-1- MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

advertisement
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TENTANG
UNIT PENILAIAN KOMPETENSI KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a.
bahwa berdasarkan Pasal 3 huruf d, Pasal 16, Pasal 19 ayat (3),
Pasal 21 huruf e, Pasal 68, Pasal 69, Pasal 70, Pasal 72, Pasal
108, Pasal 110, Pasal 117 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pelaksanaan manajemen
Aparatur Sipil Negara harus didasarkan pada perbandingan
antara kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh
jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki Calon
Pegawai Negeri Sipil dalam rekrutmen serta Pegawai Negeri Sipil
dalam penempatan, mutasi, dan promosi jabatan.
b. bahwa untuk mengetahui perbandingan antara kompetensi dan
kualifikasi yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi
dan kualifikasi yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil di
Kementerian Dalam Negeri sebagaimana huruf a perlu
dilakukan penilaian kompetensi yang dilaksanakan pada
sebuah pusat penilaian kompetensi.
c.
Mengingat
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri tentang Unit Penilaian Kompetensi Kementerian Dalam
Negeri.
: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri
-2Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4194);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4263);
4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; dan
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 564).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
TENTANG UNIT PENILAIAN KOMPETENSI KEMENTERIAN DALAM
NEGERI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat
Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang bekerja di
Kementerian Dalam Negeri dan diangkat berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan;.
2.
Pegawai Lainnya adalah ASN yang bekerja di luar Kementerian
Dalam Negeri dan/atau Pegawai yang bekerja di instansi lain.
3.
Kamus Kompetensi adalah pedoman yang berisi informasi
nama kompetensi, definisi kompetensi, tingkatan kompetensi,
uraian kompetensi, dan indikator perilaku sebagai rujukan
dalam penyusunan standard kompetensi jabatan.
4.
Standar Kompetensi Jabatan yang selanjutnya disingkat SKJ
adalah informasi nama kompetensi, definisi kompetensi,
tingkatan kompetensi, dan uraian kompetensi sebagai
persyaratan kompetensi yang harus dimiliki seorang ASN atau
Pegawai Lainnya dalam melaksanakan tugas jabatan.
5.
Penilaian Kompetensi atau selanjutnya disebut Assessment
adalah proses penilaian kompetensi Pegawai ASN atau Pegawai
Lainnya yang dilakukan assessor terhadap assesse dengan
menggunakan metode dan teknik, yang telah ditetapkan.
6.
Pusat Penilaian Kompetensi atau selanjutnya disebut
Assessment Center adalah unit kerja yang melakukan
Assessment yang terintegrasi pada fungsi Biro Kepegawaian
Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.
-37.
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
oleh ASN dan Pegawai Lainnya berdasarkan Kompetensi
manajerial, Kompetensi teknis dan Kompetensi sosial kultural
yang diperlukan dalam pelaksanaaan tugas jabatan secara
profesional, efektif dan efisien.
8.
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan
untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi dan/atau
tugas jabatan.
9.
Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan.
10. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral yang
harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi, dan
jabatan. standard kode moral yang menjadi landasan perilaku
pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
11. Assessor adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab
dan wewenang untuk melakukan Assessment.
12. Assessor Kemendagri adalah Pegawai yang telah mengikuti
pelatihan dan bersertifikat Assessor ditetapkan oleh Sekretaris
Jenderal untuk menyelenggarakan Assessment di Kementerian
Dalam Negeri.
13. Assessor Non Kemendagri adalah pakar Assessment yang
berasal dari luar lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang
ditetapkan oleh Kepala Assessment Center untuk bersamasama Assessor Kemendagri menyelenggarakan Assessment.
14. Administrator adalah Assessor Kemendagri yang ditunjuk oleh
Kepala Assessment Center untuk mengkoordinir pelaksanaan
Assessment dalam kurun waktu tertentu.
15. Assessee adalah individu yang menjadi objek Assessment.
16. Narasumber adalah pejabat ASN yang ditetapkan oleh Kepala
Assessment Center dan memiliki kriteria tertentu yang
dibutuhkan dalam Assessment.
17. Umpan Balik (Feedback) adalah kegiatan penyampaian hasil
Assessment dari Assessor kepada Assesse.
18. Satuan Kerja adalah unsur pelaksana tugas yang dipimpin oleh
PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
19. Pimpinan Satuan Kerja adalah Sekretaris Jenderal, Inspektur
Jenderal, para Direktur Jenderal, para Kepala Badan dan
Rektor IPDN.
