MATEMATIKA TEKNIK I Penerapan Konsep Fasor Dalam Rangkaian Listrik Disusun Oleh : Antonius Vendhy I1A006034 Nuna Danial I1A006040 Riana Rahmat Saleh I1A006060 Ayatul Fauziyah H1C009004 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK TEKNIK ELEKTRO PURWOKERTO 2010 I. Pendahuluan Dalam berbagai pembahsan rangkaian listrik dengan sumber searah, dimana untuk selang waktu dari nol sampai tak hingga,polaritasnya akan selalu tetap konstan.pada makalah atau pembahasan ini akan di bahas rangkain listrik dengan sumber bolak – balik,dimana untuk waktu tertentu, akan didapat polaritas yang berubah – ubah.Sumber bolak balik atau sumber AC (Alternating Current) akan mempengaruhi komponen pasif yang digunakan. Pada saat diberikan sumber DC, maka komponene pasif sepert5i L dan C akan menjadi rangkain hubungan singkat dan rangkaian terbuka, tetapi dengan sumber AC, komponen L dan C akan berbeda. II. 1 Fungsi Periodik Suatu fungsi bersifat periodik jika memenuhi f (t ) f (t nT ) Dimana: n= integer 0,1,2,…… T= periode T = 1 2 f Nilai Maksimum Nilai maksimum ditulis sebagai Vmaks Vm atau dalam arus I maks I m . Dalam arus bolak – balik terdapat dua nilai maksimum, yaitu maksimum positif dan maksimum negatif. Bila dua nilai maksimum tersebut di jumlahkan, maka disebut sebagai nilai puncak ke puncak (peak to peak). Nilai Efektif (root mean square / rms) Nilai tegangan / arus bolak balik(AC) yang dapat menghasilkan panas sama besar dengan panas yang dihasilkan oleh tegangan / arus searah (DC).Secara matematis dapat dinyatakan : I eff I rms 1 2 0 i (t )dt T Veff Vrms 1 2 0 v(t )dt T Nilai sesaat Nilai sesaat suatu tegangan atau adalah nilai tegangan atau arus pada sebarang waktu peninjauan. Hal ini mengakibatkan munculnya daya sesaat : p(t ) v(t ) xi(t ) . Pengerrtian besaran dalam persoalan pemindahan energi. Nilai Rata – rata Nilai rata – rata suatu arus i (t ) dalam satu periode merupakan arus konstan I av yang dalam periode itu dapat memindahkan muatan Q yang sama t T T t 0 I avxT Q i (t )dt i (t ) dt T Q 1 i (t )dt T T0 1T Vav v(t )dt T0 I av Untuk gelombang sinusoidal murni, nilai rata – rata satu periode penuh sama dengan nol. Oleh karena itu nilai rata-rata diperoleh dari setengah periode (half-cycle period). II.2 Konsep Fasor Fasor adalah bilangn kompleks yang merepresentasikan besaran dan fasa gelombang sinusoidal. Fasor biasannya dinyatakan dengan sebuah notasi pada domain frekuensi yang hanya terdiri dari besaran dan fasa. Formula Euler: e jt cos t j sin t Re[ e jt ] j Im[ e jt ] e jt cos t j sin t Re[ e jt ] j Im[ e jt ] II.2.1 Bilangan Kompleks Bilangan yang terdiri dari harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal). Contoh : z x jy Di mana : j 1 atau j 2 1 Bentuk-bentuk bilangan kompleks: 1. Bentuk Kartesian/Rectangular z x jy 2.Bentuk polar z r Dimana : x r cos r x 2 y 2 y r sin tan 1 y x 3. Bentuk Eksponensial z re j Dimana : x jy r cos jr sin r (cos j sin ) re j 4.Bentuk Trigonometri z r (cos j sin ) Konjugasi Bilangan Kompleks z z* 1. Bentuk kartesian /rectangular z x jy z * x jy 2. bentuk polar z r z * r 3. bentuk eksponensial z re j z * re j 4. bentuk trigonometri z r (cos j sin ) z * r (cos j sin ) Operasi Bilangan Kompleks Jumlah dan bilangan kompleks Misal: z1 x1 jy1 