23 pencemar mikroorganisme

advertisement
Pencemaran air yang
disebabkan oleh
mikroorganisme
POKOK BAHASAN
• A. PENCEMARAN AIR
• B. PENCEMARAN AIR OLEH MIKROBA
PATOGEN
• C. MIKROBA PATOGEN PENYEBAB
PENCEMARAN AIR
• D. MIKROORGANISME INDIKATOR
• E. PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENCEMARAN AIR AKIBAT DARI
MIKROORGANISME PARASIT
A. PENCEMARAN AIR
• Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi
tidak di planet lain. Air dapat berwujud padatan (es),
cairan (air) dan gas (uap air). Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di
laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,danau, uap
air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia.
• Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkanya. Pencemaran air atau polusi
air merupakan penyimpangan sifat-sifat air dari dari keadaan
normal, bukan dari kemurniannya. Sebagai contoh, meskipun
di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara
yang bersih dan bebas dari polusi,air hujan selalu mengandung
bahan-bahan terlarut seperti CO2,O2 dan N2,serta bahan-bahan
tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang
terbawa dari atmosfer. Air permukaan dan air sumur biasannya
mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg,Ca
dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut
dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air minum pun bukan
merupakan air murni. Meskipun bahan-bahan tersuspensi dan
bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, tetapi air
minum mungkin masih mengandung komponen-komponen
terlarut.
B. PENCEMARAN AIR OLEH MIKROBA PATOGEN
• Air dapat merupakan medium pembawa
mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi
kesehatan. Bahaya atau resiko kesehatan uang
berhubungan dengan pencemaran air secara umum
dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya
langsung dan bahaya tidak langsung. Bahaya langsung
terhadap kesehatan manusia dapat terjadi akibat
mengonsumsi air yang tercemar atau air yang
berkualitas buruk, baik langsung diminum, melalui
makanan dan dapat juga akibat dari pemakaian air
yang tercemar untuk keperluan sehari-hari seperti
mencuci peralatan makan dan lain sebagainya.
Bahaya bagi kesehatan masyarakat dapat pula
diakibakan oleh berbagai dampak kegiatan industri
dan pertanian. Sedangkan bahaya tak langsung dapat
terjadi misalnya akibat dari mengonsumsi ikan, yang
dimana ikan tersebut sudah tercemar atau
mengandung zat-zat polutan berbahaya
• Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen,
dan parasit lainnya atau oleh zat kimia dapat
terjadi pada sumber air bakunya, ataupun
terjadi pada saat pengairan olahan dari pabrik
ke konsumen. Di beberapa negara
berkembang, termasuk Indonesia, sungai,
danau, kolam, laut sering digunakan untuk
beberapa keperluan sehari-hari, misalnya
mandi, mencuci pakaian, mencuci alat makan
dan makanan, bahkan untuk tempat
pembuangan tinja, sehingga air tersebut
menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri
patogen dan mikroorganisme parasit lainnya.
• Patogen yang sering ditemukan di dalam air
terutama adalah bakteri-bakteri penyebab
infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio
cholerae penyebab penyakit kolera,Shigella
dysenteriae penyebab disenteri
basiler, Salmonella typosa penyebab tifus dan S.
paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan
hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab
disentri amuba. Untuk mencegah penyebaran
penyakit melalui air perlu dilakukan control
terhadap polusi air.
C. MIKROBA PATOGEN PENYEBAB PENCEMARAN AIR
•
Beberapa mikroba patogen biasanya ditemukan di dalam air
limbah domestik dan juga di dalam efluen dari unit pengolahan
limbah. Mikroba yang menjadi agen penyebab pencemaran air
adalah bakteri, virus.
