FILOSOFI – KONSEP DIRI PROFESI FARMASI – KON SEP FARMASI SOSIAL DEFINISI, EKSPRESI, VISI, PENGABDIAN PROFESI Riswaka Sudjaswadi, drs., apt., S.U. Dosen Fakultas Farmasi UGM. FARMASI KESEHATAN MASYARAKAT Peran dan Fungsi Farmasis dalam Kesehatan Masyarakat Riswaka Sudjaswadi, drs., apt., SU Dosen Fakultas Farmasi UGM dan USD P E N GA N T A R * Penulisan hand out dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan visi tentang peran Farmasis di bidang pelayanan kesehatan. * Hasil yang tersaji merupakan suntingan beberapa sumber pustaka seperti tersebut berikut : The Role of Pharmacist on Health Care System (WHO,1990),Good Pharmacy Practice (WHO,1996),Pharmaceutical Care (FIP,1998),Statement of Policy Good Pharmacy Education Practice (FIP, 1998),Social Pharmacy (Harding dkk,2001),Pharmacy Practice (Werthei mer,2010;Taylor,2003),Pharmaceutical Practice (Winfield,2004), Applied Social Psychology (Semin,1996), A Practical Guide to Pharmaceutical Care ( Rovers dkk., 2003 ). * Semoga bermanfaat bagi mahasiswa perguruan tinggi Farmasi khususnya, dan Farmasis pada umumnya. BAGIAN PERTAMA REVIEW PHARMACY * PHARMACY* OBAT PROFESI Profession Concerns Comits Competence = specialised knowledge academic preparation Professional = khusus intelektual > fisik kompensasi profit Profession Learned = Unusual Learning Ethics >>> Market Place Confid. Relations Statutory Legisl. Act 1990 2001 SPEC. KNOW SERVICE LENGT. TRAIN ORIENT. MONOPOLY SELF – OF PRACT. REGUL. ***INTI PENGERTIANPROFESI**** OBAT SENYAWA ALAM / SINTESIS AKTIVITAS BIOLOGIS DIAGN PREF KURATIF REHAB PROMOT OBAT HARUS TERJAMIN = E.S. AMAN MUTU KHASIAT ILMU TTG (EFEK) OBAT ILMU ESO ILMU TTG NASIB OBAT DLM BADAN ILMU ADR ILMU TTG SEDIAAN OBAT ILMU TOKSIKO BIOLOGI FARMA FARMAKOL. & KIMIA FARMASI SETIKA FARM. KLIN FARMASI *** FAKULTAS *** **** FARMASI **** ASAL PENG - olahan - elolaan Sed. Obat MONITORING Alam SIFAT/EFEK OBT KF-DS, K.ORG BIOKIM, K.MED, SAR, RADIOFARM FISIKA, WJD ZAT FARM.FIS.TSF BIOL.SEL, BIOL.MOL. FARMAKOG, FITOKIM MICROBIOLOGI FISIOLOGI PARASITLG 3 B/S NSB-SED OBT FARMAKOL BIOFARM FARMAKOKIN DRG DEL SYS TSF PDT, TSFCSP DISP & COMP BIOTEKNOL PRE- & FORM INCOMTAB. DRUG.INTERACT TOKSIKOLOGY ANALISIS PEL FARM I. RESEP U.U ETIKA FARM KLIN FARSOS MANAG I. SOSIALPERILAKU DESIGN FORMULASI OBAT ILMU FARMASI (PHARMACEUTICS) MANAGER COG,AF,P.S. =ACADEMIC PREPARATION= Masa “Belajar” Pre Prof. Prof. Medic. Doct. 3 4 Dentist. 2 4 Vet. Med. 2 4 Ophthalm. 2 4 Pharm. D. 2 4 ....M. Pharm. - - -B. Pharm. ...+1 2 3 TASK-BASED COMPETENCIES Complex Bioavailability Parenteral Solution Monitoring Clinical Applications Physician-Pharm interaction ADVICER Patients SEJARAH PERKEMBANGAN MASA LALU DI INDONS APOTEK TOKO OBT MASA KINI MASA DEPAN 1970-1990 1990- ……….. HSL RISET PROFESSION LAB KLINIK COM PHARM R.S HOSP PHARM APOTEK INDT PHARM PEMERINT CLIN PHARM RISET DSR: L.A. DSR: S & T BSC: SCI & TECH PELENGKAP CONT PART PROF: HEALTH POS:PARA MENUJU POTENSI OPTIMUM • FARMASI : PROFESI KESEHATAN OBAT & PENGG KLINIK • FUNDAMENTAL : PELAYANAN TTG SAFE, APPROP, RATIONAL USE OF DRUGS • TUJUAN FUNDAMENTAL : PENINGKATAN KESEHATAN – PENGG OBAT SCR BENAR • PENCAPAIAN TJN : PERLU LEADERSHIP BERCIRI LOW PROFILE:POSISI THD PASIEN • SELF CONFIDENCE:TEGAR PADA POSISI DI SETIAP KESEMPATAN GAMBARAN TTG FARMASI • • • • PERSONIFIKASI : JANTUNG & JIWANYA : DISP & COMPOUND, OTAKNYA : DRUGS & THEIR ACTIONS, AKTIVITASNYA : MANAGING DRPs SEBAGAI POHON : AKAR: PHARMAKODINAMICS; BATANG: PHARMAKOKINETICS; DAUN: PHARMACUETICS; BUNGA: TASK-BASED COMPETENCIES BUAH: 1&2 TASK-BASED COMPETENCIES- PRODUCT ORIENTED, 3&4 TASK-BASED COMPETENCIES - PATIENT ORIENTED SEBAGAI BANGUNAN : BERLANDASKAN ILMU FARMASI,BERDIRI PILAR:PHARMACEUTICAL CHEMISTRY,PHARMACOGNOSY,PHARMACOLOGY,PHARMCEUTICS; LANGIT–LANGIT:BIOPHARMACY-PHARMACOKINETICS; ATAP:CLI NICAL PHARMACY-SOCIAL PHARMACY; PUNCAK BANGUNAN: PHARMACEUTICAL CARE SEBAGAI KIPAS : KERANGKA: TASK-BASED COMPETENCIES; LAYAR: INOVASI DAN DEVELOPMEN (PENGEMBANGAN). PERSONIFIKASI FARMASI OTAK ANALISIS MANAG. DRPs-TRPs JANTUNG DRUGS & THEIR ACTION DISP & COMP. Pd.Or. C.B; Parsol; Manag; UU/Etik POR ; “Buah; Bunga; Daun” “ilmu tentang nasib obat dalam badan” “ilmu tentang obat” Pt.Or. T/DTM Cl.Apl. Farsos Frmsetik Farmkokin; Biofarm; SPO; FarmaTher; FarmKlin; ESO; Toks; D.Int Fis; Farm Ds; KO; KM; KA; Biokim; Farfis; Biol Sel; Tekfarm; Farmakol ///////////ILMU FARMASI////////////// IPA Matematik Fisika IPS Biologi Ilmu Sosial Kode ETIK Sumpah Pharmaceutical care UU dan Etika Farmasi Sosial CB Farmakoterapi Farklin Komunikasi Informasi ESO DM Edukasi PS SPO Biofar CIAP Toksikologi Teknologi Farmasi Mikrobiologi BioKimia Farmasi Fisika Farmasetika Dasar Kimia Analisis Kimia Dasar Biologi Molekuler Botani Dasar Kimia