Pada Februari 2012 impor Portugal adalah senilai 4472 juta euro

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam
pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu
terlihat dengan bermunculannya organisasi-organisasi kerjasama antarnegara,
terutama di tingkat regional, misalnya Uni Eropa atau European Union (EU) di
Eropa, North America Free Trade Area (NAFTA) di Amerika Utara, Association
of South East Asian Nations (ASEAN) di Asia Tenggara, dan Mercado Comun
del Sur (MERCOSUR) di Amerika Latin. Kehadiran organisasi-organisasi
tersebut tentunya memberi warna baru bagi Hubungan Internasional (HI), dimana
dunia cenderung bergerak menuju pada suatu tatanan dunia baru yang dikuasai
organisasi-organisasi regional dan negara-negara ada dalam satu kesatuan
(integrasi). Sebagai akibatnya, batas-batas negara menjadi kabur, identitas
wilayah menjadi samar serta terjadi pengerucutan jumlah negara. Terbentuknya
organisasi- organisasi regional tersebut semakin dibuat kompleks oleh adanya
arus globalisasi.
Salah satu organisasi regional yang pertama muncul pasca Perang Dunia
II, yaitu Uni Eropa. Awal berdirinya dapat ditelusuri di akhir masa Perang Dunia
II, ketika para anggota pendirinya memutuskan bahwa cara terbaik untuk
mencegah konflik adalah dengan membentuk European Coal and Steel
Community (ECSC) atau Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa, organisasi ini
1
mengelola secara bersama produksi batu bara dan baja, dua bahan utama yang
diperlukan untuk berperang. Traktatnya ditandatangani tanggal 18 April 1951, di
Paris dan berlaku sejak 25 Juli 1952 sampai tahun 2002. Negara-negara
pemrakarsa Uni Eropa adalah Belgia, Jerman, Prancis, Italia, Luksemburg, dan
Belanda. Dalam perkembangannya terjadi perluasan keanggotaan dan sampai saat
ini Uni Eropa telah memiliki 27 negara anggota.
Pada tahun 1973, Denmark, Irlandia, dan Inggris Raya bergabung menjadi
anggota Uni Eropa. Yunani pada tahun 1981, kemudian disusul oleh Spanyol dan
Portugal tahun 1986. Reunifikasi Jerman tahun 1990, membawa masuk wilayah
Jerman Timur. Tahun 1995 Austria, Finlandia, dan Swedia resmi menjadi anggota
dari Uni Eropa. Perluasan pada tahun 2004 membawa masuk negara-negara
Eropa Timur, seperti; Republik Ceko, Estonia, Siprus, Latvia, Lithuania,
Hongaria, Malta, Polandia, Slovenia, dan Slowakia. Kemudian disusul oleh
Bulgaria dan Rumania pada tahun 2007.1 Dan akan disusul Kroasia sebagai
anggota ke-28 secara resmi pada tanggal 1 Juli 2013 karena telah menandatangani
perjanjian penggabungannya pada tanggal 9 Desember 2011.2 Negara-negara lain
yang menjadi kandidat anggota Uni Eropa adalah Makedonia, Montenegro, dan
Turki. Namun, salah satu dari ketiga negara ini, yakni Turki menghadapi berbagai
hambatan untuk menjadi anggota Uni Eropa. Persoalan budaya atau persoalan
agama kemungkinan yang menjadi halangan sebab Turki telah mendaftar sejak
1
Taufik Adi Susilo. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi, hal.114-115
Perluasan Uni Eropa. http://id.wikipedia.org/wiki/Perluasan_Uni_Eropa, diakses tanggal 8
Januari 2012
2
2
tahun 1980.3 Syarat menjadi anggota Uni Eropa adalah suatu negara harus
memiliki demokrasi yang stabil yang menjamin supremasi hukum, hak-hak asasi
manusia, dan perlindungan kaum minoritas. Negara tersebut juga harus memiliki
ekonomi pasar yang berfungsi serta administrasi publik yang dapat menerapkan
dan mengelola undang-undang Uni Eropa.4
Dalam sejarah perjalanannya, Uni Eropa menjelma menjadi satu kekuatan
baru yang tangguh dan disegani masyarakat internasional karena dianggap
sebagai
satu-satunya
organisasi
regional
yang
berhasil
secara
penuh
mengintegrasikan anggota-anggotanya dalam satu wadah kebijakan bersama dan
menjadi organisasi yang selalu dicermati kebijakannya, karena dapat dipastikan
membawa dampak internasional lantaran kebijakan tersebut merupakan suara
bersama yang ditaati oleh semua negara anggotanya. Kebijakan bersama Uni
Eropa sangat terlihat pengaruhnya di bidang ekonomi, meskipun dalam beberapa
kasus, keputusan-keputusan Uni Eropa masih memberikan pengecualian untuk
tidak ditaati karena kondisi-kondisi khusus yang dialami negara anggota.5
Misalnya kebijakan penggunaan mata uang tunggal euro yang belum dipenuhi
oleh semua negara anggota. Dari 27 anggota, baru 17 negara yang resmi memakai
euro sebagai mata uang negaranya yakni; Jerman, Irlandia, Belanda, Perancis,
Luksemburg, Austria, Finlandia, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol, Yunani,
Slovenia, Siprus, Malta, Slowakia, dan Estonia. Wilayah pengguna mata uang ini
3
Ibid
4
Taufik Adi Susilo. Op. Cit. hal.113
5
Uni Eropa. http://www.docstoc.com/docs/42936005/uni-eropa, diakses tanggal 10 Februari 2012
3
disebut “Zona Euro”, sedangkan sepuluh negara lainnya yang belum
menggunakan mata uang Euro (Zona Non Euro) yaitu Denmark, Inggris, Swedia,
Republik Ceko, Latvia, Lithuania, Hongaria, Polandia, Bulgaria, dan Rumania.6
Hal tersebut memang diizinkan dalam Perjanjian Maastricht 1992, dengan
konsepsi dasar opt out dan opt in (opt in adalah suatu kewajiban dari negara
anggota tetap ikut dalam semua aturan yang dibuat oleh Uni Eropa, dan opt out
adalah hak dari negara anggota Uni Eropa untuk keluar dari aturan-aturan yang
dibuat oleh Uni Eropa jika bertentangan dengan kepentingan nasionalnya).7
Pada tahun 1999, euro lahir di Eropa. Awalnya, euro adalah mata uang
tunggal untuk menggantikan mata uang sebelas negara Eropa, yaitu; Austria
(schilling), Belgia (franc), Finlandia (markka), Prancis (franc), Jerman (mark),
Italia (lira), Irlandia (punt), Luksemburg (franc), Belanda (guilder), Portugal
(escudo), dan Spanyol (peseta). Ketika suatu negara telah bergabung ke dalam
zona euro, peraturan yang harus ditaati adalah; utang pemerintah (baik dalam
ataupun luar negeri) tidak boleh melebihi 60% GDP yang dihitung dari market
price, defisit anggaran pemerintah tidak melebihi 3% GDP, inflasi tidak melebihi
1,5% dari rata-rata di tiga negara terbaik, tingkat suku bunga yang tidak melebihi
2% dari tiga negara yang terbaik tingkat inflasinya, stabilitas nilai tukar yang
tidak melebihi batas toleransi 2,5% dari batas currency band yang bergerak ke
atas ataupun ke bawah.8
6
Euro. http://wikipedia.org/wiki/Euro, diakses tanggal 9 Februari 2012
Indra Pahlawan. 2003. Terbentuknya Bank Sentral Eropa. Thesis-S2, Universitas Indonesia,
Jakarta, hal.94-95
8
Ibid hal.96
7
4
Penyatuan mata uang menjadi euro merupakan salah satu langkah
negara-negara Eropa untuk mencetak “Eropa Baru” yang lebih kuat di pentas
ekonomi dan politik dunia. Jika harapan ini terwujud, akan lahir Eropa Baru yang
terintegrasi dengan konsumen sekitar 300 juta jiwa dan nilai Produk Domestik
Bruto (PDB) 6 triliun dollar. Eropa Baru ini bisa saja menandingi Amerika
Serikat yang telah lebih dahulu dikenal sebagai negara superpower.9 Kekuatan
baru ini akan bertambah besar jika Inggris, Denmark, Swedia, dan beberapa
negara Zona Non Euro lainnya bergabung ke klub Euro atau menggunakan mata
uang Euro.
Selain penggunaan mata uang, masalah yang masih ditolak beberapa
negara Uni Eropa hingga sekarang ini adalah Konstitusi Eropa. Dimana Prancis
dan Belanda tidak setuju dengan konstitusi tersebut. Bahkan masalah ini dibawa
sampai ke dalam referendum di kedua negara. Hasilnya, rakyat dua negara
pendukung utama Uni Eropa ini tidak menyetujui konstitusi baru untuk membuat
Uni Eropa lebih terintegrasi, dimana 55% masyarakat Perancis dan 62%
masyarakat Belanda menolak Uni Eropa.10 Bagi mereka, Uni Eropa tidak lebih
dari sebuah proyek elite para politisi karena penuh aturan birokrasi tetapi tidak
memberikan keuntungan nyata buat masyarakat umum.
9
Markus H.,Dipo. Harimau Euro
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1999/01/05/KL/mbm.19990105.KL92730.id.html,
diakses tanggal 8 Januari 2012
10
Ferizal Ramli. Kontroversi Masa Depan Uni Eropa.
http://ferizalramli.wordpress.com/2009/01/02/kontroversi-masa-depan-uni-eropa/, diakses tanggal
10 Februari 2012
5
Perjalanan sejarah Uni Eropa sebenarnya nyaris penuh dengan
keberhasilan. Tahun 1995 hampir seluruh negara Eropa Barat bergabung. Tahun
1998 sistem keuangan Eropa terintegrasi dalam mata uang tunggal: Euro. Tahun
2004 bertambah lagi 10 negara Uni Eropa baru dari mantan negara komunis
Eropa Timur. Ini menjadikan Uni Eropa sebagai kekuatan ekonomi besar di dunia
sekaligus menjadi satu-satunya contoh organisasi regional terbaik dunia.11 Wajar
saja kalau keberadaannya dikagumi oleh organisasi regional manapun di dunia.
Namun, kondisi ini berbalik dan membuat harapan itu goyah dengan
adanya krisis ekonomi global yang mulai melanda Uni Eropa pada tahun 2008
sampai saat ini. Krisis ekonomi tersebut telah membuat Uni Eropa mulai
memasuki fase-fase sulit. Krisis ekonomi Uni Eropa berasal dari kredit macet
perumahan di Amerika Serikat yang telah menyebabkan krisis finansial global.
Kedua krisis tersebut telah membawa implikasi buruk pada kondisi ekonomi
global secara menyeluruh hampir di setiap negara baik di Kawasan Amerika,
Eropa, maupun Asia Pasifik. Dampak tersebut terjadi karena tiga permasalahan
yaitu adanya investasi langsung, investasi tidak langsung, dan perdagangan.12 Saat
ini, hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga
terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara
lain dengan regulasi moneter tiap negara yang beragam. Akibatnya setiap negara
memiliki risiko terkena dampak krisis. Begitulah alur krisis finansial Amerika
Serikat mempengaruhi Uni Eropa sehingga bisa dilanda krisis ekonomi.
11
Ibid
Mudrajad Kuncoro dkk. 2008. Memahami Krisis Keuangan Global-Bagaimana Harus Bersikap.
Jakarta
12
6
Inti dari krisis ekonomi Uni Eropa adalah ketidakmampuan negara dalam
membayar uatang-utangnya. Krisis ekonomi pertama kali melanda Yunani
kemudian ke Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia. Menurut salah satu lembaga
pemeringkat utang terkemuka, Moody’s, dalam soal nilai-menilai kinerja
keuangan negara, terdapat enam kelompok kategori.
Pertama AAA, yaitu kemampuan yang amat tinggi memenuhi kewajiban
keuangan. Ada enam negara Zona Euro yang termasuk dalam kategori ini, yaitu:
Jerman, Finlandia, Belanda, Prancis, Luksemburg, dan Austria. Kedua AA,
merupakan kategori negara yang mempunyai kapasitas sangat tinggi memenuhi
kewajiban keuangannya. Negara yang masuk dalam kategori ini adalah Belgia,
Spanyol, dan Slovenia. Ketiga A, yaitu negara yang mempunyai kapasitas tinggi
memenuhi kewajiban keuangannya. Namun, sewaktu-waktu menghadapi kondisi
kesulitan keuangan dan ketidakstabilan domestik mendadak. Negara zona euro
yang masuk dalam kelompok ini adalah Slovakia, Italia, Malta, dan Estonia.
Keempat BAA, yaitu kategori negara yang mempunyai kapasitas memenuhi
kewajiban keuangannya, tetapi saat ini berada dalam kesulitan ekonomi. Negara
Zona Euro yang masuk kategori ini adalah Cyprus dan Portugal. Kelima BA,
merupakan kategori penilaian minimum bagi investasi di negara ini. Negara Zona
Euro yang masuk kategori ini adalah Irlandia. Keenam CA, merupakan kategori
beresiko tinggi, baik dalam investasi maupun sangat rendahnya kepercayaan
7
dalam memenuhi kewajiban keuangannya dan satu-satunya negara zona euro
yang masuk dalam kategori ini, Yunani.13
Krisis ini juga telah menimbulkan perubahan mendasar bukan hanya bagi
tata ekonomi global, namun juga bagi struktur politik global. Ideologi ekonomi
politik Barat yang dianggap gagal dan kemunculan China sebagai motor
kebangkitan dari krisis global telah memunculkan ketidakpercayaan terhadap
kepemimpinan Barat dan memunculkan spekulasi bergesernya kekuatan ke
negara Timur. Jika ditinjau dari konsep structural power, kemungkinan
bergesernya kekuatan ke negara Timur belumlah mungkin karena kendati telah
ada perubahan dari sisi relational power, structural power dari Amerika Serikat
belum sedikit pun berkurang.14 Kendati demikian, ketegangan antara negara Barat
dan Timur masih mungkin terjadi yang utamanya disebabkan oleh ketidakpuasan
atas pengaturan tatanan keuangan (finansial) yang ada kendati telah mengalami
reformasi dan semakin meningkatnya nasionalisme di seluruh dunia.
Krisis ekonomi Uni Eropa mulai terasa pada tahun 2008 dan semakin
ramai diperbincangkan pada pertengahan tahun 2009. Negara-negara Uni Eropa
yang terkena krisis ekonomi memiliki utang yang lebih besar dari PDB-nya (di
atas 60%), pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah bahkan sampai pada posisi
minus dan juga negara-negara mengalami defisit anggaran yaitu pengeluaran
negara lebih besar dari PDB. Sementara dalam Otoritas Moneter Uni Eropa telah
13
Muhammad Ahlis Djirimu. KTT G20 Cannes di Tengah Ancaman Krisis.
http://rimanews.com/read/20111105/45834/ktt-g20-cannes-di-tengah-ancaman-krisis, diakses
tanggal 10 Februari 2012
14
P.M.Erza Killian 2010. Global Financial Crisis and the Shift of Global Power: Is the Wast
Taking Over the West?. Verity. Vol. 2 No. 4, hal.1
8
diatur bahwa rasio utang negara zona euro tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya
dan defisit tiap negara tidak boleh di atas 3% dari PDB.
Di Yunani, utang negaranya terus menumpuk dari tahun ke tahun. Pada
tahun 1993, posisi utangnya sudah di atas PDB-nya, dan sampai sekarang pun
masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari
posisi PDB-nya. Posisi utang terakhir Yunani (setelah adjustment/penyesuaian)
tercatat kurang lebih € 350 miliar, atau sekitar US$ 450 miliar.15 Defisit anggaran
tahun 2011 mencapai 9,1%. Dari tahun 2000-2007 (sebelum krisis ekonomi),
Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi sekitar 4,2%,16 namun setelah diterpa
krisis hebat yang berkepanjangan, pertumbuhan ekonominya bisa dipastikan
kurang dari angka tersebut.
Irlandia merupakan negara kedua yang dilanda krisis ekonomi dengan
rasio utang terhadap PDB mencapai 96,2% untuk tahun 2011. Utangnya juga
besar, mencapai 148 miliar euro dengan defisit anggaran 32,4% terhadap PDB.
Sampai 2008, Irlandia menikmati pertumbuhan ekonomi cukup tinggi untuk skala
Eropa, yakni sekitar 6,5%. Proyeksi setelah itu adalah 0,5%. Salah satu penyebab
krisis ekonomi di negara ini adalah peminjaman yang tak terkendali untuk sektor
properti yang tak terjamin pertumbuhannya. Dengan belanja besar, pemerintah
terpuruk karena harus membantu perbankan yang terlilit utang.
Portugal menyusul terkena krisis ekonomi, dimana rasio utang terhadap
PDB-nya pada tahun 2010 mencapai 83% dengan utang negara sebanyak 195
15
Antara Yunani, Amerika, Tiongkok, dan Indonesia,
http://teguhidx.blogspot.com/2012/02/antara-yunani-amerika-tiongkok-dan.html, diakses tanggal
10 Februari 2012
16
Teguh Hidayat. Op.Cit
9
miliar euro. Defisit anggarannya mencapai 9,1% terhadap PDB. Demikian juga
pertumbuhan ekonominya jika dipakai standar tahun 1995-2008 dengan rata-rata
2,2 %, maka 2009-2015 akan mengalami -1,5%. Portugal tidak mengalami beban
peminjaman publik dalam sektor properti, tetapi belanja pemerintah yang terlalu
banyak (pemborosan anggaran) menyebabkan negaranya masuk dalam pusaran
krisis ditambah produktivitas sektor swasta yang rendah.17
Spanyol mengalami krisis ekonomi dengan rasio utangnya terhadap PDB
pada 2011 sebesar 60,1%. Jumlah total utang Spanyol saat ini diperkirakan
mencapai 638 miliar euro dengan angka defisit 9,2 %. Pertumbuhan tahun 20092015 diperkirakan tidak mencapai angka minus, tetapi rendah sekali, yakni 0,8%,
padahal sebelumnya antara 1995 dan 2008 rata-rata mencapai 3,5%. Akar
persoalan di Spanyol mirip dengan Irlandia dimana sektor perumahan yang
menggelembung ditambah sektor konstruksi yang buruk, juga membawa negeri
ini ke pusaran krisis. Tingkat pengangguran 20% memperparah situasi di
Spanyol.18
Italia pun tertimpa krisis ekonomi dengan rasio utang terhadap PDB
sebanyak 119% pada tahun 2011, utang mencapai hampir 1,9 triliun euro
ditambah defisit mencapai 3,9% terhadap PDB. Italia sudah dikhawatirkan akan
gagal membayar utangnya (default) karena dilanda krisis politik disertai
17
18
Krisis Zona Euro Guncang Ekonomi Global. 2011. Kompas. 7 Agustus 2011
Ibid
10
ketidakmampuan pemerintah melakukan reformasi. Bahkan utang negara semakin
bertambah dan terakhir dilaporkan mencapai 2 triliun euro.19
Melihat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya krisis
ekonomi, investor di kelima negara berharap langkah-langkah yang lebih konkret
untuk menstabilkan kondisi keuangan pemerintah yang sedang dilanda krisis
utang sekarang ini. Mereka ingin melihat penciptaan kerjasama di antara negaranegara yang menggunakan mata uang euro.20
Adapun, alasan penulis mengambil negara-negara Yunani, Irlandia,
Portugal, Spanyol, dan Italia adalah pertama alasan geografis yaitu kelima negara
tersebut merupakan anggota benua Eropa terkhusus bagian dari Uni Eropa yang
notabene sejak terbentuknya menjadi kawasan yang mendapat sorotan dari mata
internasional karena dinilai paling solid dalam bidang ekonomi dan politik
sehingga memunculkan banyak prestasi dan kemajuan. Namun, kali ini menjadi
perhatian dunia internasional bukan lagi karena kemajuannya tetapi karena
terjadinya persoalan yang serius yaitu krisis ekonomi khususnya yang melanda
lima negara anggotanya tersebut. Jadi, dalam bahasan ini penulis ingin
mengetahui bagaimana kesiapan dan solidaritas regional Uni Eropa khususnya
zona euro dalam mengatasi krisis ekonomi ini. Alasan kedua adalah faktor sebabakibat, yaitu hal apa yang menyebabkan krisis ekonomi ini sehingga kerugian
yang ditimbulkannya sangat besar bahkan mempengaruhi hampir semua negara di
kawasan Eropa sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana sikap Uni Eropa
19
Krisis Utang Italia Dimulai,
http://www.seputarforex.com/berita/forex/detail.php?nid=71224&topic=krisis_utang_italia_dimul
ai, diakses tanggal 10 Februari 2012
20
Kompas. Op. Cit
11
sebagai organisasi regional dalam mengatasi hal krisis yang terjadi di kawasan
ini. Alasan ketiga adalah faktor waktu, yaitu krisis ekonomi ini sudah berlangsung
dalam waktu yang cukup lama (2008-sekarang) namun masih saja menjadi salah
satu fokus dunia internasional sampai saat ini.
Uni Eropa sebagai organisasi regional tentunya diharapkan oleh banyak
pihak khususnya negara-negara yang terkena krisis ekonomi agar segera mencari
jalan keluar untuk membawa keluar negara-negaranya dari krisis tersebut
sehingga perekonomian regionalnya bisa kembali stabil seperti sedia kala. Dari
fakta tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul;
“Kebijakan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi PIIGS”.
B.
Batasan dan Rumusan Masalah
Apabila dikaji secara mendalam krisis ekonomi di Eropa sebenarnya
sangat parah, tetapi karena tidak disertai oleh krisis politik, maka tidak begitu
terlihat dari permukaan. Jika dilihat dari segi angka-angka dasar ekonomi negaranegara besar di Eropa terungkap betapa banyak utang yang harus ditutupi melalui
sejumlah dana. Negara-negara anggota Uni Eropa yang dilanda krisis ekonomi ini
lebih familiar dengan sebutan PIIGS yang merupakan singkatan dari Portugal,
Italy, Ireland, Greece, and Spain.
Negara atau kawasan dikatakan mengalami krisis ekonomi jika indikatorindikator krisis ekonominya jelas dan menunjukkan perbedaan yang cukup
signifikan dengan keadaan sebelumnya, dalam artian menunjukkan penurunan
kondisi, dari “baik menjadi buruk” atau dari “positif menjadi negatif” atau
12
perekonomian negara yang bersangkutan tidak stabil (tidak menentu). Indikatorindikator krisis ekonomi itu terdiri dari beberapa segi. Namun, dalam pembahasan
ini penulis hanya membatasi indikator krisis ekonomi dari lima aspek, yaitu rasio
utang terhadap PDB, pertumbuhan ekonomi, ekspor, impor, dan tingkat
pengangguran.
Ketika negara sudah berada dalam kondisi krisis, pihak-pihak yang
berwenang dalam hal ini pemerintah sebagai pemegang otoritas tentunya
mengupayakan sebuah solusi untuk mengatasi krisis ekonomi misalnya dengan
sebuah kebijakan. Dalam kasus ini, penulis akan menjelaskan kebijakan yang
ditempuh oleh Uni Eropa untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS, apakah
kebijakan moneter, kebijakan fiskal atau kebijakan lain yang berhubungan dengan
itu. Untuk menganalisis hal tersebut, penulis akan menggunakan data-data sejak
krisis mulai terjadi (2008-sekarang) sebagai data utama (main data) dan juga data
tahun sebelumnya sebagai data pembanding (comparison data).
Agar penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan tersebut dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi
PIIGS ?
2. Apa faktor pendorong dan faktor penghambat Uni Eropa dalam mengatasi
krisis ekonomi PIIGS ?
3. Bagaimana masa depan Uni Eropa dengan terjadinya krisis ekonomi PIIGS
2008 ?
13
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk kebijakan yang diambil oleh
Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS.
2) Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendorong dan faktor
penghambat yang dialami Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi
PIIGS.
3) Untuk memprediksikan masa depan Uni Eropa dengan adanya krisis
ekonomi PIIGS sejak 2008-sekarang.
2. Kegunaan penelitian
Dengan adanya hasil penelitian, maka penulisan ini:
1) Diharapkan memberi sumbangan pemikiran dan informasi bagi penstudi
ilmu Hubungan Internasional dalam mengkaji dan memahami langkah
nyata dalam hal ini kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa dalam
mengatasi krisis ekonomi PIIGS.
2) Diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan,
terutama pemerintah Indonesia tentang formulasi dalam mengantisipasi
sekaligus mengatasi krisis ekonomi yang kapan saja bisa melanda bangsa
ini.
14
D.
Kerangka Konseptual
Berbicara tentang kekuasaan dalam hubungan internasional, kesan yang
timbul pada umumnya adalah masalah-masalah dunia hanya berkaitan dengan
konflik
dan
kesiagaan
militer.
Namun,
sebenarnya
interaksi
utama
antarpemerintah dan antarbangsa adalah ekonomi. Dimensi ekonomi selalu hadir
dalam berbagai hal seperti penjualan senjata internasional, politik kekuasaan, dan
tentu saja perekonomian global. Dalam hal ini negara dipandang sebagai
organisasi politik-ekonomi yang penting (substansial). Hal tersebut berkaitan
dengan perluasan dimana negara telah mengembangkan institusi-institusi politik
yang efisien, berdasar ekonomi dan tingkat persatuan nasional yang kokoh, yaitu
persatuan umum dan dukungan bagi negara.21
Bahkan, dalam hubungan internasional yang lebih luas melibatkan
berbagai organisasi pemerintahan, perusahaan, individu dan aktor-aktor
nonpemerintah lainnya, transaksi ekonomi juga menjadi kegiatan utama.
Beberapa tahun lalu, politik internasional dianggap lahan khusus para ilmuwan
politik dan ekonomi internasional. Pada saat ini, politik dunia tidak bisa lagi
dipahami hanya melalui satu perspektif saja. Studi hubungan internasional tidak
cukup bila hanya membahas soal politik tanpa mempelajari ekonomi. Namun,
kedua-duanya harus dikaitkan sehingga ada dalam satu kesatuan yaitu ekonomi
politik internasional.
21
Robert Jackson & Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.31
15
Ekonomi Politik Internasional (EPI) menurut Mas’oed, didefinisikan
sebagai;
studi tentang saling-kaitan dan interaksi antara fenomena politik
dengan ekonomi, antara “negara” dengan ”pasar”, antara lingkungan
domestik dengan yang internasional, dan antara pemerintah dengan
masyarakat.22
Dengan kata lain, hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena
internasional, yaitu bagaimana soal-soal ekonomi seperti inflasi, defisit neraca
perdagangan atau pembayaran, penanaman modal asing, efisiensi produksi
berkaitan dengan urusan politik internasional dan politik domestik. Mas’oed
menambahkan lagi bahwa dalam pengertian yang lebih spesifik bisa disebutkan
bahwa fokus perhatian ekonomi politik internasional adalah hubungan antara
dinamika pasar dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pasar itu di
tingkat domestik maupun internasional. Ini berarti bahwa studi ekonomi politik
internasional adalah studi tentang hubungan antara politik domestik dengan
ekonomi internasional setiap negara atau sebaliknya atau studi tentang dampak
kekuatan pasar yang beroperasi dalam ekonomi internasional terhadap politik
domestik negara-negara tertentu misalnya yang berada dalam satu regional seperti
negara-negara Uni Eropa.23 Dapat pula dikatakan, dalam pemaknaan politik
sebagai otoritas, hubungan antara ekonomi dan politik dapat diterjemahkan ke
dalam isu tentang hubungan antara kekayaan dan kekuasaan. Ekonomi terkait
dengan penciptaan dan pendistribusian kekayaan, sedangkan politik terkait
dengan penciptaan dan pendistribusian kekuasaan. Kekayaan terdiri dari aset fisik
Mohtar Mas’oed. 1994. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, hal.4
23
Asep Setiawan. Op.Cit
22
16
(kapital, tanah) dan aset nonfisik (sumber daya manusia, termasuk ilmu
pengetahuan), sedangkan kekuasaan bisa muncul dalam bentuk militer, ekonomi
maupun psikologis.24
Contoh kasusnya adalah apa yang terjadi di Yunani pada tahun 2008.
Negara ini dilanda krisis ekonomi yang berdampak pada ketidakstabilan sosial,
politik, dan tentunya bagi perekonomian. Di luar dampak mikro ekonomi, krisis
tersebut mengancam akuntabilitas Uni Eropa dan utamanya euro. Permasalahan
yang muncul sekarang ialah negara-negara anggota Uni Eropa mulai meragukan
akuntabilitas euro. Salah satunya Italia yang tidak akan ragu untuk meninggalkan
euro guna kembali ke lyra. Sikap Italia mencerminkan bahwa setiap negara
akhirnya harus mengandalkan dirinya sendiri.
Sementara itu, berbicara mengenai kegiatan ekonomi politik suatu negara,
tentunya juga akan berkaitan dengan kegiatan ekonomi politiknya dengan negara
lain, baik dengan negara yang di luar dari kawasannya maupun yang ada dalam
satu kawasan atau regionalnya sebagai bentuk dari interaksi di antara keduanya.
Bentuk interaksi tersebut pada umumnya dinyatakan lewat kerjasama regional
misalnya yang paling umum yaitu lewat perdagangan antarnegara. Hal ini
didasari oleh adanya fakta bahwa setiap negara mustahil bisa memenuhi semua
kebutuhannya tanpa bantuan dari negara lain. Untuk itu, negara ikut serta dalam
sebuah organisasi kerjasama regional. Alasan lain yang mendasari terbentuknya
organisasi regional adalah karena regionalisme diyakini dapat meningkatkan dan
24
Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga, hal. 7
17
memperkuat perekonomian regional. Dan inilah yang menjadi pedoman
terbentuknya regionalisme di Uni Eropa.
Regionalisme menurut Juanda dalam karyanya yang berjudul Kamus
Hubungan Internasional yang diterjemahkan dari The International Relation
Dictionary karya Jack C. Plano dan Roy Olton didefinisikan sebagai;
konsep mengenai bangsa yang terdapat di kawasan geografis tertentu
atau bangsa yang memiliki hirauan bersama dapat bekerja sama
melalui organisasi dengan keanggotaan terbatas untuk mengatasi
masalah fungsional, militer, dan politik.25
Dalam satu dekade terakhir, regionalisme telah menjadi fenomena yang
sangat penting dalam hubungan internasional. Joseph S. Nye dalam buku
Regionalism In World Politics karya Luise Fawcett dan Andrew Hurner
menyatakan bahwa;
Regionalism is a concept where a group of nations interact in
various aspects and geographically connected which
interdependent to economics, politics, and social aspects.26
(Regionalisme merupakan suatu paham dimana terdapat
sekelompok negara yang melakukan interaksi dalam berbagai
aspek dan menempati suatu geografis tertentu dengan
ketergantungan dalam aspek ekonomi, politik, dan sosial).
Merujuk pada kedua definisi di atas, Uni Eropa dibentuk oleh negaranegara anggota benua Eropa atas dasar penguatan ekonomi dan politik regional
yang diwujudkan lewat kerjasama setiap negara karena adanya saling
ketergantungan (interdependent) di antara negara-negara yang bersangkutan.
Tidak terpungkiri bahwa perkembangan Uni Eropa yang begitu pesat
membuktikan suatu ‘hegemoni’ baru dalam masyarakat internasional. Dengan
25
Wawan Juanda. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Putra A. Bardin, hal.281
Louise Fawcett dan Andrew Hurnel. 2002. Regionalism In World Politics. London: Oxford
University Press, hal.11
26
18
bergabungnya negara-negara Eropa yang dapat dikatakan sebagian besar
merupakan negara maju di dunia, maka akan timbul suatu kekuatan baik secara
politik dan ekonomi yang sangat besar. Banyaknya pakar yang memperkirakan
bahwa Uni Eropa mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan
kebijakan negara lainnya tidak terlepas dari kekuatan utama bangsa-bangsa
Eropa. Sejarah sebagian bangsa-bangsa Eropa sebagai bangsa ‘penjajah’ masih
cukup tampak tercermin dalam Uni Eropa. Adanya suatu kekuatan imperium
bangsa Eropa ini mulai dapat dikatakan sebagai awal fase kerajaan atau
kekaisaran Eropa.
Pendapat para ahli yang menyebut bahwa struktur dasar Uni Eropa saat ini
mirip dengan kekaisaran Romawi seakan menguatkan dugaan bahwa akan lahir
‘Kerajaan Romawi’ untuk kedua kalinya. Indikasi ke arah imperium Romawi
sangat nyata yaitu berasal dari kepentingan ekonomi bangsa-bangsa di Eropa
yang dicampur dengan kekuatan politik untuk menjajah dan dibalut dengan
bungkusan hubungan luar negeri yang bersahabat. Seperti diketahui bahwa Uni
Eropa dahulunya hanya bergerak di bidang batu bara dan baja lalu berubah
menjadi Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC) serta Masyarakat Energi Atom Eropa
(EURATOM), setelah berganti nama menjadi Masyarakat Eropa (EC). Unsur
politik dan kepentingan lain telah menjadi satu dengan unsur ekonomi. Terlebih
lagi sejak transformasi Masyarakat Eropa (EC) menjadi Uni Eropa (EU) yang
juga lebih menekankan 3 pilar utamanya dalam menggerakkan Uni Eropa.27
27
Eko Aprilianto 2007. Pengaruh Kebijakan Uni Eropa di Dunia Terkait Dengan Hegemoni Eropa
dan Pengaruhnya Terhadap Kerjasama Dengan Indonesia. Jurnal Luar Negeri. Vol.24 No. 1,
hal.26
19
Lebih lanjut, hampir semua ahli melihat integrasi Uni Eropa sebagai
integrasi paling sukses baik dalam hal ekonomi maupun politik. Dalam bidang
ekonomi, Uni Eropa telah berhasil menciptakan kawasan ekonomi bebas dengan
program Pasar Tunggal Eropa (European Single Market) di tahun 1992.
Implementasi program berikutnya adalah peluncuran mata uang tunggal euro
(European Single Currency - €) di tahun 1999. Sedangkan dalam bidang politik,
Uni Eropa telah berupaya menciptakan undang-undang Eropa yang nantinya
berlaku bagi seluruh negara anggota. Selain itu, Uni Eropa juga berusaha
mewujudkan sebuah integrasi Eropa yang menuju kepada sebuah bentuk negara
kesatuan Uni Eropa (United States of Europe) melalui sebuah referendum di
semua negara anggota.
Namun, proses integrasi Uni Eropa ini pun bukannya tanpa tantangan dan
hambatan. Hal tersebut terlihat dengan adanya penolakan rakyat Jerman dan
Prancis terhadap Konstitusi Eropa yang bermaksud membuat Uni Eropa lebih
terintegrasi lagi. Selain itu, masih terdapat perbedaan yang mendasar dan sulit
untuk disatukan di antara negara-negara Uni Eropa dimana masing-masing
mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda. Kini kawasan Uni Eropa
sedang dilanda krisis ekonomi. Hal ini seolah-olah datang sebagai penguji
kekuatan dan kebersamaan bagi regionalisme yang selama ini dikenal sebagai
organisasi regional yang cukup kompak.
Untuk itu, hal yang paling ditunggu-tunggu oleh dunia internasional
selama ini adalah bagaimana kebijakan Uni Eropa dalam membantu negaranegara anggotanya (PIIGS) yang sedang dalam keadaan krisis. Apakah kebijakan
20
yang akan ditempuh Uni Eropa tidak akan merugikan warga negara (publik)
secara umum khususnya mereka yang bersentuhan langsung dengan persoalan
krisis ekonomi.
Berbicara mengenai kebijakan, kebijakan yang sesuai dengan masalah
dalam bahasan ini yaitu kebijakan publik karena pada akhirnya yang akan
merasakan kebijakan dari Uni Eropa adalah warga masing-masing negara yang
bersangkutan. William Dunn mengemukakan bahwa kebijakan publik dapat
didefinisikan sebagai ;
pilihan tindakan saling berkaitan yang dilakukan oleh instansi atau
pejabat pemerintah dalam bidang pertahanan, kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan, kriminalitas, serta masalah lain yang menjadi urusan
pemerintah.28
Secara sederhana, Dunn juga menjelaskan bahwa kajian utama
kepemimpinan pemerintahan sebuah negara atau organisasi adalah kebijakan
pemerintahan atau public policy. Sedangkan kebijakan itu sendiri dijelaskan
sebagai apapun yang pemerintah pilih untuk lakukan atau tidak lakukan.
Kebijakan publik atau kebijakan pemerintah ini dapat menciptakan sesuatu dan
dapat pula diciptakan oleh sesuatu. Pada intinya membuat suatu kebijakan
pemerintahan merupakan suatu studi tentang proses kebijakan itu sendiri karena
public policy merupakan decision making (memilih dan menilai informasi yang
ada untuk memecahkan masalah).29
28
Rizky Musafir. 2011 Faktor-Faktor Penghambat Uni Eropa Dalam Usaha Perbaikan Ekonomi
Dan Politik Di Yunani. Thesis-S2, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA,seperti dalam
http://repository.upnyk.ac.id/1562/, diakses tanggal 20 Mei 2012
29
Ibid
21
Berdasarkan definisinya sebagai tindakan pemerintah dalam bidangbidang tertentu, tindakan (kebijakan) yang akan ditempuh oleh pemerintah Uni
Eropa adalah kebijakan dalam bidang ekonomi. Dalam pembahasan selanjutnya
akan diketahui secara spesifik bentuk kebijakan yang akan diterapkan oleh Uni
Eropa lewat negara-negara PIIGS untuk kepentingan masyarakatnya secara
umum (kebijakan publik).
Keempat konsep yang digunakan di atas memiliki saling keterkaitan satu
sama yang lain. Persoalan saling ketergantungan ekonomi dan politik tiap negara
yang ada dalam satu kawasan mendasari terbentuknya kerjasama regional. Tiap
negara menginginkan penguatan ekonomi dan politik negaranya dalam kerangka
kerjasama regional (regionalisme) yang pada akhirnya menguatkan ekonomi
politik
regionalnya.
Semangat
regionalisme
tersebut
pertama
kali
diwujudnyatakan oleh masyarakat enam negara di benua Eropa (Belgia, Jerman,
Prancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda) dalam sebuah wadah atau organisasi
regional yang disebut European Coal and Steel Community (ECSC) yang saat ini
dikenal dengan nama Uni Eropa. Seiring perjalanannya, Uni Eropa berkembang
menjadi organisasi supranasional yang dikagumi dunia karena soal kebijakannya
yang dinilai selalu mendatangkan kebaikan bagi semua masyarakat negara
anggotanya karena merupakan suara bersama. Namun, kini yang ingin dilihat
oleh setiap negara dan dunia internasional dari Uni Eropa adalah kebijakan
publiknya dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS .
22
Mengacu kepada pertanyaan penelitian dengan menggunakan konsep yang
telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan
kerangka penelitian seperti berikut ini ;
Skema 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
UNI EROPA
KEBIJAKAN
UNI EROPA
PIIGS SAAT KRISIS
PIIGS SEBELUM KRISIS
(2006-2007)
(2008-sekarang)
MASA
DEPAN UNI
EROPA
INDIKATOR ;
1. Rasio Utang Terhadap PDB
2. Pertumbuhan Ekonomi
3. Ekspor
4. Impor
5. Tingkat Pengangguran
Sumber ; Diolah berdasarkan kerangka teori dan batasan masalah yang
menjadi fokus dalam penelitan
23
Krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Eropa dikenal dengan sebutan
krisis ekonomi PIIGS yaitu melanda lima negara anggota Uni Eropa, yakni;
Portugal, Italy, Ireland, Greece, and Spain (PIIGS). Dalam penelitian ini, penulis
mencari kemudian menjelaskan bentuk kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa
selaku organisasi regional di kawasan ini dalam mengatasi krisis ekonomi yang
terjadi. Selain itu, untuk membuktikan bahwa kelima negara ini memang dilanda
krisis ekonomi, maka penulis mengambil lima indikator ekonomi tahun 2008sekarang yang dikenal sebagai tahun terjadinya krisis ekonomi Uni Eropa dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2006-2007 sebelum
krisis ekonomi terjadi. Kelima indikator itu adalah rasio utang terhadap PDB,
pertumbuhan ekonomi, ekspor, impor, dan tingkat pengangguran. Setelah itu,
penulis mencoba memprediksikan masa depan Uni Eropa dengan adanya krisis
ekonomi tersebut. Maksudnya adalah apakah Uni Eropa akan tetap eksis atau
bubar akibat krisis PIIGS tersebut.
E.
Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Adapun tipe penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tipe
penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Masri Sangarimbun, penelitian
deskriptif mempunyai dua tujuan, yakni:
a. Untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi
terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu.
b. Untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu
umpamanya interaksi sosial, sistem kekerabatan, dan lain-lain. Model
24
penelitian seperti ini biasanya dilakukan dengan tanpa melibatkan sebuah
rumusan hipotesa yang ketat.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penyusun tidak merumuskan
hipotesa terlebih dahulu dalam penelitian ini.
Bogdan dan Taylor (1975),30 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan itu, Kirk
dan Miller (1986)31, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung
dalam pengamatan yang berhubungan dengan kasus yang diteliti.
Sesuai dengan objek penelitian yang penulis akan bahas dan secara
spesifik mengangkat satu studi kasus maka, penelitian ini merupakan analisa studi
kasus. Bongdan dan Biklen (1982)32, mengklasifikasikan tipe studi kasus ke
dalam enam tipologi, yaitu:
a. Studi kasus sejarah organisasi
b. Studi kasus observasi
c. Studi kasus life story
d. Studi kasus komunitas sosial
e. Studi kasus situasional
f. Studi kasus mikroetnografi
Penelitian ini menggunakan analisis studi kasus situasional untuk
menyeleksi keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dari unit
30
Lexy J. Moleong. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 26
Ibid, hal .3
32
Burhan Bungin. 2003. Analisis Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo, hal 26
31
25
analisis yang diteliti. Pemilihan kasus ini ini didasarkan pada perlunya
pengamatan terhadap krisis ekonomi yang sedang melanda beberapa negara Uni
Eropa, dalam hal ini melanda PIIGS dan secara langsung mempengaruhi sektor
perekonomian setiap negara anggota Uni Eropa pada khususnya dan
perekonomian global pada umumnya, dengan melihat realitas pengaruh krisis
ekonomi tersebut bagi negara-negara yang mengalaminya, bagi negara
sekawasannya dan juga bagi negara – negara di dunia.
Sementara itu, berdasarkan teknik dalam menganalisa studi, Yin (1996),
secara tegas mengkategorikan studi kasus ke dalam tiga kategori, yakni: studi
kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif.33 Tipe penelitian yang dipilih
dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif eksplanatoris yang
bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kebijakan Uni Eropa secara
umum dan krisis ekonomi PIIGS kemudian menjelaskan secara khusus spesifikasi
kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi kelima negara anggotanya
itu.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana dalam
menggambarkan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data
informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagaimana
33
Robert K. Yin. 2006. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Rajawali Pers, hal.100
26
yang diungkapkan oleh Yin, data untuk keperluan studi kasus dapat berasal dari
enam sumber, yaitu; 34
a. Dokumen
b. Rekaman arsip
c. Wawancara
d. Pengamatan langsung
e. Observasi partisipan
f. Perangkat-perangkat fisik
Dari enam sumber data di atas, dalam penelitian ini penulis memilih
dokumen, wawancara, dan rekaman arsip.
a. Dokumen
Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk menelusuri
berbagai dokumen tertulis yang berkaitan dengan fokus penelitian, utamanya
menyangkut dokumen mengenai krisis ekonomi Uni Eropa khususnya di negara
PIIGS dan kebijakan Uni Eropa sebagai organisasi regional di kawasan ini dalam
mengatasi krisis yang terjadi. Selain dokumen, pernyataan lisan dan tulisan yang
dimuat oleh media, baik media elektronik maupun cetak. Teknik dokumentasi
yang digunakan dalam penelitian ini dititik-beratkan pada catatan-catatan atau
arsip-arsip berupa jurnal, buku, laporan tertulis dan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan objek yang diteliti, terutama yang relevan menyangkut krisis
ekonomi PIIGS.
34
Ibid, hal.101
27
b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi pihakpihak yang paling berwenang atau memiliki kapabilitas memadai dalam
menjawab permasalahan yang ada sesuai dengan pertanyaan penelitian guna
mendapatkan informasi atau data yang akurat, valid, dan up to date. Dalam hal
ini, penulis mengunjungi Kantor - Kantor Kedutaan (Kantor Konsulat Jenderal)
negara PIIGS dan lembaga-lembaga terkait kemudian melakukan wawancara.
Adapun pihak yang penulis wawancarai adalah Konsulat Jenderal Irlandia untuk
Indonesia; Anangga Wardhana Roosdiono,S.H., Kepala Bagian Informasi Umum
Spanyol di Aula Cervantes Universitas Trisakti; Mr. Ramon Martinez, dan
Peneliti
Madya
Hubungan
Internasional/Regional
dari
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bagian Pusat Penelitian Politik (Centre for
Political Studies); Drs. Agus Ringgo Rahman, M.M.,M.E.
c. Rekaman Arsip
Rekaman arsip yang akan diteliti, meliputi rekaman arsip yang resmi
dipublikasikan, baik melalui official website Uni Eropa maupun yang dikoleksi
oleh kedutaan besar negara-negara yang bersangkutan (PIIGS). Dengan demikian,
rekaman arsip tersebut dapat memperkuat analisis dalam penelitian ini. Salah satu
contohnya adalah data dari official website yang diberikan oleh Economic and
Commercial Counsellor Embassy of Spain, Antonio Estevez, lewat Mr. Ramon
Martinez, yakni;
www.thespanisheconomy.com/en GB/PublicFD/PublicDebt/Paginas/home.aspx
28
Adapun instansi-instansi yang memberikan kesempatan kepada penulis
dalam rangka wawancara dan penelitian kepustakaan guna pengumpulan data
tersebut, yaitu:
1. Kantor Konsulat Jenderal Irlandia di Jakarta.
2. Kantor Kedutaan Spanyol di Jakarta.
3. Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu R.I) di Jakarta.
4. Perpustakaan Ali Alatas Kemlu R.I di Jakarta.
5. Perpustakaan Central for Strategic and International Studies (CSIS) di
Jakarta.
6. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta.
7. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia di Depok.
3. Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
dengan melakukan serangkaian wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dan
data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai
sumber atau instansi terkait yang telah disebutkan sebelumnya. Data tersebut akan
dianalisis untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Tingkat analisis (level of analysis) merupakan komponen penting
menganalisa fenomena dalam hubungan internasional. Patrick Morgan membuat
lima klasifikasi tingkat analisis yang dapat digunakan untuk memahami perilaku
aktor dalam hubungan internasional, yaitu tingkat analisis individu, kelompok
individu, negara-bangsa, kelompok negara-bangsa, dan sistem internasional.
