BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi material lumpur yang biasanya mengandung gas hidrokarbon dan garam disebut gunung lumpur (mud volcano). Gunung lumpur biasanya terjadi di sepanjang rekahan/patahan yang berada di daerah yang secara tektonik memiliki tekanan yang tinggi. Erupsi lumpur tersebut biasanya diikuti dengan pelepasan gas yang disertai oleh pembakaran gas hidrokarbon. Namun demikian, suhu pada gunung lumpur umumnya tidak terlalu tinggi bahkan cenderung dingin. Gunung lumpur merupakan objek yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Pengkajian tersebut antara lain dari segi sifat dasar, mekanisme pembentukan, jenis semburan dan sistem hidrokarbon (Yusifov, 2004). Gunung lumpur diseluruh dunia, umumnya mempunyai banyak kesamaan antara kedudukan geologi dengan perkembangannya. Dominasi penyebaran ini berada pada batas konvergen (convergent plate margins) karena memiliki tekanan tektonik yang tinggi. Secara umum terdapat tiga syarat terjadinya gunung lumpur, yaitu: adanya batuan yang rongganya berisi lumpur, mempunyai tekanan, dan adanya rekahan yang digunakan sebagai tempat keluarnya material di gunung lumpur tersebut (Mustain,2006). Indonesia khususnya Pulau Jawa merupakan salah satu tempat terdapatnya beberapa gunung lumpur (Gambar 1.1). Selain LUSI (Lumpur Sidoarjo), terdapat juga beberapa gunung lumpur yaitu salah satunya Bledug Kuwu. Bledug Kuwu merupakan objek yang menarik untuk diteliti baik itu dibidang geologi, geofisika, kimia maupun ilmu budaya. Penelitian geofisika yang telah dilakukan ialah survei magnetik, seismik mikro dan survei self potensial bertujuan untuk mengkaji bawah permukaan dan sifat penjalaran gelombang di Bledug Kuwu. 1 2 Gambar 1.1 Distribusi gunung lumpur pulau Jawa-Madura (Satyana, dkk., 2008) Data mikrotremor dianalisis menggunakan Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) dengan menghitung perbandingan antara spektrum horizontal (H) dan spektrum vertikal (V) dari setiap data observasi. Dalam hal ini adalah resultan dari komponen horizontal dan komponen vertikal yang terjadi pada spektrum getaran tanah. Karakteristik dan jenis batuan dapat diketahui dari karakteristik mikrotremor berdasarkan nilai periode dominannya serta membantu dalam analisis respon batuan dalam memperkuat (amplifikasi) getaran yang didasarkan oleh adanya perbedaan impedansi bedrock dengan batuan sedimen diatasnya. Berdasarkan hal tersebut, maka tema penelitian ini ialah analisis spektral dengan metode HVSR dimana 3 komponen medan gelombang diukur pada satu stasiun dan dihitung rasio pergerakan horizontal terhadap vertikal di daerah gunung lumpur Bledug Kuwu. Hasil penelitian diharapkan dapat menjelaskan karakteristik bedrock di bawah permukaan gunung lumpur Bledug Kuwu. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan Masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah distribusi kecepatan gelombang geser (shear wave) pada medium lunak dan bedrock di area gunung lumpur Bledug Kuwu? 2. Bagaimanakah karakteristik bedrock bawah permukaan gunung lumpur Bledug Kuwu? 3 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah penelitian ini ialah penelitian dilakukan di area Bledug Kuwu, Kradenan, Grobogan, Jawa Tengah dengan pengukuran tiga komponen single station. Data dianalisis berdasarkan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang kemudian di inversikan menggunakan Metode Monte Carlo untuk mendapatkan kecepatan geser (VS). 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memetakan sebaran kecepatan gelombang geser (shear wave) pada medium lunak dan bedrock di area gunung lumpur Bledug Kuwu. 2. Menentukan karakteristik bedrock di bawah permukaan gunung lumpur Bledug Kuwu. 1.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai literatur pendukung dalam penelitian lebih lanjut tentang gunung lumpur Bledug Kuwu dan dapat diterapkan untuk studi gunung lumpur di tempat lain.