BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat dengan bermunculannya organisasi-organisasi kerjasama antarnegara, terutama di tingkat regional, misalnya Uni Eropa atau European Union (EU) di Eropa, North America Free Trade Area (NAFTA) di Amerika Utara, Association of South East Asian Nations (ASEAN) di Asia Tenggara, dan Mercado Comun del Sur (MERCOSUR) di Amerika Latin. Kehadiran organisasi-organisasi tersebut tentunya memberi warna baru bagi Hubungan Internasional (HI), dimana dunia cenderung bergerak menuju pada suatu tatanan dunia baru yang dikuasai organisasi-organisasi regional dan negara-negara ada dalam satu kesatuan (integrasi). Sebagai akibatnya, batas-batas negara menjadi kabur, identitas wilayah menjadi samar serta terjadi pengerucutan jumlah negara. Terbentuknya organisasi- organisasi regional tersebut semakin dibuat kompleks oleh adanya arus globalisasi. Salah satu organisasi regional yang pertama muncul pasca Perang Dunia II, yaitu Uni Eropa. Awal berdirinya dapat ditelusuri di akhir masa Perang Dunia II, ketika para anggota pendirinya memutuskan bahwa cara terbaik untuk mencegah konflik adalah dengan membentuk European Coal and Steel Community (ECSC) atau Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa, organisasi ini 1 mengelola secara bersama produksi batu bara dan baja, dua bahan utama yang diperlukan untuk berperang. Traktatnya ditandatangani tanggal 18 April 1951, di Paris dan berlaku sejak 25 Juli 1952 sampai tahun 2002. Negara-negara pemrakarsa Uni Eropa adalah Belgia, Jerman, Prancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda. Dalam perkembangannya terjadi perluasan keanggotaan dan sampai saat ini Uni Eropa telah memiliki 27 negara anggota. Pada tahun 1973, Denmark, Irlandia, dan Inggris Raya bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Yunani pada tahun 1981, kemudian disusul oleh Spanyol dan Portugal tahun 1986. Reunifikasi Jerman tahun 1990, membawa masuk wilayah Jerman Timur. Tahun 1995 Austria, Finlandia, dan Swedia resmi menjadi anggota dari Uni Eropa. Perluasan pada tahun 2004 membawa masuk negara-negara Eropa Timur, seperti; Republik Ceko, Estonia, Siprus, Latvia, Lithuania, Hongaria, Malta, Polandia, Slovenia, dan Slowakia. Kemudian disusul oleh Bulgaria dan Rumania pada tahun 2007.1 Dan akan disusul Kroasia sebagai anggota ke-28 secara resmi pada tanggal 1 Juli 2013 karena telah menandatangani perjanjian penggabungannya pada tanggal 9 Desember 2011.2 Negara-negara lain yang menjadi kandidat anggota Uni Eropa adalah Makedonia, Montenegro, dan Turki. Namun, salah satu dari ketiga negara ini, yakni Turki menghadapi berbagai hambatan untuk menjadi anggota Uni Eropa. Persoalan budaya atau persoalan agama kemungkinan yang menjadi halangan sebab Turki telah mendaftar sejak 1 Taufik Adi Susilo. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi, hal.114-115 Perluasan Uni Eropa. http://id.wikipedia.org/wiki/Perluasan_Uni_Eropa, diakses tanggal 8 Januari 2012 2 2 tahun 1980.3 Syarat menjadi anggota Uni Eropa adalah suatu negara harus memiliki demokrasi yang stabil yang menjamin supremasi hukum, hak-hak asasi manusia, dan perlindungan kaum minoritas. Negara tersebut juga harus memiliki ekonomi pasar yang berfungsi serta administrasi publik yang dapat menerapkan dan mengelola undang-undang Uni Eropa.4 Dalam sejarah perjalanannya, Uni Eropa menjelma menjadi satu kekuatan baru yang tangguh dan disegani masyarakat internasional karena dianggap sebagai satu-satunya organisasi regional yang berhasil secara penuh mengintegrasikan anggota-anggotanya dalam satu wadah kebijakan bersama dan menjadi organisasi yang selalu dicermati kebijakannya, karena dapat dipastikan membawa dampak internasional lantaran kebijakan tersebut merupakan suara bersama yang ditaati oleh semua negara anggotanya. Kebijakan bersama Uni Eropa sangat terlihat pengaruhnya di bidang ekonomi, meskipun dalam beberapa kasus, keputusan-keputusan Uni Eropa masih memberikan pengecualian untuk tidak ditaati karena kondisi-kondisi khusus yang dialami negara anggota.5 Misalnya kebijakan penggunaan mata uang tunggal euro yang belum dipenuhi oleh semua negara anggota. Dari 27 anggota, baru 17 negara yang resmi memakai euro sebagai mata uang negaranya yakni; Jerman, Irlandia, Belanda, Perancis, Luksemburg, Austria, Finlandia, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol, Yunani, Slovenia, Siprus, Malta, Slowakia, dan Estonia. Wilayah pengguna mata uang ini 3 Ibid 4 Taufik Adi Susilo. Op. Cit. hal.113 5 Uni Eropa. http://www.docstoc.com/docs/42936005/uni-eropa, diakses tanggal 10 Februari 2012 3 disebut “Zona Euro”, sedangkan sepuluh negara lainnya yang belum menggunakan mata uang Euro (Zona Non Euro) yaitu Denmark, Inggris, Swedia, Republik Ceko, Latvia, Lithuania, Hongaria, Polandia, Bulgaria, dan Rumania.6 Hal tersebut memang diizinkan dalam Perjanjian Maastricht 1992, dengan konsepsi dasar opt out dan opt in (opt in adalah suatu kewajiban dari negara anggota tetap ikut dalam semua aturan yang dibuat oleh Uni Eropa, dan opt out adalah hak dari negara anggota Uni Eropa untuk keluar dari aturan-aturan yang dibuat oleh Uni Eropa jika bertentangan dengan kepentingan nasionalnya).7 Pada tahun 1999, euro lahir di Eropa. Awalnya, euro adalah mata uang tunggal untuk menggantikan mata uang sebelas negara Eropa, yaitu; Austria (schilling), Belgia (franc), Finlandia (markka), Prancis (franc), Jerman (mark), Italia (lira), Irlandia (punt), Luksemburg (franc), Belanda (guilder), Portugal (escudo), dan Spanyol (peseta). Ketika suatu negara telah bergabung ke dalam zona euro, peraturan yang harus ditaati adalah; utang pemerintah (baik dalam ataupun luar negeri) tidak boleh melebihi 60% GDP yang dihitung dari market price, defisit anggaran pemerintah tidak melebihi 3% GDP, inflasi tidak melebihi 1,5% dari rata-rata di tiga negara terbaik, tingkat suku bunga yang tidak melebihi 2% dari tiga negara yang terbaik tingkat inflasinya, stabilitas nilai tukar yang tidak melebihi batas toleransi 2,5% dari batas currency band yang bergerak ke atas ataupun ke bawah.8 6 Euro. http://wikipedia.org/wiki/Euro, diakses tanggal 9 Februari 2012 Indra Pahlawan. 2003. Terbentuknya Bank Sentral Eropa. Thesis-S2, Universitas Indonesia, Jakarta, hal.94-95 8 Ibid hal.96 7 4 Penyatuan mata uang menjadi euro merupakan salah satu langkah negara-negara Eropa untuk mencetak “Eropa Baru” yang lebih kuat di pentas ekonomi dan politik dunia. Jika harapan ini terwujud, akan lahir Eropa Baru yang terintegrasi dengan konsumen sekitar 300 juta jiwa dan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) 6 triliun dollar. Eropa Baru ini bisa saja menandingi Amerika Serikat yang telah lebih dahulu dikenal sebagai negara superpower.9 Kekuatan baru ini akan bertambah besar jika Inggris, Denmark, Swedia, dan beberapa negara Zona Non Euro lainnya bergabung ke klub Euro atau menggunakan mata uang Euro. Selain penggunaan mata uang, masalah yang masih ditolak beberapa negara Uni Eropa hingga sekarang ini adalah Konstitusi Eropa. Dimana Prancis dan Belanda tidak setuju dengan konstitusi tersebut. Bahkan masalah ini dibawa sampai ke dalam referendum di kedua negara. Hasilnya, rakyat dua negara pendukung utama Uni Eropa ini tidak menyetujui konstitusi baru untuk membuat Uni Eropa lebih terintegrasi, dimana 55% masyarakat Perancis dan 62% masyarakat Belanda menolak Uni Eropa.10 Bagi mereka, Uni Eropa tidak lebih dari sebuah proyek elite para politisi karena penuh aturan birokrasi tetapi tidak memberikan keuntungan nyata buat masyarakat umum. 9 Markus H.,Dipo. Harimau Euro http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1999/01/05/KL/mbm.19990105.KL92730.id.html, diakses tanggal 8 Januari 2012 10 Ferizal Ramli. Kontroversi Masa Depan Uni Eropa. http://ferizalramli.wordpress.com/2009/01/02/kontroversi-masa-depan-uni-eropa/, diakses tanggal 10 Februari 2012 5 Perjalanan sejarah Uni Eropa sebenarnya nyaris penuh dengan keberhasilan. Tahun 1995 hampir seluruh negara Eropa Barat bergabung. Tahun 1998 sistem keuangan Eropa terintegrasi dalam mata uang tunggal: Euro. Tahun 2004 bertambah lagi 10 negara Uni Eropa baru dari mantan negara komunis Eropa Timur. Ini menjadikan Uni Eropa sebagai kekuatan ekonomi besar di dunia sekaligus menjadi satu-satunya contoh organisasi regional terbaik dunia.11 Wajar saja kalau keberadaannya dikagumi oleh organisasi regional manapun di dunia. Namun, kondisi ini berbalik dan membuat harapan itu goyah dengan adanya krisis ekonomi global yang mulai melanda Uni Eropa pada tahun 2008 sampai saat ini. Krisis ekonomi tersebut telah membuat Uni Eropa mulai memasuki fase-fase sulit. Krisis ekonomi Uni Eropa berasal dari kredit macet perumahan di Amerika Serikat yang telah menyebabkan krisis finansial global. Kedua krisis tersebut telah membawa implikasi buruk pada kondisi ekonomi global secara menyeluruh hampir di setiap negara baik di Kawasan Amerika, Eropa, maupun Asia Pasifik. Dampak tersebut terjadi karena tiga permasalahan yaitu adanya investasi langsung, investasi tidak langsung, dan perdagangan.12 Saat ini, hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara lain dengan regulasi moneter tiap negara yang beragam. Akibatnya setiap negara memiliki risiko terkena dampak krisis. Begitulah alur krisis finansial Amerika Serikat mempengaruhi Uni Eropa sehingga bisa dilanda krisis ekonomi. 11 Ibid Mudrajad Kuncoro dkk. 2008. Memahami Krisis Keuangan Global-Bagaimana Harus Bersikap. Jakarta 12 6 Inti dari krisis ekonomi Uni Eropa adalah ketidakmampuan negara dalam membayar uatang-utangnya. Krisis ekonomi pertama kali melanda Yunani kemudian ke Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia. Menurut salah satu lembaga pemeringkat utang terkemuka, Moody’s, dalam soal nilai-menilai kinerja keuangan negara, terdapat enam kelompok kategori. Pertama AAA, yaitu kemampuan yang amat tinggi memenuhi kewajiban keuangan. Ada enam negara Zona Euro yang termasuk dalam kategori ini, yaitu: Jerman, Finlandia, Belanda, Prancis, Luksemburg, dan Austria. Kedua AA, merupakan kategori negara yang mempunyai kapasitas sangat tinggi memenuhi kewajiban keuangannya. Negara yang masuk dalam kategori ini adalah Belgia, Spanyol, dan Slovenia. Ketiga A, yaitu negara yang mempunyai kapasitas tinggi memenuhi kewajiban keuangannya. Namun, sewaktu-waktu menghadapi kondisi kesulitan keuangan dan ketidakstabilan domestik mendadak. Negara zona euro yang masuk dalam kelompok ini adalah Slovakia, Italia, Malta, dan Estonia. Keempat BAA, yaitu kategori negara yang mempunyai kapasitas memenuhi kewajiban keuangannya, tetapi saat ini berada dalam kesulitan ekonomi. Negara Zona Euro yang masuk kategori ini adalah Cyprus dan Portugal. Kelima BA, merupakan kategori penilaian minimum bagi investasi di negara ini. Negara Zona Euro yang masuk kategori ini adalah Irlandia. Keenam CA, merupakan kategori beresiko tinggi, baik dalam investasi maupun sangat rendahnya kepercayaan 7 dalam memenuhi kewajiban keuangannya dan satu-satunya negara zona euro yang masuk dalam kategori ini, Yunani.13 Krisis ini juga telah menimbulkan perubahan mendasar bukan hanya bagi tata ekonomi global, namun juga bagi struktur politik global. Ideologi ekonomi politik Barat yang dianggap gagal dan kemunculan China sebagai motor kebangkitan dari krisis global telah memunculkan ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan Barat dan memunculkan spekulasi bergesernya kekuatan ke negara Timur. Jika ditinjau dari konsep structural power, kemungkinan bergesernya kekuatan ke negara Timur belumlah mungkin karena kendati telah ada perubahan dari sisi relational power, structural power dari Amerika Serikat belum sedikit pun berkurang.14 Kendati demikian, ketegangan antara negara Barat dan Timur masih mungkin terjadi yang utamanya disebabkan oleh ketidakpuasan atas pengaturan tatanan keuangan (finansial) yang ada kendati telah mengalami reformasi dan semakin meningkatnya nasionalisme di seluruh dunia. Krisis ekonomi Uni Eropa mulai terasa pada tahun 2008 dan semakin ramai diperbincangkan pada pertengahan tahun 2009. Negara-negara Uni Eropa yang terkena krisis ekonomi memiliki utang yang lebih besar dari PDB-nya (di atas 60%), pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah bahkan sampai pada posisi minus dan juga negara-negara mengalami defisit anggaran yaitu pengeluaran negara lebih besar dari PDB. Sementara dalam Otoritas Moneter Uni Eropa telah 13 Muhammad Ahlis Djirimu. KTT G20 Cannes di Tengah Ancaman Krisis. http://rimanews.com/read/20111105/45834/ktt-g20-cannes-di-tengah-ancaman-krisis, diakses tanggal 10 Februari 2012 14 P.M.Erza Killian 2010. Global Financial Crisis and the Shift of Global Power: Is the Wast Taking Over the West?. Verity. Vol. 2 No. 4, hal.1 8 diatur bahwa rasio utang negara zona euro tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya dan defisit tiap negara tidak boleh di atas 3% dari PDB. Di Yunani, utang negaranya terus menumpuk dari tahun ke tahun. Pada tahun 1993, posisi utangnya sudah di atas PDB-nya, dan sampai sekarang pun masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari posisi PDB-nya. Posisi utang terakhir Yunani (setelah adjustment/penyesuaian) tercatat kurang lebih € 350 miliar, atau sekitar US$ 450 miliar.15 Defisit anggaran tahun 2011 mencapai 9,1%. Dari tahun 2000-2007 (sebelum krisis ekonomi), Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi sekitar 4,2%,16 namun setelah diterpa krisis hebat yang berkepanjangan, pertumbuhan ekonominya bisa dipastikan kurang dari angka tersebut. Irlandia merupakan negara kedua yang dilanda krisis ekonomi dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 96,2% untuk tahun 2011. Utangnya juga besar, mencapai 148 miliar euro dengan defisit anggaran 32,4% terhadap PDB. Sampai 2008, Irlandia menikmati pertumbuhan ekonomi cukup tinggi untuk skala Eropa, yakni sekitar 6,5%. Proyeksi setelah itu adalah 0,5%. Salah satu penyebab krisis ekonomi di negara ini adalah peminjaman yang tak terkendali untuk sektor properti yang tak terjamin pertumbuhannya. Dengan belanja besar, pemerintah terpuruk karena harus membantu perbankan yang terlilit utang. Portugal menyusul terkena krisis ekonomi, dimana rasio utang terhadap PDB-nya pada tahun 2010 mencapai 83% dengan utang negara sebanyak 195 15 Antara Yunani, Amerika, Tiongkok, dan Indonesia, http://teguhidx.blogspot.com/2012/02/antara-yunani-amerika-tiongkok-dan.html, diakses tanggal 10 Februari 2012 16 Teguh Hidayat. Op.Cit 9 miliar euro. Defisit anggarannya mencapai 9,1% terhadap PDB. Demikian juga pertumbuhan ekonominya jika dipakai standar tahun 1995-2008 dengan rata-rata 2,2 %, maka 2009-2015 akan mengalami -1,5%. Portugal tidak mengalami beban peminjaman publik dalam sektor properti, tetapi belanja pemerintah yang terlalu banyak (pemborosan anggaran) menyebabkan negaranya masuk dalam pusaran krisis ditambah produktivitas sektor swasta yang rendah.17 Spanyol mengalami krisis ekonomi dengan rasio utangnya terhadap PDB pada 2011 sebesar 60,1%. Jumlah total utang Spanyol saat ini diperkirakan mencapai 638 miliar euro dengan angka defisit 9,2 %. Pertumbuhan tahun 20092015 diperkirakan tidak mencapai angka minus, tetapi rendah sekali, yakni 0,8%, padahal sebelumnya antara 1995 dan 2008 rata-rata mencapai 3,5%. Akar persoalan di Spanyol mirip dengan Irlandia dimana sektor perumahan yang menggelembung ditambah sektor konstruksi yang buruk, juga membawa negeri ini ke pusaran krisis. Tingkat pengangguran 20% memperparah situasi di Spanyol.18 Italia pun tertimpa krisis ekonomi dengan rasio utang terhadap PDB sebanyak 119% pada tahun 2011, utang mencapai hampir 1,9 triliun euro ditambah defisit mencapai 3,9% terhadap PDB. Italia sudah dikhawatirkan akan gagal membayar utangnya (default) karena dilanda krisis politik disertai 17 18 Krisis Zona Euro Guncang Ekonomi Global. 2011. Kompas. 7 Agustus 2011 Ibid 10 ketidakmampuan pemerintah melakukan reformasi. Bahkan utang negara semakin bertambah dan terakhir dilaporkan mencapai 2 triliun euro.19 Melihat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya krisis ekonomi, investor di kelima negara berharap langkah-langkah yang lebih konkret untuk menstabilkan kondisi keuangan pemerintah yang sedang dilanda krisis utang sekarang ini. Mereka ingin melihat penciptaan kerjasama di antara negaranegara yang menggunakan mata uang euro.20 Adapun, alasan penulis mengambil negara-negara Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia adalah pertama alasan geografis yaitu kelima negara tersebut merupakan anggota benua Eropa terkhusus bagian dari Uni Eropa yang notabene sejak terbentuknya menjadi kawasan yang mendapat sorotan dari mata internasional karena dinilai paling solid dalam bidang ekonomi dan politik sehingga memunculkan banyak prestasi dan kemajuan. Namun, kali ini menjadi perhatian dunia internasional bukan lagi karena kemajuannya tetapi karena terjadinya persoalan yang serius yaitu krisis ekonomi khususnya yang melanda lima negara anggotanya tersebut. Jadi, dalam bahasan ini penulis ingin mengetahui bagaimana kesiapan dan solidaritas regional Uni Eropa khususnya zona euro dalam mengatasi krisis ekonomi ini. Alasan kedua adalah faktor sebabakibat, yaitu hal apa yang menyebabkan krisis ekonomi ini sehingga kerugian yang ditimbulkannya sangat besar bahkan mempengaruhi hampir semua negara di kawasan Eropa sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana sikap Uni Eropa 19 Krisis Utang Italia Dimulai, http://www.seputarforex.com/berita/forex/detail.php?nid=71224&topic=krisis_utang_italia_dimul ai, diakses tanggal 10 Februari 2012 20 Kompas. Op. Cit 11 sebagai organisasi regional dalam mengatasi hal krisis yang terjadi di kawasan ini. Alasan ketiga adalah faktor waktu, yaitu krisis ekonomi ini sudah berlangsung dalam waktu yang cukup lama (2008-sekarang) namun masih saja menjadi salah satu fokus dunia internasional sampai saat ini. Uni Eropa sebagai organisasi regional tentunya diharapkan oleh banyak pihak khususnya negara-negara yang terkena krisis ekonomi agar segera mencari jalan keluar untuk membawa keluar negara-negaranya dari krisis tersebut sehingga perekonomian regionalnya bisa kembali stabil seperti sedia kala. Dari fakta tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul; “Kebijakan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi PIIGS”. B. Batasan dan Rumusan Masalah Apabila dikaji secara mendalam krisis ekonomi di Eropa sebenarnya sangat parah, tetapi karena tidak disertai oleh krisis politik, maka tidak begitu terlihat dari permukaan. Jika dilihat dari segi angka-angka dasar ekonomi negaranegara besar di Eropa terungkap betapa banyak utang yang harus ditutupi melalui sejumlah dana. Negara-negara anggota Uni Eropa yang dilanda krisis ekonomi ini lebih familiar dengan sebutan PIIGS yang merupakan singkatan dari Portugal, Italy, Ireland, Greece, and Spain. Negara atau kawasan dikatakan mengalami krisis ekonomi jika indikatorindikator krisis ekonominya jelas dan menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dengan keadaan sebelumnya, dalam artian menunjukkan penurunan kondisi, dari “baik menjadi buruk” atau dari “positif menjadi negatif” atau 12 perekonomian negara yang bersangkutan tidak stabil (tidak menentu). Indikatorindikator krisis ekonomi itu terdiri dari beberapa segi. Namun, dalam pembahasan ini penulis hanya membatasi indikator krisis ekonomi dari lima aspek, yaitu rasio utang terhadap PDB, pertumbuhan ekonomi, ekspor, impor, dan tingkat pengangguran. Ketika negara sudah berada dalam kondisi krisis, pihak-pihak yang berwenang dalam hal ini pemerintah sebagai pemegang otoritas tentunya mengupayakan sebuah solusi untuk mengatasi krisis ekonomi misalnya dengan sebuah kebijakan. Dalam kasus ini, penulis akan menjelaskan kebijakan yang ditempuh oleh Uni Eropa untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS, apakah kebijakan moneter, kebijakan fiskal atau kebijakan lain yang berhubungan dengan itu. Untuk menganalisis hal tersebut, penulis akan menggunakan data-data sejak krisis mulai terjadi (2008-sekarang) sebagai data utama (main data) dan juga data tahun sebelumnya sebagai data pembanding (comparison data). Agar penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS ? 2. Apa faktor pendorong dan faktor penghambat Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS ? 3. Bagaimana masa depan Uni Eropa dengan terjadinya krisis ekonomi PIIGS 2008 ? 13 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS. 2) Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendorong dan faktor penghambat yang dialami Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS. 3) Untuk memprediksikan masa depan Uni Eropa dengan adanya krisis ekonomi PIIGS sejak 2008-sekarang. 2. Kegunaan penelitian Dengan adanya hasil penelitian, maka penulisan ini: 1) Diharapkan memberi sumbangan pemikiran dan informasi bagi penstudi ilmu Hubungan Internasional dalam mengkaji dan memahami langkah nyata dalam hal ini kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS. 2) Diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan, terutama pemerintah Indonesia tentang formulasi dalam mengantisipasi sekaligus mengatasi krisis ekonomi yang kapan saja bisa melanda bangsa ini. 14 D. Kerangka Konseptual Berbicara tentang kekuasaan dalam hubungan internasional, kesan yang timbul pada umumnya adalah masalah-masalah dunia hanya berkaitan dengan konflik dan kesiagaan militer. Namun, sebenarnya interaksi utama antarpemerintah dan antarbangsa adalah ekonomi. Dimensi ekonomi selalu hadir dalam berbagai hal seperti penjualan senjata internasional, politik kekuasaan, dan tentu saja perekonomian global. Dalam hal ini negara dipandang sebagai organisasi politik-ekonomi yang penting (substansial). Hal tersebut berkaitan dengan perluasan dimana negara telah mengembangkan institusi-institusi politik yang efisien, berdasar ekonomi dan tingkat persatuan nasional yang kokoh, yaitu persatuan umum dan dukungan bagi negara.21 Bahkan, dalam hubungan internasional yang lebih luas melibatkan berbagai organisasi pemerintahan, perusahaan, individu dan aktor-aktor nonpemerintah lainnya, transaksi ekonomi juga menjadi kegiatan utama. Beberapa tahun lalu, politik internasional dianggap lahan khusus para ilmuwan politik dan ekonomi internasional. Pada saat ini, politik dunia tidak bisa lagi dipahami hanya melalui satu perspektif saja. Studi hubungan internasional tidak cukup bila hanya membahas soal politik tanpa mempelajari ekonomi. Namun, kedua-duanya harus dikaitkan sehingga ada dalam satu kesatuan yaitu ekonomi politik internasional. 21 Robert Jackson & Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.31 15 Ekonomi Politik Internasional (EPI) menurut Mas’oed, didefinisikan sebagai; studi tentang saling-kaitan dan interaksi antara fenomena politik dengan ekonomi, antara “negara” dengan ”pasar”, antara lingkungan domestik dengan yang internasional, dan antara pemerintah dengan masyarakat.22 Dengan kata lain, hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena internasional, yaitu bagaimana soal-soal ekonomi seperti inflasi, defisit neraca perdagangan atau pembayaran, penanaman modal asing, efisiensi produksi berkaitan dengan urusan politik internasional dan politik domestik. Mas’oed menambahkan lagi bahwa dalam pengertian yang lebih spesifik bisa disebutkan bahwa fokus perhatian ekonomi politik internasional adalah hubungan antara dinamika pasar dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pasar itu di tingkat domestik maupun internasional. Ini berarti bahwa studi ekonomi politik internasional adalah studi tentang hubungan antara politik domestik dengan ekonomi internasional setiap negara atau sebaliknya atau studi tentang dampak kekuatan pasar yang beroperasi dalam ekonomi internasional terhadap politik domestik negara-negara tertentu misalnya yang berada dalam satu regional seperti negara-negara Uni Eropa.23 Dapat pula dikatakan, dalam pemaknaan politik sebagai otoritas, hubungan antara ekonomi dan politik dapat diterjemahkan ke dalam isu tentang hubungan antara kekayaan dan kekuasaan. Ekonomi terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekayaan, sedangkan politik terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekuasaan. Kekayaan terdiri dari aset fisik Mohtar Mas’oed. 1994. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.4 23 Asep Setiawan. Op.Cit 22 16 (kapital, tanah) dan aset nonfisik (sumber daya manusia, termasuk ilmu pengetahuan), sedangkan kekuasaan bisa muncul dalam bentuk militer, ekonomi maupun psikologis.24 Contoh kasusnya adalah apa yang terjadi di Yunani pada tahun 2008. Negara ini dilanda krisis ekonomi yang berdampak pada ketidakstabilan sosial, politik, dan tentunya bagi perekonomian. Di luar dampak mikro ekonomi, krisis tersebut mengancam akuntabilitas Uni Eropa dan utamanya euro. Permasalahan yang muncul sekarang ialah negara-negara anggota Uni Eropa mulai meragukan akuntabilitas euro. Salah satunya Italia yang tidak akan ragu untuk meninggalkan euro guna kembali ke lyra. Sikap Italia mencerminkan bahwa setiap negara akhirnya harus mengandalkan dirinya sendiri. Sementara itu, berbicara mengenai kegiatan ekonomi politik suatu negara, tentunya juga akan berkaitan dengan kegiatan ekonomi politiknya dengan negara lain, baik dengan negara yang di luar dari kawasannya maupun yang ada dalam satu kawasan atau regionalnya sebagai bentuk dari interaksi di antara keduanya. Bentuk interaksi tersebut pada umumnya dinyatakan lewat kerjasama regional misalnya yang paling umum yaitu lewat perdagangan antarnegara. Hal ini didasari oleh adanya fakta bahwa setiap negara mustahil bisa memenuhi semua kebutuhannya tanpa bantuan dari negara lain. Untuk itu, negara ikut serta dalam sebuah organisasi kerjasama regional. Alasan lain yang mendasari terbentuknya organisasi regional adalah karena regionalisme diyakini dapat meningkatkan dan 24 Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga, hal. 7 17 memperkuat perekonomian regional. Dan inilah yang menjadi pedoman terbentuknya regionalisme di Uni Eropa. Regionalisme menurut Juanda dalam karyanya yang berjudul Kamus Hubungan Internasional yang diterjemahkan dari The International Relation Dictionary karya Jack C. Plano dan Roy Olton didefinisikan sebagai; konsep mengenai bangsa yang terdapat di kawasan geografis tertentu atau bangsa yang memiliki hirauan bersama dapat bekerja sama melalui organisasi dengan keanggotaan terbatas untuk mengatasi masalah fungsional, militer, dan politik.25 Dalam satu dekade terakhir, regionalisme telah menjadi fenomena yang sangat penting dalam hubungan internasional. Joseph S. Nye dalam buku Regionalism In World Politics karya Luise Fawcett dan Andrew Hurner menyatakan bahwa; Regionalism is a concept where a group of nations interact in various aspects and geographically connected which interdependent to economics, politics, and social aspects.26 (Regionalisme merupakan suatu paham dimana terdapat sekelompok negara yang melakukan interaksi dalam berbagai aspek dan menempati suatu geografis tertentu dengan ketergantungan dalam aspek ekonomi, politik, dan sosial). Merujuk pada kedua definisi di atas, Uni Eropa dibentuk oleh negaranegara anggota benua Eropa atas dasar penguatan ekonomi dan politik regional yang diwujudkan lewat kerjasama setiap negara karena adanya saling ketergantungan (interdependent) di antara negara-negara yang bersangkutan. Tidak terpungkiri bahwa perkembangan Uni Eropa yang begitu pesat membuktikan suatu ‘hegemoni’ baru dalam masyarakat internasional. Dengan 25 Wawan Juanda. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Putra A. Bardin, hal.281 Louise Fawcett dan Andrew Hurnel. 2002. Regionalism In World Politics. London: Oxford University Press, hal.11 26 18 bergabungnya negara-negara Eropa yang dapat dikatakan sebagian besar merupakan negara maju di dunia, maka akan timbul suatu kekuatan baik secara politik dan ekonomi yang sangat besar. Banyaknya pakar yang memperkirakan bahwa Uni Eropa mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan kebijakan negara lainnya tidak terlepas dari kekuatan utama bangsa-bangsa Eropa. Sejarah sebagian bangsa-bangsa Eropa sebagai bangsa ‘penjajah’ masih cukup tampak tercermin dalam Uni Eropa. Adanya suatu kekuatan imperium bangsa Eropa ini mulai dapat dikatakan sebagai awal fase kerajaan atau kekaisaran Eropa. Pendapat para ahli yang menyebut bahwa struktur dasar Uni Eropa saat ini mirip dengan kekaisaran Romawi seakan menguatkan dugaan bahwa akan lahir ‘Kerajaan Romawi’ untuk kedua kalinya. Indikasi ke arah imperium Romawi sangat nyata yaitu berasal dari kepentingan ekonomi bangsa-bangsa di Eropa yang dicampur dengan kekuatan politik untuk menjajah dan dibalut dengan bungkusan hubungan luar negeri yang bersahabat. Seperti diketahui bahwa Uni Eropa dahulunya hanya bergerak di bidang batu bara dan baja lalu berubah menjadi Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC) serta Masyarakat Energi Atom Eropa (EURATOM), setelah berganti nama menjadi Masyarakat Eropa (EC). Unsur politik dan kepentingan lain telah menjadi satu dengan unsur ekonomi. Terlebih lagi sejak transformasi Masyarakat Eropa (EC) menjadi Uni Eropa (EU) yang juga lebih menekankan 3 pilar utamanya dalam menggerakkan Uni Eropa.27 27 Eko Aprilianto 2007. Pengaruh Kebijakan Uni Eropa di Dunia Terkait Dengan Hegemoni Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Kerjasama Dengan Indonesia. Jurnal Luar Negeri. Vol.24 No. 1, hal.26 19 Lebih lanjut, hampir semua ahli melihat integrasi Uni Eropa sebagai integrasi paling sukses baik dalam hal ekonomi maupun politik. Dalam bidang ekonomi, Uni Eropa telah berhasil menciptakan kawasan ekonomi bebas dengan program Pasar Tunggal Eropa (European Single Market) di tahun 1992. Implementasi program berikutnya adalah peluncuran mata uang tunggal euro (European Single Currency - €) di tahun 1999. Sedangkan dalam bidang politik, Uni Eropa telah berupaya menciptakan undang-undang Eropa yang nantinya berlaku bagi seluruh negara anggota. Selain itu, Uni Eropa juga berusaha mewujudkan sebuah integrasi Eropa yang menuju kepada sebuah bentuk negara kesatuan Uni Eropa (United States of Europe) melalui sebuah referendum di semua negara anggota. Namun, proses integrasi Uni Eropa ini pun bukannya tanpa tantangan dan hambatan. Hal tersebut terlihat dengan adanya penolakan rakyat Jerman dan Prancis terhadap Konstitusi Eropa yang bermaksud membuat Uni Eropa lebih terintegrasi lagi. Selain itu, masih terdapat perbedaan yang mendasar dan sulit untuk disatukan di antara negara-negara Uni Eropa dimana masing-masing mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda. Kini kawasan Uni Eropa sedang dilanda krisis ekonomi. Hal ini seolah-olah datang sebagai penguji kekuatan dan kebersamaan bagi regionalisme yang selama ini dikenal sebagai organisasi regional yang cukup kompak. Untuk itu, hal yang paling ditunggu-tunggu oleh dunia internasional selama ini adalah bagaimana kebijakan Uni Eropa dalam membantu negaranegara anggotanya (PIIGS) yang sedang dalam keadaan krisis. Apakah kebijakan 20 yang akan ditempuh Uni Eropa tidak akan merugikan warga negara (publik) secara umum khususnya mereka yang bersentuhan langsung dengan persoalan krisis ekonomi. Berbicara mengenai kebijakan, kebijakan yang sesuai dengan masalah dalam bahasan ini yaitu kebijakan publik karena pada akhirnya yang akan merasakan kebijakan dari Uni Eropa adalah warga masing-masing negara yang bersangkutan. William Dunn mengemukakan bahwa kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai ; pilihan tindakan saling berkaitan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat pemerintah dalam bidang pertahanan, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, kriminalitas, serta masalah lain yang menjadi urusan pemerintah.28 Secara sederhana, Dunn juga menjelaskan bahwa kajian utama kepemimpinan pemerintahan sebuah negara atau organisasi adalah kebijakan pemerintahan atau public policy. Sedangkan kebijakan itu sendiri dijelaskan sebagai apapun yang pemerintah pilih untuk lakukan atau tidak lakukan. Kebijakan publik atau kebijakan pemerintah ini dapat menciptakan sesuatu dan dapat pula diciptakan oleh sesuatu. Pada intinya membuat suatu kebijakan pemerintahan merupakan suatu studi tentang proses kebijakan itu sendiri karena public policy merupakan decision making (memilih dan menilai informasi yang ada untuk memecahkan masalah).29 28 Rizky Musafir. 2011 Faktor-Faktor Penghambat Uni Eropa Dalam Usaha Perbaikan Ekonomi Dan Politik Di Yunani. Thesis-S2, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA,seperti dalam http://repository.upnyk.ac.id/1562/, diakses tanggal 20 Mei 2012 29 Ibid 21 Berdasarkan definisinya sebagai tindakan pemerintah dalam bidangbidang tertentu, tindakan (kebijakan) yang akan ditempuh oleh pemerintah Uni Eropa adalah kebijakan dalam bidang ekonomi. Dalam pembahasan selanjutnya akan diketahui secara spesifik bentuk kebijakan yang akan diterapkan oleh Uni Eropa lewat negara-negara PIIGS untuk kepentingan masyarakatnya secara umum (kebijakan publik). Keempat konsep yang digunakan di atas memiliki saling keterkaitan satu sama yang lain. Persoalan saling ketergantungan ekonomi dan politik tiap negara yang ada dalam satu kawasan mendasari terbentuknya kerjasama regional. Tiap negara menginginkan penguatan ekonomi dan politik negaranya dalam kerangka kerjasama regional (regionalisme) yang pada akhirnya menguatkan ekonomi politik regionalnya. Semangat regionalisme tersebut pertama kali diwujudnyatakan oleh masyarakat enam negara di benua Eropa (Belgia, Jerman, Prancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda) dalam sebuah wadah atau organisasi regional yang disebut European Coal and Steel Community (ECSC) yang saat ini dikenal dengan nama Uni Eropa. Seiring perjalanannya, Uni Eropa berkembang menjadi organisasi supranasional yang dikagumi dunia karena soal kebijakannya yang dinilai selalu mendatangkan kebaikan bagi semua masyarakat negara anggotanya karena merupakan suara bersama. Namun, kini yang ingin dilihat oleh setiap negara dan dunia internasional dari Uni Eropa adalah kebijakan publiknya dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS . 22 Mengacu kepada pertanyaan penelitian dengan menggunakan konsep yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka penelitian seperti berikut ini ; Skema 1.1 Kerangka Pikir Penelitian UNI EROPA KEBIJAKAN UNI EROPA PIIGS SAAT KRISIS PIIGS SEBELUM KRISIS (2006-2007) (2008-sekarang) MASA DEPAN UNI EROPA INDIKATOR ; 1. Rasio Utang Terhadap PDB 2. Pertumbuhan Ekonomi 3. Ekspor 4. Impor 5. Tingkat Pengangguran Sumber ; Diolah berdasarkan kerangka teori dan batasan masalah yang menjadi fokus dalam penelitan 23 Krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Eropa dikenal dengan sebutan krisis ekonomi PIIGS yaitu melanda lima negara anggota Uni Eropa, yakni; Portugal, Italy, Ireland, Greece, and Spain (PIIGS). Dalam penelitian ini, penulis mencari kemudian menjelaskan bentuk kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa selaku organisasi regional di kawasan ini dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi. Selain itu, untuk membuktikan bahwa kelima negara ini memang dilanda krisis ekonomi, maka penulis mengambil lima indikator ekonomi tahun 2008sekarang yang dikenal sebagai tahun terjadinya krisis ekonomi Uni Eropa dan membandingkannya dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2006-2007 sebelum krisis ekonomi terjadi. Kelima indikator itu adalah rasio utang terhadap PDB, pertumbuhan ekonomi, ekspor, impor, dan tingkat pengangguran. Setelah itu, penulis mencoba memprediksikan masa depan Uni Eropa dengan adanya krisis ekonomi tersebut. Maksudnya adalah apakah Uni Eropa akan tetap eksis atau bubar akibat krisis PIIGS tersebut. E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Adapun tipe penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Masri Sangarimbun, penelitian deskriptif mempunyai dua tujuan, yakni: a. Untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu. b. Untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu umpamanya interaksi sosial, sistem kekerabatan, dan lain-lain. Model 24 penelitian seperti ini biasanya dilakukan dengan tanpa melibatkan sebuah rumusan hipotesa yang ketat. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penyusun tidak merumuskan hipotesa terlebih dahulu dalam penelitian ini. Bogdan dan Taylor (1975),30 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan itu, Kirk dan Miller (1986)31, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dalam pengamatan yang berhubungan dengan kasus yang diteliti. Sesuai dengan objek penelitian yang penulis akan bahas dan secara spesifik mengangkat satu studi kasus maka, penelitian ini merupakan analisa studi kasus. Bongdan dan Biklen (1982)32, mengklasifikasikan tipe studi kasus ke dalam enam tipologi, yaitu: a. Studi kasus sejarah organisasi b. Studi kasus observasi c. Studi kasus life story d. Studi kasus komunitas sosial e. Studi kasus situasional f. Studi kasus mikroetnografi Penelitian ini menggunakan analisis studi kasus situasional untuk menyeleksi keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dari unit 30 Lexy J. Moleong. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 26 Ibid, hal .3 32 Burhan Bungin. 2003. Analisis Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo, hal 26 31 25 analisis yang diteliti. Pemilihan kasus ini ini didasarkan pada perlunya pengamatan terhadap krisis ekonomi yang sedang melanda beberapa negara Uni Eropa, dalam hal ini melanda PIIGS dan secara langsung mempengaruhi sektor perekonomian setiap negara anggota Uni Eropa pada khususnya dan perekonomian global pada umumnya, dengan melihat realitas pengaruh krisis ekonomi tersebut bagi negara-negara yang mengalaminya, bagi negara sekawasannya dan juga bagi negara – negara di dunia. Sementara itu, berdasarkan teknik dalam menganalisa studi, Yin (1996), secara tegas mengkategorikan studi kasus ke dalam tiga kategori, yakni: studi kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif.33 Tipe penelitian yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif eksplanatoris yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kebijakan Uni Eropa secara umum dan krisis ekonomi PIIGS kemudian menjelaskan secara khusus spesifikasi kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi kelima negara anggotanya itu. 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana dalam menggambarkan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagaimana 33 Robert K. Yin. 2006. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Rajawali Pers, hal.100 26 yang diungkapkan oleh Yin, data untuk keperluan studi kasus dapat berasal dari enam sumber, yaitu; 34 a. Dokumen b. Rekaman arsip c. Wawancara d. Pengamatan langsung e. Observasi partisipan f. Perangkat-perangkat fisik Dari enam sumber data di atas, dalam penelitian ini penulis memilih dokumen, wawancara, dan rekaman arsip. a. Dokumen Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk menelusuri berbagai dokumen tertulis yang berkaitan dengan fokus penelitian, utamanya menyangkut dokumen mengenai krisis ekonomi Uni Eropa khususnya di negara PIIGS dan kebijakan Uni Eropa sebagai organisasi regional di kawasan ini dalam mengatasi krisis yang terjadi. Selain dokumen, pernyataan lisan dan tulisan yang dimuat oleh media, baik media elektronik maupun cetak. Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dititik-beratkan pada catatan-catatan atau arsip-arsip berupa jurnal, buku, laporan tertulis dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti, terutama yang relevan menyangkut krisis ekonomi PIIGS. 34 Ibid, hal.101 27 b. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi pihakpihak yang paling berwenang atau memiliki kapabilitas memadai dalam menjawab permasalahan yang ada sesuai dengan pertanyaan penelitian guna mendapatkan informasi atau data yang akurat, valid, dan up to date. Dalam hal ini, penulis mengunjungi Kantor - Kantor Kedutaan (Kantor Konsulat Jenderal) negara PIIGS dan lembaga-lembaga terkait kemudian melakukan wawancara. Adapun pihak yang penulis wawancarai adalah Konsulat Jenderal Irlandia untuk Indonesia; Anangga Wardhana Roosdiono,S.H., Kepala Bagian Informasi Umum Spanyol di Aula Cervantes Universitas Trisakti; Mr. Ramon Martinez, dan Peneliti Madya Hubungan Internasional/Regional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bagian Pusat Penelitian Politik (Centre for Political Studies); Drs. Agus Ringgo Rahman, M.M.,M.E. c. Rekaman Arsip Rekaman arsip yang akan diteliti, meliputi rekaman arsip yang resmi dipublikasikan, baik melalui official website Uni Eropa maupun yang dikoleksi oleh kedutaan besar negara-negara yang bersangkutan (PIIGS). Dengan demikian, rekaman arsip tersebut dapat memperkuat analisis dalam penelitian ini. Salah satu contohnya adalah data dari official website yang diberikan oleh Economic and Commercial Counsellor Embassy of Spain, Antonio Estevez, lewat Mr. Ramon Martinez, yakni; www.thespanisheconomy.com/en GB/PublicFD/PublicDebt/Paginas/home.aspx 28 Adapun instansi-instansi yang memberikan kesempatan kepada penulis dalam rangka wawancara dan penelitian kepustakaan guna pengumpulan data tersebut, yaitu: 1. Kantor Konsulat Jenderal Irlandia di Jakarta. 2. Kantor Kedutaan Spanyol di Jakarta. 3. Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu R.I) di Jakarta. 4. Perpustakaan Ali Alatas Kemlu R.I di Jakarta. 5. Perpustakaan Central for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta. 6. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta. 7. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia di Depok. 3. Jenis Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dengan melakukan serangkaian wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai sumber atau instansi terkait yang telah disebutkan sebelumnya. Data tersebut akan dianalisis untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. 