Modul ke: 03 Teori Ilmu Komunikasi Pentingnya Komunikasi & Komunikasi sebagai Ilmu Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Penyiaran Dr. Rulli Nasrullah, M.Si Pertanyaan.. The Mathematical Theory of Communication. Teori yang lebih dikenal dengan model Shannon dan Weaver ini muncul dari sebuah gagasan Claude E Shannon di tahun 1948 yang menerapkan teori matematika dalam komunikasi permesinan (engineering communication). • Setidaknya hingga saat ini ada 126 definisi tentang komunikasi yang telah dipopulerkan oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu. Teori-teori tersebut pada dasarnya mencoba untuk mendefinisikan komunikasi beserta berbagai persoalan yang ada di dalamnya. • Salah seorang pakar dalam ilmu komunikasi Wilbur Schramm dalam bukunya “Introduction to Mass Communication Research” (1972:10) memberikan pengertian teori sebagai: “A set of related statements, at a high level of abstraction, from which propositions can be generated that are testable by scientific measurements and on the basis of which predictions can be made about behaviour.” • Schramm mendefinisikan teori sebagai seperangkat pernyataan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Pernyataan tersebut dalam level tertentu dihasilkan dari sebuah proposisi yang tertentu dan dengannya dapat dilakukan pengujian secara ilmiah. Juga, mampu memprediksikan tentang prilakuprilaku. • Sedangkan Little John (1995: 2-3) memandang teori sebagai segala hal yang dilakukan (oleh manusia) untuk menjelaskan maupun pernyataan mengenai pengalaman. Menghadirkan sebuah gagasan yang dapat dipahami oleh orang lain bagaimana suatu peristiwa itu terjadi. Dua Ciri Teori • . Pertama, semua teori hanyalah abstraksi tentang suatu hal. Berbagai macam teori komunikasi yang ada sampai saat ini belum ada satupun yang membahas secara tuntas tentang komunikasi. Ia hanyalah menjelaskan fenomenafenomena atau gejala-gejala tertentu dan terkadang mengabaikan fenomena atau gejala lainnya. Melihat satu variabel dengan mengabaikan variabel yang lain. Di sinilah letak keterbatasan sebuah teori, bahwa ada ‘sesuatu’ yang masih belum terjangkau. • Kedua, teori dipandang sebagai sebuah konstruksi ciptaan manusia. Dengan demikian teori bersifat relatif dalam arti tergantung pada cara pandang si teori, sifat dan aspek hal yang diamati, serta kondisikondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan lingkungan sekitarnya. Little John mengutip pernyataan Abraham Kaplan (The Conduct of Inquary, 1964 : 309) menyatakan bahwa: “The formation of a theory is not just the discovery of a hidden facts; the theory is a way of looking at the facts, of organizing and representing them…A theory must somehow fit God’s world, but in an important sense in it creates a world of its own.” • dalam setiap teori komunikasi ada dua unsur (basic elements) di dalamnya, yaitu konsep dan penjelasan. • Kerlinger (1986: 28) mengartikan konsep sebagai abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Pada akhirnya memang sebuah teori akan memunculkan suatu konsep yang bisa dipahami dari fenomena-fenomena khusus yang terjadi di sekitar manusia. • Terkadang teori hanya sampai pada tataran konsep semata, tanpa menerangkan maksud yang terkandung daru munculnya konsep-konsep tersebut maupun hubungan yang mungkin terjadi di antaranya. Inilah yang sering disebut dengan taxonomics (taksonomi). Fungsi Teori Komunikasi • Ada sembilan fungsi yang terdapat dalam teori komunikasi, yaitu mengorganisasikan dan menyimpulkan, memfokuskan, menjelaskan, mengamati, membuat prediksi, heuristik, komunikasi, kontrol/mengawasi, dan ‘generatif’. • Fungsi pertama, mengorganisasikan dan menyimpulkan, berarti bahwa dalam mengamati realitas tidaklah bisa dilakukan bagian-perbagian saja atau sepotong demim spotong. Perlu adanya mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata. • Pola-pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Pengetahuan tentang pola maupun hubungan tersebut kemudian diorganisasikan dan disimpulkan. Hasilnya , dalam hal ini teori komunikasi, akan dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar agi upaya-upaya studi yang akan dilakukan selanjutnya. • Dalam fungsi menjelaskan, hal-hal atau aspekaspek dari suatu objek yang diamati harus jelas fokusnya. Teori pada dasarnya hanya menjelaskan sesuatu dan biasanya bersifat khusus dan detail, bukan tentang hal umum/banyak hal. • Pengamatan menunjukkan tidak hanya menjelaskan apa yang sebaiknya diamati tetapi juga memeberikan petunjuk bagaimana cara mengamati. Berkaitan dengan teori komunikasi, maka sebuah teori yang baik adalah teori yang juga menjelaskan konsep-konsep operasional. Ini dikatakan penting karena bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengamati kerincian sesuatu yang berkaitan dengan elaborasi teori. • Fungsi selanjutnya dari teori adalah membuat prediksi. Fungsi ini memposisikan teori sebagai landasan/perkiraan tentang apa yang akan terjadi. Meski sebuah peristiwa terjadi pada kurun waktu tertentu di masa lampau, namun berdasarkan data-data dan hasil pengamatan dapatlah dibuat simpulan atau perkiraan tentang adanya kemungkinan akan sebuah pengulangan fenomena apabila hal yang digambarkan sebuah teori uga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang. • Fungsi selanjutnya adalah heuristik. Aksioma umum menyatakan bahwa teori yang baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian lanjutan. Ini dapat terjadi apabila konsep-konsep dan penjelasan yang terkandung dalam sebuah teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian selanjutnya. • Dalam fungsi komunikasi, teori bersifat terbuka. Ia tidak didominasi oleh seorang yang menciptakan teori itu saja, melainkan teori harus dipublikasikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap perbaikan maupun kritkan. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya yang dilakukan dalam menyempurnakan teori akan dapat dilakukan. • Kontrol sebagai fungsi selanjutnya menegaskan bahwa sebuah teori merupakan asumsi-asumsi yang dapat kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai yang dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan fungsi teori yang terakhir adalah ‘generatif’. Teori dianggap-kebanyakan terlihat terutama di kalangan pendukung tradisi/aliran pendekatan interpretatif dan teori kritis- sebagai sarana perubahan sosial dan kultural, serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru. • proses pengembangan atau pembentukan teori pada umumnya mengikuti model eksperimental yang biasanya dipergunakan dalam ilmu pengetahuan. Menurut pendekatan ini, biasa disebut dengan metode hipotesis-deduktif, proses pengembangan teori melibatkan empat tahap, yakni mengembangkan pertanyaan, membentuk hipotesis, menguji hipotesis, memformulasikan hipotesis. Tolak UkurTeori Komunikasi • Cakupan Teoritis (Theorithical Scope), tolak ukur ini menegaskan apakah sebuah teori yang dibangun telah memiliki prinsip keberlakuan umum. • Kepantasan (Appropriateness), digunakan untuk mengetahui apakah isi teori sesuai dengan pertanyaan/permasalahan teoritis yang diteliti. • Heuristic Value, suatu teori yang dibentuk apakah memungkinkan dan memiliki potensi untu menghasilkan penelitian atau teori-teori lainnya yang berkaitan. • Validitas, mengukur konsistensi internal dan eksternal • Kesederhanaan Logika (Parsimony), mengukur teori apakah teori tersebut dapat dijelaskan dengan logika yang sederhana. • Keterbukaan (Openness) bahwa sebuah teori yang baik terbuka atas semua kemungkinan. Definisi Ilmu Komunikasi Menurut S Djuarsa Sendjaya (2001:10) secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagaimana berikut ini; • Teori adalah abstraksi dari realitas. • Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistematis. • Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proporsi-proporsi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan. • Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasigeneralisasi yang diterima/terbukti secara empiris. Terima Kasih Dr. Rulli Nasrullah, M.Si