• Bakteri Patogen
• Bakteri penyebab pencemaran air dan bersifat patogen antara lain
sebagai berikut :
1. Salmonella
• Kingdom : Bacteria
• Philum : Proteobacteria
• Kelas : Gammaproteobacteria
• Ordo : Enterobacteria
• Famili : Enterobactericeae
• Genus : Salmonella
• Spesies : Salmonella typhi
1. Salmonella
• Salmonella adalah enterobactericeae yang
terdistribusi secara luas di dalam lingkungan dan
meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella
merupakan bakteri patogen paling utama yang
terdapat di air limbah yang dapat menyebabkan
demam typus dan paratypus dan gastroenteristis
(radang lambung / perut). Konsentrasi Salmonella
di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel
samapi mencapai 8000 organisme per 100 ml air
limbah. Diperkirakan bahwa hampir 0.1%
penduduk mengeluarkan Salmonella di dalam
tinja. Di Amerika Serikat Salmonellosis terutama
disebabkan oleh kontaminasi pada makanan,
tetapi pada kontaminasi air minum juga masih
menjadi perhatian yang utama.
2. Shigella
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
• Shigella secara sepintas adalah agen disentri
bacillus, yaitu suatu penyakit diare yang
menyebabkan berak darah sebagai akibat dari
peradangan dan pendarahan selaput dinding usus.
Ada empat spesies shigella yang bersifat patogen,
yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella
boydii, dan Shigella sonnei. Keempat Shigella
patogen tersebut dapat berpindah secara kontak
langsung dengan penderita yang telah terinfeksi,
dimana orang yang terinfeksi mengeluarkan
Shigella didalam tinjanya.
•
Meskipun perpindahan atau penularan
Bakteria
Proteobakteria
Shigella melalui kontak antar orang adalah cara
penularan yang utama, tetapi melalui air juga perlu
Gamma
Proteobakteria
diperhatikan. Contohnya, seperti yang terjadi di
Enterobakterial
Florida, penggunaan air tanah mempunyai andil
es
terhadap Shigellosis yang telah menginfeksi sekitar
Enterobakteriac
1200 orang.
eae
Shigella
dysenteriae
3. Vibrio Cholerae
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
• Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negative
yang berentuk batang melengkung. Bakteri ini
dapat berpindah melalui air. Vibrio Cholerae
mengeluarkan suatu enterotoksin yang
menyebabkan diare, mulai dari ringan sampai
hebat, muntah, dan kehilangan cairan tubuh
secara cepat, dan menyebabkan kematian
dalam waktu singkat. Vibrio cholerae sering
muncul sebagai endemik di banyak wilayah
Bacteria
Asia. Organisme patogen tersebut dapat
Proteobacteria
Gamma
menyebabkan pencemaran air dengan
Proteobacteria
konsentrasi sebesar 10 – 10.000 organismpe
Vibrionales
per 100 ml air pada saat terjadi endemik.
Vibrionaceae
Vibrio
Ledakan endemik Kolera pernah terjadi di
V. cholerae
Peru dan Chilli yang diakibatkan mengonsumsi
sayuran yang telah terkontaminasi oleh air
yang telah tercemar oleh Vibrio Cholerae.
Virus
• Air dan limbah dapat terkontaminasi oleh 140 jenis virus.
Virus ini dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui
mulut dan berkembang biak dalam saluran pencernaan
dan kemudian dikeluarkan dalam jumlah yang besar
melalui kotoran manusia yang terinfeksi.Virus-virus yang
masuk ke dalam tubuh manusia kadangkala
menyebabkan infeksi yang tidak terlihat, sehingga sulit
untuk dideteksi. Virus ini penyebab penyakit yang
bervariasi, mulai dari penyakit kulit, demam, infeksi
pernafasan, penyakit yang berhubungan dengan
pencernaan dan kelumpuhan. Virus-virus ini relatif sedikit
di dalam air buangan, namun demikian sampel sebanyak
100-1000 liter harus dipekatkan untu mendeteksi
keberadaan patogen ini.
• 2. Rotavirus
• Rotavirus termasuk dalam keluarga
Reoviridae, ukuran 70 nm yang mengandung
RNA double-stranded dikelilingi doubleshelled capsid. Rotavirus adalah penyebab
utama penyakit perut akut pada anak dibawah
usia 2 tahun. Virus menyebar melalui fecaloral, dapat pula melalui pernafasan. Pernah
terjadi beberapa kasus wabah penyakit yang
disebabkan oelh rotavirus yang
mengotaminasi air buangan.
• 3. Agen Tipe Norwalk
• Virus ini berukuran kecil, sekitar 27 nm, pertama
kali ditemukan tahun 1968 di Norwalk, Ohio.
