Paper Title (use style: paper title)

advertisement
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455
PENDEKATAN GEOMETRI UNTUK MEMBANGUN KONSEP
PENYELESAIAN PERSAMAAN KUADRAT BERDASARKAN
PERSPEKTIF SEJARAH
Achmad Dhany Fachrudin
Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo
([email protected])
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji secara teoritis bagaimana pendekatan
geometri dapat membantu pemahaman siswa dalam memahami konsep
menyelesaikan persamaan kuadrat. Penelitian ini merupakan kajian teoritis
untuk menghasilkan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan
oleh praktisi pendidikan dalam mengajarkan konsep penyelesaikan
persamaan kuadrat. Dari hasil kajian teori yang dilakukan, peneliti
berkesimpulan bahwa untuk memahamkan konsep penyelesaian persamaan
kuadrat dapat dilakukan dengan cara melengkapkan kuadrat sempurna
melalui metode sejarah yang dikenal dengan naïve geometry, yang
diinterpretasikan sebagai manipulasi bentuk persegipanjang menjadi bentuk
persegi. Dimana hal tersebut dapat dilakukan melalui beberapa langkah,
yaitu 1) Melakukan manipulasi geometris untuk menyelesaikan masalah, 2)
Menggunakan metode naïve geometry untuk menyelesaikan masalah, 3)
Mengaitkan masalah geometri dengan aljabar dan 4) menemukan rumus
umum menyelesaikan persamaan kuadrat.
Kata Kunci: pendekatan geometri, penyelesaian persamaan
kuadrat, naïve geometry.
Abstract
The purpose of this research is to study theoretically how geometry method
can help students’ understanding about the concept of solving quadratic
equations. This research was a theoretical study to produce an learning
approach that can be used by the teachers to teach the concept of quadratic
equation. The results of the study, researchers concluded that in order to
understand the concept of quadratic equation can be acquired by
manipulating and reshaping the rectangle into square through historical
method known as naïve geometry. This can be achieved through several
activities, namely 1) manipulating geometric form to solve the problem , 2)
Using the naïve geometry method to solve the problem, 3) Linking
geometric problems with algebra ,4) Finding common formulas solving
quadratic equations.
Keywords: geometric approach, solving quadratic
equation, naïve geometry.
215
Fachrudin, Pendekatan Geometri
Kebanyakan pembelajaran aljabar yang
PENDAHULUAN
Aljabar merupakan cabang matematika
berlangsung selama ini hanya menekankan
tesebut
pada penggunaan algoritma atau rumus
ditunjukkan melalui penerapannya secara
saja, terutama pada topik penyelesaian
langsung pada bidang lain seperti sains,
persamaan kuadrat (Zakaria, Ibrahim, &
teknik, dan tentunya pada cabang lain
Maat, 2010). Oleh karena itu, penguasaan
dalam matematika itu sendiri (French,
siswa terhadap konsep yang diajarkan
2002). Pada masa sebelum dikenal sistem
masih
penggunaan simbol yang merupakan salah
merupakan salah satu cabang dalam
satu elemen dalam argumentasi aljabar,
aljabar. Secara umum persamaan kuadrat
argumen
suatu
didefinisikan dalam bentuk π‘Žπ‘₯ 2 + 𝑏π‘₯ +
permasalahan dinyatakan dalam bentuk
𝑐 = 0 , di mana π‘Ž ≠ 0; π‘Ž, 𝑏 disebut
verbal sehingga pencarian solusi masalah
koefisien dan c adalah konstanta. Dalam
tesebut menjadi kurang efektif. Di sisilain,
persamaan ini
aljabar merupakan pengembangan dan
dinyatakan dalam bentuk variabel x. Kita
penyempurnaan dari aritmatika (Wheeler,
dapat mencari dua akar dari setiap
1996). Dikatakan seperti itu karena dalam
persamaan kuadrat yang diberikan, dimana
prakteknya ada beberapa permasalahan
menemukan akar dari persamaan kuadrat
yang melibatkan prosedur aritmatik, tapi
sama
tidak dapat diselesaikan tanpa melibatkan
persamaan kuadrat. Dalam menemukan
aljabar.
akar
yang
sangat
penting.
atau
Untuk
situasi
Hal
dalam
menekankan
betapa
kurang.