29
Penelitian ini akan menggunakan unit analisis kelompok negara bangsa karena
fenomena hubungan internasional lebih dicerminkan sebagai interaksi antar
kelompok negara-bangsa yang tergabung dalam pola dan pengelompokan
tertentu, seperti aliansi, regional, blok ekonomi, blok ideologi, maupun
pengelompokan dalam PBB, dan sebagainya.35 Berkaitan dengan hal tersebut,
penulis akan menganalisis bentuk kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Uni
Eropa sebagai perwakilan dari tiap-tiap negara anggota dalam mengatasi krisis
ekonomi negara anggotanya (PIIGS) yang tergabung dalam satu organisasi
regional di kawasannya.
Analisis data akan dilakukan melalui proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dimana, analisis ini
dilakukan secara kualitatif yang bertujuan membuat penjelasan secara sistematis,
faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat dan fenomena yang diteliti melalui
wawancara, studi dokumen, dan rekaman arsip dengan menggunakan metode
penulisan deduktif.
5.
Definisi Operasional
Dalam menghindari salah penafsiran terhadap berbagai istilah atau konsep
yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah atau konsep diberi
batasan pengertian dalam bentuk definisi operasional :
1) Pertama, Uni Eropa atau European Union (UE) merupakan sebuah organisasi
antar pemerintahan dan supranasional di daratan Eropa. Organisasi yang
sampai
saat
ini
beranggotakan
27
negara
resmi
berdiri
sejak
35
M. Edy Sentosa Jk. Level of Analysis (International Relations Perspective).
http://theglobalgenerations.blogspot.com/, diakses pada tanggal 10 Februari 2012
30
ditandatanganinya Perjanjian Uni Eropa atau Perjanjian Maastricht tahun
1992.36 Uni Eropa juga telah dikenal sebagai organisasi regional yang paling
kuat, bahkan sebagai organisasi internasional yang memiliki kekuatan
supranasional terhadap negara anggotanya, memiliki tata pemerintahan
sendiri yang terdiri dari berbagai institusi pelaksana dalam menjalankan peran
Uni Eropa di kawasan Eropa serta negara dunia ketiga.37
2) Kedua, PIIGS merupakan akronim dari Portugal, Italy, Ireland, Greece, and
Spain yaitu enam negara anggota Uni Eropa yang dilanda krisis ekonomi
sejak tahun 2008. Istilah ini setidaknya telah digunakan sejak pertengahan
tahun 1990-an sebagai julukan yang merujuk kepada Portugal, Italia, Irlandia,
Yunani, dan Spanyol karena adanya kesamaan lingkungan ekonomi negaranegara tersebut. Istilah PIIGS sendiri dipopulerkan oleh media secara luas
selama krisis ekonomi Eropa sebagai alternatif ringkasan dari Portugal, Italia,
Irlandia, Yunani, dan Spanyol.38 Selain itu, PIIGS sebetulnya adalah predikat
yang diberikan kepada beberapa negara-negara Uni Eropa tertentu yang
reputasi mereka dalam bidang politik dan moneter agak atau sangat
diragukan. Diragukan dalam hal ini karena tergolong “lemah” di dalam
mengatasi keuangan negara mereka. Faktor utama yang menjadi ukuran
adalah belanja (pengeluaran) negara yang banyak sementara produksi
(penghasilan) sedikit sehingga memunculkan utang yang tinggi, melewati
batas dari apa yang telah disepakati di dalam Uni-Moneter (di atas 60% dari
36
Uni Eropa. http://wikipedia.org/wiki/Uni_Eropa, diakses tanggal 10 Februari 2012
Junaedi.2005. Ombudsman Uni Eropa: Basis Hukum, Wewenang, dan Perannya dalam
Menerima Pengaduan Masyarakat Uni Eropa. Jurnal Kajian Eropa. Vol.1 No.2, hal.80
38
PIIGS (Economics). http://en.wikipedia.org/wiki/PIGS_%28economics%29#cite_noteHughRGE-0, diakses tanggal 10 Februari 2012
37
31
PDB). Utang dalam hal ini adalah defisit dari pengeluaran pemerintah, baik
pusat, daerah maupun departemen-departemen yang berhubungan dengan
bidang sosial (pensiun hari tua, janda/duda, cacat, pengangguran dsb), dan
perbankan.39
3) Ketiga, krisis ekonomi adalah situasi dimana perekonomian suatu negara
mengalami penurunan secara tiba-tiba akibat krisis keuangan (krisis finansial)
sehingga PDB menurun, pengeringan likuiditas (ketidakmampuan memenuhi
kewajiban atau utang), kenaikan harga (inflasi), penurunan harga (deflasi).40
Krisis finansial disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia,
merosotnya volume perdagangan global yang berdampak pada banyaknya
industri besar bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi dan
terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia.41
4) Keempat, rasio utang terhadap PDB ialah salah satu cara untuk
memperkirakan apakah suatu negara akan mampu membayar utangnya.
Semakin tinggi rasionya, semakin besar kemungkinan sebuah negara untuk
default (tidak bisa melunasi utang) karena pemerintahnya meminjam terlalu
banyak dibanding kemampuan negaranya secara keseluruhan untuk
membayar kembali.42 Istilah lain untuk Rasio utang terhadap PDB adalah
utang pemerintah atau utang negara43 yaitu pinjaman dari pihak-pihak asing
39
Krisis Yunani-PIIGS. http://baltyra.com/2011/08/05/krisis-yunani-pigs/, diakses tanggal 10
Februari 2012
40
Economic Crisis. http://www.businessdictionary.com/definition/economic-crisis.html, diakses
tanggal 13 Februari 2012
41
Wahdi AT. Op.Cit
42
Debt-to-GDP Ratio. http://financial-dictionary.thefreedictionary.com/Debt-to-GDP+Ratio,
diakses tanggal 10 Februari 2012
43
Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/greece/government-debt-to-gdp,
diakses tanggal 10 Februari 2012
32
seperti (a) negara sahabat; (b) lembaga internasional (IMF, World Bank); dan
(c) pihak lain yang bukan penduduk negara yang bersangkutan. Bentuk utang
yang diterima dapat berupa; dana, barang, dan jasa. Berbentuk barang bila
pemerintah membeli barang modal ataupun peralatan misalnya peralatan
perang yang dibayar secara kredit. Sedangkan bentuk jasa sebagian besar
berupa kehadiran tenaga ahli dari pihak kreditur untuk memberikan jasa
konsultasi pada bidang-bidang tertentu yang lebih dikenal dengan Technical
Assistance.
5) Kelima, pertumbuhan ekonomi ialah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. 44 Definisi
lain pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas produksi suatu
negara, yang diukur dengan membandingkan produk domestik bruto (PDB)
dalam setahun dengan PDB pada tahun sebelumnya.45
6) Keenam, ekspor ialah kegiatan perdagangan suatu perusahaan (negara) untuk
mengeluarkan
barang
dari
wilayah
pabean,
diperjualbelikan
atau
diperdagangkan di wilayah pabean negara lain. Dalam perdagangan
internasional, ekspor mengacu pada menjual barang dan jasa yang diproduksi
di negara asal ke pasar lain.46
44
Pertumbuhan Ekonomi : Definisi, Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Manfaat Pertumbuhan
Ekonomi . http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html,
diakses tanggal 10 Februari 2012
45
Economic Growth. http://www.businessdictionary.com/definition/economic-growth.html,
diakses tanggal 13 Februari 2012
46
Pengertian Ekspor, http://id.shvoong.com/business-management/internationalbusiness/2213901-pengertian-ekspor/, diakses tanggal 10 Februari 2012
33
7) Ketujuh, impor ialah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.47
Dalam konteks perdagangan internasional, impor mengacu pada membeli
barang dan jasa dari negara lain.
8) Kedelapan, tingkat pengangguran ialah persentase dari total angkatan kerja
yang menganggur dan sedang mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran
adalah salah satu statistik paling diawasi ketat karena kenaikan jumlah
pengangguran dipandang sebagai tanda melemahnya ekonomi.48
9) Kesembilan, kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis
besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan,
dan cara bertindak (tata pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita,
tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam
usaha mencapai sasaran; garis haluan.49 Jadi, kebijakan ekonomi adalah cara
bertindak/tindakan pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan pajak.50
10) Kesepuluh, kebijakan moneter ialah tindakan bank sentral, dewan mata uang
atau komite peraturan lain yang menentukan jumlah dan laju pertumbuhan
uang beredar, yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat suku bunga.
47
Pengertian Impor. http://www.beacukai.go.id/index.ikc?page=faq/pengertian-impor.html,
diakses tanggal 10 Februari 2012
48
Unemployment Rate. http://www.businessdictionary.com/definition/unemployment-rate.html,
diakses tanggal 15 Februari 2012
49
Definisi Kebijakan. http://www.kamusbesar.com/4922/kebijakan, diakses tanggal 22 Februari
2012
50
Definition of Econimic Policy. http://www.thefreedictionary.com/economic+policy, diakses
tanggal 22 Februari 2012
34
Kebijakan moneter dilakukan melalui tindakan seperti meningkatkan suku
bunga, atau mengubah jumlah uang di bank.51
11) Kesebelas, kebijakan fiskal ialah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang
berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran negara, yang bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara optimal. Kebijakan fiskal sangat
berhubungan dengan pemasukan (pendapatan) dan pengeluaran negara.
Pendapatan negara antara lain misalnya; bea dan cukai, devisa negara,
pariwisata, pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, impor, dan lain-lain.
Sedangkan untuk pengeluaran negara misalnya; belanja persenjataan,
pesawat, proyek pemerintah, pembangunan sarana dan prasarana umum, atau
program lain yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.52 Kebijakan
fiskal juga didefinisikan sebagai kebijakan pemerintah untuk menangani
anggaran (terutama dengan perpajakan dan pinjaman).53
51
Monetary Policy. http://www.investopedia.com/terms/m/monetarypolicy.asp, diakses tanggal 18
Februari 2012
52
Pengertian Kebijakan Fiskal. http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2105265pengertian-kebijakan-fiskal/, diakses tanggal 18 Februari 2012
53
Economic Policy. http://www.thefreedictionary.com/economic+policy, diakses tanggal 20
Februari 2012
35
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Ekonomi Politik Internasional
Pada zaman dahulu ekonomi dan politik merupakan dua hal yang masingmasing berdiri sendiri dan tidak memiliki kaitan di antara keduanya. Ekonomi
dengan berbagai aspeknya, politik juga demikian. Keduanya pun mempunyai alat
analisis masing-masing. Namun, seiring kompleksitas perkembangan zaman,
kedua hal ini mulai memiliki keterkaitan dan ada dalam satu kesatuan yaitu
ekonomi politik. Ekonomi dan politik bisa dipertemukan dalam hal alokasi
sumber daya ekonomi dan politik untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, implementasi dari kebijakan ekonomi politik selalu
mempertimbangkan struktur kekuasaan dan sosial yang hidup dalam masyarakat,
khususnya target masyarakat (publik) yang menjadi sasaran kebijakan.
Istilah ekonomi politik (political economy) pertama kali diperkenalkan
oleh penulis Prancis, Antoyne de Montchetien (1575-1621), dalam bukunya yang
berjudul Treatise on Political Economy. Sedangkan, dalam Bahasa Inggris,
penggunaan istilah ekonomi politik terjadi pada tahun 1767 lewat publikasi Sir
James Steuart (1712-1789) yang berjudul Inequery into the Principles of Political
Economy. Pada awal masa-masa itu, para ahli ekonomi politik mengembangkan
ide tentang keperluan negara untuk menstimulasi kegiatan ekonomi (bisnis).
Pasar dianggap masih belum berkembang pada saat itu, sehingga pemerintah
memiliki tanggung jawab untuk membuka wilayah baru perdagangan,
memberikan perlindungan (pelaku ekonomi) dari kompetisi, dan menyediakan
36
pengawasan untuk produk yang bermutu. Namun, pada akhir abad ke-18,
pandangan itu ditentang karena pemerintah (negara) dianggap bukan lagi sebagai
agen yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi (beneficient director of
economic activity), tetapi justru sebagai badan yang merintangi upaya untuk
memperoleh kesejahteraan. Perdebatan antara para ahli ekonomi politik itulah
yang akhirnya memunculkan banyak aliran dalam tradisi pemikiran ekonomi
politik. Secara garis besar, aliran itu dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: (a)
aliran ekonomi politik konservatif yang dimotori oleh Edmund Burke; (b) aliran
ekonomi politik klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, Thomas Malthus,
David Ricardo, Nassau Senior, dan Jean Baptiste Say; dan (c) aliran ekonomi
politik radikal yang dipropagandakan oleh William Godwin, Thomas Paine,
Marquis de Condorcet, dan tentu saja Karl Marx.54
Terlepas dari beragamnya aliran ekonomi politik, pendekatan ekonomi
politik sendiri secara definitif dimaknai sebagai interrelasi di antara aspek, proses,
dan institusi politik dengan kegiatan ekonomi seperti produksi, investasi,
penciptaan harga, perdagangan, dan konsumsi. Mengacu pada definisi tersebut,
pendekatan ekonomi politik mengaitkan seluruh penyelenggaraan politik, baik
yang menyangkut aspek, proses, maupun kelembagaan dengan kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh masyarakat maupun yang diintrodusir oleh pemerintah.55
Ekonomi politik yang dimaksud disini adalah ekonomi politik yang berlaku
dalam suatu negara atau bersifat domestik. Jika ekonomi politik ada yang bersifat
domestik maka tentunya juga ada ekonomi politik yang bersifat internasional
54
55
Ahmad Erani Yustika. 2009. Ekonomi Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.3
Ibid
37
yang dikenal dengan sebutan ekonomi politik internasional, yaitu; melibatkan
beberapa negara di dalamnya sebagai aktor dalam arena internasional.
Ekonomi politik internasional mulai menjadi kajian dalam studi hubungan
internasional sejak tahun 1970-an.56 Hal itu ditandai dengan semakin banyaknya
isu-isu ekonomi yang masuk ke dalam agenda percaturan politik internasional
tingkat tinggi sehingga isu-isu ekonomi yang sebelumnya dipandang sebagai
persoalan “low politics” yang penuh damai, tidak dapat lagi dipisahkan dari isuisu politik (keamanan), yang sejak lama dipandang sebagai masalah “high
politics” yang penuh konflik.57 Pada saat itu negara-negara di dunia sedang
mengalami krisis minyak (terjadi gejolak harga minyak dunia) yang disebabkan
oleh pemboikotan pasokan minyak bumi oleh negara-negara Arab. Hal ini terjadi
karena Amerika Serikat mengancam Iran jika tetap berkutat untuk melakukan
pengayaan uranium di wilayah Iran.
Walaupun Iran telah berkeras dan berjanji bahwa pengayaan uranium
yang digalakkan oleh pemerintahnya, murni untuk tujuan damai, Amerika Serikat
tetap tidak percaya. Akibatnya Amerika Serikat mengancam akan melakukan
tindakan seperti yang dilakukan olehnya terhadap Irak dan Afghanistan. Akibat
ancaman ini harga minyak mentah dunia sempat melonjak naik menjadi 72 dolar
AS per barel-nya untuk pertama kali. Hal ini disebabkan adanya ancaman dari
Iran akan membatasi aliran minyak dari ladang-ladang minyaknya, jika krisis
Teheran semakin memburuk. Tentu saja keadaan ini dijadikan serangan balik oleh
Iran agar Amerika Serikat tidak berkeras menyerang negaranya. Karena jika ini
56
57
Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.75
Mochtar Mas’oed. Op Cit, hal.75
38
terjadi, industri Amerika Serikat akan terancam, mengingat banyaknya konsumsi
minyak mentah oleh industri di Amerika Serikat.
Selain itu, Iran juga adalah produsen minyak mentah nomor empat
terbesar di dunia, maka serangan terhadap Iran akan berpengaruh juga ke seluruh
dunia. Sebaliknya, harga minyak mentah yang meroket naik tersebut
mengakibatkan ikut naiknya pula harga kebutuhan pokok di hampir semua negara
seperti di Indonesia. Keadaan ini dikarenakan pendistribusian kebutuhan pokok
seperti beras, sayur mayur, dan sebagainya menggunakan kendaraaan sebagai alat
transportasi dan alat transportasi itu membutuhkan bensin sebagai pembantu
gerak dari mesin kendaraan. Naiknya harga kebutuhan pokok tersebut
mengakibatkan keadaan masyarakat semakin sengsara karena naiknya harga
kebutuhan pokok tidak disertai dengan kenaikan pendapatan masyarakat. Hal
tersebut menggoyahkan stabilitas politik dan ekonomi negara-negara di dunia,
sehingga krisis ini menjadi awal timbulnya kesadaran para pemegang otoritas
pemerintahan bahwa faktor ekonomi menjadi sangat penting dan menentukan
proses politik, dan sebaliknya. Hal tersebut membuat pemahaman bahwa jalinan
saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan antara faktor ekonomi dan
politik, serta antara negara dengan pasar semakin diakui.58
Sejak mencuatnya ekonomi politik internasional, hampir setiap hari berita
utama berbagai media massa dipenuhi dengan persoalan ekonomi yang semakin
lama semakin kompleks dan kontroversial. Masalah-masalah seperti kelangkaan
dan kenaikan harga minyak bumi, nilai tukar komoditas ekspor dari negara dunia
58
Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.75
39
ketiga dan aturan main perdagangan yang merugikan mereka, defisit neraca
perdagangan maupun neraca pembayaran berbagai negara dan sebagainya selama
lebih dari dua puluh tahun ini memenuhi media massa dunia; dan masalahmasalah itu telah banyak menimbulkan konflik internasional. Pemberitaan dalam
media massa dan diskusi sengit yang meliputinya menunjukkan bahwa masalahmasalah itu bukan semata-mata bersifat ekonomi tetapi juga politis sehingga bisa
dikatakan persoalan ekonomi dan politik berjalan beriringan.
Karena itu, topik-topik teknis yang selama ini menjadi agenda
perundingan para pejabat negara misalnya menteri yang terkait urusan
perekonomian, atau bahkan bawahan mereka, seperti penanaman modal asing
(PMA), penetapan tarif perdagangan antarnegara, penetapan kurs mata uang dan
sebagainya, sekarang banyak menjadi agenda pembicaraan pertemuan puncak
antar kepala pemerintahan.59 Contohnya adalah yang terjadi dalam 19th Summit
Indonesia 2011, dimana masalah krisis ekonomi Eropa menjadi salah satu agenda
bahasan dalam pertemuan presiden negara-negara se-ASEAN itu.60 Kondisi ini
tidak lain sebagai pembelajaran bagi setiap kepala negara di kawasan Asia
Tenggara guna menyiapkan langkah antisipatif dalam mewaspadai dampak dari
adanya krisis tersebut.
Bahkan lebih dari itu, para kepala pemerintahan dewasa ini tidak segansegan untuk secara terbuka melakukan campur tangan langsung dalam persoalan
59
Mochtar Mas’oed. Op Cit, hal.75-76
60
Kepala negara ASEAN Teken Deklarasi Bali,
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/11/111117_aseanconcord.shtml, diakses tanggal 13
Maret 2012
40
hubungan ekonomi negaranya dengan negara lain. Contohnya ketika Jepang
didesak untuk memperbanyak impor dari Amerika Serikat, demi memperbaiki
posisi neraca perdagangan Amerika Serikat yang defisit terhadap Jepang, Perdana
Menteri Jepang waktu itu, Nakasone, pernah dengan sengaja berkampanye agar
rakyatnya banyak mengonsumsi buah impor dari California. Selain itu, Presiden
Amerika Serikat dan pemerintah Jepang juga dikabarkan ikut campur tangan
dalam urusan lelang pekerjaan telekomunikasi di Indonesia pada tahun 1990 yang
melibatkan perusahaan kedua negara maju itu. Keterlibatan tingkat tinggi itu jelas
mempengaruhi keputusan pemerintah Indonesia mengenai pemenang lelang itu.
Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, juga sempat bersitegang dalam
hubungan dengan Amerika Serikat karena negara raksasa itu hendak menerapkan
pembatasan yang sangat ketat terhadap ekspor tekstil negara-negara Asia. Dalam
kasus ini, para kepala pemerintahan negara eksportir tekstil itu juga campur
tangan mencari penyelesaian dengan para pejabat Amerika tingkat tinggi.61
Dari uraian fakta-fakta di atas, bermunculanlah beragam bentuk definisi
ekonomi politik internasional, baik definisi umum maupun definisi yang
diungkapkan oleh para ahli. Secara umum ekonomi politik internasional
merupakan studi yang mempelajari saling keterhubungan antara ekonomi
internasional dengan politik internasional, yang muncul akibat berkembangnya
masalah-masalah yang terjadi dalam sistem internasional. Studi ekonomi politik
internasional secara luas mempunyai arti sebagai studi yang membahas tentang
variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi perilaku politik suatu negara
61
Ibid
41
dalam arena internasional, yaitu bagaimana soal-soal ekonomi seperti inflasi,
defisit neraca perdagangan atau pembayaran, penanaman modal asing, efisiensi
produksi dan sebagainya berkaitan dengan urusan politik internasional yang dapat
diartikan sebagai studi yang mempelajari hubungan fenomena politik dan
ekonomi yang saling berkaitan dan interaksi antar negara, pasar antara lingkungan
domestik dengan lingkungan internasional dan antara pemerintah dengan
masyarakat.
Pemaknaan umum yang ditemukan dari hakekat pendekatan ekonomi
politik internasional, adalah sebagai suatu studi tentang saling ketergantungan
antara masalah ekonomi politik dan sosial dalam arena internasional. Konfigurasi
pendekatan ekonomi politik internasional adalah tidak tunggal (monodisiplin),
artinya bahwa implementasi alat-alat analisisnya dapat dilihat pada sejumlah teori
dan konsep-konsep yang mendasari substansi ekonomi politik itu, seperti
interdependensi, dependensi, keterbelakangan, petumbuhan, perkembangan,
pembangunan ekonomi sosial, idealisme, linier, strukturalis internasional,
globalisasi dan regionalisme.
Gilpin mendefinisikan konsep ekonomi politik sebagai dinamika interaksi
global antara pengejaran kekuasaan (politik) dan pengejaran kekayaan (ekonomi).
Dalam definisi ini terdapat hubungan timbal balik antara politik dan ekonomi.62
Negara dan pasar saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembagian kekuasaan
dan kekayaan dalam hubungan internasional. Spero mengajukan suatu konstruksi
berpikir yang berawal dari pengertian politik internasional dan ekonomi
62
Banyu Perwita dan Yanyan M. Op.Cit, hal.76
42
internasional guna memahami makna ekonomi politik internasional.63 Politik
internasional adalah interaksi di antara negara-negara dalam upaya mencapai
tujuan masing-masing dan penentuan “who gets what, when, and how?”
Ekonomi internasional merupakan perilaku negara untuk memenuhi kepentingan
nasionalnya dalam kondisi keterbatasan sumber daya. Maka sebenarnya interaksi
ekonomi adalah interaksi politik dalam arena internasional. Pada akhirnya dapat
dikatakan bahwa hubungan internasional mengandung interaksi yang bersifat
ekonomi politik internasional.
Lebih lanjut Spero mengemukakan bahwa ada empat cara faktor politik
mempengaruhi ekonomi,64 yaitu;
a. Struktur dan operasi sistem ekonomi internasional dipengaruhi oleh
struktur dan operasi politik internasional.
b. Kepedulian-kepedulian
politik
selalu
mempengaruhi
kebijakan
ekonomi.
c. Kebijakan-kebijakan ekonomi dituntun oleh kepentingan politik.
d. Hubungan dalam ekonomi internasional adalah hubungan politik
interaksi ekonomi internasional, dan hubungan politik adalah proses
dimana negara-negara dan aktor non-negara mengatur konflik dan
kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Pengkajian ekonomi politik internasional membutuhkan integrasi teoriteori dari disiplin ekonomi dan masing-masing bergantung pada sumberdaya dan
produk dari negara lainnya. Karena itu kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu
63
64
Ibid
Ibid, hal.76-77
43
negara akan memberikan akibat yang cepat dan serius pada negara lainnya,
bahkan kebijakan domestik pun bisa memiliki implikasi yang lebih luas ke negara
lainnya.
B.
Regionalisme
Globalisasi yang didefinisikan sebagai, “the extension of social relations
over the globe” telah memunculkan kecenderungan similaritas dan uniformitas
dari para individu, kelompok, dan sistem sosial yang melewati atau bahkan
menghapus batas tradisional negara (vanishing traditional borders). Globalisasi
juga telah memicu pergeseran identitas nasional ke dalam ikatan identitas yang
lebih spesifik seperti budaya, agama, dan etnis.65 Ini menunjukkan bahwa
globalisasi telah membawa perubahan yang sangat besar dalam dunia hubungan
internasional. Perubahan itu sangat jelas terlihat dalam interaksi antarnegara,
dimana hubungan antara negara yang satu dengan negara yang lain kini begitu
dekat dan cenderung berujung pada terjalinnya kerjasama di antara negara-negara
yang bersangkutan.
Globalisasi dalam hubungan internasional sebenarnya bukanlah hal yang
baru lagi. Proses globalisasi itu telah ada sejak beberapa abad silam yang bermula
dari negara-negara Eropa ketika melakukan kolonialisasi dengan memperluas
wilayah jajahannya di sejumlah benua di dunia seperti benua Amerika, Australia,
Asia, dan Afrika sehingga ada yang menyatakan bahwa globalisasi merupakan
hasil perkembangan ekonomi dan teknologi Eropa modern. Sebagai hasil dari
65
Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.36
44
penemuan cara baru berdagang di abad ke-16, pembagian kerja telah dimulai
pada zaman industrialisasi abad ke-18. Tetapi, globalisasi ekonomi dan
perdagangan baru dimulai di Eropa pada abad ke-19. Pada satu sisi, melalui
liberalisasi perdagangan luar negeri bisa dilakukan dengan asas yang
menguntungkan bagi negara, dan standar emas sehingga memungkinkan
peraturan moneter dan kebijakan keuangan yang seragam, dan di sisi lain, melalui
percepatan ekspor luar biasa melalui kapal uap, kereta api, dan telegraf. Setelah
fase transisi isolasi negara-bangsa akibat Perang Dunia I, globalisasi semakin
mapan dalam sistem ekonomi dunia. Sistem ini semakin meluas secara polisentris
lewat transportasi udara, telepon, dan sistem keuangan modern. Setelah terhambat
oleh Perang Dunia II, globalisasi mencapai puncaknya sesaat sebelum pergantian
milenium.66
Di akhir tahun 1970-an, globalisasi menyebabkan saling ketergantungan
(interdependensi) di antara negara menjadi semakin tinggi. Saling ketergantungan
itu diikuti oleh semakin rumit dan kompleksnya dinamika hubungan internasional
akibat dari berbagai faktor seperti semakin berkembangnya politik internasional,
semakin berkembangnya praktek pasar bebas, perusahaan multinasional,
pergerakan investasi antarnegara yang begitu cepat, dan kemajuan teknologi
informasi, komunikasi, dan transportasi.
Menjawab tantangan globalisasi yang demikian, setiap negara dipandang
perlu dan harus menjalin kerjasama dengan negara lainnya, baik yang sekawasan
dengannya maupun negara yang ada di luar regionalnya dalam bidang yang
66
Hans Kung. 1997. Etika Ekonomi-Politik Global. Yogyakarta: Qalam, hal.273-274
45
diperlukan. Salah satu bidang yang sangat penting dan lazim dikerjasamakan
adalah bidang ekonomi. Kerjasama ekonomi lebih dominan karena sektor
ekonomi merupakan salah satu aspek yang sangat terpengaruh oleh globalisasi.
Menurut definisi Organization for Economic Co-operation and Development
(OECD), globalisasi ekonomi adalah proses penciptaan pasar dan produksi di
berbagai negara menjadi terus menerus bergantung satu sama lain sebagai akibat
dari dinamika perdagangan barang dan jasa, gerak kapital (modal), dan
teknologi.67 Selain itu, alasan utama kerjasama ekonomi lebih dominan adalah
tidak lain karena ekonomi langsung bersentuhan dengan hidup mati seseorang.
Untuk bertahan hidup, kita perlu makanan, pakaian dan perumahan yang
merupakan komoditas yang umum diperdagangkan di antara negara-negara yang
terlibat di dalamnya. Jika kebutuhan ekonomi internal setiap negara dirasa telah
memadai, maka keinginan untuk memperkuat ekonomi kawasan akan muncul
dari negara-negara dalam satu region dengan membentuk suatu organisasi
regional yang fokus dalam satu atau beberapa bidang tertentu misalnya Uni Eropa
yang pada awalnya khusus fokus dalam hal ekonomi dan politik kemudian
melebar ke bidang-bidang lainnya untuk melengkapi bidang-bidang sebelumnya.
Menurut Mansbaach, region atau kawasan adalah pengelompokan
regional yang diidentifikasi dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan
dan saling ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi
serta ikut serta dalam organisasi internasional.68 Berdasarkan definisi ini, jelas
bahwa Uni Eropa adalah organisasi regional yang dibentuk negara-negara yang
67
Ibid
Nuraeni (et.al). 2010. Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, hal.1
68
46
ada dalam kawasan benua Eropa. Ini sejalan dengan salah satu syarat anggota Uni
Eropa yaitu negara yang bersangkutan secara geografis harus berada dalam
lingkup benua Eropa. Dari segi budaya, negara-negara Eropa pada umumnya
memiliki budaya yang seragam yaitu budaya liberalis-kapitalis. Hal inilah yang
mendorong negara menjalin kerjasama dengan negara Eropa lainnya lewat
perdagangan antarnegara karena setiap negara saling membutuhkan. Atas dasar
itulah negara-negara Eropa membentuk suatu organisasi regional bernama
European Union (EU) atau Uni Eropa.
Terbentuknya Uni Eropa merupakan bukti nyata adanya regionalisme
dalam hubungan internasional. Satu lagi organisasi regional yang merupakan
organisasi regional pertama yaitu NAFTA (North American Free Trade
Agreement). Kedua kerjasama inilah yang menjadi cikal bakal kerjasama regional
kemudian diikuti oleh pembentukan organisasi-organisasi regional lainnya seperti
ASEAN di Asia Tenggara dan MERCOSUR di Amerika Latin.
Tahun 1960-an hingga 1970-an merupakan gelombang pertama analisis
regionalisme yang secara khusus menekankan pada pengaruh Perang Dingin
terhadap pertumbuhan institusi regional di Eropa dan negara-negara dunia
ketiga.69 Proses pertumbuhan regionalisme melalui tiga tahap penting. Tahap
pertama disebut sebagai ‘pre-regional stage’ dimana beberapa negara bersepakat
untuk membentuk interaksi sosial bersama dalam satu unit geografis tertentu.
Tahap kedua adalah upaya-upaya bersama untuk menciptakan saluran-saluran
formal dan informal untuk menggalang kerjasama regional yang tertata dan
69
Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.106
47
sistematis. Tahap ini biasanya berlangsung agak lama dikarenakan negara-negara
tersebut akan mengkonsolidasikan baik kebijaksanaan domestik dan luar
negerinya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan regionalnya.
Sedangkan tahap yang ketiga adalah output dari proses regionalisasi dimana
pembentukan identitas bersama, kapasitas institusional, dan legitimasi telah
mencapai tingkat yang sangat tinggi sehingga eksistensi regional mereka diakui
secara internasional.70
Hal tersebut sejalan dengan definisi Regionalisme menurut The
Greenwood Encyclopedia of International Relation yang menyatakan bahwa
Regionalism is a policy favoring regional over universal associations
as the optimum path to international organization. Some analysts view
regional integration as merely an interim step to construction of
global organizations; other see it as a possible serious obstacle to
universalism should regional trade and/or political block develop.71
(Sebuah kebijakan yang menguntungkan semua asosiasi kawasan
sebagai jalur optimal menuju ke organisasi internasional. Beberapa
analis melihat integrasi regional sebagai langkah awal untuk
membangunan organisasi global; sementara yang lainnya melihat
organisasi regional sebagai hambatan serius bagi pengembangan jalur
perdagangan bersama dan atau bagi blok-blok politik).
Sejalan dengan analis yang melihat sisi positif dari regionalisme, dapat
ditarik kesimpulan bahwa modal utama untuk menuju ke organisasi regional yang
bersifat internasional atau mengglobal adalah penguatan regional dengan
menerapkan kebijakan yang akan saling mendukung satu sama lain demi
keuntungan kawasan lewat pengembangan blok atau jalur perdagangan dan atau
politik dari negara-negara yang bersangkutan. Sejalan dengan teori ini, Uni Eropa
70
Ibid, hal 107
Cathal J. Nolan. 2002. The Greenwood Encyclopedia of International Relations. USA.
Greenwood press. Vol.3, hal.1385
71
48
dibentuk oleh keenam negara pemrakarsanya untuk memperkuat ekonomi dan
politik regionalnya. Hal itu ditempuh dengan jalan mengintegrasikan negaranegara yang berada dalam satu kawasannya salah satunya dengan mata uang euro.
Di luar krisis ekonomi yang sedang melanda kawasan ini, kehadiran Uni Eropa
sejak berdirinya memang dikagumi oleh dunia baik dari segi ekonomi maupun
politiknya yang begitu tangguh dibandingkan organisasi regional lainnya. Prestasi
ini didapatkan tentunya dengan saling mendukung di antara sesama negara
anggota.
Menurut R. Stubbs dan G.Underhill, regionalisme memiliki tiga elemen
utama. Elemen pertama adalah pengalaman kesejarahan masalah-masalah
bersama yang dihadapi sekelompok negara dalam sebuah lingkungan geografis.
Elemen ini akan mempengaruhi derajat interaksi antar aktor negara di suatu
kawasan. Semakin tinggi kesamaan sejarah dan masalah yang mereka hadapi
akan makin tinggi pula derajat interaksinya. Hal ini dikarenakan kesamaan
pengalaman sejarah dan masalah yang dihadapi akan mendorong terciptanya
kesadaran regional dan identitas yang sama (regional awareness and identity.)72
Hal ini banyak tercermin dalam upaya pembentukan kerjasama regional di
negara-negara Dunia Ketiga yang memiliki kesamaan sejarah akibat kolonialisasi
atau penjajahan dari negara-negara maju (Eropa dan Amerika), kemiripan
persoalan ekonomi, sosial politik yang mereka miliki. Elemen yang kedua adalah
adanya keterkaitan yang sangat erat di antara mereka. Dengan kata lain, terdapat
sebuah ‘batas’ kawasan dalam interaksi di antara mereka atau dimensi ‘ruang’
72
Banyu Perwita dan Yanyan M. Op.Cit, hal.107
49
(spatial dimension of regionalism) misalnya cakupan wilayah yang dimiliki Pakta
Pertahanan NATO (North Atlantic Treaty Organization) meliputi kawasan
geografis Atlantik Utara, namun pada era Pasca-Perang Dingin ini, Pakta
Pertahanan militer ini juga sudah merambah ke kawasan non-Atlantik Utara
seperti Turki dan Yunani. Elemen ketiga adalah terdapatnya kebutuhan bagi
mereka untuk menciptakan organisasi yang dapat membentuk kerangka legal dan
institusional untuk mengatur interaksi di antara mereka dan menyediakan ‘aturan
main’ dalam kawasan. Elemen ini pulalah yang akan mendorong terciptanya
derajat institusionalisasi di sebuah kawasan. Beberapa kawasan akan memiliki
struktur organisasi yang cukup ketat seperti di Eropa, sementara di kawasan lain
seperti Amerika Latin, struktur dan derajat institusionalisasi masih cukup
longgar.73
Perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam hubungan internasional
membuat para ahli memunculkan dua golongan regionalisme yaitu regionalisme
lama dan regionalisme baru (old regionalism and new regionalism). Para ahli
tersebut kemudian membedakan antara regionalisme lama dan baru ke dalam
beberapa kategori. Kategori pertama, regionalisme lama pada dasarnya
merupakan warisan Perang Dingin, dimana regionalisme dibentuk berdasarkan
kalkulasi ideologi dan keamanan sebagaimana yang terlihat di Eropa sebelum
runtuhnya tembok Berlin. Sementara regionalisme baru terbentuk berdasarkan
struktur interaksi yang lebih bersifat multipolar. Kategori kedua, mengarah pada
perbedaan inisiatif regionalisme. Apabila regionalisme lama seringkali dibentuk
73
Ibid, hal.107-108
50
melalui intervensi negara-negara adikuasa, maka regionalisme baru lebih bersifat
spontan yang berasal dari kebutuhan dari dalam kawasan itu sendiri. Hal ini
dikarenakan negara-negara dalam kawasan membutuhkan kerjasama di antara
mereka untuk mengatasi berbagai tantangan global yang baru. Dengan demikian,
regionalisme menjadi instrumen untuk mencapai tujuan bersama akibat
perubahan global. Kategori ketiga, regionalisme lama lebih berorientasi ke dalam
(inward looking) dan bersifat proteksionis. Sementara itu, regionalisme baru lebih
cenderung untuk bersifat terbuka dan menyesuaikan dengan ekonomi dunia yang
semakin interdependen. Kategori keempat, regionalisme lama lebih bersifat
spesifik atau fokus pada satu bidang saja, misalnya NATO berfokus pada aliansi
militer. Sedangkan regionalisme baru lebih bersifat komprehensif dan
multidimensional misalnya Uni Eropa yang fokus pada beberapa bidang seeperti
ekonomi, politik, sosial, keamanan, dan bidang-bidang lainnya. Kategori kelima,
mengacu pada hubungan antar aktor yang terlibat dalam kerjasama kawasan.
Selain itu, Hurrell juga dalam tulisannya, “Regionalism in Theoretical
Perspective”, membagi regionalisme menjadi lima kategori, yaitu regionalisasi,
kesadaran regional dan identitas, kerjasama regional antarnegara, integrasi
regional yang merupakan pengembangan dari negara, dan kohesi regional.
Regionalisasi merupakan perkembangan integrasi sosial dalam sebuah wilayah
yang kerapkali tidak secara langsung dalam interaksi sosial dan ekonomi.
Regionalisasi tidak berdasarkan kebijakan yang secara sadar dibuat oleh negara
maupun bukan sekumpulan negara dan pola regionalisasi tidak harus berdasarkan
batas negara. Sedangkan kesadaran regional dan identitas menekankan pada sense
51
of belonging atau rasa memiliki antar entitas-entitas yang terlibat di dalamnya.
Kerapkali regionalisme jenis ini didasari oleh persamaan identitas dan identifikasi
terhadap identitas itu sendiri sehingga kerapkali menimbulkan diferensiasi dan
kategorisasi. Misalnya saja penggolongan masyarakat muslim dan non-muslim,
serta masyarakat Eropa dan bukan Eropa. Kerjasama regional antarnegara
merupakan regionalisme yang terbentuk sebagai upaya untuk merespon tantangan
eksternal. Dalam regionalisme ini ditekankan adanya koordinasi untuk
menentukan posisi regional dalam sistem internasional.
Di lain sisi, integrasi regional menekankan pada pengurangan atau bahkan
usaha untuk menghilangkan batas antarnegara. Dalam konteks ini, bukan batas
geografis yang ingin dihilangkan, namun batas interaksi seperti batasan pajak
ekspor dan impor. Regionalisme yang terakhir, kohesi regional, bisa jadi
merupakan gabungan dari keempat regionalisme sebelumnya yang membentuk
unit regional yang terkonsolidasi. Pembentukan kohesi regional dapat
dilatarbelakangi oleh keinginan untuk membentuk organisasi regional yang
supranasional untuk memperdalam integrasi ekonomi dan membentuk rezim serta
membentuk hegemoni regional yang kuat.74 Dalam hal ini yang menjadi
contohnya adalah terbentuknya Uni Eropa sebagai organisasi regional di Benua
Eropa dengan tujuan meningkatkan integrasi ekonomi dan politik negara-negara
anggotanya. Seiring perkembangannya, hal-hal seperti hambatan tarif, quota
dalam perdagangan dihapuskan.
74
Pendekatan Teoritis dalam Menganalisis Regionalisme.
http://ranilukita.wordpress.com/2009/03/30/pendekatan-teoritis-dalam-menganalisisregionalisme/, diakses tanggal 31 Januari 2012
52
C.
Uni Eropa
Sejarah berdirinya Uni Eropa tidak lepas dari adanya proposal Prancis
pada tahun 1950 yang dikenal dengan Schuman Plan yang isinya mengajukan
pengaturan pasar bersama batu bara dan besi baja di bawah badan pengawas yang
independen di Eropa. Rencana Prancis ini diterima baik oleh negara-negara di
Eropa seperti Jerman, Italia, Belgia, Belanda, dan Luksemburg. Kesepakatan di
antara keenam negara Eropa tersebut secara resmi ditandatangani pada tanggal 18
April 1951 dengan terbentuknya European Coal and Steel Community (ECSC)
atau Masyarakat Batu Bara dan Baja Eropa. Adanya ancaman perang dingin
antara Blok Barat dan Blok Timur mendorong keenam negara pendiri ECSC
untuk lebih memperluas kerjasamanya di bidang ekonomi. Pada tanggal 25 Maret
1957 ditandatangani Traktat Roma dan Traktat pembentukan European Atomic
Energy Community (EURATOM) atau Masyarakat Energi Atom Eropa yang
merupakan dasar hukum bagi pembentukan European Economic Community
(EEC) atau Masyarakat Ekonomi Eropa.75
Setelah kedua traktat tersebut di atas (Traktat Roma dan Traktat
EURATOM) diratifikasi oleh keenam parlemen negara ECSC, pembentukan
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) secara resmi disahkan dan mulai berlaku
sejak tanggal 1 Januari 1958 dengan tujuan membangun pasar bersama yang
dicapai melalui penghapusan berbagai tarif bea masuk dalam perdagangan di
antara keenam negara tersebut (Prancis, Jerman, Belgia, Luksemburg, Belanda,
dan Italia). Pada tanggal 8 April 1965 keenam negara anggota MEE
75
Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal. 111
53
menandatangani suatu traktat yang menyatukan para eksekutif di ECSC, EEC,
dan EURATOM. Setelah diratifikasi MEE berubah menjadi European
Community (Masyarakat Eropa) sejak 1 Juli 1967. Pada tanggal 7 Februari 1992
Traktat Maastricht ditandatangani dan secara resmi memberlakukan Pasar
Tunggal Eropa (European Single Market) pada tanggal 1 Januari 1993.76
Perubahan nama Masyarakat Eropa menjadi Uni Eropa merupakan
implikasi dari terjadinya peningkatan jangkauan kerjasama, dari kerjasama
ekonomi ke bidang-bidang politik luar negeri. Dalam perjanjian Maastricht, Uni
Eropa terdiri atas tiga pilar, yaitu;77
a. Pilar ekonomi; Pasar Tunggal Eropa menuju Uni Ekonomi dan Moneter
(Economic and Monetary Union/EMU).
b. Pilar politik; berdasarkan pada kebijakan luar negeri dan keamanan bersama
(Common Foreign and Security Policy/CFSP).
c. Pilar sosio-hukum; menyangkut peradilan dan masalah dalam negeri (Justice
and Home Affairs/JHA).
Pembentukan Perjanjian Maastricht merupakan implementasi dari
keinginan yang termaktub dalam pembukaan Perjanjian Paris sebagai dasar
ECSC:
Resolved to substitute for age-old rivalvaries the merging of their
essential interests: to create, by establishing in economic community,
the basis for a broader and deeper community among peoples long
divided by bloody conflicts; and to lay the foundations for institutions
which will give direction to a destiny henceforward shared…78
76
Ibid, hal. 112-115
Meita Istianda. 2000. Aspek Ekonomi dan Aspek Politik dalam Perjanjian Maastricht. ThesisS2, Universitas Indonesia, Jakarta, hal.31-32
78
Ibid
77
54
Sama halnya dengan Perjanjian Paris, Perjanjian Roma menyebut tujuan
akhir sebagai: “Referring to a shared determination, to establish the foundation
of an ever closer union among the European peoples“.79
Berdasarkan pembukaan perjanjian tersebut, secara implisit cita-cita
Masyarakat Eropa untuk berintegrasi sebenarnya telah ada sejak pembentukan
Masyarakat Ekonomi Eropa (ECSC dan EURATOM). Namun, selain itu yang
mendorong terbentuknya integrasi Eropa yang bersifat supranasional adalah krisis
internal dan eksternal yang melanda negara-negara Eropa pada waktu itu. Krisis
internal tersebut adalah melemahnya sektor bisnis. Di awal tahun 1980-an
perusahaan-perusahaan Eropa menurun daya saingnya dibanding Amerika Serikat
dan Jepang. Produk Eropa telah kehilangan pasar, terutama di sektor-sektor yang
pertumbuhannya pesat, dimana skala ekonomi tidak bisa diserap pada tingkat
nasional.
Kelemahan yang melanda Eropa juga disebabkan turunnya produksi
tekstil, jam, motor, kapal dimana tadinya Eropa unggul selama berabad-abad.
Kelemahan industri Eropa tersebut mengakibatkan menurunnya daya saing
produk Eropa di kawasannya sendiri. Selain itu, di Eropa terjadi peningkatan
pengangguran, inflasi yang terjadi sampai dua digit, rendahnya pertumbuhan
ekonomi, tingginya biaya impor minyak, dan hilangnya rasa percaya diri di
kalangan bisnis.80 Kemudian masalah eksternal adalah Masyarakat Eropa
79
80
Ibid hal.32
Ibid
55
mengalami resesi ekonomi sabagai akibat krisis minyak di tahun 1973 karena
adanya Perang Arab-Israel, dan Revolusi Iran di tahun 1979.81
Berdasarkan kondisi-kondisi yang melingkupi Masyarakat Eropa, maka
ME mulai memusatkan perhatian kepada hal-hal yang berhubungan dengan
pencarian alternatif untuk meningkatkan kompetensi. Alternatif dilakukan melalui
upaya pembaharuan kelembagaan masyarakat Eropa, termasuk implementasi
demokratisasi dan kemungkinan perluasan.82 Diharapkan melalui cara-cara ini
ekonomi Eropa akan terdongkrak kembali. Salah satu alternatif yang berkaitan
dengan pembaharuan kelembagaan adalah integrasi ekonomi.
