ISSN 0215-8250 PEMBERIAN REMITAN OLEH MIGRAN UNTUK YADNYA DI DESA ADAT ASAL DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN GEOGRAFI SUATU STUDI KASUS REMITAN MIGRAN DESA ADAT BERATAN DI DAERAH PROPINSI BALI oleh Gde Kawi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan IPS, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Penelitian ini, dengan mengambil kasus migran desa adat Beratan, bertujuan mengetahui dan memperoleh penjelasan tentang kondisi migran sebagai pemberi remitan untuk yadnya, peruntukan remitannya di desa adat asal. serta implikasinya dalam pengajaran geografi. Pendapatan migran di daerah tujuan, rataratanya dalam sebulan adalah Rp Rp1.291.950, peruntukan remitannya pada parhyangan, pawongan, dan palemahan, masing-masing adalah 2,170%, 1,194%, dan 0,28%. Kondisi sebagai migran desa adat berpengaruh signifikan (a) pada pemberian remitan oleh migran untuk yadnya di desa adat asal, (b) pada manfaat parhyangan, (c) pada manfaat pawongan, dan (d) pada manfaat palemahan. Migran desa-adat, berkat migrasinya, kondisinya sebagai pemberi remitan untuk yadnya di desa adat asal.menjadi lebih baik Remitan yang tak terpisahkan dari migran ber-yadnya dalam wadah desa adat adalah penting untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Informasi ini, perlu disampaikan kepada warga masyarakat adat, sebagai pedoman dalam hidup ber-trihitakarana Sehubungan dengan informasi tersebut, implikasi hasil penelitian ini perlu dilihat dalam rangkaian penggalian materi pengajaran yang relevan dengan kebutuhan lokal. Wacana pengajaran geografi dengan penyebarluasan pemahaman tentang materi pelajaran yang karakteristik Bali -- migran ber-yadnya dalam sistem lingkungan trihitakarana, adalah sesuai dengan kebutuhan lokal Kata-kata kunci: remitan, yadnya, desa adat, dan pengajaran ABSTRACT This research, with the case study of the Bratan adat village migrants, aims at knowing and getting explanation about migrant’s condition as the remittance _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 giver for yadnya, allocation of remittance for yadnya in the customary village of origin and its implication in geography teachingThe everage of migrant’s monthly income in destination region is Rp 1,.291,950, the remittance allocation for parhyangan, pawongan, and palemahan consecutively are 2.170 %, 1.184 %, and 0.280 % of income.Factors of the adat-village migrant significantly affect a) the gift of remittance for yadnya by migrant in the adat-village of origin, (b) the parhyangan usefulness, c) the pawongan usefulness, and(d).the palemahan usefulness. By migration, the condition of adat - village migrant as a remittance giver for yadnya in the adat-village of origin becomes better.Remittance that cannot be separatd from migrant, doing yadnya in the adat-village of origin is important for making material and spiritual well being. This information needed to be informed to the adat-village society. It must be anderstood as a base for living in the trihitakarana environment system in the adat-village of origin. Concerning with this information, the implication of this finding is needed to be seen in searching framework of the teaching materials which are relevant to the local need. The geography teaching issues , by spreading the understanding of the teaching materials which have Balinese characteristics -- migrant doing yadnya in the trihitakarana environment system -- is compatible to the local need. Key words: remittance, sacrifice, adat-village and teaching 1. Pendahuluan Kawi (1994) menunjukkan bahwa materi dalam kurikulum pendidikan geografi yang adaptif di STKIP (sekarang IKIP ) Singaraja dapat menghasilkan lulusan (a) guru geografi yang profesional dan (b) guru memiliki tambahan pengetahuan sebagai bekal bekerja dalam bidang kegeografian non guru. Di samping itu, dewasa ini, bagi daerah Bali, otonomi daerah dan pendidikan yang berbasis kompetensi menuntut pentingnya materi pengajaran sesuai dengan kebutuhan lokal.Fenomena yang karakteristik Bali dapat diungkap memelalui metode penelitian geografi. Materi tersebut tercakup dalam geografi penduduk. Fenomena