halnya
tersebut,
Persamaan
kuadrat
terdapat dua akar yang
dengan
bentuk
menyelesaikan
abstrak
dari
pentingnya pembelajaran aljabar, Tall dan
persamaan kuadrat seringkali membuat
Thomas menyatakan: “there is a stage in
siswa kesulitan dalam memahami konsep
the curriculum when the introduction of
menyelesaikan
algebra may make simple things hard, but
Berkaitan dengan hal tersebut, French
not teaching algebra will soon render it
(2002)
impossible to make hard things simple”
kesalahan dasar yang sering dilakukan
(French,
oleh siswa adalah menganggap bahwa
2002).
penguasaan
Dengan
aljabar
dapat
kata
lain,
persamaan
memberikan
contoh
kuadrat.
umum
(π‘Ž + 𝑏)2 adalah sama dengan π‘Ž2 + 𝑏2 .
membuat
permasalahan yang rumit menjadi lebih
Beberapa peneliti juga telah melakukan
mudah.
kajian mengenai pembelajaran persamaan
216
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455
kuadrat (Lian & Yew, 2012; Olteanu, C.,
bermakna
karena
dalam
PMRI,
& Olteanu, L., 2012; Radford, 2002;
permasalahan
atau
konteks
Radford & Guerette, 2000; Zakaria et al,
digunakan sebagai langkah awal untuk
2010). Beberapa hasill dari kajian tersebut
membangun
konsep
menunjukkan masih banyaknya kesalahan
(Gravemeijer,
&
siswa dalam menyelesaikan persamaan
Sembiring, 2010; Van Den Heuvel-
kuadrat yang disebabkan oleh pemahaman
Panhuizen, 2003; Zulkardi, 2002). Salah
sifat dan konsep aljabar yang masih
satu
rendah.
mengisyaratkan
realistik
prinsip
matematika
Doorman,
dalam
1999;
PMRI
untuk
juga
memberi
Dalam menyikapi hal ini, peneliti
kesempatan pada siswa mengalami proses
melihat dua hal utama yang dapat dijadikan
yang sama sebagaimana konsep-konsep
landasan mendukung pemahaman siswa
matematika
terhadap konsep persamaan kuadrat untuk
1994). Senada dengan hal tersebut, dalam
selanjutnya dapat digunakan praktisi dalam
Kurikulum
merancang pembelajaran di kelas. Hal
diamanatkan menggunakan pendekatan
pertama adalah berkenaan dengan aspek
ilmiah,
pembelajaran, bahwa proses belajar hanya
pembelajaran ilmiah adalah berbasis fakta
akan terjadi ketika pengetahuan yang
atau permasalahan realistik (Kemdikbud,
dipelajari
2013).
bermakna
bagi
siswa
(Freudenthal, 1991). Di samping itu, Suatu
ditemukan
2013,
dimana
Sembiring
salah
(Gravemeijer,
pembelajaran
satu
(2010)
kriteria
menyatakan
pengetahuan akan menjadi bermakna bagi
bahwa pembelajaran dengan pendekatan
siswa jika proses pembelajaran dilakukan
PMRI akan memiliki beberapa karakter,
dengan melibatkan suatu situasi atau
yaitu:
konteks
1. Siswa lebih aktif berpikir
(CORD,
1999).
Realistic
Mathematics Education (RME) atau di
Indonesia dikenal dengan
2. Konteks dan bahan ajar terkait
Pendidikan
langsung dengan lingkungan sekolah
Matematika Realistik Indonesia (PMRI),
dan siswa
merupakan pendekatan pembelajaran yang
3. Peran
guru
lebih
aktif
dalam
memungkinkan terjadinya kaitan antara
merancang bahan ajar dan kegiatan
konteks dengan pembelajaran sehingga
kelas.
dapat
tercapai
pembelajaran
yang
217
Fachrudin, Pendekatan Geometri
Sedangkan hal kedua adalah aspek
sejarah.
Menurut
perspektif
Sejarah matematika memberikan sisi
sejarah,
aktivitas
manusia
dan
tradisi/
konsep penyelesaian persamaan kuadrat
kebudayaan manusia. Pada sisi ini,
dibangun berdasarkan landasan geometri
siswa merasa menjadi bagiannya
(French, 2002; Krantz, 2006; Merzbach &
sehingga menimbulkan antusiasme
Boyer,
dan motivasi tersendiri.
2010).
