PENGARUH KOMUNIKASI ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI KECAMATAN BEKASI TIMUR KOTA BEKASI TESIS Disusun Oleh: MARIYATUL QIBTIYAH NIM : 2811011000037 Pembimbing : PROF. Dr. RUSMIN TUMANGGOR, MA Dr. SUJIYO MIRANTO, M. Pd PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1436 H/2015 M i ii iii iv PEDOMAN TRANSLITERASI A. PADANAN AKSARA Huruf Arab Huruf Latin ا ب B ت T ث Ts ج J ﺡ H خ Kh د D ذ Dz ر R ز Z س S ش Sy ص S ض D ط T ظ Z ع „ غ Gh ف F ق Q ك K ل L م M ن N ه H و W ء A ي Y Keterangan Tidak dilambangkan Be Te Te dan es Je Ha dengan garis bawah Ka dan Ha De De dan Zet Er Zet Es Es dan Ye Es dengan garis bawah De dengan garis bawah Te dengan garis bawah Zet dengan garis bawah Koma terbalik di atas hadap kanan Ge dan Ha Ef Ki Ka El Em En Ha We Apostrof Ye v B. VOKAL Tanda Vokal Arab ◌-◌-◌-◌ ي-◌ و-- Tanda Vokal Latin A I U Ai Au Keterangan Fathah Kasrah Dammah A dan i A dan u C. VOKAL PANJANG Tanda Vokal Tanda Vokal Arab Latin ا-Â ي-Î و-Û Keterangan A dengan Topi di atas I dengan Topi di atas U dengan Topi di atas D. KATA SANDANG Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا, dialihaksarakan menjadi huruf (l), baik diikuti huruf syamsiyyah maupun qamariyah. Contoh: al-syamsu bukan asy-syamsu dan al-jannah E. SYADDAH/TASYDID Syaddah/tasydîd dalam tulisan Arab dilambangkan dengan ◌, dalam alih aksara dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syiddah. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku pada huruf-huruf syamsiyyah yang didahului kata sandang. Misalnya kata َ مﱠﻮﻨﻟاtidak ditulis an-naum melainkan al-naum F. TA MARBÛTAH Ta marbûtah jika berdiri sendiri dan diikuti oleh kata sifat (na’at) dialihaksarakan menjadi huruf (h). Namun, jika huruf tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf (t). Contoh: No Kata Arab 1 ﺔﺳرﺪﻣ 2 ﺔﯿﻣﻼﺳﻹا ﺔﻌﻣﺎﺠﻟا 3 Alih Aksara Madrasah Al-jâmi‟ah alislâmiyyah Wihdat al-wujud دﻮﺟﻮﻟا ةﺪﺣو vi ABSTRAK MARIYATUL QIBTIYAH, 2811011000037; Pengaruh Komunikasi Orangtua dan Motivasi Belajar Terhadap Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Tesis ini membahas tentang pengaruh komunikasi orangtua dan motivasi belajar terhadap karakter siswa. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yakni komunikasi orangtua (X1) dan motivasi belajar (X2) dan satu variabel terikat yakni karakter siswa (X3). Hal yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh komunikasi orangtua dan motivasi belajar terhadap karakter siswa. Metode penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat kolerasional. Tempat penelitiannya adalah Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap karakter siswa. Besarnya pengaruh komunikasi orangtua terhadap karakter siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi adalah sebesar 34,10%. Ini menunjukkan bahwa komunikasi orangtua memberikan kontribusi terhadap karakter siswa sebesar 34,10%. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap karakter siswa. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap karakter siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi adalah sebesar 33,90%. Ini menunjukkan bahwa motivasi belajar memberikan kontribusi terhadap karakter siswa sebesar 33,90%. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar. Besarnya pengaruh komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi adalah sebesar 56,90%. Ini menunjukkan bahwa komunikasi orangtua memberikan kontribusi terhadap motivasi belajar siswa sebesar 56,90%. Kata Kunci: Komunikasi Orangtua, Motivasi Belajar, dan Karakter Siswa vii ABSTRACT MARIYATUL QIBTIYAH, 2811011000037; The Effect of Parent Communication and Learning Motivation toward Student Character at Private Senior High School in East Bekasi Bekasi City. This thesis discussed the the effect of parent communication and learning motivation toward student character at private senior high school in east bekasi bekasi city. There were two independent variables in this study namely parent communication (X1) and learning motivation (X2). Additionally, there was one dependent variable which is student character (X3). This study was conducted in Senior High School. It was aimed to describe the extent to which parent communication and learning motivation affect the student character. It employed quantitative method, particularly the correlational one. This study finds out that there is a positive direct effect of X1 on X3. The results of this study indicate there is a direct positive influence on the student character of the parent communication. The magnitude of the effect of parental communication to the student character at Private Senior High School in East Bekasi Bekasi City is amounted to 34.10%. It shows that parental communication contributes to the student character of 34.10%. This study finds out that there is a positive direct effect of X2 on X3. The results of this study indicate there is a direct positive influence on the student character of the learning motivation. The magnitude of the effect of learning motivation to the student character at Private Senior High School in East Bekasi Bekasi City is amounted to 33.90%. It shows that learning motivation contributes to the student character of 33.90%. This study finds out that there is a positive direct effect of X1 on X2. The results of this study indicate there is a direct positive influence on the learning motivation of the parent communication. The magnitude of the effect of parent communivation to learning motivation at Private Senior High School in East Bekasi Bekasi City is amounted to 56.90%. It shows that parent communication contributes to learning motivation of 56.90%. Keywords: Parent Communication, Learning Motivation, Student Character viii ﺔﻳﺪﻴﻬﻤﺘﻟا ةﺬﺒﻨﻟا ،ﺔﻴﻄﺒﻘﻟا ﺔﻳرﺎﻣ 2811011000037ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟاو ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺮﺛأ ، ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻨﻳﺪﳌا ،ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﰲ بﻼﻄﻟا . بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟاو ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺮﺛأ ﻦﻋ ﺚﺤﺒﺗ ﺔﻟﺎﺳﺮﻟا ﻩﺬﻫ .اﺬﻫ ﰲو ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺎﳘ نﺎﻘﻠﻄﻣ ناﲑﻐﺘﳌﺎﻓ ،ﻲﻌﺒﺗ ﲑﻐﺘﻣو نﺎﻘﻠﻄﻣ ناﲑﻐﺘﻣ ﺚﺤﺒﻟا ) (X1ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟاو )(X2ﺐﻟﺎﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻮﻫ ﻲﻌﺒﺘﻟا ﲑﻐﺘﳌاو . (X3) ،ﻮﻫ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﻦﻣ ﻪﻓﺮﻌﻧ نأ ﺪﻳﺮﻧ يﺬﻟاو ﺞﻬﻨﳌا ﻮﻫ ﻪﻴﻠﻋ ﲑﺴﻧ يﺬﻟا ﺞﻬﻨﳌاو .ﺐﻟﺎﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺸﺑ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟاو ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺔﻗﻼﻋ ىﺪﻣ ﺔﻨﻳﺪﳌا ،ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﻮﻫ ﺚﺤﺒﻟا نﺎﻜﻣو .ﻲﻃﺎﺒﺗرﻻا ﻲﻤﻜﻟا ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ . بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺘـﻟ ًَاﺮﺷﺎﺒﻣ ًَﺎﻴﺑﺎﳚإ ًَاﺮﺛأ كﺎﻨﻫ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﺗ ﺚﺤﺒﻟا . ﺔﺠﻴﺘﻧو ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﰲ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺮﺛأ ﺔﻴﻤﻛ ﺖﻧﺎﻛو ﻲﻫ ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻨﻳﺪﳌا ،ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا . % 34،10ﰲ مﺎﻬﺳإ ﻪﻟ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﻳ اﺬﻬﻓ ﺔﻴﻤﻜﻟﺎﺑ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ . % 34،10 بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻠﻟ ًَاﺮﺷﺎﺒﻣ ًَﺎﻴﺑﺎﳚإ ًَاﺮﺛأ كﺎﻨﻫ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﺗ ﺚﺤﺒﻟا . ﺔﺠﻴﺘﻧو ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﰲ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﻊﻓﺪﻟا ﺮﺛأ ﺔﻴﻤﻛ ﺖﻧﺎﻛو ﻲﻫ ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻨﻳﺪﳌا ،ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا . % 33،90ﰲ مﺎﻬﺳإ ﻪﻟ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟا نأ ﻰﻠﻋ لﺪﻳ اﺬﻬﻓ ﺔﻴﻤﻜﻟﺎﺑ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ . % 33،90 ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﻌﻓاد ﻰﻠﻋ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺘﻟ ًَاﺮﺷﺎﺒﻣ ًَﺎﻴﺑﺎﳚإ ًَاﺮﺛأ كﺎﻨﻫ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﺗ ﺚﺤﺒﻟا . ﺔﺠﻴﺘﻧو ﺔﻘﻄﻨﻣ ﰲ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا سراﺪﳌا ﰲ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﻌﻓاد ﻰﻠﻋ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ ﺮﺛأ ﺔﻴﻤﻛ ﺖﻧﺎﻛو مﺎﻬﺳإ ﻪﻟ ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ نأ ﻰﻠﻋ لﺪﻳ اﺬﻬﻓ 09،56 % .ﻲﻫ ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻨﻳﺪﳌا ،ﺔﻴﻗﺮﺸﻟا ﻲﺳﺎﻜﻴﺑ ﺔﻴﻤﻜﻟﺎﺑ ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ بﻼﻄﻟا ﺔﻴﻌﻓاد ﰲ . % 56،90 بﻼﻄﻟا ﺔﻴﺼﺨﺷ ،ﻢﻠﻌﺘﻠﻟ ﺔﻴﻌﻓاﺪﻟا ،ﻦﻳﻮﺑﻷا ﻞﻣﺎﻌﺗ :ﺔﻠﻴﻟﺪﻟا ﺔﻤﻠﻜﻟا ix KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat Nya kepada penulis, shalawat dan salam senantiasa Allah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat dan ummatnya yang setia sampai akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Orangtua dan Motivasi Belajar terhadap Karakter Siswa di SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi”. Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak mengalami kendala karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga berbagai pihak memberikan motivasi, bantuan moril maupun material yang pada akhirnya kendala tersebut dapat diatasi, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada, MA 2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA 3. Ketua Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dr. Fahriany, M. Pd 4. Sekretaris Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dr. Jejen Musfah, MA dan segenap civitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kuliah, juga pelayanan akademik khususnya Azkia Muharrom Albantani,M.Pd.I,selaku sekretaris ujian promosi tesis, semoga ilmu yang didapat penulis bermanfaat. 5. Dosen pembimbing Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA dan Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan nasihat yang berarti dalam penyelesaian tesis ini. 6. Penguji WIP I: Nurlena Rifa‟i, MA Ph.D, Dr. Kadir, M.Pd, Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd 7. Penguji WIP II: Nurlena Rifa‟i, MA, Ph.D, Dr. Khalimi, MA, dan Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd 8. Penguji Ujian Promosi Tesis: Dr. Sapiudin, MA, Dr. Khalimi, MA, dan Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd, yang telah memberikan masukan, arahan, saran serta bimbingan dalam perbaikan penulisan tesis. 9. Kepala SMA Bani Saleh Kota Bekasi Dra. Hj. N. Muhayyah 10. Kepala SMA YPI “45” Kota Bekasi Drs. Moh. Abdul Fatah 11. Kepala SMA Muhammadiyah 9 Kota Bekasi Drs. Ahmad Zainuri, M.Pd 12. Kepala SMA Korpri Kota Bekasi Drs. H. Hery Sujiyanto, M.Pd x 13. Kepala SMA PGRI 1 Kota Bekasi Drs. H. Undang Sunarya, M.Pd, dan segenap dewan guru beserta staf yang telah mengizinkan penulis, bantuan serta kerja samanya dalam penelitian guna penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada yang tersayang Abah H. Muhammad Basuni dan Ummi Hj. Khumairoh serta keluarga besarku,atas segala pengorbanannya, panjatan doanya, perhatian, motivasi, serta kasih sayangnya kepada penulis terutama selama penyelesaian perkuliahan dan tulisan tesis ini.Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis. Akhirnya penulis berdoa semoga Allah SWT membalas jasa dan amal baik mereka, serta di mudahkan segala urusannya.Harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.Amin. Jakarta, 08 Juli 2015 Penulis xi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TESIS ................................................ SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... ABSTRAK ...................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... i ii iii iv v vii x xii xiv xv xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ B. Permasalahan Penelitian ............................................................ 1. Identifikasi Masalah .............................................................. 2. Pembatasan Masalah .............................................................. 3. Perumusan Masalah ............................................................... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 1. Tujuan Penelitian .................................................................. 2. Manfaat Penelitian ................................................................ 1 8 8 8 8 9 9 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Teori ............................................................................... 1. Karakter Siswa ...................................................................... a. Pengertian Karakter ........................................................... b. Pembentukan Karakter ...................................................... 2. Komunikasi Orangtua ........................................................... a. Pengertian Komunikasi ..................................................... b. Pengertian Orangtua .......................................................... c. Komunikasi Orangtua........................................................ 3. Motivasi Belajar ..................................................................... a. Pengertian Motivasi........................................................... b. Jenis dan Faktor Motivasi.................................................. 4. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................... B. Kerangka Teoritik ..................................................................... C. Hipotesis Penelitian ................................................................... 10 10 10 12 16 16 20 23 28 28 30 36 37 40 xii BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Dasain dan Prosedur Penelitian ............................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. C. Populasi dan Sampel ................................................................ D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... E. Instrumen Penelitian ................................................................ F. Teknik Analisis Data ............................................................... G. Penujian Statistik ..................................................................... H. Hipotesis Statistik .................................................................... 41 42 43 44 44 54 56 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Latar Penelitian .......................................... B. Deskripsi Data Penelitian ........................................................ C. Data Hasil Penelitian ............................................................... D. Pengujian Persyaratan Analisi Data ........................................ E. Hipotesis Penelitian ................................................................. F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 58 58 60 85 89 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................. 100 B. Implikasi ................................................................................. 101 C. Rekomendasi ............................................................................ 101 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 102 xiii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Jumlah Siswa SMA Swasta ............................................................... 42 Tabel 2 Jadwal Kegiatam Penelitian ............................................................... 42 Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Karakter Siswa .................................................. 45 Tabel 4 Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa ............................................. 46 Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Orangtua ....................................... 48 Tabel 6 Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua .................................. 50 Tabel 7 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ................................................. 52 Tabel 8 Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar........................................... 53 Tabel 9 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............................................. 59 Tabel 10 Responden Berdasarkan Pendidikan Orangtua................................... 59 Tabel 11 Responden Berdasarkan Status Pegawai Orangtua ........................... 59 Tabel 12 Skala Penafsiran Rata-rata ................................................................. 60 Tabel 13 Distribusi Frekuensi Karakter Siswa .................................................. 61 Tabel 14. Hasil Deskriptif Karakter Siswa Tabel 15. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Religius dan Jujur ............................................................................... 