- Universitas Semarang

advertisement
PENGARUH LABA KOTOR, TOTAL ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS
KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA
Oleh :
Heru Priyo Utomo
Ardiani Ika S
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Abstract
The purpose of this study was to examine the influence of gross profit, total cash flow
and cash flow component manufacturing company that went public on the Jakarta
Stock Exchange (JSE) on stock return. This study used multiple linear regression
model is divided into two, namely a regression model that tested the effect of gross
earnings and total cash flows to stock returns and model 2 tested the effect of
operating cash flow, cash flow investing and financing cash flows to stock returns.
This study sample consisted of 28 manufacturing company established by purposive
sampling technique. The results prove, in the regression a regression model, total
gross profit and cash flow did not significantly influence stock returns. In the second
regression model, the cash flow component of operating cash flow, cash flow
investing and financing cash flows no significant effect on stock returns. Together the
independent variables are also no significant effect on the dependent variable, both
model 1 and model 2. The amount of adjusted R2 is 0.010 in model 1 and 0.015 in
model 2.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam dunia usaha faktor yang paling utama dalam menjamin
kelangsungan usaha adalah modal. Untuk itu perusahaan sangat membutuhkan dana
sebagai modal dalam menjalankan operasi dan pengembangan perusahaan. Salah satu
sumber dana yang bisa menjadi alternatif perusahaan adalah pasar modal (Kasmir,
2002:193).
Pasar
modal
merupakan
media
yang mempertemukan
pihak
yang
membutuhkan dana (perusahaan) dengan pihak yang ingin menginvestasikan
kelebihan dana (investor) yang dimiliki. Perusahaan dapat menerbitkan saham atau
obligasi di pasar modal untuk memperoleh dana dari investor, sedangkan investor
membutuhkan informasi sebagai dasar pertimbangan dan pengambilan keputusan
1
investasinya. Informasi bagi pengambilan keputusan di pasar modal berasal dari
sumber internal dan eksternal perusahaan. Informasi dari sumber eksternal
perusahaan berhubungan dengan lingkungan di luar perusahaan seperti kondisi
perekionomian, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah dan sebagainya.
Sedangkan informasi dari sumber internal perusahaan adalah salah satunya laporan
keuangan perusahaan (Wahyuni, 1998 dalam Hidayati, 2008:2).
Laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan salah satu sumber
informasi yang penting bagi investor sebab dengan laporan keuangan investor dapat
menganalisa hasil kinerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di masa
akan dating. Faktor utama laporan keuangan adalah informasi laba dan komponennya
yang merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan. Laporan laba rugi ini
memuat angka laba yaitu laba kotor, laba operasi dan laba bersih. Selain laporan laba
rugi, semenjak dikeluarkannya PSAK No. 2 yang aktif diberlakukan mulai tanggal 1
januari 1995, laporan arus kas ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan dan menjadi keharusan bagi perusahaan untuk membuat laporan arus kas
(Sumarni dan Rahmawati. 2007:22).
Informasi laporan arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas. Laporan arus kas memberi informasi yang
berguna untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas). Laporan arus kas dapat mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana untuk aktivitas rutin, untuk
membayar bunga dan deviden dan untuk investasi dan hasil investasi yang telah di
buat (Susilowati. 2003:26).
Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi apabia
publikasi laporan keuangan tersebut menimbulkan reaksi pasar. Reaksi pasar ini dapat
diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan laba dan sebaliknya,
apabila tidak memberikan kandungan informasi berarti tidak memberikan return
(Hidayati, 2008:5).
2
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan kandungan informasi laba dan
arus kas banyak dilakukan peneliti dengan hasil yang berfariasi. Triyono dan Hartono
(2000:24) meneliti tentang informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi
dengan harga atau return saham dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu model
harga (levels) dan model return. Hasil analisis dengan model harga (levels)
menunjukan bahwa laba akuntansi dan pemisahan ketiga komponen arus kas menjadi
arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari
aktivitas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham.