Al-Khawarizmi
juga
menjelaskan pondasi dan pembuktian
3. Skills (keterampilan)
penyelesaian persamaan kuadrat secara
Yang dimaksud dengan skills di sini
geometris untuk penyelesaian persamaan
bukan hanya keterampilan matematis
kuadrat dalam bukunya yang berjudul
semata, tetapi keterampilan dalam hal:
Hisob al-jabr wa’l muqabalah (Krantz,
keterampilan research dalam menata
2006; Merzbach & Boyer, 2010).
informasi, keterampilan menafsirkan
Terdapat banyak manfaat yang dapat
diambil
dari
penggunaan
secara kritis berbagai anggapan dan
sejarah
hipotesis,
keterampilan
matematika dalam pembelajaran. Fauvel
secara
(dalam Sumardyono, 2012) menyatakan
mempresentasikan
terdapat tiga dimensi besar pengaruh
keterampilan
positif sejarah matematika dalam proses
menerima suatu konsep pada level
belajar siswa:
yang berbeda-beda. Keterampilan-
1. Understanding (pemahaman)
koheren,
menulis
keterampilan
keterampilan
kerja,
menempatkan
di
atas
Perspektif sejarah dan perspektif
diantisipasi
matematika (struktur modern) saling
konvensional/tradisional.
melengkapi
untuk
memberikan
Secara
gambaran yang jelas dan menyeluruh,
mengatasi
konsep-konsep dan teorema-teorema
jarang
pembelajaran
pengintegrasian
permasalahan
dalam
pembelajaran matematika yang dijelaskan
dalam matematika, serta pemahaman
oleh (Grugnetti, 2000) yaitu:
yang lebih baik tentang bagaimana
matematika
eksplisit
dan
Sejarah matematika juga berperan untuk
yaitu pemahaman yang rinci tentang
konsep-konsep
dalam
dan
1.
saling
Dengan menggunakan masalah lama,
siswa dapat membandingkan strategi
berhubungan dan bertemu.
mereka dengan yang asli. Ini adalah
2. Enthusiasm (antusiasme)
cara yang menarik untuk memahami
218
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455
2.
keefektifan proses aljabar yang kita
mendukung
gunakan sekarang (karena pada zaman
menyelesaikan persamaan kuadrat dengan
dahulu
mengintegrasikan
belum
mengenal
simbol-
pemahaman
konsep
aspek
simbol aljabar). Dalam mengamati
matematika
evolusi suatu konsep secara historis,
metode geometri Babylonian atau yang
siswa
bahwa
dikenal dengan Naïve geometry yang
matematika itu sesungguhnya tidak
dikenalkan oleh J. HΗΏyrup (1990). Hal ini
tetap dan definitif.
dimaksudkan untuk memudahkan siswa
akan
Sejarah
menemukan
untuk
membangun
dan
konsep-konsep
keterampilan
(history
of
sejarah
mathematics)
dalam memahami ide dari memfaktorkan
persamaan kuadrat melalui pendekatan
geometris.
matematika.
Dengan
melibatkan
unsur
sejarah diharapkan siswa juga dapat
Dengan
mengetahui
pengetahuan
memperluas pengetahuan dalam mencari
dan
koneksi apa yang sedang dipelajarinya
perkembangan konsep matematika,
terhadap
akan
meningkatkan keterampilan dan pola pikir
membantu
keterampilan
3.
penemuan
sejarah
meningkatkan
dan
pola
pikir
lingkungan
terhadap suatu konsep (persamaan kuadrat)
bagaimana suatu konsep tersebut
sebelum
ditemukan dulunya.
memudahkan
Sebuah
analisis
ditemukannya
(aljabar).
konsep
yang
Selain
itu
sejarah matematika
juga
dan
penggunaan
epistemologis memungkinkan guru
diaharapkan
untuk memahami mengapa suatu
pengetahuan
konsep tertentu sulit bagi siswa
membantu dalam mengembangkan suatu
(misal,
desain pembelajaran yang lebih bermakna,
konsep
historis
sekitarnya,
fungsi,
konsep
dapat
guru
yang
memperluas
akan
dapat
pecahan, konsep limit dan lain-lain)
inovatif dan menarik bagi siswa.
dan
Metode Geometris Babilonia: Naïve
dapat
pengembangan
membantu
suatu
dalam
pendekatan
Geometry
didaktik.
