ANALISIS KADAR KALSIUM PADA DAUN LABU KUNING (Cucurbitha muschota) DAN DAUN LABU SIAM (Sechium edule) NAMA : FAHRIA OHORELLA NPM :200914013 Pembimbing I : M.Said Karyani,SPd,MSi Pembimbing II : Dahlia Badui,SPd,MPd BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya pemenuhan kalsium bagi masyarakat desa, dengan kondisi perekonomian yang sebagian besar adalah petani dan nelayan maka, perlu diketahui sumber bahan makanan alternatif penghasil kalsium yang lain selain susu dan olahannya dalam hal ini selain memiliki kalsium yang cukup tinggi daun labu juga mudah didapat dan dikonsumsi oleh masyarakat.Melihat pentingnya informasi di atas tentang nilai gizi tanaman labu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis kadar kalsium pada daun labu kuning (Cucurbitha muschota) labu siam (Shecium edule)”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : Berapa kadar kalsium pada daun labu kuning (Cucurbitha muschota) dan labu siam (Shecium edule)? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kalsium yang terdapat pada daun labu kuning (Cucurbitha muschota) dan daun labu siam (Sechium edule). 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat antara lain : 1. Masyarakat : Memberikan informasi tentang kandungan kalsium yang terdapat pada daun labu kuning (Cucurbitha muscota) dan daun labu siam (Sechium edule) sebagai bahan makanan pilihan untuk pemenuhan kalsium. 2. Peneliti : Sebagai bahan informasi bagi peneliti lanjutan. 3. Mahasiswa: Khususnya bagi mahasiswa program studi pendidikan kimia, dapat dijadikan sebagai referensi dalam mempelajari mata kuliah-mata kuliah terkait. 1.5 Penjelasan Istilah 1. Analisis : analisis adalah penentuan komposisi dan struktur dalam suatu Bahan. (Basri:2005). 2. Kalsium : kalsium adalah logam alkali bumi yang terdapat dalam kelompok IIA susunan berkala unsur dengan nomor atom 20, lambang Ca, berat atom 40,08 berwarna putih, lunak dan larut dalam asam, kalsium terdapat di alam sebagai senyawa 3. 4. dalam kalsium karbonat, kalsium sulfat, kalsium florida, dan kalsium fosfat (Basri:2005). Labu kuning : Labu kuning adalah merupakan tanaman merambat dengan batang berbentuk segi lima. Daunnya cukup besar, berukuran 20x30 cm, dengan tangkai sepanjang 20-30 cm (Setiawan:1993). Labu siam : Labu siam disebut juga waluh siem, labu jepan. Tanaman ini tumbuh merambat. Panjang batangnya dapat mencapai 12 meter. Daunnya lebar dan sedikit berbulu (Setiawan:1993). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yaitu untuk menganalisis kadar kalsium pada daun labu kuning (Cucurbitha muschota) dan daun labu siam (Sechium edule). 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat a. Pengambilan Sampel Sampel penelitian (labu siam dan labu kuning) di ambil di Desa Tulehu b. Tempat Analisis Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Balai Riset Industry dan Standarisasi Kota Ambon. 3.2.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama satu minggu setelah proposal ini diseminarkan, dan direncanakan berlangsung selama 1 minggu. 3.3 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah labu siam dan labu kuning masing-masing sebanyak 100 gram, dimana kedua jenis labu ini diambil di desa tulehu. 3.4. Alat dan Bahan 1. Alat Neraca analitik, oven, cawang porselen, tanur, hot plate, penjepit, labu ukur 100 ml, pipet volume, pipet skala, corong penyaring, lampu katoda, spektrofotometer serapan. 2. Bahan Larutan standar kalsium,larutan HNO3 0,2 M, aquades, kertas saring. 