Hasil pengujian lain dengan menggunakan model return menunjukan semua hipotesis
yang diajukan tidak berhasil didukung. Hal ini disebabkan karena tidak terpenuhinya
asumsi penggunaan model return, misalnya harga mengandung informasi yang tidak
relevan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2008:1) tentang pengaruh laba kotor,
total arus kas dan komponen arus kas terhadap comulative abnormal return,
mengemukakan bahwa laba kotor dan arus kas investasi berpengaruh signifikan
terhadap comulative abnormal return, sedangkan total arus kas, arus kas operasi dan
arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap comulative abnormal
return. Sedangkan penelitian yang dilakukan Hidayat (2008;1) dalam penelitianya
yang berjudul analisa hubungan arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi
terhadap harga saham. Penelitian tersebut menyatakan bahwa arus kas operasi dan
arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas
investasi dan laba akunlansi tidak berpengaruh signifikan.
Daniati dan Suhairi (2006:1) meneliti tentang pengaruh kandungan informal
komponen arus kas, laba kotor dan size perusahaan terhadap expected return saham
menyatakan bahwa arus kas investasi, laba kotor dan size perusahaan berpengaruh
signifikan lerhadap expected return saham, dan arus kas operasi tidak berpengaruh
signifikan, Sedangkan arus kas pendanaan harus dikeluarkan dari model karena
mengandung gejala multikolinearitas.
3
Andi (2007:13) meneliti tentang pengaruh interaksi laba dengan laporan arus
kas terhadap return saham. Hasilnya adalah laba yang diinteraksikan dengan arus kas
dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini didukung
oleh penelilian yang dilakukan oleh Pradhono dan Christiawan (2004:140) yang
menyatakan bahwa earnings dan arus kas operasi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham. Sedangkan laba yang diinteraksikan dengan arus kas dari
aktivitas investasi dan pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan lerhadap return
saharn. Hasil tersebut berlainan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarni dan
rahmawati (2007:21) yang menyatakan bahwa ketiga komponen arus kas memiliki
hubungan yang signifikan dengan return saham apabila dimoderasi dengan rasio laba
harga dan rasio perubahan laba harga.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah dari penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah laba kotor dan total arus kas berpengaruh terhadap return saham.
2. Apakah komponen arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi,
arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Arus Kas
Menurut Dykman dkk (2001), laporan arus kas atau statement of cash flows
adalah laporan yang menguraikan arus kas masuk dan keluar menurut kategorinya.
Laporan ini menjelaskan perubahan kas selama suatu periode. Horngren dkk (2000)
menyatakan bahwa laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran tunai
oleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan tersebut menjelaskan sebab-sebab
timbulnya perubahan kas dengan menyajikan informasi mengenai kegiatan operasi,
pendanaan dan investasi. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan dasar dalam
4
laporan tahunan perusahaan. Lebih lanjut Skousen dkk (2001) menjelaskan laporan
arus kas menunjukkan arus kas masuk (penerimaan) dan arus kas keluar
(pembayaran) dari satu perusahaan selama satu periode.
Manfaat utama penyajian arus kas adalah membantu investor atau kreditor
meramalkan jumlah kas yang mungkin didistribusikan pada waktu yang akan datang
dalam bentuk dividen atau bunga serta dalam bentuk distribusi likuidasi atau
pembayaran kembali pokok. Selain itu juga membantu mengevaluasi resiko yang
meliputi variabilitas yang diharapkan dari hasil pengembalian mendatang maupun
kemungkinan insolvabilitas atau pailit. Sehingga data arus kas dianggap menyajikan
informasi utama dalam mengevaluasi harga pasar surat-surat berharga (Hendriksen,
1996). Menurut IAI dalam PSAK No. 2, 1999 laporan arus kas terdiri dari tiga
komponen yaitu:
1. Arus kas dari aktivitas operasi
Adalah aktivitas penghasilan utama perusahaan dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas operasi ini
menentukan apakah dari hasil operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar dividen dan berinvestasi baru tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Beberapa contohnya adalah (1) penerimaan kas dari penjualan barang/jasa,
(2) penerimaan kas dari royalty dan pendapatan lain, (3) pembayaran kas pada
pemasok atau karyawan, (5) penerimaan atau pembayaran kas oleh perusahaan
asuransi, (6) pembayaran kas atau penerimaan (restitusi) pajak, (7) penerimaan
atau pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.
