PENYULUHAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

advertisement
PENYULUHAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
TERHADAP GURU-GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN
BACUKIKI KOTA PAREPARE
Oleh
Yonathan Saba’ Pasinggi
Dosen PGSD FIP Universitas Negeri Makassar
Abstract: A Classroom Action Research is drivenby the willingness to enhance
teachers’ profesionalism in teaching. In the implementation of CAR, cooperation and
participation of teachers, students, the headmaster and others are required to improve
the education program.
In this counseling, it will be analyzed and disscussed about the activities of
preparation and application of CAR, By comprehending the materials, doing
exercises and formative test this counseling, the teacher is expected to have an ability
to prepare and perform the CAR according to the proper designed steps.
To do a CAR it is necessary to have a good budget to perform the research
activities. In the research proposal ,budgeting usually includes several components of
activities such as preparation ,implementation ,and research report.
Kata-kata kunci : Penyuluhan, Guru ekolah Dasar, Penelitian Tindakan Kelas
K
egiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan, yaitu
kegiatan belajar dan mengajar yang mempunyai arah dan tujuan yang sama,
yakni mencapai tujuan instruksional atau tujuan pendidikan. Dalam penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar diperlukan situasi dimana murid dan guru dapat
berinteraksi dengan baik, sehingga terjadi kegiatan belajar mengajar yang optimal.
Selain itu, untuk mengaktifkan kegiatan belajar murid diperlukan metode serta media
yang tepat dan untuk mengetahui keefektifan kegiatan belajar mengajar setiap proses
perlu dievaluasi.
Guru harus berupaya secara terus menerus meningkatkan/menguprade dirinya,
karena hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas peserta
didik. Juga guru dituntut pula untuk memiliki sikap keterbukaan untuk perbaikan,
bahkan perlu inovatif. Jika hasil belajar tidak tercapai/kurang, maka guru perlu
mencari penyebabnya, kemudian melakukan perbaikan, meninjau kembali materi
pelajaran, perumusan tujuan, metode atau hal-hal lain yang menyebabkan kegagalan
pencapaian tujuan pelajaran tersebut. Salah satu pemecahan masalah tersebut dapat
dilalui dalam suatu kegiatan penelitian.
Penelitian tindakan merupakan agen yang potensial dalam mempengaruhi
perubahan pendidikan. Penelitian tindakan dapat membantu mengembangkan guru dan
administrator dengan sikap profesional yang mencakup tindakan, kemajuan, dan
pembaharuan. Di samping itu, proses penelitian tindakan kelas melibatkan pendekatan
1
yang demokratis untuk membuat keputusan, dan dapat memberdayakan guru melalui
partisifasi dalam kegiatan yang kolaboratif, dan penelitian yang bertanggung jawab
secara sosial (bersama). Penelitian di bidang pendidikan pada umumnya tidak
dilaksanakan oleh guru sebagai pelaksana pendidkan di lapangan, tetapi lebih banyak
dilakukan oleh para ahli dalam bentuk penelitian formal. Dengan demikian hasil
temuan para peneliti kurang dapat dimanfaatkan oleh guru itu sendiri, sehingga guru
kurang mampu mengoperasionalisasikan hasil penelitian tersebut, bahkan guru
kurang terlatih untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual dihadapi oleh guru
didalam kelas.
Penelitian tindakan kelas didorong oleh keinginan untuk memperbaiki/
meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas memungkinkan terjadinya suatu
kerjasama dan keikutsertaan guru, kepala sekolah maupun siswa ataupun pihak lain
yang terkait dalam program perbaikan pendidikan. Memasukkan penelitian pendidikan
dalam program pendidikan calon guru dan program pengembangan profesional bagi guru
akan menjadikan penelitian tindakan sebagai sebuah komponen berkelanjutan bagi
praktek guru yang profesional. Tindakan semacam ini akan membantu guru memasukkan
penelitian tindakan sebagai salah satu komponen pengajaran yang penting, seperti halnya
pengembangan kurikulum, strategi assesmen autentik, strategi pengelolaan kelas dan
pembelajaran, dan memperhatikan siswa. Tindakan ini akan mendorong guru untuk
menciptakan perubahan.
