BAB IV. NITROGEN KONTEN MATERI : 4.1. Siklus N2 4.2. Fungsi dan Bentuk N dalam Tanaman 4.3. Fiksasi N2 Simbiotik 4.4. Fiksasi N2 Nonsimbiotik 4.5. Bentuk N Tanah 4.6. Transformasi N dalam Tanah 4.7. Kehilangan N bentuk gas 4.8. Sumber dan pupuk N untuk peningkatan hasil tanaman 4.1. Siklus N Tanaman non legum, sering kekurangan N Sumber organik & anorganik mensuplai N-tersedia bagi tanaman. N2 yang difiksasi tan. legum dapat mencukupi pertumbuhan tanaman. Memahami kimia dan biologi N tanah adalah penting untuk memaksimalkan produktifitas , sambil mengurangi dampak input N terhadap lingkungan. Sumber utama adalah N2 udara sekitar 78% volume udara bumi. Tanaman tingkat tinggi tidak dapat memetabolisis langsung N2 menjadi protein. N2 harus diubah menjadi N-tersedia bagi tanaman oleh : 1. mikroorganisme yang hidup bersimbiosis pada akar legum 2. mikroorganisme tanah nonsimbiosis atau yang hidup bebas 3. loncatan listrik di udara waktu hujan membentuk N-oksida 4. pabrik pembuatan pupuk N. Tabel 4.1. Perkiraan Distribusi N seluruh sistem tanah - tanaman/hewan - atmosfer Sumber N Metrik Ton % Total Atmosfer Laut (bermacam-macam) Tanah (tanpa kehidupan) Tanaman Mikroba dalam tanah Hewan (Lahan) Manusia 3,9 X 1015 2,4 X 1013 1,5 X 1011 1,5 X 1010 6 X 109 2 X 108 1 X 107 99,3840 0,6116 0,0038 0,00038 0,00015 0,000005 0,00000025 Gambar 4.1. Siklus N Hujan Kilat Fiksasi N2 1 N 2O NO N2 NO3- Non Simbiosis Simbiosis Tanaman NO3-/NH4+ N2 NO3- Residu tanaman&hewan NH3 Diangkut Kacang2an/legum 7 Volatilisasi NH3 Bahan organik Tanah N2O Fiksasi NH4+ 4 2 NO NH4+ Ammonifikasi NO2 R-NH2 Aminisasi Mineralisasi Liat 2:1 NO3Denitrifikasi 6 1. 2. 3. 4. Fiksasi N2 Dekomp./mineralisasi Nitrifikasi Diserap tanaman NO3- 5 Pencucian NO2- 3 Nitrifikasi 5. Pencucian NO36. Denitrifikasi N2ON2 7. Volatilisasi NH3 Tabel 4.2. Input, Output (kehilangan) N, dan Daur dalam Sistem Tanah-tanaman-Atmosfer* Input/penambahan N Fiksasi -Biologi -Industri -Elektrik -Pembakaran Kotoran hewan Sisa-sisa tanaman Output/Kehilangan N Diambil tanaman Denitrifikasi Volatilisasi Pencucian Fiksasi NH4+ † Tanpa Penambahan/ kehilangan N (Daur) Immobilisasi Mineralisasi nitrifikasi * Sejumlah komponen input, output dan daur N dapat dipengaruhi oleh pengelolaan tetapi umumnya tidak dikelola † Sejumlah NH4+ yang difiksasi dapat dilepaskan (input) 4.2. Fungsi dan Bentuk N Dalam Tanaman 4.2.1. Bentuk N dalam Tanaman ♣ Tanaman mengandung 1-6% dari N berat tanaman, dan diserap dalam bentuk NO3- dan NH4+. ♣ Dalam keadaan lembab, panas, aerasi tanah baik, larutan NO3- diserap oleh akar > NH4+, keduanya diserap akar melalui aliran massa dan diffusi ♣ Sebagai senyawa: As.amino, enzim, khlorophyl, gen. ♣ Dibutuhkan dlm konst. tinggi pada bag. aktif tumbuh (daun muda/tunas, buah,dan ujung-ujung akar). 4.2.2. Fungsi N dalam Tanaman Sebelum NO3- dapat digunakan tanaman, harus direduksi → NH4+ atau NH3. reduksi NO3melibatkan reaksi dua 2 enzim katalis, yang terjadi dalam akar dan/daun tergantung spesies tanaman. Kedua reaksi terjadi dalam rangkaian yang juga toksik NO2- tidak diakumulasi. Reaksi reduksi Tahap 1 Tahap 2 NO3- → NO2NO2- → NH3 Enzim reduktase Nitrat reduktase Nitrit Tempat reaksi Cytoplasma Chloroplast 1. Pembentukan sintesis/ protein: 2. Bagian dari molekul khlorophyl 3. Komponen vitamin 4. Merangsang pertumbuhan vegetatif Tabel 4.3. Pengaruh N Terhadap Kelembaban dan Hasil Biji Jagung N (Lb/a) Hasil (bu/a) Kelembaban Biji (%) 0 60 120 180 240 300 66 101 135 158 167 168 36,1 30,0 