2. Arus kas dari aktivitas investasi
Adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain
yang tidak termasuk setara kas. Arus kas investasi umumnya terjadi pada awal
5
periode akuntansi, namun arus kas investasi dapat pula terjadi selama beberapa
periode (tahun). Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghilangkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contohnya adalah (1) pembayaran kas untuk perolehan aktiva
tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya
pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri, (2)
penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, (3) perolehan saham atau instrument
keuangan perusahaan lain, (4) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada
pihak lain serta pelunasannya, dan (5) pembayaran kas.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman perusahaan. pengungkapan terpisah arus kas yang
timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok modal
perusahaan. Beberapa contohnya adalah (1) penerimaan kas dari emisi saham,
emisi obligasi, hipotik, dan pinjaman lainnya, (2) pembayaran kas pada pemegang
saham untuk menarik saham perusahaan, (3) pelunasan pinjaman, (4) pembayaran
kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan
dengan sewa guna.
Return Saham
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal
atas suatu yang dilakukannya (Ang, 1997). Menurut Jogiyanto (2000) return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dapat berupa return realisasi yang
sudah terjadi atau return ekpektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi.
Return realisasi (realized return) adalah retrun yang telah terjadi, dihitung
6
berdasarkan data histories dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return memungkinkan seorang investor
untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang
disediakan oleh berbagai saham pada tingkatan pengembalian yang diinginkan. Disisi
lain return berperan signifikan dari sebuah saham (Indra dan Fazli, 2004).
Hubungan Logis antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Hubungan antara Laba Kotor dengan Return Saham
Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari
dua angka laba lainnya, artinya perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih
sedikit komponen pendapatan dan biaya dibanding angka laba lainnya. Karena
semakin detail perhitungan angka suatu laba akan semakin banyak pilihan metode
akuntansi sehingga semakin rendah kualitas laba (Daniati, 2006). Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Hidayati (2008) dan Daniati (2006) terbukti bahwa laba kotor
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Selain itu, angka laba kotor dianggap
lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan
harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham. Hal tersebut
berlainan dengan temuan Hidayat (2008) bahwa laba akuntasi termasuk laba kotor
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang memiliki pengaruh besar
terhadap return saham.
H1: Laba kotor berpengaruh signifikan terhadap return saham
2. Hubungan antara Total Arus dengan Return Saham
Studi hubungan informasi arus kas dengan return saham didasarkan pada
asumsi arus kas berguna bagi investor. Penelitian yang menguji kandungan informasi
arus kas antara lain oleh Triyono dan Hartono (2000) yang menemukan bahwa total
7
arus kas tidak mempunyai kandungan informasi terhadap harga saham maupun return
saham. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah :
H2: Total arus kas berpengaruh signifikan terhadap return saham
3. Hubungan antara Arus Kas Operasi dengan Return Saham
Arus kas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan
aktivitas lain yang bukan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya dari transaksi
dan peristiwa lain yang mempengaruhi pendapatan atau rugi bersih, dan merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat mengahsilkan kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar (Daniati, 2006). Penelitian mengenai hubungan arus kas operasi
dengan return saham telah dilakukan oleh Kiagus Andi (2007) dan Pradhono (2004)
yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Kedua penelitian tersebut berlainan dengan kesimpulan Triyono (2000) dan
Daniati (2006) bahwa arus kas dari operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
H3: Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return saham.
4.
Hubungan antara Arus Kas Investasi dengan Return Saham
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara dalam
kas (Daniati, 2006). Milner dan Rock (1985) dalam Daniati (2006) melakukan
pengujian
mengenai
pengaruh
investasi
pada
return
saham.
Hasil
studi
menyimpulkan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus
kas masa yang akan datang dan berpengaruh positif dengan return saham pada saat
pengumuman investasi baru. Hal tersebut didukung hasil penelitian Daniati (2006),
Astuti dan Rahmawati (2007) dan Hidayati (2008). Sedang penelitian Triyono (2000)
8
dan Hidayat (2008) menyatakan arus kas investsi tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
H4 : Arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap return saham.
5.
Hubungan antara Arus Kas Pendanaan dengan Return Saham
Miller dan Rock (1985) dalam Daniati (2006) dengan signaling theory
menjelaskan bahwa pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas
karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa
yang akan datang. Selain itu juga diidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh
terhadap arus kas dari pendanaan (Astuti dan Rahmawati, 2007), yaitu deviden yang
sangat erat hubunganya dengan return saham. Penelitian Triyono (2000) dan Hidayati
(2008) menyatakan, arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Namun kesimpulan ini tidak sama dengan temuan Hidayat (2008) dan
Sumarni (2007).