Upaya-upaya yang dilakukan ME untuk mengatasi masalah-masalahnya
sebenarnya mengacu pada misi pokok Perjanjian Roma yaitu membangun pasar
bersama berdasarkan kebebasan lalu lintas barang, modal, tenaga kerja, dan
jasa.83 Namun, sampai pertengahan dekade 1980-an, pasar bersama berdasarkan
empat kebebasan belum tercapai karena produk market integration atau akses
sepenuhnya secara timbal balik ke pasar masing-masing negara anggota dan
pengaruh pemerintah dalam kondisi yang kompetitif belum berjalan. Karena itu,
ME mulai mencari hambatan-hambatan yang ada dalam Pasar Bersama dengan
membentuk Komisi Khusus. Komisi Khusus mengusulkan untuk menghapuskan
hambatan-hambatan non tarif dengan cara penerapan quota secara bilateral, multi
fibre agreement, dan penurunan subsidi. Dalam rangka pencapaian programprogram tersebut, Dewan Eropa menyetujui diselenggarakannya konferensi
antarpemerintah untuk melakukan revisi Perjanjian Roma. Hasil revisi tersebut
81
Ibid
Ibid
83
Ibid hal.35
82
56
adalah disetujuinya Akta Tunggal Eropa (Desember 1985) dimana cakupannya
tidak hanya pada kerjasama ekonomi saja, tetapi mereka mulai memasukkan
dimensi politik. Masuknya dimensi politik dalam kerangka kebijakan ME
sebenarnya sudah menjadi rencana mereka sejak awal berdirinya ECSC. Namun,
pemicu utama yang mempercepat proses integrasi politik adalah terjadinya
revolusi di Eropa Tengah dan Timur, serta bersatunya Jerman.84
Para pemimpin Eropa menyadari bahwa setelah terjadinya disintegrasi
dalam sistem komunis Uni Soviet yang mendorong kebangkitan nasionalisme dan
demokratisasi di negara-negara Eropa Timur dan Tengah, ME akan menjadi
tumpuan dari negara-negara tetangga tersebut. Baik langsung maupun tidak, ME
merasa bertanggung jawab terhadap keresahan sosial, ketidakstabilan ekonomi
dan politik yang melanda dan politik yang melanda wilayah Eropa. Untuk itu,
melalui Akta Tunggal Eropa, ME menyempurnakan perjanjian institusionalnya
melalui kerjasama yang semakin terintegrasi dalam satu wadah yaitu perjanjian
Maastricht, dengan tujuan kesatuan ME diperlukan dalam menghadapi resiko
ketidakpastian situasi dunia yang dapat mengancam stabilitas Eropa.
a. Dimensi Ekonomi dalam Perjanjian Maastricht
Dimensi ekonomi dalam Perjanjian Maastricht merupakan hal yang paling
mendasar dalam pembentukan Uni Eropa, karena cikal bakal integrasi ME
dimulai melalui kerjasama ekonomi. Kesuksesan kerjasama yang telah dibentuk
ME melalui ECSC, EEC, dan EURATOM dalam bentuk kerjasama ekonomi
telah memperkuat keinginan dan cita-cita bersama para politisi dan birokrat ME
84
Ibid hal.36
57
untuk menjadikan kawasan Eropa Barat sebagai kawasan ekonomi yang kuat
sejak awal dekade 1990-an. Cita-cita ini terbukti dengan berhasilnya mereka
merumuskan berbagai peraturan untuk menciptakan program Pasar Tunggal
Eropa yang secara bertahap berlaku mulai 1 Januari 1993.85
Secara umum tujuan yang hendak dicapai dengan penyatuan ekonomi
Eropa didasarkan pada tiga ketentuan86;
1. Integrasi ekonomi yang didukung oleh Customs Union sejak awal
berdirinya tiga organisasi UE (ECSC, EURATOM, EEC)
2. Kerjasama
pembangunan
ekonomi
regional
untuk
membantu
mempercepat pertumbuhan dan pembangunan di wilayah terbelakang
di kawasan UE, yang didukung oleh bantuan ekonomi dan keuangan
melalui dana struktural, seperti social funds, grant, aid, dan lainnya.
3. Kerjasama perdagangan dengan mengambil program Pasar Tunggal
Eropa sebagai kegiatan utama.
Sampai saat ini Uni Eropa telah memiliki 27 negara anggota. Tujuan
utama dibentuknya Uni Eropa adalah:
1. Membentuk hak-hak dan kewajiban-kewajiban kewarganegaraan
Eropa (hak dasar, kebebasan untuk bergerak, hak-hak dalam bidang
politik, dan hak dalam bidang sipil).
2. Menjamin kemerdekaan, keamanan, dan keadilan (kerjasama dalam
bidang peradilan dan urusan dalam negeri).
85
86
Ibid hal.37
Ibid hal.42
58
3. Meningkatkan kelangsungan sosial dan ekonomi (Pasar Tunggal
Eropa, euro sebagai mata uang umum di Eropa, menciptakan lapangan
kerja, perkembangan wilayah, perlindungan wilayah).
4. Menetapkan peranan Eropa di dunia (keamanan menyeluruh dan
kesatuan politik di luar negeri, Uni Eropa di dunia).
Penyatuan dalam bidang ekonomi dan moneter atau Economic and
Monetary Union (EMU) menjadi bagian yang terpenting dalam integrasi Eropa
khususnya bidang ekonomi, menurut Prof. Klaus87:
a. Secara logis, suatu pasar membutuhkan satu mata uang.
b. Secara ekonomi, program EMU akan dapat mengurangi biaya
transaksi dan dapat pula menekan risiko serendah mungkin dalam
pembayaran.
c. Secara politik, disiplin yang ditekankan dan ditegakkan oleh European
Monetary
System
(EMS)
sebagai
sistem
dari
EMU
dapat
mengingatkan para pemimpin politik di negara anggota untuk
mendesak Bank Sentral Jerman keluar dari posisinya sebagai
pemimpin dan penentu EMS.
b. Dimensi Politik dalam Perjanjian Maastricht
Dilandasi oleh kesadaran akan perlunya suatu iklim yang dapat
memberikan jaminan bagi stabilitas politik, keaamanan regional dan internasional
dalam mewujudkan Eropa Bersatu, ME merasa membutuhkan suatu framework
bagi perdamaian dan kemajuan di Eropa dalam hubungannya dengan pihak luar
87
Ibid hal.43
59
dengan memanfaatkan “pola integrasi ekonomi” yang telah berhasil terlebih
dahulu.88
Pemikiran politis dengan mengacu kepada pola integrasi ekonomi
sebenarnya telah lama menjadi cita-cita ME dan semakin terwujud dengan
Perjanjian Maastricht yang diimplementasikan melalui Common Foreign Security
Policies (CFSP). Selain itu, kebutuhan akan suatu “framework” kerjasama politik
keamanan tersebut didorong oleh sejumlah faktor89, yaitu:
1. Meningkatnya pembangunan militer Uni Soviet.
2. Adanya ketegangan antara pemerintah Amerika Serikat di bawah
Reagan dengan sekutu-sekutu Eropa AS mengenai pembangunan
Strategic Defense Initiative yang dilakukan AS tanpa konsultasi
dengan Eropa.
3. Adanya keinginan dari Prancis khususnya, untuk tetap mendudukkan
Jerman agar tetap berada di lingkungan aliansi Barat terutama dalam
kaitan meningkatnya sentimen netral dan antinuklir.
4. Adanya keinginan dari Inggris dan Jerman untuk melibatkan Prancis
lebih dekat dalam upaya Eropa Barat dalam bidang pertahanan.
5. Meningkatnya
biaya
dalam
pembuatan
dan
pengembangan
persenjataan.
88
89
Ibid hal.44
Ibid hal.45
60
Dalam kaitan ini, ada dua manfaat penting yang dipetik ME dengan
pembentukan kerangka kerjasama keamanan tersebut90, yaitu;
a. Dapat membentuk atau menciptakan suatu rasa identitas bersama Eropa
atau seperti kata Menlu Jerman menciptakan rasa patriotisme Eropa.
b. Dengan pendekatan bersama terhadap keamanan Eropa berarti dapat
memiliki kapabilitas untuk melakukan tekanan secara kolektif terhadap
pihak ketiga, serta dapat meningkatkan kapabilitas bagi ME untuk
bertindak dan menjaga kepentingan Eropa.
Semenjak berlakunya Perjanjian Maastricht, dimensi politik di tubuh Uni
Eropa menjadi suatu yang dibutuhkan untuk91;
1. Mengurangi resiko ketidakpastian yang dapat mengancam integritas
teritorial dan kebebasan politis UE dan anggota-anggotanya, sifat
demokratisnya, stabilitas ekonominya serta stabilitas negara-negara
tetangga.
2. Dari sudut pandang politik, integrasi Eropa ditujukan untuk membentuk
Eropa Barat sebagai suatu kesatuan politik.
3. Suatu politik luar negeri dan keamanan bersama Eropa perlu
dikembangkan untuk menengahi konflik yang terjadi di wilayah-wilayah
yang tidak terjangkau oleh kekuatan NATO.
90
91
Ibid
Ibid hal.46
61
Dalam Uni Eropa terdapat lima lembaga utama, yaitu;
1. Parlemen
Eropa,
dipilih
lima
tahun
sekali
yang
fungsinya
mengeluarkan mayoritas undang-undang di Eropa yang berlaku bagi
warga negara.
2. Dewan Uni Eropa, dipimpin oleh para kepala negara atau kepala
pemerintahan negara-negara anggota secara bergiliran dengan periode
enam bulan dan dewan bertemu minimal sekali dalam setahun. Dewan
ini membahas berbagai hal agenda seperti urusan kebijakan luar
negeri, keuangan, pendidikan, dan telekomunikasi. Dewan ini
memainkan peranan besar dalam memberikan arahan kebijakan dalam
setiap aktivitas Uni Eropa.
3. Komisi Eropa. Presiden dan para anggota Komisi Eropa ditunjuk oleh
pemerintah negara-negara anggota setelah mendapat persetujuan dari
parlemen Eropa. Komisi Eropa mempunyai otoritas dalam mewakili
Uni Eropa di tingkat internasional terutama dalam bidang kerjasama
dan perdagangan.
4. Lembaga Peradilan. Lembaga ini terdiri dari 15 hakim dan 18
pengacara umum yang ditunjuk atas persetujuan bersama pemerintah
negara-negara anggota dan memegang masa jabatan selama tiga tahun.
Peran Lembaga Peradilan adalah menjamin penerapan hukum dalam
masyarakat agar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai
sasarannya.
62
5. Lembaga Pemeriksa Keuangan. Lembaga ini terdiri dari 15 anggota
yang berasal dari 15 negara anggota dan ditunjuk setiap enam tahun
sekali. Tugas utamanya adalah memeriksa jumlah rekening keuangan
dan penggunaan anggaran Uni Eropa dan membuat pengumuman pada
seluruh warga negara Eropa tentang penggunaannya.
Selain lima lembaga utama di atas, Uni Eropa juga memiliki lima lembaga
lain yang menjadi bagian dari sistem kelembagaan tersebut. Lembaga-lembaga
tersebut adalah;
a. Komite Sosial dan Ekonomi Eropa atau European Economic and Social
Committee (EECS). Komite ini dibentuk untuk mewakili berbagai
kepentingan kelompok masyarakat sipil yang berhubungan dengan Komisi,
Dewan, dan Parlemen Eropa. Komite Ekonomi dan Sosial bukan merupakan
lembaga Uni Eropa yang dimaksud dalam pasal 4 Traktat Uni Eropa yaitu,
Parlemen, Dewan, Komisi, Mahkamah Eropa, dan Court of Auditors. Komite
Ekonomi dan Sosial beranggotakan 222 orang dengan masa jabatan 4 tahun,
terdiri dari 24 anggota dari Jerman, Inggris, Prancis, dan Italia; 21 anggota
dari Spanyol; 12 anggota dari Austria, Belgia, Yunani, Belanda, Portugal dan
Swedia, 9 orang dari Denmark, Finlandia, dan Irlandia serta 6 pakar dari
Luksembourg. Keanggotaan komite ditunjuk oleh dewan berdasarkan daftar
calon yang diajukan oleh masing-masing negara anggota. Komite berwenang
63
menyampaikan opini dan informasi kepada lembaga-lembaga pengambil
keputusan di bidang ekonomi dan sosial.92
b. Komite Wilayah. Komite ini bertugas menangani hal-hal yang berhubungan
dengan kebijakan regional, lingkungan, dan pendidikan.
c. Ombudsman Eropa. Badan ini bertugas menyelidiki dan melaporkan
administrasi dalam institusi-institusi dan badan-badan masyarakat Eropa
seperti Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, dan Parlemen Eropa.
d. Bank Investasi Eropa. Badan ini merupakan lembaga keuangan Uni Eropa
yang
memberikan
bantuan
pada
proyek-proyek
investasi
yang
dikonstribusikan bagi integrasi, keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan
sosial yang kohesif antar negara-negara anggota Uni Eropa.
e. Bank Sentral Eropa. Memiliki fungsi yang dikenal dengan istilah “Sistem
Euro” yaitu merumuskan definisi dan penerapan kebijakan keuangan di
wilayah Euro, memimpin operasi-operasi perdagangan dengan luar negeri,
dan meningkatkan lancarnya sistem pembayaran sesuai prinsip-prinsip
ekonomi pasar terbuka. 93
D.
Kebijakan Publik
Selain definisi kebijakan publik dari Dunn, beberapa ahli juga
mendefinisikan tentang kebijakan publik (public policy), seperti Thomas R. Dye
bahwa “public policy is whatever the government choose to do or not to do“
92
Poedji Koentarso. 1999. Uni Eropa dengan Dinamikanya Dikaitkan dengan Kepentingan
Indonesia di Eropa, ditujukan untuk Perutusan RI untuk Masyarakat Eropa Brussel. Jakarta,
hal.56.
93
Ibid
64
(apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan). James
E.Anderson mengemukakan bahwa “public policy are those policies developed by
government bodies and officials” (kebijakan publik adalah kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah. David Easton
mengemukakan “public policy is the authoritative allocation of values for the
whole society” (pengalokasian nilai-nilai secara sah kepada seluruh anggota
masyarakat). Bahkan menurut Murdick K. dkk “pidato dan pernyataan kebijakan
(policy statement) pejabat pemerintah atau negara dapat merupakan kebijakan
publik”.94
Dengan demikian, kesimpulannya adalah kebijakan publik dibuat oleh
pemerintah yang berupa tindakan-tindakan, baik untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang mempunyai tujuan tertentu dan pada umumnya ditujukan
untuk kepentingan masyarakat.
Pada dasarnya, Dunn menjelaskan berdasarkan stratifikasinya, kebijakan
publik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu kebijakan umum (strategi),
kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis operasional. Selain itu, dari sudut
manajemen, proses kerja dari kebijakan publik dapat dipandang sebagai
serangkaian kegiatan yang meliputi (a) pembuatan kebijakan, (b) pelaksanaan dan
pengendalian, serta (c) evaluasi kebijakan.95
Dunn lebih jauh kemudian menjelaskan mengenai proses analisis
kebijakan, yaitu bahwa proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas
dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktifitas politis tersebut diartikan
94
Hairil Adi. Analisis Kebijakan Publik. http://www.scribd.com/doc/14098865/ANALISISKEBIJAKAN-PUBLIK, diakses tanggal 15 April 2012
95
Rizky Musafir. Op.Cit
65
sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian
tahap atau fase yang saling tergantung, atau disebut juga sebagai policy cycle
(siklus kebijakan)96, yaitu terdiri atas:
1) Penyusunan agenda (agenda-setting)
Penyusunan agenda berhubungan dengan pertimbangan aktor-aktor kunci
sistem pemerintahan politik. Ini dapat dianggap sebagai sebuah mekanisme
menyaring masalah-masalah dari aktor-aktor publik.
2) Formulasi kebijakan (the policy formulation)
Pada formulasi kebijakan terdapat pemilihan tujuan, instrumen dan
prosedur untuk diimplementasikan pada kebijakan. Proses formulasi
kebijakannya dapat dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut;
1. Pengkajian Persoalan:
Tujuannya adalah untuk menemukan dan memahami hakekat suatu
permasalahan dan kemudian merumuskannya dalam hubungan sebab
akibat.
2. Penentuan
Tujuannya adalah tahapan untuk menentukan tujuan yang hendak
dicapai melalui kebijakan publik yang segera akan diformulasikan.
3. Perumusan Alternatif:
Alternatif adalah sejumlah solusi pemecahan masalah yang mungkin
diaplikasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
96
Ibid
66
4. Penyusunan Model:
Model adalah penyederhanaan dan kenyataan persoalan yang dihadapi
yang diwujudkan dalam hubungan kausal. Model dapat dibangun
dalam berbagai bentuk, misalnya model skematik, model matematika,
model fisik, model simbolik, dan lain-lain.
5. Penentuan Kriteria:
Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk
menilai alternatif kebijakan yang ditawarkan. Kriteria yang dapat
dipergunakan antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis,
administrasi, peran serta masyarakat, dan lain-lain.
6. Penilaian Alternatif:
Penilaian alternatif dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan
tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai tingkat
efektivitas dan kelayakan setiap alternatif dalam pencapaian tujuan.
7. Perumusan Rekomendasi:
Rekomendasi disusun berdasarkan hasil penilaian alternatif kebijakan
yang diperkirakan akan dapat mencapai tujuan secara optimal dan
dengan kemungkinan dampak yang sekecil-kecilnya.
3) Adopsi kebijakan (adoption of a legislative programme)
4) Implementasi kebijakan (implementation phase)
Fase implementasi terdiri dari adaptasi program kebijakan pada situasi
konkret yang dihadapi.
67
5) Penilaian kebijakan (evaluation phase)
Tahap evaluasi dianggap sebagai elemen konstituen sebuah kebijakan,
bertujuan menentukan hasil dan dampak-dampak sebuah kebijakan dalam
artian perubahan-perubahan dalam perilaku kelompok-kelompok target
(dampak) dan resolusi masalah (hasil/outcome).
Bila dihubungkan dengan keberadaan Uni Eropa sebagai sebuah
organisasi internasional, dapat dijelaskan bahwa efektivitas kebijakan Uni Eropa
haruslah diukur dari proses pembuatan kebijakan Uni Eropa sebagai sebuah
institusi politik internasional dalam usaha pemberian bantuan kepada negaranegara anggotanya dalam hal ini negara Portugal, Italia, Irlandia, Yunani, dan
Spanyol, baik melalui penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan,
implementasi kebijakan dan penilaian kebijakannya. Keefektivitasan kebijakan
Uni Eropa dalam kasus PIIGS ini juga nantinya dilihat dari lima siklus
kebijakannya (policy cycle) tersebut. Bagaimana perjalanan pelaksanaan atau
kebijakan Uni Eropa, dalam hal ini secara khusus adalah apakah terjadi kendala
dan seberapa besar kendala tersebut dalam pelaksanaannya. Ini dimaksudkan
untuk mengukur efektivitas kebijakan bantuan Uni Eropa dalam pelaksanaannya
sesuai dengan teori kebijakan publik Dunn.
68
BAB III
KEBIJAKAN UNI EROPA DAN KRISIS EKONOMI PIIGS
A.
Kebijakan Uni Eropa
Kebijakan itu beraneka ragam bentuknya, tergantung bidangnya masingmasing. Ada kebijakan dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya,
pertahanan keamanan, dan bidang-bidang lainnya. Uni Eropa sebagai sebuah
organisasi regional di kawasan Eropa yang telah mencakup berbagai bidang, juga
memiliki beragam bentuk kebijakan. Dimana pada awal pembentukannya, hanya
bidang ekonomi dan politik sebagai base dimention. Lewat perkembangannya,
Uni Eropa memperluas bidang cakupannya ke bidang-bidang lainnya seperti
bidang sosial, hukum, pertahanan keamanan, dan politik luar negeri. Contoh
kebijakan Uni Eropa dalam bidang sosial adalah pemerataan pembangunan untuk
mempercepat pertumbuhan wilayah terbelakang (most disadvantages areas) di
kawasan Uni Eropa maupun di negara berkembang bukan anggota Uni Eropa
yang diatur dalam Perjanjian Maastricht pasal 130u (1) title XVII tentang
Development Cooperation.97 UE mempunyai tanggung jawab moral untuk
memberikan bantuan ekonomi terhadap negara-negara anggotanya yang belum
maju dan juga kepada negara-negara berkembang, meskipun prioritasnya
ditekankan pada bantuan terhadap negara miskin. Tetapi sudah menjadi
kesepakatan mereka untuk mengaitkan bantuan itu sejalan dengan bantuan
97
Meita Istianda, Op.Cit, hal.42
69
terhadap pengembangan demokrasi, HAM, dan kebebasan fundamental lainnya
sebagaimana diatur dalam ayat 2 pasal ini.
Sementara dalam bidang ekonomi, ada dua bentuk kebijakan yang lazim
ditempuh oleh pemerintah suatu negara atau organisasi regional ketika negaranya
dilanda krisis yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter
pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan harga dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Selain itu, kebijakan moneter juga merupakan upaya untuk mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank
Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai
kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas
pada instrumen seperti suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang
70
apabila mengalami kesulitan likuiditas. Sedangkan kebijakan fiskal ditempuh
untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi lewat jalan mengubah pendapatan
(pajak) dan pengeluaran pemerintah (belanja negara).
Intinya adalah kedua kebijakan ini ditempuh oleh pemerintah jika kondisi
perekonomian negara sudah tidak stabil dalam artian bahwa telah terjadi krisis
ekonomi. Ketika kebijakan ini diambil, hal pertama yang dilakukan pemerintah
adalah menyesuaikan kedua kebijakan tersebut dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Misalnya
dengan
terjadinya
krisis
ekonomi,
timbullah
ketidakseimbangan harga (inflasi dan deflasi) maka kebijakan yang harus
ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah kebijakan moneter karena inti dari
kebijakan tersebut memang sebagai price stability sedangkan jika dalam suatu
negara atau kawasan terjadi ketidakseimbangan pendapatan dan pengeluaran
pemerintah (defisit) maka kebijakan yang harus ditempuh adalah kebijakan
fiskal.
Berkaitan dengan hal di atas, di dalam Uni Eropa terdapat satu badan
yang bertanggung jawab penuh soal kebijakan dalam bidang ekonomi. Namun,
sampai sekarang badan ini hanya mengatur tentang kebijakan moneter. Dengan
kata lain, kebijakan fiskal belum diatur di dalamnya. Badan yang dimaksud
adalah Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) yang berada di
Frankfurt, Jerman. Dalam kerangka integrasi ekonomi moneter, kebijakan
moneter Eropa ini dirumuskan dalam kerjasama EMU (Economic and Monetary
Union). Dalam Perjanjian Maastricht 1992, ketentuan mengenai kebijakan
moneter Eropa diatur dalam pasal 105-109. Pasal ini dikembangkan secara
71
sangat terinci dalam paragraf demi paragraf yang bersifat sangat teknis.
Pengaturan kebijakan moneter dalam Perjanjian Maastricht lebih banyak
mengenai masalah teknis dan prosedural misalnya yang menyangkut hubungan
antar sesama institusi yang terkait, mengenai mekanisme pengambilan keputusan
pada setiap tingkat institusi, baik di ECB, ESCB (European System of Central
Bank), EMI, Komisi Eropa, Parlemen Eropa maupun Dewan Menteri. Begitu
juga dalam negosiasi sesama negara anggota dengan institusi terkait. Masalahmasalah teknis paling banyak disinggung dalam perjanjian ini adalah mengenai
ECB dan ESCB.
ECB dibentuk pada awal Juni 1998 sebagai pelanjut dari tugas European
Monetary Institute (EMI) dalam rangka stabilisasi kegiatan ekonomi, menjamin
tercapainya tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi, dan berjalannya roda
perekonomian secara efisien. Intinya ECB diharapkan dapat melaksanakan
langkah-langkah kebijakan moneter Eropa. Tujuan utama dari kebijakan moneter
adalah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar atau tingkat suku bunga
di dalam suatu perekonomian. Dalam hal ini kebijakan moneter dapat diartikan
sebagai kebijakan suatu bank sentral untuk mempengaruhi tingkat kegiatan
ekonomi dengan mengawasi jumlah uang beredar, maupun tingkat suku bunga,
dimana tugas ini adalah tugas utama dari suatu Bank Sentral dalam suatu
wilayah ekonomi kerja, termasuk juga dengan Bank Sentral Eropa.
Dalam
usaha
mencapai
EMU,
kebijakan
moneter
bersama
itu
mendasarkan kegiatannya pada prinsip utama; pasar terbuka dengan kompetisi
bebas (open market economy with free competition). Prinsip utama ini didukung
72
oleh beberapa prinsip lainnya, seperti prinsip close coordination, prinsip stable
price, dan prinsip suistable balance of payments. Berdasarkan prinsip utama
inilah ECB bersama dengan ESCB dapat membangun kerjasama dengan seluruh
lembaga keuangan anggota terutama bank-bank sentral nasional negara
anggotanya. Bentuk kerjasama moneter ini dijabarkan ke dalam berbagai
kebijakan di tingkat nasional dan terkait erat secara koordinatif dengan lembaga
supranasional Uni Eropa pada pelaksanaan di tingkat kawasan. Agar keempat
prinsip tadi dapat berjalan dengan baik, maka usaha integrasi menuju pencapaian
EMU harus ditopang oleh beberapa institusi sebagai pelaksana yang
menjalankan semua fungsi-fungsi manajemen pembangunan EMU.
Berdasarkan Traktat Maastricht pasal 109 Ayat 2, tujuan utama dari ECB
adalah stabilitas harga (price stability).98 Tujuan ini merupakan prioritas yang
melebihi tujuan-tujuan lainnya termasuk nilai tukar. Anggota ECB yang
tergabung dalam “Governing Council of the European Central Bank” memiliki
tugas berat karena mereka harus mengelola kebijakan moneter di kawasan yang
luasnya hampir sama dengan Amerika Serikat, dan dalam situasi internasional
yang tidak menentu.99
Menurut Prof. Otmar Issing (seorang anggota dari Executive Board of
European Central Bank), ada tiga alasan yang menyebabkan mata uang euro
sebagai “a stable currency for Europe”, yakni; pertama ialah institusi yang
dibentuk sebagai Bank Sentral Eropa sehingga pembentukan mata uang euro
menjadi sangat kuat. Kedua adalah Dewan Pemerintah dari ECB mengatur untuk
98
99
Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.63
Poedji Koentarso. Op.Cit, hal.56
73
membuat suatu kerangka kerja yang efektif dan hal tersebut merupakan strategi
kebijakan moneter yang baik dengan instrumen-instrumen kebijakan moneter.
Ketiga kebijakan moneter harus bisa mempertahankan kestabilan harga di dalam
jangka waktu menengah. Ketiga hal-hal tersebut merefleksikan adanya
kredibilitas yang tinggi dari Bank Sentral Eropa, sebagai bukti adalah rendahnya
tingkat inflasi negara anggota seperti yang diharapkan.100
Dalam Traktat Maastricht antara lain disebutkan bahwa ECB wajib
menerbitkan Quarterly report (laporan tahunan) mengenai kegiatan ECB dan
bank-bank nasional. Laporan tahunan juga disampaikan kepada Parlemen Eropa
mengenai kebijakan moneter tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Menurut
traktat
tersebut,
Dewan
Gubernur
ECB
dapat
memutuskan
untuk
mempublikasikan hasil pertemuan-pertemuannya, namun tidak mencakup proses
pertemuan, sehingga hasil voting dari pertemuan tidak dipublikasikan oleh ECB.
Hal ini dinilai beberapa pihak sebagai bentuk ketidaktransparanan dari ECB.
Namun, ECB berpendapat dengan dipublikasikannya hasil voting dapat memberi
tekanan pada Dewan ECB maupun Gubernur bank sentral masing-masing negara
anggota, sehingga dapat mengganggu sifat independence ECB sebagaimana
diatur dalam Traktat Maastricht.
Pada tanggal 13 Oktober 1998, Presiden ECB, Wim Duisenberg, telah
mensahkan strategi kebijakan moneter yang fleksibel sebagai kebijakan mata
uang tunggal Eropa. Terdapat tiga pilar pendekatan untuk kebijakan moneter
dalam uni ekonomi dan moneter tersebut, yaitu didasarkan pada target inflasi
100
Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.96-97
74
eksplisit, nilai referensi mata uang, dan gabungan indikator-indikator lainnya.
Menurut Duisenberg, pilar moneter tersebut akan ‘lebih padat’, namun ECB tidak
akan menerapkan range referensi moneter secara ‘mekanistis’.101
Dampak dari kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal pada akhirnya
akan bersentuhan dengan seluruh warga negara (publik secara umum) karena
tujuan setiap kebijakan pada umumnya adalah memberikan keuntungan kepada
pihak yang terkait dengannya, baik pembuat kebijakan maupun yang menjadi
sasaran kebijakan.
B.
Krisis Ekonomi PIIGS
1. Krisis Ekonomi Yunani
Yunani (Greece) adalah negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis
yaitu sistem ekonomi yang pada hakikatnya segala aturan kehidupan masyarakat,
termasuk di bidang ekonomi, tidaklah diambil dari agama tetapi sepenuhnya
diserahkan kepada manusia, apa yang dipandang memberikan manfaat. Dengan
azas manfaat ini, yang baik adalah yang memberikan kemanfaatan material
sebesar-besarnya kepada manusia dan yang buruk adalah yang sebaliknya.
Sehingga kebahagiaan di dunia ini tidak lain adalah terpenuhinya segala
kebutuhan yang bersifat materi, baik itu materi yang dapat diindera dan dirasakan
(barang) maupun yang tidak dapat diindera tetapi dapat dirasakan (jasa).102
101
Ibid
Adie Ahmeth. Defenisi Sistem Ekonomi Kapitalisme.
http://adiewongindonesia.blogspot.com/2010/03/artikel-sistem-ekonomi-kapitalisme.html, diakses
tanggal 29 Maret 2012.
102
75
Ekonomi Yunani tidaklah semapan ekonomi negara Uni Ero lainnya
seperti Jerman, Prancis, dan Inggris. Inilah salah satu faktor yang membuat
Yunani mudah dilanda krisis ekonomi dan sekaligus sebagai negara Uni Eropa
yang pertama kali terkena krisis ekonomi. Krisis tersebut kemudian
mempengaruhi
Irlandia,
Portugal,
Spanyol,
dan
Italia.
Krisis
Yunani
kemungkinan merupakan buah dari kesalahan kebijakan pemerintahnya di masa
lalu dimana pada tahun 1974, Yunani berganti sistem pemerintahan dari junta
militer menjadi sosialis (kalau di Indonesia seperti peralihan dari pemerintah orde
lama ke orde baru). Pemerintah baru ini kemudian mengambil banyak utang
untuk membiayai subsidi, dana pensiun, dan gaji PNS. Utang tersebut terus
menumpuk hingga pada tahun 1993, posisi utang Yunani sudah di atas PDB-nya,
dan sampai sekarang pun masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan
telah mencapai 120% dari posisi PDB-nya, dimana banyak analis yang
memperkirakan bahwa data yang sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari itu.
Hingga awal tahun 2000-an, tidak ada seorang pun yang memperhatikan fakta
bahwa utang Yunani sudah terlalu besar.
Keadaan berbalik ketika pasca krisis global 2008 dimana negara-negara
lain mulai bangkit dari resesi, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor
pariwisata dan perkapalan, justru mencatat penurunan pendapatan hingga 15%.
Orang-orang pun mulai sadar bahwa mungkin ada yang salah dengan
perekonomian Yunani. Keadaan semakin memburuk ketika pada awal tahun
2010, diketahui bahwa Pemerintah Yunani telah membayar Goldman Sachs dan
beberapa bank investasi lainnya, untuk mengatur transaksi yang dapat
76
menyembunyikan angka sesungguhnya dari jumlah utang pemerintah. Pemerintah
Yunani juga diketahui telah mengutakatik data-data statistik ekonomi makro
negaranya, sehingga kondisi perekonomian mereka tampak baik-baik saja,
padahal tidak demikian. Pada Mei 2010, Yunani sekali lagi ketahuan telah
mengalami defisit hingga 13,6%. Salah satu penyebab utama dari defisit tersebut
adalah banyaknya kasus penggelapan pajak, yang diperkirakan telah merugikan
negara hingga $ 20 miliar per tahun.103
Indikator-indikator perekonomian Yunani sebelum dan saat sedang
terkena krisis ekonomi adalah;
1) Rasio Utang Terhadap PDB
Rasio utang terhadap PDB Yunani terakhir dilaporkan berada pada level
142,80%. Dari tahun 1980-2010, rata-rata rasio utang Yunani terhadap PDB
adalah 81,62%. Rekor tertinggi dalam sejarah Yunani mencapai 142,80% pada
bulan Desember 2010 dan rekor terendah 22,60% pada bulan Desember 1980.104
Umumnya, rasio utang terhadap PDB digunakan oleh investor sebagai persentase
untuk mengukur kemampuan Yunani melakukan pembayaran utangnya di masa
yang akan datang, sehingga mempengaruhi besarnya pinjaman Yunani dan hasil
obligasi pemerintah.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Yunani terhadap
PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%) ;
103
Ibid
104
Greece Government Debt To GDP. http://www.tradingeconomics.com/greece/governmentdebt-to-gdp, diakses tanggal 27 Maret 2012
77
Grafik 3.1 Grafik Rasio Utang Yunani Terhadap PDB (2006-2011)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Selain utang negaranya yang tinggi, pertumbuhan ekonomi Yunani juga
relatif rendah dimana dari tahun 2000-2007 sebelum krisis hanya sekitar 4,2%105,
walaupun angka tersebut merupakan angka tertinggi di zona euro sebagai hasil
dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut.106 Apalagi setelah diterpa
krisis ekonomi yang berkepanjangan bisa dipastikan pertumbuhan ekonominya
kurang dari angka tersebut. Sebagai akibatnya, pemerintah Yunani akan memecat
15 ribu pegawai negerinya dan memotong upah minimum hingga 20% dari 751
euro menjadi 600 euro yang tentunya akan semakin berakibat buruk pada tingkat
pengangguran di Yunani yang telah mencapai 21%.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi
Yunani dari tahun 2006-2012 ;
105
106
Teguh Hidayat. Op.Cit
Ibid
78
Tabel 3.1 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Yunani (2006-2012)
No
Tahun
Persentase
1
2006
5,2%
2
2007
4,3%
3
2008
1,0%
4
2009
-2,0%
5
2010
-4,5%
6
2011
-5,0%*
7
2012
-2,0%*
* : Proyeksi IMF
Sumber : Diolah sendiri berdasarkan keperluan dari KRISIS
KEUANGAN EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian
Indonesia.
http://www.bappenas.go.id/get-fileserver/node/11702/, diakses tanggal 5 April 2012
3) Ekspor
Ekspor Yunani pada bulan Desember 2011 adalah senilai $ 1,639 juta.107
Komoditas ekspor utama Yunani adalah adalah buah, sayuran, minyak zaitun,
tekstil, baja, aluminium, semen, dan berbagai jenis barang manufaktur seperti
pakaian, makanan, minyak bumi olahan dan produk berbasis minyak bumi.
Adapun negara yang menjadi mitra ekspor Yunani beserta nilai ekspornya pada
tahun 2010 adalah Jerman (10,9%), Italia (10,9%), Inggris (10,9%), Cyprus
107
Greece Exports. http://www.tradingeconomics.com/greece/exports, diakses tanggal 28 Maret
2012
79
(7,3%), Bulgaria (6,5%), Turki (5,4%), Belgium (5,1%), China (4,8%),
Switzerland (4,5%), Polandia (4,2%).108
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Yunani dari
tahun 2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.2 Grafik Nilai Ekspor Yunani (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/bank-of-greece
4) Impor
Impor Yunani pada bulan Desember 2011 adalah senilai senilai $ 3.595
juta.109 Komoditas impor utama Yunani adalah barang-barang industri seperti
mesin, bahan bakar, bahan kimia, barang modal, bahan makanan, dan minyak
bumi. Mitra impor utama Yunani pada tahun 2010 adalah anggota Uni Eropa
108
Economy of Greece. http://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_Greece, diakses tanggal 28
Maret 2012
109
Greece Imports. http://www.tradingeconomics.com/greece/imports, diakses tanggal 27 Maret
2012
80
(Jerman 10,6%, Italia 9,9%, Belanda 5,3%, Perancis 4,9%, Austria 4,5%), Rusia
9,6% dan China 6,1%.110
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Yunani dari tahun
2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.3 Grafik Nilai Impor Yunani (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/bank-of-greece
5) Tingkat Pengangguran
Pada Januari 2012, tingkat pengangguran di Yunani terakhir dilaporkan
berada di angka 21,8%. Dari tahun 1983-2010, tingkat rata-rata pengangguran
Yunani sebanyak 9,43%. Dalam sejarah Yunani, angka tertinggi mencapai angka
21,8% pada Januari 2012 dan rekor terrendah 6,30 % pada bulan April 1990.
110
Economy of Greece. Op.Cit
81
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Yunani dari tahun 2006-awal 2012 dalam persen (%);
Grafik 3.4 Grafik Tingkat Pengangguran Yunani (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/hellenic-statistical-authority
Melihat kondisi Yunani yang betul-betul di ambang kehancuran, Uni
Eropa menegaskan jika Yunani tidak meloloskan penghematan baru, maka negara
itu akan bangkrut. Yunani harus berhasil menghemat hingga $ 432 juta pada akhir
bulan jika ingin mendapatkan bantuan dana dari Uni Eropa sebesar €130
miliar.111 Pada tanggal 2 Mei 2010, Uni Eropa dan IMF akhirnya menyetujui
paket pinjaman sebesar €110 miliar untuk Yunani.112
111
Berhemat, Yunani Pecat 15 Ribu Pegawai Negeri. 2011. Fajar. 14 Februari 2012
112
Teguh Hidayat. Krisis Utang Eropa Sebuah Peringatan.
http://teguhidx.blogspot.com/2011/09/krisis-utang-eropa-sebuah-peringatan.html, diakses tanggal
8 Januari 2012
82
Ketika memberikan pinjaman, Uni Eropa dan IMF mengajukan beberapa
syarat penghematan anggaran (austerity) kepada pemerintah Yunani.
Di
antaranya pemotongan tunjangan bagi PNS dan pensiunan, peningkatan pajak
PPn hingga 23%, peningkatan cukai pada barang-barang mewah, bensin, rokok,
dan minuman beralkohol, hingga perusahaan BUMN harus dikurangi dari 6.000
menjadi 2.000 perusahaan. Tentu saja kebijakan ini sangat sulit untuk diterapkan.
Ketika pemerintah Yunani mengumumkan kebijakan penghematan anggaran,
rakyat Yunani langsung menggelar unjuk rasa besar-besaran di Athena untuk
menolak kebijakan tersebut. Itulah sebabnya lembaga pemeringkat utang
terkemuka, Moody’s, masih menetapkan rating utang Yunani pada salah satu
level terendah.113 Efek dari krisis Uni Eropa ini cukup berdampak kepada Indeks
Harga Saham Global (IHSG), yang ketika itu anjlok besar-besaran dari posisi
2,971 ke posisi 2,514.114
Berikut ini adalah kronologi perjalanan perekonomian Yunani sejak
bergabung ke dalam Uni Eropa sampai terkena krisis ekonomi seperti saat ini;
113
Ivan Theofilus. Penyebab Krisis Ekonomi Eropa. http://mss-feui.com/?p=605, diakses tanggal
31 Januari 2012
114
Teguh Hidayat. Op.Cit
83
Tabel 3.2
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (1981-2005)
Waktu
Perihal
Yunani bergabung Uni Eropa. George
Papendrou dari Partai Sosialis (PASOK)
memenangkan pemilu.
Januari 2002
Yunani mengganti mata uang drachma dengan
euro.
Pemerintah
mengakui
bahwa
mereka
sesungguhnya sama sekali tidak memenuhi
kualifikasi untuk bergabung dengan zona euro.
Data revisi anggaran Yunani menunjukkan
November - Desember 2004
bahwa defisit tidak pernah di bawah 3% sejak
tahun 1999, (selalu di atas level yang diwajibkan
otoritas). Komisi Eropa memberikan peringatan
kepada Yunani atas pemalsuan data anggaran
tersebut.
Partai
Demokrasi
Baru
berkuasa
dan
memberlakukan program pemangkasan pertama.
Biaya layanan publik sangat tidak sehat ketika
itu,
khususnya
setelah
penyelenggaraan
Maret 2005
Olimpiade Athena. Kenaikan pajak untuk
alkohol dan tembakau dibarengi oleh kenaikan
PPn antara 18%-19%. Serikat buruh menggelar
aksi mogok selama 24 jam sebagai protes atas
meningkatnya pengangguran dan inflasi tinggi.
Parlemen menyetujui perubahan undang-undang
Desember 2005
ketenagakerjaan,
termasuk
mengurangi
lapangan pekerjaan di sektor publik. Aksi protes
dari pekerja sektor transportasi.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei
2012
dan
Inilah
Kronologis
Kisis
Yunani
dari
http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis
yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
1981
Tahun 1981 Yunani menjadi anggota Uni Eropa dan pada Januari 2002
Yunani resmi menjadi anggota zona euro karena dianggap memenuhi persyaratan
seperti defisit anggaran negaranya tidak di atas 3%, rasio utang tidak melebihi
84
60% dari PDB. Namun, kenyataannya tidak demikian. Dalam
perjalanan
perekonomiannya, ternyata defisit anggaran tidak pernah di bawah 3% seperti
yang diharuskan otoritas. Akhir tahun 2004, pemerintah Yunani sadar akan hal
itu, namun sepertinya mereka tidak mau berbenah sehingga perekonomiannya
sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seperti saat ini. Di samping itu,
meskipun Uni Eropa telah mengetahui dan menegur Yunani akan hal ini,
pemerintah tetap saja tidak berusaha maksimal dalam memulihkan ekonomi
bangsanya sehingga berimbas pada tingginya angka inflasi dan angka
pengangguran. Sebagai akibatnya aksi demonstrasi bermunculan. Dalam hal ini,
penulis juga melihat ketidakefektivan Uni Eropa. Pemalsuan anggaran semenjak
Yunani menjadi bagian dari Uni Eropa hanya direspon dengan sebuah peringatan.
Sepertinya
akan lebih
ketidaktaatannya
itu
bermanfaat
sehingga
jika Yunani
mereka
bisa
diberikan sanksi
kembali
atas
menyehatkan
perekonomiannya. Jika hal demikian dilakukan, mungkin saja perekonomian
tidak akan seperti saat ini.
85
Tabel 3.3
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Mar.2006-Des.2008)
Waktu
Perihal
Pekerja sektor publik melakukan aksi mogok
sebagai protes atas rencana pemerintah untuk
Maret 2006
membatalkan undang-undang keamanan kerja
dan mengintensifkan privatisasi.
Pemerintah konservatif bertahan dan berjanji
Februari 2007
untuk terus maju dengan reformasi.
Ratusan ribu karyawan sektor publik dan
profesional melakukan aksi mogok untuk
Oktober 2008
memprotes privatisasi, peningkatan pajak dan
pemotongan gaji pensiun.
Pelajar dan pemuda melakukan aksi demonstrasi
di jalan-jalan sebagai protes nasional untuk
meningkatkan tekanan terhadap pemerintah atas
Desember 2008
kebijakan ekonominya dan juga sebagai protes
terhadap polisi yang telah menembak seorang
anak 15 tahun di Athena.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei
2012
dan
Inilah
Kronologis
Kisis
Yunani
dari
http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis
yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
Melihat ekonomi bangsanya yang tidak sehat, pemerintah mengambil
jalan pintas dengan memprivatisasi perusahaan-perusahaan negara, menaikkan
pajak dan memotong gaji para pensiunan. Tentu langkah ini sangat memberatkan
warganya. Akibatnya, para pekerja sektor publik, pelajar, dan pemuda melakukan
demonstrasi besar-besaran sebagai protes atas kebijakan pemerintah yang dinilai
sangat tidak berpihak kepada rakyat.
86
Tabel 3.4
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Okt.2009-Mar.2010)
Waktu
Oktober 2009
Desember 2009
Perihal
Partai PASOK memenangkan pemilu sehingga
George Papendrou berhak menjabat sebagai
perdana menteri. Pada tahun ini, ekonomi sudah
berkontraksi 0,3% dan beban utang nasional
melambung sampai 262 miliar euro (dari 168 miliar
euro pada tahun 2004). Pemerintah memperkirakan
defisit sangat tinggi, di atas 6%
Rating kredit Yunani dipangkas oleh lembaga
pemeringkat Fitch akibat beban utang yang
membengkak dan dikhawatirkan mengalami default
dari A- ke BBB+. Hal serupa dilakukan oleh S&P
beberapa pekan berselang. Inilah untuk kali
pertama Yunani kehilangan status A- dan memicu
kegundahan di pasar saham dunia. PM George
Papendrou langsung mengumumkan program
pemotongan belanja publik. Bentrokan pecah di
Athena memperingati satu tahun tewasnya seorang
remaja yang ditembak oleh polisi.
Pemerintah mengumumkan putaran kedua langkahlangkah penghematan yang lebih sulit yaitu
pemotongan gaji sektor publik dan peningkatan
Januari – Februari 2010
harga bahan bakar. Aksi mogok umum dan protes
terus terjadi sebagai aksi protes terhadap kebijakan
pemerintah
PM George Papendrou mengumumkan kali ketiga
kenaikan pajak dan pemotongan belanja senilai $
Maret 2010
6,5 miliar untuk mengikis defisit dan melunasi
utang dan mengibaratkan krisis anggaran seperti
“situasi perang”
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei
2012
dan
Inilah
Kronologis
Kisis
Yunani
dari
http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis
yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
Di bawah kepemimpinannya sebagai perdana menteri yang baru, George
Papendrou langsung memotong dana dan gaji publik, menaikkan pajak sebagai
87
langkah penghematan atas tingginya beban utang, kontraksi ekonomi, dan
besarnya defisit. Tidak cukup satu tahun setelah terpilih, Papendrou telah
melakukan
tiga
kali
langkah
penghematan.
Ironisnya,
setiap
langkah
penghematan ini selalu direspon oleh warganya dengan aksi protes besar-besaran.
Tabel 3.5
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (April 2010-Okt.2010)
Waktu
Perihal
Papendrou berpaling ke Uni Eropa dan IMF
untuk mendapatkan dana segar. Ketakutan
kemungkinan default, dengan cepat Yunani
menyetujui syarat paket penyelamatan (bailout)
senilai 110 miliar euro bagi negaranya untuk
menutupi kewajiban pinjaman sampai tahun
2013. Sebagai prasyarat dari bailout, PM
April - Mei 2010
Papendrou mengumumkan langkah-langkah
penghematan yang lebih ketat lagi. Serikat buruh
melakukan aksi mogok umum sebagai bentuk
protes atas kebijakan pemerintah menyetujui
bailout.
Aksi demonstrasi 48 jam mewarnai jalan-jalan
Yunani. Beberapa bank dibakar yang
mengakibatkan tiga orang tewas
Ribuan orang turun ke jalan Athena, menentang
29 September 2010
pemangkasan anggaran. Aksi serupa juga terjadi
di Portugal dan Irlandia.
Pemerintah mengumumkan langkah-langkah
Oktober 2010
penghematan anggaran baru di tahun 2011 yang
lebih keras lagi seperti membuat pajak baru yang
lebih tinggi dari PPn.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei
2012
dan
Inilah
Kronologis
Kisis
Yunani
dari
http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis
yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
88
Ancaman default (gagal bayar utang) atas tingginya utang negara
membuat pemerintah Yunani lewat perdana menterinya meminta bantuan kepada
Uni Eropa dan IMF. Kedua badan ini bersedia memberikan bantuan dana
talangan (bailout) kepada Yunani sebanyak 110 miliar euro dengan jangka waktu
3 tahun. Sebagai timbal baliknya, Yunani diwajibkan untuk melakukan
penghematan yang lebih ketat lagi sebagai prasyarat mendapatkan bailout.