27,9 26,9 28,2 27,2 Sumber : Ohio State Univ., 1979, 17th Annu. Agron. Demonstration, Farm Sci. Rev. 4.2.3. Gejala Defisiensi Tanaman kekurangan N: daun tampak kuning. Kehilangan N protein dari khloroplast pada daun tua menyebabkan kekuningan, atau khlorosis, menunjukkkan kekurangan N. Khlorosis pertama nampak pada daun terbawah, daun bagian atas tetap hijau; kekurangan N yang hebat, pada gilirannya daun terbawah berwarna coklat dan mati. Nekrosis dimulai pada ujung daun dan maju memanjang ke antar tulang daun sampai seluruh daun dan akhirnya mati. 4.3. Fiksasi N2 Simbiotik 4.3.1. Fiksasi N2 Biologi Tabel 4.4. Pentingnya Mikroorganisme yang Terlibat Fiksasi N2 Biologi Secara Ekonomi Organisme Sifat Umum Kepentingan Untuk Pertanian Azotobacter Aerobik; fiksasi bebas; hidup dalam tanah, air, rhizospher (daerah sekeliling akar), permukaan daun Keuntungan tambahan pada pertanian; ditemukan dalam jaringan vascular tebu, dengan sukrosa berlebih mungkin sebagai sumber energi untuk fiksasi N2 Azospirillum Mikroaerobik; fiksasi bebas; diTemukan hubungannya dengan akar dari rumput2an Keuntung inokulasi beberapa tanaman nonlegum, menunjukkan peningkatan perkembangan rambut akar Lanjutan Tabel 4.4. Organisme Sifat Umum Kepentingan Untuk Pertanian Rhizobium Fiksasi N simbiosis legumRhizobium Tanaman legum diuntungkan oleh inokulan dengan strain yang tepat Aktinomycetes, Frankia Fiksasi N Simbiosis dengan pohon kayu-kayuan dan legum. Myrica, Kasuarina Berpotensi penting pada daerah hutan dan tanaman kayu-kayuan BGA, Anabaena Mengandung klorofil seperti pada Untuk tanaman padi sawah ; tanaman tingkat tinggi; aquatik dan Azolla (dalam air) – teresterial Anabaena- Azolla simbiosis; digunakan sebagai pupuk hijau Hasil biji legum Tahun Gambar. 4.2 Hubungan terbalik antara pupuk N yang digunakan dan produksi biji legum di A.S Hasil biji legum (lb x 106) Penggunaan pupuk N (ton x 106) Penggunaan pupuk N Tabel 4.5. Perkiraan Persentase Penambahan N Total Dikebun Sayuran Dengan Berbagai Sumber di A.S Sumber N Jumlah Total (juta ton) Persentase Total N Komersil 8,55 57 Legum, Sisa Tanaman 3,74 25 Pupuk Kandang 2,14 14 Sumber Lain 0,52 4 Sumber : USDA, 1992. In Havlin,J.L et all; 2005. Soil Fertility and Fertilizer 4.3.2. Fiksasi N oleh Legum nitrogen N2 + 16 ATP + 2H+ 2NH4+ + 16 ADP + H2 Gambar. 4.2 .Perubahan N2 menjadi NH4+ oleh Rhizobia dibagian dalam nodul akar legum 4.3.3. Jumlah N2 yang difiksasi o Fiksasi via nodula bakteri 25-80% dari N total legum. o N2 yang difiksasi oleh sebagian besar tanaman legum tahunan berkisar 100–200 lbs/a/tahun, meskipun pada kondisi di bawah optimum fiksasi N2 nilainya dapat mencapai 2-3 kali. o Tanaman legum semusim memfiksasi antara 50 dan 100 lbs N/a/tahun. 4.3.4. Faktor yang Mempegaruhi Fiksasi N2 1. pH Tanah 2. Status Hara 3. Fotosintesis dan Iklim 4. Pengelolaan Tanaman Legum 5. Fiksasi oleh Pohon Legum dan Semak pH Tanah 1. Kemasaman tanah dapat membatasi kelangsungan hidup dan pertumbuhan Rhizobia dalam tanah. 2. Sangat mempengaruhi nodulasi dan proses fiksasi N2. Umumnya pada pH < 5,5 – 6,0, keracunan Al+3,Mn+2, H+ disertai rendahnya Ca+2 dan H2PO4-, 3. Dapat mengurangi infeksi rhizobia yang kuat, pertumbuhan akar, dan produktivitas legum. 4. Nyata berbeda dalam sensitifitas antara Rhizobia dengan adanya kemasaman tanah. 