MASALAH PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

advertisement
Modul 2
MASALAH PEMBANGUNAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP
Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, M.S.
Institut Pertanian Bogor
Maret 2010
EVALUASI PERMASALAHAN SDA & LH
(DALAM PERJALANAN RUANG DAN WAKTU)
1972-1982
1982-1997
Atmosfer
Laut
o
o
Pencemaran udara dalam skala
lokal
o
Pencemaran laut yang masih
sporadis
o
o
o
o
Air Tawar
o
o
Perlu air berkualitas
Tercemar pada skala lokal
o
o
o
Lahan/Tanah
o
o
o
Tanah kritis
Hutan gundul
Kekeringan
o
Pelestarian flora dan fauna
dalam habitatnya
Keresahan masyarakat
o
o
o
Percemaran kimia udara secara global
Pemanasan bumi
Pencemaran limbah padat, cair, B3, POP
meliputi pantai, rawa, laut dsb
Perusakan terumbu karang
Instrusi garam terhadap air tanah (air laut)
Makin sulit air untuk pembangunan
Air tanah merosot
Banjir skala besar dan meluas
Penciutan lahan untuk pembangunan
Penggurunan dan tanah longsor makin meluas
Penggurunan hutan
Sumber Daya
Hayati
Sosial masyarakat
o
Kesehatan Manusia
o
Pengendalian penyakit kurang
gizi dan menular di negara
berkembang
o
Plus : pengendalian penyakit LH, seperti :
Pernafasan, Kanker, Stres/tercekam,
Jantung, Alergi
Tujuan
Pembangunan
o
Pertumbuhan ekonomi
Mencapai kemakmuran
o
Keberlanjutan LH dan SDA untuk
pembangunan
Pemerataan pembangunan yang nyata pada
tingkat : Lokal, Regional, Nasional,
o
o
o
o
Manfaat berkelanjutan keanekaan hayati :
Plasma nuftah, Jenis (spesies), Ekosistem
Konflik sosial dan ancaman kearifan lokal
1997 – 2009 (era otonomi daerah/reformasi
Atmosfer
o
o
Skala dan laju
Peradaban kimia udara secara global
Pemanasan bumi
Pencemaran limbah padat, cair, B3, POP meliputi
pantai, rawa, laut dsb
Perusakan terumbu karang
Instrusi garam terhadap air tanah
o
makin
cepat
luas
dan
o
makin
cepat
luas
dan
Makin sulit air untuk pembangunan
Air tanah merosot
Banjir skala besar dan meluas
o
makin
cepat
luas
dan
Penciutan lahan untuk pembangunan
Penggurunan dan tanah lonsor makin meluas
Alih fungsi lahan tak terkendali
Illegal logging
o
makin
cepat
luas
dan
o
Manfaat berkelanjutan keanekaan hayati : Plasma
nuftah, Jenis (spesies), Ekosistem
o
makin
cepat
luas
dan
o
Konflik sosial dan ancaman kearifan budaya lokal
Kesehatan Manusia
o
Plus : pengendalian penyakit LH, seperti :
Pernafasan, Kanker, Stres/tercekam, Jantung,
Alergi
o
makin
cepat
luas
dan
Tujuan Pembangunan
o
Keberlanjutan LH dan SDA untuk pembangunan
Pemerataan pembangunan yang nyata pada tingkat :
Lokal, Regional, Nasional,
Pemberdayaan masyarakat
o
makin
cepat
luas
dan
Laut
o
o
o
Air Tawar
o
o
o
Lahan/Tanah
o
o
o
o
Sumber Daya Hayati
Sosial masyarakat
o
o
makin luas dan cepat
Ledakan Api Lumpur Lapindo, di Awal Minggu Kejadian, Jawa Timur, 2006.
INOVA
DATA TERAKHIR 160 RIBU M3/HARI
Pembakaran sisa penebangan Lahan Hutan untuk Perkebunan Sawit / HPH
Dampak pembakaran hutan
- Export asap –
Dari Indonesia ke Malaysia
PENCEMARAN ATMOSFIR
GAS CO2
CO2 Tidak beracun
Pengaruh terhadap lingkungan global >
pengaruh NOx dan SOx
Pengaruh keseimbangan panas bumi
SINAR MATAHARI
DILEPAS KE ANGKASA LUAR
RADIASI PERMUKAAN BUMI
Bumi
ATMOSFIR
EFEK RUMAH KACA
LAPISAN OZON
29
Altitude 25 – 35 km di Stratosfir 
Konsentrasi O3 ± 10 ppm
PREDIKSI
HUJAN
ASAM
Menyelubungi Bumi = Lapisan
Ozon
Menyerap Radiasi Ultraviolet
(λ240 – 320 nm)
Reaksi Penghasil Ozon
O2 + h?  O + O
O2 + O + M  O3 + M
33
KONDISI ES DI KUTUP SELATAN-ANTARTIKA SELUAS 3.250 KM2,
MENCAIR AKIBAT KENAIKAN SUHU BUMI 2,5 DERAJAT CELCIUS DALAM
50 TAHUN TERAKHIR
PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP, Kompas 24-9-2007
Kompas, 24
8 ASPEK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
1.Kebijaksanaan penataan
2.Pemanfaatan
3.Pengembangan
4.Pemeliharaan
5.Pemulihan
6.Pengawasan
7.Pengendalian
8.Perlindungan
Proyek
Pembangunan
Pembangunan merupakan interaksi antara berbagai faktor (komponen)
yaitu :
Sumberdaya alam (SDA), Sumberdaya manusia (SDM), Modal,
Teknologi dan Kelembagaan serta Keterampilan manajerial.
Ketidakseimbangan dan kesenjangan
mengakibatkan :
• Rusaknya berbagai sistem pendukung perikehidupan vital bagi
manusia, baik biofisik maupun sosial-budaya.
• Instabilitas ekosistem akibat degradasi dari pencemaran lingkungan.
• Konflik sosial akibat alih fungsi lahan yang tidak terarah
• Berbagai kesenjangan kelembagaan pembangunan di bidang
pengelolaan SDA dan lingkungan hidup (LH).
KESEPAKATAN INTERNASIONAL TENTANG PENTINGNYA
MENJAGA KELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP DAN
TANTANGAN KEDEPAN
1. Konfrensi Stockholm
2. Konferensi Rio de Jeneiro
3. Konferensi Internasional Tentang Pembangunan
Berkelanjutan di Johanesburg (Afrika Selatan)
Konferensi Stockholm (5 Juni 1972)
(Konferensi Internasional tentang lingkungan Hidup)
Alasan diselenggarakan : Terjadinya berbagai macam pencemaran oleh
limbah industri
Indonesia secara resmi baru memasukkan lingkungan hidup dalam
kebijaksanaan politik mulai tahun 1982, yaitu dengan diterbitkannya UU No.
4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
Konferensi Rio de Janeiro
(3 - 14 Juni 1992)
Tentang : Lingkungan Hidup dan Pembangunan (United Nations Conference on
Environment and Development, UNCED).
• Disebut sebagai KTT BUMI
HASIL KTT :
1.
2.
3.
4.
5.
Deklarasi Rio
Konvensi Perubahan Iklim
Konvensi Keanekaragaman Hayati
Agenda 21 (Memuat 27 Prinsip)
Prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan
Konferensi Internasional Tentang Pembangunan
Berkelanjutan di Johanesburg (Afrika Selatan)