Organik Biologi Sel Farmakologi Dasar Konsep Diri Farmasis “Pohon Ilmu” Patient Oriented Farmakognosi Fitokimia PHARM CARE UU PEL.RSP. ETIKHOSP.PH eso PHARMACOTH TOKSIKOL MANAG. KIE BIOPHARMACEUT == PHARMACOKINET L I F E S C I P H A R M P H A R M S C I I N D C L I N S O C P H A R M P H A R M ****ILMU FARMASI*** Pharmaceutical discipline MED DISC IPA IPS I N T E G R I T E D Profes Interdis Biopathology ed & comm Sociopsychology THE ROLES ON THE HEALTH CARE SYSTEMS (WHO 90) ► QUALITY ASSURANCE ► PROCUREMENT & DISTRIBUTION CHAIN ► PRICING STRUCTURES ► SOURCES OF DRUG INFORMATION ► INFORMED ADVICE PROVIDER OF MINOR ILLNESSES, CHRONICAL CONDT ON ESTA BLISHED MAINTENANCE THERAPY ► “BRIDGE” BETWEEN PHYSICIAN-PATIENT PEKERJAAN TPT PENGABDIAN PROFESI (WHO 90) • APOTEK = A.P.A R.S = -IFRS=SELEKSI-PENGAD-DISTR.-PENGG. PENYA.PROD -CSSD -LAB KLINIK -PEL.FARM.KLIN. KES • LEMBAGA PENELITIAN = -LIPI – BPPT - LIT.BANG. FAR - BATAN - BPTO - BALAI POM - KOSMT. -MKN. - YAN.FAR. - LAB. KRIM. - TNI - PENYLH.KES. - LINGK. • INDUSTRI FARMASI = -DIR.UT. - MAN.MARK. - PROD. UU. BHN.BAKU = - Q.C. - R & D – GUDANG PACKG HK. - PUSAT PENLT.OBAT • DOSEN/GURU, DEP KES, KES HEWAN, PEMANTAU POLUSI/LINGKUNGAN, POLA PERESEPAN, PENGG, PIO, KIE SOC PS C * * * * D * * * * * L M * * Dr FARM Science CM * LF * T * CLINICAL DATA PROFESI YANG DAPAT DIJABAT OLEH LULUSAN 1 Pada Industri Farmasi, menurut struktur organisasi yang umum, farmasis dapat menjabat sebagai manager atau direktur utama, menager produksi, manager kontrol kualitas, manager gudang, atau menager marketing, atau staf dalam bidangbidang tersebut. Kompetensi yang dilaksanakan, dimulai sejak seleksi bahan baku, bahan tambahan, preformulasi dan formulasi, monitoring proses dan jaminan mutu, kontrol kualitas, penyimpanan produk, sehingga distribusi ke konsumen, serta informasi yang proporsional, baik kepada kolega kesehatan yang lain, maupun masyarakat. Gambar 1. Suasana proses produksi di industri obat Gambar 2. Divisi Kontrol Kualitas 2. Pada Industri Jamu juga berpeluang mengampu posisi-posisi seperti pada Industri Farmasi tersebut, namun dalam seleksi bahan baku/tambahan, diperlukan kompetensi yang lebih khusus dan karakteristik Gambar 3. Simplisia Obat Tradisional 3. Gambar 4. Proses Ekstraksi Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit, farmasis berkompeten untuk seleksi obat dan alat-alat kesehatan yang bermutu tinggi, selanjutnya melaksanakan pengadaan dan penyimpanan obat dan alkes yang bersangkutan dalam gudang yang memenuhi syarat, pendistribusian kepada pasien disertai pemantauan yang baik tentang jaminan mutunya, kemudian melakukan pengawasan tentang penggunaan obat yang rasional. Farmasis juga dapat mengelola unit produksi Instalasi farmasi, yang menyediakan preparat-preparat steril atau sediaan untuk keperluan RS dan tidak tersedia di pasaran. Gambar 6. Gudang obat anti kanker dan ruang produksi di Gambar 5. Penerimaan barang Rumah Sakit 4. Farmasis juga dapat memimpin atau mengelola suatu instalasi Rumah Sakit yang lain, dikenal sebagai Central Sterile Supply Department/Division (CSSD), yang melaksanakan pencucian, penyuci-hamaan, dan penyiapan alat-alat bedah, serta pemantauan sterilitas hingga penggunaannya selesai, pencegahan INOS Gambar 7. Bagian CSSD di Rumah Sakit 5. Farmasis dapat juga bekerja sebagai staf pada Laboratorium Klinik rumah Sakit, yaitu melaksanakan analisis (kimia) klinik zat-zat yang berpengaruh terhadap sistem fisiologis dan kesetimbangan cairan-cairan badan yang dapat berakibat patologis. Aplikasi pengetahuan analisis (kimia/ obat/toksikologi/klinik), farmakokinetik, dan instrumentasi sangat dominan. Untuk Laboratorium Klinik swasta di luar Rumah sakit, Farmasis dapat berperan lebih proporsional dan lebih tinggi. Gambar 8. Bagian Patologi Klinik di Rumah Sakit 6. Pada lembaga-lembaga penelitian, farmasis dapat bekerja sebagai staf pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yaitu untuk melaksanakan sintesis bahan baku obat/obat baru, ekstraksi bahan obat dari tumbuhan atau hewan untuk menghasilkan obat-obat alami. Pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Farmasi, dapat memantau mutu obat lewat uji kontrol kualitas, uji doping olah-ragawan, uji keracunan makanan/minuman/polutan Gambar 9. Pro Surf Gambar 10. Solid Liquid Extraction Unit Gambar 11. Solvent Recycling Systems Gambar 12. Super Critical Fluid Extractor Gambar 13. Two Stage Wiped Film Still Plant 7. Pada Badan Pemeriksaan Obat dan makanan, Farmasis dapat menjalankan kompetensi analisis kimia/obat/zat-zat berbahaya, pemantauan terhadap pemalsuan, dan utamanya analisis untuk kontrol kualitas Gambar 14. Contoh Sampel Obat Tradisional dan Kosmetik Gambar 16. Pemeriksaan Sampel Obat dengan Gas