Uploaded by tidarlim

135254831-SIG-Cintya-c54090013-Perbedaan-Interpolasi

advertisement
Perbedaan Metode Interpolasi IDW, Krigging, Nearest Neighbour, dan
Spline
Cintya
Kusumawardani
/ C54090013
Metode Inverse Distance Weighted (IDW)
Metode Inverse Distance Weighted (IDW) merupakan metode deterministic
yang sederhana dengan mempertimbangkan titik disekitarnya (NCGIA, 1997).
Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih mirip pada data sampel
yang dekat daripada yang lebih jauh. Bobot (weight) akan berubah secara linear
sesuai dengan jaraknya dengan data sampel. Bobot ini tidak akan dipengaruhi oleh
letak dari data sampel. Metode ini biasanya digunakan dalam industri pertambangan
karena mudah untuk digunakan. Pemilihan nilai pada power sangat mempengaruhi
hasil interpolasi. Nilai power yang tinggi akan memberikan hasil seperti
menggunakan interpolasi nearest neighbor dimana nilai yang didapatkan merupakan
nilai dari data point terdekat.
Kerugian dari metode IDW adalah nilai hasil interpolasi terbatas pada nilai
yang ada pada data sampel. Pengaruh dari data sampel terhadap hasil interpolasi
disebut sebagi isotropic. Dengan kata lain, karena metode ini menggunakan rata-rata
dari data sampel sehingga nilainya tidak bisa lebih kecil dari minimum atau lebih
besar dari data sampel. Jadi, puncak bukit atau lembah terdalam tidak dapat
ditampilkan dari hasil interpolasi model ini (Watson & Philip, 1985). Untuk
mendapatkan hasil yang baik, sampel data yang digunakan harus rapat yang
berhubungan dengan variasi lokal. Jika sampelnya agak jarang dan tidak merata,
hasilnya kemungkinan besar tidak sesuai dengan yang diinginkan. Menurut Pramono
(2004), metode IDW cocok digunakan untuk melakukan interpolasi pada data fisik
wilayah pesisir karena tidak menghasilkan nilai melebihi rata-ratanya.
Hasil dari interpolasi ini tergantung dari:
a. Seberapa kuat sebuah titik data yg diketahui mempengaruhi daerah di sekitarnya
(ArcGIS : Power)
b. Jumlah titik di sekitarnya yang digunakan untuk menghitung rata-rata nilai
c. Ukuran pixel/raster yang dikehendaki
Perbedaan Metode Interpolasi IDW, Krigging, Nearest Neighbour, dan
Spline
Cintya
Kusumawardani
/ C54090013
Metode Interpolasi kriging
Metode Kriging adalah estimasi stochastic yang mirip dengan Inverse
Distance Weighted (IDW) dimana menggunakan kombinasi linear dari weight untuk
memperkirakan nilai diantara sampel data. Metode ini diketemukan oleh D.L. Krige
untuk memperkirakan nilai dari bahan tambang. Asumsi dari metode ini adalah jarak
dan orientasi antara sampel data menunjukkan korelasi spasial yang penting dalam
hasil (ESRI, 1996).
Metode Kriging sangat banyak menggunakan sistem komputer dalam
perhitungan. Kecepatan perhitungan tergantung dari banyaknya sampel data yang
digunakan dan cakupan dari wilayah yang diperhitungkan. Tidak seperti metode
IDW, Kriging memberikan ukuran error dan confidence. Metode ini menggunakan
semivariogram yang merepresentasikan perbedaan spasial dan nilai diantara semua
pasangan sampel data. Semivariogram juga menunjukkan bobot (weight) yang
digunakan
dalam
interpolasi.
Semivariogram
dihitung
berdasarkan
sampel
semivariogram dengan jarak h, beda nilai z dan jumlah sampel data n. Pada gambar
ini juga ditunjukkan grafik dari sebuah semivariogram. Pada jarak yang dekat (sumbu
horisontal), semivariance bernilai kecil. Tetapi pada jarak yang lebih besar, semivariance bernilai tinggi yang menunjukkan bahwa variasi dari nilai z tidak lagi
berhubungan dengan jarak sampel point. Jenis Kriging yang bisa dilakukan adalah
dengan cara spherical, circular, exponential, gaussian dan linear (ESRI, 1999). Sifatsifat Kriging :

