nephrolithiasis in ectopic kidney - Journal | Unair

advertisement
NEPHROLITHIASIS IN ECTOPIC KIDNEY
Dwimantoro Iman P. 1, Soetojo1
1
Departemen Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RS Dr Soetomo, Surabaya
Abstract
A 53 years old male had suffered from dull pain in lower umbilical region, which was
accompanied by anorexia, fatigue and dysuria since 4 month before admission. Vital sign is
within normal limit. On physical examination, there was tenderness at the lower umbilical area.
Laboratory findings showed kidney function within normal limit. The sonographic examination
showed normal right kidney and bladder, but there is no left kidney appearance. The intravenous
urography showed an ectopic pelvic nephrogram in the left aspect of the midline. There was
opaque stone appearance on the pelviocaliceal system of left kidney. The stone measures about
1,5 x 1,5 x 1 cm. Either computerized tomography (CT) abdomen showed ectopic pelvic kidney in
the left aspect of sacro-illiac join.
The stone was treated with pyelolithotomy through midline infra umbilical incision.
One week after surgery, the patient recovered with no complications encountered
Key words: dull pain, pyelolithotomy, midline infraumbilical incision, ectopic kidney stones, pelvic
kidney
Abstrak
Seorang laki-laki usia 53 tahun mengeluhkan nyeri tumpul pada regio infra umbilicus, serta
keluhan mudah lelah dan disuria sejak 4 bulan lalu. Vital sign dalam batas normal, pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di bawah umbilikus. Laboratorium menunjukkan
fungsi ginjal dalam batas normal Pada USG urologi didapatkan gambaran ginjal kanan serta bulibuli yang normal, namun tidak ditemukan gambaran ginjal kiri pada regio flank kiri. Telah
dilakukan pemeriksaan IVP dan menunjukkan gambaran ginjal ektopik kiri yang terletak pada
kavum pelvis dengan gambaran batu opague di pyelum. Ukuran batu 1,5 x 1,5 x 1 cm. CT scan
abdomen juga menunjukkan ginjal ektopik di sisi kiri dari sacro-illiac join.
Dilakukan operasi pyelolithotomi dengan insisi midline infra umbilikus.
Satu minggu paska operasi, pasien membaik tanpa didapatkan komplikasi yang berarti.
Key words: nyeri tumpul, pyelolithotomi, insisi midline infra umbilikus, batu pyelum, ginjal
ektopik pelvis
Kelainan bawaan dari traktus urinarius ini juga
PENDAHULUAN
Angka kejadian ginjal ektopik sekitar
dapat mendasari patologi suatu penyakit.
1:500 sampai 1:110; yang diantaranya 1:13000
Menurut Guiterrez, sekitar 40% kondisi
adalah ectopic thoracic kidney, 1:1000 ginjal
patologis pada traktus urinarius disebabkan
soliter, 1:22000 ginjal pelvis soliter, 1:3000
oleh
adalah satu ginjal normal dengan ginjal pelvis,
menyebabkan variasi dalam jumlah, posisi,
serta 1:7000 adalah crossed renal ectopia. 1,2
bentuk dan ukuran serta rotasi pada ginjal,
Studi yang dilakukan oleh sentra urologi
kaliks, ureter maupun buli-buli. Kadang
pediatri di Itali menyebutkan bahwa ginjal
anomali ini juga disertai kelainan anatomi
ektopik lebih banyak ditemukan pada autopsy
pada vertebra, traktus gastrointestinal, organ
postmortem dibandingkan pada praktek klinik
genitalia, sumsum tulang belakang maupun
(pada autopsy sekitar 1:1000, sedangkan pada
meningen/ selaput sumsum tulang belakang.
skrining klinik 1:5000); sebagian besar kasus
1,2,4
adalah tanpa keluhan, sedangkan bila ada
kelainan
sisi
sekitar 1:10000. 1,3
menyeberang
daftar
panjang
dan
bersifat
kompleks.
