(Cucurbitha muschota) DAN DAUN LABU SIAM

advertisement
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya pemenuhan kalsium bagi masyarakat desa, dengan kondisi
perekonomian yang sebagian besar adalah petani dan nelayan maka, perlu diketahui
sumber bahan makanan alternatif penghasil kalsium yang lain selain susu dan
olahannya dalam hal ini selain memiliki kalsium yang cukup tinggi daun labu juga
mudah didapat dan dikonsumsi oleh masyarakat.Melihat pentingnya informasi di
atas tentang nilai gizi tanaman labu, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis kadar kalsium pada daun labu kuning
(Cucurbitha muschota) labu siam (Shecium edule)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah : Berapa kadar kalsium pada daun labu kuning (Cucurbitha
muschota) dan labu siam (Shecium edule)?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kalsium yang
terdapat pada daun labu kuning (Cucurbitha muschota) dan daun labu siam
(Sechium edule).
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat antara lain :

Masyarakat :
Memberikan informasi tentang kandungan kalsium yang terdapat pada daun labu
kuning (Cucurbitha muscota) dan daun labu siam (Sechium edule) sebagai bahan
makanan pilihan untuk pemenuhan kalsium.

Peneliti :
Sebagai bahan informasi bagi peneliti lanjutan.

Mahasiswa:
Khususnya bagi mahasiswa program studi pendidikan kimia, dapat dijadikan
sebagai referensi dalam mempelajari mata kuliah-mata kuliah terkait.
1.5 Penjelasan Istilah
1. Analisis : analisis adalah penentuan komposisi dan
struktur dalam suatu
Bahan. (Basri:2005).
2. Kalsium : kalsium adalah logam alkali bumi yang terdapat
dalam kelompok IIA susunan berkala unsur dengan nomor
atom 20, lambang Ca, berat atom 40,08 berwarna putih,
lunak dan larut dalam asam, kalsium terdapat di alam
sebagai senyawa dalam kalsium karbonat, kalsium sulfat,
kalsium florida, dan kalsium fosfat (Basri:2005).
3. Labu kuning : Labu kuning adalah merupakan tanaman
merambat dengan batang berbentuk segi lima. Daunnya
cukup besar, berukuran 20x30 cm, dengan tangkai
sepanjang 20-30 cm (Setiawan:1993).
4. Labu siam : Labu siam disebut juga waluh siem, labu
jepan. Tanaman ini tumbuh merambat. Panjang batangnya
dapat mencapai 12 meter. Daunnya lebar dan sedikit
berbulu (Setiawan:1993).
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yaitu
untuk menganalisis kadar kalsium pada daun labu kuning (Cucurbitha
muschota) dan daun labu siam (Sechium edule).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat
a. Pengambilan Sampel
Sampel penelitian (labu siam dan labu kuning) di ambil di
Desa Tulehu
b.Tempat Analisis
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Balai Riset
Industry dan Standarisasi Kota Ambon.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama
satu minggu setelah proposal ini diseminarkan, dan
direncanakan berlangsung selama 1 minggu.
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah
labu siam dan labu kuning masing-masing sebanyak 100
gram, dimana kedua jenis labu ini diambil di desa tulehu.
16
3.4. Alat dan Bahan
 Alat
Neraca analitik, oven, cawang porselen, tanur, hot plate,
penjepit, labu ukur 100 ml, pipet volume, pipet skala,
corong penyaring, lampu katoda, spektrofotometer
serapan.
 Bahan
Larutan standar kalsium,larutan HNO3 0,2 M, aquades,
kertas saring.
3.5 Prosedur Kerja
3.5.1. Menyiapkan Larutan Cuplikan
Ditimbang 10 gr daun labu dari ke dua jenis, kemudian
dimasukkan ke dalam cawan porselen, kemudian sampel
dimasukkan dan dikeringkan kedalam oven dengan suhu
1050C, dan dibiarkan semalaman. Setelah kering sampel
dikeluarkan dari oven dan dimasukkan kedalam desikator
kemudian ditimbang beratnya untuk diketahui kadar air
dalam sampel. Kemudian dilakukan pengabuan pada suhu
5500C di dalam tanur kurang lebih 5-6 jam, setelah
menjadi abu tetesi sedikit air kemudian diikuti
penambahan HNO3 encer 0,2 M sebanyak 5 ml, lalu
dipanaskan sampai kering di atas lempeng pemanas,
setelah itu dinginkan lagi. Kemudian dilarutkan dengan
2.5 ml HNO3 sedikit demi sedikit sampai semua abu larut
dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
 3.5.2.
Pembuatan Larutan Standar
 Larutan
Baku
Dilarutkan 0,1000 g serbuk Ca dalam 30 ml HNO3 pekat
1:1 sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam labu takar
100 ml dan dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
 Deret
larutan standar Ca diambil 10,00 ml, dimasukkan
kedalam labu takar 100 ml ditambahkan HNO3 pekat
sampai tanda batas. Dengan menggunakan buret mikro
ukuran 10 ml, diturunkan 2.00 ml, 4.00 ml, 6.00 ml, dan
8.00 larutan intermediet, dimasukkan kedalam labu takar
100 ml, dicukupkan volumenya dengan aquades sampai
tanda batas. Selanjutnya dilakukan pengukuran obserban
dengan AAS tiap-tiap larutan standar.

3.5.3 Analisa dengan AAS
Sederatan larutan standar dengan konsentrasi dengan
2.00 ml, 4.00 ml, 6.00ml, 8.00 ml dan sampel
disiapkan,kemudian larutan standar dimasukkan kedalam
autosampler. Setelah itu sederatan larutan dimasukkan ke
dalam autosampler menurut pertambahan konsentrasi
masing-masing larutan. Nilai absorbansi yang di peroleh
dari setiap larutan standar kemudian dicatat hasilnya.
Selanjutnya larutan sampel dimasukkan ke dalam
autosampler dan catat nilai absorbansinya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data sebagai
berikut :
1. Data Primer : Data yang diperoleh dari hasil penelitian di
laboratorium.
2. Data sekunder : diperoleh melalui kajian literatur yang
relevan dengan penelitian ini.
3.7 Teknik Analisis Data
Berdasarkan hasil pengukuran larutan standar dari
masing-masing konsentrasi dibuat grafik untuk
memperoleh suatu garis lurus pada grafik antara
absorbansi dengan konsentrasi menggunakan
persamaan regresi linear.
 Persamaan
regresi linear : Y = a + bx
Dimana : Y = Serapan (Absorbansi)
x = konsentrasi logam
a = intersep
b = slop
Basri,S.1996.Kamus Kimia.PenerbitRinekaCipta:Jakarta.
 Suharjo.1986. Pangan Dan Gizi.Penerbit Dian Rakyat :Jakarta.
 Poedjiadi,A.1994. Dasar-DasarBiokimia.UniversitasIndonesia
:Jakarta
 Marestya,danKartasapoerta G.1991.IlmuGizi.
PenerbitRinekaCipta
 Rukmana,R.1998.BudidayaLabu Zucchini. PenerbitKanisius.
 Winarno,F.1992. Kimia
PangandanGizi.PenerbitGramediaPustaka Indonesia.
 Linder,MC. 1992.
BiokimiaNutrisidanMetabolisme.PenerbitUniversitas
Indonesia.
 Khopkar SM. 1990. KonsepDasar Kimia Analitik.
PenerbitUniversitas Indonesia.
 Sudarto,Y. 1993.BudidayaWaluh.penerbitKanisius.

Download