Struktur dan korelasi variabel melalui fungsi γ(h)

Hubungan geometri relatif antara data yang mencakup hal penaksiran dan
penaksiran volume melalui (Si,Sj) (hubungan antar data) dan sebagai (Si,V)
(hubungan antara data dan volume)

Jika variogram pola data teratur, maka sistem kriging akan memberikan data
yang akurat
Dalam hal ini jarak sampel yang pertama atau kedua tidak mempengaruhi.
Perbedaan Metode Interpolasi IDW, Krigging, Nearest Neighbour, dan
Spline
Cintya
Kusumawardani
/ C54090013
Efek screen ini akan terjadi, jika tidak ada nugget effect atau kecil sekali
ε=
C0/C

Efek nugget ini menurunkan efek screen
Untuk efek nugget yang besar, semuai contoh mempunyai bobot yang sama.
Model Krigging
Ada beberapa model kriging yang umum digunakan di antaranya adalah:
1.
Ordinary kriging adalah model yang sering digunakan dalam metode kriging.
Model ini mengasumsikan nilai yang konstan. Metode ini adalah metode yang masuk
akal tapi ada beberapa ilmiah yang menolak model tersebut.
2.
Universal Kriging mengasumsikan bahwa ada kecenderungan yang utama dalam
suatu data (misalnya angin), dan dapat dimodelkan sebagai fungsi
deterministik.Universal Kriging dapat digunakan bila kita tahu cara menggunakan
dan memberikan kebenaran secara ilmiah. Sehingga model ini jarang sekali
digunakan dalam menganalisa suatu data.
Dalam interpolasi kriging terdapat beberapa model, yaitu:
1.Bulat:ini dihitung variogramme sebagai fungsi kuadrat dimodifikasi untuk yang di
beberapa Ao jarak, pasang poin tidak akan lagi secara otomatis berkorelasi dan
variogramme mencapai asimtot.
2. Edaran: menggunakan model lingkungan pencarian melingkar dengan radius
tertentu.
3. Eksponensial: model eksponensial mirip dengan bola dalam hal ini mendekati
ambang jendela secara bertahap. Namun, berbeda dari bola
di tingkat ambang yangmendekat dan dalam kenyataan bahwa model dan ambang
jendela pernah benar-benarbertemu.
4. Gaussian: model gaussian atau hiperbolik mirip dengan eksponensial tetapi
mengasumsikan kenaikan bertahap untuk y-intercept.
5. Linier dengan ambang: model ini mirip dengan model linier kecuali bahwa
padabeberapa pasangan jarak poin akan
ada mobil lagi berkorelasi dan variogram akan mencapai asimtot mendadak.
Hasil Akhir dari Kriging
Perbedaan Metode Interpolasi IDW, Krigging, Nearest Neighbour, dan
Spline
Cintya
Kusumawardani
/ C54090013
a. Ukuran pixel/raster yang dikehendaki
b. Fungsi dari trend
Metode Nearest Neighbour
Interpolasi tetangga terdekat (Nearest Neighbor Interpolation) adalah metode
paling sederhana dan pada dasarnya membuat piksel lebih besar. Warna pixel dalam
gambar yang baru adalah warna dari piksel terdekat dari gambar asli.
Pada interpolasi nearest neighbour (tetangga terdekat) , nilai keabuan titik hasil
diambil dari nilai keabuan pada titik asal yang paling dekat dengan koordinat hasil
perhitungan dari transformasi spasial. Untuk citra 2 dimensi, tetanggaterdekat dipilih
di antara 4 titik asal yang saling berhubungan satu sama lain (Ginanjar, 2005).
Gambar 1 Nilai keabuan citra asal pada operasi geometri
Pada gambar 1 mengilustrasikan nilai keabuan sebuah citra, misalkan dari