Prasyarat ini direspon Papendrou dengan mengumumkan penghematan anggaran
baru yang lebih keras lagi di tahun 2011 dengan jalan membuat pajak baru yang
lebih tinggi dari PPn. Hal ini tentu tidak diterima rakyatnya. Untuk itu, rencana
tersebut langsung ditentang oleh rakyatnya lewat demonstrasi selama 48 jam yang
sampai menimbulkan 3 korban jiwa.
89
Tabel 3.6
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Feb.2011-Juni 2011)
Waktu
Februari 2011
17 April 2011
15 Juni 2011
19 Juni 2011
Sumber:
Perihal
Uni Eropa dan IMF mengatakan tindakan yang dilakukan
Yunani sejauh ini belum cukup sehingga harus
mempercepat reformasi supaya keuangan negaranya
kembali pulih
Bunga obligasi Yunani melonjak lagi di tengah
kecemasan bahwa program efisiensi tidak akan berhasil.
Negara ini sekarang berada dalam titik resesi sehingga
warga kembali turun ke jalan
Aksi kekerasan kembali terjadi di Athena saat Papendrou
berupaya mengkampanyekan pemangkasan baru 28 miliar
euro selama 4 tahun
Yunani membutuhkan bailout baru 110 miliar untuk
menghindari default. Permintaan itu tidak dikabulkan
pihak Jerman, yang justru meminta kreditur menerima
kerugian dari aset obligasi Yunani. Sikap pemimpin euro
masih terpecah soal gagasan Jerman
Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei
2012
dan
Inilah
Kronologis
Kisis
Yunani
dari
http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis
yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
Meskipun langkah penghematan yang telah dilakukan oleh Yunani selama
ini dirasakan sudah sangat ketat, namun menurut Uni Eropa dan IMF hal itu
belum cukup. Yunani harus menambah program-program penghematannya. Di
tengah kekacauan ekonomi dan potensi default, Yunani kembali meminta bailout
kepada Uni Eropa namun kali ini pemberiannya tidak semulus sebelumnya karena
pihak Jerman menolak pencairan itu.
90
Tabel 3.7
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Juni 2011-Sept.2011)
Waktu
Perihal
IMF menyerukan agar pemimpin Eropa bekerjasama
21 Juni 2011
dalam bertindak supaya bencana utang bisa ditangkal.
Negara lain bisa tertular krisis jika tidak aktif
berpartisipasi dalam program pemulihan.
George Papendrou selamat dari mosi tidak percaya
22 Juni 2011
parlemen. Ia meraih 155 dukungan berbanding 143
penolakan. Hal ini disambut baik oleh Komisi Eropa.
Parlemen merestui niat pemerintah memangkas pajak
29 Juni 2011
baru dan anggaran belanja senilai 28 miliar euro.
Aksi demonstrasi kembali merebak.
Uni Eropa menyatakan kesiapannya memberikan
22 Juli 2011
bailout 109 miliar euro, dengan ketentuan bahwa
investor swasta harus menerima pemangkasan nilai
obligasi sampai 20%
Yunani mengumumkan pungutan pajak baru sebagai
syarat untuk mendapatkan bailout selanjutnya. Baik
pihak pemerintah maupun parlemen juga harus
menerima pemangkasan nilai gaji sebagai bagian dari
September 2011
rencana efisiensi.
Lembaga pemeringkat utang, Moody memangkas
peringkat delapan bank Yunani karena kekhawatiran
atas kemampuan Yunani untuk membayar kembali
utangnya
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei
2012
dan
Inilah
Kronologis
Kisis
Yunani
dari
http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis
yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
Di tengah situasi yang semakin mengkhawatirkan, pemerintah Yunani
masih tetap mengharapkan bantuan dari Uni Eropa dan IMF. Dan kali ini, Uni
Eropa kembali menyatakan kesiapannya dalam memberikan bailout kepada
Yunani sebanyak 109 miliar euro dengan syarat investor swasta harus menerima
pemangkasan nilai obligasi sampai 20%. Langkah tersebut disambut oleh Yunani
91
dengan melakukan pungutan pajak baru sebagai syarat untuk mendapatkan
bailout. Pihak pemerintah maupun parlemen juga harus menerima pemangkasan
nilai gaji sebagai bagian dari rencana efisiensi. Melihat besarnya risiko yang akan
ditimbulkan oleh krisis ekonomi Yunani terhadap negara lain, IMF menyerukan
agar pemimpin Eropa, dalam hal ini pemimpin setiap negara di Benua Eropa
khususnya negara zona euro turut berperan aktif bekerjasama dalam bertindak
supaya bencana utang bisa diminimalisir.
92
Tabel 3.8
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Okt. 2011-Nov. 2011)
Waktu
27 Oktober 2011
31 Oktober 2011
3 November 2011
6 November 2011
Perihal
Pemerintah Eropa menambah kapasitas dana bailout
menjadi sekitar 1 triliun euro dengan syarat
penghematan yang lebih ketat lagi. Athena bisa
meraih bailout 100 miliar euro di awal tahun
berikutnya. Setelah melalui pembahasan alot
berjam-jam, pihak investor menerima nilai aset
Yunani dipotong 50% untuk mengurangi beban
utang negara itu
PM George Papendrou mengumumkan sebuah
referendum demi paket penyelamatan yaitu
menerima
bailout
atau
tidak.
Papendrou
mendapatkan banyak kritik yang serius atas rencana
referendum. Nasibnya sebagai kepala pemerintahan
dipertaruhkan sebagai risiko atas sikapnya itu
Sang perdana menteri membatalkan rencana
menggelar
referendum.
Menteri
Keuangan,
Evangelos Vanizelos meredam kecemasan dengan
pernyataannya bahwa keanggotaan Yunani terlalu
berharga untuk ditaruh di meja voting. Untuk
pertama kali dalam sejarah, petinggi G-20 bertemu
di Cannes, Prancis. Mayoritas delegasi sepakat
bahwa Yunani harus keluar dari zona euro jika gagal
mengatasi krisisnya.
George Papendrou resign dari kursi perdana menteri
11 November 2011
Lucas Papademos mengambilalih kepemimpinan
kabinet sebagai utusan dari partai koalisi
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei
2012
dan
Inilah
Kronologis
Kisis
Yunani
dari
http://www.monexnews.com/market-outlook/inilah-kronologi-krisis
yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
93
Melihat besarnya jumlah utang yang dimiliki Yunani, pihak investor
setuju untuk memutihkan 50% utang Yunani dengan syarat penghematan yang
lebih ketat lagi. Meskipun utangnya sudah dikurangi, perekonomian Yunani
masih mendapatkan perhatian serius dari para pemimpin G-20 dengan menggelar
sebuah pertemuan untuk membahas solusi bagi Yunani. Dan mayoritas delegasi
sepakat bahwa Yunani harus keluar dari zona euro jika gagal mengatasi krisisnya.
Untuk itu, Papendrou memutuskan akan menggelar referendum terkait bailout
dari Uni Eropa sekaligus menentukan apakah Yunani masih akan bergabung
dalam zona euro atau keluar dari zona euro. Hal ini ditentang habis-habisan oleh
rakyatnya yang membuat Papendrou mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
perdana menteri dan digantikan oleh Lucas Papademos. Referendum pun batal
dilaksanakan.
94
Tabel 3.9
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Jan.2012-Juni 2012)
Waktu
Januari 2012
Maret 2012
Mei 2012
Awal Juni 2012
17 Juni 2012
Perihal
Perundingan penjadwalan kembali utang dengan kreditur
swasta Yunani mengalami deadlock karena pemerintah
meminta kreditur swasta merelakan nilai asetnya dipangkas
sampai 70% untuk mengurangi beban Yunani sementara
pihak koalisi menolak klausul pemangkasan dana pensiun
yang diberlakukan IMF, Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa.
Hal ini mengancam tidak dicairkannya bailout tahap kedua
senilai 130 miliar euro dari Uni Eropa/IMF
Menteri Keuangan Uni Eropa bersikeras bahwa “debt
swept”atau kesepakatan menukar utang dengan sejumlah
ketentuan secara timbal balik adalah suatu kondisi yang harus
dipenuhi sebelum mereka setuju untuk menandatangani
bailout 130 miliar euro. Yunani mencapai kesepakatan
dengan sektor swasta yang memberi pinjaman untuk
memangkas utangnya, memungkinkan utang Yunani yang
menggelembung berkurang.
Pemilihan parlemen dilakukan lebih awal. Partai Demokrasi
Baru dan PASOK sebagai partai pro bailout berkoalisi karena
suaranya merosot, sementara suara partai oposisi Sayap Kiri
dan Kanan yang anti bailout meningkat. Tidak ada keputusan
yang dihasilkan dalam pemilu ini. Presiden Karolos Papoulias
memutuskan mengadakan pemilu tanggal 17 Juni terkait
bailout dan keanggotaan Yunani di Uni Eropa.
Pemimpin Partai Demokrasi Baru, Antonis Samaras
membentuk koalisi dengan Partai PASOK dan partai-partai
kecil untuk mengejar program penghematan.
Pemilihan umum digelar, Partai Demokrasi Baru memperoleh
suara mayoritas 29,8% suara dan mendapatkan 129 dari 300
kursi di badan legislatif. Itu artinya Yunani tetap berada
dalam zona euro dan akan menerima bailout tahap
selanjutnya. Sementara Syriza memenangkan 26,8% dan 71
kursi di parlemen. Sedangkan Partai Sosialis PASOK
memperoleh suara 12,4% dengan 33 kursi di parlemen.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Greece Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm, diakses tanggal 10 Mei 2012,
Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/marketoutlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012,
dan
dari
New
Democracy
Memenangkan
Pemilu
Yunani.
http://internasional.kontan.co.id/news/new-democracy-memenangkan-pemiluyunani, diakses tanggal 22 Juni 2012
95
Jika krisis Yunani dicermati dengan baik, maka pihak yang paling
dirugikan adalah pihak swasta sebagai kreditur dan para investor. Dimana
sebagian besar utang Yunani adalah berasal dari pihak-pihak tersebut. Melihat
resiko default Yunani sangat tinggi, pemimpin Uni Eropa mendesak pemerintah
Yunani untuk membujuk para kreditur dan investor untuk memotong sebagian
besar utang mereka. Ironisnya, meskipun utang Yunani telah disetujui oleh pihak
swasta untuk dikurangi sebanyak 50%, pemerintah Yunani sepertinya tidak tahu
berterima kasih karena angka sebelumnya dinaikkan ke angka 70%. Wajar saja
dalam pertemuan kedua pihak kesepakatan sulit tercapai. Di samping itu,
meskipun utangnya telah dikurangi, bailout Uni Eropa tetap dibutuhkan oleh
Yunani untuk membayar utangnya. Melihat deadlock yang terjadi, Uni Eropa
memperingatkan pemerintah Yunani tidak akan mencairkan bailout jika
kesepakatan pemotongan utang tidak sampai terjadi.
Kekacauan perekonomian Yunani juga semakin diperparah oleh rivalitas
partai-partai yang berkuasa di negara ini karena kelihatannya partai hanya fokus
pada masalah bailout antara diterima atau ditolak. Ada tiga partai besar yang
memegang peranan dalam pemerintahan Yunani yaitu Partai Demokrasi Baru,
Partai Sosialis PASOK, dan Partai Syriza. Partai-partai kecil lainnya beserta
perolehan suaranya dalam pemilu 17 Juni lalu adalah Independent Greeks
mendapatkan 20 kursi (7,5% dukungan), Golden Dawn mendapatkan 18 kursi,
Democratic Left 17 kursi, dan Partai Komunis mendapatkan 12 kursi.
96
2. Krisis Ekonomi Irlandia
Irlandia adalah sebuah negara kecil yang modern. Irlandia mulai
menggunakan euro bersama dengan 12 negara Uni Eropa lainnya pada 1 Januari
2002. Ekonomi Irlandia tumbuh pesat pada tahun 1995-2007 yang membuatnya
dijuluki “Macan Keltik” yang artinya cahaya yang paling bersinar di Eropa.115
Jika di Asia, kemungkinan julukan ini sama dengan “Macan Asia Timur” bagi
India karena pertumbuhan ekonominya yang sangat pesat.
Pada tahun 1995-2007 rata-rata pertumbuhan PDB Irlandia sebanyak 6%
namun aktivitas ekonomi negara ini menurun tajam sejak terjadinya krisis
keuangan dunia pada tahun 2008. Hal ini terbukti dengan tidak stabilnya PDB
Irlandia yakni di bawah 3% pada tahun 2008, naik menjadi hampir 8% pada tahun
2009, tetapi turun menjadi 1% pada tahun 2010116 dan mengalami defisit
anggaran negara sebesar 32% terhadap PDBnya.117 Defisit anggaran tersebut
tercatat sebagai defisit anggaran terbesar di kawasan Eropa saat itu.
Indikator-indikator perekonomian Irlandia sebelum dan saat terkena krisis
ekonomi adalah;
1) Rasio Utang Terhadap PDB
Utang Pemerintah di Irlandia terakhir dilaporkan pada 96,2% dari PDB
negara itu. Dari tahun 1980-2010, rata-rata utang pemerintah Irlandia terhadap
115
Macan Keltik. http://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Keltik, diakses tanggal 29 Maret 2012
Ireland Economy. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ei.html,
diakses tanggal 30 Maret 2012
117
Krisis Irlandia, Bibit Krisis Baru Global.
http://okezone.com/read/2010/11/18/279/394339/krisis-irlandia-bibit-krisis-baru-global, diakses
tanggal 15 Februari 2012
116
97
PDB adalah 68,95%. Dalam sejarah ekonomi Irlandia, rasio utang tertinggi
terhadap PDB itu mencapai 109,20% pada bulan Desember 1987 dan rekor
terendah dari 24,80% pada bulan Desember 2007.118 Umumnya, utang
pemerintah sebagai persentase dari PDB itu akan digunakan oleh investor untuk
mengukur kemampuan Irlandia melakukan pembayaran utang di masa depan,
sehingga mempengaruhi pinjaman biaya Irlandia dan hasil obligasi pemerintah.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Irlandia terhadap
PDBnya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%);
Grafik 3.5 Grafik Rasio Utang Irlandia Terhadap PDB (2006-2011)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Untuk pertumbuhan ekonomi, sampai 2007, Irlandia masih menikmati
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi untuk skala Eropa, yakni sekitar 5,0%.
118
Ireland Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/ireland/governmentdebt-to-gdp, diakses tanggal 5 April 2012
98
Proyeksi setelah itu adalah 0,5%119. Namun, ternyata proyeksi itu tidak tepat,
malah pertumbuhan ekonomi Irlandia pada tahun 2008 mencapai angka minus
yaitu -3,0%.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi
Irlandia dari tahun 2006-2012 :
Tabel 3.10 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Irlandia (2006-2012)
No
Tahun
Persentase
1
2006
5,3%
2
2007
5,2%
3
2008
-3,0%
4
2009
-7,0%
5
2010
-0,4%
6
2011
0,4%*
7
2012
1,5%*
* : Proyeksi IMF
Sumber :
Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN
EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia.
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/,
diakses tanggal 5 April 2012
3) Ekspor
Ekspor Irlandia pada bulan Januari 2012 adalah senilai 7,684 miliar
euro120. Ekspor tetap menjadi mesin utama untuk pertumbuhan yang kuat di
119
Muhammad Ahlis Djirimu. Op.Cit
99
Irlandia. Irlandia pernah mencapai surplus perdagangan relatif tertinggi terhadap
PDB di Uni Eropa dan berada di jajaran ke-20 negara pengekspor di dunia.
Pertanian (agribisnis, makanan dan minuman, ternak, daging sapi, dan produk
susu) menyumbang 46% untuk PDB. Irlandia merupakan eksportir utama seng,
timah dan alumina, mesin dan peralatan, komputer, bahan kimia, peralatan medis,
farmasi, produk makanan, produk hewani.121
Menurut data tahun 2010, mitra ekspor utamanya adalah Amerika Serikat
23,2%, Uni Eropa (Inggris 15,4%, Belgia 14,3%, Jerman 8,1%, Prancis 5%) dan
Switzerland 4%.122
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Irlandia dari
tahun 2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.6 Grafik Nilai Ekspor Irlandia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland
120
Ireland Exports. http://www.tradingeconomics.com/ireland/exports, diakses tanggal 7 April
2012
121
Ibid
122
Economy : Ireland. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ei.html,
diakses tanggal 12 Maret 2012
100
4) Impor
Pada bulan Januari 2012, impor Irlandia adalah senilai 4,439 juta euro123.
Impor utama Irlandia adalah peralatan pengolah data, mesin dan peralatan
lainnya, bahan kimia, minyak bumi dan produk minyak bumi, tekstil dan pakaian.
Mitra impor utama Irlandia pada tahun 2010 adalah tiga anggota Uni Eropa yaitu
Inggris (32,1%), Jerman (7,7%), dan Belanda (4,9%), Amerika Serikat (14,1%)
dan Cina (6,4%).124
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Irlandia dari
tahun 2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.7 Grafik Nilai Impor Irlandia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland
123
Ireland Imports, http://www.tradingeconomics.com/ireland/imports, diakses tanggal 14 April
2012
124
Economy Ireland. Op. Cit
101
5) Tingkat Pengangguran
Pada bulan Maret 2012 tingkat pengangguran di Irlandia terakhir
dilaporkan
sebanyak
14,3%.
Dari
tahun
1983-2010,
tingkat
rata-rata
pengangguran Irlandia sebanyak 10,55%. Dalam sejarah Irlandia, tingkat
pengangguran tertinggi mencapai 17,30% pada Desember 1985 dan rekor
terendah 3,70% pada bulan Januari 2001.125
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Irlandia dalam persen (%);
Grafik 3.8 Grafik Tingkat Pengangguran Irlandia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland
Irlandia memasuki resesi pada tahun 2008 untuk pertama kalinya dalam
satu dekade. Hal tersebut disebabkan oleh runtuhnya sektor properti nasional dan
pasar konstruksi. Sejak akhir tahun 2007 harga rumah turun drastis. Akibat dari
runtuhnya sektor konstruksi ini adalah sektor ekspor didominasi oleh perusahaan
125
Ireland Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/ireland/unemployment-rate,
diakses tanggal 201 April 2012
102
multinasional asing yang kini menjadi komponen kunci perekonomian Irlandia.
Sedangkan sektor pertanian yang awalnya merupakan sektor paling penting, kini
dikerdilkan oleh industri dan jasa. Pada tahun 2008 pemerintah Cowen beralih ke
sektor perbankan dengan menjamin semua deposito bank, rekapitalisasi
perbankan, dan membentuk dana ventura sebagian modal publik dalam
menanggapi krisis ekonomi negara ini. Pada tahun 2009, dalam upaya
berkelanjutan untuk menstabilkan sektor perbankan, Pemerintah Irlandia
membentuk Badan Pengelola Aset Nasional (National Asset Management
Agency-NAMA) untuk mengakuisisi properti yang bermasalah dan pinjaman
pembangunan dari Bank Irlandia.126
Dihadapkan dengan pendapatan yang berkurang tajam dan defisit
anggaran yang besar, pada tahun 2009 pemerintah Irlandia pertama kali
memberlakukan pengetatan anggaran (austerity) lewat jalur pengurangan upah
untuk semua pegawai negeri. Namun, langkah ini tidak cukup. Pada tahun 2010,
defisit anggaran Irlandia mencapai 32,4% dari PDB, dimana defisit ini naik level
dari defisit terbesar di kawasan Eropa menjadi defisit terbesar di dunia.
Menyadari defisit yang begitu besar, pemerintah Irlandia kemudian berpaling
meminta bantuan ke Uni Eropa dan lembaga moneter internasional (IMF) dan
akhirnya pada bulan November 2010, IMF menyetujui paket bailout (pinjaman)
sebesar €85 miliar untuk Irlandia.127
Sementara itu, sejak memasuki pemerintahan baru di Maret 2011,
pemerintah Kenny telah mengintensifkan langkah-langkah program penghematan
126
Ireland Economy. Op.Cit
127
Teguh Hidayat. Op. Cit
103
untuk mencoba memenuhi target defisit di bawah Uni Eropa-IMF. Irlandia
mencapai pertumbuhan moderat pada tahun 2011 dan mengurangi defisit
anggaran menjadi 10,1% dari PDB, meskipun pemulihan diperkirakan akan
melambat di 2012 sebagai akibat dari krisis utang-zona euro.128
Berikut ini adalah kronologi perjalanan perekonomian Irlandia sejak
bergabung dengan MEE (1973) sampai terkena krisis seperti saat ini (2012);
Tabel 3.11
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (1973-Jan.2002)
Waktu
Perihal
1973
Irlandia bergabung dengan Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE).
Awal 1980
Irlandia menghadapi masalah ekonomi yang parah,
utang dan pengangguran meningkat. Pemilu
diadakan tiga kali dalam waktu kurang dari dua
tahun.
1991
Irlandia menandatangani Perjanjian tentang Uni
Eropa di Maastricht.
Juni 2001
Januari 2002
Pemilih Irlandia menolak Perjanjian Nice.
Perjanjian itu harus disetujui oleh 15 anggota Uni
Eropa sebelum Uni Eropa dapat memasukkan 12
negara pemohon dari Eropa Timur.
Irlandia menggunakan mata uang Euro
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm,
diakses tanggal 10 Mei 2012
Pada tahun 1973 Irlandia bergabung dengan MEE yang sebelumnya
dikenal dengan nama ECSC (European Coal and Steel Community) yang
128
Ibid
104
dibentuk tahun 1951. Tahun 2002 Irlandia resmi menjadi bagian dari zona euro.
Namun jauh sebelumnya, yaitu tahun 1980 perekonomian Irlandia telah
mengalami masalah, dimana utang negaranya sangat tinggi yang diikuti oleh
tingginya tingkat pengangguran. Tahun berikutnya, Irlandia bisa memperbaiki
perekonomiannya sehingga memenuhi syarat untuk menjadi anggota zona euro.
Tabel 3.12
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Mei 2004-Okt.2008)
Waktu
1 Mei 2004
Mei 2008
Juni 2008
Oktober 2008
Perihal
Irlandia sebagai pemegang kepresidenan Uni
Eropa, menjadi tuan rumah upacara untuk
menyambut 10 negara anggota baru.
Bertie Ahern mundur menyusul kontroversi atas
urusan keuangannya. Ia digantikan oleh wakilnya,
Brian Cowen.
Pemilih Irlandia menolak Perjanjian Lisabon Uni
Eropa melalui referendum.
Irlandia menjadi negara pertama di Eropa Barat
secara resmi jatuh ke dalam resesi di tengah krisis
keuangan global.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm,
diakses tanggal 10 Mei 2012
Enam tahun bergabung dalam zona euro, Irlandia terkena krisis ekonomi
tepatnya pada bulan Oktober 2008 akibat krisis keuangan global yang disebabkan
oleh kredit macet properti di dari Amerika Serikat. Ironisnya, penyebab krisis
ekonomi Irlandia juga karena terjadinya peminjaman yang tidak terkendali untuk
sektor properti.
105
Tabel 3.13
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Feb.2009-Okt.2009)
Waktu
Februari 2009
Maret 2009
April 2009
Oktober 2009
Perihal
Tingkat pengangguran kurang lebih mencapai 11%;
tertinggi sejak 1996. Sekitar 100.000 orang
mengambil bagian dalam aksi protes terhadap
penanganan pemerintah dalam menangani krisis
ekonomi
Irlandia kehilangan peringkat utang AAA menjadi
negara dengan keuangan publik yang memburuk di
tengah resesi yang mendalam.
Pemerintah
memperkenalkan
penghematan
anggaran kedua dalam enam bulan untuk mencegah
dampak buruk krisis.
Irlandia setuju dengan Lisabon Treaty dalam
referendum baru, setelah menolak dalam
pemungutan suara tahun sebelumnya.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm, diakses
tanggal 10 Mei 2012
Selang beberapa bulan setelah positif terkena krisis ekonomi, tingkat
pengangguran di Irlandia melonjak tajam yaitu mencapai angka 11%.
Ketidakmampuan pemerintah dalam mengantisipasi dampak buruk krisis bagi
perekonomian membuat rakyatnya melakukan aksi demonstrasi. Untuk mencegah
meluasnya dampak tersebut, pemerintah melakukan penghematan anggaran
dengan mengurangi biaya layanan sosial, tunjangan pensiun dan jaminan-jaminan
sosial lainnya.
106
Tabel 3.14
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Sept.2010-Feb.2011)
Waktu
September 2010
November 2010
Januari 2011
Februari 2011
Perihal
Biaya sistem perbankan Irlandia naik ke 45 miliar
euro yang menyebabkan defisit anggaran negara
hingga sekitar sepertiga dari PDB.
Pemerintah menyetujui paket penyelamatan
(bailout) dari Uni Eropa dan IMF sebanyak 85
miliar euro, dalam upaya untuk mengatasi
keuangan publik Irlandia. Sebagai syarat dari paket
bailout, pemerintah harus menjalankan program
penghematan dengan cara menaikkan pajak dalam
waktu empat tahun dan menjalankan program
pemotongan belanja.
Parlemen menyetujui RUU keuangan yang
diperlukan sebagai prasyarat bailout Uni Eropa /
IMF.
Taoiseach Brian Cowen membubarkan parlemen
dan menyerukan pemilu dini. Oposisi Gael Rupa
memenangkan
kursi
terbanyak
tetapi
pemerintahannya sangat singkat.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm,
diakses tanggal 10 Mei 2012
Di tengah carut-marutnya perekonomian akibat krisis, pemerintah Irlandia
akhirnya berpaling ke Uni Eropa dan IMF untuk meminta bantuan dana talangan.
Bantuan tersebut resmi diberikan pada bulan November 2010 sebanyak 85 miliar
euro. Namun sebelum itu, sebagai prasyarat dana talangan, Irlandia harus
menaikkan pajak dan memotong belanja publik dalam negaranya.
107
Tabel 3.15
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Mar.2011-Mar.2012)
Waktu
Maret 2011
Juli 2011
Oktober 2011
Maret 2012
Perihal
Pemerintah baru dipimpin oleh Enda Kenny. Ia
berjanji untuk melakukan negosiasi ulang dengan
Uni Eropa / IMF tentang prasyarat bailout.
Moody mengerdilkan peringkat utang Irlandia ke
status junk.
Michael D Higgins terpilih sebagai presiden. Para
pemilih dalam referendum menolak perubahan
konstitusi yang diajukan berkaitan dengan proses
pengetatan anggaran.
Data resmi menunjukkan bahwa Irlandia jatuh ke
dalam resesi dalam tiga bulan terakhir tahun 2012.
Namun, ekonominya diproyeksikan untuk kembali
tumbuh untuk pertama kalinya sejak 2007.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Ireland Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm,
diakses tanggal 10 Mei 2012
Lembaga pemeringkat utang negara sekelas Moody menurunkan utang
Irlandia ke level yang semakin mengkhawatirkan. Ini berarti bahwa utang negara
Irlandia meningkat tiap tahunnya. Selain dari lembaga-lembaga donor seperti Uni
Eropa dan IMF, sumber bantuan dana dan atau utang juga berasal dari negaranegara tetangga atau pihak perseorangan. Pengetatan anggaran seperti menaikkan
pajak dan mengurangi subsidi adalah langkah utama yang ditempuh pemerintah
dalam mengurangi beban utang. Namun, langkah tersebut selalu mendapat
tentangan dari rakyat karena merekalah yang pertama merasakan dampak buruk
dari langkah tersebut.
108
3. Krisis Ekonomi Portugal
Perekonomian Portugal menjadi perekonomian yang berbasis jasa sejak
bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1986. Selama dua dekade terakhir,
pemerintah memprivatisasi perusahaan-perusahaan dan meliberalisasi bidang
ekonomi khususnya sektor keuangan dan telekomunikasi. Negara ini memenuhi
syarat untuk menjadi anggota Uni Ekonomi dan Moneter (EMU) pada tahun 1998
sehingga mulai menggunakan euro pada 1 Januari 2002 bersama dengan 11
anggota Uni Eropa lainnya.129
Indikator-indikator perekonomian Portugal sebelum dan pada saat terkena
krisis ekonomi adalah;
1) Rasio Utang Terhadap GDP
Utang Pemerintah Portugal terakhir dilaporkan pada 93% dari PDB negara
itu. Dari tahun 1990-2010, rata-rata utang pemerintah Portugal terhadap PDB
adalah 60,32%. Dalam sejarah ekonomi Portugal, rasio utang tertinggi terhadap
PDB itu mencapai 93% pada bulan Desember 2010 dan rekor terendah 48,50%
pada bulan Desember 2000.130
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Portugal
terhadap PDBnya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%);
129
Economy : Portugal. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/po.html, diakses tanggal 23 April 2012
130
Portugal Government Debt to Ratio. http://www.tradingeconomics.com/portugal/governmentdebt-to-gdp, diakses tanggal 20 April 2012
109
Grafik 3.9 Rasio Utang Portugal Terhadap PDB (2006-2011)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Pada tahun 1990-an ekonomi Portugal tumbuh lebih dari rata-rata
pertumbuhan ekonomi negara anggota Uni Eropa lainnya, tetapi mulai merosot
pada tahun 2001-2008, bahkan pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Portugal
merosot tajam mencapai angka -2,5% yang diikuti oleh menurunnya PDB131.
Namun, pada tahun 2010 ekonomi kembali tumbuh menjadi sekitar 1,4%.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi
Portugal dari tahun 2006-2012 :
131
Ibid
110
Tabel 3.16 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Portugal (2006-2012)
No
Tahun
Persentase
1
2006
1,4%
2
2007
2,4%
3
2008
0,0%
4
2009
-2,5%
5
2010
1,4%
6
2011
2,2%*
7
2012
-1,8%*
* : Proyeksi IMF
Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN
EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia.
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/, diakses
tanggal 5 April 2012
3) Ekspor
Pada Februari 2012 ekspor Portugal adalah senilai 3,752 juta euro. Ekspor
utama Portugal adalah pakaian dan alas kaki, mesin, bahan kimia, gabus dan
produk kertas, kulit. Portugal merupakan penghasil tungsten terbesar kelima di
dunia, produsen anggur (Port Wine, Vinho Verde Anggur Madeira) kedelapan
terbesar di dunia dan penghasil gabus terbesar di dunia. Mitra ekspor utamanya
adalah Spanyol, Jerman, Perancis dan Italia.132 Selain produk-produk di atas,
132
Portugal Exports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/exports, diakses tanggal
20April 2012
111
Portugal juga merupakan pengekspor produk pertanian, produk makanan, produk
minyak, plastik dan karet, kayu dan kayu pulp, dan logam dasar.
Adapun mitra ekspor Portugal tahun 2011 adalah Spanyol 25,2%, Jerman
13,8%, Prancis 12,2%, Inggris 5%, Angola 5% .133
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Portugal dari
tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.10 Grafik Nilai Ekspor Portugal (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica
133
Economy:Portugal.Op Cit
112
4) Impor
Pada Februari 2012 impor Portugal adalah senilai 4,472 juta euro. Impor
utama Portugal adalah mesin dan peralatan transportasi, bahan kimia, minyak
bumi, tekstil dan produk pertanian. Sebagian besar impor berasal dari negaranegara Uni Eropa seperti; Spanyol, Jerman, Perancis, Italia, dan Inggris.134 Selain
barang-barang di atas, Portugal juga mengimpor produk pertanian, produk kimia,
kendaraan dan bahan transportasi lainnya, dan instrumen optik dan presisi,
aksesoris komputer dan suku cadang, semi-konduktor dan perangkat terkait,
produk minyak, logam dasar, produk makanan, bahan tekstil.
Mitra impor Portugal tahun 2011 adalah Spanyol 31,1%, Jerman 12,4%,
Prancis 6,9%, Italia 5,3%, Belanda 4,8%.135
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Portugal dari
tahun 2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.11 Grafik Nilai Impor Portugal (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica
134
Portugal Imports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/imports, diakses tanggal 20
April 2012
135
Economy: Portugal. Op.Cit
113
5) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran di Portugal terakhir dilaporkan 14% pada kuartal
keempat tahun 2011. Dari tahun 1998-2010, tingkat rata-rata pengangguran
Portugal 6,38%. Dalam sejarah Portugal, rekor tertinggi tingkat pengangguran
mencapai 10,60% pada bulan Maret 2010 dan rekor terendah 3,70% pada Juni
2000.136
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Portugal dalam persen (%);
Grafik 3.12 Grafik Tingkat Pengangguran Portugal (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica
PDB per kapita Portugal berada pada sekitar dua pertiga dari rata-rata dua
puluh tujuh negara Uni Eropa. Namun, pasar tenaga kerja yang kaku telah
menjadi hambatan bagi pertumbuhan produktivitas yang lebih besar. Portugal
juga semakin dibayangi oleh biaya produsen yang lebih rendah di Eropa Tengah
136
Portugal Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/portugal/unemploymentrate, diakses tanggal 20 April 2012
114
dan Asia sebagai tujuan investasi asing langsung. Daya saing dan prospek
pertumbuhan ekonomi Portugal yang rendah, ditambah tingkat utang publik yang
tinggi membuat Portugal rentan terhadap gejolak pasar obligasi. Untuk itu,
pemerintah mengurangi defisit anggaran dari 10,1% pada 2009 menjadi 4,5%
pada tahun 2011. Ini merupakan sebuah prestasi yang mungkin hanya dilakukan
oleh negara dengan pendapatan luar biasa misalnya yang diperoleh dari transfer
dana pensiun untuk sistem jaminan sosial. Walaupun demikian, investor tetap
khawatir tentang kemampuan pemerintah untuk mencapai target defisit anggaran
masa depan dan kemampuan pemerintah memperoleh pinjaman luar negeri untuk
menutupi kewajiban utang saat program bantuan dana dari Uni Eropa-IMF
berakhir yakni pada tahun 2013.
Melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya krisis ekonomi di
Portugal maka pemerintah menerapkan langkah-langkah penghematan, seperti
pemotongan gaji pegawai sebesar 5%, peningkatan 2% untuk pajak pertambahan
nilai. Langkah ini ditempuh guna memenuhi beberapa persyaratan paket
penyelamat keuangan dari Uni Eropa dan IMF. Akhirnya pada tanggal 2 Mei
2011, Portugal menerima paket bailout sebesar 78 miliar euro dari IMF.137
Selain langkah di atas, Pemerintah Portugal juga memutuskan
mengurangi jumlah hari libur nasional sebagai salah satu langkah untuk
mengatasi krisis ekonomi. Dari 14 hari libur nasional yang berlangsung setiap
tahun di Portugal, 4 diantaranya akan dibatalkan selama 5 tahun berturut-turut.
Pembatalan hari libur tersebut mulai diterapkan tahun depan. Hari libur yang
137
Teguh Hidayat. Op. Cit
115
dihapus tersebut diantaranya hari raya keagamaan Katolik, Hari Pembentukan
Republik Portugal (5 Oktober) dan Hari Kemerdekaan Portugal (1 Desember)
untuk memperingati kebebasan dari penjajahan Spanyol di tahun 1910. Menurut
pemerintah Portugal, pembatalan hari libur bisa meningkatkan aktivitas serta daya
saing ekonomi. Negara tersebut memang tengah dituntut untuk memulihkan
kondisi perekonomian setelah menerima dana talangan dari Uni Eropa, ECB, dan
IMF. Sebelumnya, guna memulihkan perekonomian, Portugal juga harus
memangkas gaji pegawai negeri dan menaikkan pajak. Langkah penghematan
tersebut memicu terjadinya aksi unjuk rasa di Portugal pada peringatan Hari
Buruh (May Day) Mei lalu.138
Berikut ini ada kronologi perjalanan perekonomian Portugal dari tahun
1986 saat menjadi anggota MEE sampai sekarang (2012) :
138
Atasi Krisis, Portugal Kurangi Hari Libur Nasional.
http://www.kbr68h.com/editorial/82/24357-atasi-krisis-portugal-kurangi-libur-nasional, diakses
tanggal 13 Mei 2012
116
Tabel 3.17
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Jan.1986 - Maret 2007)
Waktu
Perihal
Januari 1986
Portugal menjadi anggota MEE (cikal bakal Uni
Eropa)
Portugal menggunakan mata uang euro
Januari 2002
menggantikan escudo.
Barroso mengundurkan diri sebagai perdana
menteri untuk menjadi presiden Komisi Eropa.
Juli 2004
Pedro Santana Lopes menggantikannya sebagai
pemimpin Partai Sosial Demokrat.
Partai Sosialis menang dalam pemilihan umum.
Mereka memulai reformasi ekonomi dan sosial
Februari 2005
yang memicu serangkaian serangan sebagai
aksi protes di kalangan pekerja sektor publik.
Demonstrasi massa terjadi; terbesar dalam
Maret 2007
beberapa tahun terakhir terhadap reformasi
ekonomi pemerintah.
Sumber :
Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm,
diakses tanggal 12 Mei 2012
Tahun 1986 Portugal bergabung dengan Uni Eropa yang saat itu masih
bernama Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan bergabung ke dalam zona euro
pada tahun 2002. Tahun 2005 pemerintah yang berkuasa melakukan reformasi
dalam bidang ekonomi seperti memprivatisasi perusahaan-perusahaan dan
meliberalisasi sektor keuangan dan telekomunikasi. Namun sampai tahun 2007,
reformasi tersebut masih saja ditentang oleh rakyatnya dengan menggelar aksi
demonstrasi.
117
Tabel 3.18
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Juli 2007 – Nov.2010)
Waktu
Perihal
Portugal mengambil alih kepresidenan Uni
Juli 2007
Eropa.
Parlemen Portugal memberikan suara sebagai
dukungan atas ratifikasi perjanjian baru Uni
April 2008
Eropa.
Para
pemimpin
Eropa
telah
menandatangani perjanjian pada pertemuan
puncak khusus di Lisbon pada Desember 2007.
Puluhan ribu PNS mogok satu hari sebagai
protes atas rencana pemotongan gaji pekerja
sektor publik. Pemerintah mengumumkan
paket penghematan, termasuk pemotongan
belanja publik dan menaikkan pajak guna
Maret-Juli 2010
mengurangi defisit anggaran Portugal.
Sebagai puncak krisis utang zona euro,
beberapa
lembaga
pemeringkat
utang
pemerintah terkemuka menurunkan status
Portugal yang menghilangkan kepercayaan
investor terhadap perekonomian Portugal.
Parlemen menyetujui penghematan anggaran
November 2010
untuk menurunkan tingkat utang publik yang
tinggi.
Sumber :
Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm,
diakses tanggal 12 Mei 2012
Portugal juga mulai terkena dampak krisis ekonomi pada akhir tahun
2008. Dampak tersebut semakin berat dirasakan oleh Portugal tiap tahunnya.
Utang negara yang banyak dan juga defisit anggaran menjadi masalah utama
perekonomian. Bahkan yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah status
ekonomi Portugal yang dirilis oleh beberapa lembaga pemeringkat utang
terkemuka sebagai
ekonomi yang telah kehilangan kepercayaan dari para
investor. Pada bulan Maret 2010, pemerintah mengumumkan paket penghematan
seperti memotong belanja publik dan menaikkan pajak guna mengurangi defisit
118
anggaran. Namun, langkah tersebut juga direspon rakyatnya dengan penolakan.
Buktinya adalah PNS melakukan mogok kerja sebagai ketidaksetujuan mereka
atas program tersebut.
Tabel 3.19
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Mar.2011-Agust.2011)
Waktu
Perihal
Pemerintah berkuasa mengundurkan diri
setelah parlemen menolak paket penghematan
Maret 2011
baru. Jose Socrates terus sebagai PM dalam
kapasitas pejabat.
Portugal menjadi negara Uni Eropa ketiga
setelah Yunani dan Irlandia yang mengajukan
permohonan bantuan keuangan ke Uni Eropa
April 2011
untuk membantu mengatasi defisit anggaran
negara. Sebagai syaratnya pemerintah Portugal
harus melakukan pengetatan anggaran lewat
pemotongan belanja dan kenaikan pajak.
Uni Eropa dan IMF menyetujui dana talangan
Mei 2011
sebesar 78 miliar euro untuk Portugal.
Lembaga pemeringkat utang, Moody’s
Juli 2011
menurunkan utang negara Portugal ke status
junk.
Pemerintah merencanakan pemotongan besarbesaran terhadap pengeluaran negara. Menteri
Keuangan
Vitor
Gaspar
mengatakan
Agustus 2011
pemerintah
berniat
untuk
mengurangi
pengeluaran publik dari 44,2% menjadi 43,5%
pada tahun 2015.
Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm,
diakses tanggal 12 Mei 2012
Besarnya jumlah utang yang disertai resiko default membuat Portugal
pada akhirnya juga meminta bantuan dana talangan kepada Uni Eropa dan IMF.
Bulan Mei 2011 Uni Eropa memberikan dana talangan sebesar 78 miliar euro
kepada Portugal. Sama halnya di negara-negara sebelumnya, pengetatan anggaran
Portugal lewat pemotongan biaya publik dan menaikkan pajak menjadi prasyarat
119
dalam pemberiannya. Kondisi tersebut membuat peringkat utang Portugal
semakin menurun.
Tabel 3.20
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Nov.2011 – Mar.2012)
Waktu
Perihal
Ratusan ribu pekerja mogok selama seminggu sebelum
parlemen menyetujui program pemerintah atas
November 2011
pemotongan belanja dan kenaikan pajak. Lembaga
pemeringkat utang, Fitch menurunkan peringkat
Portugal publik utang ke status junk.
Lembaga Pemeringkat Utang, Standard and Poor
Januari 2012
menurunkan peringkat Portugal ke status junk.
Aktivitas-aktivitas publik di kota-kota besar terhenti
karena pekerja melakukan aksi mogok kerja selama 24
jam sebagai protes atas reformasi hukum tenaga kerja
Maret 2012
dan langkah-langkah penghematan yang disepakati
oleh pemerintah sebagai prasyarat atas bailout Uni
Eropa dan IMF.
Sumber :
Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm,
diakses tanggal 12 Mei 2012
Sama seperti di Yunani dan Irlandia, respon rakyat Portugal khususnya
dari kalangan buruh (karyawan) dan mahasiswa adalah juga menolak program
tersebut dengan menggelar aksi demonstrasi. Bahkan aksi tersebut paling parah
karena ratusan ribu pekerja mogok selama seminggu sehingga aktivitas-aktivitas
publik di kota-kota besar terhenti.
120
4. Krisis Ekonomi Spanyol
Spanyol merupakan negara yang menganut sistem ekonomi campuran
yang terbesar ke-13 di dunia dengan pendapatan per kapita kira-kira pernah sama
dengan Jerman dan Prancis. Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan
antara sistem kapitalis dan sistem sosialis, yang mengambil garis tengah antara
kebebasan dan pengendalian, yang berarti juga garis tengah antara peran mutlak
negara/kolektif dan peran menonjol individu. Garis tengah disesuaikan dengan
keadaan di mana perpaduan itu terjadi, sehingga peran situasi dan lingkungan
sangat memberi warna pada sistem perpaduan/campuran tersebut.
Perekonomian Spanyol mulai melambat pada akhir tahun 2007 dan masuk
ke dalam resesi pada awal 2009. Menurunnya pertumbuhan ekonomi Spanyol
terlihat dengan penurunan sektor konstruksi secara signifikan di tengah tingginya
pasokan perumahan dan anjloknya belanja konsumen, sementara ekspor
sebenarnya telah mulai tumbuh. Lima belas tahun belakangan ini, pertumbuhan
PDB-nya di atas rata-rata.
Indikator-indikator perekonomian Spanyol sebelum dan pada saat terkena
krisis ekonomi adalah ;
1) Rasio Utang Terhadap GDP
Utang Pemerintah di Spanyol terakhir dilaporkan pada 60,1% dari PDB
negara itu. Dari tahun 1980-2010, rata-rata utang Pemerintah Spanyol terhadap
PDB adalah 46,47%. Dalam sejarah Spanyol, rekor utang tertinggi 67,40% pada
bulan Desember 1996 dan rekor terendah 16,60% pada bulan Desember 1980.
121
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Spanyol terhadap
PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%) ;
Grafik 3.13 Grafik Rasio Utang Terhadap PDB Spanyol (2006-2011)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian melalui stimulus
belanja, penambahan jumlah tunjangan pengangguran, dan jaminan pinjaman
ternyata tidak mampu mencegah anjloknya pertumbuhan ekonomi, dimana tahun
2008 pertumbuhan ekonomi Spanyol hanya 0,9% dan tahun 2009 turun ke posisi
minus yaitu -3,7%. Selain itu, tingkat pengangguran meningkat, naik dari angka
8% pada 2007 menjadi 20% pada tahun 2010. Defisit anggaran pemerintah pun
memburuk dari 3,8% terhadap PDB pada 2008 menjadi 9,2% terhadap PDB pada
tahun 2010, lebih tiga kali dari batas zona euro. Dengan membatasi jumlah
122
belanja negara, pemerintah Spanyol memotong defisit menjadi 6,5% dari PDB
pada 2011.
Besarnya defisit anggaran Spanyol dan prospek pertumbuhan ekonomi
yang sangat minim telah membuatnya rentan terhadap penularan krisis keuangan
meskipun pemerintah telah berupaya untuk mengatasi krisis dengan memotong
anggaran, privatisasi industri, dan meningkatkan daya saing melalui reformasi
pasar tenaga kerja. Eksposur yang tinggi dari bank Spanyol untuk pasar
konstruksi real estate yang runtuh juga menimbulkan risiko lanjutan untuk sektor
ini. Pemerintah mengawasi restrukturisasi sektor bank (tabungan) pada tahun
2010, dan memberikan modal $ 15 miliar kepada berbagai institusi. Meskipun
demikian, investor tetap khawatir dan menginginkan pemerintah segera
menyelamatkan bank-bank yang bermasalah. Untuk itu, Bank Spanyol berusaha
untuk meningkatkan kepercayaan pada sektor keuangan dengan menekan bankbank
lainnya
untuk
berterus
terang
tentang
kerugian
mereka
dan
mengkonsolidasikan ke dalam kelompok yang lebih kuat.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi
Spanyol dari tahun 2006-2012 :
123
Tabel 3.21 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Spanyol (2006-2012)
No
Tahun
Persentase
1
2006
4,0%
2
2007
3,5%
3
2008
0,9%
4
2009
-3,7%
5
2010
-0,1%
6
2011
0,8%*
7
2012
1,1%*
*: Proyeksi IMF
Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN
EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia.
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/,
diakses tanggal 5 April 2012
3) Ekspor
Pada bulan Januari 2012 ekspor Spanyol adalah senilai 16,579 juta euro.
Spanyol adalah mesin, kendaraan bermotor, bahan bakar, bahan kimia, dan
barang setengah jadi dan bahan makanan. Spanyol juga merupakan eksportir
anggur terbesar ketiga di dunia. Uni Eropa menyumbang 70% ekspor Spanyol.139
Selain itu, Spanyol juga merupakan negara pengekspor farmasi, obat-obatan,
139
Spain Exports. http://www.tradingeconomics.com/spain/exports, diakses tanggal 20 April 2012
124
barang konsumsi lain. Mitra ekspor utama Spanyol pada tahun 2010 adalah
Prancis 18,7%, Jerman 10,7%, Portugal 9,1%, Italia 9%, Inggris 6,3%.140
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Spanyol dari
tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.14 Grafik Nilai Ekspor Spanyol (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com-ministerio-de-industria
140
Economy : Spain. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sp.html,
diakses tanggal 20 April 2012
125
4) Impor
Pada bulan Januari 2012, impor Spanyol adalah senilai 20,234 juta euro.