tentang migrasi yang dilakukan oleh migran desa adat dapat dilihat menurut geografi penduduk. Sebagai umat Hindu Bali, migran desa adat tidak terlepas dari kepentingannya pada daerah tujuan dan daerah asal. Dengan keterbatasan sumber penghidupan di daerah asal, migran bermigrasi untuk memperoleh pekerjaan dan _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 pendapatan di daerah tujuan, dan kemudian balik ber-yadnya di desa adat asal,.dalam sistem lingkungan trihitakarana.Yadnya merupakan amal sebagai kewajiban suci umat Hindu untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin (Parisada Hindu Dharma, 1985; Wiana, 1995; Sandi, 1980; Soebandi,1985). Dalam kehidupan sosial religius dengan wadah desa adat, migran melakukan yadnya pada parhyangan, pawongan, dan palemahan Parhyangan sama dengan kahyangan (PHDI, 1985). Kahyangan meliputi Kahyangan Tiga desa adat dan Kahyangan Tiga keluarga dalam wujud rong tiga (Kertha, 1990). Parhyangan atau kahyangan yang menempati zona utama merupakan tempat suci pemujaan kepada Tuhan atau leluhur. . Sebagai wadah kegiatan yadnya, parhyangan meliputi penataanmya untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dan Tuhan. Penataan tersebut terlihat pada upacara perbaikan bangunan suci dan piodalan (hari suci dewa). Pawongan yang menempati zona madya, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan orang-orang, meliputi penataan untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dan mnusia sebagai ciptaan Tuhan. Hal ini terlihat pada upacara tiga bulanan, perkawinan, dan kematian. Palemahan yang menempati zona nista, merupakan tanah tempat tinggal atau alam lingkungan, dan meliputi penataannya untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungan sebagai ciptaan Tuhan. Hal ini terlihat pada kegiatan yadnya pada palemahan. Perbaikan lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan desa adat beserta upacaranya merupakan aspek palemahan yang penting. Pemberian remitan oleh migran adalah penting untuk menopang kegiatan yadnya dalam berbagai kegiatan ritual di desa adat asal. Migrasi dan remitan tidak dapat dipisahkan (Sunarto, 1991). Remitan adalah uang atau benda yang dikirim atau dibawa sendiri dari daerah asal ke daerah tujuan atau sebaliknya (Hugo, 1983). Pendapatan yang diperoleh di daerah tujuan, bukan saja untuk memenuhi kebutuhan sehari hari di daerah tujuan, tetapi juga penting artinya dalam menopang kegiatan ritual yang dilakukannya di desa adat asal.pada aspek-aspek trihitakarana yaitu parhyangan, pawongan, dan palemahan Realitas yang penting bagi masyarakat adat berkenaan dengan fenomena migrasi migran desa adat akan ditelusuri dengan mencari penjelasan tentang a) kondisi migran desa adat sebagai pemberi remitan berkenaan dengan migrasi yang _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 dilakukannya dan b) pemberian remitannya menurut kondisinya sebagai migran desa adat pemberi remitan di desa adat asal. Penelusuran realitas fenomena geografi tersebut di atas dilakukan melalui penelitian geografi. Fokus penelitian ini adalah penggalian materi geografi yang karakteristik Bali untuk diwacanakan dalam pengajaran geografi Dalam rangka penggalian materi geografi tersebut di atas, penelitian ini bertujuan a) mencari penjelasan tentang kondisi migran desa adat sebagai pemberi remitan untuk yadnya di desa adat asal berkenaan dengan migrasi yang dilakukannya, dan b) mencari penjelasan tentang pemberian dan peruntukan remitan bagi kegiatan yadnya di desa adat asal, dan c) mewacanakan hasil penelitian dalam pengajaran geografi Manfaat hasil penelitian ini adalah a) dapat diperoleh materi pengajaran geografi berupa informasi tentang kondisi migran desa adat sebagai pemberi remitan untuk yadnya di desa adat asal, b) dapat diperoleh materi pengajaran geografi berupa informasi tentang pemberian dan peruntukan remitan bagi kegiatan yadnya di desa adat asal dan c) dapat diperoleh wacana pengajaran sesuai dengan kebutuhan lokal. Kawi (2003) menunjukkan hubungan variabel tentang pemberian dan peruntukan remitan oleh migran dea adat di desa adat asal adalah sebagai