pengaruh komunikasi orangtua dan motivasi belajar terhadap

advertisement
PENGARUH KOMUNIKASI ORANGTUA DAN
MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KARAKTER SISWA
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA
DI KECAMATAN BEKASI TIMUR
KOTA BEKASI
TESIS
Disusun Oleh:
MARIYATUL QIBTIYAH
NIM : 2811011000037
Pembimbing :
PROF. Dr. RUSMIN TUMANGGOR, MA
Dr. SUJIYO MIRANTO, M. Pd
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 1436 H/2015 M
i
ii
iii
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. PADANAN AKSARA
Huruf Arab
Huruf Latin
‫ا‬
‫ب‬
B
‫ت‬
T
‫ث‬
Ts
‫ج‬
J
‫ﺡ‬
H
‫خ‬
Kh
‫د‬
D
‫ذ‬
Dz
‫ر‬
R
‫ز‬
Z
‫س‬
S
‫ش‬
Sy
‫ص‬
S
‫ض‬
D
‫ط‬
T
‫ظ‬
Z
‫ع‬
„
‫غ‬
Gh
‫ف‬
F
‫ق‬
Q
‫ك‬
K
‫ل‬
L
‫م‬
M
‫ن‬
N
‫ه‬
H
‫و‬
W
‫ء‬
A
‫ي‬
Y
Keterangan
Tidak dilambangkan
Be
Te
Te dan es
Je
Ha dengan garis bawah
Ka dan Ha
De
De dan Zet
Er
Zet
Es
Es dan Ye
Es dengan garis bawah
De dengan garis bawah
Te dengan garis bawah
Zet dengan garis bawah
Koma terbalik di atas hadap kanan
Ge dan Ha
Ef
Ki
Ka
El
Em
En
Ha
We
Apostrof
Ye
v
B. VOKAL
Tanda Vokal
Arab
◌-◌-◌-‫◌ ي‬-‫◌ و‬--
Tanda Vokal
Latin
A
I
U
Ai
Au
Keterangan
Fathah
Kasrah
Dammah
A dan i
A dan u
C. VOKAL PANJANG
Tanda Vokal
Tanda Vokal
Arab
Latin
‫ا‬-Â
‫ي‬-Î
‫و‬-Û
Keterangan
A dengan Topi di atas
I dengan Topi di atas
U dengan Topi di atas
D. KATA SANDANG
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf
‫لا‬,
dialihaksarakan menjadi huruf (l), baik diikuti huruf syamsiyyah maupun
qamariyah. Contoh: al-syamsu bukan asy-syamsu dan al-jannah
E. SYADDAH/TASYDID
Syaddah/tasydîd dalam tulisan Arab dilambangkan dengan ◌, dalam alih
aksara dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syiddah.
Akan tetapi, hal ini tidak berlaku pada huruf-huruf syamsiyyah yang didahului
kata sandang. Misalnya kata َ ‫مﱠﻮﻨﻟا‬tidak ditulis an-naum melainkan al-naum
F. TA MARBÛTAH
Ta marbûtah jika berdiri sendiri dan diikuti oleh kata sifat (na’at)
dialihaksarakan menjadi huruf (h). Namun, jika huruf tersebut diikuti kata
benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf (t).
Contoh:
No
Kata Arab
1
‫ﺔﺳرﺪﻣ‬
2
‫ﺔﯿﻣﻼﺳﻹا ﺔﻌﻣﺎﺠﻟا‬
3
Alih Aksara
Madrasah
Al-jâmi‟ah alislâmiyyah
Wihdat al-wujud
‫دﻮﺟﻮﻟا ةﺪﺣو‬
vi
ABSTRAK
MARIYATUL QIBTIYAH, 2811011000037; Pengaruh Komunikasi Orangtua
dan Motivasi Belajar Terhadap Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas Swasta
di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.
Tesis ini membahas tentang pengaruh komunikasi orangtua dan motivasi belajar
terhadap karakter siswa. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yakni
komunikasi orangtua (X1) dan motivasi belajar (X2) dan satu variabel terikat yakni
karakter siswa (X3). Hal yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah seberapa
besar pengaruh komunikasi orangtua dan motivasi belajar terhadap karakter siswa.
Metode penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat kolerasional. Tempat
penelitiannya adalah Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur
Kota Bekasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh langsung positif komunikasi
orangtua terhadap karakter siswa. Besarnya pengaruh komunikasi orangtua
terhadap karakter siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi
Timur Kota Bekasi adalah sebesar 34,10%. Ini menunjukkan bahwa komunikasi
orangtua memberikan kontribusi terhadap karakter siswa sebesar 34,10%.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh langsung positif motivasi
belajar terhadap karakter siswa. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap
karakter siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota
Bekasi adalah sebesar 33,90%. Ini menunjukkan bahwa motivasi belajar
memberikan kontribusi terhadap karakter siswa sebesar 33,90%.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh langsung positif komunikasi
orangtua terhadap motivasi belajar. Besarnya pengaruh komunikasi orangtua
terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan
Bekasi Timur Kota Bekasi adalah sebesar 56,90%. Ini menunjukkan bahwa
komunikasi orangtua memberikan kontribusi terhadap motivasi belajar siswa
sebesar 56,90%.
Kata Kunci: Komunikasi Orangtua, Motivasi Belajar, dan Karakter Siswa
vii
ABSTRACT
MARIYATUL QIBTIYAH, 2811011000037; The Effect of Parent
Communication and Learning Motivation toward Student Character at Private
Senior High School in East Bekasi Bekasi City.
This thesis discussed the the effect of parent communication and learning
motivation toward student character at private senior high school in east bekasi
bekasi city. There were two independent variables in this study namely parent
communication (X1) and learning motivation (X2). Additionally, there was one
dependent variable which is student character (X3). This study was conducted in
Senior High School. It was aimed to describe the extent to which parent
communication and learning motivation affect the student character. It employed
quantitative method, particularly the correlational one.
This study finds out that there is a positive direct effect of X1 on X3. The results of
this study indicate there is a direct positive influence on the student character of
the parent communication. The magnitude of the effect of parental communication
to the student character at Private Senior High School in East Bekasi Bekasi City
is amounted to 34.10%. It shows that parental communication contributes to the
student character of 34.10%.
This study finds out that there is a positive direct effect of X2 on X3. The results of
this study indicate there is a direct positive influence on the student character of
the learning motivation. The magnitude of the effect of learning motivation to the
student character at Private Senior High School in East Bekasi Bekasi City is
amounted to 33.90%. It shows that learning motivation contributes to the student
character of 33.90%.
This study finds out that there is a positive direct effect of X1 on X2. The results of
this study indicate there is a direct positive influence on the learning motivation of
the parent communication. The magnitude of the effect of parent communivation
to learning motivation at Private Senior High School in East Bekasi Bekasi City is
amounted to 56.90%. It shows that parent communication contributes to learning
motivation of 56.90%.
Keywords: Parent Communication, Learning Motivation, Student Character
viii
‫ﺔﻳﺪﻴﻬﻤﺘﻟا ةﺬﺒﻨﻟا‬
‫‪ ،‬ﺔﻴﻄﺒﻘﻟا ﺔﻳرﺎﻣ ‪ 2811011000037‬ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟاو ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺮﺛأ ‪،‬‬
‫ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻨﻳﺪﳌا ‪ ،‬ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﰲ بﻼﻄﻟا ‪.‬‬
‫بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟاو ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺮﺛأ ﻦﻋ ﺚﺤﺒﺗ ﺔﻟﺎﺳﺮﻟا ﻩﺬﻫ ‪ .‬اﺬﻫ ﰲو‬
‫ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺎﳘ نﺎﻘﻠﻄﻣ ناﲑﻐﺘﳌﺎﻓ ‪ ،‬ﻲﻌﺒﺗ ﲑﻐﺘﻣو نﺎﻘﻠﻄﻣ ناﲑﻐﺘﻣ ﺚﺤﺒﻟا )‪ (X1‬ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟاو‬
‫)‪(X2‬ﺐﻟﺎﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻮﻫ ﻲﻌﺒﺘﻟا ﲑﻐﺘﳌاو ‪ . (X3) ،‬ﻮﻫ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﻦﻣ ﻪﻓﺮﻌﻧ نأ ﺪﻳﺮﻧ يﺬﻟاو‬
‫ﺞﻬﻨﳌا ﻮﻫ ﻪﻴﻠﻋ ﲑﺴﻧ يﺬﻟا ﺞﻬﻨﳌاو ‪ .‬ﺐﻟﺎﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺸﺑ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟاو ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺔﻗﻼﻋ ىﺪﻣ‬
‫ﺔﻨﻳﺪﳌا ‪ ،‬ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﻮﻫ ﺚﺤﺒﻟا نﺎﻜﻣو ‪ .‬ﻲﻃﺎﺒﺗرﻻا ﻲﻤﻜﻟا‬
‫ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ‪.‬‬
‫بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺘـﻟ ًَاﺮﺷﺎﺒﻣ ًَﺎﻴﺑﺎﳚإ ًَاﺮﺛأ كﺎﻨﻫ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﺗ ﺚﺤﺒﻟا ‪.‬‬
‫ﺔﺠﻴﺘﻧو‬
‫ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﰲ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺮﺛأ ﺔﻴﻤﻛ ﺖﻧﺎﻛو‬
‫ﻲﻫ ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻨﻳﺪﳌا ‪ ،‬ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا ‪ . % 34،10‬ﰲ مﺎﻬﺳإ ﻪﻟ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﻳ اﺬﻬﻓ‬
‫ﺔﻴﻤﻜﻟﺎﺑ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ‪. % 34،10‬‬
‫بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻠﻟ ًَاﺮﺷﺎﺒﻣ ًَﺎﻴﺑﺎﳚإ ًَاﺮﺛأ كﺎﻨﻫ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﺗ ﺚﺤﺒﻟا ‪.‬‬
‫ﺔﺠﻴﺘﻧو‬
‫ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﰲ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﻊﻓﺪﻟا ﺮﺛأ ﺔﻴﻤﻛ ﺖﻧﺎﻛو‬
‫ﻲﻫ ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻨﻳﺪﳌا ‪ ،‬ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا ‪ . % 33،90‬ﰲ مﺎﻬﺳإ ﻪﻟ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟا نأ ﻰﻠﻋ لﺪﻳ اﺬﻬﻓ‬
‫ﺔﻴﻤﻜﻟﺎﺑ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ‪. % 33،90‬‬
‫ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﻌﻓاد ﻰﻠﻋ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺘﻟ ًَاﺮﺷﺎﺒﻣ ًَﺎﻴﺑﺎﳚإ ًَاﺮﺛأ كﺎﻨﻫ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﺗ ﺚﺤﺒﻟا ‪.‬‬
‫ﺔﺠﻴﺘﻧو ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﰲ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﻌﻓاد ﻰﻠﻋ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺮﺛأ ﺔﻴﻤﻛ‬
‫ﺖﻧﺎﻛو مﺎﻬﺳإ ﻪﻟ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﻳ اﺬﻬﻓ ‪ 09،56 % .‬ﻲﻫ ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻨﻳﺪﳌا ‪ ،‬ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا‬
‫ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ‬
‫ﺔﻴﻤﻜﻟﺎﺑ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﻌﻓاد ﰲ ‪. % 56،90‬‬
‫بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ‪ ،‬ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟا ‪ ،‬ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ‪ :‬ﺔﻠﻴﻟﺪﻟا ﺔﻤﻠﻜﻟا‬
ix
KATA PENGANTAR
   



Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat Nya kepada penulis, shalawat dan salam senantiasa Allah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat dan
ummatnya yang setia sampai akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Orangtua dan Motivasi Belajar
terhadap Karakter Siswa di SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota
Bekasi”.
Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak mengalami kendala karena
keterbatasan kemampuan penulis, sehingga berbagai pihak memberikan motivasi,
bantuan moril maupun material yang pada akhirnya kendala tersebut dapat diatasi,
oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr.
Dede Rosyada, MA
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA
3. Ketua Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dr.
Fahriany, M. Pd
4. Sekretaris Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dr.
Jejen Musfah, MA
dan segenap civitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kuliah, juga
pelayanan akademik khususnya Azkia Muharrom Albantani,M.Pd.I,selaku
sekretaris ujian promosi tesis, semoga ilmu yang didapat penulis
bermanfaat.
5. Dosen pembimbing Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA dan Dr. Sujiyo
Miranto, M.Pd, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya
untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan nasihat yang berarti
dalam penyelesaian tesis ini.
6. Penguji WIP I: Nurlena Rifa‟i, MA Ph.D, Dr. Kadir, M.Pd, Dr. Ahmad
Sofyan, M.Pd
7. Penguji WIP II: Nurlena Rifa‟i, MA, Ph.D, Dr. Khalimi, MA, dan Dr. Sita
Ratnaningsih, M.Pd
8. Penguji Ujian Promosi Tesis: Dr. Sapiudin, MA, Dr. Khalimi, MA, dan
Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd, yang telah memberikan masukan, arahan,
saran serta bimbingan dalam perbaikan penulisan tesis.
9. Kepala SMA Bani Saleh Kota Bekasi Dra. Hj. N. Muhayyah
10. Kepala SMA YPI “45” Kota Bekasi Drs. Moh. Abdul Fatah
11. Kepala SMA Muhammadiyah 9 Kota Bekasi Drs. Ahmad Zainuri, M.Pd
12. Kepala SMA Korpri Kota Bekasi Drs. H. Hery Sujiyanto, M.Pd
x
13. Kepala SMA PGRI 1 Kota Bekasi Drs. H. Undang Sunarya, M.Pd, dan
segenap dewan guru beserta staf yang telah mengizinkan penulis, bantuan
serta kerja samanya dalam penelitian guna penulisan tesis ini.
Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada yang
tersayang Abah H. Muhammad Basuni dan Ummi Hj. Khumairoh serta keluarga
besarku,atas segala pengorbanannya, panjatan doanya, perhatian, motivasi, serta
kasih sayangnya kepada penulis terutama selama penyelesaian perkuliahan dan
tulisan tesis ini.Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan yang telah
memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
Akhirnya penulis berdoa semoga Allah SWT membalas jasa dan amal baik
mereka, serta di mudahkan segala urusannya.Harapan penulis semoga tesis ini
bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Jakarta, 08 Juli 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TESIS ................................................
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................
PEDOMAN TRANSLITERASI .....................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vii
x
xii
xiv
xv
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
B. Permasalahan Penelitian ............................................................
1. Identifikasi Masalah ..............................................................
2. Pembatasan Masalah ..............................................................
3. Perumusan Masalah ...............................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
1. Tujuan Penelitian ..................................................................
2. Manfaat Penelitian ................................................................
1
8
8
8
8
9
9
9
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teori ...............................................................................
1. Karakter Siswa ......................................................................
a. Pengertian Karakter ...........................................................
b. Pembentukan Karakter ......................................................
2. Komunikasi Orangtua ...........................................................
a. Pengertian Komunikasi .....................................................
b. Pengertian Orangtua ..........................................................
c. Komunikasi Orangtua........................................................
3. Motivasi Belajar .....................................................................
a. Pengertian Motivasi...........................................................
b. Jenis dan Faktor Motivasi..................................................
4. Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................
B. Kerangka Teoritik .....................................................................
C. Hipotesis Penelitian ...................................................................
10
10
10
12
16
16
20
23
28
28
30
36
37
40
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Dasain dan Prosedur Penelitian ...............................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
C. Populasi dan Sampel ................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
E. Instrumen Penelitian ................................................................
F. Teknik Analisis Data ...............................................................
G. Penujian Statistik .....................................................................
H. Hipotesis Statistik ....................................................................
41
42
43
44
44
54
56
57
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Latar Penelitian ..........................................
B. Deskripsi Data Penelitian ........................................................
C. Data Hasil Penelitian ...............................................................
D. Pengujian Persyaratan Analisi Data ........................................
E. Hipotesis Penelitian .................................................................
F. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................
58
58
60
85
89
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 100
B. Implikasi ................................................................................. 101
C. Rekomendasi ............................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 102
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jumlah Siswa SMA Swasta ............................................................... 42
Tabel 2 Jadwal Kegiatam Penelitian ............................................................... 42
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Karakter Siswa .................................................. 45
Tabel 4 Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa ............................................. 46
Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Orangtua ....................................... 48
Tabel 6 Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua .................................. 50
Tabel 7 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ................................................. 52
Tabel 8 Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar........................................... 53
Tabel 9 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............................................. 59
Tabel 10 Responden Berdasarkan Pendidikan Orangtua................................... 59
Tabel 11 Responden Berdasarkan Status Pegawai Orangtua ........................... 59
Tabel 12 Skala Penafsiran Rata-rata ................................................................. 60
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Karakter Siswa .................................................. 61
Tabel 14. Hasil Deskriptif Karakter Siswa
Tabel 15. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Religius dan Jujur ............................................................................... 62
Tabel 16. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Toleransi dan Disiplin ........................................................................ 62
Tabel 17. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Kerja Keras dan Kreatif ..................................................................... 63
Tabel 18. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Mandiri dan Demokratis .................................................................... 63
Tabel 19. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Rasa ingin Tahu dan Semangat Kebangsaan ...................................... 64
Tabel 20. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
cinta tanah air dan menghargai prestasi.............................................. 64
Tabel 21. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
bersahabat dan komunikatif................................................................ 65
Tabel 22. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Cinta Damai dan Gemar Membaca .................................................... 65
Tabel 23. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Peduli Lingkungan Sosial dan Tanggung Jawab ............................... 66
Tabel 24. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
bela orangtua....................................................................................... 67
Tabel 25. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
bela negara .......................................................................................... 67
Tabel 26. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden terhadap Karakter siswa
dalam Masing-Masing Indikator ........................................................ 68
Tabel 27. Jawaban Responden terhadap Karakter Siswa ................................... 68
Tabel 28. Distribusi frekuensi Skor Variabel Komunikasi Orangtua................. 69
Tabel 29. Jawaban Responden terhadap komunikasi orang tua ......................... 70
Tabel 30. Hasil Deskriptif Komunikasi orangtua ............................................... 71
xiv
Tabel 31. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai ........ 72
Tabel 32. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada
anak
....................................................................72
Tabel 33. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap................................. 73
Tabel 34. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) ................. 73
Tabel 35. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas) .......................... 74
Tabel 36. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan
dan kekacauan)
.................................................................... 74
Tabel 37. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator mau mendengarkan ............................................................. 75
Tabel 38. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator menggunakan empati .......................................................... 75
Tabel 39. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator memberikan kebebasan dan dorongan ................................ 76
Tabel 40. Rangkuman Hasil Jawaban Responden terhadap Komunikasi
orangtua dalam Masing-Masing Indikator ......................................... 76
Tabel 41. Distribusi frekuensi Skor Variabel Motivasi Belajar ......................... 77
Tabel 42. Hasil Deskriptif Motivasi belajar ...................................................... 78
Tabel 43. Jawaban Responden pada Indikator adanya perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut ....... 79
Tabel 44. Jawaban Responden pada Dimensi adanya hasrat dan keinginan
berhasil ............................................................................................... 80
Tabel 45. Jawaban Responden pada Dimensi adanya harapan dan cita-cita
masa depan ......................................................................................... 80
Tabel 46. Jawaban Responden pada Dimensi ulet dalam menghadapi
kesulitan.............................................................................................. 81
Tabel 47. Jawaban Responden pada Dimensi lebih senang bekerja secara
mandiri................................................................................................ 81
Tabel 48. Jawaban Responden pada Dimensi adanya lingkungan belajar
yang kondusif ..................................................................................... 82
Tabel 49. Jawaban Responden pada Dimensi adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar ........................................................................ 82
Tabel 50. Jawaban Responden pada Dimensi adanya penghargaan dalam
belajar ................................................................................................. 83
Tabel 51. Jawaban Responden pada Dimensi memberi ulangan dan
mengetahui hasil ................................................................................. 83
Tabel 52. Jawaban Responden pada Dimensi senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal.......................................................... 84
Tabel 53. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden terhadap Motivasi
belajar dalam Masing-Masing Indikator ............................................ 84
xv
Tabel 54. Jawaban Responden terhadap Motivasi belajar ................................. 85
Tabel 55. Hasil Uji Normalitas Variabel Karakter siswa ................................... 86
Tabel 56. Hasil Uji Normalitas Variabel Komunikasi orangtua .........................86
Tabel 57. Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi belajar ................................. 87
Tabel 58. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 87
Tabel 59. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Variabel X3 ..................... 87
Tabel 60. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 atas Variabel X3 ...................... 88
Tabel 61. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Variabel X2 ...................... 88
Tabel 62. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ......................................................... 89
Tabel 63. Coefficients ........................................................................................ 90
Tabel 64 Coefficients ........................................................................................ 91
Tabel 65 Model Summary .................................................................................92
Tabel 66 Model Summary ................................................................................. 92
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
1
2
3
4
Desain Penelitian .........................................................................
Poligon Karakter Siswa ...............................................................
Poligon Komunikasi Orangtua ....................................................
Poligon Motivasi Belajar ............................................................
xvii
41
93
94
96
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
1
2
3
4
5
Instrumen Penelitian .................................................................
Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................
Data Hasil Penelitian ................................................................
Hasil Perhitungan Data dengan Program SPSS .........................
Surat Izin Penelitian ...................................................................
xviii
104
115
141
154
160
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi ditandai dengan kemajuan tekonologi informasi yang
memberikan banyak perubahan dan tekanan dalam segala bidang. Dunia
pendidikan yang secara filosofis dipandang sebagai alat atau wadah untuk
mencerdaskan dan membentuk watak manusia agar lebih baik manusiawi,
karena tidak sedikit orang yang berpendidikan pun , sudah mulai bergeser atau
disorientasi, salah satunya dikarenakan kurang siapnya pendidikan terkadang
kurang manusia terhadap sesamanya, untuk mengikuti perkembangan zaman
yang begitu cepat, (Dunia Pendidikan.com). Sehingga pendidikan mendapat
krisis dalam hal kepercayaan dari masyarakat, dan lebih ironisnya lagi bahwa
pendidikan sekarang sudah masuk dalam krisis pembentukan karakter
(kepribadian), hal ini terlihat dalam realita masih banyak siswa setingkat
SMA/SMK sering muncul dalam media masa dalam aksi tawuran dan
pengrusakan fasilitas sekolah dan fasilitas umum.
Pendidikan bertujuan tidak sekedar proses alih budaya atau alih ilmu
pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga sekaligus sebagai proses alih
nilai (transfer of value). Artinya bahwa pendidikan, di samping proses pertalian
dan transmisi pengetahuan, juga berkenaan dengan proses perkembangan dan
pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat, (Jurnal Pendidikan.com).
Dalam rangka internalisasi nilai-nilai budi pekerti kepada siswa, maka perlu
adanya optimalisasi pendidikan.
Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini
seperti yang tertuang dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang berbunyi: "Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab".
Amanat UU Sisdiknas di atas bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau
berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh
berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta
agama. Tujuan pendidikan nasional ini sangat kental dengan pembentukan
karakter anak bangsa, (Jurnal Pendidikan.com). Sekolah adalah tempat
bersemayamnya pembentukan karakter tersebut. Menurut Fitri (2012:20)
karakter dapat diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung
pada faktor kehidupannya sendiri, karkter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.
1
2
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang suka berkomunikasi
satu dengan lainnya, selain mahluk sosial manusia memiliki perasaan sayang
satu dengan yang lainnya, dan sifat yang kurang bagus adalah memiliki rasa
ego yang tinggi, hal ini sesuai dengan kodrat manusia bahwa manusia
diciptakan untuk memimpin atau sebagai khalifah bagi mahluk yang ada di
muka bumi ini, sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Lukma:13-14
             


           


       





Artinya:
13. “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".
14. “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu”.
Makna kandungan ayat di atas sebenarnya bahwa Manusia diperintahkan
untuk berbakti kepada kedua orangtuanya serta dilarang untuk
mempersekutukan Tuhan. Dan Allah telah memerintahkan untuk berbuat baik
kepada kedua orangtuanya, karena banyak anak yang berbuat durhaka kepada
orangtuanya, hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik pengetahuan
agamanya kurang atau dapat juga pengaruh lingkungan, sehingga dapat
membentuk watak atau karakter yang kurang baik. Watak atau tabiat manusia
sebenarnya dapat dirubah melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal seperti pendidikan di kelurga, akan sangat
mempengaruhi bentuk, pola, karakter dari manusia itu sendiri. Biasanya terjadi
pengaruh yang signifikan di mana pendidikan semakin tinggi akan semakin
baik terhadap pembentukan karakter manusia.
Karakter dalam kontek bahasa Indonesia berarti tabiat atau kebiasaan,
sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan
dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu karakter diartikan
sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari pada yang lain. Dengan pengertian di atas dapat
dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses
mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik,
menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Demikian
karakter dapat membedakan satu orang dengan yang lainnya.
3
Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara
berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi
pikiran, tindakan demi tindakan. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah
kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki
karakter dan jati diri yang kuat yang akan eksis. Secara ideologis,
pembangunan karakter merupakan upaya mengejawantahkan ideologi
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara normatif,
pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata langkah mencapai
tujuan negara, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan
bangsa;
ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Secara historis, pembangunan karakter
bangsa merupakan sebuah dinamika inti proses kebangsaan yang terjadi tanpa
henti dalam kurun sejarah, baik pada zaman penjajahan maupun pada zaman
kemerdekaan. Secara sosiokultural, pembangunan karakter bangsa merupakan
suatu keharusan dari suatu bangsa yang multikultural.
Membagun karakter tidak mudah dilaksanakan secara instan, perlu proses
pembelajaran dan pembiasaan untuk membentuk watak yang menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur bangsa sehingga menjadikan peserta didik sebagai
manusia seutuhnya yang mandiri. Usaha membangun karakter tidak hanya
butuh waktu yang panjang tapi juga memerlukan pendekatan komprehensif
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, mulai sejak kecil di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan berbasis karakter mulai disinggung dan bahkan dibicarakan
oleh para pakar pendidikan, psikolog dan birokrat pemerintahan, melihat
berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang dapat disaksikan melalui
tayangan berbagai media di antaranya adalah banyaknya tawuran pelajar
dimana-mana, banyaknya pelajar yang melakukan free sex/sek bebas, hamil di
luar nikah, ayah kandung memperkosa anaknya, anak kandung memperkosa
ibunya, terjadinya pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur,
adanya sodomi anak-anak di bawah umur, korupsi merajalela dari
Pemerintahan Pusat sampai Pemerintahan Daerah, (Ahmad Sudrajat, 2013).
Menurut laporan Kompas, bahwa kasus yang masih teringat adalah kasus
pemerkosaan dengan modus baru melalui media sosial, di mana remaja putri
ditipu oleh kenalannya di media sosial seperti yang terjadi di Jakarta dan
sekitarnya sangat mengkhawatirkan. Kejahatan yang terindikasi muncul pada
2010 ini jumlahnya bertambah setiap tahun. Menurut data penanganan kasus di
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukkan,
pemerkosaan pada remaja putri oleh kenalannya di media sosial mulai muncul
tahun 2011 sebanyak 36 kasus. Tahun 2012, sebanyak 29 kasus dan pada
Januari-Maret 2013 ini jumlahnya naik lagi menjadi 37 kasus.
Kasus yang diungkapkan di atas tersebut membuktikan nilai-nilai akhlak,
moral, sudah hancur, terjadi degradasi moral anak sudah tidak lagi hormat
4
kepada orangtua, anak durhaka terhadap orangtua, ibu-ibu banyak durhaka
kepada suaminya dan sebaliknya suami tidak segan-segan menyakiti atau
menganiaya istrinya bahkan sampai tega membunuh istrinya sendiri. Angka
kriminalitas juga semakin tinggi di negeri ini hal ini juga disebabkan degradasi
nilai-nilai moral, orang menjadi kejam, kasar, rakus, menurunnya rasa belas
kasihan terhadap sesama. Kasus-kasus di atas ditengarai, bahwa selama ini
pendidikan di Indonesia hanya berbasiskan pada hasil belajar yang bersifat
kognitif, artinya seberapa besar kemampuan siswa dalam menyerap materi
pelajaran yang disampaikan oleh gurunya, sementara itu karakter atau budi
pekerti dan akhlak diabaikan dalam proses pembelajaran.
Kondisi yang memprihatinkan di atas, tentu saja menggelisahkan semua
komponen bangsa, termasuk Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono pada peringatan Dharma Shanti Hari Nyepi 2010, Presiden
menyatakan, Pembangunan karakter (character building) amat penting dalam
membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan mulia.
Bangsa Indonesia ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia,
yang dapat dicapai apabila masyarakatnya juga merupakan masyarakat yang
baik (good society), dan masyarakat idaman yang dapat diwujudkan manakala
manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berakhlak baik, manusia
yang bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku
baik pula.
Karakter seseorang terbentuk sejak dini, dalam hal ini peran keluarga
tentu sangat berpengaruh. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam
masyarakat. Bagi setiap orang dalam keluarga (suami, istri, dan anak-anak)
mempunyai proses sosialisasi untuk dapat memahami, menghayati budaya
yang berlaku dalam masyarakatnya. Pendidikan dalam keluarga sangat penting
dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Pendidikan
dasar wajib dimiliki tidak hanya oleh masyarakat kota, tetapi juga masyarakat
pedesaan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih
dihormati karena dianggap berada di strata sosial yang tinggi. Kualitas
seseorang dilihat dari bagaimana dia dapat menempatkan dirinya dalam
berbagai situasi.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti
jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.
Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan
karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat
dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi,
karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka
pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam
lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya, pengembangan
budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses
pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya
masyarakat, dan budaya bangsa.
5
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, salah satunya slam
mengajarkan bagaimana umatnya harus memiliki sikap dan karakter yang
positif. Dalam hal ini yang berkenaan dengan ajaran agama tentang character
building (pembangunan karakter) yang dimaksud kaitan ibadat dan akhlak.
Akhlak merupakan tonggak kebangkitan umat, bangsa dan negara, Orang yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, akan tetap tenang dalam
kebenarannya baik dalam keadaan suka maupun duka. Sekalipun ia mengalami
kegagalan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, ia tidak akan
mengadakan reaksi yang agresif dan membabi buta dengan semboyan “tujuan
menghalalkan segala cara“, sabar menanti dan rela menerima cobaan hidup
dari Allah SWT dan bertawakkal kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Ali Imron:17
     