Salah satu yang menjadi alasan penting dilakukan penyuluhan penelitian tindakan
kelas adalah untuk mengatasi permasalahan reformasi kurikulum pendidikan yang sedang
berlangsung di jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan juga
berbagai aspek yang terkait di dalamnya. Peranan guru dalam penelitian tindakan untuk
memperbaiki mutu pembelajaran yang akhirnya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini
memberikan suatu gambaran bahwa sebagai peneliti, guru juga harus memahami teori
tentang kurikulum sesuai dengan tugasnya sebagai pengembang kurikulum melalui
peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Disamping itu, Elliott (1991) menjelaskan
bagaimana seharusnya guru melaksanakan penelitian tindakan untuk pembaharuan
pendidikan (action research for educational) dan memainkan peranannya sebagai
peneliti pendidikan dengan munculnya rangkaian reformasi pendidikan /pembaharuan
pendidikan baik dalam kurikulum maupun pembelajaran terpadu, pembelajaran yang
berpusat pada siswa atau pembelajaran yang berorientasi pada proses melalui interaksi
antara guru dan siswa dengan mempertimbangkan segala aspek yang mendukungnya
melalui pendekatan dari “bawah ke atas”.
Dalam pelaksanaan PTK guru benar-benar mempersiapkan apersepsi yang lebih
menarik. Pada umumnya, dalam satuan pelajaran, apersepsi yang dibuat guru ditulis
dengan kata-kata, tanpa menuliskan apa dan bagaimana rumusan apersepsi, misalnya:
“Guru mengadakan apersepsi”, sehingga ketika pelaksanaan di dalam kelas, guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kurang menarik perhatian dan sebaliknya
mengurangi minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan
oleh guru di kelas. Dengan demikian kini sudah saatnya guru-guru sekolah dasar
berupaya mulai meningkatkan profesinya sebagai tenaga pengajar. Atas permintaan
2
sendiri harus berani dan terbuka menerima masukan dari orang lain, melalui
penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan era baru di bidang pendidikan, utamanya
bagi guru-guru sekolah dasar. Dengan demikian perlu disosilisasikan secara luas agar
guru-guru sekolah dasar dapat memulai perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelasnya atas inisiatifnya sendiri. Hal inilah yang mendorong penulis untuk ambil
bagian mensosialisasikan Penelitian Tindakan Kelas kepada guru-guru di SDN
Kecamatan Bacukiki Kota Parepare, berdasarkan informasi dari kepala sekolahnya
bahwa guru-guru di SDN Kecamatan Bacukiki Kota Parepare, belum pernah
mendapat informasi mengenai Penelitian Tindakan Kelas.
Solusi yang ditawarkan
Solusi yang ditawarkan kepada para guru yang diberikan pelatihan adalah menjelaskan
dengan digunakan metode pelatihan pada penelitian tindakan kelas berdasarkan dengan
metode yang digunakan dalam PTK, nampaknya terdapat berbedaan pendapat antara
Mills dan Elliot, dan Bogdan & Biklen. Dimana Mills berpendapat bahwa dalam
penelitian (research) lebih ditekankan pada penggunaan metode kuantitatif yaitu
menganalisis data berdasarkan dengan angka-angka, sementara dalam penelitian tindakan
(action research) lebih ditekankan penggunaan metode kualitatif yaitu analisis data
berdasarkan dengan kata-kata. Sementara itu Elliot (1998: 67-89), dan Bogdan & Biklen
(1990: 286) berpendapat bahwa baik metode kuantitatif maupun metode kualitatif, keduaduanya dapat dipergunakan dalam action research, tergantung “selera” pelaku / peneliti
itu sendiri.
Karakteristik dari penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) penelitian tindakan kelas
dilaksanakan oleh guru sendiri; (2) penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan
nyata di kelas; (3) penelitian tindakan kelas mempersyaratkan adanya tindakan yang
berlanjut untuk memperbaiki proses pembelajaran dan (4) adanya refleksi diri.