H5 : Arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan hubungan antar variabel tersebut di atas, dapat digambarkan
suatu model kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
LABA KOTOR
TOTAL ARUS KAS
ARUS KAS OPERASI
RETURN SAHAM
ARUS KAS INVESTASI
ARUS KAS PENDANAAN
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
9
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel dan Definisi Operasional
Return Saham : Menurut Hartono (2000) return saham adalah keuntungan yang
diterima dari investasi saham selama periode pengamatan lima hari sebelum dan lima
hari setelah tanggal pengumuman laporan arus kas dan laba akuntansi.
Rit
Rit
Pt
Pt-1
Pt – Pt-1
Pt-1
= return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t
= harga sekuritas pada periode t
= harga sekuritas sebelum periode t
=
Laba Kotor : Laba kotor yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba atau rugi
kotor sebelum pajak dan pos pos luar biasa.
Total Arus Kas : merupakan jumlah arus kas dari seluruh aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.
Arus Kas Operasi : arus kas dari akivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principle revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan (PSAK No. 2).
Arus Kas Investasi : Menurut PSAK No. 2 arus kas invesatsi adalah perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Arus Kas Pendanaan : Menurut PSAK No. 2 arus kas pendanaan adalah aktivitas
yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh emiten (106) yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta tahun 2008. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut (1) listing di BEJ sampai dengan
tahun 2008, (2) mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 2008, (3) tidak
10
mengalami kerugian pada tahun 2008, (4) laporan keuangan dinyatakan dalam rupiah.
Berdasarkan kriteria tersebut, hanya 28 perusahaan yang memenuhi kriteria.
Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan arus kas yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), laporan laba rugi, data harga saham tiap
perusahaan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian perusahaan sampel
yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dengan
menggunakan metode dokumentasi.
Metode Analisis Data
Untuk menguji pengaruh laba kotor, total arus kas dan komponen arus kas
dengan return saham digunakan metode regresi linier berganda sebagai berikut :
Model regresi 1 :
Rit
=
a + β1LK + β2 TAKit + eit
Model regresi 2 :
Rit
=
a + β3AKOit + β4AKIit + β5 AKPit+ eit
Keterangan:
Rit
LKit
TAKit
AKOit
AKIit
AKPit
a
=
return saham i pada periode t
=
laba kotor perusahaan i pada priode t
=
total arus kas perusahaan i pada periode t
=
arus kas operasi perusahaan i pada periode t
=
arus kas investasi perusahaan i pada periode t
=
arus kas pendanaan perusahaan i pada periode t
=
konstanta
1,2,3,4,5
=
koefisien regresi
eit
=
Variabel gangguan
Kemudian untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian,
digunakan alat uji statistik regresi bagi secara parsial maupun simultan. Namun
sebelumnya harus dilakukan berbagai uji asumsi klasik terlebih dahulu.
PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran terhadap data-data pada
variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian (Nugroho, 2005). Adapun
statistik deskritif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
11
Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N
84
Minimum
9066
Maximum
16489272
Mean
1490174,68
Std. Deviation
2999055,742
84
-12283972
4176945
-28584,11
1466331,413
Arus Kas operasi
84
-10941249
11244269
536918,68
2190425,040
Arus Kas Investasi
84
-4951114
1455950
-256960,92
761883,139
84
-6817284
2852523
-308541,87
1241174,238
84
-,161
,182
,00348
,068656
Laba Kotor
Total Arus Kas
Arus Kas
Pendanaan
Return Saham
Valid N (listwise)
84
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan tabel tersebut, sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 28 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, dan penelitian dilakukan
selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2006 sampai 2008, sehingga total observasi
penelitian sebanyak 84 observasi (28 Perusahaan X 3 Tahun).