Secara implisit persamaan kuadrat
Pada penelitian ini, peneliti mencoba
telah dikenal dan dikembangkan pada pada
melakukan kajian literatur terkait dengan
masa Babilonia. Hal tersebut ditunjukkan
bagaimana
dengan penemuan beberapa naskah atau
peran
geometri
dalam
219
Fachrudin, Pendekatan Geometri
prasati
(Gambar 2.5). HΗΏyrup (1990)
_online/collection_object_details/collection_imag
e_gallery.aspx?partid=1&assetid=324556&objec
tid=798589
menyatakan bahwa masyarakat Babilonia
pada masa Babilonia kuno (2000 B.C.-
Berikut adalah contoh dari permasalahan
1600 B.C.) telah mengenal dan mampu
Babilonia
memecahkan persamaan kuadrat (walau
waktu
matematikawan
itu
berupa
Babilonia
metode
(sudah
diterjemahkan), yaitu menemukan panjang
masih terbatas). Metode yang digunakan
para
sederhana
sisi dari persegi, yang ditemukan pada
pada
naskah (prasasti) yang tersimpan di British
geometri
Meseum yang dikenal dengan BM 13901.
sederhana dan mereka gunakan untuk
My confrontation inside of the surface I have
torn out: 14`30°. 1 the wasitum; You pose.
The moiety (half) of 1 you break, 30’ and 30’
you make span; 15’ to 14`30° you append:
14`30°15′ makes 29°30′ equilateral.
30′which you have made span to 29`30° you
append; 30 the confrontation.
menyelesaikan permasalahan aljabar yang
juga mirip dengan metode yang digunakan
oleh al-Khawarizmi yang telah dibahas
sebelumnya. Metode ini dikenalkan oleh J.
HΗΏyrup dengan nama Naïve geometry.
Keterangan:
1
2
14`30° = 870 , 30′ =
1
1
, 15′ = 4 , 14`30°15′ = 870 4 , wāsitum:
sesuatu yang dikeluarkan.
Berikut
adalah
interpretasi
secara
geometris dan simbol aljabar permasalahan
di atas (HΗΏyrup,1990).
Gambar 1. Naskah Babilonian BM 13901
Sumber Gambar:
http://www.britishmuseum.org/research/collection
220
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455
Tabel 1. Interpretasi Permasalahan BM 19301 No.2
Pernyataan
My confrontation inside
of the surface I have torn
out: πŸπŸ’`πŸ‘πŸŽ° (πŸ–πŸ•πŸŽ) . 1
the wasitum;
Interpretasi Geometris
Simbol Aljabar
π‘₯ 2 − π‘₯ = 870
1
π‘₯
π‘₯
You pose. The moiety of 1
𝟏
you break, πŸ‘πŸŽ’ (𝟐) and
1
1
βˆ™1 =
2
2
1 2 1
( ) =
2
4
1
2
𝟏
πŸ‘πŸŽ’ (𝟐) you make span;
1
2
1
π‘₯−
𝟏
πŸπŸ“’ ( ) to πŸπŸ’`πŸ‘πŸŽ° (πŸ–πŸ•πŸŽ)
πŸ’
you append: πŸπŸ’`πŸ‘πŸŽ°πŸπŸ“′
𝟏
(πŸ–πŸ•πŸŽ πŸ’) makes πŸπŸ—°πŸ‘πŸŽ′
equilateral
1
2
1
1
1
π‘₯ 2 − 2 βˆ™ βˆ™ π‘₯ + = 870
2
4
4
π‘₯−
1
π‘₯−
2
1
1
1
= √870 = 29
2
4
2
1
1
= 29
2
2
π‘₯ = 30
𝟏
πŸ‘πŸŽ′ (𝟐) which you have
made span to πŸπŸ—°πŸ‘πŸŽ′
𝟏
(πŸπŸ— 𝟐) you append; 30
the confrontation.
π‘₯−
π‘₯
221
Fachrudin, Pendekatan Geometri
Ide dasar dari metode yang digunakan
oleh
matematikawan
adalah
contoh
dari
pada
permasalahan serupa yang muncul pada
masalah yang terdapat pada BM 13901
Arithmetica Book I Problem 27 yang ditulis
No.2
dengan
oleh Diophantus (sekitar tahun 250 M)
sempurna
(Radford, 1996): “Find two numbers such
persegi).
that their sum and their product equal the
tersebut
melengkapkan
adalah
kuadrat
(menyempurnakan
Interpretasi
Babilonia
Berikut
bentuk
secara
geometris
juga
given
numbers”.