Impor Spanyol utama mesin dan peralatan, bahan bakar, bahan kimia, barang
setengah jadi, bahan makanan dan barang konsumsi.141 Selain itu, barang impor
Spanyol lainnya adalah instrumen kontrol medis dan pengukur. Negara-negara
yang menjadi sumber barang impor beserta persentase nilai impor Spanyol pada
tahun 2010 adalah Jerman 12,6%, Prancis 11,5%, Italia 7,3%, China 6,8%,
Belanda 5,6%, Inggris 4,9%.142
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Spanyol dari
tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.15 Grafik Nilai Impor Spanyol (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com-ministerio-de-industria
141
142
Spain Imports. http://www.tradingeconomics.com/spain/imports, diakses tanggal 20 April 2012
Economy : Spain. Op.Cit
126
5) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran di Spanyol terakhir dilaporkan 22,85% pada
kuartal keempat tahun 2011. Dari tahun 1983-2010, tingkat rata-rata
pengangguran Spanyol sebanyak 14,20%. Dalam sejarah Spanyol, rekor tertinggi
tingkat pengangguran mencapai 20% pada Juni 2010 dan rekor terendah 8% pada
bulan Maret 2007.143
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Spanyol dari tahun 2006-awal tahun 2012 dalam persen (%);
Grafik 3.16 Grafik Tingkat Pengangguran Spanyol (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com
Meskipun pemerintah Spanyol berusaha keras untuk tidak mendapatkan
bantuan dari Uni Eropa, namun pada akhirnya Spanyol juga beralih meminta
bantuan ke lembaga tersebut. Para menteri keuangan Euro zone sepakat untuk
meminjamkan Spanyol dana bernilai 125 miliar dolar untuk menopang bank-
143
Spain Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/spain/unemployment-rate,
diakses tanggal 20 April 2012
127
bank-nya yang terancam bangkrut seperti Bankia SA (salah satu bank terbesar
Spanyol), Catalunya Caixa dan Banco de Valencia.144 Pada tanggal 9 Juni,
Menteri
Ekonomi
Spanyol,
Luis
de
Guindos
mengumumkan
bahwa
pemerintahnya meminta bantuan keuangan kepada negara-negara Eropa untuk
membantu menyelamatkan bank-bank negara itu.145 Ia mengatakan kesepakatan
itu diberlakukan tanpa syarat atas perekonomian Spanyol secara keseluruhan dan
tidak ada langkah-langkah penghematan baru. Jumlah pinjaman pasti akan
ditentukan begitu audit independen selesai akhir bulan ini. Spanyol telah sejak
lama membantah laporan-laporan bahwa negara itu akan memerlukan dana
talangan seperti Yunani, Irlandia dan Portugal. Tetapi pemerintahan konservatif,
Perdana Menteri Mariano Rajoy harus mengalah pada tekanan pasar yang terus
berkembang, yang telah membuat biaya pinjaman melonjak.
Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble memuji keputusan itu
sebagai sebuah petunjuk solidaritas negara-negara Eropa. Menteri Keuangan
Amerika Timothy Geithner mengatakan Amerika menyambut baik kesepakatan
itu. Pemerintah Amerika khawatir bahwa krisis zona euro akan menyeret
perekonomian Amerika yang sedang berada dalam tahun pemilu, dan telah
mendesak para pemimpin Eropa untuk menstabilkan mata uang bersama mereka.
Menteri-menteri Eurozone mengatakan mereka yakin Spanyol akan menghormati
janji-janjinya untuk memotong defisit dan menata kembali perekonomiannya,
tetapi kemajuannya akan dipantau secara ketat. Para pengambil kebijakan
144
Virus Utang Zona Euro Jangkiti Perbankan Spanyol. http://www.bexi.co.id/keuangan/virusutang-zona-euro-jangkiti-perbankan-spanyol/, diakses tanggal 19 Juni 2012
145
UE Setujui Pinjaman bagi Bank-bank Spanyol. http://www.voaindonesia.com/content/uesetujui-pinjaman-bagi-bank-bank-spanyol/1205509.html, diakses tanggal 20 Juni 2012
128
berharap penyelamatan ini akan memuaskan pasar-pasar keuangan dan
mengamankan Spanyol.146
Sementara itu, tanggal 10 Juni Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy
menyambut baik pemberian dana talangan Eropa berjumlah 125 miliar dolar
tersebut. Dana talangan Uni Eropa itu akan digunakan untuk menyelamatkan
bank-bank Spanyol yang sedang mengalami kesulitan keuangan hebat. Kata
Rajoy kepada wartawan, usaha yang dijalankan pemerintah tengah-kanan
pimpinannya berhasil mencegah perlunya dana talangan yang lebih besar, dan
menjelaskan bahwa pinjaman Eropa itu berbeda dari pinjaman yang diberikan
kepada Yunani, Irlandia dan Portugal. Keputusan untuk minta dana talangan itu
sulit, katanya, tapi sekaligus menunjukkan pesan yang jelas, bahwa penggunaan
mata uang euro di Eropa merupakan proyek yang harus jalan terus. Meskipun
sebelumnya, Spanyol membantah laporan-laporan bahwa negara itu memerlukan
bantuan talangan seperti yang diperoleh Yunani, Irlandia dan Portugal, tapi
pemerintah akhirnya terpaksa menyerah karena tekanan pasar dan naiknya tingkat
suku bunga.147
Berikut ini adalah kronologis perjalanan perekonomian Spanyol mulai
dari bergabungnya ke dalam MEE sampai saat ini;
146
Ibid
Spanyol Sambut Baik Dana Talangan Uni Eropa.
http://www.voaindonesia.com/content/spanyol-sambut-baik-dana-talangan-unieropa/1205732.html, diakses tanggal 20 Juni 2012
147
129
Tabel 3.22
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Spanyol (1986 - Mei 2010)
Waktu
1986
Januari 2002
Januari 2009
Maret 2009
Februari 2010
Mei 2010
Perihal
Spanyol bergabung dalam MEE (Uni Eropa).
Peseta diganti dengan Euro.
Perekonomian Spanyol memasuki resesi
untuk pertama kalinya sejak 1993.
Pengangguran melonjak menjadi 17,4%,
dengan lebih dari 4 juta orang menganggur.
Ribuan buruh melakukan protes terhadap
rencana untuk menaikkan usia pensiun 2
tahun menjadi 67. Aksi protes tersebut
merupakan aksi massal pertama sejak Partai
Pekerja Sosialis berkuasa pada 2004.
Parlemen menyetujui 15 miliar euro paket
penghematan.
Tingkat
pengangguran
meningkat menjadi lebih dari 20% untuk
pertama kalinya dalam hampir 13 tahun.
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Spain.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/992004.stm, diakses tanggal 16 Mei
2012
Tahun 1986 Spanyol bergabung dalam MEE dan menjadi negara zona
euro tahun 2002. Tahun 2009 Spanyol mengalami resesi yang berimbas pada
meningkatnya angka pengangguran di negara tersebut yaitu sebesar 17,4% atau
sekitar 4 juta jiwa. Defisit anggaran membuat pemerintah harus melakukan
penghematan besar-besaran sebesar 15 miliar euro. Selain itu, cara lain yang
ditempuh adalah menaikkan usia pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun. Hal
tersebut ditentang rakyatnya khususnya dari kalangan buruh dengan menggelar
aksi unjuk rasa.
130
Tabel 3.23
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Spanyol (Sept.2011 – Juni 2012)
Waktu
Perihal
Parlemen menyetujui amandemen konstitusi
yang mengikat secara hukum pada pinjaman
sektor publik.
Pemerintah konservatif baru yang dipimpin
oleh Mariano Rajoy mengumumkan babak
baru langkah-langkah penghematan dengan
memangkas belanja publik senilai 16,5 miliar
euro dan akan mengurangi defisit publik dari
8% dari PDB pada 2012.
September 2011
Desember 2011
Total pengangguran melewati angka 5 juta
atau sekitar 22,8%. Ini merupakan tingkat
pengangguran tertinggi di zona euro. Hampir
setengah dari usia yang berumur 16-24 tahun
tidak memiliki pekerjaan.
Januari 2012
Spanyol kembali masuk ke dalam resesi akibat
kontraksi ekonomi sebesar 0,3% pada kuartal
pertama 2012. Para pemilih menyetujui
konstitusi Uni Eropa dalam referendum.
April 2012
Spanyol akhirnya menerima bailout dari Uni
Eropa senilai 125 miliar dolar (100 miliar
10 Juni 2012
euro) untuk menyelamatkan perbankan di
negaranya
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Spain.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/992004.stm, diakses tanggal 16 Mei
2012
Akhir tahun 2011 Spanyol memulai pemerintahan baru yang dipimpin
oleh
Mariano
Rajoy.
Di
awal
kepemimpinannya,
Rajoy
langsung
memprogramkan penghematan dengan memangkas belanja publik senilai 16,5
miliar euro. Akibat semakin memburuknya perekonomian, tingkat pengngguran
pun semakin bertambah. Sebelumnya, angka penggangguran ditaksir mencapai 4
juta jiwa kini bertambah menjadi 5 juta jiwa. Ironisnya yang menganggur adalah
131
usia yang yang produktif (16-24 tahun). Jumlah tersebut merupakan jumlah
pengangguran tertinggi di zona euro. Sampai April 2012, perekonomian Spanyol
semakin terpuruk yang menyebabkannya kembali masuk ke dalam resesi.
Meskipun berkomitmen kuat untuk tidak meminta bantuan dana talangan kepada
Uni Eropa seperti tiga negara sebelumnya, Spanyol lewat Perdana Menterinya,
Mariano Rajoy akhirnya juga meminta dana talangan kepada Uni Eropa.
Permohonan Spanyol tersebut direspon baik oleh Uni Eropa dengan memberikan
bantuan dana senilai 125 miliar dolar (100 miliar euro).
5. Krisis Ekonomi Italia
Italia memiliki ekonomi industri yang terdiversifikasi, yaitu bagian utara
merupakan daerah industri maju karena didominasi oleh perusahaan swasta, dan
daerah selatan yang kurang berkembang karena kesejahteraan bergantung pada
sektor pertanian dengan tingkat pengangguran tinggi. Perekonomian Italia
sebagian besar didorong oleh barang manufaktur konsumsi berkualitas tinggi
yang diproduksi oleh badan usaha kecil dan menengah, dimana sebagian besar
berupa industri rumah tangga.
Kegiatan ekonomi masyarakat yang paling umum adalah di sektor
pertanian, konstruksi, dan sektor jasa. Italia adalah ekonomi terbesar ketiga di
zona euro, tetapi beban utang negara yang sangat tinggi dan hambatan struktural
untuk pertumbuhan telah menjadikannya rentan mendapatkan pengawasan dari
pasar keuangan, Uni Eropa dan IMF. Italia juga merupakan penerbit obligasi
terbesar. Namun, utang negaranya terus meningkat sejak 2007 dan telah mencapai
132
angka 120% dari PDB pada 2011. Rasio utang Italia mencapai $ 2 triliun
sehingga masuk kategori too big to fail yaitu skala utang yang terlalu besar,
masih di atas Yunani yang memiliki utang sekitar $ 330 miliar. Untuk menutupi
utang tersebut, Perdana Menteri Italia, Berlusconi, melakukan peminjaman
selama sepuluh tahun kepada IMF dengan biaya pinjaman yang menyentuh rekor
baru 6,71 %.148 Tentu langkah ini akan berdampak buruk dengan bertambahnya
utang negara yang akan mempengaruhi segala aspek dalam negeri.
Indikator-indikator perekonomian Italia sebelum dan pada saat terkena
krisis ekonomi adalah;
1) Rasio Utang Terhadap PDB
Utang Pemerintah Italia terakhir dilaporkan menembus angka 119% dari
PDB negara itu. Dari tahun 1988-2010, rata-rata utang pemerintah Italia terhadap
PDB adalah 108,59%. Dalam sejarah ekonomi Italia, rasio utang tertinggi
terhadap PDB itu mencapai 121,80% pada bulan Desember 1994 dan rekor
terendah 90,50% pada bulan Desember 1988.149
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Italia terhadap
PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%);
148
Giliran Italia Terlilit Krisis Ekonomi. http://liputan6.com/read/361984/giliran-italia-terlilitkrisis-ekonomi, diakses tanggal 15 Februari 2012
149
Italy Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/italy/government-debt-togdp, diakses tanggal 20 April 2012
133
Grafik 3.17 Rasio Utang Italia Terhadap PDB (2006-2011)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Selain utang negara yang sangat tinggi, pertumbuhan ekonomi Italia juga
sangat rendah dimana pada tahun 2011 hanya sekitar 0,8%.150 Pertumbuhan
ekonomi Italia tersebut cuma menang dari Haiti dan Zimbabwe.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi
Italia dari tahun 2006-2012 :
150
Krisis Italia dan Nasib Euro. http://bisnis.com/articles/krisis-italia-dan-nasib-euro, diakses
tanggal 15 Februari 2012
134
Tabel 3.24 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Italia (2006-2012)
No
Tahun
Persentase
1
2006
2,0%
2
2007
1,5%
3
2008
-1,3%
4
2009
-5,2%
5
2010
1,3%
6
2011
0,6%*
7
2012
0,3%*
*: Proyeksi IMF
Sumber :
Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN
EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia.
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/,
diakses tanggal 5 April 2012
3) Ekspor
Pada Februari 2012 ekspor Italia adalah senilai 31,8 miliar euro. Ekspor
utama Italia adalah mesin presisi, kendaraan bermotor (utilitaries, kendaraan
mewah, sepeda motor, skuter), bahan kimia dan barang listrik, namun ekspor
negara itu yang lebih terkenal adalah di bidang makanan dan pakaian.151 Selain
itu, bahan-bahan yang juga diekspor oleh Italia adalah rekayasa produk, tekstil,
mesin produksi, peralatan transportasi, bahan kimia, minuman, tembakau;
mineral, dan logam nonferrous. Hubungan ekspor Italia sebagian besar dengan
151
Italy Exports. http://www.tradingeconomics.com/italy/exports, diakses tanggal 20 April 2012
135
negara anggota Uni Eropa dimana nilai ekspor itu sekitar 59% dari nilai ekspor
total Italia.
Pada tahun 2011 persentase ekspor Italia dengan negara-negara mitra
dagangnya adalah Jerman 13%, Prancis 11,6%, Spanyol 5,9%, Inggris 5,2%,
Amerika 6%, Switzerland 4,7% .152
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Italia dari tahun
2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.18 Grafik Nilai Ekspor Italia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
4) Impor
Pada Februari 2012 impor Italia adalah senilai 32,9 juta euro. Impor utama
Italia adalah produk-produk energi, elektronik, tembakau.153 Mitra impor utama
152
Economy:Italy. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/it.html,
diakses tanggal 20 April 2012
153
Italy Imports. http://www.tradingeconomics.com/italy/imports, diakses tanggal 20 April 2012
136
Italia adalah Jerman 16,1%, Prancis 8,8%, China 7,8%, Belanda 5,4%, Spanyol
4,6% .154
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Italia dari tahun
2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.19 Grafik Nilai Impor Italia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
154
Economy : Italy. Op.Cit
137
5) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran di Italia terakhir dilaporkan 9,3% pada Februari
2012. Dari tahun 1983-2010, tingkat pengangguran Italia rata-rata 9%. Dalam
sejarah Italia, rekor tertinggi tingkat pengangguran mencapai 11,50% pada April
1998 dan rekor rendah 5,70% pada April 2007. 155
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Italia dalam persen (%);
Grafik 3.20 Grafik Tingkat Pengangguran Italia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
Melihat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh krisis, Italia
lewat Perdana Menterinya, Mario Monti mengikuti Amerika Serikat (AS),
memangkas anggaran militer dan pertahanannya. Monti yang merupakan seorang
155
Italy Unemployment Rate. http://www.tradingeconomics.com/italy/unemployment-rate, diakses
tanggal 20 April 2012
138
mantan eurocrat dan profesor ekonomi, mengambilalih jabatan dari Silvio
Berlusconi pada November 2011 sebagai kepala pemerintahan yang dipilih lewat
Pemilu. Monti telah menjanjikan reformasi struktural yang lama tertunda untuk
mendorong pertumbuhan. Bukti akan adanya pertumbuhan datang sehari setelah
Italia mengumumkan tidak akan melakukan penawaran untuk Olimpiade 2020
guna menghemat uang dan setelah kementerian pertahanan mengumumkan
pemotongan anggaran pertahanan termasuk pemotongan pesanan jet tempur F-35.
Menteri Pertahanan, Giampaolo Di Paola, mengatakan jumlah angkatan
bersenjata dan personil kementerian pertahanan akan dikurangi sebesar 43.000
orang sampai 170.000 orang pada dekade yang akan datang melalui pengurangan
perekrutan dan transfer. Giampaolo mengatakan pesanan pesawat tempur F-35
dari Amerika Serikat akan dipangkas dari 131 menjadi 90. Militer juga akan
kehilangan dua dari 11 brigadenya, serta mengurangi jumlah tank, pengangkut
personel lapis baja, artileri dan helikopter. Bahkan jumlah kapal perang dan kapal
selam akan dikurangi dari 24 menjadi 14. Giampaolo mengatakan beberapa
properti kementerian pertahanan akan dijual untuk berkontribusi pada
restrukturisasi kementerian pertahanan dan lebih umum kepemulihan keuangan di
negara ini.
Selama paruh kedua tahun 2011 pemerintah mengeluarkan tiga paket
penghematan untuk menyeimbangkan anggaran tahun 2013 dan penurunan beban
utang negara yaitu menaikkan pajak pertambahan nilai, reformasi pensiun, dan
memotong administrasi publik. Hal ini ditempuh karena pemerintah menghadapi
tekanan dari para investor dan negara-negara sesama anggota benua Eropa untuk
139
mengatasi hambatan struktural demi pertumbuhan, seperti pasar tenaga kerja yang
tidak fleksibel dan bertambahnya kasus penggelapan pajak.
Krisis keuangan global memperburuk kondisi pasar tenaga kerja di Italia,
dengan meningkatnya pengangguran dari 6,2% pada 2007 menjadi 8,4% pada
2011. Krisis zona Eropa bersama membuat Italia menerapkan langkah-langkah
penghematan dengan mengurangi impor.
Berikut ini adalah kronologi perjalanan perekonomian Italia mulai dari
bergabungnya ke dalam Komunitas Batubara dan Baja Eropa sampai terkena
krisis ekonomi seperti saat ini;
Tabel 3.25
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (1951 – Nov. 2008)
Waktu
1951
Januari 2002
Perihal
Italia menjadi salah satu negara pendiri
Komunitas Batubara dan Baja Eropa
(ECSC).
Euro menggantikan lira.
Berlusconi memenangkan pemilihan
umum, mengamankan masa jabatan
ketiga sebagai perdana menteri setelah
dua tahun di oposisi.
Agustus 2008
Penerbangan nasional Italia, Alitalia,
mengalami kebangkrutan.
Setelah ekonominya diketahui tumbuh
negatif selama dua kuartal berturutNovember 2008
turut, Italia dinyatakan secara resmi
dalam resesi yang keempat dalam tujuh
tahun dan paling berat sejak 1992
Sumber: Diolah
berdasarkan
keperluan
dari
Italy
Profile.
http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of
the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html, diakses
tanggal 16 Mei 2012
April 2008
140
Italia adalah salah satu dari enam negara pendiri ECSC tahun1951. Tahun
2002 Italia bergabung ke dalam zona euro. Perekonomian Italia tidak bisa
dilepaskan dari sosok Berlusconi. Selain karena beberapa kali menjadi perdana
menteri, juga karena Berlusconi dikenal sebagai pebisnis handal. Ladang
bisnisnya yang paling disorot dunia adalah klub sepak bola miliknya, AC Milan.
Namun, hanya tujuh bulan terpilih sebagai perdana menteri untuk kali ketiga,
bulan November 2008 Italia memasuki resesi akibat pertumbuhan ekonominya
yang minus pada dua kuartal berturut-turut.
141
Tabel 3.26
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (Juli 2010 – Des.2011)
Waktu
Juli 2010
Desember 2010
Juli 2011
September 2011
Perihal
Pemerintah Italia percaya pada paket penghematan
untuk memperkuat keuangan negaranya. Berlusconi
mengalami perpecahan dengan mantan sekutu
politiknya, Ketua Parlemen, Gianfranco Fini, yang
mendirikan partai oposisi Italia (FLI).
Utang pemerintah mencapai 1,75 triliun euro dan
merupakan utang terbesar di Eropa.
Uni Eropa dan IMF meminta Italia untuk berbuat lebih
banyak mengurangi utang negaranya karena terbesar
di zona euro dan mendorongnya untuk melakukan
pemotongan belanja.
Parlemen memberikan persetujuan akhir atas paket
penghematan senilai 54 miliar euro dengan syarat
anggaran Italia harus seimbang pada tahun 2013.
Perdana Menteri Berlusconi memenangkan suara
sebagai kepercayaan dalam menangani perekonomian.
Oktober 2011
Namun, pada saat itu juga lebih dari 130 anggota
masyarakat dan lebih dari 100 polisi terluka dalam
protes massa di Roma terhadap penghematan dan
praktek perbankan.
Di tengah keraguan yang berkembang tentang beban
utang Italia, Berlusconi mengundurkan diri setelah
pemerintahnya gagal untuk mendapatkan suara
November 2011
mayoritas penuh dalam pemungutan suara anggaran.
Presiden Giorgio Napolitano mencalonkan mantan
komisaris Uni Eropa, Mario Monti, untuk
mengambilalih pemerintahan.
Monti menerapkan langkah-langkah penghematan
Desember 2011
sebesar 33 miliar euro dengan mengurangi
pengeluaran atas persetujuan parlemen dan
meningkatkan pajak
Sumber: Diolah
berdasarkan
keperluan
dari
Italy
Profile.
http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of
the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html, diakses
tanggal 16 Mei 2012
Sama seperti halnya di negara-negara yang terkena krisis, Italia pun
mengalami defisit anggaran. Bahkan yang lebih parah adalah bulan Desember
142
2010 utang negaranya mencapai 1,75 triliun euro sekaligus menjadi utang
terbesar di Eropa. Mengetahui utang negaranya yang sedemikian banyak, Uni
Eropa dan IMF mendesak Italia agar berusaha ekstra keras mengurangi utang
dengan jalan pengetatan anggaran (biaya-biaya sosial dipotong). Namun, program
tersebut ditolak habis-habisan oleh rakyatnya dengan menggelar aksi unjuk rasa.
Melihat
betapa
besarnya
utang
Italia
ditambah
kegagalan
Berlusconi
mendapatkan dukungan dari parlemen soal pengetatan anggaran, membuat
Berlusconi mengundurkan diri pada bulan November 2011. Posisinya kemudian
digantikan oleh Mario Monti mantan komisaris Uni Eropa. Setelah duduk sebagai
perdana menteri, atas persetujuan parlemen, Monti menerapkan langkah-langkah
penghematan sebesar 33 miliar euro dengan mengurangi pengeluaran dan
meningkatkan pajak.
143
Tabel 3.27
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (Jan. 2012 - Mei 2012)
Waktu
Januari 2012
April 2012
Mei 2012
Perihal
Pemerintah merancang suatu peraturan untuk mengurangi
proteksionisme, mendorong persaingan dan memberikan
kemudahan bagi orang muda untuk mencari pekerjaan.
Lembaga pemeringkat utang, Fitch, menurunkan
peringkat utang Italia ke posisi A-.
Lebih dari 20 pengusaha bunuh diri dalam empat bulan
pertama 2012 setelah usaha mereka gagal
Partai Sayap Kiri melakukan aksi protes sebagai
ketidakpuasan masyarakat dengan adanya program
penghematan.
Sumber: Diolah
berdasarkan
keperluan
dari
Italy
Profile.
http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of
the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html, diakses
tanggal 16 Mei 2012
Memasuki tahun 2012 peringkat utang Italia diturunkan ke level yang
lebih buruk lagi. Akibat perekonomian yang semakin memburuk, bulan April
2012 dilaporkan lebih dari 20 pengusaha bunuh diri selama empat bulan pertama
di tahun itu karena usaha mereka gagal. Mei 2012, partai oposisi Sayap Kiri
bersama dengan rakyat melakukan aksi unjuk rasa sebagai protes atas langkah
penghematan yang ditempuh oleh pemerintah.
144
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.
Bentuk Kebijakan Uni Eropa Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi PIIGS
1. Bentuk Kebijakan Uni Eropa di Yunani
Perekonomian Yunani secara umum ditunjang oleh sektor seperti
pariwisata, perkapalan, produk industri, pemrosesan makanan dan tembakau,
tekstil, kimia, produk baja, pertambangan dan perminyakan. Pertumbuhan PDB ,
rata-rata, sejak tahun 1990-an lebih tinggi daripada rata-rata anggota Uni Eropa.
Namun, ekonomi Yunani juga menghadapi masalah-masalah yang signifikan,
termasuk naiknya tingkat
pengangguran, birokrasi
yang tidak efisien,
penghindaran dari pajak dan tentu saja korupsi. Yunani menderita korupsi
ekonomi yang tinggi serta kompetisi global yang rendah bila dibandingkan
dengan rekan-rekan Uni Eropa lainnya.
Bergabungnya Yunani dalam Komunitas Eropa sebenarnya diharapkan
dapat membantu perekonomian Yunani melalui pasar bersama, namun Yunani
kesulitan beradaptasi dengan kompetisi pasar karena industri di Eropa Utara
sudah lebih maju dan mapan. Akibatnya, terjadi penurunan PDB per kapita yakni
dari 58 % PDB per kapita rata-rata ME di tahun 1980, menjadi 52 % pada tahun
1991. Antara tahun1980-1990-an, Yunani memiliki utang yang besar terkait
dengan defisit anggaran.156
156
Rizky Musafir. Op.Cit
145
Bila ditilik ke belakang, Yunani menjadi satu-satunya anggota Komunitas
Eropa yang ingin menjadi bagian dari Perjanjian Maastricht namun tidak dapat
memenuhi kriteria atau syarat menjadi anggota Uni Eropa dikarenakan oleh
inflasi, defisit anggaran, utang, dan suku bunga yang tinggi. Kemudian Yunani
berusaha memperbaiki perekonomiannya dengan program penghematan dan
usaha ini membuahkan hasil positif. Yunani akhirnya dapat memenuhi kriteria;
inflasi 2,1%, defisit anggaran 1,7% dari PDB (di bawah 3% ketetapan Perjanjian
Maastricht) dan resmi tahun 2001 Yunani dapat bergabung dengan Uni Eropa.157
Dalam perjalanan selanjutnya, Yunani tergabung dalam zona euro. Namun, pada
akhirnya terkuak fakta bahwa data-data ekonomi yang memuluskan langkah
Yunani menjadi bagian dari zona euro adalah semua hasil rekayasa.
Sebagai sebuah hasil dari faktor ekonomi-politik internasional (krisis
finansial) dan lokal (pengeluaran yang tidak terkontrol untuk pemilihan umum
nasional pada bulan Oktober 2009), ekonomi Yunani menghadapi krisisnya yang
paling berat sejak tahun 1993. Ini ditambah dengan meningkatnya utang yang
menyebabkan krisis ekonomi yang parah. Permasalahan politik juga ikut ambil
bagian dalam permasalahan ekonomi ini yaitu banyak masyarakat yang
menghindari untuk membayar pajak. Hal ini dianggap merupakan kegagalan
pemerintahan Sosialis yang terpilih bulan Oktober 2009. Tuduhan ini dilakukan
oleh pemerintahan sebelumnya yang meragukan kredibilitas pemerintahan baru
ini. Pada minggu-minggu pertama tahun 2010, ada kekhawatiran yang kembali
muncul mengenai utang nasional yang berlebihan. Kekhawatiran ini berdasar
157
Ibid
146
pada kemungkinan negara-negara lain tertular krisis ekonomi yang terjadi di
Yunani, seperti Spanyol dan Italia yang mulai menghadapi masalah finansial.
Inilah yang kemudian memunculkan permasalahan yang berentetan dengan
negara-negara Uni Eropa lain karena keterikatan secara politis maupun ekonomis.
Berdasarkan indikator-indikator ekonomi Yunani yang telah dipaparkan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Yunani memang diterpa oleh krisis
ekonomi. Dari sisi rasio utang terhadap PDB, tampak bahwa utang Yunani
memang sangat tinggi yang menempatkannya sebagai negara pengutang tertinggi
nomor dua di benua Eropa khususnya dalam lingkup zona euro setelah Italia. Di
tahun 2006 dan 2007 sebelum krisis ekonomi terjadi, utang Yunani sudah
menyentuh angka 100% dari PDB negaranya (lihat Grafik 3.1 hal.78) apalagi di
tahun berikutnya yang dikenal sebagai tahun terjadinya krisis keuangan global
yang berasal dari Amerika Serikat, bisa dipastikan persentase utangnya melebihi
angka 100%. Tahun 2008 persentase rasio utang terhadap PDB-nya sebanyak
105,4%, hanya turun 1% dari angka 106,1% di tahun 2007 kemudian melonjak
menjadi 110,7% di tahun 2009 karena memang di tahun inilah dampak paling
besar dirasakan oleh negara yang terkena krisis ekonomi. Angka ini semakin
menanjak di tahun 2010 menjadi 127,1% dan 142,8% di tahun 2011 yang menjadi
rekor utang tertinggi dalam sejarah perekonomian Yunani. Jika dikonversikan ke
dalam mata uang euro maka utang Yunani adalah sebagai berikut; tahun 2004
147
mencapai angka 168 miliar euro, tahun 2009 bertambah menjadi 262 miliar euro.
Dan saat ini total utang Yunani adalah berjumlah 368 miliar euro.158
Yunani sudah melanggar batas yang ditetapkan oleh Otoritas Moneter Uni
Eropa dimana peraturan menetapkan bahwa rasio utang setiap negara zona euro
tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya. Selain jumlah utang, dalam Uni Eropa
juga telah diatur tingkat defisit pemerintah yaitu tidak boleh lewat dari 30%,
stabilitas serta Pakta Pertumbuhan yang mengajukan sasaran akhir dari posisi
anggaran yang berimbang, atau surplus bagi negara-negara anggota. Ketetapanketetapan tersebut telah diatur dalam Perjanjian Maastricht yang dikenal dengan
nama ketetapan budget.159
Penulis melihat Uni Eropa sepertinya lepas kendali dalam mengawasi
pemerintah Yunani dalam melakukan peminjaman (utang). Selaku organisasi
regional yang memiliki kewenangan memantau negara anggotanya dalam
melakukan pinjaman (utang), Uni Eropa seharusnya tidak lalai dalam mengontrol
utang negara anggotanya meskipun itu merupakan tugas utama dari pemerintah
negara yang bersangkutan karena hal tersebut telah diatur dalam Perjanjian
Maastricht. Jika Uni Eropa telah menetapkan batasan utang bagi negara
anggotanya maka Uni Eropa juga harus sigap dalam memantau aktivitas
peminjaman utang di setiap negara anggotanya. Di samping itu, jika negara yang
bersangkutan tidak taat terhadap peraturan (kewajiban) yang telah ditetapkan
bersama atau tidak ingin diintervensi lebih banyak dalam masalah utang negara,
158
Utang Yunani Dikurangi.
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/10/02251764/Utang.Yunani.Dikurangi, diakses
tanggal 7 Mei 2012
159
Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.82
148
maka langkah tepat yang harus diterapkan oleh Uni Eropa adalah memberlakukan
sanksi berupa denda secara periode sebagaimana diatur dan telah disepakati
dalam berbagai regulation dan decision160 dalam peraturan moneter bersama di
kawasan zona euro. Hal inilah yang sepertinya belum terjadi dalam organisasi
regional sekelas Uni Eropa.
Jika Uni Eropa ingin keberadaanya betul-betul dirasakan membawa
manfaat bagi negara-negara anggota, maka Uni Eropa harus segera mungkin tegas
dalam setiap tindakan yang melenceng dari ketetapan. Akibat ketidaktaatan kedua
belah pihak, dalam hal ini Yunani dan Uni Eropa terhadap peraturan ini maka
dampaknya adalah Yunani menjadi negara pertama yang diterpa krisis ekonomi
dalam zona euro yang pada akhirnya menimbulkan efek domino bagi negara zona
euro lainnya yaitu Portugal, Irlandia, Spanyol, dan Italia (PIIGS) yang tidak
menutup kemungkinan membahayakan masa depan Uni Eropa.
Menurut pendapat penulis, Yunani menjadi negara zona euro yang paling
pertama mendapatkan efek dari krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat
karena lebih disebabkan oleh faktor internal negara itu sendiri yaitu
pemerintahnya, dimana sejak dari tahun 1974 ketika berganti sistem
pemerintahan dari junta militer menjadi sosialis pemerintah mulai mengambil
banyak utang dan menumpuknya untuk membiayai subsidi, dana pensiun, dan
gaji PNS (pemborosan anggaran). Di tahun 2010, terkuak bahwa pemerintah
Yunani juga diketahui telah mengutakatik data-data statistik ekonomi makronya,
sehingga kondisi perekonomian mereka tampak baik-baik saja, padahal
160
Ibid, hal.62
149
sebenarnya tidak. Selain itu, diketahui bahwa pemerintah membayar Goldman
Sachs beserta beberapa bank untuk mengatur transaksinya sedemikian rupa
sehingga dapat menyembunyikan angka sesungguhnya dari jumlah utang
pemerintah yang menyebabkan defisit anggaran yang besar dan kembali
melanggar ketetapan dalam otoritas
yang disepakati dalam Traktat Lisabon
bahwa defisit negara zona euro tidak boleh di atas 3%. Selain hal-hal di atas,
penyebab lain dari krisis ekonomi Yunani adalah petugas pajaknya banyak yang
melakukan korupsi dan malas dalam menagih pajak. Jika pajak yang berjumlah
US$ 60 miliar atau sekitar Rp 540 triliun per tahun tidak diselewengkan mungkin
dampak yang dirasakan Yunani tidak akan seberat dengan dampak yang
dirasakan sekarang ini.161 Intinya adalah lemahnya disiplin anggaran serta
buruknya perpajakan di negara tersebut yang tercermin dari pemborosan, korupsi,
maupun manipulasi pembukuan menyebabkan Yunani mengalami defisit
anggaran.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan defisit anggaran Yunani
terhadap PDB-nya dari tahun 2006-2011;
161
Krisis Yunani Akibat Banyak Petugas Pajak yang Korupsi.
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/04/05/44158/krisis_yunani_akibat_banyak_petugas
_pajak_yang_korupsi/#.T6loEYE5VuM, diakses tanggal 8 Mei 2012
150
Tabel 4.1 Tabel Defisit Anggaran Yunani (2006-2011)
No
Tahun
Persentase
1
2006
5,7%
2
2007
6,5%
3
2008
9,8%
4
2009
15,6%
5
2010
10,3%
6
2011
9,1%
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual
Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012
Melihat betapa tidak sehatnya perekonomian Yunani akibat manipulasi
data yang menyebabkan utang negara dan defisit anggaran yang begitu besar,
para investor baik investor domestik maupun investor asing tentunya tidak ingin
modalnya raib akibat hal ini. Mereka kemudian beramai-ramai memindahkan
modalnya itu ke negara lain. Ketika modal tersebut keluar dari Yunani maka
perekonomian tidak akan berjalan sebagaimana mestinya bahkan perekonomian
akan lumpuh khususnya di sektor perbankan karena tidak akan ada uang yang
akan dijadikan modal oleh para pengusaha sehingga perekonomian mandeg.
Selain itu, secara otomatis badan usaha akan memecat sebagian karyawannya,
timbullah pengangguran. Dampak lain adalah negara tidak akan sanggup
melakukan kegiatan ekspor impor karena kekurangan biaya untuk produksi dan
151
ketidakmampuan dalam membeli barang dari partner impornya. Situasi inilah
yang persis terjadi di Yunani saat ini.
Dari segi pertumbuhan ekonomi, sebelum terkena krisis (2006-2007),
ekonomi Yunani masih berada di level yang cukup tinggi yaitu 5,2% pada tahun
2006 dan 4,3% pada tahun 2007 (lihat Tabel 3.1 hal.79). Menurut data, ini
merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di zona euro tetapi menurut
penulis, angka ini tidak terpercaya mengingat terkuaknya fakta bahwa selama
pergantian rezim di Yunani dari tahun 1974 pemerintah Yunani banyak
merekayasa semua indikator ekonominya menjadi lebih baik padahal berbanding
terbalik dengan kenyataan yang ada. Setelah diketahui fakta yang sesungguhnya,
pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Yunani hanya 1% dan pada tahun 2009,
pertumbuhan ekonomi malah berada pada posisi minus yaitu -2,0% seiring
terjadinya krisis ekonomi. Tahun berikutnya tambah parah yaitu berada pada
posisi -4,5%. Bahkan menurut IMF pertumbuhan ekonomi selanjutnya
diprediksikan masih berada di posisi minus tetapi perlahan-lahan akan mulai
mengarah ke posisi positif kembali. Penulis melihat ekonominya akan kembali
tumbuh jika pemerintah berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan
reformasi di segala bidang khususnya yang bersentuhan langsung dengan bidang
ekonomi misalnya memperbaiki sistem perpajakan dan menegakkan disiplin
anggaran. Pemerintah harus menemukan terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi
dalam membangkitkan kembali ekonomi negaranya khususnya ekonomi mikro.
Jika tidak, ekonomi Yunani akan semakin terpuruk sehingga akan memunculkan
152
masalah yang kompleks yang bisa saja mengancam eksistensi negara khususnya
akan memicu kekacauan politik yang perlahan-lahan sudah terjadi.
Dari segi ekspor, dapat dilihat bahwa nilai ekspor sebelum krisis
ekonomi (2006-2008) memang sudah menunjukkan keadaan yang kurang stabil
tetapi masih pada posisi yang cukup tinggi yaitu antara 1,1-1,8 juta euro (lihat
Grafik 3.2 hal.80). Namun, ketika dampak krisis begitu besar dirasakan negara
ini di tahun 2009, nilai ekspornya langsung turun drastis yaitu hanya di posisi
sekitar 1,3 juta euro. Tahun berikutnya (2010-2012) walaupun masih belum stabil
tetapi nilai ekspor Yunani kembali meningkat. Nilai ekspor terendahnya sekitar
1,1 juta euro dan nilai tertingginya 1,9 juta euro. Meskipun nilai ekspor Yunani
akhir-akhir ini sudah membaik namun bukan berarti negara ini bisa dengan cepat
keluar dari masa-masa suramnya karena ekspor hanyalah satu dari sekian banyak
aspek
pendukung
dalam
membangun
kembali
ekonomi
yang
sudah
memprihatinkan di negara ini. Untuk itu, pemerintah seharusnya menjaga bahkan
meningkatkan nilai ekspor tersebut agar tetap stabil bahkan ditingkatkan karena
ekspor adalah salah satu sumber pendapatan nasional yang besar demi masa
depan negeri ini.
Dari segi impor, terlihat bahwa dari tahun 2006-2007 sebelum krisis, nilai
impor Yunani boleh dikatakan sangat tinggi dan relatif stabil. Nilai terendah yaitu
sekitar 3,8 juta euro dan nilai tertinggi sekitar 5,9 juta euro. Namun, ketika tahun
2009 nilai ekspornya langsung turun drastis, nilai tertinggi hanya sampai di angka
sekitar 4,6 juta euro dimana tahun sebelumnya mencapai angka sekitar 5,9 juta
euro (lihat Grafik 3.3 hal.81). Menurut penulis, akibat besarnya dampak krisis
153
yang dirasakan oleh Yunani membuat negara ini tidak mampu lagi dalam
membeli barang-barang dari negara partner impornya.
Mengingat komoditas impor utama Yunani seperti bahan bakar, bahan
makanan dan minyak bumi merupakan komoditas yang sangat vital bagi
keberlangsungan hidup masyarakatnya dan bagi pengoperasian industri-industri
maka sebaiknya pemerintah berusaha kembali memaksimalkan kegiatan impor
guna menjaga roda perekonomian Yunani. Partner utama Yunani dalam kegiatan
ekspor-impor adalah sesama anggota Uni Eropa sendiri seperti Italia, Belanda,
dan Jerman. Untuk itulah dampak krisis dengan mudah menjalar ke negara-negara
tersebut lewat jalur ekspor dan impor ini. Pengaruhnya adalah jika ekspor
menurun maka pendapatan negara pengekspor tentunya juga akan menurun
karena negara mitra impor sedang berada dalam krisis. Itu artinya negara
pengimpor tidak mampu lagi melakukan aktivitas impor karena kekurangan
finansial. Sementara jika impor menurun maka negara pengimpor akan
merasakan kekurangan pada barang yang diimpor.
Dari segi tingkat pengangguran, pengangguran di Yunani meningkat
setiap
tahunnya.
Sebelum
terjadi
krisis
ekonomi
(2005-2007)
angka
pengangguran tertinggi di Yunani yaitu sekitar 10,2%. Namun, ketika krisis
ekonomi terjadi angka itu naik dua kali lipat dari angka sebelumnya yaitu sekitar
21,8% (lihat Grafik 3.4 hal.82). Angka ini bahkan dilaporkan sebagai angka
pengangguran tertinggi dalam sejarah Yunani. Menurut data resmi pemerintah
pada akhir Desember 2011, jika dikonversi ke dalam jumlah jiwa jumlahnya
154
adalah 1.033 juta jiwa dan sebagian dari mereka adalah usia produktif yaitu mulai
dari 24 tahun.162
Pengangguran di Yunani melonjak tajam karena pihak perusahaan baik
BUMN maupun BUMS memecat ribuan karyawannya akibat ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar gaji mereka sekaligus sebagai prasyarat dari Uni
Eropa kepada pemerintah Yunani dalam memberikan bantuannya. Penulis
melihat, jika hal ini tidak segera diantisipasi maka tidak menutup kemungkinan
akan membawa dampak yang paling dikhawatirkan yaitu menimbulkan
kekacauan politik. Misalnya para buruh atau karyawan yang merasa dirugikan
dengan PHK tersebut melakukan demo besar-besaran yang disertai tindakan
anarkis sehingga kegiatan perekonomian akan lesu. Pada umumnya kekacauan
politik di suatu negara berawal dari masalah ekonomi.
Melihat besarnya dampak buruk krisis ekonomi yang melanda Yunani,
Uni Eropa tentunya bertanggung jawab dalam membantu salah satu negara
anggotanya ini menanggulangi beban negara yang muncul. Bentuk tanggung
jawab itu dilakukan misalnya melalui sebuah kebijakan. Kebijakan untuk
mengatasi krisis secara garis besar ada dua yaitu kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal. Merujuk kepada definisinya, inti dari kebijakan moneter adalah price
stability guna menghindari inflasi yang dilakukan dengan cara mengendalikan
suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan melakukan
peminjaman uang kepada bank-bank apabila mengalami kesulitan likuiditas.
162
Ada 300.000 Warga Yunani Jadi Penganggur.
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/08/18420366/Ada.300.000.Warga.Yunani.Jadi.Pen
ganggur, diakses tanggal 6 Mei 2012
155
Sedangkan inti kebijakan fiskal adalah mengatur pendapatan dan pengeluaran
pemerintah dalam suatu negara khususnya lewat pajak.
Dalam perjalanan penelitian, penulis mendapat bukti bahwa sampai saat
ini yang diatur dalam Uni Eropa barulah sampai pada tahap kebijakan moneter
yang otoritasnya dipegang oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank).
Sementara kebijakan fiskal dalam level Uni Eropa belum disepakati. Nanti ketika
dampak krisis ekonomi PIIGS betul-betul dirasakan seperti saat ini yang
berpotensi melahirkan disintegrasi dan mengancam stabilitas benua Eropa secara
umum dan terkhusus zona euro barulah pemerintah baik di level nasional
(pemerintah masing-masing negara) maupun di level regional (pemerintah Uni
Eropa) berusaha membahas pengaturan kebijakan fiskal tunggal yang akan
diberlakukan dalam Uni Eropa. Tujuannya adalah pemotongan pajak serentak dan
secara keseluruhan negara mengurangi anggaran belanjanya. Namun, banyak
pihak skeptis terhadap rencana ini. Menurut mereka integrasi moneter yang telah
dilakukan berbuah badai besar, apalagi integrasi dalam skala yang lebih besar dari
itu.163 Mereka seharusnya belajar terlebih dahulu untuk menaati peraturan rasio
utang terhadap PDB tidak boleh di atas 60% dan defisit anggaran tidak boleh di
atas 3%.
Kebijakan ini pertama kali dikemukakan oleh Kanselir Jerman, Angela
Merkel dalam pidatonya di parlemen Jerman pada bulan November 2011 yang
163
Debat dan Perundingan Panjang Krisis Eropa.
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/02/25/debat-dan-perundingan-panjang-krisiseropa/, diakses tanggal 7 Mei 2012
156
dikenal dengan nama “fiscal union” atau “kebijakan fiskal tunggal”.164 Sejauh
ini, kebijakan tersebut telah didukung oleh Belanda. Inilah bukti bahwa di Uni
Eropa terjadi ketidaksingkronan kebijakan fiskal dan moneter. Dimana kebijakan
moneter dipegang oleh European Central Bank (ECB). Sementara kebijakan
fiskal dilakukan oleh negara masing-masing.
Sementara kebijakan yang secara jelas diambil oleh Uni Eropa (dan IMF)
dalam membantu Yunani dalam mengatasi krisis ekonomi adalah dengan
memberikan bailout (bantuan dana talangan).
Berdasarkan kronologis krisis
ekonomi Yunani (lihat Tabel 3.5 hal.88), pada bulan April 2010 Yunani lewat
Perdana Menterinya, Papendrou, memohon bantuan kepada Uni Eropa untuk
diberikan bantuan dana. Uni Eropa (bersama dengan IMF) kemudian menyetujui
permohonan tersebut dengan memberikan bailout pada bulan Mei 2010 sebanyak
110 miliar euro.
Namun ternyata bailout ini pada dasarnya sama dengan utang karena pada
akhirnya akan dibayar kembali oleh Yunani (harus dikembalikan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan oleh pemberi bantuan). Dengan kata lain, bantuan
tersebut bukan bantuan dana gratis. Yunani dan semua negara pengutang
(peminjam) ibaratnya hanyalah melakukan tindakan “gali lubang tutup lubang”.
Maksudnya adalah jika negara dililit utang, utang itu akan ditutupi sementara
dengan bantuan dana talangan yang notabene adalah juga utang.