5. pH tanah < 6,0 secara drastis menurunkan populasi Rhizobium meliloti, derajat nodulasi dan hasil alfalfa, dimana pH tanah 5,0-7,0 sedikit berpengaruh terhadap Rhizobium dihubungkan dengan red clover. Hasil (g bahan kering/pot) Toleransi pH rendah Sensitif pH rendah Non legum sebagai kontrol pH tanah Skor nodulasi Toleransi pH rendah Sensitif pH rendah pH tanah Gambar. 4.3. Hasil tanaman makanan ternak (a) dan skor nodulasi (b) alfalfa yang diinokulasi dengan toleransi pH rendah dan sentitif pH rendah oleh strain Rhizobium meliloti. Barley adalah non legum sebagai kontrol (Rice, 1989, Can. J. Plant Sci. 62:943.) Status Hara 1.Tanah masam, kekurangan Ca+2 dan H2PO4dapat membatasi pertumbuhan Rhizobia dan mengurangi produktivitas tanaman inang (Gambar 4.4.). 2. Fiksasi N2 membutuhkan Mo yang lebih banyak dibandingkan dg tanaman inang, karena Mo sbg komponen nitrogenase. Hasil biji (kg/ha x 1,000) 13 2.5 Diinokulasi Tidak diinokulasi 2 1.5 1 0.5 0 Dosis P (kg/ha) Gambar 4.4 Pengaruh Pupuk P dan Inokulasi terhadap Hasil Kedelai.( Singleton et al., 1990, Applied BNF Technology; A Practical Guide for Extention Specialists, NifTAL, Paia, HI.). In Havlin J. L.et al.,2005 Fotosintesis dan Iklim 1. Tingginya laju fotosintat berhubungan kuat dengan kenaikan fiksasi N2 oleh Rhizobia. 2. Faktor berkurangnya laju fotosintesis akan menurunkan fiksasi N2, seperti intensitas cahaya berkurang, cekaman air, suhu rendah. Pengelolaan Legum 1. Berkurangnya tegakan legum per satuan luas akan mengurangi jumlah N2 yang difiksasi oleh legum, seperti halnya cekaman air dan hara; kecuali menekan tumbuhan penggangu dan hama, serta perbaikan pengelolaan panen. 2. Praktek panen untuk setiap lokasi bervariasi besar, tetapi kecepatan frekuansi pemotongan, panen awal, atau terlambat panen, keculai karena rebah, dapat mengurangi tegakan legum dan jumlah N2 yang difiksasi. Fiksasi Pohon Legum dan Semak 1. Fiksasi N2 oleh pohon legum penting dalam membentuk ekologi hutan subtropik dan tropik, dan sistem agroforestri dalam dalam pengembangan daerah. 2. Banyak spesies pohon legum atau semak yang memfikasi N2, seperti mimosa, akasia, dan lain-lain. 3. Pohon legum yang dijadikan pupuk hijau, seperti Gliricidia sepium, Leucaena leucosepala, dan Sesbania biospinosa dlm sistem penanaman berbasis padi. 4. Tumbuhan non legum, seperti Betulaceae, Elaegnaceae, Myricaceae, Coriariaceae, Rhamnaceae, dan Casurinaceae dapat berfungsi serupa dengan legum dan simbiosis dengan mikroorganisme pada nodule akar. 4.3.5. Ketersediaan N Legum Terhadap Tanaman Non Legum Hasil tanaman non legum meningkat apabila bersamaan ditanam dengan tanaman legum. Contoh jika jagung ditanam bersamaan dengan tanaman kedelai, N yang dibutuhkan kurang untuk hasil yang optimum dibandingkan jika tanaman jagung ditanam setelah tanaman kedelai (Gambar 4.5). Hasil biji (bu/a) Jagung-kacang Jagung-Jagung Rata-Rata N (lb/a) (a) Hasil biji (bu/a) Jagung tahun pertama Rata-Rata N (lb/a) (a) Gambar. 4.5 Tabel 4.6. Hasil dan Serapan N dari Tanaman Barley Setelah Ditanami Legum Hasil Barley (bu/a) Serapan N Barley (lb/acre) Non Legum Alfalfa* Red Clover* Non Legum Alfalfa* Red Clover* 1970 66 41 70 59 44 68 1971 27 51 51 26 64 22 1972 26 50 40 26 55 42 1973 32 52 48 26 46 33 1974 27 35 37 21 29 24 1975 22 31 26 - - - Total 200 260 272 158 238 189 Rata-Rata 33 43 45 32 48 38 Ditanam Tahun 1968 dan 1969 Sumber : Leitch, 1976, Alfalfa Production in The Peace River Region, in In Havlin,J.L et all; 2005. Soil Fertility and Fertilizer Hasil biji (bu/a) Panen Tanaman Jagung Kedelai Gandum Alfalfa pemangkasan 3 x Alfalfa pemangkasan 1 x Dosis N (lb/a) Gambar 4.6. pengaruh panen sebelumnya dan pupuk N terhadap hasil biji jagung ( Heichel, 1987, Role of Legume in Conservation Tillage Systems, Soil Cons. Serv. Am.,p.33.) Havlin,J.L et all; 2005. 