Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Saat ini persaingan yang terjadi pada lingkungan bisnis berskala global
semakin ketat, dengan semakin banyaknya perusahaan waralaba (franchising) di
Bandung yang berdiri, memacu para pengusaha untuk memaksimalkan dalam
mempertahankan atau meningkatkan perusahaan agar dapat bersaing dengan
perusahaan sejenis lainnya.
Setiap perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai macam cara agar
menjadi yang terbaik, Jika suatu perusahaan ingin menjadi yang terbaik maka harus
diimbangi dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan pada
akhirnya dapat memberikan kepuasan untuk setiap konsumennya.
Dalam hal pemasaran tidak hanya cukup menciptakan produk yang baik,
menetapkan harga yang menarik, membuat produk tersedia bagi pelanggan,
menciptakan
suasana
toko
yang
baik,
tetapi
perusahaan
harus
mampu
mengkomunikasikan produk kepada para konsumennya untuk mempengaruhi minat
beli konsumen sehingga dapat menimbulkan suatu tindakan (action) pembelian.
Kegiatan pemasaran menjadi salah satu kegiatan yang terpenting bagi
perusahaan, karena pemasaran bersandar pada pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,
pemasaran yang terkoordinir, serta keuntungan, yang mana kesamaannya itu saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.
Kegiatan marketing mencakup 4P, yaitu: product, price, place, and
promotion. Semua bauran ini harus dikelola dengan baik agar perusahaan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen
agar dapat mengenal produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
mereka dan kemudian mereka tertarik, lalu membeli produk tersebut.
Adapun alat-alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan suatu produk
atau jasa dapat dipilih dengan beberapa cara, yaitu:
1. Periklanan (Advertising)
2. Promosi penjualan (Sales Promotion)
3. Publikasi (Publicity)
4. Penjualan perseorangan (Personal Selling)
5. Penjualan langsung (Direct Marketing)
Kelima alat tersebut disebut bauran promosi atau promotion mix.
Tujuan utama perusahaan menggunakan promosi antara lain untuk memberi
informasi, untuk mempengaruhi, dan untuk meningkatkan kembali konsumen
terhadap produk atau jasa perusahaan.
Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang sangat kompleks, oleh karena itu
penulis hanya akan menguraikan kegiatan promosi khususnya kegiatan dibidang
periklanan (advertising). Karena dengan periklanan perusahaan dapat memberikan
informasi tentang produknya pada konsumen, mendorong konsumen agar beralih
pada produk perusahaan, dan agar konsumen selalu ingat pada produk perusahaan.
Iklan merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan pesan, media promosi
produk, dan membangun preferensi merek, dan banyak organisasi menangani
periklanan dengan berbagai cara atau pemasaran, yang bekerja sama dengan biro
periklanan sedangkan untuk perusahaan besar sering membentuk departemen
periklanan sendiri, dalam mengelola program periklanan, perusahaan harus membuat
anggaran total, mengembangkan strategi periklanan, tujuan periklanan dan pesan
periklanan.
Hal tersebut direncanakan dengan matang oleh perusahaan, karena media
periklanan tidak hanya sebagai cara untuk mengenalkan produk perusahaan, tetapi
sebagai media pelayanan bagi pelanggan. Hal tersebut dikarenakan periklanan
mempunyai pengaruh berkelanjutan yang berlangsung secara terus menerus antara
konsumen terhadap produk dan merek.
Pemasaran secara periklanan bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan
kebutuhan serta keinginan pelanggan, dengan demikian para pemasar harus melihat
lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi para pembeli dan
mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan
pembelian, jenis kebutuhan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
Dengan demikian perusahaan harus bisa memahami tentang perilaku konsumen.
Starbucks Coffee adalah perusahaan waralaba (franchising) yang bergerak
dalam bidang penjualan kopi, minuman panas berbasis espresso, makanan ringan,
serta cangkir dan biji kopi yang bernuansa bar espresso yang memakai konsep the
third place (tempat ketiga) bagi konsumennya setelah rumah dan tempat aktivitasnya
( pabrik, sekolah, kantor, dan sebagainya).