Artinya:
17. “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di
waktu sahur”.
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa
manusia perlu berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak
pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari
masyarakat. Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi
seseorang dalam hidup bermasyarakat. Komunikasi juga merupakan prasyarat
kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa bila tidak ada
komunikasi. Jadi pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi
sejak ia lahir ke dunia. Seorang bayi dapat menangis atau merengek kepada
ibunya ketika ia merasa haus atau lapar. Secara tidak langsung ia telah
menyampaikan pesan melalui tangisan atau rengekannya tersebut.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya oleh masyarakat
sebagai tempat untuk mengasuh, mendidik, membina dan membimbing anakanak ke arah yang lebih baik, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa
menjadi bisa. Steakholder sekolah adalah orangtua siswa, di mana orangtua
dalam hal ini telah menyerahkan dan mempercayakan anaknya ke sekolah
dengan harapan, sekolah akan memberikan pendidikan yang baik atau
“terbaik”. Sebaliknya sekolah berharap agar orangtua memberikan dukungan
terhadap usaha sekolah dalam memberikan yang terbaik bagi anak-anak
tersebut. Demikian pula masyarakat dengan berbagai ragam dan tingkatannya
memiliki harapan-harapan serupa sebagaimana harapan sekolah (pemerintah)
dan orangtua. Masyarakat mengharapkan agar sekolah menyediakan dan
memberikan pelayanan pendidikan yang baik atau “terbaik” bagi kepentingan
anak-anaknya.
Persoalan yang muncul adalah komunikasi orangtua dengan anaknya
banyak mengalami hambatan, baik dari pihak orangtua maupun dari anaknya
sendiri. Orangtua yang seharusnya memberikan semangat, motivasi dan
6
nasehat terkadang tidak dapat diterima oleh anaknya, anak merasa orangtua
menasehati seperti halnya menasehati anak kecil yang masih duduk di Sekolah
Dasar, sementara anak merasa sudah dewasa. Sementara itu ketika anaknya
mengeluh dan mengutarakan isi hatinya melalui komunkasi, terkadang
orangtua sudah memberikan kesimpulan bahkan memvonis anaknya itu
bersalah dan tidak paham, kejadian seperti inilah yang menyebabkan antara
orangtua dan anaknya jarang melakukan komunikasi, bahkan dapat dikatakan
sebagai hambatan komunkiassi orangtua dengan anaknya.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter siswa
adalah motivasi belajar, karena pada dasarnya karakter dapat terbentuk
melalaui pendidikan dan lingkungan keluarga. Apabila guru di sekolah tidak
memberikan motivasi yang kuat terhadap anak didiknya, maka pembentukan
karakter siswa tidak maksimal.
Motivasi adalah dorongan yang muncul ketika seseorang memiliki
keinginan atau kebutuhan yang dicita-citakannya, jika dikaitkan dengan
motivasi belajar adalah siswa akan berusaha untuk belajar dengan sungguhsungguh, apabila siswa tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil,
misalnya keinginannya untuk menjadi dokter, siswa akan serius untuk belajar
agar cita-cita menjadi dokter tercapai. Sardiman (2011:75) menyatakan bahwa
motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan. Dengan kata
lain bahwa seseorang yang memiliki motivasi akan mempunyai gairah atau
semangat selama melakukan aktifitas dalam belajar. Motivasi sangat penting
untuk dimiliki oleh seorang siswa. Siswa yang bermotivasi tinggi akan
memiliki energi yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar.
Motivasi belajar pada hakikatnya adalah dorongan internal dan eksternal
pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, dan motivasi belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
seorang siswa dalam mewujudkan cita-citanya. Motivasi belajar tidak dapat
lepas dari masalah-masalah psikologi dan fisiologi, karena keduanya ada saling
keterkaitan. Menurut Hamalik (2003:163-166) guru dalam memberikan dan
membangkitkan motivasi siswa, perlu memahami prinsip-prinsip motivasi
belajar adalah sebagai berikut: (1) Pujian lebih efektif dari pada hukuman, (2)
Motivasi intrinsik lebih efektif daripada ekstrinsik, (3) Motivasi mudah
menjalar atau tersebar terhadap orang lain, (4) Pemahaman yang jelas terhadap
tujuan belajar akan merangsang motivasi, (5) Tekanan kelompok sebaya lebih
efektif dalam motivasi dari pada tekanan dari orang dewasa, dan (6) Motivasi
yang besar erat hubungannya dengan kreativitas.
Tinggi rendahnya motivasi juga dapat dipengaruhi oleh peran orangtua
sebagai sifat ekstrinsik dari motivasi itu sendiri. Dalam hal ini orangtua
memegang peranan penting untuk membimbing anak menjadi manusia yang
berkualitas, sebagai orangtua yang bertanggung jawab atas masa depan dan
perkembangan anak-anaknya sudah sewajarnya mengetahui hal-hal apa yang
dapat meningkatkan motivasi anak-anaknya guna mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Hubungan yang baik dan komunikasi timbal-balik antara orangtua
7
dan anak akan membantu mempermudah orangtua dalam memenuhi kebutuhan
anak. Selain itu orangtua lebih mempunyai banyak waktu berkumpul dengan
anaknya daripada dengan guru atau teman sebayanya yang hanya bertemu di
sekolah, sehingga orangtua mempunyai banyak waktu untuk memonitor dan
memberikan pengaruh (tingkah laku maupun perkataan) terutama yang positif
kepada anak-anaknya, sebab pengaruh yang datang dari orangtua akan selalu
diperhatikan oleh anak-anaknya.
Peran orangtua dan tingkah laku orangtua adalah motivator bagi anak
dalam belajar, bila ingin anak berhasil dalam prestasinya orangtua harus
terlebih dahulu menunjukkan perbuatan yang dapat membangkitkan
motivasinya. Kelalaian orangtua dalam memonitor kegiatan belajar anak dapat
menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini bukan saja anak tidak
mau belajar melainkan juga ia cenderung menyimpang, seperti anti sosial.
Hubungan acuh tak acuh tanpa kasih sayang akan menimbulkan frustasi /
penyesalan yang mendalam dalam hati anak. Menurut Imam Ghazali (2011:28)
Orangtua adalah kerabat paling dekat dan, karena itu, kewajiban orangtua
adalah kewajiban paling besar.
Orangtua yang sangat keras terhadap anaknya menimbulkan tekanantekanan batin pula pada anak. Hubungan yang baik antara orangtua-anak
adalah hubungan yang penuh pengertian yang disertai bimbingan dan bila perlu
hukuman yang mendidik. Semuanya ini dapat memberi dampak baik atau
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Ada
beberapa aspek penting peranan orangtua dalam membantu meningkatkan
motivasi belajar anak yaitu menciptakan suasana rumah tangga yang rukun dan
damai, komunikasi timbal-balik, penghargaan, pujian, dan perasaan gembira.
Berdasarkan hasil survei di lapangan kasus yang terjadi di beberapa
Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di Kelurahan Bekasi Jaya Kota Bekasi
yaitu:
1. Siswa kurang hormat dengan guru yang tidak mengajar pada kelasnya,
sudah ditangani guru BK dan wali kelas.
2. Anak tidak sepaham dengan orangtua dalam hal pemilihan sekolah
yang mengakibatkan anak tersebut berontak dan berbuat kekacauan di
sekolah, sudah ditangani guru BK dengan memanggil orangtua,
dengan membuat Surat Pernyataan.
3. Siswa banyak yang terlambat di hari Senin dengan alasan kurang
menyukai Upacara Senin, sudah ditangani guru BK dan wali kelas,
dengan membuat Surat Pernyataan. (Sumber: Hasil wawancara dengan guru
BK di SMA Bani Saleh dan SMA Muhammadiyah 09, Kota Bekasi)
Kasus-kasus di atas dan beberapa permasalahan atau kasus siswa yang
telah ditangani oleh sekolah, khususnya oleh wali kelas dan guru BK. Dengan
demikian kasus tersebut dapat diselesaikan dan tidak diulang kembali. Namun
yang dapat digambarkan dari kasus di atas bahwa telah terjadi pelanggaran
pada sistem sosial, yang berujung pada permasalah karakter siswa. Di mana
karakter atau tabiat atau akhlak siswa harus menjadi karakter yang baik yang
terbentuk baik di rumah ataupun sekolah.
8
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
memiliki ketertarikan untuk meneliti lebih jauh tentang: “Pengaruh
Komunikasi Orangtua dan Motivasi Belajar terhadap Karakter Siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA) Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.”
B. Permasalahan Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulis dapat
mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
a. Komunikasi orangtua, komunikasi yang terjadi antara orangtua dengan
anaknya kurang harmonis, karena orangtua mengganggap anak telah
dewasa sehingga dalam berkomunikasi juga tidak menunjukkan adanya
kasih sayang, sementara anak ingin diperlakukan seperti layaknya orang
dewasa.
b. Motivasi belajar, merupakan dorongan yang muncul jika seseorang
mempunyai keinginan dan kebutuhan yang dicita-citakannya. Motivasi
belajar anak rendah karena perhatian orangtua minim. Indikator yang
terlihat dengan motivasi belajar rendah memiliki prestasi kurang bagus.
c. Karakter siswa, merupakan akhlak yang terbentuk karena faktor
lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Karakter siswa kurang baik
dengan memunculkan berbagai persoalan seperti; anak berani melawan
dengan orangtua baik dengan ucapan maupun dengan kekerasan fisik.
d. Pendidikan Agama, merupakan landasan utama dalam kehidupan
manusia. Apabila tidak diberikan pendidikan agama dari anak SMA akan
bermasalah bagi anak dan orangtuanya sendiri seperti; anak tidak
menghargai guru bahkan orangtuanya sendiri, anak banyak melanggar
aturan agama dan aturan negara, seperti berbuat asusila, keonaran dan
lain-lain.
2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dimunculkan agar penelitian yang dilakukan
penulis menjadi terfokus pada persoalan yang diteliti oleh penulis, oleh
sebab itu penulis membatasainya pada variabel:
a. Komunikasi orangtua dengan anak tidak harmonis/kurang harmonis.
b. Motivasi belajar siswa masih rendah.
c. Karakter siswa sebagian masih menyimpang dari norma agama dan
negara.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah
yang diajukan sebagai berikut:
a. Apakah komunikasi
orangtua berpengaruh langsung terhadap
karakter siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi?
b. Apakah motivasi belajar berpengaruh langsung terhadap karakter
siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi?
c. Apakah komunikasi
orangtua berpengaruh langsung terhadap
motivasi belajar siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota
Bekasi?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
a. Pengaruh komunikasi orangtua terhadap karakter siswa.
b. Pengaruh motivasi belajar terhadap karakter siswa.
c. Pengaruh komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa.
2. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan Penelitian secara Akademis
1) Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan ilmu manajemen
atau administrasi pendidikan, sehingga penulis dapat menguji
kebenaran dari suatu teori yang berkaitan dengan variabel komunikasi
orangtua, motivasi belajar dan karakter siswa.
2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan
pustaka oleh mahasiswa pascasarjana yang sedang menyusun tesis.
3) Bagi Guru. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai umpan balik
(feed back), sehingga dapat memberikan masukan kepada guru dalam
meningkatkan pendidikan akhlak, moral dan budi pekerti, bahwa
faktor komunikasi orangtua dan motivasi belajar sangat berperan.
4) Bagi Kepala Sekolah. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dan acuan dalam meningkatkan pendidikan
akhlak, moral dan budi pekerti, artinya kepala sekolah dapat
mempertimbangkan dan mengambil langkah-langkah yang tepat
berdasakan hasil penelitian tersebut dan dapat merealisasikannya.
5) Bagi Kantor Dinas Terkait. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan
sebagai bahan masukkan dalam menentukan peraturan atau kebijakan
dalam meningkatkan pendidikan akhlak, moral dan budi pekerti ke
arah yang lebih baik, terutama dalam pembentukan karakter siswa.
b. Kegunaan Penelitian secara Terapan (Applied)
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi kebijakan yang
selama ini masih belum maksimal untuk dilaksanakan di sekolah.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gagasan yang
positif terhadap peraturan yang akan diregulasi.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
berarti bagi kemajuan sekolah dengan diberlakukannya peraturan
sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teori
Kajian teori merupakan penjelasan dan paparan mengenai variabel
penelitian, yaitu variabel komunikasi orangtua, motivasi belajar dan karakter
siswa. Dalam kajian teori ini adalah teori yang mendukung dan memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh penulis, sehingga penulis dapat menjawab
keraguan dari perumusan masalah.
1. Karakter Siswa
a. Pengertian Karakter
Istilah karakter terkadang dihubungkan dan dipertukarkan dengan
istilah etika, ahlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral,
berkonotasi positif bukan netral. Sedangkan Karakter dalam Kamus
bahasa Indonesia merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dengan demikian
karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan
terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari
hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang
atau sekelompok orang.
Karakter sering diasosiasikan dengan istilah dengan temperamen
yang lebih memberi penekanan pada definisi psikososial yang
dihubungkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Proses
perkembangan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang khas yang ada pada orang yang bersangkutan yang juga disebut
faktor bawaan (nature) dan lingkungan (nurture) dimana orang yang
bersangkutan tumbuh dan berkembang. Faktor bawaan boleh dikatakan
berada di luar jangkauan masyarakat dan individu untuk
mempengaruhinya. Sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor yang
berada pada jangkauan masyarakat dan individu. Jadi usaha
pengembangan atau pendidikan karakter seseorang dapat dilakukan oleh
masyarakat atau individu sebagai bagian dari lingkungan melalui
rekayasa faktor lingkungan.
Karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “charakter”, yang
antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti
kepribadian atau akhlak (Oxford). Secara etimologis, karakter artinya
adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral. Secara terminologis,
karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara. Karakter dapat dianggap sebagai nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia. Lingkungan dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, adat-istiadat, dan estetika. Menurut
Samani dan Hariyanto (2011:41) karakter adalah “perilaku yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam
10
11
11
berindak.” Kamus Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Sedangkan menurut Jack
Corley dan Thomas Phillip seperti dikutip Samani dan Hariyanto
(2011:42) bahwa “karakter merupakan sikap dan kebiasaan seseorang
yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral.”
Zubaedi (2011:8) menyatakan bahwa karakter merupakan
”keseluruhan disposisi kodrati dan disposisi yang telah dikuasai secara
stabil yang mendefinisikan seorang individu dalam keseluruhan tata
perilaku psikisnya yang menjadikannya tipikal dalam cara berpikir dan
bertindak.” Menurut Lickona (2013:74) dalam memahami pendidikan
karakter perlu mengetahui apa itu pendidikan karakter. Pendidikan
karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun
karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa
sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau
dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alfabet
yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah
orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya
(termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau berkarakter tercela).
Menurut para ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem
keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu.
Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat
diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan
bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter
adalah watak, tabiat, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Istilah pembangunan secara mendasar bukan saja dilihat sebagai
suatu proses yang menghasilkan suatu output tertentu, tetapi
mengedepankan bagaimana aliran proses itu mempertimbangkan kaidahkaidah ilmiah sehingga arahnya dapat diperkirakan (planned
development). Itu sebabnya seluruh faktor, yakni fisik, lingkungan,
sosial, dan ekonomi harus dapat dikenali untuk dapat dioptimalkan dalam
rangka mengantarkan perubahan seperti yang di kehendaki atau di
rencanakan. Uraian konseptional tersebut kemudian dilengkapi dengan
penerapan perencanaan pembangunan di Indonesia.
Menurut Rogers seperti dikutip Makmun (2009:3) menyatakan
“Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju
suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu
bangsa”.
Berdasarkan uraian teori karakter dan pembangunan, maka kata
pembangunan karakter dapat disimpulkan sebagai mengukir atau
12
12
memahat jiwa seseorang dalam mencapai perubahan yang berguna
menuju suatu keluaran (output) yang diinginkan.
b. Pembentukan Karakter
Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman
disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa, maka
Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu
program prioritas pembangunan nasional.
Upaya mewujudkan pendidikan karakter sesungguhnya sudah
tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu;
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(SPN, 2003).
Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional merupakan landasan
yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya
dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kementerian Pendidikan
Nasional 2010-2014, di mana disebutkan bahwa pendidikan karakter
disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan
moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa
yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari
dengan sepenuh hati.
Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan
mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik
sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang
benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa
melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang
baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral
knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good
(moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan
karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus
dipraktikkan dan dilakukan.
Nilai dalam pendidikan karakter begitu penting keberadaanya.
Dalam pendidikan karakter, nilai harus menjadi core (intisari) dari
pendidikan itu sendiri. Penanaman nilai terpuji dalam pendidikan
karakter dalam sebuah lembaga pendidikan mempunyai penekanan yang
berbeda. Jumlah dan jenis nilai yang dipilih tentu akan dapat berbeda
antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain, tergantung
kepentingan dan kondisinya masing-masing. Sebagai contoh, nilai
toleransi, kedamaian, dan kesatuan menjadi sangat penting untuk lebih
ditonjolkan karena kemajemukan bangsa dan negara. Tawuran
13
13
antarwarga, tawuran antaretnis, dan bahkan tawuran antarmahsiswa,
masih menjadi fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini.
Perbedaan jumlah dan jenis nilai dalam karakter tersebut juga dapat
terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda sebagai contoh,
nilai cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya tidak ditonjolkan, karena ada
pandangan dan pemahaman bahwa nilai tersebut telah tercermin ke
dalam pilar-pilar nilai yang lainnya.
Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Secara lebih khusus pendidikan karakter memiliki tiga fungsi
utama dalam Kemdiknas (2010:5), yaitu;
1) Pembentukan dan Pengembangan Potensi
Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan
potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran
baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah
hidup Pancasila.
2) Perbaikan dan Penguatan
Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia
dan warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan
pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab
dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara
menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera.
3) Penyaring
Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai
budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa
lain yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga
negara Indonesia agar menjadi bangsa yang bermartabat.
Pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Fitri (2012:24), bahwa tujuan pendidikan karakter antara
lain adalah:
1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik
sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa;
2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang
terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsa yang religius;
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa;
14
14
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi
manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan;
5) Mengembangkan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan.
Sekolah atau satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah
mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter
melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Satuan
pendidikan dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang
dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang
satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada kepentingan dan kondisi
satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang
dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang
esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi
masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin,
sopan dan santun.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:9-10) terdapat 18
nilai yang harus dikembangkan sekolah dalam menentukan keberhasilan
pendidikan karakter, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4)
disiplin,(5) kerja keras, (6)kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa
ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12)
menghargai prestasi, (13) bersahabat dan komunikatif, (14) cinta
damai,(15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial,
dan (18) tanggung jawab.
Penilaian pendidikan karakter pada hakikatnya adalah evaluasi atau
proses pembelajaran secara terus menerus dari individu untuk
menghayati peran dan kebebasannya bersama dengan orang lain dalam
sebuah lingkungan sekolah demi pertumbuhan integritas moralnya
sebagai manusia. Penilaian pendidikan karakter berkaitan erat dengan
adanya unsur pemahaman, motivasi, kehendak, dan praktis dari individu.
Pendidikan karakter menjadi semakin bertumbuh ketika motivasi dalam
diri individu menjadi pendorong semangat bagi perilaku moralnya dalam
kebersamaan dengan orang lain.
Secara sederhana, fokus pendidikan hanya tiga, yaitu membangun
pengetahuan, membangun keterampilan (skill), dan membangun karakter.
Dari ketiga elemen pendidikan intnya hanya satu yakni berbasis, adalah
karakter. Pendidikan di Indonesia cukup berhasil dalam membangun
pengetahuan (sain dan teknologi), cukup berhasil juga dalam membangun
keterampilan; namun pendidikan kita ternyata menunjukan indikasi
kegagalan dalam membangun karakter. Untuk menjawab persoalan di
atas, Tilaar (1990:19-23) mengemukakan pokok-pokok paradigma baru
pendidikan sebagai berikut:
“(1) pendidikan ditujukan untuk membentuk masyarakat
Indonesia baru yang demokratis; (2) masyarakat demokratis
memerlukan pendidikan yang dapat menumbuhkan individu dan
masyarakat yang demokratis; (3) pendidikan diarahkan untuk
15
15
mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal
dan global; (4) pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya
suatu bangsa Indonesia yang bersatu serta demokratis; (5) di dalam
menghadapi kehidupan global yang kompetitif dan inovatif,
pendidikan
harus
mampu
mengembangkan
kemampuan
berkompetisi di dalam rangka kerjasama; (6) pendidikan harus
mampu mengembangkan kebhinekaan menuju kepada terciptanya
suatu masyarakat Indonesia yang bersatu di atas kekayaan
kebhinekaan masyarakat, dan (7) yang paling penting, pendidikan
harus mampu mengIndonesiakan masyarakat Indonesia sehingga
setiap insan Indonesia merasa bangga menjadi warga negara
Indonesia”.
Paradigma baru pendidikan di atas mengisyaratkan bahwa
tanggung jawab pendidikan tidak lagi dipikulkan kepada sekolah, akan
tetapi dikembalikan kepada masyarakat dalam arti sekolah dan
masyarakat sama-sama memikul tanggung jawab. Dalam paradigma baru
ini, masyarakat yang selama ini pasif terhadap pendidikan, tiba-tiba
ditantang menjadi penanggung jawab pendidikan. Tanggung jawab ini
tidak hanya sekedar memberikan sumbangan untuk pembangunan
gedung sekolah dan membayar uang sekolah, akan tetapi yang lebih
penting masyarakat ditantang untuk turut serta menentukan jenis
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, termasuk meningkatkan mutu
pendidikan dan memikirkan kesejahteraan tenaga pendidik agar dapat
memberikan pendidikan yang bermutu kepada peserta didik. Hal ini
bukanlah sesuatu yang mudah karena banyak kendala yang
mempengaruhi, antara lain: (1) bagi masyarakat hal ini merupakan
masalah baru sehingga perlu proses sosialisasi; (2) bagi masyarakat yang
tinggal di ibukota propinsi, kotamadya dan kabupaten, masalahnya lebih
sederhana karena tingkat pendidikan dan ekonomi relatif baik,sehingga
tidak sulit menyeleksi orang-orang yang akan duduk pada posisi
tanggung jawab ini; (3) bagi masyarakat yang tinggal di ibukota
kecamatan dan desa masalahnya menjadi rumit karena tingkat pendidikan
masyarakatnya rendah dengan kondisi kehidupan miskin.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan kararter siswa dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang
dilakukan guru dalam rangka membentuk kepribadian bangsa melalui
pendidikan karakter siswa, sehingga output yang dinginkan dapat
terwujud, dapat diukur melalui dimensi: (1) religius, (2) jujur, (3)
toleransi, (4) disiplin,(5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8)
demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta
tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat dan komunikatif,
(14) cinta damai,(15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17)
peduli sosial, dan (18) tanggung jawab.
16
16
2. Komunikasi Orangtua
a. Pengertian Komunikasi
Mendeteksi kapan dan bagaimana komunikasi pertama kali
dipandang sebagai faktor yang penting dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan sejarah, komunikasi diekspresikan dan berperan dalam
kehidupan manusia yaitu pada abad 5 SM dalam tulisan klasik bangsa
Mesir dan Babilonia atau tampak pada kitab perjanjian lama (Bible).
Begitu juga pada masayarakat Yunani yang melakukan kehidupan
demokratis dengan komunikasi oral. Menurut Hardjana (2003:10)
seorang manusia hidup di dunia ini perlu adanya komunikasi untuk
menyampaikan pesan atau maksud yang hendak diungkapkan, karena
tanpa komunikasi maka kehidupan tak akan berlangsung.
Komunikasi pada hakikatnya merupakan suatu proses dalam
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan
sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat
bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Kata komunikasi juga berasal dari akar kata latin cum yaitu kata
depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan
yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda cummunio
yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Karena untuk
bercummunio diperlukan usaha dan kerja, dari itu dibuat kata kerja
communicare yang berarti membagi sesuatu dengan orang lain,
memberikan sebagian kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar
pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada
akhirnya dijadikan kata kerja benda communicatio, atau bahasa Inggris
communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi
komunikasi. Maka secara harfiah Hardjana (2003:10) menyatakan
bahwa, komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan,
pertukaran pikiran, atau hubungan.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi
dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Ruben dan Steward (2005:19) mengemukakan mengenai komunikasi
manusia yaitu: Human communication is the process through which
individuals in relationships, group, organizations and societies, respond
to and create messages to adapt to the environment and one another.
(Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individuindividu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat
yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain).
17
17
Menurut kelompok sarjana komunikasi seperti dikutip Cangara
(2008:19-20) bahwa komunikasi adalah:
“Suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orangorang mengatur lingkungannya dengan: (1) membangun hubungan
antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4) berusaha
mengubah sikap dan tingkah laku itu.”
Menurut Hovland seperti dikutip Muhammad (2008:2) mengatakan
bahwa: “Cummunication is the process by which an individual transmits
stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”.
Maksud kutipan di atas lebih menekankan pada proses individu mengirim
stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal. Louis Forsdale ahli
komunikasi pendidikan seperti dikutip Muhammad (2008:2) mengatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut
aturan tertentu, sehingga dengan cara seperti itu sistem dapat didirikan.
Pemberian signal dalam komunikasi dapat dilakukan dengan maksud
tertentu atau dengan disadari dan dapat juga terjadi tanpa disadari.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,
ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi di antara keduanya, melalui komunikasi, sikap dan
perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Dengan komunikasi pesan atau tujuan yang disampaikan akan tercapai
bila komunikasi yang terbina berjalan dengan lancar, sebaliknya bila
terjadi miskomunikasi, maka akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan
yang hendak dicapai. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Effendy
(2004:79) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak
langsung (melalui media).
Muhammad (2008:2-4) memberikan beberapa pengertian
komunikasi seperti yang dikutip di bawah ini:
1) Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang
biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku
orang lain (Hovlan, Janis dan Kelly).
2) Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut
aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat
didirikan, dipelihara dan diubah (Forsdale).
3) Komunikasi adalah suatu proses melalui mana individu dalam
hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam
masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan
informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain
(Brent D. Ruben).
18
18
4) Komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan
simbol non-verbaldikirm, diterima dan diberi arti (William J.
Seller).
Hovland, Janis, & Kelley seperti dikutip Santoso dan Setiansah
(2010:5) mendefinisikan: “Komunikasi adalah suatu proses di mana
seorang individu (komunikator) mentransmisikan stimulus untuk
mempengaruhi tindakan orang lain. Anderson, mengemukakan:
Komunikasi adalah proses di mana kita memahami dan dipahami orang
lain. Hal ini berjalan secara dinamis, terus berubah dan berganti,
tergantung situasi terkait”. Maksud kutipan tersebut menekankan bahwa
komunikasi dapat memberikan pengertian di antara masing-masing
komunikator.
Komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan
secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa
seperti surat kabar, radio, televisi atau film, maupun media nonmassa,
misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan
sebagainya, dengan kata laian tujuan komunikasi, yakni memberi tahu
atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku
(behavior). Jadi ditinjau dari segi isi penyampaian pernyataan,
komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi
persuasif (persuasive communication) lebih sulit daripada komunikasi
informatif (informative communication), karena memang tidak mudah
untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah
orang.
Pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa pakar
komunikasi seperti dikutip Mulyana (2008:68-69) sebagai berikut:
1) Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi
informasi, terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari
sumber kepada penerima (Theodore M. Newcomb).
2) komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikate) (Carl I. Hovland).
3) Komunikasi adalah komunikasi adalah suatu proses menyortir,
memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa
sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau
respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan
komunikator (Raymond S. Ross).
4) Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Siapa
Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan
Pengaruh Bagaimana? (Harold Lasswell).
Berdasarkan definisi Lasswell dalam Mulyana (2008:69-71) di atas
terdapat lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain
yaitu;
19
19
1) Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi, sumber boleh jadi seorang
individu, kelompok, organisasi, sumber harus mengubah
perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol
verbal atau non verbal.
2) Pesan yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima,
merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber.
3) Saluran atau media yakni alat atau wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.
Pengirim pesan akan memilih saluran bergantung pada situasi,
tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang
dihadapi.
4) Penerima sering disebut juga sasaran atau tujuan. Penerima
pesan ini akan menterjemahkan atau menafsirkan seperangkat
simbol verbal dan non verbal yang ia terima menjadi gagasan.
5) Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak
tahu menjadi tahu), perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi
setuju).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
berawal dari gagasan yang ada pada seseorang, gagasan itu diolahnya
menjadi pesan dan dikirmkan melalui media tertentu kepada orang lain
sebagai penerima. Penerima menerima pesan dan sesudah mengerti isi
pesan kemudian menanggapi dan menyampaikan tanggapannya kepada
pengirim pesan. Dengan menerima tanggapan dari si penerima pesan itu,
pengirim pesan dapat menilai efektivitas pesan yang dikirmnya.
Berdasarkan tanggapan itu pengirim dapat mengetahui apakah pesannya
dimengerti dan sejauhmana pesannya dimengerti oleh orang yang
dikirimi pesan itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
komunikasi sebagai suatu proses yang timbal balik antara si pengirim
kepada si penerima yang saling mempengaruhi satu sama lain dan
didalamnya terdapat informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran dan perasaan.
William I. Gorden seperti dikutip Mulyana (2008:5)
mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu: komunikasi
sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi
instrumental.
1) Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial berfungsi untuk membangun konsep diri,
aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan
orang lain.
2) Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut
20
20
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan
(emosi). Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama
melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu,
simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku
nonverbal.
3) Komunikasi Ritual
Komunikasi yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu
komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara
kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi Happy Birthday dan
pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin),
siraman, pernikahan (ijab-qabul, sungkeman, saweran), hingga
upacara kematian.
4) Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
tujuan:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tibdakan,
dan juga menghibur. Bila diringkas, semua tujuan disebut
membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi
memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung
muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang
disampaikannya akurat dan layak diketahui.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan
proses menyampaikan pesan atau imformasi dari seseorang kepada orang
lain sehingga saling dapat memahimi informasi tersebut. Informasi dapat
disampaikan melalui bahasa oral (percakapan) maupun bahasa tubuh atau
bahasa isyarat.
b. Pengertian Orangtua
Keluarga sebagai sistem sosial terkecil, memiliki pengaruh luar
biasa dalam hal pembentukan karakter suatu individu. “Keluarga
merupakan produsen dan konsumen sekaligus, dan harus mempersiapkan
dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan
pangan. Setiap keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama
lain, supaya mereka dapat hidup lebih senang dan tenang.”Keluarga
memiliki definisi tersendiri bagi orang Jawa. “Bagi orang Jawa, keluarga
merupakan sarung keamanan dan sumber perlindungan.” Menurut
Daradjat (2014:35) bahwa Orangtua merupakan pendidik utama dan
pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula
menerima pendidikan.
Keluarga merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan
karakter yang dilakukan oleh orangtua dan orang dewasa lain dalam
keluarga terhadap anak sebagai anggota keluarga sehingga diharapkan
dapat terwujud keluarga berkarakter mulia yang tecermin dalam perilaku
21
21
keseharian. Proses itu dapat dilakukan melalui komunitas keluarga dan
partisipasi keluarga dalam pengelolaan pendidikan dan pemberdayaan
masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama di
mana orangtua bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak.
Proses itu dapat dilakukan dalam bentuk pendidikan, pengasuhan,
pembiasaan, dan keteladanan. Pendidikan karakter dalam lingkup
keluarga dapat juga dilakukan kepada komunitas calon orangtua dengan
penyertaan pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pengasuhan
dan pembimbingan anak. Menurut Djamarah (2004:85) orangtua adalah
pendidik dalam keluarga. Orangtua merupakan pendidik utama dan
pertama bagi anak-anak mereka. Dari merekalah anak mula-mula
menerima pendidikan. Oleh karena itu bentuk pertama dari pendidikan
terdapat dalam kehidupan keluarga.
Menurut Daradjat (2014:67) bahwa suatu kehidupan keluarga yang
baik, sesuai dan tetap menjalankan agama yang dianutnya merupakan
“Persiapan yang baik untuk memasuki pendidikan sekolah, oleh
karena itu melalui suasana keluarga yang demikian itu tumbuh
perkembangan efektif anak secara “benar”sehingga ia dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar. Keserasian yang pokok
harus terbina adalah keserasian antara ibu dan ayah, yang
merupakan komponen pokok dalam setiap keluarga. Keduanya
merupakan unsure yang saling melengkapi dan isi mengisi yang
membentuk suatu keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan
suatu keluarga”.
Orangtua dan anak itu pada hakikatnya bersatu, mereka satu dalam
jiwa, terpisah dalam raga. Raga mereka boleh terpisah, tetapi jiwa
mereka tetap bersatu sebagai dwi tunggal yang kokoh bersatu. Kesatuan
jiwa orangtua dan anak tidak dapat dipisahkan oleh dimensi ruang, jarak,
dan waktu. Tidak pula dapat dicerai-beraikan oleh lautan, daratan, dan
udara, pertalian darah antara keduanya kokoh dalam keabadian. Menurut
Lickona (2013:42) orangtua adalah guru moral pertama anak-anak,
pemberi pengaruh yang paling dapat bertahan lama: Anak-anak berganti
guru setiap tahunnya, tetapi mereka memiliki satu orangtua sepanjang
masa pertumbuhan. Hubungan orangtua anak juga mengandung
signifikansi emosional khusus, yang bisa menyebabkan anak-anak
merasa dicintai dan berharga atau sebaliknya merasa tidak dicintai dan
tidak berharga.
Menurut Levine seperti dikutip Sjarkawi (2006:20-21) menegaskan
bahwa “kepribadian orangtua akan berpengaruh terhadap cara orangtua
tersebut dalam mendidik dan membesarkan anaknya yang pada
gilirannya juga akan berpengaruh terhadap kepribadian si anak tersebut.
Ada sembilan tipe kepribadian orangtua dalam membesarkan anaknya
yang juga dapat berpengaruh pada kepribadian si anak, yaitu sebagai
berikut:
1) Penasihat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis,
dan moral.
22
22
2) Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan
mengabaikan akibat dari tindakan si anak.
3) Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan
menciptakan tugas-tugas yang akan membantu memperbaiki
keadaan.
4) Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan secara emosional
dengan anak-anak dalam setiap keadaan dan mencari solusi
kreatif bersama-sama.
5) Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh,
berupaya mengutamakan objetivitas dan perspektif.
6) Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus
bertanya-tanya, ragu-ragu, dan memiliki gambaran terburuk
sampai mereka yakin bahwa anak mereka benar-benar
memahami situasi.
7) Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai.
8) Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jawab
dan bersikap melindungi, berteriak pada si anak tetapi kemudian
melindunginya dari ancamanyang datang.
9) Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu
menghindar dari konflik”.
Keluarga merupakan institusi yang sangat berperan dalam rangka
melakukan sosialisasi, bahkan internalisasi, nilai-nilai pendidikan
walaupun jumlah institusi pendidikan formal dari tingkat dasar sampai ke
jenjang yang paling tinggi semakin hari semakin banyak, namun peran
keluarga dalam transformasi nilai edukatif ini tetap tidak tergantikan.
Keluarga tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia
mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat
penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun - tahun
pertama dalam kehidupanya (usia prasekolah). Sebab pada masa tersebut
apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga
tak mudah hilang atau berubah. Keluarga mempunyai peranan besar
dalam pembangunan masyarakat, karena keluarga merupakan pondasi
bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak
dan mempersiapkan generasi mendatang. Peran keluarga dalam hal ini
begitu berarti, bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa keluarga, nilai-nilai
pengetahuan yang didapatkan di bangku meja formal tidak akan ada
artinya sama sekali. Sekilas memang tampak bahwa peran keluarga tidak
begitu ada artinya, namun jika direnungkan lebih dalam, siapa saja akan
dapat merasakan betapa berat peran yang disandang keluarga.
Cinta orangtua terhadap anak merupakan perasaan alami yang
dimiliki semenjak lahir, orangtua seharusnya tidak perlu diperingatkan,
karena Islam
lebih menekankan perlu dan pentingnya orangtua
melindungi keselamatan anak, dan
tidak lengah, sehingga anggota
keluarganya dan seluruh anggota masyarakat hidup bahagia secara
sempurna. Dengan demikian akan tumbuh dan tercipta suatu generasi
baru yang cukup kuat dengan penuh optimis dan mandiri.
23
23
c. Komunikasi Orangtua
Komunikasi keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi
dalam kehidupan keluarga. Tanpa komunikasi, sepilah kehidupan
keluarga dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran akan hilang.
Akibatnya kerawanan hubungan antara anggota keluarga sukar dihindari,
oleh karena itu komunikasi antara suami dan istri, komunikasi antara
orangtua dengan anak perlu dibangun secara harmonis dalam rangka
membangun hubungan yang baik dalam keluarga.
Komunikasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
menanamkan nilai-nilai. Bila hubungan yang dikembangkan oleh
orangtua tidak harmonis misalnya, ketidaktepatan orangtua dalam
memilih pola asuhan, pola komunikasi yang tidak dialogis dan
adanyapermusuhan serta pertentangan dalam keluarga, maka akan terjadi
hubungan yang tegang. Menurut Gunarsa (2005:205) bahwa komunikasi
dalam keluarga terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara
ayah, ibu dan anak.
Komunikasi yang diharapkan adalah komunisi yang efektif, karena
komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan,
pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Demikian
juga dalam lingkungan keluarga diharapkan terbina komunikasi yang
efektif antara orangtua dan anak, sehingga akan terjadi hubungan yang
penuh kasih sayang dan dengan adanya hubungan harmonis antara
orangtua dan anak, diharapkan adanya keterbukaan antara orangtua dan
anak dalam membicarakan masalah dan kesulitan yang dialami oleh anak
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss seperti dikutip
Rakhmat (2007:12-15) tanda-tanda komunikasi yang efektif ada lima hal
yaitu:
1) Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli
seperti yang dimasud oleh komunikator.
2) Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan
informasi dan membentuk pengertian. Sapaan ketika bertemu
teman dapat dimaksud untuk menimbulkan kesenangan.
Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan hangat, akrab,
dan menyenangkan.
3) Mempengaruhi sikap
Paling sering melakukan komunikasi untuk mempengaruhi
orang lain. Misalnya, guru ingin mengajak muridnya untuk lebih
mencintai ilmu pengetahuan. Pemasang iklan ingin merangsang
selera konsumen dan mendesaknya untuk membeli.
4) Hubungan sosial yang baik
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan
sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak
tahan hidup sendiri. Manusia ingin berhubungan dengan orang
lain secara positif. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan
24
24
untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi,
pengendalian dan kekuasaan, dan cinta serta kasih sayang.
5) Tindakan
Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar,
tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar
lagi mendorong orang untuk bertindak. Tetapi efektifitas
komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan
komunikasi.
Menurut Rakhmat (2007:15) komunikasi orangtua dengan anak
dikatakan efektif bila:
“Kedua belah pihak saling dekat, saling menyukai dan
komunikasi di antara keduanya merupakan hal yang menyenangkan
dan adanya keterbukaan sehingga tumbuh rasa percaya diri.
Komunikasi yang efektif dilandasi adanya keterbukaan dan
dukungan yang positif pada anak agar anak dapat menerima dengan
baik apa yang disampaikan oleh orangtua”.
Komunikasi orangtua dengan anak sangat penting bagi
perkembangan kepribadian anak. Komunikasi orangtua dengan anaknya
baik, berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Suasana