4. Teknik Analisis Data Tingkat analisis (level of analysis) merupakan komponen penting menganalisa fenomena dalam hubungan internasional. Patrick Morgan membuat lima klasifikasi tingkat analisis yang dapat digunakan untuk memahami perilaku aktor dalam hubungan internasional, yaitu tingkat analisis individu, kelompok individu, negara-bangsa, kelompok negara-bangsa, dan sistem internasional. 29 Penelitian ini akan menggunakan unit analisis kelompok negara bangsa karena fenomena hubungan internasional lebih dicerminkan sebagai interaksi antar kelompok negara-bangsa yang tergabung dalam pola dan pengelompokan tertentu, seperti aliansi, regional, blok ekonomi, blok ideologi, maupun pengelompokan dalam PBB, dan sebagainya.35 Berkaitan dengan hal tersebut, penulis akan menganalisis bentuk kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Uni Eropa sebagai perwakilan dari tiap-tiap negara anggota dalam mengatasi krisis ekonomi negara anggotanya (PIIGS) yang tergabung dalam satu organisasi regional di kawasannya. Analisis data akan dilakukan melalui proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dimana, analisis ini dilakukan secara kualitatif yang bertujuan membuat penjelasan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat dan fenomena yang diteliti melalui wawancara, studi dokumen, dan rekaman arsip dengan menggunakan metode penulisan deduktif. 5. Definisi Operasional Dalam menghindari salah penafsiran terhadap berbagai istilah atau konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah atau konsep diberi batasan pengertian dalam bentuk definisi operasional : 1) Pertama, Uni Eropa atau European Union (UE) merupakan sebuah organisasi antar pemerintahan dan supranasional di daratan Eropa. Organisasi yang sampai saat ini beranggotakan 27 negara resmi berdiri sejak 35 M. Edy Sentosa Jk. Level of Analysis (International Relations Perspective). http://theglobalgenerations.blogspot.com/, diakses pada tanggal 10 Februari 2012 30 ditandatanganinya Perjanjian Uni Eropa atau Perjanjian Maastricht tahun 1992.36 Uni Eropa juga telah dikenal sebagai organisasi regional yang paling kuat, bahkan sebagai organisasi internasional yang memiliki kekuatan supranasional terhadap negara anggotanya, memiliki tata pemerintahan sendiri yang terdiri dari berbagai institusi pelaksana dalam menjalankan peran Uni Eropa di kawasan Eropa serta negara dunia ketiga.37 2) Kedua, PIIGS merupakan akronim dari Portugal, Italy, Ireland, Greece, and Spain yaitu enam negara anggota Uni Eropa yang dilanda krisis ekonomi sejak tahun 2008. Istilah ini setidaknya telah digunakan sejak pertengahan tahun 1990-an sebagai julukan yang merujuk kepada Portugal, Italia, Irlandia, Yunani, dan Spanyol karena adanya kesamaan lingkungan ekonomi negaranegara tersebut. Istilah PIIGS sendiri dipopulerkan oleh media secara luas selama krisis ekonomi Eropa sebagai alternatif ringkasan dari Portugal, Italia, Irlandia, Yunani, dan Spanyol.38 Selain itu, PIIGS sebetulnya adalah predikat yang diberikan kepada beberapa negara-negara Uni Eropa tertentu yang reputasi mereka dalam bidang politik dan moneter agak atau sangat diragukan. Diragukan dalam hal ini karena tergolong “lemah” di dalam mengatasi keuangan negara mereka. Faktor utama yang menjadi ukuran adalah belanja (pengeluaran) negara yang banyak sementara produksi (penghasilan) sedikit sehingga memunculkan utang yang tinggi, melewati batas dari apa yang telah disepakati di dalam Uni-Moneter (di atas 60% dari 36 Uni Eropa. http://wikipedia.org/wiki/Uni_Eropa, diakses tanggal 10 Februari 2012 Junaedi.2005. Ombudsman Uni Eropa: Basis Hukum, Wewenang, dan Perannya dalam Menerima Pengaduan Masyarakat Uni Eropa. Jurnal Kajian Eropa. Vol.1 No.2, hal.80 38 PIIGS (Economics). http://en.wikipedia.org/wiki/PIGS_%28economics%29#cite_noteHughRGE-0, diakses tanggal 10 Februari 2012 37 31 PDB). Utang dalam hal ini adalah defisit dari pengeluaran pemerintah, baik pusat, daerah maupun departemen-departemen yang berhubungan dengan bidang sosial (pensiun hari tua, janda/duda, cacat, pengangguran dsb), dan perbankan.39 3) Ketiga, krisis ekonomi adalah situasi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan secara tiba-tiba akibat krisis keuangan (krisis finansial) sehingga PDB menurun, pengeringan likuiditas (ketidakmampuan memenuhi kewajiban atau utang), kenaikan harga (inflasi), penurunan harga (deflasi).40 Krisis finansial disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, merosotnya volume perdagangan global yang berdampak pada banyaknya industri besar bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi dan terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia.41 4) Keempat, rasio utang terhadap PDB ialah salah satu cara untuk memperkirakan apakah suatu negara akan mampu membayar utangnya. Semakin tinggi rasionya, semakin besar kemungkinan sebuah negara untuk default (tidak bisa melunasi utang) karena pemerintahnya meminjam terlalu banyak dibanding kemampuan negaranya secara keseluruhan untuk membayar kembali.42 Istilah lain untuk Rasio utang terhadap PDB adalah utang pemerintah atau utang negara43 yaitu pinjaman dari pihak-pihak asing 39 Krisis Yunani-PIIGS. http://baltyra.com/2011/08/05/krisis-yunani-pigs/, diakses tanggal 10 Februari 2012 40 Economic Crisis. http://www.businessdictionary.com/definition/economic-crisis.html, diakses tanggal 13 Februari 2012 41 Wahdi AT. Op.Cit 42 Debt-to-GDP Ratio. http://financial-dictionary.thefreedictionary.com/Debt-to-GDP+Ratio, diakses tanggal 10 Februari 2012 43 Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/greece/government-debt-to-gdp, diakses tanggal 10 Februari 2012 32 seperti (a) negara sahabat; (b) lembaga internasional (IMF, World Bank); dan (c) pihak lain yang bukan penduduk negara yang bersangkutan. Bentuk utang yang diterima dapat berupa; dana, barang, dan jasa. Berbentuk barang bila pemerintah membeli barang modal ataupun peralatan misalnya peralatan perang yang dibayar secara kredit. Sedangkan bentuk jasa sebagian besar berupa kehadiran tenaga ahli dari pihak kreditur untuk memberikan jasa konsultasi pada bidang-bidang tertentu yang lebih dikenal dengan Technical Assistance. 5) Kelima, pertumbuhan ekonomi ialah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. 44 Definisi lain pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas produksi suatu negara, yang diukur dengan membandingkan produk domestik bruto (PDB) dalam setahun dengan PDB pada tahun sebelumnya.45 6) Keenam, ekspor ialah kegiatan perdagangan suatu perusahaan (negara) untuk mengeluarkan barang dari wilayah pabean, diperjualbelikan atau diperdagangkan di wilayah pabean negara lain. Dalam perdagangan internasional, ekspor mengacu pada menjual barang dan jasa yang diproduksi di negara asal ke pasar lain.46 44 Pertumbuhan Ekonomi : Definisi, Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Manfaat Pertumbuhan Ekonomi . http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html, diakses tanggal 10 Februari 2012 45 Economic Growth. http://www.businessdictionary.com/definition/economic-growth.html, diakses tanggal 13 Februari 2012 46 Pengertian Ekspor, http://id.shvoong.com/business-management/internationalbusiness/2213901-pengertian-ekspor/, diakses tanggal 10 Februari 2012 33 7) Ketujuh, impor ialah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.47 Dalam konteks perdagangan internasional, impor mengacu pada membeli barang dan jasa dari negara lain. 8) Kedelapan, tingkat pengangguran ialah persentase dari total angkatan kerja yang menganggur dan sedang mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran adalah salah satu statistik paling diawasi ketat karena kenaikan jumlah pengangguran dipandang sebagai tanda melemahnya ekonomi.48 9) Kesembilan, kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tata pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran; garis haluan.49 Jadi, kebijakan ekonomi adalah cara bertindak/tindakan pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan pendapatan pajak.50 10) Kesepuluh, kebijakan moneter ialah tindakan bank sentral, dewan mata uang atau komite peraturan lain yang menentukan jumlah dan laju pertumbuhan uang beredar, yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat suku bunga. 47 Pengertian Impor. http://www.beacukai.go.id/index.ikc?page=faq/pengertian-impor.html, diakses tanggal 10 Februari 2012 48 Unemployment Rate. http://www.businessdictionary.com/definition/unemployment-rate.html, diakses tanggal 15 Februari 2012 49 Definisi Kebijakan. http://www.kamusbesar.com/4922/kebijakan, diakses tanggal 22 Februari 2012 50 Definition of Econimic Policy. http://www.thefreedictionary.com/economic+policy, diakses tanggal 22 Februari 2012 34 Kebijakan moneter dilakukan melalui tindakan seperti meningkatkan suku bunga, atau mengubah jumlah uang di bank.51 11) Kesebelas, kebijakan fiskal ialah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran negara, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara optimal. Kebijakan fiskal sangat berhubungan dengan pemasukan (pendapatan) dan pengeluaran negara. Pendapatan negara antara lain misalnya; bea dan cukai, devisa negara, pariwisata, pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, impor, dan lain-lain. Sedangkan untuk pengeluaran negara misalnya; belanja persenjataan, pesawat, proyek pemerintah, pembangunan sarana dan prasarana umum, atau program lain yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.52 Kebijakan fiskal juga didefinisikan sebagai kebijakan pemerintah untuk menangani anggaran (terutama dengan perpajakan dan pinjaman).53 51 Monetary Policy. http://www.investopedia.com/terms/m/monetarypolicy.asp, diakses tanggal 18 Februari 2012 52 Pengertian Kebijakan Fiskal. http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2105265pengertian-kebijakan-fiskal/, diakses tanggal 18 Februari 2012 53 Economic Policy. http://www.thefreedictionary.com/economic+policy, diakses tanggal 20 Februari 2012 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ekonomi Politik Internasional Pada zaman dahulu ekonomi dan politik merupakan dua hal yang masingmasing berdiri sendiri dan tidak memiliki kaitan di antara keduanya. Ekonomi dengan berbagai aspeknya, politik juga demikian. Keduanya pun mempunyai alat analisis masing-masing. Namun, seiring kompleksitas perkembangan zaman, kedua hal ini mulai memiliki keterkaitan dan ada dalam satu kesatuan yaitu ekonomi politik. Ekonomi dan politik bisa dipertemukan dalam hal alokasi sumber daya ekonomi dan politik untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, implementasi dari kebijakan ekonomi politik selalu mempertimbangkan struktur kekuasaan dan sosial yang hidup dalam masyarakat, khususnya target masyarakat (publik) yang menjadi sasaran kebijakan. Istilah ekonomi politik (political economy) pertama kali diperkenalkan oleh penulis Prancis, Antoyne de Montchetien (1575-1621), dalam bukunya yang berjudul Treatise on Political Economy. Sedangkan, dalam Bahasa Inggris, penggunaan istilah ekonomi politik terjadi pada tahun 1767 lewat publikasi Sir James Steuart (1712-1789) yang berjudul Inequery into the Principles of Political Economy. Pada awal masa-masa itu, para ahli ekonomi politik mengembangkan ide tentang keperluan negara untuk menstimulasi kegiatan ekonomi (bisnis). Pasar dianggap masih belum berkembang pada saat itu, sehingga pemerintah memiliki tanggung jawab untuk membuka wilayah baru perdagangan, memberikan perlindungan (pelaku ekonomi) dari kompetisi, dan menyediakan 36 pengawasan untuk produk yang bermutu. Namun, pada akhir abad ke-18, pandangan itu ditentang karena pemerintah (negara) dianggap bukan lagi sebagai agen yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi (beneficient director of economic activity), tetapi justru sebagai badan yang merintangi upaya untuk memperoleh kesejahteraan. Perdebatan antara para ahli ekonomi politik itulah yang akhirnya memunculkan banyak aliran dalam tradisi pemikiran ekonomi politik. Secara garis besar, aliran itu dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: (a) aliran ekonomi politik konservatif yang dimotori oleh Edmund Burke; (b) aliran ekonomi politik klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, Thomas Malthus, David Ricardo, Nassau Senior, dan Jean Baptiste Say; dan (c) aliran ekonomi politik radikal yang dipropagandakan oleh William Godwin, Thomas Paine, Marquis de Condorcet, dan tentu saja Karl Marx.54 Terlepas dari beragamnya aliran ekonomi politik, pendekatan ekonomi politik sendiri secara definitif dimaknai sebagai interrelasi di antara aspek, proses, dan institusi politik dengan kegiatan ekonomi seperti produksi, investasi, penciptaan harga, perdagangan, dan konsumsi. Mengacu pada definisi tersebut, pendekatan ekonomi politik mengaitkan seluruh penyelenggaraan politik, baik yang menyangkut aspek, proses, maupun kelembagaan dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat maupun yang diintrodusir oleh pemerintah.55 Ekonomi politik yang dimaksud disini adalah ekonomi politik yang berlaku dalam suatu negara atau bersifat domestik. Jika ekonomi politik ada yang bersifat domestik maka tentunya juga ada ekonomi politik yang bersifat internasional 54 55 Ahmad Erani Yustika. 2009. Ekonomi Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.3 Ibid 37 yang dikenal dengan sebutan ekonomi politik internasional, yaitu; melibatkan beberapa negara di dalamnya sebagai aktor dalam arena internasional. Ekonomi politik internasional mulai menjadi kajian dalam studi hubungan internasional sejak tahun 1970-an.56 Hal itu ditandai dengan semakin banyaknya isu-isu ekonomi yang masuk ke dalam agenda percaturan politik internasional tingkat tinggi sehingga isu-isu ekonomi yang sebelumnya dipandang sebagai persoalan “low politics” yang penuh damai, tidak dapat lagi dipisahkan dari isuisu politik (keamanan), yang sejak lama dipandang sebagai masalah “high politics” yang penuh konflik.57 Pada saat itu negara-negara di dunia sedang mengalami krisis minyak (terjadi gejolak harga minyak dunia) yang disebabkan oleh pemboikotan pasokan minyak bumi oleh negara-negara Arab. Hal ini terjadi karena Amerika Serikat mengancam Iran jika tetap berkutat untuk melakukan pengayaan uranium di wilayah Iran. Walaupun Iran telah berkeras dan berjanji bahwa pengayaan uranium yang digalakkan oleh pemerintahnya, murni untuk tujuan damai, Amerika Serikat tetap tidak percaya. Akibatnya Amerika Serikat mengancam akan melakukan tindakan seperti yang dilakukan olehnya terhadap Irak dan Afghanistan. Akibat ancaman ini harga minyak mentah dunia sempat melonjak naik menjadi 72 dolar AS per barel-nya untuk pertama kali. Hal ini disebabkan adanya ancaman dari Iran akan membatasi aliran minyak dari ladang-ladang minyaknya, jika krisis Teheran semakin memburuk. Tentu saja keadaan ini dijadikan serangan balik oleh Iran agar Amerika Serikat tidak berkeras menyerang negaranya. Karena jika ini 56 57 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.75 Mochtar Mas’oed. Op Cit, hal.75 38 terjadi, industri Amerika Serikat akan terancam, mengingat banyaknya konsumsi minyak mentah oleh industri di Amerika Serikat. Selain itu, Iran juga adalah produsen minyak mentah nomor empat terbesar di dunia, maka serangan terhadap Iran akan berpengaruh juga ke seluruh dunia. Sebaliknya, harga minyak mentah yang meroket naik tersebut mengakibatkan ikut naiknya pula harga kebutuhan pokok di hampir semua negara seperti di Indonesia. Keadaan ini dikarenakan pendistribusian kebutuhan pokok seperti beras, sayur mayur, dan sebagainya menggunakan kendaraaan sebagai alat transportasi dan alat transportasi itu membutuhkan bensin sebagai pembantu gerak dari mesin kendaraan. Naiknya harga kebutuhan pokok tersebut mengakibatkan keadaan masyarakat semakin sengsara karena naiknya harga kebutuhan pokok tidak disertai dengan kenaikan pendapatan masyarakat. Hal tersebut menggoyahkan stabilitas politik dan ekonomi negara-negara di dunia, sehingga krisis ini menjadi awal timbulnya kesadaran para pemegang otoritas pemerintahan bahwa faktor ekonomi menjadi sangat penting dan menentukan proses politik, dan sebaliknya. Hal tersebut membuat pemahaman bahwa jalinan saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan antara faktor ekonomi dan politik, serta antara negara dengan pasar semakin diakui.58 Sejak mencuatnya ekonomi politik internasional, hampir setiap hari berita utama berbagai media massa dipenuhi dengan persoalan ekonomi yang semakin lama semakin kompleks dan kontroversial. Masalah-masalah seperti kelangkaan dan kenaikan harga minyak bumi, nilai tukar komoditas ekspor dari negara dunia 58 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.75 39 ketiga dan aturan main perdagangan yang merugikan mereka, defisit neraca perdagangan maupun neraca pembayaran berbagai negara dan sebagainya selama lebih dari dua puluh tahun ini memenuhi media massa dunia; dan masalahmasalah itu telah banyak menimbulkan konflik internasional. Pemberitaan dalam media massa dan diskusi sengit yang meliputinya menunjukkan bahwa masalahmasalah itu bukan semata-mata bersifat ekonomi tetapi juga politis sehingga bisa dikatakan persoalan ekonomi dan politik berjalan beriringan. Karena itu, topik-topik teknis yang selama ini menjadi agenda perundingan para pejabat negara misalnya menteri yang terkait urusan perekonomian, atau bahkan bawahan mereka, seperti penanaman modal asing (PMA), penetapan tarif perdagangan antarnegara, penetapan kurs mata uang dan sebagainya, sekarang banyak menjadi agenda pembicaraan pertemuan puncak antar kepala pemerintahan.59 Contohnya adalah yang terjadi dalam 19th Summit Indonesia 2011, dimana masalah krisis ekonomi Eropa menjadi salah satu agenda bahasan dalam pertemuan presiden negara-negara se-ASEAN itu.60 Kondisi ini tidak lain sebagai pembelajaran bagi setiap kepala negara di kawasan Asia Tenggara guna menyiapkan langkah antisipatif dalam mewaspadai dampak dari adanya krisis tersebut. Bahkan lebih dari itu, para kepala pemerintahan dewasa ini tidak segansegan untuk secara terbuka melakukan campur tangan langsung dalam persoalan 59 Mochtar Mas’oed. Op Cit, hal.75-76 60 Kepala negara ASEAN Teken Deklarasi Bali, http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/11/111117_aseanconcord.shtml, diakses tanggal 13 Maret 2012 40 hubungan ekonomi negaranya dengan negara lain. Contohnya ketika Jepang didesak untuk memperbanyak impor dari Amerika Serikat, demi memperbaiki posisi neraca perdagangan Amerika Serikat yang defisit terhadap Jepang, Perdana Menteri Jepang waktu itu, Nakasone, pernah dengan sengaja berkampanye agar rakyatnya banyak mengonsumsi buah impor dari California. Selain itu, Presiden Amerika Serikat dan pemerintah Jepang juga dikabarkan ikut campur tangan dalam urusan lelang pekerjaan telekomunikasi di Indonesia pada tahun 1990 yang melibatkan perusahaan kedua negara maju itu. Keterlibatan tingkat tinggi itu jelas mempengaruhi keputusan pemerintah Indonesia mengenai pemenang lelang itu. Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, juga sempat bersitegang dalam hubungan dengan Amerika Serikat karena negara raksasa itu hendak menerapkan pembatasan yang sangat ketat terhadap ekspor tekstil negara-negara Asia. Dalam kasus ini, para kepala pemerintahan negara eksportir tekstil itu juga campur tangan mencari penyelesaian dengan para pejabat Amerika tingkat tinggi.61 Dari uraian fakta-fakta di atas, bermunculanlah beragam bentuk definisi ekonomi politik internasional, baik definisi umum maupun definisi yang diungkapkan oleh para ahli. Secara umum ekonomi politik internasional merupakan studi yang mempelajari saling keterhubungan antara ekonomi internasional dengan politik internasional, yang muncul akibat berkembangnya masalah-masalah yang terjadi dalam sistem internasional. Studi ekonomi politik internasional secara luas mempunyai arti sebagai studi yang membahas tentang variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi perilaku politik suatu negara 61 Ibid 41 dalam arena internasional, yaitu bagaimana soal-soal ekonomi seperti inflasi, defisit neraca perdagangan atau pembayaran, penanaman modal asing, efisiensi produksi dan sebagainya berkaitan dengan urusan politik internasional yang dapat diartikan sebagai studi yang mempelajari hubungan fenomena politik dan ekonomi yang saling berkaitan dan interaksi antar negara, pasar antara lingkungan domestik dengan lingkungan internasional dan antara pemerintah dengan masyarakat. Pemaknaan umum yang ditemukan dari hakekat pendekatan ekonomi politik internasional, adalah sebagai suatu studi tentang saling ketergantungan antara masalah ekonomi politik dan sosial dalam arena internasional. Konfigurasi pendekatan ekonomi politik internasional adalah tidak tunggal (monodisiplin), artinya bahwa implementasi alat-alat analisisnya dapat dilihat pada sejumlah teori dan konsep-konsep yang mendasari substansi ekonomi politik itu, seperti interdependensi, dependensi, keterbelakangan, petumbuhan, perkembangan, pembangunan ekonomi sosial, idealisme, linier, strukturalis internasional, globalisasi dan regionalisme. Gilpin mendefinisikan konsep ekonomi politik sebagai dinamika interaksi global antara pengejaran kekuasaan (politik) dan pengejaran kekayaan (ekonomi). Dalam definisi ini terdapat hubungan timbal balik antara politik dan ekonomi.62 Negara dan pasar saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembagian kekuasaan dan kekayaan dalam hubungan internasional. Spero mengajukan suatu konstruksi berpikir yang berawal dari pengertian politik internasional dan ekonomi 62 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op.Cit, hal.76 42 internasional guna memahami makna ekonomi politik internasional.63 Politik internasional adalah interaksi di antara negara-negara dalam upaya mencapai tujuan masing-masing dan penentuan “who gets what, when, and how?” Ekonomi internasional merupakan perilaku negara untuk memenuhi kepentingan nasionalnya dalam kondisi keterbatasan sumber daya. Maka sebenarnya interaksi ekonomi adalah interaksi politik dalam arena internasional. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa hubungan internasional mengandung interaksi yang bersifat ekonomi politik internasional. Lebih lanjut Spero mengemukakan bahwa ada empat cara faktor politik mempengaruhi ekonomi,64 yaitu; a. Struktur dan operasi sistem ekonomi internasional dipengaruhi oleh struktur dan operasi politik internasional. b. Kepedulian-kepedulian politik selalu mempengaruhi kebijakan ekonomi. c. Kebijakan-kebijakan ekonomi dituntun oleh kepentingan politik. d. Hubungan dalam ekonomi internasional adalah hubungan politik interaksi ekonomi internasional, dan hubungan politik adalah proses dimana negara-negara dan aktor non-negara mengatur konflik dan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Pengkajian ekonomi politik internasional membutuhkan integrasi teoriteori dari disiplin ekonomi dan masing-masing bergantung pada sumberdaya dan produk dari negara lainnya. Karena itu kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu 63 64 Ibid Ibid, hal.76-77 43 negara akan memberikan akibat yang cepat dan serius pada negara lainnya, bahkan kebijakan domestik pun bisa memiliki implikasi yang lebih luas ke negara lainnya. B. Regionalisme Globalisasi yang didefinisikan sebagai, “the extension of social relations over the globe” telah memunculkan kecenderungan similaritas dan uniformitas dari para individu, kelompok, dan sistem sosial yang melewati atau bahkan menghapus batas tradisional negara (vanishing traditional borders). Globalisasi juga telah memicu pergeseran identitas nasional ke dalam ikatan identitas yang lebih spesifik seperti budaya, agama, dan etnis.65 Ini menunjukkan bahwa globalisasi telah membawa perubahan yang sangat besar dalam dunia hubungan internasional. Perubahan itu sangat jelas terlihat dalam interaksi antarnegara, dimana hubungan antara negara yang satu dengan negara yang lain kini begitu dekat dan cenderung berujung pada terjalinnya kerjasama di antara negara-negara yang bersangkutan. Globalisasi dalam hubungan internasional sebenarnya bukanlah hal yang baru lagi. Proses globalisasi itu telah ada sejak beberapa abad silam yang bermula dari negara-negara Eropa ketika melakukan kolonialisasi dengan memperluas wilayah jajahannya di sejumlah benua di dunia seperti benua Amerika, Australia, Asia, dan Afrika sehingga ada yang menyatakan bahwa globalisasi merupakan hasil perkembangan ekonomi dan teknologi Eropa modern. Sebagai hasil dari 65 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.36 44 penemuan cara baru berdagang di abad ke-16, pembagian kerja telah dimulai pada zaman industrialisasi abad ke-18. Tetapi, globalisasi ekonomi dan perdagangan baru dimulai di Eropa pada abad ke-19. Pada satu sisi, melalui liberalisasi perdagangan luar negeri bisa dilakukan dengan asas yang menguntungkan bagi negara, dan standar emas sehingga memungkinkan peraturan moneter dan kebijakan keuangan yang seragam, dan di sisi lain, melalui percepatan ekspor luar biasa melalui kapal uap, kereta api, dan telegraf. Setelah fase transisi isolasi negara-bangsa akibat Perang Dunia I, globalisasi semakin mapan dalam sistem ekonomi dunia. Sistem ini semakin meluas secara polisentris lewat transportasi udara, telepon, dan sistem keuangan modern. Setelah terhambat oleh Perang Dunia II, globalisasi mencapai puncaknya sesaat sebelum pergantian milenium.66 Di akhir tahun 1970-an, globalisasi menyebabkan saling ketergantungan (interdependensi) di antara negara menjadi semakin tinggi. Saling ketergantungan itu diikuti oleh semakin rumit dan kompleksnya dinamika hubungan internasional akibat dari berbagai faktor seperti semakin berkembangnya politik internasional, semakin berkembangnya praktek pasar bebas, perusahaan multinasional, pergerakan investasi antarnegara yang begitu cepat, dan kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi. Menjawab tantangan globalisasi yang demikian, setiap negara dipandang perlu dan harus menjalin kerjasama dengan negara lainnya, baik yang sekawasan dengannya maupun negara yang ada di luar regionalnya dalam bidang yang 66 Hans Kung. 1997. Etika Ekonomi-Politik Global. Yogyakarta: Qalam, hal.273-274 45 diperlukan. Salah satu bidang yang sangat penting dan lazim dikerjasamakan adalah bidang ekonomi. Kerjasama ekonomi lebih dominan karena sektor ekonomi merupakan salah satu aspek yang sangat terpengaruh oleh globalisasi. Menurut definisi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), globalisasi ekonomi adalah proses penciptaan pasar dan produksi di berbagai negara menjadi terus menerus bergantung satu sama lain sebagai akibat dari dinamika perdagangan barang dan jasa, gerak kapital (modal), dan teknologi.67 Selain itu, alasan utama kerjasama ekonomi lebih dominan adalah tidak lain karena ekonomi langsung bersentuhan dengan hidup mati seseorang. Untuk bertahan hidup, kita perlu makanan, pakaian dan perumahan yang merupakan komoditas yang umum diperdagangkan di antara negara-negara yang terlibat di dalamnya. Jika kebutuhan ekonomi internal setiap negara dirasa telah memadai, maka keinginan untuk memperkuat ekonomi kawasan akan muncul dari negara-negara dalam satu region dengan membentuk suatu organisasi regional yang fokus dalam satu atau beberapa bidang tertentu misalnya Uni Eropa yang pada awalnya khusus fokus dalam hal ekonomi dan politik kemudian melebar ke bidang-bidang lainnya untuk melengkapi bidang-bidang sebelumnya. Menurut Mansbaach, region atau kawasan adalah pengelompokan regional yang diidentifikasi dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan dan saling ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta ikut serta dalam organisasi internasional.68 Berdasarkan definisi ini, jelas bahwa Uni Eropa adalah organisasi regional yang dibentuk negara-negara yang 67 Ibid Nuraeni (et.al). 2010. Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.1 68 46 ada dalam kawasan benua Eropa. Ini sejalan dengan salah satu syarat anggota Uni Eropa yaitu negara yang bersangkutan secara geografis harus berada dalam lingkup benua Eropa. Dari segi budaya, negara-negara Eropa pada umumnya memiliki budaya yang seragam yaitu budaya liberalis-kapitalis. Hal inilah yang mendorong negara menjalin kerjasama dengan negara Eropa lainnya lewat perdagangan antarnegara karena setiap negara saling membutuhkan. Atas dasar itulah negara-negara Eropa membentuk suatu organisasi regional bernama European Union (EU) atau Uni Eropa. Terbentuknya Uni Eropa merupakan bukti nyata adanya regionalisme dalam hubungan internasional. Satu lagi organisasi regional yang merupakan organisasi regional pertama yaitu NAFTA (North American Free Trade Agreement). Kedua kerjasama inilah yang menjadi cikal bakal kerjasama regional kemudian diikuti oleh pembentukan organisasi-organisasi regional lainnya seperti ASEAN di Asia Tenggara dan MERCOSUR di Amerika Latin. Tahun 1960-an hingga 1970-an merupakan gelombang pertama analisis regionalisme yang secara khusus menekankan pada pengaruh Perang Dingin terhadap pertumbuhan institusi regional di Eropa dan negara-negara dunia ketiga.69 Proses pertumbuhan regionalisme melalui tiga tahap penting. Tahap pertama disebut sebagai ‘pre-regional stage’ dimana beberapa negara bersepakat untuk membentuk interaksi sosial bersama dalam satu unit geografis tertentu. Tahap kedua adalah upaya-upaya bersama untuk menciptakan saluran-saluran formal dan informal untuk menggalang kerjasama regional yang tertata dan 69 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.106 47 sistematis. Tahap ini biasanya berlangsung agak lama dikarenakan negara-negara tersebut akan mengkonsolidasikan baik kebijaksanaan domestik dan luar negerinya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan regionalnya. Sedangkan tahap yang ketiga adalah output dari proses regionalisasi dimana pembentukan identitas bersama, kapasitas institusional, dan legitimasi telah mencapai tingkat yang sangat tinggi sehingga eksistensi regional mereka diakui secara internasional.70 Hal tersebut sejalan dengan definisi Regionalisme menurut The Greenwood Encyclopedia of International Relation yang menyatakan bahwa Regionalism is a policy favoring regional over universal associations as the optimum path to international organization. Some analysts view regional integration as merely an interim step to construction of global organizations; other see it as a possible serious obstacle to universalism should regional trade and/or political block develop.71 (Sebuah kebijakan yang menguntungkan semua asosiasi kawasan sebagai jalur optimal menuju ke organisasi internasional. Beberapa analis melihat integrasi regional sebagai langkah awal untuk membangunan organisasi global; sementara yang lainnya melihat organisasi regional sebagai hambatan serius bagi pengembangan jalur perdagangan bersama dan atau bagi blok-blok politik). Sejalan dengan analis yang melihat sisi positif dari regionalisme, dapat ditarik kesimpulan bahwa modal utama untuk menuju ke organisasi regional yang bersifat internasional atau mengglobal adalah penguatan regional dengan menerapkan kebijakan yang akan saling mendukung satu sama lain demi keuntungan kawasan lewat pengembangan blok atau jalur perdagangan dan atau politik dari negara-negara yang bersangkutan. Sejalan dengan teori ini, Uni Eropa 70 Ibid, hal 107 Cathal J. Nolan. 2002. The Greenwood Encyclopedia of International Relations. USA. Greenwood press. Vol.3, hal.1385 71 48 dibentuk oleh keenam negara pemrakarsanya untuk memperkuat ekonomi dan politik regionalnya. Hal itu ditempuh dengan jalan mengintegrasikan negaranegara yang berada dalam satu kawasannya salah satunya dengan mata uang euro. Di luar krisis ekonomi yang sedang melanda kawasan ini, kehadiran Uni Eropa sejak berdirinya memang dikagumi oleh dunia baik dari segi ekonomi maupun politiknya yang begitu tangguh dibandingkan organisasi regional lainnya. Prestasi ini didapatkan tentunya dengan saling mendukung di antara sesama negara anggota. Menurut R. Stubbs dan G.Underhill, regionalisme memiliki tiga elemen utama. Elemen pertama adalah pengalaman kesejarahan masalah-masalah bersama yang dihadapi sekelompok negara dalam sebuah lingkungan geografis. Elemen ini akan mempengaruhi derajat interaksi antar aktor negara di suatu kawasan. Semakin tinggi kesamaan sejarah dan masalah yang mereka hadapi akan makin tinggi pula derajat interaksinya. Hal ini dikarenakan kesamaan pengalaman sejarah dan masalah yang dihadapi akan mendorong terciptanya kesadaran regional dan identitas yang sama (regional awareness and identity.)72 Hal ini banyak tercermin dalam upaya pembentukan kerjasama regional di negara-negara Dunia Ketiga yang memiliki kesamaan sejarah akibat kolonialisasi atau penjajahan dari negara-negara maju (Eropa dan Amerika), kemiripan persoalan ekonomi, sosial politik yang mereka miliki. Elemen yang kedua adalah adanya keterkaitan yang sangat erat di antara mereka. Dengan kata lain, terdapat sebuah ‘batas’ kawasan dalam interaksi di antara mereka atau dimensi ‘ruang’ 72 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op.Cit, hal.107 49 (spatial dimension of regionalism) misalnya cakupan wilayah yang dimiliki Pakta Pertahanan NATO (North Atlantic Treaty Organization) meliputi kawasan geografis Atlantik Utara, namun pada era Pasca-Perang Dingin ini, Pakta Pertahanan militer ini juga sudah merambah ke kawasan non-Atlantik Utara seperti Turki dan Yunani. Elemen ketiga adalah terdapatnya kebutuhan bagi mereka untuk menciptakan organisasi yang dapat membentuk kerangka legal dan institusional untuk mengatur interaksi di antara mereka dan menyediakan ‘aturan main’ dalam kawasan. Elemen ini pulalah yang akan mendorong terciptanya derajat institusionalisasi di sebuah kawasan. Beberapa kawasan akan memiliki struktur organisasi yang cukup ketat seperti di Eropa, sementara di kawasan lain seperti Amerika Latin, struktur dan derajat institusionalisasi masih cukup longgar.73 Perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam hubungan internasional membuat para ahli memunculkan dua golongan regionalisme yaitu regionalisme lama dan regionalisme baru (old regionalism and new regionalism). Para ahli tersebut kemudian membedakan antara regionalisme lama dan baru ke dalam beberapa kategori. Kategori pertama, regionalisme lama pada dasarnya merupakan warisan Perang Dingin, dimana regionalisme dibentuk berdasarkan kalkulasi ideologi dan keamanan sebagaimana yang terlihat di Eropa sebelum runtuhnya tembok Berlin. Sementara regionalisme baru terbentuk berdasarkan struktur interaksi yang lebih bersifat multipolar. Kategori kedua, mengarah pada perbedaan inisiatif regionalisme. Apabila regionalisme lama seringkali dibentuk 73 Ibid, hal.107-108 50 melalui intervensi negara-negara adikuasa, maka regionalisme baru lebih bersifat spontan yang berasal dari kebutuhan dari dalam kawasan itu sendiri. Hal ini dikarenakan negara-negara dalam kawasan membutuhkan kerjasama di antara mereka untuk mengatasi berbagai tantangan global yang baru. Dengan demikian, regionalisme menjadi instrumen untuk mencapai tujuan bersama akibat perubahan global. Kategori ketiga, regionalisme lama lebih berorientasi ke dalam (inward looking) dan bersifat proteksionis. Sementara itu, regionalisme baru lebih cenderung untuk bersifat terbuka dan menyesuaikan dengan ekonomi dunia yang semakin interdependen. Kategori keempat, regionalisme lama lebih bersifat spesifik atau fokus pada satu bidang saja, misalnya NATO berfokus pada aliansi militer. Sedangkan regionalisme baru lebih bersifat komprehensif dan multidimensional misalnya Uni Eropa yang fokus pada beberapa bidang seeperti ekonomi, politik, sosial, keamanan, dan bidang-bidang lainnya. Kategori kelima, mengacu pada hubungan antar aktor yang terlibat dalam kerjasama kawasan. Selain itu, Hurrell juga dalam tulisannya, “Regionalism in Theoretical Perspective”, membagi regionalisme menjadi lima kategori, yaitu regionalisasi, kesadaran regional dan identitas, kerjasama regional antarnegara, integrasi regional yang merupakan pengembangan dari negara, dan kohesi regional. Regionalisasi merupakan perkembangan integrasi sosial dalam sebuah wilayah yang kerapkali tidak secara langsung dalam interaksi sosial dan ekonomi. Regionalisasi tidak berdasarkan kebijakan yang secara sadar dibuat oleh negara maupun bukan sekumpulan negara dan pola regionalisasi tidak harus berdasarkan batas negara. Sedangkan kesadaran regional dan identitas menekankan pada sense 51 of belonging atau rasa memiliki antar entitas-entitas yang terlibat di dalamnya. Kerapkali regionalisme jenis ini didasari oleh persamaan identitas dan identifikasi terhadap identitas itu sendiri sehingga kerapkali menimbulkan diferensiasi dan kategorisasi. Misalnya saja penggolongan masyarakat muslim dan non-muslim, serta masyarakat Eropa dan bukan Eropa. Kerjasama regional antarnegara merupakan regionalisme yang terbentuk sebagai upaya untuk merespon tantangan eksternal. Dalam regionalisme ini ditekankan adanya koordinasi untuk menentukan posisi regional dalam sistem internasional. Di lain sisi, integrasi regional menekankan pada pengurangan atau bahkan usaha untuk menghilangkan batas antarnegara. Dalam konteks ini, bukan batas geografis yang ingin dihilangkan, namun batas interaksi seperti batasan pajak ekspor dan impor. Regionalisme yang terakhir, kohesi regional, bisa jadi merupakan gabungan dari keempat regionalisme sebelumnya yang membentuk unit regional yang terkonsolidasi. Pembentukan kohesi regional dapat dilatarbelakangi oleh keinginan untuk membentuk organisasi regional yang supranasional untuk memperdalam integrasi ekonomi dan membentuk rezim serta membentuk hegemoni regional yang kuat.74 Dalam hal ini yang menjadi contohnya adalah terbentuknya Uni Eropa sebagai organisasi regional di Benua Eropa dengan tujuan meningkatkan integrasi ekonomi dan politik negara-negara anggotanya. Seiring perkembangannya, hal-hal seperti hambatan tarif, quota dalam perdagangan dihapuskan. 74 Pendekatan Teoritis dalam Menganalisis Regionalisme. http://ranilukita.wordpress.com/2009/03/30/pendekatan-teoritis-dalam-menganalisisregionalisme/, diakses tanggal 31 Januari 2012 52 C. Uni Eropa Sejarah berdirinya Uni Eropa tidak lepas dari adanya proposal Prancis pada tahun 1950 yang dikenal dengan Schuman Plan yang isinya mengajukan pengaturan pasar bersama batu bara dan besi baja di bawah badan pengawas yang independen di Eropa. Rencana Prancis ini diterima baik oleh negara-negara di Eropa seperti Jerman, Italia, Belgia, Belanda, dan Luksemburg. Kesepakatan di antara keenam negara Eropa tersebut secara resmi ditandatangani pada tanggal 18 April 1951 dengan terbentuknya European Coal and Steel Community (ECSC) atau Masyarakat Batu Bara dan Baja Eropa. Adanya ancaman perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur mendorong keenam negara pendiri ECSC untuk lebih memperluas kerjasamanya di bidang ekonomi. Pada tanggal 25 Maret 1957 ditandatangani Traktat Roma dan Traktat pembentukan European Atomic Energy Community (EURATOM) atau Masyarakat Energi Atom Eropa yang merupakan dasar hukum bagi pembentukan European Economic Community (EEC) atau Masyarakat Ekonomi Eropa.75 Setelah kedua traktat tersebut di atas (Traktat Roma dan Traktat EURATOM) diratifikasi oleh keenam parlemen negara ECSC, pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) secara resmi disahkan dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1958 dengan tujuan membangun pasar bersama yang dicapai melalui penghapusan berbagai tarif bea masuk dalam perdagangan di antara keenam negara tersebut (Prancis, Jerman, Belgia, Luksemburg, Belanda, dan Italia). Pada tanggal 8 April 1965 keenam negara anggota MEE 75 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal. 111 53 menandatangani suatu traktat yang menyatukan para eksekutif di ECSC, EEC, dan EURATOM. Setelah diratifikasi MEE berubah menjadi European Community (Masyarakat Eropa) sejak 1 Juli 1967. Pada tanggal 7 Februari 1992 Traktat Maastricht ditandatangani dan secara resmi memberlakukan Pasar Tunggal Eropa (European Single Market) pada tanggal 1 Januari 1993.76 Perubahan nama Masyarakat Eropa menjadi Uni Eropa merupakan implikasi dari terjadinya peningkatan jangkauan kerjasama, dari kerjasama ekonomi ke bidang-bidang politik luar negeri. Dalam perjanjian Maastricht, Uni Eropa terdiri atas tiga pilar, yaitu;77 a. Pilar ekonomi; Pasar Tunggal Eropa menuju Uni Ekonomi dan Moneter (Economic and Monetary Union/EMU). b. Pilar politik; berdasarkan pada kebijakan luar negeri dan keamanan bersama (Common Foreign and Security Policy/CFSP). c. Pilar sosio-hukum; menyangkut peradilan dan masalah dalam negeri (Justice and Home Affairs/JHA). Pembentukan Perjanjian Maastricht merupakan implementasi dari keinginan yang termaktub dalam pembukaan Perjanjian Paris sebagai dasar ECSC: Resolved to substitute for age-old rivalvaries the merging of their essential interests: to create, by establishing in economic community, the basis for a broader and deeper community among peoples long divided by bloody conflicts; and to lay the foundations for institutions which will give direction to a destiny henceforward shared…78 76 Ibid, hal. 112-115 Meita Istianda. 