Kromatografi Gambar 15. Alat Dissolution tester Gambar 17. Alat Ekstraksi bahan aktif dari suatu campuran obat 8. Pada BPTO, dapat melaksanakan pembudidayaan tanaman obat, seleksi, dan kontrol kualitas, mulai pemilihan bahan, preparasi, proses penyiapan simplisia agar menjadi bahan baku obat yang mutunya terjamin. Gambar 14. Kebun Tanaman Obat Gambar 16. Contoh Simplisia Gambar 15. Contoh Simplisia 9. Selain fungsi-fungsi tersebut (data visual dapat disajikan), masih ada fungsi-fungsi yang dapat diampu oleh Farmasis, diantaranya adalah menjadi dosen di perguruan tinggi, mengajarkan salah satu ilmu pengetahuan yang relevan dan dipahaminya. Gambar 17. Kuliah Perdana 10. Pada Departemen Kesehatan dapat menjadi staf terkait kefarmasian, misalnya: direktur Jenderal. Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan, melaksanakan penyuluhan tentang pola hidup sehat, pencegahan penyakit, pengguanaan obat yang rasional, gizi, nutrisi, keluarga berencana, dan sistem pengobatan sendiri. 11. Pada lingkungan kemiliteran (TNI AD, AL, AU) dan Polisi Negara, melaksanakan pengawasan terhadap bahaya penyalah-gunaan, penyelundupan, pemalsuan, atau melaksanakan fungsi seperti di Industri Farmasi, mengingat masing-masing unsur mempunyai pabrik obat yang relatif besar, disamping mengelola apotik dan Rumah Sakit. BAGIAN KEDUA KONSEP FARMASI SOSIAL INOVASI DAN PERKEMBANGAN FARMASI SOSIAL • DISIPLIN ILMU ( FIELD OF STUDY ) KEFARMASIAN YG BERKEM BANG DNG DUKUNGAN DISIPLIN ILMU TERKAIT UTK MENGUJI, MENELITI, MEMAHAMI, DAN MENGATASI PERSOALAN YG SELA LU TIMBUL DALAM PRAKTEK KEFARMASIAN. • TUJUAN: PEMAHAMAN – PENJELASAN MENYELURUH TENTANG MASALAH YG TERKAIT DNG KEFARMASIAN ATAU SEDANG DI HADAPI OLEH FARMASIS DALAM PENGABDIAN PROFESI. • MRPK HIBRIDA ILMU KEFARMASIAN YG BERKEMBANG BERDA SARKAN LANDASAN THEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN PERILAKU UTK MENGATASI MASALAH PHARMACY PRAC TICE. ILMU YG TERKAIT ANTARA LAIN : POLITIK, KOMUNIKASI, PSIKOLOGI, SOSIOLOGI, PENDIDIKAN, EKONOMI, SEJARAH, AN TROPOLOGI, DAN PHARMACY PRACTICE. • PERKEMBANGAN FARMASI SOSIAL DIPICU OLEH PERUBAHAN KONSEP DAN KONTEKS PELAYANAN KESEHATAN DARI POLA PENYA KIT DAN PENATALAKSANAANNYA KE POLA HIDUP SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN. • FARMASI SOSIAL MERUPAKAN DISIPLIN ILMU YG TUMBUH AKIBAT PERGESERAN KONSEP PELAYANAN KESEHATAN DARI KONSEP BIOPATHOL KE SOCIO-PSYCHOL,DAN KONTEKS PRODUCT ORIENTED KE PATIENT ORIEN TED. • PERUBAHAN KONSEP PERUBAHAN KONTEKS KEFARMASIAN BERGESER DARI DISPN & COMPD KE BENTUK HUBUNGAN CLIENTCOUNSELLOR, DAN FARMASIS BERFUNGSI SBG KONSULTAN OBAT ( DRUG ADVICER ) • FARMASI SOSIAL MRPK DISIPLIN ILMU HASIL PERUBAHAN/PERGESERAN DARI DEMOGRAFI PENGG OBAT DAN FARMAKOEPIDEMIOLOGI, DIPERLUAS MENJADI ILMU PENGAWASAN DAN PENGGUNAAN OBAT BERKEMBANG SBG PHARMACY PRACTICE DI AMERIKA, ATAU FARMASI SOSIAL DI INGGRIS RAYA DAN SKANDINAVIA. • UNTUK PENYESUAIAN THD PERUBAHAN, PERLU USAHA TERTENTU YG SISTEMATIK PERLU INOVASI DAN PERKEMBANGAN MENURUT PRIORITASNYA. FARMASI SOSIAL MENGUSULKAN 4 MODEL/SISTEM : 1.HUBUNGAN ANTAR DISIPLIN ILMU (INTERDISCIPLI NARITY): ILMU KEFARMASIAN DILAKSANAKAN DNG DUKUNGAN FILOSOFI DAN METODOLOGI ILMU SO SIAL DAN PERILAKU YG DIPILIH BERDASARKAN MASALAH YG SEDANG DIHADAPI : *UTK MENEKAN BEAYA PENGOBATAN–PERAWATAN DAN MONITORING POLA PERESEPAN,DIHIBRIDKAN DNG ILMU POLITIK. *UTK MEMAHAMI PILIHAN IBU-IBU YG ANAKNYA SA KIT DALAM MEMILIH OBAT, DIHIBRIDKAN DNG ILMU PSIKOLOGI SOSIAL DAN METODE KUALITATIF. *UTK MENEMUKAN CARA PEMECAHAN YG PROPOR SIONAL MSL KE-TIDAK-HARMONIS-AN HUBUNGAN ANTAR PROFESSIONAL KESEHATAN, DIPILIH PENDEKATAN SOSIOLOGI, KOMUNIKASI, DAN PSIKOLOGI. 2. • PROFESSIONALISATION : SUATU STRATEGI KHUSUS UNTUK MEMPERTAHANKAN STATUS PROFESI YG BERBANDING LURUS DNG KEPUASAN KERJA (ACHIEVEMENT SATISFACTION). SIKAP PROFESSIONAL : DEDIKASI DAN LOYALITAS TINGGI, MANDIRI, GEMBIRA, BERSEMANGAT DALAM PENGABDIAN PROFESI, ENTERPREUNER, ESOTERIK, ALTRUISTIK, KHUSUS, DAN MENGUTAMAKAN INTELEKTUAL. • PERKEMBANGAN KOMPUTERISASI PMRs MENINGKATKAN STATUS PROFESI PENGUASAAN INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN. HASIL ANALISIS MONITORING POLA RESEP YG DAPAT DIGUNAKAN A.L. UNTUK: * MENGETAHUI KESALAHAN RESEP, IDENTIFIKASI INTERAKSI OBAT, ADRs, IDIOSINKRASI, PENGGUNAAN OBAT SALAH, PENYALAH-GUNAAN,SERTA EFEK SAMPING OBAT BERBAHAYA. *MEMANTAU KEMAJUAN KESEHATAN PASIEN (CLINIC HIST). *MEMANTAU RASIONALITAS PELAYANAN KESEHATAN YG DITERIMA PASIEN. *MENGEMBANGKAN PERAN FARMASIS SBG PENYULUH POLA HIDUP SEHAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, GIZI, NUTRISI, KONSULTASI THERAPI, DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERTENTU A.L.: AIDS, INFEKSI, JANTUNG, DM, TBC, FLU BURUNG. 3. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS BEAYA : • UTK MENGATASI KENDALA BEAYA PELAYANAN KESEHATAN. • DILAKUKAN DNG AUDIT FORMAL TERUS MENERUS DIIRINGI PENGENDALIAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN. • PRINSIP MANAGEMEN : SUSUN SELURUH MACAM PEKERJAAN YG HARUS DILAKUKAN, KEMUDIAN DITETAPKAN URUTAN SKALA PRIORITASNYA, DILANJUTKAN DNG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 4. PENDIDIKAN DAN KOMUNIKASI: PERAN FARMASIS YG BARU PERLU INOVASI DAN PERKEMBANGAN YG PROPORSIONAL DI BIDANG PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI. • KURIKULUM YG FLEKSIBEL, MACAM DAN JENIS MATA KULIAH YG SESUAI, TERSUSUN PROPORSIONAL, MENUMBUHKAN SIKAP RENDAH HATI DAN PERCAYA DIRI UTK PELAKSANAAN KEWAJIBAN PROFESSIONAL. MAMPU BERKOMUNIKASI DNG PROFESI (KESEHATAN) LAIN. • HASIL PROSES PENDIDIKAN : FARMASIS PROFESSIONAL YG CEPAT TANGGAP DAN BERADAPTASI DNG SITUASI DAN LINGKUNGAN YG BERBEDA, MENGEMBANGKAN ENTERPRENEURSHIP. • MOMENTUM TEPAT DAN STRATEGIK UTK PELAKSANAAN INOVASI PERKEMB PELAKSANAAN REKOMENDASI WHO YG DITERBITKAN SEKITAR 1996, GOOD PHARMACY PRACTICE : IN COMMUNITY AND HOSPITAL PHARMACY SETTING (GPP), YG BERDASARKAN KONSEP PHARMACEUTICAL CARE. • GPP = STANDAR KUALITAS PHARMACY SERVICES. • PENGANTAR GPP MEMACU ORG NASIONAL FARMA SIS UTK MEMOTIVASI ANGGOTA MENGEMBANGKAN ELEMEN PELAYANAN UTK PENYESUAIAN. GPP MRPK FRAMEWORK SETIAP NEGARA ANGGOTA MENENTUKAN METODE BAKU PELAKSANAANNYA YG SESUAI DNG KONDISI SETEMPAT. • PERSYARATAN PELAKSANAAN GPP TERDIRI DARI 4 PRINSIP POKOK: PHARM CARE = STANDAR PROFESSIONAL. 1. PERHATIAN PERTAMA DAN UTAMA FARMASIS HARUS PADA KESEJAHTERAAN PASIEN DLM SEGALA ASPEKNYA. 2. AKTIVITAS POKOK KEFARMASIAN ADALAH SUPLAI PERBEKALAN FARMASI YG TERJAMIN MUTUNYA, PENGELOLAAN INFORMASI YG TEPAT, ADVIS YG TERPERCAYA BAGI PASIEN, DAN PEMANTAUAN EFEK (EFEK SAMPING) OBAT. 3. SUMBANGAN PARTISIPASI INTEGRAL FARMASIS ADALAH PENINGKATAN PERESEPAN RASIONAL DAN EKONOMIS, SERTA PENGGUNAAN OBAT YG TEPAT GUNA DAN RASIONAL. 4. TUJUAN SETIAP ELEMEN PELAYANAN KEFARMASIAN HARUS RELEVAN UTK SETIAP INDIVIDU, DIDEFI NISIKAN DNG JELAS DAN RINCI, DIKOMUNIKASIKAN SCR EFEKTIF KEPADA SEMUA PIHAK TERKAIT. PENYESUAIAN THD PERSYARATAN DIPERLUKAN PENGERTIAN-PENGERTIAN SBB: • FILOSOFI UTAMA: PROFESSIONAL, KEMUDIAN EKONOMIK UNTUK PRAK TEK PROFESI. • HARUS ADA MASUKAN FARMASIS DA LAM PENENTUAN OBAT YG DIGUNA KAN PASIEN (SARAN,INFORMASI,SE LEKSI OBAT PILIHAN). • INTERAKSI PROFESSIONAL (TU DNG DOKTER) HARUS BERDASARKAN THERAPEUTIC PARTNERSHIP. • INTERAKSI ANTAR FARMASIS KOLEGALITAS, BUKAN KOMPETITOR TERFOKUS PADA PENINGKATAN PE LAYANAN KEFARMASIAN. • DALAM BERORGANISASI/BEKERJASAMA, PIMPINAN BERTANGGUNGJAWAB MENGENAI DEFINISI, EVALUA SI, PENINGKATAN MUTU OBAT. • FOKUS: THERAPI POKOK, DAN INFOR MASI DASAR OBAT SETIAP PASIEN TERSEDIA PATIENT’S MEDICATION PROFILE PADA SATU APOTEK / TEM PAT PELAYANAN KESEHATAN. • PENGUMPULAN INFORMASI INDEPEN DEN, KOMPREHENSIF, OBYEKTIF, RE LATIF TERBATAS PADA JENIS OBATOBAT YG SEDANG BANYAK DIGUNA KAN MASYARAKAT. • BERTANGGUNG-JAWAB THD MAINTE NANCE & ASSESMENT KOMPETENSI NYA SELAMA PENGABDIAN PROFESI. • PENDIDIKAN PROFESI HRS COCOK DAN TEPAT GUNA DNG PERUBAHAN / PERGESERAN PRAKTEK KEFARMASI AN MASA DEPAN. • ADA PATOKAN BAKU YG SPESIFIK UNTUK PELAKSANAAN GPP YG BERSIFAT NASIO NAL, SESUAI UNTUK FARMASIS SETEMPAT • BAGIAN PENUTUP GPP MENGHARUSKAN FARMASIS UTK BERJUANG MELAKSANA KAN TUGAS DAN KEWAJIBAN PROFESINYA SE-SEGERA MUNGKIN, TANPA HARUS ME NUNDA LEBIH LAMA. • DASAR GPP PHARMACEUTICAL CARE : TANGGUNG-JAWAB PELAYANAN KE SEHATAN DALAM PENGGUNAAN OBAT UN TUK THERAPI,AGAR MENCAPAI OUT-COME TTT YG MENINGKATKAN/ MEMELIHARA KU ALITAS HIDUP PASIEN. • PELAKSANAAN PHARM CARE BERTUMPU PADA 3 - 5 LANGKAH POKOK : 1.HUBUNGAN PROFESSIONAL HARUS DIBA NGUN DAN TERPELIHARA ANTARA FARMA SIS DNG PASIEN. 2.CATATAN MEDIK PASIEN DAN INFORMED CONSENT-NYA HRS TERSIMPAN RAPI, IN FORMASI TAMBAHAN YG SPESIFIK HRS DI KUMPULKAN, DISUSUN, DIPANTAU, DAN DI PELIHARA. 3.INFORMASI MEDIK SPESIFIK, TU OBAT YG DIRESEPKAN HRS DIEVALUASI, THERAPY PLAN DIKEMBANGKAN DNG MELIBATKAN PASIEN DAN DOKTER PENULIS RESEP YBS 4. Farmasis yakin bahwa pasien mendapatkan semua yang dibutuhkan, informasi, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk pemakaian obat pada therapy plan 5. Farmasis harus review, monitor dan modifikasi therapy plan jika diperlukan dan tepat guna sesuai dengan kondisi pasien dan tim health care • LANGKAH POKOK TSB DILAKSANAKAN BERDA SARKAN PRINSIP/PENGERTIAN : 1.HUBUNGAN PROFESS DIBANGUN DAN TERPELI HARA ATAS DASAR CARING TRUST OPEN COMMUNICATION, SERTA HASIL KEPUTUSAN BERSAMA. FARMASIS: FOKUS PADA PASIEN, PASIEN: INFORMASI PERSONAL, AKTIF DALAM THERAPEUTIC PLAN. 2.DATA TERKAIT OBAT/KESEHATAN DIKUMPUL KAN,DITETAPKAN DATA YG