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Adapun hasil dari uji
multikolonieritas untuk model 1 dan 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolonieritas Model Regresi 1
Coefficientsa
Model
1
Laba Kotor
Total Arus Kas
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,980
1,021
,980
1,021
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan output SPSS untuk model yang pertama, variabel laba kotor dan
total arus kas mempunyai nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak
12
lebih dari 10. Hal ini berarti bahwa model regresi terbebas dari masalah
multikolonieritas.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolonieritas Model Regresi 2
Coefficientsa
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,448
2,233
,731
1,368
,543
1,841
Arus Kas operasi
Arus Kas Inves tasi
Arus Kas Pendanaan
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan output SPSS untuk model yang kedua, variabel arus kas operasi,
arus kas investasi, dan arus kas pendanaan mempunyai nilai tolerance tidak kurang
dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Hal ini berarti bahwa model regresi terbebas
dari masalah multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas untuk model 1 dan 2 adalah
sebagai berikut:
Gambar 1
Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi 1
Scatterplot
Dependent Variable: Return Saham
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-2
0
2
4
6
8
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan output SPSS untuk model yang pertama, titik-titik data menyebar
secara acak dan tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
13
bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi yang pertama.
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi 2
Scatterplot
Dependent Variable: Return Saham
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-6
-4
-2
0
2
4
6
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan gambar 2, titik-titik data menyebar secara acak dan tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Jadi disimpulkan, tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang kedua.
Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4
Nilai Durbin Watson Model Regresi 1
Model Summaryb
Model
1
R
,184a
R Square
,034
Adjusted
R Square
,010
Std. Error of
the Estimate
,068315
DurbinWatson
2,011
a. Predictors: (Constant), Total Arus Kas , Laba Kotor
b. Dependent Vari able: Return Saham
Sumber : Output SPSS, 2009
Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 2,011. Dan
batas bawah (dl) serta batas atas (du) dari variabel terlihat dengan jumlah variabel
bebas (k) = 2 dengan jumlah sampel (n) = 84. Maka dl = 1,60 dan du = 1,70,
berdasarkan uji diatas tampak bahwa nilai Durbin Watson 2,011 terletak didaerah No
14
Autocoretation, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang pertama terbebas dari
asumsi klasik autokorelasi.
Tabel 5
Nilai Durbin Watson Model Regresi 2
b
Model Summ ary
Model
1
R
,226a
R Square
,051
Adjust ed
R Square
,015
St d. E rror of
the Es timate
,068128
DurbinW atson
2,052
a. Predic tors: (Constant), Arus Kas P endanaan, A rus Kas Investas i, Arus
Kas operas i
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Output SPSS, 2009 (Lampiran IV)
Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 2,052. Dan
batas bawah (dl) serta batas atas (du) dari variabel terlihat dengan jumlah variabel
bebas (k) = 3 dengan jumlah sampel (n) = 84. Maka dl = 1,57 dan du = 1,72, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model yang kedua juga terbebas dari asumsi klasik
autokorelasi.
Uji Normalitas Data
Cara mengujinya adalah dengan melihat nilai residual persamaan regresi dan
uji apakah nilai residual ini berdistribusi normal dengan uji non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2006).
Tabel 6
Uji Normalitas Model Regresi 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extrem e
Di fferences
Mean
Std. Deviati on
Absolute
Positive
Negati ve
Kolmogorov-Sm irnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Res idual
84
,0000000
,06748672
,056
,056
-,047
,509
,958
a. Test di stribution is Norm al.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
15
Berdasarkan tabel tersebut, nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,509 dan
tidak signifikan pada 0,05 (karena p=0,958 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa
model regrasi yang pertama terdistribusi secara normal.
Tabel 7
Uji Normalitas Model Regresi 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extrem e
Di fferences
Unstandardiz
ed Res idual
84
,0000000
,06688495
,059
,059
-,044
,538
,935
Mean
Std. Deviati on
Absolute
Positive
Negati ve
Kolmogorov-Sm irnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
a. Test di stribution is Norm al.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan tabel tersebut, nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,538 dan
tidak signifikan pada 0,05 (karena p=0,935 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa
model regrasi yang kedua terdistribusi secara normal.
Uji Regresi Linier Berganda
Bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap
variabel lain (Nugroho, 2005).
Tabel 8
Regresi Linier Berganda Model Regresi 1
Coeffi cientsa
Model
1
(Const ant)
Laba K otor
Total A rus Kas
Unstandardized
Coeffic ients
B
St d. E rror
,006
,008
,000
,000
,000
,000
St andardiz ed
Coeffic ients
Beta
-,089
-,148
t
,756
-,809
-1, 345
Sig.
,452
,421
,182
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,980
,980
1,021
1,021
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan tabel tersebut, nilai coefficients yang digunakan dalam
persamaan regresi adalah standardized coefficients beta. Keuntungan dengan
16
menggunakan standardized beta adalah mampu mengeliminasi unit ukuran pada
variabel independen.
