BAB III Sistem Persamaan Linear Persamaan linear secara umum : a11x1+a12x2+a13x3+…..+a1nxn = c1 a21x1+a22x2+a33x3+….+a2nxn = c2 …….. An1x1+an2x2+an3x3+…..+annxn = cn Dengan a adalah koefisien konstan dan c adalah konstan.dalam bentuk notasi matriks notasi tersebut dapat ditulis seperti berikut : a11 a12 a13 .... a1n X1 C1 a21 a22 a23 …. a2n X2 C2 …. …. …. …. …. …. …. An1 an2 an3 …. ann Xn cn Berikut beberapa cara untuk mencari nilai x1,x2 … xn 1. Metode Eliminasi Gauss Adalah dengan cara memanipulasi persamaan-persamaan yang ada dengan menghilangkan salah satu variabel dari persamaan-persamaan tersebut sehingga pada akhirnya hanya tertinggal satu persamaan dengan satu variabel.maka, persamaan yang terakhir ini dapat diselesaikan dan hasilnya dapat didistribusikan ke persamaan lain untuk memperoleh penyelesaian. Misalkan persamaan spl berikut, a11x1+a12x2+a13x3+…..+a1nxn = c1 a21x1+a22x2+a33x3+….+a2nxn = c2 …….. An1x1+an2x2+an3x3+…..+annxn = cn Dengan notasi matriks, a11 a12 a13 .... a1n x1 c1 a21 a22 a23 …. a2n x2 c2 …. …. …. …. …. …. An1 an2 an3 …. ann xn = …. cn Langakah pertama adalah membuat matriks yang memuat koefisien-koefisien Spl menjadi sebuah matriks segitiga atas (upper triangle).kemudian eliminasi bilangan anu pertama dari x1 dari persamman kedua hingga ke n untuk melakukan hal ini maka kalikanlah pesamaan 33.a dengan a21/a11 untuk memberikan: a21x1+a21/a11.a12x2 + ….. +a21/a11.a1ncn = a21/a11.c1 3.6.a persamaan ini kemudian dikurangi dari persamaan 34.a untuk mendapat : [ a22-a21/a11.a12 ].x2 + …. +[ a2n-a21/a11.a1n ].xn = c2-a21/a11.c1 3.7.a Atau a22/x2 + …. + a2n/xn = c2/ prosedur dapat diulang untuk persamaan selanjutnya.misalnya persamaan 33.a dikalikan dengan a31/a11 dan hasilnya dikurangi dengan persamaan 34.a dan akhirnya bila prosedur dilaksanaakan terhadap seluruh persamaan maka akan diperolaeh bentuk seperti berikut : a11x1 + a12x2 + a13x3 +…. + a1nxn = c1 3.8.a a/22x2 + a/23x3 + …. + a/2nxn = c/2 3.9.a a/32x2 + a/33x3 + …. + a/3nxn = c/3 3.1.b …….. a/n2x2 + a/n3x3 + …. + a/nnxn = c/n 3.2.b dalam langkah diatas persamaan 3.3.a disebut persamaan tumpuan(pivot equation) dan a11 disebut sebagai koefisien tumpuan.langkah selanjutnya kalikanlah persamaan 3.9.a dengn a/33/a/22 dan kurangkanlah hasilnya dari persamaan 3.1.b lakukan langkah serupa untuk persamaan lainnya ,sehingga diperoleh : a11x1 + a12x2 + a13x3 + …. +a1nxn = c1 3.3.b a/22x2 + a/23x3 + …. + a/2nxn = c/2 3.4.b …….. a//n3x3 + …. + a//nnxn = c//n 3.5.b jika langkah tersebut dilanjutkan hingga akhirnya diperoleh seatu bentuk sistem segitiga atas sebagai berikut : a11x1 + a12x2 + a13x3 + …. +a1nxn = c1 3.3.b a/22x2 + a/23x3 + …. + a/2nxn = c/2 3.4.b …….. a(n-1) nn .xn = c(n-1)n 3.5.b dari persamaan 3.5.b akhirnya didapat solusi bagi xn. xn = cn(n-1) /a=nn(n-1) 3.6.b hasil ini kemudian disubstitusikan mundur (backward substitution) ke persamaan yang (n-1)dan seterusnya,yang dirumuskan : xi =ci(i-1)-Ʃnj=i+1 aij(i-1).XJ/aij(i-1) 3.7.b untuk I = n-1,n-2, …, 1 2. Pivoting Jika elemen pivot adalah sama dengan nol maka akan muncul pembagian dengan nol.untuk menghindari hal ini maka harus dilakukan proses pivoting,yaitu dngan mempertukarkan baris-baris yang ada didalam spl Sehingga elemen pivot adalah elemen terbesar. Contoh : Selesaikan spl berikut dengan metode eliminasi gauss 0,0003.x1 + 3,0000.x2 = 2,0001 1,0000.x1 + 1,0000.x2 = 1,0000 Perhatikan bahwa elemen pivot adalah a11 = 0,0003 yang sangat dekat dengan nilai nol.sehingga harus dilakukan pivoting dengan mempertukarkan barisnya. 