Luaran
Luaran yang diharapkan adalah para guru-guru SDN di Kecamatan Bacukiki setelah
mengikuti penyuluhan ini diharapkan menindak lanjuti dengan menyusun proposal
penelitian sekaligus dengan laporannya untuk digunakan dalam kenaikan pangkat secara
khusus, serta memperbaiki pembelajaran di kelas. Sebagai pengelola dan pelaksana
program di kelas, guru merupakan orang yang paling banyak mengenal dan mengetahui
persoalan-persoalan di kelasnya sebagai tempat dia mengajar. Sebagai seorang pengelola
dan pelaksana program di kelas, guru bertanggung jawab mengelola mata pelajaran
sesuai dengan bidang studinya. Karena itu bersamaan dengan kegiatan mengajar, guru
juga melaksanakan perbaikan-perbaikan. Dengan kata lain, guru melakukan tindakantindakan guna melakukan perubahan-perubahan yang berkenaan dengan upaya menuju
perbaikan pembelajaran. Upaya-upaya perbaikan pembelajaran dengan melakukan
langkahlangkah secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah ditentukan merupakan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru sendiri.
3
Pembahasan
Penelitian tindakan kelas adalah sebagai bentuk penelitian yang bersifat
refleksif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional. Oleh karena
itu penelitian tindakan kelas erat kaitannta dengan dengan persoalan praktik
pembelajaran sehari-hariyang dihadapi oleh guru. Jadi penelitian ini dapat dilakukan
jika guru sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan
proses dan produk pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelas. Kemudian dari
persoalan tersebut guru akan menyadari pentingnya persoalan itu untuk dipecahkan
secara profesional.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, mungkin saja guru berbuat
kekeliruan seloama bertahun-tahun . Oleh karena itu guru dapat meminta bantuan
orang lain untuk melihat apa byang selama ini dilakukan oleh guru dalam proses
pembelaarannya dikelasnya. Dalam konteks seperti ini kepala sekolah dan guru dapat
bekerja sama, mencari solusi dan menemukan persoalan pembelajaran dikelas.
Dengan demikian guru dan kepala sekolah dapat melakukan penelitian tindakan kelas
secara kolaboratif. Agar pelaksanaan dapat berjalan lancar, maka perlu dilakukan
kegiatan sebagai berikut.
a. Mempersiapkan segala sesuatunya yang diperlukan untuk melaksanakan
tindakan seperti kondisi bsituasi materi/bahan, alat dan sebagainya yang perlu
disiapkan di dalam kelas yang akan dipakai untuk melaksanakan tindakan.
b. Menyusun prosedur pelaksanaan yaitu urusan kegiatan yang akan dilakukan
oleh para pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.
c. Melakukan modifikasi jika dipandang perlu untuk menjamin tercapainya
tujuan. Hal ini terjadi jika apa yang dilakukan sekalipun sudah sesuai
denganprosedur yang telah ditetapkan, ternyata tidak efektif atau tidak
berjalan dengan baik. Bila ini terjadi, maka perlu dilakukan ”sesuatu”.
Misalnya, karena tidak tepat, cara, waktu, dan prosedur dapat diubah
disesuaikan dengan bahan yang diganti.
d. Melakukan pengelolaan dan pengendalian agfar tidak terjadi penyimpangan
prosedur, cara penyalahgunaan alat, pemborosan yang mungkin menghambat
pelaksnaan tindakan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa pelaksnaan penelitian tindakan kelas
direncanakan secara sistematis. Asas penelitian ini yaitu tidak mengorbankan
kepentingan guru dan murid dan tidak menjadikan mereka sebagai obyek penderita.
Penelitian tindakan kelas berorientasi pada pencapaian hasil yang lebih baik dan
bermanfaat bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan di kelas. Penelitian ini
berdasrakan pada permasalahan aktual keseharian guru kelas, serta berada dalam
batas kemampuan dan kewenangan guru untuk melaksanakannya.