Dalam meraih minat beli konsumen yang banyak tidaklah mudah karena di
Bandung itu sendiri terdapat banyak pesaing seperti Mcdonald’s, Dunkin Donuts, The
Coffee Bean and Tea Leaf, Excelso, Black Canyon Coffee, dan lain-lain yang juga
menyediakan kopi dan makanan lain seperti yang dijual Starbucks Coffee, sehingga
kalau perusahaan tidak dapat menanggulangi masalah ini maka perusahaan akan
kehilangan banyak konsumen yang dapat menurunkan omset perusahaan dan efeknya
perusahaan akan mengalami kerugian.
Salah satu kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh Starbucks Coffee di
Bandung Indah Plaza adalah periklanan (advertising) dengan menggunakan media
cetak yaitu koran dan majalah yang diharapkan akan dapat mempengaruhi minat beli
konsumen dengan respon yang positif. Namun dari kenyataan yang ada, kegiatan
promosi Periklanan (advertising) yang dilakukan Starbucks Coffee di Bandung Indah
Plaza selama ini dirasakan kurang dapat mempengaruhi minat beli konsumen dan
Starbucks Coffee pun tidak menghasilkan pangsa pasar yang baru. Hal ini terlihat
bahwa konsumen membeli produk Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza ini tidak
disebabkan oleh insentif yang ditawarkan.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis, untuk
mengetahui gambaran yang dihadapi oleh Starbucks Coffee di Bandung Indah Plaza
dalam hal minat beli konsumen, dapat dilihat dari beberapa fenomena sebagai berikut
:
Berdasarkan tabel diatas realisasi penjualan produk di Starbucks Coffee
Bandung Indah Plaza telah mengalami penurunan hasil penjualan pada lima bulan
terakhir yaitu pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember
Tahun 2009. Penulis mengira bahwa hal ini disebabkan oleh :
1. Banyaknya perusahaan yang menjual produk sejenis dengan Starbucks Coffee
seperti : Mcdonald’s, Dunkin Donuts, The Coffee Bean and Tea Leaf, Excelso, J
co, D’espresso, Ngopi doeloe, Roemah Kopi, dan Kedai Kopi sehingga konsumen
menjadi banyak pilihan tempat bersantai dan membeli produk.
2. Semakin banyaknya produk kopi dan makanan lain yang dijual dengan harga jauh
lebih murah dibandingkan dengan produk Starbucks Coffee.
3. Minimnya kegiatan periklanan yang dilakukan oleh Starbucks Coffee Bandung
Indah Plaza sehingga perusahaan tidak dapat menemukan pangsa pasar yang baru
dan banyaknya masyarakat yang kurang tahu produk dengan yang ditawarkan
dibandingkan dengan perusahaan pesaing, seperti : perusahaan Mcdonald’s yang
menggencarkan promosi dengan menggunakan media iklan televisi, dan pesaing
terdekatnya Starbucks Coffee yaitu perusahaan The Coffee Bean and Tea Leaf
yang telah melakukan kegiatan promosi denan menggunakan media televisi yang
bekerja sama dengan TransTv membuat sinetron komedi situasi bertitel The
Coffee Bean Show, sedangkan media periklanan yang dipakai oleh Starbucks
Coffee khususnya yang berada di Bandung Indah Plaza hanya menggunakan
media cetak yaitu koran dan majalah, yellow pages, dan Internet.
4. Menurut observasi yang telah dilakukan kepada 30 responden yang pernah
mendatangi Coffee shop, jika dirata-ratakan Starbucks Coffee menduduki
peringkat ke-6 dari 10 (sepuluh) Coffee shop yang berada di Bandung mengenai
respon konsumen terhadap Coffee shop yang paling dapat mengkomunikasikan
produknya dan paling diingat, adapun pesaing yang menjual produk sejenis
dengan produk Starbucks Coffee adalah :
1. The Coffee Bean and Tea Leaf.
2. D’espresso “The Coffee Maker’s House”.
3. Ngopi Doeloe.
4. Excelso.
5. Roemah kopi.
6. Kedai kopi.
7. Mc Donald.
8. Dunkin Donuts.
9. J co.
5.
Kualitas dari produk Starbucks Coffee dirasakan kurang begitu baik dalam hal
penyimpanan biji kopi yang hanya sebentar dibandingkan dengan perusahaan lain
yang menjual produk kopi, karena lebih lama biji kopi didiamkan atau disimpan
maka aroma dan rasa kopi akan lebih baik .