-4BAB II
ASSESSMENT ASN
Bagian Kesatu
Maksud
Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Menteri ini adalah untuk
menjamin penyelenggaraan Assessment ASN oleh Assessment
Center yang objektif dan akuntabel dengan hasil yang berkualitas
dan berdayaguna dalam mendukung peningkatan pengelolaan
manajemen ASN di Kementerian Dalam Negeri.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
(1)
Tujuan ditetapkannya Peraturan Menteri ini adalah
tersedianya Assessment Center di Kementerian Dalam Negeri
yang dapat memberikan Profil Kompetensi Individu yang
berguna sebagai dasar pengembangan Kompetensi dan
pengembangan karier ASN.
(2)
Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah upaya pemenuhan kebutuhan Kompetensi ASN
dengan SKJ dan rencana pengembangan karier sesuai
rekomendasi hasil Assessment.
(3)
Pengembangan karier sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah promosi dan mutasi jabatan Pegawai.
Bagian Ketiga
Wewenang
Pasal 4
(1)
Menteri berwenang membentuk dan mengelola Assessment
Center di Kementerian Dalam Negeri.
(2)
Dalam pembentukan dan pengelolaan Assessment Center
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri mendelegasikan
kewenangannya kepada Sekretaris Jenderal.
(3)
Assessment Center sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kedudukan, fungsi dan kewenangannya diintegrasikan pada
Biro Kepegawaian, Sekretariat Jenderal.
Bagian Keempat
Susunan Organisasi
Pasal 5
(1)
Untuk mendukung pelaksanaan tugas Assessment Center
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dibentuk
susunan organisasi sebagai berikut:
-5a.
Kepala Assessment Center;
b. Sekretariat Assessment Center; dan
c.
Kelompok kerja Assessor.
(2)
Kepala Biro Kepegawaian karena tugas dan fungsinya
bertindak sebagai Kepala Assessment Center sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a.
(3)
Sekretariat Assessment Center sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dipimpin oleh Kepala Bagian Pengembangan
Karier Biro Kepegawaian yang karena tugas dan fungsinya
bertindak sebagai Sekretaris Assessment Center.
(4)
Kelompok Kerja Assessor sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c adalah para Assessor Kemendagri yang
dikoordinasikan oleh Administrator dalam pelaksanaan
Assessment.
Bagian Kelima
Tugas dan Tanggung Jawab
Pasal 6
Kepala Assessment Center, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf a bertugas:
a.
mengkoordinasikan pengelolaan Assessment Center terkait
dengan, usulan rencana anggaran, penjaminan kualitas,
sarana prasarana, sumber daya manusia, monitoring,
evaluasi, pembinaan dan pengembangan.
b.
mengkoordinasikan
pengelolaan
dan
pengembangan
pelaksanaan Assessment terkait dengan usulan rencana,
metode, alat ukur, penetapan format pelaporan dan
kerahasiaan.
c.
menyampaikan rekomendasi
kepada Sekretaris Jenderal;
d.
menyampaikan laporan Assessment untuk ditandatangani
Sekretaris Jenderal dan kemudian menyampaikannya kepada
Pimpinan Satuan Kerja atau instansi pengguna;
e.
mengusulkan
pengangkatan
dan/atau
Assessor kepada Sekretaris Jenderal;
f.
menetapkan Surat Perintah Tugas tim Sekretariat,
Assessor dan Narasumber untuk melakukan Assessment;
g.
menyampaikan
keluaran
Sekretaris Jenderal; dan
h.
menyampaikan laporan tahunan penyelenggaraan Assessment
Center kepada Sekretaris Jenderal.
usulan
(output)
rencana
Assessment
pemberhentian
Assessment
tim
kepada
-6Pasal 7
Sekretaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b
bertugas:
1.
membantu pengelolaan Assessment Center terkait dengan,
anggaran, penjaminan kualitas, sarana prasarana, dan
sumber daya manusia;
2.
memberikan dukungan pelaksanaan Assessment terkait
dokumen pendukung, informasi, administrasi persuratan dan
database;
3.
mengusulkan penugasan tim Sekretariat, tim Assessor
dan/atau Narasumber kepada Kepala Assessment Center;
4.
menyusun
periodik;
5.
membantu Kepala Assessment Center menyiapkan keluaran
(output) Assessment; dan
6.
membantu Kepala Assessment Center menyiapkan laporan
tahunan Assessment Center.
jadwal
kegiatan
Assessment
Center
secara
Pasal 8
Kelompok kerja Assessor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf c bertugas melakukan pelaksanaan dan pelaporan
kegiatan Assessment sesuai peraturan yang berlaku.