Selain itu, pemberian bailout diiringi sejumlah persyaratan yang berat
bagi masyarakat Yunani seperti; tunjangan PNS dan pensiun dipotong, pajak
164
Jerman Ajukan Fiscal Tunggal Untuk Uni Eropa.
http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/12/04/47800/Jerman-Ajukan-ProposalKebijakan-Fiskal-Tunggal-untuk-Uni-Eropa-, diakses tanggal 7 Mei 2012
157
pertambahan nilai dinaikkan menjadi 23%, pajak barang-barang mewah, bensin,
rokok dan minuman beralkohol pun dinaikkan dan yang paling parah adalah
perusahaan BUMN harus dikurangi dari 6000 menjadi 2000 perusahaan yang
pada akhirnya menimbulkan pengangguran besar. Tentu saja hal ini tidak diterima
oleh rakyat Yunani, sebagai respon tanggal 4-5 Mei 2010 terjadi demonstrasi
yang disertai aksi pembakaran selama 48 jam yang menyebabkan tiga orang
tewas dan sampai saat ini demonstrasi masih seringkali terjadi walaupun belum
sampai pada level yang mengkhawatirkan.
Pada bulan Juli 2011 Uni Eropa kembali menyatakan kesiapannya dalam
memberikan bailout kepada Yunani senilai 109 miliar euro dengan syarat saham
obligasi swasta di Yunani harus dipotong sampai 20%. Syarat ini direspon oleh
pemerintah Yunani dengan memberlakukan pungutan pajak baru dan memangkas
gaji pemerintah dan parlemen meskipun sebagian anggota parlemen tidak setuju.
Akibatnya, Papendrou yang menjadi perdana menteri Yunani kala itu
mengundurkan diri dari jabatannya dan digantikan oleh Mantan Wakil Presiden
Bank Sentral Eropa, Lucas Papademos. Syarat ini berhasil dilaksanakan oleh
Pemerintah Yunani dengan mengajak para kreditur memangkas piutang mereka
dalam bentuk obligasi bahkan sampai 50% (lihat Tabel 3.8 hal.93) yang akan
memuluskan pemberian bailout tahap kedua dari Uni Eropa dan IMF dimana
85,8% kreditur pemegang obligasi Pemerintah Yunani sepakat menandatangani
penghapusan sebagian utang (write off) tersebut. Melalui kesepakatan itu,
pemegang obligasi menerima pengurangan piutang sebesar 53,3%. Sisanya akan
direstrukturisasi dengan obligasi baru dengan jangka waktu pembayaran lebih
158
lama dan bunga lebih rendah. Cara pembayaran ini meringankan beban Yunani.
Dari total 368 miliar euro utang Yunani, sebanyak 206 miliar euro merupakan
utang kepada investor swasta dan 100 miliar euro dari total utang itu segera
dihapuskan. Tentunya dana talangan ini sangat membantu Yunani untuk
menggerakkan kegiatan pemerintah, yang secara teknis sudah bangkrut. Terlebih
menyelamatkan Yunani dari status default (gagal bayar utang).165 Namun, tidak
seperti bailout tahap pertama yang mudah cair, bailout tahap kedua sangat sulit
untuk dicairkan karena Jerman dan Prancis tidak setuju pemberian bailout tahap
kedua untuk Yunani.
Jerman utamanya, merupakan garda terdepan yang selama ini menjadi
penjamin negara-negara zona euro yang terlilit utang dengan mengucurkan dana
talangan yang menurut spekulasi jumlahnya di atas 60%. Keputusan pemerintah
Jerman yang dengan royalnya membagi-bagikan sedekah kepada negara-negara
bermasalah sebenarnya mendapat kritikan keras dari masyarakat dan anggota
DPR Jerman. Kebijakan ini dinilai tidak populer karena masyarakat Jerman tidak
rela uang kerja keras mereka malah diberikan kepada negara-negara pengutang
tersebut. Walau tidak menjadi isu nasional, namun permasalahan sosial seperti
pengangguran telah menjadi sorotan warga Jerman sehingga dana yang ada
sebaiknya digunakan untuk kemaslahatan umat Jerman saja. Kanselir Jerman
Angela Merkel selama ini tampak setengah-setengah dalam mendukung Yunani
165
Utang Yunani Dikurangi. Op. Cit
159
terlebih ketika akan mengucurkan bailout tahap kedua, dimana Yunani telah
gagal memenuhi target yang ditetapkan.166
Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa bentuk kebijakan yang
diambil oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Yunani dengan
memberikan bailout adalah kebijakan fiskal. Namun, dalam hal ini muncul
sebuah kerancuan karena kebijakan fiskal yang intinya adalah mengatur
pendapatan dan pengeluaran pemerintah dalam suatu negara (organisasi) lewat
pajak belum diatur dalam Uni Eropa sementara prasyarat yang diajukan oleh Uni
Eropa atas pemberian bailout adalah menaikkan pajak atau bahkan membuat
pajak baru. Selain itu, pemotongan tunjangan PNS dan pensiun, pengurangan
perusahaan BUMN dari 6000 menjadi 2000 perusahaan yang bertujuan untuk
menekan pengeluaran pemerintah guna menghindari defisit anggaran juga masih
merupakan bentuk kebijakan fiskal.
Berdasarkan teori kebijakan publik Dunn, dengan adanya kasus Yunani
dan penanganannya oleh Uni Eropa, dapat dijelaskan bahwa bantuan Uni Eropa
dalam usaha perbaikan ekonomi politik Yunani dianggap tidak efektif dilihat dari
formulasi dan implementasi kebijakan. Dari siklus formulasi kebijakan mengenai
bantuan Uni Eropa dengan pemberian dana yang sebagian diambil dari IMF
ternyata tidak efektif karena mendapatkan pertentangan dari sesama anggota Uni
Eropa sendiri yaitu terjadi penolakan oleh Jerman dan Prancis, sebagai dua negara
besar yang memberikan sumbangsih kepada Yunani. Pada implementasi
kebijakan, Uni Eropa juga ternyata tidak efektif karena mendapatkan beragam
166
Ambiguitas Posisi Yunani dan Ketidaktegasan Uni Eropa.
http://www.bexi.co.id/keuangan/ambiguitas-posisi-yunani-dan-ketidaktegasan-uni-eropa/, diakses
tanggal 5 Mei 2012
160
hambatan. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari penolakan masyarakat dalam
negeri Yunani yang notabene adalah negara yang ingin dibantu. Penolakan
tersebut terwujud dalam aksi protes keras atau demonstrasi besar-besaran yang
dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat atas kebijakan pemerintah yang
dianggap merugikan masyarakat, seperti memangkas gaji dan fasilitas buruh serta
menaikkan pajak.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam analisis ini adalah bahwa strategi
dan kebijakan Uni Eropa dalam pelaksanaan pemberian bantuan kepada Yunani
dari tahap formulasi dan implementasi kebijakan dari lima siklus kebijakan
William Dunn tidak efektif. Sebagai akibatnya, terdapat hambatan Uni Eropa
dalam usaha perbaikan ekonomi politik di Yunani karena masih belum efektifnya
Uni Eropa sebagai salah satu lembaga internasional.
2. Bentuk Kebijakan Uni Eropa di Irlandia
Irlandia adalah negara kedua yang merasakan dampak krisis ekonomi Uni
Eropa setelah Yunani. Penyebabnya adalah peminjaman kredit untuk sektor
properti yang sangat tinggi sementara usaha propertinya tidak bertumbuh
(merugi). Di samping itu, Konsulat Jenderal Irlandia untuk Indonesia, Anangga
Wardhana Roosdiono, S.H. dalam wawancara dengan penulis pada tanggal 29
Maret
2012
di
Gedung
Konsulat
Jenderal
Irlandia
untuk
Indonesia
mengemukakan bahwa inti krisis ekonomi Irlandia sebenarnya lebih disebabkan
oleh struktur ekonomi negaranya yang belum kuat (lemah secara ekonomi).
Ketika Irlandia menjadi anggota Uni Eropa, siap tidak siap harus mengikuti
161
serangkaian sistem yang sebenarnya belum siap mereka hadapi. Dengan kata lain,
Irlandia harus menyamakan diri dengan negara-negara Uni Eropa lainnya yang
sudah maju (negara industri) sementara Irlandia hanyalah negara agraris yang
kecil. Tentunya negara industri dengan negara agraris akan berbeda dalam banyak
hal. Salah satunya adalah soal output (produksi). Produksi negara industri dengan
negara agraris sangatlah berbeda khususnya dalam hal “nilai” yang dihasilkan
dengan “harga jual”. Buah-buahan dan hasil pertanian lainnya tentu tidak akan
sama harganya dengan produk-produk pabrik.
Untuk itu, ketika Irlandia membutuhkan dana untuk menjalankan roda
perekonomiannya sementara dana yang ada tidak mencukupi atau bahkan sama
sekali tidak ada maka langkah yang ditempuh adalah mengutang baik kepada
pihak swasta maupun kepada lembaga-lembaga keuangan internasional seperti
IMF dan World Bank. Utang tersebut terus bertambah tiap tahunnya sehingga
akibatnya adalah Irlandia dilanda krisis ekonomi. Utang yang dimaksud disini
bukan hanya utang pemerintah, tetapi juga korporasi dan individu yaitu pinjaman
dari negara lain (pemerintah dan swasta), termasuk pinjaman modal dan bunga
pinjaman yang harus dibayar.
Ditinjau dari segi rasio utang terhadap PDB, utang Pemerintah Irlandia
memang sangat tinggi. Namun, sebelum terjadinya krisis (2006-2007), persentase
utang Irlandia terhadap PDB masih aman yaitu tahun 2006 dilevel 27,2% dan
24,8% tahun 2007 bahkan sampai 2009, persentase utang Irlandia terhadap PDB
masih dalam tahapan yang wajar. Tahun 2008 di posisi 25 %, tetapi tahun 2009 di
posisi 44,4%. Dapat dilihat dalam kurun waktu satu tahun saja (2008-2009)
162
persentase utang Irlandia terhadap PDB-nya begitu cepat bertambah. Utang
tersebut semakin bertambah setiap tahunnya, pada tahun 2010 menjadi 65,6% dan
tahun 2011 melonjak menjadi 96,2% (lihat Grafik 3.5 hal.98). Jika
dikonversikan ke dalam euro, jumlah utang Irlandia mencapai angka 148 miliar
euro.
Kembali batas yang telah ditetapkan oleh otoritas dalam Uni Eropa juga
dilanggar oleh pemerintah Irlandia bahwa utang negara zona euro tidak boleh di
atas 60% sementara utang Irlandia pada tahun 2010 dan 2011 sudah melebihi
batas yang telah ditentukan (65,6% dan 96,2% ). Jika pemerintah Irlandia masih
menginginkan perekonomian negaranya bertahan maka sudah seharusnya mereka
mencari langkah-langkah inovatif sebagai solusi dalam menangani dampak krisis.
Diperlukan reformasi-reformasi di segala bidang supaya ekonomi bisa kembali
pulih. Jika utang negara malah semakin bertambah maka investor tidak akan
melirik negara Irlandia sedikit pun bahkan investor yang sudah berada dalam
negara ini akan mengalihkan modalnya ke negara lain yang perekonomiannya
lebih sehat karena rasio utang pemerintah terhadap PDB itu akan digunakan oleh
investor untuk mengukur kemampuan negara melakukan pembayaran utangnya di
masa depan. Selain itu, jumlah utang akan mempengaruhi jumlah pinjaman yang
bisa diberikan oleh pihak donor kepada Irlandia. Maksudnya adalah jika pihak
yang siap membantu Irlandia melihat utangnya sudah terlalu banyak maka pihak
tersebut tentunya tidak akan memberikan pinjaman yang banyak kepada Irlandia
karena dikhawatirkan akan mengalami default (gagal bayar utang).
163
Dari segi pertumbuhan ekonomi, juga terlihat jelas bahwa Irlandia
memang terkena krisis ekonomi. Dari tahun 2006-2007 (lihat Tabel 3.10 hal.99)
ekonomi Irlandia masih tumbuh pesat yaitu pada posisi 5,3% dan 5,2% dan
merupakan angka pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di benua Eropa yang
membuatnya mendapat julukan “Macan Keltik” atau “Cahaya yang Paling
Bersinar di Eropa”. Namun, memasuki tahun 2008 pertumbuhan ekonominya
turun drastis sampai menyentuh angka minus yaitu -3,0%. Tahun 2009 semakin
parah yaitu pada posisi -7,0% karena di tahun inilah dampak krisis betul-betul
dirasakan oleh negara zona euro yang mengalami krisis. Walaupun di tahun 2010
pertumbuhan ekonominya masih pada posisi minus yaitu -0,4%, tetapi lebih baik
dibandingkan
tahun
sebelumnya.
Tahun
2011,
meskipun
pertumbuhan
ekonominya masih sangat rendah menurut proyeksi IMF tetapi jauh lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya karena ekonomi kembali tumbuh ke angka
positif yaitu pada posisi 0,4%. Tahun 2012 ekonomi Irlandia juga diproyeksikan
oleh IMF akan tumbuh semakin baik yaitu diprediksi pada posisi 1,5%.
Besarnya dampak krisis telah membuat ekonomi zona euro tidak
bertumbuh malah ekonomi semua negara zona euro khususnya PIIGS berada
pada posisi minus. Ekonomi yang tidak bertumbuh di setiap negara disebabkan
oleh berbagai faktor tergantung dari masalah yang dihadapi oleh negara yang
bersangkutan. Misalnya reformasi pemerintah dalam perekonomian yang kurang
tepat. Bagi Irlandia sendiri pertumbuhan ekonominya turun drastis karena sektor
finansial yang selama ini diandalkan goyah akibat krisis finansial sementara
164
sektor agraris sebagai sektor unggulan yang sebenarnya bisa membangkitkan
perekonomian terabaikan oleh pemerintah.
Dari segi ekspor, ekspor Irlandia cukup bagus meskipun jika
dibandingkan sebelum terjadi krisis ekonomi dengan waktu dimana krisis sedang
terjadi (lihat Grafik 3.6 hal.100). Dari tahun 2006-2008 nilai ekspor cukup
stabil, walaupun ada selisih tetapi selisihnya tidak terlalu jauh setiap bulannya.
Nilai ekspor terendah sekitar 6,4 juta euro dan nilai tertinggi sekitar 7,7 juta euro.
Sementara dari tahun 2009-2012 nilai ekspor setiap bulan menunjukkan selisih
yang tidak menentu. Kadang-kadang nilai ekspor sangat tinggi kadang-kadang
juga nilai ekspor turun drastis. Nilai ekspor terendah senilai 6,1 juta euro dan nilai
ekspor tertinggi kira-kira senilai 8,8 juta euro. Jika ekspor sebagai salah satu
sumber pendapatan nasional Irlandia tidak dijaga atau ditingkatkan oleh
pemerintahnya maka tidak menutup kemungkinan perekonomian Irlandia akan
semakin merosot mengingat ekspor menyumbang kira-kira 46% untuk PDB di
negara ini.
Dari segi impor, terlihat bahwa aktivitas impor Irlandia menurun tajam
(lihat Grafik 3.7 hal.101). Dari tahun 2006-2008 impor masih relatif tinggi
dimana nilai terendah senilai 3,9 juta euro dan nilai tertinggi senilai 5,7 juta euro
sementara dari tahun 2009-2012 mengalami penurunan, nilai terendah senilai 3,4
juta euro dan nilai tertinggi senilai 4,7 juta euro. Penurunan impor tersebut
tentunya merupakan imbas dari krisis ekonomi yang melanda negara ini. Daya
beli negara berkurang akibat utang yang terlalu banyak.
165
Dari segi tingkat pengangguran, tingkat pengangguran di Irlandia juga
meningkat secara pesat (lihat Grafik 3.8 hal.102). Dari tahun 2006-2008 angka
pengangguran masih pada posisi sekitar 4% - 8%. Namun, memasuki tahun 2009
tingkat pengangguran semakin tinggi menginjak posisi 10%. Menurut data,
pengangguran Irlandia di awal 2012 berada pada posisi sekitar 14,1%. Tidak
menutup kemungkinan angka ini akan semakin bertambah jika perekonomian
Irlandia tidak segera dibenahi. Pengangguran meningkat seiring banyaknya
perusahaan yang gulung tikar atau karena memang mengurangi karyawannya
lewat jalur pemutusan hubungan kerja (PHK).
Mengatasi dampak krisis yang berat ini, Pemerintah Irlandia melakukan
langkah-langkah penghematan dengan mengurangi upah minimum dan berencana
mengurangi anggaran kesejahteraan sosial sebesar 2,8 miliar euro hingga 2014.
Tak hanya itu. Defisit pun ditekan lewat pengurangan pegawai negeri sekitar
25.000 orang dan pemotongan gaji pensiunan yang akumulasi angkanya
mencapai 100 juta euro.167
Meskipun telah melakukan pengetatan anggaran (austerity) sebesarbesarnya, akhirnya Irlandia juga masih tetap berpaling ke Uni Eropa dan IMF
untuk meminta bantuan. Sama halnya di Yunani, Uni Eropa sejauh ini juga
membantu Irlandia dengan memberikan bantuan dana talangan (bailout).
Berdasarkan kronologis perjalanan perekonomiannya (lihat Tabel 3.14 hal.107),
Irlandia telah menerima bailout dari Uni Eropa dan IMF sebanyak 85 miliar euro
167
Perkembangan Krisis Zona Euro. http://teringan.blogspot.com/2012/05/perkembang-krisis-
ekonomi-zona-euro.html, diakses tanggal 23 Mei 2012
166
atau setara dengan $ 111 miliar pada November 2010. Dana bantuan tersebut
bukanlah dana gratis tetapi merupakan utang yang harus dibayar Irlandia pada
waktu yang telah disepakati dengan kedua badan ini. Dana talangan inipun
memiliki sejumlah prasyarat yang cukup berat dalam pencairannya. Salah satunya
adalah pemerintah Irlandia harus menjalankan program penghematan anggaran
dengan cara menaikkan pajak dalam waktu empat tahun dan menjalankan
program pemotongan belanja. Langkah ini ditempuh guna menutupi defisit
anggaran Irlandia yang merupakan defisit terbesar sekawasan Eropa yaitu pada
posisi 32,4% yang pada akhirnya menjadi defisit terbesar di dunia.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan defisit anggaran Irlandia
terhadap PDB negaranya;
Tabel 4.2 Tabel Defisit Anggaran Irlandia (2006-2011)
No
Tahun
Persentase
1
2006
2,9%
2
2007
0,1%
3
2008
7,3%
4
2009
14%
5
2010
31,2%
6
2011
13,1%
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual
Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012
167
Syarat bailout yang diajukan oleh Uni Eropa tersebut direspon oleh
Perdana Menteri Enda Kenny dengan menghemat 6 miliar euro yang diperoleh
dari penghematan pengeluaran, kenaikan pajak, dan lain-lain sehingga defisit bisa
turun di level 7,0%. Optimisme ini pun diteruskan dengan target defisit pada 2013
dan 2014, masing-masing 5,5% dan 2,8%.168 Langkah pemerintah Irlandia
membawa
negaranya
keluar
dari
krisis
ekonomi
tersebut
nampaknya
membuahkan hasil meskipun dalam perjalanannya ditentang habis-habisan oleh
rakyatnya. Meskipun belum pulih benar, dengan perekonomian yang tumbuh
1,6%, tak salah jika Irlandia ditempatkan sebagai negara zona euro peringkat
pertama yang mampu sembuh dari sakit akibat krisis utang. Maklum, rasio beban
utang terhadap PDB-nya pada tahun ini diprediksi bisa ditekan menjadi 109%.
Bandingkan dengan Yunani yang masih bertengger di level 150%-an. Irlandia
pun bisa masuk kembali ke pasar finansial global. 169 Hal tersebut sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Anangga W.Roosdiono, S.H., selaku Konsulat
Jenderal Irlandia untuk Indonesia bahwa ekonomi Irlandia perlahan-lahan telah
pulih.
Catatan keberhasilan ini memang tak datang begitu saja. Untuk menekan
angka defisit itu, Pemerintah Irlandia berani mengurangi upah minimum dan
berencana mengurangi anggaran kesejahteraan sosial sebesar 2,8 miliar euro
hingga 2014. Tak hanya itu, defisit pun ditekan lewat pengurangan pegawai
negeri sekitar 25.000 orang dan pemotongan gaji pensiunan, yang akumulasi
angkanya mencapai 100 juta euro sebelumnya. Meski mendapat kucuran dana
168
169
Ibid
Ibid
168
bailout tak sebesar Yunani dan tidak mendapat perlakuan haircut atas utangutangnya, Irlandia mampu bangkit lebih cepat dibandingkan dengan negaranegara yang sebelumnya bernasib serupa. Menurut seorang investor global,
Wilbur H. Ross, rendahnya tarif pajak yang diberlakukan untuk sektor korporasi
menjadi salah satu keunggulan daya saing Irlandia dibandingkan dengan negaranegara Eropa lainnya. Bahkan tarif di Irlandia tercatat terendah se-Uni Eropa.
Keunggulan lain adalah angkatan kerja muda yang sangat terdidik dan benarbenar mau bekerja.170 Kesimpulannya adalah bentuk kebijakan yang diambil oleh
Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Irlandia adalah juga lewat
kebijakan fiskal.
Berdasarkan teori kebijakan publik Dunn, dengan adanya krisis ekonomi
Irlandia dan penanganannya oleh Uni Eropa, dapat dijelaskan bahwa bantuan Uni
Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik Irlandia juga dianggap tidak efektif
jika ditinjau dari formulasi dan implementasi kebijakan. Dari siklus formulasi
kebijakan mengenai bantuan Uni Eropa yang bekerjasama dengan IMF ternyata
tidak efektif karena negara besar seperti Jerman dan Prancis tidak setuju dengan
pemberian dana talangan (bailout). Pada implementasi kebijakan, kebijakan Uni
Eropa tersebut juga tidak efektif karena mendapatkan hambatan. Hambatan
tersebut berasal dari dalam negeri Irlandia yaitu penolakan yang dilakukan oleh
rakyatnya dan mahasiswa atas kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan
mereka, seperti memangkas gaji dan fasilitas buruh serta menaikkan pajak.
170
Ibid
169
Ini berarti bahwa kebijakan yang diterapkan Uni Eropa terbukti tidak
efektif dimana terjadi beragam kendala, salah satunya dari dalam Uni Eropa
sendiri seperti yang telah dijelaskan di atas. Pada dasarnya argumen dasar yang
dapat diambil dalam analisis ini adalah bahwa strategi dan kebijakan Uni Eropa
tidak efektif dalam pelaksanaan pemberian bantuan kepada Irlandia dari tahap
formulasi dan implementasi kebijakan dari lima siklus kebijakan William Dunn.
3. Bentuk Kebijakan Uni Eropa Portugal
Perekonomian Portugal mulai dikuasai oleh sektor swasta sejak tahun
1986 ketika Portugal memutuskan untuk bergabung dengan Uni Eropa. Sektor
keuangan
dan
telekomunikasi
diprivatisasi
oleh
pemerintah.
Dalam
perjalanannya, produktivitas sektor ini sangat rendah bahkan merugi karena
diketahui mengutang sangat banyak. Di lain pihak, pengeluaran pemerintah
sangat tinggi sementara produksi rendah. Inilah awal kejatuhan Portugal ke dalam
pusaran krisis.
Portugal menjadi negara zona euro ketiga yang merasakan dampak krisis
ekonomi. Ditinjau dari segi rasio utang terhadap PDB, negara ini memang
memiliki utang yang banyak. Sebelum terjadi krisis 2006-2007 dan juga tahun
2008 (lihat Grafik 3.9 hal.110) rasio utang terhadap PDB-nya sudah melebihi
batas yang ditetapkan otoritas yaitu 62,8%, 63,9%, dan 68,3%. Apalagi ketika
dampak krisis mulai kuat dirasakan angka sebelumya kian bertambah. Tahun
2009 naik menjadi 71,6%, tahun 2010 menjadi 83% dan tahun 2012 naik menjadi
170
93%, bahkan angka 93% ini menjadi rekor utang tertinggi dalam sejarah
perekonomian Portugal.
Selain rasio utang terhadap PDB-nya tinggi, defisit anggaran Portugal pun
bisa dibilang tinggi karena sejak dari 2006 selalu di atas poin yang sudah
ditetapkan oleh otoritas. Berikut ini adalah tabel tentang data defisit anggaran
terhadap PDB Portugal ;
Tabel 4.3 Tabel Defisit Anggaran Portugal (2006-2011)
No
Tahun
Persentase
1
2006
4,1%
2
2007
3,1%
3
2008
3,6%
4
2009
10,2%
5
2010
9,8%
6
2011
4,2%
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual
Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012
Dari segi pertumbuhan ekonomi, ekonomi Portugal tidak terlalu bagus
(lihat Tabel 3.16 hal.111). Sebelum terjadi krisis ekonomi, ekonominya hanya
tumbuh 1,4% pada tahun 2006 dan 2,4% pada tahun 2007 bahkan tahun 2008
ekonominya tidak tumbuh sama sekali. Dan ketika dampak krisis berat dirasakan
negara-negara zona euro khususnya PIIGS, ekonomi sampai ke posisi minus yaitu
-2,5%. Pada tahun 2010 ekonominya kembali tumbuh menjadi 1,4% dan 2,2%
171
pada tahun 2011 namun angka tersebut sangatlah rendah. Bahkan proyeksi IMF
memprediksikan ekonomi Portugal akan kembali ke posisi minus (-1,8%) pada
tahun 2012.
Pemerintah Portugal seharusnya mengusahakan solusi yang tepat
khususnya dalam bidang perekonomian agar ekonomi negaranya bisa tumbuh
kembali bahkan berada pada posisi yang bisa mengembalikan kepercayaan
investor global terhadap negara ini. Jika tidak, dampak yang lebih besar lagi akan
dirasakannya. Dan mungkin salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah
mengevaluasi sistem ekonomi yang saat ini dikuasai oleh sektor swasta (asing).
Maksudnya adalah jika keberadaan pihak swasta merugikan maka sudah saatnya
reformasi bagi Portugal dilakukan. Caranya adalah menasionalisasi sektor
keuangan dan telekomunikasi yang telah diprivatisasi sebelumnya. Dan yang tak
kalah pentingnya adalah memperhatikan sektor ekonomi mikro negaranya, jangan
hanya mengandalkan sektor swasta (asing) yang banyak mengendalikan
perekonomian Portugal saat ini.
Dari segi ekspor, ekspor Portugal sebelum terjadinya krisis 2006-2007
cukup stabil bahkan menunjukkan peningkatan tiap tahunnya (lihat Grafik 3.10
hal.112). Nilai ekspor terendah senilai 2,4 juta euro sementara nilai ekspor
tertinggi senilai 3,9 juta euro. Namun memasuki tahun 2009, nilai ekspor Portugal
mengalami penurunan yang cukup signifikan sampai ke angka 2 juta euro dan
nilai tertinggi senilai 3,2 juta euro. Memasuki tahun 2010-sekarang nilai ekspor
Portugal meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pada kisaran terendah
2,5 juta euro dan tertinggi 3,7 juta euro. Namun, tidak menutup kemungkinan
172
angka ini bisa kembali turun jika pihak-pihak yang terkait khususnya pemerintah
Portugal tidak menjaga peningkatan nilai ekspornya. Pemerintah harus tetap
menjaga bahkan menaikkan nilai ekspor biar perlahan-lahan bisa keluar dari
krisis utang yang menjerat. Portugal sebagai penghasil tungsten terbesar kelima di
dunia, produsen anggur kedelapan terbesar di dunia dan penghasil gabus terbesar
di dunia harus memanfaatkan semaksimal mungkin potensi ini.
Dari segi impor (lihat Grafik 3.11 hal.113), pada tahun 2006-2008 nilai
impor Portugal masih cukup tinggi. Nilai impor terendah kira-kira senilai 4 juta
euro dan tertinggi senilai 6 juta euro. Namun, memasuki tahun 2009-awal 2012
nilai impor Portugal menunjukkan ketidakstabilan. Nilai terendah kira-kira senilai
3,7 juta euro dan nilai tertinggi senilai 5,5 juta euro. Melihat kondisi demikian
dapat dipastikan bahwa Portugal betul-betul diterpa krisis. Jika tidak demikian,
maka kemampuan Portugal dalam membeli (mengimpor) bahan-bahan yang
diperlukan selama ini akan tetap terjaga atau tidak mengalami penurunan. Grafik
tentang kegiatan impor Portugal menunjukkan penurunan yang mencolok
sebelum dan saat krisis ekonomi terjadi.
Mitra ekspor dan impor utama Portugal adalah sesama negara anggota Uni
Eropa seperti Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, dan Italia. Untuk itulah
dampak krisis juga dirasakan di negara mitranya tersebut. Khususnya Spanyol
dan Italia yang dalam bahasan ini juga sebagai negara yang terkena krisis
ekonomi PIIGS. Krisis ekonomi masuk ke negara lain salah satunya lewat jalur
perdagangan dalam hal ini ekspor dan impor. Ketika struktur perdagangan suatu
negara lemah maka transmisi pun menjadi lebih cepat.
173
Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Portugal
meningkat tiap tahunnya. Dari tahun 2006-2008 tingkat pengangguran tertinggi
hanya sampai pada posisi sekitar 8,2 % (lihat Grafik 3.12 hal.114). Namun,
seiring besarnya dampak krisis, jumlah pengangguran kian meningkat. Dari tahun
2009-2012 tingkat pengangguran mencapai angka 14% bahkan angka tersebut
merupakan rekor tertinggi dalam sejarah Portugal. Meningkatnya tingkat
pengangguran tentunya disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja dari pihak
perusahaan karena ketidakmampuan dalam membayar gaji para pekerjanya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan terdapat perusahaan atau badan-badan usaha
yang bangkrut akibat tidak memiliki modal dalam kegiatan produksinya.
Melihat ekonomi negaranya di ujung tanduk, pada bulan Mei 2011
pemerintah Portugal lewat Perdana Menterinya, Jose Socrates mengajukan
proposal penghematan dengan jalan pemotongan anggaran di sejumlah pos,
seperti tunjangan pensiun pegawai negeri, dana layanan kesehatan dan
pendidikan, serta kenaikan pajak ke parlemen guna mengatasi krisis ekonomi.
Namun, lima partai oposisi yang berkuasa di parlemen tegas menolak usulan
Socrates tersebut dan lebih memilih opsi meminta pinjaman kepada pihak asing
dalam hal ini Uni Eropa dan IMF. Akibat penolakan ini, Socrates lebih memilih
mengundurkan diri dari kursi perdana menteri akhir Maret silam. Inilah pemimpin
negara Eropa pertama yang menjadi korban krisis Eropa.
Socrates kemudian digantikan oleh Pedro Passos Coelho. Ironisnya,
langkah yang ditempuh Coelho mengatasi krisis ekonomi Portugal adalah
melakukan penghematan anggaran yang sebelumnya sudah ditolak parlemen
174
kepada Socrates. Menurut Coelho, program penghematan itu merupakan pilihan
sulit lantaran akan memotong jumlah pegawai dan memotong pembayaran bonus
tahunan senilai dua bulan gaji bagi para pegawai negeri dan pensiunan yang
pendapatan per bulannya di atas 1.000 euro serta tunjangan aparat negara. Upaya
mengurangi defisit anggaran pun terpaksa dilakukan dengan kembali menerapkan
kebijakan pemotongan anggaran belanja kesehatan dan pendidikan serta
menaikkan pajak.171 Inilah prasyarat dari Uni Eropa jika Portugal ingin
mendapatkan bantuan dari Uni Eropa.
Rencana pemerintah yang mengagendakan pemotongan jumlah pegawai
dan pengurangan gaji serta tunjangan aparat negara itulah yang memaksa
kelompok militer melakukan protes. Apalagi, penghematan itu berbuntut
hilangnya kesempatan promosi bagi tentara di negara tersebut. Aksi protes
sejumlah anggota militer itu semakin memberi isyarat jelas tentang makin
buruknya situasi perekonomian negara berpenduduk sekitar 10 juta jiwa itu.
Meskipun pemerintah Portugal sudah melakukan penghematan anggaran,
dampak krisis masih saja dirasakan. Pemerintah Portugal pada akhirnya
melibatkan Uni Eropa dan IMF dalam mengatasi krisis ekonomi di negara
tersebut. Tindakan Uni Eropa membantu Portugal menangani krisis ekonomi
dalam negaranya adalah juga dengan memberikan dana talangan (bailout). Sama
halnya di dua negara yang lebih dahulu merasakan dampak krisis yaitu Yunani
dan Irlandia, bailout diberikan jika negara yang bersangkutan dalam hal ini
Portugal mengajukan permohonan untuk diberikan dana talangan (di-bailout).
171
Ibid
175
Lihat (Tabel 3.19 hal.119), Portugal menjadi negara Uni Eropa ketiga yang
mengajukan permohonan bantuan keuangan ke Uni Eropa untuk membantu
mengatasi defisit anggaran negara. Namun, tentunya juga syarat pemberiannya
tetap ada misalnya untuk Portugal akan dilakukan pemotongan gaji pegawainya
sebesar 5%, pajak pertambahan nilai ditambah 2% guna mengurangi defisit
anggaran Portugal. Hal ini tentu bukan hal mudah bagi Portugal. Di satu sisi,
syarat tersebut bisa menyelamatkan perekonomian negaranya, namun di sisi lain
bisa mendatangkan keburukan yang lebih lagi khususnya warga negaranya yang
merasa dirugikan dengan adanya syarat ini. Sama halnya di Yunani dan Irlandia,
di Portugal pun syarat tersebut ditentang habis-habisan oleh para pekerja dan
mahasiswa. Pada (Tabel 3.18 hal.118) syarat yang diajukan oleh Uni Eropa dan
IMF dalam memberikan dana talangan kepada Portugal disambut oleh puluhan
ribu PNS dengan melakukan aksi mogok satu hari sebagai protes atas rencana
pemotongan gaji mereka. Namun, pada akhirnya bailout tersebut tetap diberikan
kepada Portugal karena pemerintahnya siap melaksanakan prasyarat tersebut.
Buktinya adalah pada bulan Mei 2011 Uni Eropa dan IMF menyetujui dana
talangan sebesar 78 miliar euro untuk Portugal. Meski kebijakan pemotongan
anggaran kali ini dinilai sebagai salah satu langkah paling buruk yang pernah
dilakukan Pemerintah Portugal dalam sejarah modern negaranya, pilihan itu mau
tak mau harus diambil. Ekonomi Portugal berada dalam krisis berat dengan angka
pengangguran 10% (sekitar separuh dari pengangguran itu berusia di bawah 35
tahun) dan suramnya prospek ekonomi ke depan.
176
Berdasarkan sejumlah prasyarat yang ditentukan oleh Uni Eropa kepada
Portugal dalam pemberian bailout, dipastikan juga bahwa kebijakan Uni Eropa
dalam mengatasi krisis ekonomi Portugal adalah kebijakan fiskal. Seperti halnya
di dua negara sebelumnya, berdasarkan teori kebijakan publik Dunn, dengan
adanya krisis ekonomi Portugal dan penanganannya oleh Uni Eropa, dapat
dijelaskan bahwa bantuan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik
Portugal dianggap juga tidak efektif jika ditinjau dari formulasi dan implementasi
kebijakan. Dari siklus formulasi kebijakan mengenai bantuan Uni Eropa dengan
pemberian dana talangan (bailout) yang bekerjasama dengan IMF ternyata tidak
efektif karena mendapatkan pertentangan dari beberapa negara besar seperti
Jerman dan Prancis. Pada implementasi kebijakan, kebijakan Uni Eropa tersebut
juga tidak efektif karena mendapatkan beragam hambatan. Dimana hambatan itu
berasal dari penolakan masyarakat dalam negeri Portugal sendiri yang dilakukan
oleh rakyatnya. Mereka menilai kebijakan pemerintah sebagai prasyarat kebijakan
bailout dari Uni Eropa sangat merugikan mereka, seperti memangkas gaji dan
fasilitas buruh serta menaikkan pajak.
Ini berarti bahwa kebijakan yang diterapkan Uni Eropa terbukti tidak
efektif, begitu juga dengan kebijakan yang dijalankan oleh Uni Eropa, dimana
terjadi beragam kendala dari dalam Uni Eropa itu sendiri seperti yang telah
dijelaskan di atas. Pada dasarnya argumen dasar yang dapat diambil dalam
analisis ini adalah bahwa strategi dan kebijakan Uni Eropa tidak efektif dalam
pelaksanaan pemberian bantuan kepada Portugal dari tahap formulasi dan
implementasi kebijakan dari lima siklus kebijakan William Dunn. Sebagai
177
akibatnya, terdapat hambatan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik
di Irlandia karena ketidakefektifan Uni Eropa sebagai salah satu lembaga
internasional.
Penulis melihat, langkah penghematan guna mengurangi defisit yang
ditempuh oleh pemerintah Portugal sangat merugikan rakyatnya khususnya bagi
yang memiliki pekerjaan. Para pekerja mengalami kerugian dua kali dengan
adanya pemotongan gaji mereka sebesar 5%, dan meningkatkan pajak
pertambahan nilai sebanyak 2%. Langkah ini sepertinya harus dikaji ulang oleh
pemerintah Portugal supaya tidak ada pihak yang menjadi korban dalam proses
penanggulangan krisis di negara ini. Selain itu, Uni Eropa juga seharusnya bijak
setiap kali mengajukan syarat dalam pemberian dana talangan. Jangan sampai
berniat membantu negara anggotanya keluar dari krisis ekonomi tetapi malah
menambah beban bagi negara yang bersangkutan.
4. Bentuk Kebijakan Uni Eropa di Spanyol
Spanyol adalah negara yang pernah menyandang predikat ekonomi
terbesar kesembilan di dunia dan kelima terbesar di Uni Eropa berdasarkan
PDB172. Namun, pada tahun 2008 Spanyol mengalami resesi yang hebat di Eropa
bahkan di dunia akibat efek domino dari krisis ekonomi yang melanda beberapa
negara zona euro lainnya seperti Yunani, Irlandia, dan Portugal. Hal ini terlihat
dari rendahnya pertumbuhan ekonomi Spanyol sementara jumlah pengangguran
tinggi yaitu mencapai 22% lebih.
172
Ekonomi Spanyol. http://search.sweetim.com/search.asp?src=2&q=ekonomi+spanyol, diakses
tanggal 17 Mei 2012
178
Inti dari penyebab krisis ekonomi Spanyol lebih disebabkan oleh sektor
perbankan yaitu terjadinya kredit macet dalam sektor perumahan dan sektor
konstruksi yang buruk. Ketika sektor ini mulai merasakan kebangkrutan tentunya
selain pihak bank, pemerintah Spanyol juga memberikan pinjaman kepada bankbank yang bermasalah dengan melakukan pinjaman ke berbagai pihak misalnya
kepada pihak swasta. Dalam perjalanannya, badan yang berperan besar dalam
perekonomian Spanyol tersebut semakin terpuruk (minim produksi), akhirnya
utang semakin banyak. Namun, jika dibandingkan dengan negara zona euro
lainnnya khususnya yang termasuk dalam kategori PIIGS, utang Spanyol masih di
bawah ke empat negara ini (lihat Grafik 3.13 hal.122). Pada tahun 2006-2008
rasio utang Spanyol semakin berkurang tiap tahunnya yaitu dari 43%, 39,6%,
36,1% tetapi memasuki tahun 2009 kembali naik ke posisi 39,8%, melambung ke
posisi 53,2% pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi 60,1%. Pada saat
rasio utang negara zona euro lainnya mencapai angka ratusan, Spanyol masih di
angka yang cukup aman seperti yang dianjurkan oleh otoritas namun bukan
berarti perekonomiannya aman-aman saja. Utang negaranya terus meningkat
buktinya adalah rasio utangnya terhadap PDB sampai Mei 2012 sudah pada posisi
79,7%173
Meskipun rasio utang Spanyol terhadap PDB-nya cukup aman namun di
sisi lain tidak demikian. Dari segi pertumbuhan ekonomi, ekonomi Spanyol
rendah, baik sebelum terkena krisis ekonomi apalagi setelah
ditimpa krisis
ekonominya bisa dipastikan akan rendah pula (lihat Tabel 3.21 hal.124). Tahun
173
Spanish Debt-Some Highlights. http://www.thespanisheconomy.com/enGB/PublicFD/PublicDebt/Paginas/home.aspx, diakses tanggal 17 Mei 2012
179
2006 hanya pada posisi 4,0%, 3,5% pada tahun 2007 dan turun drastis ke posisi
0,9% pada tahun 2008. Memasuki era krisis tahun 2009 ekonominya anjlok ke
posisi -3,7%, tahun 2010 masih di posisi minus yaitu -0,1%, tahun 2011 sudah ke
posisi positif tetapi masih sangat rendah. Untuk tahun ini, IMF memprediksikan
ekonomi Spanyol hanya pada posisi 1,1%. Rendahnya pertumbuhan ekonomi
disebabkan oleh sektor real estate dan sektor perbankan yang selama ini menjadi
mesin dalam perekonomian Spanyol mengalami kemunduran. Artinya tidak
memberikan keuntungan yang berarti bagi negara.
Dari segi ekspor, ekspor Spanyol cukup tinggi jika dibandingkan dengan
tiga negara belumnya karena menginjak angka dua digit sementara nilai ekspor
ketiga negara sebelumnya hanya pada posisi satu digit. Pada tahun 2006-2008
nilai ekspor tertinggi Spanyol mencapai angka 18 juta euro (lihat Grafik 3.14
hal.125) Namun, memasuki tahun 2009 nilai ekspornya turun dan hanya bisa
mencapai nilai tertinggi sekitar 15 juta euro. Tahun 2010-awal 2012 nilai ekspor
Spanyol kembali meningkat yaitu hampir menyentuh angka 20 juta euro.
Barang-barang seperti; mesin, kendaraan bermotor, bahan bakar, bahan
kimia, dan barang setengah jadi dan bahan makanan telah memberikan
konstribusi yang banyak dalam kegiatan ekspor Spanyol dengan menjadikan nilai
ekspor Spanyol cukup tinggi. Selain itu, Spanyol juga dikenal merupakan
eksportir anggur terbesar ketiga di dunia. Kemungkinan besar komoditas inilah
yang berkonstribusi banyak dalam sektor ekspor Spanyol. Pemerintah dan pihakpihak yang terlibat langsung dalam kegiatan ekspor harus menjaga bahkan
180
meningkatkan jumlah ekspornya demi menambah pendapatan negara sehingga
bisa menutupi utang dan berkonstribusi bagi penghematan anggaran.
Adapun negara yang menjadi mitra ekspor utama Spanyol khususnya pada
tahun 2010 adalah Prancis, Jerman, Portugal, Italia, dan Inggris. Itu artinya
bahwa mitra ekspornya berasal dari negara sesama anggota Uni Eropa sendiri dan
ternyata negara-negara itu menyumbang 70% bagi nilai ekspor Spanyol. Ini
sekaligus menjadi jawaban bagaimana krisis di suatu negara bisa berpengaruh
atau menjalar ke negara-negara lainnya. Sesuai fakta tersebut, krisis ekonomi
Spanyol bertransmisi ke Portugal dan Italia salah satunya lewat jalur impor.
Maksudnya adalah ketika Spanyol siap mengekspor komiditas unggulannya ke
Portugal dan Italia tetapi kedua negara ini tidak mampu dalam membelinya
karena dililit utang (kekurangan dana) maka secara pasti akan berdampak buruk
bagi Spanyol karena salah satu sumber pendapatan negaranya yang cukup
diandalkan akan berkurang.
Dari segi impor, Spanyol juga merupakan negara yang bisa dikategorikan
pengimpor handal. Hal ini bisa dilihat dari nilai impornya yang cukup tinggi yaitu
menyentuh angka dua digit, sama halnya dalam kegiatan ekspor. Nilai impor
Spanyol sebelum dan saat krisis memang menunjukkan perbedaan yang cukup
signifikan (lihat Grafik 3.15 hal.126). Dari tahun 2006-2008, nilai impor
tertinggi mencapai angka 26 juta euro dan terendah sekitar 19 juta euro.
Memasuki 2009 nilai impornya sangat menurun, nilai tertingginya hanya sampai
pada angka sekitar 19 juta euro dan nilai terendah sekitar 14,2 juta euro. Dengan
adanya data ini, terbukti bahwa Spanyol benar dilanda krisis.
181
Negara-negara yang menjadi mitra impor Spanyol juga berasal dari Uni
Eropa seperti Jerman, Prancis, Italia, Belanda, Inggris. Hal ini kembali
membuktikan bahwa krisis dalam sebuah kawasan (region) itu mudah
mempengaruhi negara lain di sekitarnya salah satunya lewat jalur impor. Sama
halnya dengan kegiatan ekspor suatu negara yang tidak bisa berjalan mulus ketika
terjadi krisis ekonomi, aktivitas impor pun demikian. Jarang atau bahkan tidak
ada satu pun negara yang bisa mempertahankan atau meningkatkan kegiatannya
membeli barang atau segala jenis yang diperlukannya dari negara lain ketika
sedang dalam keadaan krisis.
Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Spanyol
bertambah begitu cepat (lihat Grafik 3.16 hal.127). Dari tahun 2006-2008
persentase jumlah pengangguran hanya sekitar 8% - 9%. Memasuki tahun 2009,
jumlah pengangguran melonjak tajam ke posisi lebih dari 10%. Bahkan sampai
Januari 2012 dilaporkan jumlah pengangguran di Spanyol sudah menyentuh
angka
22,8% atau sekitar 5 juta orang dan merupakan rekor jumlah
pengangguran tertinggi dalam sejarah ketenagakerjaan Spanyol. Hal ini
disebabkan oleh reformasi pasar tenaga kerja yang dilakukan oleh pemerintah
dengan mengurangi jumlah tenaga kerja dan juga sebagai langkah pemerintah
dalam menghemat anggaran.
Menurut penulis, tindakan ini perlu diwaspasai oleh pemerintah Spanyol
karena sudah bukan hal baru lagi dalam suatu negara, pemutusan hubungan kerja
(pengangguran tinggi) akan memicu kekacauan dalam berbagai bidang khususnya
dalam bidang politik. Namun, satu hal menarik yang dilakukan oleh pemerintah
182
Spanyol adalah memberikan tunjangan kepada warganya yang menganggur.
Suatu hal yang memang aneh, di satu sisi negara mengalami defisit, di sisi lain
negara mensubsidi warganya yang kehilangan dan atau tidak memiliki pekerjaan.