(1996)
membuat permasalahan tersebut menjadi
menjelaskan
lebih mudah dipahami. Matematikawan
permasalahan tersebut dapat ditemukan
pada masa itu memang belum mengenal
melalui
simbol aljabar, akan tetapi berdasarkan
geometris. Dimana metode tersebut serupa
interpretasi secara geometris dan aljabar
dengan naïve geometry. Berikut adalah
yang disajikan di atas, dapat dikatakan
solusi dari permasalahan di atas apabila
mereka telah mengenal persamaan kuadrat
bilangan
dan
(diketahui jumlah dua bilangan 20 dan
bagimana
mencari
solusinya,
walaupun penggunaannya masih terbatas
bahwa
Radford
interpretasi
dimaksud
solusi
dan
sudah
dari
manipulasi
diberikan
hasil kalinya 96).
untuk bentuk persamaan kuadrat bentuk
tertentu dan solusi bilangan positif saja.
luas daerah yang
berlebih
10
3
3
10
2
10
8
96
8
12
Dipindahkan
Gambar 2. Metode Geometris pada pemecahan masalah problem 27 Book 1 Arithmetica
222
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendekatan pembelajaran
kuadrat sempurna melalui interpretasi
yang
geometris dan metode naïve geometry
merupakan
sehingga siswa dapat memahami konsep
penyelesaian
memfaktorkan persamaan kuadrat. Secara
persamaan kuadrat melalui pendekatan
garis besar pembelajaran dilaksanakan
geometris yang dikaji dari aspek sejarah.
melalui
Konteks geometry digunakan sebagai
memiliki tujuan untuk: memahami konsep
langkah
dasar
dibuat
oleh
pembangunan
peneliti
konsep
awal
untuk
siswa
dalam
serangkaian
persamaan
aktifitas
kuadrat
yang
melalui
membangun konsep dan metode geometris
pendekatan geometris, membangun model
Babilonia kuno (metode naïve geometry)
dan memahami bentuk lain dari suatu
digunakan jembatan bagi
persamaan kuadrat, menemukan rumus
siswa untuk
memahami dan menemukan rumus umum
bentuk
menyelesaikan
persamaan kuadrat.
persamaan
kuadrat.
Penanaman konsep dilakukan melalui
serangkaian
aktivitas
pembelajaran,
diberikan permasalahan yang mengacu
pada permasalahan-permasalahan dalam
sejarah matematika, tentunya dengan
melakukan sedikit perubahan radaksi
kalimat sehingga mudah dipahami oleh
siswa.
rumus
bukanlah
merupakan penekanan utama dalam desain
pembelajaran yang dibuat, akan tetapi
bagaimana siswa dapat memahami arti
simbol aljabar (persamaan kuadrat) melalui
intepretasi geometris, memahami bentuk
lain
dari
suatu
persamaan
untuk
menyelesaikan
Tabel 2. Gambaran Umum Pembelajaran
Persamaan Kuadrat Melalui
Metode Naïve Geometry
Aktivitas
Konsep atau
keterampilan yang
dibangun
Mengenal naïve Memahami prosedur
geometry/
naïve geometry dan
Menyelesaikan membangun
permasalahan
pengetahuan tentang
awal
yang aljabar
geometris
diberikan
(developing
algebraic geometric
thinking)
Menggunakan
Meningkatkan
metode naïve pemahaman tentang
geometry untuk naïve geometry dan
menyelesaikan penggunaannya,
masalah.
secara tidak langsung
memahami
ekuivalensi bentuk
persamaan kuadrat
dan
memahami
konsep
faktorisasi
dengan
dimana pada tiap aktivitas tersebut akan
Menemukan
umum
untuk
memudahkan dalam memfaktorkan, dan
memfaktorkan melalui ide melengkapkan
223
Fachrudin, Pendekatan Geometri
Aktivitas
Mengkontruksi
rumus
persamaan
kuadrat
Konsep atau
keterampilan yang
dibangun
melengkapkan
kuadrat sempurna.
Memahami
keterkaitan
antara
naïve geometry dan
persamaan kuadrat
(linking
between
geometry
and
algebra),
membangun konsep
menyelesaikan
persamaan kuadrat.