Pasal 9
(1)
Kelompok Kerja Assessor sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 bertugas dalam tim yang yang dibentuk dan ditetapkan oleh
Kepala Assessment Center
(2)
Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh seorang Administrator dan berlaku untuk satu kali masa
tugas Assessment.
(3)
Administrator sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tim dalam pelaksanaan
Assessment.
(4)
Administrator sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berkoordinasi dengan Sekretaris dalam pelaksanaan tugas,
tanggungjawab,
serta
penyampaian
keluaran
(output)
Assessment kepada Kepala Assessment Center.
Pasal 10
(1)
Dalam hal terdapat permintaan dari institusi lain, Assessor
Kementerian dapat melaksanakan tugas Assessment di luar
Kementerian.
(2)
Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan persetujuan dan perintah tugas
Kepala Assessment Center.
-7BAB III
PEMBIAYAAN, PESERTA DAN PENYELENGGARAAN
Bagian Kesatu
Pembiayaan
Pasal 11
(1)
Pembiayaan penyelenggaraan Assessment Center dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan lain lain
sumber pendapatan yang sah dan tidak mengikat.
(2)
Pengguna layanan Assessment Center untuk Pegawai Lainnya
dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
(3)
Biaya atas penggunaan layanan Assessment Center
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Peserta
Pasal 12
(1)
Peserta Assessment terdiri dari:
a. Pegawai ASN; dan
b. Pegawai Lainnya.
(2)
Pegawai ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
mengikuti Assessment atas persetujuan Sekretaris Jenderal
berdasarkan usulan Kepala Assessment Center.
(3)
Pegawai Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
mengikuti Assessment atas persetujuan Sekretaris Jenderal
berdasarkan permintaan dari pimpinan instansi lainnya.
Bagian Ketiga
Penyelenggaraan
Pasal 13
(1)
Penyelenggaraan Assessment meliputi:
a. Assessment rutin; dan
b. Assessment non rutin.
(2)
Assessment rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setiap 2 (dua) tahun.
(3)
Assessment
non-rutin
diselenggarakan
sewaktu-waktu
berdasarkan kebutuhan organisasi Kementerian atau
permintaan instansi lainnya.
-8BAB IV
ALAT UKUR DAN METODE ASSESSMENT
Pasal 14
(1)
Assessment dilakukan dengan menggunakan kelengkapan
berupa:
a. Alat ukur; dan
b. Metode.
(2)
Penggunaan alat ukur dan metode sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf b diusulkan oleh Kepala
Assesment Center kepada Sekretaris Jenderal sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
Pasal 15
(1)
Alat ukur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a
meliputi:
a. psikotes;
b. wawancara berbasis Kompetensi;
c. kuisioner Kompetensi;
d. simulasi; dan/atau
e. alat ukur lain
Assessment.
yang
dibutuhkan
dalam
kegiatan
(2)
Psikotes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah
tes yang menggunakan berbagai alat ukur psikologi yang
sudah terstandar untuk melihat kecenderungan potensi
kecerdasan Assesee yang dapat dijadikan salah satu prediksi
keberhasilan pegawai dalam suatu jabatan.
(3)
Wawancara berbasis Kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b adalah penilaian menggunakan wawancara
terstruktur berdasarkan Kompetensi yang akan diukur.
(4)
Kuisioner Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c adalah penilaian menggunakan daftar pertanyaan
tertulis berdasarkan Kompetensi yang akan diukur.
(5)
Simulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri
dari beberapa jenis yang meliputi:
a. Presentasi yaitu simulasi penyampaian informasi dan/atau
penyelesaian permasalahan di hadapan orang lain secara
verbal dan sistematis;
b. Analisis kasus yaitu simulasi yang menugaskan Assessee
menyelesaikan kasus yang diberikan;
c. Leaderless group discussion yaitu simulasi yang dilakukan
dengan menggunakan satu atau beberapa persoalan yang
harus diselesaikan secara bersama oleh para Assessee;
d. In basket/in tray yaitu simulasi situasi nyata yang
dihadapi Pegawai dalam menjalankan tugas sehari-hari,
Assessee diberikan tugas untuk merespon masalahmasalah yang terkandung pada berkas-berkas soal yang
-9diberikan;
e. Bermain peran/role play yaitu simulasi yang menugaskan
Assessee untuk berperan sesuai dengan perintah;
f. Tes berbasis komputer yaitu tes dengan menggunakan
media komputer; dan/atau
g. Simulasi lainnya
Assessment.