komunikasi orangtua di rumah mempunyai peranan penting dalam
menentukan kehidupan anak di sekolah. Orangtua harus menjadikan
rumah sebagai wadah untuk berkomunikasi secara intens dengan
anaknya.
Pola komunikasi merupakan suatu gambaran yang sederhana dari
proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya. Pola Komunikasi dapat diartikan
sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses
pengiriman, dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami.
Menurut Yusuf (2007:52) terdapat tiga pola komunikasi dalam
hubungan orangtua dengan anak, yaitu:
1) Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan)
Dalam pola hubungan ini sikap acceptance orangtua rendah,
namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik,
bersikap mengkomando (mengharuskan / memerintah anak
untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi), bersikap kaku
(keras), cenderung emosional dan bersikap menolak. Sedangkan
di pihak anak, anak mudah tersinggung, penakut, pemurung dan
merasa tidak bahagia, mudah terpengaruh, stres, tidak
mempunyai arah masa depan yang jelas tidak bersahabat.
2) Permissive (Cenderung berprilaku bebas)
Dalam hal ini sikap acceptance orangtua tinggi, namun
kontrolnya rendah, memberi kebebasan kepada anak untuk
menyatakan dorongan atau keinginannya. Sedang anak bersikap
25
25
impulsif serta agresif, kurang memiliki rasa percaya diri, suka
mendominasi, tidak jelas arah hidupnya dan prestasinya rendah.
3) Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan
kekacauan)
Dalam hal ini acceptance orangtua dan kontrolnya tinggi,
bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak
untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberi
penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk.
Sedangkan anak bersikap bersahabat, memiliki rasa percaya diri,
mampu mengendalikan diri (self control) bersikap sopan, mau
bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mempunyai
tujuan / arah hidup yang jelas dan berorientasi pada prestasi.
Proses komunikasi dapat berjalan dengan baik jika antara
komunikator dan komunikan ada rasa percaya, terbuka dan sportif untuk
saling menerima satu sama lain. Menurut Rakhmat (2007:129) sikap
yang dapat mendukung kelancaran komunikasi dengan anak-anak adalah:
1) Mau mendengarkan sehingga anak-anak lebih berani membagi
perasaan sesering mungkin sampai pada perasaan dan
permasalahan yang mendalam dan mendasar.
2) Menggunakan empati untuk pandangan-pandangan yang
berbeda dengan menunjukkan perhatian melalui isyarat-isyarat
verbal dan nonverbal saat komunikasi berlangsung.
3) Memberikan kebebasan dan dorongan sepenuhnya pada anak
untuk mengutarakan pikiran atau perasaannya dan kebebasan
untuk.
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas seseorang,
sehingga masing-masing orang memiliki cara tersendiri dalam
berkomunikasi untuk mendapatkan suatu tujuan. Oleh karena itu,
dalam komunikasi dikenal model-model tertentu sebagai manifestasi
perilaku manusia dalam berkomunikasi, berikut beberapa jenis pola
komunikasi keluarga dengan orangtua tunggal di antaranya:
1) Model S-R (Stimulus-Respon)
Pola komunikasi yang paling sering terjadi dalam keluarga
adalah pola komunikasi sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang
sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal
(lisan-tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan
tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk
memberikan respons dengan cara tertentu. Orangtua tampaknya
harus lebih proaktif dan kreaktif untuk memberikan rangsangan
kepada anak, sehingga kepekaan anak atas rangsangan yang diberikan
semakin membaik. Menurut Mulyana (2008:143) model S-R adalah
model komunikasi yang dipengaruhi oleh disiplin psikologi beraliran
behavoristik, digambarkan sebagai berikut:
26
26
S
R
Gambar 2.1. Model S-R.
2) Model Newcomb (Model ABX)
Merupakan pola komunikasi lain yang sering terjadi dalam
komuniksi antar keluarga yang dikemukakan oleh Newcomb dari
perfektif psiko-sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang
(A) menyampaikan informasi kepada seseorang lainnya (B) mengenai
sesuatu (X), bila A dan B mempunyai sifat positif terhadap satu sama
lain dan terhadap X (orang, gagasan, atau benda) hubungan ini
merupakan simetri. Bila A dan B saling membenci, dan salah satu
menyukai X, sedangkan lainnya tidak, hubungan ini juga merupakan
simetri. Menurut Mulyana (2008:154) model ABX adalah model
komunikasi mengisyaratkan bahwa setiap sistem apa pun mungkin
ditandai oleh keseimbangan kekuatan dan setiap perubahan akan
menimbulkan ketegangan terhadap keseimbangan, digambarkan
sebagai berikut:
X
A
B
Gambar 2.2. Model ABX Newcomb
3) Model Interaksional
Model Interaksional berlawanan dengan model S-R. Sementara
model S-R mengasumsikan manusia adalah pasif, sedangkan
model Interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif.
Komunikasi
digambarkan
sebagai pembentukan makna, yaitu
penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta
komunikasi. Beberapa konsep penting yang digunakan adalah diri
sendiri dan diri orang lain, simbol, makna, penafsiran dan tindakan.
Interaksi yang terjadi antar individu tidak sepihak. Antar
individu saling aktif, reflektif, dan kreatif dalam memakai dan
menafsirkan pesan yang dikomunikasikan. Semakin cepat
memberikan pemaknaan
dan penafsiran terhadap pesan yang
disampaikan semakin lancar komunikasi. Dalam komunikasi individu
yang satu tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada individu atau
kelompok lainnya untuk melakukan pemaknaan dan penafsiran secara
tepat.
27
27
Keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil dalam masyarakat
mempunyai ciri dan bentuk komunikasi yang berbeda dengan kelompok
sosial lainnya. Komunikasi dalam keluarga biasanya berbentuk
komunikasi antar persona (face to face communication) intinya
merupakan komunikasi langsung di mana masing-masing peserta
komunikasi dapat memilih fungsi baik sebagai komunikator maupun
komunikan.
Menurut Pace seperti dikutip Cangara (2088:32) membedakan
komunikasi antar-pribadi menjadi dua macam yaitu komunikasi diadik
dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi diadik adalah proses
komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap-muka
yang dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu percakapan, dialog dan
wawancara. Percakapan berlangsung dalam situasi yang bersahabat dan
informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam
dan lebih personal.
Komunikasi dalam keluarga sebagai proses membentuk dan
menyusun keluarga dan hubungan interpersonal di antara orangtua, anak,
saudara dan anggota keluarga luas dibentuk dan dipertahankan. Hal ini
menunjukkan bahwa komunikasi dalam keluarga dimaksudkan untuk
berhubungan atau berinteraksi di antara anggota keluarga. Selain untuk
berhubungan, komunikasi dalam keluarga juga berperan dalam kegiatan
pengasuhan dan proses sosialisasi.
Komunikasi orangtua dengan anak merupakan upaya mengantarkan
anak menuju kesiapan memasuki dunia luar. Orangtua perlu
mengarahkan pembentukan perilaku anak sejak dini, termasuk
membentuk kemandirian anak. Dalam meraih tujuan ini maka iklim
komunikasi dalam keluarga merupakan kondisi prasyarat yang harus
terpenuhi. Suasana di dalam keluarga yang menyenangkan, hangat
dengan suasana mendukung, terbuka, berpikir positif, empati dan
terjalinnya kerjasama akan membuat komunikasi dalam keluarga
berlangsung secara terbuka, rileks dan santun.
Menurut Sudjana (2011:32) ada tiga pola komunikasi yang dapat
digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara orangtua dan
anak yaitu:
1) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
Komunikator berperan aktif sebagai pemberi aksi dan
komunikan sebagai penerima aksi. Bentuk ini adalah ceramah
yang pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau
komunikasi sebagai aksi.
2) Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
Komunikator dan komunikan dapat berperan sama yakni
pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling
memberi dan saling menerima.
3) Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi
Komunikasi tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara
komunikator dan komunikan tetapi juga dapat melibatkan
interaksi dinamis antara unsur-unsur komunikan lainnya.
28
28
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan komunikasi orangtua dalam penelitian ini adalah hubungan yang
terjadi antara orangtua dengan anak secara tatap muka sehingga orangtua
dapat mengarahkan anak pada pembentukan pribadi yang mandiri, yang
dapat diukur melalui dimensi: (1) komunikasi efektif dengan indikator;
(a) Kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai, (b) adanya
keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak, dan (c) kesenangan
dan mempengaruhi sikap, (2) pola komunikasi dengan indikator; (a)
Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan), (b) Permissive
(Cenderung berprilaku bebas), dan (c) Authoritative (Cenderung
terhindar dari kegelisahan dan kekacauan), dan (3) kelancaran
komunikasi dengan indikator; (a) Mau mendengarkan, (b) menggunakan
empati, dan (c) memberikan kebebasan dan dorongan.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Keberhasilan seseorang dalam berbagai kegiatan tidak lepas dari
pengaruh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor motivasi, dimana
seseorang mau dan terdorong untuk melakukan suatu kegiatan karena ada
sesuatu yang ingin dicapai. Motivasi merupakan faktor penggerak
maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga
mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada
hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Motivasi berasal dari bahasa
latin yaitu Movere yang artinya ”bergerak”. Berdasarkan kata tersebut,
maka lahirlah berbagai definisi tentang motivasi. Sardiman (2011:73)
bahwa motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Menurut
Hamalik (2007:78) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Pawlik and Rosenzweig (2000:1) mengatakan bahwa
“Motivation is the study of the processes cause animal ana humans to
exhibit varying sets of behavior at different times. Some examples of such
behavior sets are eating, fighting, socializing, achieving and studying”
Sukmadinata (2003:156) menyatakan bahwa motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan. Hal
yang sama diungkap Sardiman (2011:75) bahwa motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang
khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat
untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan
optimal kalau ada motivasi yang tepat.
29
29
Menurut Mc.Donald seperti dikutip Sardiman (2011:74) bahwa
dalam motivasi mengandung tiga elemen penting, yaitu:
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada
diri setiap individu manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persolanpersoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi,
yakni tujuan.
Berdasarkan ketiga elemen tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang pada diri manusia, sehingga akan
bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Setiap individu mempunyai kebutuhan (need) yang menyebabkan
individu tersebut merasakan adanya kekurangan pada dirinya sehingga
muncul suatu tenaga yang disebut drive untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Pada dasamya manusia menurut pandangan teori homeostatis
selalu berupaya menjaga ekuilibrasi (keseimbangan). Drive atau
dorongan pada manusia inilah yang menggerakan atau merangsang
seseorang untuk bertingkah laku untuk mencapai tujuan yang disebut
sebagai motif. Suatu motif umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu
unsur dorongan atau kebutuhan dan unsur tujuan.
Proses interaksi timbal balik antara kedua unsur di atas terjadi di
dalam diri manusia, namun dapat dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri
manusia, misalnya keadaan cuaca kondisi di lingkungan dan sebagainya,
oleh karena itu dapat saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang
relatif singkat, jika ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan
atau tidak mungkin dipenuhi.
Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah
atau semangat dalam belajar sehingga siswa yang bermotivasi kuat
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi
sangat dibutuhkan demi terciptanya suasana proses pembelajaran di kelas
secara efektif. Motivasi sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam
proses maupun pencapaian hasil. Seseorang yang mempunyai motivasi
yang tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses
maupun output pembelajaran. Untuk itu seorang guru dituntut untuk
mampu mengkreasikan berbagai cara agar motivasi siswa dapat timbul
dan berkembang dengan baik.
Menurut Uno (2010:23) bahwa indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) adanya hasrat dan keinginan berhasil;
2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
3) adanya harapan dan cita-cita masa depan;
30
30
4) adanya penghargaan dalam belajar;
5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;
6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Sardiman (2011:83) mengemukakan bahwa ciri-ciri orang yang
bermotivasi adalah sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai).
3) Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk
orang dewasa. (misalnya masalah pembangunan, agama, politik,
ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan
terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya).
4) Lebih senang bekerja mandiri
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Motivasi dapat menjadi masalah yang penting dalam pendidikan
Jika dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam
proses pembelajaran banyak siswa yang kurang termotivasi terhadap
pelajaran termasuk didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori
untuk mencapai suatu tujuannya.
Motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, bila guru tidak
mampu meningkatkan motivasi maka siswa tidak akan belajar dengan
sungguh-sungguh, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Siswa
malas untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.
Bahan pelajaran yang menarik motivasi siswa, lebih mudah dipelajari
dan disimpan karena motivasi menambah semangat kegiatan belajar.
Motivasi belajar salah satu aspek psikis yang membantu dan
mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya. Maka motivasi harus
ada dalam diri seseorang, sebab motivasi merupakan modal dasar untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi harus menjadi pangkal
permulaan dari pada semua aktivitas. Menurut Slameto (2010:170)
bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkah kegiatan,
intensitas, konsistensi serta arah umum dari tingkah laku manusia.
b. Jenis dan Faktor Motivasi
Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi dapat ditinjau dari dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan
31
31
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang
disebabkan pendorong dari dalam individu, sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh dari luar
individu. Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh lingkungan.
Motivasi belajar pada hakikatnya adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar.
Syah (2005:136) menyatakan bahwa motivasi belajar dapat
dibedakan
menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan
tindakan belajar, seperti: perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk
kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
2) Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar, yang berupa: pujian, penghargaan,
hukuman, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan
orangtua dan guru.
Menurut Sardiman (2011:89-91) motivasi dibagi menjadi motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik:
1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor psikologi dalam
belajar yang mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai
penggerak atau pendorong jiwa seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan belajar. Meskipun demikian, motivasi belajar ini dapat berubah
hilang seketika dan muncul dengan tiba-tiba. Hal ini terjadi karena
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Adapun
faktor-faktor tersebut, menurut Dimyati dan Mudjiono (2010:97-100)
meliputi:
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik instrinsik
maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
2) Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi belajar anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Keinginan seorang
anak perlu dibarengi dengan perkembangan atau kecakapan
mencapainya. Contohnya keinginan membaca perlu dibarengi
32
32
dengan kemampuan mengenal dan mngucapkan bunyi hurufhuruf.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang
sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian
belajar, dan sebaliknya.
4) Kondisi lingkungan
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat
tinggal,
pergaulan
sebaya
dan
kehidupan
kemasyarakatan. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah
yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu
dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tentram,
tertib dan indah, maka akan semangat dan motivasi belajar
mudah diperkuat.
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Setiap siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan
dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman
hidupnya. Dengan demikian maka unsur-unsur yang bersifat
labil tersebut sangat mudah dipengaruhi.
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan
siswa. Intensitas pergaulan dan bimbingan guru tersebut
mempengaruhi dan perkembangan jiwa siswa. Sehingga sebagai
seorang guru profesional harus mampu membelajarkan siswa
secara bijaksana.
Meskipun terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar, hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja terutama oleh guru yang
terlibat langsung dalam aktivitas pembelajaran guna memudahkan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran yang telah disampaikan.
Motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap orang pada dasarnya itu
memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda. Namun perbedaan tersebut jangan
dijadikan sebagai penghambat belajar melainkan justru untuk menambah
semangat memotivasi. Untuk itu perlu disadari bahwa setiap individu
tidak ada yang sama persis baik mengenai aspek jasmaniahnya maupun
aspek rokhaniah.
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang bersumber dari dalam
diri individu atau disebut motivasi internal. Motivasi instrinsik timbulnya
tidak memerlukan ransangan dari luar karena memang telah ada dalam
diri individu sendiri, sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Jika
dibawa kepada aspek belajar, motivasi instrinsik adalah motivasi yang
tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan
tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi instrinsik ini sering disebut juga
motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dalam diri
siswa.
33
33
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa
dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Motivasi instrinsik
menyebabkan perbuatan individu benar-benar didasari oleh dorongan
dari dalam yang tidak diketahui secara jelas. Motivasi ini menyebabkan
perbuatan tidak memerlukan adanya pujian dan ganjaran atas perbuatan
itu, dan juga tidak memerlukan hukuman untuk tidak melakukaknnya.
Motivasi instrinsik dapat berupa keinginan untuk mendapatkan
keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman,
mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara
sadar memberikan sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk
diterima oleh orang lain, dan sebagainya.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi pada siswa, dan
mengusahakan agar motivasi dalam belajar pada siswa itu adalah
motivasi instrinsik, karena dengan motif itu siswa aktif sendiri, bekerja
sendiri, belajar sendiri tanpa paksaan guru atau orangtua.
Motivasi ekstrinsik biasa juga disebut motivasi eksternal, adalah
dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang
dilakukannya. Motivasi ini dipengaruhi oleh faktor di luar individu
seseorang. Motivasi ekstrinsik ini timbul karena adanya ransangan dari
luar, yang terkandung pada lingkungan sekitar, sehingga lingkungan
itulah yang menentukan timbulnya motif. Rangsangan itu diterima atau
ditentang bukan karena sesuatu itu menarik, melainkan setelah
diselesaikan diharapkan memperoleh sesuatu yang menarik atau
menghindari yang tidak disenangi.
Motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan,
dorongan untuk memenuhi kebutuhan, bertingkah laku tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang memenuhi kebutuhan
itu. Menurut Sardiman (2011:85) motivasi memiliki tiga aspek motivasi
yaitu:
1) Mendorong / penggerak manusia untuk berbuat
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan
Menuju kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan
Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010:101-106) ada beberapa
upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu:
1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar,
untuk itu guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.
34
34
2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Guru lebih memahami keterbatasan bagi waktu siswa. Sering
kali siswa lengah dengan tentang nilai kesempatan belajar, Oleh
karena itu guru dituntut bisa mengoptimalkan unsur-unsur
dinamis yang ada dalam diri siswa maupun lingkungan siswa.
3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan
Siswa Guru adalah penggerak sekaligus sebagai fasilitator
belajar yang mampu memantau tingkat kesukaran pengalaman
belajar dan mampu mengatasi kesukaran belajar siswanya.
4) Pengembangan Cita-Cita dan Aspirasi Belajar
Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa
dan mendidikan cita-cita bangsa. Mendidikan cita-cita belajar
pada siswa merupakan upaya untuk menghilangkan kebodohan
masyarakat.
Motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan dalam
proses belajar mengajar, untuk mendorong siswa agar rajin belajar.
Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila diantara siswa ada yang
kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membimbing siswa dalam
belajar. Untuk itu seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi
ekstrinsik untuk untuk meningkatkan gairah belajar meski terkadang
tidak tepat.
Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat
merugikan prestasi belajar siswa dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar
mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran
tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan
target yang dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep
psikologis siswa sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang
sedang dihadapi siswa sehingga gairah belajarnya menurun.
Menurut Sardiman (2011:92-94) terdapat beberapa bentuk motivasi
yang dapat dimanfaatkan dalam rangka menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah sebagai berikut:
1) Memberi Angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik. Angka atau nilai yang baik
mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi
kepada anak didik lainnya. Namun, guru harus menyadari
bahwa angka/nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati,
hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu
lebih menyentuh aspek kognitif.
3) Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan
sebagai alat motivasi. Hadiah berupa uang beasiswa supersemar
diberikan untuk memotivasi anak didik atau mahasiswa agar
selalu mempertahankan prestasi belajar.
35
35
4) Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong anak didik agar mau belajar. Bila
iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka setiap anak didik
terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang
diberikan.
5) Ego Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerima sebagai suatu tantangan
sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga diri,
adalah sebagai bentuk motivasi yang cukup penting.
6) Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi. Anak didik biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh untuk menghadapi
ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang
cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih rajin belajar.
7) Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai
prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajarnya untuk
mendapatkan prestasi belajar yang melebihi prestasi belajar
sebelumnya.
8) Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan
sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk apresiasi positif dan
merupakan motivasi yang baik.
9) Hukuman
Meski hukuman sebagai apresiasi yang negatif tetapi bila
dilakukan dengan tepat dan bijak akan berfungsi sebagai alat
motivasi yang baik dan efektif. Hukuman akan merupakan
motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan
karena dendam.
10) Minat
Minat
adalah
kecenderungan
yang menetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Anak didik yang berminat
terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang
lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau
kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seorang siswa
untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan sesuatu untuk mencapai
cita-cita yang diinginkan, dapat diukur melalui dimensi: (1) motivasi
intrinsik dengan indikator; (a) adanya perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut, (b) adanya hasrat dan keinginan
36
36
berhasil, (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (d) ulet dalam
menghadapi kesulitan, dan (e) lebih senang bekerja secara mandiri. (2)
ekstrinsik dengan indikator; (a) adanya lingkungan belajar yang kondusif,
(b) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (c) adanya penghargaan
dalam belajar, (d) memberi ulangan dan mengetahui hasil, dan (e)
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
4. Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan adalah untuk memperkuat hasil
penelitian yang dilakukan penulis, berdasarkan hasil yang diperoleh penulis,
berikut hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain, yaitu:
a. Ilyas (2004) yang melakukan penelitian pada siswa MTs Negeri
Model Makasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
intensity komunikasi orang tua dengan siswa berpengaruh positif
dan signifikan terhadap tingkat prestasi belajar siswa dengan hasil
persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 5,429 + 0,0334X dan
diperoleh nilai Fhitung = 5,410; Ini berarti model regresi yang
diperoleh signifikan dan dapat digunakan untuk menaksir nilai Y
apabila X diketahui.
Kaitannya penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa
komunikasi orangtua berpengaruh terhadap karakter siswa, hal ini
sesuai dengan penelitian Ilyas yang menyatakan bahwa tingkat
intesitas komunikasi orangtua dapat mempengaruhi prestasi
belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
(komunikasi orangtua) dapat mempengaruhi variabel terikat.
b. Rani Febriany dan Yusri (2013). Temuan penelitian ini
mengungkapkan bahwa perhatian orangtua yang dirasakan siswa
SMP Negeri 27 Padang dapat dikategorikan cukup. Hal ini dilihat
dari aspek memantau atau membimbing kegiatan belajar anak,
mengelola kegiatan anak belajar di rumah dan membantu
mengatasi kesulitan belajar anak. Hal ini menunjukan perhatian
orangtua kepada siswa-siswi SMP Negeri 27 Padang dalam belajar
sudah cukup dirasakan oleh siswa, namun di lapangan masih
ditemukan siswa yang merasa bahwa masih rendahnya perhatian
yang diberikan oleh orangtua kepadanya. Perhatian orangtua
sebagai variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat. Hal
sama juga didapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Artinya penelitian yang dilakukan oleh Febriany bahwa
perhatian orangtua mempengaruhi variabel terikat, sementara
penulis variabel perhatian orangtua juga mempengaruhi variabel
terikat yaitu karakter siswa.
c. Rizka Iftikhah (2013). Penelitain ini bertujuan mengetahui
pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas
VIII di SMP Negeri 3 Pegandon, metode penelitaian adalah
explanatory (Penjelasan). Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3
Pegandon. Populasi Penelitian adalah semua siswa kelas VIII,
dengan teknik pengambilan sampel Simple Rondom Sampling,
37
37
sehingga menghasilkan 57 responden. Hasil penelitian diketahui
sebagian besar perhatian orang tua diberikan baik yaitu 28 siswa
(49,12%) dan baik sekali 29 siswa (50,88%) terdapat hubungan
yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap motivasi
belajar. Sedangka untuk motivasi belajar ada 28 siswa (49,12%),
dan baik sekali 29 siswa (50,88%) jadi dalam pengaruh ini orang
tua sangat berpengaruh dalam motivasi belajar. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut disarankan kepada orang tua lebih memberikan
perhatian kepada anak terutama perhatian yang bersifat non
material dan perhatian terhadap lingkungan sepermainan anak,
sehingga anak dapat berkembang dan mempunyai miotivasi belajar
yang lebih baik. Sedangkan bagi sekolah melakukan kerjasama
denga orang tua murid dalam menumbuhkan dan memberikan
dorongan belajar sehingga prestasi belajar siswa dapat menjadi
lebih baik.
B. Kerangka Teoritik
1. Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Karakter Siswa
Komunikasi merupakan bagian penting dalam menjalankan aktivitas
hidup manusia, melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan pesan
atau informasi kepada orang lain. Dengan melakukan komunikasi manusia
dapat berhubungan atau berinteraksi antara satu dengan yang lain.
Komunikasi dapat berlangsung dengan melibatkan tiga komponen, yaitu
pembicara (orangtua), pendengar (anak), dan pesan yang dikomunikasikan.
Ini artinya bahwa komunikasi hanya dapat berjalan dengan lancar apabila
antara orangtua dan anak mampu mengemukakan diri secara jelas dan
bersedia mendengarkan pesan yang bersifat verbal maupun isarat (nonverbal) atau gerakan tubuh lawan bicara.
Komunikasi orangtua dan anak itu sangat penting bagi perkembangan
kepribadian anak. Orangtua bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak
guna mengembangkan keseluruhan eksistensi anak, kebutuhan tersebut
meliputi kebutuhan biologis maupun kebutuan psikologis seperti rasa aman,
dikasihi, dimengerti sebagai anak, sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang ke arah harmonis. Dengan melakukan komunikasi, orangtua
dapat mengetahui pandangan-pandangan dan kerangka berpikir anaknya,
dan sebaliknya anak juga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh
orangtuanya.
Istilah karakter lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Ada dua
pengertian tentang karakter. Pertama, karakter menunjukkan bagaimana
seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam,
ataupun rakus, tentulah orang tersebut dianggap memiliki perilaku buruk.
Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah
orang tersebut dianggap memiliki karakter mulia. Kedua, istilah karakter
erat kaitannya dengan „personality’. Seseorang baru bisa disebut „orang
yang berkarakter‟, apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral. Imam
Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu
38
38
spontanitas manusia dalam bersikap atau melakukan perbuatan yang telah
menyatu dalam dirinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diduga terdapat pengaruh langsung
komunikasi orangtua terhadap karakter siswa.
2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Karakter Siswa
Keberhasilan seseorang dalam mewujudkan cita-cita, salah satunya
melalui faktor motivasi. Motivasi merupakan hal yang paling penting dalam
diri seorang manusia untuk mencapai apa yang ia inginkan. Motivasi dapat
berarti daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu seperti
yang diinginkan atau dikehendakinya. Motivasi terbagi menjadi dua bagian
yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berasal
dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik asalnya
dari luar individu tersebut. Umumnya, motivasi intrinsik memiliki porsi
lebih kuat dalam diri individu. Bila seorang individu memiliki motivasi
intrinsik dalam dirinya, maka akan lebih mudah ditingkatkan motivasinya
dengan diberi motivasi ekstrinsik.
Apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan, maka munculah istilah
motivasi belajar. Motivasi belajar dapat dimaknai sebagai daya penggerak
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa belajar itu tercapai.
Mengingat demikian pentingnya peranan dan fungsi motivasi bagi
siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan dan
meningkatkan motivasi belajar agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang
optimal. Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan perilaku
siswa di sekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan
siswa untuk mempelajari sesuatu yang baru. Motivasi belajar yang tinggi
tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses
meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
Pendidikan karakter adalah keseluruhan dinamika relasional antara
pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar
dirinya, agar pribadi tersebut semakin dapat menghayati kebebasan sehingga
dapat bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi
dan perkembangan orang lain dalam hidupnya. Pendidikan karakter
merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada
warga sekolah yang meliputi kompenen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama lingkungan
maupun kebangsaan sehingga menjadi paripurna (insan kamil).
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi. Yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Kemudian fungsi
pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik, kemudian memperkuat dan
membangun perilaku bangsa yang multikultur dan meningkatkan peradaban
bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
39
39
Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat pengaruh langsung
motivasi belajar terhadap karakter siswa.
3. Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Motivasi Belajar
Keluarga sebagai suatu sistem yang terdiri atas individu-individu yang
berinteraksi dan saling bersosialisasi dan mengatur. Keluarga merupakan
tempat di mana sebagian besar dari kita berkomunikasi. Komunikasi yang
terjalin antara orangtua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana
orangtua bertanggung jawab dalam mendidik anak. Hubungan yang terjalin
antara orangtua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan
pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara orangtua dan anak
berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan
interpersonal antara orangtua dan anak muncul melalui transformasi nilainilai. Transformasi nilai dilakukan dalam bentuk sosialisasi. Pada proses
sosialisasi di masa kanak-kanak orangtua adalah membentuk kepribadian
anak-anaknya dengan menanamkan nilai-nilai yang dianut oleh orangtua.
Hal yang dilakukan orangtua pada anak di masa awal pertumbuhannya
sangat mempengaruhi berbagai aspek psikologis anak-anak.
Motivasi merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri anak atau
dapat juga berasal dari luar diri anak. Motivasi yang berasal dari luar diri
anak dapat berpengaruh terhadap diri anak, apalagi motivasi itu yang datang
dari orangtua sendiri. Kaitannya dengan belajar, maka motivasi yang
diberikan orangtua adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat
mempengaruhi karakter siswa, di mana dalam proses motivasi muncul
keinginan untuk berhasil dalam belajar. Dengan berhasil dalam belajar,
banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapat sehingga secara tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap karakter siswa.
Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat pengaruh langsung
komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar.
40
40
Untuk memperjelas pemahaman di atas, maka penulis merancang
kerangka teoritik seperti gambar di bawah sebagai berikut:
Komunikasi Orang tua:
1. Komunikasi Efektif
2. Pola Komunikasi
3. Kelancaran
Komunikasi
Sumber: Rakhmat
(2007); Yusuf (2007)
Motivasi Belajar:
1. Motivasi Intrinsik
2. Motivasi Ekstrinsik
Sumber: Syah (2005)
Karakter Siswa:
1. Religius dan jujur
2. Toleransi dan disiplin
3. Kerja keras dan
kreatif
4. Mandiri dan
demokratis
5. Rasa ingin tahu dan
semangat kebangsaan
6. Cinta tanah air dan
menghargai prestasi
7. Bersahabat dan
komunikatif
8. Cinta damai dan
gemar membaca
9. Peduli lingkungan
sosial dan tanggung
Gambar 2. Desain Penelitian Analisis Jalur
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian
yang diajukan penulis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap karakter
siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.
2. Terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap karakter siswa
SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.
Terdapat pengaruh langsung komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar
siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Prosedur Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
dengan metode survei, (Nazir, 2001:89). Penelitian deskriptif, menurut
Sukmadinata (2006:72) adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya. Singarimbun (2000:3) mengatakan bahwa
metode penelitian survey digunakan untuk maksud:
(1) penjajakan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan
(explanationary atau confirmatory) yakni untuk menjelaskan hubungan
kausal dan pengujian hipotesis, (4) evaluasi, (5) prediksi atau
meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, (6) penelitian
operasioanal, (7) pengembangan indikator-indikator sosial”.
Menurut Arikunto (2010:270) pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan korelasional yakni pendekatan yang bertujuan untuk menemukan
ada atau tidaknya pengaruh. Menurut Sugiyono (2004:11) penelitian yang
bersifat hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian menggunakan 3 (tiga) buah
instrument yang berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan indikatorindikator yang ada dalam variabel penelitian untuk mengukur masing-masing:
(1) Karakter siswa sebagai variabel terikat (Y), (2) komunikasi orangtua
sebagai variabel bebas (X1), dan (3) motivasi belajar sebagai variabel bebas
(X2).
Desain penelitian yang akan dilakukan berdasarkan metode survei
dengan analisis jalur, maka desain penelitian yang dibuat seperti gambar di
bawah ini:
X1
Y
X2
Gambar 1. Desain Penelitian
Keterangan:
X1
= Komunikasi Orangtua
X2
= Motivasi Belajar
Y
= Karakter siswa
41
42
42
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berada di Kecamatan Bekasi Timur yang terdiri atas 11 SMA Swasta
sebagaimana yang ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Data Jumlah Siswa SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur
No
Sekolah
Kelas
∑ Siswa
X
XI
XII
1 SMA KORPRI
238
268
224
730
2 SMA Bani Saleh
64
103
119
321
3 SMA Muhammadiyah 09
48
58
94
200
4 SMA Santa Maria Monica
80
84
85
249
5 SMA PGRI 1
174
172
216
562
6 SMA YPI 45 Bekasi
34
35
81
162
7 SMA Almuhajirin
20
35
45
100
8 SMA Ananda
165
166
148
479
9 SMA Mandalahayu
123
186
162
471
10 SMA BPI
12
25
23
60
11 SMA Global Persada Mandiri
29
29
Jumlah
987
1179
1197
3363
Sumber: Pusat Data Kantor Dinas Kemdikbud Kota Bekasi
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April hingga bulan Juli 2015.
Adapun
rangkaian kegiatan penelitian ini dimulai dengan; penelitian
pendahuluan, menyusun proposal, seminar proposal, penyusunan instrumen,
ujicoba instrumen, menjaring data, tabulasi dan analisis data, menyusun
naskah tesis dan ujian tesis. Secara rinci kegiatan tersebut ditampilkan
dalam tabel berikut:
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No
Kegiatan
Apr
Mei
Jun
Jul
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penelitian pendahuluan
2 Menyusun proposal
3 Seminar proposal
4 Penyusunan instrument
5 Ujicoba instrument
6 Menjaring data
7 Analisis data
8 Menyusun naskah tesis
9 Ujian tesis
43
43
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2004:122) populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Nazir (2001:325) mengatakan populasi adalah
kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan
dan menjadi perhatian dalam ruangan dan waktu yang ditentukan"
sedangkan Singarimbun dan Effendi (2000:108) mengatakan bahwa
populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan
diduga". Dengan demikian dalam penelitian ini yang menjadi populasi
target adalah seluruh siswa SMA Swasta yang berada di Kecamatan Bekasi
Timur, populasi terjangkau adalah siswa-siswa yang menjadi responden
dalam penelitian ini, yaitu siswa Kelas XI SMA Swasta di Kecamatan
Bekasi Timur.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Sampel diperlukan bila penelitian tidak bermaksud untuk
meneliti seluruh populasi yang ada, karena tidak mungkin penelitian secara
langsung meneliti segenap populasi, sedangkan tujuan penelitian ialah
menemukan generelisasi yang berlaku secara umum. Sampel penelitian
yang diperoleh dengan menggunakan teknik Proportional Random
Sampling yaitu; pengambilan sampel dilakukan secara acak proporsional,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencatat SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur, seperti tampak
pada tabel. 1;
b. Mencatat SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur dan
memasukkan ke dalam gelas arisan, kemudian nama SMA yang
keluar sebagai SMA yang terpilih untuk penelitian
c. Hasil dari kocokkan arisan diperoleh; SMA KORPRI, SMA Bani
Saleh, SMA Muhmammadiyah 09, SMA PGRI 1 dan SMA YPI 45
Bekasi dengan jumlah siswa kelas XI sebanyak 683.
d. Memilih kembali dari 4 sekolah yang terpilih untuk dijadikan
sebagai tempat untuk Uji coba Instrumen melalui kocokkan arisan;
maka tepilih 4 SMA yang keluar dari gelas kocokan arisan yaitu:
SMA KORPRI, SMA PGRI 1, dan SMA Muhmammadiyah 09,
dengan jumlah siswa untuk Uji coba instrumen tersebut sebanyak
30 orang siswa
e. Menentukan jumlah sampel penelitian di mana SMA Bani Saleh
dan SMA YPI 45 Bekasi terpilih sebagai tempat penelitian dengan
jumlah siswa kelas XI sebanyak 138 siswa, merujuk pada rumus
Slovin, jika populasi sebanyak 138 dengan presisi ditetapkan
sebesar 10%; maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 58 orang,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Menentukan jumlah sampel dari populasi dapat dipergunakan rumus
Slovin pada margin kesalahan 10%; (Riduwan,2009:65) sebagai berikut:
44
44
n=
N
1 + Nd2
Dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Presisi yang ditetapkan
Perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:
n
=
n
=
=
N
1 + Nd2
138
1 + 138 (0,01)2
Diketahui:
N = 138
d = 10% (0,01)
Ditanyakan nilai n (sampel)?
57,98 = 58
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel ditetapkan
sebanyak 58 orang siswa dan jumlah sampel untuk uji coba sebanyak 30
orang siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
angket/kuesioner model Skala Likert, yang diberikan pada responden yaitu
siswa pada SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi sebanyak 58 orang.
Ketiga instrumen yang dirancang tersebut terdiri; (1) variabel terikat yaitu
Karakter siswa (Y), dan 2 (dua) variabel bebas yaitu Komunikasi Orangtua
(X1) dan Motivasi Belajar (X2).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri atas tiga jenis instrumen yaitu instrumen
untuk mengukur komunikasi orangtua, instrumen untuk mengukur motivasi
belajar dan instrumen untuk mengukur Karakter siswa, ketiga jenis instruemn
tersebut berbentuk angket (kuesioner) dengan menggunakan skala Likert.
Penjelasan ketiga instrumen sebagai berikut;
1. Instrumen Karakter siswa
a. Definisi Konseptual
Karakter siswa dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan
guru dalam rangka membentuk kepribadian bangsa melalui pendidikan
karakter siswa, sehingga output yang dinginkan dapat terwujud.
b. Definisi Operasional
Karakter siswa dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh
responden dalam menjawab pernyataan berdasarkan pada pengembangan
kisi-kisi instrumen Karakter siswa yang dapat diukur melalui dimensi;
(1) tujuan pendidikan karakter dengan indikator; (a) religius dan jujur, (b)
toleransi dan disiplin, (c) kerja keras dan kreatif, (d) mandiri dan
demokratis, (e) rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan, (f) cinta tanah
45
45
air dan menghargai prestasi, (g) bersahabat dan komunikatif, (h) cinta
damai dan gemar membaca, (i) peduli lingkungan sosial, dan tanggung
jawab, (j) bela orangtua dan (k) bela negara.
c. Kisi-kisi Instrumen
Pernyataan-pernyataan dalam mengukur Karakter siswa menggunakan
skala Likert dengan alternatif pilihan yaitu Sangat Sering (SS), Sering
(S), Jarang (JR), Sangat Jarang (SJ), dan Tidak Pernah (TP). Masingmasing pernyataan diberi skor satu sampai lima. Untuk pernyataan yang
bersifat positif kemungkinan jawaban diberi skor sebagai berikut: SS =
5; S = 4; JR = 3; SJ = 2; dan TP = 1. Sedangkan untuk pernyataan
negatif diberi skor sebagai berikut: SS = 1; S = 2; JR = 3; SJ = 4; dan TP
= 5. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel Karakter siswa, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Karakter siswa
Variabel
Indikstor
Nomor Soal
Total
Positif
Negatif
Karakter
Religius dan jujur
1,2
3
3
Siswa
Toleransi dan disiplin
4,5
6
3
Kerja keras dan kreatif
7,8
9
3
Mandiri dan demokratis
10,11
12
3
Rasa ingin tahu dan
13,14
15
3
semangat kebangsaan
Cinta tanah air dan
16,17
18
3
menghargai prestasi
Bersahabat dan komunikatif
19,20
21
3
Cinta damai dan gemar
22,23
24
3
membaca
Peduli lingkungan sosial dan
25,26
27
3
tanggung jawab
Bela Orang tua
28,29,30 34,35,3
10
31,32,33
6
37
Bela Negara
38,39,40 45,46,4
10
41,42,43
7
44
11
31
16
47
d. Validasi Instrumen
1) Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk mengukur instrumen yang telah disusun
dan dapat dikatakan valid, yaitu jika instrumen dapat mengukur
sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Instrumen Karakter
siswa disusun berdasarkan atas indikator-indikator yang telah
ditetapkan sehingga menghasilkan sebanyak 47 pernyataan. Untuk
menguji validitas butir instrumen, dilakukan uji coba instrument
kepada 30 orang siswa di luar sampel penelitian.Validitas butir
pernyataan instrumen didasarkan atas uji korelasi Product Moment
46
46
Pearson, yaitu melihat korelasi antara skor butir instrument dengan
skor total seluruh butir instrumen yang bersangkutan. Pernyataan yang
sahih apabila memiliki Kriteria validitas yang ditentukan dengan
melihat nilai pearson correlation dan Sig. (2-tailed). Jika Nilai pearson
correlation > nilai pembanding berupa r-kritis (0,361), maka item
tersebut valid, (Sugiyono, 2004:126).
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
r xy 