transformasi balik sebuah titik hasil diperoleh koordinat titik asal (3.8, 9.4), maka
titik terdekatnya dipilih dari 4 buah titik yang mungkin yaitu: (3,9), (3,10), (4,9) atau
(4,10). Dengan fungsi pembulatan maka dapat ditentukan koordinat tetangga
terdekatnya adalah (4,9), sehingga nilai keabuan pada titik ini yang dipakai,
K 0 ( x' , y' )  K i (4,9)  120 .
Metode Spline
Metoda Spline adalah metoda interpolasi yang biasa digunakan untuk
mendapatkan nilai melalui kurva minimum antara nilai-nilai input. Metoda ini baik
digunakan dalam membuat permukaan seperti ketinggian permukaan bumi,
ketinggian muka air tanah, ataupun konsentrasi polusi udara. Kurang bagus untuk
Perbedaan Metode Interpolasi IDW, Krigging, Nearest Neighbour, dan
Spline
Cintya
Kusumawardani
/ C54090013
siatuasi dimana terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada jarak yang sangat
dekat. Jika dipilih metoda Spline maka ada pilihan tipe Regularized dan Tension.
Regularized membuat permukaan halus sedangkan Tension mempertegas bentuk
permukaan sesuai dengan fenomena model.
ESRI (2002) dalam Muzaki (2008) metode interpolasi spline mengestimasi
nilai sel berdasarkan nilai rata-rata pada hampiran antara point data masing-masing
contoh. Metode ini memiliki asumsi bahwa variabel yang dipetakan akan berkurang
pengaruhnya ketika menjauhi point sentral. Kelebihan metode ini yaitu dapat
memetakan dengan baik interpolasi beberapa point yang menyebar serta
penggambaran spasial yang lebih halus.
Daftar Pustaka
ESRI. 1996. Using the ArcView Spatial Analyst. Redlands, Environmental Systems
Research Institute, Inc
Ginanjar, Gun. 2005. PERBANDINGAN IMPLEMENTASI INTERPOLASI NEAREST
NEIGHBOUR DAN BILINIER DALAM SCALING PADA FILE BITMAP.
Universitas Komputer Indonesia
Muzaki,AA.2008.Analisis Spasial Kualitas Ekosistem Terumbu Karang
Sebagai Dasar Penentuan Kawasan Konservasi Laut dengan Metode Cell
Based Modelling di Karang Lebar dan Karang Congkak Kepulauan Seribu,DKI
Jakarta(skripsi).Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
NCGIA. 2007. Interpolation: Inverse Distance Weighting.
http://www.ncgia.ucsb.edu/pubs/ spherekit/inverse.html [11 November 2012]
Pramono, Gatot H. (2004). Analisis Data Tematik Digital – Perbandingan Metode
Interpolasi Pada Sebaran Total Suspended Sediment di Kabupatan Maros,
Sulawesi Selatan. Cibinong: PSSDAL, Bakosurtanal.
http://eprints.ums.ac.id/1118/1/4._GATOT.pdf [ 11 November 2012]
Perbedaan Metode Interpolasi IDW, Krigging, Nearest Neighbour, dan
Spline
Cintya
Kusumawardani
/ C54090013
Pramono, Gatot, H. Wiwin, Ambarwulan, Mone Iye Cornelia. 2005. Prosedur dan
Spesifikasi Teknis Analisis Kesesuaian Budidaya Tambak Udang. http://
pssdal.bakosurtanal.go.id/ pssdalweb/ laporan/2005/lap2005_000038.pdf [ 11
November 2012]
Watson, D.F. & Philip G.M. 1985. A Refinement of Inverse Distance Weighted
Interpolation. GeoProcessing 2: 315-327.
http://lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2011/12/Interpolasi.pdf
http://hartanto.wordpress.com/2006/04/06/sa-interpolasi-grid-dari-data-titik/
Download