilakukan.melalui pengajaran geografi di
lembaga pendidikan geografi.dan kemudian dalam bentuk pengabdian kepada
masyarakat. Di lembaga pendidikan geografi, kegiatan belajar -mengajar dapat
dilakukan melalui ceramah, diskusi dan tugas. Ceramah yang memberikan
gambaran umum tentang kegiatan yadnya dalam sistem lingkungan trihitakarlana,
kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas yang berkaitan dengan topik-topik
seperti: (a) remitan untuk yadnya, (b) kegiatan yadnya dalam wadah desa adat, (c)
desa adat dengan parhyangan, pawongan dan palemahannya, (d) trihitakarana
sebagai
landasan
kegiatan
desa
adat,
dan
(e)
sistem
lingkungan
trihitakarana.Tugas-tugas selanjutnya dibahas melalui kegiatan diskusi dan
kemudian dibuat laporannya.Hal ini mengungkapkan
hasil penelitian yang
diwacanakan dalam pengajaran
Melalui
pengabdian pada masyarakat,. pemahaman tentang kegiatan
yadnya dalam sistem lingkungan trihitakarana dapat diteruskan kepada
masyarakat. baik melalui ceramah maupun dharma wacana. pada berbagai
pertemuan anggota krama adat. Pemahaman melalui persepsi tentang kegiatan
yadnya dalam sistem lingkungan trihitakarana, yang kemudian diinternalisasikan
dalam berbagai kegiatan ritual pada parhyangan, pawongan, dan palemahan, akan
dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya lingkungan sebagai tempat
kehidupan ber-trihitakarana dalam wadah desa adat. untuk memperoleh
kesejahteraan lahir dan batin. Hal ini berarti bahwa pengajaran geografi
menumbuhkan kesadaran lingkungan.
Manan, (1988); Nursid, (1990); Kawi,
(1990);Siallaban dkk, (1994) menyatakan bahwa pengajaran geografi memiliki
nilai pendidikan.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
4.Penutup
Pemberian remitan oleh migran desa adat untuk yadnya pada parhyangan,
pawongan, dan palemahan dalam sistem lingkungan trihitakarana di desa adat
asal adalah penting Hal ini perlu dipahami oleh masyarakat adat.sebagai pedoman
hidup ber-trihitakarana dalam wadah desa adat.yang tidak lepas dari kebutuhan
dana untuk yadnya.Hasil penelitian yang diwacanakan dalam pengajaran geografi
mengindikasikan adanya penggalian materi pengajaran geografi menurut
kebutuhan lokal.Hal ini merupakan jawaban atas perintah kurikulum pendidikan
geografi yang bersifat adaptif.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, S., Auquier A., W. W. Hauck, Oakes D., W. Vandaele, dan H.
Weisberg. 1980. Statistical Methods for Comparative Studies. New York:
John Willy And Sons.
Gunawan S. 1995. Ekometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlanga.
Hugo, G. I. 1983. “Population Mobility and Wealth Transfer in Indonesia and
Other Third World Societies”,Papers of The East West Population Institute
No. 87. III.
Kawi, 1990. Hubungan Antara Pengetahuan Geografi Dengan Sikap Tanggap
Terhadap Lingkungan Pada Mahasiswa Program Studi Geografi FKIP
UNUD Dempasar: Universitas Udayana.
Kawi, 1994. Materi Dalam Kurikulum Pendidikan Geografi Yang Adaptif Di
STKIP Singaraja. Aneka Widya No. 4.Th. XVII.Oktober 1994.STKIP
Singaraja
Kawi, 2003. Migrasi Penduduk Dan Kelestarian Desa Adat. Suatu Srudi Kasus
Remitan Migran Desa Adat Beratan Di Daerah Propinsi Bali Disertasi
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Kertha, Ida Sri Mpu P. M. D. 1990. Puja Mantra Tri Sandya: Ageman Pemangku
Pinandita. Singaraja: Panitia Pendidikan Peningkatan Kualitas Umat Hindu
Kelurahan Warga Pande Beratan.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
ISSN 0215-8250
Manan Abdu Rahman. 1988.Geografi Perilaku. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi
Nursid,S.1990.Makna Pengetahuan Geografi Bagi Pembinaan Anak didik Di
Tingkat Sekolah, Makalah. Disampaikan pada Seminar / Lokakarya
Pengembangan Kurukulum Geografi Sekolah di Hotel Rawa Pening,
Ambarawa, pada tanggal 25-26 September 1990)
Parisada Hindu Dharma Pusat (PHDI) 1985. Himpunan Keputusan Seminar
Kesatuan Tafsir Aspek-aspek Agama Hindu I-XV. Denpasar: Proyek
Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehidupan Beragama Tersebar di
sembilan Kabupaten/Kota Tahun 2000.
Sandhi, G. 1980. Dharma (Hindu Way of Life). Singaraja: Dinas Agama Hindu dan
Budha Kabupaten Buleleng.
Siallagan, A dan Sirait,M. 1994 Eksistemsi Jurusan’Program Studi Pendidikan
Geografi Di Lungkungan FPIPS IKIP/JPIPS FKIP Se Indonesia.
Makalah.Disampaikan dalam Forum Kimunikasi V FPIPS IKIP/JPIPS
FKIP Se Indonesia, tanggal 4 - 6 Mei 1994 Di IKIP Sirabaya.
Soebandi, I K. 1985. Berbakti kepada Kawitan (Leluhur) adalah Paramo
Dharmah. Denpasar: Yayasan Adhi Sapta Karthi.
Sunarto, H. 1991. Pengaruh Remitan Migran Sekuler terhadap Kesejahteraan
Keluarga Migran dan Desa Asal. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
_______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003
Download