4.3.5. Rotasi Legum 1. Alasan utama legum dalam rotasi tanaman adalah untuk mensuplai N, tetapi dengan perkembangan dan ketersediaan pupuk N relatif murah, produksi pertanian tidak selalu memerlukan N legum (Gambar 4.3). 2. Dalam sistem pertanian peternakan, tujuan utama dari legum untuk mensuplai jumlah besar dari kualitas makanan ternak tinggi, apakah jerami atau rumput. 3. Legum umumnya mempunyai kualitas superior, dengan konsentrasi mineral dan protein lebih tinggi dibandingkan dengan rumput dipupuk N. 4. Sistem tanam dengan legum esensil untuk mensuplei beberapa tanaman non legum terhadap kebutuhan N 4.4. Fiksasi N2 Nonsimbiotik 4.4.1. Mikroorganisme Tanah a. Fiksasi N nonsimbiotik dalam tanah terjadi jika terdapat beberapa strain bakteri dan BGA (Tabel 4.5). b. BGA, bersifat autotroph, membutuhkan cahaya, air, N2, CO2 dan hara esensil. c. Algae biasa hidup dalam keadaan tergenang dibanding dengan drainase baik. 4.4.2. N Atmosfer Senyawa N dari atmosfer berasal dari hujan dan salju sebagai NH4+, NO3-, NO2- dan N organik. Jumlah NO2- sedikit di atmosfer, NO3- dan NO2- 4.4.3. Fiksasi N2 Industri Industri Fiksasi N2 sangat penting sebagai sumber N untuk tanaman. Fiksasi N2 ini berdasarkan pada proses Haber-Bosch : Catalis 3H2 + N2 2 NH3 1.200OC, 500 atm 4.5. Bentuk N Tanah Total N tanah < 0,02% (top soil), dalam sub soil sampai 2,5% pada tanah organik. N tanah sebagai N anorganik dan organik, kira-kira 95 % dari N-total dalam permukaan tanah dalam bentuk N organik. 4.5.1. Senyawa N –Anorganik a. Termasuk NH4+, NO2-, NO3-, N2O, NO dan unsur N (N2), digunakan oleh rhizobia dan mikroorganisme yang memfiksasi N. b. Untuk tanaman NH4+, NO2-, NO3- penting dan dihasilkan dari dekomposisi secara aerobik bahan organik tanah atau dari penambahan pupuk N. Jumlahnya 2-5% dari total N tanah. Sedangkan N2O dan NO merupakan bentuk yang hilang melalui denitrifikasi. 4.5.2. Senyawa N –organik a. Sebagai protein, asam amino, gula amino dan senyawa N komplek lain. Bagian dari N total tanah dalam fraksi tersebut beragam : ikatan asam amino 20-40%, gula amino seperti heksosamin 5-10%, derivat purin dan pirimidin < 1 %. b. Secara alami jumlahnya sangat sedikit dalam bentuk kimia hanya 50% atau N organik tidak ditemukan dalam fraksi tersebut. c. Bentuk protein ditemukan dalam kombinasi dengan liat, lignin, dan bahan-bahan lain yang resisten terhadap dekomposisi. d. Oksidasi biologi, asam amino sangat penting sebagai sumber NH4+. Jumlah asam amino bebas dalam tanah rendah. 4.6. Transformasi Bentuk N Dalam Tanah 4.6.1. Mineralisasi N Tahap 1 : Aminisasi NH2 NH2 H2O Protein R-C-COOH + R-NH2 + C=O + CO2 + Energi Bakteri dan fungi H Asam amino NH2 Amida Urea Tahap 2 : Amonifikasi R-NH2 + H2O NH3 + R-OH + Energi H2O NH4+ + OH- NH4+ dihasilkan melalui amonifikasi pada beberapa keadaan (Gambar 4.1), NH4+ dapat menjadi 1. Diubah menjadi NO2- (nitrifikasi) 2. Diserap langsung oleh tanaman tingkat tinggi (N diserap) 3. Digunakan oleh bakteri heterotop menjadi residu (immobilisasi) 4. Difiksasi secara biologi menjadi N tidak tersedia dalam kisi beberapa mineral liat (NH4+ difiksasi), atau 5. Dikonversi menjadi NH3 dan dilepas lambat kembali ke atmosfer (volatilisasi) Contoh perhitungan : Jika tanah mengandung bahan organik (BO) 4 % dan BO mengandung 5 % N, 2 % BO tsb dimineralisasi, maka perhitungan jumlah