PALING MENENTUKAN KESEJAHTERAAN PASIEN. DATA HRS AKURAT, LENGKAP, SISTEMATIK, MUDAH DI-AK SES, KRN MENENTUKAN THERAPY PLAN. 3.THERAPY PLAN HRS DIKEMBANGKAN BER SAMA PARTISIPASI AKTIF PASIEN. FOKUS FARMASIS: KESEIMBANGAN KOMPLEKSI TAS THERAPI, BEAYA, TEPAT/COCOK (INHERENT). PASIEN MENERIMA INFORMA SI YG MUDAH DIPAHAMI, PENJELASAN RIN CI TTG TANGGUNG-JAWABNYA. SEMUA KE PUTUSAN DIKOMUNIKASIKAN KPD PIHAK TERKAIT 4.FARMASIS AKAN MEMPEROLEH PROFESSI ONAL FEE ATAS JASA PELAYANANNYA. • PENGHARGAAN WHO 1997 KPD FARMASIS DIKENAL SBG THE SEVEN STAR PHARMACIST YG BERISI PENGAKUAN ATAS KOMPETENSI PROFESI : • 1.CARE GIVER:PEL, PERHATIAN, PERLIND • 2.DECISION MAKER:EVALUASI DAN KPTS • 3.COMMUNICATOR:POSISI STRTG dr-PSN • 4.LEADER:PIMP PEL KES SAAT dr ABSEN • 5.MANAGER:MANAG SDM/A DAN INFORM • 6.LIFE-LONG LEARNER:KEMAJUAN S&T,PELY • 7.TEACHER:DIK-LAT GEN PNRS,FARM YUNIOR • DIUSULKAN: 8.RESEARCHER: PENLT OBAT Farmasis Task-based competencies: • Compl. Bioav • Parent sol. • Monitoring • Clinic. Appl. Problem solver/manager Masalah-masalah kefarmasian/kesehatan: • Biopathology • Drugs and their actions • Appr/rational & safe use of drugs • Leadership Perubahan konsep dan konteks pelayanan kesehatan Behavioural – based Competencies (add – synergist) Problem solver/manager masalah-masalah kefarmasian/kesehatan: • Socio-psych • Patient wellfare • Rational & economic prescrib • DRPs/TRPs • Med. error Social & behavioural Sciencies (hybride) Pendidikan • Standard profesi ph. Care • Standard kualitas pelayanan GPP Manajerial Fungsional 7star pharm: • Care gaver • Dec maker • Comm • Leader • Manager • Life – long learn • Teacher Problem avoider/korektor masalah terkait obat/kefarmasian BAGIAN KETIGA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERAN FARMASIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) adalah Ilmu (dan seni) untuk: *Mencegah penyakit *Memperpanjang (masa) harapan hidup *Meningkatakan kesehatan fisik dan mental, efisiensinya melalui usaha masyarakat yg ter organisir, misal sanitasi lingkungan dan peng endalian penyakit menular *Mendidik masyarakat ttg prinsip-2 kesehatan perorangan *Pengorganisasian usaha pel med dan perwt: diagn awal, prev dan kuratif, promt dan pml 4 model pengertian (definisi) s e h a t : 1.Medical model: health is the absence of physical and mental disease/infirmity. 2.Who MODEL: HEALTH encompasses comple te physical, mental, and social well be ing. 3.Wellness model: health is when a person can make progress toward a state of higher functioning,energy,and comfort, has integrated the body,mind,and spirit. 4.Environmental model: Healthy people are well adapted to physical,social surrnd and do not suffer from undue pain,discomfort/disability. * Untuk menuju sehat tsb Dept Pencegahan Penyakit dan Promosi Kes AS menyusun tujuan nasional kesehatan: healthy people 2010. Terdiri dari 28 bagian, dan terdapat 10 indikator utama kesehatan sbg prioritas:physical activity, overweight and obes,tobacco use,substance ab use,responsible sexual behaviour,mental health, injury and violence, environment quality, immu nization, access to health care Farmasis dapat berpartisipasi langsung pada 8 indikator dan tidak langsung pada injury and violence, serta menjaga kualitas lingkungan, karena memang sukar dikendalikan. Tujuan nasional tsb berhubungan langsung dg pharmacy practice, yaitu membangun dan eva luasi perencanaan peningkatan kes mas yang berarti pengembangan praktek kefarmasian. ################### Farmasis dapat implementasi wellness and health promotion, lewat 4 katagori potensial: *Patient monitoring and education *Patient assessment and risk factor analysis *Preventive health care *Health promotion and disease surveillance Pengertian sehat model WHO dikembangkan menjadi konsep H.L.Blum, yg menjadikan sehat sebagai pusat lingkaran, dikelilingi oleh 4 faktor yg langsung berpengaruh, yaitu: 1.Kependudukan (population/herediter). 2.Pelayanan kesehatan. 3.Perilaku sehat (attitude and behaviour). 4.Lingkungan (environment). Diantara 4 faktor utama tsb terdapat 4 faktor : a.Cultural system, antara faktor 1. dan 2. b.Human satisfactory, antara faktor 2. dan 3. c.Ecological balance, antara faktor 3. dan 4. d.Human resources, antara faktor 4. dan 1. Ukuran intensitas faktor kependudukan life-span. Faktor pelayanan kesehatan diukur lewat partisipasi pada pelayanan kesehatan, a.l. kunjungan ke pusat pelayanan, baik primer, sekunder, tertier untuk menerima penyuluhan (pola hidup sehat, informasi penggunaan obat, pencegahan penyakit). Faktor perilaku sehat ditandai dng disability / social behaviour. Usaha untuk optimalisasi hasil, a. l. dng promosi kesehatan. Faktor lingkungan paling sulit dikendalikan, oleh karena itu hanya dpt dimonitor/antisipasi. Pelaksanaan kes masyarakat, secara umum terkait 2 hal besar : Permasalahan lingkungan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan. Secara spesifik, dibagi 7 katagori : 1.Kegiatan yg hrs ada di masyarakat: *supervisi, makanan, air, susu *Pengendalian Insect, tikus, vektor lain *Pengendalian pencemaran lingkungan, termasuk atmosfer, tanah, air, mence gah radiasi, kebisingan. 