n XiYi Xi
n  Xi 2 
 Xi 2

Yi 
n  Yi 2 
 Yi 2

Keterangan:
rxy
= Koefisien korelasi
n
= Jumlah sample uji coba
ΣX
= Jumlah skor butir
ΣY
= Jumlah skor butir total
ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y
Tabel 4. Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
Nomor Soal
Kesimpulan
rhitung
rtabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
0,918
0,582
0,856
0,800
0,116
0,729
0,777
0,786
0,564
0,636
0,781
0,447
0,119
0,933
0,395
0,581
0,547
0,933
0,881
0,678
0,551
0,163
0,926
0,825
0,898
0,581
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
Valid
Valid
Valid
Valid
Drop
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Drop
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Drop
Valid
Valid
Valid
Valid
47
47
Nomor Soal
rhitung
rtabel
Kesimpulan
27
0,581
0,361
Valid
28
0,550
0,361
Valid
29
0,015
0,361
Drop
30
0,902
0,361
Valid
31
0,488
0,361
Valid
32
0,572
0,361
Valid
33
0,639
0,361
Valid
34
0,106
0,361
Drop
35
0,933
0,361
Valid
36
0,761
0,361
Valid
37
0,672
0,361
Valid
38
0,581
0,361
Valid
39
0,582
0,361
Valid
40
0,163
0,361
Drop
41
0,933
0,361
Valid
42
0,933
0,361
Valid
43
0,933
0,361
Valid
44
0,581
0,361
Valid
45
0,581
0,361
Valid
46
0,550
0,361
Valid
47
0,856
0,361
Valid
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 2)
Berdasarkan tabel di atas dari 47 butir soal, maka diperoleh 41 butir
soal valid (shahih) dan 6 butir soal drop (gugur) yaitu; soal nomor 5,
13, 22, 29, 34 dan 40.
2) Reliabilitas
Validitas butir pernyataan selanjutnya dihitung reliabilitasnya, yaitu
untuk membuktikan instrument yang dijadikan pengukuran dapat
dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten dan cermat, sehingga
instrument sebagai alat ukur dapat menghasilkan suatu hasil
pengukuran yang dapat dipercaya. Uji reliabilitas ini menggunakan
rumus Alpha Cronbach, (Arikunto, 2010:270).
Rumus Alpha Cronbach yang digunakan sebagai berikut:
k 
s i 

k 1
2

1
2


st


Keterangan:
r11
: koefisien alpha
k
: banyak item yang valid
si 2
: varian item
2
st
: varian total
r11 
48
48
Untuk menentukan instrumen dinyatakan reliabel atau tidak, maka
dilakukan dengan membandingkan koefisien reliabitas (r11) dengan
0,7; Menurut Sudijono (2003:209), bila r11 ≥ 0,70 berarti Instrumen
tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)”, jika hasil
perhitungan ternyata r11 > 0,7; maka instrumen dianggap reliabel
(ajeg, konstan), sebaliknya jika r11< 0,7; maka dianggap tidak reliabel.
Hasil perhitungan nilai Reliabilitas sebesar 0,9769; nilai ini lebih
besar dari 0,7, dengan demikian variabel karakter siswa memiliki
realibilitas tinggi.
2. Instrumen Komunikasi Orangtua
a. Definisi Konseptual
Komunikasi orangtua dalam penelitian ini adalah hubungan yang terjadi
antara orang tua dengan anak secara tatap muka sehingga orang tua dapat
mengarahkan anak pada pembentukan pribadi yang mandiri.
b. Definisi Operasional
Komunikasi orangtua dalam penelitian ini adalah skor total yang
diperoleh responden dalam menjawab pernyataan berdasarkan pada
pengembangan kisi-kisi instrumen komunikasi orangtua
yang dapat
diukur melalui dimensi; (1) komunikasi efektif dengan indikator; (a)
Kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai, (b) adanya
keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak, dan (c) kesenangan
dan mempengaruhi sikap, (2) pola komunikasi dengan indikator; (a)
Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan), (b) Permissive
(Cenderung berprilaku bebas), dan (c) Authoritative (Cenderung
terhindar dari kegelisahan dan kekacauan), dan (3) kelancaran
komunikasi dengan indikator; (a) mau mendengarkan, (b) menggunakan
empati, dan (c) memberikan kebebasan dan dorongan.
c. Kisi-kisi Instrumen
Pernyataan-pernyataan
dalam mengukur komunikasi orangtua
menggunakan skala Likert dengan alternatif pilihan yaitu Sangat Sering
(SS), Sering (S), Jarang (JR), Sangat Jarang (SJ), dan Tidak Pernah (TP).
Masing-masing pernyataan diberi skor satu sampai lima. Untuk
pernyataan yang bersifat positif kemungkinan jawaban diberi skor
sebagai berikut: SS = 5; S = 4; JR = 3; SJ = 2; dan TP = 1. Sedangkan
untuk pernyataan negatif diberi skor sebagai berikut: SS = 1; S = 2; JR =
3; SJ = 4; dan TP = 5. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel komunikasi
orangtua, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Orangtua
Variabel
Indikstor
Nomor Item
Positif
Negatif
Komunikasi Komunikasi efektif
Orangtua
1. kedua belah pihak
1,2,3
4,5
saling dekat, dan saling
menyukai
Total
5
49
49
2. adanya keterbukaan
dan dukungan yang
positif pada anak
3. kesenangan dan
mempengaruhi sikap
Pola komunikasi
1. Authotarian
(Cenderung bersikap
bermusuhan)
2. Permissive (Cenderung
berprilaku bebas)
3. Authoritative
(Cenderung terhindar
dari kegelisahan dan
kekacauan)
Kelancaran komunikasi
1. mau mendengarkan
2. menggunakan empati
3. memberikan kebebasan
dan dorongan
6
7
2
8
9
2
10,11,12
13,14
5
15,16
17
3
18,19
20
3
21
23,24
26,27
22
25
28
2
3
3
17
11
28
d. Validasi Instrumen
1) Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk mengukur instrumen yang telah disusun
dan dapat dikatakan valid, yaitu jika instrumen dapat mengukur
sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Instrumen komunikasi
orangtua disusun berdasarkan atas indikator-indikator yang telah
ditetapkan sehingga menghasilkan sebanyak 28 pernyataan. Untuk
menguji validitas butir instrumen, dilakukan uji coba instrument
kepada 30 orang siswa di luar sampel penelitian.Validitas butir
pernyataan instrumen didasarkan atas uji korelasi Product Moment
Pearson, yaitu melihat korelasi antara skor butir instrument dengan
skor total seluruh butir instrumen yang bersangkutan. Pernyataan yang
sahih apabila memiliki Kriteria validitas yang ditentukan dengan
melihat
nilai Pearson
Correlation dan Sig.
(2-tailed).
Jika
Nilai pearson correlation > pembanding berupa r-kritis (0,361), maka
item tersebut valid, (Sugiyono, 2004:126).
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
r xy 


n XiYi Xi
n  Xi 2 
 Xi 2

Yi 
n  Yi 2 
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
n = Jumlah sample uji coba
ΣX
= Jumlah skor butir
ΣY
= Jumlah skor butir total
ΣXY
= Jumlah perkalian X dan Y
 Yi 2

50
50
Tabel 6. Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua
Nomor Soal
Kesimpulan
rhitung
rtabel
1
0,534
0,361
Valid
2
0,643
0,361
Valid
3
0,837
0,361
Valid
4
0,814
0,361
Valid
5
0,596
0,361
Valid
6
0,534
0,361
Valid
7
0,861
0,361
Valid
8
0,843
0,361
Valid
9
0,375
0,361
Valid
10
0,856
0,361
Valid
11
0,468
0,361
Valid
12
0,596
0,361
Valid
13
0,430
0,361
Valid
14
0,876
0,361
Valid
15
0,389
0,361
Valid
16
0,305
0,361
Drop
17
0,547
0,361
Valid
18
0,534
0,361
Valid
19
0,858
0,361
Valid
20
0,438
0,361
Valid
21
0,596
0,361
Valid
22
0,766
0,361
Valid
23
0,670
0,361
Valid
24
0,430
0,361
Valid
25
0,861
0,361
Valid
26
0,490
0,361
Valid
27
0,507
0,361
Valid
28
0,534
0,361
Valid
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 2)
Berdasarkan tabel di atas dari 28 butir soal, maka diperoleh 27 butir
soal valid (shahih) dan 1 butir soal drop (gugur) yaitu; soal nomor 16.
2) Reliabilitas
Validitas butir pernyataan selanjutnya dihitung reliabilitasnya, yaitu
untuk membuktikan instrument yang dijadikan pengukuran dapat
dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten dan cermat, sehingga
instrument sebagai alat ukur dapat menghasilkan suatu hasil
pengukuran yang dapat dipercaya. Uji reliabilitas ini menggunakan
rumus Alpha Cronbach, (Arikunto, 2010:196).
Rumus Alpha Cronbach yang digunakan sebagai berikut:
r11 
k 

k 1
1


s
i
2
st
2









51
51

Keterangan:
r11
: koefisien alpha
k
: banyak item yang valid
2
si
: varian item
st 2
: varian total
Untuk menentukan instrumen dinyatakan reliabel atau tidak, maka
dilakukan dengan membandingkan koefisien reliabitas (r11) dengan
0,7; Menurut Sudijono (2003:209), bila r11 ≥ 0,70 berarti Instrumen
tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)”, jika hasil
perhitungan ternyata r11 > 0,7; maka instrumen dianggap reliabel
(ajeg, konstan), sebaliknya jika r11< 0,7; maka dianggap tidak reliabel.
Hasil perhitungan nilai Reliabilitas sebesar 0,9381; nilai ini lebih
besar dari 0,7, dengan demikian variabel komunikasi orangtua
memiliki realibilitas tinggi.
3. Instrumen Motivasi Belajar
a. Definisi Konseptual
Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau kondisi
yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seorang siswa untuk
belajar sesuatu atau melakukan kegiatan sesuatu untuk mencapai cita-cita
yang diinginkan.
b. Definisi Operasional
Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh
responden dalam menjawab pernyataan berdasarkan pada pengembangan
kisi-kisi instrumen motivasi belajar yang dapat diukur melalui dimensi;
(1) intrinsik dengan indikator; (a) adanya perasaan menyenangi materi
dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, (b) adanya hasrat dan
keinginan berhasil, (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (d) ulet
dalam menghadapi kesulitan, dan (e) lebih senang bekerja secara
mandiri. (2) ekstrinsik dengan indikator; (a) adanya lingkungan belajar
yang kondusif, (b) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (c)
adanya penghargaan dalam belajar, (d) memberi ulangan dan mengetahui
hasil, dan (e) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
c. Kisi-kisi Instrumen
Pernyataan-pernyataan dalam mengukur motivasi belajar menggunakan
skala Likert dengan alternatif pilihan yaitu Sangat Sering (SS), Sering
(S), Jarang (JR), Sangat Jarang (SJ), dan Tidak Pernah (TP). Masingmasing pernyataan diberi skor satu sampai lima. Untuk pernyataan yang
bersifat positif kemungkinan jawaban diberi skor sebagai berikut: SS =
5; S = 4; JR = 3; SJ = 2; dan TP = 1. Sedangkan untuk pernyataan
negatif diberi skor sebagai berikut: SS = 1; S = 2; JR = 3; SJ = 4; dan TP
= 5. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel motivasi belajar, dapat dilihat
pada tabel berikut:
52
52
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar
Variabel
Indikstor
Nomor Item
Positif
Negatif
Motivasi
Motivasi intrinsik
Belajar
1. adanya perasaan
1,2
3,4
menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap
materi tersebut
2. adanya hasrat dan
5,6
7
keinginan berhasil
3. adanya harapan dan
8
9
cita-cita masa depan
4. ulet dalam menghadapi
10
11
kesulitan
5. lebih senang bekerja
12
13
secara mandiri
Motivasi ekstrinsik
1. adanya lingkungan
14,15
16,17
belajar yang kondusif
2. adanya kegiatan yang
18,19
20
menarik dalam belajar
3. adanya penghargaan
21
22
dalam belajar
4. memberi ulangan dan
23,24
25
mengetahui hasil
5. Senang mencari dan
26,27
28,29
memecahkan masalah
soal-soal
16
13
Total
4
3
2
2
2
4
3
2
3
4
29
d. Validasi Instrumen
1) Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk mengukur instrumen yang telah disusun
dan dapat dikatakan valid, yaitu jika instrumen dapat mengukur
sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Instrumen motivasi
belajar disusun berdasarkan atas indikator-indikator yang telah
ditetapkan sehingga menghasilkan sebanyak 29 pernyataan. Untuk
menguji validitas butir instrumen, dilakukan uji coba instrument
kepada 30 orang siswa di luar sampel penelitian.Validitas butir
pernyataan instrumen didasarkan atas uji korelasi Product Moment
Pearson, yaitu melihat korelasi antara skor butir instrument dengan
skor total seluruh butir instrumen yang bersangkutan. Pernyataan yang
sahih apabila memiliki Kriteria validitas yang ditentukan dengan
melihat
nilai pearson
correlation dan Sig.
(2-tailed).
Jika
Nilai pearson correlation > nilai pembanding berupa r-kritis (0,361),
maka item tersebut valid, (Sugiyono, 2004:126).
53
53
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
r xy 


n XiYi Xi
n  Xi 2 
 Xi 2

Yi 
n  Yi 2 
 Yi 2

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
n = Jumlah sample uji coba
ΣX
= Jumlah skor butir
ΣY
= Jumlah skor butir total
ΣXY
= Jumlah perkalian X dan Y
Tabel 8. Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
Nomor Soal
Kesimpulan
rhitung
rtabel
1
0,714
0,361
Valid
2
0,550
0,361
Valid
3
0,624
0,361
Valid
4
0,301
0,361
Drop
5
0,784
0,361
Valid
6
0,832
0,361
Valid
7
0,407
0,361
Valid
8
0,793
0,361
Valid
9
0,401
0,361
Valid
10
0,545
0,361
Valid
11
0,832
0,361
Valid
12
0,784
0,361
Valid
13
0,726
0,361
Valid
14
0,828
0,361
Valid
15
0,797
0,361
Valid
16
0,780
0,361
Valid
17
0,438
0,361
Valid
18
0,153
0,361
Drop
19
0,500
0,361
Valid
20
0,780
0,361
Valid
21
0,401
0,361
Valid
22
0,699
0,361
Valid
23
0,528
0,361
Valid
24
0,771
0,361
Valid
25
0,726
0,361
Valid
26
0,372
0,361
Valid
27
0,780
0,361
Valid
28
0,699
0,361
Valid
29
0,832
0,361
Valid
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 2)
Berdasarkan tabel di atas dari 29 butir soal, maka diperoleh 27 butir
soal valid (shahih) dan 1 butir soal drop (gugur) yaitu; soal nomor 4
dan 18.
54
54
2) Reliabilitas
Validitas butir pernyataan selanjutnya dihitung reliabilitasnya, yaitu
untuk membuktikan instrument yang dijadikan pengukuran dapat
dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten dan cermat, sehingga
instrument sebagai alat ukur dapat menghasilkan suatu hasil
pengukuran yang dapat dipercaya.Uji reliabilitas ini menggunakan
rumus Alpha Cronbach, (Arikunto, 2010:196).
Rumus Alpha Cronbach yang
 digunakan sebagai berikut:
k 
s i 
r11 