Mungkin cara ini ditempuh oleh pemerintah Spanyol sebagai langkah
mempertahankan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dan tentunya juga
untuk mencegah kekacaun dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang
politik. Namun, penulis melihat, langkah semacam ini sepertinya kurang bagus
karena bisa saja warga negaranya yang menganggur tidak mau lagi bersungguhsungguh mencari pekerjaan karena adanya subsidi dari negara. Mungkin inilah
salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di Spanyol jika dibandingkan
dengan negara-negara zona euro lainnya khususnya dalam lingkup negara PIIGS
(lihat grafik tingkat pengangguran di semua negara PIIGS, Spanyol yang tertinggi
tingkat penganggurannya). Dalam kasus ini, penulis juga melihat terjadinya
pengalokasian anggaran yang tidak tepat karena diberikan kepada pihak yang
sebenarnya belum pantas menerimanya misalnya bagi warga negara yang secara
fisik masih kuat dalam mencari pekerjaan. Pengalokasiaan anggaran yang tidak
tepat semacam inilah yang menjadi salah satu penyebab defisit anggaran.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data defisit terhadap PDB
Spanyol dari tahun 2006-2011 ;
183
Tabel 4.4 Tabel Defisit Anggaran Spanyol (2006-2011)
No
Tahun
Persentase
1
2006
2,4%
2
2007
1,9%
3
2008
4,5%
4
2009
11,2%
5
2010
9,3%
6
2011
8,5%
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual
Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012
Selain faktor dalam negeri, krisis ekonomi Spanyol juga banyak mendapat
pengaruh dari krisis ekonomi Portugal karena Spanyol merupakan pemegang
surat utang terbesar Portugal. Menurut data dari Barclays Capital, sekitar 86%
utang Portugal dimiliki investor asing. Dari total exposure utang milik asing itu,
45%-nya dimiliki masyarakat, perbankan, dan perusahaan swasta Spanyol. Situasi
ini diperparah dengan sekitar 80% bank Spanyol beroperasi di Portugal.174
Data statistik menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Spanyol pada kuartal
III dibandingkan dengan kuartal II pada tahun ini tercatat 0% alias tidak
mengalami pertumbuhan. Jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu,
perekonomiannya
masih
tumbuh
0,8%.
Lagi-lagi,
kegagalan
program
penghematan yang dijalankan pemerintah pusat hingga daerah menjadi
174
Perkembangan Krisis Zona Euro. Op.Cit
184
pemicunya. Tidak hanya itu, tergerusnya ekonomi Spanyol akibat krisis global
pun disebut bank sentralnya sebagai alasan lain stagnasi perekonomian negara
tersebut. Situasi ini tentu bakal menjadi ancaman bagi kondisi ekonomi
selanjutnya. Lebih-lebih, Spanyol harus menghadapi tingkat pengangguran yang
masih tinggi, mencapai 22%. Target defisit anggaran sebesar 6% pada tahun ini
yang dipatok Uni Eropa pun tak tertutup kemungkinan bakal meleset kembali.
Pertengahan bulan lalu, lembaga pemeringkat utang Moody's Investors
Service memangkas peringkat utang Spanyol sebanyak dua level. Menurunnya
peringkat Spanyol dari AA2 menjadi A1 ini dipicu tingginya tingkat utang
perbankan dan rentannya kondisi sektor korporasi. Ini merupakan pemangkasan
peringkat beruntun yang diterima Spanyol setelah sebelumnya Standard & Poor's
dan Fitch Ratings menurunkan peringkat Spanyol sebanyak satu tingkat.175
Menurut lembaga pemeringkat yang bermarkas di Amerika Serikat itu,
memburuknya pertumbuhan zona euro bakal membuat tantangan lebih besar bagi
Spanyol untuk mencapai target fiskalnya. Dalam laporannya, lembaga
pemeringkat itu bahkan mewanti-wanti kemungkinan terus menurunnya peringkat
Spanyol jika krisis utang zona euro terus berlanjut. "Spanyol terus menghadapi
tantangan berat dari berbagai sektor, seperti penurunan ekspor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan lemahnya sektor perbankan," tulis
Moody's dalam laporannya. Dengan tingkat pengangguran di Spanyol yang kini
mencapai 20%, bukan perkara mudah memulihkan kondisi perekonomian negara
berpenduduk sekitar 45 juta jiwa itu. Imbas krisis global dan krisis sektor properti
175
Ibid
185
yang diakibatkan kucuran kredit berlebihan pada sektor properti telah membawa
perekonomian negeri itu goyah.176
Meskipun di awal pemerintahannya sejak terpilih sebagai Perdana Menteri
Spanyol yang baru, Mariano Rajoy berkomitmen untuk tidak mendapatkan
bailout dari Uni Eropa dan IMF melainkan melakukan reformasi ekonomi secara
ketat, "Spanyol membutuhkan itu dan kebutuhannya mendesak, perubahan
struktural yang mendalam untuk tumbuh dan menciptakan lapangan kerja," 177
seperti menambah penghematan fiskal, reformasi pasar tenaga kerja dan meminta
bank menyisihkan tambahan 54 miliar euro dari provisi kredit bermasalah dan
bantalan modal,178 melakukan penghematan dengan memangkas belanja publik
senilai 16,5 miliar euro dan berencana menaikkan usia pensiun dari 65 tahun
menjadi 67 tahun. Namun, pada akhirnya Spanyol menyerah juga. Programprogram tersebut tidak cukup untuk menutupi kerugian yang diderita oleh sektor
perbankan di negara tersebut. Akhirnya tanggal 10 Juni Spanyol resmi menerima
bailout dari Uni Eropa senilai 125 miliar dolar.
Dari perspektif penulis, utang negara dan defisit anggaran yang semakin
meningkat ditambah masalah-masalah lainnya seperti pertumbuhan ekonomi
rendah dan pengangguran meningkat membuat Spanyol juga meminta bailout
kepada Uni Eropa. Menurut laporan terakhir, utang negara Spanyol berada pada
level 79,7%. Jika dibandingkan dengan negara zona euro yang duluan terkena
krisis, utang negara Spanyol belumlah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan.
176
Ibid
Krisis Spanyol Bahas Skema Pengaturan Bank. http://bisnis.vivanews.com/news/read/308898krisis--spanyol-bahas-skema-pengaturan-bank, diakses tanggal 19 Mei 2012
178
Ibid
177
186
Namun, karena sektor perbankan yang menjadi urat nadi dalam perekonomian
Spanyol bangkrut sehingga membuat negara tersebut meminta bailout.
Menurut Rajoy, syarat pencairan bailout tersebut tidaklah terlalu berat
karena tidak akan ada penghematan baru setelah diberikan. Hal tersebut didukung
oleh posisi tawar Spanyol sebagai ekonomi terbesar ke empat di zona euro
sehingga keruntuhannya akan menjadi malapetaka bagi ke-17 negara zona euro
lainnya.179 Namun, penulis melihat, akan tidak adanya penghematan baru tersebut
masih dua kemungkinan. Jika Spanyol ke depan ini bisa membenahi
perekonomiannya khususnya sektor perbankan, mungkin bisa dipastikan Spanyol
tidak akan ditekan untuk melakukan penghematan baru, tetapi jika yang terjadi
adalah sebaliknya, dalam artian perekonomian Spanyol makin terpuruk maka
sepertinya mustahil Uni Eropa dan negara-negara zona euro lainnya tidak
mendesak Spanyol untuk melakukan penghematan secara besar-besaran
mengingat efek domino bagi negara zona euro lainnya.
Pemberian bailout kepada Spanyol yang secara khusus ditujukan kepada
perbankannya, lebih ringan dibandingkan tiga negara sebelumnya karena tidak
disertai dengan syarat-syarat yang berat seperti menaikkan bahkan membuat
pajak
baru
dan
mengurangi
jumlah
perusahaan
beserta
karyawannya.
Penghematan yang telah dilakukan pemerintah Spanyol sebelum melibatkan Uni
Eropa dalam krisis di negaranya seperti; menambah penghematan fiskal,
reformasi pasar tenaga kerja dan meminta bank menyisihkan tambahan 54 miliar
euro dari provisi kredit bermasalah dan bantalan modal, melakukan penghematan
179
Jual Obligasi Miliaran Dolar, Krisis Keuangan Spanyol Mereda.
http://www.voaindonesia.com/content/jual-obligasi-miliaran-dolar-krisis-keuangan-spanyolmereda/1204783.html, diakses tanggal 26 Juni 2012
187
dengan memangkas belanja publik senilai 16,5 miliar euro dan berencana
menaikkan usia pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun dirasa cukup oleh Uni
Eropa sehingga tidak menyertai syarat dalam pemberian bailout. Inti dari semua
bentuk penghematan ini adalah kebijakan fiskal karena bertujuan untuk
mengurangi pengeluaran guna menghindari defisit. Jadi, bisa disimpulkan bahwa
bentuk kebijakan Uni Eropa secara tidak langsung dalam mengatasi krisis
ekonomi Spanyol juga pada intinya adalah kebijakan fiskal. Tidak adanya
penghematan baru dari Uni Eropa sebagai prasyarat bailout kemungkinan besar
yang membuat warga Spanyol tidak melakukan aksi penolakan terhadap
pemberian bailout seperti di tiga negara sebelumnya, apalagi bailout tersebut
dikhususkan untuk perbankan Spanyol bukan untuk bidang-bidang sosial.
5. Bentuk Kebijakan Uni Eropa di Italia
Italia adalah negara yang pernah menempati posisi sebagai negara dengan
ekonomi terbesar ke delapan di dunia dan keempat di Eropa dengan PDB
mencapai US$ 2,1 triliun. Namun, utang negara sebesar US$ 2,52 triliun atau
121% dari GDP-nya saat ini membuat predikat itu hilang dalam waktu sekejap180.
Menurut data yang ada, sebelum krisis ekonomi terjadi utang negara Italia
memang sangat tinggi khususnya jika dibandingkan dengan negara PIIGS (lihat
Grafik 3.17 hal.134). Dari tahun 2006-2008 utang negara Italia sudah di atas
angka 100% yaitu; 105,9% (2006), 106,6% (2007), 103,6% (2008). Tahun
berikutnya semakin meningkat dan terakhir dilaporkan menembus angka lebih
180
Data dan Fakta Seputar Krisis Ekonomi Italia. http://teringan.blogspot.com/2012/05/data-danfakta-seputar-krisis-ekonomi.html, diakses tanggal 9 Mei 2012
188
dari 200% dari PDB negara itu. Bahkan fakta yang cukup mencengangkan adalah
sejak dulu utang negara Italia tidak pernah pada posisi seperti yang telah
ditetapkan oleh otoritas. Rasio utang negara terhadap PDB-nya yang terendah saja
bahkan dua per tiga dari ketetapan otoritas karena dalam sejarah perekonomian
Italia, rekor terendah utang negaranya yaitu 90,50% pada bulan Desember 1988.
Dari data tersebut, bukan hal yang mengherankan jika total utang
negaranya melebihi angka 2 triliun euro. Jumlah utang yang begitu tinggi inipun
memberikan predikat negatif kepada Italia sebagai negara dengan utang tertinggi
se-kawasan Eropa. Penulis melihat, hal tersebut sangat mempertaruhkan
perekonomian bahkan masa depan negara ini. Sudah saatnya pemerintah mencari
langkah-langkah solutif yang efektif khususnya dalam bidang ekonomi untuk
mengatasi jumlah utang yang begitu tinggi. Jangan hanya mengandalkan bantuan
dana yang sifatnya sementara dari badan-badan seperti Uni Eropa dan IMF
ataupun badan keuangan lainnya.
Utang yang terlalu tinggi berpengaruh buruk pada setiap sektor dalam
negara Italia khususnya dalam bidang ekonomi dengan menghambat laju
pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa terjadi karena dengan tingginya utang negara
membuat pemerintah hanya berfokus pada besarnya jumlah utang sementara cara
untuk mengatasi utang tersebut terabaikan. Sebelum terjadinya krisis ekonomi
(2006-2007), pertumbuhan ekonomi Italia sudah sangat rendah dan semakin
menurun tiap tahunnya bahkan pada tahun 2008 sebagai tahun awal mula krisis
terjadi sampai ke posisi minus (lihat Tabel 3.24 hal.135). Memasuki tahun 2009,
ekonomi semakin parah sampai ke posisi -5,2%. Meskipun tahun 2010 kembali
189
ke posisi positif namun masih sangat rendah yaitu 1,3%. Menurut prediksi IMF
tahun lalu dan tahun ini pertumbuhan ekonomi kembali menurun ke posisi 0,6%
dan 0,3%.
Dari segi ekspor, nilai ekspor Italia cukup tinggi khususnya dalam lingkup
kawasan Eropa (lihat Grafik 3.18 hal.136). Pada Februari 2012 ekspor Italia
adalah senilai 31,8 miliar euro. Hal ini disebabkan oleh beragamnya komoditas
atau barang-barang yang menjadi andalan ekspornya mulai dari makanan,
minuman, pakaian, bahan-bahan kimia sampai ke barang-barang industri seperti
kendaraan bermotor dan kendaraan mewah. Dan yang menjadi mitra utama
ekspornya adalah negara sesama anggota Uni Eropa sendiri seperti Jerman,
Prancis, Spanyol, dan Inggris karena menyumbang sekitar 59% bagi total nilai
ekspor Italia.
Dari segi impor, nilai Italia juga relatif tinggi khususunya produk-produk
energi, elektronik, tembakau. Dari tahun 2006-2008 (lihat Grafik 3.19 hal.137),
nilai impor terendah sekitar 23 juta euro dan nilai impor tertinggi sekitar 35 juta
euro. Sedangkan dari tahun 2009 - awal 2012 nilai terendah impor sekitar 17,5
juta euro dan nilai impor tertinggi sekitar 38 juta euro. Pada Februari 2012 impor
Italia adalah senilai 32,9 juta euro. Pada kurva tersebut terlihat pada tahun 2009
betapa nilai impor Italia turun drastis yaitu sampai ke angka 17,5 juta euro karena
di tahun inilah dampak krisis betul-betul dirasakan di negara PIIGS. Adapun
negara yang menjadi mitra impor utama Italia adalah juga berasal dari dalam Uni
Eropa yakni; Jerman, Prancis, Belanda, dan Spanyol. Dari fakta tersebut terlihat
190
bahwa krisis ekonomi Italia menular ke Spanyol salah satunya lewat jalur ekspor
dan impor.
Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Italia melonjak
tajam seperti di empat negara sebelumnya. Dari tahun 2006-2008 jumlah
pengangguran sebenarnya perlahan-lahan mengalami penurunan (lihat Grafik
3.20 hal.138). Pada awal tahun 2008 - pertengahan 2008 jumlah pengangguran
turun dari posisi sekitar 7,8% ke posisi 5,9%. Namun, akhir tahun 2008 jumlah
tersebut perlahan-lahan meningkat sampai sekarang pada posisi sekitar 9,3 %.
Jika di empat negara sebelumnya, Uni Eropa telah berperan dalam
mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di masing-masing negara, lain halnya di
Italia. Meskipun diketahui bahwa utang negara Italia lebih banyak di antara
sesama negara PIIGS, Uni Eropa belum turun tangan langsung dalam membantu
negara tersebut dalam mengatasi krisis ekonomi. Sejauh ini, Uni Eropa baru
sebatas menganjurkan Italia untuk berbuat lebih banyak dalam perbaikan
ekonomi negaranya khususnya mengurangi utang negara. Selain itu, Uni Eropa
juga mendorong Italia untuk melakukan pemotongan belanja guna menghindari
defisit anggaran.
Utang negara Italia begitu banyak karena negara ini menjadi salah satu
pasar surat utang negara (SUN) terbesar di dunia. Belakangan muncul
kekhawatiran, Italia tidak bisa membayar surat utang sampai tanggal jatuh tempo,
yang membuat yield (bunga) surat utang Italia di atas 7%. Besaran yield surat
utang Italia ini lebih tinggi dibandingkan dengan surat utang yang diterbitkan
Pemerintah Irlandia dan Portugal, sebelum dua negara itu menerima bailout.
191
Secara teori, tingginya yield itu akan membuat surat utang Italia menarik
minat investor. Namun, kenyataannya, pasar tidak percaya lagi. Hal ini jugalah
yang membuat Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi tidak dipercaya lagi
untuk memimpin Italia. Peringkat kredit Italia pun menurun. Melihat beban utang
yang mengkhawatirkan, Berlusconi akhirnya mengundurkan diri kemudian
diganti Mario Monti. Sebelum mengundurkan diri, Berlusconi menjanjikan
reformasi total di Italia. Reformasi itu, antara lain, komitmen untuk meningkatkan
usia pensiun menjadi 67 tahun pada 2016, mempermudah perusahaan ketika
memecat karyawan, penjualan aset, dan kebijakan lain untuk meningkatkan
kemudahan dalam berusaha. Namun publik, politisi, dan kalangan bisnis skeptis
pada rencana reformasi itu.
Analis
dari
Capital Economics, seperti
dikutip
The Guardian,
mengemukakan jika biaya penerbitan surat utang makin tinggi, nilainya bisa
mencapai sekitar US$ 880 miliar dalam tiga tahun ke depan. Jika pemerintah
Italia juga menerima pinjaman untuk menyelamatkan sektor perbankannya, maka
biaya yang dibutuhkan bisa mencapai US$ 950 miliar. Italia tidak punya dana itu
dan akan bergantung pada European Financial Stability Facility (EFSF) yaitu
perpanjangan tangan dari ECB dalam hal ini Uni Eropa. Masalahnya, Italia adalah
salah satu negara yang menjadi motor EFSF, selain Jerman dan Prancis. EFSF
juga memiliki dana yang terbatas dan program bantuan dana ke Italia selama
beberapa tahun ke depan akan menghabiskan anggaran. 181
181
Data dan Fakta Seputar Krisis Ekonomi Italia. Op.Cit
192
Jika hal ini tak bisa menyelamatkan Italia, bisa dipastikan Uni Eropa akan
masuk dengan bantuan bailout-nya seperti di negara-negara sebelumnya. Berikut
ini adalah tabel tentang data defisit anggaran Italia terhadap PDB negaranya ;
Tabel 4.5 Tabel Defisit Anggaran Italia (2006-2011)
No
Tahun
Persentase
1
2006
3,4%
2
2007
1,6%
3
2008
2,7%
4
2009
5,4%
5
2010
4,6%
6
2011
3,9%
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual
Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012
Berdasarkan tabel di atas, bisa disimpulkan bahwa perekonomian Italia
juga terpuruk karena masalah defisit anggaran. Jika diamati secara seksama, krisis
ekonomi PIIGS juga terjadi karena defisit anggaran. Defisit terjadi ketika
konsumsi negara (pemerintah) lebih besar daripada produksi. Dan inilah yang
terjadi di negara PIIGS yang secara ekonomi masih lemah. Beda halnya dengan
negara zona euro lainnya khususnya yang ekonominya kuat. Selain ekonomi yang
sudah mapan, produksi lebih diutamakan daripada konsumsi sehingga anggaran
surplus.
193
B.
Faktor Pendorong Dan Penghambat Uni Eropa Dalam Mengatasi Krisis
Ekonomi PIIGS
Menilik masalah yang dihadapi negara PIIGS seperti yang dijelaskan di
atas, langkah konkrit Uni Eropa untuk menyelamatkan PIIGS dari masalah utang
dan defisit anggaran sangatlah diperlukan. Karena bila tidak segera dilakukan,
akibatnya akan fatal yaitu dapat meruntuhkan kepercayaan para investor kepada
kelima negara ini secara khusus dan Uni Eropa secara umum dan hal itu sangat
mengancam eksistensi negara dan regional. Uni Eropa memiliki tugas yang cukup
berat, dimana pejabat kawasan ini harus bisa meyakinkan pasar atas pemecahan
masalah defisit anggaran. Jika gagal mencari solusi atau masalah kian meningkat,
pemodal akan semakin bertambah lari ke pasar (negara/kawasan) lain. Kondisi ini
dapat menyebabkan tergantikannya posisi Uni Eropa sebagai kawasan dengan
iklim usaha yang prospektif. Uni Eropa harus segera menerapkan sejumlah aturan
dan menjaga kestabilan instrumen dan lembaga-lembaga mereka agar krisis tidak
menyebar ke wilayah lain di dunia.
Melihat dampak buruk yang telah dan yang akan ditimbulkan oleh
terjadinya krisis ekonomi PIIGS, Uni Eropa tentunya terdorong untuk segera
menyelesaikan krisis ekonomi yang mengancam eksistensi regionalnya tersebut.
Hal yang mendorong Uni Eropa adalah;
194
a. Faktor Internal;
1) Adanya kesadaran (awareness) dari Uni Eropa akan tanggung jawab
moralnya sebagai organisasi regional yang telah menyatukan 27 negara di
kawasan benua Eropa dalam satu mata uang tunggal yakni euro terkecuali
bagi beberapa negara yang belum mau bergabung (negara non zona euro).
Situasi ini dipahami oleh Uni Eropa, dan lembaga-lembaga keuangan
untuk ikut terlibat dalam masalah krisis ekonomi tersebut. Uni Eropa
bertanggung jawab bagi negara anggotanya sebagai satu kesatuan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Vikram Nehru (cucu Jawaharlal Nehru),
seorang Analis Ekonomi Global dan juga Mantan Kepala Ekonom
sekaligus Direktur Departemen Bank Dunia yang mengurusi pengurangan
kemiskinan, manajemen ekonomi, dan sektor privat dan swasta yang kini
menjadi Senior Associate Carnegie Endowment, salah satu dari think
tank terbesar di dunia bahwa “Uni Eropa menjamin setiap negara di
wilayahnya. Mereka memandang wilayah itu sebagai kesatuan, bukan
hanya negara masing-masing. Jadi jika Yunani terkena masalah, seluruh
Eropa harus menanggungnya”.182 Apalagi setelah dibentuknya Bank
Sentral Eropa (European Central Bank) dalam tubuh Uni Eropa yang
memiliki tanggung jawab dalam masalah moneter negara zona euro.
Alasan kenapa Uni Eropa dan lembaga lainnya memilih untuk tidak
membiarkan Yunani sebagai akar krisis ekonomi PIIGS bangkrut adalah
Vikram Nehru: “Subsidi Itu Berbahaya”. http://bali-bisnis.com/index.php/vikram-nehrusubsidi-itu-berbahaya/, diakses tanggal 25 Juni 2012
182
195
karena mereka telah terlibat jauh dan banyak lembaga keuangan Eropa
turut menggelontorkan dananya. Jika Yunani tidak diselamatkan maka
akan terjadi reaksi berantai dan turut meruntuhkan negara-negara lainnya
di kawasan.183
2) Uni Eropa tentu tidak ingin kehilangan citra (image) sebagai organisasi
regional terbaik dunia yang pernah ada khususnya dengan sejumlah
keberhasilan yang telah dicapai misalnya penyatuan mata uang sebagai
pertanda full integration dan pembentukan Pasar Tunggal Eropa yang di
dalamnya diatur penghapusan hambatan-hambatan dalam perdagangan di
antara sesama negara anggota Uni Eropa. Dicermati kebijakannya dalam
berbagai hal seperti dalam hal pengambilan keputusan (decision making)
karena keputusan ini merupakan suara bersama dari semua negara
anggota. Untuk itu, Uni Eropa tentu berusaha untuk mengatasi krisis
ekonomi PIIGS meskipun itu mungkin dalam waktu yang cukup lama.
b. Faktor Eksternal;
1) Adanya desakan dari negara Uni Eropa lainnya agar Uni Eropa segera
mengambil langkah tegas untuk mengatasi krisis ekonomi sehingga efek
domino krisis ekonomi PIIGS yang sedang mengancam perekonomian
regional bisa diminimalisir. Misalnya desakan yang datang dari Inggris
lewat Perdana Menterinya, David Cameron, "Yang kami butuhkan adalah
rencana tegas untuk Yunani, dan kita perlu rencana pasti untuk membantu
183
Yunani Buat Terobosan tapi Tidak Punya Posisi Tawar.
http://financeroll.co.id/news/20400/yunani-buat-terobosan-tapi-tidak-punya-posisi-tawar, diakses
tanggal 23 Juni 2012
196
menggerakkan perekonomian Eropa, kita harus mengatasi masalah itu
juga atau krisis akan terus terulang kembali," kata Cameron kepada
wartawan di Brussel. Cameron juga mendesak 17 negara yang
menggunakan mata uang euro untuk mengambil tindakan jangka panjang,
termasuk mengizinkan Bank Sentral Eropa menstabilkan mata uang
tunggal yang bermasalah itu. Inggris tidak menggunakan mata uang euro
tetapi zona euro adalah mitra dagang terbesarnya dan krisis keuangan itu
telah memukul perekonomian Inggris, yang saat ini berada dalam
resesi.184
2) Adanya desakan dari dunia internasional terhadap Uni Eropa agar segera
mencari solusi yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS karena
krisis tersebut mengancam perekonomian global. Misalnya desakan yang
datang dari negara-negara yang tergabung dalam G-20. G-20 mendesak
Uni Eropa menciptakan strategi yang bersifat lebih tahan lama dalam
mengatasi krisis utang zona euro. Desakan itu muncul menjelang
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Los Cabos, Meksiko, pada
tanggal 18 Juni 2012. KTT yang berlangsung selama dua hari itu juga
akan fokus pada pembahasan soal penciptaan lapangan kerja dan
pertumbuhan demi memacu kembali pemulihan ekonomi global. Para
pemimpin yang hadir diperkirakan akan menghasilkan kesepakatan
bernama “Rencana Aksi Los Cabos”, yang ditujukan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, mempromosikan
184
PM Inggris Desak Rencana Tegas Untuk Yunani. http://id.berita.yahoo.com/pm-inggris-desakrencana-tegas-untuk-yunani-052511245.html, diakses tanggal 22 Juni 2012
197
perdagangan, dan pemangkasan defisit anggaran. G-20 beranggotakan
Meksiko, Argentina, Australia, Brazil, Inggris, Kanada, Cina, Prancis,
Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Rusia, Arab Saudi, Afrika
Selatan, Korea Selatan, Turki, dan Amerika Serikat. Mereka semua
mewakili 80% total output industri seluruh dunia. Kemajuan Eropa dalam
penciptaan solusi yang tahan lama dalam mengatasi krisis zona euro akan
langsung menjadi topik utama saat para pemimpin blok tersebut mengikuti
sesi pembuka dari KTT di atas. Solusi itu mencakup wacana penyatuan
besar-besaran sektor keuangan, fiskal, dan politik seluruh negara zona
euro, demi memperkuat ketahanan ekonomi mereka. Selama ini, para
pemimpin UE terkesan ragu untuk memulai langkah ke arah penyatuan
tersebut.185
Selain didorong oleh keinginan kuat untuk segera menyelamatkan
perekonomian regional Eropa khususnya perekonomian zona euro, Uni Eropa
juga menemui berbagai jenis hambatan. Hambatan-hambatan itu dapat
digolongkan ke dalam dua bagian, yakni ;
1) Hambatan internal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam tubuh Uni Eropa
sendiri, misalnya ketidaksetujuan perwakilan negara-negara besar seperti
Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas bailout tahap kedua bagi
Yunani. Negara-negara ini sepakat pemberian bailout tahap kedua ditunda.
185
G-20 Desak UE Segera Atasi Krisis. http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/93646,
diakses tanggal 21 Juni 2012
198
Bahkan mereka mulai ragu dan tidak mau lagi mendukung Yunani. 186 Negaranegara tersebut menolak memberi bantuan lagi karena warganya merasa
membayar pajak, tapi diberikan kepada rakyat negara lain. Oleh karena itu,
Pemerintah Yunani harus mengambil kebijakan penghematan untuk
memotong anggaran besar-besaran.187 Dan tidak menutup kemungkinan bagi
negara-negara lainnya akan mendapatkan hal yang sama (penolakan) jika
kembali meminta Uni Eropa memberikan bailout.
2) Hambatan eksternal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam negara PIIGS.
Hambatan itu berupa tentangan dari pihak oposisi terhadap pemerintah yang
sedang berkuasa dalam menerima bailout yang didukung secara penuh oleh
rakyat karena prasyarat yang diajukan oleh Uni Eropa terlalu berat bagi
mereka. Untuk itu, bailout akan susah diberikan oleh Uni Eropa jika prasyarat
yang diajukan tidak dipenuhi oleh negara peminta bailout. Misalnya di
Yunani, ada empat partai yang berkuasa yaitu Partai Demokrasi Baru, Partai
Sosialis PASOK yang pro bailout dan partai oposisi Koalisi kelompok kiri
Syriza dan Partai sayap kanan Yunani Merdeka yang anti bailout. Dalam
pemilu parlemen tidak ada partai yang memperoleh suara mayoritas meskipun
suara tertinggi sebanyak 18,9%, atau 108 kursi dari 300 kursi parlemen diraih
oleh Partai Demokrasi Baru. Namun, mitra koalisinya, partai Sosialis
PASOK, hanya berada di urutan ketiga dengan 13,4% suara. Gabungan kedua
partai yang pro dana talangan ini hanya meraih 149 kursi, kurang dua kursi
186
Peta Politik Euro Berubah, Yunani Terancam Didepak.
http://financeroll.co.id/news/34237/peta-politik-euro-berubah-yunani-terancam-didepak, diakses
tanggal 20 Juni 2012
187
Vikram Nehru. Op. Cit, diakses tanggal 25 Juni 2012
199
untuk meraih mayoritas sederhana. Hasil ini merosot jauh dari perolehan total
77,4% suara yang diraih koalisi itu pada pemilu 2009. Koalisi kelompok kiri
Syriza yang antidana talangan sukses meraih 16,6 % suara atau 52 kursi.
Partai sayap kanan Yunani Merdeka, yang juga menolak perjanjian Yunani
dan Uni Eropa, meraih 33 kursi. Melihat hal tersebut, pemimpin Syriza,
Alexis Tsipras menyatakan ”Ini pesan revolusi damai. Pemimpin Eropa
harus mengerti kebijakan penghematan telah kalah.” 188
C.
Masa Depan Uni Eropa Dengan Terjadinya Krisis Ekonomi PIIGS 2008
Integrasi Eropa secara riil dimulai dari kerjasama ekonomi sejak lahirnya
European Coal and Steel Community (ECSC) tahun 1951. Kemudian diikuti oleh
lahirnya European Economic Community (EEC), atau disebut juga dengan
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan European Atomic Energy Community
(EURATOM) di tahun 1957.189 Ketiga organisasi utama tersebut ada dalam satu
kesatuan yang dikenal dengan nama Masyarakat Eropa (ME) atau European
Community (EC). Negara-negara pionir yang tergabung ke dalam komunitas ini
dikenal dengan sebutan The Inner Six (Perancis, Jerman, Belanda, Belgia,
Luxemburg, dan Italia).190 EC bergerak secara konstan menuju penyatuan
ekonomi, politik, sosial, dan moneter menuju Uni Eropa.
188
Rakyat Hukum Partai Penguasa.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/08/02430267/Rakyat.Hukum.Partai.Penguasa,
diakses tanggal 23 Mei 2012
189
Edison Muchlis. 1997. Integrasi Menuju Uni Eropa.Jurnal Analisis CSIS. Vol.26.No.6, hal.552
190
Fajar. Sejarah Terbentuknya Uni Eropa. http://nederindo.com/sejarah-terbentuknya-unieropa.html, diakses tanggal 27 Juni 2012
200
Dalam perspektif yang lebih umum, motivasi integrasi Eropa Barat yang
pada akhirnya dikenal sebagai Uni Eropa oleh the founding father ME didasarkan
pada lima hal berikut;191
Pertama,
adanya
kemauan
bersama
untuk
membentuk
a
new
understanding of Europe, dalam membangun suatu identitas bersama (a new
collective identity), begitu juga sebagai alternatif identitas kebangsaan
(nationalistic identity). Eropa dalam perkembangan ini ingin menunjukkan suatu
pengalaman baru dalam kebersamaannya guna membangun peran dan identitas
baru itu. Thomas Risse, seorang sarjana (scholar) Hubungan Internasional dengan
pemikiran yang konstruktivis yang saat ini memimpin kajian penelitian tentang
‘hubungan trans-nasional, kebijakan luar negeri dan keamanan’ di Otto-Suhr
Institute bidang ilmu politik di Freie Universitat Berlin, sebagai peneliti di Jerman
bidang internasional dan sebagai pemimpin program Ph.D di Hertie School of
Governance di Berlin, dalam artikelnya berjudul The Euro Between National and
European Identity yang dimuat dalam Journal of European Public Policy pada
Agustus 2003 mengeksplorasi mengenai bagaimana penggunaan mata uang euro
di sebagian besar negara-negara anggota Uni Eropa mampu membentuk suatu
identitas bersama (kolektif), yakni identitas Eropa. Artikel tersebut muncul karena
tahun sebelumnya (Januari, 2002), euro secara fisik baru digunakan dan
diberlakukan di mayoritas negara-negara di Eropa, sehingga, munculnya artikel
ini merupakan elaborasi dan eksplanasi dari euro yang hadir sebagai salah satu
pembentuk identitas bersama. Artikel Risse dalam studi Hubungan Internasional
191
Edison Muchlis. Op.Cit, hal.552-553
201
mampu berfungsi sebagai salah satu acuan penting berkaitan dengan upaya
integrasi Eropa dan pembentukan identitas Eropa melalui salah satu indikatornya,
yaitu mata uang, dalam hal ini adalah euro. Argumen utama Risse dalam artikel
tersebut adalah bahwa uang merupakan salah satu penanda identitas yang
menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat dan terkait dalam upaya
pembangunan nasional yang berhubungan dengan identitas nasional bersama.192
Kedua, adanya keinginan untuk hidup berdampingan secara damai di
antara bangsa-bangsa Eropa Barat, dan kemauan bersama untuk melindungi diri
dari ancaman ekspansi komunis. Ini disebabkan negara-negara nasional ketika itu
tidak mampu mencegah pecahnya Perang Dunia II. Atas dasar itu, timbul
kebutuhan untuk menyatukan struktur politik yang mapan, guna mencegah
perang, baik dengan sesama negara Eropa Barat maupun blok Eropa Timur. Hal
tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Dosen Holistic Education
Center Universitas Fujen Liang, Chong Min bahwa “sasaran utama
didirikannnya
Uni
Eropa
adalah
berharap
menghindari
perang
dan
mengukuhkan perkembangan demokrasi.”193
Ketiga, adanya motivasi pendiri ME untuk mencapai kemakmuran.
Kehancuran ekonomi akibat Perang Dunia II, telah menimbulkan kesulitan bagi
negara-negara Eropa Barat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi mereka.
Jika diperhatikan dengan sangat teliti, maka terlihat jelas bahwa cikal bakal
192
The Euro Between National and European Identity.
http://ameliafitriani04.wordpress.com/gudang-karya/artikel/the-euro-between-national-andeuropean-identity/, diakses tanggal 26 Juni 2012
193
50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru.
http://indonesian.rti.org.tw/indonesian/special/perspektif/Perspektif_17.htm, diakses tanggal 23
Juni 2012
202
pondasi utama pembentukan European Union adalah komunitas-komunitas yang
mengutamakan urusan-urusan ekonomi. Mulai dari pengaturan perolehan sumber
bahan baku produksi, sampai dengan pengaturan di bidang distribusi hasil
produksi antar sesama negara-negara anggota, semuanya tercermin di dalam
merger ECSC, EEC, dan EURATOM menjadi satu komunitas yang disebut
Masyarakat Eropa/European Community.194 Dalam pelaksanaannya, keberadaan
EC mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini menyebabkan
munculnya minat dari negara-negara lain di luar negara-negara anggota untuk
bergabung dengan komunitas ini. Kesuksesan inilah yang mendorong Inggris,
Denmark, Irlandia dan Norwegia untuk mengajukan diri bergabung dengan EC.
Pengajuan diri Inggris untuk menjadi bagian dari EC tidak berjalan mulus.
Kejadian-kejadian di masa lalu membuat De Gaulle (Presiden Perancis) tidak
meloloskan niat Inggris untuk bergabung dengan EC. Seiring berjalannya waktu,
penggantian tampuk kepemimpinan di Perancis akhirnya memberikan angin segar
kepada Inggris untuk meloloskan niatnya bergabung dengan EC. Di masa
kepemimpinan Georges Pompidou, Inggris beserta tiga negara lainnya resmi
bergabung dengan EC. Fakta penolakan De Gaulle terhadap keinginan Inggris
untuk bergabung dengan EC yang didasari oleh kejadian-kejadian di masa lalu
menimbulkan retorika apakah keberadaan ECSC, EEC, dan EURATOM yang
akhirnya terintegrasi ke dalam European Community murni berdasarkan
kepentingan dan tujuan bersama dalam bidang ekonomi saja ? Metamorfosa EC
menjadi European Union (EU) terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang,
194
Fajar. Op. Cit
203
dan di dalamnya terdapat banyak perkembangan kebijakan-kebijakan baru
melalui pertemuan-pertemuan antar negara anggota yang jumlahnya senantiasa
bertambah. Penolakan De Gaulle terhadap keinginan Inggris untuk bergabung
dengan EC bukan satu-satunya hal yang menimbulkan retorika keberadaan EU –
yang diawali oleh EC – didasari atas kepentingan dan tujuan ekonomi saja.
Kenyataan lainnya yang cukup mencolok adalah adanya beberapa negara anggota
yang menolak menggunakan mata uang euro.195
Keempat, adanya motivasi pendiri ME untuk mengembangkan konsep
freedom dan mobility. Ini disebabkan bertahun-tahun mereka terbelenggu akibat
kerusakan perang. Karena itu, dibutuhkan kemauan politik untuk mengurangi
pembatasan-pembatasan nasional bagi mobilitas pribadi, sirkulasi barang, jasa
dan modal di negara-negara ME. Tujuan utama dibentuknya Masyarakat Eropa
(EC) adalah terciptanya pasar bebas. Ketentuan-ketentuan khusus yang
mengaturnya adalah Pasal 3(a) yang melarang adanya cukai; Pasal 3(b) mengatur
Community’s common commercial policy seperti dalam bidang pertanian,
perikanan dan transportasi; pasal 3 (g) secara khusus mewajibkan Community
memasyarakatkan bahwa ‘persaingan dijamin dalam internal market tidak
terganggu, dan Pasal 3 (h) mengatur tentang perkiraan tingkat kebutuhan hukum
dalam pasar bebas.196
ECSC adalah komunitas negara-negara The Inner Six yang bertujuan
menghapus berbagai hambatan perdagangan dan menciptakan pasar bersama
tempat produk, pekerja, dan modal dari sektor batubara dan baja dari negara195
196
Ibid
Ibid
204
negara anggota bisa bergerak dengan bebas. Pada tanggal 9 Mei 1950 (Europe
Day), Robert Schuman (Menlu Prancis) mempresentasikan ide-idenya dalam
misi penyelamatan Eropa sehingga terbentuk European Coal and Steel
Community (ECSC). ECSC akhirnya ditandatangani pada Traktat Paris (18 April
1951) oleh 6 negara pionir yang juga merupakan anggota Council of Europe.
ECSC resmi dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 1952 - tahun 2002. Dalam
pelaksanaannya, ECSC terbukti ampuh menjaga “keharmonisan” Eropa selama
hampir setengah abad. Traktat Roma (25 Maret 1957) menghasilkan EURATOM
dan European Economic Community (EEC).
Tujuan dari pembentukan EEC adalah terciptanya pencapaian Custom
Unions, yang merupakan usaha untuk penghapusan customs duties, import
quotas, dan berbagai hambatan perdagangan lainnya antar sesama negara
anggota. Di sisi lain diberlakukan Common Customs Tarriff (CCT) negara ketiga
(negara-negara non-anggota). Dalam pasar bebas semua sumber ekonomi harus
bergerak secara bebas, tidak ada hambatan oleh batasan negara. Oleh karena itu,
Traktat Roma menetapkan empat kebebasan (four freedoms) yang mengikat yaitu
kebebasan perpindahan barang, kebebasan berpindah tempat kerja, kebebasan
memilih tempat tinggal dan lalu lintas jasa yang bebas, lalu lintas modal yang
bebas. Pasar bebas mempunyai kebijakan yang komersial umum, relasi komersial
dengan negara-negara ketiga dan kebijakan persaingan. Salah satu dari ketentuanketentuan khusus yang mengatur pasar bebas yang mempunyai peranan sangat
penting bagi Masyarakat Eropa adalah Hukum Persaingan Usaha. Namun
demikian, saat ini pergerakan barang dagang, jasa, modal, dan penduduk
205
antarnegara anggota masih belum sepenuhnya bebas, artinya pelaksanaan tujuan
dari pembentukan EEC masih dalam proses penyempurnaan. Terkait dengan
kebijakan pasar bebas yang diwujudkan dalam EEC, maka tujuan dibentuknya
EAEC/EURATOM juga terkait dengan pergerakan bebas sumber produksi,
distribusi, dan riset yang diperlukan untuk pengembangan sumber energi yang
berbasis kepada penggunaan nuklir antar sesama negara anggota. EEC dan EAEC
(EURATOM) resmi diberlakukan pada tahun 1958.
ESCS, EEC dan EURATOM resmi disatukan (merger) menjadi European
Community (EC) atau Masyarakat Eropa pada bulan Juli 1967. Kerjasama
ekonomi yang disepakati pada EEC segera diterapkan, sehingga pada tahun 1968
semua tarif yang ada antar negara-negara anggota dihilangkan sepenuhnya.
Setelah ketiga organisasi itu disatukan ke dalam EC tidak terlihat adanya progress
yang cukup besar, sampai pada saat Georges Pompidou menggantikan posisi De
Gaulle sebagai Presiden Perancis. Georges Pompidou melakukan tindakantindakan yang lebih terbuka untuk memicu perkembangan EC. Atas saran
Pompidou, sebuah pertemuan digelar di Den Haag, Belanda pada tahun 1969.
Dalam pertemuan ini dicapai beberapa poin penting, seperti pembentukan sistem
financial untuk EC yang didasarkan pada kontribusi tiap negara anggota,
pembentukan kebijakan luar negeri, dan negosiasi dengan Inggris, Denmark,
Irlandia dan Norwegia untuk bisa bergabung dengan EC. Sukses besar EC
berlanjut sampai pada terbentuknya komunitas regional yang saat ini dikenal
dengan nama European Union. Dalam perkembangannya, banyak terjadi
206
pertemuan-pertemuan lainnya yang menghasilkan banyak kebijakan-kebijakan
baru dan jumlah keanggotaan yang semakin besar jumlahnya.197
Kelima, para pendiri ME mengharapkan munculnya suatu kekuatan baru
dalam kebersamaan itu. Melalui suatu United States of Europe, negara-negara
Eropa Barat (bukan hanya anggota ME), akan dapat menyatukan kekuatan untuk
memainkan peran politiknya dalam skala regional maupun global. Ide tentang
pembentukan United States of Europe pernah disampaikan Victor Hugo pada
tahun 1849. Baru pada tahun 1946, Winston Churchill dalam pidatonya di Zurich
University, mengangkat ide itu kembali melalui pernyataan berikut198;
We must create the European Family, and provide it with a
structure under which it can dwell and peace, in safety and in
freedom. We must build a kind of United States of Europe.
Keinginan Churchil itu menemukan jalannya, ketika George Marshall
(melalui Marshall Plan) pada tahun 1947 melahirkan gagasan untuk
mengembalikan kondisi ekonomi dunia yang rusak berat akibat Perang Dunia II.
Pemikiran itu diterima oleh 16 negara Eropa Barat. Gayung pun bersambut
dengan lahirnya Organization for European Economic Cooperation (OEEC) di
tahun 1948. Dan pada tahun 1949, lahir pula Dewan Eropa (Council of Europe)
yang memainkan perannya sebagai kerangka dasar struktur integrasi regional
Eropa, terutama di bidang politik dan keamanan.
Pada tahap awal, kelima hal di atas memang ditujukan untuk
membendung ekspansi komunis, sebagai salah satu super power waktu itu.
Demikian juga untuk mengantisipasi kuatnya pengaruh ekonomi AS yang
197
198
Ibid
Edison Muchlis,Op.Cit, hal. 551
207
menguasai wilayah Eropa Barat, disamping adanya kecenderungan ekonomi
beberapa negara Eropa Barat tumbuh lebih kuat secara sendiri-sendiri. Hal ini jika
dibiarkan berlanjut, dikhawatirkan akan menimbulkan ancaman bagi negaranegara Eropa Barat lainnya yang lemah secara ekonomi dan politik. Tetapi
kemajuan yang mereka capai sampai hari ini, terlihat jauh melampaui motivasi
awal itu. Dalam perjalanannya, Uni Eropa tumbuh menjadi sebuah regionalisme
yang disegani dunia karena prestasinya.
Menurut penulis, prestasi itu dimulai dari ;
a.
Perluasan wilayah, dimulai dari 6 negara sebagai pendiri (1951) kemudian
melakukan perluasan menjadi 9 negara (1973), kemudian 12 negara (1986),
15 negara (1995), 25 negara (2004) dan perluasan terakhir menjadi 27 negara
(2007). Pada tanggal 25 Maret 1951 enam negara yakni Belgia, Luksemburg,
Belanda, Perancis, Jerman, dan Italia menandatangani Perjanjian Roma atau
Treaty of Rome dan semenjak saat itu membuka lembaran yang bersejarah
bagi integrasi ekonomi dan politik Eropa. Dan 50 tahun kemudian seiring
dengan bergabungnnya negara-negara Eropa yang lain, komunitas Eropa
terus berkembang, pada tahun 1993 menyetujui Perjanjian Maastrich dan
wawasan kerjasamanya dikembangkan hingga masalah hukum, administrasi
dalam negeri dan hubungan luar negeri. Komunitas Eropa ini kemudian
menjadi Uni Eropa. Setelah mengalami 6 kali upaya pengembangan,
keanggotaan Uni Eropa terus dikembangkan ke arah timur, kini Uni Eropa
208
sudah memiliki 27 negara anggota untuk menjadi badan politik dan ekonomi
dengan populasi 500 juta orang.199
b.
Unifikasi moneter yaitu penggunaan satu mata uang tunggal (single
currency) yakni euro bagi negara anggota, kecuali Inggris, Denmark,
Swedia, Republik Ceko, Latvia, Lithuania, Hongaria, Polandia, Bulgaria, dan
Rumania yang memilih untuk tidak menggunakan mata uang bersama karena
alasan-alasan tertentu dari negara yang bersangkutan seperti alasan
kedaulatan mata uang. Secara makro ekonomi, adanya satu mata uang
tunggal
Eropa
diharapkan
mengurangi
biaya
transaksi
selisish
kurs,meningkatkan daya saing produk-produk UE, terjadinya stabilitas harga
yang baik dan menyeluruh di wilayah Uni Eropa sehingga inflasi akan lebih
terkendali atau rendah. Adanya euro akan mendorong persamaan kemajuan
ekonomi di negara-negara Uni Eropa yang memang tingkat kemajuan tiaptiap negara anggota adalah tidak sejajar. Dengan adanya mata uang tunggal
euro, diharapkan bisa mendatangkan peluang bagi negara-negara angota
yang kurang begitu maju tingkat perekonomiannya seperti Yunani, Irlandia,
Portugal, Spanyol, dan Italia untuk mengejar ketertinggalannya dari negara
Uni Eropa lainnya yang telah begitu maju tingkat perekonomiannya seperti
Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Austria, serta
negara-negara kaya Skandinavia seperti Swedia, Finlandia, dan Denmark.