2000. Aspek Ekonomi dan Aspek Politik dalam Perjanjian Maastricht. ThesisS2, Universitas Indonesia, Jakarta, hal.31-32 78 Ibid 77 54 Sama halnya dengan Perjanjian Paris, Perjanjian Roma menyebut tujuan akhir sebagai: “Referring to a shared determination, to establish the foundation of an ever closer union among the European peoples“.79 Berdasarkan pembukaan perjanjian tersebut, secara implisit cita-cita Masyarakat Eropa untuk berintegrasi sebenarnya telah ada sejak pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa (ECSC dan EURATOM). Namun, selain itu yang mendorong terbentuknya integrasi Eropa yang bersifat supranasional adalah krisis internal dan eksternal yang melanda negara-negara Eropa pada waktu itu. Krisis internal tersebut adalah melemahnya sektor bisnis. Di awal tahun 1980-an perusahaan-perusahaan Eropa menurun daya saingnya dibanding Amerika Serikat dan Jepang. Produk Eropa telah kehilangan pasar, terutama di sektor-sektor yang pertumbuhannya pesat, dimana skala ekonomi tidak bisa diserap pada tingkat nasional. Kelemahan yang melanda Eropa juga disebabkan turunnya produksi tekstil, jam, motor, kapal dimana tadinya Eropa unggul selama berabad-abad. Kelemahan industri Eropa tersebut mengakibatkan menurunnya daya saing produk Eropa di kawasannya sendiri. Selain itu, di Eropa terjadi peningkatan pengangguran, inflasi yang terjadi sampai dua digit, rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya biaya impor minyak, dan hilangnya rasa percaya diri di kalangan bisnis.80 Kemudian masalah eksternal adalah Masyarakat Eropa 79 80 Ibid hal.32 Ibid 55 mengalami resesi ekonomi sabagai akibat krisis minyak di tahun 1973 karena adanya Perang Arab-Israel, dan Revolusi Iran di tahun 1979.81 Berdasarkan kondisi-kondisi yang melingkupi Masyarakat Eropa, maka ME mulai memusatkan perhatian kepada hal-hal yang berhubungan dengan pencarian alternatif untuk meningkatkan kompetensi. Alternatif dilakukan melalui upaya pembaharuan kelembagaan masyarakat Eropa, termasuk implementasi demokratisasi dan kemungkinan perluasan.82 Diharapkan melalui cara-cara ini ekonomi Eropa akan terdongkrak kembali. Salah satu alternatif yang berkaitan dengan pembaharuan kelembagaan adalah integrasi ekonomi. Upaya-upaya yang dilakukan ME untuk mengatasi masalah-masalahnya sebenarnya mengacu pada misi pokok Perjanjian Roma yaitu membangun pasar bersama berdasarkan kebebasan lalu lintas barang, modal, tenaga kerja, dan jasa.83 Namun, sampai pertengahan dekade 1980-an, pasar bersama berdasarkan empat kebebasan belum tercapai karena produk market integration atau akses sepenuhnya secara timbal balik ke pasar masing-masing negara anggota dan pengaruh pemerintah dalam kondisi yang kompetitif belum berjalan. Karena itu, ME mulai mencari hambatan-hambatan yang ada dalam Pasar Bersama dengan membentuk Komisi Khusus. Komisi Khusus mengusulkan untuk menghapuskan hambatan-hambatan non tarif dengan cara penerapan quota secara bilateral, multi fibre agreement, dan penurunan subsidi. Dalam rangka pencapaian programprogram tersebut, Dewan Eropa menyetujui diselenggarakannya konferensi antarpemerintah untuk melakukan revisi Perjanjian Roma. Hasil revisi tersebut 81 Ibid Ibid 83 Ibid hal.35 82 56 adalah disetujuinya Akta Tunggal Eropa (Desember 1985) dimana cakupannya tidak hanya pada kerjasama ekonomi saja, tetapi mereka mulai memasukkan dimensi politik. Masuknya dimensi politik dalam kerangka kebijakan ME sebenarnya sudah menjadi rencana mereka sejak awal berdirinya ECSC. Namun, pemicu utama yang mempercepat proses integrasi politik adalah terjadinya revolusi di Eropa Tengah dan Timur, serta bersatunya Jerman.84 Para pemimpin Eropa menyadari bahwa setelah terjadinya disintegrasi dalam sistem komunis Uni Soviet yang mendorong kebangkitan nasionalisme dan demokratisasi di negara-negara Eropa Timur dan Tengah, ME akan menjadi tumpuan dari negara-negara tetangga tersebut. Baik langsung maupun tidak, ME merasa bertanggung jawab terhadap keresahan sosial, ketidakstabilan ekonomi dan politik yang melanda dan politik yang melanda wilayah Eropa. Untuk itu, melalui Akta Tunggal Eropa, ME menyempurnakan perjanjian institusionalnya melalui kerjasama yang semakin terintegrasi dalam satu wadah yaitu perjanjian Maastricht, dengan tujuan kesatuan ME diperlukan dalam menghadapi resiko ketidakpastian situasi dunia yang dapat mengancam stabilitas Eropa. a. Dimensi Ekonomi dalam Perjanjian Maastricht Dimensi ekonomi dalam Perjanjian Maastricht merupakan hal yang paling mendasar dalam pembentukan Uni Eropa, karena cikal bakal integrasi ME dimulai melalui kerjasama ekonomi. Kesuksesan kerjasama yang telah dibentuk ME melalui ECSC, EEC, dan EURATOM dalam bentuk kerjasama ekonomi telah memperkuat keinginan dan cita-cita bersama para politisi dan birokrat ME 84 Ibid hal.36 57 untuk menjadikan kawasan Eropa Barat sebagai kawasan ekonomi yang kuat sejak awal dekade 1990-an. Cita-cita ini terbukti dengan berhasilnya mereka merumuskan berbagai peraturan untuk menciptakan program Pasar Tunggal Eropa yang secara bertahap berlaku mulai 1 Januari 1993.85 Secara umum tujuan yang hendak dicapai dengan penyatuan ekonomi Eropa didasarkan pada tiga ketentuan86; 1. Integrasi ekonomi yang didukung oleh Customs Union sejak awal berdirinya tiga organisasi UE (ECSC, EURATOM, EEC) 2. Kerjasama pembangunan ekonomi regional untuk membantu mempercepat pertumbuhan dan pembangunan di wilayah terbelakang di kawasan UE, yang didukung oleh bantuan ekonomi dan keuangan melalui dana struktural, seperti social funds, grant, aid, dan lainnya. 3. Kerjasama perdagangan dengan mengambil program Pasar Tunggal Eropa sebagai kegiatan utama. Sampai saat ini Uni Eropa telah memiliki 27 negara anggota. Tujuan utama dibentuknya Uni Eropa adalah: 1. Membentuk hak-hak dan kewajiban-kewajiban kewarganegaraan Eropa (hak dasar, kebebasan untuk bergerak, hak-hak dalam bidang politik, dan hak dalam bidang sipil). 2. Menjamin kemerdekaan, keamanan, dan keadilan (kerjasama dalam bidang peradilan dan urusan dalam negeri). 85 86 Ibid hal.37 Ibid hal.42 58 3. Meningkatkan kelangsungan sosial dan ekonomi (Pasar Tunggal Eropa, euro sebagai mata uang umum di Eropa, menciptakan lapangan kerja, perkembangan wilayah, perlindungan wilayah). 4. Menetapkan peranan Eropa di dunia (keamanan menyeluruh dan kesatuan politik di luar negeri, Uni Eropa di dunia). Penyatuan dalam bidang ekonomi dan moneter atau Economic and Monetary Union (EMU) menjadi bagian yang terpenting dalam integrasi Eropa khususnya bidang ekonomi, menurut Prof. Klaus87: a. Secara logis, suatu pasar membutuhkan satu mata uang. b. Secara ekonomi, program EMU akan dapat mengurangi biaya transaksi dan dapat pula menekan risiko serendah mungkin dalam pembayaran. c. Secara politik, disiplin yang ditekankan dan ditegakkan oleh European Monetary System (EMS) sebagai sistem dari EMU dapat mengingatkan para pemimpin politik di negara anggota untuk mendesak Bank Sentral Jerman keluar dari posisinya sebagai pemimpin dan penentu EMS. b. Dimensi Politik dalam Perjanjian Maastricht Dilandasi oleh kesadaran akan perlunya suatu iklim yang dapat memberikan jaminan bagi stabilitas politik, keaamanan regional dan internasional dalam mewujudkan Eropa Bersatu, ME merasa membutuhkan suatu framework bagi perdamaian dan kemajuan di Eropa dalam hubungannya dengan pihak luar 87 Ibid hal.43 59 dengan memanfaatkan “pola integrasi ekonomi” yang telah berhasil terlebih dahulu.88 Pemikiran politis dengan mengacu kepada pola integrasi ekonomi sebenarnya telah lama menjadi cita-cita ME dan semakin terwujud dengan Perjanjian Maastricht yang diimplementasikan melalui Common Foreign Security Policies (CFSP). Selain itu, kebutuhan akan suatu “framework” kerjasama politik keamanan tersebut didorong oleh sejumlah faktor89, yaitu: 1. Meningkatnya pembangunan militer Uni Soviet. 2. Adanya ketegangan antara pemerintah Amerika Serikat di bawah Reagan dengan sekutu-sekutu Eropa AS mengenai pembangunan Strategic Defense Initiative yang dilakukan AS tanpa konsultasi dengan Eropa. 3. Adanya keinginan dari Prancis khususnya, untuk tetap mendudukkan Jerman agar tetap berada di lingkungan aliansi Barat terutama dalam kaitan meningkatnya sentimen netral dan antinuklir. 4. Adanya keinginan dari Inggris dan Jerman untuk melibatkan Prancis lebih dekat dalam upaya Eropa Barat dalam bidang pertahanan. 5. Meningkatnya biaya dalam pembuatan dan pengembangan persenjataan. 88 89 Ibid hal.44 Ibid hal.45 60 Dalam kaitan ini, ada dua manfaat penting yang dipetik ME dengan pembentukan kerangka kerjasama keamanan tersebut90, yaitu; a. Dapat membentuk atau menciptakan suatu rasa identitas bersama Eropa atau seperti kata Menlu Jerman menciptakan rasa patriotisme Eropa. b. Dengan pendekatan bersama terhadap keamanan Eropa berarti dapat memiliki kapabilitas untuk melakukan tekanan secara kolektif terhadap pihak ketiga, serta dapat meningkatkan kapabilitas bagi ME untuk bertindak dan menjaga kepentingan Eropa. Semenjak berlakunya Perjanjian Maastricht, dimensi politik di tubuh Uni Eropa menjadi suatu yang dibutuhkan untuk91; 1. Mengurangi resiko ketidakpastian yang dapat mengancam integritas teritorial dan kebebasan politis UE dan anggota-anggotanya, sifat demokratisnya, stabilitas ekonominya serta stabilitas negara-negara tetangga. 2. Dari sudut pandang politik, integrasi Eropa ditujukan untuk membentuk Eropa Barat sebagai suatu kesatuan politik. 3. Suatu politik luar negeri dan keamanan bersama Eropa perlu dikembangkan untuk menengahi konflik yang terjadi di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh kekuatan NATO. 90 91 Ibid Ibid hal.46 61 Dalam Uni Eropa terdapat lima lembaga utama, yaitu; 1. Parlemen Eropa, dipilih lima tahun sekali yang fungsinya mengeluarkan mayoritas undang-undang di Eropa yang berlaku bagi warga negara. 2. Dewan Uni Eropa, dipimpin oleh para kepala negara atau kepala pemerintahan negara-negara anggota secara bergiliran dengan periode enam bulan dan dewan bertemu minimal sekali dalam setahun. Dewan ini membahas berbagai hal agenda seperti urusan kebijakan luar negeri, keuangan, pendidikan, dan telekomunikasi. Dewan ini memainkan peranan besar dalam memberikan arahan kebijakan dalam setiap aktivitas Uni Eropa. 3. Komisi Eropa. Presiden dan para anggota Komisi Eropa ditunjuk oleh pemerintah negara-negara anggota setelah mendapat persetujuan dari parlemen Eropa. Komisi Eropa mempunyai otoritas dalam mewakili Uni Eropa di tingkat internasional terutama dalam bidang kerjasama dan perdagangan. 4. Lembaga Peradilan. Lembaga ini terdiri dari 15 hakim dan 18 pengacara umum yang ditunjuk atas persetujuan bersama pemerintah negara-negara anggota dan memegang masa jabatan selama tiga tahun. Peran Lembaga Peradilan adalah menjamin penerapan hukum dalam masyarakat agar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai sasarannya. 62 5. Lembaga Pemeriksa Keuangan. Lembaga ini terdiri dari 15 anggota yang berasal dari 15 negara anggota dan ditunjuk setiap enam tahun sekali. Tugas utamanya adalah memeriksa jumlah rekening keuangan dan penggunaan anggaran Uni Eropa dan membuat pengumuman pada seluruh warga negara Eropa tentang penggunaannya. Selain lima lembaga utama di atas, Uni Eropa juga memiliki lima lembaga lain yang menjadi bagian dari sistem kelembagaan tersebut. Lembaga-lembaga tersebut adalah; a. Komite Sosial dan Ekonomi Eropa atau European Economic and Social Committee (EECS). Komite ini dibentuk untuk mewakili berbagai kepentingan kelompok masyarakat sipil yang berhubungan dengan Komisi, Dewan, dan Parlemen Eropa. Komite Ekonomi dan Sosial bukan merupakan lembaga Uni Eropa yang dimaksud dalam pasal 4 Traktat Uni Eropa yaitu, Parlemen, Dewan, Komisi, Mahkamah Eropa, dan Court of Auditors. Komite Ekonomi dan Sosial beranggotakan 222 orang dengan masa jabatan 4 tahun, terdiri dari 24 anggota dari Jerman, Inggris, Prancis, dan Italia; 21 anggota dari Spanyol; 12 anggota dari Austria, Belgia, Yunani, Belanda, Portugal dan Swedia, 9 orang dari Denmark, Finlandia, dan Irlandia serta 6 pakar dari Luksembourg. Keanggotaan komite ditunjuk oleh dewan berdasarkan daftar calon yang diajukan oleh masing-masing negara anggota. Komite berwenang 63 menyampaikan opini dan informasi kepada lembaga-lembaga pengambil keputusan di bidang ekonomi dan sosial.92 b. Komite Wilayah. Komite ini bertugas menangani hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan regional, lingkungan, dan pendidikan. c. Ombudsman Eropa. Badan ini bertugas menyelidiki dan melaporkan administrasi dalam institusi-institusi dan badan-badan masyarakat Eropa seperti Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, dan Parlemen Eropa. d. Bank Investasi Eropa. Badan ini merupakan lembaga keuangan Uni Eropa yang memberikan bantuan pada proyek-proyek investasi yang dikonstribusikan bagi integrasi, keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang kohesif antar negara-negara anggota Uni Eropa. e. Bank Sentral Eropa. Memiliki fungsi yang dikenal dengan istilah “Sistem Euro” yaitu merumuskan definisi dan penerapan kebijakan keuangan di wilayah Euro, memimpin operasi-operasi perdagangan dengan luar negeri, dan meningkatkan lancarnya sistem pembayaran sesuai prinsip-prinsip ekonomi pasar terbuka. 93 D. Kebijakan Publik Selain definisi kebijakan publik dari Dunn, beberapa ahli juga mendefinisikan tentang kebijakan publik (public policy), seperti Thomas R. Dye bahwa “public policy is whatever the government choose to do or not to do“ 92 Poedji Koentarso. 1999. Uni Eropa dengan Dinamikanya Dikaitkan dengan Kepentingan Indonesia di Eropa, ditujukan untuk Perutusan RI untuk Masyarakat Eropa Brussel. Jakarta, hal.56. 93 Ibid 64 (apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan). James E.Anderson mengemukakan bahwa “public policy are those policies developed by government bodies and officials” (kebijakan publik adalah kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah. David Easton mengemukakan “public policy is the authoritative allocation of values for the whole society” (pengalokasian nilai-nilai secara sah kepada seluruh anggota masyarakat). Bahkan menurut Murdick K. dkk “pidato dan pernyataan kebijakan (policy statement) pejabat pemerintah atau negara dapat merupakan kebijakan publik”.94 Dengan demikian, kesimpulannya adalah kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan-tindakan, baik untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang mempunyai tujuan tertentu dan pada umumnya ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Pada dasarnya, Dunn menjelaskan berdasarkan stratifikasinya, kebijakan publik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu kebijakan umum (strategi), kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis operasional. Selain itu, dari sudut manajemen, proses kerja dari kebijakan publik dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi (a) pembuatan kebijakan, (b) pelaksanaan dan pengendalian, serta (c) evaluasi kebijakan.95 Dunn lebih jauh kemudian menjelaskan mengenai proses analisis kebijakan, yaitu bahwa proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktifitas politis tersebut diartikan 94 Hairil Adi. Analisis Kebijakan Publik. http://www.scribd.com/doc/14098865/ANALISISKEBIJAKAN-PUBLIK, diakses tanggal 15 April 2012 95 Rizky Musafir. Op.Cit 65 sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap atau fase yang saling tergantung, atau disebut juga sebagai policy cycle (siklus kebijakan)96, yaitu terdiri atas: 1) Penyusunan agenda (agenda-setting) Penyusunan agenda berhubungan dengan pertimbangan aktor-aktor kunci sistem pemerintahan politik. Ini dapat dianggap sebagai sebuah mekanisme menyaring masalah-masalah dari aktor-aktor publik. 2) Formulasi kebijakan (the policy formulation) Pada formulasi kebijakan terdapat pemilihan tujuan, instrumen dan prosedur untuk diimplementasikan pada kebijakan. Proses formulasi kebijakannya dapat dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut; 1. Pengkajian Persoalan: Tujuannya adalah untuk menemukan dan memahami hakekat suatu permasalahan dan kemudian merumuskannya dalam hubungan sebab akibat. 2. Penentuan Tujuannya adalah tahapan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai melalui kebijakan publik yang segera akan diformulasikan. 3. Perumusan Alternatif: Alternatif adalah sejumlah solusi pemecahan masalah yang mungkin diaplikasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 96 Ibid 66 4. Penyusunan Model: Model adalah penyederhanaan dan kenyataan persoalan yang dihadapi yang diwujudkan dalam hubungan kausal. Model dapat dibangun dalam berbagai bentuk, misalnya model skematik, model matematika, model fisik, model simbolik, dan lain-lain. 5. Penentuan Kriteria: Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternatif kebijakan yang ditawarkan. Kriteria yang dapat dipergunakan antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis, administrasi, peran serta masyarakat, dan lain-lain. 6. Penilaian Alternatif: Penilaian alternatif dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai tingkat efektivitas dan kelayakan setiap alternatif dalam pencapaian tujuan. 7. Perumusan Rekomendasi: Rekomendasi disusun berdasarkan hasil penilaian alternatif kebijakan yang diperkirakan akan dapat mencapai tujuan secara optimal dan dengan kemungkinan dampak yang sekecil-kecilnya. 3) Adopsi kebijakan (adoption of a legislative programme) 4) Implementasi kebijakan (implementation phase) Fase implementasi terdiri dari adaptasi program kebijakan pada situasi konkret yang dihadapi. 67 5) Penilaian kebijakan (evaluation phase) Tahap evaluasi dianggap sebagai elemen konstituen sebuah kebijakan, bertujuan menentukan hasil dan dampak-dampak sebuah kebijakan dalam artian perubahan-perubahan dalam perilaku kelompok-kelompok target (dampak) dan resolusi masalah (hasil/outcome). Bila dihubungkan dengan keberadaan Uni Eropa sebagai sebuah organisasi internasional, dapat dijelaskan bahwa efektivitas kebijakan Uni Eropa haruslah diukur dari proses pembuatan kebijakan Uni Eropa sebagai sebuah institusi politik internasional dalam usaha pemberian bantuan kepada negaranegara anggotanya dalam hal ini negara Portugal, Italia, Irlandia, Yunani, dan Spanyol, baik melalui penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan dan penilaian kebijakannya. Keefektivitasan kebijakan Uni Eropa dalam kasus PIIGS ini juga nantinya dilihat dari lima siklus kebijakannya (policy cycle) tersebut. Bagaimana perjalanan pelaksanaan atau kebijakan Uni Eropa, dalam hal ini secara khusus adalah apakah terjadi kendala dan seberapa besar kendala tersebut dalam pelaksanaannya. Ini dimaksudkan untuk mengukur efektivitas kebijakan bantuan Uni Eropa dalam pelaksanaannya sesuai dengan teori kebijakan publik Dunn. 68 BAB III KEBIJAKAN UNI EROPA DAN KRISIS EKONOMI PIIGS A. Kebijakan Uni Eropa Kebijakan itu beraneka ragam bentuknya, tergantung bidangnya masingmasing. Ada kebijakan dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan bidang-bidang lainnya. Uni Eropa sebagai sebuah organisasi regional di kawasan Eropa yang telah mencakup berbagai bidang, juga memiliki beragam bentuk kebijakan. Dimana pada awal pembentukannya, hanya bidang ekonomi dan politik sebagai base dimention. Lewat perkembangannya, Uni Eropa memperluas bidang cakupannya ke bidang-bidang lainnya seperti bidang sosial, hukum, pertahanan keamanan, dan politik luar negeri. Contoh kebijakan Uni Eropa dalam bidang sosial adalah pemerataan pembangunan untuk mempercepat pertumbuhan wilayah terbelakang (most disadvantages areas) di kawasan Uni Eropa maupun di negara berkembang bukan anggota Uni Eropa yang diatur dalam Perjanjian Maastricht pasal 130u (1) title XVII tentang Development Cooperation.97 UE mempunyai tanggung jawab moral untuk memberikan bantuan ekonomi terhadap negara-negara anggotanya yang belum maju dan juga kepada negara-negara berkembang, meskipun prioritasnya ditekankan pada bantuan terhadap negara miskin. Tetapi sudah menjadi kesepakatan mereka untuk mengaitkan bantuan itu sejalan dengan bantuan 97 Meita Istianda, Op.Cit, hal.42 69 terhadap pengembangan demokrasi, HAM, dan kebebasan fundamental lainnya sebagaimana diatur dalam ayat 2 pasal ini. Sementara dalam bidang ekonomi, ada dua bentuk kebijakan yang lazim ditempuh oleh pemerintah suatu negara atau organisasi regional ketika negaranya dilanda krisis yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan harga dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. Selain itu, kebijakan moneter juga merupakan upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen seperti suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang 70 apabila mengalami kesulitan likuiditas. Sedangkan kebijakan fiskal ditempuh untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi lewat jalan mengubah pendapatan (pajak) dan pengeluaran pemerintah (belanja negara). Intinya adalah kedua kebijakan ini ditempuh oleh pemerintah jika kondisi perekonomian negara sudah tidak stabil dalam artian bahwa telah terjadi krisis ekonomi. Ketika kebijakan ini diambil, hal pertama yang dilakukan pemerintah adalah menyesuaikan kedua kebijakan tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai. Misalnya dengan terjadinya krisis ekonomi, timbullah ketidakseimbangan harga (inflasi dan deflasi) maka kebijakan yang harus ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah kebijakan moneter karena inti dari kebijakan tersebut memang sebagai price stability sedangkan jika dalam suatu negara atau kawasan terjadi ketidakseimbangan pendapatan dan pengeluaran pemerintah (defisit) maka kebijakan yang harus ditempuh adalah kebijakan fiskal. Berkaitan dengan hal di atas, di dalam Uni Eropa terdapat satu badan yang bertanggung jawab penuh soal kebijakan dalam bidang ekonomi. Namun, sampai sekarang badan ini hanya mengatur tentang kebijakan moneter. Dengan kata lain, kebijakan fiskal belum diatur di dalamnya. Badan yang dimaksud adalah Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) yang berada di Frankfurt, Jerman. Dalam kerangka integrasi ekonomi moneter, kebijakan moneter Eropa ini dirumuskan dalam kerjasama EMU (Economic and Monetary Union). Dalam Perjanjian Maastricht 1992, ketentuan mengenai kebijakan moneter Eropa diatur dalam pasal 105-109. Pasal ini dikembangkan secara 71 sangat terinci dalam paragraf demi paragraf yang bersifat sangat teknis. Pengaturan kebijakan moneter dalam Perjanjian Maastricht lebih banyak mengenai masalah teknis dan prosedural misalnya yang menyangkut hubungan antar sesama institusi yang terkait, mengenai mekanisme pengambilan keputusan pada setiap tingkat institusi, baik di ECB, ESCB (European System of Central Bank), EMI, Komisi Eropa, Parlemen Eropa maupun Dewan Menteri. Begitu juga dalam negosiasi sesama negara anggota dengan institusi terkait. Masalahmasalah teknis paling banyak disinggung dalam perjanjian ini adalah mengenai ECB dan ESCB. ECB dibentuk pada awal Juni 1998 sebagai pelanjut dari tugas European Monetary Institute (EMI) dalam rangka stabilisasi kegiatan ekonomi, menjamin tercapainya tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi, dan berjalannya roda perekonomian secara efisien. Intinya ECB diharapkan dapat melaksanakan langkah-langkah kebijakan moneter Eropa. Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar atau tingkat suku bunga di dalam suatu perekonomian. Dalam hal ini kebijakan moneter dapat diartikan sebagai kebijakan suatu bank sentral untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi dengan mengawasi jumlah uang beredar, maupun tingkat suku bunga, dimana tugas ini adalah tugas utama dari suatu Bank Sentral dalam suatu wilayah ekonomi kerja, termasuk juga dengan Bank Sentral Eropa. Dalam usaha mencapai EMU, kebijakan moneter bersama itu mendasarkan kegiatannya pada prinsip utama; pasar terbuka dengan kompetisi bebas (open market economy with free competition). Prinsip utama ini didukung 72 oleh beberapa prinsip lainnya, seperti prinsip close coordination, prinsip stable price, dan prinsip suistable balance of payments. Berdasarkan prinsip utama inilah ECB bersama dengan ESCB dapat membangun kerjasama dengan seluruh lembaga keuangan anggota terutama bank-bank sentral nasional negara anggotanya. Bentuk kerjasama moneter ini dijabarkan ke dalam berbagai kebijakan di tingkat nasional dan terkait erat secara koordinatif dengan lembaga supranasional Uni Eropa pada pelaksanaan di tingkat kawasan. Agar keempat prinsip tadi dapat berjalan dengan baik, maka usaha integrasi menuju pencapaian EMU harus ditopang oleh beberapa institusi sebagai pelaksana yang menjalankan semua fungsi-fungsi manajemen pembangunan EMU. Berdasarkan Traktat Maastricht pasal 109 Ayat 2, tujuan utama dari ECB adalah stabilitas harga (price stability).98 Tujuan ini merupakan prioritas yang melebihi tujuan-tujuan lainnya termasuk nilai tukar. Anggota ECB yang tergabung dalam “Governing Council of the European Central Bank” memiliki tugas berat karena mereka harus mengelola kebijakan moneter di kawasan yang luasnya hampir sama dengan Amerika Serikat, dan dalam situasi internasional yang tidak menentu.99 Menurut Prof. Otmar Issing (seorang anggota dari Executive Board of European Central Bank), ada tiga alasan yang menyebabkan mata uang euro sebagai “a stable currency for Europe”, yakni; pertama ialah institusi yang dibentuk sebagai Bank Sentral Eropa sehingga pembentukan mata uang euro menjadi sangat kuat. Kedua adalah Dewan Pemerintah dari ECB mengatur untuk 98 99 Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.63 Poedji Koentarso. Op.Cit, hal.56 73 membuat suatu kerangka kerja yang efektif dan hal tersebut merupakan strategi kebijakan moneter yang baik dengan instrumen-instrumen kebijakan moneter. Ketiga kebijakan moneter harus bisa mempertahankan kestabilan harga di dalam jangka waktu menengah. Ketiga hal-hal tersebut merefleksikan adanya kredibilitas yang tinggi dari Bank Sentral Eropa, sebagai bukti adalah rendahnya tingkat inflasi negara anggota seperti yang diharapkan.100 Dalam Traktat Maastricht antara lain disebutkan bahwa ECB wajib menerbitkan Quarterly report (laporan tahunan) mengenai kegiatan ECB dan bank-bank nasional. Laporan tahunan juga disampaikan kepada Parlemen Eropa mengenai kebijakan moneter tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Menurut traktat tersebut, Dewan Gubernur ECB dapat memutuskan untuk mempublikasikan hasil pertemuan-pertemuannya, namun tidak mencakup proses pertemuan, sehingga hasil voting dari pertemuan tidak dipublikasikan oleh ECB. Hal ini dinilai beberapa pihak sebagai bentuk ketidaktransparanan dari ECB. Namun, ECB berpendapat dengan dipublikasikannya hasil voting dapat memberi tekanan pada Dewan ECB maupun Gubernur bank sentral masing-masing negara anggota, sehingga dapat mengganggu sifat independence ECB sebagaimana diatur dalam Traktat Maastricht. Pada tanggal 13 Oktober 1998, Presiden ECB, Wim Duisenberg, telah mensahkan strategi kebijakan moneter yang fleksibel sebagai kebijakan mata uang tunggal Eropa. Terdapat tiga pilar pendekatan untuk kebijakan moneter dalam uni ekonomi dan moneter tersebut, yaitu didasarkan pada target inflasi 100 Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.96-97 74 eksplisit, nilai referensi mata uang, dan gabungan indikator-indikator lainnya. Menurut Duisenberg, pilar moneter tersebut akan ‘lebih padat’, namun ECB tidak akan menerapkan range referensi moneter secara ‘mekanistis’.101 Dampak dari kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal pada akhirnya akan bersentuhan dengan seluruh warga negara (publik secara umum) karena tujuan setiap kebijakan pada umumnya adalah memberikan keuntungan kepada pihak yang terkait dengannya, baik pembuat kebijakan maupun yang menjadi sasaran kebijakan. B. Krisis Ekonomi PIIGS 1. Krisis Ekonomi Yunani Yunani (Greece) adalah negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis yaitu sistem ekonomi yang pada hakikatnya segala aturan kehidupan masyarakat, termasuk di bidang ekonomi, tidaklah diambil dari agama tetapi sepenuhnya diserahkan kepada manusia, apa yang dipandang memberikan manfaat. Dengan azas manfaat ini, yang baik adalah yang memberikan kemanfaatan material sebesar-besarnya kepada manusia dan yang buruk adalah yang sebaliknya. Sehingga kebahagiaan di dunia ini tidak lain adalah terpenuhinya segala kebutuhan yang bersifat materi, baik itu materi yang dapat diindera dan dirasakan (barang) maupun yang tidak dapat diindera tetapi dapat dirasakan (jasa).102 101 Ibid Adie Ahmeth. Defenisi Sistem Ekonomi Kapitalisme. http://adiewongindonesia.blogspot.com/2010/03/artikel-sistem-ekonomi-kapitalisme.html, diakses tanggal 29 Maret 2012. 102 75 Ekonomi Yunani tidaklah semapan ekonomi negara Uni Ero lainnya seperti Jerman, Prancis, dan Inggris. Inilah salah satu faktor yang membuat Yunani mudah dilanda krisis ekonomi dan sekaligus sebagai negara Uni Eropa yang pertama kali terkena krisis ekonomi. Krisis tersebut kemudian mempengaruhi Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia. Krisis Yunani kemungkinan merupakan buah dari kesalahan kebijakan pemerintahnya di masa lalu dimana pada tahun 1974, Yunani berganti sistem pemerintahan dari junta militer menjadi sosialis (kalau di Indonesia seperti peralihan dari pemerintah orde lama ke orde baru). Pemerintah baru ini kemudian mengambil banyak utang untuk membiayai subsidi, dana pensiun, dan gaji PNS. Utang tersebut terus menumpuk hingga pada tahun 1993, posisi utang Yunani sudah di atas PDB-nya, dan sampai sekarang pun masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari posisi PDB-nya, dimana banyak analis yang memperkirakan bahwa data yang sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari itu. Hingga awal tahun 2000-an, tidak ada seorang pun yang memperhatikan fakta bahwa utang Yunani sudah terlalu besar. Keadaan berbalik ketika pasca krisis global 2008 dimana negara-negara lain mulai bangkit dari resesi, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor pariwisata dan perkapalan, justru mencatat penurunan pendapatan hingga 15%. Orang-orang pun mulai sadar bahwa mungkin ada yang salah dengan perekonomian Yunani. Keadaan semakin memburuk ketika pada awal tahun 2010, diketahui bahwa Pemerintah Yunani telah membayar Goldman Sachs dan beberapa bank investasi lainnya, untuk mengatur transaksi yang dapat 76 menyembunyikan angka sesungguhnya dari jumlah utang pemerintah. Pemerintah Yunani juga diketahui telah mengutakatik data-data statistik ekonomi makro negaranya, sehingga kondisi perekonomian mereka tampak baik-baik saja, padahal tidak demikian. Pada Mei 2010, Yunani sekali lagi ketahuan telah mengalami defisit hingga 13,6%. Salah satu penyebab utama dari defisit tersebut adalah banyaknya kasus penggelapan pajak, yang diperkirakan telah merugikan negara hingga $ 20 miliar per tahun.103 Indikator-indikator perekonomian Yunani sebelum dan saat sedang terkena krisis ekonomi adalah; 1) Rasio Utang Terhadap PDB Rasio utang terhadap PDB Yunani terakhir dilaporkan berada pada level 142,80%. Dari tahun 1980-2010, rata-rata rasio utang Yunani terhadap PDB adalah 81,62%. Rekor tertinggi dalam sejarah Yunani mencapai 142,80% pada bulan Desember 2010 dan rekor terendah 22,60% pada bulan Desember 1980.104 Umumnya, rasio utang terhadap PDB digunakan oleh investor sebagai persentase untuk mengukur kemampuan Yunani melakukan pembayaran utangnya di masa yang akan datang, sehingga mempengaruhi besarnya pinjaman Yunani dan hasil obligasi pemerintah. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Yunani terhadap PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%) ; 103 Ibid 104 Greece Government Debt To GDP. http://www.tradingeconomics.com/greece/governmentdebt-to-gdp, diakses tanggal 27 Maret 2012 77 Grafik 3.1 Grafik Rasio Utang Yunani Terhadap PDB (2006-2011) Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat 2) Pertumbuhan Ekonomi Selain utang negaranya yang tinggi, pertumbuhan ekonomi Yunani juga relatif rendah dimana dari tahun 2000-2007 sebelum krisis hanya sekitar 4,2%105, walaupun angka tersebut merupakan angka tertinggi di zona euro sebagai hasil dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut.106 Apalagi setelah diterpa krisis ekonomi yang berkepanjangan bisa dipastikan pertumbuhan ekonominya kurang dari angka tersebut. Sebagai akibatnya, pemerintah Yunani akan memecat 15 ribu pegawai negerinya dan memotong upah minimum hingga 20% dari 751 euro menjadi 600 euro yang tentunya akan semakin berakibat buruk pada tingkat pengangguran di Yunani yang telah mencapai 21%. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi Yunani dari tahun 2006-2012 ; 105 106 Teguh Hidayat. Op.Cit Ibid 78 Tabel 3.1 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Yunani (2006-2012) No Tahun Persentase 1 2006 5,2% 2 2007 4,3% 3 2008 1,0% 4 2009 -2,0% 5 2010 -4,5% 6 2011 -5,0%* 7 2012 -2,0%* * : Proyeksi IMF Sumber : Diolah sendiri berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia. http://www.bappenas.go.id/get-fileserver/node/11702/, diakses tanggal 5 April 2012 3) Ekspor Ekspor Yunani pada bulan Desember 2011 adalah senilai $ 1,639 juta.107 Komoditas ekspor utama Yunani adalah adalah buah, sayuran, minyak zaitun, tekstil, baja, aluminium, semen, dan berbagai jenis barang manufaktur seperti pakaian, makanan, minyak bumi olahan dan produk berbasis minyak bumi. Adapun negara yang menjadi mitra ekspor Yunani beserta nilai ekspornya pada tahun 2010 adalah Jerman (10,9%), Italia (10,9%), Inggris (10,9%), Cyprus 107 Greece Exports. http://www.tradingeconomics.com/greece/exports, diakses tanggal 28 Maret 2012 79 (7,3%), Bulgaria (6,5%), Turki (5,4%), Belgium (5,1%), China (4,8%), Switzerland (4,5%), Polandia (4,2%).108 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Yunani dari tahun 2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.2 Grafik Nilai Ekspor Yunani (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/bank-of-greece 4) Impor Impor Yunani pada bulan Desember 2011 adalah senilai senilai $ 3.595 juta.109 Komoditas impor utama Yunani adalah barang-barang industri seperti mesin, bahan bakar, bahan kimia, barang modal, bahan makanan, dan minyak bumi. Mitra impor utama Yunani pada tahun 2010 adalah anggota Uni Eropa 108 Economy of Greece. http://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_Greece, diakses tanggal 28 Maret 2012 109 Greece Imports. http://www.tradingeconomics.com/greece/imports, diakses tanggal 27 Maret 2012 80 (Jerman 10,6%, Italia 9,9%, Belanda 5,3%, Perancis 4,9%, Austria 4,5%), Rusia 9,6% dan China 6,1%.110 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Yunani dari tahun 2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.3 Grafik Nilai Impor Yunani (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/bank-of-greece 5) Tingkat Pengangguran Pada Januari 2012, tingkat pengangguran di Yunani terakhir dilaporkan berada di angka 21,8%. Dari tahun 1983-2010, tingkat rata-rata pengangguran Yunani sebanyak 9,43%. Dalam sejarah Yunani, angka tertinggi mencapai angka 21,8% pada Januari 2012 dan rekor terrendah 6,30 % pada bulan April 1990. 110 Economy of Greece. Op.Cit 81 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di Yunani dari tahun 2006-awal 2012 dalam persen (%); Grafik 3.4 Grafik Tingkat Pengangguran Yunani (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/hellenic-statistical-authority Melihat kondisi Yunani yang betul-betul di ambang kehancuran, Uni Eropa menegaskan jika Yunani tidak meloloskan penghematan baru, maka negara itu akan bangkrut. Yunani harus berhasil menghemat hingga $ 432 juta pada akhir bulan jika ingin mendapatkan bantuan dana dari Uni Eropa sebesar €130 miliar.111 Pada tanggal 2 Mei 2010, Uni Eropa dan IMF akhirnya menyetujui paket pinjaman sebesar €110 miliar untuk Yunani.112 111 Berhemat, Yunani Pecat 15 Ribu Pegawai Negeri. 2011. Fajar. 14 Februari 2012 112 Teguh Hidayat. Krisis Utang Eropa Sebuah Peringatan. http://teguhidx.blogspot.com/2011/09/krisis-utang-eropa-sebuah-peringatan.html, diakses tanggal 8 Januari 2012 82 Ketika memberikan pinjaman, Uni Eropa dan IMF mengajukan beberapa syarat penghematan anggaran (austerity) kepada pemerintah Yunani. Di antaranya pemotongan tunjangan bagi PNS dan pensiunan, peningkatan pajak PPn hingga 23%, peningkatan cukai pada barang-barang mewah, bensin, rokok, dan minuman beralkohol, hingga perusahaan BUMN harus dikurangi dari 6.000 menjadi 2.000 perusahaan. Tentu saja kebijakan ini sangat sulit untuk diterapkan. Ketika pemerintah Yunani mengumumkan kebijakan penghematan anggaran, rakyat Yunani langsung menggelar unjuk rasa besar-besaran di Athena untuk menolak kebijakan tersebut. Itulah sebabnya lembaga pemeringkat utang terkemuka, Moody’s, masih menetapkan rating utang Yunani pada salah satu level terendah.113 Efek dari krisis Uni Eropa ini cukup berdampak kepada Indeks Harga Saham Global (IHSG), yang ketika itu anjlok besar-besaran dari posisi 2,971 ke posisi 2,514.114 Berikut ini adalah kronologi perjalanan perekonomian Yunani sejak bergabung ke dalam Uni Eropa sampai terkena krisis ekonomi seperti saat ini; 113 Ivan Theofilus. Penyebab Krisis Ekonomi Eropa. http://mss-feui.com/?p=605, diakses tanggal 31 Januari 2012 114 Teguh Hidayat. Op.Cit 83 Tabel 3.2 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (1981-2005) Waktu Perihal Yunani bergabung Uni Eropa. George Papendrou dari Partai Sosialis (PASOK) memenangkan pemilu. Januari 2002 Yunani mengganti mata uang drachma dengan euro. Pemerintah mengakui bahwa mereka sesungguhnya sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk bergabung dengan zona euro. Data revisi anggaran Yunani menunjukkan November - Desember 2004 bahwa defisit tidak pernah di bawah 3% sejak tahun 1999, (selalu di atas level yang diwajibkan otoritas). Komisi Eropa memberikan peringatan kepada Yunani atas pemalsuan data anggaran tersebut. Partai Demokrasi Baru berkuasa dan memberlakukan program pemangkasan pertama. Biaya layanan publik sangat tidak sehat ketika itu, khususnya setelah penyelenggaraan Maret 2005 Olimpiade Athena. Kenaikan pajak untuk alkohol dan tembakau dibarengi oleh kenaikan PPn antara 18%-19%. Serikat buruh menggelar aksi mogok selama 24 jam sebagai protes atas meningkatnya pengangguran dan inflasi tinggi. Parlemen menyetujui perubahan undang-undang Desember 2005 ketenagakerjaan, termasuk mengurangi lapangan pekerjaan di sektor publik. Aksi protes dari pekerja sektor transportasi. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 dan Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 1981 Tahun 1981 Yunani menjadi anggota Uni Eropa dan pada Januari 2002 Yunani resmi menjadi anggota zona euro karena dianggap memenuhi persyaratan seperti defisit anggaran negaranya tidak di atas 3%, rasio utang tidak melebihi 84 60% dari PDB. Namun, kenyataannya tidak demikian. Dalam perjalanan perekonomiannya, ternyata defisit anggaran tidak pernah di bawah 3% seperti yang diharuskan otoritas. Akhir tahun 2004, pemerintah Yunani sadar akan hal itu, namun sepertinya mereka tidak mau berbenah sehingga perekonomiannya sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seperti saat ini. Di samping itu, meskipun Uni Eropa telah mengetahui dan menegur Yunani akan hal ini, pemerintah tetap saja tidak berusaha maksimal dalam memulihkan ekonomi bangsanya sehingga berimbas pada tingginya angka inflasi dan angka pengangguran. Sebagai akibatnya aksi demonstrasi bermunculan. Dalam hal ini, penulis juga melihat ketidakefektivan Uni Eropa. Pemalsuan anggaran semenjak Yunani menjadi bagian dari Uni Eropa hanya direspon dengan sebuah peringatan. Sepertinya akan lebih ketidaktaatannya itu bermanfaat sehingga jika Yunani mereka bisa diberikan sanksi kembali atas menyehatkan perekonomiannya. Jika hal demikian dilakukan, mungkin saja perekonomian tidak akan seperti saat ini. 85 Tabel 3.3 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Mar.2006-Des.2008) Waktu Perihal Pekerja sektor publik melakukan aksi mogok sebagai protes atas rencana pemerintah untuk Maret 2006 membatalkan undang-undang keamanan kerja dan mengintensifkan privatisasi. Pemerintah konservatif bertahan dan berjanji Februari 2007 untuk terus maju dengan reformasi. Ratusan ribu karyawan sektor publik dan profesional melakukan aksi mogok untuk Oktober 2008 memprotes privatisasi, peningkatan pajak dan pemotongan gaji pensiun. Pelajar dan pemuda melakukan aksi demonstrasi di jalan-jalan sebagai protes nasional untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintah atas Desember 2008 kebijakan ekonominya dan juga sebagai protes terhadap polisi yang telah menembak seorang anak 15 tahun di Athena. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 dan Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 Melihat ekonomi bangsanya yang tidak sehat, pemerintah mengambil jalan pintas dengan memprivatisasi perusahaan-perusahaan negara, menaikkan pajak dan memotong gaji para pensiunan. Tentu langkah ini sangat memberatkan warganya. Akibatnya, para pekerja sektor publik, pelajar, dan pemuda melakukan demonstrasi besar-besaran sebagai protes atas kebijakan pemerintah yang dinilai sangat tidak berpihak kepada rakyat. 