2.Kegiatan yg dirancang utk mencegah penyakit, kecacadan, atau kematian dini, karena: *penyakit menular, infeksi parasit *defisiensi/kelebihan makanan *kelainan perilaku: alkoholic, addict, suicide *kelainan mental: retardasi mental (sakit jiwa) *alergi (dan sumber-sumbernya) *ISPA, penyakit kronik, penyakit menular *penyakit neoplastik, metabolik, jantung, otak, terkait kerja/jabatan, gigi (caries, periodontg) *hal-hal yg terkait dng genetik *resiko terkait kelahiran, pertumb, perkembang *kecelakaan: rumah, kendaraan, industri. 3.Kegiatan yg berhubungan dng pelayanan (kedokteran) kesehatan: ^distribusi yg menyangkut perimbangan tenaga/ fasilitas ^membantu pembangunan,pemeliharaan kuali tas/ kuantitas sumber daya,fasilitas mas,standar RS,perawat,rehabilitasi medik/perawatan ^program deteksi dini penyakit ^pusat pengobatan yg bervariasi, dari sejenis klinik spesialis hingga pusat pelyn medik terpadu ^partisipasi dalam pendidikan dasar hingga berkelan jutan 4.Kegiatan yg berhubungan dng pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data individual medication records (IMRs), life expectation. 5.Pendidikan masyarakat di bidang kesehatan pada tingkat individu dan komunitas. 6.Merencanakan,melaksanakan,menganalisis, dan mengevaluasi (pelayanan) kesehatan secara terpadu. 7.Penelitian ilmiah, teknis, dan administratif. INDIKATOR/DERAJAD KESEHATAN : 1. Life span : usia harapan hidup (panjang) 2. DiSEASE INFIRMITY : MINIMAL FREQUENSINYA 3. Discomfort or illness : sangat jarang 4. disability or incapacity : sangat kecil 5. participation on health care : tinggi 6. health behaviour : sangat baik 7. ecologic behaviour : terkendali 8. social behaviour : teradaptasi/toleran 9. interpersonal relationship : terjalin 10. reserve of positive health : tinggi/kuat 11. external satisfaction : proporsional 12. internal satisfaction : terkontrol dng kuat Tugas administrasi kesehatan : menjaga agar 12 indikator selalu menampilkan performance optimal. Fungsi dinamik adm kesehatan : melakukan kegiatan manajemen sumber daya yg ada untuk mencapai tujuan yg telah ditetapkan Aktivitas manajemen yg harus dilaksanakan secara sistematik meliputi: planning,organizing,actuat ing,controlling,and evaluation. Tujuan kesehatan masyarakat diuraikan oleh Clark menjadi 3 tk pencegahan (prevention) : A.Prepathogenesis phase (primary preventi on),td : 1.health promotion: pendidikan kesehatan, gizi,rumah dan hiburan sehat, konsultasi perkawinan, pertumbuhan dan pengem bangan 2.general and specific protection: immunisasi,higiene individu, perlindungan lingkungan, penyelamatan kecelakaan, ke selamatan kerja,perlindungan thd carcino genics,toksin,alergen,pengendalian sumber penyakit pencernaan. B.Pathogenesis phase (secondary prevention): 3.early diagnosis and prompt treatment: early care finding, gen check up, survey contact, school, nursing hold, case holding, adequate treatment, mass screening. 4.disability limitation: penyempurnaan dan intensifikasi (mis:ganti tangan palsu), therapi lanjut, pencegahan komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan, pengurangan beban sosial. C. Pathogenesis phase (tertiary prevention) : 5.rehabilitasi: pendidikan kesehatan lanjut, work therapy utk penderita gangguan jiwa, perkampungan rehabilitasi sosial, penyadaran Peran Kesehatan Masyarakat Farmasis Kesehatan Masyarakat : usaha yg diorganisir oleh masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan mengembalikan seperti sediakala kesehatan (milik) masyarakat. Semua program, pelayanan, dan institusi yg terlibat mengutamakan pencegahan penyakit dan mencukupi kebutuhan kesehatan masyarakat (populasi) secara keseluruhan. Masalah kes mas tidak sama dng masalah kesehatan/penyakit secara individual, tetapi menyangkut Perspektif pelaku kes mas terdiri dari 2 level, makro dan mikro. Level tsb dapat langsung diperbandingkan, mis direktur klinik kes mas -level mikro.Evaluator kebutuhan klinik kes mas,perencana,dan peng-alokasi sumber daya -level makro. Community pharmacist -level mikro. Perencana kebijakan pencegahan penyakit menular, penyuluhan promosi kesehatan -level makro. Pelaku berasal dari berbagai profesional: kesehatan, biostatistik, epidemiologis, lingkungan, nutrisi, Parameter demografi : Keseimbangan lama : angka kelahiran tinggi, angka kematian tinggi. Transisi demografi : angka kelahiran