k 1
2

1
2


st


Keterangan:
r11
: koefisien alpha
k
: banyak item yang valid
si 2
: varian item
2
st
: varian total
Untuk menentukan instrumen dinyatakan reliabel atau tidak, maka
dilakukan dengan membandingkan koefisien reliabitas (r11) dengan
0,7; Menurut Sudijono (2003:209), bila r11 ≥ 0,70 berarti Instrumen
tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)”, jika hasil
perhitungan ternyata r11 > 0,7; maka instrumen dianggap reliabel
(ajeg, konstan), sebaliknya jika r11< 0,7; maka dianggap tidak reliabel.
Hasil perhitungan nilai Reliabilitas sebesar 0,9523; nilai ini lebih
besar dari 0,7, dengan demikian variabel motivasi belajar memiliki
realibilitas tinggi.
F. Teknik Analisis Data
Menguji hipotesis penelitian, perlu dilakukan analisa data. Tahapan
analisis data meliputi: (1) mendiskripsikan data untuk setiap variabel
penelitian, (2) melakukan uji persyaratan analisis, dan (3) menguji hipotesis.
1. Analisis Deskriptif.
Analisis deskriptif dilakukan untuk mencari harga rata-rata, varians,
simpangan baku, distribusi frekuensi, modus, mean, median (Hasan,
2004:57), pembuatan histogram dari skor Y (Karakter siswa), skor X1
(komunikasi orangtua) dan skor X2 (motivasi belajar).
2. Uji Persyaratan Analisis Data
Uji persyaratan analisis data diperlukan sebagai melakukan uji hipotesis
dengan korelasi atau analisis regresi pada statistik parametrik. Untuk data
dari Karakter siswa, komunikasi orangtua dan motivasi belajar, uji
persyaratan analisis adalah Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan uji
Multikolinearitas.
a. Uji Normalitas Galat Taksiran
Tujuan melakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data
dari masing-masing sampel variabel bersifat normal. Untuk menguji
apakah data sampel yang sedang diteliti berasal dari populasi dengan
distribusi normal atau tidak (Arikunto, 2010:304), dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
55
55
pendekatan koreksi Liliefors. Menurut Sudjana, langkah-langkahnya
sebagai berikut, Sudjana (2005:266):
Menyusun data berdasarkan urutan terkecil sampai terbesar.
Menentukan nilai Zi dengan rumus:
X X
Zi  1
S
Keterangan:
Zi
= Nilai baku yang akan dicari
X1 = Skor siswa kelas eksperimen
X
= Rata – rata skor tiap kelompok
S
= Simpangan baku
Menentukan F(Zi) berdasarkan nilai tabel Zi, dengan rumus :
Z Z .... Zn
F(Zi )  1 2
n
Menentukan nilai L dengan rumus :
L  F(Zi  S(Zi )
Keterangan :
L
= Koefisien Normalitas Liliefors
Z
= Nilai baku tiap variabel
S
= Simpangan baku
Kriteria uji normalitas dapat ditentukan dengan melihat nilai Sig.
Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Sig. > 0,05 berarti data dari sampel
tersebut berdistribusi normal, (Priyatno, 2011:77).
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk menguji signifikan atau tidak
hubunganantar variabel (Hasan, 2004:103), dengan mencari persamaan
garis regresi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Berdasarkan
garis regresi yang telah dibuat, selanjutnya diuji keberartian koefisien
garis regresi serta linieritasnya. Uji linieritas antara variabel bebas X
dengan variabel terikat Y memanfaatkan SPSS. Hasil analisis yang
diperhatikan pada harga signifikansi F pada baris deviation from
liniearity. Interpretasi hasil analisis dilakukan dengan:
1) Susun Hipotesis:
H0 : Model regresi linier
H1 : Model regresi tidak linier
2) Menetapkan taraf signifikansi (misalnya a=,05)
3) Membandingkan signifikansi yang ditetapkan dengan signifikansi
yang diperoleh dari analsisis (Sig.)
Bila a < Sig., maka H0 diterima, berarti regresi linier
Bila a > Sig., maka H1diterima, berarti regresi tidak linier (Priyatno,
2011:85).
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians
setiap kelompok data dan analisis ferensial dalam uji komperasi. Uji
homogenitas yang dilakukan dengan uji F (Fisher). Uji F dilakukan
dengan cara membandingkan data varians terbesar dibagi data terkecil,
(Supardi, 2012:138).
56
56
G. Pengujian Statistik
1. Analisis Regresi Linier
Regresi linier bertujuan untuk menganalisis ketergantungan satu variabel
terikat (Y) terhadap sejumlah variabel bebas (X), atau untuk mengetahui
pengaruh beberapa variabel X terhadap variabel Y digunakan metode
Analisis Regresi Linier (Hasan, 2004:74), dengan persamaan umum sebagai
berikut:
Keterangan :
a
b
Y
X1
X2
Y=a+bX
= Intersep
= koefisien variabel X
= Karakter siswa
= Komunikasi Orangtua
= Motivasi Belajar
2. Analisis Koefisien Korelasi
Kuat tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y dihitung
dengan analisis statistik koefisien korelasi (r13), dengan rumus sebagai
berikut:
r13 = ∑x1x3
√(∑x12). (∑x32)
r23 = ∑x2x3
√(∑x22). (∑x32)
r12 = ∑x1x2
√(∑x12). (∑x22)
Nilai koefisien korelasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1. Bila dua
variabel mempunyai nilai r = 0, berarti dua variabel tersebut tidak terdapat
hubungan. Sedangkan bila dua variabel mempunyai nilai r =1, maka dua
variabel tersebut terdapat hubungan yang sempurna. Koefisien korelasi
digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel yang
dilambangkan dengan tanda (+ dan -). Tanda (+) pada nilai koefisien
korelasi menunjukkan hubungan yang searah, artinya bila nilai variabel
yang satu naik maka nilai variabel yang lainnya juga naik. Sedangkan nilai
tanda (-) pada nilai koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang
berlawanan arah, artinya apabila nilai variabel yang satu naik maka nilai
variabel yang lain akan turun atau sebaliknya.
3. Uji Signifikansi dengan Uji-t atas Koefisien Korelasi
Nilai signifikansi koefisien korelasi dapat diuji dengan kriteria t –test, yaitu
nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel. Adapun rumus untuk mencari t
hitung dari koefisien korelasi, adalah sebagai berikut (Priyatno, 2011:252):
t hitung 
r n-2
1- r 2
57
57
Keterangan:
t = nilai signifikan koefisien korelasi
n = jumlah responden (sampel)
r = koefisien korelasi
Ketentuan untuk masing-masing nilai t, yaitu:
a. Bila nilai thitung > nilai ttabel, maka nilai koefisien korelasi bermakna, di
mana jika variabel eksogen X naik maka variabel endogen Y juga naik.
b. Bila nilai thitung < nilai ttabel, maka maka nilai koefisien korelasi tidak
bermakna, di mana jika variabel eksogen X naik maka variabel endogen
Y turun.
4. Menghitung nilai Koefisien Analisis Jalur
Jika p (Path Analysis) < 0,05; maka dapat dimaknai bahwa variabel eksogen
berpengaruh langsung terhadap variabel endogen.
r12 = p21
r13 = p31 + p32 r12
r23 = p31 r12 + p32
H. Hipotesisi Statistik
Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan di atas, maka hipotesis
statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0 : β 31 ≤ 0
H1 : β 31 > 0
Artinya :
H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap
Karakter siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi
Timur Kota Bekasi.
H1 : Terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap Karakter
siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota
Bekasi.
2. H0 : β 32 ≤ 0
H1 : β 32 > 0
Artinya :
H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap Karakter
siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota
Bekasi.
H1 : Terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap Karakter siswa
di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.
3. H0 : β 21 ≤ 0
H1 : β 21 > 0
Artinya :
H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap
motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan
Bekasi Timur Kota Bekasi.
H1 : Terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi
belajar siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur
Kota Bekasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Latar Penelitian
SMA Bani Saleh Kota Bekasi berdiri tahun 1985 di atas tanah seluas
1630 m2 dan luas gedung 1000 m2 dengan kepemilikan dr. HM. Subki Abdul
Kadir (Alm.)
Gedung pertama bertempat di Jln. RA. Kartini No. 66 dan pada tahun pelajaran
1999/2000 pindah ke Jln Melati Raya 2 No. 54 Bekasi Kaum Bekasi Jaya
Bekasi Timur Kota Bekasi.
Sejarah kepemimpinan SMA Bani Saleh Kota Bekasi telah terjadi beberapa
pergantian kepemimpinan sebagai berikut:
1. Tahun 1985 – 1989 oleh Bapak Drs. H. Mahrus Abdul Kadir
2. Tahun 1989 – 1991 oleh Bapak Dalijo BA. (Alm.)
3. Tahun 1991 – 1993 oleh Bapak Drs. H. Mahrus Abdul Kadir
4. Tahun 1993 – 1998 oleh Bapak Husin Effendi (Alm.)
5. Tahun 1998 – 2003 oleh Bapak Drs. Taryono
6. Tahun 2003 – Sekarang oleh Ibu Dra. Hj. Muhayyah
SMA Bani Saleh Kota Bekasi, memiliki Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
sebagai berikut:
1. Visi : “Unggul dalam mutu bernuansa IMTAQ dan IPTEK”
2. Misi
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. dengan
melaksanakan shalat yang benar, fasih membaca Al-Qur‟an serta
memiliki akhlakul karimah.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bertanggung jawab
guna membutuhkan sikap kompetitif.
c. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas sekolah.
d. Meningkatkan disiplin kerja dengan menguasai IPTEK, keterampilan dan
profesional sebagai dasar pelayanan edukatif yang memuaskan peserta
didik.
e. Mengembangkan cara berpikir kritis, ilmiah dan rasional dalam
menanggapi dan mengantisipasi perkembangan IPTEK.
f. Menumbuhkan sikap disiplin baik di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah.
Data siswa dan guru secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Kelas X berjumlah
: 64 siswa
2. Kelas XI berjumlah
: 138 siswa
3. Kelas XII berjumlah
: 119 siswa
4. Guru berjumlah
: 24 guru
B. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diolah dengan
bantuan program Software Statistical Product And Service Solution (SPSS
versi 20.0 for Windows). Didapatkan beberapa hasil analisis di antaranya
58
59
59
analisis statistika deskripsi dan uji persyaratan analisis, seperti uji normalitas
data, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan pengujian hipotesis.
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden Dalam penelitian ini diidentifikasikan berdasarkan jenis
kelamin, kualifikasi pendidikan orangtua, status pegawai orangtua, berikut
ini gambaran umum responden
a. Karakteristik Orangtua responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 9. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
1
2
Laki-laki
Perempuan
31
27
53,45%
46,55%
Jumlah
58
100
Sumber: Data Responden
Berdasarkan tabel di atas menunjukan responden berjenis kelamin lakilaki berjumlah 31 orang (53,45%), dan responden berjenis kelamin
perempuan berjumlah 27 orang (46,55%). Dengan demikian responden
berjenis kelamin laki-laki lebih dominan, sehingga karakter siswa lebih
mudah dibentuk dan dibangun, mengingat sifat dan sikap laki-laki lebih
mudah untuk mendengarkan dan berdialog dengan orang lain.
b. Karakteristik Orangtua responden berdasarkan kualifikasi pendidikan
Tabel 10. Komposisi Responden Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Orangtua
No
Pendidikan
Jumlah
Persentase
1
SLTA
19
32,76%
2
Diploma
11
18,96%
3
S1
25
43,10%
4
S2
3
5,17%
Jumlah
58
100,00%
Sumber: Data Responden
Berdasakan tabel di atas menunjukkan responden yang berpendidikan
SLTA berjumlah 19 orang (32,76%), Diploma sebanyak 11 orang
(18,96%), S-1 sebanyak 25 orang (43,10%), dan S-2 sebanyak 3 orang
(5,17%). Dengan demikian dominan kualifikasi pendidikan orangtua
berpendidikan S-1. Hal ini memungkinkan orangtua dapat membentuk
dan membangun karakter anaknya di rumah, selain guru di sekolah.
c. Karakteristik Orangtua responden berdasarkan status kepegawaian
Tabel 11. Komposisi Responden Berdasarkan Status Pegawai Orangtua
No
Status Pegawai
Jumlah
Persentase
1
PNS
27
46,55%
2
Karyawan Swasta
15
25,86%
3
Wirausaha
16
27,58%
Jumlah
58
100,00%
Sumber: Data Responden
60
60
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden yang status pegawai
PNS sebanyak 27 orang (46,55%), Karyawan Swasta sebanyak 15 orang
(25,86%) dan Wirausaha sebanyak 16 orang (27,58%). Dengan demikian
dominan berstatus sebagai sebagai PNS.
C. Data Hasil Penelitian
Deskripsi data ini merupakan pemberian skor pada setiap alternatif
jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan bobot yang telah
ditetapkan. Setiap pernyataan dalam ketiga variabel memiliki 5 kriteria
jawaban dengan pemberian skor dimulai dari 1, 2, 3, 4 dan 5, dengan ketentuan
untuk pernyataan yang dihitung dengan hasil perhitungan deskriptif.
Perhitungan angka persentase dari setiap variabel bertujuan untuk mengetahui
kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel yaitu [komunikasi
orang tua (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap karakter siswa (X3)]. Sesuai
dengan skor alternatif jawaban angket yang terentang dari 1 sampai 5, banyak
kelas interval ditentukan sebanyak 5 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas
interval sebagai berikut:
Panjang Kelas Interval = 5 – 1 = 0,8
5
Hasil perhitungan dijadikan pedoman untuk menentukan gambaran umum
variabel di lapangan dengan cara dikonsultasikan dengan tabel kriteria dan
penafsiran seperti pada tabel berikut;
Tabel 12. Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden
Rentangan Nilai
Penafsiran
1,00 – 1,79
Sangat Rendah /Sangat Tidak Baik
1,80 – 2,59
Rendah /Tidak Baik
2,60 – 3,39
Cukup Tinggi/ Cukup Baik
3,40 – 4,19
Tinggi /Baik
4,20 – 5,00
Sangat Tinggi /Sangat Baik
Berikut ini deskripsi jawaban responden terhadap variabel karakter siswa,
komunikasi orang tua dan motivasi belajar.
1. Data Karakter siswa (X3)
Data skor variabel karakter siswa dikumpulkan melalui metode angket
dengan skala Model Likert yang terdiri dari 33 butir pernyataan. Deskripsi
hasil analisis variabel karakter siswa diperoleh skor maksimum sebesar 185,
skor minimum 82, rentang skor teoretiknya dari 41 sampai 205. Skor
karakter siswa jika disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka hasilnya
seperti tabel 13. berikut:
61
61
Tabel 13. Distribusi frekuensi Skor Variabel Karakter Siswa
Frekuensi
Frekuensi
No
Kelas Interval
Absolut
Relatif (%)
Kumulatif (%)
1
82 – 94
7
12,07
12,07
2
95 – 107
7
12,07
24,14
3
108 – 120
6
10,34
34,48
4
121 – 133
10
17,24
51,72
5
134 – 146
9
15,52
67,24
6
147 – 159
8
13,79
81,03
7
160 – 172
5
8,62
89,66
8
173 – 185
6
10,34
100,00
Jumlah
58
100,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 6 orang atau 10,34%
responden yang skornya berada pada interval paling besar yakni antara 173
s.d 185; terdapat 7 orang responden atau 12,07%, yang skornya berada pada
interval paling rendah yakni antara 94 s.d 103. Sedangkan mayoritas
responden sebanyak 10 orang atau 17,24%, memperoleh skor antara 121 s.d.
133.
Skor karakter siswa sebagaimana tabel di atas disajikan dalam
histogram adalah seperti gambar di bawah ini:
f
13
12
10
10
9
8
8
7
7
6
6
6
5
4
2
0
81,5
107,5
94,5
133,5
126,5
Batas Nyata
159,5
146,5
185,5
172,5
Hasil statistik deskriptif dari variabel karakter siswa seperti tampak
paada tabel:
62
62
Tabel 14. Hasil Deskriptif Karakter Siswa
N
Statistics
KARAKTER SISWA
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
58
0
131.34
132.00
82a
28.357
804.125
103
82
185
7618
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Hasil deskriptif variabel karakter siswa (X3) dalam tabel 14
diterangkan bahwa terdapat jumlah responden 58 orang siswa yang mengisi
angket dengan nilai rata-rata (mean) = 131,34; nilai titik tengah (median) =
132,00; nilai yang sering muncul (mode) = 82; simpangan baku (standard
deviation) = 28,357; tingkat penyebaran data karakter siswa (variance) =
804,125; rentangan (range) = 103; skor minimum dari data karakter siswa =
82 dan skor maksimum dari data karakter siswa = 185. Sedangkan skor
keseluruhan = 7618.
Variabel karakter siswa dapat diukur melalui dimensi; (1) tujuan
pendidikan karakter dengan indikator; (a) religius, dan jujur, (b) toleransi
dan disiplin, (c) kerja keras dan kreatif, (d) mandiri dan demokratis, (e) rasa
ingin tahu dan semangat kebangsaan, (f) cinta tanah air dan menghargai
prestasi, (g) bersahabat dan komunikatif, (h) cinta damai dan gemar
membaca, (i) peduli lingkungan sosial, dan tanggung jawab, (j) bela
orangtua dan (k) bela negara.
Berikut ini akan disajikan presentase jawaban responden dari indikator
tersebut.
a. Religius dan Jujur
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator religius dan
jujur tampak pada tabel berikut
Tabel 15. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Religius dan Jujur
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
50
3
150
21.68%
Skor 4
58
4
232
33.53%
Skor 5
62
5
310
44.80%
Jumlah
170
692
100,00%
4,07
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator religius dan jujur
63
63
sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,80%.
Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam
indikator religius dan jujur sebesar 4,07. Apabila dikonsultasikan dengan
skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu
berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa
dalam indikator religius dan jujur berada pada kategori tinggi/baik.
b. Toleransi dan Disiplin
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator toleransi dan
disiplin tampak pada tabel berikut:
Tabel 16. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Toleransi dan Disiplin
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
54
3
162
22.88%
Skor 4
59
4
236
33.33%
Skor 5
62
5
310
43.79%
Jumlah
175
708
100,00%
4,05
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator toleransi dan disiplin
sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,79%.
Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam
indikator toleransi dan disiplin sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan
dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar
itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter
siswa dalam indikator toleransi dan disiplin berada pada kategori
tinggi/baik.
c. Kerja keras dan Kreatif
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator kerja keras
dan kreatif tampak pada tabel berikut
Tabel 17. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Kerja Keras dan Kreatif
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
53
3
159
22.68%
Skor 4
58
4
232
33.10%
Skor 5
62
5
310
44.22%
Jumlah
173
701
100,00%
4,05
Rata-rata
64
64
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator kerja keras dan
kreatif sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
44,22%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa
dalam indikator kerja keras dan kreatif sebesar 4,05. Apabila
dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan karakter siswa dalam indikator kerja keras dan kreatif
berada pada kategori tinggi/baik.
d. Mandiri dan Demokratis
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator mandiri dan
demokratis tampak pada tabel berikut;
Tabel 18. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Mandiri dan Demokratis
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
57
3
171
23.36%
Skor 4
59
4
236
32.24%
Skor 5
65
5
325
44.40%
Jumlah
181
732
100,00%
4,04
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator mandiri dan
demokratis sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
44,40%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa
dalam indikator mandiri dan demokratis sebesar 4,04. Apabila
dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan karakter siswa dalam indikator mandiri dan demokratis
berada pada kategori tinggi/baik.
e. Rasa Ingin Tahu dan Semangat Kebangsassn
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator rasa ingin
tahu dan semangat kebangsaan tampak pada tabel berikut
Tabel 19. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Rasa ingin Tahu dan Semangat Kebangsaan
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
56
3
168
23.37%
Skor 4
59
4
236
32.82%
Skor 5
63
5
315
43.81%
Jumlah
178
719
100,00%
4,04
Rata-rata
65
65
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator rasa ingin tahu dan
semangat kebangsaan sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor
5, yaitu 43,81%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel
karakter siswa dalam indikator rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan
sebesar 4,04. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator rasa
ingin tahu dan semangat kebangsaan berada pada kategori tinggi/baik.
f. Cinta Tanah Air dan Menghargai Prestasi
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator cinta tanah
air dan menghargai prestasi tampak pada tabel berikut
Tabel 20. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
cinta tanah air dan menghargai prestasi
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
56
3
168
22.40%
Skor 4
63
4
252
33.60%
Skor 5
66
5
330
44.00%
Jumlah
185
750
100,00%
4,05
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator cinta tanah air dan
menghargai prestasi sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor
5, yaitu 44,00%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel
karakter siswa dalam indikator cinta tanah air dan menghargai prestasi
sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator cinta
tanah air dan menghargai prestasi berada pada kategori tinggi/baik.
g. Bersahabat dan Komunikatif
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator bersahabat
dan komunikatif tampak pada tabel berikut;
Tabel 21. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
bersahabat dan komunikatif
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
52
3
156
22.32%
Skor 4
57
4
228
32.62%
Skor 5
63
5
315
45.06%
Jumlah
172
699
100,00%
4,06
Rata-rata
66
66
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator bersahabat dan
komunikatif sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
45,06%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa
dalam indikator bersahabat dan komunikatif sebesar 4,06. Apabila
dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan karakter siswa dalam indikator bersahabat dan komunikatif
berada pada kategori tinggi/baik.
h. Cinta Damai dan Gemar Membaca
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator cinta damai
dan gemar membaca tampak pada tabel berikut
Tabel 22. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Cinta Damai dan Gemar Membaca
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
49
3
147
23.86%
Skor 4
51
4
204
33.12%
Skor 5
53
5
265
43.02%
Jumlah
153
616
100,00%
4,03
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator cinta damai dan
gemar membaca sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5,
yaitu 43,02%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter
siswa dalam indikator cinta damai dan gemar membaca sebesar 4,03.
Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan karakter siswa dalam indikator cinta damai dan gemar
membaca berada pada kategori tinggi/baik.
i. Peduli Lingkungan Sosial dan Tanggung Jawab
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator peduli
lingkungan sosial dan tanggung jawab tampak pada tabel berikut
Tabel 23. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
Peduli Lingkungan Sosial dan Tanggung Jawab
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
55
3
165
22.88%
Skor 4
59
4
236
32.73%
Skor 5
64
5
320
44.38%
Jumlah
178
721
100,00%
4,05
Rata-rata
67
67
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator peduli lingkungan
sosial dan tanggung jawab sebagian besar berada pada alternatif jawaban
skor 5, yaitu 44,38%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel
karakter siswa dalam indikator peduli lingkungan sosial dan tanggung
jawab sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran
skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator peduli
lingkungan sosial dan tanggung jawab berada pada kategori tinggi/baik.
j. Bela Orangtua
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator bela
orangtua tampak pada tabel berikut
Tabel 24. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
bela orangtua
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
46
3
138
23.96%
Skor 4
47
4
188
32.64%
Skor 5
Jumlah
50
5
250
43.40%
143
576
100,00%
4,03
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator bela orangtua
sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,40%.
Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam
indikator bela orangtua sebesar 4,03. Apabila dikonsultasikan dengan
skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu
berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa
dalam indikator bela orangtua berada pada kategori tinggi/baik.
k. Bela Negara
Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator bela negara
tampak pada tabel berikut;
Tabel 25. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator
bela negara
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
52
3
156
23.11%
Skor 4
56
4
224
33.19%
Skor 5
59
5
295
43.70%
Jumlah
167
675
100,00%
4,04
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban
responden mengenai karakter siswa dalam indikator bela negara sebagian
68
68
besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,70%. Skor rata-rata
jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator bela
negara sebesar 4,04. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran
skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator bela
negara berada pada kategori tinggi/baik.
Rekapitulasi hasil jawaban
responden terhadap karakter siswa
dalam masing-masing indikator, sebagaimana tertera pada tabel di bawah
ini:
Tabel 26. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden terhadap Karakter
siswa dalam Masing-Masing Indikator
Skor Rata-Rata
Indikator
Jawaban
Kriteria
Responden
religius dan jujur
4,05
Tinggi/baik
toleransi dan disiplin
4,05
Tinggi/baik
kerja keras dan kreatif
4,05
Tinggi/baik
mandiri dan demokratis
4,04
Tinggi/baik
rasa ingin tahu dan semangat
4,04
Tinggi/baik
kebangsaan
cinta tanah air dan menghargai
4,05
Tinggi/baik
prestasi
bersahabat dan komunikatif
4,06
Tinggi/baik
cinta damai dan gemar
4,03
Tinggi/baik
membaca
peduli lingkungan sosial, dan
4,05
Tinggi/baik
tanggung jawab
bela orangtua
4,03
Tinggi/baik
bela negara
4,06
Tinggi/baik
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa indikator bela negara
menempati nilai rata-rata tertinggi yakni 4,42.
Deskripsi data variabel karakter siswa diperoleh melalui
perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden. Berdasarkan
perhitungan diperoleh hasil seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 27. Jawaban Responden terhadap Karakter Siswa
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Porsentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
576
3
1728
22.68%
Skor 4
605
4
2420
31.77%
Skor 5
694
5
3470
45.55%
Jumlah
1875
100,00%
7618
4,06
Rata-rata
69
69
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden untuk
variabel karakter siswa (X3) terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
45,55%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa
sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi.
Hasil ini menunjukkan karakter siswa berada pada kategori tinggi.
2. Komunikasi Orangtua (X1)
Data skor variabel komunikasi orangtua dikumpulkan melalui metode
angket dengan skala Model Likert yang terdiri dari 26 butir pernyataan.
Deskripsi hasil analisis variabel komunikasi orangtua diperoleh skor
maksimum sebesar 128, skor minimum 52, rentang skor teoretiknya dari 26
sampai 130. Skor komunikasi orangtua jika disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi, maka hasilnya seperti pada tabel 28. berikut:
Tabel 28. Distribusi frekuensi Skor Variabel Komunikasi Orangtua
No
Kelas Interval
Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif (%)
Kumulatif (%)
52 – 62
5
8,62
8,62
63 – 73
7
12,07
20,69
74 – 84
9
15,52
36,21
85 – 95
12
20,69
56,90
96 – 106
10
17,24
74,14
107 – 117
7
12,07
86,21
118 – 128
8
13,79
100,00
Jumlah
58
100,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 8 orang atau 13,79%
responden yang skornya berada pada interval paling besar yakni antara 118
s.d 128; terdapat 5 orang responden atau 8,62%, yang skornya berada pada
interval paling rendah yakni antara 52 s.d 62. Sedangkan mayoritas
responden sebanyak 12 orang atau 20,69%, memperoleh skor antara 85 s.d.
95.
1
2
3
4
5
6
7
70
70
Skor komunikasi orangtua sebagaimana tabel di atas disajikan dalam
histogram adalah seperti gambar di bawah ini:
f
13
12
12
10
10
9
8
8
7
7
6
5
4
2
0
51,5
73,5
62,5
95,5
84,5
Batas Nyata
117,5
106,5
128,5
Deskripsi data variabel komunikasi orang tua diperoleh melalui
perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden berdasarkan
perhitungan, diperoleh hasil seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 29. Jawaban Responden terhadap komunikasi orang tua
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
397
3
1191
22.46%
Skor 4
443
4
1772
33.42%
Skor 5
468
5
2340
44.13%
Jumlah
1308
100.00%
5303
4,05
Rata-rata
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa skor jawaban
responden untuk variabel komunikasi orangtua (X1) sebagian besar berada
pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,13%. Skor rata-rata jawaban
responden untuk variabel komunikasi orangtua sebesar 4,05. Apabila
dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden,
71
71
angka sebesar itu berada pada kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan
komunikasi orangtua sebagaimana dipersepsi oleh anaknya berada pada
kategori tinggi/baik.
Hasil statistik deskriptif dari variabel komunikasi orangtua seperti tampak
pada tabel berikut;
Tabel 30. Hasil Deskriptif Komunikasi orangtua
Statistics
KOMUNIKASI ORANGTUA
Valid
58
N
Missing
0
Mean
91.43
Median
91.00
Mode
75a
Std. Deviation
20.304
Variance
412.250
Range
76
Minimum
52
Maximum
128
Sum
5303
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Hasil deskriptif variabel komunikasi orangtua (X1) dalam tabel 30
diterangkan bahwa terdapat jumlah responden 58 orang siswa yang mengisi
angket dengan nilai rata-rata (mean) = 91,43; nilai titik tengah (median) =
91,00; nilai yang sering muncul (mode) = 75; simpangan baku (standard
deviation) = 20,304; tingkat penyebaran data komunikasi orangtua
(variance) = 412,250; rentangan (range) = 76; skor minimum dari data
komunikasi orangtua = 52 dan skor maksimum dari data komunikasi
orangtua = 128. Sedangkan skor keseluruhan = 5303. Komunikasi orangtua
yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat diukur melalui dimensi; (1)
komunikasi efektif dengan indikator; (a) Kedua belah pihak saling dekat,
dan saling menyukai, (b) adanya keterbukaan dan dukungan yang positif
pada anak, dan (c) kesenangan dan mempengaruhi sikap, (2) pola
komunikasi dengan indikator; (a) Authotarian (Cenderung bersikap
bermusuhan), (b) Permissive (Cenderung berprilaku bebas), dan (c)
Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan), dan
(3) kelancaran komunikasi dengan indikator; (a) mau mendengarkan, (b)
menggunakan empati, dan (c) memberikan kebebasan dan dorongan.
Berikut ini merupakan gambaran jawaban responden dari masing-masing
indikator yaitu:
a. Kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator kedua