Virus ini merupakan penyebab utama penyakit
yang penularannya melalui air, dan dapat pula
melalui makanan. Virus ini menyebabkan diare
dan mual dan dapat menyerang usus halus. Virus
Norwalk memegang peranan penting dalam
penyebaran penyakit perut melalui air tercemar.
3. Agen Tipe Norwalk
. Virus Hepatitis
2. Rotavirus
MIKROORGANISME INDIKATOR
• Mikroorganisme indikator adalah
sekelompok mikroorganisme yang digunakan sebagai
petunjuk kualitas air. Mikroorganisme indikator telah
digunakan untuk mendeteksi dan
menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan
sampel lainnya. Untuk digunakan sebagai
mikroorganisme indikator, terdapat persyaratan yang
harus dipenuhi oleh mikroorganisme tersebut, kendati
demikian, persyaratan ini tidak mutlak untuk dipenuhi
seluruhnya, tergantung kondisi yang ada.
• Mikroorganisme indikator dapat dibedakan
menjadi indikator bakteri, indikator virus, dan
indikator protozoa
• 1. Indikator Bakteri
• 2. Indikator Virus
• 3. Indikator Protozoa
1. Indikator Bakteri
• a. Koliform
• Koliform tidak termasuk dalam taksonomi bakteri
namun hanya istilah untuk menyebutkan
kelompok mikroorganisme yang berada di air. Ciriciri bakteri koliform adalah gram negatif,
berbentuk batang, merupakan anaerob
fakultatif yang
dapat memfermentasikan laktosa dengan
pembentukkan asam dan gas pada suhu 35 °C
selama 24-48 jam. Memiliki enzim tambahan
yaitu sitokrom oksidase dan beta-galaktosidase.
Koliform dapat ditemukan di saluran pencemaran
hewan, tanah, atau secara alami pada sampel
lingkungan.
• b. Koliform tinja
• Digunakan untuk mendeteksi pencemaran tinja.
Merupakan bakteri termotoleran yang dapat
beradaptasi dengan cara stabilisasi protein pada
suhu di saluran pencernaan. Koliform tinja dapat
melakukan fermentasi dengan
menghasilkan asam dan gas pada suhu 44.5 °C.
Koliform tinja memiliki korelasi yang kuat dengan
pencemaran tinja hewan berdarah panas. Untuk
mendeteksi E.coli pada koliform tinja secara lebih
spesifik dapat digunakan enzim MUG yang akan
berpendar dengan sinar UV.
• c. Streptococcus Tinja – Enterococcus
• Merupakan mikrobiota pada manusia dan
hewan. Contoh Streptococcus pada manusia
adalah S. faecalis dan S. faecium
• d. Clostridium
• Merupakan mikrobiota pada hewan berdarah
panas dan limbah. Sifatnya lebih stabil
dibanding patogen dan
memiliki spora sehingga dapat digunakan
untuk mendeteksi polusi yang terjadi di waktu
lampau.
• e. Bacteroides sp. dan Bifidobacteria sp.
• Banyak ditemukan di feses 100 kali dibanding
yang lain. Kedua bakteri ini sulit dideteksi
karena bersifat sangat anaerob dan dapat
musnah bila terkena oksigen, sehingga untuk
mendeteksi perlu kondisi yang
sangat anaerob pula. Beberapa
jenis Bacteroides spesifik pada manusia
2. Indikator Virus
• Terdapat empat kandidat mikroorganisme yang digunakan sebagai
indikator virus.
• Kolifage, yaitu baktriofage yang menginfeksi E.coli dan bakteri koliform
lainnya. Bakteri yang diinfeksi tidak memiliki fili sehingga virus
menempel langsung pada dinding selnya. Sifatnya tidak spesifik
pada feses dan deteksi bergantung pada inangnya. Contohnya adalah
myoviridae, podoviridae, dan siphoviridae.
• Kolifage jantan, yaitu colifage yang menginfeksi E.coli jantan (yang
memilliki strain F+) sehingga dapat menghasilkan fili dan penempelan
terjadi melalui reseptor fili. Bersifat spesifik pada feses. Contohnya
adalah leviviridae
• Fage Bacteroides fragilis, bersifat spesifik feses manusia. Namun
konsentrasinya sangat rendah sehingga belum dapat ditunjukkan
spesifitasnya
• Fage Salmonella, terdapat pada feses manusia dan hewan. Digunakan
untuk mengindikasi banyaknya bakteri Salmonella, namun
konsentrasinya juga terlalu rendah.