N yang dimineralisasi adalah : 4 % b.o. ( 2 x 106 kg/ha) x 5 % N x (2 % N dimineralisasi) = 80 kg N/ha 4.6.2. N Immobilisasi a. N immobilisasi adalah konversi N anorganik (NH4+ dan NO3) menjadi N organik dan merupakan reaksi bolak balik dari mineralisasi N (Gambar 4.1). b. Jika dekomposisi b.o. mengandung N rendah, mikroorganisme NH4+ dan NO3- diimmobilisasi dalam larutan tanah. c. Mikroba memerlukan N pada C:N rasio 8:1. N anorganik dalam tanah digunakan dengan cepat untuk populasi pertumbuhannya. d. Immobilisasi N selama residu tanaman didekomposisi dapat mengurangi NH4+ dan NO3- sampai ketingkat sangat rendah. e. Mikroorganisme efektif bersaing dengan tanaman akan NH4+ dan NO3- selama immobilisasi dan tanaman dapat mengalami kekurangan N. 4.6.3. Pengaruh C:N Rasio terhadap Immobilisasi dan Mineralisasi a. Rasio C:N adalah bandingan jumlah 2 unsur C dan N dari residu tanaman, b.o. segar lainnya, b.o. tanah, dan mikroorganisme tanah (Tabel 4.7). b. Kandungan N humus atau b.o. tanah stabil rata-rata 5,0 – 5,5 %, dimana rata-rata C 50-58 %, memberikan rasio C berbanding N rata-rata antara 9 dan 12. c. Mineralisasi atau immobilisasi N tergantung pada rasio C:N b.o. yang didekomposisi oleh mikroorganisme tanah. Contoh, suatu tanah dimineralisasi 0,294 mg N, kemudian diukur oleh serapan tanaman (Tabel 4.8). Jika rasio residu C:N berubahubah ditambahkan ke tanah mineralisasi atau immobilisasi N ditunjukkan jika tanaman mengambil > atau < 0,294 mg N berturut-turut. d. Rasio C:N = 20:1 batas pembagi antara immobilisasi dan mineralisasi. C:N >20:1 terjadi immobilisasi dan C:N < 20:1 terjadi mineralisasi. Tabel 4.7. Rasio C:N B.O. Terpilih Substansi Organik Mikroorganik tanah Bahan organik tanah Sweet clover (muda) Pupuk Kandang(Matang) Residu penutup tanah Green rye Jagung/residu sorghum Jerami biji-bijian Timothy Rasio C;N 8:1 10:1 12:1 20:1 23:1 36:1 60:1 80:1 80:1 Substansi Organik Bitumens dan asphalts Batubara cair dan pelumas Oak Cemara Minyak mentah Serbuk gergaji (secara umum) Sejenis pohon cemara Pohon cemaran Havlin,J.L et all; 2005. Soil Fertility and Fertilizer Rasio C:N 95:1 125:1 200:1 300:1 100:1 400:1 1.000:1 1.200:1 Tabel 4.8. Mineralisasi N dari Berbagai Residu yang Diukur Dengan Serapan Tanaman Residu tanaman* Pemeriksaan tanah Batang Tomat Akar jagung Batang Jagung Daun jagung Akar tomat Collard roots Batang buncis. Daun tomat Batang buncis Collard stem Collard leaves Rasio C:N N uptake (mg) 8:1 45:1 48:1 33:L1 32:1 27:1 20:1 17:1 16:1 12:1 11:1 10:1 0,294 0,051 0,007 0,38 0,020 0,029 0,311 0,823 0,835 1,209 2,254 1,781 * Residu di atas garis batas mempunyai rasio C:N > 20:1 Residu di bawah garis batas mempunyai rasio C:N < 20:1. Havlin,J.L et all Rasio C/N Hasil bersih mineralisasi Hasil bersih mineralisasi 4-8 minggu Evolusi CO2 Tingkat NO3- baru Jumlah Tingkat NO3- Tingkat CO2 Waktu Gambar.4.7 Deskripsi umum Mineralisasi dan Immobilisasi N mengikuti penambahan residu pada tanah (Havlin, J.L et al., 2005). • Contoh perhitungan dekomposisi residu C : N yang ditambahkan ke tanah, residu N dan N anorganik digunakan oleh mikrooragnisme selama didekomposisi. Jml N-tanah anorganik diimmobilisasi mikrobe dapat dihitung. • Diketahui : residu sebanyak 3.000 kg/ha, C/N= 60 dengan kandungan C sebanyak 40 %. Aktivitas mikrobe membutuhkan 35 % residu C (terjadi peningkatan biomassa mikrobe), sisanya 65 % direspirasi sebagai CO2 . • Ditanyakan: • 1. Berapa kg C residu yang digunakan mikrobe ? • 2. Jika populasi mikrobe