belah pihak saling dekat, dan saling menyukai tampak pada tabel berikut;
72
72
Tabel 31. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
47
3
141
22.89%
Skor 4
50
4
200
32.47%
Skor 5
55
5
275
44.64%
Jumlah
152
616
100,00%
4,05
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator kedua belah pihak saling dekat, dan
saling menyukai terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,64%.
Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua
dalam indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai
sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator
kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai berada pada
kategori tinggi/baik.
b. Adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator
adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak tampak pada
tabel berikut;
Tabel 32. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
43
3
129
21.36%
Skor 4
50
4
200
33.11%
Skor 5
55
5
275
45.53%
Jumlah
148
604
100,00%
4,08
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator adanya keterbukaan dan dukungan
yang positif pada anak terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
45,53%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi
orangtua dalam indikator adanya keterbukaan dan dukungan yang positif
pada anak sebesar 4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran
skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator
73
73
adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak berada pada
kategori tinggi/baik.
c. Kesenangan dan mempengaruhi sikap
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator
kesenangan dan mempengaruhi sikap tampak pada tabel berikut;
Tabel 33. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
38
3
114
22.05%
Skor 4
42
4
168
32.50%
Skor 5
47
5
235
45.45%
Jumlah
127
517
100,00%
4,07
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator kesenangan dan mempengaruhi
sikap terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,45%. Skor ratarata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam
indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap sebesar 4,07. Apabila
dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator kesenangan dan
mempengaruhi sikap berada pada kategori tinggi/baik.
d. Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan)
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator
Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan)tampak pada tabel berikut
Tabel 34. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan)
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
43
3
129
22.05%
Skor 4
49
4
196
33.50%
Skor 5
52
5
260
44.44%
Jumlah
144
585
100,00%
4,06
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator Authotarian (Cenderung bersikap
bermusuhan) terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,44%. Skor
rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam
indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) sebesar 4,06.
Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
74
74
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator Authotarian
(Cenderung bersikap bermusuhan) berada pada kategori tinggi/baik.
e. Permissive (Cenderung berprilaku bebas)
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator
Permissive (Cenderung berprilaku bebas) tampak pada tabel berikut;
Tabel 35. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas)
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
43
3
129
21.86%
Skor 4
49
4
196
33.22%
Skor 5
53
5
265
44.92%
Jumlah
145
590
100,00%
4,07
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator Permissive (Cenderung berprilaku
bebas)terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,92%. Skor ratarata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam
indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas)sebesar 4,07. Apabila
dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator Permissive
(Cenderung berprilaku bebas) berada pada kategori tinggi/baik.
f. Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan)
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator
Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan)
tampak pada tabel berikut;
Tabel 36. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan
kekacauan)
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
45
3
135
23.40%
Skor 4
48
4
192
33.28%
Skor 5
50
5
250
43.33%
Jumlah
143
577
100,00%
4,03
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator Authoritative (Cenderung terhindar
dari kegelisahan dan kekacauan) terpusat pada alternatif jawaban skor 5,
yaitu 43,33%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel
komunikasi orangtua dalam indikator Authoritative (Cenderung terhindar
dari kegelisahan dan kekacauan) sebesar 4,03. Apabila dikonsultasikan
75
75
dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar
itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi
orangtua dalam indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari
kegelisahan dan kekacauan) berada pada kategori tinggi/baik.
g. Mau mendengarkan
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator mau
mendengarkan tampak pada tabel berikut;
Tabel 37. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator mau mendengarkan
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
41
3
123
21.77%
Skor 4
43
4
172
30.44%
Skor 5
54
5
270
47.79%
Jumlah
138
565
100,00%
4,09
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator mau mendengarkan terpusat pada
alternatif jawaban skor 5, yaitu 47,79%. Skor rata-rata jawaban
responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator mau
mendengarkan sebesar 4,09. Apabila dikonsultasikan dengan skala
penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada
pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua
dalam indikator menyediakan mau mendengarkan berada pada kategori
tinggi/baik.
h. Menggunakan Empati
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator
menggunakan empati tampak pada tabel berikut;
Tabel 38. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator menggunakan empati
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
45
3
135
22.96%
Skor 4
47
4
188
31.97%
Skor 5
53
5
265
45.07%
Jumlah
145
588
100,00%
4,06
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator menggunakan empati terpusat pada
alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,07%. Skor rata-rata jawaban
responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator
menggunakan empati sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala
penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada
76
76
pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua
dalam indikator menyediakan menggunakan empati pada kategori
tinggi/baik.
i. Memberikan kebebasan dan dorongan
Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator
memberikan kebebasan dan dorongan tampak pada tabel berikut;
Tabel 39. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam
Indikator memberikan kebebasan dan dorongan
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
50
3
150
22.26%
Skor 4
56
4
224
33.23%
Skor 5
60
5
300
44.51%
Jumlah
166
674
100,00%
4,06
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai
komunikasi orangtua dalam indikator memberikan kebebasan dan
dorongan terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,51%. Skor
rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam
indikator memberikan kebebasan dan dorongan sebesar 4,06. Apabila
dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator memberikan
kebebasan dan dorongan berada pada kategori tinggi/baik.
Berikut ini rangkuman hasil jawaban responden terhadap komunikasi
orangtua dalam masing-masing indikator, sebagaimana tertera pada tabel
dibawah ini;
Tabel 40. Rangkuman Hasil Jawaban Responden terhadap Komunikasi
orangtua dalam Masing-Masing Indikator
Skor Rata-Rata
Indikator
Kriteria
Jawaban Responden
kedua belah pihak saling
dekat, dan saling menyukai
adanya keterbukaan dan
dukungan yang positif pada
anak
kesenangan dan
mempengaruhi sikap
Authotarian (Cenderung
bersikap bermusuhan)
Permissive (Cenderung
berprilaku bebas)
4,05
Tinggi/baik
4,08
Tinggi/baik
4,07
Tinggi/baik
4,06
Tinggi/baik
4,07
Tinggi/baik
77
77
Authoritative (Cenderung
terhindar dari kegelisahan
dan kekacauan)
mau mendengarkan
4,03
Tinggi/baik
4,09
Tinggi/baik
menggunakan empati
4,06
Tinggi/baik
memberikan kebebasan dan
4,06
Tinggi/baik
dorongan
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa indikator mau mendengarkan
menempati skor rerata tertinggi yakni 4,09. Hal ini menunjukkan bahwa
sebenarnya siswa bila guru melakukan pendekatan yang personal siswa
akan memberikan respon yang baik dan mendengarkan apa yang
diucapkan gurunya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa orangtua yang
bijak terhadap anaknya akan diperlakukan yang sama, anak terhadap
orangtuanya.
3. Motivasi Belajar (X2)
Data skor variabel motivasi belajar dikumpulkan melalui metode
angket dengan skala Model Likert yang terdiri dari 27 butir pernyataan.
Deskripsi hasil analisis variabel motivasi belajar diperoleh skor maksimum
sebesar 132, skor minimum 56, rentang skor teoretiknya dari 27 sampai 135.
Skor motivasi belajar jika disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka
hasilnya seperti pada tabel 41. berikut:
Tabel 41. Distribusi frekuensi Skor Variabel Motivasi Belajar
Frekuensi
Frekuensi
No
Kelas Interval
Absolut
Relatif (%) Kumulatif (%)
1
56 – 66
6
10,34
10,34
2
67 – 77
9
15,52
25,86
3
78 – 88
8
13,79
39,66
4
89 – 99
12
20,69
60,34
5
100 – 110
9
15,52
75,86
6
111 – 121
7
12,07
87,93
7
122 – 132
7
12,07
100,00
Jumlah
58
100,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 7 orang atau 12,07% responden
yang skornya berada pada interval paling besar yakni antara 122 s.d 132;
terdapat 6 orang responden atau 10,34%, yang skornya berada pada interval
paling rendah yakni antara 56 s.d 66. Sedangkan mayoritas responden
sebanyak 12 orang atau 20,69%, memperoleh skor antara 89 s.d. 99.
78
78
Skor motivasi belajar sebagaimana tabel di atas disajikan dalam
histogram adalah seperti gambar di bawah ini:
f
13
12
12
10
9
9
8
8
7
6
7
6
4
2
0
55,5
77,5
66,5
99,5
88,5
Batas Nyata
121,5
110,5
132,5
Hasil statistik deskriptif dari variabel motivasi belajar seperti tampak pada
tabel berikut;
Tabel 42. Hasil Deskriptif Motivasi belajar
Statistics
MOTIVASI BELAJAR
Valid
Missing
58
0
Mean
94.26
Median
93.50
Mode
72a
Std. Deviation
20.770
Variance
431.388
Range
76
Minimum
56
Maximum
132
Sum
5467
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
N
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Hasil deskriptif variabel motivasi belajar (X2) dalam tabel 42 diterangkan
bahwa terdapat jumlah responden 58 siswa yang mengisi angket dengan
79
79
nilai rata-rata (mean) = 94,26; nilai titik tengah (median) = 93,50; nilai yang
sering muncul (mode) = 72; simpangan baku (standard deviation) = 20,770;
tingkat penyebaran data motivasi belajar (variance) = 431,388; rentangan
(range) = 76; skor minimum dari data motivasi belajar = 56 dan skor
maksimum dari data motivasi belajar = 132. Sedangkan skor keseluruhan =
5467.
Variabel motivasi belajar dalam penelitian ini diukur melalui dimensi, yaitu:
(1) intrinsik dengan indikator; (a) adanya perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut, (b) adanya hasrat dan keinginan
berhasil, (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (d) ulet dalam
menghadapi kesulitan, dan (e) lebih senang bekerja secara mandiri. (2)
ekstrinsik dengan indikator; (a) adanya lingkungan belajar yang kondusif,
(b) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (c) adanya penghargaan
dalam belajar, (d) memberi ulangan dan mengetahui hasil, dan (e) senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berikut ini merupakan
gambaran jawaban responden dari masing-masing dimensi tersebut sebagai
berikut:
a. Adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi
tersebut
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya
perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut
tampak pada tabel berikut;
Tabel 43. Jawaban Responden
pada Indikator adanya perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
43
3
129
22.87%
Skor 4
45
4
180
31.91%
Skor 5
51
5
255
45.21%
Jumlah
139
564
100,00%
4,06
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya perasaan menyenangi
materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut sebagian besar berada
pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,21%. Skor rata-rata jawaban
responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator adanya
perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut
sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator
adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi
tersebut berada pada kategori tinggi/baik.
80
80
b. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya
hasrat dan keinginan berhasil tampak pada tabel berikut;
Tabel 44. Jawaban Responden pada Dimensi adanya hasrat dan
keinginan berhasil
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
35
3
105
22.53%
Skor 4
39
4
156
33.48%
Skor 5
41
5
205
43.99%
Jumlah
115
466
100,00%
4,05
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya hasrat dan keinginan
berhasil sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
43,99%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi
belajar dalam indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil sebesar
4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata
jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik.
Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya hasrat
dan keinginan berhasil berada pada kategori tinggi/baik.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya
harapan dan cita-cita masa depan tampak pada tabel berikut;
Tabel 45. Jawaban Responden pada Dimensi adanya harapan dan citacita masa depan
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
41
3
123
21.54%
Skor 4
47
4
188
32.92%
Skor 5
52
5
260
45.53%
Jumlah
140
571
100,00%
4,08
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya harapan dan cita-cita
masa depan sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
45,53%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi
belajar dalam indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan sebesar
4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata
jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik.
81
81
Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya harapan
dan cita-cita masa depan berada pada kategori tinggi/baik.
d. Ulet dalam menghadapi kesulitan
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator ulet dalam
menghadapi kesulitan tampak pada tabel berikut;
Tabel 46. Jawaban Responden pada Dimensi ulet dalam menghadapi
kesulitan
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
39
3
117
21.91%
Skor 4
43
4
172
32.21%
Skor 5
49
5
245
45.88%
Jumlah
131
534
100,00%
4,08
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator ulet dalam menghadapi
kesulitan sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
45,88%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi
belajar dalam indikator ulet dalam menghadapi kesulitan sebesar 4,08.
Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan motivasi belajar dalam indikator ulet dalam menghadapi
kesulitan berada pada kategori tinggi/baik.
e. Lebih senang bekerja secara mandiri
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator lebih
senang bekerja secara mandiri tampak pada tabel berikut;
Tabel 47. Jawaban Responden pada Dimensi lebih senang bekerja secara
mandiri
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
40
3
120
23.39%
Skor 4
42
4
168
32.75%
Skor 5
45
5
225
43.86%
Jumlah
127
513
100,00%
4,04
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator lebih senang bekerja secara
mandiri sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
43,86%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi
belajar dalam indikator lebih senang bekerja secara mandiri sebesar 4,04.
Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
82
82
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan motivasi belajar dalam indikator lebih senang bekerja
secara mandiri berada pada kategori tinggi/baik.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya
lingkungan belajar yang kondusif tampak pada tabel berikut;
Tabel 48. Jawaban Responden pada Dimensi adanya lingkungan belajar
yang kondusif
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
39
3
117
21.75%
Skor 4
44
4
176
32.71%
Skor 5
49
5
245
45.54%
Jumlah
132
538
100,00%
4,08
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya lingkungan belajar
yang kondusif sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
45,54%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi
belajar dalam indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif sebesar
4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata
jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik.
Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya
lingkungan belajar yang kondusif berada pada kategori tinggi/baik.
g. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar tampak pada tabel berikut;
Tabel 49. Jawaban Responden pada Dimensi adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
40
3
120
22.43%
Skor 4
45
4
180
33.64%
Skor 5
47
5
235
43.93%
Jumlah
132
535
100,00%
4,05
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor
5, yaitu 43,93%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel
motivasi belajar dalam indikator adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran
83
83
skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar berada pada kategori
tinggi/baik.
h. Adanya penghargaan dalam belajar
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya
penghargaan dalam belajar tampak pada tabel berikut;
Tabel 50. Jawaban Responden pada Dimensi adanya penghargaan dalam
belajar
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
34
3
102
20.40%
Skor 4
37
4
148
29.60%
Skor 5
50
5
250
50.00%
Jumlah
121
500
100,00%
4,13
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya penghargaan dalam
belajar sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu
50,00%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi
belajar dalam indikator adanya penghargaan dalam belajar sebesar 4,13.
Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini
menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya penghargaan
dalam belajar berada pada kategori tinggi/baik.
i. Memberi ulangan dan mengetahui hasil
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator memberi
ulangan dan mengetahui hasil tampak pada tabel berikut;
Tabel 51. Jawaban Responden pada Dimensi memberi ulangan dan
mengetahui hasil
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
37
3
111
21.43%
Skor 4
43
4
172
33.20%
Skor 5
47
5
235
45.37%
Jumlah
127
518
100,00%
4,08
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator memberi ulangan dan
mengetahui hasil sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5,
yaitu 45,37%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi
belajar dalam indikator memberi ulangan dan mengetahui hasil sebesar
4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata
jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik.
84
84
Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator memberi
ulangan dan mengetahui hasil berada pada kategori tinggi/baik.
j. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal tampak pada tabel berikut;
Tabel 52. Jawaban Responden pada Dimensi senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal
Alternatif Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
41
3
123
21.47%
Skor 4
45
4
180
31.41%
Skor 5
54
5
270
47.12%
Jumlah
140
573
100,00%
4,09
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden
mengenai motivasi belajar dalam indikator senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal sebagian besar berada pada alternatif
jawaban skor 5, yaitu 47,12%. Skor rata-rata jawaban responden untuk
variabel motivasi belajar dalam indikator senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal sebesar 4,09. Apabila dikonsultasikan
dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar
itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi
belajar dalam indikator senang mencari dan memecahkan masalah soalsoal berada pada kategori tinggi/baik.
Berikut ini rangkuman hasil jawaban responden terhadap motivasi
belajar dalam masing-masing dimensi, sebagaimana tertera pada tabel
dibawah ini
Tabel 53. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden terhadap Motivasi
belajar dalam Masing-Masing Indikator
Skor Rata-Rata
Dimensi
Jawaban
Kriteria
Responden
adanya perasaan menyenangi
4,06
Tinggi/baik
materi dan kebutuhannya
terhadap materi tersebut
adanya hasrat dan keinginan
4,05
Tinggi/baik
berhasil
adanya harapan dan cita-cita
4,08
Tinggi/baik
masa depan
ulet dalam menghadapi
4,08
Tinggi/baik
kesulitan
lebih senang bekerja secara
4,04
Tinggi/baik
mandiri
85
85
adanya lingkungan belajar
4,08
Tinggi/baik
yang kondusif
adanya kegiatan yang menarik
4,05
Tinggi/baik
dalam belajar
adanya penghargaan dalam
4,13
Tinggi/baik
belajar
memberi ulangan dan
4,08
Tinggi/baik
mengetahui hasil
senang mencari dan
4,09
Tinggi/baik
memecahkan masalah soalsoal
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dimensi adanya penghargaan
dalam belajar menempati skor rata-rata tertinggi yakni 4,13. Dengan
demikian adanya penghargaan dalam belajar merupakan kebutuhan yang
paling dominan dalam meningkatkan Motivasi belajar siswa di sekolah
dan di luar sekolah.
Deskripsi data variabel motivasi belajar diperoleh melalui perhitungan
persentase terhadap skor jawaban responden diperoleh hasil seperti pada
tabel berikut;
Tabel 54. Jawaban Responden terhadap Motivasi belajar
Alternatif
Frekuensi
Bobot
Hasil
Persentase
Jawaban
Skor 1
1
Skor 2
2
Skor 3
323
3
969
17.72%
Skor 4
407
4
1628
29.78%
Skor 5
574
5
2870
52.50%
Jumlah
1304
5467
100,00%
4,19
Rata-rata
Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden untuk
variabel motivasi belajar (X2) terpusat pada alternatif jawaban skor 5,
yaitu 52,50%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi
belajar sebesar 4,19. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran
skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori
tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar berada pada kategori
tinggi/baik.
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas
Persyaratan dalam menganalisis data yang pertama dilakukan adalah uji
normalitas, uji ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi
data yang akan dianalisis dan dilakukan dengan menggunakan perhitungan
SPSS versi 20.00 dengan jumlah sampel sebanyak 58 responden. Distribusi
data dikatakan normal jika nilai sig > 0,05.
a. Hasil Uji Normalitas Variabel Karakter siswa
Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel karakter siswa (X3),
tampak pada tabel berikut;
86
86
Tabel 55. Hasil Uji Normalitas Variabel Karakter siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KARAKTER
SISWA
58
N
131.34
Mean
a,b
Normal Parameters
28.357
Std. Deviation
.074
Absolute
.074
Most Extreme Differences Positive
-.044
Negative
.563
Kolmogorov-Smirnov Z
.909
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0,05;
maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
probabilitas sebesar 0,909. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih
besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel karakter
siswa (X3) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan data pada
variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan uji linieritas.
b. Hasil Uji Normalitas Variabel Komunikasi orangtua
Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel komunikasi orangtua
(X1), tampak pada tabel berikut;
Tabel 56. Hasil Uji Normalitas Variabel Komunikasi orangtua
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KOMUNIKASI
ORANGTUA
58
N
91.43
Mean
a,b
Normal Parameters
20.304
Std. Deviation
.067
Absolute
.067
Most Extreme Differences Positive
-.051
Negative
.508
Kolmogorov-Smirnov Z
.959
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0,05;
maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
probabilitas sebesar 0,959. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih
besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel
komunikasi orangtua (X1) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan
data pada variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan uji linieritas.
c. Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi belajar
Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel motivasi belajar (X2),
tampak pada tabel berikut;
87
87
Tabel 57. Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi belajar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MOTIVASI
BELAJAR
58
N
94.26
Mean
a,b
Normal Parameters
20.770
Std. Deviation
.060
Absolute
.059
Most Extreme Differences Positive
-.060
Negative
.453
Kolmogorov-Smirnov Z
.986
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0,05;
maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
probabilitas sebesar 0,986. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih
besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel motivasi
belajar (X2) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan data pada
variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan uji linieritas.
Berikut ini rangkuman hasil uji normalitas data variabel penelitian,
sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 58. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Nilai
No
Variabel
Nilai α
Kesimpulan
Probabilitas
Karakter siswa
1
0,909
0,05
Normal
Komunikasi orangtua
2
0,959
0,05
Normal
3
Motivasi belajar
0,986
0,05
Normal
2. Uji Linieritas
Hasil uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya data yang
dianalisis yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria
pengujian jika Nilai Sig. Linearity < nilai Probabilitas, maka hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linear.
a. Uji Linieritas X1 atas Variabel X3
Hasil uji linieritas data variabel komunikasi orangtua (X1) atas data
variabel karakter siswa (X3) tampak pada tabel berikut
Tabel 59. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Variabel X3
ANOVA Table
KARAKTER
SISWA *
KOMUNIKASI
ORANGTUA
Between
Groups
(Combined)
Sum of
df
Squares
38094.937 43
Mean
Square
885.929
Linearity
31571.528
Deviation
from Linearity
Within Groups
Total
1
F
Sig.
1.602
.170
31571.52
57.105
8
.000
6523.409 42
155.319
7740.167 14
45835.103 57
552.869
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
.281
.999
88
88
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
Linearity sebesar 0,000 (< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data
variabel komunikasi orangtua (X1) atas data variabel karakter siswa (X3)
adalah linear.
b. Uji Linieritas X2 atas X3
Hasil uji linieritas data variabel komunikasi orangtua (X2) atas data
variabel karakter siswa (X3) tampak pada tabel berikut;
Tabel 60. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 atas Variabel X3
ANOVA Table
KARAKTER
SISWA *
MOTIVASI
BELAJAR
Between
Groups
(Combined)
Sum of
Squares
40075.937
Linearity
26812.650
1
26812.65
0
60.52
.000
3
Deviation from
Linearity
13263.287
43
308.449
.696 .817
5759.167
45835.103
13
57
443.013
Within Groups
Total
df
44
Mean
Square
910.817
F
Sig.
2.056 .079
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
Linearity sebesar 0,000 (< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data
variabel komunikasi orangtua (X2) atas data variabel karakter siswa (X3)
adalah linear.
c. Uji Linieritas X1 atas X2
Hasil uji linieritas data variabel komunikasi orangtua (X1) atas data
variabel motivasi belajar (X2) tampak pada tabel berikut;
Tabel 61. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Variabel X2
ANOVA Table
KARAKTER
SISWA *
MOTIVASI
BELAJAR
Between
Groups
Within Groups
Total
(Combined)
Sum of
Squares
40075.937
df
Linearity
26812.650
1
26812.65
0
60.52
3
.000
Deviation from
Linearity
13263.287
43
308.449
.696
.817
5759.167
45835.103
13
57
443.013
44
Mean
Square
910.817
F
Sig.
2.056
.079
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
Linearity sebesar 0,000 (< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data
variabel komunikasi orangtua (X1) atas data variabel motivasi belajar
(X2) adalah linear.
Berikut ini rangkuman hasil uji linieritas X1 atas X3; X2 atas X3 dan X1
atas X2, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini
89
89
Tabel 62. Rangkuman Hasil Uji Linieritas
No
Variabel
Sig. Linearity
Signifikansi Kesimpulan
1. X1 atas X3
0,000
0,05
Linier
2. X2 atas X3
0,000
0,05
Linier
3. X1 atas X2
0,000
0,05
Linier
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada variabel
terikat linieritas dengan data pada masing-masing variabel bebas.
E. Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu
keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. Seluruh pengolahan
data untuk pengujian hipotesis menggunakan bantuan SPSS versi 20.00
sebagaimana diuraikan berikut ini;
1. Uji Hipotesis Pertama dan Kedua
Pengujian hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti
langkah-langkah sebagaimana berikut:
a. Merumuskan Hipotesis Statistik
H0 : βy1 ≤ 0 :
Komunikasi orangtua tidak berpengaruh langsung
terhadap karakter siswa.
H1 : βy1 > 0 : Komunikasi orangtua berpengaruh langsung positif
terhadap karakter siswa.
b. H0 : βy2 ≤ 0 : Motivasi belajar tidak berpengaruh langsung terhadap
karakter siswa.
H1 : βy2 > 0 : Motivasi belajar berpengaruh langsung positif terhadap
karakter siswa
c. Menghitung Koefesien Korelasi Sederhana antar dua variabel
1) Koefisien korelasi X1 atas X3 dan X2 atas X3 (Model Struktur 1)
Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00, nilai korelasi variabel
komunikasi orangtua (X1) terhadap karakter siswa (X3) dan motivasi
belajar (X2) terhadap karakter siswa (X3); hasil perhitungan
menunjukkan hasil perhitungan korelasi variabel komunikasi orangtua
(X1) dan karakter siswa (X3) sebesar r13 = 0,583; Sementara besarnya
KD (Koefesien Determinasi) variabel komunikasi orangtua (X1) dan
karakter siswa (X3) sebesar 0,341 atau 34,10%, ini artinya bahwa
variabel komunikasi orangtua memberikan sumbangan atau kontribusi
sebesar 34,10% terhadap karakter siswa. Hasil perhitungan korelasi
variabel motivasi belajar (X2) dan karakter siswa (X3) sebesar r23 =
0,463. Sedangkan besarnya KD variabel motivasi belajar (X2) dan
karakter siswa (X3) sebesar 0,339 atau 33,90%, ini artinya bahwa
variabel motivasi belajar memberikan sumbangan atau kontribusi
sebesar 33,90% terhadap karakter siswa.
2) Menentukan Koefesien Jalur
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS-20 diperoleh
hasil sebagai berikut:
90
90
Tabel 63.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
55.165
15.300
X1
.756
.233
.541
X2
.075
.228
.055
56.952
14.201