Untuk dapat meningkatkan minat beli konsumen maka pihak Starbucks
Coffee perlu melakukan kegiatan periklanan yang dapat memberikan informasi
tentang produknya kepada setiap konsumen, yaitu memilih media iklan yang paling
efektif dan tepat agar dapat mempengaruhi emosi konsumen untuk melakukan
pembelian produk.
Menyangkut periklanan dalam pengamatan awal dengan memberikan
kuesioner kepada 30 responden yang pernah mendatangi Coffee shop di Bandung,
maka didapat beberapa indikasi yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Observasi Awal (N = 30)
Mengenai Periklanan atau Sumber Informasi yang didapat pada
Responden yang pernah pergi ke Coffee Shop
Sumber Informasi
Peringkat
Nilai rata-rata
Media Televisi
1
5.1
Billboard/Poster
2
4.6
Media Cetak
3
4.3
Teman
4
3,9
Media Radio
5
3.6
Banner
6
3.4
Saudara
7
3.2
Sumber : data kuesioner yang telah diolah
Mengingat Periklanan memberi pengaruh yang cukup besar terhadap minat
beli konsumen, maka berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa masih terdapat
permasalahan mengenai kegiatan periklanan yang dilakukan oleh Starbucks Coffee
dapat dikatakan kurang maksimal, yaitu karena Starbucks Coffee hanya memilih
media cetak, Yellow Pages, Internet dan menggunakan alat pemasaran seperti:
Banner, Wall poster, sampling tent card, dan POP untuk
melakukan kegiatan
periklanannya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai hal tersebut dan menyajikannya dalam suatu karya
ilmiah berupa skripsi dengan judul : “Pengaruh periklanan terhadap minat beli
konsumen Starbucks Coffee di Bandung Indah Plaza”, perlu dilakukan untuk
mengetahui serta memperjelas tentang fenomena sebuah pengaruh periklanan
(advertising) yang dilakukan oleh perusahaan sebagai sarana promosi, terhadap minat
beli yang dilakukan oleh konsumen.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka dapat di
identifikasi permasalahan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan periklanan Starbucks Coffee di Bandung Indah Plaza?
2. Bagaimana minat beli konsumen Starbucks Coffee di Bandung Indah Plaza?
3. Berapa besar pengaruh periklanan terhadap minat beli konsumen Starbucks
Coffee di Bandung Indah Plaza?
I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud diadakan penelitian ini untuk mendapatkan data-data sebagai bahan masukan
dalam menyusun suatu karya ilmiah sebagai salah satu prasyarat untuk menempuh ujian
kesarjanaan ekonomi pada Universitas Widyatama, Fakultas Bisnis dan Manajemen.
I.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan periklanan Starbucks Coffee di Bandung Indah
Plaza.
2. Untuk mengetahui minat beli konsumen Starbucks Coffee di Bandung Indah
Plaza.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh periklanan terhadap minat beli
konsumen Starbucks Coffee di Bandung Indah Plaza.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan Untuk Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan dan
pengetahuan,
khususnya
dapat
memperluas
pengetahuan
mengenai
advertising (Periklanan) serta pengaruhnya terhadap minat beli konsumen.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
yang berguna bagi perkembangan kajian manajemen pemasaran, serta dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lainnya.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan informasi
tambahan bagi pihak manajemen untuk menentukan beberapa keputusan bagi
Perusahaan Starbucks Coffee di Bandung Indah Plaza dalam melaksanakan
kegiatan periklanan yang efektif.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
I.5.1 Kerangka Pemikiran
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2003:10), adalah sebagai berikut:
“Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa saja yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Stanton yang dikutip oleh Dharmasita (2008:5),
memberikan pengertian pemasaran sebagai berikut :
“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial”.
Salah satu kegiatan pemasaran adalah promosi yang merupakan media
komunikasi para pelaku bisnis dengan konsumennya untuk membangun loyalitas
sekaligus sebagai perkenalan atas produk kepada konsumen baru.
Definisi bauran promosi menurut Dharmasita (2008 : 349) : Promotion mix
adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,
personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan
untuk mencapai tujuan program penjualan.
Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak
digunakan perusahaan selain personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti kemukakan pengertian-pengertian
periklanan.
Menurut Lee dan Johnson (2007:3-4) Periklanan adalah komunikasi
komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya
yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal
seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung),
reklame luar ruang, atau kendaraan umum”.
Pengertian periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan (Kasali, 2007:11).
Tujuan periklanan, menurut Utami (2008:130) adalah memberi kesadaran
atas suatu produk dan untuk memprediksi perhatian konsumen atas produk
yang dimaksud.
Menurut Dharmasita (2000:246-248), fungsi periklanan dapat dibagi
kedalam beberapa bagian
1.
2.
3.
4.
5.
memberikan informasi
membujuk dan mempengaruhi
menciptakan kesan
memuaskan keinginan
sebagai alat komunikasi
Menurut Lee dan Johnson (2007:10-11) Fungsi periklanan ada 3, yaitu :
1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”, mengkomunikasikan
informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualnya.
2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”, membujuk para konsumen
untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap
produk atau perusahaan tersebut.
3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”, terus menerus mengingatkan
para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli
produk yang diiklankan tanpa mempedulikan merek pesaingnya.
Untuk meraih keberhasilan, produsen harus melihat lebih jauh bermacam
macam faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian. Secara khusus produsen harus mengidentifikasikan tahapan-tahapan dari
minat beli konsumen.
Kenyataan menunjukkan bahwa mengetahui kebutuhan dan keinginan
konsumen tidak mudah. Konsumen bisa mengubah pemikirannya pada detik-detik
terakhir. Tentu saja pemasar mengharapkan konsumen bersikap positif yaitu
bersedia membeli barang yang ditawarkan. Untuk menarik atau menumbuhkan
minat beli konsumen terlebih dahulu pemasar harus memahami bagaimana
konsumen berkeputusan. Minat beli konsumen dapat didefinisikan sebagai
berikut:
Menurut Kotler dalam buku Marketing Management (2003:568):
“Minat beli adalah tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum
merencanakan untuk membeli suatu produk.”
Adapun menurut (Assael,2001) Minat beli merupakan kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan
dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian.
Secara lebih rinci, minat beli konsumen adalah dorongan pada seseorang atau
perusahaan untuk melakukan pembelian pada barang atau jasa sesuai dengan
kebutuhannya.
Adapun tahap-tahap minat beli konsumen adalah sebagai berikut:
1. Attention
Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa sesuai
dengan kebutuhan calon pelanggan, selain itu calon pelanggan juga
mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Interest
Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk atau
jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci
mengenai produk atau jasa yang ditawarkan..
3. Desire
Calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi mengenai produk atau
jasa yang ditawarkan, karena hasrat dan keinginan untuk membeli mulai
timbul. Dalam tahapan ini calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap
produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan munculnya
minat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk
atau jasa yang ditawarkan.
4. Action
Pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai kemantapan yang tinggi
untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Gambar 1.1
Bagan Kerangka Pemikiran
PERIKLANAN
1. Informing
2. Persuading
3. Remainding
MINAT BELI
KONSUMEN
1. Attention
(Perhatian)
4. Adding Value
2. Interest
(Ketertarikan)
5. Assisting
3. Desire (Keinginan)
4. Action (Tindakan )
Sumber: Terence A.Shimp (2000:261)
Sumber: Philip Kotler (2002 : 711)
Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan suatu hipotesis sebagai
berikut : “Bila kegiatan periklanan (advertising) yang dilakukan perusahaan
menurut konsumen baik maka akan berpengaruh positif terhadap minat beli
konsumen” .
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki (Nazir,2003).
Untuk mendapatkan informasi yang sesuai, penulis melakukan beberapa
teknik pengumpulan data
seperti, wawancara, kuesioner (angket) dan studi
kepustakaan (Library research).
1.7 Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh periklanan (advertising) terhadap minat
beli konsumen maka penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Starbucks Coffee
Bandung Indah Plaza yang berlokasi di Jln. Merdeka 56, Bandung. Adapun waktu penelitian
yang dilakukan penulis dimulai pada bulan 14 juli 2009 sampai dengan selesai.
Download