86 Tabel 3.4 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Okt.2009-Mar.2010) Waktu Oktober 2009 Desember 2009 Perihal Partai PASOK memenangkan pemilu sehingga George Papendrou berhak menjabat sebagai perdana menteri. Pada tahun ini, ekonomi sudah berkontraksi 0,3% dan beban utang nasional melambung sampai 262 miliar euro (dari 168 miliar euro pada tahun 2004). Pemerintah memperkirakan defisit sangat tinggi, di atas 6% Rating kredit Yunani dipangkas oleh lembaga pemeringkat Fitch akibat beban utang yang membengkak dan dikhawatirkan mengalami default dari A- ke BBB+. Hal serupa dilakukan oleh S&P beberapa pekan berselang. Inilah untuk kali pertama Yunani kehilangan status A- dan memicu kegundahan di pasar saham dunia. PM George Papendrou langsung mengumumkan program pemotongan belanja publik. Bentrokan pecah di Athena memperingati satu tahun tewasnya seorang remaja yang ditembak oleh polisi. Pemerintah mengumumkan putaran kedua langkahlangkah penghematan yang lebih sulit yaitu pemotongan gaji sektor publik dan peningkatan Januari – Februari 2010 harga bahan bakar. Aksi mogok umum dan protes terus terjadi sebagai aksi protes terhadap kebijakan pemerintah PM George Papendrou mengumumkan kali ketiga kenaikan pajak dan pemotongan belanja senilai $ Maret 2010 6,5 miliar untuk mengikis defisit dan melunasi utang dan mengibaratkan krisis anggaran seperti “situasi perang” Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 dan Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 Di bawah kepemimpinannya sebagai perdana menteri yang baru, George Papendrou langsung memotong dana dan gaji publik, menaikkan pajak sebagai 87 langkah penghematan atas tingginya beban utang, kontraksi ekonomi, dan besarnya defisit. Tidak cukup satu tahun setelah terpilih, Papendrou telah melakukan tiga kali langkah penghematan. Ironisnya, setiap langkah penghematan ini selalu direspon oleh warganya dengan aksi protes besar-besaran. Tabel 3.5 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (April 2010-Okt.2010) Waktu Perihal Papendrou berpaling ke Uni Eropa dan IMF untuk mendapatkan dana segar. Ketakutan kemungkinan default, dengan cepat Yunani menyetujui syarat paket penyelamatan (bailout) senilai 110 miliar euro bagi negaranya untuk menutupi kewajiban pinjaman sampai tahun 2013. Sebagai prasyarat dari bailout, PM April - Mei 2010 Papendrou mengumumkan langkah-langkah penghematan yang lebih ketat lagi. Serikat buruh melakukan aksi mogok umum sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah menyetujui bailout. Aksi demonstrasi 48 jam mewarnai jalan-jalan Yunani. Beberapa bank dibakar yang mengakibatkan tiga orang tewas Ribuan orang turun ke jalan Athena, menentang 29 September 2010 pemangkasan anggaran. Aksi serupa juga terjadi di Portugal dan Irlandia. Pemerintah mengumumkan langkah-langkah Oktober 2010 penghematan anggaran baru di tahun 2011 yang lebih keras lagi seperti membuat pajak baru yang lebih tinggi dari PPn. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 dan Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 88 Ancaman default (gagal bayar utang) atas tingginya utang negara membuat pemerintah Yunani lewat perdana menterinya meminta bantuan kepada Uni Eropa dan IMF. Kedua badan ini bersedia memberikan bantuan dana talangan (bailout) kepada Yunani sebanyak 110 miliar euro dengan jangka waktu 3 tahun. Sebagai timbal baliknya, Yunani diwajibkan untuk melakukan penghematan yang lebih ketat lagi sebagai prasyarat mendapatkan bailout. Prasyarat ini direspon Papendrou dengan mengumumkan penghematan anggaran baru yang lebih keras lagi di tahun 2011 dengan jalan membuat pajak baru yang lebih tinggi dari PPn. Hal ini tentu tidak diterima rakyatnya. Untuk itu, rencana tersebut langsung ditentang oleh rakyatnya lewat demonstrasi selama 48 jam yang sampai menimbulkan 3 korban jiwa. 89 Tabel 3.6 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Feb.2011-Juni 2011) Waktu Februari 2011 17 April 2011 15 Juni 2011 19 Juni 2011 Sumber: Perihal Uni Eropa dan IMF mengatakan tindakan yang dilakukan Yunani sejauh ini belum cukup sehingga harus mempercepat reformasi supaya keuangan negaranya kembali pulih Bunga obligasi Yunani melonjak lagi di tengah kecemasan bahwa program efisiensi tidak akan berhasil. Negara ini sekarang berada dalam titik resesi sehingga warga kembali turun ke jalan Aksi kekerasan kembali terjadi di Athena saat Papendrou berupaya mengkampanyekan pemangkasan baru 28 miliar euro selama 4 tahun Yunani membutuhkan bailout baru 110 miliar untuk menghindari default. Permintaan itu tidak dikabulkan pihak Jerman, yang justru meminta kreditur menerima kerugian dari aset obligasi Yunani. Sikap pemimpin euro masih terpecah soal gagasan Jerman Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 dan Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 Meskipun langkah penghematan yang telah dilakukan oleh Yunani selama ini dirasakan sudah sangat ketat, namun menurut Uni Eropa dan IMF hal itu belum cukup. Yunani harus menambah program-program penghematannya. Di tengah kekacauan ekonomi dan potensi default, Yunani kembali meminta bailout kepada Uni Eropa namun kali ini pemberiannya tidak semulus sebelumnya karena pihak Jerman menolak pencairan itu. 90 Tabel 3.7 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Juni 2011-Sept.2011) Waktu Perihal IMF menyerukan agar pemimpin Eropa bekerjasama 21 Juni 2011 dalam bertindak supaya bencana utang bisa ditangkal. Negara lain bisa tertular krisis jika tidak aktif berpartisipasi dalam program pemulihan. George Papendrou selamat dari mosi tidak percaya 22 Juni 2011 parlemen. Ia meraih 155 dukungan berbanding 143 penolakan. Hal ini disambut baik oleh Komisi Eropa. Parlemen merestui niat pemerintah memangkas pajak 29 Juni 2011 baru dan anggaran belanja senilai 28 miliar euro. Aksi demonstrasi kembali merebak. Uni Eropa menyatakan kesiapannya memberikan 22 Juli 2011 bailout 109 miliar euro, dengan ketentuan bahwa investor swasta harus menerima pemangkasan nilai obligasi sampai 20% Yunani mengumumkan pungutan pajak baru sebagai syarat untuk mendapatkan bailout selanjutnya. Baik pihak pemerintah maupun parlemen juga harus menerima pemangkasan nilai gaji sebagai bagian dari September 2011 rencana efisiensi. Lembaga pemeringkat utang, Moody memangkas peringkat delapan bank Yunani karena kekhawatiran atas kemampuan Yunani untuk membayar kembali utangnya Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 dan Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 Di tengah situasi yang semakin mengkhawatirkan, pemerintah Yunani masih tetap mengharapkan bantuan dari Uni Eropa dan IMF. Dan kali ini, Uni Eropa kembali menyatakan kesiapannya dalam memberikan bailout kepada Yunani sebanyak 109 miliar euro dengan syarat investor swasta harus menerima pemangkasan nilai obligasi sampai 20%. Langkah tersebut disambut oleh Yunani 91 dengan melakukan pungutan pajak baru sebagai syarat untuk mendapatkan bailout. Pihak pemerintah maupun parlemen juga harus menerima pemangkasan nilai gaji sebagai bagian dari rencana efisiensi. Melihat besarnya risiko yang akan ditimbulkan oleh krisis ekonomi Yunani terhadap negara lain, IMF menyerukan agar pemimpin Eropa, dalam hal ini pemimpin setiap negara di Benua Eropa khususnya negara zona euro turut berperan aktif bekerjasama dalam bertindak supaya bencana utang bisa diminimalisir. 92 Tabel 3.8 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Okt. 2011-Nov. 2011) Waktu 27 Oktober 2011 31 Oktober 2011 3 November 2011 6 November 2011 Perihal Pemerintah Eropa menambah kapasitas dana bailout menjadi sekitar 1 triliun euro dengan syarat penghematan yang lebih ketat lagi. Athena bisa meraih bailout 100 miliar euro di awal tahun berikutnya. Setelah melalui pembahasan alot berjam-jam, pihak investor menerima nilai aset Yunani dipotong 50% untuk mengurangi beban utang negara itu PM George Papendrou mengumumkan sebuah referendum demi paket penyelamatan yaitu menerima bailout atau tidak. Papendrou mendapatkan banyak kritik yang serius atas rencana referendum. Nasibnya sebagai kepala pemerintahan dipertaruhkan sebagai risiko atas sikapnya itu Sang perdana menteri membatalkan rencana menggelar referendum. Menteri Keuangan, Evangelos Vanizelos meredam kecemasan dengan pernyataannya bahwa keanggotaan Yunani terlalu berharga untuk ditaruh di meja voting. Untuk pertama kali dalam sejarah, petinggi G-20 bertemu di Cannes, Prancis. Mayoritas delegasi sepakat bahwa Yunani harus keluar dari zona euro jika gagal mengatasi krisisnya. George Papendrou resign dari kursi perdana menteri 11 November 2011 Lucas Papademos mengambilalih kepemimpinan kabinet sebagai utusan dari partai koalisi Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 dan Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 93 Melihat besarnya jumlah utang yang dimiliki Yunani, pihak investor setuju untuk memutihkan 50% utang Yunani dengan syarat penghematan yang lebih ketat lagi. Meskipun utangnya sudah dikurangi, perekonomian Yunani masih mendapatkan perhatian serius dari para pemimpin G-20 dengan menggelar sebuah pertemuan untuk membahas solusi bagi Yunani. Dan mayoritas delegasi sepakat bahwa Yunani harus keluar dari zona euro jika gagal mengatasi krisisnya. Untuk itu, Papendrou memutuskan akan menggelar referendum terkait bailout dari Uni Eropa sekaligus menentukan apakah Yunani masih akan bergabung dalam zona euro atau keluar dari zona euro. Hal ini ditentang habis-habisan oleh rakyatnya yang membuat Papendrou mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Lucas Papademos. Referendum pun batal dilaksanakan. 94 Tabel 3.9 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Jan.2012-Juni 2012) Waktu Januari 2012 Maret 2012 Mei 2012 Awal Juni 2012 17 Juni 2012 Perihal Perundingan penjadwalan kembali utang dengan kreditur swasta Yunani mengalami deadlock karena pemerintah meminta kreditur swasta merelakan nilai asetnya dipangkas sampai 70% untuk mengurangi beban Yunani sementara pihak koalisi menolak klausul pemangkasan dana pensiun yang diberlakukan IMF, Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa. Hal ini mengancam tidak dicairkannya bailout tahap kedua senilai 130 miliar euro dari Uni Eropa/IMF Menteri Keuangan Uni Eropa bersikeras bahwa “debt swept”atau kesepakatan menukar utang dengan sejumlah ketentuan secara timbal balik adalah suatu kondisi yang harus dipenuhi sebelum mereka setuju untuk menandatangani bailout 130 miliar euro. Yunani mencapai kesepakatan dengan sektor swasta yang memberi pinjaman untuk memangkas utangnya, memungkinkan utang Yunani yang menggelembung berkurang. Pemilihan parlemen dilakukan lebih awal. Partai Demokrasi Baru dan PASOK sebagai partai pro bailout berkoalisi karena suaranya merosot, sementara suara partai oposisi Sayap Kiri dan Kanan yang anti bailout meningkat. Tidak ada keputusan yang dihasilkan dalam pemilu ini. Presiden Karolos Papoulias memutuskan mengadakan pemilu tanggal 17 Juni terkait bailout dan keanggotaan Yunani di Uni Eropa. Pemimpin Partai Demokrasi Baru, Antonis Samaras membentuk koalisi dengan Partai PASOK dan partai-partai kecil untuk mengejar program penghematan. Pemilihan umum digelar, Partai Demokrasi Baru memperoleh suara mayoritas 29,8% suara dan mendapatkan 129 dari 300 kursi di badan legislatif. Itu artinya Yunani tetap berada dalam zona euro dan akan menerima bailout tahap selanjutnya. Sementara Syriza memenangkan 26,8% dan 71 kursi di parlemen. Sedangkan Partai Sosialis PASOK memperoleh suara 12,4% dengan 33 kursi di parlemen. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012, Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/marketoutlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012, dan dari New Democracy Memenangkan Pemilu Yunani. http://internasional.kontan.co.id/news/new-democracy-memenangkan-pemiluyunani, diakses tanggal 22 Juni 2012 95 Jika krisis Yunani dicermati dengan baik, maka pihak yang paling dirugikan adalah pihak swasta sebagai kreditur dan para investor. Dimana sebagian besar utang Yunani adalah berasal dari pihak-pihak tersebut. Melihat resiko default Yunani sangat tinggi, pemimpin Uni Eropa mendesak pemerintah Yunani untuk membujuk para kreditur dan investor untuk memotong sebagian besar utang mereka. Ironisnya, meskipun utang Yunani telah disetujui oleh pihak swasta untuk dikurangi sebanyak 50%, pemerintah Yunani sepertinya tidak tahu berterima kasih karena angka sebelumnya dinaikkan ke angka 70%. Wajar saja dalam pertemuan kedua pihak kesepakatan sulit tercapai. Di samping itu, meskipun utangnya telah dikurangi, bailout Uni Eropa tetap dibutuhkan oleh Yunani untuk membayar utangnya. Melihat deadlock yang terjadi, Uni Eropa memperingatkan pemerintah Yunani tidak akan mencairkan bailout jika kesepakatan pemotongan utang tidak sampai terjadi. Kekacauan perekonomian Yunani juga semakin diperparah oleh rivalitas partai-partai yang berkuasa di negara ini karena kelihatannya partai hanya fokus pada masalah bailout antara diterima atau ditolak. Ada tiga partai besar yang memegang peranan dalam pemerintahan Yunani yaitu Partai Demokrasi Baru, Partai Sosialis PASOK, dan Partai Syriza. Partai-partai kecil lainnya beserta perolehan suaranya dalam pemilu 17 Juni lalu adalah Independent Greeks mendapatkan 20 kursi (7,5% dukungan), Golden Dawn mendapatkan 18 kursi, Democratic Left 17 kursi, dan Partai Komunis mendapatkan 12 kursi. 96 2. Krisis Ekonomi Irlandia Irlandia adalah sebuah negara kecil yang modern. Irlandia mulai menggunakan euro bersama dengan 12 negara Uni Eropa lainnya pada 1 Januari 2002. Ekonomi Irlandia tumbuh pesat pada tahun 1995-2007 yang membuatnya dijuluki “Macan Keltik” yang artinya cahaya yang paling bersinar di Eropa.115 Jika di Asia, kemungkinan julukan ini sama dengan “Macan Asia Timur” bagi India karena pertumbuhan ekonominya yang sangat pesat. Pada tahun 1995-2007 rata-rata pertumbuhan PDB Irlandia sebanyak 6% namun aktivitas ekonomi negara ini menurun tajam sejak terjadinya krisis keuangan dunia pada tahun 2008. Hal ini terbukti dengan tidak stabilnya PDB Irlandia yakni di bawah 3% pada tahun 2008, naik menjadi hampir 8% pada tahun 2009, tetapi turun menjadi 1% pada tahun 2010116 dan mengalami defisit anggaran negara sebesar 32% terhadap PDBnya.117 Defisit anggaran tersebut tercatat sebagai defisit anggaran terbesar di kawasan Eropa saat itu. Indikator-indikator perekonomian Irlandia sebelum dan saat terkena krisis ekonomi adalah; 1) Rasio Utang Terhadap PDB Utang Pemerintah di Irlandia terakhir dilaporkan pada 96,2% dari PDB negara itu. Dari tahun 1980-2010, rata-rata utang pemerintah Irlandia terhadap 115 Macan Keltik. http://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Keltik, diakses tanggal 29 Maret 2012 Ireland Economy. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ei.html, diakses tanggal 30 Maret 2012 117 Krisis Irlandia, Bibit Krisis Baru Global. http://okezone.com/read/2010/11/18/279/394339/krisis-irlandia-bibit-krisis-baru-global, diakses tanggal 15 Februari 2012 116 97 PDB adalah 68,95%. Dalam sejarah ekonomi Irlandia, rasio utang tertinggi terhadap PDB itu mencapai 109,20% pada bulan Desember 1987 dan rekor terendah dari 24,80% pada bulan Desember 2007.118 Umumnya, utang pemerintah sebagai persentase dari PDB itu akan digunakan oleh investor untuk mengukur kemampuan Irlandia melakukan pembayaran utang di masa depan, sehingga mempengaruhi pinjaman biaya Irlandia dan hasil obligasi pemerintah. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Irlandia terhadap PDBnya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%); Grafik 3.5 Grafik Rasio Utang Irlandia Terhadap PDB (2006-2011) Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat 2) Pertumbuhan Ekonomi Untuk pertumbuhan ekonomi, sampai 2007, Irlandia masih menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi untuk skala Eropa, yakni sekitar 5,0%. 118 Ireland Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/ireland/governmentdebt-to-gdp, diakses tanggal 5 April 2012 98 Proyeksi setelah itu adalah 0,5%119. Namun, ternyata proyeksi itu tidak tepat, malah pertumbuhan ekonomi Irlandia pada tahun 2008 mencapai angka minus yaitu -3,0%. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi Irlandia dari tahun 2006-2012 : Tabel 3.10 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Irlandia (2006-2012) No Tahun Persentase 1 2006 5,3% 2 2007 5,2% 3 2008 -3,0% 4 2009 -7,0% 5 2010 -0,4% 6 2011 0,4%* 7 2012 1,5%* * : Proyeksi IMF Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/, diakses tanggal 5 April 2012 3) Ekspor Ekspor Irlandia pada bulan Januari 2012 adalah senilai 7,684 miliar euro120. Ekspor tetap menjadi mesin utama untuk pertumbuhan yang kuat di 119 Muhammad Ahlis Djirimu. Op.Cit 99 Irlandia. Irlandia pernah mencapai surplus perdagangan relatif tertinggi terhadap PDB di Uni Eropa dan berada di jajaran ke-20 negara pengekspor di dunia. Pertanian (agribisnis, makanan dan minuman, ternak, daging sapi, dan produk susu) menyumbang 46% untuk PDB. Irlandia merupakan eksportir utama seng, timah dan alumina, mesin dan peralatan, komputer, bahan kimia, peralatan medis, farmasi, produk makanan, produk hewani.121 Menurut data tahun 2010, mitra ekspor utamanya adalah Amerika Serikat 23,2%, Uni Eropa (Inggris 15,4%, Belgia 14,3%, Jerman 8,1%, Prancis 5%) dan Switzerland 4%.122 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Irlandia dari tahun 2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.6 Grafik Nilai Ekspor Irlandia (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland 120 Ireland Exports. http://www.tradingeconomics.com/ireland/exports, diakses tanggal 7 April 2012 121 Ibid 122 Economy : Ireland. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ei.html, diakses tanggal 12 Maret 2012 100 4) Impor Pada bulan Januari 2012, impor Irlandia adalah senilai 4,439 juta euro123. Impor utama Irlandia adalah peralatan pengolah data, mesin dan peralatan lainnya, bahan kimia, minyak bumi dan produk minyak bumi, tekstil dan pakaian. Mitra impor utama Irlandia pada tahun 2010 adalah tiga anggota Uni Eropa yaitu Inggris (32,1%), Jerman (7,7%), dan Belanda (4,9%), Amerika Serikat (14,1%) dan Cina (6,4%).124 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Irlandia dari tahun 2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.7 Grafik Nilai Impor Irlandia (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland 123 Ireland Imports, http://www.tradingeconomics.com/ireland/imports, diakses tanggal 14 April 2012 124 Economy Ireland. Op. Cit 101 5) Tingkat Pengangguran Pada bulan Maret 2012 tingkat pengangguran di Irlandia terakhir dilaporkan sebanyak 14,3%. Dari tahun 1983-2010, tingkat rata-rata pengangguran Irlandia sebanyak 10,55%. Dalam sejarah Irlandia, tingkat pengangguran tertinggi mencapai 17,30% pada Desember 1985 dan rekor terendah 3,70% pada bulan Januari 2001.125 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di Irlandia dalam persen (%); Grafik 3.8 Grafik Tingkat Pengangguran Irlandia (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland Irlandia memasuki resesi pada tahun 2008 untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Hal tersebut disebabkan oleh runtuhnya sektor properti nasional dan pasar konstruksi. Sejak akhir tahun 2007 harga rumah turun drastis. Akibat dari runtuhnya sektor konstruksi ini adalah sektor ekspor didominasi oleh perusahaan 125 Ireland Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/ireland/unemployment-rate, diakses tanggal 201 April 2012 102 multinasional asing yang kini menjadi komponen kunci perekonomian Irlandia. Sedangkan sektor pertanian yang awalnya merupakan sektor paling penting, kini dikerdilkan oleh industri dan jasa. Pada tahun 2008 pemerintah Cowen beralih ke sektor perbankan dengan menjamin semua deposito bank, rekapitalisasi perbankan, dan membentuk dana ventura sebagian modal publik dalam menanggapi krisis ekonomi negara ini. Pada tahun 2009, dalam upaya berkelanjutan untuk menstabilkan sektor perbankan, Pemerintah Irlandia membentuk Badan Pengelola Aset Nasional (National Asset Management Agency-NAMA) untuk mengakuisisi properti yang bermasalah dan pinjaman pembangunan dari Bank Irlandia.126 Dihadapkan dengan pendapatan yang berkurang tajam dan defisit anggaran yang besar, pada tahun 2009 pemerintah Irlandia pertama kali memberlakukan pengetatan anggaran (austerity) lewat jalur pengurangan upah untuk semua pegawai negeri. Namun, langkah ini tidak cukup. Pada tahun 2010, defisit anggaran Irlandia mencapai 32,4% dari PDB, dimana defisit ini naik level dari defisit terbesar di kawasan Eropa menjadi defisit terbesar di dunia. Menyadari defisit yang begitu besar, pemerintah Irlandia kemudian berpaling meminta bantuan ke Uni Eropa dan lembaga moneter internasional (IMF) dan akhirnya pada bulan November 2010, IMF menyetujui paket bailout (pinjaman) sebesar €85 miliar untuk Irlandia.127 Sementara itu, sejak memasuki pemerintahan baru di Maret 2011, pemerintah Kenny telah mengintensifkan langkah-langkah program penghematan 126 Ireland Economy. Op.Cit 127 Teguh Hidayat. Op. Cit 103 untuk mencoba memenuhi target defisit di bawah Uni Eropa-IMF. Irlandia mencapai pertumbuhan moderat pada tahun 2011 dan mengurangi defisit anggaran menjadi 10,1% dari PDB, meskipun pemulihan diperkirakan akan melambat di 2012 sebagai akibat dari krisis utang-zona euro.128 Berikut ini adalah kronologi perjalanan perekonomian Irlandia sejak bergabung dengan MEE (1973) sampai terkena krisis seperti saat ini (2012); Tabel 3.11 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (1973-Jan.2002) Waktu Perihal 1973 Irlandia bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Awal 1980 Irlandia menghadapi masalah ekonomi yang parah, utang dan pengangguran meningkat. Pemilu diadakan tiga kali dalam waktu kurang dari dua tahun. 1991 Irlandia menandatangani Perjanjian tentang Uni Eropa di Maastricht. Juni 2001 Januari 2002 Pemilih Irlandia menolak Perjanjian Nice. Perjanjian itu harus disetujui oleh 15 anggota Uni Eropa sebelum Uni Eropa dapat memasukkan 12 negara pemohon dari Eropa Timur. Irlandia menggunakan mata uang Euro Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 Pada tahun 1973 Irlandia bergabung dengan MEE yang sebelumnya dikenal dengan nama ECSC (European Coal and Steel Community) yang 128 Ibid 104 dibentuk tahun 1951. Tahun 2002 Irlandia resmi menjadi bagian dari zona euro. Namun jauh sebelumnya, yaitu tahun 1980 perekonomian Irlandia telah mengalami masalah, dimana utang negaranya sangat tinggi yang diikuti oleh tingginya tingkat pengangguran. Tahun berikutnya, Irlandia bisa memperbaiki perekonomiannya sehingga memenuhi syarat untuk menjadi anggota zona euro. Tabel 3.12 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Mei 2004-Okt.2008) Waktu 1 Mei 2004 Mei 2008 Juni 2008 Oktober 2008 Perihal Irlandia sebagai pemegang kepresidenan Uni Eropa, menjadi tuan rumah upacara untuk menyambut 10 negara anggota baru. Bertie Ahern mundur menyusul kontroversi atas urusan keuangannya. Ia digantikan oleh wakilnya, Brian Cowen. Pemilih Irlandia menolak Perjanjian Lisabon Uni Eropa melalui referendum. Irlandia menjadi negara pertama di Eropa Barat secara resmi jatuh ke dalam resesi di tengah krisis keuangan global. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 Enam tahun bergabung dalam zona euro, Irlandia terkena krisis ekonomi tepatnya pada bulan Oktober 2008 akibat krisis keuangan global yang disebabkan oleh kredit macet properti di dari Amerika Serikat. Ironisnya, penyebab krisis ekonomi Irlandia juga karena terjadinya peminjaman yang tidak terkendali untuk sektor properti. 105 Tabel 3.13 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Feb.2009-Okt.2009) Waktu Februari 2009 Maret 2009 April 2009 Oktober 2009 Perihal Tingkat pengangguran kurang lebih mencapai 11%; tertinggi sejak 1996. Sekitar 100.000 orang mengambil bagian dalam aksi protes terhadap penanganan pemerintah dalam menangani krisis ekonomi Irlandia kehilangan peringkat utang AAA menjadi negara dengan keuangan publik yang memburuk di tengah resesi yang mendalam. Pemerintah memperkenalkan penghematan anggaran kedua dalam enam bulan untuk mencegah dampak buruk krisis. Irlandia setuju dengan Lisabon Treaty dalam referendum baru, setelah menolak dalam pemungutan suara tahun sebelumnya. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 Selang beberapa bulan setelah positif terkena krisis ekonomi, tingkat pengangguran di Irlandia melonjak tajam yaitu mencapai angka 11%. Ketidakmampuan pemerintah dalam mengantisipasi dampak buruk krisis bagi perekonomian membuat rakyatnya melakukan aksi demonstrasi. Untuk mencegah meluasnya dampak tersebut, pemerintah melakukan penghematan anggaran dengan mengurangi biaya layanan sosial, tunjangan pensiun dan jaminan-jaminan sosial lainnya. 106 Tabel 3.14 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Sept.2010-Feb.2011) Waktu September 2010 November 2010 Januari 2011 Februari 2011 Perihal Biaya sistem perbankan Irlandia naik ke 45 miliar euro yang menyebabkan defisit anggaran negara hingga sekitar sepertiga dari PDB. Pemerintah menyetujui paket penyelamatan (bailout) dari Uni Eropa dan IMF sebanyak 85 miliar euro, dalam upaya untuk mengatasi keuangan publik Irlandia. Sebagai syarat dari paket bailout, pemerintah harus menjalankan program penghematan dengan cara menaikkan pajak dalam waktu empat tahun dan menjalankan program pemotongan belanja. Parlemen menyetujui RUU keuangan yang diperlukan sebagai prasyarat bailout Uni Eropa / IMF. Taoiseach Brian Cowen membubarkan parlemen dan menyerukan pemilu dini. Oposisi Gael Rupa memenangkan kursi terbanyak tetapi pemerintahannya sangat singkat. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 Di tengah carut-marutnya perekonomian akibat krisis, pemerintah Irlandia akhirnya berpaling ke Uni Eropa dan IMF untuk meminta bantuan dana talangan. Bantuan tersebut resmi diberikan pada bulan November 2010 sebanyak 85 miliar euro. Namun sebelum itu, sebagai prasyarat dana talangan, Irlandia harus menaikkan pajak dan memotong belanja publik dalam negaranya. 107 Tabel 3.15 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Mar.2011-Mar.2012) Waktu Maret 2011 Juli 2011 Oktober 2011 Maret 2012 Perihal Pemerintah baru dipimpin oleh Enda Kenny. Ia berjanji untuk melakukan negosiasi ulang dengan Uni Eropa / IMF tentang prasyarat bailout. Moody mengerdilkan peringkat utang Irlandia ke status junk. Michael D Higgins terpilih sebagai presiden. Para pemilih dalam referendum menolak perubahan konstitusi yang diajukan berkaitan dengan proses pengetatan anggaran. Data resmi menunjukkan bahwa Irlandia jatuh ke dalam resesi dalam tiga bulan terakhir tahun 2012. Namun, ekonominya diproyeksikan untuk kembali tumbuh untuk pertama kalinya sejak 2007. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 Lembaga pemeringkat utang negara sekelas Moody menurunkan utang Irlandia ke level yang semakin mengkhawatirkan. Ini berarti bahwa utang negara Irlandia meningkat tiap tahunnya. Selain dari lembaga-lembaga donor seperti Uni Eropa dan IMF, sumber bantuan dana dan atau utang juga berasal dari negaranegara tetangga atau pihak perseorangan. Pengetatan anggaran seperti menaikkan pajak dan mengurangi subsidi adalah langkah utama yang ditempuh pemerintah dalam mengurangi beban utang. Namun, langkah tersebut selalu mendapat tentangan dari rakyat karena merekalah yang pertama merasakan dampak buruk dari langkah tersebut. 108 3. Krisis Ekonomi Portugal Perekonomian Portugal menjadi perekonomian yang berbasis jasa sejak bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1986. Selama dua dekade terakhir, pemerintah memprivatisasi perusahaan-perusahaan dan meliberalisasi bidang ekonomi khususnya sektor keuangan dan telekomunikasi. Negara ini memenuhi syarat untuk menjadi anggota Uni Ekonomi dan Moneter (EMU) pada tahun 1998 sehingga mulai menggunakan euro pada 1 Januari 2002 bersama dengan 11 anggota Uni Eropa lainnya.129 Indikator-indikator perekonomian Portugal sebelum dan pada saat terkena krisis ekonomi adalah; 1) Rasio Utang Terhadap GDP Utang Pemerintah Portugal terakhir dilaporkan pada 93% dari PDB negara itu. Dari tahun 1990-2010, rata-rata utang pemerintah Portugal terhadap PDB adalah 60,32%. Dalam sejarah ekonomi Portugal, rasio utang tertinggi terhadap PDB itu mencapai 93% pada bulan Desember 2010 dan rekor terendah 48,50% pada bulan Desember 2000.130 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Portugal terhadap PDBnya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%); 129 Economy : Portugal. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/po.html, diakses tanggal 23 April 2012 130 Portugal Government Debt to Ratio. http://www.tradingeconomics.com/portugal/governmentdebt-to-gdp, diakses tanggal 20 April 2012 109 Grafik 3.9 Rasio Utang Portugal Terhadap PDB (2006-2011) Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat 2) Pertumbuhan Ekonomi Pada tahun 1990-an ekonomi Portugal tumbuh lebih dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara anggota Uni Eropa lainnya, tetapi mulai merosot pada tahun 2001-2008, bahkan pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Portugal merosot tajam mencapai angka -2,5% yang diikuti oleh menurunnya PDB131. Namun, pada tahun 2010 ekonomi kembali tumbuh menjadi sekitar 1,4%. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi Portugal dari tahun 2006-2012 : 131 Ibid 110 Tabel 3.16 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Portugal (2006-2012) No Tahun Persentase 1 2006 1,4% 2 2007 2,4% 3 2008 0,0% 4 2009 -2,5% 5 2010 1,4% 6 2011 2,2%* 7 2012 -1,8%* * : Proyeksi IMF Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/, diakses tanggal 5 April 2012 3) Ekspor Pada Februari 2012 ekspor Portugal adalah senilai 3,752 juta euro. Ekspor utama Portugal adalah pakaian dan alas kaki, mesin, bahan kimia, gabus dan produk kertas, kulit. Portugal merupakan penghasil tungsten terbesar kelima di dunia, produsen anggur (Port Wine, Vinho Verde Anggur Madeira) kedelapan terbesar di dunia dan penghasil gabus terbesar di dunia. Mitra ekspor utamanya adalah Spanyol, Jerman, Perancis dan Italia.132 Selain produk-produk di atas, 132 Portugal Exports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/exports, diakses tanggal 20April 2012 111 Portugal juga merupakan pengekspor produk pertanian, produk makanan, produk minyak, plastik dan karet, kayu dan kayu pulp, dan logam dasar. Adapun mitra ekspor Portugal tahun 2011 adalah Spanyol 25,2%, Jerman 13,8%, Prancis 12,2%, Inggris 5%, Angola 5% .133 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Portugal dari tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.10 Grafik Nilai Ekspor Portugal (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica 133 Economy:Portugal.Op Cit 112 4) Impor Pada Februari 2012 impor Portugal adalah senilai 4,472 juta euro. Impor utama Portugal adalah mesin dan peralatan transportasi, bahan kimia, minyak bumi, tekstil dan produk pertanian. Sebagian besar impor berasal dari negaranegara Uni Eropa seperti; Spanyol, Jerman, Perancis, Italia, dan Inggris.134 Selain barang-barang di atas, Portugal juga mengimpor produk pertanian, produk kimia, kendaraan dan bahan transportasi lainnya, dan instrumen optik dan presisi, aksesoris komputer dan suku cadang, semi-konduktor dan perangkat terkait, produk minyak, logam dasar, produk makanan, bahan tekstil. Mitra impor Portugal tahun 2011 adalah Spanyol 31,1%, Jerman 12,4%, Prancis 6,9%, Italia 5,3%, Belanda 4,8%.135 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Portugal dari tahun 2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.11 Grafik Nilai Impor Portugal (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica 134 Portugal Imports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/imports, diakses tanggal 20 April 2012 135 Economy: Portugal. Op.Cit 113 5) Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran di Portugal terakhir dilaporkan 14% pada kuartal keempat tahun 2011. Dari tahun 1998-2010, tingkat rata-rata pengangguran Portugal 6,38%. Dalam sejarah Portugal, rekor tertinggi tingkat pengangguran mencapai 10,60% pada bulan Maret 2010 dan rekor terendah 3,70% pada Juni 2000.136 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di Portugal dalam persen (%); Grafik 3.12 Grafik Tingkat Pengangguran Portugal (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica PDB per kapita Portugal berada pada sekitar dua pertiga dari rata-rata dua puluh tujuh negara Uni Eropa. Namun, pasar tenaga kerja yang kaku telah menjadi hambatan bagi pertumbuhan produktivitas yang lebih besar. Portugal juga semakin dibayangi oleh biaya produsen yang lebih rendah di Eropa Tengah 136 Portugal Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/portugal/unemploymentrate, diakses tanggal 20 April 2012 114 dan Asia sebagai tujuan investasi asing langsung. Daya saing dan prospek pertumbuhan ekonomi Portugal yang rendah, ditambah tingkat utang publik yang tinggi membuat Portugal rentan terhadap gejolak pasar obligasi. Untuk itu, pemerintah mengurangi defisit anggaran dari 10,1% pada 2009 menjadi 4,5% pada tahun 2011. Ini merupakan sebuah prestasi yang mungkin hanya dilakukan oleh negara dengan pendapatan luar biasa misalnya yang diperoleh dari transfer dana pensiun untuk sistem jaminan sosial. Walaupun demikian, investor tetap khawatir tentang kemampuan pemerintah untuk mencapai target defisit anggaran masa depan dan kemampuan pemerintah memperoleh pinjaman luar negeri untuk menutupi kewajiban utang saat program bantuan dana dari Uni Eropa-IMF berakhir yakni pada tahun 2013. Melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya krisis ekonomi di Portugal maka pemerintah menerapkan langkah-langkah penghematan, seperti pemotongan gaji pegawai sebesar 5%, peningkatan 2% untuk pajak pertambahan nilai. Langkah ini ditempuh guna memenuhi beberapa persyaratan paket penyelamat keuangan dari Uni Eropa dan IMF. Akhirnya pada tanggal 2 Mei 2011, Portugal menerima paket bailout sebesar 78 miliar euro dari IMF.137 Selain langkah di atas, Pemerintah Portugal juga memutuskan mengurangi jumlah hari libur nasional sebagai salah satu langkah untuk mengatasi krisis ekonomi. Dari 14 hari libur nasional yang berlangsung setiap tahun di Portugal, 4 diantaranya akan dibatalkan selama 5 tahun berturut-turut. Pembatalan hari libur tersebut mulai diterapkan tahun depan. Hari libur yang 137 Teguh Hidayat. Op. Cit 115 dihapus tersebut diantaranya hari raya keagamaan Katolik, Hari Pembentukan Republik Portugal (5 Oktober) dan Hari Kemerdekaan Portugal (1 Desember) untuk memperingati kebebasan dari penjajahan Spanyol di tahun 1910. Menurut pemerintah Portugal, pembatalan hari libur bisa meningkatkan aktivitas serta daya saing ekonomi. Negara tersebut memang tengah dituntut untuk memulihkan kondisi perekonomian setelah menerima dana talangan dari Uni Eropa, ECB, dan IMF. Sebelumnya, guna memulihkan perekonomian, Portugal juga harus memangkas gaji pegawai negeri dan menaikkan pajak. Langkah penghematan tersebut memicu terjadinya aksi unjuk rasa di Portugal pada peringatan Hari Buruh (May Day) Mei lalu.138 Berikut ini ada kronologi perjalanan perekonomian Portugal dari tahun 1986 saat menjadi anggota MEE sampai sekarang (2012) : 138 Atasi Krisis, Portugal Kurangi Hari Libur Nasional. http://www.kbr68h.com/editorial/82/24357-atasi-krisis-portugal-kurangi-libur-nasional, diakses tanggal 13 Mei 2012 116 Tabel 3.17 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Jan.1986 - Maret 2007) Waktu Perihal Januari 1986 Portugal menjadi anggota MEE (cikal bakal Uni Eropa) Portugal menggunakan mata uang euro Januari 2002 menggantikan escudo. Barroso mengundurkan diri sebagai perdana menteri untuk menjadi presiden Komisi Eropa. Juli 2004 Pedro Santana Lopes menggantikannya sebagai pemimpin Partai Sosial Demokrat. Partai Sosialis menang dalam pemilihan umum. Mereka memulai reformasi ekonomi dan sosial Februari 2005 yang memicu serangkaian serangan sebagai aksi protes di kalangan pekerja sektor publik. Demonstrasi massa terjadi; terbesar dalam Maret 2007 beberapa tahun terakhir terhadap reformasi ekonomi pemerintah. Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm, diakses tanggal 12 Mei 2012 Tahun 1986 Portugal bergabung dengan Uni Eropa yang saat itu masih bernama Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan bergabung ke dalam zona euro pada tahun 2002. Tahun 2005 pemerintah yang berkuasa melakukan reformasi dalam bidang ekonomi seperti memprivatisasi perusahaan-perusahaan dan meliberalisasi sektor keuangan dan telekomunikasi. Namun sampai tahun 2007, reformasi tersebut masih saja ditentang oleh rakyatnya dengan menggelar aksi demonstrasi. 117 Tabel 3.18 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Juli 2007 – Nov.2010) Waktu Perihal Portugal mengambil alih kepresidenan Uni Juli 2007 Eropa. Parlemen Portugal memberikan suara sebagai dukungan atas ratifikasi perjanjian baru Uni April 2008 Eropa. Para pemimpin Eropa telah menandatangani perjanjian pada pertemuan puncak khusus di Lisbon pada Desember 2007. Puluhan ribu PNS mogok satu hari sebagai protes atas rencana pemotongan gaji pekerja sektor publik. Pemerintah mengumumkan paket penghematan, termasuk pemotongan belanja publik dan menaikkan pajak guna Maret-Juli 2010 mengurangi defisit anggaran Portugal. Sebagai puncak krisis utang zona euro, beberapa lembaga pemeringkat utang pemerintah terkemuka menurunkan status Portugal yang menghilangkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Portugal. Parlemen menyetujui penghematan anggaran November 2010 untuk menurunkan tingkat utang publik yang tinggi. Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm, diakses tanggal 12 Mei 2012 Portugal juga mulai terkena dampak krisis ekonomi pada akhir tahun 2008. Dampak tersebut semakin berat dirasakan oleh Portugal tiap tahunnya. Utang negara yang banyak dan juga defisit anggaran menjadi masalah utama perekonomian. Bahkan yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah status ekonomi Portugal yang dirilis oleh beberapa lembaga pemeringkat utang terkemuka sebagai ekonomi yang telah kehilangan kepercayaan dari para investor. Pada bulan Maret 2010, pemerintah mengumumkan paket penghematan seperti memotong belanja publik dan menaikkan pajak guna mengurangi defisit 118 anggaran. Namun, langkah tersebut juga direspon rakyatnya dengan penolakan. Buktinya adalah PNS melakukan mogok kerja sebagai ketidaksetujuan mereka atas program tersebut. Tabel 3.19 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Mar.2011-Agust.2011) Waktu Perihal Pemerintah berkuasa mengundurkan diri setelah parlemen menolak paket penghematan Maret 2011 baru. Jose Socrates terus sebagai PM dalam kapasitas pejabat. Portugal menjadi negara Uni Eropa ketiga setelah Yunani dan Irlandia yang mengajukan permohonan bantuan keuangan ke Uni Eropa April 2011 untuk membantu mengatasi defisit anggaran negara. Sebagai syaratnya pemerintah Portugal harus melakukan pengetatan anggaran lewat pemotongan belanja dan kenaikan pajak. Uni Eropa dan IMF menyetujui dana talangan Mei 2011 sebesar 78 miliar euro untuk Portugal. Lembaga pemeringkat utang, Moody’s Juli 2011 menurunkan utang negara Portugal ke status junk. Pemerintah merencanakan pemotongan besarbesaran terhadap pengeluaran negara. Menteri Keuangan Vitor Gaspar mengatakan Agustus 2011 pemerintah berniat untuk mengurangi pengeluaran publik dari 44,2% menjadi 43,5% pada tahun 2015. Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm, diakses tanggal 12 Mei 2012 Besarnya jumlah utang yang disertai resiko default membuat Portugal pada akhirnya juga meminta bantuan dana talangan kepada Uni Eropa dan IMF. Bulan Mei 2011 Uni Eropa memberikan dana talangan sebesar 78 miliar euro kepada Portugal. Sama halnya di negara-negara sebelumnya, pengetatan anggaran Portugal lewat pemotongan biaya publik dan menaikkan pajak menjadi prasyarat 119 dalam pemberiannya. Kondisi tersebut membuat peringkat utang Portugal semakin menurun. Tabel 3.20 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Nov.2011 – Mar.2012) Waktu Perihal Ratusan ribu pekerja mogok selama seminggu sebelum parlemen menyetujui program pemerintah atas November 2011 pemotongan belanja dan kenaikan pajak. Lembaga pemeringkat utang, Fitch menurunkan peringkat Portugal publik utang ke status junk. Lembaga Pemeringkat Utang, Standard and Poor Januari 2012 menurunkan peringkat Portugal ke status junk. Aktivitas-aktivitas publik di kota-kota besar terhenti karena pekerja melakukan aksi mogok kerja selama 24 jam sebagai protes atas reformasi hukum tenaga kerja Maret 2012 dan langkah-langkah penghematan yang disepakati oleh pemerintah sebagai prasyarat atas bailout Uni Eropa dan IMF. Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm, diakses tanggal 12 Mei 2012 Sama seperti di Yunani dan Irlandia, respon rakyat Portugal khususnya dari kalangan buruh (karyawan) dan mahasiswa adalah juga menolak program tersebut dengan menggelar aksi demonstrasi. Bahkan aksi tersebut paling parah karena ratusan ribu pekerja mogok selama seminggu sehingga aktivitas-aktivitas publik di kota-kota besar terhenti. 120 4. Krisis Ekonomi Spanyol Spanyol merupakan negara yang menganut sistem ekonomi campuran yang terbesar ke-13 di dunia dengan pendapatan per kapita kira-kira pernah sama dengan Jerman dan Prancis. Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis, yang mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang berarti juga garis tengah antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu. Garis tengah disesuaikan dengan keadaan di mana perpaduan itu terjadi, sehingga peran situasi dan lingkungan sangat memberi warna pada sistem perpaduan/campuran tersebut. Perekonomian Spanyol mulai melambat pada akhir tahun 2007 dan masuk ke dalam resesi pada awal 2009. Menurunnya pertumbuhan ekonomi Spanyol terlihat dengan penurunan sektor konstruksi secara signifikan di tengah tingginya pasokan perumahan dan anjloknya belanja konsumen, sementara ekspor sebenarnya telah mulai tumbuh. Lima belas tahun belakangan ini, pertumbuhan PDB-nya di atas rata-rata. Indikator-indikator perekonomian Spanyol sebelum dan pada saat terkena krisis ekonomi adalah ; 1) Rasio Utang Terhadap GDP Utang Pemerintah di Spanyol terakhir dilaporkan pada 60,1% dari PDB negara itu. Dari tahun 1980-2010, rata-rata utang Pemerintah Spanyol terhadap PDB adalah 46,47%. Dalam sejarah Spanyol, rekor utang tertinggi 67,40% pada bulan Desember 1996 dan rekor terendah 16,60% pada bulan Desember 1980. 