3.5 Prosedur Kerja 3.5.1. Menyiapkan Larutan Cuplikan Ditimbang 10 gr daun labu dari ke dua jenis, kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen, kemudian sampel dimasukkan dan dikeringkan kedalam oven dengan suhu 1050C, dan dibiarkan semalaman. Setelah kering sampel dikeluarkan dari oven dan dimasukkan kedalam desikator kemudian ditimbang beratnya untuk diketahui kadar air dalam sampel. Kemudian dilakukan pengabuan pada suhu 5500C di dalam tanur kurang lebih 5-6 jam, setelah menjadi abu tetesi sedikit air kemudian diikuti penambahan HNO3 encer 0,2 M sebanyak 5 ml, lalu dipanaskan sampai kering di atas lempeng pemanas, setelah itu dinginkan lagi. Kemudian dilarutkan dengan 2.5 ml HNO3 sedikit demi sedikit sampai semua abu larut dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. 3.5.2. Pembuatan Larutan Standar a. Larutan Baku Dilarutkan 0,1000 g serbuk Ca dalam 30 ml HNO3 pekat 1:1 sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan dicukupkan volumenya sampai tanda batas. b. Deret larutan standar Ca diambil 10,00 ml, dimasukkan kedalam labu takar 100 ml ditambahkan HNO3 pekat sampai tanda batas. Dengan menggunakan buret mikro ukuran 10 ml, diturunkan 2.00 ml, 4.00 ml, 6.00 ml, dan 8.00 larutan intermediet, dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, dicukupkan volumenya dengan aquades sampai tanda batas. Selanjutnya dilakukan pengukuran obserban dengan AAS tiap-tiap larutan standar. 3.5.3 Analisa dengan AAS Sederatan larutan standar dengan konsentrasi dengan 2.00 ml, 4.00 ml, 6.00ml, 8.00 ml dan sampel disiapkan,kemudian larutan standar dimasukkan kedalam autosampler. Setelah itu sederatan larutan dimasukkan ke dalam autosampler menurut pertambahan konsentrasi masing-masing larutan. Nilai absorbansi yang di peroleh dari setiap larutan standar kemudian dicatat hasilnya. Selanjutnya larutan sampel dimasukkan ke dalam autosampler dan catat nilai absorbansinya. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk memperoleh data sebagai berikut : 1. Data Primer : Data yang diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium. 2. Data sekunder : diperoleh melalui kajian literatur yang relevan dengan penelitian ini. 3.7 Teknik Analisis Data Berdasarkan hasil pengukuran larutan standar dari masing-masing konsentrasi dibuat grafik untuk memperoleh suatu garis lurus pada grafik antara absorbansi dengan konsentrasi menggunakan persamaan regresi linear. Persamaan regresi linear : Y = a + bx Dimana : Y = Serapan (Absorbansi) x = konsentrasi logam a = intersep b = slop Selanjutnya dari persamaan regresi yang didapat maka konsentrasi sampel dapat dihitung dengan rumus : 𝑌−𝑎 𝑥= 𝑏 Sehingga berat kalsium dalam sampel dapat dihitung dengan rumus : Berat kalsium = (mg/L) X volume larutan sampel. Sehingga kadar kalsium dalam sampel dapat dihitung menggunakan rumus : kadar kalsium berat kalsium = x 100% berat sampel DAFTAR PUSTAKA Basri,S.1996.Kamus Kimia.PenerbitRinekaCipta:Jakarta. Suharjo.1986. Pangan Dan Gizi.Penerbit Dian Rakyat :Jakarta. Poedjiadi,A.1994. DasarDasarBiokimia.UniversitasIndonesia :Jakarta Marestya,danKartasapoerta G.1991.IlmuGizi. PenerbitRinekaCipta Rukmana,R.1998.BudidayaLabu Zucchini. PenerbitKanisius. Winarno,F.1992. Kimia PangandanGizi.PenerbitGramediaPustaka Indonesia. Linder,MC. 1992. BiokimiaNutrisidanMetabolisme.PenerbitU niversitas Indonesia. Khopkar SM. 1990. KonsepDasar Kimia Analitik. PenerbitUniversitas Indonesia. Sudarto,Y. 1993.BudidayaWaluh.penerbitKanisius.