berikut. _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 Individu kebalian l. senioritas 2. keaslian 3. keturunan 4. generasi Pengikat daerah asal dan tujuan l. jarak 2. frek mobilitas 3. jumlah anggota keluarga Pemberian remitan oleh migran untuk yadnya Nilai remitan peruntukan yadnya (manfaat parhyangan, manfaat pawongan, dan manfaat palemahan) Perolehan pekerjaan dan pendapatan di daerah tujuan, serta remitan l. pendidikan 2. jenis pekerjaan 3. jabatan 4. lama bekerja 5. pendapatan 6. besar remitan ke desa adat asal 7. total remitan peruntukan yadnya Gambar 1. Model hubungan variabel-variabel penelitian Informasi hasil penelitian yang akan diperoleh merupakan penggalian materi geografi, kemudian diwacanalan dalam pengajaran geografi. Untuk memenuhi kebutuhan lokal, penyebarluasan informasi kepada masyarakat adat dapat dicantolkan dalam kuliah kerja nyata. _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 2.Metode Penelitian Penelitian ini memadukan metoda penelitian kualitatif dan kuantitaif, bersifat eksploratif. dan dekat pada penelitian deskriptif.Hasil penelitian kemudian diwacanakan dalam pengajaran geografi.Daerah penelitian dipilih secara purposif.. Jumlah responden dilihat dengan memperhatikan kebutuhan analisis.dan dihitung menurut nomogram Harry King. Dari populasi sebanyak 135 dapat diperoleh 90 responden sampel. Pengambilannya secara acak. Di samping responden sampel, penelitian ini juga memanfaatkan informan, tokoh adat, agama dan masyarakat.. Data dikumpulkan dengan memperhatikan validitas logik dan teoritik Melalui informasi silang yang diperoleh dengan wawancara, peneliti dapat memperoleh.. data yang reliabel.Observasi diperlukan untuk pengecekan data dari sumber lain dan elaborasi data dari berbagai sumber. yang menyangkut daerah penelitian. Wawancara mendalam diperlukan untuk pengecekan dan penjelasan data kuantitatif Pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang fenomena yang bersifat makro dan data primer yang dikumpulkan dengan tahapan l) pencacahan migran desa adat untuk mengetahui besar dan sifat populasi, 2) survey yang dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kehidupan sosial ekonomi migran di daerah tujuan serta pemberian remitan migran untuk yadnya pada parhyangan, pawongan, dan palemahan di desa adat asal. dan 3) pengamatan dan wawancara yang dilandasi oleh teori dan pengalaman penulis. sebagai umat Hindu Peneliti dalam mencari penjelasan tentang faktor-faktor migran desa adat sebagai faktor pengaruh pada pemberian remitannya juga menggunakan regresi logistik. Alasannya adalah variabel tergantungnya dilihat secara kategorik, variabel bebas yang sifatnya saling mengontrol dapat diketahui pengaruhnya. Regresi logistik ini digunakan dengan memperhatikan log likelihood, kebenaran tabel kai-kwadrat, dan nilai konstatanya, dan kemudian dengan memperhatikan nilai kai-kwadrat, signifikansi, dan koefisien regresi. Persamaan regresinya dapat dilihat dalam Anderson (1980), atau Sumodiningrat (1994).sebagai berikut. _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 Pi log = A + Xi + Bi + Ei l - Pi Pi : kemungkinan pemberian remitan kategori tinggi 1- Pi : kemungkinan pemberian remitan kategori tidak tinggi Xi : adalah variabel-variabel bebas, yaitu individu kebalian, pengikat daerah asal dan tujuan, dan perolehan pekerjaan dan pendapatan di daerah tujuan Bi : koefisien regresi Ei : error yang diasumsikan sama dengan 0 Dalam wacana pengaaran geografi, materi pengajaran dilihat dalam rangkaian penggalian materi pengajaran.sesuai dengan kebutuhan lokal Proses belajar mengajar berlangsung dengan ceramah, diskusi dan tugas. Penyebarluasan informasi kepada masyarakat adat dapat dilakukan melalui pengabdian kepada masyarakat 3.Hasil Penelitian dan Pembahasan Dengan pendapatan Rp1.291.950/ bulan, pemberian remitan untuk yadnya adalah 4,582% dan non yadnya 1,553%. Alokasinya pada parhyangan, pawongan, dan palemahan, masing-masing adalah 2,170%, 1,194%, dan 0,28% Kontribusi kelompok variabel pengikat daerah asal dan tujuan dengan analisis regresi model logistik, dalam menjelaskan pemberian remitan untuk yadnya di