Anomali
ini
Ginjal ektopik mungkin berada pada
keluhan dan membutuhkan pengobatan hanya
Anomali traktus urinarius mempunyai
bawaan.
dia
berasal
garis
(simple
tengah
ectopic)
menuju
atau
sisi
kontralateral (crossed ectopic). Pada sisi
kontralateral ini ginjal mengadakan fusi atau
tetap terpisah. Pada umumnya ektopik terletak
menurun. Riwayat kencing mengeluarkan batu
pada pelvis sebagai pelvic kidney atau sebagai
dan minum obat –
ginjal abdominal.
disangkal. Riwayat kencing bercampur darah
Gejala yang didapatkan biasanya infeksi
juga disangkal. Riwayat keluarga dengan
saluran kemih, nyeri, dan mual-mual yang
penyakit yang sama tidak ada, riwayat
mirip kelainan pada system pencernaan.
penyakit pada traktus urinarius disangkal.
Adanya gejala obstruksi pada perbatasan
uretro-pelvik
menimbulkan
hidronefrosis.
obatan sebelumnya
Dari pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, gizi: cukup,
tensi:
Sering kali ginjal yang terletak pelvikal
130/80, nadi: 84 x/menit, pernafasan: 16
mengalami hipoplasia, refluks, dan mengalami
x/menit, suhu: 36,7 ° C. Status umum:
obstruksi,
penderita tidak anemis, lain – lain dalam batas
sehingga
fungsinya
menjadi
menurun dan sulit dideteksi dengan USG. 1,4
normal. Status Urologi: tidak didapatkan masa
Kasus ginjal ektopik yang terdeteksi
maupun nyeri ketok di daerah flank kanan
dan terdapat manifestasi klinis sangat jarang
maupun kiri, perabaan daeRah suprasimfisis
ditemukan
populasi
tidak teraba buli maupun masa buli, namun
umum), khususnya di RSU Dr Soetomo, Dan
kadang terasa nyeri bila ditekan. Status
kasus ini mendapatkan perhatian khusus
genetalia eksterna dalam batas normal.
(prevalensi
1:3000
dikarenakan adanya penatalaksanaan operatif.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan
Berdasarkan data tersebut, kami menjadikan
hemoglobin 15,2 g/dL; leukosit 7,26x103/µL;
kasus
ginjal
ektopik
pelvis
dengan
nefrolithiasis ini sebagai laporan kasus.
LAPORAN KASUS
Laki – laki usia 53 tahun dengan
trombosit 384x103/µL; BUN 4,81 mg/dL;
creatinin 0,43 mg/dL; Urinalisa: eritrosit
banyak, leukosit 3-5 dan epitel negatif. Faal
keluhan utama nyeri dibawah pusar. Pada
awalnya hanya dirasakan seperti nyeri tumpul
(kemeng) sejak 4 bulan yang lalu. Kemudian 2
bulan terakhir ini, dirasakan nyeri menusuk
hemostasis serta fungsi hati dalam batas
normal. Pemeriksaan foto polos abdomen:
bayangan radioopague pada cavum pelvis
yang hilang-timbul, tanpa disertai anyanganyangan maupun panas badan. Kadang
sembuh sendiri dan berulang lagi. Pasien juga
merasa badan mudah lelah serta nafsu makan
(Gambar 1). Ultrasonografi: tidak tampak
gambaran ginjal kiri, ginjal kanan dan bulibuli normal (Gambar 2).
Intravenous urografi (IVU): kontras
mengisi PCS ginjal kanan, fungsi dan kontur
baik; nephrogram ginjal kiri terproyeksi di
cavum pelvis, mengesankan suatu pelvic
kidney dengan dilatasi PCS yang disebabkan
obstruksi batu pyelum dan curiga terdapat
uretero-pelvic
junction
(UPJ)
stenosis
(Gambar 3).
Gambar 3a. IVP
Gambar 1. BOF
Gambar. 3b
Pemeriksaan diagnostik standar untuk
batu traktus urinarius telah dilakukan semua,
yaitu
BOF,
USG
maupun
IVP.
Untuk
identifikasi vaskularisasi ginjal serta letak dan
panjang ureter dilakukan CT scan, sehingga
operator dapat menentukan approach serta
Gambar 2. USG
insisi yang mudah pada saat operasi.
Pada pemeriksaan CT scan didapatkan
gambaran ginjal kiri dengan posisi hilus di
ventral sehingga pyelum dan pedikel terletak
di anterior ginjal. Vaskularisasi mendapat
aliran darah arteri dari percabangan aorta
abdominalis serta percabangan iliaka komunis
sebelah kiri. Ureter kiri didapatkan panjangnya
hanya sekitar 10 cm, bermuara pada buli pada
tempat
yang
normal.