rendah (akibat program keluarga berencana dan kemajuan pendidikan) dan angka kematian seimbang. Keseimbangan baru : angka kelahiran rendah, angka kematian rendah,dicapai dng pendidikan kesehatan,pengembangan tingkat pendidikan,penggunaan teknologi tinggi Salah satu masalah pokok kes mas adalah determi nasi prevalensi penyakit di masyarakat, analisis atau perbandingan dng tahun sebelumnya, dan perencanaan pelayanan kesehatan untuk mengurangi prevalensi penyakit ybs seminimal mungkin. Masalah yg ada dirumuskan, al seberapa tinggi fre quensi suatu penyakit muncul, dimana terjadinya?, apakah dampaknya di masyarakat?, bagaimana pe nularannya dan dapatkah dicegah?, bagaimanakah usaha masyarakat untuk meminimalkan dampak penyakit tsb? Kes mas termasuk segala aktivitas akibat hasil per hitungan,analisis masalah,perencanaan preventif. Aktivitas farmasis pada kes mas dapat didasarkan atas 2 karakteristik: 1.Sebagai profesional: kewajiban dan tugas utamanya adalah kesejahteraan pasien di atas kepentingan sendiri, ekonomi, interes. 2.sebagai warganegara yg menikmati penghormatan khusus (unusual) dari publik: kewajibannya adalah pengembangan pengabdian profesi (privileged position) untuk kepentingan publik (masyarakat) pelayanan kesehatan. Profesional dng konflik : profesional vs komersial,economic interest vs public welfare Aktivitas farmasis kes mas membentang dari formulasi kebijakan hingga konseling pasien dari makro ke mikro. Makro : formulasi kebijakan, misal kebijakan obat nasional, sistem pelayanan kesehatan, pelayanan kefarmasian, penanggulangan penyakit menular, epidemi, lingkungan, dan pe nyuluhan pola hidup sehat. Mikro : konseling penggunaan obat, analisis peresepan salah, peningkatan peresepan rasional, TDM, maupun DTM. Aktivitas managing drug related problems dapat dikatagorikan level makro/mikro. Keterkaitan farmasis dalam fungsi kes mas terutama dalam menyusun kebijakan (menyangkut) kesehatan, baik organisasi, lokal, regional, nasional,maupun internasional Parameter umum yg baku ttg hubungan farmasis dng kes mas adalah penggunaan obat (rasional) yg terkait kebijakan publik. Jika farmasis tidak terlibat dalam penentuan kebijakan tsb pelayanan kesehatan masyarakat tidak terlayani secara optimum. * Beberapa hal yg dapat melibatkan farmasis : > Identifikasi health-related public/comm problems: secara luas berprinsip pada epidemiologi, termasuk pengumpulan data yg Problem yg muncul di antaranya: prevalensi dan insidensi penyakit, jumlah dan penderitaan ADRs, tingkat kepatuhan minum obat, beaya, karakteristik peresepan, kesalahan dispensing, promosi medrep, dan pengobatan sendiri. > Penentuan prioritas kesehatan : lewat proses legislative/regulasi penentuan alokasi dana untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan. > Health planning : setelah prioritas ditentukan, program pelaksanaan disusun secara sistematik sesuai tujuan yg telah >Evaluasi program : data harus dikumpulkan untuk digunakan sbg umpan balik bagi proses perencanaan tugas berikutnya, sehingga sistem menjadi dinamik. > Reimbursement/economics : alokasi beaya dan pengelolaannya secara efektif – efisien merupakan faktor esensial. Kelancaran pembeayaan untuk pelayanan seluruh populasi, termasuk untuk obat, harus diupayakan secara optimal. > Program legislative/regulasi : penentuan parameter baku mutu pelayanan yg berlaku secara nasional. >Increasing access to health services : farmasis merupakan profesional kesehatan optimalisasi fungsi. * Aktivitas farmasis dalam pelayanan kes mas : Imunisasi : dalam pemberian tidak berperan, namun suplai logistik merupakan hal yg esensial. Hal yg lebih penting adalah peran penyuluh kesht pada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi. Penyalah-gunaan dan penggunaan-salah: obat, alkohol, merokok, zat addiktif yg lain, dosis. Pendidikan merupakan prioritas penentu. Penyuluhan penularan penyakit seksual : AIDS pendidikan perilaku sehat. sehatan : informasi diit, latihan fisik, konsep health believe model, adopsi-inovasi, penggunaan obat secara benar. Fluoridation : keseimbangan elektrolit air bersih, kesehatan gigi. Promosi kesehatan. Pencegahan keracunan : tindakan awal, pertolongan pertama kesehatan, pemberian antidotum. Quackery : obesity, penyakit degeneratif, kronik, menular. Persiapan penanggulangan bahaya dan keadaan darurat : perencanaan penanggulangan bahaya banjir, gempa, epidemi, pandemi, kecelakaan beratpanduan informasi pencegahan, penanggulangan penyakit, pppk korban, persiapan obat Pelaksanaannya dalam kelompok terpadu dikelola dng baik. Perlindungan (monitoring) thd lingkungan : dampak semua bentuk polusi thd kesehatan harus diinformasikan kepada masyarakat peran farmasis sbg pendidik kesehatan mas/individualsesuai bintang ke 7 farmasis, teacher. Keamanan tempat kerja: penjaminan keselamatan tempat kerja, pengobatan sendiri sbg pppk, metode pelaporan dan penanggulangan, shg dapat segera mendapat penatalaksana an yg benar, serta mencegah > Peer review: asesmen kualitas pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bersama kolega dokter, peresepan rasional, askes. > Pengumpulan data : dapat dilakukan 2 hal : 1. Laporan tentang masalah preparasi obat,alkes,label ing,nomenklatur,dan promosi/penyediaan untuk masyarakat laporan harus akurat,telah dianalisis tajam, karena data tsb untuk meyakinkan penentu kebijakan. 