Teori Kognitif Sosial

advertisement
TEORI KOGNITIF SOSIAL
Albert Bandura
KONSEP
Bandura  banyak mengkaji dan meneliti
belajar OBSERVASIONALseseorang
belajar melalui observasi/mengamati
SOSIAL  pikiran dan tindakan manusia
memiliki asal usul yang bersifat sosial.
KOGNITIF  pikiran manusia akan
mempengaruhi motivasi, perasaan dan
tindakan manusia.
Manusia pada hakekatnya memiliki
kemampuan :
1. Kemampuan menggunakan SIMBOL-SIMBOL
yang berguna bagi penyesuaian pada
lingkungan.
 SIMBOL :
 Memproses dan mengubah pengalaman
temporer menjadi model-model internal yang
memandu tindakan di masa datang.
 Orang akan memberi makna, bentuk dan
kontinuitas pada pengalaman mereka.
 Orang dapat berkomunikasi dengan orang lain
dalam segala jarak, ruang dan waktu.
2. Kemampuan memikirkan masa depan :
 Perspektif masa depan tercermin dalam
antisipasi terhadap akibat perilakunya dan
penentuan tujuan.
 Kemampuan bertindak secara intensional dan
berarah tujuan berakar pada aktivitas simbolik.
 Representasi kognitif dari peristiwa masa depan
akan berdampak kuat pada perilaku yang
sekarang (sbg motivasi).
 Bayangan masa depan yang indah akan
mempertahankan perilaku yang sangat mungkin
akan menghasilkan realisasi masa depan yang
indah tsb.
3. Kemampuan Vikarius (Vicarious)
Kemampuan mengamati perilaku orang
lain dan akibatnya bagi orang yang
berperilaku tersebut  orang mampu
membuat hukum-hukum untuk
menghasilkan pola perilaku tanpa trialerror yang sangat melelahkan.
Vicarious Reinforcement: belajar dengan
cara mengobservasi konsekuensi dari
perilaku orang lain.
4. KEMAMPUAN MENGATUR DIRI
Orang berperilaku didorong oleh patokan
internal dan penilaian pribadi terhadap
perilakunya sendiri.
5. KEMAMPUAN MEREFLEKSI DIRI
Orang mampu menganalisa pengalamanpengalamannya serta memikirkan proses
berpikirnya sendiri (metakognisi).
PERILAKU MANUSIA MERUPAKAN CAMPURAN
ANTARA UNSUR-UNSUR BAWAAN DAN
BELAJAR.
DETERMINISME TIMBAL BALIK (RESIPROK) 
Bandura menyatakan konsep resiprokalitas
triadik : PERILAKU, FAKTOR KOGNITIF dan
PRIBADI, serta LINGKUNGAN semua bekerja
secara interaktif/saling mempengaruhi 
tindakan manusia mrpkn hasil interaksi 3
variabel tsb
Lanjutan Determinisme..
B
P
E
B = Perilaku (behavior)
P = faktor-faktor pribadi internal (kejadian
kognitif, afektif dan biologis)  Personality
E = lingkungan eksternal  Environment
Meskipun manusia dapat dan sudah banyak
belajar dari pengalaman langsung, namun
lebih banyak yang mereka pelajari dari
aktivitas mengamati perilaku orang lain
Pembelajaran dengan Mengamati
(Observational Learning)
 Belajar  kegiatan pemrosesan informasi tentang
struktur perilaku dan kejadian-kejadian lingkungan
ditransformasikan (diubah) ke dalam representasi
simbolik yang berperan sebagai panduan bagi
perilaku.
 Bandura : “tindakan mengamati memberikan ruang
pada manusia untuk belajar tanpa berbuat apapun”
ex: fenomena alam, tumbuhan, tata surya
Teori Kognitif Sosial  manusia belajar dgn
mengamati prilaku orang lain.
Pembelajaran dengan
mengamati jauh lebih efisien
daripada pembelajaran
dengan mengalami langsung
Berbeda dengan Skinnner
 perilaku harus dialami
oleh individu itu sendiri.
 Perbedaan pendapat dgn Skinnerpenguatan BUKAN
esensi pembelajaran. Meski penguatan memfasilitasi
pembelajaran tapi bukan syarat utamanya.
 Pembelajaran manusia yg utama adalah mengamati
model-model & pengamatan inilah yg terus-menerus
diperkuat.
 Dengan mengamati orang lain manusia belajar respon
mana yg diikuti penghukuman atau mana yg tidak
mendapat penguatan
METODOLOGI
Eksperimental
Anak-anak diminta melihat sebuah film
yang memperlihatkan seorang
model/tokoh sedang memukul dan
menendang boneka.
Dibagi dalam 3 kelompok :
1  melihat perilaku agresif dari model
diberi REINFORSEMEN
Lanjutan….
 Klp 2  melihat perilaku agresif dari model
diberi PUNISHMENT (DIHUKUM)
 Klp 3  melihat perilaku agresif dari model yang
tidak diberi REINFORSEMEN maupun
HUKUMAN.
