BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung berapi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gunung berapi merupakan suatu gunung yang dapat secara tiba-tiba
mengeluarkan lava dan materi-materi vulkanik lainnya. Banyaknya gunung berapi
yang masih aktif merupakan potensi munculnya bencana gempa bumi, awan
panas, lahar, banjir, dan letusan gunung berapi. Salah satu gunung berapi yang
masih aktif adalah Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Sleman Provinsi
Daerah Yogyakarta (DIY), Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten Provinsi
Jawa Tengah, dengan ketinggian 2.980 meter di atas permukaan laut (Marsono
2004).
Letusan Gunung Merapi yang terjadi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober
2010 pukul 17.02 Waktu Indonesia Barat. Aktivitas erupsi Merapi semakin
meningkat, yang ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa vulkanik dan
mengeluarkan gas-gas vulkanik (BPPTK Yogyakarta 2010). Gunung Merapi
meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan
panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur
dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Akibat
letusan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada
wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di
bumi ini.
Gas dan materi vulkanik letusan Gunung Merapi menurut P2PL (2010),
bahwa mengeluarkan berbagai jenis gas dan materi vulkanik yang terdiri dari
sulfur dioksida (SO2), gas hidrogen sulfida (H2S), nitrogen dioksida (NO2), serta
debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate
Matter). Banyaknya gas-gas vulkanik dan debu yang ada di udara menyebabkan
kesehatan lingkungan menurun. Gas dan materi vulkanik yang dikeluarkan akibat
letusan Gunung Merapi memiliki dampak yang buruk bagi makhluk hidup, antara
lain kerusakan tanaman mulai dari layu hingga mati, terganggunya kesehatan
manusia, pencemaran udara dan air, kerusakan rumah, kecelakaan lalu lintas, serta
2
korban jiwa (Suriadikarta et al. 2010). Gas dan materi vulkanik letusan Gunung
Merapi adalah gas dan material letusan yang sangat halus, karena hembusan angin
dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi penurunan kualitas
udara diperlukannya pohon-pohon untuk menyaring dan menetralkan udara yang
tercemar. Dahlan (2004) mengemukakan, kemampuan daun tanaman dalam
menyerap dan menjerap berbagai gas pencemar udara bervariasi menurut daya
kelarutan polutan, kelembaban lingkungan, intensitas cahaya matahari, kedudukan
daun dan laju penyerapan. Dalam kondisi yang tercemar, bahan-bahan pencemar
akan diserap dan dijerap pada daun-daun tanaman. Hal ini dapat mempengaruhi
pertumbuhannya sehingga tanaman dapat mati atau rusak.
Bahan-bahan pencemar udara seperti gas dan materi vulkanik Merapi dapat
menyebabkan kerusakan dan perubahan pada struktur anatomi dari tanaman yang
ada di sekitarnya (Wilson et al. 2007). Oleh karena itu dilakukan penelitian
mengenai pengaruh gas dan materi vulkanik pada tanaman perkotaan di Kota
Yogyakarta.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh gas dan materi
vulkanik pasca erupsi Gunung Merapi terhadap struktur anatomi daun pada dua
jenis tanaman perkotaan, yaitu angsana (Pterocarpus indicus Willd.) dan beringin
(Ficus benjamina Linn.).
1.3 Manfaat
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai masukan dalam
mempertimbangkan pemilihan jenis tanaman perkotaan untuk membuat kondisi
lingkungan lebih baik pasca erupsi Gunung Merapi di Kota Yogyakarta.
Download