2. Laporan Adverse drug reaction : informasi yg di tujukan untuk peningkatan kesejahteraan mas. *Kemampuan mendidik/menyuluh vs komunikasi* • (Partisipasi) aktivitas pasien : penyakit pasien dapat menular ke mas, kesehatan individual berpengaruh pada kes maskonsep HBM. Peran Farmasis dapat dilakukan sbb : Pendidikan/penyuluhan kesehatan pasien secara individual penggunaan obat teresepkan yg benar, pengobatan sendiri,kepatuhan, meso, nutrisi, dan pencegahan penyakit. Screening & referral : informasi kesehatan dan pelaksanaan (perilaku atau pola hidup sehat). Medication maintenance : pasien dng penyakit kronik, generatif (tergantug obat), monitoring kepatuhan, khasiat, dan efek samping. Konseling : penggunaan obat yg benar dng bahasa sederhana, mendapatkan kepatuhan optimal, menumbuhkan tanggungjawab pasien. Patient monitoring : DTM pemantauan out-comes (efektivitas therapy) Family counseling : lewat professional relationship konseling obat, ekonomi, kebutuhan kesehatan yg lain. • Partisipasi Farmasis dalam aktivitas kesehatan masyarakat : < makro vs mikro safe, appropriate, rational use of drug dan promosi kesehatan/pola hidup sehat < Prinsip dasar : pola pikir dan sikap profesional Farmasis yg karakteristik dalam pelayanan kesehatan perhatian utama adalah kesejahteraan pasien. < Fungsi pendidik/penyuluh selain komunikator learn to comm, teach/persuade, motivate. Paling sukar dididik tidak peduli kesehatan justru menjadi prioritas utama untuk ditolong. a. Individu Pengalaman Persepsi Pemahaman Penafsiran Stimulus Tindakan -a- b. Sistem sosial Sistem budaya INDIVIDU PERILAKU Sistem kepribadian -b- Teori aksi menurut Weber (a) dan Parsons (b) P e n g e t a h u a n P e r t i m b a n g a n K e p u t u s a n Diterima (adopsi) Tetap diadopsi Ditolak Penguatan Ditolak Tetap ditolak Adopsi Skema proses adopsi inovasi Behavioural beliefs Outcome evaluations Attitude towards the behaviour Relative importance of attitudinal and normative factors Normative beliefs Motivations to comply Subjective norm The theory of reasoned action I n t e n t i o n B e h a v i o u r Perceived susceptibility (Because I often engage in unprotected sex, I could get infected with HIV Perceived severity (Practically all people who are HIV-infected die eventually) Perceived benefits (if I always use condoms when having sex, there will be no risk of HIV infection) Perceived barriers (The use of condoms reduces sexual enjoyment) Belief in a personal health threat Health behaviour (I will use condoms) Belief in the effectiveness of a health behaviour The health belief model applied to the reduction of sexual risk Severity (Lung cancer and coronary heart diseases are serious diseases) Vulnerability (If I continue to smoke, I will run the risk of getting these diseases) Threat appraisal Intrinsic rewards (I enjoy smoking) Extrinsic rewards (Smoking is good for my image) Response efficacy (Stopping smoking considerably reduces the risk of getting cancer or heart disease) Self-efficacy (If I wanted to, I could stop smoking) Protection motivation (I intend to stop) Coping appraisal Response costs (For the first few months I would suffer terribly) Protection motivation theory applied to the reduction of smoking Predisposing factors perception, knowledge attitudes, beliefs, values motivation Enabling factors skill, availability accessibility, referral facilitation Behavioral causes Skema Theori Green tentang Perubahan Perilaku Reinforcing factors support from family, peers, teacher, employers, health provider reinforcement Attitude towards Behavior Subjective Behavioral Norm Intention Perceive Behavioral Control Theory of Planed Behavior (Fishbein dan Ajzen) Behavioral Alternatifalternatif Konsekuensikonsekuensi (Risks and Benefits) Pemilihan yang “terbaik” Risks kecil Benefits besar Skema dasar pengambilan keputusan K E P U T U S A N Intelligence (Penelusuran masalah) Design Perencanaan Penyelesaian masalah Choice Pemilihan tindakan Implementation pelaksanaan tindakan berdasarkan keputusan Pengalaman pribadi Pengaruh orang lain (yang dianggap penting) Kebudayaan Faktor emosional