Nama dan tema : Pembangunan Berkelanjutan
Penegasan dan Evaluasi butir-butir prinsip kesepakatan dalam
KTT Bumi
Komitmen melaksanakan Kesepakatan KTT Bumi secara
konsekuen
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DI INDONESIA

Good Environmental Governance
– Lembaga yustisi (pengadilan, kejaksaan, & polisi) yang
kredibel & adil
– Birokrasi pemerintah yg profesional & bersih
– Dewan perwakilan rakyat yg kredibel & aspiratif
– Masyarakat madani yang tangguh.

Kebijakan Lingkungan
– Kebijakan bensin bebas timbal
– Kebijakan desentralisasi pengelolaan LH
– Kebijakan pengendalian kerusakan lingkungan
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DI INDONESIA


Peraturan Perundang-undangan
– Baku mutu emisi
– Baku mutu limbah cair
– Golongan peruntukan air sungai
– Pengelolaan limbah B3
Kepedulian Konsumen
– Kesadaran untuk membeli barang yang dibuat dengan etika
lingkungan yg tinggi
– Boikot konsumen terhadap produk-produk tertentu yang tidak
ramah lingkungan
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DI INDONESIA

Market Based Instrument
 Market creation (tradeable emmision/effluents permits)
 Fiscal instrument (emmisions charges, property charges)
 Financial instruments (technology subsidies, soft loans)
 Liability system (joint liability, liability insurance)
 Deposit refund system & guarantee bond (reforestation
bonds, land reclamation bonds)

Teknologi
 Teknologi produksi bersih
 Verifikasi teknologi ramah lingkungan
Tujuan dan Sasaran pengelolaan lingkungan hidup,
(Berdasarkan UU No.32/2009 Pasal 4)
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara
manusia dan lingkungan hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup
yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina
lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa
depan;
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap
dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
Ilustrasi Siklus Manajemen Lingkungan
Studi
Kelayakan
Pra Studi
Kelayakan
AMDA
L
Tata
Ruang
Rencan
a
Umum