1,0000.x1 + 1,0000.x2= = 1,0000 0,0003.x1 + 3,0000.x2 = 2,0001 Dngan penormalan dan eliminasi,diperoleh : X1 = 1-(2/3) / 1 Ternyata dengan melakukan pivoting,banyaknya angka benar tidak sensitive dalam perhitungannya Angka benar X2 X1 Relative error X1 3 0.667 0.333 0.1 4 0.6667 0.3333 0.01 5 0.66667 0.33333 0.001 6 0.666667 0.333333 0.0001 7 0.6666667 0.3333333 0.00001 Jadi pivot cukup memberikan keuntungan dalam perhitungan. 3. Metode eliminasi Gauss-Jordan merupakan pengembangan dari metode eliminasi Gauss. Dalam metode eliminasi Gauss-Jordan, matriks koefisien diubah hingga menjadi matriks identias. Contoh: Selesaikan SPL berikut dengan eliminasi Gauss-Jordan: 3x + y – z = 5 4x + 7y – 3z = 20 2x – 2y + 5z = 10 Dalam bentuk matriks : 3 1 -1 x 4 7 -3 y 2 -2 5 z 5 = 20 10 Bagilah baris pertama dengan elemen pivot, yaitu 3, sehingga: 1 0.3333 -0.3333 x 4 7 -3 y 2 -2 5 z 1.6666 = 20 10 Kalikan persamaan pertama dngan elemen pertama dari persamaan kedua,lalau kurangkan hasilnya dari prsamaan kedua.lakukan hal serupa untuk persamaan ketiga,sehingga : 1 0.3333 -0.3333 x 0 5.6668 -1.6668 y 0 -2.6666 5.66 z 1.6666 = 13.3336 6.6668 Baris kedua dari persamaan tersebut dibagi dengan elemen pivot,yaitu 5.6668,sehingga diperoleh : 1 0.3333 -0.3333 x 0 1 -0.2941 y 0 -2.6666 5.6666 z 1.6666 = 2.3529 6.6668 Kalikan persamaan kedua dengan elemen kedua dari persamaan pertama (0.3333),kemudian kurangkan dari persamaan pertama.lakukan hal serupa untuk persamaan keiga,untuk mendapatkan : 1 0 -0.2353 x 0.8824 0 1 -0.2941 y = 2.3529 0 0 4.8824 z 12.941 Persamaan ketiga dibagi dengan pivot,yaitu 4.8824,sehingga peramaannya menjadi sebagai berikut, 1 0 -0.2353 x 0.8824 0 1 -0.2941 y = 2.3529 0 0 1 z 2.6505 Kalikan persamaan ketiga dengan elemen ketiga dari persamaan pertama.hasilnya kemudian dikurangkan dari persamaan pertama.halserupa dilakukan terhadap persamaan kedua,sehingga spl menjadi : 1 0 0 x 1.5061 0 1 0 y = 2.3529 0 0 1 z 2.6505 Jadi penyelesaian spl tersebut adalah ; X = 1.5061 y = 3.1324 z = 2.6505 4. METODE MATRIKS INVERS Jika [a] adalah suatu matriks bujur sangkar dengan ukuran m x m,maka akan terdapat matriks invers[A]-1,sehingga diperoleh hubungan : [A].[A]-1 = [I] Maka jika terdapat suatu SPL dalam notasi matriks : [A].{X} = {C} Jika ruas kiri dan kanan kitapremultiply dengan [A]-1,maka : [A]-1.[A].{X} = [A]-1.{C} [I].{X] = [A]-1.{C} {X} = [A]-1.{C} Banyak cara dapat digunakan untuk mencari matriks invers.salah satunya dengan cara menggunakan metode Gauss-jordan.untuk melakukan hal ini,matriks koefisien dilengkapi dengansuatu matriks identitas.kemudia gunakan metode Gauss-Jordan untuk mengubah matriks koefisien menjadi matriks identitas.jika langkah ini telah selesai maka ruas kanan matriks itu akan merupakan matriks invers.atau secara ilustrasi,prosesnya akan seperti berikut : a11 a12 a13 1 0 0 a21 a22 a23 0 1 0 a31 a32 a33 0 0 1 [A] [I] 1 0 0 a11 -1 a12-1 0 1 0 a21 -1 a22-1 a23-1 0 0 1 a31 -1 a32-1 a33-1 [I] a13-1 [A] 5. ITARASI JACOBI Penggunaan metode eliminasi terkadang mengalami masalah pada saat menemui pembulatan dan pada SPL-SPL yang berukuran besar,maka dari itu dikembangkan metode itarasi yang ada,metode itarasi Jacobi adalah salah satunyauntuk menyelesaikan SPL-SPL berukuran besar. 6. ITARASI GAUSS-SEIDEL Sama seperti itarasi Jacobi itarsi gauss –seidel disusun dalam bentuk : X1 = c1-a11.x2-a13x3- … -a1nxn a11 X2 = c2-a21.x1-a23x3- … -a2nxn a22 X3 = c3-a31.x2-a32x2- … -a3nxn a33 3.17 a 3.17 b 3.17 c ……………. Xn = cn-an1.x1-an2x2- … -an.n-1.xn-1 ann 3.17 d 7. DEKOMPOSISI LU Suatu SPL dalam bentuk matriks berikut : [A].{X} = {C} Yang dapat disusun menjadi bentuk : [A].