3. Indikator Protozoa
• Sesungguhnya tidak ada indikator yang berlaku secara universal
bagi parasit protozoa. Indikator bergantung pada sumber air yang
dugunakan pada suatu daerah tertentu. Contoh yang telah
diidentifikasi adalah indikasi menggunakan spora Clostridium dan
bakteri aerob termostabil.
• Mikroorganisme yang menjadi indikator makanan merupakan
kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di atas batasan
jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu kondisi yang
terekspos yang dapat mengintroduksi organisme berbahaya dan
menyebabkan proliferasi spesies patogen ataupun toksigen.
Misalnya E. coli tipe I, koliform dan fekal streptococci digunakan
sebagai indikator penanganan pangan secara tidak higienis,
termasuk keberadaan patogen tertentu. Mikroorganisme indikator
ini sering digunakan sebagai indaktor kualitas mikrobiologi
pada pangan dan air.
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEMARAN
AIR AKIBAT DARI MIKROORGANISME PARASIT
• Beberapa penyakit yang berhubungan dengan
air yang tercemar oleh mikroorganisme parasit
telah dikenal sejak lama. Pencemaran air oleh
air limbah ataupun kotoran (tinja) manusia
yang mengandung mikroorganisme yang
dapat menimbulkan penyakit, seperti virus,
bakteri patogen dan sebagainya dapat
menyebabkan wabah atau peledakan jumlah
penderita penyakit di suatu wilayah dalam
waktu yang relatif singkat.
• Beberapa ciri khusus penyebaran penyakitpenyakit tersebut antara lain yakni proses
penularan pada umumnya melalui mulut, terjadi
di wilayah yang airnya tercemar, penderita pada
umumnya terkonsentrasi pada suatu wilayah
secara temporer,penderitanya tidak terbatas
pada usia, ataupun jenis kelamin tertentu.
Meskipun sulit untuk mendeteksi bakteri patogen
di dalam air, tetapi dapat diperkirakan melalui
pemeriksaan bakteri E.coli yang disebabkan oleh
pencemaran tinja, dan waktu inkubasinya
biasanya lebih panjang daripada keracunan
makanan. Penyakit yang biasanya berhubungan
dengan pencemaran air akibat mikroorganisme
parasit antara lain adalah :
• 1. Disentri
• Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan)
dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang
menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur
darah. Disentri adalah peradangan usus besar yang
ditandai dengan sakit perut dan buang air besar. Buang air
besar ini berulang-ulang yang menyebabkan penderita
kehilangan banyak cairan dan darah. Penyebab umumnya
adalah infeksi parasit Entamoeba histolytica yang
menyebabkan disentri amuba dan infeksi golongan
Shigella yang menjadi penyebab disentri basiler. Penderita
perlu segera mendapatkan perawatan medis, jika tidak
dapat mengancam jiwa
• Penyebab Penyakit:
• 1. Bakteri (Disentri basiler)
• Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan
tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta
hampir semua kasus disentri yang berat dan
mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella.
Penyebabnya adalah bakteri Shigella dysenteriae.
Waktu inkubasinya sekitar 1 – 7 hari, biasanya 4
sekitar kurang dari 4 hari.
• 2. Amoeba (Disentri amoeba),
disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering
pada anak usia > 5 tahun
• Gejala yang Ditimbulkan :
• 1. Disentri Basiler
• § Diare mendadak yang disertai darah dan lendir
dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada
permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa
darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72
jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah
dan lendir dalam tinja.
• § Panas tinggi (39,5 – 40,0 C), kelihatan toksik.
• § Muntah-muntah.
• § Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
• § Kadang-kadang disertai dengan gejala
menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
2. Disentri amoeba
• § Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
• § Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit
daripada disentri basiler (≤10x/hari)
• § Sakit perut hebat (kolik)
• § Gejala konstitusional biasanya tidak ada
(panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
• Pengobatan
• Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan
mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko komplikasi
dan kematian. Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut
anjuran WHO) : Kotrimoksazol (trimetoprim
10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari)
dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari. Dari hasil penelitian,
tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian
kotrimoksazol dibandingkan plasebo10. Alternatif yang
dapat diberikan : Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi
dalam 4 dosis . Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2
dosis . Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau
IM . Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4
dosis. Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari,
misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja
berkurang, frekuensi BAB berkurang, dan lain-lain. Bila
dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus
dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
2. Demam Thipoid (Typhus)
• Penyakit Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang
biasa juga disebut typhus atau types dalam bahasa
Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu
Salmonella typhi terutama menyerang bagian saluran
pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut
yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia,
mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Di Indonesia,
diperkirakan antara 800 – 100.000 orang terkena penyakit
tifus atau demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini
terutama muncul di musim kemarau dan konon anak
perempuan lebih sering terserang, peningkatan kasus saat
ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun. Sumber penularan
yang utama adalah penderita itu sendiri atau karier, dan
penularan dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan
oleh bakteria yang ada di dalam tinja penderita yang akan
mengontaminasi air, air minum, makanan, ataupun kontak
langsung.
• Penyebab Penyakit :
• Penyebabnya adalah bakteri jenis bacillus
thypus yaitu Salmonella thyposa, dengan
waktu inkubasi sekitar 1 sampai 3 minggu.
Bakteri tersebut masuk melalui mulut dan
menjangkiti lympha (getah bening) pada
bagian bawah usus halus, kemudian masuk ke
aliran darah dan akan terbawa ke organ-organ
internal sehingga gejala muncul pada seluruh
tubuh, misalnya seluruh badan lemas, pusing,
hilang nafsu makan, dan timbul demam serta
mengigil.
• Gejala yang ditimbulkan :
• Secara garis besar, gejala yang ditimbulkan antara lain :
• Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun
menjelang malamnya demam tinggi.
• Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya
anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam
atau pedas.
• Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati
dan limpa, akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung
sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya
makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat
mulut.
• Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan
gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam
beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
• Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas,
pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di
perut.
• Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman
dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah
seringkali terjadi gangguan kesadaran.
• Pengobatan
• Pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types
bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan
penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak
kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan
mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan
urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat
tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk,
berdiri dan berjalan.
Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul
seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan
demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol
selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi kuman
serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang
memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprimsulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai
kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus
dirawat dan diberikan cairan Infus.
3. Kolera
• Kolera merupakan penyakit yang sudah langka di negara-negara
perindustrian dalam seratus tahun belakangan ini, tetapi penyakit ini
masih sering terdapat di beberapa bagian dunia termasuk sub-benua
India dan bagian benua Afrika di sebelah selatan gurun Sahara (subSahara). Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh
infeksi usus akibat terkena bakteria Vibrio cholerae. Infeksi biasanya
ringan atau tanpa gejala, tapi terkadang parah. Kurang lebih 1 dari
setiap 20 penderita mengalami sakit yang berat dengan gejala diare
yang sangat encer, muntah-muntah, dan kram di kaki. Bagi mereka ini,
kehilangan cairan tubuh secara cepat ini dapat mengakibatkan
dehidrasi dan shock atau reaksi fisiologik hebat terhadap trauma
tubuh. Kalau tidak diatasi, kematian dapat terjadi dalam beberapa
jam. Sumber utama penularan penyakit ini adalah air minum atau
makanan yang tercemar (terkontaminasi) oleh kotoran atau muntahan
penderita yang mengandung bakteri kholera ataupun tercemar oleh
inang atau pembawa bakteri kholera.
• Penyebab Penyakit
a. Cholera Asiatica disebabkan oelh baksil Vibrio
comma
b. Cholera Eltor disebabkan oleh baksil Vibrio
eltor
• Penyebabnya adalah bakteri patogen jenis
Vibrio cholerae, dan waktu inkubasinya antar
beberapa jam sampai dengan 5 hari. Bakteri
ini masuk melalui mulut dan akan
berkembang di dalam usus halus (small
intestine), dan akan menghasilkan eksotoksin
yang menyebabkan rasa mual.
• Gejala yang ditimbulkan
• Pada penderita penyakit kolera gejala umum yang ditampakkan, antara
lain ialah :
• 1. Diare yang encer dan berlipah tnpa didahului rasa mulas atau
tenesmus.