Desain
Tapak
Audit
Lingk.
Desain
Rinci



Tahap
Audit
ISO 14000
Ekolabel
Implementasi
AMDAL
Operasi
Konstruksi
Perangkat Manajemen Lingkungan
Project
level
Market based Instrument
PROTOKOL
KYOTO
Ecosystem
Level
Program DAS Kritis
KONVENSI
BAZEL
Teknologi
Peraturan
Perundangan
PROTOKOL
MONTREAL
PROTOKOL
CARTAGENA
Prokasih
Cleaner
Prod
Pantai & AMDAL
Laut
Lestari
Audit
UKL &
UPL
Langit
Biru
Kebijakan
Lingkungan
Eko
label
Adipura
ISO
14000
Keanekaragaman
Hayati
Good Enviromental Governance
Kepedulian
Konsumen
National/
Kabupaten
level
Perangkat Manajemen Lingkungan
Uraian
AMDAL
Dilakukan
saat
Tahap Studi
Kelayakan
Fungsi


Evaluasi
kelayakan
lingkungan
proyek
Pencegahan dampak lingk.
Audit
Lingkungan
Ekolabel
ISO 14001
Cleaner
Production
Tahap
Operasi
Tahap
Operasi
Tahap
Operasi
Tahap
Operasi
Penilaian
ketaatan
operasi terha
dap praktek,
prosedur,
peraturan
tertentu
Implementa
si & sertifika
si kesesuai
an operasi
terhadap
praktek, pro
sedur dan
peraturan
tertentu
Implementa
si & sertifika
si kesesuai
an sistem
manajemen
terhadap
standar ISO
14001
Implementa
si pencegahan pencemaran lingkungan
Perangkat Manajemen Lingkungan
Uraian
AMDAL
UKL-UPL
Sifat
Wajib
Manfaat


Perolehan
ijin operasi
Pedoman
pengelolaa
n & peman
tauan lingkungan
Audit
Lingkungan
Sukarela


Status
pentaatan
Masukan
untuk
perbaikan
kinerja ma
najemen
Ekolabel
Sukarela



Status
pentaatan
Perolehan
sertifikat
Masukan
untuk
perbaikan
kinerja ma
najemen
ISO 14001
Sukarela



Status
pentaatan
Perolehan
sertifikat
Masukan
untuk
perbaikan
kinerja ma
najemen
Cleaner
Production
Sukarela



Efisiensi
Pentaatan
peraturan
Kinerja
lingkunga
n
ISO 9000 dan ISO 14000
International Organization for Standardization




Didirikan tahun 1974 dgn tujuan: mengembangkan & memajukan standar
internasional di bidang industri, perdagangan dan komunikasi (tidak termasuk:
kelistrikan & teknik listrik).
Standar-standar yang berhubungan dengan bidang listrik dan elektronika diatur
oleh The International Electronical Commission (IEC) berkedudukan di Jenewa,
yang merupakan anak organisasi ISO.
Standar ISO bersifat sukarela dan disusun dari berbagai standar nasional negaranegara maju dan berkembang di berbagai pelosok dunia.
Beranggotakan lebih dari 118 negara dgn organisasi 3 jenis keanggotaan:
 Anggota penuh
 Anggota korespondensi
 Anggota terdaftar
ISO 9000 dan ISO 14000
Siapa yang membutuhkan standar ?


Sebagian besar perusahaan yang menjual produk ke negara maju harus
membuktikan melalui sertifikat bahwa sistem manajemen mutu mereka
telah sesuai dengan ISO 9000.
Perusahaan yang diharapkan dapat memenuhi ISO 9000 adalah yang
bergerak di bidang-bidang :






Pemasok komponen atau material untuk industri, khususnya seperti
elektronik, listrik, farmasi, obat-obatan
Produk makanan dan minuman
Bahan bangunan
Penerbitan dan pengemasan
Transportasi
Pemasok untuk pasar umum
ISO 9000 dan ISO 14000
Apa ISO 9000 itu ?
Seri ISO 9000 adalah
Suatu sistem terpadu yang pertama dan terpenting, sistem global
untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu organisasi atau
perusahaan, dengan menciptakan sebuah kerangka kerja untuk
peningkatan yang berkesinambungan.
ISO 9000/TC 176 :
Komisi ISO yang menghasilkan ISO 9000 dan bertanggung jawab
untuk pengembangannya.
ISO 9000 dan ISO 14000
# ISO 14000 #

Maret 1992, British Standard Institution (BSI) menerbitkan standar
nasional BS 7750: Environmental Management System.