121 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Spanyol terhadap PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%) ; Grafik 3.13 Grafik Rasio Utang Terhadap PDB Spanyol (2006-2011) Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat 2) Pertumbuhan Ekonomi Upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian melalui stimulus belanja, penambahan jumlah tunjangan pengangguran, dan jaminan pinjaman ternyata tidak mampu mencegah anjloknya pertumbuhan ekonomi, dimana tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Spanyol hanya 0,9% dan tahun 2009 turun ke posisi minus yaitu -3,7%. Selain itu, tingkat pengangguran meningkat, naik dari angka 8% pada 2007 menjadi 20% pada tahun 2010. Defisit anggaran pemerintah pun memburuk dari 3,8% terhadap PDB pada 2008 menjadi 9,2% terhadap PDB pada tahun 2010, lebih tiga kali dari batas zona euro. Dengan membatasi jumlah 122 belanja negara, pemerintah Spanyol memotong defisit menjadi 6,5% dari PDB pada 2011. Besarnya defisit anggaran Spanyol dan prospek pertumbuhan ekonomi yang sangat minim telah membuatnya rentan terhadap penularan krisis keuangan meskipun pemerintah telah berupaya untuk mengatasi krisis dengan memotong anggaran, privatisasi industri, dan meningkatkan daya saing melalui reformasi pasar tenaga kerja. Eksposur yang tinggi dari bank Spanyol untuk pasar konstruksi real estate yang runtuh juga menimbulkan risiko lanjutan untuk sektor ini. Pemerintah mengawasi restrukturisasi sektor bank (tabungan) pada tahun 2010, dan memberikan modal $ 15 miliar kepada berbagai institusi. Meskipun demikian, investor tetap khawatir dan menginginkan pemerintah segera menyelamatkan bank-bank yang bermasalah. Untuk itu, Bank Spanyol berusaha untuk meningkatkan kepercayaan pada sektor keuangan dengan menekan bankbank lainnya untuk berterus terang tentang kerugian mereka dan mengkonsolidasikan ke dalam kelompok yang lebih kuat. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi Spanyol dari tahun 2006-2012 : 123 Tabel 3.21 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Spanyol (2006-2012) No Tahun Persentase 1 2006 4,0% 2 2007 3,5% 3 2008 0,9% 4 2009 -3,7% 5 2010 -0,1% 6 2011 0,8%* 7 2012 1,1%* *: Proyeksi IMF Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/, diakses tanggal 5 April 2012 3) Ekspor Pada bulan Januari 2012 ekspor Spanyol adalah senilai 16,579 juta euro. Spanyol adalah mesin, kendaraan bermotor, bahan bakar, bahan kimia, dan barang setengah jadi dan bahan makanan. Spanyol juga merupakan eksportir anggur terbesar ketiga di dunia. Uni Eropa menyumbang 70% ekspor Spanyol.139 Selain itu, Spanyol juga merupakan negara pengekspor farmasi, obat-obatan, 139 Spain Exports. http://www.tradingeconomics.com/spain/exports, diakses tanggal 20 April 2012 124 barang konsumsi lain. Mitra ekspor utama Spanyol pada tahun 2010 adalah Prancis 18,7%, Jerman 10,7%, Portugal 9,1%, Italia 9%, Inggris 6,3%.140 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Spanyol dari tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.14 Grafik Nilai Ekspor Spanyol (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com-ministerio-de-industria 140 Economy : Spain. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sp.html, diakses tanggal 20 April 2012 125 4) Impor Pada bulan Januari 2012, impor Spanyol adalah senilai 20,234 juta euro. Impor Spanyol utama mesin dan peralatan, bahan bakar, bahan kimia, barang setengah jadi, bahan makanan dan barang konsumsi.141 Selain itu, barang impor Spanyol lainnya adalah instrumen kontrol medis dan pengukur. Negara-negara yang menjadi sumber barang impor beserta persentase nilai impor Spanyol pada tahun 2010 adalah Jerman 12,6%, Prancis 11,5%, Italia 7,3%, China 6,8%, Belanda 5,6%, Inggris 4,9%.142 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Spanyol dari tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.15 Grafik Nilai Impor Spanyol (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com-ministerio-de-industria 141 142 Spain Imports. http://www.tradingeconomics.com/spain/imports, diakses tanggal 20 April 2012 Economy : Spain. Op.Cit 126 5) Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran di Spanyol terakhir dilaporkan 22,85% pada kuartal keempat tahun 2011. Dari tahun 1983-2010, tingkat rata-rata pengangguran Spanyol sebanyak 14,20%. Dalam sejarah Spanyol, rekor tertinggi tingkat pengangguran mencapai 20% pada Juni 2010 dan rekor terendah 8% pada bulan Maret 2007.143 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di Spanyol dari tahun 2006-awal tahun 2012 dalam persen (%); Grafik 3.16 Grafik Tingkat Pengangguran Spanyol (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com Meskipun pemerintah Spanyol berusaha keras untuk tidak mendapatkan bantuan dari Uni Eropa, namun pada akhirnya Spanyol juga beralih meminta bantuan ke lembaga tersebut. Para menteri keuangan Euro zone sepakat untuk meminjamkan Spanyol dana bernilai 125 miliar dolar untuk menopang bank- 143 Spain Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/spain/unemployment-rate, diakses tanggal 20 April 2012 127 bank-nya yang terancam bangkrut seperti Bankia SA (salah satu bank terbesar Spanyol), Catalunya Caixa dan Banco de Valencia.144 Pada tanggal 9 Juni, Menteri Ekonomi Spanyol, Luis de Guindos mengumumkan bahwa pemerintahnya meminta bantuan keuangan kepada negara-negara Eropa untuk membantu menyelamatkan bank-bank negara itu.145 Ia mengatakan kesepakatan itu diberlakukan tanpa syarat atas perekonomian Spanyol secara keseluruhan dan tidak ada langkah-langkah penghematan baru. Jumlah pinjaman pasti akan ditentukan begitu audit independen selesai akhir bulan ini. Spanyol telah sejak lama membantah laporan-laporan bahwa negara itu akan memerlukan dana talangan seperti Yunani, Irlandia dan Portugal. Tetapi pemerintahan konservatif, Perdana Menteri Mariano Rajoy harus mengalah pada tekanan pasar yang terus berkembang, yang telah membuat biaya pinjaman melonjak. Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble memuji keputusan itu sebagai sebuah petunjuk solidaritas negara-negara Eropa. Menteri Keuangan Amerika Timothy Geithner mengatakan Amerika menyambut baik kesepakatan itu. Pemerintah Amerika khawatir bahwa krisis zona euro akan menyeret perekonomian Amerika yang sedang berada dalam tahun pemilu, dan telah mendesak para pemimpin Eropa untuk menstabilkan mata uang bersama mereka. Menteri-menteri Eurozone mengatakan mereka yakin Spanyol akan menghormati janji-janjinya untuk memotong defisit dan menata kembali perekonomiannya, tetapi kemajuannya akan dipantau secara ketat. Para pengambil kebijakan 144 Virus Utang Zona Euro Jangkiti Perbankan Spanyol. http://www.bexi.co.id/keuangan/virusutang-zona-euro-jangkiti-perbankan-spanyol/, diakses tanggal 19 Juni 2012 145 UE Setujui Pinjaman bagi Bank-bank Spanyol. http://www.voaindonesia.com/content/uesetujui-pinjaman-bagi-bank-bank-spanyol/1205509.html, diakses tanggal 20 Juni 2012 128 berharap penyelamatan ini akan memuaskan pasar-pasar keuangan dan mengamankan Spanyol.146 Sementara itu, tanggal 10 Juni Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy menyambut baik pemberian dana talangan Eropa berjumlah 125 miliar dolar tersebut. Dana talangan Uni Eropa itu akan digunakan untuk menyelamatkan bank-bank Spanyol yang sedang mengalami kesulitan keuangan hebat. Kata Rajoy kepada wartawan, usaha yang dijalankan pemerintah tengah-kanan pimpinannya berhasil mencegah perlunya dana talangan yang lebih besar, dan menjelaskan bahwa pinjaman Eropa itu berbeda dari pinjaman yang diberikan kepada Yunani, Irlandia dan Portugal. Keputusan untuk minta dana talangan itu sulit, katanya, tapi sekaligus menunjukkan pesan yang jelas, bahwa penggunaan mata uang euro di Eropa merupakan proyek yang harus jalan terus. Meskipun sebelumnya, Spanyol membantah laporan-laporan bahwa negara itu memerlukan bantuan talangan seperti yang diperoleh Yunani, Irlandia dan Portugal, tapi pemerintah akhirnya terpaksa menyerah karena tekanan pasar dan naiknya tingkat suku bunga.147 Berikut ini adalah kronologis perjalanan perekonomian Spanyol mulai dari bergabungnya ke dalam MEE sampai saat ini; 146 Ibid Spanyol Sambut Baik Dana Talangan Uni Eropa. http://www.voaindonesia.com/content/spanyol-sambut-baik-dana-talangan-unieropa/1205732.html, diakses tanggal 20 Juni 2012 147 129 Tabel 3.22 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Spanyol (1986 - Mei 2010) Waktu 1986 Januari 2002 Januari 2009 Maret 2009 Februari 2010 Mei 2010 Perihal Spanyol bergabung dalam MEE (Uni Eropa). Peseta diganti dengan Euro. Perekonomian Spanyol memasuki resesi untuk pertama kalinya sejak 1993. Pengangguran melonjak menjadi 17,4%, dengan lebih dari 4 juta orang menganggur. Ribuan buruh melakukan protes terhadap rencana untuk menaikkan usia pensiun 2 tahun menjadi 67. Aksi protes tersebut merupakan aksi massal pertama sejak Partai Pekerja Sosialis berkuasa pada 2004. Parlemen menyetujui 15 miliar euro paket penghematan. Tingkat pengangguran meningkat menjadi lebih dari 20% untuk pertama kalinya dalam hampir 13 tahun. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Spain. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/992004.stm, diakses tanggal 16 Mei 2012 Tahun 1986 Spanyol bergabung dalam MEE dan menjadi negara zona euro tahun 2002. Tahun 2009 Spanyol mengalami resesi yang berimbas pada meningkatnya angka pengangguran di negara tersebut yaitu sebesar 17,4% atau sekitar 4 juta jiwa. Defisit anggaran membuat pemerintah harus melakukan penghematan besar-besaran sebesar 15 miliar euro. Selain itu, cara lain yang ditempuh adalah menaikkan usia pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun. Hal tersebut ditentang rakyatnya khususnya dari kalangan buruh dengan menggelar aksi unjuk rasa. 130 Tabel 3.23 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Spanyol (Sept.2011 – Juni 2012) Waktu Perihal Parlemen menyetujui amandemen konstitusi yang mengikat secara hukum pada pinjaman sektor publik. Pemerintah konservatif baru yang dipimpin oleh Mariano Rajoy mengumumkan babak baru langkah-langkah penghematan dengan memangkas belanja publik senilai 16,5 miliar euro dan akan mengurangi defisit publik dari 8% dari PDB pada 2012. September 2011 Desember 2011 Total pengangguran melewati angka 5 juta atau sekitar 22,8%. Ini merupakan tingkat pengangguran tertinggi di zona euro. Hampir setengah dari usia yang berumur 16-24 tahun tidak memiliki pekerjaan. Januari 2012 Spanyol kembali masuk ke dalam resesi akibat kontraksi ekonomi sebesar 0,3% pada kuartal pertama 2012. Para pemilih menyetujui konstitusi Uni Eropa dalam referendum. April 2012 Spanyol akhirnya menerima bailout dari Uni Eropa senilai 125 miliar dolar (100 miliar 10 Juni 2012 euro) untuk menyelamatkan perbankan di negaranya Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Spain. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/992004.stm, diakses tanggal 16 Mei 2012 Akhir tahun 2011 Spanyol memulai pemerintahan baru yang dipimpin oleh Mariano Rajoy. Di awal kepemimpinannya, Rajoy langsung memprogramkan penghematan dengan memangkas belanja publik senilai 16,5 miliar euro. Akibat semakin memburuknya perekonomian, tingkat pengngguran pun semakin bertambah. Sebelumnya, angka penggangguran ditaksir mencapai 4 juta jiwa kini bertambah menjadi 5 juta jiwa. Ironisnya yang menganggur adalah 131 usia yang yang produktif (16-24 tahun). Jumlah tersebut merupakan jumlah pengangguran tertinggi di zona euro. Sampai April 2012, perekonomian Spanyol semakin terpuruk yang menyebabkannya kembali masuk ke dalam resesi. Meskipun berkomitmen kuat untuk tidak meminta bantuan dana talangan kepada Uni Eropa seperti tiga negara sebelumnya, Spanyol lewat Perdana Menterinya, Mariano Rajoy akhirnya juga meminta dana talangan kepada Uni Eropa. Permohonan Spanyol tersebut direspon baik oleh Uni Eropa dengan memberikan bantuan dana senilai 125 miliar dolar (100 miliar euro). 5. Krisis Ekonomi Italia Italia memiliki ekonomi industri yang terdiversifikasi, yaitu bagian utara merupakan daerah industri maju karena didominasi oleh perusahaan swasta, dan daerah selatan yang kurang berkembang karena kesejahteraan bergantung pada sektor pertanian dengan tingkat pengangguran tinggi. Perekonomian Italia sebagian besar didorong oleh barang manufaktur konsumsi berkualitas tinggi yang diproduksi oleh badan usaha kecil dan menengah, dimana sebagian besar berupa industri rumah tangga. Kegiatan ekonomi masyarakat yang paling umum adalah di sektor pertanian, konstruksi, dan sektor jasa. Italia adalah ekonomi terbesar ketiga di zona euro, tetapi beban utang negara yang sangat tinggi dan hambatan struktural untuk pertumbuhan telah menjadikannya rentan mendapatkan pengawasan dari pasar keuangan, Uni Eropa dan IMF. Italia juga merupakan penerbit obligasi terbesar. Namun, utang negaranya terus meningkat sejak 2007 dan telah mencapai 132 angka 120% dari PDB pada 2011. Rasio utang Italia mencapai $ 2 triliun sehingga masuk kategori too big to fail yaitu skala utang yang terlalu besar, masih di atas Yunani yang memiliki utang sekitar $ 330 miliar. Untuk menutupi utang tersebut, Perdana Menteri Italia, Berlusconi, melakukan peminjaman selama sepuluh tahun kepada IMF dengan biaya pinjaman yang menyentuh rekor baru 6,71 %.148 Tentu langkah ini akan berdampak buruk dengan bertambahnya utang negara yang akan mempengaruhi segala aspek dalam negeri. Indikator-indikator perekonomian Italia sebelum dan pada saat terkena krisis ekonomi adalah; 1) Rasio Utang Terhadap PDB Utang Pemerintah Italia terakhir dilaporkan menembus angka 119% dari PDB negara itu. Dari tahun 1988-2010, rata-rata utang pemerintah Italia terhadap PDB adalah 108,59%. Dalam sejarah ekonomi Italia, rasio utang tertinggi terhadap PDB itu mencapai 121,80% pada bulan Desember 1994 dan rekor terendah 90,50% pada bulan Desember 1988.149 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Italia terhadap PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%); 148 Giliran Italia Terlilit Krisis Ekonomi. http://liputan6.com/read/361984/giliran-italia-terlilitkrisis-ekonomi, diakses tanggal 15 Februari 2012 149 Italy Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/italy/government-debt-togdp, diakses tanggal 20 April 2012 133 Grafik 3.17 Rasio Utang Italia Terhadap PDB (2006-2011) Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat 2) Pertumbuhan Ekonomi Selain utang negara yang sangat tinggi, pertumbuhan ekonomi Italia juga sangat rendah dimana pada tahun 2011 hanya sekitar 0,8%.150 Pertumbuhan ekonomi Italia tersebut cuma menang dari Haiti dan Zimbabwe. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi Italia dari tahun 2006-2012 : 150 Krisis Italia dan Nasib Euro. http://bisnis.com/articles/krisis-italia-dan-nasib-euro, diakses tanggal 15 Februari 2012 134 Tabel 3.24 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Italia (2006-2012) No Tahun Persentase 1 2006 2,0% 2 2007 1,5% 3 2008 -1,3% 4 2009 -5,2% 5 2010 1,3% 6 2011 0,6%* 7 2012 0,3%* *: Proyeksi IMF Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/, diakses tanggal 5 April 2012 3) Ekspor Pada Februari 2012 ekspor Italia adalah senilai 31,8 miliar euro. Ekspor utama Italia adalah mesin presisi, kendaraan bermotor (utilitaries, kendaraan mewah, sepeda motor, skuter), bahan kimia dan barang listrik, namun ekspor negara itu yang lebih terkenal adalah di bidang makanan dan pakaian.151 Selain itu, bahan-bahan yang juga diekspor oleh Italia adalah rekayasa produk, tekstil, mesin produksi, peralatan transportasi, bahan kimia, minuman, tembakau; mineral, dan logam nonferrous. Hubungan ekspor Italia sebagian besar dengan 151 Italy Exports. http://www.tradingeconomics.com/italy/exports, diakses tanggal 20 April 2012 135 negara anggota Uni Eropa dimana nilai ekspor itu sekitar 59% dari nilai ekspor total Italia. Pada tahun 2011 persentase ekspor Italia dengan negara-negara mitra dagangnya adalah Jerman 13%, Prancis 11,6%, Spanyol 5,9%, Inggris 5,2%, Amerika 6%, Switzerland 4,7% .152 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Italia dari tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.18 Grafik Nilai Ekspor Italia (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat 4) Impor Pada Februari 2012 impor Italia adalah senilai 32,9 juta euro. Impor utama Italia adalah produk-produk energi, elektronik, tembakau.153 Mitra impor utama 152 Economy:Italy. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/it.html, diakses tanggal 20 April 2012 153 Italy Imports. http://www.tradingeconomics.com/italy/imports, diakses tanggal 20 April 2012 136 Italia adalah Jerman 16,1%, Prancis 8,8%, China 7,8%, Belanda 5,4%, Spanyol 4,6% .154 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Italia dari tahun 2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan; Grafik 3.19 Grafik Nilai Impor Italia (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat 154 Economy : Italy. Op.Cit 137 5) Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran di Italia terakhir dilaporkan 9,3% pada Februari 2012. Dari tahun 1983-2010, tingkat pengangguran Italia rata-rata 9%. Dalam sejarah Italia, rekor tertinggi tingkat pengangguran mencapai 11,50% pada April 1998 dan rekor rendah 5,70% pada April 2007. 155 Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di Italia dalam persen (%); Grafik 3.20 Grafik Tingkat Pengangguran Italia (Jan.2006-Jan.2012) Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat Melihat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh krisis, Italia lewat Perdana Menterinya, Mario Monti mengikuti Amerika Serikat (AS), memangkas anggaran militer dan pertahanannya. Monti yang merupakan seorang 155 Italy Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/italy/unemployment-rate, diakses tanggal 20 April 2012 138 mantan eurocrat dan profesor ekonomi, mengambilalih jabatan dari Silvio Berlusconi pada November 2011 sebagai kepala pemerintahan yang dipilih lewat Pemilu. Monti telah menjanjikan reformasi struktural yang lama tertunda untuk mendorong pertumbuhan. Bukti akan adanya pertumbuhan datang sehari setelah Italia mengumumkan tidak akan melakukan penawaran untuk Olimpiade 2020 guna menghemat uang dan setelah kementerian pertahanan mengumumkan pemotongan anggaran pertahanan termasuk pemotongan pesanan jet tempur F-35. Menteri Pertahanan, Giampaolo Di Paola, mengatakan jumlah angkatan bersenjata dan personil kementerian pertahanan akan dikurangi sebesar 43.000 orang sampai 170.000 orang pada dekade yang akan datang melalui pengurangan perekrutan dan transfer. Giampaolo mengatakan pesanan pesawat tempur F-35 dari Amerika Serikat akan dipangkas dari 131 menjadi 90. Militer juga akan kehilangan dua dari 11 brigadenya, serta mengurangi jumlah tank, pengangkut personel lapis baja, artileri dan helikopter. Bahkan jumlah kapal perang dan kapal selam akan dikurangi dari 24 menjadi 14. Giampaolo mengatakan beberapa properti kementerian pertahanan akan dijual untuk berkontribusi pada restrukturisasi kementerian pertahanan dan lebih umum kepemulihan keuangan di negara ini. Selama paruh kedua tahun 2011 pemerintah mengeluarkan tiga paket penghematan untuk menyeimbangkan anggaran tahun 2013 dan penurunan beban utang negara yaitu menaikkan pajak pertambahan nilai, reformasi pensiun, dan memotong administrasi publik. Hal ini ditempuh karena pemerintah menghadapi tekanan dari para investor dan negara-negara sesama anggota benua Eropa untuk 139 mengatasi hambatan struktural demi pertumbuhan, seperti pasar tenaga kerja yang tidak fleksibel dan bertambahnya kasus penggelapan pajak. Krisis keuangan global memperburuk kondisi pasar tenaga kerja di Italia, dengan meningkatnya pengangguran dari 6,2% pada 2007 menjadi 8,4% pada 2011. Krisis zona Eropa bersama membuat Italia menerapkan langkah-langkah penghematan dengan mengurangi impor. Berikut ini adalah kronologi perjalanan perekonomian Italia mulai dari bergabungnya ke dalam Komunitas Batubara dan Baja Eropa sampai terkena krisis ekonomi seperti saat ini; Tabel 3.25 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (1951 – Nov. 2008) Waktu 1951 Januari 2002 Perihal Italia menjadi salah satu negara pendiri Komunitas Batubara dan Baja Eropa (ECSC). Euro menggantikan lira. Berlusconi memenangkan pemilihan umum, mengamankan masa jabatan ketiga sebagai perdana menteri setelah dua tahun di oposisi. Agustus 2008 Penerbangan nasional Italia, Alitalia, mengalami kebangkrutan. Setelah ekonominya diketahui tumbuh negatif selama dua kuartal berturutNovember 2008 turut, Italia dinyatakan secara resmi dalam resesi yang keempat dalam tujuh tahun dan paling berat sejak 1992 Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Italy Profile. http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html, diakses tanggal 16 Mei 2012 April 2008 140 Italia adalah salah satu dari enam negara pendiri ECSC tahun1951. Tahun 2002 Italia bergabung ke dalam zona euro. Perekonomian Italia tidak bisa dilepaskan dari sosok Berlusconi. Selain karena beberapa kali menjadi perdana menteri, juga karena Berlusconi dikenal sebagai pebisnis handal. Ladang bisnisnya yang paling disorot dunia adalah klub sepak bola miliknya, AC Milan. Namun, hanya tujuh bulan terpilih sebagai perdana menteri untuk kali ketiga, bulan November 2008 Italia memasuki resesi akibat pertumbuhan ekonominya yang minus pada dua kuartal berturut-turut. 141 Tabel 3.26 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (Juli 2010 – Des.2011) Waktu Juli 2010 Desember 2010 Juli 2011 September 2011 Perihal Pemerintah Italia percaya pada paket penghematan untuk memperkuat keuangan negaranya. Berlusconi mengalami perpecahan dengan mantan sekutu politiknya, Ketua Parlemen, Gianfranco Fini, yang mendirikan partai oposisi Italia (FLI). Utang pemerintah mencapai 1,75 triliun euro dan merupakan utang terbesar di Eropa. Uni Eropa dan IMF meminta Italia untuk berbuat lebih banyak mengurangi utang negaranya karena terbesar di zona euro dan mendorongnya untuk melakukan pemotongan belanja. Parlemen memberikan persetujuan akhir atas paket penghematan senilai 54 miliar euro dengan syarat anggaran Italia harus seimbang pada tahun 2013. Perdana Menteri Berlusconi memenangkan suara sebagai kepercayaan dalam menangani perekonomian. Oktober 2011 Namun, pada saat itu juga lebih dari 130 anggota masyarakat dan lebih dari 100 polisi terluka dalam protes massa di Roma terhadap penghematan dan praktek perbankan. Di tengah keraguan yang berkembang tentang beban utang Italia, Berlusconi mengundurkan diri setelah pemerintahnya gagal untuk mendapatkan suara November 2011 mayoritas penuh dalam pemungutan suara anggaran. Presiden Giorgio Napolitano mencalonkan mantan komisaris Uni Eropa, Mario Monti, untuk mengambilalih pemerintahan. Monti menerapkan langkah-langkah penghematan Desember 2011 sebesar 33 miliar euro dengan mengurangi pengeluaran atas persetujuan parlemen dan meningkatkan pajak Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Italy Profile. http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html, diakses tanggal 16 Mei 2012 Sama seperti halnya di negara-negara yang terkena krisis, Italia pun mengalami defisit anggaran. Bahkan yang lebih parah adalah bulan Desember 142 2010 utang negaranya mencapai 1,75 triliun euro sekaligus menjadi utang terbesar di Eropa. Mengetahui utang negaranya yang sedemikian banyak, Uni Eropa dan IMF mendesak Italia agar berusaha ekstra keras mengurangi utang dengan jalan pengetatan anggaran (biaya-biaya sosial dipotong). Namun, program tersebut ditolak habis-habisan oleh rakyatnya dengan menggelar aksi unjuk rasa. Melihat betapa besarnya utang Italia ditambah kegagalan Berlusconi mendapatkan dukungan dari parlemen soal pengetatan anggaran, membuat Berlusconi mengundurkan diri pada bulan November 2011. Posisinya kemudian digantikan oleh Mario Monti mantan komisaris Uni Eropa. Setelah duduk sebagai perdana menteri, atas persetujuan parlemen, Monti menerapkan langkah-langkah penghematan sebesar 33 miliar euro dengan mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pajak. 143 Tabel 3.27 Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (Jan. 2012 - Mei 2012) Waktu Januari 2012 April 2012 Mei 2012 Perihal Pemerintah merancang suatu peraturan untuk mengurangi proteksionisme, mendorong persaingan dan memberikan kemudahan bagi orang muda untuk mencari pekerjaan. Lembaga pemeringkat utang, Fitch, menurunkan peringkat utang Italia ke posisi A-. Lebih dari 20 pengusaha bunuh diri dalam empat bulan pertama 2012 setelah usaha mereka gagal Partai Sayap Kiri melakukan aksi protes sebagai ketidakpuasan masyarakat dengan adanya program penghematan. Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Italy Profile. http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html, diakses tanggal 16 Mei 2012 Memasuki tahun 2012 peringkat utang Italia diturunkan ke level yang lebih buruk lagi. Akibat perekonomian yang semakin memburuk, bulan April 2012 dilaporkan lebih dari 20 pengusaha bunuh diri selama empat bulan pertama di tahun itu karena usaha mereka gagal. Mei 2012, partai oposisi Sayap Kiri bersama dengan rakyat melakukan aksi unjuk rasa sebagai protes atas langkah penghematan yang ditempuh oleh pemerintah. 144 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Bentuk Kebijakan Uni Eropa Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi PIIGS 1. Bentuk Kebijakan Uni Eropa di Yunani Perekonomian Yunani secara umum ditunjang oleh sektor seperti pariwisata, perkapalan, produk industri, pemrosesan makanan dan tembakau, tekstil, kimia, produk baja, pertambangan dan perminyakan. Pertumbuhan PDB , rata-rata, sejak tahun 1990-an lebih tinggi daripada rata-rata anggota Uni Eropa. Namun, ekonomi Yunani juga menghadapi masalah-masalah yang signifikan, termasuk naiknya tingkat pengangguran, birokrasi yang tidak efisien, penghindaran dari pajak dan tentu saja korupsi. Yunani menderita korupsi ekonomi yang tinggi serta kompetisi global yang rendah bila dibandingkan dengan rekan-rekan Uni Eropa lainnya. Bergabungnya Yunani dalam Komunitas Eropa sebenarnya diharapkan dapat membantu perekonomian Yunani melalui pasar bersama, namun Yunani kesulitan beradaptasi dengan kompetisi pasar karena industri di Eropa Utara sudah lebih maju dan mapan. Akibatnya, terjadi penurunan PDB per kapita yakni dari 58 % PDB per kapita rata-rata ME di tahun 1980, menjadi 52 % pada tahun 1991. Antara tahun1980-1990-an, Yunani memiliki utang yang besar terkait dengan defisit anggaran.156 156 Rizky Musafir. Op.Cit 145 Bila ditilik ke belakang, Yunani menjadi satu-satunya anggota Komunitas Eropa yang ingin menjadi bagian dari Perjanjian Maastricht namun tidak dapat memenuhi kriteria atau syarat menjadi anggota Uni Eropa dikarenakan oleh inflasi, defisit anggaran, utang, dan suku bunga yang tinggi. Kemudian Yunani berusaha memperbaiki perekonomiannya dengan program penghematan dan usaha ini membuahkan hasil positif. Yunani akhirnya dapat memenuhi kriteria; inflasi 2,1%, defisit anggaran 1,7% dari PDB (di bawah 3% ketetapan Perjanjian Maastricht) dan resmi tahun 2001 Yunani dapat bergabung dengan Uni Eropa.157 Dalam perjalanan selanjutnya, Yunani tergabung dalam zona euro. Namun, pada akhirnya terkuak fakta bahwa data-data ekonomi yang memuluskan langkah Yunani menjadi bagian dari zona euro adalah semua hasil rekayasa. Sebagai sebuah hasil dari faktor ekonomi-politik internasional (krisis finansial) dan lokal (pengeluaran yang tidak terkontrol untuk pemilihan umum nasional pada bulan Oktober 2009), ekonomi Yunani menghadapi krisisnya yang paling berat sejak tahun 1993. Ini ditambah dengan meningkatnya utang yang menyebabkan krisis ekonomi yang parah. Permasalahan politik juga ikut ambil bagian dalam permasalahan ekonomi ini yaitu banyak masyarakat yang menghindari untuk membayar pajak. Hal ini dianggap merupakan kegagalan pemerintahan Sosialis yang terpilih bulan Oktober 2009. Tuduhan ini dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya yang meragukan kredibilitas pemerintahan baru ini. Pada minggu-minggu pertama tahun 2010, ada kekhawatiran yang kembali muncul mengenai utang nasional yang berlebihan. Kekhawatiran ini berdasar 157 Ibid 146 pada kemungkinan negara-negara lain tertular krisis ekonomi yang terjadi di Yunani, seperti Spanyol dan Italia yang mulai menghadapi masalah finansial. Inilah yang kemudian memunculkan permasalahan yang berentetan dengan negara-negara Uni Eropa lain karena keterikatan secara politis maupun ekonomis. Berdasarkan indikator-indikator ekonomi Yunani yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Yunani memang diterpa oleh krisis ekonomi. Dari sisi rasio utang terhadap PDB, tampak bahwa utang Yunani memang sangat tinggi yang menempatkannya sebagai negara pengutang tertinggi nomor dua di benua Eropa khususnya dalam lingkup zona euro setelah Italia. Di tahun 2006 dan 2007 sebelum krisis ekonomi terjadi, utang Yunani sudah menyentuh angka 100% dari PDB negaranya (lihat Grafik 3.1 hal.78) apalagi di tahun berikutnya yang dikenal sebagai tahun terjadinya krisis keuangan global yang berasal dari Amerika Serikat, bisa dipastikan persentase utangnya melebihi angka 100%. Tahun 2008 persentase rasio utang terhadap PDB-nya sebanyak 105,4%, hanya turun 1% dari angka 106,1% di tahun 2007 kemudian melonjak menjadi 110,7% di tahun 2009 karena memang di tahun inilah dampak paling besar dirasakan oleh negara yang terkena krisis ekonomi. Angka ini semakin menanjak di tahun 2010 menjadi 127,1% dan 142,8% di tahun 2011 yang menjadi rekor utang tertinggi dalam sejarah perekonomian Yunani. Jika dikonversikan ke dalam mata uang euro maka utang Yunani adalah sebagai berikut; tahun 2004 147 mencapai angka 168 miliar euro, tahun 2009 bertambah menjadi 262 miliar euro. Dan saat ini total utang Yunani adalah berjumlah 368 miliar euro.158 Yunani sudah melanggar batas yang ditetapkan oleh Otoritas Moneter Uni Eropa dimana peraturan menetapkan bahwa rasio utang setiap negara zona euro tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya. Selain jumlah utang, dalam Uni Eropa juga telah diatur tingkat defisit pemerintah yaitu tidak boleh lewat dari 30%, stabilitas serta Pakta Pertumbuhan yang mengajukan sasaran akhir dari posisi anggaran yang berimbang, atau surplus bagi negara-negara anggota. Ketetapanketetapan tersebut telah diatur dalam Perjanjian Maastricht yang dikenal dengan nama ketetapan budget.159 Penulis melihat Uni Eropa sepertinya lepas kendali dalam mengawasi pemerintah Yunani dalam melakukan peminjaman (utang). Selaku organisasi regional yang memiliki kewenangan memantau negara anggotanya dalam melakukan pinjaman (utang), Uni Eropa seharusnya tidak lalai dalam mengontrol utang negara anggotanya meskipun itu merupakan tugas utama dari pemerintah negara yang bersangkutan karena hal tersebut telah diatur dalam Perjanjian Maastricht. Jika Uni Eropa telah menetapkan batasan utang bagi negara anggotanya maka Uni Eropa juga harus sigap dalam memantau aktivitas peminjaman utang di setiap negara anggotanya. Di samping itu, jika negara yang bersangkutan tidak taat terhadap peraturan (kewajiban) yang telah ditetapkan bersama atau tidak ingin diintervensi lebih banyak dalam masalah utang negara, 158 Utang Yunani Dikurangi. http://internasional.kompas.com/read/2012/03/10/02251764/Utang.Yunani.Dikurangi, diakses tanggal 7 Mei 2012 159 Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.82 148 maka langkah tepat yang harus diterapkan oleh Uni Eropa adalah memberlakukan sanksi berupa denda secara periode sebagaimana diatur dan telah disepakati dalam berbagai regulation dan decision160 dalam peraturan moneter bersama di kawasan zona euro. Hal inilah yang sepertinya belum terjadi dalam organisasi regional sekelas Uni Eropa. Jika Uni Eropa ingin keberadaanya betul-betul dirasakan membawa manfaat bagi negara-negara anggota, maka Uni Eropa harus segera mungkin tegas dalam setiap tindakan yang melenceng dari ketetapan. Akibat ketidaktaatan kedua belah pihak, dalam hal ini Yunani dan Uni Eropa terhadap peraturan ini maka dampaknya adalah Yunani menjadi negara pertama yang diterpa krisis ekonomi dalam zona euro yang pada akhirnya menimbulkan efek domino bagi negara zona euro lainnya yaitu Portugal, Irlandia, Spanyol, dan Italia (PIIGS) yang tidak menutup kemungkinan membahayakan masa depan Uni Eropa. Menurut pendapat penulis, Yunani menjadi negara zona euro yang paling pertama mendapatkan efek dari krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat karena lebih disebabkan oleh faktor internal negara itu sendiri yaitu pemerintahnya, dimana sejak dari tahun 1974 ketika berganti sistem pemerintahan dari junta militer menjadi sosialis pemerintah mulai mengambil banyak utang dan menumpuknya untuk membiayai subsidi, dana pensiun, dan gaji PNS (pemborosan anggaran). Di tahun 2010, terkuak bahwa pemerintah Yunani juga diketahui telah mengutakatik data-data statistik ekonomi makronya, sehingga kondisi perekonomian mereka tampak baik-baik saja, padahal 160 Ibid, hal.62 149 sebenarnya tidak. Selain itu, diketahui bahwa pemerintah membayar Goldman Sachs beserta beberapa bank untuk mengatur transaksinya sedemikian rupa sehingga dapat menyembunyikan angka sesungguhnya dari jumlah utang pemerintah yang menyebabkan defisit anggaran yang besar dan kembali melanggar ketetapan dalam otoritas yang disepakati dalam Traktat Lisabon bahwa defisit negara zona euro tidak boleh di atas 3%. Selain hal-hal di atas, penyebab lain dari krisis ekonomi Yunani adalah petugas pajaknya banyak yang melakukan korupsi dan malas dalam menagih pajak. Jika pajak yang berjumlah US$ 60 miliar atau sekitar Rp 540 triliun per tahun tidak diselewengkan mungkin dampak yang dirasakan Yunani tidak akan seberat dengan dampak yang dirasakan sekarang ini.161 Intinya adalah lemahnya disiplin anggaran serta buruknya perpajakan di negara tersebut yang tercermin dari pemborosan, korupsi, maupun manipulasi pembukuan menyebabkan Yunani mengalami defisit anggaran. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan defisit anggaran Yunani terhadap PDB-nya dari tahun 2006-2011; 161 Krisis Yunani Akibat Banyak Petugas Pajak yang Korupsi. http://www.analisadaily.com/news/read/2012/04/05/44158/krisis_yunani_akibat_banyak_petugas _pajak_yang_korupsi/#.T6loEYE5VuM, diakses tanggal 8 Mei 2012 150 Tabel 4.1 Tabel Defisit Anggaran Yunani (2006-2011) No Tahun Persentase 1 2006 5,7% 2 2007 6,5% 3 2008 9,8% 4 2009 15,6% 5 2010 10,3% 6 2011 9,1% Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012 Melihat betapa tidak sehatnya perekonomian Yunani akibat manipulasi data yang menyebabkan utang negara dan defisit anggaran yang begitu besar, para investor baik investor domestik maupun investor asing tentunya tidak ingin modalnya raib akibat hal ini. Mereka kemudian beramai-ramai memindahkan modalnya itu ke negara lain. Ketika modal tersebut keluar dari Yunani maka perekonomian tidak akan berjalan sebagaimana mestinya bahkan perekonomian akan lumpuh khususnya di sektor perbankan karena tidak akan ada uang yang akan dijadikan modal oleh para pengusaha sehingga perekonomian mandeg. Selain itu, secara otomatis badan usaha akan memecat sebagian karyawannya, timbullah pengangguran. Dampak lain adalah negara tidak akan sanggup melakukan kegiatan ekspor impor karena kekurangan biaya untuk produksi dan 151 ketidakmampuan dalam membeli barang dari partner impornya. Situasi inilah yang persis terjadi di Yunani saat ini. Dari segi pertumbuhan ekonomi, sebelum terkena krisis (2006-2007), ekonomi Yunani masih berada di level yang cukup tinggi yaitu 5,2% pada tahun 2006 dan 4,3% pada tahun 2007 (lihat Tabel 3.1 hal.79). Menurut data, ini merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di zona euro tetapi menurut penulis, angka ini tidak terpercaya mengingat terkuaknya fakta bahwa selama pergantian rezim di Yunani dari tahun 1974 pemerintah Yunani banyak merekayasa semua indikator ekonominya menjadi lebih baik padahal berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Setelah diketahui fakta yang sesungguhnya, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Yunani hanya 1% dan pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi malah berada pada posisi minus yaitu -2,0% seiring terjadinya krisis ekonomi. Tahun berikutnya tambah parah yaitu berada pada posisi -4,5%. Bahkan menurut IMF pertumbuhan ekonomi selanjutnya diprediksikan masih berada di posisi minus tetapi perlahan-lahan akan mulai mengarah ke posisi positif kembali. Penulis melihat ekonominya akan kembali tumbuh jika pemerintah berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan reformasi di segala bidang khususnya yang bersentuhan langsung dengan bidang ekonomi misalnya memperbaiki sistem perpajakan dan menegakkan disiplin anggaran. Pemerintah harus menemukan terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi dalam membangkitkan kembali ekonomi negaranya khususnya ekonomi mikro. Jika tidak, ekonomi Yunani akan semakin terpuruk sehingga akan memunculkan 152 masalah yang kompleks yang bisa saja mengancam eksistensi negara khususnya akan memicu kekacauan politik yang perlahan-lahan sudah terjadi. Dari segi ekspor, dapat dilihat bahwa nilai ekspor sebelum krisis ekonomi (2006-2008) memang sudah menunjukkan keadaan yang kurang stabil tetapi masih pada posisi yang cukup tinggi yaitu antara 1,1-1,8 juta euro (lihat Grafik 3.2 hal.80). Namun, ketika dampak krisis begitu besar dirasakan negara ini di tahun 2009, nilai ekspornya langsung turun drastis yaitu hanya di posisi sekitar 1,3 juta euro. Tahun berikutnya (2010-2012) walaupun masih belum stabil tetapi nilai ekspor Yunani kembali meningkat. Nilai ekspor terendahnya sekitar 1,1 juta euro dan nilai tertingginya 1,9 juta euro. Meskipun nilai ekspor Yunani akhir-akhir ini sudah membaik namun bukan berarti negara ini bisa dengan cepat keluar dari masa-masa suramnya karena ekspor hanyalah satu dari sekian banyak aspek pendukung dalam membangun kembali ekonomi yang sudah memprihatinkan di negara ini. Untuk itu, pemerintah seharusnya menjaga bahkan meningkatkan nilai ekspor tersebut agar tetap stabil bahkan ditingkatkan karena ekspor adalah salah satu sumber pendapatan nasional yang besar demi masa depan negeri ini. Dari segi impor, terlihat bahwa dari tahun 2006-2007 sebelum krisis, nilai impor Yunani boleh dikatakan sangat tinggi dan relatif stabil. Nilai terendah yaitu sekitar 3,8 juta euro dan nilai tertinggi sekitar 5,9 juta euro. Namun, ketika tahun 2009 nilai ekspornya langsung turun drastis, nilai tertinggi hanya sampai di angka sekitar 4,6 juta euro dimana tahun sebelumnya mencapai angka sekitar 5,9 juta euro (lihat Grafik 3.3 hal.81). Menurut penulis, akibat besarnya dampak krisis 153 yang dirasakan oleh Yunani membuat negara ini tidak mampu lagi dalam membeli barang-barang dari negara partner impornya. Mengingat komoditas impor utama Yunani seperti bahan bakar, bahan makanan dan minyak bumi merupakan komoditas yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup masyarakatnya dan bagi pengoperasian industri-industri maka sebaiknya pemerintah berusaha kembali memaksimalkan kegiatan impor guna menjaga roda perekonomian Yunani. Partner utama Yunani dalam kegiatan ekspor-impor adalah sesama anggota Uni Eropa sendiri seperti Italia, Belanda, dan Jerman. Untuk itulah dampak krisis dengan mudah menjalar ke negara-negara tersebut lewat jalur ekspor dan impor ini. Pengaruhnya adalah jika ekspor menurun maka pendapatan negara pengekspor tentunya juga akan menurun karena negara mitra impor sedang berada dalam krisis. Itu artinya negara pengimpor tidak mampu lagi melakukan aktivitas impor karena kekurangan finansial. Sementara jika impor menurun maka negara pengimpor akan merasakan kekurangan pada barang yang diimpor. Dari segi tingkat pengangguran, pengangguran di Yunani meningkat setiap tahunnya. Sebelum terjadi krisis ekonomi (2005-2007) angka pengangguran tertinggi di Yunani yaitu sekitar 10,2%. Namun, ketika krisis ekonomi terjadi angka itu naik dua kali lipat dari angka sebelumnya yaitu sekitar 21,8% (lihat Grafik 3.4 hal.82). Angka ini bahkan dilaporkan sebagai angka pengangguran tertinggi dalam sejarah Yunani. Menurut data resmi pemerintah pada akhir Desember 2011, jika dikonversi ke dalam jumlah jiwa jumlahnya 154 adalah 1.033 juta jiwa dan sebagian dari mereka adalah usia produktif yaitu mulai dari 24 tahun.162 Pengangguran di Yunani melonjak tajam karena pihak perusahaan baik BUMN maupun BUMS memecat ribuan karyawannya akibat ketidakmampuan perusahaan dalam membayar gaji mereka sekaligus sebagai prasyarat dari Uni Eropa kepada pemerintah Yunani dalam memberikan bantuannya. Penulis melihat, jika hal ini tidak segera diantisipasi maka tidak menutup kemungkinan akan membawa dampak yang paling dikhawatirkan yaitu menimbulkan kekacauan politik. Misalnya para buruh atau karyawan yang merasa dirugikan dengan PHK tersebut melakukan demo besar-besaran yang disertai tindakan anarkis sehingga kegiatan perekonomian akan lesu. Pada umumnya kekacauan politik di suatu negara berawal dari masalah ekonomi. Melihat besarnya dampak buruk krisis ekonomi yang melanda Yunani, Uni Eropa tentunya bertanggung jawab dalam membantu salah satu negara anggotanya ini menanggulangi beban negara yang muncul. Bentuk tanggung jawab itu dilakukan misalnya melalui sebuah kebijakan. Kebijakan untuk mengatasi krisis secara garis besar ada dua yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Merujuk kepada definisinya, inti dari kebijakan moneter adalah price stability guna menghindari inflasi yang dilakukan dengan cara mengendalikan suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan melakukan peminjaman uang kepada bank-bank apabila mengalami kesulitan likuiditas. 