sesuai
dengan
kebutuhan
kegiatan
Pasal 16
(1)
Metode Assessment sebagaimana dimaksud dalam pasal 14
ayat (1) huruf b meliputi:
a. metode Assessment sederhana;
b. metode Assessment sedang; dan
c. metode Assessment kompleks
(2)
Metode Assessment sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a adalah suatu proses Assessment dengan
menggunakan alat ukur psikotes, wawancara Kompetensi
tingkat sederhana, kuisioner Kompetensi dan 1 (satu)
simulasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5);
(3)
metode Assessment sedang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b adalah suatu proses Assessment dengan
menggunakan alat ukur psikotes, wawancara Kompetensi
tingkat sedang, kuisioner Kompetensi dan 2 (dua) simulasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5); dan
(4)
metode Assessment kompleks sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c adalah suatu proses Assessment dengan
menggunakan alat ukur psikotes, wawancara Kompetensi
tingkat kompleks, kuisioner Kompetensi dan 3 (tiga) simulasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5).
BAB V
PEDOMAN ASSESSMENT
Pasal 17
(1)
Assessment dilakukan dengan berpedoman pada SKJ.
(2)
SKJ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
berpedoman pada Kamus Kompetensi.
(3)
Kamus Kompetensi dan SKJ Kementerian Dalam Negeri
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri melalui Sekretaris
Jenderal berdasarkan usulan Kepala Assessment Center.
(4)
Kamus Kompetensi dan SKJ dapat diubah sesuai kebutuhan
organisasi Kementerian Dalam Negeri.
-10BAB VI
TAHAPAN KEGIATAN ASSESSMENT
Pasal 18
(1)
Tahapan pelaksanaan Assessment meliputi:
a. tahap pra pelaksanaan;
b. tahap pelaksanaan; dan
c. tahap pasca pelaksanaan.
(2)
Tahap pra pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri dari kegiatan yang meliputi:
a. validasi Kompetensi
b. penyusunan alat ukur Assessment; dan
c. penyusunan jadwal pelaksanaan Assessment.
(3)
Tahap pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri dari kegiatan yang meliputi:
a. wawancara, observasi, simulasi, dan pencatatan perilaku
Assessee;
b. pengolahan data Assessment;
c. integrasi dan validasi hasil penilaian Kompetensi; dan
d. penyusunan Profil Kompetensi Individu.
(4)
Tahap pasca pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c terdiri dari kegiatan yang meliputi:
a. pemberian Umpan Balik (Feedback);
b. penyusunan dan pelaporan keluaran (output) Assessment
kepada Kepala Assessment Center melalui Sekretaris; dan
c. pemantauan dan evaluasi tindak lanjut rekomendasi
Assessment.
Pasal 19
(1)
Tahapan pelaksanaan Assessment sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) dapat melibatkan pihak-pihak:
a. Assessor Non Kementerian; dan
b. Narasumber.
(2)
Assessor Non Kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dapat dilibatkan pada tahapan kegiatan
Assessment sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sebatas
pada kegiatan:
a. validasi Kompetensi;
b. penyusunan alat ukur Assessment;
c. wawancara, observasi, simulasi, dan pencatatan perilaku
Assessee;
d. pengolahan data Assessment;
-11e. integrasi dan validasi hasil penilaian Kompetensi;
f. penyusunan Profil Kompetensi Individu;
g. pemberian Umpan Balik; dan/atau
h. penyusunan dan pelaporan hasil Assessment.
(3)
Narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dapat dilibatkan pada tahapan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 sebatas pada kegiatan:
a. validasi kompetensi;
b. penyusunan alat ukur Assessment; dan/atau
c. simulasi.
(4)
Tugas Narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a dan b adalah memberikan saran sesuai bidang tugas
yang dikuasainya.
(5)
Tugas Narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf c meliputi:
a. menyiapkan dan memberikan pertanyaan untuk menggali
kompetensi Assessee; dan/atau;
b. memberikan catatan dan penilaian terhadap Assessee
berdasarkan jenis simulasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (5).
BAB VII
KELUARAN (OUTPUT) ASSESSMENT
Pasal 20
(1)
Pelaksanaan Assessment menghasilkan keluaran (output)
berupa:
a.
Laporan Assessment; dan
b. Hasil penilaian Kompetensi.
(2)
Laporan Assessment sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a berupa rangkaian laporan dari setiap tahap kegiatan
Assessment sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1).
(3)
Hasil penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b berisi informasi mengenai perbandingan antara
Kompetensi Assessee dengan SKJ, serta rekomendasi
pengembangan Kompetensi dan/atau pengembangan karier
Assesse.