Juga
didapatkan
Gambar 4b. CT Scan
hidroureter kiri. Ginjal kanan dan ureter kanan
normal. (Gambar. 4)
Gambar 4c. CT Scan 3D
Gambar 4a CT Scan
Pasien diputuskan untuk dilakukan
operasi
pyelolithotomi
pada
tanggal
Penjahitan pyelum dengan benang
15
absorbable
4.0
dengan
teknik
simple
Februari 2012. Operator melakukan insisi
interrupted.
Dilakukan pemasangan drain
midline infraumbilikus hingga supra simfisis
retroperitoneal, kemudian jahit luka operasi
seperti pada insisi seksio alta. Pada saat
lapis demi lapis.
eksplorasi didapatkan posisi ginjal pada cavum
retroperitoneal di superior buli-buli. Tampak
ureter kiri yang pendek, kemudian ditelusuri
hingga pyelum, didapatkan uretero-pelvic
junction yang menyempit oleh karena jeratan
jaringan fibrotik, ginjal tidak dibebaskan
secara
keseluruhan,
karena
terdapat
perlengketan dengan buli dan peritoneum.
Identifikasi pyelum dan teraba batu, kemudian
dilakukan pyelolithotomi tandas batu, jeratan
pada UPJ juga dibebaskan, tidak didapatkan
UPJ stenosis (Gambar 5). Dikeluarkan 1 batu
pyelum berukuran diameter 1,5 cm dan batu
sekunder dengan diameter sekitar 0,5 cm.
Kemudian dilakukan spooling, tidak ada batu
sisa, sondase ureter distal lancar. Perdarahan
dapat dikontrol.
Gambar 5. (Panah kuning: ginjal kiri, panah
putih: UPJ dan ureter kiri)
Perawatan paskaoperasi, pemeriksaan
laboratorium dalam batas normal. Produksi
drain retroperitoneal minimal dan dilepas pada
hari ke-3. Enam hari setelah operasi pasien
dipulangkan. Hari ke-9 paska operasi pasien
kontrol ke poli bedah urologi dengan keadaan
kencing lancar warna kuning jernih, luka
operasi tidak ada pus dan kering.
rigi urogenital. Saluran sebelah kaudal tetap
PEMBAHASAN
Secara
embriologis
perkembangan
berdiferensiasi. Menjelang akhir bulan ke-2,
ginjal melalui 3 tahap; pronefros, mesonefros,
bagian kranial sebagian besar menghilang.
dan metanefros.
Bagian kaudal pada pria tetap ada dan ikut
Tahap pronefros terbentuk oleh 7-10
kelompok sel padat di daerah leher. Kelompok
pertama membentuk nefrotom vestigium yang
membentuk sistem kelamin dan pada wanita
menghilang. 1,2,4
Pada
tahap
metanefros,
blastema
menghilang sebelum nefrotom yang disebelah
metanefros mengalami diferensiasi menjadi
kaudalnya terbentuk. Akhir minggu ke-4
nefron ginjal, kemudian fungsi serta posisinya
semua tanda sistem pronefros menghilang. 1,2,4
menjadi
sempurna.
Blastema
metanefros
Mesonefros berasal dari mesoderm
memicu duktus wolfian dan membentuk
intermediet dari segmen dada bagian atas
ureteric bud (UB), yang selanjutnya terjadi
hingga lumbal bagian atas. Pada akhir minggu
fusi antara ureter dengan ginjal. Tahap
ke-4 ketika sistem pronefros mengalami
pronefros biasanya mulai terjadi pada minggu
regresi, saluran ekskresi mesonefros tampak
ke 4-5 gestasi, dan tahap metanefros berakhir
memanjang membentuk glomerulus (bagian
saat minggu ke-8 gestasi.2,7,10 (Gambar 6).
medial) dan simpai bowman, yang keduanya
Metanefros awalnya diposisikan di
disebut korpuskulus mesonefrikus (renalis).
pelvis berlawanan dengan sacral somites.