BS 7750:1994 didisain dapat diintegrasikan dengan BS 5750 (ISO
9000), dapat diterapkan ke berbagai sektor, dapat untuk sertifikasi &
dapat untuk persyaratan kontrak.

Standar nasional serupa berkembang di Jepang, Canada, Irlandia,
Spanyol, dan Perancis. Standar nasional ini merupakan embrio
pembentukan standar ISO 14001.

November 1996, terbit standar SML ISO 14001 yang generik, tunggal
dan diakui secara internasional yang dibutuhkan oleh berbagai
organisasi.
Peta Seri Standar ISO 14000
EVALUASI
DAN AUDIT
ISO 14031
Environmental Performance
Evaluation (EPE)
Guidelines on Environmental
Performance Evaluation
SISTEM
MANAJEMEN
Life Cycle Assessment (LCA)
ISO 14001
Environmental
Management System
Specification with
guidance for use
Environmental Auditing (EA)
14010 - General principles
14011 - Audit procedures
Part 1: EMS
14012 - Qualification criteria
for environmental
auditors
ORIENTASI
PRODUK
ISO 14004
Environmental
Management Systems
General guidelines on
principles, systems and
supporting techniques
14041-General principles and pratices
14042-LCA - inventory analysis
14043-LCA - impact assessment
14044-LCA - improvement assessment
Environmental Labelling (EL)
14020-Basic principles for all env.labelling
14021-Self declaration environmental
claims-terms and definitions
14022-Self declaration environmental
claims-symbols
14023-Self declaration environ. claims testing & verification methods
14024-Guiding principles, practices, &
criteria for certification programsGuide for certification procedures
Terminologi dan Definisi
Other Standard Writer
14060-Env.aspect of product standard
TINJAUAN HISTORIS LANDASAN HUKUM BAGI
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI
INDONESIA
Titik tolak pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia sebagai manifestasi konkrit
dari upaya-upaya sadar, bijaksana dan berencana dimulai pada tahun 1982
dengan dikeluarkannya UU No.4 tahun 1982
Tentang :
”Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup”
Selanjutnya diperbaharui melalui UU No. 23 Tahun 1997
Selanjutnya Dikeluarkan beberapa peraturan perundangan lain,
baik ditingkat pusat maupun daerah
UPAYA-UPAYA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
Merupakan upaya untuk mencapai ketaatan terhadap peraturan dan
persyaratan dalam ketentuan hukum yang berlaku secara umum dan
individual, melalui pengawasan dan penerapan sanksi administratif,
kepidanaan dan keperdataan
Sarana Penegakan Hukum Lingkungan
- Sarana administratif (umumnya dalam bentuk Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Kepres, Inpres, Keputusan Menteri, Perda, Keputusan Gubernur )
- Sarana kepidanaan (tercermin dalam UU No. 5/1990 pasal 40 tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
- Sarana keperdataan (tercantum dalam UU no. 23/1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup,
Permasalahan Lingkungan yang
Timbul
1.
Menurunnya daya dukung dan daya tampung lingkungan
2.
Terjadinya penyusutan sumberdaya alam dan lingkungan
3.
Permasalahan Lingkungan Buatan
4.
Penerapan Standar Mutu Lingkungan Hidup yang masih lemah
5.
Masalah Pemanfaatan Dan Pengurasan Sumber Daya Alam
(hutan, tanah, sumberdaya air, keanekaragaman hayati dan
sumberdaya pesisir dan laut)
6.
Terjadinya bencana alam
7.
Pencemaran lingkungan
Faktor Penyebab Belum Optimalnya
Pengelolaan Lingkungan Hidup
1
Perangkat hukum dan kebijakan nasional maupun daerah mungkin sudah
ada, namun kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan,
pelaku pembangunan dan masyarakat masih kurang.
Masih terdapat jenis usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi
2
menimbulkan dampak besar dan penting namun belum memiliki AMDAL
atau unit pengelolaan lingkungan atau unit pemantauan lingkungan,
sementara izin untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan tersebut sudah
berjalan
3
Terdapat kasus orang yang mengimpor limbah dari luar wilayah Indonesia
dengan cara yang ilegal
Faktor Penyebab Belum Optimalnya
Pengelolaan Lingkungan Hidup
4
5
6
Adalah sulit untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, karena juga
tidak mudah untuk menjamin bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan tidak
melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan
Belum semua orang mempergunakan haknya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
Tidak semua orang juga memerlukan dan memanfaatkan informasi
lingkungan hidup
Tidak semua orang menyadari haknya untuk berperan dalam menyampaikan
7
informasi dan/atau menyampaikan laporan, serta memberikan saran
pendapat dalam pengelolaan lingkungan hidup
Download