meningkat berapa N yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikrobe tsb bila C/N = 8/1 ? • 3. Berapa N yang dibutuhkan mikrobe selama dekomposisi residu ? • 4. Jika kandungan N-residu 0,67 % . Berapa kg N residu/ha ? • 5. Berapa jumlah N yang diimmobilisasi ? Jawaban: 1. C-residu tanah = 3.000kg/ha x 40 % = 1.200 kg/ha C dlm residu. Aktivitas mikrobe hanya menggunakan 35 % residu = 35/100 x 1.200 kg = 420 kg/ha 2. N yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikrobe tsb bila C/N = 8/1: = 420 kg C : kg N = 8 : 1 y = 1/8 x 420 kg = 52,50 kg N/ha. 3. N yang dibutuhkan mikrobe selama dekomposisi residu (420 kg C atau 1.200 kg residu) = 1200 kg C : ykg N = 60 ; 1 y = 1/60 x 1.200 kg = 20 kg N/ha residu. 4. Jika kandungan N-residu 0,67 % . Maka N residu/ha = 0,67/100 x 3.000 kg residu/ha = 20 kg N/ha. 5. Jumlah N yang diimmobilisasi = 52,5o kg N – 20 kg N = 32,50 kg N/ha. BENTUK TRANSFORMASI NITROGEN DI DALAM TANAH A. Bentuk-bentuk Nitrogen Tanaman mengabsorpsi nitrogen dalam bentuk amonium dan nitrat NO3- > NH4+ Bentuk NO3-, NH4+ pada tanaman ditentukan oleh : - Umur - Tipe tanaman - Lingkungan - Faktor lainnya 46 FIKSASI N Fiksasi secara biologik : rhizobium dan bakteribakteri simbiotik yang lain pada akar-akar tanaman kacang-kacangan dan bukan kacang-kacangan, maupun oleh organisme-organisme lain yang terdapat dalam tanah, air, maupun pada permukaan daun. Fiksasi karena loncatan muatan listrik di udara yang menghasilkan salah satu bentuk oksida nitrogen. Fiksasi oleh salah satu proses dalam industri pupuk nitrogen, baik dalam bentuk NH4+, dan NO3- ataupun CN2-. 47 Bentuk N dalam Tanah 1. Bentuk organik : bagian terbesar ada dalam tanah. Senyawa N-organik dalam tanah umumnya terdapat dalam bentuk asam-asam amino, protein, gula-gula amino dan senyawa kompleks yang sukar ditentukan (a.l. reaksi NH4+ - lignin, polimerisasi dari quinone dan senyawa nitrogen, serta kondensasi dari gula + amino. 2. Bentuk anorganik : NH4+, NO2-, NO3-, N2O, NO dan gas N2 yang hanya dimanfaatkan oleh Rhizobium. Bentuk NH4+, NO3- dan NO2- sangat penting dalam hubungan dengan kesuburan tanah. Bentuk N2O dan N2 merupakan bentuk-bentuk yang hilang dari tanah dalam bentuk gas sebagai akibat proses denitrifikasi. Tranformasi Nitrogen Di Dalam Tanah o Tanaman mengambil nitrogen terutama dalam bentuk NH4+ dan NO3-. Yang berasal dari pupuk & bahan organik tanah. Jumlah yang diserap tergantung dari : - jumlah pupuk yang diberikan. - kecepatan perombakan dari bahan-bahan organik. o Jumlah yang dibebaskan dari bahan organik (dan juga sedikit yang berasal dari sisa pupuk) ditentukan oleh kesetimbangan antara faktor-faktor yang mempengaruhi mineralisasi, immobilisasi unsur N serta kehilangannya dari lapisan tanah. o Mineralisasi bahan organik tanah terjadi melalui 3 tahap reaksi utama; (1) aminisasi, (2) amonifikasi, dan (3) nitrifikasi. Tahap aminisasi dan amonifikasi berlangsung di bawah aktivitas mikroorganisme yang heterotrop; tahap nitrifikasi dipengaruhi oleh bakteri-bakteri autotrop. Mikroorganisme heterotrop membutuhkan senyawa C organik sebagai sumber enersi sedangkan autotrop memperoleh enersi dari oksidasi garam-garam anorganik dan memperoleh karbon dari CO2 dalam udara di sekitarnya. 1. Aminisasi : Protein R-NH2 + CO2 + enersi + lain-lain 2. Amonifikasi : Amina-amina dan asam-asam amino yang dibebaskan akan dimanfaatkan oleh golongan bakteri heterotrop yang lain dan dibebaskan menjadi senyawa amonium, yang kemudian dapat : (a) dikonversi ke nitrit dan nitrat; (b) diambil langsung oleh tanaman; (c) dipakai langsung oleh bakteri dalam melanjutkan proses dekomposisi; dan (d) fiksasi oleh mineral liat tertentu dari tipe 2 : 1. 