Bagian lateralnya, saluran berkumpul pada
Pertumbuhan
cepat
duktus mesonefrikus (duktus wolfian). Pada
menyebabkan
migrasi
pertengahan bulan ke-2, mesonefros bagian
berkembang dari panggul ke fossa renalis
medial membentuk gonad dan rigi yang
retroperitoneal, yang terletak di kedua sisi
terbentuk oleh kedua organ tersebut disebut
tulang belakang yang berlawanan dengan
dari
dari
bagian
ginjal
caudal
yang
vertebra L2. Saat naik, ginjal berputar 90
berkelanjutan dalam penyediaan darah dari
derajat sehingga hilus ginjal mengarah ke
ginjal berkembang selama perjalanan naiknya
medial padaposisi akhir. Migrasi dan rotasi
ginjal. 2,10
selesai pada minggu kedelapan kehamilan.1,2,4
Malrotasi
ginjal
dapat
disebabkan
karena: 1. Rotasi ginjal yang tidak sempurna,
2. Rotasi terbalik arah (reverse), dan 3. Rotasi
yang berlebih (excesive). Jenis yang terbanyak
adalah rotasi yang tidak sempurna/kurang
lengkap yaitu posisi ginjal menghadap diantara
posisi normal dan posisi sebelum rotasi.
Malrotasi
tanpa
keluhan
(asymptomatic)
biasanya didapatkan secara kebetulan dari
pemeriksaan IVP. Kelainan ini bisa terjadi
pada satu atau kedua ginjal. Pasien sering kali
mengeluh nyeri tumpul pada abdomen atau
Gambar 6. Embriologi Ginjal (Waters, 2010)
Ginjal yang naik tersebut mendapatkan
didapatkan massa pada abdomen karena
pasokan vaskular secara lokal dari pembuluh
terdapat
darah organ sekitar. Ketika ginjal mencapai
kaliektasis. 1,4
posisi permanen mereka, arteri renalis dan
obstruksi
Patogenesis
yang
menimbulkan
terbentuknya
ginjal
vena berkembang dan memberikan dukungan
ektopik dapat disebabkan banyak faktor
vaskular. Akibatnya, ginjal ektopik biasanya
terutama
mengandung banyak pembuluh darah kecil
embriologi, abnormalitas pertumbuhan dari
dan
spinal cord dipercaya dapat memicu gangguan
mencerminkan
perubahan
yang
yang
mempengaruhi
proses
pertumbuhan ginjal (Friedland G, 1975;
wanita (Guarino, 2004; D’Alberton, 1981),
Guarino et al, 2004).3 Pemeriksaan penunjang
sedangkan menurut Campbell sekitar 30%. 2,3
serta imaging yang telah dilakukan pada
Malek dan Thompson melaporkan insiden
pasien kami, tidak ditemukan kelainan anatomi
ektopik ginjal bersamaan dengan agenesis
vertebra lumbal sampai dengan sacrum. Hal
ginjal kontra lateral cukup tinggi, hidronefrosis
ini sepertinya bertentangan dengan hipotesis
sekunder yang disebabkan obstruksi ataupun
dari Mazels dan Stephens (1979) yang
oleh karena refluks sekitar 25%. Ginjal
menyebutkan ektopik ginjal sering disebabkan
ektopik biasanya juga disertai malrotasi atau
oleh adanya deformitas trunkus pada embryo.
anomali vaskular di sekitar ginjal.8,19
5,9,10,19
Diagnosis
ginjal
ektopik
dapat
Faktor lain yang dapat mempengaruhi
ditegakkan sejak dalam kandungan dengan
malposisi dan malrotasi ginjal adalah ureteric
USG prenatal, biasanya didapatkan gambaran
bud maldevelopment, gangguan metanefros
fosa renalis yang kosong, atau polihydramnion
menginduksi
abnormalitas
serta kelaian bawaan lain yang mengarah pada
genetik (gen Lim 1, Pax 2/8, dan Gata 3),
multiple congenital anomaly. Suatu penelitian
teratogenic
di Turkey, USG prenatal dilakukan pada
asensus
agent,
ginjal,
serta
infeksi
saat
kehamilan.2
Insiden
13.705 fetus pada usia kehamilan trimester 2
terjadinya
ginjal
ektopik
dan 3, didapatkan 40 fetus dengan fosa renalis
dengan anomali genitalia cukup tinggi pada
yang kosong, 24 diantaranya adalah ginjal
suatu penelitian di Itali yaitu sekitar 5%,
ektopik.