{X}-{C} = 0 Jika dinotasikan ulang menjadi matriks segitiga atas akan menjadi seperti berikut : 1 u12 u13 u14 x1 d1 0 1 u23 u24 x2 d2 0 0 1 u34 x3 = d3 0 0 0 1 x4 d4 Persamaan ini miripdengan eliminasi gauss,yang dalam notasi matriks dapat dinyatakan dan disusun ulang sebagai : [U]{X}-{D} = 0 Jika terdapat matriks segitiga bawah : [L] = l11 0 0 0 l21 l22 0 0 l31 l32 l33 0 l41 l42 l43 l44 yang apabila persamaan 7.2.a dipremultiply dengannya akan menghasilkan persamaan 7.2.a,yaitu : [L] { [U] {X}-{D} } = [A]{X}-{C} Dan bila dilakukan perkalian matriks berlaku : [L][U] = [A] Dan [L]{D} = {C} Persamaan tersebut adalah dekomposi LU dari [A] DEKOMPOSI LU METODE ELIMINASI GAUSS Metode eliminasi gauss dapat digunakan pula untuk mendekomposisi matriks [A]menjadi [L] dan [U]. DEKOMPOSISI LU METODE CROUT Metode crout diturunkan dengan mengalikan matriks untuk menghitung ruas kiri suatu persamaan matriksdengan cara menyamakan dengan ruas kananyang secara umum dapat dinotasikan sebagai berikut : Li1 = ai1 untuk I = 1,2,3,…,n DEKOMPOSISI CHOLESKY Dalam dekomposisi cholesky,mtriks koefisien [A]dapat didekomposisikan menjadi bentuk : [A] = [L][L]t Suku-suku dalam persamaannya dapat diperoleh dengan cara yang sama seperti cara crout. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL Sistem persamaan linear dalam bidang teknik sipil ini terdiri dari system persamaan linear dalam bidang rekayasa struktur,system persamaan linear dalam bidang rekayasa transportasi dan system persamaan linear dalam bidang management konstruksi. BAB IV INTERPOLASI Dalam mencari nilai di antara titik data yang tak diketahui sebelumnya metode yang sering digunakan adalah metode polinom (suku banyak)yang dalam bentuk umumnya adalah sebagai berikut : F(x) = a0 +a1.x + a2.x2 +a3x3 + …. + anxn Untuk n+1 buah titik data maka akan terdapat suatu polinom orde n atau kurang yang melalui semua titik.dalam bab ini akan dibahas mengenai arti interpolasi menggunakan metode polinom newton dan lagrange. POLINOM INTERPOLASI NEWTON Terdiri dari interpolasi linear,interpolasi kuadrat dan interpolasi orde n. Interpolasi linear Adalah bentuk interpolasi yang paling sederhana,yang dilakukan dengan menggunakan dua buah titik data dengan suatu garis lurus. Interpolasi kuadrat Jika terdapat tiga buah titik maka dapat dilakukan dengan menggunakan interpolasi kuadratyang mempunyai bentuk umum : F2(x) = b0 + b1(x-x0) + b2(x-x0)(x-x1) Interpolasi orde n Jika terdapat n+1 data maka dapat dilakukan interpolasi orde n, POLINOM INTERPOLASI LAGRANGE Dari interpolasi newton orde pertama diperoleh betuk : F1(x) = f(x0) ) + (x-x0).f[x1,x0] Secara umum bentuk polinom interpolasi lagrange adalah : Fn(x) = Ʃni=0LI(X).F(XI) INTERPOLASI SPLINE Untuk n+1 terkadang tidak hanya cukup dengan menggunakan method interpolasi orde ke n karena terkadang tidak memberikan kcocokan yang bagus.cara yang yang lebih mudah adalah dengan menggunakan method polinom interpolasi yang lebih rendah pada sebagian titik data. Yang lebih dikenal dengan sebutan polinom interpolasi spline. SPLINE LINEAR Hubungan yang paling sederhana yang dapat dibangun oleh dua titik adalah hubungan linear.spline orde satu untuk sekelompok titik data. SPLINE KUADRAT Dalam spline kuadrat antara dua titik data akan dibagun suatu polinom orde kedua polinom tiap selang dapat dinyatakan secara umum sebagai : Fi(x) = aix2 + bix + ci SPLINE CUBIC Jika diantara dau titik datadibagun suatu polinom orde tiga,disebut polinom spline cubic.dalam bentuk umum : Fi(x) = aix3 + bix2 + cix + di INTERPOLASI DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL Terdiri dari interpolasi dalam bidangrekayasa struktur,intrepolasi dalam bidang rekayasa dalam bidang sumber daya air,interpolasi dalam bidang rekayasa transportasi dan interpolasi dalam bidang management konstruksi.