R = -0,089LK - 0,148TAK
Berdasarkan persamaan tersebut, variabel laba kotor mempengaruhi variabel
return saham sebesar -0,089. Variabel total arus kas mempengaruhi variabel return
saham sebesar -0,148.
Tabel 9
Regresi Linier Berganda Model Regresi 2
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Arus Kas operasi
Arus Kas Investasi
Arus Kas Pendanaan
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,007
,008
,000
,000
,000
,000
,000
,000
Standardized
Coefficients
Beta
-,248
,064
-,121
t
,892
-1,521
,506
-,819
Sig.
,375
,132
,614
,415
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,448
,731
,543
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan tabel tersebut, nilai coefficients yang digunakan dalam
persamaan regresi adalah standardized coefficients beta. Keuntungan dengan
menggunakan standardized beta adalah mampu mengeliminasi unit ukuran pada
variabel independen.
Y = -0,248AKO + 0,064AKI - 0,121AKP
Berdasarkan persamaan tersebut, variabel arus kas operasi mempengaruhi
variabel return saham sebesar -0,248. Variabel arus kas investasi mempengaruhi
variabel return saham sebesar 0,064. Variabel arus kas pendanaan mempengaruhi
variabel return saham sebesar -0,121.
17
2,233
1,368
1,841
Pengujian Hipotesis
Uji Hipotesis 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen.
Tabel 10
Uji Hipotesis 1 dan 2
Coeffi cientsa
Model
1
(Const ant)
Laba Kotor
Total Arus Kas
Unstandardized
Coeffic ients
B
St d. Error
,006
,008
,000
,000
,000
,000
St andardiz ed
Coeffic ients
Beta
-,089
-,148
t
,756
-,809
-1, 345
Sig.
,452
,421
,182
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,980
,980
1,021
1,021
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
a. Variabel laba kotor memiliki nilai p-value 0,421 > level of significant 0,05. Jadi
dapat disimpulkan bahwa laba kotor tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel return saham, sehingga H1 ditolak.
b. Variabel total arus kas memiliki nilai p-value 0,182 > level of significant 0,05.
Jadi dapat disimpulkan bahwa total arus kas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel return saham, sehingga H2 ditolak.
Tabel 11
Uji Hipotesis 3, 4, dan 5
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Arus Kas operasi
Arus Kas Investasi
Arus Kas Pendanaan
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,007
,008
,000
,000
,000
,000
,000
,000
Standardized
Coefficients
Beta
-,248
,064
-,121
t
,892
-1,521
,506
-,819
Sig.
,375
,132
,614
,415
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,448
,731
,543
2,233
1,368
1,841
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
a. Variabel arus kas operasi memiliki nilai p-value 0,132 > level of significant 0,05.
Jadi dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel return saham, sehingga H3 ditolak.
18
b. Variabel arus kas investasi memiliki nilai p-value 0,614 > level of significant
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa arus kas investasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel return saham, sehingga H4 ditolak.
c. Variabel arus kas pendanaan memiliki nilai p-value 0,415 > level of significant
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa arus kas pendanaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel return saham, sehingga H5 ditolak.
Uji Simultan F-Test
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama antara variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 12
Uji Simultan Model Regresi 1
ANOVAb
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
,013
,378
,391
df
2
81
83
Mean Square
,007
,005
F
1,415
Sig.
,249a
a. Predic tors: (Constant), Total Arus Kas, Laba Kot or
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan tabel 12, nilai p-value 0,249 > level of significant 0,05. Jadi
dapat disimpulkan bahwa variabel laba kotor dan total arus kas secara bersama-sama
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham.
Tabel 13
Uji Simultan Model Regresi 2
ANOV Ab
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
,020
,371
,391
df
3
80
83
Mean S quare
,007
,005
F
1,431
Sig.