Siswa diminta untuk menyelesaikan
permasalahan
berkelompok
yang harus digunakan oleh siswa. Pada
hakikatnya, hal ini dimaksudkan agar
bagaimana langkah pembelajaran secara
mereka dapat memahami dan melakukan
terurut berdasarkan kajian teoritis yang
untuk
eksplorasi permasalahan yang diberikan.
mengenalkan
Setelah memberi kesempatan pada tiap-
kepada siswa konsep persamaan kuadrat.
tiap kelompok untuk mempresentasikan
Langkah pembelajaran ini kami bagi
dan berdiskusi tentang jawaban beserta
menjadi 4 bagian atau 4 pertemuan yang
metode
dijelaskan sebagai berikut.
apa
Selanjutnya
Melakukan
untuk
Manipulasi
Geometris
Menyelesaikan
Masalah
yang
mereka
diharapkan
gunakan,
siswa
dapat
menemukan kembali metode manipulasi
secara terbimbing melalui aktivitas yang
terdapat pada LAS dan diskusi kelas.
(Aktivitas I).
Pembelajaran
menggunakan
tidak memberi batasan metode tertentu
Pada bagian ini kami akan menjelaskan
dilakukan
dengan
secara
strategi apapun. Dengan kata lain guru
Langkah Pembelajaran
telah
tersebut
dimulai
Setelah itu, guru dapat memberi informasi
dengan
kepada siswa bahwa metode yang telah
pemberian soal geometri yang terinspirasi
mereka temukan tersebut bernama “naïve
dari permasalahan sejarah (Arithmetica
geometry”
Book I Problem 27 (Radford, 1996)).
yang
digunakan
oleh
matematikawan Babilonia pada sekitar
Berikut adalah permasalahan pertama pada
tahun 1500 SM. Guru juga memberi
LAS.
sedikit informasi sejarah tentang Babilonia
224
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455
dengan harapan dapat memberi motivasi
merupakan permasalahan sejarah yang
kepada siswa.
terdapat dalam prasasti Babilonia kuno.
kali ini luas area berlebih yang harus
ο‚· Tentukan ukuran panjang dan
lebar sebuah persegi panjang
apabila diketahui luasnya
adalah 117 satuan luas dan
selisih panjang dan lebarnya
adalah 4 satuan?
ο‚· Tentukan ukuran panjang dan
lebar sebuah persegi panjang
apabila diketahui luasnya
adalah 60 dan selisih panjang
dan lebarnya adalah 7 satuan?
(merupakan
permasalahan
yang muncul pada Prasasti
Babilonia YBC 6967 dengan
sedikit redaksi yang diubah).
Seperti pada aktivitas sebelumnya, siswa
dibuang adalah 12 satuan luas, sebuah
diminta untuk menemukan solusi dari
luasan yang membuat siswa menemui
permasalahan
konflik karena pada dasarnya pada metode
menggunakan metode naïve geometry
naïve geometry luas daerah berlebih yang
secara berkelompok. Permasalahan ini
harus dibuang harus berupa persegi.
bertujuan agar siswa lebih memahami
Seperti sebelumnya, kegiatan dilanjutkan
konsep dari metode naive geometry karena
dengan presentasi dan diskusi kelas.
sedikit
Menggunakan Metode Naïve Geometry
sebelumnya.
untuk
menentukan
Kegiatan
dilanjutkan
menyelesaikan
dan
dengan
mendiskusikan
masalah kedua yang terdapat pada LAS.
Berikut adalah permasalahannya.
Tentukan panjang dan lebar suatu
persegipanjang apabila diketahui
diketahui luasnya adalah 52
satuan luas dan kelilingnya adalah
32 satuan?
