kuliah xii - Hukum Internasional

advertisement
HUKUM
DIPLOMATIK DAN
KONSULER
Devica Rully, SH., MH., LL.M
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2017
MATERI XII
Dasar Hukum berlakunya HUKUM DIPLOMATIK DAN KONSULER
1.
Alinea IV Pembukaan UUD 19451
2.
Pasal 11 UUD 1945
3.
Konvensi wina tentang Hubungan diplomatik tahun 1961
(Vienna Convention on Diplomatic Relations)
4.
UU Nomor 1 Tahn 1982 Tentang Pengesahan Konvensi Wina
tentang hubungan diplomatik tahun 1961
5.
Konvensi mengenai misi-misi khusus tahun 1969 (vienna
convention on spesial mission)
6.
UU Nomor 2 Tahun 1982 Tentang Pengesahan Konvensi
mengenai misi-misi khusus
7.
UU Nomor 37 TAHUN 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri
 Hubungan
luar negeri adalah setiap kegiatan yang
menyangkut aspek regional dan internasional yang
dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan
daerah atau lembaga-lembaganya, lembaga
negara, badan usaha, organisasi politik, ormas, LSM
atau Warga Negara Indonesia
 Politik
Luar Negeri adalah kebijakan, sikap dan
langkah Pemerintah RI yang diambil dalam
melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi
internasional dan subjek hukum internasional lainnya
dalam rangka menghadapi maalah internasional
gunamencapai tujuan nasional
HUBUNGAN LUAR NEGERI
 Presiden
(pasal 5 UU no 37 taun 1999)
 Presiden dengan persetujuan DPR, daam hal
“menyatakan perang, membuat perdamaian
dan perjanjian dengan negara lain”
 Menteri Luar Negeri (atas dasar pelimpahan
wewenang oleh presiden)
 Pejabat negara, pejabat lain atau orang lain
yang melakukan tugas tertentu (atas dasar
penunjukan oleh presiden)
 Aparatur Hubungan Luar Negeri (Duta Besar, dll)
PENYELENGGARA HUBUNGAN
DAN POLITIK LUAR NEGERI

Tujuan Dari dibentuknya misi Diplomatik :
1.
Mewakilkan Negara Pengirim di wilayah Negara Penerima
2.
Melindungi kepentingan Negara Pengirim di wilayah Negara Penerima,
sesuai dengan hukum internasional
3.
Melakukan negosiasi/ perundingan dengan Pemerintah Negara
Penerima
4.
Memperoleh kepastian dengan semua cara yang sah tentang keadaan
dan perkembangan negara penerima dan melaporkannya pengirim.
5.
Mempromosikan hubungan yang bersahabat dengan Negara Penerima
dan meningkatkan hubungan ekonomi, kebudayaan, Pengetahuan dan
teknologi.
HUKUM DIPLOMATIK

Setiap negara yang merdeka dan berdaulat mempunyai right of
legation/ Hak Legasi. Hak Legasi terbagi menjadi 2 yaitu:
1.
Hak Legasi aktif, yaitu hak suatu negara untuk
mengakreditasikan wakilnya ke negara lain.
2.
Hak Legasi Pasif, yaitu hak kewajiban untuk menerima wakilwakil negara asing
PEMBUKAAN HUBUNGAN DIPLOMATIK
 Pasal 2 Konvensi Wina tahun 1961
“Pembukaan hubungan diplomatik antara negara-negara dan
pembukaan perwakilan tetap diplomatik dilakukan atas dasar saling
kesepakatan”
 Kesepakatan tersebut harus dalam bentuk untuk membuka hubungan
diplomatik dan kesepakatan untuk membuka perwakilan tetap.
Pembukaan hubungan diplomatik dengan suatu negara dan
pembukaan perwakilan tetap suatu negara merupakan dua hal yang
berbeda. Suatu negara dapat membuka hubungan diplomatik, tetapi
belum tentu langsung membuka perwakilan tetap.

Menurut Konferensi Wina tahun 1961 pasal 14, klasifikasi Pejabat Diplomatik
dibagi atas 3 kelas yaitu:
1.
Para Duta Besar atau Nuncios yang dikareditasikan kepada Kepala
Negara dan para kepala perwakilan lain yang sama pangkatnya.
2.
Para Utusan, Duta dan Internuncious yang diakreditasikan kepada Kepala
Negara.
3.
Para Kuasa Usaha yang diakreditasikan kepada Menteri Luar Negeri. yang
terdiri dari dua golongan :
a.
Kuasa Usaha tetap
b.
Kuasa usaha sementara
KLASIFIKASI PEJABAT DIPLOMATIK

Pasal 13 (2) tentan UUD 1945 disebutkan bahwa; “Dalam hal
mengangkat Duta, presiden memperhatikan pertimbangan
DPR”
PENUNJUKKAN KEPALA PERWAKILAN
Menurut Pasal 9 Konvensi Wina yaitu:
“ Negara penerima setiap waktu dan tanpa penjelasan dapat
membantu negara pengirim bahwa kepala perwakilan atau salah
satu anggota staf diplomatiknya adalah persona non-grata dank
arena itu harus dipanggil kembali atau mengakhiri tugasnya di
negara penerima”
PESONA NON GRATA
Menurut pasal 43 Konvensi Wina yaitu berakhirnya misi diplomatik
seorang staf perwakilan adalah karena:

Adanya pemberitahuan dari negara pengirim kepada negara
penerima bahwa tugas dari pejabat diplomatik itu telah berakhir

Adanya pemberitahuan dari negara penerima kepada negara
pengirim bahwa negara tersebut menolak untuk mengakui
seorang pejabat diplomatik sebagai anggota perwakilan.
BERAKHIRNYA MISI DIPLOMATIK
Menurut pasal 13 Konvensi Wina yaitu:
“seorang kepala perwakilan dianggap telah memulai tugasnya di
negara akreditasi setelah menyerahkan surat-surat kepercayaan
atau setelah memberitahukan kedatangannya dan menyerahkan
copy surat-surat kepercayaannya kepada kementrian luar negeri
negara penerima”
PENYERAHAN SURAT KEPERCAYAAN
Menurut pasal 3 Konvensi Wina, tugas-tugas perwakilan Diplomatik yaitu:
a.
Mewakili negara pengirim di negara penerima
b.
Melindungi kepentingan negara pengirim dan kepentingan warga negaranya
di negara penerima dalam batas-batas yang diperbolehkan hukum
internasional
c.
Melakukan perundingan dengan pemerintah negara penerima
d.
Memperoleh kepastian dengan semua cara yang sah tentang keadaan dan
perkembangan negara penerima dan melaporkannya kepada pemerintah
negara pengirim
e.
Meningkatkan hubungan persahabatan antara pengirim dan negara
penerima serta mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
TUGAS-TUGAS PERWAKILAN DIPLOMATIK
Pasal 20-38 Konvensi Wina mengenai Hubungan diplomatik, diantaranya :
1.
Kekebalan pribadi, berdasarkan Pasal 29 Konvensi Wina : ‘Pejabat diplomatik tidak boleh diganggu, tidak boleh
ditangkap dan ditahan. Mereka harus diperlakukan dengan penuh hormat dan negara penerima harus mengambil
langkah-langkah yang layak untuk mencegah serangan atas diri, kebebasan dan martabatnya ”
2.
Kebebasan bergerak dan berpergian
3.
Mengijinkan dan Melindungi komunikasi yang bebas
4.
Bebas dari Pajak dan beacukai
5.
Kebebasan dari kewajiban-kewajiban dinas dan militer
6.
Kekebalan yurisdiksi
7. dll
HAK-HAK ISTIMEWA DAN
KEKEBALAN DIPLOMATIK
 Adalah
Agen suatu negara di luar negeri, yang bukan
merupakan agen diplomatik, yang bertujuan untuk
melindungki kepentingan komersial negaranya, selain
menjalankan tugas seperti :membuat akta notaris,
memberikan pasport, mengurus perkawinan dan
melaksanakan yurisdiksi disipliner atas awak-awak
kapal milik negaranya
KONSUL
Adalah merupakan suatu praktek tradisional bahwa seorang kepla
perwakilan konsuler dilengkapi oleh pemerintahanya dengan suatu
surat resmi yang dinamakan surat tauliah atau commision atau lettre
de provision.
Surat tauliah ini berisikan nama lengkap, gelar konsuler, wilayah
konsuler tertentu dimana seorang kepala perwakilan melaksanakan
tugasnya.
Surat tersebut dikirim melalui saluran diplomatik ke negara penerima.
Apabila negara penerima tidak berkeberatan, maka negara
penerima akan mengeluarkan dokumen yang bernama Execuatur
yang berisi persetujuan pengangkatan kepala perwakilan konsuler
tersebut.
EXEQUATUR
Menurut pasal 5 Konvensi Wina menyatakan bahwa:
Tugas-tugas konsul adalah melindungi kepentingan negara pengirim
dan kepentingan warga negaranya yang berada di negara
penerima, memajukan hubungan niaga, ekonomi, kebudayaan dan
ilmu pengetahuan, mengamati keadaan dan perkembangan
dibidang perdagangan, ekonomi, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan di negara penerima, mengeluarkan paspor dan surat
jalan kepada warga negara pengirim, visa atau surat-surat lainnya,
membantu warga negara pengirim, bertindak sebagai notaris dan
pejabat catatan sipil, melaksankan hak pengawasan dan
pemeriksaan terhadap kapal-kapal negara pengirim serta fungsi-fungsi
lainnya yang tidak dilarang oleh hukum dan peraturan negara
penerima.
TUGAS-TUGAS KONSULER
1.
Konsul Jendral
2.
Konsul
3.
Wakil Konsul
4.
Agen Konsuler
PENGGOLONGAN PEJABAT
KONSULER

Kekebalan Jurusdiksi Konsul tidak seluas wakil-wakil diplomatik

Kebebasand ari kewajiban menajdi juri

Hak untuk berkomunikasi secara ebbas dengan warga dari
Negara Pengirim

Kekebalan atas surat-surat dan arsip resmi

Hak untuk dibebaskan dari pertanggung jawaban bila
melakukan kejahatan sampai saat exequatur dicabut atau
kedudukan konsul diganti dengan yang lain
HAK DAN KEISTIMEWAAN KONSUL

Ruang Lingkup tugasnya

Tingkatan kekebalan/ keistimewaannya

Surat Pengangkatannya
PERBEDAAN ANTARA DUTA DAN
KONSUL
TERIMAKASIH
Download