didapatkan hipospadia dan kriptorkidism pada
sampai 30 bulan pascanatal, hampir semua
pria dan agenesis uterus serta vagina pada
tidak memerlukan tindakan khusus, hanya 1
Kemudian
dilakukan
monitoring
bayi dengan cross ectopic kidney yang
membutuhkan hemodialisis.5,8
Ginjal ektopik pada umumnya, dan
ginjal ektopik pelvis pada kususnya yang
Pemeriksaan USG cukup sensitif untuk
mendeteksi ektopik ginjal, pada kasus tertentu
terdeteksi ataupun yang terdapat keluhan, tidak
selalu memerlukan tindakan operatif.
dibutuhkan pemariksaan IVP ataupun CT scan,
Indikasi operasi pada ginjal ektopik
serta radionuclide imaging untuk melihat
adalah
fungsi ginjal dengan akurat (Conrad and Loes,
baik yang disebabkan stesosis UPJ maupun
1987). 4
batu, pendarita dengan keluhan nyeri yang
Diagnosa banding ginjal ektopik pelvis
antara lain agenesis ginjal, ginjal abdominal,
hidronefrosis oleh karena obstruksi,
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Studi
yang dilakukan
oleh
Pusat
ginjal lumbal, atau ginjal pada thorak. Namun
Urologi Pediatri di Taipei, 132.686 siswa
semuanya
sekolah dengan rentang usia 6-15 tahun
dapat
di
eksklusi
melalui
pemeriksaan klinis serta penunjang yang baik.
Hampir semua kasus ginjal ektopik
didapatkan 256 kasus dengan hidronefrosis, 50
penderita membutuhkan tindakan intervensi
muncul
bedah, dan 5 diantaranya adalah pelvic kidney7
bersamaan dengan ureter ektopik, biasanya
Pada zaman terkini, prinsip standar
datang dengan keluhan mengompol. Ataupun
emas dalam penanganan batu pada ginjal yang
ginjal ektopik dengan komplikasi, seperti
normal adalah dengan tehnik non invasif dan
infeksi saluran kemih, batu, UPJ stenosis, dan
minimal invasif, yaitu pada batu ukuran < 1
refluks vesiko-ureter. Keluhan tersering adalah
cm adalah dengan shock wave lithotripsy
dysuria, rasa nyeri, atau rasa tidak enak pada
(SWL), dan untuk batu > 2 cm dengan
posisi ginjal ektopiknya. 2,4
percutaneus
tanpa
keluhan,
kecuali
yang
nephrolithotomy
(PCNL),
sedangkan untuk ukuran 1-2cm bisa dengan
kombinasi. Saat ini juga telah dikembangkan
penyempitan
tehnik laparoskopik, yang dipercaya dapat
koreksi surgikal.
meningkatkan angka stone free rate. 12,13,14,16
KESIMPULAN
Tehnik
pembedahan
terbuka
pyelum
yang
memerlukan
juga
Ginjal ektopik tipe pelvic kidney
masih merupakan pilihan pada kasus-kasus
merupakan kasus yang jarang ditemukan oleh
yang rumit/ complicated, misalkan pada batu
karena gejalanya yang asymptomatic. Namun
staghorn, anomali anatomis ginjal, serta pada
secara klinis dapat ditemui penderita dengan
kasus yang membutuhkan koreksi surgikal
keluhan nyeri tumpul, infeksi saluran kemih,
seperti pyeloplasti atau nefropeksi.13,16
disuria, maupun hematuria, jika telah terjadi
Suatu studi di Inggris yang dilakukan
komplikasi pada kelainan ginjal ektopik ini,
pada 7 penderita batu ginjal dengan ginjal
yaitu dapat ditemukan batu, ataupun stenosis
ektopik; 2 penderita telah dilakukan PNL dan
ureter.
SWL, 1 penderita dengan PNL saja, 2
Diagnosa
pasti
dapat
ditegakkan
penderita dengan SWL saja, 1 penderita
melalui pemeriksaan IVP ataupun dengan CT
dengan bedah terbuka, serta 1 penderita
scan. Pembedahan terbuka masih merupakan
dengan laparoskopik. Semua penderita sukses
pilihan utama untuk kasus yang complicated
menjalani masing-masing prosedur, dengan
seperti pada batu besar atau multipel yang
stone free rate yang hampir sama. 13
tidak dapat dilakukan dengan ESWL ataupun
Pada laporan kasus kami, penderita
PNL,
serta
yang
membutuhkan
koreksi
menjalani operasi bedah terbuka dengan
surgikal seperti pyeloplasti dan nephropexy.
pertimbangan
Namun saat ini juga telah berkembang dengan
terdapat
anomali
anatomis
ginjal, batu multiple, serta adanya suatu
tehnik pembedahan
laparoskopik. Secara
umum
tehnik
pembedahan
terbuka
memberikan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kelalis PP, King LR, and Belman AB
(ed). Clinical Pediatric Urology 2nd
edition, Philadelphia: WB Saunders,
1985: 864-887
2.