desa adat asal, yang diperoleh dengan menambahkan kelompok variabel pengikat daerah asal dan tujuan pada kelompok variabel individu kebalian sebagai vaeiabel awal, meningkat sebesar 115,56%. Kontribusi tersebut, dalam menjelaskan (a) pemberian remitan oleh migran untuk yadnya di desa adat asal, yang diperoleh dengan memasukkan kelompok variabel perolehan pekerjaan dan pendapatan di daerah tujuan meningkat lagi menjadi 1,22 kali. Penjelasan kuantitatif ini menunjukkan bahwa berkat migrasinya, migran desa adat sebagai pemberi remitan untuk yadnya menjadi lebih baik Faktor-faktor migran desa adat sebagai penjelas dalam pemberian remitan untuk yadnya di desa adat asal meliputi _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 generasi menurut tempat lahir, lamanya sebagai anggota krama, jarak, frekuensi mobilitas, jumlah anggota keluarga dan pendapatan. Kegiatan ber-parhyangan dipandang sebagai kegiatan yang penting dalam kehidupan ber-trihitakarana. Sebagai migran desa adat, dalam kegiatan pada parhyangan, pendidikan, jenis pekerjaan, jabatan, dan lama bekerja merupakan hal yang tidak penting bagi manfaat parhyangan Migran yang lokasinya berjauhan dari desa adat asal, secara selektif, mengikuti kegiatan yadnya pada parhyangan. Migran yang lokasinya dekat dari desa adat asal tidak selektif dalam mengikuti kegiatan yadnya pada parhyangan. Kemudahan dalam jangkauan jarak diikuti dengan seringnya migran balik ber-yadnya di desa adat asal. Dengan mengingat pentingnya kegiatan yadnya pada parhyangan, migran yang kurang mampu mengusahakan dana sejauh yang dapat diusahakan. Bagi migran desa adat yang mampu, pengeluaran dana sesuai dengan kepentingan yadnya bersangkutan bukan merupakan masalah.. Remitan total peruntukan yadnya merupakan hal penting bagi manfaat parhyangan. Hasil analisis kuantitatif menopang penjelasan kualitatif yang menyatakan bahwa faktor-faktor migran desa adat yang menjelaskan manfaat parhyangan adalah jarak, frekuensi mobilitas, pendapatan, dan total remitan peruntukan yadnya Di samping kedekatan hubungan keluarga, faktor-faktor migran desa adat yang menjelaskan manfaat pawongan di desa adat asal adalah remitan total peruntukan yadnya, dan jarak..Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa remitan total peruntukan yadnya merupakan hal penting dalam menjelaskan manfaat palemahan. Pemberian remitan untuk yadnya pada palemahan bersifat insidental dan menurut urgensinya.Hal ini ditopang oleh penjelasan kuantitatif yang menyatakan bahwa faktor-faktor keaslian, keturunan, generasi menurut tempat lahir, lamanya sebagai anggota krama lembaga adat, jarak, frekuensi mobilitas, jumlah anggota keluarga, pendidikan, jenis pekerjaan, jabatan, lama bekerja, dan pendapatan tidak berpengaruh terhadap manfaat palemahan. Namun demikian,. pada manfaat palemahan, perolehan pekerjaan dan pendapatan sebagai sumber remitan peruntukan yadnya merupakan hal yang penting pada palemahan. Hasil penelitian tersebut di atas memberi gambaran bahwa remitan tidak lepas dari migran dalam kondisinya sebagai migran desa adat yang meliputi faktorfaktor individu kebalian, pengikat daerah asal dan tujuan dan perolehan pekerjaan _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 dan pendapatan di daerah tujuan adalah penting untuk kegiatan yadnya pada parhyangan, pawongan, dan palemahan dalam sistem lingkungan trihitakarana. Hal ini perlu dipahami oleh masyarakat adat. baik oleh pengurus maupun anggota krama (masyarakat adat). Dalam wacana pengajaran geografi, penyebarluasan informasi (hasil penelitian) ini dapat dilakukan.melalui pengajaran geografi di lembaga pendidikan geografi.dan kemudian dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Di lembaga pendidikan geografi, kegiatan belajar -mengajar dapat dilakukan melalui ceramah, diskusi dan tugas. Ceramah yang memberikan gambaran umum tentang kegiatan yadnya dalam sistem lingkungan trihitakarlana, kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas yang berkaitan dengan topik-topik seperti: (a) remitan untuk yadnya, (b) kegiatan yadnya dalam wadah desa adat, (c) desa adat dengan parhyangan, pawongan dan