Integrasi ekonomi dan moneter Eropa pada dasarnya adalah suatu keadaan
199
50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru. Op.Cit
209
positive zero sum game yang ingin diwujudkan oleh Uni Eropa agar terjadi
distribusi kekayaan di wilayah-wilayah Eropa.200
c. Terciptanya pasar bersama yang sekarang dikenal dengan nama Pasar
Tunggal Eropa (European Single Market) yang didasari oleh prinsip free
movement bagi barang, modal, jasa, dan tenaga kerja. Penghapusan hambatan
fisik dengan menghapuskan pemeriksaan terhadap barang dan manusia di
perbatasan; penghapusan hambatan teknis dengan mengurangi hambatan
akibat regulasi nasional terhadap produk dan jasa melalui harmonisasi atau
mutual recognition; penghapusan hambatan pajak untuk mengurangi
disparitas pajak tidak langsung dengan harmonisasi atau pendekatan tingkat
VAT (Value Added Tax) dan bea cukai.201 Menurut Henderson, maksud dari
prinsip free movement bagi barang, modal, jasa, dan tenaga kerja adalah
adanya jaminan dan kemampuan negara anggota dalam European Single
Market untuk tidak melakukan diskriminasi dalam lalu lintas barang dan
mobilitas modal, dan manusia. Dengan demikian secara ekonomi tidak ada
istilah orang asing, dana asing, dan barang impor negara anggota European
Single Market, semua kini merupakan produk Uni Eropa, investasi dan modal
Uni Eropa, dan tenaga kerja Uni Eropa. Program ini akhirnya berhasil
dijalankan dengan baik oleh Uni Eropa mulai tahun 1993 hingga tahun 1996,
sebagai manifestasi implikasi dari Akta Tunggal Eropa.202
d. Dalam bidang politik terlihat dengan adanya penyatuan politik menyangkut
masalah imigrasi, kepolisian, dan peradilan. Dan dalam skala yang lebih besar
200
Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.66-67
Poedji Koentarso. Op. Cit, hal.45-46
202
Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.69
201
210
yaitu kerjasama politik luar negeri dan keamanan bersama atau Common
Foreign and Security Policy (CFSP). Sepanjang menyangkut masalah politik,
Perjanjian Maastricht merumuskannya dalam dua titel. Titel V mengenai
kebijakan bersama dalam politik luar negeri dan keamanan (CFSP), dan Titel
VI mengenai kerjasama dalam masalah-masalah keadilan urusan dalam negeri
(Cooperation in the Fields of Justice and Home Affairs).
Salah satu pembaruan yang dibawa oleh Perjanjian Maastricht adalah
diaturnya masalah politik dalam negeri. Padahal, Akta Tunggal Eropa hanya
mengatur soal kerjasama politik luar negeri saja. Pengaturan bersama masalah
dalam negeri ini merupakan bidang kerjasama yang sangat sulit dilaksanakan.
Dari sudut pandang birokrat Uni Eropa, pengaturan ini memiliki wawasan
jauh ke depan dalam menuju Eropa Bersatu. Ia bertujuan untuk mempercepat
terciptanya suatu pasar tunggal yang murni, mempercepat pertumbuhan
ekonomi, mengurangi disparitas ekonomi yang saat itu terlalu tinggi antara
kelompok negara kaya dan miskin serta dapat menciptakan stabilitas politik
dan keamanan di kawasan. Mengenai masalah keamanan dan politik luar
negeri, Perjanjian Maastricht merumuskan ketentuan yang berwawasan sangat
jauh ke depan. Ketentuan ini ditujukan untuk: (1) menjaga nilai bersama,
kepentingan dan kebebasan yang mendasar dalam penyatuan; (2) memperkuat
keamanan di negara anggota dengan berbagai metode; (3) menjaga
perdamaian dan keamanan internasional berdasarkan piagam PBB; (4)
211
meningkatkan kerjasama internasional dan; (5) mengembangkan demokrasi,
melakukan usaha penegakan hukum, keadilan dan hak-hak asasi manusia.203
Inilah sejumlah keunggulan (prestasi) yang telah dicapai oleh Uni Eropa
dengan 27 negara anggota yang telah berkembang menjadi suatu trade block
terkuat yang diakui dunia.
Namun, saat ini prestasi itu (khususnya kemajuan dalam bidang ekonomi)
mulai luntur dan diragukan akan tetap dipertahankan melihat kenyataan yang ada.
Krisis ekonomi Eropa khususnya krisis ekonomi PIIGS yang berkepanjangan
(2008-sekarang) menjadi alasan utama diragukannya keeksistensian organisasi
regional ini. Bahkan dengan adanya krisis tersebut, banyak pihak yang
berpendapat bahwa kekuatan ekonomi mulai bergeser dari negara kapitalis
(Amerika dan Eropa) ke negara-negara Asia. Misalnya, laporan National
Intelligence Council (NIC) berjudul ”Global Trends 2015” menyebutkan, krisis
ekonomi AS dan Uni Eropa tersebut menjadi sinyal pergeseran kekuatan yang
sudah mulai terjadi. Pamor AS dan Eropa di bidang ekonomi dan militer kian
memudar. Sebaliknya, Asia akan menjadi sentra manufaktur dan sektor jasa
lain.204
Bahkan krisis ekonomi yang menimpa negara-negara pengemban ideologi
kapitalis itu menunjukkan bahwa sistem ekonomi kapitalis saat ini berada di tepi
jurang yang dalam. Pertumbuhan ekonomi yang dikejar adalah pertumbuhan
ekonomi semu. Azas ekonomi adalah pertambahan pendapatan nasional (national
203
Edison Muchlis. Op.Cit, hal.562-563
Ekonomi Eropa Rontok. http://mediaumat.com/ekonomi/1791-37-ekonomi-eropa-rontok.html,
diakses tanggal 21 Mei 2012
204
212
income). Artinya, sistem ekonomi kapitalisme memiliki satu tujuan yaitu
meningkatkan kekayaan negara secara makro. Dan satu hal lain yang membuat
negara-negara kapitalis dicibir adalah ketika menghadapi krisis upaya
penyelamatan yang dilakukan pemerintahnya ibarat ‘menjilat ludah sendiri’.
Pemerintah
negara-negara
kapitalis
yang
semula
menentang
intervensi
pemerintah dalam perekonomian, justru ramai-ramai melakukan intervensi.
Banyak pihak dari luar Eropa yang berpendapat bahwa jika Uni Eropa
tidak segera mengatasi krisis ekonomi ini, dikhawatirkan kawasan ini akan
bangkrut. Selain pihak dari luar, pihak dalam Uni Eropa sendiri sekelas Gubernur
Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi pernah menyinggung hal ini kepada
anggota parlemen Eropa bahwa “stabilitas ekonomi Eropa sedang dalam bahaya
karena bank-bank besar Eropa di tahun 2012 ini banyak yang bangkrut dan hal
itu sangat berpotensi mengancam kelanggengan ekonomi khususnya zona euro
yang notabene semakin memburuk”.205 Dia juga mengemukakan munculnya
tanda-tanda tidak solid di zona euro karena setiap negara yang terkena krisis
dengan utang yang sedemikian banyak, masing-masing mengatasi sendiri krisis
yang mendera bangsanya itu tanpa bantuan yang berarti dari negara zona euro
lainnya khususnya yang tidak terkena krisis ekonomi.
Dengan kata lain, setiap negara menyelamatkan perekonomian negara
masing-masing. Malah yang lebih parah lagi adalah adanya indikasi perpecahan
zona euro karena beberapa negara berencana menghentikan keanggotaannya
sebagai negara pengguna euro. Tiap negara kembali memperkokoh mata uang
205
Krisis Ekonomi dan Pudarnya Keutuhan Uni Eropa.
http://rimanews.com/read/20120116/51779/krisis-ekonomi-dan-pudarnya-keutuhan-uni-eropa,
diakses tanggal 23 Mei 2012
213
negaranya masing-masing karena masalah utang negara yang tidak kunjung
selesai ditambah kompleksitas masalah lain seperti berkurang dan atau bahkan
hilangnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan pengangguran melonjak tajam.
Intinya yang terjadi sekarang di Uni Eropa adalah semangat nasionalisme masingmasing negara lebih dominan dibandingkan semangat regionalisme. Urusan
ekonomi nasional menjadi prioritas masing-masing anggota Uni Eropa daripada
urusan kebijakan ekonomi, politik dan solidaritas anggota komunitas regional
Eropa. Setiap negara lebih memikirkan bagaimana mengatasi masalah ekonomi
yang melanda negaranya, daripada mengurusi urusan anggota Uni Eropa lainnya
yang dilanda krisis hingga terancam bangkrut. Hal tersebut pernah dilontarkan
oleh mantan Menteri Luar Negeri Jerman, Hans-Dietrich Genscher bahwa "Saya
mengkhawatirkan
meningkatnya
gelombang
nasionalisme
negara-negara
anggota Uni Eropa."206
Menurut penulis, pihak Uni Eropa sebagai organisasi regional di kawasan
ini seharusnya lebih aktif dan giat untuk mencari solusi yang tepat demi
mengatasi dampak krisis yang membuat kawasan ini mulai diragukan
keeksistensiannya. Salah satu langkahnya adalah berperan aktif mengajak semua
negara khususnya zona euro untuk bersama-sama (solid) mengatasi krisis
ekonomi berkepanjangan ini sehingga kepercayaan dunia bisa kembali mereka
dapatkan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Menteri Keuangan Kanada, Jim
Flaherty kepada stasiun televisi CTV dalam konferensi pers di House of
206
Uni Eropa di Pusaran Krisis. http://indonesian.irib.ir/equilibrium//asset_publisher/yB7o/content/id/4890250, diakses tanggal 25 Mei 2012
214
Commons, Parliament Hill, Ottawa, seperti dikutip dari Financial Post (15 Mei
2012) bahwa "Jika negara-negara Eropa tidak siap untuk membantu sesama
anggota Uni Eropa, mungkin sebaiknya mereka menghapus konsep satu mata
uang bersama. Masa depan seluruh negara anggota Uni Eropa sedang
dipertaruhkan. Mereka harus menunjukkan keberanian, berbuat benar. Gunakan
sebagian uang penyetor pajak untuk membantu negara yang lebih lemah. Atau
sekalian saja keluar dari zona Eropa,"207
Untuk itu, penulis berpendapat jika hal tersebut tidak diusahakan, maka
yang mungkin terjadi bagi Uni Eropa di masa depan adalah;
a) Dari sudut pandang eksistensi dan kepercayaan zona euro, Uni Eropa
perlahan-lahan akan ditinggalkan oleh negara zona euro karena dinilai tidak
mampu dalam menangani krisis PIIGS. Bahkan banyak pihak yang
memprediksikan bahwa Uni Eropa tidak lama lagi akan bubar seperti halnya
Uni Soviet karena keadaan Uni Eropa sekarang lebih parah jika dibandingkan
Uni Soviet menjelang keruntuhannya.208 Namun menurut penulis, untuk saat
ini, hal itu tidak akan mudah terjadi karena pemerintah tiap negara PIIGS
telah berusaha semaksimal mungkin menempuh berbagai cara untuk
membawa keluar bangsanya dari krisis ekonomi. Tetapi hal itu bisa saja
terjadi jika krisis tersebut masih berlanjut beberapa tahun ke depan ini tanpa
solusi yang tepat dan serius. Uni Eropa akan kehilangan kepercayaan sebagai
207
Menunggu Bubarnya Uni Eropa (3) - Uni Soviet Pun Akhirnya Harus Bubar.
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=93176&title=menunggu_bubarnya_uni_er
opa_3__uni_sovyet_pun_akhirnya_harus_bubar, diakses tanggal 25 Mei 2012
208
Ibid
215
institusi regional tertinggi yang telah menyatukan negara-negara dalam satu
mata uang tunggal dan seharusnya mengayomi setiap anggotanya saat berada
dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Bahkan pada titik klimaks, ketika
dahulu negara-negara Eropa berbondong-bondong minta diakui sebagai
bagian dari zona euro, saat ini negara anggota akan satu per satu
meninggalkan atau dipaksa keluar dari zona euro karena keberadaan mereka
dianggap mengancam negara-negara zona euro lainnya. Buktinya adalah
pernyataan PM Yunani, Lucas Papademos yang menyatakan negaranya
sedang merencanakan kontingensi untuk keluar di zona Euro. 209 Negaranegara akan kembali memperkokoh mata uangnya sendiri. Dan negara
anggota yang dahulunya berniat untuk menggunakan euro kini berpikir dua
kali untuk menjadi negara zona euro. Seperti kata Perdana Menteri Republik
Ceko, Petr Necas, "Kami setuju bergabung dengan zona euro, tapi bukan
persatuan utang."210
Selain itu, kebijakan bailout yang ditempuh oleh Uni Eropa demi
menyelamatkan negara anggotanya selalu mendapat tentangan dari banyak
pihak, baik dari negara yang dibantu yaitu kubu opisisi pemerintah berkuasa,
parlemen maupun dari dalam tubuh Uni Eropa sendiri karena jalan ini
dianggap bukanlah solusi yang tepat. Buktinya adalah ketidaksetujuan
Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas pencairan dana bailout tahap
kedua bagi Yunani. Di lain pihak, pengesahan Konstitusi Uni Eropa yang
209
_____. http://forum.detik.com/broker-valbury-asia-securities-t323484.html?&page=11, diakses
tanggal 24 Mei 2012
210
Ibid
216
bertujuan untuk lebih mengintegrasikan negara anggotanya juga mengalami
hambatan karena ditolak oleh Belanda dan Prancis. Bagi mereka, Uni Eropa
tidak lebih dari sebuah proyek elite para politisi karena penuh aturan birokrasi
tetapi tidak memberikan keuntungan nyata buat masyarakat umum.
b) Dari sudut pandang kepercayaan global, Uni Eropa akan kehilangan
kepercayaan dunia. Kesan sebagai model regionalisme terbaik dunia dengan
kekuatan dalam berbagai bidang khususnya ekonomi dan politik hanya akan
tinggal kenangan. Seperti yang dikemukakan oleh Asisten Profesor
Departemen urusan International Wenzao Ursuline College of Languages,
Yang San Yi bahwa “integrasi Uni Eropa sebenarnya mempunyai kaitan
sangat erat dengan perkembangan ekonomi negaranya, di kala situasi
perkembangan ekonomi negara bagus, tingkat integrasinya biasanya lebih
cepat tapi seiring dengan melambannya perkembangan situasi politik Eropa
dalam tahun-tahun belakangan ini, ada makin banyak orang yang meragukan
tingkat integrasi Uni Eropa”.211
c) Dari sudut pandang ekonomi khususnya dalam bidang investasi, Uni Eropa
akan kehilangan kepercayaan dari para investor baik investor domestik
maupun investor asing. Kesan sebagai prospective investment area akan
hilang. Para investor tentunya akan berinvestasi ke negara yang dianggap
iklim usahanya lebih aman khususnya kawasan yang ekonominya masih
sehat. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Seksi Analisis Fiskal
Kementerian Keuangan, Restianti, usai seminar bulanan ekonomi syariah di
211
50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru. Op.Cit
217
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan November yang lalu, bahwa “imbas
krisis Eropa nampaknya menguntungkan Indonesia. Hal tersebut terbukti dari
para investor yang awalnya memegang surat berharga Eropa beralih ke Asia,
terutama Indonesia”.212
d) Dari sudut pandang politik, posisi tawar (bargaining position) Uni Eropa di
berbagai organisasi internasional lainnya akan menurun karena tidak menutup
kemungkinan akan adanya stigma sebagai regionalisme yang tidak berhasil
membawa negara-negara anggotanya keluar dari kubangan krisis.
Namun, hal-hal di atas barulah sebagian kecil yang terjadi, yang lainnya
masih sebatas prediksi. Belum terlambat bagi Uni Eropa dalam berbenah
khususnya bagi setiap negara yang dilanda krisis ekonomi. Peran serta dari negara
Uni Eropa lainnya juga sangat dibutuhkan untuk mengakhiri sesegera mungkin
krisis yang sudah berlangsung selama empat tahun ini. Saatnya Uni Eropa
membuktikan bahwa mereka bisa mengatasi krisis dan menganggap krisis
ekonomi ini sebagai bagian dari proses untuk menjadi organisasi regional yang
lebih baik lagi sehingga citra organisasi regional terbaik dunia kembali mereka
dapatkan.
212
RI Reguk Untung dari Krisis Eropa.
http://economy.okezone.com/read/2011/11/15/20/529783/ri-reguk-untung-dari-krisis-eropa,
diakses tanggal 24 Juni 2012
218
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari sekian banyak ulasan dalam tulisan ini, penulis menyimpulkannya
dalam beberapa poin, yaitu ;
1. Bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS adalah
kebijakan fiskal dengan memberikan bantuan dana talangan (bailout). Namun
sejauh ini, baru empat negara yang mendapatkan bailout yaitu Yunani sebesar
110 miliar euro pada tanggal 2 Mei 2010, Irlandia 85 miliar euro pada
November 2010, Portugal 78 miliar euro pada Mei 2011, dan Spanyol sebesar
100 miliar euro (125 miliar dolar) pada tanggal 10 Juni 2012. Satu negara
lainnya yakni Italia belum mendapatkan bailout. Namun, tidak menutup
kemungkinan langkah ini juga yang akan ditempuh oleh Italia untuk
meringankan beban negara mengingat utang negaranya lebih tinggi dari
keempat negara sebelumnya. Jika program penghematan yang dilakukan oleh
pemerintah negara ini tidak bisa membawa negaranya keluar dari krisis
ekonomi maka dapat dipastikan langkah yang akan ditempuh adalah meminta
bantuan kepada Uni Eropa dan IMF.
Pemberian bailout disertai sejumlah prasyarat yang berat dari Uni Eropa
seperti menaikkan atau bahkan membuat pajak baru. Di Yunani syarat yang
harus dipenuhi jika mau mendapatkan bailout yaitu; pemotongan tunjangan
219
bagi PNS dan pensiunan, peningkatan pajak PPn hingga 23%, peningkatan
cukai pada barang-barang mewah, bensin, rokok, dan minuman beralkohol,
hingga perusahaan BUMN harus dikurangi dari 6.000 menjadi 2.000
perusahaan, menaikkan harga bahan bakar, bahkan membuat pajak baru. Di
Irlandia syarat yang harus dipenuhi jika mau mendapatkan bailout yaitu;
mengurangi gaji semua pegawai negeri, mengurangi biaya layanan sosial,
tunjangan pensiun dan jaminan-jaminan sosial lainnya juga harus dikurangi,
menaikkan pajak dalam waktu empat tahun, dan memotong belanja publik. Di
Portugal syarat yang harus dipenuhi jika mau mendapatkan bailout, yaitu;
memotong gaji pegawai sebesar 5%, menaikkan 2% pajak pertambahan nilai,
mengurangi jumlah hari libur nasional (dari 14 hari menjadi 10 hari selama 5
tahun), mengurangi belanja publik dari 44,2% menjadi 43,5%. Di Spanyol
tidak ada syarat baru yang harus dilakukan ketika akan mendapatkan bailout
karena langkah-langkah penghematan yang telah dilakukan oleh pemerintah
dalam negeri sudah dirasa cukup oleh Uni Eropa, seperti; pemotongan
anggaran sebesar 15 miliar euro, privatisasi industri, reformasi tenaga kerja,
menaikkan usia pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun
Namun, penulis melihat adanya kerancuan dalam kebijakan yang diambil
oleh Uni Eropa. Kebijakan fiskal yang intinya adalah mengatur pendapatan
dan pengeluaran pemerintah dalam suatu negara (organisasi) lewat pajak
belum diatur dalam sebuah perjanjian Uni Eropa sementara prasyarat yang
diajukan oleh Uni Eropa atas pemberian bailout pada umumnya adalah
menaikkan pajak atau bahkan membuat pajak baru. Selain itu, program-
220
program penghematan lainnya seperti; pemotongan tunjangan PNS dan
pensiun, pengurangan perusahaan yang bertujuan untuk menekan pengeluaran
pemerintah guna menghindari defisit anggaran juga masih merupakan bentuk
kebijakan fiskal. Fakta lainnya adalah bahwa bailout yang diterima oleh
negara PIIGS bukanlah inisiatif sendiri dari Uni Eropa tetapi bailout dicairkan
ketika negara yang bersangkutan meminta untuk di-bailout atau diberikan
dana talangan dan menyatakan kesiapannya melaksanakan prasyarat yang
diajukan oleh Uni Eropa.
2. Faktor-faktor yang mendorong Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi
PIIGS adalah ;
a. Faktor Internal;
1) Adanya kesadaran (awareness) Uni Eropa sebagai organisasi regional
yang telah menyatukan 27 negara di kawasan benua Eropa dalam satu
mata uang tunggal yakni euro terkecuali bagi beberapa negara yang
belum mau bergabung (negara non zona euro). Situasi ini dipahami
oleh Uni Eropa untuk ikut terlibat dalam masalah ekonomi negara
anggotanya apalagi setelah dibentuknya Bank Sentral Eropa
(European Central Bank) yang memiliki tanggung jawab dalam
masalah moneter negara zona euro.
2) Uni Eropa tentu tidak ingin kehilangan citra (image) sebagai
organisasi regional terbaik dunia khususnya dengan sejumlah
keberhasilan yang telah dicapai misalnya penyatuan mata uang
221
sebagai pertanda full integration dan pembentukan Pasar Tunggal
Eropa yang di dalamnya diatur penghapusan hambatan-hambatan
dalam perdagangan di antara sesama negara anggota Uni Eropa.
Dicermati kebijakannya dalam berbagai hal khususnya dalam hal
pengambilan keputusan (decision making) karena keputusan ini
merupakan suara bersama dari semua negara anggota. Untuk itu, Uni
Eropa tentu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS meskipun
mungkin dalam waktu yang masih akan cukup lama.
b. Faktor Eksternal;
1) Adanya desakan dari negara Uni Eropa lainnya agar Uni Eropa segera
mengambil langkah tegas untuk mengatasi krisis ekonomi sehingga
efek domino krisis ekonomi PIIGS yang sedang mengancam
perekonomian regional bisa diminimalisir.
2) Adanya desakan dari dunia internasional terhadap Uni Eropa agar
segera mencari solusi yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi
PIIGS karena krisis tersebut sedang mengancam perekonomian global.
Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat Uni Eropa dalam
mengatasi krisis ekonomi PIIGS adalah ;
a. Hambatan internal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam tubuh Uni
Eropa sendiri, misalnya ketidaksetujuan perwakilan negara-negara besar
seperti Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas bailout tahap kedua
222
bagi Yunani. Negara-negara ini sepakat pemberian bailout tahap kedua
ditunda. Bahkan mereka mulai ragu dan tidak mau lagi mendukung
Yunani. Dan tidak menutup kemungkinan bagi negara-negara lainnya
akan mendapatkan hal yang sama jika kembali meminta Uni Eropa
memberikan bailout.
b. Hambatan eksternal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam negara
PIIGS. Hambatan itu berupa tentangan dari pihak oposisi terhadap
pemerintah yang sedang berkuasa dalam menerima bailout yang didukung
secara penuh oleh rakyatnya karena prasyarat yang diajukan oleh Uni
Eropa terlalu berat dirasakan oleh mereka. Untuk itu, bailout akan susah
diberikan oleh Uni Eropa jika prasyarat yang diajukan tidak dipenuhi oleh
negara peminta bailout.
3. Masa depan Uni Eropa dengan dengan terjadinya krisis ekonomi PIIGS 2008
adalah ;
a. Jika Uni Eropa tidak berhasil membawa negara PIIGS keluar dari
krisis ekonomi ini maka perlahan-lahan Uni Eropa akan ditinggalkan
oleh negara anggotanya bahkan prediksi yang paling parah adalah Uni
Eropa akan mengalami kebangkrutan seperti halnya Uni Soviet. Citra
sebagai organisasi regional terbaik dunia khususnya dalam bidang
ekonomi dan politik akan lenyap. Kepercayaan global khususnya
sebagai daerah investasi yang prospektif dan taat fiskal juga akan
hilang.
223
b. Jika Uni Eropa berhasil mengatasi krisis ekonomi PIIGS maka
citranya akan semakin diakui dan dikagumi oleh dunia internasional,
tidak hanya hebat dalam mengintegrasikan negara anggotanya dalam
bidang moneter tetapi juga hebat dalam mengatasi masalah ketika
perekonomian terancam collaps. Bahkan bukan hal mustahil, cita-cita
United States of Europe dan pemberlakuan kebijakan fiscal dalam
level regional akan terwujud sehingga perekonomian dan perpolitikan
Uni Eropa akan merata dan menjadi semakin kuat. Dengan demikian,
akan semakin banyak negara yang ingin menjadi bagian dari Uni
Eropa khususnya zona euro.
B.
Saran
Berdasarkan fakta – fakta yang ada dalam bahasan ini, penulis mencoba
memberikan saran khususnya kepada para pengambil kebijakan, bahwa;
a. Sudah saatnya setiap pemerintah suatu negara, secara khusus pemerintah
negara PIIGS dalam bahasan ini, membenahi masalah utang luar negeri
negaranya, yaitu dengan cara mengendalikan aktivitas pinjamannya.
Meskipun utang tersebut sebenarnya untuk tujuan baik misalnya untuk
pembukaan lapangan pekerjaan sebagai salah satu langkah antisipatif terhadap
dampak krisis ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan
oleh Vikram Nehru dengan mengambil contoh kasus di Yunani bahwa
“Yunani
adalah
kasus
ketika
pemerintah
terus
berutang
dan
membelanjakannya untuk menciptakan lapangan kerja. Sementara itu,
224
standar hidup orang Yunani tidak sesuai dengan kemampuan produksi
mereka”.213 Dengan kata lain, pemerintah sebagai pembuat kebijakan (policy
maker) harus cerdas dalam mengambil setiap kebijakan agar rakyat kecil
(buruh, pensiunan, mahasiswa) tidak dikorbankan.
b. Pemerintah setiap negara khususnya negara PIIGS tidak seharusnya selalu
mengandalkan bantuan dari pihak-pihak swasta, negara-negara lain, terlebih
lembaga-lembaga keuangan untuk menutupi utangnya meskipun kelihatannya
utang tersebut sulit dilunasi dalam tempo yang cepat karena hanya akan
merugikan negara itu sendiri. Sumber bantuan keuangan datang dengan kedok
“bantuan dana” namun sebenarnya itu adalah “utang” karena punya tanggal
jatuh tempo. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Menteri Keuangan
Kanada, Jim Flaherty atas pertanyaan “Apakah Uni Eropa harus berhenti
menggunakan dana talangan dari Uni Eropa dan IMF?” Dia menjawab
bahwa “Jelas ada pertanyaan besar di sini. Apakah negara yang relatif kaya
mau menggunakan uang dari penyetor pajaknya untuk membantu sesama
anggota Uni Eropa? Kami tidak mendukung adanya tambahan dana bantuan
dari IMF karena uang itu digunakan untuk menyelamatkan negara yang
sebenarnya bisa menangani masalah mereka sendiri,”214 Di samping itu, jika
pemerintah pada akhirnya menempuh jalan dengan meminta bantuan dana,
pemerintah harus cerdas dalam menggunakan dan mengalokasikan dana
tersebut ke setiap sektor agar jangan ada sektor yang terabaikan. Betapapun
pentingnya utang bagi pembangunan suatu negara namun tanpa kemampuan
213
Vikram Nehru. Op.Cit
Sudah Waktunya Uni Eropa Bubar. http://www.hif.co.id/in/news-a-analysis/news/1154-sudahwaktunya-uni-eropa-bubar-, diakses tanggal 25 Mei 2012
214
225
untuk mengelolanya hal tersebut bisa menjadi jerat keterpurukan negara itu
sendiri.
c. Setiap negara khususnya pemerintahnya harus mandiri dalam aktivitas
perekonomi negaranya dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.
Misalnya membangkitkan ekonomi mikro seperti usaha kecil dan menengah
(UKM) tidak hanya berfokus pada ekonomi makro seperti finance, property,
dsb. Hal ini sesuai dengan pendapat Yanuar Rizki, seorang pengamat pasar
modal bahwa “kekuatan dan kemandirian ekonomi dapat dibentuk hingga
menjadi kuat. Syaratnya, perlu semangat yang tinggi dari kepemimpinan
nasional. Negara harus menggunakan tanggannya melalui aturan dan hukum
yang jelas untuk melindungi kepentingan nasional. Kepedulian terhadap
harga diri bangsa dari para pembuat kebijakan masih diragukan sebab lebih
sering hanya merespon dari perkembangan yang terjadi dan desakan asing.
Tapi bukan bararti salah untuk memulai, meski terlambat dibanding negara
lain". Hal tersebut juga sejalan dengan saran Konsulat Jenderal Irlandia untuk
Indonesia dengan adanya krisis ekonomi PIIGS.
d. Sebelum memutuskan untuk memiliki sistem mata uang tunggal, pemerintah
regionalisme lain yang berencana melakukan penyatuan mata uang (single
currency) harus betul-betul memperhatikan standar dan kemampuan masingmasing negara anggota karena setiap negara berada pada standar dan
kemampuan yang berbeda agar krisis seperti krisis ekonomi PIIGS tidak
terjadi lagi.
226
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Adi Susilo, Taufik. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi.
Banyu Perwita, Anak Agung & M.Yani,Yanyan. 2005. Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Burhan, Bungin. 2003. Analisis Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga
Jackson, Robert
& Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan
Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Juanda, Wawan. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Putra A.
Bardin.
Mas’oed, Mohtar. 1990. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moleong. Lexy J. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nolan, Cathal J. 2002. The Greenwood Encyclopedia of International Relations.
USA. Greenwood press.
Winantyo, R, dkk. 2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Jakarta: PT
Elex Media Computindo.
Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Rajawali
Pers
B. KORAN
Krisis Kacaukan Kehidupan. 2011. Kompas. 7 Oktober 2011
Krisis Zona Euro Guncang Ekonomi Global. 2011. Kompas. 7 Agustus 2011
Berhemat, Yunani Pecat 15 Ribu Pegawai Negeri. 2011. Fajar. 14 Februari 2012
227
C. JURNAL
Aprilianto, Eko 2007. Pengaruh Kebijakan Uni Eropa di Dunia Terkait dengan
Hegemoni Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Kerjasama dengan
Indonesia. Jurnal Luar Negeri. Vol.24 No.1
Junaedi 2005. Ombudsman Uni Eropa : Basis Hukum, Wewenang, dan Perannya
dalam Menerima Pengaduan Masyarakat Uni Eropa. Jurnal Kajian
Eropa. Vol.1 No.2
Killian, P.M.Erza 2010. Global Financial Crisis and the Shift of Global Power: Is
the Wast Taking Over the West?. Verity. Vol. 2 No. 4
Muchlis, Edison 1997. Integrasi Menuju Uni Eropa. Jurnal Analisis CSIS. Vol.26
No.6
D. MAJALAH ONLINE
Markus H.,Dipo. Harimau Euro.
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1999/01/05/KL/mbm.1999010
5.KL92730.id.html, diakses tanggal 8 Januari 2012
E. THESIS
Istianda, Meita. 2000 Aspek Ekonomi dan Aspek Politik dalam Perjanjian
Maastricht. Thesis-S2, Universitas Indonesia, Jakarta.
Musafir, Rizky. 2011 Faktor-Faktor Penghambat Uni Eropa Dalam Usaha
Perbaikan Ekonomi Dan Politik Di Yunani. Thesis-S2, UPN
"VETERAN"
YOGYAKARTA,
seperti
dalam
http://repository.upnyk.ac.id/1562/, diakses tanggal 20 Mei 2012
Pahlawan, Indra. 2003 Terbentuknya Bank Sentral Eropa. Thesis-S2, Universitas
Indonesia, Jakarta.
F. DOKUMEN
Koentarso, Poedji. 1999. Uni Eropa dengan Dinamikanya Dikaitkan dengan
Kepentingan Indonesia di Eropa, ditujukan untuk Perutusan RI untuk
Masyarakat Eropa Brussel. Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad dkk. 2008. Memahami Krisis Keuangan Global-Bagaimana
Harus Bersikap. Jakarta.
228
G. INTERNET
Ada 300.000 Warga Yunani Jadi Penganggur.
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/08/18420366/Ada.300.000.
Warga Yunani.Jadi.Penganggur, diakses tanggal 6 Mei 2012
Adie Ahmeth. Defenisi Sistem Ekonomi Kapitalisme.
http://adiewongindonesia.blogspot.com/2010/03/artikel-sistem-ekonomikapitalisme.html, diakses tanggal 29 Maret 2012.
Ambiguitas Posisi Yunani dan Ketidaktegasan Uni Eropa.
http://www.bexi.co.id/keuangan/ambiguitas-posisi-yunani-danketidaktegasan-uni-eropa/, diakses tanggal 5 Mei 2012
Antara Yunani, Amerika, Tiongkok, dan Indonesia,
http://teguhidx.blogspot.com/2012/02/antara-yunani-amerika-tiongkokdan.html, diakses tanggal 10 Februari 2012
Atasi Krisis, Portugal Kurangi Hari Libur Nasional.
http://www.kbr68h.com/editorial/82/24357-atasi-krisis-portugal-kurangilibur-nasional, diakses tanggal 13 Mei 2012
A Timeline of the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html
BBC News-Ireland Timeline.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1038669.stm, diakses
tanggal 10 Mei 2012
BBC News-Greece Timeline. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/1014812.stm,
diakses tanggal 10 Mei 2012
BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm, diakses
tanggal 12 Mei 2012
BBC News-Timeline:Spain. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/992004.stm,
diakses tanggal 16 Mei 2012
Data dan Fakta Seputar Krisis Ekonomi Italia.
http://teringan.blogspot.com/2012/05/data-dan-fakta-seputar-krisisekonomi.html, diakses tanggal 9 Mei 2012
Debat dan Perundingan Panjang Krisis Eropa.
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/02/25/debat-danperundingan-panjang-krisis-eropa/, diakses tanggal 7 Mei 2012
229
Debt-to-GDP Ratio. http://financial-dictionary.thefreedictionary.com/Debt-toGDP+Ratio, diakses tanggal 10 Februari 2012
Defenisi Kebijakan. http://www.kamusbesar.com/4922/kebijakan, diakses tanggal
22 Februari 2012
Definition of Econimic Policy.
http://www.thefreedictionary.com/economic+policy, diakses tanggal 22
Februari 2012
Economic Crisis. http://www.businessdictionary.com/definition/economiccrisis.html, diakses tanggal 13 Februari 2012
Economic Growth. http://www.businessdictionary.com/definition/economicgrowth.html, diakses tanggal 13 Februari 2012
Economy of Greece. http://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_Greece, diakses
tanggal 28 Maret 2012
Economy:Ireland. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/ei.html, diakses tanggal 12 Maret 2012
Economy:Italy. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/it.html, diakses tanggal 20 April 2012
Economic Policy. http://www.thefreedictionary.com/economic+policy, diakses
tanggal 20 Februari 2012
Economy:Portugal. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/po.html, diakses tanggal 23 April 2012
Economy:Spain. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/sp.html, diakses tanggal 20 April 2012
Edy Sentosa Jk. Level of Analysis (International Relations Perspective).
http://theglobalgenerations.blogspot.com/, diakses pada tanggal 10
Februari 2012
Ekonomi Eropa Rontok. http://mediaumat.com/ekonomi/1791-37-ekonomi-eroparontok.html, diakses tanggal 21 Mei 2012
Ekonomi Spanyol.
http://search.sweetim.com/search.asp?src=2&q=ekonomi+spanyol,
diakses tanggal 17 Mei 2012
Euro. http://wikipedia.org/wiki/Euro, diakses tanggal 9 Februari 2012
230
Fajar. Sejarah Terbentuknya Uni Eropa. http://nederindo.com/sejarahterbentuknya-uni-eropa.html, diakses tanggal 27 Juni 2012
Ferizal Ramli. Kontroversi Masa Depan Uni Eropa.
http://ferizalramli.wordpress.com/2009/01/02/kontroversi-masa-depanuni-eropa/, diakses tanggal 10 Februari 2012
Geopolitik peran uni eropa asistensi geopolitik geostrategi.
http://frenndw.wordpress.com/ diakses tanggal 31 Januari 2012
Giliran Italia Terlilit Krisis Ekonomi. http://liputan6.com/read/361984/giliranitalia-terlilit-krisis-ekonomi, diakses tanggal 15 Februari 2012
Government Annual Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012
Government Debt to GDP.
http://www.tradingeconomics.com/greece/government-debt-to-gdp,
diakses tanggal 10 Februari 2012
Greece Exports. http://www.tradingeconomics.com/greece/exports, diakses
tanggal 28 Maret 2012
Greece Imports. http://www.tradingeconomics.com/greece/imports, diakses
tanggal 27 Maret 2012
Greece Government Debt To GDP.
http://www.tradingeconomics.com/greece/government-debt-to-gdp,
diakses tanggal 27 Maret 2012
G-20 Desak UE Segera Atasi Krisis. http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/93646, diakses tanggal 21 Juni 2012
Hairil Adi. Analisis Kebijakan Publik.
http://www.scribd.com/doc/14098865/ANALISIS-KEBIJAKANPUBLIK, diakses tanggal 15 April 2012
Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/marketoutlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
Ireland Economy. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/ei.html, diakses tanggal 30 Maret 2012
Ireland Exports. http://www.tradingeconomics.com/ireland/exports, diakses
tanggal 7 April 2012
231
Ireland Imports, http://www.tradingeconomics.com/ireland/imports, diakses
tanggal 14 April 2012
Ireland Government Debt to GDP.
http://www.tradingeconomics.com/ireland/government-debt-to-gdp,
diakses tanggal 5 April 2012
Ireland Unemployment Rate.
http://www.tradingeconomics.com/ireland/unemployment-rate, diakses
tanggal 201 April 2012
Italy Exports. http://www.tradingeconomics.com/italy/exports, diakses tanggal 20
April 2012
Italy Government Debt to GDP.
http://www.tradingeconomics.com/italy/government-debt-to-gdp, diakses
tanggal 20 April 2012
Italy Imports. http://www.tradingeconomics.com/italy/imports, diakses tanggal 20
April 2012
Italy Profile. http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616,
Italy Unemployment
Rate.http://www.tradingeconomics.com/italy/unemployment-rate, diakses
tanggal 20 April 2012
Ivan Theofilus. Penyebab Krisis Ekonomi Eropa. http://mss-feui.com/?p=605,
diakses tanggal 31 Januari 2012
Jerman Ajukan Fiscal Tunggal Untuk Uni Eropa.
http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/12/04/47800/JermanAjukan-Proposal-Kebijakan-Fiskal-Tunggal-untuk-Uni-Eropa-, diakses
tanggal 7 Mei 2012
Jual Obligasi Miliaran Dolar, Krisis Keuangan Spanyol Mereda.
http://www.voaindonesia.com/content/jual-obligasi-miliaran-dolar-krisiskeuangan-spanyol-mereda/1204783.html, diakses tanggal 26 Juni 2012
Kepala negara ASEAN teken Deklarasi Bali,
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/11/111117_aseanconcord.sht
ml, diakses tanggal 13 Maret 2012
Krisis Ekonomi dan Pudarnya Keutuhan Uni Eropa.
http://rimanews.com/read/20120116/51779/krisis-ekonomi-dan-pudarnyakeutuhan-uni-eropa, diakses tanggal 23 Mei 2012
232
Krisis Irlandia, Bibit Krisis Baru Global.
http://okezone.com/read/2010/11/18/279/394339/krisis-irlandia-bibitkrisis-baru-global, diakses tanggal 15 Februari 2012
Krisis Italia dan Nasib Euro. http://bisnis.com/articles/krisis-italia-dan-nasibeuro, diakses tanggal 15 Februari 2012
Krisis Keuangan Eropa : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia.
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/, diakses tanggal 5
April 2012
Krisis Spanyol Bahas Skema Pengaturan Bank.
http://bisnis.vivanews.com/news/read/308898-krisis--spanyol-bahasskema-pengaturan-bank, diakses tanggal 19 Mei 2012
Krisis Utang. http://globalpolitics.asepsetiawan.com/ diakses tanggal 31 Januari
2012
Krisis Yunani Akibat Banyak Petugas Pajak yang Korupsi.
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/04/05/44158/krisis_yunani_
akibat_banyak_petugas_pajak_yang_korupsi/#.T6loEYE5VuM, diakses
tanggal 8 Mei 2012
Krisis Yunani-PIIGS. http://baltyra.com/2011/08/05/krisis-yunani-pigs/, diakses
tanggal 10 Februari 2012
Macan Keltik. http://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Keltik, diakses tanggal 29
Maret 2012
Menunggu Bubarnya Uni Eropa (3) - Uni Soviet Pun Akhirnya Harus Bubar.
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=93176&title=men
unggu_bubarnya_uni_eropa_3__uni_sovyet_pun_akhirnya_harus_bubar,
diakses tanggal 25 Mei 2012
Monetary Policy. http://www.investopedia.com/terms/m/monetarypolicy.asp,
diakses tanggal 18 Februari 2012
Pendekatan Teoritis dalam Menganalisis Regionalisme.
http://ranilukita.wordpress.com/2009/03/30/pendekatan-teoritis-dalammenganalisis-regionalisme/, diakses tanggal 31 Januari 2012
Pengertian Ekspor, http://id.shvoong.com/business-management/internationalbusiness/2213901-pengertian-ekspor/, diakses tanggal 10 Februari 2012
Pengertian Impor. http://www.beacukai.go.id/index.ikc?page=faq/pengertianimpor.html, diakses tanggal 10 Februari 2012
233
Pengertian Kebijakan Fiskal. http://id.shvoong.com/socialsciences/economics/2105265-pengertian-kebijakan-fiskal/, diakses tanggal
18 Februari 2012
Perkembangan Krisis Zona Euro.
http://teringan.blogspot.com/2012/05/perkembang-krisis-ekonomi-zonaeuro.html, diakses tanggal 23 Mei 2012
Perluasan Uni Eropa. http://id.wikipedia.org/wiki/Perluasan_Uni_Eropa, diakses
tanggal 8 Januari 2012
Pertumbuhan Ekonomi : Definisi, Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Manfaat
Pertumbuhan Ekonomi . http://jurnal
sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html,
diakses tanggal 10 Februari 2012
Peta Politik Euro Berubah, Yunani Terancam Didepak.
http://financeroll.co.id/news/34237/peta-politik-euro-berubah-yunaniterancam-didepak, diakses tanggal 20 Juni 2012
PIIGS (Economics).
http://en.wikipedia.org/wiki/PIGS_%28economics%29#cite_noteHughRGE-0, diakses tanggal 10 Februari 2012
PM Inggris Desak Rencana Tegas Untuk Yunani. http://id.berita.yahoo.com/pminggris-desak-rencana-tegas-untuk-yunani-052511245.html, diakses
tanggal 22 Juni 2012
Portugal Exports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/exports, diakses
tanggal 20April 2012
Portugal Imports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/imports, diakses
tanggal 20 April 2012
Portugal Government Debt to Ratio.
http://www.tradingeconomics.com/portugal/government-debt-to-gdp,
diakses tanggal 20 April 2012
Portugal Unemployment Rate.
http://www.tradingeconomics.com/portugal/unemployment-rate, diakses
tanggal 20 April 2012
Rakyat Hukum Partai Penguasa.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/08/02430267/Rakyat.Hu
kum.Partai.Penguasa, diakses tanggal 23 Mei 2012
234
RI Reguk Untung dari Krisis Eropa.
http://economy.okezone.com/read/2011/11/15/20/529783/ri-regukuntung-dari-krisis-eropa, diakses tanggal 24 Juni 2012
Spanish Debt-Some Highlights. http://www.thespanisheconomy.com/enGB/PublicFD/PublicDebt/Paginas/home.aspx, diakses tanggal 17 Mei
2012
Spain Exports. http://www.tradingeconomics.com/spain/exports, diakses tanggal
20 April 2012
Spain Imports. http://www.tradingeconomics.com/spain/imports, diakses tanggal
20 April 2012
Spain Unemployment Rate.
http://www.tradingeconomics.com/spain/unemployment-rate, diakses
tanggal 20 April 2012
Spanyol Sambut Baik Dana Talangan Uni Eropa.
http://www.voaindonesia.com/content/spanyol-sambut-baik-danatalangan-uni-eropa/1205732.html, diakses tanggal 20 Juni 2012
Sudah Waktunya Uni Eropa Bubar. http://www.hif.co.id/in/news-aanalysis/news/1154-sudah-waktunya-uni-eropa-bubar-, diakses tanggal 25
Mei 2012
Teguh Hidayat. Krisis Utang Eropa Sebuah Peringatan.
http://teguhidx.blogspot.com/2011/09/krisis-utang-eropa-sebuahperingatan.html, diakses tanggal 8 Januari 2012
The Euro Between National and European Identity.
http://ameliafitriani04.wordpress.com/gudang-karya/artikel/the-eurobetween-national-and-european-identity/, diakses tanggal 26 Juni 2012
UE Setujui Pinjaman bagi Bank-bank Spanyol.
http://www.voaindonesia.com/content/ue-setujui-pinjaman-bagi-bankbank-spanyol/1205509.html, diakses tanggal 20 Juni 2012
Unemployment Rate.
http://www.businessdictionary.com/definition/unemployment-rate.html,
diakses tanggal 15 Februari 2012
Uni Eropa. http://www.docstoc.com/docs/42936005/uni-eropa, diakses tanggal
10 Februari 2012
235
Uni Eropa. http://wikipedia.org/wiki/Uni_Eropa, diakses tanggal 10 Februari
2012
Uni Eropa diminta Bailout Portugal. http://vivanews.com/news/read/213479portugal-minta-suntikan-dana-dari-uni-eropa, diakses tanggal 15 Februari
2012
Uni Eropa di Pusaran Krisis. http://indonesian.irib.ir/equilibrium//asset_publisher/yB7o/content/id/4890250, diakses tanggal 25 Mei 2012
Utang Yunani Dikurangi.
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/10/02251764/Utang.Yunani
.Dikurangi. diakses tanggal 7 Mei 2012
Vikram Nehru: “Subsidi Itu Berbahaya”. http://balibisnis.com/index.php/vikram-nehru-subsidi-itu-berbahaya/, diakses
tanggal 25 Juni 2012
Virus Utang Zona Euro Jangkiti Perbankan Spanyol.
http://www.bexi.co.id/keuangan/virus-utang-zona-euro-jangkitiperbankan-spanyol/, diakses tanggal 19 Juni 2012
Wahdi AT. Krisis Ekonomi Jilid 2, Mungkinkah ?
http://wahdisblog.blogspot.com/feeds/posts/default, diakses tanggal 10
Februari 2012
Warga Spanyol Turun ke Jalan Protes Krisis Ekonomi.
www.metrotvnews.com/mobilesite/read/newsvideo/2011/07/25/132707/Warga-Spanyol-Turun-ke -JalanProtes-Krisis-Ekonomi, diakses tanggal 15 Februari 2012
Yunani Buat Terobosan tapi Tidak Punya Posisi Tawar.
http://financeroll.co.id/news/20400/yunani-buat-terobosan-tapi-tidakpunya-posisi-tawar, diakses tanggal 23 Juni 2012
50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru.
http://indonesian.rti.org.tw/indonesian/special/perspektif/Perspektif_17.ht
m, diakses tanggal 23 Juni 2012
_____. http://forum.detik.com/broker-valbury-asia-securitiest323484.html?&page=11, diakses tanggal 24 Mei 2012
236
237
Download