• 2. Feses atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah
menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk
ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk
• 3. Feses yang menyerupai air cucian beras tersebut bila diendapkan
akan mengeluarkan gumpalan putih.
• 4. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
• 5. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi,
penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
• 6. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang
hebat.
• 7. Banyaknya cairn yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi
dengan tanda-tanda seperti : detak jantung cepat, mulut kering, lemah
fisik, mata cekung, hipotensi, dan lain-lain dan apabila tidak segera
menadapatkan penanganan pengganti cairan tubuh yang hilang maka
dapat menyebabkan kematian.
• Pengobatan
• Penderita yang mengalami penyakit kolera harus
segera mandapatkan penaganan segera, yaitu
dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang
hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan
dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat
bagi penderita yang banyak kehilangan cairan
baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya
adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi,
yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial
seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan
Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam
waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang
terjadi.
• Preventif (Pencegahan)
• Cara pencegahan dan
memutuskan tali penularan
penyakit kolera adalah
dengan prinsip sanitasi
• 5. Diare
• Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea;
Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita
mengalami rangsanganbuang air besar yang terus-menerus
dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan.
Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per
tahun. Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak
terjadi di negara berkembang termasuk di Indonesia. Yang paling
banyak terserang penyakit ini umumnya adalah anak-anak dan balita,
dan bila keadaannya parah seringkali mengakibatkan dehidrasi, yang
apabila tidak segera ditangani dapat berujung pada kematian. Bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit ini berasal dari tinja dan masuk
ke tubuh manusia melalui mulut, makanan, minuman atau melalui
kontak perorangan. Seringkali organisme penyebab infeksi entrik
tersebut diakibatkan oleh kondisi lingkungan rumah yang kotor dan
tidak sehat. Hal terebut juga dikarenakan oleh pencucian tangan
yang kurang bersih pada waktu buang kotoran, ataupun melalui lalat.
Banyak juga kasus yang terjadi akibat mengonsumsi air yang telah
tercemar oleh bakteri patogen penyebab diare tersebut.
• Penyebab Penyakit
• Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa
infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari
racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan
dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien
yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum
dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu.
Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare
dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat
mengancam jiwa bila tanpa perawatan. Virus penyebab
diare adalah Viral gastroenteritis atau yang dikenal
sebagai stomatch virus (virus perut). Selain oleh virus,
diare juga disebabkan oleh bakteri. Bakteri-bakteri
tersebut antara lain adalah E.coli, Salmonella
enteritidis, Compylobacter bacteria, Shigella, Giardo,
Cryptosporidium.
• Gejala yang ditimbulkan
• Gejala umum diare antara lain :
• a. Buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24
jam
• b. Feses berbentuk encer atau cair
• c. Badan lemah dan lesu dan terkadang
disertai muntah-muntah
• d. Rasa haus dan nafsu makan menurun
• Pengobatan
• Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan
glukosa. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan
gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap
karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
• Cara membuat larutan gula garam
• Gula satu sendok teh penuh
• Garam ¼ sendok teh
• Air masak satu gelas
• Campur diaduk sampai larut
• Cara membuat oralit
• Sediakan satu gelas (200 ml) air yang telah
dimasak
• Masukkan satu bungkus oralit kedalam gelas
• Aduk sampai larut
• Takaran pemberian oralit untuk penderita Diare
• Di bawah 1 tahun : 3 jam pertama 1.5 gelas
selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret
• Di bawah 5 tahun : 3 jam pertama 3 gelas,
selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret
• Anak di atas 5 tahun : 3 jam pertama 6 gelas,
selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret
• Anak diatas 12 tahun dan dewasa : 3 jam pertama
12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret
• Preventif (Pencegahan)
Pencegahan diare merupakan salah satu upaya yang baik dilakukan untuk
menghindari gejala diare secara efektif.