Pada hakikatnya permasalahan kedua ini
sama dengan masalah sebelumnya, tetapi
Menyelesaikan
Masalah
(aktivitas II)
Pada
terlebih
aktivitas
kedua
ini,
siswa
tersebut
berbeda
Kali
dimanipulasi
dengan
ini
bentuk
dahulu
dengan
siswa
harus
persegipanjang
untuk
menjadi
masalah
selanjutnya
persegi
untuk
mengerjakan LAS secara berkelompok.
menentukan ukuran panjang atau lebar
permasalahan
yang
pada
terlebih dahulu. Tidak hanya itu, siswa juga
aktivitas
hampir
dengan
diminta untuk berdiskusi dalam kelompok
permasalahan yang sebelumnya, tetapi
dan menuliskan secara terurut langkah-
yang diketahui adalah selisih panjang dan
langkah penyelesaian dua macam masalah
lebar dari persegipanjang. Berikut adalah
yang telah mereka selesaikan. Siswa juga
permasalahan pada aktivitas II yang
diminta untuk berdiskusi lebih lanjut
ini
diberikan
sama
225
Fachrudin, Pendekatan Geometri
ο‚· Tuliskan
tentang kondisi yang menyebabkan solusi
langkah-langkah
penyelesaian (pada permasalahan
di atas) dalam bentuk simbol
aljabar!
dari permasalahan tidak dapat ditemukan.
Mengaitkan Masalah Geometri dengan
Aljabar
(Persamaan
Kuadrat)
Seperti halnya pada aktivitas sebelumnya,
(Aktivitas III)
siswa
Seperti aktivitas sebelumnya, siswa
diberi
kesempatan
untuk
diberi LAS yang berisi permasalahan dan
mempresentasikan dan berdiskusi tentang
bekerja
hasil pekerjaannya.
dalam
kelompok
untuk
menyelesaikannya. Guru meminta siswa
Menemukan
menyelesaikan
Menyelesaikan
permasalahan
tersebut
Rumus
Umum
Persamaan
Kuadrat
(Aktivitas IV)
menggunakan ide yang sama dengan yang
telah mereka pelajari sebelumnya dan
Pada aktivitas terakhir ini guru meminta
menuliskan dan mendeskripsikan langkah-
siswa untuk menyelesaikan permasalahan
langkah
yang serupa dengan permasalahan pada
yang mereka
menuliskannya
dalam
gunakan
bentuk
dan
aktivitas
simbol
sebelumnya.
Perbedaannya
aljabar. Permasalahan yang diberikan
adalah informasi dari masalah yang
terinspirasi dari masalah yang terdapat
diberikan berupa simbol aljabar. Berikut
pada Prasasti Babilonia BM 13901 No.2
adalah masalah yang diberikan.
Sebuah persegi yang sisinya π‘₯
apabila sebagian daerahnya yang
berupa
persegipanjang
yang
lebarnya 𝑏 satuan dan panjangnya
sama
dengan
sisi
persegi
dihilangkan (perhatikan gambar di
bawah), maka luasnya menjadi 𝑐
satuan luas. Tentukan
a. Bentuk aljabar permasalahan
tersebut.
b. sebuah rumus (dalam bentuk
simbol
aljabar)
untuk
menentukan panjang sisi
persegi tersebut! (gunakan
metode naïve geometry)
(HΗΏyrup, 1990). Berikut adalah masalah
yang diberikan.
ο‚·
Sebuah persegi apabila sebagian
daerahnya
yang
berupa
persegipanjang yang lebarnya 2
satuan dan panjangnya sama
dengan sisi persegi dihilangkan,
maka luasnya menjadi 24 satuan
luas. Tentukan panjang sisi
persegi
tersebut!
(gunakan
metode yang telah kalian pelajari
sebelumnya)
2
226
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455
𝑏
temukan tersebut
pada permasalahan
lanjutan pada LAS yang telah dibagikan,
π‘₯
misal pada soal π‘₯ 2 − 7π‘₯ = 8 dan meminta
mereka untuk membandingkan apabila
mereka
π‘₯
menggunakan
naïve
geometry.
Siswa bekerja dalam kelompok seperti
Terakhir, siswa diminta untuk mencari
sebelumnya. Guru menganjurkan siswa
rumus penyelesaian persamaan kuadrat
untuk tidak lagi menggunakan alat peraga
apabila persamaan yang diberikan adalah
untuk menyelesaikan permasalahan yang
π‘Žπ‘₯ 2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 = 0
diberikan. Guru dan peneliti tetap berperan
π‘Žπ‘₯ 2 − 𝑏π‘₯ = 𝑐).
sebagai pembimbing yang akan membantu
(yang
sebelumnya
SIMPULAN
dan mengarahkan siswa yang mengalami
Pemahaman siswa terhadap konsep
kesulitan juga.
penyelesaian persamaan kuadrat dapat
Setelah waktu yang digunakan untuk
dibentuk
mengerjakan dirasa cukup, guru memberi
mempresentasikan
hasil
dengan
memberikan
permasalahan geometri sebagai masalah
kesempatan pada salah satu kelompok
untuk
metode
kontekstual
kerja
pembelajaran,
mereka dan dilanjutkan dengan diskusi.
di
awal.