3. Nitrifikasi : ada dua tahap yaitu perubahan amonium menjadi nitrit dan nitrit menjadi nitrat. 2NH4+ + 3O2 2NO2- + 4H+ + H2O + energi (bakteri Nitrosomonas/bakteri obligat autotrop). 2NO2- + O2 2NO3- (Nitrobakteri/bakteri obligat autotrop). Tiga hal penting dalam proses nitrifikasi : 1. Reaksi ini membutuhkan oksigen, proses oksidasi berlangsung di tanah-tanah yang aerasinya baik. 2. Reaksi ini membebaskan H+, menyebabkan tanah masam bila dipupuk dengan pupuk NH4+ atau N organik buatan seperti Urea. 3. karena bakteri memegang peranan dalam proses ini maka perubahan berlangsung dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Akumulasi nitrat karena nitrifikasi: Tanah dengan aerasi baik dan reaksi tanah sampai agak masam, kecepatan oksidasi dari NO2- ke NO3- > oksidasi NH4+ ke NO2-. Kecepatan oksidasi NO2- =/> kecepatan pembentukan NH4+. Akibatnya bentuk NO3cenderung diakumulasi dalam tanah-tanah tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses nitrifikasi : (1). jumlah NH4+ di dalam tanah, (2) populasi bakteri nitrifikasi, (3) reaksi tanah, (4) aerasi, (5) kelembaban tanah, dan (6) suhu. 4.7. KEHILANGAN N DALAM BENTUK GAS Kehilangan utama N dalam bentuk gas disebabkan: 1. DENITRIFIKASI dan 2. VOLATILISASI NH3 DENITRIFIKASI NO3- = > NO2- = > NO = > N2O = > N2 Terjadi dalam keadaan anaerobik (reduksi). Jika tanah tergenang, O2 tidak ada, terjadi kondisi anaerobik. Beberapa organisme an- aerobik memperoleh O2 dari NO2- dan NO3- , dan melepaskan gas N2 dan N2O. Proses perubahan biokimia denitrifikasi nitrat: NO3- NO2- NO N2O N2 Populasi mikroorganisme yang hidup banyak, seperti : bakteri Pseudomonas, Bacillus, Paracoccus, dan beberapa bakteri autotroph (Thiobaccilus denitrificans dan T. tioparus). Potensial denitrifikasi tinggi pada sebagian besar tanah, disebabkan perubahan keadaan aerobik ke anaerobik, sehingga terjadi perubahan dari respirasi aerobik ke metabolisme denitrifikasi yang melibatkan NO3- sebagai aseptor elektron dengan tidak adanya O2. Tingginya kehilangan N dlm bentuk gas N2O dan N2 beragam karena fluktuasi kondisi lingkungan antara musim dan tahun. Kehilangan N2 lebih menonjol, kadang2 jumlahnya kira2 90% dari total, sedangkan kehilangan N2O lebih besar pada kondisi reduksi kurang. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Denitrifikasi : 1. Dekomposisi bahan organik, 2. Kandungan air tanah, 3. Aerasi, kandungan nitrat atau nitrit tergantung pada suplai O2. 4. pH tanah, 5. Suhu, 6. Kandungan NO3- tanah, 7. Tanaman/tumbuhan pemasok C-organik, dan pemakai O2 untuk menstimulasi aktivitas akar dan mikroorganisme di daerah perakaran. Tanaman juga dapat membatasi denitrifikasi, karena 1. serapan NH4+ dan NO3+, 2. mengurangi kandungan air tanah dengan meningkatnya resultante suplai O2, 3. tanaman tertentu dapat mensuplai O2 ke daerah perakaran (contoh padi). 8. Akumulasi NO2- di dalam tanah. 9. Budidaya pertanian dan lingkungan yang mengubah perubahan NO2- di dalam tanah 1. Dekomposisi Bahan OrganiK Dekomposisi BO tanah atau C mempertinggi potensial denitrifikasi dalam tanah. Reaksi dengan C tersedia dibutuhkan untuk reduksi mikrobial dari NO3menjadi N2O atau N2 : 4(CH2O) + 4NO3- + 4H+ 4CO2 + 2N2O + 6H2O 5(CH2O) + 4NO3- + 4H+ 5CO2 + 2N2 + 7H2O Dalam kondisi lapang, penambahan residu tanaman segar dapat merangsang denitrifikasi. Eksudat karbonat dari akar aktif mensuport pertumbuhan bakteri denitrifikasi di daerah perakaran. 