• Cuci tangan terutama saat ingin makan atau aktivitas lain merupakan
upaya pencegahan diare agar virus tidak menyebar. Untuk pencegahan
diare yang disebabkan oleh makanan yang tercemar dapat dilakukan
beberapa cara, antara lain :
• Sajikan makanan dimasak atau dipanaskan. Jika belum diolah dinginkan
makanan dalam kulkas. Membiarkan makanan pada suhu kamar dapat
mendorong pertumbuhan bakteri sehingga dapat dilakukan pencegahan
diare.
• Cuci permukaan alat atau perkakas untuk menghindari penyebaran kuman
dari satu tempat ke tempat yang lain.
• Selalu memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang berusia di bawah enam
bulan.
• Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet) dan menyediakan tempat
sampah yang memadai.
• Memberantas lalat agar tidak menghinggapi makanan yang ada di rumah.
• Mengupayakan lingkungan rumah selalu menjadi lingkungan hidup yang
sehat
Soal
1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan
pencemaran air
2. bagaimana cara pencegahan diare secara
Preventif coba jelaskan
3. Coba anda jelaskan cara membuat larutan gula
garam
4. Coba anda sebutkan ada berapa penyebab
penyakit disentri dan jelaskan
5. Apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme
indikator ?
1.coba jelaskan bagaimana cara pencegahan diare secara Preventif
a.
Cuci tangan terutama saat ingin makan atau aktivitas lain merupakan upaya
pencegahan diare agar virus tidak menyebar
b. Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet) dan menyediakan tempat sampah yang
memadai.
c.
Memberantas lalat agar tidak menghinggapi makanan yang ada di rumah.
d. Mengupayakan lingkungan rumah selalu menjadi lingkungan hidup yang sehat
e.
Benar semua
2. Coba anda jelaskan bagimana cara membuat larutan gula garam untuk pertolongan pertama
pada orang yang terkena penyakit diare
a.
Cara membuat larutan gula garam
b. Gula satu sendok teh penuh dan Garam ¼ sendok teh
c.
Air masak satu gelas
d. a, b, c benar
e.
a, b, c salah
Jawaban no 1 yang dimaksud dengan
pencemaran air
• Pencemaran air adalah masuknya atau di
masukannya makhluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya
Jawaban no 2 cara pencegahan diare
secara Preventif
• Preventif (Pencegahan)
Pencegahan diare merupakan salah satu upaya yang baik dilakukan untuk menghindari
gejala diare secara efektif.
• Cuci tangan terutama saat ingin makan atau aktivitas lain merupakan upaya
pencegahan diare agar virus tidak menyebar. Untuk pencegahan diare yang
disebabkan oleh makanan yang tercemar dapat dilakukan beberapa cara, antara
lain :
• Sajikan makanan dimasak atau dipanaskan. Jika belum diolah dinginkan makanan
dalam kulkas. Membiarkan makanan pada suhu kamar dapat mendorong
pertumbuhan bakteri sehingga dapat dilakukan pencegahan diare.
• Cuci permukaan alat atau perkakas untuk menghindari penyebaran kuman dari
satu tempat ke tempat yang lain.
• Selalu memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang berusia di bawah enam bulan.
• Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet) dan menyediakan tempat sampah
yang memadai.
• Memberantas lalat agar tidak menghinggapi makanan yang ada di rumah.
• Mengupayakan lingkungan rumah selalu menjadi lingkungan hidup yang sehat
Jawaban no 3 cara membuat larutan
gula garam
a.
b.
c.
d.
e.
Cara membuat larutan gula garam
Gula satu sendok teh penuh
Garam ¼ sendok teh
Air masak satu gelas
Campur diaduk sampai larut
Jawaban no 4 penyebab penyakit
disentri
• Penyebab Penyakit:
• 1. Bakteri (Disentri basiler)
• Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan
tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta
hampir semua kasus disentri yang berat dan
mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella.
Penyebabnya adalah bakteri Shigella dysenteriae.
Waktu inkubasinya sekitar 1 – 7 hari, biasanya 4 sekitar
kurang dari 4 hari.
• 2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba
hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5 tahun
Jawaban no 5 Mikroorganisme
indikator
• Mikroorganisme indikator adalah
sekelompok mikroorganisme yang digunakan
sebagai petunjuk kualitas air. Mikroorganisme
indikator telah digunakan untuk mendeteksi
dan menghitung kontaminasi tinja di air,
makanan, dan sampel lainnya
Download