2
(Constant)
X1
.814
.152
.583
a. Dependent Variable: X3
t
3.606
3.245
.331
4.010
5.364
Sig.
.001
.002
.742
.000
.000
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Besarnya koefesien jalur (p) antara variabel komunikasi orangtua (X1)
dan karakter siswa (X3) sebesar p31 = 0,541; t= 3,245; p-value = 0,002
< 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat
pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap karakter siswa
dengan jarak pengaruhnya sebesar 0,541.
Besarnya koefesien jalur (p) antara variabel motivasi belajar (X2) dan
karakter siswa (X3) sebesar p32 = 0,055; t= 0,331; p-value = 0,742 >
0,05 atau Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak terdapat
pengaruh langsung motivasi belajar terhadap karakter siswa.
Berdasarkan analisis terlihat bahwa terdapat koefesien jalur (p32) yang
tidak signifikan, maka model perlu diperbaiki dengan cara
mengeluarkan X1 dari model (trimming), yang hasilnya dapat dilihat
pada Model Struktur 2. Koefesien jalur setelah trimming (Tabel 4.50)
adalah p32 = 0,733; t= 6,737; p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak
dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh langsung motivasi
belajar terhadap karakter siswa dengan jarak pengaruhnya sebesar
0,733.
3) Menghitung koefisien korelasi X1 atas X2 (Model Struktur 2)
Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00, nilai korelasi variabel
komunikasi orangtua (X1) terhadap motivasi belajar (X2), hasil
perhitungan menunjukkan hasil perhitungan koefesien korelasi
variabel komunikasi orangtua (X1) dan motivasi belajar (X2) sebesar
r12 = 0,754.
Sementara besarnya KD (Koefesien Determinasi) variabel komunikasi
orangtua (X1) dan motivasi belajar (X2) sebesar 0,569 atau 56,90%, ini
artinya bahwa variabel komunikasi orangtua memberikan sumbangan
atau kontribusi sebesar 56,90% terhadap motivasi belajar.
4) Menentukan koefesien jalur
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS-20 diperoleh
hasil sebagai berikut:
91
91
Tabel 64.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
22.219
9.611
1
X1
.750
.111
.733
X3
.026
.080
.036
(Constant)
23.721
8.404
2
X1
.771
.090
.754
a. Dependent Variable: X2
t
2.312
6.737
.331
2.823
8.594
Sig.
.025
.000
.742
.007
.000
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Besarnya nilai koefesien jalur (p) antara variabel komunikasi orangtua
(X1) dan motivasi belajar (X2) sebesar p21 = 0,754; t = 8,594; p-value
= 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat
pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar
dengan jarak pengaruhnya sebesar 0,754.
5) Menguji Keberartian Keofesien Jalur
Pengujian dapat dilakukan dengan uji dua pihak atau uji satu pihak.
Hipotesis yang diujikan:
Ho
: p31 = 0
H1
: p31 ≠ 0
Hipotesis diuji menggunakan uji-t dengan kriteria
Terima Ho, jika thitung < ttabel dan
Tolak Ho, jika Thitung > ttabel
a) Menguji hipotesis pengaruh langsung komunikasi orangtua (X1)
terhadap karakter siswa (X3)
Berdasarkan tabel 4.46 di atas, diperoleh nilai thitung sebesar 3,245
dan ttabel sebesar 2,00 pada α= 0,05 dan ttabel sebesar 2,67 pada α=
0,01; dengan (dk = n-k-1 = 58-2-1=55). Karena thitung > ttabel (3,245
> 2,67) maka Ho ditolak dan H1 diterima, dengan demikian dapat
disimpulkan terdapat pengaruh langsung yang sangat signifikan
komunikasi orangtua (X1) terhadap karakter siswa (X3).
b) Menguji hipotesis pengaruh langsung motivasi belajar (X2)
terhadap karakter siswa (X3)
Berdasarkan tabel 4.46 di atas, diperoleh nilai thitung sebesar 0,331
dan ttabel sebesar 2,00 pada α= 0,05 dan ttabel sebesar 2,67 pada α=
0,01; dengan (dk = n-k-1 = 58-2-1=55). Karena thitung < ttabel (0,331
< 2,67) maka Ho diterima dan H1 ditolak, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung signifikan
motivasi belajar (X2) terhadap karakter siswa (X3).
c) Menguji hipotesis pengaruh langsung komunikasi orangtua (X1)
terhadap motivasi belajar (X2).
Berdasarkan tabel 4.49 di atas, diperoleh nilai thitung sebesar 8,594
dan ttabel sebesar 2,00 pada α= 0,05 dan ttabel sebesar 2,67 pada α=
0,01; dengan (dk = n-k-1 = 58-2-1=55). Karena thitung > ttabel (8,594
92
92
> 2,67) maka Ho ditolak dan H1 diterima, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung signifikan
komunikasi orangtua (X1) terhadap motivasi belajar (X2).
6) Pengujian Kecocokan Model (Model Fit)
Pengujian model diperlukan untuk menentukan apakah model yang
diajukan sesuai (fit) atau konsisten dengan data empirik atau tidak.
Pengujian model dilakukan dengan cara membandingkan matrik
korelasi teoritis dengan matrik korelasi empiris.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a) Merumuskan Hipotesis
Ho : R = R (θ) (matrik korelasi teoritis = matrik korelasi empiris)
Ho : R ≠ R (θ) (matrik korelasi teoritis ≠ matrik korelasi empiris)
b) Menentukan nilai Q
Q = 1 - Rm2 ; dengan memperhatikan tabel di bawah ini:
1 - Rg2
Tabel 65.
Model Summary
Model
1
2
R
R
Square
.584a
.583b
Adjusted R
Square
.341
.339
Std. Error
of the
Estimate
.317
.328
Change Statistics
R Square
df1 df2
F
Change Change
23.440
.341 14.212
2 55
23.253
-.001
.109
1 55
Sig. F
Change
.000
.742
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Predictors: (Constant), X1
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Tabel 66.
Model Summary
Model
1
2
R
R
Adjusted R
Square
Square
.755a
.754b
.570
.569
.554
.561
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
F
Change Change
13.871
.570 36.400
13.760
-.001
.109
df1
2
1
df2
Sig. F
Change
55
.000
55
.742
a. Predictors: (Constant), X3, X1
b. Predictors: (Constant), X1
(Perhitungan terdapat pada Lampiran 4)
Koefesien determinasi untuk model 1 masing-masing pada struktur
1 dan struktur 2 (sebelum trimming)
Rm2 = 1 - (1 – 0,342)(1 - 0,570) = 0,717
Selanjutnya Koefesien determinasi untuk model 2 masing-masing
pada struktur 1 dan struktur 2 (setelah trimming)
Rm2 = 1 - (1 – 0,339)(1 - 0,569) = 0,715
93
93
Q = 1 - Rm2
1 - Rg2
Q = 1 - 0,717
1 - 0,715
Q = 0,993
Ukuran sampel n= 58, dan banyaknya koefisien jalur yang tidak
signifikan d=0, statistik Uji Kai kuadrat dengan W = - (n - d) ln Q
=
- (58-0) ln 0,993 = 0,4074. Dari tabel Kai kuadrat dengan
derajat bebas d= 1 pada taraf signifikansi α= 0,05 didapat harga χ2
tabel = 43,77. Karena W = 0,4074 < χ2 tabel = 43,77; dengan
demikian Ho diterima dan H1 ditolak; artinya model yang
diperoleh adalah sesuai atau cocok (model fit) diperlihatkan seperti
gambar berikut:
X1
p31 = 0,541
p21 = 0,754
X2
X3
p32 = 0,733
Ket:
X1 : Komunikasi orangtua
X2 : Motivasi Belajar
Y : Karakter siswa
Gambar 4.2
Model Determinasi Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Uraian berikut akan menjelaskan temuan-temuan penelitian yaitu; (1)
deskriftif komunikasi orangtua, motivasi belajar dan karakter siswa, (2)
pengaruh komunikasi orangtua terhadap karakter siswa, (3) pengaruh motivasi
94
94
belajar terhadap karakter siswa, (4) pengaruh komunikasi orangtua terhadap
motivasi belajar. Uraian hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut;
1. Temuan Deskriftif
a. Komunikasi orangtua.
Berdasarkan penelitian ini, diperoleh data empirik mengenai komunikasi
orangtua. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi
komunikasi orangtua, maka semakin tinggi karakter siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suryabrata (2004:14) “semakin banyak kesadaran yang
menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti semakin
intensiflah perhatiannya.” kutipan tersebut dapat dimaknai bahwa
semakin besar dan intensif komunikasi orangtua terhadap anaknya akan
mengurangi terjadinya karakter siswa yang kurang baik, serta dapat
mengganggu proses belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah.
Berdasarkan hasil penelitian variabel komunikasi orangtua dengan
katagori sangat tinggi, ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban
responden dari kesembilan indikator yaitu kedua belah pihak saling
dekat, dan saling menyukai memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik), adanya
keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak memperoleh skor 4,08
(tinggi/baik), kesenangan dan mempengaruhi sikap memperoleh skor
4,07 (tinggi/baik), Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan)
memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik), Permissive (Cenderung berprilaku
bebas) memperoleh skor 4,07 (tinggi/baik), Authoritative (Cenderung
terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) memperoleh
skor 4,03
(tinggi/baik), mau mendengarkan memperoleh skor 4,09 (tinggi/baik),
menggunakan empati memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik), memberikan
kebebasan dan dorongan memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik). Hal ini
dapat terlihat jelas pada gambar diagram batang berikut;
Gambar 4.3
Diagram Batang Rata-rata Masing-Masing Indikator pada Variabel
Komunikasi orangtua
95
95
Gambar di atas menunjukkan bahwa pendapat responden terhadap
indikator mau mendengarkan memiliki skor tertinggi yakni 4,09 dan
indikator kegelisahan dan kekacauan memiliki skor terendah yakni 4,03.
Ini menunjukkan bahwa indikator mau mendengarkan paling dominan
dibandingkan dengan indikator lain. Dengan demikian komunikasi
orangtua harus dapat meningkatkan indikator lain untuk meningkatkan
karakter siswa.
b. Motivasi belajar
Pada bagian ini yang ingin ditunjukkan adalah gambaran tentang
motivasi belajar.
Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa
semakin tinggi motivasi belajar, maka semakin tinggi pula karakter
siswa.
Setiap individu mempunyai kebutuhan (need) yang menyebabkan
individu tersebut merasakan adanya kekurangan pada dirinya sehingga
muncul suatu tenaga yang disebut drive untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Kemauan atau dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu itulah yang disebut motivasi. Menurut Hamalik
(2007:78), motivasi adalah “suatu perubahan energi dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan”.
Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau
semangat dalam belajar sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki
energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi sangat
dibutuhkan demi terciptanya suasana proses pembelajaran di kelas secara
efektif. Motivasi sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses
maupun pencapaian hasil. Seseorang yang mempunyai motivasi yang
tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun
output pembelajaran. Untuk itu seorang guru dituntut untuk mampu
mengkreasikan berbagai cara agar motivasi siswa dapat timbul dan
berkembang dengan baik. Sukmadinata (2003:156) menyatakan bahwa
motivasi belajar adalah “keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan”.
Kaitannya antara motivasi belajar dengan karakter siswa adalah motivasi
belajar yang baik dapat membentuk karakter siswa yang baik, karena
memiliki dorongan yang timbul dari dirinya sendiri.
Terdapat sepuluh indikator yang diukur pada variabel ini yakni; adanya
perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut
memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik);
adanya hasrat dan keinginan
berhasil memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); adanya harapan dan citacita masa depan memperoleh skor 4,08 (tinggi/baik); ulet dalam
menghadapi kesulitan memperoleh skor 4,08 (tinggi/baik); lebih senang
bekerja secara mandiri memperoleh skor 4,04 (tinggi/baik); adanya
lingkungan belajar yang kondusif memperoleh skor 4,08 (tinggi/baik);
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar memperoleh skor 4,05
(tinggi/baik); adanya penghargaan dalam belajar memperoleh skor 4,13
96
96
(tinggi/baik); memberi ulangan dan mengetahui hasil memperoleh skor
4,08 (tinggi/baik); senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
memperoleh skor 4,09 (tinggi/baik). Motivasi belajar memiliki katagori
sangat tinggi, ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban responden yaitu
4,19 (tinggi/baik). Adapun hasil penelitian yang menunjukkan skor ratarata untuk masing-masing indikator seperti pada gambar di bawah ini;
Gambar 4.4
Diagram Batang Rata-rata Masing-Masing Dimensi pada Variabel
Motivasi belajar
Pada gambar terlihat bahwa indikator adanya penghargaan dalam belajar
mencapai skor 4,13 (tinggi/baik) dan ini menunjukkan bahwa seseorang
khususnya siswa ingin diperhatikan dan ingin dihargai hasil kerjanya
melalui ulangan atau pekerjaan tangan (kegiatan tugas), dengan
memberikan penghargaan kepada siswa dalam belajar dapat membentuk
kepercayaan diri sehingga akan memuunculkan karakter siswa.
c. Karakter siswa
Karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada yang lain. Dengan
pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter
(character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa
sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau
dapat dibedakan dengan orang lain. Karakter dalam istilah psikologi
adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu, karena jika pengetahuan mengenai karakter
seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana
individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.
Globalisasi dapat menimbulkan dampak terhadap penyebarluasan
pengaruh budaya dan nilai-nilai termasuk ideologi dan agama dalam
suatu bangsa yang sulit dikendalikan. Pada gilirannya hal ini akan dapat
mengancam jatidiri bangsa. Berdasarkan indikasi tersebut, globalisasi
dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak
97
97
masyarakat dan bangsa Indonesia, terutama masyarakat kalangan
generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-nilai dan
budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa
Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya dan strategi yang tepat dan sesuai
agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati
diri bangsa serta generasi muda tidak kehilangan kepribadian sebagai
bangsa Indonesia.
Terdapat sebelas indikator yang diukur pada variabel ini yakni; religius
dan jujur memperoleh skor 4,07 (tinggi/baik); toleransi dan disiplin
memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); kerja keras dan kreatif memperoleh
skor 4,05 (tinggi/baik); mandiri dan demokratis memperoleh skor 4,04
(tinggi/baik); rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan memperoleh skor
4,04 (tinggi/baik); cinta tanah air dan menghargai prestasi memperoleh
skor 4,05 (tinggi/baik); bersahabat dan komunikatif memperoleh skor
4,06 (tinggi/baik); cinta damai dan gemar membaca memperoleh skor
4,03 (tinggi/baik); peduli lingkungan sosial, dan tanggung jawab
memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); bela orangtua memperoleh skor 4,03
(tinggi/baik); bela negara memperoleh skor 4,04 (tinggi/baik). Adapun
hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata untuk masing-masing
indikator seperti pada gambar di bawah ini;
Gambar 4.5
Diagram Batang Rata-rata Masing-Masing Indikator Pada Variabel
Karakter Siswa
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa dari kesebelas
indikator, indikator religius dan jujur memiliki skor rata-rata tertinggi
yakni 4,07 terkatagori tinggi. Hasil ini menunjukkan karakter siswa lebih
dominan ditunjukkan oleh indikator religius dan jujur.
2. Pengaruh Komunikasi Orangtua terhadap Karakter Siswa
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menjalani
kehidupannya. Kegiatan komunikasi ini berlangsung dari hari ke hari, dari
waktu ke waktu, selama manusia hidup dan melakukan aktivitasnya.
98
98
Komunikasi merupakan aktivitas yang paling menonjol dalam suatu
kehidupan bermasyarakat, bahkan dapat dipastikan, di mana manusia hidup
bersama-sama dengan orang lain maka di sana selalu ada kegiatan
komunikasi, karena komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia.
Komunikasi memegang peran penting dalam sebuah lembaga, perusahaan
ataupun organisasi. Kegiatan komunikasi secara sederhana tidak hanya
sekedar menyampaikan pesan informasi tetapi juga mengandung unsur
persuasif yakni agar orang lain bersedia menerima suatu pemahaman dan
pengaruh maupun melakukan suatu perintah, bujukan dan sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung positif
komunikasi orangtua terhadap karakter siswa. Hal ini dapat diterangkan oleh
p31 = 0,541; t= 3,245; p-value = 0,002 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1
diterima. Hasil perhitungan kolerasi komunikasi orangtua (X1) terhadap
karakter siswa (X3) sebesar 0,583. Ini menunjukkan variabel komunikasi
orangtua (X1) dan variabel karakter siswa (X3) memiliki pengaruh langsung
positif.
Besarnya pengaruh komunikasi orangtua sebesar 0,5832 X 100% =
34,10% atau dapat diartikan bahwa sumbangan atau kontribusi komunikasi
orangtua sebesar 34,10% terhadap karakter siswa. Berdasarkan hasil
temuan menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung positif komunikasi
orangtua terhadap karakter siswa, maka didapat informasi sebagai berikut:
(1) komunikasi orangtua memiliki pengaruh dalam meningkatkan karakter
siswa. (2) salah satu cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan
karakter siswa adalah dengan
meningkatkan atau menjalankan peran
orangtua untuk memberi kesempatan kepada anaknya, dan orangtua harus
mau mendengarkan ungkapan anaknya, baik mengenai keluhan maupun
keceriaan yang diutarakannya. Dengan demikian
apabila
diimplementasikan dengan optimal peran orangtua melalui komunikasi akan
meningkatkan karakter siswa.
Hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa pentingnya
meningkatkan karakter siswa dengan cara meningkatkan peran orangtua
dalam berkomunikasi dengan anaknya. Dengan demikian menjawab
hipotesis yang diajukan bahwa terdapat pengaruh langsung positif
komunikasi orangtua terhadap karakter siswa.
3. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Karakter Siswa
Berdasarkan temuan penelitian bahwa semakin tinggi motivasi
belajar semakin tinggi kararter siswa. Hal ini dapat dijelaskan dengan p32 =
0,733; t= 6,737; p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima.
Perhitungan kolerasi antara motivasi belajar (X2) dengan karakter siswa
sebesar 0,463. Ini menunjukkan bahwa kolerasi antara motivasi belajar
terhadap karakter siswa tinggi dan memiliki pengaruh langsung positif
sebesar 0,4632 X 100 % = 33,90% atau dapat diartikan bahwa sumbangan
atau kontribusi motivasi belajar terhadap karakter siswa sebesar 33,90%. Ini
menandakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang memotivasi siswa untuk
meningkatkan karakter siswa sudah terpenuhi. Berdasarkan temuan
menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung positif motivasi belajar
99
99
terhadap karakter siswa. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa: (1).
motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap karakter siswa. (2) salah satu
cara meningkatkan karakter siswa adalah
dengan cara meningkatkan
motivasi belajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan siswa, di
antaranya adalah adanya penghargaan dalam belajar. Dengan demikian jika
motivasi belajar meningkat yakni kebutuhan-kebutuhan terpenuhi maka
karakter siswa meningkat.
Hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa pentingnya upaya
meningkatkan karakter siswa. Dengan demikian penelitian ini dapat
menjawab hipotesis yang diajukan, bahwa terdapat pengaruh langsung
positif motivasi belajar terhadap karakter siswa.
4. Pengaruh Komunikasi Orangtua terhadap Motivasi Belajar Siswa
Penelitian ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi komunikasi orangtua,
maka semakin tinggi pula motivasi belajar. Ini dapat dijelaskan dengan p21 =
0,754; t = 8,594; p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima.
Nilai koefisien kolerasi yang diperoleh sebesar 0,754 berarti terdapat pengaruh
langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa siswa SMA
Bani Saleh Kota Bekasi. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan
bahwa adanya
pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap
motivasi belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa kolerasi komunikasi orangtua
terhadap motivasi belajar siswa tinggi dan memiliki pengaruh langsung positif
sebesar 0,7542 X 100 % = 56,90% atau dapat diartikan bahwa sumbangan
atau kontribusi komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar sebesar
56,90%. Ini menandakan bahwa komunikasi antara orangtua dan anaknya
harus terjalin secara harmonis agar apa yang diinginkan anak atau yang
diinginkan orangtuanya dapat terwujud melalui komunikasi yang dapat
berdampak munculnya motivasi belajar. Berdasarkan temuan menunjukkan
bahwa adanya pengaruh langsung
positif komunikasi orangtua terhadap
motivasi belajar. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa: (1) komunikasi
orangtua memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar. (2) salah satu cara
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan cara memberikan rasa
percaya diri siswa dalam belajar, serta memberikan gambaran tentang masa
depan yang akan dihadapinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Komunikasi orangtua memiliki pengaruh langsung positif terhadap karakter
siswa. Karakter siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan komunikasi
orangtua seperti; orangtua mau mendengarkan tentang ungkapan baik itu
masalah maupun keberhasilan yang telah dicapai oleh anaknya, maka peran
orangtua dalam berkomunikasi dengan anaknya sangat berpengaruh.
Makna komunikasi orangtua dalam penelitian ini adalah hubungan yang
terjadi antara orang tua dengan anak secara tatap muka sehingga orang tua
dapat mengarahkan anak pada pembentukan pribadi yang mandiri. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi komunikasi orangtua,
maka semakin tinggi pula karakter siswa. Dengan demikian terdapat
pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap karakter siswa.
Besarnya pengaruh antara komunikasi orangtua terhadap karakter siswa
pada SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi Kota Bekasi adalah sebesar
34,10%. Artinya terdapat 65,90% sisanya yang dapat mempengaruhi
variabel karakter siswa, antra lain, seperti; perhatian orangtua, pendidikan
agama, pendidikan moral, dll.
2. Motivasi belajar memiliki pengaruh langsung positif terhadap karakter
siswa. Karakter siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi
belajar yakni dengan cara memberikan dorongan untuk meraih cita-cita
yang diinginkan, dan memberikan semangat untuk belajar.
Makna motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau
kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seorang siswa
untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan sesuatu untuk mencapai citacita
yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi
motivasi belajar, maka semakin tinggi pula karakter siswa. Dengan
demikian terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap
karakter siswa. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap karakter siswa
pada SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi Kota Bekasi sebesar
33,90%. Artinya terdapat 66,10% sisanya yang dapat mempengaruhi
variabel karakter siswa, antra lain, seperti; minat belajar, konsep diri,
lingkungan belajar
3. Komunikasi orangtua memiliki pegaruh langsung terhadap motivasi belajar.
Motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui peningkatan komunikasi
orangtua. Makna motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu
keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan
seorang siswa untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan sesuatu untuk
mencapai cita-cita yang diinginkan. Motivasi pada dasarnya akan muncul
ketika seseorang ingin mewujudkan cita-citanya dan ia akan berusaha untuk
itu
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memberikan
kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai aktivitas yang
100
101
101
101
mendukung ke dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian manunjukkan
semakin tinggi komunikasi orangtua, maka semakin tinggi pula motivasi
belajar. Besarnya pengaruh komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar
siswa pada SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi Kota Bekasi sebesar
56,90%. Artinya terdapat 43,10% sisanya yang dapat mempengaruhi
variabel karakter siswa, antra lain, seperti; kecerdasan intelektuan dan
emosional, dll.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi
positif bagi penelitian lebih lanjut.
1. Komunikasi orangtua besar kontribusinya terhadap peningkatan
terbentuknya karakter siswa, oleh karena itu orangtua harus mau
meluangkan waktu untuk mendengarkan keinginan dan keluhan anaknya,
karena anak yang memiliki akhlak/moral yang baik, selalu dekat dan
dibimbing oleh orangtuanya.
2. Motivasi belajar telah memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi
karakter siswa, sehingga perlu ada peningkatkan sehingga terbentuknya
karakter, moral, atau akhlak dapat terwujud.
3. Penelitian tentang karakter siswa hendaklah diperluas lagi karena karakter
siswa tidak hanya dipengaruhi oleh komunikasi orangtua dan motivasi
belajar tetapi masih banyak faktor lain yang ikut berkontribusi.
C. Rekomendasi
Rekomendasi merupakan bagian akhir dari suatu penelitian yang
memberikan rujukan atau rekomendasi agar apa yang ada di lapangan dapat
diperbaiki untuk kebaikan semua, hal-hal yang direkomendasikan sebagai
berikut:
1. Komunikasi orangtua merupakan bagian dari kehidupan manusia, tanpa
komunikasi maka apa yang hendak disampaikan baik berupa informasi
atau pesan akan terhambat, sehingg cita-cita yang hendak diwujudkan
tidak akan tercapai.
2. Motivasi harus menjadi agenda bagi orangtua jika anaknya ingin berhasil,
karena tanpa adanya motivasi cita-cita yang dimiliki anaknya tidak akan
terwujud. Pemberian motivasi kepada anak adalah sesuatu yang mudah,
namun kenyataannya banyak orangtua yang tidak sabar dengan ulah
anaknya sendiri.
3. Karakter atau akhlaq atau tabiat adalah gejala psikologi yang terbentuk
dari berbagai macam pengaruh, seperti pengaruh pergaulan, media sosial
dan pendidikan di sekolah. Kararter siswa baik atau tidaknya bergantung
pada lembaga atau institusi sekolah yang membina siswa tersebut.
Semakin peduli oarang akan keberhasilan suatu negara, maka orang akan
peduli dengan akhlak atau karakter yang baik.
4. Pendidikan agama adalah bagian yang sangat sentral terhadap terwujudnya
akhlaul karimah, tanpa pendidikan agama sejak kecil, maka akan sulit
untuk memberikan arahan atau pengertian tentang suatu hal yang jelasjelas melanggar.
102
102
102
DAFTAR PUSTAKA
Al Ghazali. Ihya Ulumuddin Menghidupkan Ilmu-ilmu Agama 2. Bandung:
Marja. 2011.
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik; Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo. 2008.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam
Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cetakan pertama. 2004.
Effendy, Onong Uchjana. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2004.
Febriany, Rani dan Yusri. Hubungan Perhatian Orangtua dengan Motivasi
Belajar Siswa dalam Mengerjakan Tugas-Tugas Sekolah; (Jurnal Ilmiah
Konseling. Vol. 2. No. 1. 2013).
Fitri, Agus Zaenul. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2012.
Gunarsa, Singgih. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK
Gunung Mulia. 2005.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.
Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius. 2003.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik; Jakarta: Bumi Aksara,
2004.
Iftikhah, Rizka. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar
Siswa; (Jurnal Ilmiah Pendidikan Bimbingan Dan Konseling. Vol. 5 No.
7. 2013).
Kemdiknas. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta: Direktorat
Ketenagaan, Dirjen Dikti. 2010.
. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Pedoman
Sekolah; Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
2010.
Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media, Cetakan 1. 2013.
Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet ke 10. 2009.
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar. Bandung: Rosdakarya.
2008.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2001.
Nurhasanah. Peran Pendidikan Moral di Keluarga dan Sekolah terhadap
Karakter Siswa. Magelang: PKBM Ngudi Luhur. 2013.
Priyatno, Duwi. Analisis Statistik Data; Yogyakarta: Mediakom, 2011.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2007.
103
103
103
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. 2009.
Ruben, Brent D and Stewart, Lea P. Communication and Human Behaviour. New
York: Alyn and Bacon. 2005.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Jakarta: PT Remaja Rosda Karya. 2011.
Santoso, Edi dan Setiansah, Mite. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu,
Edisi Pertama, Cetakan Pertama. 2010.
Sardiman A.M. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres.
2011.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofiyan. Metode Penelitian Survai. Yogyakarta:
Pustaka LP3ES. 2000.
Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak; Peran Moral, Intelektual, Emosional,
dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: PT
Bumi Aksara. 2006.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo. 2003.
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo. 2011.
. Teori dan Aplikasi Statistika; Bandung: Rosda Karya, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 2004.
. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfa Beta. 2004.
Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2003.
. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2006.
Supardi. Aplikasi Statistika dalam Penelitian; Jakarta: Ufuk Press, 2012.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2005.
Tilaar, HAR. Pendidikan dalam Pembangunan Nasional Menyongsong Abad XXI.
Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2010.
Yusuf, Syamsu L.N. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2007.
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2011.
104
104
104
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Disusun Oleh:
MARIYATUL QIBTIYAH
NIM : 2811011000037
105
105
105
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
A. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin
2. Nama siswa
3. Kelas/Jurusan
: Lk /Pr
: …………………………………………………….
: .…………………………………………………....
B. Petunjuk Pengisian:
1. Di bawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu :
SS = Sangat Sering,
S
= Sering,
SJ = Sangat Jarang,
TP
JR
= Jarang
= Tidak Pernah
2. Jawablah pernyataan di bawah ini dengan sejujurnya sesuai dengan keadaan
saudara, dengan cara memberi tanda ceklist () pada salah satu jawaban yang
saudara pilih (SS, S, JR, SJ, TP).
3. Jawaban ini murni untuk penelitian, bukan untuk publikasi dan tidak ada
pengaruh dengan penilaian Raport.
4. Atas kesediaan Saudara untuk mengisi instrumen ini, kami ucapkan terima
kasih.
5. Contoh Pengisian;
NO
BUTIR PERNYATAAN
PI LIHAN
SS
1
Saya tiba dan pulang sekolah tepat waktu