palemahannya, (d) trihitakarana sebagai landasan kegiatan desa adat, dan (e) sistem lingkungan trihitakarana.Tugas-tugas selanjutnya dibahas melalui kegiatan diskusi dan kemudian dibuat laporannya.Hal ini mengungkapkan hasil penelitian yang diwacanakan dalam pengajaran Melalui pengabdian pada masyarakat,. pemahaman tentang kegiatan yadnya dalam sistem lingkungan trihitakarana dapat diteruskan kepada masyarakat. baik melalui ceramah maupun dharma wacana. pada berbagai pertemuan anggota krama adat. Pemahaman melalui persepsi tentang kegiatan yadnya dalam sistem lingkungan trihitakarana, yang kemudian diinternalisasikan dalam berbagai kegiatan ritual pada parhyangan, pawongan, dan palemahan, akan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya lingkungan sebagai tempat kehidupan ber-trihitakarana dalam wadah desa adat. untuk memperoleh kesejahteraan lahir dan batin. Hal ini berarti bahwa pengajaran geografi menumbuhkan kesadaran lingkungan. Manan, (1988); Nursid, (1990); Kawi, (1990);Siallaban dkk, (1994) menyatakan bahwa pengajaran geografi memiliki nilai pendidikan. _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 4.Penutup Pemberian remitan oleh migran desa adat untuk yadnya pada parhyangan, pawongan, dan palemahan dalam sistem lingkungan trihitakarana di desa adat asal adalah penting Hal ini perlu dipahami oleh masyarakat adat.sebagai pedoman hidup ber-trihitakarana dalam wadah desa adat.yang tidak lepas dari kebutuhan dana untuk yadnya.Hasil penelitian yang diwacanakan dalam pengajaran geografi mengindikasikan adanya penggalian materi pengajaran geografi menurut kebutuhan lokal.Hal ini merupakan jawaban atas perintah kurikulum pendidikan geografi yang bersifat adaptif. DAFTAR PUSTAKA Anderson, S., Auquier A., W. W. Hauck, Oakes D., W. Vandaele, dan H. Weisberg. 1980. Statistical Methods for Comparative Studies. New York: John Willy And Sons. Gunawan S. 1995. Ekometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlanga. Hugo, G. I. 1983. “Population Mobility and Wealth Transfer in Indonesia and Other Third World Societies”,Papers of The East West Population Institute No. 87. III. Kawi, 1990. Hubungan Antara Pengetahuan Geografi Dengan Sikap Tanggap Terhadap Lingkungan Pada Mahasiswa Program Studi Geografi FKIP UNUD Dempasar: Universitas Udayana. Kawi, 1994. Materi Dalam Kurikulum Pendidikan Geografi Yang Adaptif Di STKIP Singaraja. Aneka Widya No. 4.Th. XVII.Oktober 1994.STKIP Singaraja Kawi, 2003. Migrasi Penduduk Dan Kelestarian Desa Adat. Suatu Srudi Kasus Remitan Migran Desa Adat Beratan Di Daerah Propinsi Bali Disertasi Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Kertha, Ida Sri Mpu P. M. D. 1990. Puja Mantra Tri Sandya: Ageman Pemangku Pinandita. Singaraja: Panitia Pendidikan Peningkatan Kualitas Umat Hindu Kelurahan Warga Pande Beratan. _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003 ISSN 0215-8250 Manan Abdu Rahman. 1988.Geografi Perilaku. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Nursid,S.1990.Makna Pengetahuan Geografi Bagi Pembinaan Anak didik Di Tingkat Sekolah, Makalah. Disampaikan pada Seminar / Lokakarya Pengembangan Kurukulum Geografi Sekolah di Hotel Rawa Pening, Ambarawa, pada tanggal 25-26 September 1990) Parisada Hindu Dharma Pusat (PHDI) 1985. Himpunan Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Aspek-aspek Agama Hindu I-XV. Denpasar: Proyek Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehidupan Beragama Tersebar di sembilan Kabupaten/Kota Tahun 2000. Sandhi, G. 1980. Dharma (Hindu Way of Life). Singaraja: Dinas Agama Hindu dan Budha Kabupaten Buleleng. Siallagan, A dan Sirait,M. 1994 Eksistemsi Jurusan’Program Studi Pendidikan Geografi Di Lungkungan FPIPS IKIP/JPIPS FKIP Se Indonesia. Makalah.Disampaikan dalam Forum Kimunikasi V FPIPS IKIP/JPIPS FKIP Se Indonesia, tanggal 4 - 6 Mei 1994 Di IKIP Sirabaya. Soebandi, I K. 1985. Berbakti kepada Kawitan (Leluhur) adalah Paramo Dharmah. Denpasar: Yayasan Adhi Sapta Karthi. Sunarto, H. 1991. Pengaruh Remitan Migran Sekuler terhadap Kesejahteraan Keluarga Migran dan Desa Asal. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003