(4)
Hasil penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) terdiri dari:
a. Profil Kompetensi Individu; dan
b. Ringkasan Profil Kompetensi Individu
(5)
Profil Kompetensi Individu sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf a digunakan sebagai bahan:
a. rekrutmen, pengangkatan,
Pegawai ASN;
penempatan
dan
promosi
-12b. penyusunan dokumen perencanaan pengembangan
kompetensi Pegawai ASN; dan
c. penyusunan data statistik di bidang sumber daya manusia
Kementerian Dalam Negeri.
d. kebutuhan lainnya sesuai rekomendasi Kepala Assessment
Center.
(6)
Profil Kompetensi Individu sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) berisi informasi terkait SKJ Assessee, alat ukur, metode,
selisih (gap) Kompetensi dan rekomendasi pengembangan
karier dan pengembangan kompetensi.
(7)
Ringkasan Profil Kompetensi Individu sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf b berisi informasi mengenai kelebihan,
kekurangan,
dan
rekomendasi
terhadap
Assessee
berdasarkan hasil Assessment.
(8)
Hasil penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dituangkan dengan kategori:
a. di atas standard;
b. memenuhi standard; dan
c. di bawah standard.
Pasal 21
(1)
Keluaran (output) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(1)
disampaikan
oleh
Administrator
kepada
Kepala
Assessment Center melalui Sekretaris.
(2)
Kepala Assessment Center melaporkan keluaran (output)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Sekretaris
Jenderal.
(3)
Dalam hal pelaksaan Assessment diikuti oleh Pegawai ASN,
Sekretaris
Jenderal
menyampaikan
ringkasan
Profil
Kompetensi Individu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (4) huruf b kepada Pimpinan Satuan Kerja.
(4)
Dalam hal pelaksanaan Assessment diikuti oleh Pegawai
Lainnya, Sekretaris Jenderal menyampaikan keluaran (output)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) kepada
pimpinan instansi pengguna.
Pasal 22
Keluaran (output) berupa Laporan Assessment sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf a dan Profil Kompetensi
Individu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4) huruf a,
digunakan sebagai dokumen terbatas dan rahasia.
Pasal 23
Pimpinan instansi pengguna bertanggungjawab secara penuh atas
pemanfaatan keluaran (output) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 ayat (4).
-13Pasal 24
(1)
Hasil penilaian Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (4) berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
tanggal dilaksanakan Assessment.
(2)
Hasil penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bersifat rahasia dan hanya berhak diketahui oleh pihakpihak yang terkait.
(3)
Pihak-pihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah:
a. Kepala Assessment Center;
b. Sekretaris;
c. Assessor;
d. Pimpinan Unit Kerja;
e. Pejabat Pengawas yang membidangi penilaian Kompetensi
dan penataan jabatan pada Biro Kepegawaian; dan
f. Assesse.
(4)
Assesse sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf f hanya
dapat mengetahui hasil penilaian Kompetensi yang
bersangkutan.
BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 25
(1)
Kepala Biro Kepegawaian melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap penyelenggaraan Assessment Center.
(2)
Monitoring dan evaluasi yang
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
dilakukan
sebagaimana
a. organisasi Assessment Center;
b. alat ukur, metode, dan pedoman Assessment;
c. penyelenggaraan dan kegiatan Assessment; dan
(3)
Monitoring dan evaluasi terhadap organisasi Assessment
Center sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dilakukan secara periodik setiap 1 (satu) tahun sekali.
(4)
Monitoring dan evaluasi terhadap alat ukur, metode dan
pedoman Assessment sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dilakukan secara periodik selama 6 (enam) bulan
sekali.
(5)
Monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan dan tahap
kegiatan Assessment sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c dilakukan setelah pelaksanaan Assessment melalui
sistem lembar evaluasi kegiatan.
-14BAB IX
KETENTUAN LAIN LAIN
Pasal 26
Dikecualikan dari Penilaian Kompetensi, Pegawai ASN yang 1 (satu)
tahun lagi akan mencapai batas usia pensiun.
Pasal 27
(1)
Selama belum diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dalam hal penggunaan layanan Assessment
Center untuk Pegawai Lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf b, tidak termasuk biaya transportasi,
konsumsi, dan/atau akomodasi.
(2)
Biaya
transportasi,
konsumsi
dan/atau
akomodasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada
instansi pengguna layanan Assessment Center.
BAB X
PENUTUP
Pasal 28
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
TJAHJO KUMOLO
Download