S
JR
SJ
TP
106
106
106
INSTRUMEN PENELITIAN
KARAKTER SISWA
NO
BUTIR PERNYATAAN
Religius dan jujur
1
2
3
Saya diajarkan untuk berbuat jujur kepada
siapapun
Saya diajarkan untuk mengamalkan ajaran
agama yang diberikan oleh guru
Guru saya tidak memberikan contohnya dalam
berperilaku jujur
Toleransi dan disiplin
4
Saya dibiasakan hidup untuk berdisplin baik di
rumah maupun di luar rumah
5
Saya toleran dengan taman yang membutuhkan
bantuan saya
6
Saya banyak melanggar aturan sekolah sehingga
orang tua dipanggil ke sekolah
Kerja keras dan kreatif
7
Saya berusaha secara maksimal untuk
mendapatkan hasil belajar yang optimal
8
Saya berusaha keras untuk menjadi peringkat
pertama di kelas
9
Saya tidak kreatif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran
Mandiri dan demokratis
10
11
Saya mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas
sekolah
Saya dalam menghargai pendapat orang ketika
diskusi suatu masalah
PI LIHAN
SS
S
JR
SJ
TP
107
107
107
12
Saya dibantu orang lain dalam mengerjakan
tugas-tugas sekolah
Rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan
13
Saya ingin mengetahui hal-hal baru yang
menantang untuk dicoba
14 Saya tersinggung, jika bangsa ini dihina negara
lain
15 Saya tidak suka dengan hal-hal baru yang belum
jelas manfaatnya
Cinta tanah air dan menghargai prestasi
16
Saya mencintai tanah air dengan belajar
sungguh-sungguh
17 Saya menghargai prestasi belajar yang telah
diraih, untuk terus dipertahankan
18 Saya mencintai tanah air melaliui prestasi belajar
di sekolah
Bersahabat dan komunikatif
19
Saya berusaha untuk menjalin persahabatan
dengan siapapun
20 Saya menjalin komunikasi yang harmonis
dengan teman-teman
21 Saya tidak harmonis dalam berkomunikasi
dengan teman-teman
Cinta damai dan gemar membaca
22
Saya menjalin persahabatan dengan sekolah
yang berdekatan melalui pertandingan olah raga
23 Saya memiliki koleksi buku bacaan yang
lumayan banyak
24 Saya tidak memiliki buku-buku pelajaran
sekolah
Peduli lingkungan sosial dan tanggung jawab
25
26
Saya melakukan bakti sosial di lingkungan dekat
sekolah
Saya bertanggung jawab atas kehidupan sosial
masyarakat yang berada di lingkungan dekat
sekolah
108
108
108
27
Saya tidak peduli dengan keadaan masyarakat
yang berada di lingkungan dekat sekolah
Bela Orangtua
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Sekolah saya mengajarkan untuk menjaga
kehormatan keluarga dengan perbuatan yang
terpuji
Sekolah saya mengajarkan untuk membela
orangtua bagaimanapun kondisinya
Sekolah saya mengajarkan untuk
mempertahankan keutuhan keluarga dengan cara
bersilaturahmi
Sekolah saya mengajarkan untuk berbakti
kepada orangtua dengan cara mentaati
perintahnya
Sekolah saya mengajarkan untuk berbakti
kepada orangtua walaupun orangtua marahmarah
Sekolah saya mengajarkan untuk membela
keluarga demi kehormatan
Sekolah saya mengajarkan untuk melindungi
keluarga dengan Ilmu yang saya miliki
Sekolah saya mengajarkan untuk bersilaturahmi
dengan keluarga mengadakan pertemuan sebulan
satu kali melalui arisan
Sekolah saya mengajarkan untuk mendo‟akan
orangtua setelah shalat
Sekolah saya mengajarkan untuk mendo‟akan
semua keluarga demi keselamatan dunia-akhirat
Bela Negara
38
39
40
41
Sekolah saya mengajarkan untuk membela
negara melalui belajar
Sekolah saya mengajarkan untuk membela
negara jika ada yang menghina martabat negara
Sekolah saya mengajarkan untuk
mempertahankan NKRI melalui kehidupan
bernagara yang baik
Sekolah saya mengajarkan untuk berbakti pada
negara melalui ilmu yang saya miliki
109
109
109
42
43
44
45
46
47
Sekolah saya mengajarkan untuk mengharumkan
nama negara melalui prestasi belajar
Sekolah saya mengajarkan untuk mengharumkan
nama negara dengan tidak korupsi
Sekolah saya mengajarkan untuk mengangkat
martabat negara melalui hidup bersahaja
Sekolah saya mengajarkan untuk membela
negara demi kehormatan
Sekolah saya mengajarkan untuk mengisi
kemerdekaan melalui belajar
Sekolah saya mengajarkan untuk membela
negara karena perintah agama
110
110
110
INSTRUMEN PENELITIAN
KOMUNIKASI ORANGTUA
NO
BUTIR PERNYATAAN
PILIHAN
SS
Kedua belah pihak saling dekat, dan saling
menyukai
1
Saya sangat dekat dengan orangtua saya
2
Saya melakukan komunikasi setiap saat
3
Saya curhat dengan ibu tentang berbagai hal
4
Saya sulit untuk berkomunikasi dengan orangtua
saya
5
Saya takut mengungkapkan masalah dengan
orangtua saya
Adanya keterbukaan dan dukungan yang positif
pada anak
6
Orangtua saya terbuka dalam menerima
permasalahan yang diungkapkan anaknya
7
Saya tidak mendapat dukungan orangtua dalam
menyelesaikan permasalahan yang saya hadapi
Kesenangan dan mempengaruhi sikap
8
Setelah mengungkapkan permasalahan yang
saya hadapi, perasaan saya menjadi “senang”
9
Tidak terjadi perubahan sikap setelah
berkomunikasi dengan orangtua saya
Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan)
10
Orangtua saya cenderung menyalahkan, apabila
saya menceritakan masalah yang sedang saya
hadapi
S
JR
SJ
TP
111
111
111
11
Orangtua saya cenderung tidak menyukai,
apabila saya membantah perintahnya
12
Orangtua saya cenderung cepat marah, apabila
saya tidak mengerjakan perintahnya
13
Saya mudah tersinggung, dengan sikap orangtua
saya
14
Saya merasa tidak bahagia dengan keadaan
keluarga saya
Permissive (Cenderung berprilaku bebas)
15
Orangtua saya memberikan kebebasan untuk
menentukan keinginannya
16
Saya kurang percaya diri dengan kebebasan yang
diberikan orangtua
17
Saya suka mendominasi dalam berkomunikasi
Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan
dan kekacauan)
18
Orangtua saya merespon terhadap masalah yang
dihadapi anaknya
19
Orangtua saya mendorong anaknya untuk
mengungkapkan kekacauan yang dialaminya
20
Orangtua saya diam ketika anaknya melakukan
perbuatan salah
Mau mendengarkan
21
Saya bersikap bersahabat dengan siapapun
22
Saya tidak mendengarkan keluhan yang dialami
teman
Menggunakan empati
23
Saya mampu bekerja sama dengan siapapun
24
Saya merasakan apa yang sedang dialami teman
112
112
112
25
Saya sedih ketika teman mendapat musibah
Memberikan kebebasan dan dorongan
26
Saya memberikan kebebasan pada teman untuk
mengungkapkan permasalahannya
27
Tujuan hidup saya berorientasi pada prestasi
28
Prestasi saya dalam raport di bawah rata-rata
INSTRUMEN PENELITIAN
MOTIVASI BELAJAR
NO
BUTIR PERNYATAAN
PILIHAN
SS
Adanya perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut
1
Saya menyukuai pelajaran Agama, karena akan
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
2
Saya tidak menyukuai pelajaran Agama,
walaupun dibutuhkan dalam kehidupan seharihari
3
Saya tidak menyukai pelajaran agama tentang
pembahasan akhlak
4
Pelajaran agama sebagai pembanding ketika saya
mendapat musibah
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
5
Saya harus sukses dalam belajar
6
Saya ingin cita-cita ini dapat terwujud
S
JR
SJ
TP
113
113
113
7
Saya tidak berhasrat untuk menjadi seorang yang
dibanggakan oleh keluarga
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
8
Saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk
menghadapi masa depan yang gemilang
9
Saya tidak mempersiapkan dari sekarang untuk
menghadapi masa depan yang penuh dengan
persaingan
Ulet dalam menghadapi kesulitan
10
Saya terus berusaha untuk mewujudkan cita-cita
walaupun dengan susah payah
11
Saya tidak putus asa dengan kegagalan yang
menerpa saya
Lebih senang bekerja secara mandiri
12
Saya lebih konsentrasi belajar secara mandiri
13
Saya berusaha untuk mengerjakan sesuatu, tanpa
bantuan dari teman
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
14
Suasana belajar di rumah nyaman
15
Suasana belajar di lingkungan sekolah asri
16
Suasana lingkungan belajar di sekolah berisik
17
Suasana lingkungan belajar di sekolah kotor
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
18
Kegiatan belajar di sekolah menyenangkan
19
Sekolah saya memiliki taman pendidikan untuk
melakukan praktikum semua mata pelajaran
114
114
114
20
Guru saya tidak menggunakan metode mengajar
yang baik, sehingga siswa kurang menyukai
pelajarannya
Adanya penghargaan dalam belajar
21
Saya mendapat penghargaan dari sekolah, karena
prestasi yang saya raih
22
Kepala sekolah tidak memberikan ucapan
selamat atas keberhasilan yang telah saya raih
Memberi ulangan dan mengetahui hasil
23
Guru saya memberikan soal ulangan sesuai
dengan materi yang telah diajarkan
24
Guru saya memberikan soal ulangan di luar
materi yang telah diajarkan
25
Saya tidak mengetahui hasil ulangan, karena
tidak dibagikan hasil ulangannya
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
26
Saya berusaha untuk mencari soal-soal ulangan
27
Saya senang mencari soal-soal ulangan yang
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
Saya malas untuk memecahkan soal-soal
ulangan yang sulit
Saya tidak mengerjakan soal-soal ulangan di
rumah yang diberikan guru
28
29
115
115
115
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
N o m or B ut ir S o a l
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
5
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
5
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
5
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
5
5
3
3
5
3
3
3
3
4
3
4
5
3
4
3
5
3
3
3
5
5
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
3
3
3
4
3
3
3
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
5
5
3
5
3
5
5
5
5
5
4
5
4
4
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
3
5
5
5
5
4
4
5
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
0,918 0,582 0,856 0,800 0,116 0,729 0,777 0,786 0,564 0,636
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid
116
116
116
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
Nomor Butir Soal
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
5
3
4
5
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
5
3
4
3
4
4
3
3
3
5
5
5
4
3
5
4
3
3
3
5
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
5
3
3
5
5
3
3
3
5
5
3
5
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
3
5
3
4
4
4
5
3
3
5
4
5
3
5
5
5
4
3
5
4
5
5
5
4
3
4
5
5
5
5
5
5
3
5
5
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
0,781 0,447 0,119 0,933 0,395 0,581 0,547 0,933 0,881 0,678
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
117
117
117
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
No mo r Bu t i r S o a l
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
5
3
3
3
5
5
3
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
5
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
5
3
4
4
3
5
3
5
4
3
3
3
4
4
3
5
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
3
3
3
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
3
5
4
5
3
4
5
5
5
5
3
3
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
3
4
5
5
4
3
3
3
4
4
3
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
0,551 0,163 0,926 0,825 0,898 0,581 0,581 0,550 0,015 0,902
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid
118
118
118
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
Nomor Butir Soal
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
5
3
5
3
3
3
5
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
3
5
3
3
3
4
3
4
5
4
3
5
3
5
5
4
5
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
5
4
3
3
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
3
3
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
5
5
4
4
4
3
5
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
0,488 0,572 0,639 0,106 0,933 0,761 0,672 0,581 0,582 0,163
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Drop
119
119
119
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
Nomor Butir Soal
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
41
42
43
44
45
46
47 skor total
3
3
3
4
4
3
3
165
4
4
4
4
4
4
4
204
3
3
3
4
4
3
3
170
3
3
3
5
5
3
3
184
5
5
5
5
5
5
5
253
4
4
4
4
4
4
4
212
3
3
3
4
4
4
3
193
4
4
4
4
4
4
4
219
4
4
4
4
4
4
4
232
3
3
3
4
4
3
3
203
4
4
4
4
4
4
4
232
4
4
4
4
4
3
4
233
3
3
3
4
4
3
3
216
4
4
4
5
5
4
4
259
5
5
5
4
4
5
5
275
4
4
4
4
4
4
4
255
3
3
3
4
4
4
3
236
3
3
3
4
4
3
3
240
3
3
3
4
4
3
3
256
3
3
3
4
4
4
3
242
4
4
4
4
4
4
4
273
3
3
3
5
5
5
3
273
5
5
5
5
5
5
5
319
4
4
4
5
5
3
4
291
5
5
5
5
5
3
3
310
4
4
4
5
5
5
4
307
5
5
5
5
5
3
5
325
3
3
3
4
4
3
3
278
4
4
4
4
4
4
4
306
4
4
4
4
4
3
4
302
0,933 0,933 0,933 0,581 0,581 0,550 0,856
7463
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
120
120
120
Hasil Reliabilitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
k
Variansi Total
Variansi Butir
Sigma Var. Butir
Alpha-Cronbach
1
Nomor Butir
2
3
4
4
3
5
4
3
3
3
3
5
5
4
4
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
3
3
3
5
3
4
3
4
4
5
3
5
5
5
4
5
3
5
4
5
5
5
3
4
4
4
3
Soal
6
3
4
3
3
5
4
3
5
4
3
4
5
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
4
4
5
4
5
3
4
4
7
8
9
10
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
3
3
3
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
5
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
5
5
3
3
5
3
3
4
5
3
4
3
5
5
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
3
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
41
403,200
0,489 0,409 0,506 0,579 0,602 0,516 0,547 0,585 0,507
18,926
0,9769
121
121
121
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
11
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
5
5
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
Nomor Butir Soal
12
14
15
16
4
3
4
4
5
4
5
4
3
3
4
4
3
3
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
3
4
4
5
3
5
4
4
3
3
4
4
4
4
4
5
3
3
5
5
5
4
5
5
4
3
5
3
5
4
5
3
4
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
17
18
3
4
3
3
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
3
5
3
3
4
4
19
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
20
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
3
5
3
4
4
21
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
5
5
3
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
4
5
3
3
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
0,576 0,478 0,530 0,420 0,217 0,530 0,530 0,547 0,489 0,392
122
122
122
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
23
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
4
4
5
3
4
4
Nomor Butir Soal
24
25
26
27
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
5
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
28
30
3
4
3
3
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
3
5
3
3
4
3
31
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
5
5
4
5
4
5
3
4
4
32
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
3
4
3
5
3
4
5
5
4
5
3
33
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
3
4
3
3
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
5
5
3
3
4
4
0,478 0,557 0,579 0,217 0,217 0,547 0,557 0,441 0,202 0,557
123
123
123
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
35
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
Nomor Butir Soal
36
37
38
39
3
4
4
4
4
5
4
5
3
3
4
3
3
3
5
3
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
5
5
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
41
42
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
43
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
44
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
45
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
0,530 0,530 0,372 0,217 0,409 0,530 0,530 0,530 0,217 0,217
124
124
124
Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
Nomor Butir Soal
46
47
total
3
3
141
4
4
179
3
3
146
3
3
155
5
5
225
4
4
188
4
3
171
4
4
197
4
4
208
3
3
179
4
4
208
3
4
209
3
3
192
4
4
229
5
5
251
4
4
230
4
3
215
3
3
214
3
3
231
4
3
219
4
4
249
5
3
246
5
5
294
3
4
265
3
3
290
5
4
281
3
5
301
3
3
252
4
4
282
3
4
279
6726
0,547 0,493
125
125
125
Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
1
2
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
3
3
3
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
0,534 0,643
0,361 0,361
Valid Valid
Nomor
3
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
3
0,837
0,361
Valid
Butir
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
3
0,814
0,361
Valid
Soal
5
6
7
8
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
5
5
5
5
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
5
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
3
4
5
5
3
4
5
5
3
5
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
0,596 0,534 0,861 0,843
0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid
126
126
126
Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
9
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
5
4
4
3
0,375
0,361
Valid
Nomor
10
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
4
3
0,856
0,361
Valid
Butir Soal
11
12
13
14
15
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
3
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
5
4
3
4
3
5
5
3
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
5
3
4
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
3
3
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
3
5
4
3
3
3
5
5
5
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
0,468 0,596 0,430 0,876 0,389
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid
16
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
5
4
4
3
0,305
0,361
Drop
127
127
127
Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
17
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
0,547
0,361
Valid
Nomor
18
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
0,534
0,361
Valid
Butir Soal
19
20
21
22
23
24
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
5
4
3
5
3
5
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
5
3
3
5
3
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
3
3
5
3
5
5
5
3
4
5
5
4
4
3
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
3
4
0,858 0,438 0,596 0,766 0,670 0,430
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
128
128
128
Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
Nomor
25
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
3
0,861
0,361
Valid
Butir Soal
26
27
28
skor total
4
4
3
113
4
4
5
120
5
5
4
142
5
5
5
152
4
4
4
129
4
4
3
128
3
3
4
127
4
4
4
132
5
5
4
163
4
4
4
138
4
4
4
141
5
5
4
142
5
5
4
141
5
5
4
168
4
4
3
155
4
4
3
153
4
4
4
161
5
5
5
176
5
5
5
190
4
4
4
172
3
5
5
180
5
5
5
197
5
4
4
182
5
5
4
191
4
4
4
192
5
5
5
196
5
3
5
206
4
4
4
195
4
4
4
199
5
4
4
192
0,490 0,507 0,534
4873
0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid
129
129
129
Hasil Reliabilitas Instrumen Komunikasi Orangtua
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
k
Variansi Total
Variansi Butir
Sigma Var. Butir
Alpha-Cronbach
1
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
27
104,478
0,323
10,099
0,9381
2
4
4
5
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
0,309
Nomor butir soal
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
3
3
0,351
0,395
5
6
7
4
4
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
3
0,489
0,323
0,372
130
130
130
Hasil Reliabilitas Instrumen Komunikasi Orangtua
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
8
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
0,323
Nomor butir soal
9
10
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
3
5
3
5
4
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
3
5
5
5
4
4
4
4
3
3
0,438
0,392
11
12
13
14
4
4
5
5
4
4
5
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
5
3
4
4
5
3
4
3
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
5
3
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
3
0,420
0,489
0,303
0,351
131
131
131
Hasil Reliabilitas Instrumen Komunikasi Orangtua
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
15
4
4
5
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
3
4
4
4
3
5
4
4
4
0,392
Nomor butir soal
17
18
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
3
4
3
5
5
4
4
4
4
3
4
3
4
3
5
4
4
3
4
4
4
3
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
5
4
0,438
0,323
19
20
21
22
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
3
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
5
4
5
5
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
0,217
0,414
0,489
0,217
132
132
132
Hasil Reliabilitas Instrumen Komunikasi Orangtua
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
23
4
4
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
5
3
4
3
0,507
Nomor butir soal
24
25
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
3
5
5
4
4
4
4
3
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
5
3
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
0,303
0,372
26
27
28
4
4
5
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
3
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
0,386
0,368
0,395
skor total
109
116
137
147
125
124
123
128
158
134
137
139
138
165
151
149
157
173
187
168
176
194
178
187
188
193
201
191
195
189
4757
133
133
133
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
1
2
4
5
4
5
4
5
3
5
5
4
4
5
4
5
3
4
5
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
3
5
5
5
5
3
3
3
3
5
5
5
5
4
5
4
5
3
4
5
5
4
5
5
5
0,714 0,550
0,361 0,361
Valid Valid
Nomor Butir Soal
3
4
5
6
7
8
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
5
4
4
3
4
5
4
4
3
3
3
3
5
3
5
5
5
5
5
5
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
3
3
3
4
4
3
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
3
5
4
5
5
5
3
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
3
5
5
5
3
5
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
5
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
5
3
5
5
4
5
5
3
5
5
4
5
4
4
4
5
5
4
4
3
5
5
5
5
5
3
5
5
4
4
5
3
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
0,624 0,301 0,784 0,832 0,407 0,793
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Drop Valid Valid Valid Valid
134
134
134
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
9
10
11
12
13
14
15
16
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
3
4
3
3
3
3
4
4
5
4
5
5
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
5
3
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
3
5
4
5
4
4
4
4
3
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
3
5
3
3
3
3
5
5
3
5
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
5
4
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
4
3
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
3
5
5
3
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
3
5
5
5
0,401 0,545 0,832 0,784 0,726 0,828 0,797 0,780
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
135
135
135
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
17
18
19
20
21
22
23
24
4
3
3
4
3
4
4
4
4
5
4
3
5
4
4
3
4
4
5
5
4
4
4
5
3
3
4
3
3
3
3
3
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
3
5
5
4
5
3
4
4
3
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
5
3
5
3
5
3
5
5
3
3
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
5
3
5
5
5
4
3
5
3
4
3
3
5
4
5
5
5
5
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
5
5
3
3
3
5
3
5
5
4
3
5
3
5
4
3
5
5
3
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
3
3
5
3
3
5
5
3
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
0,438 0,153 0,500 0,780 0,401 0,699 0,528 0,771
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid
136
136
136
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
r-hitung
r-kritis
Status Butir
25
26
27
28
29 skor total
4
4
4
4
4
116
3
4
3
4
3
115
5
4
5
4
5
137
3
5
3
3
3
106
5
5
5
5
5
158
5
5
5
4
5
147
4
4
4
4
4
139
4
5
4
3
4
129
5
5
5
5
5
170
4
4
4
4
4
145
5
5
5
4
5
162
4
5
4
5
4
164
4
5
4
5
4
163
4
5
4
4
4
162
3
4
3
5
3
161
3
4
3
5
3
164
4
4
4
4
4
167
3
4
3
4
3
159
4
4
4
5
4
183
5
4
5
5
5
197
3
3
3
3
3
153
3
3
3
3
3
157
5
5
5
3
5
195
5
5
4
5
5
203
5
5
5
4
5
202
5
4
4
5
5
215
3
4
5
3
5
202
5
3
5
5
5
217
5
5
4
4
4
211
3
4
5
5
5
224
0,726 0,372 0,780 0,699 0,832
5023
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid
137
137
137
Hasil Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
k
Variansi Total
Variansi Butir
Sigma Var. Butir
Alpha-Cronbach
1
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
4
4
3
5
4
5
27
186,769
0,510
15,498
0,9523
Nomor Butir Soal
2
3
5
4
5
4
5
4
5
3
4
5
5
4
5
4
4
3
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
3
4
5
4
5
5
3
3
3
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
0,455
0,409
5
6
7
8
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
4
5
5
5
4
5
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
3
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
4
5
4
5
4
5
0,506
0,648
0,326
0,493
138
138
138
Hasil Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
9
3
5
4
3
5
4
4
3
5
4
4
3
3
4
3
5
4
4
3
5
3
3
3
3
3
5
4
3
5
4
0,648
Nomor Butir Soal
10
11
4
4
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
4
4
3
4
3
5
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
5
3
5
3
4
4
4
3
5
4
5
5
3
3
3
3
3
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
4
4
5
5
0,602
0,648
12
13
14
15
16
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
4
5
5
5
4
5
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
5
3
5
5
3
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
5
5
4
5
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
4
5
5
4
5
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
4
5
4
5
5
4
5
0,506
0,714
0,626
0,626
0,602
139
139
139
Hasil Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
17
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
3
3
3
3
3
4
5
5
3
4
5
0,616
Nomor Butir Soal
19
20
3
4
4
3
5
5
4
3
5
5
5
5
3
4
5
4
5
5
3
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
3
5
3
5
4
4
3
5
4
5
4
4
3
4
3
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
5
0,466
0,602
21
22
23
24
25
3
5
4
3
5
4
4
3
5
4
4
3
3
4
3
5
4
4
3
5
3
3
3
3
3
5
4
3
5
4
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
3
5
4
5
3
5
4
5
4
4
4
3
5
4
4
3
5
3
4
5
5
4
5
3
3
5
3
5
3
3
3
3
4
5
3
5
4
4
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
5
3
5
5
3
0,648
0,579
0,685
0,599
0,714
140
140
140
Hasil Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
LAMPIRAN 2
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Variansi Butir
Nomor Butir Soal
26
27
28
4
4
4
4
3
4
4
5
4
5
3
3
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
3
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
4
4
4
3
5
4
3
5
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
5
5
3
3
3
3
3
3
5
5
3
5
4
5
5
5
4
4
4
5
4
5
3
3
5
5
5
4
4
4
5
5
0,437
0,602
0,579
29
skor total
4
109
3
107
5
130
3
100
5
149
5
140
4
130
4
122
5
160
4
137
5
154
4
156
4
157
4
154
3
152
3
158
4
159
3
151
4
173
5
191
3
146
3
150
5
189
5
195
5
195
5
207
5
195
5
211
4
202
5
215
4794
0,648
141
141
141
Data Hasil Penelitian Karakter Siswa
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
1
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
N omor B ut ir Soal
2
3
4
4
3
3
5
4
4
3
3
3
3
3
3
5
5
5
4
4
4
4
3
3
4
4
5
5
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
5
4
3
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
3
5
3
3
4
3
3
4
4
4
5
3
3
5
5
4
5
4
4
5
3
5
5
4
4
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
3
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
3
5
3
3
4
3
3
4
4
4
5
3
3
5
5
4
5
4
4
5
3
5
5
4
4
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
4
4
5
3
3
5
5
4
5
4
4
5
3
5
5
4
4
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
3
4
6
7
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
5
3
5
3
4
3
5
4
5
3
5
3
4
4
4
3
4
5
4
5
3
5
3
4
3
5
4
5
3
5
3
4
4
3
5
4
5
3
5
3
4
4
8
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
5
4
5
3
4
4
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
5
4
5
3
4
4
5
4
5
4
5
3
4
4
4
5
4
5
4
5
3
4
4
9
3
4
3
3
5
4
3
4
5
3
4
4
4
4
5
4
3
5
4
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
5
4
3
5
4
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
10
3
4
5
3
5
4
5
4
4
3
4
4
5
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
4
5
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
4
3
3
5
4
3
4
4
5
4
4
3
4
5
4
5
4
3
3
4
3
5
4
5
4
4
3
4
4
4
3
4
5
4
5
4
3
3
4
3
5
4
5
4
4
3
4
4
3
5
4
5
4
4
3
4
4
142
142
142
Data Hasil Penelitian Karakter Siswa
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
11
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
5
5
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
5
5
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
N omor B ut ir Soal
12
14
15
16
4
3
4
4
5
4
5
4
3
3
4
4
3
3
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
3
4
4
5
3
5
4
4
3
3
4
4
4
4
4
5
3
3
5
5
5
4
5
5
4
3
5
3
5
4
5
3
4
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
3
4
4
5
3
5
4
4
3
3
4
4
4
4
4
5
3
3
5
5
5
4
5
5
4
3
5
3
5
4
5
3
4
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
3
3
5
5
5
4
5
5
4
3
5
3
5
4
5
3
4
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
17
18
3
4
3
3
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
3
5
3
3
4
4
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
3
5
3
3
4
4
5
5
3
3
5
3
3
4
4
19
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
20
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
3
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
3
5
3
4
4
3
5
4
5
3
5
3
4
4
21
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
5
5
3
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
4
3
4
5
4
3
5
5
3
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
4
5
3
3
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
143
143
143
Data Hasil Penelitian Karakter Siswa
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
23
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
4
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
4
4
5
3
4
4
3
5
4
4
4
5
3
4
4
N omor B ut ir Soal
24
25
26
27
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
5
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
5
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
28
30
3
4
3
3
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
3
5
3
3
4
3
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
3
5
3
3
4
4
5
5
3
3
5
3
3
4
3
31
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
5
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
5
5
4
5
4
5
3
4
4
5
5
4
5
4
5
3
4
4
32
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
3
4
3
5
3
4
5
5
4
5
3
4
4
5
4
5
4
4
5
3
4
3
5
3
4
5
5
4
5
4
3
5
3
4
5
5
4
5
3
33
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
3
4
3
3
5
4
4
4
4
3
4
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
5
5
3
3
4
4
3
3
4
5
4
4
3
3
4
4
5
5
3
5
5
3
3
4
4
5
5
3
5
5
3
3
4
4
144
144
144
Data Hasil Penelitian Karakter Siswa
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
35
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
N omor B ut ir Soal
36
37
38
39
3
4
4
4
4
5
4
5
3
3
4
3
3
3
5
3
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
5
5
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
5
5
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
41
42
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
43
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
44
3
4
3
3
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
4
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
4
4
45
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
145
145
145
Data Hasil Penelitian Karakter Siswa
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
N omor B ut ir Soal
46
47
total
3
3
95
4
4
155
3
3
121
3
3
141
5
5
100
4
4
92
4
3
117
4
4
82
4
4
136
3
3
125
4
4
134
3
4
91
3
3
102
4
4
104
5
5
133
4
4
109
4
3
131
3
3
115
3
3
94
4
3
124
4
4
139
5
3
122
5
5
135
3
4
89
3
3
126
5
4
147
3
5
85
3
3
130
4
4
111
3
4
108
3
4
120
3
3
140
4
4
175
5
5
143
4
4
129
4
3
99
3
3
98
3
3
137
4
3
146
4
4
83
5
3
149
5
5
168
3
4
96
3
3
153
5
4
177
3
5
162
3
3
159
4
4
170
4
4
173
5
3
180
5
5
127
3
4
160
3
3
157
5
4
185
3
5
152
3
3
150
4
4
163
3
4
174
146
146
146
Data Hasil Penelitian Komunikasi Orangtua
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
1
2
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
3
3
4
4
5
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
3
4
Nomor but ir soal
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
6
4
4
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
3
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
4
4
7
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
3
3
8
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
3
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
147
147
147
Data Hasil Penelitian Komunikasi Orangtua
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Nomor but ir soal
9
10
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
3
5
3
5
4
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
3
5
5
5
4
4
4
4
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
3
5
3
5
4
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
3
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
11
12
4
4
5
5
4
4
5
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
5
3
4
4
5
3
4
3
4
5
4
4
5
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
5
3
4
4
5
3
4
3
5
3
13
4
4
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
3
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
4
4
14
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
5
3
5
5
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
5
3
5
5
5
5
4
4
4
4
15
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
3
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
17
4
4
5
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
3
4
4
4
3
5
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
3
4
4
4
3
5
4
4
3
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
148
148
148
Data Hasil Penelitian Komunikasi Orangtua
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Nomor but ir soal
18
19
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
3
4
3
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
3
4
3
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
3
4
3
4
20
21
3
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
5
4
5
5
4
4
4
3
5
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
5
4
5
5
4
4
4
3
5
4
4
4
4
22
4
4
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
3
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
3
3
4
4
4
23
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
24
4
4
5
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
5
3
4
3
5
4
4
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
4
4
5
4
4
4
3
5
3
4
4
4
25
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
5
3
5
5
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
5
3
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
3
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
149
149
149
Data Hasil Penelitian Komunikasi Orangtua
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Nomor but ir soal
26
27
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
3
3
4
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
3
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
3
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
3
3
4
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
3
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
3
4
4
4
4
3
3
4
4
28
3
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
skor t ot al
52
66
55
60
62
64
52
67
68
68
70
73
74
75
75
75
79
80
82
84
84
85
86
88
88
88
89
90
91
91
92
93
95
97
97
98
99
100
100
102
103
104
106
107
107
107
109
110
115
117
118
120
120
122
123
125
128
128
150
150
150
Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
1
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
4
4
3
5
3
5
4
4
5
4
4
5
5
4
3
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
3
5
4
Nomor but ir soal
2
3
5
4
5
4
5
4
5
3
4
5
5
4
5
4
4
3
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
3
4
5
4
5
5
3
3
3
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
4
3
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
3
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
3
4
5
4
5
5
3
3
3
4
5
5
5
5
4
3
5
5
4
4
5
6
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
4
5
5
5
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
3
5
4
7
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
4
8
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
3
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
3
4
5
4
5
5
9
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
4
5
4
5
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
5
5
3
5
4
3
5
4
3
5
4
4
3
5
4
4
3
3
4
3
5
4
4
3
5
3
3
3
3
3
5
4
3
3
5
4
4
3
3
4
3
5
4
3
5
4
4
3
3
4
3
5
4
4
3
5
3
3
3
3
3
5
4
151
151
151
Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
10
4
4
4
3
5
4
4
3
3
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
3
5
4
5
3
5
3
3
4
4
5
5
4
5
5
4
3
3
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
3
5
3
3
4
Nomor butir soal
11
12
4
4
3
4
5
4
3
3
5
5
5
4
4
4
4
3
5
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
3
5
3
5
4
4
3
4
4
5
5
5
3
3
3
3
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
3
5
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
3
5
3
5
4
4
4
3
5
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
3
5
3
5
4
4
3
4
4
5
5
5
3
3
3
3
5
5
5
5
4
3
5
5
4
4
13
14
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
5
3
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
4
15
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
4
16
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
4
17
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
4
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
3
3
3
3
3
4
5
5
3
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
3
3
3
3
3
3
5
4
152
152
152
Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
19
3
4
5
4
5
5
3
5
5
3
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
4
5
4
5
5
5
5
3
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
3
Nomor but ir soal
20
21
4
3
3
5
5
4
3
3
5
5
5
4
4
4
4
3
5
5
4
4
5
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
5
4
4
3
4
4
3
4
5
3
3
3
3
5
3
4
3
5
3
5
5
5
4
5
3
4
3
5
5
4
4
5
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
5
4
4
4
3
5
5
4
4
5
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
5
4
4
3
4
4
3
4
5
3
3
3
3
5
3
5
3
4
3
5
5
4
4
22
23
4
4
4
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
3
5
4
5
3
5
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
3
3
5
3
5
4
24
4
4
4
3
5
4
4
3
5
3
4
5
5
4
5
3
3
5
3
5
3
3
3
3
4
5
3
5
3
5
3
4
5
5
4
5
3
3
3
5
3
4
5
5
4
5
3
3
5
3
5
3
3
3
5
3
5
3
25
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
4
5
5
4
5
4
26
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
5
3
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
5
5
5
4
4
3
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
5
3
5
5
4
153
153
153
Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar
LAM PIRAN 3
Resp onden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Nomor but ir soal
27
28
4
4
3
4
5
4
3
3
5
5
5
4
4
4
4
3
5
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
3
5
3
5
4
4
3
4
4
5
5
5
3
3
3
3
5
3
4
5
5
4
4
5
5
3
5
5
4
3
5
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
3
5
3
5
4
4
4
3
5
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
3
5
3
5
4
4
3
4
4
5
5
5
3
3
3
3
5
3
5
5
4
3
5
5
4
4
29
4
3
5
3
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
4
5
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
5
5
4
5
4
skor t ot al
76
56
85
105
75
66
69
88
77
72
58
65
58
77
83
78
71
94
81
93
72
86
80
89
72
103
98
92
83
107
94
127
95
91
99
101
109
60
111
105
90
91
110
123
130
110
115
105
127
132
113
121
125
94
116
129
116
119
154
154
154
LAMPIRAN 4
PERHITUNGAN STATISTIK DENGAN SPSS V. 20.0
Statistics
MOTIVASI BELAJAR
Valid
N
58
Missing
0
Mean
94.26
Median
93.50
72a
Mode
Std. Deviation
Variance
20.770
431.388
Range
76
Minimum
56
Maximum
132
Sum
5467
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Statistics
KOMUNIKASI ORANGTUA
Valid
N
58
Missing
0
Mean
91.43
Median
91.00
75a
Mode
Std. Deviation
Variance
20.304
412.250
Range
76
Minimum
52
Maximum
128
Sum
5303
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
155
155
155
Statistics
KARAKTER SISWA
Valid
58
N
Missing
0
Mean
131.34
Median
132.00
82a
Mode
Std. Deviation
Variance
28.357
804.125
Range
103
Minimum
82
Maximum
185
Sum
7618
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KARAKTER
SISWA
58
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean
131.34
Std. Deviation
28.357
Absolute
.074
Positive
.074
Negative
-.044
Kolmogorov-Smirnov Z
.563
Asymp. Sig. (2-tailed)
.909
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
156
156
156
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KOMUNIKASI
ORANGTUA
58
N
91.43
Mean
Normal Parametersa,b
20.304
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.067
Positive
.067
Negative
-.051
Kolmogorov-Smirnov Z
.508
Asymp. Sig. (2-tailed)
.959
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MOTIVASI
BELAJAR
58
N
94.26
Mean
Normal Parametersa,b
20.770
Std. Deviation
.060
Absolute
.059
Most Extreme Differences Positive
-.060
Negative
.453
Kolmogorov-Smirnov Z
.986
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
ANOVA Table
Sum of
Squares
KARAKTER
Between
SISWA *
Groups
Mean
Square
F
885.929
(Combined)
38094.937
43
Linearity
31571.528
1
6523.409
42
155.319
7740.167
14
552.869
45835.103
57
Deviation from
KOMUNIKASI
Linearity
ORANGTUA
Within Groups
Total
df
31571.52
8
Sig.
1.602
.170
57.105
.000
.281
.999
157
157
157
ANOVA Table
Sum of
df
Squares
(Combined)
40075.937 44
KARAKTER
Between
Groups
SISWA *
MOTIVASI
BELAJAR
SISWA *
MOTIVASI
BELAJAR
2.056
.079
1
26812.65
0
60.52
3
.000
Deviation
from Linearity
13263.287 43
308.449
.696
.817
5759.167 13
45835.103 57
443.013
Mean
Square
910.817
F
2.056
.079
26812.650
1
26812.65
0
60.52
3
.000
Deviation
from Linearity
13263.287 43
308.449
.696
.817
5759.167 13
45835.103 57
443.013
Correlations
X1
X2
.583**
.000
.000
58
58
58
**
1
.463**
Pearson Correlation
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3
**
1
Sig. (2-tailed)
X2
Sig.
Linearity
Within Groups
Total
X1
Sig.
26812.650
ANOVA Table
Sum of
df
Squares
(Combined)
40075.937 44
Between
Groups
F
Linearity
Within Groups
Total
KARAKTER
Mean
Square
910.817
.754
.754
.000
.000
58
58
58
**
**
1
.583
.463
.000
.000
58
58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
58
158
158
158
Model
R
a
.584
.583b
1
2
Model Summary
Adjusted R
Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
.341
.317
23.440
.339
.328
23.253
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Predictors: (Constant), X1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
2
(Constant)
Std. Error
Beta
55.165
15.300
X1
.756
.233
X2
.075
.228
56.952
14.201
.814
.152
(Constant)
X1
t
Sig.
3.606
.001
.541
3.245
.002
.055
.331
.742
4.010
.000
5.364
.000
.583
a. Dependent Variable: X3
Correlations
X1
X1
X2
Pearson Correlation
.754**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
X2
58
58
**
1
.754
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
.000
N
58
58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model Summary
Model
R
1
.754
R Square
a
a. Predictors: (Constant), X1
.569
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.561
13.760
159
159
159
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
22.219
9.611
Model
(Constant)
1
2
t
Sig.
2.312
.025
X1
.750
.111
.733
6.737
.000
X3
.026
.080
.036
.331
.742
23.721
8.404
2.823
.007
.771
.090
8.594
.000
(Constant)
X1
a. Dependent Variable: X2
.754
Model Summary
Model
1
2
R
R Square
Std. Error
Change Statistics
R Square
of the
R Square
F
Estimate
Change
Change
df1
df2
Sig. F
Change
a
.341
.317
23.440
.341
14.212
2
55
.000
b
.339
.328
23.253
-.001
.109
1
55
.742
.584
.583
Adjusted
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Predictors: (Constant), X1
Model Summary
Model
1
2
R
R Square
Std. Error
Change Statistics
R Square
of the
R Square
F
Estimate
Change
Change
df1 df2
Sig. F
Change
a
.570
.554
13.871
.570
36.400
2
55
.000
b
.569
.561
13.760
-.001
.109
1
55
.742
.755
.754
Adjusted
a. Predictors: (Constant), X3, X1
b. Predictors: (Constant), X1
160
160
160
LAMPIRAN 5
161
161
161
162
162
162
163
163
163
164
164
164
165
165
165
Download