2. Kandungan Air Tanah • Penggenangan tanah akan menyebabkan nitrifikasi dengan tidak tersedia lagi difusi oksigen melalui tanah. Besarnya kandungan air tanah meningkatkan kehilangan N melalui denitrifikasi. Perubahan cepat dari NO3- ke N2O atau N2 terjadi bila hujan menjenuhi tanah agak panas (a warm soil) karena musim panas atau karena radiasi matahari. • Kehilangan N-denitrifikasi karena penjenuhan berkisar 10 – 30 lbs/acre = 10 – 30 kg/ha. Penggenangan tanaman padi sawah, pemupukan NO3- tidaklah efektif karena didenitrifikasi. NO3- pada tanah sawah selalu ada karena perubahan NH4+ di daerah perakaran dikonversi ke NO3- . Bila difusi NO3- ke dalam bagian tanah anaerobik, terjadi denitrifikasi yang cepat. 3. Aerasi • Formasi NO3- dan NO2- tergantung pada ketiadaan O2. • Proses denitrifikasi hanya terjadi apabila suplai O2 yang dibutuhkan mikroorganisme sangat rendah. • Denitreifikasi bisa terjadi pada tanah beraerasi baik, karena terjadi anaerobik microsite (tempat kecil tertentu) di mana permintaan O2 untuk proses biokimia mikrobial melampaui suplai O2. • Denitrifikasi juga terjadi bila laju difusi O2 ke dalam tanah dan permintaan respirasi mikrobialnya tinggi. • Denitrifikasi karena kandungan O2 kurang dari 10 – 15% udara tanah. 4. pH tanah • Bakteri denitrifikasi sensitif pada pH rendah, jadi mikrobial denitrifikasi tidak terdapat pada pH<5,0 tetapi meningkat pada pH>5,0. Pada pH<6,0 sampai 6,5 menunjukkan lebih dari setengahnya N hilang ke udara. Pembentuk NO terjadi pada pH<5,5. NO2 mungkin gas yang pertama ditemukan dalam tanah sedikit masam atau netral, tetapi ini direduksi oleh mikroba menjadi N2 pada pH>6. 5.Suhu Denitrifikasi meningkat cepat pada jarak 2 sampai 5oC . 5. TEMPERATUR • Denitrifikasi meningkat cepat pada kisaran 2 sampai 50C. Denitrifikasi berjalan pada kecepatan kecepatan sedikit lebih tinggi jika temperatur dari 25o sampai 60oC, tetapi terhambat pada temperatur >60oC. Peningkatan denitrifikasi pada kenaikan suhu tanah menyebabkan mikroorganisme thermophilic peran utama dalam denitrifikasi 6. Kandungan NO3• NO3- harus ada untuk terjadi denitrifikasi dan NO3- tinggi meningkatkan potensial denitrifikasi. 7. Keberadaan Tanaman Keadaan lapangan, denitrifikasi meningkat karena dari pelepasan dari C-tersedia mudah larut dalam eksudat akar mempengaruhi aktivitas mikrobia daerah perakaran. A. Bentuk Gas N2 dan N2O : 1. DENITRIFIKASI NO3- : NO3- = > NO2- = > NO = > N2O = > N2 2. NITRIFIKASI NH4+ : NH4+ => NH2OH => H2N2O2 => NO2- = > NO3H2N2O2 => H2O + N2O Reaksi NO2- dg NH4+ : NH4+ + NO2- => N2 + 2H2O NO2- dg as. amino : NO2- + NH2R => N2 + ROH + OHNO2- dg lignin : NO2- + lignin => N2 + N2O + CH3ONO Dekomposisi Nitrit (NO2- ): H+ : 3NO2- + 4H+ => NO + NO3- + 2H2O Fe+2 : Fe+2 + NO2- + 2H+ => Fe+3 + NO + H2O Mn+2 : Mn+2 + NO2- + 2H+ => Mn+3 + NO + H2O B. Bentuk NH3 : Pupuk anhidrous NH3 : NH3 (cair) => NH3 (gas) urea : (NH2)2CO + H2O => 2NH3 + CO2 Garam NH4+ : NH4+ + OH- => NH3 + H2O (pH > 7) Dekomposisi Sisa BO: N-Organik => NH4 + NH3 Sumber: Modified from Kurts, 1980, ASA Spec. Publ.38, p.5 Volatilisasi NH3 • Kehilangan N dalam bentuk gas NH3 yang berasal dari pupuk N dan pupuk organik. • NH4+ < == > NH3 + H+ (pK0 9,3); dipengaruhi faktor2: • pH tanah, • Penempatan pupuk N, • Kapasitas penyangga tanah, • Kondisi lingkungan, • Sisa panen, • Kondisi lingkungan dan manajemen pertanian