,240a
a. Predic tors: (Constant), Arus Kas Pendanaan, Arus K as Inves tasi, Arus Kas operas i
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
19
Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai p-value
0,240 > level of significant 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel arus kas
operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapaun hasi dari koefisien
determinasi untuk model 1 dan 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 14
Nilai Koefisien Determinasi Model Regresi 1
Model Summaryb
Model
1
R
,184a
R Square
,034
Adjusted
R Square
,010
Std. Error of
the Estimate
,068315
DurbinWatson
2,011
a. Predictors: (Constant), Total Arus Kas , Laba Kotor
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
Berdasarkan pada tebel tersebut, didapatkan angka koefisien determinasi
(Adjusted R Square) sebesar 0,010. Hal ini berarti variabel bebas (laba kotor dan total
arus
kas)
memiliki
peranan
sebesar
1%
secara
bersama-sama
dapat
menjelaskan/menerangkan return saham. Sedangkan sisanya 99% (100%-1%)
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 15
Koefisien Determinasi Model Regresi 2
b
Model Summ ary
Model
1
R
,226a
R Square
,051
Adjust ed
R Square
,015
St d. E rror of
the Es timate
,068128
DurbinW atson
2,052
a. Predic tors: (Constant), Arus Kas P endanaan, A rus Kas Investas i, Arus
Kas operas i
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2009
20
Berdasarkan pada tebel tersebut, didapatkan angka koefisien determinasi
(Adjusted R Square) sebesar 0,015. Hal ini berarti variabel bebas (arus kas operasi,
arus kas investasi, dan arus kas pendanaan) memiliki peranan sebesar 1,5% secara
bersama-sama dapat menjelaskan/menerangkan return saham. Sedangkan sisanya
98,5% (100%-1,5%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam
penelitian ini.
Pembahasan
Dalam penelitian ini, laba kotor tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Hasil temuan ini mendukung penelitian hidayat (2008) yang menyatakan
bahwa laba akuntansi yang termasuk laba kotor di dalamnya tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham yang memiliki pengaruh besar terhadap return
saham. Hal tersebut berlainan dengan penelitian yang dilakukan Hidayati (2008) dan
Daniati (2006) yang menyatakan bahwa laba kotor berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Dalam penelitian ini, total arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Hasil temuan ini mendukung penelitian Triono dan Hartono (2000) dan
Hidayati (2008) di mana dalam penelitiannya disimpulkan bahwa total arus kas tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return sahan maupun harga saham.
Dalam penelitian ini, arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Hasil temuan ini mendukung penelitian Triyono (2000) dan Daniati
(2006) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Kedua penelitian tersebut berlainan dengan penelitian yang
dilakukan Kiagus Andi (2007) yang menyatakan bahwa arus kas operasi yang
diinteraksikan dengan laba berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan
penelitian Pradono (2007) menyatakan arus kas operasi berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
21
Dalam penelitian ini, arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Hasil temuan ini mendukung penelitian Triyono (2000) dan Hidayat
(2008) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Kedua penelitian tersebut berlainan dengan penelitian yang
dilakukan Hidayati (2008) dan Daniati (2006) yang menyatakan bahwa arus kas
investasi memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Dalam penelitian ini, arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Hasil temuan ini mendukung penelitian Triyono (2000) dan
Hidayati (2008) yang menyatakan bahwa arus kas pendanaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hidayat (2008) dan Sumarni (2007) yang menyatakan bahwa arus kas pendanaan
memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diproleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
c. Secara parsial variabel laba kotor (LK), total arus kas (TAK), arus kas operasi
(AKO), arus kas ivestasi (AKI) dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
d. Secara simultan variabel laba kotor (LK), total arus kas (TAK), arus kas operasi
(AKO), arus kas ivestasi (AKI) dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
e. Nilai determinan adjusted R2 model regresi I adalah 0,010. Hal tersebut berarti
bahwa 1,0% indeks kemampuan variabel laba kotor dan total arus kas dalam
mempengaruhi return saham.
22
f. Nilai determinan adjusted R2 model regresi 2 adalah 0,015. Hal tersebut berarti
bahwa 1,5% indeks kemampuan variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan
arus kas pendanaan dalam mempengaruhi return saham.
Saran
Meskipun dalam penelitian ini semua variabel independen tidak berpengaruh
terhadap return saham, maka peneliti tetap menyarankan kepada investor agar dalam
berinvestasi untuk tetap memperhatikan faktor laba kotor dan kandungan arus kas,
karena pada penelitian-penelitian sebelumnya faktor-faktor tersebut terbukti
berpengaruh terhadap terhadap return saham.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tidak berhasil mendapatkan bukti empiris pengaruh laba
kotor dan kandungan arus kas terhadap return saham, hal ini dikarenakan rentang
waktu yang digunakan relatif singkat, kemungkinan kesalahan dalam metode
pengambilan sampel, sampel yang digunakan relatif sedikit, dan hanya terfokus pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ saja.