Pada
pemahaman
proses
siswa
berkembang dari tahap informal, yaitu
Rumus yang diharapkan akan ditemukan
pemahaman pada permasalahan geometri
oleh siswa adalah
dan metode naïve geometry, menuju pada
2
𝑏
𝑏
π‘₯ = √𝑐 + ( ) +
2
2
tahap formal yaitu pada bentuk aljabar
persamaan kuadrat dan penyelesaiannya
Guru menekankan kembali bahwa
berdasarkan konsep melengkapkan bentuk
bentuk permasalahan aljabar terbut apabila
kuadrat.
diubah dalam bentuk aljabar akan menjadi
π‘Žπ‘₯ 2 − 𝑏π‘₯ = 𝑐 dan cara yang mereka
DAFTAR PUSTAKA
gunakan adalah penyelesaian dengan
Boyer, C. B., & Merzbach, U. C. (2011). A
history of mathematics. John Wiley &
Sons.
melengkapkan kuadrat sempurna. Setelah
itu, guru meminta tiap kelompok untuk
CORD.(1999). Teaching Mathematics
Contextually. Waco:CORD.
mengaplikasikan rumus yang telah mereka
227
Fachrudin, Pendekatan Geometri
French, D. (2002). Teaching and Learning
Algebra. London: Continuum.
Radford, L. & Guerette, G. (2000). Second
degree equations in the classroom: a
Babylonian approach. In Katz, V. (Ed),
Using history to teach mathematics: an
international perspective (pp. 69-75).
USA: The Mathematical Association of
America.
Freudenthal.
(1991).
Revisiting
Mathematics
Education:
China
Lectures. Dordrecht, the Netherlands:
Kluwer Academic Publisers.
Gravemeijer, K. (1994). Developing
Realistic Mathematics Education.
Utrecht: Technipress, Culemborg.
Sembiring, R. K. (2010). PENDIDIKAN
MATEMATIKA
REALISTIK
INDONESIA
(PMRI):
PERKEMBANGAN
dan
TANTANGANNYA. Journal on
Mathematics Education, 1, 11-16.
Gravemeijer, K., & Doorman, M. (1999).
Context
problems
in
realistic
mathematics education: A calculus
course as an example. Educational
studies in mathematics, 39(1-3), 111129.
Sumardyono.
(2012).
“Pemanfaatan
Sejarah Matematika di Sekolah”.
http://p4tkmatematika.org/2012/08/pe
manfaatan-sejarah-matematika-disekolah/ (diakses tanggal 15 Juni 2013).
Grugnetti, L.(2000). The History of
Mathematics and its Influence on
Pedagogical Problems. In Katz, V.
(Ed), Using history to teach
mathematics:
an
international
perspective (pp. 29-35). USA: The
Mathematical Association of America.
Wheeler, D. (1996). Backwards and
forwards: Reflections on different
approaches to algebra. In Approaches
to Algebra (pp. 317-325). Springer
Netherlands.
HΗΏyrup, J. (1990a). Algebra and naive
geometry. An investigation of some
basic aspects of old babylonian
mathematical
thought.
Altorientalische Forschungen, 17,
27-69.
Zakaria, E., & Maat, S. M. (2010).
Analysis of Students’ Error in Learning
of Quadratic Equations. International
Education Studies, 3(3), P105.
Zulkardi, Z. (2002). Developing A
Learning Environment on Realistic
Mathematics Education For Indonesian
Student Teachers. Doctoral Thesis of
Twente University. Enschede: Twente
Univ
HΗΏyrup, J. (1990b). Algebra and naive
geometry. An investigation of some
basic aspects of old babylonian
mathematical
thought
II.
Altorientalische Forschungen, 17, 262254.
Lian, L. H., & Yew, W. T. (2012).
Assessing Algebraic Solving Ability: A
Theoretical Framework. International
Education Studies, 5(6), p177.
Olteanu, C., & Olteanu, L. (2012).
Equations, functions, critical aspects
and
mathematical
communication. International
Education Studies, 5(5), p69.
228
Download