Ellen Shapiro, Stuart B. Bauer.
Anomalies of the Upper Urinary Tract,
Wein: Campbell-Walsh Urology, 10th
ed. Elsevier, 2011. Chapter 117: 31233153
3.
Nino Guarino, Barbara T. The incidence
of Associated Urological Abnormalities
in Children with Renal Ectopia. Vol 172,
Oct
2004.
(Available
on
www.auanet.org)
4.
Basuki B. Purnomo. Dasar-dasar
Urologi: Anomali Traktus Urinarius
Sebelah Atas; Anomali Ginjal. 2nd
edition. Infomedika, 2003. Chapter 8:
157-164
5.
Yuksel, A, Batukan C. Prenatal
Sonographic findings and Postnatal
follow-up of fetuses with an empty renal
fossa and normal amniotic fluid volume.
Fetal Diagn Ther 2004; 19:525.
(Available
on
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed)
6.
Belsere S.M., Chimmalgi M. Ectopic
Kidney and Associated anomalies: a
Case Report. 2002. J Anatomy Soc. India
51(2) 236-238
7.
Sheih, CP, Liu, MB, Hung, CS, et al.
Renal abnormalities in schoolchildren.
Pediatrics 1989; 84:1086. (Available on
pediatrics.aappublications.org)
8.
Schuster T, Dietz H.G. Prepartal
diagnosis of Crossed Renal Ectopia with
Ureteropevic junction obstruction: a
case report. J Pediatrics surg. 1995.
9.
Norman D.R., Waters A.M. Renal
ectopia
and
fusion
anomalies.
Embryologic Basis. Urology 1975;
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
5:698.
(Available
on
www.uptodate.com)
Pope J.C., Brock J.W., et al. Congenital
anomalies of the kidney and urinary
tract. J Urol 2001, Vol 165: 196-202.
(Available on www.urologyjournal.org)
Deirdre M.C., Robert G. Uzzo, et al. 3Dimensional volume rendered CT for
preoperative
evaluation
and
intraoperative treatment of of patients
undergoing nephron sparring surgery. J
Urol 1999, Vol 161: 1097-1102.
(Available on www.auanet.org)
Weizer A.Z., Springhart W.P., et al.
Ureteroscopic management of Renal
calculi in anomalous kidneys. J Urol.
2005. (Available on www.auanet.org)
Emmanuel L, Michael E. Management of
Renal calculi in Pelvic kidneys.
European Urology supplements 1 (2002).
Vol
1:
149.
(Available
on
www.europeanurology.com)
Marcovich R, Smith A.D. Renal pelvic
stones: Choosing Shockwave Lithotripsy
or Percutaneous Nephrolithotomy. Braz
J Urology, 2003. Vol 29: 195-207.
Watterson J.D, Anthony C. Percutaneous
Nephrolithotomy of a Pelvic Kidney: A
Posterior approach through the greater
sciatic foramen. J Urol. 2011. Vol 166:
209-210. (Available on www.auanet.org)
Harmon
W.J,
Kleer
Eduardo.
Laparoscopic
Pyelolithotomy
for
calculus removal in a Pelvic Kidney. J
Urol. 1996. Vol 155: 2019-2020.
(Available on www.auanet.org)
Meizner, I, Barnhard, Y. Bilateral fetal
pelvic kidneys: Documentation of two
cases of a rare prenatal finding. J
Ultrasound Med 1995; 14:487.
Kramer, SA, Kelalis, PP. Ureteropelvic
junction obstruction in children with
renal ectopy. J Urol (Paris) 1984; 90:331.
Kelalis, PP, Malek, RS, Segura, JW.
Observations on renal ectopia and fusion
in children. J Urol 1973; 110:588
(Available on www.auanet.org)
Download