Implikasi Penelitian Selanjutnya
a. Untuk
penelitian
selanjutnya
diharapkan
melakukan
penelitian
dengan
menggunakan variabel-variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
penelitian ini seperti size perusahaan, modal kerja, rasio keuangan, vallue added
dan lain-lain yang mungkin berpengaruh terhadap return saham.
b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel perusahaan
serta menggunakan sektor industri lain (perusahaan jasa, pertambangan,
perkebunan dan sebagainya), tidak hanya terfokus pada perusahan manufaktur di
Bursa Efek Jakarta (BEJ), sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan.
c. Perlunya ada pengembangan terhadap model regresi linier, misalnya dengan
menginteraksikan variabel independen.
23
Daftar Pustaka
Alghifari, 2000, Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2, BPFE,
Yogyakarta.
Andi, Kiagus, 2007, Analisis Pengaruh Interaksi Laba dengan Laporan Arus Kas
terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur di REJ), Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol. 12 No. 1 Januari, Lampung.
Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia.
Belkauoi, dkk, 1993, Teori Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
Chariri, Anis dan Imam Ghozali, 2001, Teori Akuntansi, BPFE UNDIP, Semarang.
Daniati, Ninna, dan Suhairi, 2006, Pengaruh Kandungan Informasi Komponen
Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expected Return
Saham, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, 2001, Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab, Salemba Empat, Jakarta.
Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Andi,
Yogyakarta.
Dyckman, dkk, 2001, Akuntansi Intermediate, Erlangga, Jakarta. Ghozali, Imam,
2007, Aplikasi Analisi MuUivariate dengan Program SPSS, BP Undip,
Semarang
Hartono, Jogiyanto, 2000, Teori Portofotto dan Analisis Investasi, edisi 3, BPFE,
Yogykarta.
Hendriksen, Eldaon S, 1996, Teori Akuntansi, Erlangga, Jakarta.
Hidayat, Andy, 2008, Analisis Hubungan Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba
Akuntansi terhadap Harga Saham, Skripsi SI Universitas Semarang (Tidak
Dipublikasikan).
Hidayati, Nur, 2008, Pengaruh Laba Kotor, Total Arus Kas dan Komponen Arus Kas
terhadap Comulative Abnormal Return pada Perusahaan Go Public di Bursa
Efek Jakarta (BEJ), Skripsi SI Universitas Brawijaya Malang (Tidak
Dipublikasikan)
Horngren, dkk, 2001, Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
24
Husnan, Suad, 1998, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta. IAI, 1999, Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan, Penerbit Ikatan Akuntansi Indonesia.
Indriantoro, N., dan Supomo, 1999, Metodologi Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi I, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Kieso, Donald E. Jerry J. Weygant. Terry D. War-field, 2001, Intermediate
Accounting, John Willey & Sons, New York.
Kuncoro, Mujarat, 2003, Metode Riset untuk Bisinis dan Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Pradhono, dan Yulius Jogi Christiawan, 2004, Pengaruh Economic Value Adde,
Residual Income, Earning dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang
Diterima oleh Pemegang Saham, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 6 No.
2 Nopember, Surabaya.
Skousen, dkk, 2001, Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Subagyo, dkk,
1999, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, UPP STIE YKPN, Yogyakarta.
Sumarni, Astuti Sri, dan Rahmawati, 2007, Relevansi Nilai Informasi Arus Kas
dengan Ratio Laba Harga dan Perubahan Laba Harga Sebagai Variabel
Moderaasi: Hubungan Nonlinier, JAAI Volume 11 No 1 Juni, Hal 21-33,
Surakarta.
Sunaryah, 2000, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP AMK YKPN,
Yogyakarta.
Susilowati, Yeye, 2003, Hubungan antara Peluang Investasi dengan Arus Kas,
Kebijakan Pendanaan dan Deviden, Fokus Ekonomi Volume 2 No. 1 April,
Hal 24-31, Semarang.
Triyono, dan Jogianto Hartono, 2000, Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas,
Komponen Arus Kas dengan Harga atau Return Saham, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia Vol. 3 No. 1 Januari, Hal 54-68.
25
Download