Penurunan Harga dan Turunnya Daya Beli Ikan di Indonesia Pada tahun 2014 bulan april para pedagang dan pengusaha di daerah Tapanuli Tengah dan kota Sibolga mengeluh karena jumlah pelanggan maupun pesanan, semakin hari semakin menurun. Bukan hanya pesanan yang menurun, harga ikan asin pun sejak akhir tahun lalu terus mengalami penurunan drastis. . Menurut beberapa pedagang ikan sejak tiga minggu terakhir jumlah penjualan ikan asin di kiosnya dan juga kios lainnya mengalami penurunan drastis. Penjualan mereka yang biasanya bisa mencapai 30 kilogram hingga ratusan kilogram perharinya kini menurun bahkan tidak laku sama sekali . Sejak akhir tahun lalu, penjualan ikan asin sangat sepi . Para pelanggan dari luar kota yang biasanya memesan berbagai jenis ikan asin untuk dijadikan oleh-oleh setiap minggu tidak lagi membeli ikan asin. Alasan para pelanggan ini hampir rata-rata sama yaitu minat daya beli masyarakat berkurang. Ini mengakibatkan para pedagang merugi yang biasanya mampu menjual 30 kilogram bahkan ratusan gram kini hanya gigit jari , bahkan terkadang ikan asin tidak ada yang laku sama sekali. Padahal sekarang harga ikan dan daging ayam potong pun tengah naik,tetapi berbeda dengan ikan asin ini. Harga ikan asin yang mengalami penurunan harga sejak empat minggu terakhir yakni jenis ikan Teter Asin sebelumnya sekitar Rp 20.000/kg kini menjadi sekitar Rp 14.000/kg. Ikan Sevo sebelumnya sekitar Rp 30.000/kg menjadi 24.000/kg.Dan ikan aso-aso belah yang semula Rp 35.000/kg mejadi Rp 25.000/kg. Kemudian, Teri Tawar Putih dari Rp 35.000/kg turun hingga Rp 30.000/kg, Teri Tawar Balang biasanya Rp 29.000/kg turun menjadi Rp 26.000/kg. Tapi masih ada ada sejumlah ikan yang harganya naik seperti ikan jenis Kakap dari Rp 23.000/kg kini naik menjadi Rp 28.000/kg dan ikan rebus dari Rp 25.000/kg naik hingga Rp 29.000/kg. Banyak para pedagang ikan asin akan mengalami kesulitan. Padahal stok ikan asin yang sudah mereka beli masih sangat banyak. Walaupun sebagian jenis ikan akan di jual lebih murah dari harga modal akibat turunnya harga, tapi mereka pasrah dengan keadaan,menurut mereka lebih baik merugi sedikit dari pada tidak balik modal. Padahal para pedagang dengan sulitnya memperoleh bahan baku ikan akibat cuaca buruk yang kerap terjadi akhir-akhir ini, seharusnya mereka sudah bisa menaikkan harga seperti biasanya. Namun dikarenakan minimnya permintaan pelanggan, terpaksa mereka menekan harga hingga titik terendah. Hal yang serupa dengan kejadian diatas pada tahun yang sama 2014 daerah Purbalingga Sudah sejak beberapa bulan terakhir ini harga ikan lele konsumsi mengalami penurunan. Sebelumnya harga bisa mencapai Rp 14.500 per kilo di tingkat petani, saat ini hanya kisaran Rp 11 ribu per kilonya. Penurunan ini sangat terlihat sejak Agustus lalu . Turunnya harga ikan lele konsumsi disebabkan berbagai oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu turunnya permintaan pasar dalam daerah maupun luar daerah. Kemudian karena meningkatnya produksi ikan lele hampir di seluruh daerah. Pembudidaya ikan lele menghasilkan panen ikan yang sangat melimpah tetapi tingkst peminat masyarakat yang juga menurun .Faktor lain dari turunnya harga ikan lele ini adalah minimnya bantuan dari pemerintah yang kurang memperhatikan para petani lele yang kesulitan untuk mengembangkan usaha mereka karena kekurangan modal.Mereka berpendapat apabila pemerintah mau memodali usaha mereka ini kemungkinan usaha ini bisa berkembang dan kerugian dapat tertutupi karena adanya bantuan tersebut. Tugas Narasi Diskriptif Ekonomi Oleh Bpk Priyono Nama NIM Fakultas/jurusan Kelas : YANA FITRIA FEBRIANTI : 15-160-0049 : Ekonomi / Akuntansi : B pagi