162 Ada 300.000 Warga Yunani Jadi Penganggur. http://internasional.kompas.com/read/2012/03/08/18420366/Ada.300.000.Warga.Yunani.Jadi.Pen ganggur, diakses tanggal 6 Mei 2012 155 Sedangkan inti kebijakan fiskal adalah mengatur pendapatan dan pengeluaran pemerintah dalam suatu negara khususnya lewat pajak. Dalam perjalanan penelitian, penulis mendapat bukti bahwa sampai saat ini yang diatur dalam Uni Eropa barulah sampai pada tahap kebijakan moneter yang otoritasnya dipegang oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank). Sementara kebijakan fiskal dalam level Uni Eropa belum disepakati. Nanti ketika dampak krisis ekonomi PIIGS betul-betul dirasakan seperti saat ini yang berpotensi melahirkan disintegrasi dan mengancam stabilitas benua Eropa secara umum dan terkhusus zona euro barulah pemerintah baik di level nasional (pemerintah masing-masing negara) maupun di level regional (pemerintah Uni Eropa) berusaha membahas pengaturan kebijakan fiskal tunggal yang akan diberlakukan dalam Uni Eropa. Tujuannya adalah pemotongan pajak serentak dan secara keseluruhan negara mengurangi anggaran belanjanya. Namun, banyak pihak skeptis terhadap rencana ini. Menurut mereka integrasi moneter yang telah dilakukan berbuah badai besar, apalagi integrasi dalam skala yang lebih besar dari itu.163 Mereka seharusnya belajar terlebih dahulu untuk menaati peraturan rasio utang terhadap PDB tidak boleh di atas 60% dan defisit anggaran tidak boleh di atas 3%. Kebijakan ini pertama kali dikemukakan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel dalam pidatonya di parlemen Jerman pada bulan November 2011 yang 163 Debat dan Perundingan Panjang Krisis Eropa. http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/02/25/debat-dan-perundingan-panjang-krisiseropa/, diakses tanggal 7 Mei 2012 156 dikenal dengan nama “fiscal union” atau “kebijakan fiskal tunggal”.164 Sejauh ini, kebijakan tersebut telah didukung oleh Belanda. Inilah bukti bahwa di Uni Eropa terjadi ketidaksingkronan kebijakan fiskal dan moneter. Dimana kebijakan moneter dipegang oleh European Central Bank (ECB). Sementara kebijakan fiskal dilakukan oleh negara masing-masing. Sementara kebijakan yang secara jelas diambil oleh Uni Eropa (dan IMF) dalam membantu Yunani dalam mengatasi krisis ekonomi adalah dengan memberikan bailout (bantuan dana talangan). Berdasarkan kronologis krisis ekonomi Yunani (lihat Tabel 3.5 hal.88), pada bulan April 2010 Yunani lewat Perdana Menterinya, Papendrou, memohon bantuan kepada Uni Eropa untuk diberikan bantuan dana. Uni Eropa (bersama dengan IMF) kemudian menyetujui permohonan tersebut dengan memberikan bailout pada bulan Mei 2010 sebanyak 110 miliar euro. Namun ternyata bailout ini pada dasarnya sama dengan utang karena pada akhirnya akan dibayar kembali oleh Yunani (harus dikembalikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh pemberi bantuan). Dengan kata lain, bantuan tersebut bukan bantuan dana gratis. Yunani dan semua negara pengutang (peminjam) ibaratnya hanyalah melakukan tindakan “gali lubang tutup lubang”. Maksudnya adalah jika negara dililit utang, utang itu akan ditutupi sementara dengan bantuan dana talangan yang notabene adalah juga utang. Selain itu, pemberian bailout diiringi sejumlah persyaratan yang berat bagi masyarakat Yunani seperti; tunjangan PNS dan pensiun dipotong, pajak 164 Jerman Ajukan Fiscal Tunggal Untuk Uni Eropa. http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/12/04/47800/Jerman-Ajukan-ProposalKebijakan-Fiskal-Tunggal-untuk-Uni-Eropa-, diakses tanggal 7 Mei 2012 157 pertambahan nilai dinaikkan menjadi 23%, pajak barang-barang mewah, bensin, rokok dan minuman beralkohol pun dinaikkan dan yang paling parah adalah perusahaan BUMN harus dikurangi dari 6000 menjadi 2000 perusahaan yang pada akhirnya menimbulkan pengangguran besar. Tentu saja hal ini tidak diterima oleh rakyat Yunani, sebagai respon tanggal 4-5 Mei 2010 terjadi demonstrasi yang disertai aksi pembakaran selama 48 jam yang menyebabkan tiga orang tewas dan sampai saat ini demonstrasi masih seringkali terjadi walaupun belum sampai pada level yang mengkhawatirkan. Pada bulan Juli 2011 Uni Eropa kembali menyatakan kesiapannya dalam memberikan bailout kepada Yunani senilai 109 miliar euro dengan syarat saham obligasi swasta di Yunani harus dipotong sampai 20%. Syarat ini direspon oleh pemerintah Yunani dengan memberlakukan pungutan pajak baru dan memangkas gaji pemerintah dan parlemen meskipun sebagian anggota parlemen tidak setuju. Akibatnya, Papendrou yang menjadi perdana menteri Yunani kala itu mengundurkan diri dari jabatannya dan digantikan oleh Mantan Wakil Presiden Bank Sentral Eropa, Lucas Papademos. Syarat ini berhasil dilaksanakan oleh Pemerintah Yunani dengan mengajak para kreditur memangkas piutang mereka dalam bentuk obligasi bahkan sampai 50% (lihat Tabel 3.8 hal.93) yang akan memuluskan pemberian bailout tahap kedua dari Uni Eropa dan IMF dimana 85,8% kreditur pemegang obligasi Pemerintah Yunani sepakat menandatangani penghapusan sebagian utang (write off) tersebut. Melalui kesepakatan itu, pemegang obligasi menerima pengurangan piutang sebesar 53,3%. Sisanya akan direstrukturisasi dengan obligasi baru dengan jangka waktu pembayaran lebih 158 lama dan bunga lebih rendah. Cara pembayaran ini meringankan beban Yunani. Dari total 368 miliar euro utang Yunani, sebanyak 206 miliar euro merupakan utang kepada investor swasta dan 100 miliar euro dari total utang itu segera dihapuskan. Tentunya dana talangan ini sangat membantu Yunani untuk menggerakkan kegiatan pemerintah, yang secara teknis sudah bangkrut. Terlebih menyelamatkan Yunani dari status default (gagal bayar utang).165 Namun, tidak seperti bailout tahap pertama yang mudah cair, bailout tahap kedua sangat sulit untuk dicairkan karena Jerman dan Prancis tidak setuju pemberian bailout tahap kedua untuk Yunani. Jerman utamanya, merupakan garda terdepan yang selama ini menjadi penjamin negara-negara zona euro yang terlilit utang dengan mengucurkan dana talangan yang menurut spekulasi jumlahnya di atas 60%. Keputusan pemerintah Jerman yang dengan royalnya membagi-bagikan sedekah kepada negara-negara bermasalah sebenarnya mendapat kritikan keras dari masyarakat dan anggota DPR Jerman. Kebijakan ini dinilai tidak populer karena masyarakat Jerman tidak rela uang kerja keras mereka malah diberikan kepada negara-negara pengutang tersebut. Walau tidak menjadi isu nasional, namun permasalahan sosial seperti pengangguran telah menjadi sorotan warga Jerman sehingga dana yang ada sebaiknya digunakan untuk kemaslahatan umat Jerman saja. Kanselir Jerman Angela Merkel selama ini tampak setengah-setengah dalam mendukung Yunani 165 Utang Yunani Dikurangi. Op. Cit 159 terlebih ketika akan mengucurkan bailout tahap kedua, dimana Yunani telah gagal memenuhi target yang ditetapkan.166 Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa bentuk kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Yunani dengan memberikan bailout adalah kebijakan fiskal. Namun, dalam hal ini muncul sebuah kerancuan karena kebijakan fiskal yang intinya adalah mengatur pendapatan dan pengeluaran pemerintah dalam suatu negara (organisasi) lewat pajak belum diatur dalam Uni Eropa sementara prasyarat yang diajukan oleh Uni Eropa atas pemberian bailout adalah menaikkan pajak atau bahkan membuat pajak baru. Selain itu, pemotongan tunjangan PNS dan pensiun, pengurangan perusahaan BUMN dari 6000 menjadi 2000 perusahaan yang bertujuan untuk menekan pengeluaran pemerintah guna menghindari defisit anggaran juga masih merupakan bentuk kebijakan fiskal. Berdasarkan teori kebijakan publik Dunn, dengan adanya kasus Yunani dan penanganannya oleh Uni Eropa, dapat dijelaskan bahwa bantuan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik Yunani dianggap tidak efektif dilihat dari formulasi dan implementasi kebijakan. Dari siklus formulasi kebijakan mengenai bantuan Uni Eropa dengan pemberian dana yang sebagian diambil dari IMF ternyata tidak efektif karena mendapatkan pertentangan dari sesama anggota Uni Eropa sendiri yaitu terjadi penolakan oleh Jerman dan Prancis, sebagai dua negara besar yang memberikan sumbangsih kepada Yunani. Pada implementasi kebijakan, Uni Eropa juga ternyata tidak efektif karena mendapatkan beragam 166 Ambiguitas Posisi Yunani dan Ketidaktegasan Uni Eropa. http://www.bexi.co.id/keuangan/ambiguitas-posisi-yunani-dan-ketidaktegasan-uni-eropa/, diakses tanggal 5 Mei 2012 160 hambatan. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari penolakan masyarakat dalam negeri Yunani yang notabene adalah negara yang ingin dibantu. Penolakan tersebut terwujud dalam aksi protes keras atau demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat atas kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat, seperti memangkas gaji dan fasilitas buruh serta menaikkan pajak. Kesimpulan yang dapat diambil dalam analisis ini adalah bahwa strategi dan kebijakan Uni Eropa dalam pelaksanaan pemberian bantuan kepada Yunani dari tahap formulasi dan implementasi kebijakan dari lima siklus kebijakan William Dunn tidak efektif. Sebagai akibatnya, terdapat hambatan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik di Yunani karena masih belum efektifnya Uni Eropa sebagai salah satu lembaga internasional. 2. Bentuk Kebijakan Uni Eropa di Irlandia Irlandia adalah negara kedua yang merasakan dampak krisis ekonomi Uni Eropa setelah Yunani. Penyebabnya adalah peminjaman kredit untuk sektor properti yang sangat tinggi sementara usaha propertinya tidak bertumbuh (merugi). Di samping itu, Konsulat Jenderal Irlandia untuk Indonesia, Anangga Wardhana Roosdiono, S.H. dalam wawancara dengan penulis pada tanggal 29 Maret 2012 di Gedung Konsulat Jenderal Irlandia untuk Indonesia mengemukakan bahwa inti krisis ekonomi Irlandia sebenarnya lebih disebabkan oleh struktur ekonomi negaranya yang belum kuat (lemah secara ekonomi). Ketika Irlandia menjadi anggota Uni Eropa, siap tidak siap harus mengikuti 161 serangkaian sistem yang sebenarnya belum siap mereka hadapi. Dengan kata lain, Irlandia harus menyamakan diri dengan negara-negara Uni Eropa lainnya yang sudah maju (negara industri) sementara Irlandia hanyalah negara agraris yang kecil. Tentunya negara industri dengan negara agraris akan berbeda dalam banyak hal. Salah satunya adalah soal output (produksi). Produksi negara industri dengan negara agraris sangatlah berbeda khususnya dalam hal “nilai” yang dihasilkan dengan “harga jual”. Buah-buahan dan hasil pertanian lainnya tentu tidak akan sama harganya dengan produk-produk pabrik. Untuk itu, ketika Irlandia membutuhkan dana untuk menjalankan roda perekonomiannya sementara dana yang ada tidak mencukupi atau bahkan sama sekali tidak ada maka langkah yang ditempuh adalah mengutang baik kepada pihak swasta maupun kepada lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF dan World Bank. Utang tersebut terus bertambah tiap tahunnya sehingga akibatnya adalah Irlandia dilanda krisis ekonomi. Utang yang dimaksud disini bukan hanya utang pemerintah, tetapi juga korporasi dan individu yaitu pinjaman dari negara lain (pemerintah dan swasta), termasuk pinjaman modal dan bunga pinjaman yang harus dibayar. Ditinjau dari segi rasio utang terhadap PDB, utang Pemerintah Irlandia memang sangat tinggi. Namun, sebelum terjadinya krisis (2006-2007), persentase utang Irlandia terhadap PDB masih aman yaitu tahun 2006 dilevel 27,2% dan 24,8% tahun 2007 bahkan sampai 2009, persentase utang Irlandia terhadap PDB masih dalam tahapan yang wajar. Tahun 2008 di posisi 25 %, tetapi tahun 2009 di posisi 44,4%. Dapat dilihat dalam kurun waktu satu tahun saja (2008-2009) 162 persentase utang Irlandia terhadap PDB-nya begitu cepat bertambah. Utang tersebut semakin bertambah setiap tahunnya, pada tahun 2010 menjadi 65,6% dan tahun 2011 melonjak menjadi 96,2% (lihat Grafik 3.5 hal.98). Jika dikonversikan ke dalam euro, jumlah utang Irlandia mencapai angka 148 miliar euro. Kembali batas yang telah ditetapkan oleh otoritas dalam Uni Eropa juga dilanggar oleh pemerintah Irlandia bahwa utang negara zona euro tidak boleh di atas 60% sementara utang Irlandia pada tahun 2010 dan 2011 sudah melebihi batas yang telah ditentukan (65,6% dan 96,2% ). Jika pemerintah Irlandia masih menginginkan perekonomian negaranya bertahan maka sudah seharusnya mereka mencari langkah-langkah inovatif sebagai solusi dalam menangani dampak krisis. Diperlukan reformasi-reformasi di segala bidang supaya ekonomi bisa kembali pulih. Jika utang negara malah semakin bertambah maka investor tidak akan melirik negara Irlandia sedikit pun bahkan investor yang sudah berada dalam negara ini akan mengalihkan modalnya ke negara lain yang perekonomiannya lebih sehat karena rasio utang pemerintah terhadap PDB itu akan digunakan oleh investor untuk mengukur kemampuan negara melakukan pembayaran utangnya di masa depan. Selain itu, jumlah utang akan mempengaruhi jumlah pinjaman yang bisa diberikan oleh pihak donor kepada Irlandia. Maksudnya adalah jika pihak yang siap membantu Irlandia melihat utangnya sudah terlalu banyak maka pihak tersebut tentunya tidak akan memberikan pinjaman yang banyak kepada Irlandia karena dikhawatirkan akan mengalami default (gagal bayar utang). 163 Dari segi pertumbuhan ekonomi, juga terlihat jelas bahwa Irlandia memang terkena krisis ekonomi. Dari tahun 2006-2007 (lihat Tabel 3.10 hal.99) ekonomi Irlandia masih tumbuh pesat yaitu pada posisi 5,3% dan 5,2% dan merupakan angka pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di benua Eropa yang membuatnya mendapat julukan “Macan Keltik” atau “Cahaya yang Paling Bersinar di Eropa”. Namun, memasuki tahun 2008 pertumbuhan ekonominya turun drastis sampai menyentuh angka minus yaitu -3,0%. Tahun 2009 semakin parah yaitu pada posisi -7,0% karena di tahun inilah dampak krisis betul-betul dirasakan oleh negara zona euro yang mengalami krisis. Walaupun di tahun 2010 pertumbuhan ekonominya masih pada posisi minus yaitu -0,4%, tetapi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2011, meskipun pertumbuhan ekonominya masih sangat rendah menurut proyeksi IMF tetapi jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya karena ekonomi kembali tumbuh ke angka positif yaitu pada posisi 0,4%. Tahun 2012 ekonomi Irlandia juga diproyeksikan oleh IMF akan tumbuh semakin baik yaitu diprediksi pada posisi 1,5%. Besarnya dampak krisis telah membuat ekonomi zona euro tidak bertumbuh malah ekonomi semua negara zona euro khususnya PIIGS berada pada posisi minus. Ekonomi yang tidak bertumbuh di setiap negara disebabkan oleh berbagai faktor tergantung dari masalah yang dihadapi oleh negara yang bersangkutan. Misalnya reformasi pemerintah dalam perekonomian yang kurang tepat. Bagi Irlandia sendiri pertumbuhan ekonominya turun drastis karena sektor finansial yang selama ini diandalkan goyah akibat krisis finansial sementara 164 sektor agraris sebagai sektor unggulan yang sebenarnya bisa membangkitkan perekonomian terabaikan oleh pemerintah. Dari segi ekspor, ekspor Irlandia cukup bagus meskipun jika dibandingkan sebelum terjadi krisis ekonomi dengan waktu dimana krisis sedang terjadi (lihat Grafik 3.6 hal.100). Dari tahun 2006-2008 nilai ekspor cukup stabil, walaupun ada selisih tetapi selisihnya tidak terlalu jauh setiap bulannya. Nilai ekspor terendah sekitar 6,4 juta euro dan nilai tertinggi sekitar 7,7 juta euro. Sementara dari tahun 2009-2012 nilai ekspor setiap bulan menunjukkan selisih yang tidak menentu. Kadang-kadang nilai ekspor sangat tinggi kadang-kadang juga nilai ekspor turun drastis. Nilai ekspor terendah senilai 6,1 juta euro dan nilai ekspor tertinggi kira-kira senilai 8,8 juta euro. Jika ekspor sebagai salah satu sumber pendapatan nasional Irlandia tidak dijaga atau ditingkatkan oleh pemerintahnya maka tidak menutup kemungkinan perekonomian Irlandia akan semakin merosot mengingat ekspor menyumbang kira-kira 46% untuk PDB di negara ini. Dari segi impor, terlihat bahwa aktivitas impor Irlandia menurun tajam (lihat Grafik 3.7 hal.101). Dari tahun 2006-2008 impor masih relatif tinggi dimana nilai terendah senilai 3,9 juta euro dan nilai tertinggi senilai 5,7 juta euro sementara dari tahun 2009-2012 mengalami penurunan, nilai terendah senilai 3,4 juta euro dan nilai tertinggi senilai 4,7 juta euro. Penurunan impor tersebut tentunya merupakan imbas dari krisis ekonomi yang melanda negara ini. Daya beli negara berkurang akibat utang yang terlalu banyak. 165 Dari segi tingkat pengangguran, tingkat pengangguran di Irlandia juga meningkat secara pesat (lihat Grafik 3.8 hal.102). Dari tahun 2006-2008 angka pengangguran masih pada posisi sekitar 4% - 8%. Namun, memasuki tahun 2009 tingkat pengangguran semakin tinggi menginjak posisi 10%. Menurut data, pengangguran Irlandia di awal 2012 berada pada posisi sekitar 14,1%. Tidak menutup kemungkinan angka ini akan semakin bertambah jika perekonomian Irlandia tidak segera dibenahi. Pengangguran meningkat seiring banyaknya perusahaan yang gulung tikar atau karena memang mengurangi karyawannya lewat jalur pemutusan hubungan kerja (PHK). Mengatasi dampak krisis yang berat ini, Pemerintah Irlandia melakukan langkah-langkah penghematan dengan mengurangi upah minimum dan berencana mengurangi anggaran kesejahteraan sosial sebesar 2,8 miliar euro hingga 2014. Tak hanya itu. Defisit pun ditekan lewat pengurangan pegawai negeri sekitar 25.000 orang dan pemotongan gaji pensiunan yang akumulasi angkanya mencapai 100 juta euro.167 Meskipun telah melakukan pengetatan anggaran (austerity) sebesarbesarnya, akhirnya Irlandia juga masih tetap berpaling ke Uni Eropa dan IMF untuk meminta bantuan. Sama halnya di Yunani, Uni Eropa sejauh ini juga membantu Irlandia dengan memberikan bantuan dana talangan (bailout). Berdasarkan kronologis perjalanan perekonomiannya (lihat Tabel 3.14 hal.107), Irlandia telah menerima bailout dari Uni Eropa dan IMF sebanyak 85 miliar euro 167 Perkembangan Krisis Zona Euro. http://teringan.blogspot.com/2012/05/perkembang-krisis- ekonomi-zona-euro.html, diakses tanggal 23 Mei 2012 166 atau setara dengan $ 111 miliar pada November 2010. Dana bantuan tersebut bukanlah dana gratis tetapi merupakan utang yang harus dibayar Irlandia pada waktu yang telah disepakati dengan kedua badan ini. Dana talangan inipun memiliki sejumlah prasyarat yang cukup berat dalam pencairannya. Salah satunya adalah pemerintah Irlandia harus menjalankan program penghematan anggaran dengan cara menaikkan pajak dalam waktu empat tahun dan menjalankan program pemotongan belanja. Langkah ini ditempuh guna menutupi defisit anggaran Irlandia yang merupakan defisit terbesar sekawasan Eropa yaitu pada posisi 32,4% yang pada akhirnya menjadi defisit terbesar di dunia. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan defisit anggaran Irlandia terhadap PDB negaranya; Tabel 4.2 Tabel Defisit Anggaran Irlandia (2006-2011) No Tahun Persentase 1 2006 2,9% 2 2007 0,1% 3 2008 7,3% 4 2009 14% 5 2010 31,2% 6 2011 13,1% Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012 167 Syarat bailout yang diajukan oleh Uni Eropa tersebut direspon oleh Perdana Menteri Enda Kenny dengan menghemat 6 miliar euro yang diperoleh dari penghematan pengeluaran, kenaikan pajak, dan lain-lain sehingga defisit bisa turun di level 7,0%. Optimisme ini pun diteruskan dengan target defisit pada 2013 dan 2014, masing-masing 5,5% dan 2,8%.168 Langkah pemerintah Irlandia membawa negaranya keluar dari krisis ekonomi tersebut nampaknya membuahkan hasil meskipun dalam perjalanannya ditentang habis-habisan oleh rakyatnya. Meskipun belum pulih benar, dengan perekonomian yang tumbuh 1,6%, tak salah jika Irlandia ditempatkan sebagai negara zona euro peringkat pertama yang mampu sembuh dari sakit akibat krisis utang. Maklum, rasio beban utang terhadap PDB-nya pada tahun ini diprediksi bisa ditekan menjadi 109%. Bandingkan dengan Yunani yang masih bertengger di level 150%-an. Irlandia pun bisa masuk kembali ke pasar finansial global. 169 Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Anangga W.Roosdiono, S.H., selaku Konsulat Jenderal Irlandia untuk Indonesia bahwa ekonomi Irlandia perlahan-lahan telah pulih. Catatan keberhasilan ini memang tak datang begitu saja. Untuk menekan angka defisit itu, Pemerintah Irlandia berani mengurangi upah minimum dan berencana mengurangi anggaran kesejahteraan sosial sebesar 2,8 miliar euro hingga 2014. Tak hanya itu, defisit pun ditekan lewat pengurangan pegawai negeri sekitar 25.000 orang dan pemotongan gaji pensiunan, yang akumulasi angkanya mencapai 100 juta euro sebelumnya. Meski mendapat kucuran dana 168 169 Ibid Ibid 168 bailout tak sebesar Yunani dan tidak mendapat perlakuan haircut atas utangutangnya, Irlandia mampu bangkit lebih cepat dibandingkan dengan negaranegara yang sebelumnya bernasib serupa. Menurut seorang investor global, Wilbur H. Ross, rendahnya tarif pajak yang diberlakukan untuk sektor korporasi menjadi salah satu keunggulan daya saing Irlandia dibandingkan dengan negaranegara Eropa lainnya. Bahkan tarif di Irlandia tercatat terendah se-Uni Eropa. Keunggulan lain adalah angkatan kerja muda yang sangat terdidik dan benarbenar mau bekerja.170 Kesimpulannya adalah bentuk kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Irlandia adalah juga lewat kebijakan fiskal. Berdasarkan teori kebijakan publik Dunn, dengan adanya krisis ekonomi Irlandia dan penanganannya oleh Uni Eropa, dapat dijelaskan bahwa bantuan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik Irlandia juga dianggap tidak efektif jika ditinjau dari formulasi dan implementasi kebijakan. Dari siklus formulasi kebijakan mengenai bantuan Uni Eropa yang bekerjasama dengan IMF ternyata tidak efektif karena negara besar seperti Jerman dan Prancis tidak setuju dengan pemberian dana talangan (bailout). Pada implementasi kebijakan, kebijakan Uni Eropa tersebut juga tidak efektif karena mendapatkan hambatan. Hambatan tersebut berasal dari dalam negeri Irlandia yaitu penolakan yang dilakukan oleh rakyatnya dan mahasiswa atas kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan mereka, seperti memangkas gaji dan fasilitas buruh serta menaikkan pajak. 170 Ibid 169 Ini berarti bahwa kebijakan yang diterapkan Uni Eropa terbukti tidak efektif dimana terjadi beragam kendala, salah satunya dari dalam Uni Eropa sendiri seperti yang telah dijelaskan di atas. Pada dasarnya argumen dasar yang dapat diambil dalam analisis ini adalah bahwa strategi dan kebijakan Uni Eropa tidak efektif dalam pelaksanaan pemberian bantuan kepada Irlandia dari tahap formulasi dan implementasi kebijakan dari lima siklus kebijakan William Dunn. 3. Bentuk Kebijakan Uni Eropa Portugal Perekonomian Portugal mulai dikuasai oleh sektor swasta sejak tahun 1986 ketika Portugal memutuskan untuk bergabung dengan Uni Eropa. Sektor keuangan dan telekomunikasi diprivatisasi oleh pemerintah. Dalam perjalanannya, produktivitas sektor ini sangat rendah bahkan merugi karena diketahui mengutang sangat banyak. Di lain pihak, pengeluaran pemerintah sangat tinggi sementara produksi rendah. Inilah awal kejatuhan Portugal ke dalam pusaran krisis. Portugal menjadi negara zona euro ketiga yang merasakan dampak krisis ekonomi. Ditinjau dari segi rasio utang terhadap PDB, negara ini memang memiliki utang yang banyak. Sebelum terjadi krisis 2006-2007 dan juga tahun 2008 (lihat Grafik 3.9 hal.110) rasio utang terhadap PDB-nya sudah melebihi batas yang ditetapkan otoritas yaitu 62,8%, 63,9%, dan 68,3%. Apalagi ketika dampak krisis mulai kuat dirasakan angka sebelumya kian bertambah. Tahun 2009 naik menjadi 71,6%, tahun 2010 menjadi 83% dan tahun 2012 naik menjadi 170 93%, bahkan angka 93% ini menjadi rekor utang tertinggi dalam sejarah perekonomian Portugal. Selain rasio utang terhadap PDB-nya tinggi, defisit anggaran Portugal pun bisa dibilang tinggi karena sejak dari 2006 selalu di atas poin yang sudah ditetapkan oleh otoritas. Berikut ini adalah tabel tentang data defisit anggaran terhadap PDB Portugal ; Tabel 4.3 Tabel Defisit Anggaran Portugal (2006-2011) No Tahun Persentase 1 2006 4,1% 2 2007 3,1% 3 2008 3,6% 4 2009 10,2% 5 2010 9,8% 6 2011 4,2% Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012 Dari segi pertumbuhan ekonomi, ekonomi Portugal tidak terlalu bagus (lihat Tabel 3.16 hal.111). Sebelum terjadi krisis ekonomi, ekonominya hanya tumbuh 1,4% pada tahun 2006 dan 2,4% pada tahun 2007 bahkan tahun 2008 ekonominya tidak tumbuh sama sekali. Dan ketika dampak krisis berat dirasakan negara-negara zona euro khususnya PIIGS, ekonomi sampai ke posisi minus yaitu -2,5%. Pada tahun 2010 ekonominya kembali tumbuh menjadi 1,4% dan 2,2% 171 pada tahun 2011 namun angka tersebut sangatlah rendah. Bahkan proyeksi IMF memprediksikan ekonomi Portugal akan kembali ke posisi minus (-1,8%) pada tahun 2012. Pemerintah Portugal seharusnya mengusahakan solusi yang tepat khususnya dalam bidang perekonomian agar ekonomi negaranya bisa tumbuh kembali bahkan berada pada posisi yang bisa mengembalikan kepercayaan investor global terhadap negara ini. Jika tidak, dampak yang lebih besar lagi akan dirasakannya. Dan mungkin salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah mengevaluasi sistem ekonomi yang saat ini dikuasai oleh sektor swasta (asing). Maksudnya adalah jika keberadaan pihak swasta merugikan maka sudah saatnya reformasi bagi Portugal dilakukan. Caranya adalah menasionalisasi sektor keuangan dan telekomunikasi yang telah diprivatisasi sebelumnya. Dan yang tak kalah pentingnya adalah memperhatikan sektor ekonomi mikro negaranya, jangan hanya mengandalkan sektor swasta (asing) yang banyak mengendalikan perekonomian Portugal saat ini. Dari segi ekspor, ekspor Portugal sebelum terjadinya krisis 2006-2007 cukup stabil bahkan menunjukkan peningkatan tiap tahunnya (lihat Grafik 3.10 hal.112). Nilai ekspor terendah senilai 2,4 juta euro sementara nilai ekspor tertinggi senilai 3,9 juta euro. Namun memasuki tahun 2009, nilai ekspor Portugal mengalami penurunan yang cukup signifikan sampai ke angka 2 juta euro dan nilai tertinggi senilai 3,2 juta euro. Memasuki tahun 2010-sekarang nilai ekspor Portugal meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pada kisaran terendah 2,5 juta euro dan tertinggi 3,7 juta euro. Namun, tidak menutup kemungkinan 172 angka ini bisa kembali turun jika pihak-pihak yang terkait khususnya pemerintah Portugal tidak menjaga peningkatan nilai ekspornya. Pemerintah harus tetap menjaga bahkan menaikkan nilai ekspor biar perlahan-lahan bisa keluar dari krisis utang yang menjerat. Portugal sebagai penghasil tungsten terbesar kelima di dunia, produsen anggur kedelapan terbesar di dunia dan penghasil gabus terbesar di dunia harus memanfaatkan semaksimal mungkin potensi ini. Dari segi impor (lihat Grafik 3.11 hal.113), pada tahun 2006-2008 nilai impor Portugal masih cukup tinggi. Nilai impor terendah kira-kira senilai 4 juta euro dan tertinggi senilai 6 juta euro. Namun, memasuki tahun 2009-awal 2012 nilai impor Portugal menunjukkan ketidakstabilan. Nilai terendah kira-kira senilai 3,7 juta euro dan nilai tertinggi senilai 5,5 juta euro. Melihat kondisi demikian dapat dipastikan bahwa Portugal betul-betul diterpa krisis. Jika tidak demikian, maka kemampuan Portugal dalam membeli (mengimpor) bahan-bahan yang diperlukan selama ini akan tetap terjaga atau tidak mengalami penurunan. Grafik tentang kegiatan impor Portugal menunjukkan penurunan yang mencolok sebelum dan saat krisis ekonomi terjadi. Mitra ekspor dan impor utama Portugal adalah sesama negara anggota Uni Eropa seperti Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, dan Italia. Untuk itulah dampak krisis juga dirasakan di negara mitranya tersebut. Khususnya Spanyol dan Italia yang dalam bahasan ini juga sebagai negara yang terkena krisis ekonomi PIIGS. Krisis ekonomi masuk ke negara lain salah satunya lewat jalur perdagangan dalam hal ini ekspor dan impor. Ketika struktur perdagangan suatu negara lemah maka transmisi pun menjadi lebih cepat. 173 Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Portugal meningkat tiap tahunnya. Dari tahun 2006-2008 tingkat pengangguran tertinggi hanya sampai pada posisi sekitar 8,2 % (lihat Grafik 3.12 hal.114). Namun, seiring besarnya dampak krisis, jumlah pengangguran kian meningkat. Dari tahun 2009-2012 tingkat pengangguran mencapai angka 14% bahkan angka tersebut merupakan rekor tertinggi dalam sejarah Portugal. Meningkatnya tingkat pengangguran tentunya disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja dari pihak perusahaan karena ketidakmampuan dalam membayar gaji para pekerjanya. Bahkan tidak menutup kemungkinan terdapat perusahaan atau badan-badan usaha yang bangkrut akibat tidak memiliki modal dalam kegiatan produksinya. Melihat ekonomi negaranya di ujung tanduk, pada bulan Mei 2011 pemerintah Portugal lewat Perdana Menterinya, Jose Socrates mengajukan proposal penghematan dengan jalan pemotongan anggaran di sejumlah pos, seperti tunjangan pensiun pegawai negeri, dana layanan kesehatan dan pendidikan, serta kenaikan pajak ke parlemen guna mengatasi krisis ekonomi. Namun, lima partai oposisi yang berkuasa di parlemen tegas menolak usulan Socrates tersebut dan lebih memilih opsi meminta pinjaman kepada pihak asing dalam hal ini Uni Eropa dan IMF. Akibat penolakan ini, Socrates lebih memilih mengundurkan diri dari kursi perdana menteri akhir Maret silam. Inilah pemimpin negara Eropa pertama yang menjadi korban krisis Eropa. Socrates kemudian digantikan oleh Pedro Passos Coelho. Ironisnya, langkah yang ditempuh Coelho mengatasi krisis ekonomi Portugal adalah melakukan penghematan anggaran yang sebelumnya sudah ditolak parlemen 174 kepada Socrates. Menurut Coelho, program penghematan itu merupakan pilihan sulit lantaran akan memotong jumlah pegawai dan memotong pembayaran bonus tahunan senilai dua bulan gaji bagi para pegawai negeri dan pensiunan yang pendapatan per bulannya di atas 1.000 euro serta tunjangan aparat negara. Upaya mengurangi defisit anggaran pun terpaksa dilakukan dengan kembali menerapkan kebijakan pemotongan anggaran belanja kesehatan dan pendidikan serta menaikkan pajak.171 Inilah prasyarat dari Uni Eropa jika Portugal ingin mendapatkan bantuan dari Uni Eropa. Rencana pemerintah yang mengagendakan pemotongan jumlah pegawai dan pengurangan gaji serta tunjangan aparat negara itulah yang memaksa kelompok militer melakukan protes. Apalagi, penghematan itu berbuntut hilangnya kesempatan promosi bagi tentara di negara tersebut. Aksi protes sejumlah anggota militer itu semakin memberi isyarat jelas tentang makin buruknya situasi perekonomian negara berpenduduk sekitar 10 juta jiwa itu. Meskipun pemerintah Portugal sudah melakukan penghematan anggaran, dampak krisis masih saja dirasakan. Pemerintah Portugal pada akhirnya melibatkan Uni Eropa dan IMF dalam mengatasi krisis ekonomi di negara tersebut. Tindakan Uni Eropa membantu Portugal menangani krisis ekonomi dalam negaranya adalah juga dengan memberikan dana talangan (bailout). Sama halnya di dua negara yang lebih dahulu merasakan dampak krisis yaitu Yunani dan Irlandia, bailout diberikan jika negara yang bersangkutan dalam hal ini Portugal mengajukan permohonan untuk diberikan dana talangan (di-bailout). 171 Ibid 175 Lihat (Tabel 3.19 hal.119), Portugal menjadi negara Uni Eropa ketiga yang mengajukan permohonan bantuan keuangan ke Uni Eropa untuk membantu mengatasi defisit anggaran negara. Namun, tentunya juga syarat pemberiannya tetap ada misalnya untuk Portugal akan dilakukan pemotongan gaji pegawainya sebesar 5%, pajak pertambahan nilai ditambah 2% guna mengurangi defisit anggaran Portugal. Hal ini tentu bukan hal mudah bagi Portugal. Di satu sisi, syarat tersebut bisa menyelamatkan perekonomian negaranya, namun di sisi lain bisa mendatangkan keburukan yang lebih lagi khususnya warga negaranya yang merasa dirugikan dengan adanya syarat ini. Sama halnya di Yunani dan Irlandia, di Portugal pun syarat tersebut ditentang habis-habisan oleh para pekerja dan mahasiswa. Pada (Tabel 3.18 hal.118) syarat yang diajukan oleh Uni Eropa dan IMF dalam memberikan dana talangan kepada Portugal disambut oleh puluhan ribu PNS dengan melakukan aksi mogok satu hari sebagai protes atas rencana pemotongan gaji mereka. Namun, pada akhirnya bailout tersebut tetap diberikan kepada Portugal karena pemerintahnya siap melaksanakan prasyarat tersebut. Buktinya adalah pada bulan Mei 2011 Uni Eropa dan IMF menyetujui dana talangan sebesar 78 miliar euro untuk Portugal. Meski kebijakan pemotongan anggaran kali ini dinilai sebagai salah satu langkah paling buruk yang pernah dilakukan Pemerintah Portugal dalam sejarah modern negaranya, pilihan itu mau tak mau harus diambil. Ekonomi Portugal berada dalam krisis berat dengan angka pengangguran 10% (sekitar separuh dari pengangguran itu berusia di bawah 35 tahun) dan suramnya prospek ekonomi ke depan. 176 Berdasarkan sejumlah prasyarat yang ditentukan oleh Uni Eropa kepada Portugal dalam pemberian bailout, dipastikan juga bahwa kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi Portugal adalah kebijakan fiskal. Seperti halnya di dua negara sebelumnya, berdasarkan teori kebijakan publik Dunn, dengan adanya krisis ekonomi Portugal dan penanganannya oleh Uni Eropa, dapat dijelaskan bahwa bantuan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik Portugal dianggap juga tidak efektif jika ditinjau dari formulasi dan implementasi kebijakan. Dari siklus formulasi kebijakan mengenai bantuan Uni Eropa dengan pemberian dana talangan (bailout) yang bekerjasama dengan IMF ternyata tidak efektif karena mendapatkan pertentangan dari beberapa negara besar seperti Jerman dan Prancis. Pada implementasi kebijakan, kebijakan Uni Eropa tersebut juga tidak efektif karena mendapatkan beragam hambatan. Dimana hambatan itu berasal dari penolakan masyarakat dalam negeri Portugal sendiri yang dilakukan oleh rakyatnya. Mereka menilai kebijakan pemerintah sebagai prasyarat kebijakan bailout dari Uni Eropa sangat merugikan mereka, seperti memangkas gaji dan fasilitas buruh serta menaikkan pajak. Ini berarti bahwa kebijakan yang diterapkan Uni Eropa terbukti tidak efektif, begitu juga dengan kebijakan yang dijalankan oleh Uni Eropa, dimana terjadi beragam kendala dari dalam Uni Eropa itu sendiri seperti yang telah dijelaskan di atas. Pada dasarnya argumen dasar yang dapat diambil dalam analisis ini adalah bahwa strategi dan kebijakan Uni Eropa tidak efektif dalam pelaksanaan pemberian bantuan kepada Portugal dari tahap formulasi dan implementasi kebijakan dari lima siklus kebijakan William Dunn. Sebagai 177 akibatnya, terdapat hambatan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik di Irlandia karena ketidakefektifan Uni Eropa sebagai salah satu lembaga internasional. Penulis melihat, langkah penghematan guna mengurangi defisit yang ditempuh oleh pemerintah Portugal sangat merugikan rakyatnya khususnya bagi yang memiliki pekerjaan. Para pekerja mengalami kerugian dua kali dengan adanya pemotongan gaji mereka sebesar 5%, dan meningkatkan pajak pertambahan nilai sebanyak 2%. Langkah ini sepertinya harus dikaji ulang oleh pemerintah Portugal supaya tidak ada pihak yang menjadi korban dalam proses penanggulangan krisis di negara ini. Selain itu, Uni Eropa juga seharusnya bijak setiap kali mengajukan syarat dalam pemberian dana talangan. Jangan sampai berniat membantu negara anggotanya keluar dari krisis ekonomi tetapi malah menambah beban bagi negara yang bersangkutan. 4. Bentuk Kebijakan Uni Eropa di Spanyol Spanyol adalah negara yang pernah menyandang predikat ekonomi terbesar kesembilan di dunia dan kelima terbesar di Uni Eropa berdasarkan PDB172. Namun, pada tahun 2008 Spanyol mengalami resesi yang hebat di Eropa bahkan di dunia akibat efek domino dari krisis ekonomi yang melanda beberapa negara zona euro lainnya seperti Yunani, Irlandia, dan Portugal. Hal ini terlihat dari rendahnya pertumbuhan ekonomi Spanyol sementara jumlah pengangguran tinggi yaitu mencapai 22% lebih. 172 Ekonomi Spanyol. http://search.sweetim.com/search.asp?src=2&q=ekonomi+spanyol, diakses tanggal 17 Mei 2012 178 Inti dari penyebab krisis ekonomi Spanyol lebih disebabkan oleh sektor perbankan yaitu terjadinya kredit macet dalam sektor perumahan dan sektor konstruksi yang buruk. Ketika sektor ini mulai merasakan kebangkrutan tentunya selain pihak bank, pemerintah Spanyol juga memberikan pinjaman kepada bankbank yang bermasalah dengan melakukan pinjaman ke berbagai pihak misalnya kepada pihak swasta. Dalam perjalanannya, badan yang berperan besar dalam perekonomian Spanyol tersebut semakin terpuruk (minim produksi), akhirnya utang semakin banyak. Namun, jika dibandingkan dengan negara zona euro lainnnya khususnya yang termasuk dalam kategori PIIGS, utang Spanyol masih di bawah ke empat negara ini (lihat Grafik 3.13 hal.122). Pada tahun 2006-2008 rasio utang Spanyol semakin berkurang tiap tahunnya yaitu dari 43%, 39,6%, 36,1% tetapi memasuki tahun 2009 kembali naik ke posisi 39,8%, melambung ke posisi 53,2% pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi 60,1%. Pada saat rasio utang negara zona euro lainnya mencapai angka ratusan, Spanyol masih di angka yang cukup aman seperti yang dianjurkan oleh otoritas namun bukan berarti perekonomiannya aman-aman saja. Utang negaranya terus meningkat buktinya adalah rasio utangnya terhadap PDB sampai Mei 2012 sudah pada posisi 79,7%173 Meskipun rasio utang Spanyol terhadap PDB-nya cukup aman namun di sisi lain tidak demikian. Dari segi pertumbuhan ekonomi, ekonomi Spanyol rendah, baik sebelum terkena krisis ekonomi apalagi setelah ditimpa krisis ekonominya bisa dipastikan akan rendah pula (lihat Tabel 3.21 hal.124). Tahun 173 Spanish Debt-Some Highlights. http://www.thespanisheconomy.com/enGB/PublicFD/PublicDebt/Paginas/home.aspx, diakses tanggal 17 Mei 2012 179 2006 hanya pada posisi 4,0%, 3,5% pada tahun 2007 dan turun drastis ke posisi 0,9% pada tahun 2008. Memasuki era krisis tahun 2009 ekonominya anjlok ke posisi -3,7%, tahun 2010 masih di posisi minus yaitu -0,1%, tahun 2011 sudah ke posisi positif tetapi masih sangat rendah. Untuk tahun ini, IMF memprediksikan ekonomi Spanyol hanya pada posisi 1,1%. Rendahnya pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh sektor real estate dan sektor perbankan yang selama ini menjadi mesin dalam perekonomian Spanyol mengalami kemunduran. Artinya tidak memberikan keuntungan yang berarti bagi negara. Dari segi ekspor, ekspor Spanyol cukup tinggi jika dibandingkan dengan tiga negara belumnya karena menginjak angka dua digit sementara nilai ekspor ketiga negara sebelumnya hanya pada posisi satu digit. Pada tahun 2006-2008 nilai ekspor tertinggi Spanyol mencapai angka 18 juta euro (lihat Grafik 3.14 hal.125) Namun, memasuki tahun 2009 nilai ekspornya turun dan hanya bisa mencapai nilai tertinggi sekitar 15 juta euro. Tahun 2010-awal 2012 nilai ekspor Spanyol kembali meningkat yaitu hampir menyentuh angka 20 juta euro. Barang-barang seperti; mesin, kendaraan bermotor, bahan bakar, bahan kimia, dan barang setengah jadi dan bahan makanan telah memberikan konstribusi yang banyak dalam kegiatan ekspor Spanyol dengan menjadikan nilai ekspor Spanyol cukup tinggi. Selain itu, Spanyol juga dikenal merupakan eksportir anggur terbesar ketiga di dunia. Kemungkinan besar komoditas inilah yang berkonstribusi banyak dalam sektor ekspor Spanyol. Pemerintah dan pihakpihak yang terlibat langsung dalam kegiatan ekspor harus menjaga bahkan 180 meningkatkan jumlah ekspornya demi menambah pendapatan negara sehingga bisa menutupi utang dan berkonstribusi bagi penghematan anggaran. Adapun negara yang menjadi mitra ekspor utama Spanyol khususnya pada tahun 2010 adalah Prancis, Jerman, Portugal, Italia, dan Inggris. Itu artinya bahwa mitra ekspornya berasal dari negara sesama anggota Uni Eropa sendiri dan ternyata negara-negara itu menyumbang 70% bagi nilai ekspor Spanyol. Ini sekaligus menjadi jawaban bagaimana krisis di suatu negara bisa berpengaruh atau menjalar ke negara-negara lainnya. Sesuai fakta tersebut, krisis ekonomi Spanyol bertransmisi ke Portugal dan Italia salah satunya lewat jalur impor. Maksudnya adalah ketika Spanyol siap mengekspor komiditas unggulannya ke Portugal dan Italia tetapi kedua negara ini tidak mampu dalam membelinya karena dililit utang (kekurangan dana) maka secara pasti akan berdampak buruk bagi Spanyol karena salah satu sumber pendapatan negaranya yang cukup diandalkan akan berkurang. Dari segi impor, Spanyol juga merupakan negara yang bisa dikategorikan pengimpor handal. Hal ini bisa dilihat dari nilai impornya yang cukup tinggi yaitu menyentuh angka dua digit, sama halnya dalam kegiatan ekspor. Nilai impor Spanyol sebelum dan saat krisis memang menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan (lihat Grafik 3.15 hal.126). Dari tahun 2006-2008, nilai impor tertinggi mencapai angka 26 juta euro dan terendah sekitar 19 juta euro. Memasuki 2009 nilai impornya sangat menurun, nilai tertingginya hanya sampai pada angka sekitar 19 juta euro dan nilai terendah sekitar 14,2 juta euro. Dengan adanya data ini, terbukti bahwa Spanyol benar dilanda krisis. 181 Negara-negara yang menjadi mitra impor Spanyol juga berasal dari Uni Eropa seperti Jerman, Prancis, Italia, Belanda, Inggris. Hal ini kembali membuktikan bahwa krisis dalam sebuah kawasan (region) itu mudah mempengaruhi negara lain di sekitarnya salah satunya lewat jalur impor. Sama halnya dengan kegiatan ekspor suatu negara yang tidak bisa berjalan mulus ketika terjadi krisis ekonomi, aktivitas impor pun demikian. Jarang atau bahkan tidak ada satu pun negara yang bisa mempertahankan atau meningkatkan kegiatannya membeli barang atau segala jenis yang diperlukannya dari negara lain ketika sedang dalam keadaan krisis. Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Spanyol bertambah begitu cepat (lihat Grafik 3.16 hal.127). Dari tahun 2006-2008 persentase jumlah pengangguran hanya sekitar 8% - 9%. Memasuki tahun 2009, jumlah pengangguran melonjak tajam ke posisi lebih dari 10%. Bahkan sampai Januari 2012 dilaporkan jumlah pengangguran di Spanyol sudah menyentuh angka 22,8% atau sekitar 5 juta orang dan merupakan rekor jumlah pengangguran tertinggi dalam sejarah ketenagakerjaan Spanyol. Hal ini disebabkan oleh reformasi pasar tenaga kerja yang dilakukan oleh pemerintah dengan mengurangi jumlah tenaga kerja dan juga sebagai langkah pemerintah dalam menghemat anggaran. Menurut penulis, tindakan ini perlu diwaspasai oleh pemerintah Spanyol karena sudah bukan hal baru lagi dalam suatu negara, pemutusan hubungan kerja (pengangguran tinggi) akan memicu kekacauan dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang politik. Namun, satu hal menarik yang dilakukan oleh pemerintah 182 Spanyol adalah memberikan tunjangan kepada warganya yang menganggur. Suatu hal yang memang aneh, di satu sisi negara mengalami defisit, di sisi lain negara mensubsidi warganya yang kehilangan dan atau tidak memiliki pekerjaan. Mungkin cara ini ditempuh oleh pemerintah Spanyol sebagai langkah mempertahankan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dan tentunya juga untuk mencegah kekacaun dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang politik. Namun, penulis melihat, langkah semacam ini sepertinya kurang bagus karena bisa saja warga negaranya yang menganggur tidak mau lagi bersungguhsungguh mencari pekerjaan karena adanya subsidi dari negara. Mungkin inilah salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di Spanyol jika dibandingkan dengan negara-negara zona euro lainnya khususnya dalam lingkup negara PIIGS (lihat grafik tingkat pengangguran di semua negara PIIGS, Spanyol yang tertinggi tingkat penganggurannya). Dalam kasus ini, penulis juga melihat terjadinya pengalokasian anggaran yang tidak tepat karena diberikan kepada pihak yang sebenarnya belum pantas menerimanya misalnya bagi warga negara yang secara fisik masih kuat dalam mencari pekerjaan. Pengalokasiaan anggaran yang tidak tepat semacam inilah yang menjadi salah satu penyebab defisit anggaran. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data defisit terhadap PDB Spanyol dari tahun 2006-2011 ; 183 Tabel 4.4 Tabel Defisit Anggaran Spanyol (2006-2011) No Tahun Persentase 1 2006 2,4% 2 2007 1,9% 3 2008 4,5% 4 2009 11,2% 5 2010 9,3% 6 2011 8,5% Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012 Selain faktor dalam negeri, krisis ekonomi Spanyol juga banyak mendapat pengaruh dari krisis ekonomi Portugal karena Spanyol merupakan pemegang surat utang terbesar Portugal. Menurut data dari Barclays Capital, sekitar 86% utang Portugal dimiliki investor asing. Dari total exposure utang milik asing itu, 45%-nya dimiliki masyarakat, perbankan, dan perusahaan swasta Spanyol. Situasi ini diperparah dengan sekitar 80% bank Spanyol beroperasi di Portugal.174 Data statistik menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Spanyol pada kuartal III dibandingkan dengan kuartal II pada tahun ini tercatat 0% alias tidak mengalami pertumbuhan. Jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu, perekonomiannya masih tumbuh 0,8%. Lagi-lagi, kegagalan program penghematan yang dijalankan pemerintah pusat hingga daerah menjadi 174 Perkembangan Krisis Zona Euro. Op.Cit 184 pemicunya. Tidak hanya itu, tergerusnya ekonomi Spanyol akibat krisis global pun disebut bank sentralnya sebagai alasan lain stagnasi perekonomian negara tersebut. Situasi ini tentu bakal menjadi ancaman bagi kondisi ekonomi selanjutnya. Lebih-lebih, Spanyol harus menghadapi tingkat pengangguran yang masih tinggi, mencapai 22%. Target defisit anggaran sebesar 6% pada tahun ini yang dipatok Uni Eropa pun tak tertutup kemungkinan bakal meleset kembali. Pertengahan bulan lalu, lembaga pemeringkat utang Moody's Investors Service memangkas peringkat utang Spanyol sebanyak dua level. Menurunnya peringkat Spanyol dari AA2 menjadi A1 ini dipicu tingginya tingkat utang perbankan dan rentannya kondisi sektor korporasi. Ini merupakan pemangkasan peringkat beruntun yang diterima Spanyol setelah sebelumnya Standard & Poor's dan Fitch Ratings menurunkan peringkat Spanyol sebanyak satu tingkat.175 Menurut lembaga pemeringkat yang bermarkas di Amerika Serikat itu, memburuknya pertumbuhan zona euro bakal membuat tantangan lebih besar bagi Spanyol untuk mencapai target fiskalnya. Dalam laporannya, lembaga pemeringkat itu bahkan mewanti-wanti kemungkinan terus menurunnya peringkat Spanyol jika krisis utang zona euro terus berlanjut. "Spanyol terus menghadapi tantangan berat dari berbagai sektor, seperti penurunan ekspor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan lemahnya sektor perbankan," tulis Moody's dalam laporannya. Dengan tingkat pengangguran di Spanyol yang kini mencapai 20%, bukan perkara mudah memulihkan kondisi perekonomian negara berpenduduk sekitar 45 juta jiwa itu. Imbas krisis global dan krisis sektor properti 175 Ibid 185 yang diakibatkan kucuran kredit berlebihan pada sektor properti telah membawa perekonomian negeri itu goyah.176 Meskipun di awal pemerintahannya sejak terpilih sebagai Perdana Menteri Spanyol yang baru, Mariano Rajoy berkomitmen untuk tidak mendapatkan bailout dari Uni Eropa dan IMF melainkan melakukan reformasi ekonomi secara ketat, "Spanyol membutuhkan itu dan kebutuhannya mendesak, perubahan struktural yang mendalam untuk tumbuh dan menciptakan lapangan kerja," 177 seperti menambah penghematan fiskal, reformasi pasar tenaga kerja dan meminta bank menyisihkan tambahan 54 miliar euro dari provisi kredit bermasalah dan bantalan modal,178 melakukan penghematan dengan memangkas belanja publik senilai 16,5 miliar euro dan berencana menaikkan usia pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun. Namun, pada akhirnya Spanyol menyerah juga. Programprogram tersebut tidak cukup untuk menutupi kerugian yang diderita oleh sektor perbankan di negara tersebut. Akhirnya tanggal 10 Juni Spanyol resmi menerima bailout dari Uni Eropa senilai 125 miliar dolar. Dari perspektif penulis, utang negara dan defisit anggaran yang semakin meningkat ditambah masalah-masalah lainnya seperti pertumbuhan ekonomi rendah dan pengangguran meningkat membuat Spanyol juga meminta bailout kepada Uni Eropa. Menurut laporan terakhir, utang negara Spanyol berada pada level 79,7%. Jika dibandingkan dengan negara zona euro yang duluan terkena krisis, utang negara Spanyol belumlah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan. 176 Ibid Krisis Spanyol Bahas Skema Pengaturan Bank. http://bisnis.vivanews.com/news/read/308898krisis--spanyol-bahas-skema-pengaturan-bank, diakses tanggal 19 Mei 2012 178 Ibid 177 186 Namun, karena sektor perbankan yang menjadi urat nadi dalam perekonomian Spanyol bangkrut sehingga membuat negara tersebut meminta bailout. Menurut Rajoy, syarat pencairan bailout tersebut tidaklah terlalu berat karena tidak akan ada penghematan baru setelah diberikan. Hal tersebut didukung oleh posisi tawar Spanyol sebagai ekonomi terbesar ke empat di zona euro sehingga keruntuhannya akan menjadi malapetaka bagi ke-17 negara zona euro lainnya.179 Namun, penulis melihat, akan tidak adanya penghematan baru tersebut masih dua kemungkinan. Jika Spanyol ke depan ini bisa membenahi perekonomiannya khususnya sektor perbankan, mungkin bisa dipastikan Spanyol tidak akan ditekan untuk melakukan penghematan baru, tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, dalam artian perekonomian Spanyol makin terpuruk maka sepertinya mustahil Uni Eropa dan negara-negara zona euro lainnya tidak mendesak Spanyol untuk melakukan penghematan secara besar-besaran mengingat efek domino bagi negara zona euro lainnya. Pemberian bailout kepada Spanyol yang secara khusus ditujukan kepada perbankannya, lebih ringan dibandingkan tiga negara sebelumnya karena tidak disertai dengan syarat-syarat yang berat seperti menaikkan bahkan membuat pajak baru dan mengurangi jumlah perusahaan beserta karyawannya. Penghematan yang telah dilakukan pemerintah Spanyol sebelum melibatkan Uni Eropa dalam krisis di negaranya seperti; menambah penghematan fiskal, reformasi pasar tenaga kerja dan meminta bank menyisihkan tambahan 54 miliar euro dari provisi kredit bermasalah dan bantalan modal, melakukan penghematan 179 Jual Obligasi Miliaran Dolar, Krisis Keuangan Spanyol Mereda. http://www.voaindonesia.com/content/jual-obligasi-miliaran-dolar-krisis-keuangan-spanyolmereda/1204783.html, diakses tanggal 26 Juni 2012 187 dengan memangkas belanja publik senilai 16,5 miliar euro dan berencana menaikkan usia pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun dirasa cukup oleh Uni Eropa sehingga tidak menyertai syarat dalam pemberian bailout. Inti dari semua bentuk penghematan ini adalah kebijakan fiskal karena bertujuan untuk mengurangi pengeluaran guna menghindari defisit. Jadi, bisa disimpulkan bahwa bentuk kebijakan Uni Eropa secara tidak langsung dalam mengatasi krisis ekonomi Spanyol juga pada intinya adalah kebijakan fiskal. Tidak adanya penghematan baru dari Uni Eropa sebagai prasyarat bailout kemungkinan besar yang membuat warga Spanyol tidak melakukan aksi penolakan terhadap pemberian bailout seperti di tiga negara sebelumnya, apalagi bailout tersebut dikhususkan untuk perbankan Spanyol bukan untuk bidang-bidang sosial. 5. Bentuk Kebijakan Uni Eropa di Italia Italia adalah negara yang pernah menempati posisi sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke delapan di dunia dan keempat di Eropa dengan PDB mencapai US$ 2,1 triliun. Namun, utang negara sebesar US$ 2,52 triliun atau 121% dari GDP-nya saat ini membuat predikat itu hilang dalam waktu sekejap180. Menurut data yang ada, sebelum krisis ekonomi terjadi utang negara Italia memang sangat tinggi khususnya jika dibandingkan dengan negara PIIGS (lihat Grafik 3.17 hal.134). Dari tahun 2006-2008 utang negara Italia sudah di atas angka 100% yaitu; 105,9% (2006), 106,6% (2007), 103,6% (2008). Tahun berikutnya semakin meningkat dan terakhir dilaporkan menembus angka lebih 180 Data dan Fakta Seputar Krisis Ekonomi Italia. http://teringan.blogspot.com/2012/05/data-danfakta-seputar-krisis-ekonomi.html, diakses tanggal 9 Mei 2012 188 dari 200% dari PDB negara itu. Bahkan fakta yang cukup mencengangkan adalah sejak dulu utang negara Italia tidak pernah pada posisi seperti yang telah ditetapkan oleh otoritas. Rasio utang negara terhadap PDB-nya yang terendah saja bahkan dua per tiga dari ketetapan otoritas karena dalam sejarah perekonomian Italia, rekor terendah utang negaranya yaitu 90,50% pada bulan Desember 1988. Dari data tersebut, bukan hal yang mengherankan jika total utang negaranya melebihi angka 2 triliun euro. Jumlah utang yang begitu tinggi inipun memberikan predikat negatif kepada Italia sebagai negara dengan utang tertinggi se-kawasan Eropa. Penulis melihat, hal tersebut sangat mempertaruhkan perekonomian bahkan masa depan negara ini. Sudah saatnya pemerintah mencari langkah-langkah solutif yang efektif khususnya dalam bidang ekonomi untuk mengatasi jumlah utang yang begitu tinggi. Jangan hanya mengandalkan bantuan dana yang sifatnya sementara dari badan-badan seperti Uni Eropa dan IMF ataupun badan keuangan lainnya. Utang yang terlalu tinggi berpengaruh buruk pada setiap sektor dalam negara Italia khususnya dalam bidang ekonomi dengan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa terjadi karena dengan tingginya utang negara membuat pemerintah hanya berfokus pada besarnya jumlah utang sementara cara untuk mengatasi utang tersebut terabaikan. Sebelum terjadinya krisis ekonomi (2006-2007), pertumbuhan ekonomi Italia sudah sangat rendah dan semakin menurun tiap tahunnya bahkan pada tahun 2008 sebagai tahun awal mula krisis terjadi sampai ke posisi minus (lihat Tabel 3.24 hal.135). Memasuki tahun 2009, ekonomi semakin parah sampai ke posisi -5,2%. Meskipun tahun 2010 kembali 189 ke posisi positif namun masih sangat rendah yaitu 1,3%. Menurut prediksi IMF tahun lalu dan tahun ini pertumbuhan ekonomi kembali menurun ke posisi 0,6% dan 0,3%. Dari segi ekspor, nilai ekspor Italia cukup tinggi khususnya dalam lingkup kawasan Eropa (lihat Grafik 3.18 hal.136). Pada Februari 2012 ekspor Italia adalah senilai 31,8 miliar euro. Hal ini disebabkan oleh beragamnya komoditas atau barang-barang yang menjadi andalan ekspornya mulai dari makanan, minuman, pakaian, bahan-bahan kimia sampai ke barang-barang industri seperti kendaraan bermotor dan kendaraan mewah. Dan yang menjadi mitra utama ekspornya adalah negara sesama anggota Uni Eropa sendiri seperti Jerman, Prancis, Spanyol, dan Inggris karena menyumbang sekitar 59% bagi total nilai ekspor Italia. Dari segi impor, nilai Italia juga relatif tinggi khususunya produk-produk energi, elektronik, tembakau. Dari tahun 2006-2008 (lihat Grafik 3.19 hal.137), nilai impor terendah sekitar 23 juta euro dan nilai impor tertinggi sekitar 35 juta euro. Sedangkan dari tahun 2009 - awal 2012 nilai terendah impor sekitar 17,5 juta euro dan nilai impor tertinggi sekitar 38 juta euro. Pada Februari 2012 impor Italia adalah senilai 32,9 juta euro. Pada kurva tersebut terlihat pada tahun 2009 betapa nilai impor Italia turun drastis yaitu sampai ke angka 17,5 juta euro karena di tahun inilah dampak krisis betul-betul dirasakan di negara PIIGS. Adapun negara yang menjadi mitra impor utama Italia adalah juga berasal dari dalam Uni Eropa yakni; Jerman, Prancis, Belanda, dan Spanyol. Dari fakta tersebut terlihat 190 bahwa krisis ekonomi Italia menular ke Spanyol salah satunya lewat jalur ekspor dan impor. Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Italia melonjak tajam seperti di empat negara sebelumnya. Dari tahun 2006-2008 jumlah pengangguran sebenarnya perlahan-lahan mengalami penurunan (lihat Grafik 3.20 hal.138). Pada awal tahun 2008 - pertengahan 2008 jumlah pengangguran turun dari posisi sekitar 7,8% ke posisi 5,9%. Namun, akhir tahun 2008 jumlah tersebut perlahan-lahan meningkat sampai sekarang pada posisi sekitar 9,3 %. Jika di empat negara sebelumnya, Uni Eropa telah berperan dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di masing-masing negara, lain halnya di Italia. Meskipun diketahui bahwa utang negara Italia lebih banyak di antara sesama negara PIIGS, Uni Eropa belum turun tangan langsung dalam membantu negara tersebut dalam mengatasi krisis ekonomi. Sejauh ini, Uni Eropa baru sebatas menganjurkan Italia untuk berbuat lebih banyak dalam perbaikan ekonomi negaranya khususnya mengurangi utang negara. Selain itu, Uni Eropa juga mendorong Italia untuk melakukan pemotongan belanja guna menghindari defisit anggaran. Utang negara Italia begitu banyak karena negara ini menjadi salah satu pasar surat utang negara (SUN) terbesar di dunia. Belakangan muncul kekhawatiran, Italia tidak bisa membayar surat utang sampai tanggal jatuh tempo, yang membuat yield (bunga) surat utang Italia di atas 7%. Besaran yield surat utang Italia ini lebih tinggi dibandingkan dengan surat utang yang diterbitkan Pemerintah Irlandia dan Portugal, sebelum dua negara itu menerima bailout. 191 Secara teori, tingginya yield itu akan membuat surat utang Italia menarik minat investor. Namun, kenyataannya, pasar tidak percaya lagi. Hal ini jugalah yang membuat Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi tidak dipercaya lagi untuk memimpin Italia. Peringkat kredit Italia pun menurun. Melihat beban utang yang mengkhawatirkan, Berlusconi akhirnya mengundurkan diri kemudian diganti Mario Monti. Sebelum mengundurkan diri, Berlusconi menjanjikan reformasi total di Italia. Reformasi itu, antara lain, komitmen untuk meningkatkan usia pensiun menjadi 67 tahun pada 2016, mempermudah perusahaan ketika memecat karyawan, penjualan aset, dan kebijakan lain untuk meningkatkan kemudahan dalam berusaha. Namun publik, politisi, dan kalangan bisnis skeptis pada rencana reformasi itu. Analis dari Capital Economics, seperti dikutip The Guardian, mengemukakan jika biaya penerbitan surat utang makin tinggi, nilainya bisa mencapai sekitar US$ 880 miliar dalam tiga tahun ke depan. Jika pemerintah Italia juga menerima pinjaman untuk menyelamatkan sektor perbankannya, maka biaya yang dibutuhkan bisa mencapai US$ 950 miliar. Italia tidak punya dana itu dan akan bergantung pada European Financial Stability Facility (EFSF) yaitu perpanjangan tangan dari ECB dalam hal ini Uni Eropa. Masalahnya, Italia adalah salah satu negara yang menjadi motor EFSF, selain Jerman dan Prancis. EFSF juga memiliki dana yang terbatas dan program bantuan dana ke Italia selama beberapa tahun ke depan akan menghabiskan anggaran. 181 181 Data dan Fakta Seputar Krisis Ekonomi Italia. Op.Cit 192 Jika hal ini tak bisa menyelamatkan Italia, bisa dipastikan Uni Eropa akan masuk dengan bantuan bailout-nya seperti di negara-negara sebelumnya. Berikut ini adalah tabel tentang data defisit anggaran Italia terhadap PDB negaranya ; Tabel 4.5 Tabel Defisit Anggaran Italia (2006-2011) No Tahun Persentase 1 2006 3,4% 2 2007 1,6% 3 2008 2,7% 4 2009 5,4% 5 2010 4,6% 6 2011 3,9% Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012 Berdasarkan tabel di atas, bisa disimpulkan bahwa perekonomian Italia juga terpuruk karena masalah defisit anggaran. Jika diamati secara seksama, krisis ekonomi PIIGS juga terjadi karena defisit anggaran. Defisit terjadi ketika konsumsi negara (pemerintah) lebih besar daripada produksi. Dan inilah yang terjadi di negara PIIGS yang secara ekonomi masih lemah. Beda halnya dengan negara zona euro lainnya khususnya yang ekonominya kuat. Selain ekonomi yang sudah mapan, produksi lebih diutamakan daripada konsumsi sehingga anggaran surplus. 193 B. Faktor Pendorong Dan Penghambat Uni Eropa Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi PIIGS Menilik masalah yang dihadapi negara PIIGS seperti yang dijelaskan di atas, langkah konkrit Uni Eropa untuk menyelamatkan PIIGS dari masalah utang dan defisit anggaran sangatlah diperlukan. Karena bila tidak segera dilakukan, akibatnya akan fatal yaitu dapat meruntuhkan kepercayaan para investor kepada kelima negara ini secara khusus dan Uni Eropa secara umum dan hal itu sangat mengancam eksistensi negara dan regional. Uni Eropa memiliki tugas yang cukup berat, dimana pejabat kawasan ini harus bisa meyakinkan pasar atas pemecahan masalah defisit anggaran. Jika gagal mencari solusi atau masalah kian meningkat, pemodal akan semakin bertambah lari ke pasar (negara/kawasan) lain. Kondisi ini dapat menyebabkan tergantikannya posisi Uni Eropa sebagai kawasan dengan iklim usaha yang prospektif. Uni Eropa harus segera menerapkan sejumlah aturan dan menjaga kestabilan instrumen dan lembaga-lembaga mereka agar krisis tidak menyebar ke wilayah lain di dunia. Melihat dampak buruk yang telah dan yang akan ditimbulkan oleh terjadinya krisis ekonomi PIIGS, Uni Eropa tentunya terdorong untuk segera menyelesaikan krisis ekonomi yang mengancam eksistensi regionalnya tersebut. Hal yang mendorong Uni Eropa adalah; 194 a. Faktor Internal; 1) Adanya kesadaran (awareness) dari Uni Eropa akan tanggung jawab moralnya sebagai organisasi regional yang telah menyatukan 27 negara di kawasan benua Eropa dalam satu mata uang tunggal yakni euro terkecuali bagi beberapa negara yang belum mau bergabung (negara non zona euro). Situasi ini dipahami oleh Uni Eropa, dan lembaga-lembaga keuangan untuk ikut terlibat dalam masalah krisis ekonomi tersebut. Uni Eropa bertanggung jawab bagi negara anggotanya sebagai satu kesatuan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Vikram Nehru (cucu Jawaharlal Nehru), seorang Analis Ekonomi Global dan juga Mantan Kepala Ekonom sekaligus Direktur Departemen Bank Dunia yang mengurusi pengurangan kemiskinan, manajemen ekonomi, dan sektor privat dan swasta yang kini menjadi Senior Associate Carnegie Endowment, salah satu dari think tank terbesar di dunia bahwa “Uni Eropa menjamin setiap negara di wilayahnya. Mereka memandang wilayah itu sebagai kesatuan, bukan hanya negara masing-masing. Jadi jika Yunani terkena masalah, seluruh Eropa harus menanggungnya”.182 Apalagi setelah dibentuknya Bank Sentral Eropa (European Central Bank) dalam tubuh Uni Eropa yang memiliki tanggung jawab dalam masalah moneter negara zona euro. Alasan kenapa Uni Eropa dan lembaga lainnya memilih untuk tidak membiarkan Yunani sebagai akar krisis ekonomi PIIGS bangkrut adalah Vikram Nehru: “Subsidi Itu Berbahaya”. http://bali-bisnis.com/index.php/vikram-nehrusubsidi-itu-berbahaya/, diakses tanggal 25 Juni 2012 182 195 karena mereka telah terlibat jauh dan banyak lembaga keuangan Eropa turut menggelontorkan dananya. Jika Yunani tidak diselamatkan maka akan terjadi reaksi berantai dan turut meruntuhkan negara-negara lainnya di kawasan.183 2) Uni Eropa tentu tidak ingin kehilangan citra (image) sebagai organisasi regional terbaik dunia yang pernah ada khususnya dengan sejumlah keberhasilan yang telah dicapai misalnya penyatuan mata uang sebagai pertanda full integration dan pembentukan Pasar Tunggal Eropa yang di dalamnya diatur penghapusan hambatan-hambatan dalam perdagangan di antara sesama negara anggota Uni Eropa. Dicermati kebijakannya dalam berbagai hal seperti dalam hal pengambilan keputusan (decision making) karena keputusan ini merupakan suara bersama dari semua negara anggota. Untuk itu, Uni Eropa tentu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS meskipun itu mungkin dalam waktu yang cukup lama. b. Faktor Eksternal; 1) Adanya desakan dari negara Uni Eropa lainnya agar Uni Eropa segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi krisis ekonomi sehingga efek domino krisis ekonomi PIIGS yang sedang mengancam perekonomian regional bisa diminimalisir. Misalnya desakan yang datang dari Inggris lewat Perdana Menterinya, David Cameron, "Yang kami butuhkan adalah rencana tegas untuk Yunani, dan kita perlu rencana pasti untuk membantu 183 Yunani Buat Terobosan tapi Tidak Punya Posisi Tawar. http://financeroll.co.id/news/20400/yunani-buat-terobosan-tapi-tidak-punya-posisi-tawar, diakses tanggal 23 Juni 2012 196 menggerakkan perekonomian Eropa, kita harus mengatasi masalah itu juga atau krisis akan terus terulang kembali," kata Cameron kepada wartawan di Brussel. Cameron juga mendesak 17 negara yang menggunakan mata uang euro untuk mengambil tindakan jangka panjang, termasuk mengizinkan Bank Sentral Eropa menstabilkan mata uang tunggal yang bermasalah itu. Inggris tidak menggunakan mata uang euro tetapi zona euro adalah mitra dagang terbesarnya dan krisis keuangan itu telah memukul perekonomian Inggris, yang saat ini berada dalam resesi.184 2) Adanya desakan dari dunia internasional terhadap Uni Eropa agar segera mencari solusi yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS karena krisis tersebut mengancam perekonomian global. Misalnya desakan yang datang dari negara-negara yang tergabung dalam G-20. G-20 mendesak Uni Eropa menciptakan strategi yang bersifat lebih tahan lama dalam mengatasi krisis utang zona euro. Desakan itu muncul menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Los Cabos, Meksiko, pada tanggal 18 Juni 2012. KTT yang berlangsung selama dua hari itu juga akan fokus pada pembahasan soal penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan demi memacu kembali pemulihan ekonomi global. Para pemimpin yang hadir diperkirakan akan menghasilkan kesepakatan bernama “Rencana Aksi Los Cabos”, yang ditujukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, mempromosikan 184 PM Inggris Desak Rencana Tegas Untuk Yunani. http://id.berita.yahoo.com/pm-inggris-desakrencana-tegas-untuk-yunani-052511245.html, diakses tanggal 22 Juni 2012 197 perdagangan, dan pemangkasan defisit anggaran. G-20 beranggotakan Meksiko, Argentina, Australia, Brazil, Inggris, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, dan Amerika Serikat. Mereka semua mewakili 80% total output industri seluruh dunia. Kemajuan Eropa dalam penciptaan solusi yang tahan lama dalam mengatasi krisis zona euro akan langsung menjadi topik utama saat para pemimpin blok tersebut mengikuti sesi pembuka dari KTT di atas. Solusi itu mencakup wacana penyatuan besar-besaran sektor keuangan, fiskal, dan politik seluruh negara zona euro, demi memperkuat ketahanan ekonomi mereka. Selama ini, para pemimpin UE terkesan ragu untuk memulai langkah ke arah penyatuan tersebut.185 Selain didorong oleh keinginan kuat untuk segera menyelamatkan perekonomian regional Eropa khususnya perekonomian zona euro, Uni Eropa juga menemui berbagai jenis hambatan. Hambatan-hambatan itu dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yakni ; 1) Hambatan internal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam tubuh Uni Eropa sendiri, misalnya ketidaksetujuan perwakilan negara-negara besar seperti Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas bailout tahap kedua bagi Yunani. Negara-negara ini sepakat pemberian bailout tahap kedua ditunda. 185 G-20 Desak UE Segera Atasi Krisis. http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/93646, diakses tanggal 21 Juni 2012 198 Bahkan mereka mulai ragu dan tidak mau lagi mendukung Yunani. 186 Negaranegara tersebut menolak memberi bantuan lagi karena warganya merasa membayar pajak, tapi diberikan kepada rakyat negara lain. Oleh karena itu, Pemerintah Yunani harus mengambil kebijakan penghematan untuk memotong anggaran besar-besaran.187 Dan tidak menutup kemungkinan bagi negara-negara lainnya akan mendapatkan hal yang sama (penolakan) jika kembali meminta Uni Eropa memberikan bailout. 2) Hambatan eksternal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam negara PIIGS. Hambatan itu berupa tentangan dari pihak oposisi terhadap pemerintah yang sedang berkuasa dalam menerima bailout yang didukung secara penuh oleh rakyat karena prasyarat yang diajukan oleh Uni Eropa terlalu berat bagi mereka. Untuk itu, bailout akan susah diberikan oleh Uni Eropa jika prasyarat yang diajukan tidak dipenuhi oleh negara peminta bailout. Misalnya di Yunani, ada empat partai yang berkuasa yaitu Partai Demokrasi Baru, Partai Sosialis PASOK yang pro bailout dan partai oposisi Koalisi kelompok kiri Syriza dan Partai sayap kanan Yunani Merdeka yang anti bailout. Dalam pemilu parlemen tidak ada partai yang memperoleh suara mayoritas meskipun suara tertinggi sebanyak 18,9%, atau 108 kursi dari 300 kursi parlemen diraih oleh Partai Demokrasi Baru. Namun, mitra koalisinya, partai Sosialis PASOK, hanya berada di urutan ketiga dengan 13,4% suara. Gabungan kedua partai yang pro dana talangan ini hanya meraih 149 kursi, kurang dua kursi 186 Peta Politik Euro Berubah, Yunani Terancam Didepak. http://financeroll.co.id/news/34237/peta-politik-euro-berubah-yunani-terancam-didepak, diakses tanggal 20 Juni 2012 187 Vikram Nehru. Op. Cit, diakses tanggal 25 Juni 2012 199 untuk meraih mayoritas sederhana. Hasil ini merosot jauh dari perolehan total 77,4% suara yang diraih koalisi itu pada pemilu 2009. Koalisi kelompok kiri Syriza yang antidana talangan sukses meraih 16,6 % suara atau 52 kursi. Partai sayap kanan Yunani Merdeka, yang juga menolak perjanjian Yunani dan Uni Eropa, meraih 33 kursi. Melihat hal tersebut, pemimpin Syriza, Alexis Tsipras menyatakan ”Ini pesan revolusi damai. Pemimpin Eropa harus mengerti kebijakan penghematan telah kalah.” 188 C. Masa Depan Uni Eropa Dengan Terjadinya Krisis Ekonomi PIIGS 2008 Integrasi Eropa secara riil dimulai dari kerjasama ekonomi sejak lahirnya European Coal and Steel Community (ECSC) tahun 1951. Kemudian diikuti oleh lahirnya European Economic Community (EEC), atau disebut juga dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan European Atomic Energy Community (EURATOM) di tahun 1957.189 Ketiga organisasi utama tersebut ada dalam satu kesatuan yang dikenal dengan nama Masyarakat Eropa (ME) atau European Community (EC). Negara-negara pionir yang tergabung ke dalam komunitas ini dikenal dengan sebutan The Inner Six (Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Italia).190 EC bergerak secara konstan menuju penyatuan ekonomi, politik, sosial, dan moneter menuju Uni Eropa. 188 Rakyat Hukum Partai Penguasa. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/08/02430267/Rakyat.Hukum.Partai.Penguasa, diakses tanggal 23 Mei 2012 189 Edison Muchlis. 1997. Integrasi Menuju Uni Eropa.Jurnal Analisis CSIS. Vol.26.No.6, hal.552 190 Fajar. Sejarah Terbentuknya Uni Eropa. http://nederindo.com/sejarah-terbentuknya-unieropa.html, diakses tanggal 27 Juni 2012 200 Dalam perspektif yang lebih umum, motivasi integrasi Eropa Barat yang pada akhirnya dikenal sebagai Uni Eropa oleh the founding father ME didasarkan pada lima hal berikut;191 Pertama, adanya kemauan bersama untuk membentuk a new understanding of Europe, dalam membangun suatu identitas bersama (a new collective identity), begitu juga sebagai alternatif identitas kebangsaan (nationalistic identity). Eropa dalam perkembangan ini ingin menunjukkan suatu pengalaman baru dalam kebersamaannya guna membangun peran dan identitas baru itu. Thomas Risse, seorang sarjana (scholar) Hubungan Internasional dengan pemikiran yang konstruktivis yang saat ini memimpin kajian penelitian tentang ‘hubungan trans-nasional, kebijakan luar negeri dan keamanan’ di Otto-Suhr Institute bidang ilmu politik di Freie Universitat Berlin, sebagai peneliti di Jerman bidang internasional dan sebagai pemimpin program Ph.D di Hertie School of Governance di Berlin, dalam artikelnya berjudul The Euro Between National and European Identity yang dimuat dalam Journal of European Public Policy pada Agustus 2003 mengeksplorasi mengenai bagaimana penggunaan mata uang euro di sebagian besar negara-negara anggota Uni Eropa mampu membentuk suatu identitas bersama (kolektif), yakni identitas Eropa. Artikel tersebut muncul karena tahun sebelumnya (Januari, 2002), euro secara fisik baru digunakan dan diberlakukan di mayoritas negara-negara di Eropa, sehingga, munculnya artikel ini merupakan elaborasi dan eksplanasi dari euro yang hadir sebagai salah satu pembentuk identitas bersama. Artikel Risse dalam studi Hubungan Internasional 191 Edison Muchlis. Op.Cit, hal.552-553 201 mampu berfungsi sebagai salah satu acuan penting berkaitan dengan upaya integrasi Eropa dan pembentukan identitas Eropa melalui salah satu indikatornya, yaitu mata uang, dalam hal ini adalah euro. Argumen utama Risse dalam artikel tersebut adalah bahwa uang merupakan salah satu penanda identitas yang menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat dan terkait dalam upaya pembangunan nasional yang berhubungan dengan identitas nasional bersama.192 Kedua, adanya keinginan untuk hidup berdampingan secara damai di antara bangsa-bangsa Eropa Barat, dan kemauan bersama untuk melindungi diri dari ancaman ekspansi komunis. Ini disebabkan negara-negara nasional ketika itu tidak mampu mencegah pecahnya Perang Dunia II. Atas dasar itu, timbul kebutuhan untuk menyatukan struktur politik yang mapan, guna mencegah perang, baik dengan sesama negara Eropa Barat maupun blok Eropa Timur. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Dosen Holistic Education Center Universitas Fujen Liang, Chong Min bahwa “sasaran utama didirikannnya Uni Eropa adalah berharap menghindari perang dan mengukuhkan perkembangan demokrasi.”193 Ketiga, adanya motivasi pendiri ME untuk mencapai kemakmuran. Kehancuran ekonomi akibat Perang Dunia II, telah menimbulkan kesulitan bagi negara-negara Eropa Barat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi mereka. Jika diperhatikan dengan sangat teliti, maka terlihat jelas bahwa cikal bakal 192 The Euro Between National and European Identity. http://ameliafitriani04.wordpress.com/gudang-karya/artikel/the-euro-between-national-andeuropean-identity/, diakses tanggal 26 Juni 2012 193 50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru. http://indonesian.rti.org.tw/indonesian/special/perspektif/Perspektif_17.htm, diakses tanggal 23 Juni 2012 202 pondasi utama pembentukan European Union adalah komunitas-komunitas yang mengutamakan urusan-urusan ekonomi. Mulai dari pengaturan perolehan sumber bahan baku produksi, sampai dengan pengaturan di bidang distribusi hasil produksi antar sesama negara-negara anggota, semuanya tercermin di dalam merger ECSC, EEC, dan EURATOM menjadi satu komunitas yang disebut Masyarakat Eropa/European Community.194 Dalam pelaksanaannya, keberadaan EC mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini menyebabkan munculnya minat dari negara-negara lain di luar negara-negara anggota untuk bergabung dengan komunitas ini. Kesuksesan inilah yang mendorong Inggris, Denmark, Irlandia dan Norwegia untuk mengajukan diri bergabung dengan EC. Pengajuan diri Inggris untuk menjadi bagian dari EC tidak berjalan mulus. Kejadian-kejadian di masa lalu membuat De Gaulle (Presiden Perancis) tidak meloloskan niat Inggris untuk bergabung dengan EC. Seiring berjalannya waktu, penggantian tampuk kepemimpinan di Perancis akhirnya memberikan angin segar kepada Inggris untuk meloloskan niatnya bergabung dengan EC. Di masa kepemimpinan Georges Pompidou, Inggris beserta tiga negara lainnya resmi bergabung dengan EC. Fakta penolakan De Gaulle terhadap keinginan Inggris untuk bergabung dengan EC yang didasari oleh kejadian-kejadian di masa lalu menimbulkan retorika apakah keberadaan ECSC, EEC, dan EURATOM yang akhirnya terintegrasi ke dalam European Community murni berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama dalam bidang ekonomi saja ? Metamorfosa EC menjadi European Union (EU) terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang, 194 Fajar. Op. Cit 203 dan di dalamnya terdapat banyak perkembangan kebijakan-kebijakan baru melalui pertemuan-pertemuan antar negara anggota yang jumlahnya senantiasa bertambah. Penolakan De Gaulle terhadap keinginan Inggris untuk bergabung dengan EC bukan satu-satunya hal yang menimbulkan retorika keberadaan EU – yang diawali oleh EC – didasari atas kepentingan dan tujuan ekonomi saja. Kenyataan lainnya yang cukup mencolok adalah adanya beberapa negara anggota yang menolak menggunakan mata uang euro.195 Keempat, adanya motivasi pendiri ME untuk mengembangkan konsep freedom dan mobility. Ini disebabkan bertahun-tahun mereka terbelenggu akibat kerusakan perang. Karena itu, dibutuhkan kemauan politik untuk mengurangi pembatasan-pembatasan nasional bagi mobilitas pribadi, sirkulasi barang, jasa dan modal di negara-negara ME. Tujuan utama dibentuknya Masyarakat Eropa (EC) adalah terciptanya pasar bebas. Ketentuan-ketentuan khusus yang mengaturnya adalah Pasal 3(a) yang melarang adanya cukai; Pasal 3(b) mengatur Community’s common commercial policy seperti dalam bidang pertanian, perikanan dan transportasi; pasal 3 (g) secara khusus mewajibkan Community memasyarakatkan bahwa ‘persaingan dijamin dalam internal market tidak terganggu, dan Pasal 3 (h) mengatur tentang perkiraan tingkat kebutuhan hukum dalam pasar bebas.196 ECSC adalah komunitas negara-negara The Inner Six yang bertujuan menghapus berbagai hambatan perdagangan dan menciptakan pasar bersama tempat produk, pekerja, dan modal dari sektor batubara dan baja dari negara195 196 Ibid Ibid 204 negara anggota bisa bergerak dengan bebas. Pada tanggal 9 Mei 1950 (Europe Day), Robert Schuman (Menlu Prancis) mempresentasikan ide-idenya dalam misi penyelamatan Eropa sehingga terbentuk European Coal and Steel Community (ECSC). ECSC akhirnya ditandatangani pada Traktat Paris (18 April 1951) oleh 6 negara pionir yang juga merupakan anggota Council of Europe. ECSC resmi dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 1952 - tahun 2002. Dalam pelaksanaannya, ECSC terbukti ampuh menjaga “keharmonisan” Eropa selama hampir setengah abad. Traktat Roma (25 Maret 1957) menghasilkan EURATOM dan European Economic Community (EEC). Tujuan dari pembentukan EEC adalah terciptanya pencapaian Custom Unions, yang merupakan usaha untuk penghapusan customs duties, import quotas, dan berbagai hambatan perdagangan lainnya antar sesama negara anggota. Di sisi lain diberlakukan Common Customs Tarriff (CCT) negara ketiga (negara-negara non-anggota). Dalam pasar bebas semua sumber ekonomi harus bergerak secara bebas, tidak ada hambatan oleh batasan negara. Oleh karena itu, Traktat Roma menetapkan empat kebebasan (four freedoms) yang mengikat yaitu kebebasan perpindahan barang, kebebasan berpindah tempat kerja, kebebasan memilih tempat tinggal dan lalu lintas jasa yang bebas, lalu lintas modal yang bebas. Pasar bebas mempunyai kebijakan yang komersial umum, relasi komersial dengan negara-negara ketiga dan kebijakan persaingan. Salah satu dari ketentuanketentuan khusus yang mengatur pasar bebas yang mempunyai peranan sangat penting bagi Masyarakat Eropa adalah Hukum Persaingan Usaha. Namun demikian, saat ini pergerakan barang dagang, jasa, modal, dan penduduk 205 antarnegara anggota masih belum sepenuhnya bebas, artinya pelaksanaan tujuan dari pembentukan EEC masih dalam proses penyempurnaan. Terkait dengan kebijakan pasar bebas yang diwujudkan dalam EEC, maka tujuan dibentuknya EAEC/EURATOM juga terkait dengan pergerakan bebas sumber produksi, distribusi, dan riset yang diperlukan untuk pengembangan sumber energi yang berbasis kepada penggunaan nuklir antar sesama negara anggota. EEC dan EAEC (EURATOM) resmi diberlakukan pada tahun 1958. ESCS, EEC dan EURATOM resmi disatukan (merger) menjadi European Community (EC) atau Masyarakat Eropa pada bulan Juli 1967. Kerjasama ekonomi yang disepakati pada EEC segera diterapkan, sehingga pada tahun 1968 semua tarif yang ada antar negara-negara anggota dihilangkan sepenuhnya. Setelah ketiga organisasi itu disatukan ke dalam EC tidak terlihat adanya progress yang cukup besar, sampai pada saat Georges Pompidou menggantikan posisi De Gaulle sebagai Presiden Perancis. Georges Pompidou melakukan tindakantindakan yang lebih terbuka untuk memicu perkembangan EC. Atas saran Pompidou, sebuah pertemuan digelar di Den Haag, Belanda pada tahun 1969. Dalam pertemuan ini dicapai beberapa poin penting, seperti pembentukan sistem financial untuk EC yang didasarkan pada kontribusi tiap negara anggota, pembentukan kebijakan luar negeri, dan negosiasi dengan Inggris, Denmark, Irlandia dan Norwegia untuk bisa bergabung dengan EC. Sukses besar EC berlanjut sampai pada terbentuknya komunitas regional yang saat ini dikenal dengan nama European Union. Dalam perkembangannya, banyak terjadi 206 pertemuan-pertemuan lainnya yang menghasilkan banyak kebijakan-kebijakan baru dan jumlah keanggotaan yang semakin besar jumlahnya.197 Kelima, para pendiri ME mengharapkan munculnya suatu kekuatan baru dalam kebersamaan itu. Melalui suatu United States of Europe, negara-negara Eropa Barat (bukan hanya anggota ME), akan dapat menyatukan kekuatan untuk memainkan peran politiknya dalam skala regional maupun global. Ide tentang pembentukan United States of Europe pernah disampaikan Victor Hugo pada tahun 1849. Baru pada tahun 1946, Winston Churchill dalam pidatonya di Zurich University, mengangkat ide itu kembali melalui pernyataan berikut198; We must create the European Family, and provide it with a structure under which it can dwell and peace, in safety and in freedom. We must build a kind of United States of Europe. Keinginan Churchil itu menemukan jalannya, ketika George Marshall (melalui Marshall Plan) pada tahun 1947 melahirkan gagasan untuk mengembalikan kondisi ekonomi dunia yang rusak berat akibat Perang Dunia II. Pemikiran itu diterima oleh 16 negara Eropa Barat. Gayung pun bersambut dengan lahirnya Organization for European Economic Cooperation (OEEC) di tahun 1948. Dan pada tahun 1949, lahir pula Dewan Eropa (Council of Europe) yang memainkan perannya sebagai kerangka dasar struktur integrasi regional Eropa, terutama di bidang politik dan keamanan. Pada tahap awal, kelima hal di atas memang ditujukan untuk membendung ekspansi komunis, sebagai salah satu super power waktu itu. Demikian juga untuk mengantisipasi kuatnya pengaruh ekonomi AS yang 197 198 Ibid Edison Muchlis,Op.Cit, hal. 551 207 menguasai wilayah Eropa Barat, disamping adanya kecenderungan ekonomi beberapa negara Eropa Barat tumbuh lebih kuat secara sendiri-sendiri. Hal ini jika dibiarkan berlanjut, dikhawatirkan akan menimbulkan ancaman bagi negaranegara Eropa Barat lainnya yang lemah secara ekonomi dan politik. Tetapi kemajuan yang mereka capai sampai hari ini, terlihat jauh melampaui motivasi awal itu. Dalam perjalanannya, Uni Eropa tumbuh menjadi sebuah regionalisme yang disegani dunia karena prestasinya. Menurut penulis, prestasi itu dimulai dari ; a. Perluasan wilayah, dimulai dari 6 negara sebagai pendiri (1951) kemudian melakukan perluasan menjadi 9 negara (1973), kemudian 12 negara (1986), 15 negara (1995), 25 negara (2004) dan perluasan terakhir menjadi 27 negara (2007). Pada tanggal 25 Maret 1951 enam negara yakni Belgia, Luksemburg, Belanda, Perancis, Jerman, dan Italia menandatangani Perjanjian Roma atau Treaty of Rome dan semenjak saat itu membuka lembaran yang bersejarah bagi integrasi ekonomi dan politik Eropa. Dan 50 tahun kemudian seiring dengan bergabungnnya negara-negara Eropa yang lain, komunitas Eropa terus berkembang, pada tahun 1993 menyetujui Perjanjian Maastrich dan wawasan kerjasamanya dikembangkan hingga masalah hukum, administrasi dalam negeri dan hubungan luar negeri. Komunitas Eropa ini kemudian menjadi Uni Eropa. Setelah mengalami 6 kali upaya pengembangan, keanggotaan Uni Eropa terus dikembangkan ke arah timur, kini Uni Eropa 208 sudah memiliki 27 negara anggota untuk menjadi badan politik dan ekonomi dengan populasi 500 juta orang.199 b. Unifikasi moneter yaitu penggunaan satu mata uang tunggal (single currency) yakni euro bagi negara anggota, kecuali Inggris, Denmark, Swedia, Republik Ceko, Latvia, Lithuania, Hongaria, Polandia, Bulgaria, dan Rumania yang memilih untuk tidak menggunakan mata uang bersama karena alasan-alasan tertentu dari negara yang bersangkutan seperti alasan kedaulatan mata uang. Secara makro ekonomi, adanya satu mata uang tunggal Eropa diharapkan mengurangi biaya transaksi selisish kurs,meningkatkan daya saing produk-produk UE, terjadinya stabilitas harga yang baik dan menyeluruh di wilayah Uni Eropa sehingga inflasi akan lebih terkendali atau rendah. Adanya euro akan mendorong persamaan kemajuan ekonomi di negara-negara Uni Eropa yang memang tingkat kemajuan tiaptiap negara anggota adalah tidak sejajar. Dengan adanya mata uang tunggal euro, diharapkan bisa mendatangkan peluang bagi negara-negara angota yang kurang begitu maju tingkat perekonomiannya seperti Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia untuk mengejar ketertinggalannya dari negara Uni Eropa lainnya yang telah begitu maju tingkat perekonomiannya seperti Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Austria, serta