 Ketiga kelompok anak tadi lalu diberi boneka
dan perilaku agresif mereka diukur.
 Hasilnya : PERILAKU AGRESIF KELOMPOK 1
> PERILAKU AGRESIF KELOMPOK 3 >
PERILAKU AGRESIF KELOMPOK 2.
Faktor yg menentukan seseorang belajar
dari suatu model atau tidak:
1. Karakteristik model
 Cenderung menyukai model yg statusnya lebih
tinggi, menyukai pribadi yg kompeten drpd yg
tidak & menyukai pribadi yg kuat drpd lemah
2. Konsekuensi perilaku yg dimodelkan
 Semakin besar nilai yang diberikan pengamat,
makin besar nilai diserap
 Apakah model mendapatkan konsekuensi negatif?
hukuman, kesulitan
Proses Pembelajaran dgn Mengamati
(Observational Learning)
1. PROSES PERHATIAN (ATTENTIONAL
PROCESSES)
2. PROSES REPRESENTASI
(REPRESENTATION PROCESSES)
3. PROSES PRODUKSI PRILAKU
(PRODUCTION PROCESSES)
4. PROSES MOTIVASI (MOTIVATION
PROCESSES).
Proses Pembelajaran Pemerhatian/Pemodelan
Proses 1
Perhatian
Proses 2
Retensi/
Representasi
Proses 3
Reproduksi
Proses 4
Peneguhan/
Motivasi
1. PROSES PERHATIAN
• Proses ini akan
menentukan apa yang
secara selektif diamati
dari begitu banyaknya
pengaruh si model dan
informasi apa saja yang
akan disarikan dari
kejadian-kejadian.
Proses Perhatian ditentukan :
• Sifat-sifat Perilaku Model, misal : salience,
kemampuan membedakan dan kompleksitas dari
perilaku model.
• Faktor-faktor yang ada dalam diri di pengamat,
misal prekonsepsi dan ketrampilan kognitif.
• Nilai fungsional, misal : perilaku model yang
sukses/efektif atau yang dapat menghasilkan
reinforsemen/hukuman akan lebih diperhatikan
dibandingkan perilaku yang tidak efektif.
• Sifat menarik/atraktif si model. Model yang
atraktif (cantik/ganteng, murah senyum) akan
lebih menarik perhatian dibandingkan yang
kurang memiliki sifat tersebut.
2. PROSES RETENSI
• Proses
mentransformasikan/mengubah
perilaku model yang telah
diamati menjadi simbol-simbol
dalam pikiran si pengamat.
• Simbol-simbol ini akan
menggambarkan sifat dan
struktur yang esensial dari
perilaku si model.
• Simbol ini bisa disimpan dalam bentuk
visual/imajinal ataupun deskripsi verbal dari
perilaku si model. Repetisi/pengulangan
secara kognitif mengenai perilaku model
dapat meningkatkan retensi dari perilaku si
model dalam memori pengamat.
• Ex: JUSUF KALLA  pekerja keras, pengusaha
sukses  Lebih cepat lebih baik (kita belajar
utk tidak menunda pekerjaan)
 bisa sbg strategi branding bisnis
3. PROSES PRODUKSI
• Perilaku diorganisasikan melalui mekanisme
integratif sentral sebelum perilaku dijalankan.
• Pengamat akan mengembangkan satu konsepsi
mengenai bagaimana komponen-komponen perilaku
harus dikombinasikan dan diurutkan berdasarkan
waktu untuk membentuk perilaku baru. Proses ini
merupakan proses pencocokan dengan konsepsi
(conception-matching process).
• Sebelum perilaku dijalankan, pengamat akan
menyeleksi dan mengorganisasikan perilaku dalam
level kognitif.
4. PROSES MOTIVASI
• Perlu dibedakan belajar dengan performans karena
orang tidak akan selalu menerjemahkan apa yang
dipelajari ke dalam perilaku.
• Jika perilaku mengandung sedikit nilai fungsional
atau malah mengandung bayak resiko, orang
mungkin tidak melakukan performans (tindakan)
meski sudah belajar. Bila reinforsemen diberikan
maka belajar observasional yang belum
terekspresikan akan diubah menjadi performans.
KEGAGALAN BELAJAR MODELLING
BIASANYA DIAKIBATKAN OLEH
DEFISIENSI DALAM SALAH SATU (BISA
LEBIH DARI SATU) DARI KEEMPAT
PROSES DI ATAS.
ABSTRACT MODELLING :
 Pengamat akan belajar mengenai
ketrampilan untuk membuat penilaian dan
aturan yang umum.
CREATIVE MODELLING :
 Modelling juga dapat menghasilkan inovasi.
Dalam upaya kreatif, pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan harus dipelajari
lewat contoh dan dipraktekkan melalui
magang. Kreativitas dapat terbentuk dari
sintesis pengalaman menjadi satu cara
berpikir dan bertindak baru.
Download