z 2 x 2 jy2 Maka: z1 z 2 x1 jy1 x2 jy2 ( x1 x2 ) j ( y1 y 2 ) z 2 z 2 x1 jy1 ( x 2 jy2 ) ( x1 x2 ) j ( y1 y 2 ) Perkalian dan pembagian bilangan kompleks z1 r1e j1 z 2 r2 e j1 Maka: z1 z 2 r1e j1 r2 e j 2 r1 r2 e j (1 2 z1 r1e j1 r 1 e j (1 2 ) j 2 z 2 r2 e r2 II.2.2 Karakteristik Arus dan Tegangan sinusoidal Bentuk Kompleks Pengaruh gelombang AC pada elemen R Jika arus yang mengalir pada elemen resistor sebesar I m sin tA notasi fasor I I m 0 0 A , maka nilai tegangannya sebesar VR RI m sin tvolt notasi fasor V R RI m 0 0 volt Antara arus dan tegangan tidak teredapat beda fasa. Nilai impedansi pada elemen R ZR VR RI m 0 0 R I I m 0 0 Pengaruh gelombang AC pada elemen L Jika arus yang mengalir pada elemen resistor sebesar i I m sin t A I I m 0 0 A . maka nilai tegangan sebesar VL LI m COSt LI m sin( t 90 0 ) volt notasi fasor V L LI m 90 0 Volt. Antara arus dan tegangan terdapat beda fasa, dimana fasa arus tertinggal sebesar 90 0 dari fasa tegangan (arus lagging). Nilai impedansi pada elemen L ZL VL LI m 90 0 L90 0 jL 0 I I m 0 Pengaruh gelombang AC pada elemen C Jika arus yang mengalir pada elemen resistor sebesar i I m sin t A notasi fasor I I m 0 0 A , maka nilai tegangannya sebesar VC Im I I ( cos t ) m sin( t 90 0 ) Volt notasi fasor VC m 90 0 volt. C C C Antara arus dan tegangan terdapat beda fasa, dimana fasa arus mendahului sebesar 90 0 dari fasa tegangan (arus leading). Nilai impedansi C Im 90 0 VC C I j 1 ZC m 90 0 0 I C C JC I m 0 II.2.3 Impedansi Kompleks Ketika rangkaian seri RL dihubungkan dengan gelombang AC jika arus yang mengalir sebesar i I m sin t A notasi fasor I I m 0 0 A , maka dengan Hukum Kirchoff II: v 0 v AC v R v L Dimana v R RI mt volt notasi fasor V R RI m 0 0 Volt dan VL LI m cos t LI m sin( t 90 0 ) volt notasi fasor V L LI m 90 0 volt sehingga : I m Z tot RI m 0 0 LI m 90 0 RI m jLI m Z tot R jL Ketika rangkaian seri RC dihubunmgkan dengan gelombang AC: Jika arus yanmg menglir sebesar i I m sin t A notasi fasor I I m 0 0 A , maka dengan Hukum Kirchoff II: v 0 v AC v R vC Dimana v R RI mt volt notasi fasor V R RI m 0 0 Volt dan VC Im I I ( cos t ) m sin( t 90 0 ) volt notasi fasor VC m 90 0 volt C C C sehingga : I m Z tot RI m 0 0 Z tot R Im jI 90 0 RI m m C C j 1 R C jC Ketika rangkain seri RLC dihubungkan dengan gelombang AC: Jika arus yang mengalir sebesar i I m sin t A notasi fasor I I m 0 0 A , maka dengan Hukum Kirchoff II: v 0 v AC v R vC Dimana v R RI mt volt notasi fasor V R RI m 0 0 Volt dan VC Im I I ( cos t ) m sin( t 90 0 ) volt notasi fasor VC m 90 0 volt C C C sehingga : I m Z tot RI m 0 0 Z tot R Im jI 90 0 RI m m C C j 1 R C jC II.3 Diagram Fasor r45 0 r90 0 r0 0 a.diagram fasor fasa 0 0 b. Diagram fasor fasa 45 0 c. Diagram fasor fasa 90 0 jika beda antara arus dan tegangan sebesar θ, maka diagram fasornya V10 0 0 I 2 20 a. diagram fasor arus dan tegangan (arus lagging) I10 V 20 b.diagram fasor arus dan tegangan (arus leading0 III. kesimpulan Penyeleseian analisis rangkaian listrik ternyata dapat menggunakan konsep fasor yang di dalamnya terdapat penggunaan konsep vektor , untuk meentukan arah atau gaya yanng terjadi. IV. Daftar Pustaka Ramdhani, Mohamad, S.T.,M.T. 2008.Rangkaian Listrik. Institut Teknologi Telkom Bandung:. Erlangga,: Jakarta