negara-negara kaya Skandinavia seperti Swedia, Finlandia, dan Denmark. Integrasi ekonomi dan moneter Eropa pada dasarnya adalah suatu keadaan 199 50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru. Op.Cit 209 positive zero sum game yang ingin diwujudkan oleh Uni Eropa agar terjadi distribusi kekayaan di wilayah-wilayah Eropa.200 c. Terciptanya pasar bersama yang sekarang dikenal dengan nama Pasar Tunggal Eropa (European Single Market) yang didasari oleh prinsip free movement bagi barang, modal, jasa, dan tenaga kerja. Penghapusan hambatan fisik dengan menghapuskan pemeriksaan terhadap barang dan manusia di perbatasan; penghapusan hambatan teknis dengan mengurangi hambatan akibat regulasi nasional terhadap produk dan jasa melalui harmonisasi atau mutual recognition; penghapusan hambatan pajak untuk mengurangi disparitas pajak tidak langsung dengan harmonisasi atau pendekatan tingkat VAT (Value Added Tax) dan bea cukai.201 Menurut Henderson, maksud dari prinsip free movement bagi barang, modal, jasa, dan tenaga kerja adalah adanya jaminan dan kemampuan negara anggota dalam European Single Market untuk tidak melakukan diskriminasi dalam lalu lintas barang dan mobilitas modal, dan manusia. Dengan demikian secara ekonomi tidak ada istilah orang asing, dana asing, dan barang impor negara anggota European Single Market, semua kini merupakan produk Uni Eropa, investasi dan modal Uni Eropa, dan tenaga kerja Uni Eropa. Program ini akhirnya berhasil dijalankan dengan baik oleh Uni Eropa mulai tahun 1993 hingga tahun 1996, sebagai manifestasi implikasi dari Akta Tunggal Eropa.202 d. Dalam bidang politik terlihat dengan adanya penyatuan politik menyangkut masalah imigrasi, kepolisian, dan peradilan. Dan dalam skala yang lebih besar 200 Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.66-67 Poedji Koentarso. Op. Cit, hal.45-46 202 Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.69 201 210 yaitu kerjasama politik luar negeri dan keamanan bersama atau Common Foreign and Security Policy (CFSP). Sepanjang menyangkut masalah politik, Perjanjian Maastricht merumuskannya dalam dua titel. Titel V mengenai kebijakan bersama dalam politik luar negeri dan keamanan (CFSP), dan Titel VI mengenai kerjasama dalam masalah-masalah keadilan urusan dalam negeri (Cooperation in the Fields of Justice and Home Affairs). Salah satu pembaruan yang dibawa oleh Perjanjian Maastricht adalah diaturnya masalah politik dalam negeri. Padahal, Akta Tunggal Eropa hanya mengatur soal kerjasama politik luar negeri saja. Pengaturan bersama masalah dalam negeri ini merupakan bidang kerjasama yang sangat sulit dilaksanakan. Dari sudut pandang birokrat Uni Eropa, pengaturan ini memiliki wawasan jauh ke depan dalam menuju Eropa Bersatu. Ia bertujuan untuk mempercepat terciptanya suatu pasar tunggal yang murni, mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi disparitas ekonomi yang saat itu terlalu tinggi antara kelompok negara kaya dan miskin serta dapat menciptakan stabilitas politik dan keamanan di kawasan. Mengenai masalah keamanan dan politik luar negeri, Perjanjian Maastricht merumuskan ketentuan yang berwawasan sangat jauh ke depan. Ketentuan ini ditujukan untuk: (1) menjaga nilai bersama, kepentingan dan kebebasan yang mendasar dalam penyatuan; (2) memperkuat keamanan di negara anggota dengan berbagai metode; (3) menjaga perdamaian dan keamanan internasional berdasarkan piagam PBB; (4) 211 meningkatkan kerjasama internasional dan; (5) mengembangkan demokrasi, melakukan usaha penegakan hukum, keadilan dan hak-hak asasi manusia.203 Inilah sejumlah keunggulan (prestasi) yang telah dicapai oleh Uni Eropa dengan 27 negara anggota yang telah berkembang menjadi suatu trade block terkuat yang diakui dunia. Namun, saat ini prestasi itu (khususnya kemajuan dalam bidang ekonomi) mulai luntur dan diragukan akan tetap dipertahankan melihat kenyataan yang ada. Krisis ekonomi Eropa khususnya krisis ekonomi PIIGS yang berkepanjangan (2008-sekarang) menjadi alasan utama diragukannya keeksistensian organisasi regional ini. Bahkan dengan adanya krisis tersebut, banyak pihak yang berpendapat bahwa kekuatan ekonomi mulai bergeser dari negara kapitalis (Amerika dan Eropa) ke negara-negara Asia. Misalnya, laporan National Intelligence Council (NIC) berjudul ”Global Trends 2015” menyebutkan, krisis ekonomi AS dan Uni Eropa tersebut menjadi sinyal pergeseran kekuatan yang sudah mulai terjadi. Pamor AS dan Eropa di bidang ekonomi dan militer kian memudar. Sebaliknya, Asia akan menjadi sentra manufaktur dan sektor jasa lain.204 Bahkan krisis ekonomi yang menimpa negara-negara pengemban ideologi kapitalis itu menunjukkan bahwa sistem ekonomi kapitalis saat ini berada di tepi jurang yang dalam. Pertumbuhan ekonomi yang dikejar adalah pertumbuhan ekonomi semu. Azas ekonomi adalah pertambahan pendapatan nasional (national 203 Edison Muchlis. Op.Cit, hal.562-563 Ekonomi Eropa Rontok. http://mediaumat.com/ekonomi/1791-37-ekonomi-eropa-rontok.html, diakses tanggal 21 Mei 2012 204 212 income). Artinya, sistem ekonomi kapitalisme memiliki satu tujuan yaitu meningkatkan kekayaan negara secara makro. Dan satu hal lain yang membuat negara-negara kapitalis dicibir adalah ketika menghadapi krisis upaya penyelamatan yang dilakukan pemerintahnya ibarat ‘menjilat ludah sendiri’. Pemerintah negara-negara kapitalis yang semula menentang intervensi pemerintah dalam perekonomian, justru ramai-ramai melakukan intervensi. Banyak pihak dari luar Eropa yang berpendapat bahwa jika Uni Eropa tidak segera mengatasi krisis ekonomi ini, dikhawatirkan kawasan ini akan bangkrut. Selain pihak dari luar, pihak dalam Uni Eropa sendiri sekelas Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi pernah menyinggung hal ini kepada anggota parlemen Eropa bahwa “stabilitas ekonomi Eropa sedang dalam bahaya karena bank-bank besar Eropa di tahun 2012 ini banyak yang bangkrut dan hal itu sangat berpotensi mengancam kelanggengan ekonomi khususnya zona euro yang notabene semakin memburuk”.205 Dia juga mengemukakan munculnya tanda-tanda tidak solid di zona euro karena setiap negara yang terkena krisis dengan utang yang sedemikian banyak, masing-masing mengatasi sendiri krisis yang mendera bangsanya itu tanpa bantuan yang berarti dari negara zona euro lainnya khususnya yang tidak terkena krisis ekonomi. Dengan kata lain, setiap negara menyelamatkan perekonomian negara masing-masing. Malah yang lebih parah lagi adalah adanya indikasi perpecahan zona euro karena beberapa negara berencana menghentikan keanggotaannya sebagai negara pengguna euro. Tiap negara kembali memperkokoh mata uang 205 Krisis Ekonomi dan Pudarnya Keutuhan Uni Eropa. http://rimanews.com/read/20120116/51779/krisis-ekonomi-dan-pudarnya-keutuhan-uni-eropa, diakses tanggal 23 Mei 2012 213 negaranya masing-masing karena masalah utang negara yang tidak kunjung selesai ditambah kompleksitas masalah lain seperti berkurang dan atau bahkan hilangnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan pengangguran melonjak tajam. Intinya yang terjadi sekarang di Uni Eropa adalah semangat nasionalisme masingmasing negara lebih dominan dibandingkan semangat regionalisme. Urusan ekonomi nasional menjadi prioritas masing-masing anggota Uni Eropa daripada urusan kebijakan ekonomi, politik dan solidaritas anggota komunitas regional Eropa. Setiap negara lebih memikirkan bagaimana mengatasi masalah ekonomi yang melanda negaranya, daripada mengurusi urusan anggota Uni Eropa lainnya yang dilanda krisis hingga terancam bangkrut. Hal tersebut pernah dilontarkan oleh mantan Menteri Luar Negeri Jerman, Hans-Dietrich Genscher bahwa "Saya mengkhawatirkan meningkatnya gelombang nasionalisme negara-negara anggota Uni Eropa."206 Menurut penulis, pihak Uni Eropa sebagai organisasi regional di kawasan ini seharusnya lebih aktif dan giat untuk mencari solusi yang tepat demi mengatasi dampak krisis yang membuat kawasan ini mulai diragukan keeksistensiannya. Salah satu langkahnya adalah berperan aktif mengajak semua negara khususnya zona euro untuk bersama-sama (solid) mengatasi krisis ekonomi berkepanjangan ini sehingga kepercayaan dunia bisa kembali mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Menteri Keuangan Kanada, Jim Flaherty kepada stasiun televisi CTV dalam konferensi pers di House of 206 Uni Eropa di Pusaran Krisis. http://indonesian.irib.ir/equilibrium//asset_publisher/yB7o/content/id/4890250, diakses tanggal 25 Mei 2012 214 Commons, Parliament Hill, Ottawa, seperti dikutip dari Financial Post (15 Mei 2012) bahwa "Jika negara-negara Eropa tidak siap untuk membantu sesama anggota Uni Eropa, mungkin sebaiknya mereka menghapus konsep satu mata uang bersama. Masa depan seluruh negara anggota Uni Eropa sedang dipertaruhkan. Mereka harus menunjukkan keberanian, berbuat benar. Gunakan sebagian uang penyetor pajak untuk membantu negara yang lebih lemah. Atau sekalian saja keluar dari zona Eropa,"207 Untuk itu, penulis berpendapat jika hal tersebut tidak diusahakan, maka yang mungkin terjadi bagi Uni Eropa di masa depan adalah; a) Dari sudut pandang eksistensi dan kepercayaan zona euro, Uni Eropa perlahan-lahan akan ditinggalkan oleh negara zona euro karena dinilai tidak mampu dalam menangani krisis PIIGS. Bahkan banyak pihak yang memprediksikan bahwa Uni Eropa tidak lama lagi akan bubar seperti halnya Uni Soviet karena keadaan Uni Eropa sekarang lebih parah jika dibandingkan Uni Soviet menjelang keruntuhannya.208 Namun menurut penulis, untuk saat ini, hal itu tidak akan mudah terjadi karena pemerintah tiap negara PIIGS telah berusaha semaksimal mungkin menempuh berbagai cara untuk membawa keluar bangsanya dari krisis ekonomi. Tetapi hal itu bisa saja terjadi jika krisis tersebut masih berlanjut beberapa tahun ke depan ini tanpa solusi yang tepat dan serius. Uni Eropa akan kehilangan kepercayaan sebagai 207 Menunggu Bubarnya Uni Eropa (3) - Uni Soviet Pun Akhirnya Harus Bubar. http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=93176&title=menunggu_bubarnya_uni_er opa_3__uni_sovyet_pun_akhirnya_harus_bubar, diakses tanggal 25 Mei 2012 208 Ibid 215 institusi regional tertinggi yang telah menyatukan negara-negara dalam satu mata uang tunggal dan seharusnya mengayomi setiap anggotanya saat berada dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Bahkan pada titik klimaks, ketika dahulu negara-negara Eropa berbondong-bondong minta diakui sebagai bagian dari zona euro, saat ini negara anggota akan satu per satu meninggalkan atau dipaksa keluar dari zona euro karena keberadaan mereka dianggap mengancam negara-negara zona euro lainnya. Buktinya adalah pernyataan PM Yunani, Lucas Papademos yang menyatakan negaranya sedang merencanakan kontingensi untuk keluar di zona Euro. 209 Negaranegara akan kembali memperkokoh mata uangnya sendiri. Dan negara anggota yang dahulunya berniat untuk menggunakan euro kini berpikir dua kali untuk menjadi negara zona euro. Seperti kata Perdana Menteri Republik Ceko, Petr Necas, "Kami setuju bergabung dengan zona euro, tapi bukan persatuan utang."210 Selain itu, kebijakan bailout yang ditempuh oleh Uni Eropa demi menyelamatkan negara anggotanya selalu mendapat tentangan dari banyak pihak, baik dari negara yang dibantu yaitu kubu opisisi pemerintah berkuasa, parlemen maupun dari dalam tubuh Uni Eropa sendiri karena jalan ini dianggap bukanlah solusi yang tepat. Buktinya adalah ketidaksetujuan Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas pencairan dana bailout tahap kedua bagi Yunani. Di lain pihak, pengesahan Konstitusi Uni Eropa yang 209 _____. http://forum.detik.com/broker-valbury-asia-securities-t323484.html?&page=11, diakses tanggal 24 Mei 2012 210 Ibid 216 bertujuan untuk lebih mengintegrasikan negara anggotanya juga mengalami hambatan karena ditolak oleh Belanda dan Prancis. Bagi mereka, Uni Eropa tidak lebih dari sebuah proyek elite para politisi karena penuh aturan birokrasi tetapi tidak memberikan keuntungan nyata buat masyarakat umum. b) Dari sudut pandang kepercayaan global, Uni Eropa akan kehilangan kepercayaan dunia. Kesan sebagai model regionalisme terbaik dunia dengan kekuatan dalam berbagai bidang khususnya ekonomi dan politik hanya akan tinggal kenangan. Seperti yang dikemukakan oleh Asisten Profesor Departemen urusan International Wenzao Ursuline College of Languages, Yang San Yi bahwa “integrasi Uni Eropa sebenarnya mempunyai kaitan sangat erat dengan perkembangan ekonomi negaranya, di kala situasi perkembangan ekonomi negara bagus, tingkat integrasinya biasanya lebih cepat tapi seiring dengan melambannya perkembangan situasi politik Eropa dalam tahun-tahun belakangan ini, ada makin banyak orang yang meragukan tingkat integrasi Uni Eropa”.211 c) Dari sudut pandang ekonomi khususnya dalam bidang investasi, Uni Eropa akan kehilangan kepercayaan dari para investor baik investor domestik maupun investor asing. Kesan sebagai prospective investment area akan hilang. Para investor tentunya akan berinvestasi ke negara yang dianggap iklim usahanya lebih aman khususnya kawasan yang ekonominya masih sehat. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Seksi Analisis Fiskal Kementerian Keuangan, Restianti, usai seminar bulanan ekonomi syariah di 211 50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru. Op.Cit 217 Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan November yang lalu, bahwa “imbas krisis Eropa nampaknya menguntungkan Indonesia. Hal tersebut terbukti dari para investor yang awalnya memegang surat berharga Eropa beralih ke Asia, terutama Indonesia”.212 d) Dari sudut pandang politik, posisi tawar (bargaining position) Uni Eropa di berbagai organisasi internasional lainnya akan menurun karena tidak menutup kemungkinan akan adanya stigma sebagai regionalisme yang tidak berhasil membawa negara-negara anggotanya keluar dari kubangan krisis. Namun, hal-hal di atas barulah sebagian kecil yang terjadi, yang lainnya masih sebatas prediksi. Belum terlambat bagi Uni Eropa dalam berbenah khususnya bagi setiap negara yang dilanda krisis ekonomi. Peran serta dari negara Uni Eropa lainnya juga sangat dibutuhkan untuk mengakhiri sesegera mungkin krisis yang sudah berlangsung selama empat tahun ini. Saatnya Uni Eropa membuktikan bahwa mereka bisa mengatasi krisis dan menganggap krisis ekonomi ini sebagai bagian dari proses untuk menjadi organisasi regional yang lebih baik lagi sehingga citra organisasi regional terbaik dunia kembali mereka dapatkan. 212 RI Reguk Untung dari Krisis Eropa. http://economy.okezone.com/read/2011/11/15/20/529783/ri-reguk-untung-dari-krisis-eropa, diakses tanggal 24 Juni 2012 218 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari sekian banyak ulasan dalam tulisan ini, penulis menyimpulkannya dalam beberapa poin, yaitu ; 1. Bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS adalah kebijakan fiskal dengan memberikan bantuan dana talangan (bailout). Namun sejauh ini, baru empat negara yang mendapatkan bailout yaitu Yunani sebesar 110 miliar euro pada tanggal 2 Mei 2010, Irlandia 85 miliar euro pada November 2010, Portugal 78 miliar euro pada Mei 2011, dan Spanyol sebesar 100 miliar euro (125 miliar dolar) pada tanggal 10 Juni 2012. Satu negara lainnya yakni Italia belum mendapatkan bailout. Namun, tidak menutup kemungkinan langkah ini juga yang akan ditempuh oleh Italia untuk meringankan beban negara mengingat utang negaranya lebih tinggi dari keempat negara sebelumnya. Jika program penghematan yang dilakukan oleh pemerintah negara ini tidak bisa membawa negaranya keluar dari krisis ekonomi maka dapat dipastikan langkah yang akan ditempuh adalah meminta bantuan kepada Uni Eropa dan IMF. Pemberian bailout disertai sejumlah prasyarat yang berat dari Uni Eropa seperti menaikkan atau bahkan membuat pajak baru. Di Yunani syarat yang harus dipenuhi jika mau mendapatkan bailout yaitu; pemotongan tunjangan 219 bagi PNS dan pensiunan, peningkatan pajak PPn hingga 23%, peningkatan cukai pada barang-barang mewah, bensin, rokok, dan minuman beralkohol, hingga perusahaan BUMN harus dikurangi dari 6.000 menjadi 2.000 perusahaan, menaikkan harga bahan bakar, bahkan membuat pajak baru. Di Irlandia syarat yang harus dipenuhi jika mau mendapatkan bailout yaitu; mengurangi gaji semua pegawai negeri, mengurangi biaya layanan sosial, tunjangan pensiun dan jaminan-jaminan sosial lainnya juga harus dikurangi, menaikkan pajak dalam waktu empat tahun, dan memotong belanja publik. Di Portugal syarat yang harus dipenuhi jika mau mendapatkan bailout, yaitu; memotong gaji pegawai sebesar 5%, menaikkan 2% pajak pertambahan nilai, mengurangi jumlah hari libur nasional (dari 14 hari menjadi 10 hari selama 5 tahun), mengurangi belanja publik dari 44,2% menjadi 43,5%. Di Spanyol tidak ada syarat baru yang harus dilakukan ketika akan mendapatkan bailout karena langkah-langkah penghematan yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam negeri sudah dirasa cukup oleh Uni Eropa, seperti; pemotongan anggaran sebesar 15 miliar euro, privatisasi industri, reformasi tenaga kerja, menaikkan usia pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun Namun, penulis melihat adanya kerancuan dalam kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa. Kebijakan fiskal yang intinya adalah mengatur pendapatan dan pengeluaran pemerintah dalam suatu negara (organisasi) lewat pajak belum diatur dalam sebuah perjanjian Uni Eropa sementara prasyarat yang diajukan oleh Uni Eropa atas pemberian bailout pada umumnya adalah menaikkan pajak atau bahkan membuat pajak baru. Selain itu, program- 220 program penghematan lainnya seperti; pemotongan tunjangan PNS dan pensiun, pengurangan perusahaan yang bertujuan untuk menekan pengeluaran pemerintah guna menghindari defisit anggaran juga masih merupakan bentuk kebijakan fiskal. Fakta lainnya adalah bahwa bailout yang diterima oleh negara PIIGS bukanlah inisiatif sendiri dari Uni Eropa tetapi bailout dicairkan ketika negara yang bersangkutan meminta untuk di-bailout atau diberikan dana talangan dan menyatakan kesiapannya melaksanakan prasyarat yang diajukan oleh Uni Eropa. 2. Faktor-faktor yang mendorong Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS adalah ; a. Faktor Internal; 1) Adanya kesadaran (awareness) Uni Eropa sebagai organisasi regional yang telah menyatukan 27 negara di kawasan benua Eropa dalam satu mata uang tunggal yakni euro terkecuali bagi beberapa negara yang belum mau bergabung (negara non zona euro). Situasi ini dipahami oleh Uni Eropa untuk ikut terlibat dalam masalah ekonomi negara anggotanya apalagi setelah dibentuknya Bank Sentral Eropa (European Central Bank) yang memiliki tanggung jawab dalam masalah moneter negara zona euro. 2) Uni Eropa tentu tidak ingin kehilangan citra (image) sebagai organisasi regional terbaik dunia khususnya dengan sejumlah keberhasilan yang telah dicapai misalnya penyatuan mata uang 221 sebagai pertanda full integration dan pembentukan Pasar Tunggal Eropa yang di dalamnya diatur penghapusan hambatan-hambatan dalam perdagangan di antara sesama negara anggota Uni Eropa. Dicermati kebijakannya dalam berbagai hal khususnya dalam hal pengambilan keputusan (decision making) karena keputusan ini merupakan suara bersama dari semua negara anggota. Untuk itu, Uni Eropa tentu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS meskipun mungkin dalam waktu yang masih akan cukup lama. b. Faktor Eksternal; 1) Adanya desakan dari negara Uni Eropa lainnya agar Uni Eropa segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi krisis ekonomi sehingga efek domino krisis ekonomi PIIGS yang sedang mengancam perekonomian regional bisa diminimalisir. 2) Adanya desakan dari dunia internasional terhadap Uni Eropa agar segera mencari solusi yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS karena krisis tersebut sedang mengancam perekonomian global. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS adalah ; a. Hambatan internal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam tubuh Uni Eropa sendiri, misalnya ketidaksetujuan perwakilan negara-negara besar seperti Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas bailout tahap kedua 222 bagi Yunani. Negara-negara ini sepakat pemberian bailout tahap kedua ditunda. Bahkan mereka mulai ragu dan tidak mau lagi mendukung Yunani. Dan tidak menutup kemungkinan bagi negara-negara lainnya akan mendapatkan hal yang sama jika kembali meminta Uni Eropa memberikan bailout. b. Hambatan eksternal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam negara PIIGS. Hambatan itu berupa tentangan dari pihak oposisi terhadap pemerintah yang sedang berkuasa dalam menerima bailout yang didukung secara penuh oleh rakyatnya karena prasyarat yang diajukan oleh Uni Eropa terlalu berat dirasakan oleh mereka. Untuk itu, bailout akan susah diberikan oleh Uni Eropa jika prasyarat yang diajukan tidak dipenuhi oleh negara peminta bailout. 3. Masa depan Uni Eropa dengan dengan terjadinya krisis ekonomi PIIGS 2008 adalah ; a. Jika Uni Eropa tidak berhasil membawa negara PIIGS keluar dari krisis ekonomi ini maka perlahan-lahan Uni Eropa akan ditinggalkan oleh negara anggotanya bahkan prediksi yang paling parah adalah Uni Eropa akan mengalami kebangkrutan seperti halnya Uni Soviet. Citra sebagai organisasi regional terbaik dunia khususnya dalam bidang ekonomi dan politik akan lenyap. Kepercayaan global khususnya sebagai daerah investasi yang prospektif dan taat fiskal juga akan hilang. 223 b. Jika Uni Eropa berhasil mengatasi krisis ekonomi PIIGS maka citranya akan semakin diakui dan dikagumi oleh dunia internasional, tidak hanya hebat dalam mengintegrasikan negara anggotanya dalam bidang moneter tetapi juga hebat dalam mengatasi masalah ketika perekonomian terancam collaps. Bahkan bukan hal mustahil, cita-cita United States of Europe dan pemberlakuan kebijakan fiscal dalam level regional akan terwujud sehingga perekonomian dan perpolitikan Uni Eropa akan merata dan menjadi semakin kuat. Dengan demikian, akan semakin banyak negara yang ingin menjadi bagian dari Uni Eropa khususnya zona euro. B. Saran Berdasarkan fakta – fakta yang ada dalam bahasan ini, penulis mencoba memberikan saran khususnya kepada para pengambil kebijakan, bahwa; a. Sudah saatnya setiap pemerintah suatu negara, secara khusus pemerintah negara PIIGS dalam bahasan ini, membenahi masalah utang luar negeri negaranya, yaitu dengan cara mengendalikan aktivitas pinjamannya. Meskipun utang tersebut sebenarnya untuk tujuan baik misalnya untuk pembukaan lapangan pekerjaan sebagai salah satu langkah antisipatif terhadap dampak krisis ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Vikram Nehru dengan mengambil contoh kasus di Yunani bahwa “Yunani adalah kasus ketika pemerintah terus berutang dan membelanjakannya untuk menciptakan lapangan kerja. Sementara itu, 224 standar hidup orang Yunani tidak sesuai dengan kemampuan produksi mereka”.213 Dengan kata lain, pemerintah sebagai pembuat kebijakan (policy maker) harus cerdas dalam mengambil setiap kebijakan agar rakyat kecil (buruh, pensiunan, mahasiswa) tidak dikorbankan. b. Pemerintah setiap negara khususnya negara PIIGS tidak seharusnya selalu mengandalkan bantuan dari pihak-pihak swasta, negara-negara lain, terlebih lembaga-lembaga keuangan untuk menutupi utangnya meskipun kelihatannya utang tersebut sulit dilunasi dalam tempo yang cepat karena hanya akan merugikan negara itu sendiri. Sumber bantuan keuangan datang dengan kedok “bantuan dana” namun sebenarnya itu adalah “utang” karena punya tanggal jatuh tempo. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Menteri Keuangan Kanada, Jim Flaherty atas pertanyaan “Apakah Uni Eropa harus berhenti menggunakan dana talangan dari Uni Eropa dan IMF?” Dia menjawab bahwa “Jelas ada pertanyaan besar di sini. Apakah negara yang relatif kaya mau menggunakan uang dari penyetor pajaknya untuk membantu sesama anggota Uni Eropa? Kami tidak mendukung adanya tambahan dana bantuan dari IMF karena uang itu digunakan untuk menyelamatkan negara yang sebenarnya bisa menangani masalah mereka sendiri,”214 Di samping itu, jika pemerintah pada akhirnya menempuh jalan dengan meminta bantuan dana, pemerintah harus cerdas dalam menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut ke setiap sektor agar jangan ada sektor yang terabaikan. Betapapun pentingnya utang bagi pembangunan suatu negara namun tanpa kemampuan 213 Vikram Nehru. Op.Cit Sudah Waktunya Uni Eropa Bubar. http://www.hif.co.id/in/news-a-analysis/news/1154-sudahwaktunya-uni-eropa-bubar-, diakses tanggal 25 Mei 2012 214 225 untuk mengelolanya hal tersebut bisa menjadi jerat keterpurukan negara itu sendiri. c. Setiap negara khususnya pemerintahnya harus mandiri dalam aktivitas perekonomi negaranya dengan memanfaatkan segala potensi yang ada. Misalnya membangkitkan ekonomi mikro seperti usaha kecil dan menengah (UKM) tidak hanya berfokus pada ekonomi makro seperti finance, property, dsb. Hal ini sesuai dengan pendapat Yanuar Rizki, seorang pengamat pasar modal bahwa “kekuatan dan kemandirian ekonomi dapat dibentuk hingga menjadi kuat. Syaratnya, perlu semangat yang tinggi dari kepemimpinan nasional. Negara harus menggunakan tanggannya melalui aturan dan hukum yang jelas untuk melindungi kepentingan nasional. Kepedulian terhadap harga diri bangsa dari para pembuat kebijakan masih diragukan sebab lebih sering hanya merespon dari perkembangan yang terjadi dan desakan asing. Tapi bukan bararti salah untuk memulai, meski terlambat dibanding negara lain". Hal tersebut juga sejalan dengan saran Konsulat Jenderal Irlandia untuk Indonesia dengan adanya krisis ekonomi PIIGS. d. Sebelum memutuskan untuk memiliki sistem mata uang tunggal, pemerintah regionalisme lain yang berencana melakukan penyatuan mata uang (single currency) harus betul-betul memperhatikan standar dan kemampuan masingmasing negara anggota karena setiap negara berada pada standar dan kemampuan yang berbeda agar krisis seperti krisis ekonomi PIIGS tidak terjadi lagi. 226 DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Adi Susilo, Taufik. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi. Banyu Perwita, Anak Agung & M.Yani,Yanyan. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Burhan, Bungin. 2003. Analisis Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga Jackson, Robert & Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Juanda, Wawan. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Putra A. Bardin. Mas’oed, Mohtar. 1990. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong. Lexy J. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nolan, Cathal J. 2002. The Greenwood Encyclopedia of International Relations. USA. Greenwood press. Winantyo, R, dkk. 2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Jakarta: PT Elex Media Computindo. Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Rajawali Pers B. KORAN Krisis Kacaukan Kehidupan. 2011. Kompas. 7 Oktober 2011 Krisis Zona Euro Guncang Ekonomi Global. 2011. Kompas. 7 Agustus 2011 Berhemat, Yunani Pecat 15 Ribu Pegawai Negeri. 2011. Fajar. 14 Februari 2012 227 C. JURNAL Aprilianto, Eko 2007. Pengaruh Kebijakan Uni Eropa di Dunia Terkait dengan Hegemoni Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Kerjasama dengan Indonesia. Jurnal Luar Negeri. Vol.24 No.1 Junaedi 2005. Ombudsman Uni Eropa : Basis Hukum, Wewenang, dan Perannya dalam Menerima Pengaduan Masyarakat Uni Eropa. Jurnal Kajian Eropa. Vol.1 No.2 Killian, P.M.Erza 2010. Global Financial Crisis and the Shift of Global Power: Is the Wast Taking Over the West?. Verity. Vol. 2 No. 4 Muchlis, Edison 1997. Integrasi Menuju Uni Eropa. Jurnal Analisis CSIS. Vol.26 No.6 D. MAJALAH ONLINE Markus H.,Dipo. Harimau Euro. http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1999/01/05/KL/mbm.1999010 5.KL92730.id.html, diakses tanggal 8 Januari 2012 E. THESIS Istianda, Meita. 2000 Aspek Ekonomi dan Aspek Politik dalam Perjanjian Maastricht. Thesis-S2, Universitas Indonesia, Jakarta. Musafir, Rizky. 2011 Faktor-Faktor Penghambat Uni Eropa Dalam Usaha Perbaikan Ekonomi Dan Politik Di Yunani. Thesis-S2, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA, seperti dalam http://repository.upnyk.ac.id/1562/, diakses tanggal 20 Mei 2012 Pahlawan, Indra. 2003 Terbentuknya Bank Sentral Eropa. Thesis-S2, Universitas Indonesia, Jakarta. F. DOKUMEN Koentarso, Poedji. 1999. Uni Eropa dengan Dinamikanya Dikaitkan dengan Kepentingan Indonesia di Eropa, ditujukan untuk Perutusan RI untuk Masyarakat Eropa Brussel. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad dkk. 2008. Memahami Krisis Keuangan Global-Bagaimana Harus Bersikap. Jakarta. 228 G. INTERNET Ada 300.000 Warga Yunani Jadi Penganggur. http://internasional.kompas.com/read/2012/03/08/18420366/Ada.300.000. Warga Yunani.Jadi.Penganggur, diakses tanggal 6 Mei 2012 Adie Ahmeth. Defenisi Sistem Ekonomi Kapitalisme. http://adiewongindonesia.blogspot.com/2010/03/artikel-sistem-ekonomikapitalisme.html, diakses tanggal 29 Maret 2012. Ambiguitas Posisi Yunani dan Ketidaktegasan Uni Eropa. http://www.bexi.co.id/keuangan/ambiguitas-posisi-yunani-danketidaktegasan-uni-eropa/, diakses tanggal 5 Mei 2012 Antara Yunani, Amerika, Tiongkok, dan Indonesia, http://teguhidx.blogspot.com/2012/02/antara-yunani-amerika-tiongkokdan.html, diakses tanggal 10 Februari 2012 Atasi Krisis, Portugal Kurangi Hari Libur Nasional. http://www.kbr68h.com/editorial/82/24357-atasi-krisis-portugal-kurangilibur-nasional, diakses tanggal 13 Mei 2012 A Timeline of the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html BBC News-Ireland Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012 BBC News-Timeline:Portugal. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm, diakses tanggal 12 Mei 2012 BBC News-Timeline:Spain. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/992004.stm, diakses tanggal 16 Mei 2012 Data dan Fakta Seputar Krisis Ekonomi Italia. http://teringan.blogspot.com/2012/05/data-dan-fakta-seputar-krisisekonomi.html, diakses tanggal 9 Mei 2012 Debat dan Perundingan Panjang Krisis Eropa. http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/02/25/debat-danperundingan-panjang-krisis-eropa/, diakses tanggal 7 Mei 2012 229 Debt-to-GDP Ratio. http://financial-dictionary.thefreedictionary.com/Debt-toGDP+Ratio, diakses tanggal 10 Februari 2012 Defenisi Kebijakan. http://www.kamusbesar.com/4922/kebijakan, diakses tanggal 22 Februari 2012 Definition of Econimic Policy. http://www.thefreedictionary.com/economic+policy, diakses tanggal 22 Februari 2012 Economic Crisis. http://www.businessdictionary.com/definition/economiccrisis.html, diakses tanggal 13 Februari 2012 Economic Growth. http://www.businessdictionary.com/definition/economicgrowth.html, diakses tanggal 13 Februari 2012 Economy of Greece. http://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_Greece, diakses tanggal 28 Maret 2012 Economy:Ireland. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/ei.html, diakses tanggal 12 Maret 2012 Economy:Italy. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/it.html, diakses tanggal 20 April 2012 Economic Policy. http://www.thefreedictionary.com/economic+policy, diakses tanggal 20 Februari 2012 Economy:Portugal. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/po.html, diakses tanggal 23 April 2012 Economy:Spain. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/sp.html, diakses tanggal 20 April 2012 Edy Sentosa Jk. Level of Analysis (International Relations Perspective). http://theglobalgenerations.blogspot.com/, diakses pada tanggal 10 Februari 2012 Ekonomi Eropa Rontok. http://mediaumat.com/ekonomi/1791-37-ekonomi-eroparontok.html, diakses tanggal 21 Mei 2012 Ekonomi Spanyol. http://search.sweetim.com/search.asp?src=2&q=ekonomi+spanyol, diakses tanggal 17 Mei 2012 Euro. http://wikipedia.org/wiki/Euro, diakses tanggal 9 Februari 2012 230 Fajar. Sejarah Terbentuknya Uni Eropa. http://nederindo.com/sejarahterbentuknya-uni-eropa.html, diakses tanggal 27 Juni 2012 Ferizal Ramli. Kontroversi Masa Depan Uni Eropa. http://ferizalramli.wordpress.com/2009/01/02/kontroversi-masa-depanuni-eropa/, diakses tanggal 10 Februari 2012 Geopolitik peran uni eropa asistensi geopolitik geostrategi. http://frenndw.wordpress.com/ diakses tanggal 31 Januari 2012 Giliran Italia Terlilit Krisis Ekonomi. http://liputan6.com/read/361984/giliranitalia-terlilit-krisis-ekonomi, diakses tanggal 15 Februari 2012 Government Annual Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012 Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/greece/government-debt-to-gdp, diakses tanggal 10 Februari 2012 Greece Exports. http://www.tradingeconomics.com/greece/exports, diakses tanggal 28 Maret 2012 Greece Imports. http://www.tradingeconomics.com/greece/imports, diakses tanggal 27 Maret 2012 Greece Government Debt To GDP. http://www.tradingeconomics.com/greece/government-debt-to-gdp, diakses tanggal 27 Maret 2012 G-20 Desak UE Segera Atasi Krisis. http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/93646, diakses tanggal 21 Juni 2012 Hairil Adi. Analisis Kebijakan Publik. http://www.scribd.com/doc/14098865/ANALISIS-KEBIJAKANPUBLIK, diakses tanggal 15 April 2012 Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/marketoutlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 Ireland Economy. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/ei.html, diakses tanggal 30 Maret 2012 Ireland Exports. http://www.tradingeconomics.com/ireland/exports, diakses tanggal 7 April 2012 231 Ireland Imports, http://www.tradingeconomics.com/ireland/imports, diakses tanggal 14 April 2012 Ireland Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/ireland/government-debt-to-gdp, diakses tanggal 5 April 2012 Ireland Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/ireland/unemployment-rate, diakses tanggal 201 April 2012 Italy Exports. http://www.tradingeconomics.com/italy/exports, diakses tanggal 20 April 2012 Italy Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/italy/government-debt-to-gdp, diakses tanggal 20 April 2012 Italy Imports. http://www.tradingeconomics.com/italy/imports, diakses tanggal 20 April 2012 Italy Profile. http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, Italy Unemployment Rate.http://www.tradingeconomics.com/italy/unemployment-rate, diakses tanggal 20 April 2012 Ivan Theofilus. Penyebab Krisis Ekonomi Eropa. http://mss-feui.com/?p=605, diakses tanggal 31 Januari 2012 Jerman Ajukan Fiscal Tunggal Untuk Uni Eropa. http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/12/04/47800/JermanAjukan-Proposal-Kebijakan-Fiskal-Tunggal-untuk-Uni-Eropa-, diakses tanggal 7 Mei 2012 Jual Obligasi Miliaran Dolar, Krisis Keuangan Spanyol Mereda. http://www.voaindonesia.com/content/jual-obligasi-miliaran-dolar-krisiskeuangan-spanyol-mereda/1204783.html, diakses tanggal 26 Juni 2012 Kepala negara ASEAN teken Deklarasi Bali, http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/11/111117_aseanconcord.sht ml, diakses tanggal 13 Maret 2012 Krisis Ekonomi dan Pudarnya Keutuhan Uni Eropa. http://rimanews.com/read/20120116/51779/krisis-ekonomi-dan-pudarnyakeutuhan-uni-eropa, diakses tanggal 23 Mei 2012 232 Krisis Irlandia, Bibit Krisis Baru Global. http://okezone.com/read/2010/11/18/279/394339/krisis-irlandia-bibitkrisis-baru-global, diakses tanggal 15 Februari 2012 Krisis Italia dan Nasib Euro. http://bisnis.com/articles/krisis-italia-dan-nasibeuro, diakses tanggal 15 Februari 2012 Krisis Keuangan Eropa : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/, diakses tanggal 5 April 2012 Krisis Spanyol Bahas Skema Pengaturan Bank. http://bisnis.vivanews.com/news/read/308898-krisis--spanyol-bahasskema-pengaturan-bank, diakses tanggal 19 Mei 2012 Krisis Utang. http://globalpolitics.asepsetiawan.com/ diakses tanggal 31 Januari 2012 Krisis Yunani Akibat Banyak Petugas Pajak yang Korupsi. http://www.analisadaily.com/news/read/2012/04/05/44158/krisis_yunani_ akibat_banyak_petugas_pajak_yang_korupsi/#.T6loEYE5VuM, diakses tanggal 8 Mei 2012 Krisis Yunani-PIIGS. http://baltyra.com/2011/08/05/krisis-yunani-pigs/, diakses tanggal 10 Februari 2012 Macan Keltik. http://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Keltik, diakses tanggal 29 Maret 2012 Menunggu Bubarnya Uni Eropa (3) - Uni Soviet Pun Akhirnya Harus Bubar. http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=93176&title=men unggu_bubarnya_uni_eropa_3__uni_sovyet_pun_akhirnya_harus_bubar, diakses tanggal 25 Mei 2012 Monetary Policy. http://www.investopedia.com/terms/m/monetarypolicy.asp, diakses tanggal 18 Februari 2012 Pendekatan Teoritis dalam Menganalisis Regionalisme. http://ranilukita.wordpress.com/2009/03/30/pendekatan-teoritis-dalammenganalisis-regionalisme/, diakses tanggal 31 Januari 2012 Pengertian Ekspor, http://id.shvoong.com/business-management/internationalbusiness/2213901-pengertian-ekspor/, diakses tanggal 10 Februari 2012 Pengertian Impor. http://www.beacukai.go.id/index.ikc?page=faq/pengertianimpor.html, diakses tanggal 10 Februari 2012 233 Pengertian Kebijakan Fiskal. http://id.shvoong.com/socialsciences/economics/2105265-pengertian-kebijakan-fiskal/, diakses tanggal 18 Februari 2012 Perkembangan Krisis Zona Euro. http://teringan.blogspot.com/2012/05/perkembang-krisis-ekonomi-zonaeuro.html, diakses tanggal 23 Mei 2012 Perluasan Uni Eropa. http://id.wikipedia.org/wiki/Perluasan_Uni_Eropa, diakses tanggal 8 Januari 2012 Pertumbuhan Ekonomi : Definisi, Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Manfaat Pertumbuhan Ekonomi . http://jurnal sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html, diakses tanggal 10 Februari 2012 Peta Politik Euro Berubah, Yunani Terancam Didepak. http://financeroll.co.id/news/34237/peta-politik-euro-berubah-yunaniterancam-didepak, diakses tanggal 20 Juni 2012 PIIGS (Economics). http://en.wikipedia.org/wiki/PIGS_%28economics%29#cite_noteHughRGE-0, diakses tanggal 10 Februari 2012 PM Inggris Desak Rencana Tegas Untuk Yunani. http://id.berita.yahoo.com/pminggris-desak-rencana-tegas-untuk-yunani-052511245.html, diakses tanggal 22 Juni 2012 Portugal Exports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/exports, diakses tanggal 20April 2012 Portugal Imports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/imports, diakses tanggal 20 April 2012 Portugal Government Debt to Ratio. http://www.tradingeconomics.com/portugal/government-debt-to-gdp, diakses tanggal 20 April 2012 Portugal Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/portugal/unemployment-rate, diakses tanggal 20 April 2012 Rakyat Hukum Partai Penguasa. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/08/02430267/Rakyat.Hu kum.Partai.Penguasa, diakses tanggal 23 Mei 2012 234 RI Reguk Untung dari Krisis Eropa. http://economy.okezone.com/read/2011/11/15/20/529783/ri-regukuntung-dari-krisis-eropa, diakses tanggal 24 Juni 2012 Spanish Debt-Some Highlights. http://www.thespanisheconomy.com/enGB/PublicFD/PublicDebt/Paginas/home.aspx, diakses tanggal 17 Mei 2012 Spain Exports. http://www.tradingeconomics.com/spain/exports, diakses tanggal 20 April 2012 Spain Imports. http://www.tradingeconomics.com/spain/imports, diakses tanggal 20 April 2012 Spain Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/spain/unemployment-rate, diakses tanggal 20 April 2012 Spanyol Sambut Baik Dana Talangan Uni Eropa. http://www.voaindonesia.com/content/spanyol-sambut-baik-danatalangan-uni-eropa/1205732.html, diakses tanggal 20 Juni 2012 Sudah Waktunya Uni Eropa Bubar. http://www.hif.co.id/in/news-aanalysis/news/1154-sudah-waktunya-uni-eropa-bubar-, diakses tanggal 25 Mei 2012 Teguh Hidayat. Krisis Utang Eropa Sebuah Peringatan. http://teguhidx.blogspot.com/2011/09/krisis-utang-eropa-sebuahperingatan.html, diakses tanggal 8 Januari 2012 The Euro Between National and European Identity. http://ameliafitriani04.wordpress.com/gudang-karya/artikel/the-eurobetween-national-and-european-identity/, diakses tanggal 26 Juni 2012 UE Setujui Pinjaman bagi Bank-bank Spanyol. http://www.voaindonesia.com/content/ue-setujui-pinjaman-bagi-bankbank-spanyol/1205509.html, diakses tanggal 20 Juni 2012 Unemployment Rate. http://www.businessdictionary.com/definition/unemployment-rate.html, diakses tanggal 15 Februari 2012 Uni Eropa. http://www.docstoc.com/docs/42936005/uni-eropa, diakses tanggal 10 Februari 2012 235 Uni Eropa. http://wikipedia.org/wiki/Uni_Eropa, diakses tanggal 10 Februari 2012 Uni Eropa diminta Bailout Portugal. http://vivanews.com/news/read/213479portugal-minta-suntikan-dana-dari-uni-eropa, diakses tanggal 15 Februari 2012 Uni Eropa di Pusaran Krisis. http://indonesian.irib.ir/equilibrium//asset_publisher/yB7o/content/id/4890250, diakses tanggal 25 Mei 2012 Utang Yunani Dikurangi. http://internasional.kompas.com/read/2012/03/10/02251764/Utang.Yunani .Dikurangi. diakses tanggal 7 Mei 2012 Vikram Nehru: “Subsidi Itu Berbahaya”. http://balibisnis.com/index.php/vikram-nehru-subsidi-itu-berbahaya/, diakses tanggal 25 Juni 2012 Virus Utang Zona Euro Jangkiti Perbankan Spanyol. http://www.bexi.co.id/keuangan/virus-utang-zona-euro-jangkitiperbankan-spanyol/, diakses tanggal 19 Juni 2012 Wahdi AT. Krisis Ekonomi Jilid 2, Mungkinkah ? http://wahdisblog.blogspot.com/feeds/posts/default, diakses tanggal 10 Februari 2012 Warga Spanyol Turun ke Jalan Protes Krisis Ekonomi. www.metrotvnews.com/mobilesite/read/newsvideo/2011/07/25/132707/Warga-Spanyol-Turun-ke -JalanProtes-Krisis-Ekonomi, diakses tanggal 15 Februari 2012 Yunani Buat Terobosan tapi Tidak Punya Posisi Tawar. http://financeroll.co.id/news/20400/yunani-buat-terobosan-tapi-tidakpunya-posisi-tawar, diakses tanggal 23 Juni 2012 50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru. http://indonesian.rti.org.tw/indonesian/special/perspektif/Perspektif_17.ht m, diakses tanggal 23 Juni 2012 _____. http://forum.detik.com/broker-valbury-asia-securitiest323484.html?&page=11, diakses tanggal 24 Mei 2012 236 237