Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan

advertisement
:
Adopsi, Difusi dan Inovasi
dalam Penyuluhan Peternakan
Modul 4
Pengertian Adopsi
- Proses yg melibatkan dimensi Waktu
- Berkaitan dengan pengambilan keputusan
Adopsi :Proses /Peristiwa diterimanya suatu
inovasi / teknologi/ ide-ide
TAHAPAN ADOPSI
Tahap sadar (Awarness): petani sasaran telah mengetahui informasi tetapi
informasi tersebut dirasa kurang.
Tahap minat (Interest) : petani sasaran mencari informasi atau keterangan
lebih lanjut mengenai informasi tersebut.
Tahap menilai (Evaluation) : petani sasaran sudah menilai dengan cara
membandingkan inovasi terhadap keadaan dirinya
pada saat itu dan dimasa yang akan datang serta
menentukan apakah petani sasaran mencoba
inovasi atau tidak.
Tahap mencoba (trying): petani sasaran sudah mencoba meskipun dalam
skala kecil untuk menentukan angka dan kesesuaian inovasi atau tidak.
Tahap adopsi (adoption) : petani sasaran sudah meyakini kebenaran inovasi
dan inovasi tersebut dirasa bermanfaat baginya. Pada tahap ini petani
sasaran menerapkan dalam jumlah/skala yang lebih besar.
Model adopsi yang digambarkan oleh Kellogg.
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Pemilihan wilayah sasaran
dan diagnosis situasi petani
Perencanaan dan rekayasa
teknologi adaptif
Pengujian dan verifikasi di tingkat
usahatani
Tahap 4
Percobaan antar lokasi dan
diseminasi teknologi
waktu
Hubungan antara metode penyuluhan, tahap komunikasi dan tahap adopsi
Metode Penyuluhan
Metode Perorangan
Metode Kelompok
Metode Massal
Tahap-tahap
Komunikasi
Tahap-tahap
Adopsi
Menggerakkan Usaha
Adopsi
Meyakinkan
Membangkitkan
Keinginan
Menggugah Hati
Percobaan
Menaruh Perhatian
Kesadaran
Penilaian
Minat
Model adopsi Rogers dan Schoemaker digunakan
untuk mengatasi keterbatasan model adopsi Bohlen
tersebut. Rogers dan Schoemaker (1983) mengatakan
bahwa tingkat adopsi dipengaruhi oleh lima (5) faktor
yaitu :
•Tipe keputusan adopsi inovasi
•Atribut yang terkandung dalam inovasi
•Karakteristik system sosial petani sasaran
•Karakteristik saluran komunikasi yang digunakan
•Usaha yang dilakukan penyuluh untuk meyakinkan
petani sasaran.
Penggolongan Adopter berdasarkan kecepatan Adopsi
Berdasarkan kecepatan adopsi terhadap suatu inovasi, dikenal 5(lima) golongan
adopter yaitu :
1.Inovator (golongan perintis dan pelapor)
Golongan perintis ini jumlahnya tidak banyak dalam masyarakat. Karakteristik
golongan ini antara laingemar, mencoba, inovasi dan rata-rata pada
masyarakatnya pada umumnya berpartisipasi aktif dalam penyebarluasan
inovasi.
2. Early Adopter (golongan penyetrap dini)
Golongan ini mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, gemar membaca buku,
suka mendengar radio, memiliki faktor produksi non lahan yang relative komplit.
3. Early Mayority (golongan Penyetrap awal)
Golongan ini pada umumnya mempunyai tingkat pendidikan rata-rata seperti
anggota masyarakat lainnya, dapat menerima inovasi selama inovasi tersebut
memberikan keuntungan kepadanya.
4. Late Mayority (golongan Penyetrap akhir)
Golongan ini pada umumnya berusia lanjut dan memilki tingkat pendidikan
rendah, status sosial ekonominya sangat rendah dan lambat menerapkan inovasi.
• Laggard (Golongan Penolak)
•
•
•
•
•
Ciri Ciri Golongan penolak ini pada umumnya:
usia lanjut,
jumlahnya sangat sedikit
tingkat pendidikannya sangat rendah bahkan buta
huruf,
status sosial eknominya sangat rendah,
tidak suka terhadap perubahan-perubahan
.
Karkteristik sosial ekonomi pada berbagai kategori adopter.
Variabel
Umur
Inovator
Setengah
Early
Early
Late
Adaptor
Mayority
Mayority
Muda
Setangah
Muda
Umur tua
sampai tua
Sedang
Rendah
Umur
Pendidikan
Tinggi
Tinggi
Laggard
Tua
Rendah
Sekali
Sedang
Ekonomi
Baik
Baik
Status Sosial
Pola
Hubungan
sampai baik
Kurang
Kurang
Sedang
sekali
Paling
Tinggi
Sedang
sampai baik
rendah
rendah
Kosmopolit
Kosmopolit
Cendrung
Lokalita
Sangat
Lokalita
lokalita
Difusi Inovasi:
Perubahan sosial yang direncanakan pd proses penyuluhan
sangat rumit yang pada dasar dapat dikelompokkan menjadi
tiga tahap yaitu :
- Invensi
- Difusi, dan
- Konsekuensi-konsekuensi invensi
Ketiganya
merupakan
kegiatan
penciptaan
atau
pengembangan inovasi baru
Gambar 5. Model difusi inovasi Leagans (1971)
Nilai dan kekayaan Tradisional Kelengkapan SDA,
tingkat Teknologi rendah , Tingkat Pendidikan
rendah
Factor Penghambat
Prilaku Petani
Faktor Pendorong Perubahan
Harapan Perbaikan ekonomi, ketersediaan Teknologi
Modern Harapan Perbaikan Sosial Penyuluhan
Pertanian Perluasan Kesempatan Usaha
.
Model Difusi Top Down
Model Difusi Top Down dikembangkan berdasarkan penelitian d
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan sekolah, labor
dan stasiun percobaan.
A.H. Bunting (1979) mengatakan bahwa model top down
difusion sebagai model penyuluhan pertanian konvensional.
Pada model ini Peneliti melakukan penelitian di laboratorium m
stasiun penelitian dan menghasilkan rekomendasi yang
disebarluaskan pada seluruh petani
Proses difusi inovasi model difusi top down
Peneliti
Penyuluh
Petani
Proses difusi inovasi model feed-back
Peneliti
Penyuluh
Petani
Proses difusi inovasi model farmer back to farmer.
Evaluasi dan
Adaptasi
Petani
(4)
Diagnosisi
Ilmuan dan
Petani
(1)
Pengetahuan
Petani dan
Masalah yang
dihadapi
Solusi terbaik
berdasarkan
visi usahatani
Defenisi
Masalah
Umum
Sosial
Potensial
Adaptasi atau
penyajian tingkat
usahatani atau
sasaran penelitian
(3)
Mencari solusi
dgn melakukan
penelitian
Interdisiplin
(2)
Download