Pada tahap awal penelitian perlu menjajaki keadaan dan kemampuan murid
melalui berobservasi. Misalnya, bagaimana gambaran keadaan kelas, perilaku murid
sehari-hari, dan perhatian pelajaran yang disampaikan. Jika berkenan dengan
4
kemampuan dan penguasaan materi, peneliti perlu mengadakan tes untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan dan penguasaan materinya. Penjajakan keadaan awal ini
sangat diperlukan untuk dijadikan landasan atau krieria guna mengukur atau
mengetahui adanya perubahan dan peningkatan yang terjadi sebagai akibat dari
penerapan tindakan yang dilakukan peneliti bersama guru di dalam pembelajaran.
Pada selanjutnya, penyuluh bersama guru menrencanakan tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau mengadakan perubahan keadaan
sebagaimana yang dintakana di dalam hipotesis tindakan. Selain kegiatan yang
sedang berlansung, peneliti mengamati perilaku dan perubahan sikap yang terjadi
pada diri murid, peneliti, atau guru perlu mencatatnya, begitu pula yang berkaitan
dengan dampak dan perlakuan terhadap murid.
Kesimpulan dan Saran
Kegiatan penyuluhan pada guru-guru SDN di Kecamatan Bacukiki Kota
Parepare dianggap paling strategis sebab guru-guru SD merupakan ujung tombak
kegiatan pembelajaran di kelas. Para guru dituntut untuk menjadi guru propesional
oleh sebab itu diharapkan dapat memahami permasalahan yang dialaminya didalam
kelas.
Penelitian tindakan kelas dapat membantu para guru dalam mengidentifikasi
permasalahan yang dialami pada saat menyampaikan konsep kepada siswa. Melalui
PTK permasalahan itu dapat direncanakan dengan menggunakan pendekatan yang
sesuai, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana, observasi kelemahankelamahan mulai dari rencana dan pelaksanaan tindakan, selanjutnya merefleksi
rencana,pelaksanaan dan observasi pada pembelajaran yang dilakukan.
Penyuluhan pada masyarakat guru-guru SDN di Kecamatan Bacukiki Kota
Parepare dimaksudkan untuk meningkatkan penguasaan penyampaian bahan ajar
kepada siswa melalui PTK sebab dengan penelitian dapat memahami kelemahankelemahan dalam pembelajaran dan sekaligus dapat teratasi.
Mudah-mudahan apa yang diberikan pada masyarakat guru-guru SDN di
Kecamatan Bacukiki Kota Parepare dapat bermanfaat serta dapat diberlakukan
pembelajaran di kelas, serta berlatih melakukan penelitian demi perbaikan
pembelajarannya di kelas.
Selain merupakan masukan kepada kepala sekolah, penilik/pengawas atau
pihak lain yang terkait agar turut berpartisipasi dam memberikan masukan kepada
guru melakukan penyuluhan materi pelayanan melalui penelitian tindakan kelas untuk
memperbaiki pembelajaran di kelasnya masing-masing.
5
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2004). Penelitian Tindakan (SuatuPengantar).
Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Djam’an satori, 1985. Penelitian Praktis Setting Sekolah. Bahan Pelatihan
Metodologi Bidang Studi, Proyek Pembinaan Guru, Jakarta.
Editorial
Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP. (2001). Pedoman
TeknisPelaksanaan Classroon Action Research (CAR). Pelangi Pendidikan, Vol
4Nomor 2 tahun 2001.
John, I. Balla, DN. Pah, Editor T. Rakajoni, 1985, Keterampilan Bertanya Dasar Dan
Lanjutan, Proyek Pengembangan Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikti,
Jakarta.
Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham:
OpenUniversity Press
Kemmis, Stephen dan McTaggart, Robi, (1992), The Action Research Planner,
Victoria, Australia Deaken University.
Mappasoro, 1984, Perencanaan Pengajaran, IAIN Alauddin Ujung Pandang.
Moedjiono, Moh. Dimyati, 1993, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta.
Proyek Pengembangan Pendidikan guru SD, 1995, Penelitian Praktis Untuk
Perbaikan Pembelajaran, Dirjen Dikti, Jakarta.
Raflis Kosasi, Editor T. Raka Joni, I.G.K.A. Wardani, 1985, Mengajar Variasi,
Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikti,
Jakarta.
6
Download