62 Tabel 16. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Toleransi dan Disiplin ........................................................................ 62 Tabel 17. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Kerja Keras dan Kreatif ..................................................................... 63 Tabel 18. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Mandiri dan Demokratis .................................................................... 63 Tabel 19. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Rasa ingin Tahu dan Semangat Kebangsaan ...................................... 64 Tabel 20. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator cinta tanah air dan menghargai prestasi.............................................. 64 Tabel 21. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator bersahabat dan komunikatif................................................................ 65 Tabel 22. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Cinta Damai dan Gemar Membaca .................................................... 65 Tabel 23. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Peduli Lingkungan Sosial dan Tanggung Jawab ............................... 66 Tabel 24. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator bela orangtua....................................................................................... 67 Tabel 25. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator bela negara .......................................................................................... 67 Tabel 26. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Masing-Masing Indikator ........................................................ 68 Tabel 27. Jawaban Responden terhadap Karakter Siswa ................................... 68 Tabel 28. Distribusi frekuensi Skor Variabel Komunikasi Orangtua................. 69 Tabel 29. Jawaban Responden terhadap komunikasi orang tua ......................... 70 Tabel 30. Hasil Deskriptif Komunikasi orangtua ............................................... 71 xiv Tabel 31. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai ........ 72 Tabel 32. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak ....................................................................72 Tabel 33. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap................................. 73 Tabel 34. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) ................. 73 Tabel 35. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas) .......................... 74 Tabel 36. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) .................................................................... 74 Tabel 37. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator mau mendengarkan ............................................................. 75 Tabel 38. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator menggunakan empati .......................................................... 75 Tabel 39. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator memberikan kebebasan dan dorongan ................................ 76 Tabel 40. Rangkuman Hasil Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Masing-Masing Indikator ......................................... 76 Tabel 41. Distribusi frekuensi Skor Variabel Motivasi Belajar ......................... 77 Tabel 42. Hasil Deskriptif Motivasi belajar ...................................................... 78 Tabel 43. Jawaban Responden pada Indikator adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut ....... 79 Tabel 44. Jawaban Responden pada Dimensi adanya hasrat dan keinginan berhasil ............................................................................................... 80 Tabel 45. Jawaban Responden pada Dimensi adanya harapan dan cita-cita masa depan ......................................................................................... 80 Tabel 46. Jawaban Responden pada Dimensi ulet dalam menghadapi kesulitan.............................................................................................. 81 Tabel 47. Jawaban Responden pada Dimensi lebih senang bekerja secara mandiri................................................................................................ 81 Tabel 48. Jawaban Responden pada Dimensi adanya lingkungan belajar yang kondusif ..................................................................................... 82 Tabel 49. Jawaban Responden pada Dimensi adanya kegiatan yang menarik dalam belajar ........................................................................ 82 Tabel 50. Jawaban Responden pada Dimensi adanya penghargaan dalam belajar ................................................................................................. 83 Tabel 51. Jawaban Responden pada Dimensi memberi ulangan dan mengetahui hasil ................................................................................. 83 Tabel 52. Jawaban Responden pada Dimensi senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.......................................................... 84 Tabel 53. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden terhadap Motivasi belajar dalam Masing-Masing Indikator ............................................ 84 xv Tabel 54. Jawaban Responden terhadap Motivasi belajar ................................. 85 Tabel 55. Hasil Uji Normalitas Variabel Karakter siswa ................................... 86 Tabel 56. Hasil Uji Normalitas Variabel Komunikasi orangtua .........................86 Tabel 57. Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi belajar ................................. 87 Tabel 58. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 87 Tabel 59. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Variabel X3 ..................... 87 Tabel 60. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 atas Variabel X3 ...................... 88 Tabel 61. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Variabel X2 ...................... 88 Tabel 62. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ......................................................... 89 Tabel 63. Coefficients ........................................................................................ 90 Tabel 64 Coefficients ........................................................................................ 91 Tabel 65 Model Summary .................................................................................92 Tabel 66 Model Summary ................................................................................. 92 xvi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar Gambar Gambar Gambar 1 2 3 4 Desain Penelitian ......................................................................... Poligon Karakter Siswa ............................................................... Poligon Komunikasi Orangtua .................................................... Poligon Motivasi Belajar ............................................................ xvii 41 93 94 96 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran 1 2 3 4 5 Instrumen Penelitian ................................................................. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................ Data Hasil Penelitian ................................................................ Hasil Perhitungan Data dengan Program SPSS ......................... Surat Izin Penelitian ................................................................... xviii 104 115 141 154 160 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ditandai dengan kemajuan tekonologi informasi yang memberikan banyak perubahan dan tekanan dalam segala bidang. Dunia pendidikan yang secara filosofis dipandang sebagai alat atau wadah untuk mencerdaskan dan membentuk watak manusia agar lebih baik manusiawi, karena tidak sedikit orang yang berpendidikan pun , sudah mulai bergeser atau disorientasi, salah satunya dikarenakan kurang siapnya pendidikan terkadang kurang manusia terhadap sesamanya, untuk mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat, (Dunia Pendidikan.com). Sehingga pendidikan mendapat krisis dalam hal kepercayaan dari masyarakat, dan lebih ironisnya lagi bahwa pendidikan sekarang sudah masuk dalam krisis pembentukan karakter (kepribadian), hal ini terlihat dalam realita masih banyak siswa setingkat SMA/SMK sering muncul dalam media masa dalam aksi tawuran dan pengrusakan fasilitas sekolah dan fasilitas umum. Pendidikan bertujuan tidak sekedar proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga sekaligus sebagai proses alih nilai (transfer of value). Artinya bahwa pendidikan, di samping proses pertalian dan transmisi pengetahuan, juga berkenaan dengan proses perkembangan dan pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat, (Jurnal Pendidikan.com). Dalam rangka internalisasi nilai-nilai budi pekerti kepada siswa, maka perlu adanya optimalisasi pendidikan. Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini seperti yang tertuang dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang berbunyi: "Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Amanat UU Sisdiknas di atas bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Tujuan pendidikan nasional ini sangat kental dengan pembentukan karakter anak bangsa, (Jurnal Pendidikan.com). Sekolah adalah tempat bersemayamnya pembentukan karakter tersebut. Menurut Fitri (2012:20) karakter dapat diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri, karkter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. 1 2 Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang suka berkomunikasi satu dengan lainnya, selain mahluk sosial manusia memiliki perasaan sayang satu dengan yang lainnya, dan sifat yang kurang bagus adalah memiliki rasa ego yang tinggi, hal ini sesuai dengan kodrat manusia bahwa manusia diciptakan untuk memimpin atau sebagai khalifah bagi mahluk yang ada di muka bumi ini, sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Lukma:13-14 Artinya: 13. “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". 14. “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”. Makna kandungan ayat di atas sebenarnya bahwa Manusia diperintahkan untuk berbakti kepada kedua orangtuanya serta dilarang untuk mempersekutukan Tuhan. Dan Allah telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya, karena banyak anak yang berbuat durhaka kepada orangtuanya, hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik pengetahuan agamanya kurang atau dapat juga pengaruh lingkungan, sehingga dapat membentuk watak atau karakter yang kurang baik. Watak atau tabiat manusia sebenarnya dapat dirubah melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non-formal seperti pendidikan di kelurga, akan sangat mempengaruhi bentuk, pola, karakter dari manusia itu sendiri. Biasanya terjadi pengaruh yang signifikan di mana pendidikan semakin tinggi akan semakin baik terhadap pembentukan karakter manusia. Karakter dalam kontek bahasa Indonesia berarti tabiat atau kebiasaan, sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada yang lain. Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Demikian karakter dapat membedakan satu orang dengan yang lainnya. 3 Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yang kuat yang akan eksis. Secara ideologis, pembangunan karakter merupakan upaya mengejawantahkan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara normatif, pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata langkah mencapai tujuan negara, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Secara historis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah dinamika inti proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah, baik pada zaman penjajahan maupun pada zaman kemerdekaan. Secara sosiokultural, pembangunan karakter bangsa merupakan suatu keharusan dari suatu bangsa yang multikultural. Membagun karakter tidak mudah dilaksanakan secara instan, perlu proses pembelajaran dan pembiasaan untuk membentuk watak yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa sehingga menjadikan peserta didik sebagai manusia seutuhnya yang mandiri. Usaha membangun karakter tidak hanya butuh waktu yang panjang tapi juga memerlukan pendekatan komprehensif yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, mulai sejak kecil di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan berbasis karakter mulai disinggung dan bahkan dibicarakan oleh para pakar pendidikan, psikolog dan birokrat pemerintahan, melihat berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang dapat disaksikan melalui tayangan berbagai media di antaranya adalah banyaknya tawuran pelajar dimana-mana, banyaknya pelajar yang melakukan free sex/sek bebas, hamil di luar nikah, ayah kandung memperkosa anaknya, anak kandung memperkosa ibunya, terjadinya pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur, adanya sodomi anak-anak di bawah umur, korupsi merajalela dari Pemerintahan Pusat sampai Pemerintahan Daerah, (Ahmad Sudrajat, 2013). Menurut laporan Kompas, bahwa kasus yang masih teringat adalah kasus pemerkosaan dengan modus baru melalui media sosial, di mana remaja putri ditipu oleh kenalannya di media sosial seperti yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya sangat mengkhawatirkan. Kejahatan yang terindikasi muncul pada 2010 ini jumlahnya bertambah setiap tahun. Menurut data penanganan kasus di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukkan, pemerkosaan pada remaja putri oleh kenalannya di media sosial mulai muncul tahun 2011 sebanyak 36 kasus. Tahun 2012, sebanyak 29 kasus dan pada Januari-Maret 2013 ini jumlahnya naik lagi menjadi 37 kasus. Kasus yang diungkapkan di atas tersebut membuktikan nilai-nilai akhlak, moral, sudah hancur, terjadi degradasi moral anak sudah tidak lagi hormat 4 kepada orangtua, anak durhaka terhadap orangtua, ibu-ibu banyak durhaka kepada suaminya dan sebaliknya suami tidak segan-segan menyakiti atau menganiaya istrinya bahkan sampai tega membunuh istrinya sendiri. Angka kriminalitas juga semakin tinggi di negeri ini hal ini juga disebabkan degradasi nilai-nilai moral, orang menjadi kejam, kasar, rakus, menurunnya rasa belas kasihan terhadap sesama. Kasus-kasus di atas ditengarai, bahwa selama ini pendidikan di Indonesia hanya berbasiskan pada hasil belajar yang bersifat kognitif, artinya seberapa besar kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya, sementara itu karakter atau budi pekerti dan akhlak diabaikan dalam proses pembelajaran. Kondisi yang memprihatinkan di atas, tentu saja menggelisahkan semua komponen bangsa, termasuk Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Dharma Shanti Hari Nyepi 2010, Presiden menyatakan, Pembangunan karakter (character building) amat penting dalam membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan mulia. Bangsa Indonesia ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia, yang dapat dicapai apabila masyarakatnya juga merupakan masyarakat yang baik (good society), dan masyarakat idaman yang dapat diwujudkan manakala manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berakhlak baik, manusia yang bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula. Karakter seseorang terbentuk sejak dini, dalam hal ini peran keluarga tentu sangat berpengaruh. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Bagi setiap orang dalam keluarga (suami, istri, dan anak-anak) mempunyai proses sosialisasi untuk dapat memahami, menghayati budaya yang berlaku dalam masyarakatnya. Pendidikan dalam keluarga sangat penting dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Pendidikan dasar wajib dimiliki tidak hanya oleh masyarakat kota, tetapi juga masyarakat pedesaan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih dihormati karena dianggap berada di strata sosial yang tinggi. Kualitas seseorang dilihat dari bagaimana dia dapat menempatkan dirinya dalam berbagai situasi. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. 5 Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, salah satunya slam mengajarkan bagaimana umatnya harus memiliki sikap dan karakter yang positif. Dalam hal ini yang berkenaan dengan ajaran agama tentang character building (pembangunan karakter) yang dimaksud kaitan ibadat dan akhlak. Akhlak merupakan tonggak kebangkitan umat, bangsa dan negara, Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, akan tetap tenang dalam kebenarannya baik dalam keadaan suka maupun duka. Sekalipun ia mengalami kegagalan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, ia tidak akan mengadakan reaksi yang agresif dan membabi buta dengan semboyan “tujuan menghalalkan segala cara“, sabar menanti dan rela menerima cobaan hidup dari Allah SWT dan bertawakkal kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imron:17 Artinya: 17. “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur”. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakat. Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Komunikasi juga merupakan prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa bila tidak ada komunikasi. Jadi pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak ia lahir ke dunia. Seorang bayi dapat menangis atau merengek kepada ibunya ketika ia merasa haus atau lapar. Secara tidak langsung ia telah menyampaikan pesan melalui tangisan atau rengekannya tersebut. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat untuk mengasuh, mendidik, membina dan membimbing anakanak ke arah yang lebih baik, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Steakholder sekolah adalah orangtua siswa, di mana orangtua dalam hal ini telah menyerahkan dan mempercayakan anaknya ke sekolah dengan harapan, sekolah akan memberikan pendidikan yang baik atau “terbaik”. Sebaliknya sekolah berharap agar orangtua memberikan dukungan terhadap usaha sekolah dalam memberikan yang terbaik bagi anak-anak tersebut. Demikian pula masyarakat dengan berbagai ragam dan tingkatannya memiliki harapan-harapan serupa sebagaimana harapan sekolah (pemerintah) dan orangtua. Masyarakat mengharapkan agar sekolah menyediakan dan memberikan pelayanan pendidikan yang baik atau “terbaik” bagi kepentingan anak-anaknya. Persoalan yang muncul adalah komunikasi orangtua dengan anaknya banyak mengalami hambatan, baik dari pihak orangtua maupun dari anaknya sendiri. Orangtua yang seharusnya memberikan semangat, motivasi dan 6 nasehat terkadang tidak dapat diterima oleh anaknya, anak merasa orangtua menasehati seperti halnya menasehati anak kecil yang masih duduk di Sekolah Dasar, sementara anak merasa sudah dewasa. Sementara itu ketika anaknya mengeluh dan mengutarakan isi hatinya melalui komunkasi, terkadang orangtua sudah memberikan kesimpulan bahkan memvonis anaknya itu bersalah dan tidak paham, kejadian seperti inilah yang menyebabkan antara orangtua dan anaknya jarang melakukan komunikasi, bahkan dapat dikatakan sebagai hambatan komunkiassi orangtua dengan anaknya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter siswa adalah motivasi belajar, karena pada dasarnya karakter dapat terbentuk melalaui pendidikan dan lingkungan keluarga. Apabila guru di sekolah tidak memberikan motivasi yang kuat terhadap anak didiknya, maka pembentukan karakter siswa tidak maksimal. Motivasi adalah dorongan yang muncul ketika seseorang memiliki keinginan atau kebutuhan yang dicita-citakannya, jika dikaitkan dengan motivasi belajar adalah siswa akan berusaha untuk belajar dengan sungguhsungguh, apabila siswa tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil, misalnya keinginannya untuk menjadi dokter, siswa akan serius untuk belajar agar cita-cita menjadi dokter tercapai. Sardiman (2011:75) menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan. Dengan kata lain bahwa seseorang yang memiliki motivasi akan mempunyai gairah atau semangat selama melakukan aktifitas dalam belajar. Motivasi sangat penting untuk dimiliki oleh seorang siswa. Siswa yang bermotivasi tinggi akan memiliki energi yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar pada hakikatnya adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, dan motivasi belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seorang siswa dalam mewujudkan cita-citanya. Motivasi belajar tidak dapat lepas dari masalah-masalah psikologi dan fisiologi, karena keduanya ada saling keterkaitan. Menurut Hamalik (2003:163-166) guru dalam memberikan dan membangkitkan motivasi siswa, perlu memahami prinsip-prinsip motivasi belajar adalah sebagai berikut: (1) Pujian lebih efektif dari pada hukuman, (2) Motivasi intrinsik lebih efektif daripada ekstrinsik, (3) Motivasi mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain, (4) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan belajar akan merangsang motivasi, (5) Tekanan kelompok sebaya lebih efektif dalam motivasi dari pada tekanan dari orang dewasa, dan (6) Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas. Tinggi rendahnya motivasi juga dapat dipengaruhi oleh peran orangtua sebagai sifat ekstrinsik dari motivasi itu sendiri. Dalam hal ini orangtua memegang peranan penting untuk membimbing anak menjadi manusia yang berkualitas, sebagai orangtua yang bertanggung jawab atas masa depan dan perkembangan anak-anaknya sudah sewajarnya mengetahui hal-hal apa yang dapat meningkatkan motivasi anak-anaknya guna mencapai hasil belajar yang memuaskan. Hubungan yang baik dan komunikasi timbal-balik antara orangtua 7 dan anak akan membantu mempermudah orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak. Selain itu orangtua lebih mempunyai banyak waktu berkumpul dengan anaknya daripada dengan guru atau teman sebayanya yang hanya bertemu di sekolah, sehingga orangtua mempunyai banyak waktu untuk memonitor dan memberikan pengaruh (tingkah laku maupun perkataan) terutama yang positif kepada anak-anaknya, sebab pengaruh yang datang dari orangtua akan selalu diperhatikan oleh anak-anaknya. Peran orangtua dan tingkah laku orangtua adalah motivator bagi anak dalam belajar, bila ingin anak berhasil dalam prestasinya orangtua harus terlebih dahulu menunjukkan perbuatan yang dapat membangkitkan motivasinya. Kelalaian orangtua dalam memonitor kegiatan belajar anak dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung menyimpang, seperti anti sosial. Hubungan acuh tak acuh tanpa kasih sayang akan menimbulkan frustasi / penyesalan yang mendalam dalam hati anak. Menurut Imam Ghazali (2011:28) Orangtua adalah kerabat paling dekat dan, karena itu, kewajiban orangtua adalah kewajiban paling besar. Orangtua yang sangat keras terhadap anaknya menimbulkan tekanantekanan batin pula pada anak. Hubungan yang baik antara orangtua-anak adalah hubungan yang penuh pengertian yang disertai bimbingan dan bila perlu hukuman yang mendidik. Semuanya ini dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Ada beberapa aspek penting peranan orangtua dalam membantu meningkatkan motivasi belajar anak yaitu menciptakan suasana rumah tangga yang rukun dan damai, komunikasi timbal-balik, penghargaan, pujian, dan perasaan gembira. Berdasarkan hasil survei di lapangan kasus yang terjadi di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di Kelurahan Bekasi Jaya Kota Bekasi yaitu: 1. Siswa kurang hormat dengan guru yang tidak mengajar pada kelasnya, sudah ditangani guru BK dan wali kelas. 2. Anak tidak sepaham dengan orangtua dalam hal pemilihan sekolah yang mengakibatkan anak tersebut berontak dan berbuat kekacauan di sekolah, sudah ditangani guru BK dengan memanggil orangtua, dengan membuat Surat Pernyataan. 3. Siswa banyak yang terlambat di hari Senin dengan alasan kurang menyukai Upacara Senin, sudah ditangani guru BK dan wali kelas, dengan membuat Surat Pernyataan. (Sumber: Hasil wawancara dengan guru BK di SMA Bani Saleh dan SMA Muhammadiyah 09, Kota Bekasi) Kasus-kasus di atas dan beberapa permasalahan atau kasus siswa yang telah ditangani oleh sekolah, khususnya oleh wali kelas dan guru BK. Dengan demikian kasus tersebut dapat diselesaikan dan tidak diulang kembali. Namun yang dapat digambarkan dari kasus di atas bahwa telah terjadi pelanggaran pada sistem sosial, yang berujung pada permasalah karakter siswa. Di mana karakter atau tabiat atau akhlak siswa harus menjadi karakter yang baik yang terbentuk baik di rumah ataupun sekolah. 8 Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti lebih jauh tentang: “Pengaruh Komunikasi Orangtua dan Motivasi Belajar terhadap Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.” B. Permasalahan Penelitian 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: a. Komunikasi orangtua, komunikasi yang terjadi antara orangtua dengan anaknya kurang harmonis, karena orangtua mengganggap anak telah dewasa sehingga dalam berkomunikasi juga tidak menunjukkan adanya kasih sayang, sementara anak ingin diperlakukan seperti layaknya orang dewasa. b. Motivasi belajar, merupakan dorongan yang muncul jika seseorang mempunyai keinginan dan kebutuhan yang dicita-citakannya. Motivasi belajar anak rendah karena perhatian orangtua minim. Indikator yang terlihat dengan motivasi belajar rendah memiliki prestasi kurang bagus. c. Karakter siswa, merupakan akhlak yang terbentuk karena faktor lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Karakter siswa kurang baik dengan memunculkan berbagai persoalan seperti; anak berani melawan dengan orangtua baik dengan ucapan maupun dengan kekerasan fisik. d. Pendidikan Agama, merupakan landasan utama dalam kehidupan manusia. Apabila tidak diberikan pendidikan agama dari anak SMA akan bermasalah bagi anak dan orangtuanya sendiri seperti; anak tidak menghargai guru bahkan orangtuanya sendiri, anak banyak melanggar aturan agama dan aturan negara, seperti berbuat asusila, keonaran dan lain-lain. 2. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dimunculkan agar penelitian yang dilakukan penulis menjadi terfokus pada persoalan yang diteliti oleh penulis, oleh sebab itu penulis membatasainya pada variabel: a. Komunikasi orangtua dengan anak tidak harmonis/kurang harmonis. b. Motivasi belajar siswa masih rendah. c. Karakter siswa sebagian masih menyimpang dari norma agama dan negara. 3. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: a. Apakah komunikasi orangtua berpengaruh langsung terhadap karakter siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi? b. Apakah motivasi belajar berpengaruh langsung terhadap karakter siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi? c. Apakah komunikasi orangtua berpengaruh langsung terhadap motivasi belajar siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi? 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: a. Pengaruh komunikasi orangtua terhadap karakter siswa. b. Pengaruh motivasi belajar terhadap karakter siswa. c. Pengaruh komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa. 2. Manfaat Penelitian a. Kegunaan Penelitian secara Akademis 1) Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan ilmu manajemen atau administrasi pendidikan, sehingga penulis dapat menguji kebenaran dari suatu teori yang berkaitan dengan variabel komunikasi orangtua, motivasi belajar dan karakter siswa. 2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan pustaka oleh mahasiswa pascasarjana yang sedang menyusun tesis. 3) Bagi Guru. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back), sehingga dapat memberikan masukan kepada guru dalam meningkatkan pendidikan akhlak, moral dan budi pekerti, bahwa faktor komunikasi orangtua dan motivasi belajar sangat berperan. 4) Bagi Kepala Sekolah. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam meningkatkan pendidikan akhlak, moral dan budi pekerti, artinya kepala sekolah dapat mempertimbangkan dan mengambil langkah-langkah yang tepat berdasakan hasil penelitian tersebut dan dapat merealisasikannya. 5) Bagi Kantor Dinas Terkait. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan masukkan dalam menentukan peraturan atau kebijakan dalam meningkatkan pendidikan akhlak, moral dan budi pekerti ke arah yang lebih baik, terutama dalam pembentukan karakter siswa. b. Kegunaan Penelitian secara Terapan (Applied) 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi kebijakan yang selama ini masih belum maksimal untuk dilaksanakan di sekolah. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gagasan yang positif terhadap peraturan yang akan diregulasi. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kemajuan sekolah dengan diberlakukannya peraturan sekolah. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Teori Kajian teori merupakan penjelasan dan paparan mengenai variabel penelitian, yaitu variabel komunikasi orangtua, motivasi belajar dan karakter siswa. Dalam kajian teori ini adalah teori yang mendukung dan memperkuat penelitian yang dilakukan oleh penulis, sehingga penulis dapat menjawab keraguan dari perumusan masalah. 1. Karakter Siswa a. Pengertian Karakter Istilah karakter terkadang dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif bukan netral. Sedangkan Karakter dalam Kamus bahasa Indonesia merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang. Karakter sering diasosiasikan dengan istilah dengan temperamen yang lebih memberi penekanan pada definisi psikososial yang dihubungkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Proses perkembangan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yang khas yang ada pada orang yang bersangkutan yang juga disebut faktor bawaan (nature) dan lingkungan (nurture) dimana orang yang bersangkutan tumbuh dan berkembang. Faktor bawaan boleh dikatakan berada di luar jangkauan masyarakat dan individu untuk mempengaruhinya. Sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor yang berada pada jangkauan masyarakat dan individu. Jadi usaha pengembangan atau pendidikan karakter seseorang dapat dilakukan oleh masyarakat atau individu sebagai bagian dari lingkungan melalui rekayasa faktor lingkungan. Karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti kepribadian atau akhlak (Oxford). Secara etimologis, karakter artinya adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral. Secara terminologis, karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Karakter dapat dianggap sebagai nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia. Lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat-istiadat, dan estetika. Menurut Samani dan Hariyanto (2011:41) karakter adalah “perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam 10 11 11 berindak.” Kamus Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sedangkan menurut Jack Corley dan Thomas Phillip seperti dikutip Samani dan Hariyanto (2011:42) bahwa “karakter merupakan sikap dan kebiasaan seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral.” Zubaedi (2011:8) menyatakan bahwa karakter merupakan ”keseluruhan disposisi kodrati dan disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang mendefinisikan seorang individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadikannya tipikal dalam cara berpikir dan bertindak.” Menurut Lickona (2013:74) dalam memahami pendidikan karakter perlu mengetahui apa itu pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alfabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau berkarakter tercela). Menurut para ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah watak, tabiat, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Istilah pembangunan secara mendasar bukan saja dilihat sebagai suatu proses yang menghasilkan suatu output tertentu, tetapi mengedepankan bagaimana aliran proses itu mempertimbangkan kaidahkaidah ilmiah sehingga arahnya dapat diperkirakan (planned development). Itu sebabnya seluruh faktor, yakni fisik, lingkungan, sosial, dan ekonomi harus dapat dikenali untuk dapat dioptimalkan dalam rangka mengantarkan perubahan seperti yang di kehendaki atau di rencanakan. Uraian konseptional tersebut kemudian dilengkapi dengan penerapan perencanaan pembangunan di Indonesia. Menurut Rogers seperti dikutip Makmun (2009:3) menyatakan “Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa”. Berdasarkan uraian teori karakter dan pembangunan, maka kata pembangunan karakter dapat disimpulkan sebagai mengukir atau 12 12 memahat jiwa seseorang dalam mencapai perubahan yang berguna menuju suatu keluaran (output) yang diinginkan. b. Pembentukan Karakter Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Upaya mewujudkan pendidikan karakter sesungguhnya sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(SPN, 2003). Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, di mana disebutkan bahwa pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan. Nilai dalam pendidikan karakter begitu penting keberadaanya. Dalam pendidikan karakter, nilai harus menjadi core (intisari) dari pendidikan itu sendiri. Penanaman nilai terpuji dalam pendidikan karakter dalam sebuah lembaga pendidikan mempunyai penekanan yang berbeda. Jumlah dan jenis nilai yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain, tergantung kepentingan dan kondisinya masing-masing. Sebagai contoh, nilai toleransi, kedamaian, dan kesatuan menjadi sangat penting untuk lebih ditonjolkan karena kemajemukan bangsa dan negara. Tawuran 13 13 antarwarga, tawuran antaretnis, dan bahkan tawuran antarmahsiswa, masih menjadi fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini. Perbedaan jumlah dan jenis nilai dalam karakter tersebut juga dapat terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda sebagai contoh, nilai cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya tidak ditonjolkan, karena ada pandangan dan pemahaman bahwa nilai tersebut telah tercermin ke dalam pilar-pilar nilai yang lainnya. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara lebih khusus pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama dalam Kemdiknas (2010:5), yaitu; 1) Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. 2) Perbaikan dan Penguatan Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera. 3) Penyaring Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia agar menjadi bangsa yang bermartabat. Pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Fitri (2012:24), bahwa tujuan pendidikan karakter antara lain adalah: 1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; 2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; 14 14 4) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan; 5) Mengembangkan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan. Sekolah atau satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Satuan pendidikan dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:9-10) terdapat 18 nilai yang harus dikembangkan sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin,(5) kerja keras, (6)kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat dan komunikatif, (14) cinta damai,(15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. Penilaian pendidikan karakter pada hakikatnya adalah evaluasi atau proses pembelajaran secara terus menerus dari individu untuk menghayati peran dan kebebasannya bersama dengan orang lain dalam sebuah lingkungan sekolah demi pertumbuhan integritas moralnya sebagai manusia. Penilaian pendidikan karakter berkaitan erat dengan adanya unsur pemahaman, motivasi, kehendak, dan praktis dari individu. Pendidikan karakter menjadi semakin bertumbuh ketika motivasi dalam diri individu menjadi pendorong semangat bagi perilaku moralnya dalam kebersamaan dengan orang lain. Secara sederhana, fokus pendidikan hanya tiga, yaitu membangun pengetahuan, membangun keterampilan (skill), dan membangun karakter. Dari ketiga elemen pendidikan intnya hanya satu yakni berbasis, adalah karakter. Pendidikan di Indonesia cukup berhasil dalam membangun pengetahuan (sain dan teknologi), cukup berhasil juga dalam membangun keterampilan; namun pendidikan kita ternyata menunjukan indikasi kegagalan dalam membangun karakter. Untuk menjawab persoalan di atas, Tilaar (1990:19-23) mengemukakan pokok-pokok paradigma baru pendidikan sebagai berikut: “(1) pendidikan ditujukan untuk membentuk masyarakat Indonesia baru yang demokratis; (2) masyarakat demokratis memerlukan pendidikan yang dapat menumbuhkan individu dan masyarakat yang demokratis; (3) pendidikan diarahkan untuk 15 15 mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global; (4) pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya suatu bangsa Indonesia yang bersatu serta demokratis; (5) di dalam menghadapi kehidupan global yang kompetitif dan inovatif, pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan berkompetisi di dalam rangka kerjasama; (6) pendidikan harus mampu mengembangkan kebhinekaan menuju kepada terciptanya suatu masyarakat Indonesia yang bersatu di atas kekayaan kebhinekaan masyarakat, dan (7) yang paling penting, pendidikan harus mampu mengIndonesiakan masyarakat Indonesia sehingga setiap insan Indonesia merasa bangga menjadi warga negara Indonesia”. Paradigma baru pendidikan di atas mengisyaratkan bahwa tanggung jawab pendidikan tidak lagi dipikulkan kepada sekolah, akan tetapi dikembalikan kepada masyarakat dalam arti sekolah dan masyarakat sama-sama memikul tanggung jawab. Dalam paradigma baru ini, masyarakat yang selama ini pasif terhadap pendidikan, tiba-tiba ditantang menjadi penanggung jawab pendidikan. Tanggung jawab ini tidak hanya sekedar memberikan sumbangan untuk pembangunan gedung sekolah dan membayar uang sekolah, akan tetapi yang lebih penting masyarakat ditantang untuk turut serta menentukan jenis pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, termasuk meningkatkan mutu pendidikan dan memikirkan kesejahteraan tenaga pendidik agar dapat memberikan pendidikan yang bermutu kepada peserta didik. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah karena banyak kendala yang mempengaruhi, antara lain: (1) bagi masyarakat hal ini merupakan masalah baru sehingga perlu proses sosialisasi; (2) bagi masyarakat yang tinggal di ibukota propinsi, kotamadya dan kabupaten, masalahnya lebih sederhana karena tingkat pendidikan dan ekonomi relatif baik,sehingga tidak sulit menyeleksi orang-orang yang akan duduk pada posisi tanggung jawab ini; (3) bagi masyarakat yang tinggal di ibukota kecamatan dan desa masalahnya menjadi rumit karena tingkat pendidikan masyarakatnya rendah dengan kondisi kehidupan miskin. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kararter siswa dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan guru dalam rangka membentuk kepribadian bangsa melalui pendidikan karakter siswa, sehingga output yang dinginkan dapat terwujud, dapat diukur melalui dimensi: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin,(5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat dan komunikatif, (14) cinta damai,(15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. 16 16 2. Komunikasi Orangtua a. Pengertian Komunikasi Mendeteksi kapan dan bagaimana komunikasi pertama kali dipandang sebagai faktor yang penting dalam kehidupan manusia. Berdasarkan sejarah, komunikasi diekspresikan dan berperan dalam kehidupan manusia yaitu pada abad 5 SM dalam tulisan klasik bangsa Mesir dan Babilonia atau tampak pada kitab perjanjian lama (Bible). Begitu juga pada masayarakat Yunani yang melakukan kehidupan demokratis dengan komunikasi oral. Menurut Hardjana (2003:10) seorang manusia hidup di dunia ini perlu adanya komunikasi untuk menyampaikan pesan atau maksud yang hendak diungkapkan, karena tanpa komunikasi maka kehidupan tak akan berlangsung. Komunikasi pada hakikatnya merupakan suatu proses dalam penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Kata komunikasi juga berasal dari akar kata latin cum yaitu kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda cummunio yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Karena untuk bercummunio diperlukan usaha dan kerja, dari itu dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan orang lain, memberikan sebagian kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communicatio, atau bahasa Inggris communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi. Maka secara harfiah Hardjana (2003:10) menyatakan bahwa, komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Ruben dan Steward (2005:19) mengemukakan mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals in relationships, group, organizations and societies, respond to and create messages to adapt to the environment and one another. (Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individuindividu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain). 17 17 Menurut kelompok sarjana komunikasi seperti dikutip Cangara (2008:19-20) bahwa komunikasi adalah: “Suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orangorang mengatur lingkungannya dengan: (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.” Menurut Hovland seperti dikutip Muhammad (2008:2) mengatakan bahwa: “Cummunication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Maksud kutipan di atas lebih menekankan pada proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal. Louis Forsdale ahli komunikasi pendidikan seperti dikutip Muhammad (2008:2) mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara seperti itu sistem dapat didirikan. Pemberian signal dalam komunikasi dapat dilakukan dengan maksud tertentu atau dengan disadari dan dapat juga terjadi tanpa disadari. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya, melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Dengan komunikasi pesan atau tujuan yang disampaikan akan tercapai bila komunikasi yang terbina berjalan dengan lancar, sebaliknya bila terjadi miskomunikasi, maka akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang hendak dicapai. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Effendy (2004:79) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Muhammad (2008:2-4) memberikan beberapa pengertian komunikasi seperti yang dikutip di bawah ini: 1) Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain (Hovlan, Janis dan Kelly). 2) Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara dan diubah (Forsdale). 3) Komunikasi adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain (Brent D. Ruben). 18 18 4) Komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan simbol non-verbaldikirm, diterima dan diberi arti (William J. Seller). Hovland, Janis, & Kelley seperti dikutip Santoso dan Setiansah (2010:5) mendefinisikan: “Komunikasi adalah suatu proses di mana seorang individu (komunikator) mentransmisikan stimulus untuk mempengaruhi tindakan orang lain. Anderson, mengemukakan: Komunikasi adalah proses di mana kita memahami dan dipahami orang lain. Hal ini berjalan secara dinamis, terus berubah dan berganti, tergantung situasi terkait”. Maksud kutipan tersebut menekankan bahwa komunikasi dapat memberikan pengertian di antara masing-masing komunikator. Komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan sebagainya, dengan kata laian tujuan komunikasi, yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior). Jadi ditinjau dari segi isi penyampaian pernyataan, komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif (persuasive communication) lebih sulit daripada komunikasi informatif (informative communication), karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang. Pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa pakar komunikasi seperti dikutip Mulyana (2008:68-69) sebagai berikut: 1) Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima (Theodore M. Newcomb). 2) komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate) (Carl I. Hovland). 3) Komunikasi adalah komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator (Raymond S. Ross). 4) Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Harold Lasswell). Berdasarkan definisi Lasswell dalam Mulyana (2008:69-71) di atas terdapat lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain yaitu; 19 19 1) Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau non verbal. 2) Pesan yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima, merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. 3) Saluran atau media yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Pengirim pesan akan memilih saluran bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi. 4) Penerima sering disebut juga sasaran atau tujuan. Penerima pesan ini akan menterjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang ia terima menjadi gagasan. 5) Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang, gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirmkan melalui media tertentu kepada orang lain sebagai penerima. Penerima menerima pesan dan sesudah mengerti isi pesan kemudian menanggapi dan menyampaikan tanggapannya kepada pengirim pesan. Dengan menerima tanggapan dari si penerima pesan itu, pengirim pesan dapat menilai efektivitas pesan yang dikirmnya. Berdasarkan tanggapan itu pengirim dapat mengetahui apakah pesannya dimengerti dan sejauhmana pesannya dimengerti oleh orang yang dikirimi pesan itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses yang timbal balik antara si pengirim kepada si penerima yang saling mempengaruhi satu sama lain dan didalamnya terdapat informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran dan perasaan. William I. Gorden seperti dikutip Mulyana (2008:5) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental. 1) Komunikasi Sosial Komunikasi sosial berfungsi untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. 2) Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut 20 20 menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi). Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. 3) Komunikasi Ritual Komunikasi yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi Happy Birthday dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman, pernikahan (ijab-qabul, sungkeman, saweran), hingga upacara kematian. 4) Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai tujuan: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tibdakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, semua tujuan disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses menyampaikan pesan atau imformasi dari seseorang kepada orang lain sehingga saling dapat memahimi informasi tersebut. Informasi dapat disampaikan melalui bahasa oral (percakapan) maupun bahasa tubuh atau bahasa isyarat. b. Pengertian Orangtua Keluarga sebagai sistem sosial terkecil, memiliki pengaruh luar biasa dalam hal pembentukan karakter suatu individu. “Keluarga merupakan produsen dan konsumen sekaligus, dan harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan pangan. Setiap keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka dapat hidup lebih senang dan tenang.”Keluarga memiliki definisi tersendiri bagi orang Jawa. “Bagi orang Jawa, keluarga merupakan sarung keamanan dan sumber perlindungan.” Menurut Daradjat (2014:35) bahwa Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Keluarga merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan karakter yang dilakukan oleh orangtua dan orang dewasa lain dalam keluarga terhadap anak sebagai anggota keluarga sehingga diharapkan dapat terwujud keluarga berkarakter mulia yang tecermin dalam perilaku 21 21 keseharian. Proses itu dapat dilakukan melalui komunitas keluarga dan partisipasi keluarga dalam pengelolaan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama di mana orangtua bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak. Proses itu dapat dilakukan dalam bentuk pendidikan, pengasuhan, pembiasaan, dan keteladanan. Pendidikan karakter dalam lingkup keluarga dapat juga dilakukan kepada komunitas calon orangtua dengan penyertaan pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pengasuhan dan pembimbingan anak. Menurut Djamarah (2004:85) orangtua adalah pendidik dalam keluarga. Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Oleh karena itu bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Menurut Daradjat (2014:67) bahwa suatu kehidupan keluarga yang baik, sesuai dan tetap menjalankan agama yang dianutnya merupakan “Persiapan yang baik untuk memasuki pendidikan sekolah, oleh karena itu melalui suasana keluarga yang demikian itu tumbuh perkembangan efektif anak secara “benar”sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar. Keserasian yang pokok harus terbina adalah keserasian antara ibu dan ayah, yang merupakan komponen pokok dalam setiap keluarga. Keduanya merupakan unsure yang saling melengkapi dan isi mengisi yang membentuk suatu keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan suatu keluarga”. Orangtua dan anak itu pada hakikatnya bersatu, mereka satu dalam jiwa, terpisah dalam raga. Raga mereka boleh terpisah, tetapi jiwa mereka tetap bersatu sebagai dwi tunggal yang kokoh bersatu. Kesatuan jiwa orangtua dan anak tidak dapat dipisahkan oleh dimensi ruang, jarak, dan waktu. Tidak pula dapat dicerai-beraikan oleh lautan, daratan, dan udara, pertalian darah antara keduanya kokoh dalam keabadian. Menurut Lickona (2013:42) orangtua adalah guru moral pertama anak-anak, pemberi pengaruh yang paling dapat bertahan lama: Anak-anak berganti guru setiap tahunnya, tetapi mereka memiliki satu orangtua sepanjang masa pertumbuhan. Hubungan orangtua anak juga mengandung signifikansi emosional khusus, yang bisa menyebabkan anak-anak merasa dicintai dan berharga atau sebaliknya merasa tidak dicintai dan tidak berharga. Menurut Levine seperti dikutip Sjarkawi (2006:20-21) menegaskan bahwa “kepribadian orangtua akan berpengaruh terhadap cara orangtua tersebut dalam mendidik dan membesarkan anaknya yang pada gilirannya juga akan berpengaruh terhadap kepribadian si anak tersebut. Ada sembilan tipe kepribadian orangtua dalam membesarkan anaknya yang juga dapat berpengaruh pada kepribadian si anak, yaitu sebagai berikut: 1) Penasihat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis, dan moral. 22 22 2) Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari tindakan si anak. 3) Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-tugas yang akan membantu memperbaiki keadaan. 4) Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan secara emosional dengan anak-anak dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama. 5) Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya mengutamakan objetivitas dan perspektif. 6) Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya, ragu-ragu, dan memiliki gambaran terburuk sampai mereka yakin bahwa anak mereka benar-benar memahami situasi. 7) Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai. 8) Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jawab dan bersikap melindungi, berteriak pada si anak tetapi kemudian melindunginya dari ancamanyang datang. 9) Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu menghindar dari konflik”. Keluarga merupakan institusi yang sangat berperan dalam rangka melakukan sosialisasi, bahkan internalisasi, nilai-nilai pendidikan walaupun jumlah institusi pendidikan formal dari tingkat dasar sampai ke jenjang yang paling tinggi semakin hari semakin banyak, namun peran keluarga dalam transformasi nilai edukatif ini tetap tidak tergantikan. Keluarga tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun - tahun pertama dalam kehidupanya (usia prasekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah. Keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat, karena keluarga merupakan pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan generasi mendatang. Peran keluarga dalam hal ini begitu berarti, bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa keluarga, nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan di bangku meja formal tidak akan ada artinya sama sekali. Sekilas memang tampak bahwa peran keluarga tidak begitu ada artinya, namun jika direnungkan lebih dalam, siapa saja akan dapat merasakan betapa berat peran yang disandang keluarga. Cinta orangtua terhadap anak merupakan perasaan alami yang dimiliki semenjak lahir, orangtua seharusnya tidak perlu diperingatkan, karena Islam lebih menekankan perlu dan pentingnya orangtua melindungi keselamatan anak, dan tidak lengah, sehingga anggota keluarganya dan seluruh anggota masyarakat hidup bahagia secara sempurna. Dengan demikian akan tumbuh dan tercipta suatu generasi baru yang cukup kuat dengan penuh optimis dan mandiri. 23 23 c. Komunikasi Orangtua Komunikasi keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa komunikasi, sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran akan hilang. Akibatnya kerawanan hubungan antara anggota keluarga sukar dihindari, oleh karena itu komunikasi antara suami dan istri, komunikasi antara orangtua dengan anak perlu dibangun secara harmonis dalam rangka membangun hubungan yang baik dalam keluarga. Komunikasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai. Bila hubungan yang dikembangkan oleh orangtua tidak harmonis misalnya, ketidaktepatan orangtua dalam memilih pola asuhan, pola komunikasi yang tidak dialogis dan adanyapermusuhan serta pertentangan dalam keluarga, maka akan terjadi hubungan yang tegang. Menurut Gunarsa (2005:205) bahwa komunikasi dalam keluarga terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu dan anak. Komunikasi yang diharapkan adalah komunisi yang efektif, karena komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Demikian juga dalam lingkungan keluarga diharapkan terbina komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak, sehingga akan terjadi hubungan yang penuh kasih sayang dan dengan adanya hubungan harmonis antara orangtua dan anak, diharapkan adanya keterbukaan antara orangtua dan anak dalam membicarakan masalah dan kesulitan yang dialami oleh anak Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss seperti dikutip Rakhmat (2007:12-15) tanda-tanda komunikasi yang efektif ada lima hal yaitu: 1) Pengertian Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimasud oleh komunikator. 2) Kesenangan Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Sapaan ketika bertemu teman dapat dimaksud untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan hangat, akrab, dan menyenangkan. 3) Mempengaruhi sikap Paling sering melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain. Misalnya, guru ingin mengajak muridnya untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan. Pemasang iklan ingin merangsang selera konsumen dan mendesaknya untuk membeli. 4) Hubungan sosial yang baik Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Manusia ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan 24 24 untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, dan cinta serta kasih sayang. 5) Tindakan Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar lagi mendorong orang untuk bertindak. Tetapi efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikasi. Menurut Rakhmat (2007:15) komunikasi orangtua dengan anak dikatakan efektif bila: “Kedua belah pihak saling dekat, saling menyukai dan komunikasi di antara keduanya merupakan hal yang menyenangkan dan adanya keterbukaan sehingga tumbuh rasa percaya diri. Komunikasi yang efektif dilandasi adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak agar anak dapat menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh orangtua”. Komunikasi orangtua dengan anak sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Komunikasi orangtua dengan anaknya baik, berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Suasana komunikasi orangtua di rumah mempunyai peranan penting dalam menentukan kehidupan anak di sekolah. Orangtua harus menjadikan rumah sebagai wadah untuk berkomunikasi secara intens dengan anaknya. Pola komunikasi merupakan suatu gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Pola Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Menurut Yusuf (2007:52) terdapat tiga pola komunikasi dalam hubungan orangtua dengan anak, yaitu: 1) Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) Dalam pola hubungan ini sikap acceptance orangtua rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik, bersikap mengkomando (mengharuskan / memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi), bersikap kaku (keras), cenderung emosional dan bersikap menolak. Sedangkan di pihak anak, anak mudah tersinggung, penakut, pemurung dan merasa tidak bahagia, mudah terpengaruh, stres, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas tidak bersahabat. 2) Permissive (Cenderung berprilaku bebas) Dalam hal ini sikap acceptance orangtua tinggi, namun kontrolnya rendah, memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya. Sedang anak bersikap 25 25 impulsif serta agresif, kurang memiliki rasa percaya diri, suka mendominasi, tidak jelas arah hidupnya dan prestasinya rendah. 3) Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) Dalam hal ini acceptance orangtua dan kontrolnya tinggi, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberi penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk. Sedangkan anak bersikap bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri (self control) bersikap sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mempunyai tujuan / arah hidup yang jelas dan berorientasi pada prestasi. Proses komunikasi dapat berjalan dengan baik jika antara komunikator dan komunikan ada rasa percaya, terbuka dan sportif untuk saling menerima satu sama lain. Menurut Rakhmat (2007:129) sikap yang dapat mendukung kelancaran komunikasi dengan anak-anak adalah: 1) Mau mendengarkan sehingga anak-anak lebih berani membagi perasaan sesering mungkin sampai pada perasaan dan permasalahan yang mendalam dan mendasar. 2) Menggunakan empati untuk pandangan-pandangan yang berbeda dengan menunjukkan perhatian melalui isyarat-isyarat verbal dan nonverbal saat komunikasi berlangsung. 3) Memberikan kebebasan dan dorongan sepenuhnya pada anak untuk mengutarakan pikiran atau perasaannya dan kebebasan untuk. Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas seseorang, sehingga masing-masing orang memiliki cara tersendiri dalam berkomunikasi untuk mendapatkan suatu tujuan. Oleh karena itu, dalam komunikasi dikenal model-model tertentu sebagai manifestasi perilaku manusia dalam berkomunikasi, berikut beberapa jenis pola komunikasi keluarga dengan orangtua tunggal di antaranya: 1) Model S-R (Stimulus-Respon) Pola komunikasi yang paling sering terjadi dalam keluarga adalah pola komunikasi sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Orangtua tampaknya harus lebih proaktif dan kreaktif untuk memberikan rangsangan kepada anak, sehingga kepekaan anak atas rangsangan yang diberikan semakin membaik. Menurut Mulyana (2008:143) model S-R adalah model komunikasi yang dipengaruhi oleh disiplin psikologi beraliran behavoristik, digambarkan sebagai berikut: 26 26 S R Gambar 2.1. Model S-R. 2) Model Newcomb (Model ABX) Merupakan pola komunikasi lain yang sering terjadi dalam komuniksi antar keluarga yang dikemukakan oleh Newcomb dari perfektif psiko-sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang (A) menyampaikan informasi kepada seseorang lainnya (B) mengenai sesuatu (X), bila A dan B mempunyai sifat positif terhadap satu sama lain dan terhadap X (orang, gagasan, atau benda) hubungan ini merupakan simetri. Bila A dan B saling membenci, dan salah satu menyukai X, sedangkan lainnya tidak, hubungan ini juga merupakan simetri. Menurut Mulyana (2008:154) model ABX adalah model komunikasi mengisyaratkan bahwa setiap sistem apa pun mungkin ditandai oleh keseimbangan kekuatan dan setiap perubahan akan menimbulkan ketegangan terhadap keseimbangan, digambarkan sebagai berikut: X A B Gambar 2.2. Model ABX Newcomb 3) Model Interaksional Model Interaksional berlawanan dengan model S-R. Sementara model S-R mengasumsikan manusia adalah pasif, sedangkan model Interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Komunikasi digambarkan sebagai pembentukan makna, yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Beberapa konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri dan diri orang lain, simbol, makna, penafsiran dan tindakan. Interaksi yang terjadi antar individu tidak sepihak. Antar individu saling aktif, reflektif, dan kreatif dalam memakai dan menafsirkan pesan yang dikomunikasikan. Semakin cepat memberikan pemaknaan dan penafsiran terhadap pesan yang disampaikan semakin lancar komunikasi. Dalam komunikasi individu yang satu tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada individu atau kelompok lainnya untuk melakukan pemaknaan dan penafsiran secara tepat. 27 27 Keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil dalam masyarakat mempunyai ciri dan bentuk komunikasi yang berbeda dengan kelompok sosial lainnya. Komunikasi dalam keluarga biasanya berbentuk komunikasi antar persona (face to face communication) intinya merupakan komunikasi langsung di mana masing-masing peserta komunikasi dapat memilih fungsi baik sebagai komunikator maupun komunikan. Menurut Pace seperti dikutip Cangara (2088:32) membedakan komunikasi antar-pribadi menjadi dua macam yaitu komunikasi diadik dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap-muka yang dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam situasi yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal. Komunikasi dalam keluarga sebagai proses membentuk dan menyusun keluarga dan hubungan interpersonal di antara orangtua, anak, saudara dan anggota keluarga luas dibentuk dan dipertahankan. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi dalam keluarga dimaksudkan untuk berhubungan atau berinteraksi di antara anggota keluarga. Selain untuk berhubungan, komunikasi dalam keluarga juga berperan dalam kegiatan pengasuhan dan proses sosialisasi. Komunikasi orangtua dengan anak merupakan upaya mengantarkan anak menuju kesiapan memasuki dunia luar. Orangtua perlu mengarahkan pembentukan perilaku anak sejak dini, termasuk membentuk kemandirian anak. Dalam meraih tujuan ini maka iklim komunikasi dalam keluarga merupakan kondisi prasyarat yang harus terpenuhi. Suasana di dalam keluarga yang menyenangkan, hangat dengan suasana mendukung, terbuka, berpikir positif, empati dan terjalinnya kerjasama akan membuat komunikasi dalam keluarga berlangsung secara terbuka, rileks dan santun. Menurut Sudjana (2011:32) ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara orangtua dan anak yaitu: 1) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah Komunikator berperan aktif sebagai pemberi aksi dan komunikan sebagai penerima aksi. Bentuk ini adalah ceramah yang pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai aksi. 2) Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah Komunikator dan komunikan dapat berperan sama yakni pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan saling menerima. 3) Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi Komunikasi tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara komunikator dan komunikan tetapi juga dapat melibatkan interaksi dinamis antara unsur-unsur komunikan lainnya. 28 28 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan komunikasi orangtua dalam penelitian ini adalah hubungan yang terjadi antara orangtua dengan anak secara tatap muka sehingga orangtua dapat mengarahkan anak pada pembentukan pribadi yang mandiri, yang dapat diukur melalui dimensi: (1) komunikasi efektif dengan indikator; (a) Kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai, (b) adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak, dan (c) kesenangan dan mempengaruhi sikap, (2) pola komunikasi dengan indikator; (a) Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan), (b) Permissive (Cenderung berprilaku bebas), dan (c) Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan), dan (3) kelancaran komunikasi dengan indikator; (a) Mau mendengarkan, (b) menggunakan empati, dan (c) memberikan kebebasan dan dorongan. 3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Keberhasilan seseorang dalam berbagai kegiatan tidak lepas dari pengaruh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor motivasi, dimana seseorang mau dan terdorong untuk melakukan suatu kegiatan karena ada sesuatu yang ingin dicapai. Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu Movere yang artinya ”bergerak”. Berdasarkan kata tersebut, maka lahirlah berbagai definisi tentang motivasi. Sardiman (2011:73) bahwa motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Menurut Hamalik (2007:78) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Pawlik and Rosenzweig (2000:1) mengatakan bahwa “Motivation is the study of the processes cause animal ana humans to exhibit varying sets of behavior at different times. Some examples of such behavior sets are eating, fighting, socializing, achieving and studying” Sukmadinata (2003:156) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan. Hal yang sama diungkap Sardiman (2011:75) bahwa motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. 29 29 Menurut Mc.Donald seperti dikutip Sardiman (2011:74) bahwa dalam motivasi mengandung tiga elemen penting, yaitu: 1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persolanpersoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Berdasarkan ketiga elemen tersebut, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Setiap individu mempunyai kebutuhan (need) yang menyebabkan individu tersebut merasakan adanya kekurangan pada dirinya sehingga muncul suatu tenaga yang disebut drive untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada dasamya manusia menurut pandangan teori homeostatis selalu berupaya menjaga ekuilibrasi (keseimbangan). Drive atau dorongan pada manusia inilah yang menggerakan atau merangsang seseorang untuk bertingkah laku untuk mencapai tujuan yang disebut sebagai motif. Suatu motif umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu unsur dorongan atau kebutuhan dan unsur tujuan. Proses interaksi timbal balik antara kedua unsur di atas terjadi di dalam diri manusia, namun dapat dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri manusia, misalnya keadaan cuaca kondisi di lingkungan dan sebagainya, oleh karena itu dapat saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat, jika ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan atau tidak mungkin dipenuhi. Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi sangat dibutuhkan demi terciptanya suasana proses pembelajaran di kelas secara efektif. Motivasi sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output pembelajaran. Untuk itu seorang guru dituntut untuk mampu mengkreasikan berbagai cara agar motivasi siswa dapat timbul dan berkembang dengan baik. Menurut Uno (2010:23) bahwa indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 30 30 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Sardiman (2011:83) mengemukakan bahwa ciri-ciri orang yang bermotivasi adalah sebagai berikut: 1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai). 3) Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa. (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya). 4) Lebih senang bekerja mandiri 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Motivasi dapat menjadi masalah yang penting dalam pendidikan Jika dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran banyak siswa yang kurang termotivasi terhadap pelajaran termasuk didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai suatu tujuannya. Motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, bila guru tidak mampu meningkatkan motivasi maka siswa tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Siswa malas untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik motivasi siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena motivasi menambah semangat kegiatan belajar. Motivasi belajar salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya. Maka motivasi harus ada dalam diri seseorang, sebab motivasi merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi harus menjadi pangkal permulaan dari pada semua aktivitas. Menurut Slameto (2010:170) bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkah kegiatan, intensitas, konsistensi serta arah umum dari tingkah laku manusia. b. Jenis dan Faktor Motivasi Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat ditinjau dari dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan 31 31 motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan pendorong dari dalam individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh dari luar individu. Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh lingkungan. Motivasi belajar pada hakikatnya adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Syah (2005:136) menyatakan bahwa motivasi belajar dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. 1) Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar, seperti: perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. 2) Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, yang berupa: pujian, penghargaan, hukuman, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orangtua dan guru. Menurut Sardiman (2011:89-91) motivasi dibagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik: 1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor psikologi dalam belajar yang mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penggerak atau pendorong jiwa seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Meskipun demikian, motivasi belajar ini dapat berubah hilang seketika dan muncul dengan tiba-tiba. Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Adapun faktor-faktor tersebut, menurut Dimyati dan Mudjiono (2010:97-100) meliputi: 1) Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik instrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. 2) Kemampuan siswa Kemampuan akan memperkuat motivasi belajar anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan perkembangan atau kecakapan mencapainya. Contohnya keinginan membaca perlu dibarengi 32 32 dengan kemampuan mengenal dan mngucapkan bunyi hurufhuruf. 3) Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar, dan sebaliknya. 4) Kondisi lingkungan Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka akan semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Setiap siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidupnya. Dengan demikian maka unsur-unsur yang bersifat labil tersebut sangat mudah dipengaruhi. 6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa Guru adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan siswa. Intensitas pergaulan dan bimbingan guru tersebut mempengaruhi dan perkembangan jiwa siswa. Sehingga sebagai seorang guru profesional harus mampu membelajarkan siswa secara bijaksana. Meskipun terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja terutama oleh guru yang terlibat langsung dalam aktivitas pembelajaran guna memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang telah disampaikan. Motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap orang pada dasarnya itu memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda. Namun perbedaan tersebut jangan dijadikan sebagai penghambat belajar melainkan justru untuk menambah semangat memotivasi. Untuk itu perlu disadari bahwa setiap individu tidak ada yang sama persis baik mengenai aspek jasmaniahnya maupun aspek rokhaniah. Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang bersumber dari dalam diri individu atau disebut motivasi internal. Motivasi instrinsik timbulnya tidak memerlukan ransangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Jika dibawa kepada aspek belajar, motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi instrinsik ini sering disebut juga motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dalam diri siswa. 33 33 Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Motivasi instrinsik menyebabkan perbuatan individu benar-benar didasari oleh dorongan dari dalam yang tidak diketahui secara jelas. Motivasi ini menyebabkan perbuatan tidak memerlukan adanya pujian dan ganjaran atas perbuatan itu, dan juga tidak memerlukan hukuman untuk tidak melakukaknnya. Motivasi instrinsik dapat berupa keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima oleh orang lain, dan sebagainya. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi pada siswa, dan mengusahakan agar motivasi dalam belajar pada siswa itu adalah motivasi instrinsik, karena dengan motif itu siswa aktif sendiri, bekerja sendiri, belajar sendiri tanpa paksaan guru atau orangtua. Motivasi ekstrinsik biasa juga disebut motivasi eksternal, adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Motivasi ini dipengaruhi oleh faktor di luar individu seseorang. Motivasi ekstrinsik ini timbul karena adanya ransangan dari luar, yang terkandung pada lingkungan sekitar, sehingga lingkungan itulah yang menentukan timbulnya motif. Rangsangan itu diterima atau ditentang bukan karena sesuatu itu menarik, melainkan setelah diselesaikan diharapkan memperoleh sesuatu yang menarik atau menghindari yang tidak disenangi. Motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan, bertingkah laku tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang memenuhi kebutuhan itu. Menurut Sardiman (2011:85) motivasi memiliki tiga aspek motivasi yaitu: 1) Mendorong / penggerak manusia untuk berbuat Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan Menuju kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010:101-106) ada beberapa upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu: 1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, untuk itu guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. 34 34 2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran Guru lebih memahami keterbatasan bagi waktu siswa. Sering kali siswa lengah dengan tentang nilai kesempatan belajar, Oleh karena itu guru dituntut bisa mengoptimalkan unsur-unsur dinamis yang ada dalam diri siswa maupun lingkungan siswa. 3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa Guru adalah penggerak sekaligus sebagai fasilitator belajar yang mampu memantau tingkat kesukaran pengalaman belajar dan mampu mengatasi kesukaran belajar siswanya. 4) Pengembangan Cita-Cita dan Aspirasi Belajar Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan mendidikan cita-cita bangsa. Mendidikan cita-cita belajar pada siswa merupakan upaya untuk menghilangkan kebodohan masyarakat. Motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan dalam proses belajar mengajar, untuk mendorong siswa agar rajin belajar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila diantara siswa ada yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membimbing siswa dalam belajar. Untuk itu seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk untuk meningkatkan gairah belajar meski terkadang tidak tepat. Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar siswa dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan target yang dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep psikologis siswa sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang sedang dihadapi siswa sehingga gairah belajarnya menurun. Menurut Sardiman (2011:92-94) terdapat beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah sebagai berikut: 1) Memberi Angka Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun, guru harus menyadari bahwa angka/nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif. 3) Hadiah Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah berupa uang beasiswa supersemar diberikan untuk memotivasi anak didik atau mahasiswa agar selalu mempertahankan prestasi belajar. 35 35 4) Kompetisi Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mau belajar. Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka setiap anak didik terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang diberikan. 5) Ego Involvement Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga diri, adalah sebagai bentuk motivasi yang cukup penting. 6) Memberi Ulangan Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi. Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih rajin belajar. 7) Mengetahui Hasil Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi belajar yang melebihi prestasi belajar sebelumnya. 8) Pujian Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk apresiasi positif dan merupakan motivasi yang baik. 9) Hukuman Meski hukuman sebagai apresiasi yang negatif tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan berfungsi sebagai alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman akan merupakan motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. 10) Minat Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seorang siswa untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan sesuatu untuk mencapai cita-cita yang diinginkan, dapat diukur melalui dimensi: (1) motivasi intrinsik dengan indikator; (a) adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, (b) adanya hasrat dan keinginan 36 36 berhasil, (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (d) ulet dalam menghadapi kesulitan, dan (e) lebih senang bekerja secara mandiri. (2) ekstrinsik dengan indikator; (a) adanya lingkungan belajar yang kondusif, (b) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (c) adanya penghargaan dalam belajar, (d) memberi ulangan dan mengetahui hasil, dan (e) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 4. Penelitian Relevan Penelitian terdahulu yang relevan adalah untuk memperkuat hasil penelitian yang dilakukan penulis, berdasarkan hasil yang diperoleh penulis, berikut hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain, yaitu: a. Ilyas (2004) yang melakukan penelitian pada siswa MTs Negeri Model Makasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat intensity komunikasi orang tua dengan siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat prestasi belajar siswa dengan hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 5,429 + 0,0334X dan diperoleh nilai Fhitung = 5,410; Ini berarti model regresi yang diperoleh signifikan dan dapat digunakan untuk menaksir nilai Y apabila X diketahui. Kaitannya penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa komunikasi orangtua berpengaruh terhadap karakter siswa, hal ini sesuai dengan penelitian Ilyas yang menyatakan bahwa tingkat intesitas komunikasi orangtua dapat mempengaruhi prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (komunikasi orangtua) dapat mempengaruhi variabel terikat. b. Rani Febriany dan Yusri (2013). Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa perhatian orangtua yang dirasakan siswa SMP Negeri 27 Padang dapat dikategorikan cukup. Hal ini dilihat dari aspek memantau atau membimbing kegiatan belajar anak, mengelola kegiatan anak belajar di rumah dan membantu mengatasi kesulitan belajar anak. Hal ini menunjukan perhatian orangtua kepada siswa-siswi SMP Negeri 27 Padang dalam belajar sudah cukup dirasakan oleh siswa, namun di lapangan masih ditemukan siswa yang merasa bahwa masih rendahnya perhatian yang diberikan oleh orangtua kepadanya. Perhatian orangtua sebagai variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat. Hal sama juga didapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Artinya penelitian yang dilakukan oleh Febriany bahwa perhatian orangtua mempengaruhi variabel terikat, sementara penulis variabel perhatian orangtua juga mempengaruhi variabel terikat yaitu karakter siswa. c. Rizka Iftikhah (2013). Penelitain ini bertujuan mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Pegandon, metode penelitaian adalah explanatory (Penjelasan). Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Pegandon. Populasi Penelitian adalah semua siswa kelas VIII, dengan teknik pengambilan sampel Simple Rondom Sampling, 37 37 sehingga menghasilkan 57 responden. Hasil penelitian diketahui sebagian besar perhatian orang tua diberikan baik yaitu 28 siswa (49,12%) dan baik sekali 29 siswa (50,88%) terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap motivasi belajar. Sedangka untuk motivasi belajar ada 28 siswa (49,12%), dan baik sekali 29 siswa (50,88%) jadi dalam pengaruh ini orang tua sangat berpengaruh dalam motivasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada orang tua lebih memberikan perhatian kepada anak terutama perhatian yang bersifat non material dan perhatian terhadap lingkungan sepermainan anak, sehingga anak dapat berkembang dan mempunyai miotivasi belajar yang lebih baik. Sedangkan bagi sekolah melakukan kerjasama denga orang tua murid dalam menumbuhkan dan memberikan dorongan belajar sehingga prestasi belajar siswa dapat menjadi lebih baik. B. Kerangka Teoritik 1. Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Karakter Siswa Komunikasi merupakan bagian penting dalam menjalankan aktivitas hidup manusia, melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain. Dengan melakukan komunikasi manusia dapat berhubungan atau berinteraksi antara satu dengan yang lain. Komunikasi dapat berlangsung dengan melibatkan tiga komponen, yaitu pembicara (orangtua), pendengar (anak), dan pesan yang dikomunikasikan. Ini artinya bahwa komunikasi hanya dapat berjalan dengan lancar apabila antara orangtua dan anak mampu mengemukakan diri secara jelas dan bersedia mendengarkan pesan yang bersifat verbal maupun isarat (nonverbal) atau gerakan tubuh lawan bicara. Komunikasi orangtua dan anak itu sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Orangtua bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak guna mengembangkan keseluruhan eksistensi anak, kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan biologis maupun kebutuan psikologis seperti rasa aman, dikasihi, dimengerti sebagai anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang ke arah harmonis. Dengan melakukan komunikasi, orangtua dapat mengetahui pandangan-pandangan dan kerangka berpikir anaknya, dan sebaliknya anak juga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh orangtuanya. Istilah karakter lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Ada dua pengertian tentang karakter. Pertama, karakter menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, ataupun rakus, tentulah orang tersebut dianggap memiliki perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut dianggap memiliki karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan „personality’. Seseorang baru bisa disebut „orang yang berkarakter‟, apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral. Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu 38 38 spontanitas manusia dalam bersikap atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam dirinya. Berdasarkan uraian di atas dapat diduga terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap karakter siswa. 2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Karakter Siswa Keberhasilan seseorang dalam mewujudkan cita-cita, salah satunya melalui faktor motivasi. Motivasi merupakan hal yang paling penting dalam diri seorang manusia untuk mencapai apa yang ia inginkan. Motivasi dapat berarti daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu seperti yang diinginkan atau dikehendakinya. Motivasi terbagi menjadi dua bagian yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik asalnya dari luar individu tersebut. Umumnya, motivasi intrinsik memiliki porsi lebih kuat dalam diri individu. Bila seorang individu memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka akan lebih mudah ditingkatkan motivasinya dengan diberi motivasi ekstrinsik. Apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan, maka munculah istilah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat dimaknai sebagai daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa belajar itu tercapai. Mengingat demikian pentingnya peranan dan fungsi motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan perilaku siswa di sekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang baru. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Pendidikan karakter adalah keseluruhan dinamika relasional antara pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi tersebut semakin dapat menghayati kebebasan sehingga dapat bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidupnya. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah yang meliputi kompenen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi paripurna (insan kamil). Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Kemudian fungsi pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, kemudian memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. 39 39 Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap karakter siswa. 3. Pengaruh Komunikasi Orangtua Terhadap Motivasi Belajar Keluarga sebagai suatu sistem yang terdiri atas individu-individu yang berinteraksi dan saling bersosialisasi dan mengatur. Keluarga merupakan tempat di mana sebagian besar dari kita berkomunikasi. Komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana orangtua bertanggung jawab dalam mendidik anak. Hubungan yang terjalin antara orangtua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara orangtua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan interpersonal antara orangtua dan anak muncul melalui transformasi nilainilai. Transformasi nilai dilakukan dalam bentuk sosialisasi. Pada proses sosialisasi di masa kanak-kanak orangtua adalah membentuk kepribadian anak-anaknya dengan menanamkan nilai-nilai yang dianut oleh orangtua. Hal yang dilakukan orangtua pada anak di masa awal pertumbuhannya sangat mempengaruhi berbagai aspek psikologis anak-anak. Motivasi merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri anak atau dapat juga berasal dari luar diri anak. Motivasi yang berasal dari luar diri anak dapat berpengaruh terhadap diri anak, apalagi motivasi itu yang datang dari orangtua sendiri. Kaitannya dengan belajar, maka motivasi yang diberikan orangtua adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat mempengaruhi karakter siswa, di mana dalam proses motivasi muncul keinginan untuk berhasil dalam belajar. Dengan berhasil dalam belajar, banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapat sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap karakter siswa. Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar. 40 40 Untuk memperjelas pemahaman di atas, maka penulis merancang kerangka teoritik seperti gambar di bawah sebagai berikut: Komunikasi Orang tua: 1. Komunikasi Efektif 2. Pola Komunikasi 3. Kelancaran Komunikasi Sumber: Rakhmat (2007); Yusuf (2007) Motivasi Belajar: 1. Motivasi Intrinsik 2. Motivasi Ekstrinsik Sumber: Syah (2005) Karakter Siswa: 1. Religius dan jujur 2. Toleransi dan disiplin 3. Kerja keras dan kreatif 4. Mandiri dan demokratis 5. Rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan 6. Cinta tanah air dan menghargai prestasi 7. Bersahabat dan komunikatif 8. Cinta damai dan gemar membaca 9. Peduli lingkungan sosial dan tanggung Gambar 2. Desain Penelitian Analisis Jalur C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian yang diajukan penulis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap karakter siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. 2. Terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap karakter siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Terdapat pengaruh langsung komunikasi orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMA swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Prosedur Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan metode survei, (Nazir, 2001:89). Penelitian deskriptif, menurut Sukmadinata (2006:72) adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Singarimbun (2000:3) mengatakan bahwa metode penelitian survey digunakan untuk maksud: (1) penjajakan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanationary atau confirmatory) yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis, (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, (6) penelitian operasioanal, (7) pengembangan indikator-indikator sosial”. Menurut Arikunto (2010:270) pendekatan yang digunakan adalah pendekatan korelasional yakni pendekatan yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya pengaruh. Menurut Sugiyono (2004:11) penelitian yang bersifat hubungan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian menggunakan 3 (tiga) buah instrument yang berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan indikatorindikator yang ada dalam variabel penelitian untuk mengukur masing-masing: (1) Karakter siswa sebagai variabel terikat (Y), (2) komunikasi orangtua sebagai variabel bebas (X1), dan (3) motivasi belajar sebagai variabel bebas (X2). Desain penelitian yang akan dilakukan berdasarkan metode survei dengan analisis jalur, maka desain penelitian yang dibuat seperti gambar di bawah ini: X1 Y X2 Gambar 1. Desain Penelitian Keterangan: X1 = Komunikasi Orangtua X2 = Motivasi Belajar Y = Karakter siswa 41 42 42 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Kecamatan Bekasi Timur yang terdiri atas 11 SMA Swasta sebagaimana yang ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Data Jumlah Siswa SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur No Sekolah Kelas ∑ Siswa X XI XII 1 SMA KORPRI 238 268 224 730 2 SMA Bani Saleh 64 103 119 321 3 SMA Muhammadiyah 09 48 58 94 200 4 SMA Santa Maria Monica 80 84 85 249 5 SMA PGRI 1 174 172 216 562 6 SMA YPI 45 Bekasi 34 35 81 162 7 SMA Almuhajirin 20 35 45 100 8 SMA Ananda 165 166 148 479 9 SMA Mandalahayu 123 186 162 471 10 SMA BPI 12 25 23 60 11 SMA Global Persada Mandiri 29 29 Jumlah 987 1179 1197 3363 Sumber: Pusat Data Kantor Dinas Kemdikbud Kota Bekasi 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April hingga bulan Juli 2015. Adapun rangkaian kegiatan penelitian ini dimulai dengan; penelitian pendahuluan, menyusun proposal, seminar proposal, penyusunan instrumen, ujicoba instrumen, menjaring data, tabulasi dan analisis data, menyusun naskah tesis dan ujian tesis. Secara rinci kegiatan tersebut ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian Waktu Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan Apr Mei Jun Jul 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penelitian pendahuluan 2 Menyusun proposal 3 Seminar proposal 4 Penyusunan instrument 5 Ujicoba instrument 6 Menjaring data 7 Analisis data 8 Menyusun naskah tesis 9 Ujian tesis 43 43 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2004:122) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Nazir (2001:325) mengatakan populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan dan menjadi perhatian dalam ruangan dan waktu yang ditentukan" sedangkan Singarimbun dan Effendi (2000:108) mengatakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga". Dengan demikian dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa SMA Swasta yang berada di Kecamatan Bekasi Timur, populasi terjangkau adalah siswa-siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu siswa Kelas XI SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel diperlukan bila penelitian tidak bermaksud untuk meneliti seluruh populasi yang ada, karena tidak mungkin penelitian secara langsung meneliti segenap populasi, sedangkan tujuan penelitian ialah menemukan generelisasi yang berlaku secara umum. Sampel penelitian yang diperoleh dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling yaitu; pengambilan sampel dilakukan secara acak proporsional, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencatat SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur, seperti tampak pada tabel. 1; b. Mencatat SMA Swasta di Kecamatan Bekasi Timur dan memasukkan ke dalam gelas arisan, kemudian nama SMA yang keluar sebagai SMA yang terpilih untuk penelitian c. Hasil dari kocokkan arisan diperoleh; SMA KORPRI, SMA Bani Saleh, SMA Muhmammadiyah 09, SMA PGRI 1 dan SMA YPI 45 Bekasi dengan jumlah siswa kelas XI sebanyak 683. d. Memilih kembali dari 4 sekolah yang terpilih untuk dijadikan sebagai tempat untuk Uji coba Instrumen melalui kocokkan arisan; maka tepilih 4 SMA yang keluar dari gelas kocokan arisan yaitu: SMA KORPRI, SMA PGRI 1, dan SMA Muhmammadiyah 09, dengan jumlah siswa untuk Uji coba instrumen tersebut sebanyak 30 orang siswa e. Menentukan jumlah sampel penelitian di mana SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi terpilih sebagai tempat penelitian dengan jumlah siswa kelas XI sebanyak 138 siswa, merujuk pada rumus Slovin, jika populasi sebanyak 138 dengan presisi ditetapkan sebesar 10%; maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 58 orang, dengan perhitungan sebagai berikut: Menentukan jumlah sampel dari populasi dapat dipergunakan rumus Slovin pada margin kesalahan 10%; (Riduwan,2009:65) sebagai berikut: 44 44 n= N 1 + Nd2 Dimana: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d = Presisi yang ditetapkan Perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut: n = n = = N 1 + Nd2 138 1 + 138 (0,01)2 Diketahui: N = 138 d = 10% (0,01) Ditanyakan nilai n (sampel)? 57,98 = 58 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel ditetapkan sebanyak 58 orang siswa dan jumlah sampel untuk uji coba sebanyak 30 orang siswa. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket/kuesioner model Skala Likert, yang diberikan pada responden yaitu siswa pada SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi sebanyak 58 orang. Ketiga instrumen yang dirancang tersebut terdiri; (1) variabel terikat yaitu Karakter siswa (Y), dan 2 (dua) variabel bebas yaitu Komunikasi Orangtua (X1) dan Motivasi Belajar (X2). E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini terdiri atas tiga jenis instrumen yaitu instrumen untuk mengukur komunikasi orangtua, instrumen untuk mengukur motivasi belajar dan instrumen untuk mengukur Karakter siswa, ketiga jenis instruemn tersebut berbentuk angket (kuesioner) dengan menggunakan skala Likert. Penjelasan ketiga instrumen sebagai berikut; 1. Instrumen Karakter siswa a. Definisi Konseptual Karakter siswa dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan guru dalam rangka membentuk kepribadian bangsa melalui pendidikan karakter siswa, sehingga output yang dinginkan dapat terwujud. b. Definisi Operasional Karakter siswa dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh responden dalam menjawab pernyataan berdasarkan pada pengembangan kisi-kisi instrumen Karakter siswa yang dapat diukur melalui dimensi; (1) tujuan pendidikan karakter dengan indikator; (a) religius dan jujur, (b) toleransi dan disiplin, (c) kerja keras dan kreatif, (d) mandiri dan demokratis, (e) rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan, (f) cinta tanah 45 45 air dan menghargai prestasi, (g) bersahabat dan komunikatif, (h) cinta damai dan gemar membaca, (i) peduli lingkungan sosial, dan tanggung jawab, (j) bela orangtua dan (k) bela negara. c. Kisi-kisi Instrumen Pernyataan-pernyataan dalam mengukur Karakter siswa menggunakan skala Likert dengan alternatif pilihan yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (JR), Sangat Jarang (SJ), dan Tidak Pernah (TP). Masingmasing pernyataan diberi skor satu sampai lima. Untuk pernyataan yang bersifat positif kemungkinan jawaban diberi skor sebagai berikut: SS = 5; S = 4; JR = 3; SJ = 2; dan TP = 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor sebagai berikut: SS = 1; S = 2; JR = 3; SJ = 4; dan TP = 5. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel Karakter siswa, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Karakter siswa Variabel Indikstor Nomor Soal Total Positif Negatif Karakter Religius dan jujur 1,2 3 3 Siswa Toleransi dan disiplin 4,5 6 3 Kerja keras dan kreatif 7,8 9 3 Mandiri dan demokratis 10,11 12 3 Rasa ingin tahu dan 13,14 15 3 semangat kebangsaan Cinta tanah air dan 16,17 18 3 menghargai prestasi Bersahabat dan komunikatif 19,20 21 3 Cinta damai dan gemar 22,23 24 3 membaca Peduli lingkungan sosial dan 25,26 27 3 tanggung jawab Bela Orang tua 28,29,30 34,35,3 10 31,32,33 6 37 Bela Negara 38,39,40 45,46,4 10 41,42,43 7 44 11 31 16 47 d. Validasi Instrumen 1) Validitas Uji Validitas bertujuan untuk mengukur instrumen yang telah disusun dan dapat dikatakan valid, yaitu jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Instrumen Karakter siswa disusun berdasarkan atas indikator-indikator yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan sebanyak 47 pernyataan. Untuk menguji validitas butir instrumen, dilakukan uji coba instrument kepada 30 orang siswa di luar sampel penelitian.Validitas butir pernyataan instrumen didasarkan atas uji korelasi Product Moment 46 46 Pearson, yaitu melihat korelasi antara skor butir instrument dengan skor total seluruh butir instrumen yang bersangkutan. Pernyataan yang sahih apabila memiliki Kriteria validitas yang ditentukan dengan melihat nilai pearson correlation dan Sig. (2-tailed). Jika Nilai pearson correlation > nilai pembanding berupa r-kritis (0,361), maka item tersebut valid, (Sugiyono, 2004:126). Rumus yang digunakan sebagai berikut: r xy n XiYi Xi n Xi 2 Xi 2 Yi n Yi 2 Yi 2 Keterangan: rxy = Koefisien korelasi n = Jumlah sample uji coba ΣX = Jumlah skor butir ΣY = Jumlah skor butir total ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y Tabel 4. Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa Nomor Soal Kesimpulan rhitung rtabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 0,918 0,582 0,856 0,800 0,116 0,729 0,777 0,786 0,564 0,636 0,781 0,447 0,119 0,933 0,395 0,581 0,547 0,933 0,881 0,678 0,551 0,163 0,926 0,825 0,898 0,581 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid 47 47 Nomor Soal rhitung rtabel Kesimpulan 27 0,581 0,361 Valid 28 0,550 0,361 Valid 29 0,015 0,361 Drop 30 0,902 0,361 Valid 31 0,488 0,361 Valid 32 0,572 0,361 Valid 33 0,639 0,361 Valid 34 0,106 0,361 Drop 35 0,933 0,361 Valid 36 0,761 0,361 Valid 37 0,672 0,361 Valid 38 0,581 0,361 Valid 39 0,582 0,361 Valid 40 0,163 0,361 Drop 41 0,933 0,361 Valid 42 0,933 0,361 Valid 43 0,933 0,361 Valid 44 0,581 0,361 Valid 45 0,581 0,361 Valid 46 0,550 0,361 Valid 47 0,856 0,361 Valid (Perhitungan terdapat pada Lampiran 2) Berdasarkan tabel di atas dari 47 butir soal, maka diperoleh 41 butir soal valid (shahih) dan 6 butir soal drop (gugur) yaitu; soal nomor 5, 13, 22, 29, 34 dan 40. 2) Reliabilitas Validitas butir pernyataan selanjutnya dihitung reliabilitasnya, yaitu untuk membuktikan instrument yang dijadikan pengukuran dapat dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten dan cermat, sehingga instrument sebagai alat ukur dapat menghasilkan suatu hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, (Arikunto, 2010:270). Rumus Alpha Cronbach yang digunakan sebagai berikut: k s i k 1 2 1 2 st Keterangan: r11 : koefisien alpha k : banyak item yang valid si 2 : varian item 2 st : varian total r11 48 48 Untuk menentukan instrumen dinyatakan reliabel atau tidak, maka dilakukan dengan membandingkan koefisien reliabitas (r11) dengan 0,7; Menurut Sudijono (2003:209), bila r11 ≥ 0,70 berarti Instrumen tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)”, jika hasil perhitungan ternyata r11 > 0,7; maka instrumen dianggap reliabel (ajeg, konstan), sebaliknya jika r11< 0,7; maka dianggap tidak reliabel. Hasil perhitungan nilai Reliabilitas sebesar 0,9769; nilai ini lebih besar dari 0,7, dengan demikian variabel karakter siswa memiliki realibilitas tinggi. 2. Instrumen Komunikasi Orangtua a. Definisi Konseptual Komunikasi orangtua dalam penelitian ini adalah hubungan yang terjadi antara orang tua dengan anak secara tatap muka sehingga orang tua dapat mengarahkan anak pada pembentukan pribadi yang mandiri. b. Definisi Operasional Komunikasi orangtua dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh responden dalam menjawab pernyataan berdasarkan pada pengembangan kisi-kisi instrumen komunikasi orangtua yang dapat diukur melalui dimensi; (1) komunikasi efektif dengan indikator; (a) Kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai, (b) adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak, dan (c) kesenangan dan mempengaruhi sikap, (2) pola komunikasi dengan indikator; (a) Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan), (b) Permissive (Cenderung berprilaku bebas), dan (c) Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan), dan (3) kelancaran komunikasi dengan indikator; (a) mau mendengarkan, (b) menggunakan empati, dan (c) memberikan kebebasan dan dorongan. c. Kisi-kisi Instrumen Pernyataan-pernyataan dalam mengukur komunikasi orangtua menggunakan skala Likert dengan alternatif pilihan yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (JR), Sangat Jarang (SJ), dan Tidak Pernah (TP). Masing-masing pernyataan diberi skor satu sampai lima. Untuk pernyataan yang bersifat positif kemungkinan jawaban diberi skor sebagai berikut: SS = 5; S = 4; JR = 3; SJ = 2; dan TP = 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor sebagai berikut: SS = 1; S = 2; JR = 3; SJ = 4; dan TP = 5. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel komunikasi orangtua, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Orangtua Variabel Indikstor Nomor Item Positif Negatif Komunikasi Komunikasi efektif Orangtua 1. kedua belah pihak 1,2,3 4,5 saling dekat, dan saling menyukai Total 5 49 49 2. adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak 3. kesenangan dan mempengaruhi sikap Pola komunikasi 1. Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) 2. Permissive (Cenderung berprilaku bebas) 3. Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) Kelancaran komunikasi 1. mau mendengarkan 2. menggunakan empati 3. memberikan kebebasan dan dorongan 6 7 2 8 9 2 10,11,12 13,14 5 15,16 17 3 18,19 20 3 21 23,24 26,27 22 25 28 2 3 3 17 11 28 d. Validasi Instrumen 1) Validitas Uji Validitas bertujuan untuk mengukur instrumen yang telah disusun dan dapat dikatakan valid, yaitu jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Instrumen komunikasi orangtua disusun berdasarkan atas indikator-indikator yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan sebanyak 28 pernyataan. Untuk menguji validitas butir instrumen, dilakukan uji coba instrument kepada 30 orang siswa di luar sampel penelitian.Validitas butir pernyataan instrumen didasarkan atas uji korelasi Product Moment Pearson, yaitu melihat korelasi antara skor butir instrument dengan skor total seluruh butir instrumen yang bersangkutan. Pernyataan yang sahih apabila memiliki Kriteria validitas yang ditentukan dengan melihat nilai Pearson Correlation dan Sig. (2-tailed). Jika Nilai pearson correlation > pembanding berupa r-kritis (0,361), maka item tersebut valid, (Sugiyono, 2004:126). Rumus yang digunakan sebagai berikut: r xy n XiYi Xi n Xi 2 Xi 2 Yi n Yi 2 Keterangan: rxy = Koefisien korelasi n = Jumlah sample uji coba ΣX = Jumlah skor butir ΣY = Jumlah skor butir total ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y Yi 2 50 50 Tabel 6. Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua Nomor Soal Kesimpulan rhitung rtabel 1 0,534 0,361 Valid 2 0,643 0,361 Valid 3 0,837 0,361 Valid 4 0,814 0,361 Valid 5 0,596 0,361 Valid 6 0,534 0,361 Valid 7 0,861 0,361 Valid 8 0,843 0,361 Valid 9 0,375 0,361 Valid 10 0,856 0,361 Valid 11 0,468 0,361 Valid 12 0,596 0,361 Valid 13 0,430 0,361 Valid 14 0,876 0,361 Valid 15 0,389 0,361 Valid 16 0,305 0,361 Drop 17 0,547 0,361 Valid 18 0,534 0,361 Valid 19 0,858 0,361 Valid 20 0,438 0,361 Valid 21 0,596 0,361 Valid 22 0,766 0,361 Valid 23 0,670 0,361 Valid 24 0,430 0,361 Valid 25 0,861 0,361 Valid 26 0,490 0,361 Valid 27 0,507 0,361 Valid 28 0,534 0,361 Valid (Perhitungan terdapat pada Lampiran 2) Berdasarkan tabel di atas dari 28 butir soal, maka diperoleh 27 butir soal valid (shahih) dan 1 butir soal drop (gugur) yaitu; soal nomor 16. 2) Reliabilitas Validitas butir pernyataan selanjutnya dihitung reliabilitasnya, yaitu untuk membuktikan instrument yang dijadikan pengukuran dapat dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten dan cermat, sehingga instrument sebagai alat ukur dapat menghasilkan suatu hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, (Arikunto, 2010:196). Rumus Alpha Cronbach yang digunakan sebagai berikut: r11 k k 1 1 s i 2 st 2 51 51 Keterangan: r11 : koefisien alpha k : banyak item yang valid 2 si : varian item st 2 : varian total Untuk menentukan instrumen dinyatakan reliabel atau tidak, maka dilakukan dengan membandingkan koefisien reliabitas (r11) dengan 0,7; Menurut Sudijono (2003:209), bila r11 ≥ 0,70 berarti Instrumen tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)”, jika hasil perhitungan ternyata r11 > 0,7; maka instrumen dianggap reliabel (ajeg, konstan), sebaliknya jika r11< 0,7; maka dianggap tidak reliabel. Hasil perhitungan nilai Reliabilitas sebesar 0,9381; nilai ini lebih besar dari 0,7, dengan demikian variabel komunikasi orangtua memiliki realibilitas tinggi. 3. Instrumen Motivasi Belajar a. Definisi Konseptual Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seorang siswa untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan sesuatu untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. b. Definisi Operasional Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh responden dalam menjawab pernyataan berdasarkan pada pengembangan kisi-kisi instrumen motivasi belajar yang dapat diukur melalui dimensi; (1) intrinsik dengan indikator; (a) adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, (b) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (d) ulet dalam menghadapi kesulitan, dan (e) lebih senang bekerja secara mandiri. (2) ekstrinsik dengan indikator; (a) adanya lingkungan belajar yang kondusif, (b) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (c) adanya penghargaan dalam belajar, (d) memberi ulangan dan mengetahui hasil, dan (e) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. c. Kisi-kisi Instrumen Pernyataan-pernyataan dalam mengukur motivasi belajar menggunakan skala Likert dengan alternatif pilihan yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (JR), Sangat Jarang (SJ), dan Tidak Pernah (TP). Masingmasing pernyataan diberi skor satu sampai lima. Untuk pernyataan yang bersifat positif kemungkinan jawaban diberi skor sebagai berikut: SS = 5; S = 4; JR = 3; SJ = 2; dan TP = 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor sebagai berikut: SS = 1; S = 2; JR = 3; SJ = 4; dan TP = 5. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel motivasi belajar, dapat dilihat pada tabel berikut: 52 52 Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Variabel Indikstor Nomor Item Positif Negatif Motivasi Motivasi intrinsik Belajar 1. adanya perasaan 1,2 3,4 menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut 2. adanya hasrat dan 5,6 7 keinginan berhasil 3. adanya harapan dan 8 9 cita-cita masa depan 4. ulet dalam menghadapi 10 11 kesulitan 5. lebih senang bekerja 12 13 secara mandiri Motivasi ekstrinsik 1. adanya lingkungan 14,15 16,17 belajar yang kondusif 2. adanya kegiatan yang 18,19 20 menarik dalam belajar 3. adanya penghargaan 21 22 dalam belajar 4. memberi ulangan dan 23,24 25 mengetahui hasil 5. Senang mencari dan 26,27 28,29 memecahkan masalah soal-soal 16 13 Total 4 3 2 2 2 4 3 2 3 4 29 d. Validasi Instrumen 1) Validitas Uji Validitas bertujuan untuk mengukur instrumen yang telah disusun dan dapat dikatakan valid, yaitu jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Instrumen motivasi belajar disusun berdasarkan atas indikator-indikator yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan sebanyak 29 pernyataan. Untuk menguji validitas butir instrumen, dilakukan uji coba instrument kepada 30 orang siswa di luar sampel penelitian.Validitas butir pernyataan instrumen didasarkan atas uji korelasi Product Moment Pearson, yaitu melihat korelasi antara skor butir instrument dengan skor total seluruh butir instrumen yang bersangkutan. Pernyataan yang sahih apabila memiliki Kriteria validitas yang ditentukan dengan melihat nilai pearson correlation dan Sig. (2-tailed). Jika Nilai pearson correlation > nilai pembanding berupa r-kritis (0,361), maka item tersebut valid, (Sugiyono, 2004:126). 53 53 Rumus yang digunakan sebagai berikut: r xy n XiYi Xi n Xi 2 Xi 2 Yi n Yi 2 Yi 2 Keterangan: rxy = Koefisien korelasi n = Jumlah sample uji coba ΣX = Jumlah skor butir ΣY = Jumlah skor butir total ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y Tabel 8. Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar Nomor Soal Kesimpulan rhitung rtabel 1 0,714 0,361 Valid 2 0,550 0,361 Valid 3 0,624 0,361 Valid 4 0,301 0,361 Drop 5 0,784 0,361 Valid 6 0,832 0,361 Valid 7 0,407 0,361 Valid 8 0,793 0,361 Valid 9 0,401 0,361 Valid 10 0,545 0,361 Valid 11 0,832 0,361 Valid 12 0,784 0,361 Valid 13 0,726 0,361 Valid 14 0,828 0,361 Valid 15 0,797 0,361 Valid 16 0,780 0,361 Valid 17 0,438 0,361 Valid 18 0,153 0,361 Drop 19 0,500 0,361 Valid 20 0,780 0,361 Valid 21 0,401 0,361 Valid 22 0,699 0,361 Valid 23 0,528 0,361 Valid 24 0,771 0,361 Valid 25 0,726 0,361 Valid 26 0,372 0,361 Valid 27 0,780 0,361 Valid 28 0,699 0,361 Valid 29 0,832 0,361 Valid (Perhitungan terdapat pada Lampiran 2) Berdasarkan tabel di atas dari 29 butir soal, maka diperoleh 27 butir soal valid (shahih) dan 1 butir soal drop (gugur) yaitu; soal nomor 4 dan 18. 54 54 2) Reliabilitas Validitas butir pernyataan selanjutnya dihitung reliabilitasnya, yaitu untuk membuktikan instrument yang dijadikan pengukuran dapat dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten dan cermat, sehingga instrument sebagai alat ukur dapat menghasilkan suatu hasil pengukuran yang dapat dipercaya.Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, (Arikunto, 2010:196). Rumus Alpha Cronbach yang digunakan sebagai berikut: k s i r11 k 1 2 1 2 st Keterangan: r11 : koefisien alpha k : banyak item yang valid si 2 : varian item 2 st : varian total Untuk menentukan instrumen dinyatakan reliabel atau tidak, maka dilakukan dengan membandingkan koefisien reliabitas (r11) dengan 0,7; Menurut Sudijono (2003:209), bila r11 ≥ 0,70 berarti Instrumen tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)”, jika hasil perhitungan ternyata r11 > 0,7; maka instrumen dianggap reliabel (ajeg, konstan), sebaliknya jika r11< 0,7; maka dianggap tidak reliabel. Hasil perhitungan nilai Reliabilitas sebesar 0,9523; nilai ini lebih besar dari 0,7, dengan demikian variabel motivasi belajar memiliki realibilitas tinggi. F. Teknik Analisis Data Menguji hipotesis penelitian, perlu dilakukan analisa data. Tahapan analisis data meliputi: (1) mendiskripsikan data untuk setiap variabel penelitian, (2) melakukan uji persyaratan analisis, dan (3) menguji hipotesis. 1. Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk mencari harga rata-rata, varians, simpangan baku, distribusi frekuensi, modus, mean, median (Hasan, 2004:57), pembuatan histogram dari skor Y (Karakter siswa), skor X1 (komunikasi orangtua) dan skor X2 (motivasi belajar). 2. Uji Persyaratan Analisis Data Uji persyaratan analisis data diperlukan sebagai melakukan uji hipotesis dengan korelasi atau analisis regresi pada statistik parametrik. Untuk data dari Karakter siswa, komunikasi orangtua dan motivasi belajar, uji persyaratan analisis adalah Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan uji Multikolinearitas. a. Uji Normalitas Galat Taksiran Tujuan melakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari masing-masing sampel variabel bersifat normal. Untuk menguji apakah data sampel yang sedang diteliti berasal dari populasi dengan distribusi normal atau tidak (Arikunto, 2010:304), dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan 55 55 pendekatan koreksi Liliefors. Menurut Sudjana, langkah-langkahnya sebagai berikut, Sudjana (2005:266): Menyusun data berdasarkan urutan terkecil sampai terbesar. Menentukan nilai Zi dengan rumus: X X Zi 1 S Keterangan: Zi = Nilai baku yang akan dicari X1 = Skor siswa kelas eksperimen X = Rata – rata skor tiap kelompok S = Simpangan baku Menentukan F(Zi) berdasarkan nilai tabel Zi, dengan rumus : Z Z .... Zn F(Zi ) 1 2 n Menentukan nilai L dengan rumus : L F(Zi S(Zi ) Keterangan : L = Koefisien Normalitas Liliefors Z = Nilai baku tiap variabel S = Simpangan baku Kriteria uji normalitas dapat ditentukan dengan melihat nilai Sig. Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Sig. > 0,05 berarti data dari sampel tersebut berdistribusi normal, (Priyatno, 2011:77). b. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk menguji signifikan atau tidak hubunganantar variabel (Hasan, 2004:103), dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat, selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta linieritasnya. Uji linieritas antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y memanfaatkan SPSS. Hasil analisis yang diperhatikan pada harga signifikansi F pada baris deviation from liniearity. Interpretasi hasil analisis dilakukan dengan: 1) Susun Hipotesis: H0 : Model regresi linier H1 : Model regresi tidak linier 2) Menetapkan taraf signifikansi (misalnya a=,05) 3) Membandingkan signifikansi yang ditetapkan dengan signifikansi yang diperoleh dari analsisis (Sig.) Bila a < Sig., maka H0 diterima, berarti regresi linier Bila a > Sig., maka H1diterima, berarti regresi tidak linier (Priyatno, 2011:85). c. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians setiap kelompok data dan analisis ferensial dalam uji komperasi. Uji homogenitas yang dilakukan dengan uji F (Fisher). Uji F dilakukan dengan cara membandingkan data varians terbesar dibagi data terkecil, (Supardi, 2012:138). 56 56 G. Pengujian Statistik 1. Analisis Regresi Linier Regresi linier bertujuan untuk menganalisis ketergantungan satu variabel terikat (Y) terhadap sejumlah variabel bebas (X), atau untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel X terhadap variabel Y digunakan metode Analisis Regresi Linier (Hasan, 2004:74), dengan persamaan umum sebagai berikut: Keterangan : a b Y X1 X2 Y=a+bX = Intersep = koefisien variabel X = Karakter siswa = Komunikasi Orangtua = Motivasi Belajar 2. Analisis Koefisien Korelasi Kuat tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y dihitung dengan analisis statistik koefisien korelasi (r13), dengan rumus sebagai berikut: r13 = ∑x1x3 √(∑x12). (∑x32) r23 = ∑x2x3 √(∑x22). (∑x32) r12 = ∑x1x2 √(∑x12). (∑x22) Nilai koefisien korelasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1. Bila dua variabel mempunyai nilai r = 0, berarti dua variabel tersebut tidak terdapat hubungan. Sedangkan bila dua variabel mempunyai nilai r =1, maka dua variabel tersebut terdapat hubungan yang sempurna. Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel yang dilambangkan dengan tanda (+ dan -). Tanda (+) pada nilai koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang searah, artinya bila nilai variabel yang satu naik maka nilai variabel yang lainnya juga naik. Sedangkan nilai tanda (-) pada nilai koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, artinya apabila nilai variabel yang satu naik maka nilai variabel yang lain akan turun atau sebaliknya. 3. Uji Signifikansi dengan Uji-t atas Koefisien Korelasi Nilai signifikansi koefisien korelasi dapat diuji dengan kriteria t –test, yaitu nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel. Adapun rumus untuk mencari t hitung dari koefisien korelasi, adalah sebagai berikut (Priyatno, 2011:252): t hitung r n-2 1- r 2 57 57 Keterangan: t = nilai signifikan koefisien korelasi n = jumlah responden (sampel) r = koefisien korelasi Ketentuan untuk masing-masing nilai t, yaitu: a. Bila nilai thitung > nilai ttabel, maka nilai koefisien korelasi bermakna, di mana jika variabel eksogen X naik maka variabel endogen Y juga naik. b. Bila nilai thitung < nilai ttabel, maka maka nilai koefisien korelasi tidak bermakna, di mana jika variabel eksogen X naik maka variabel endogen Y turun. 4. Menghitung nilai Koefisien Analisis Jalur Jika p (Path Analysis) < 0,05; maka dapat dimaknai bahwa variabel eksogen berpengaruh langsung terhadap variabel endogen. r12 = p21 r13 = p31 + p32 r12 r23 = p31 r12 + p32 H. Hipotesisi Statistik Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan di atas, maka hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H0 : β 31 ≤ 0 H1 : β 31 > 0 Artinya : H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap Karakter siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. H1 : Terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap Karakter siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. 2. H0 : β 32 ≤ 0 H1 : β 32 > 0 Artinya : H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap Karakter siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. H1 : Terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap Karakter siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. 3. H0 : β 21 ≤ 0 H1 : β 21 > 0 Artinya : H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. H1 : Terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Latar Penelitian SMA Bani Saleh Kota Bekasi berdiri tahun 1985 di atas tanah seluas 1630 m2 dan luas gedung 1000 m2 dengan kepemilikan dr. HM. Subki Abdul Kadir (Alm.) Gedung pertama bertempat di Jln. RA. Kartini No. 66 dan pada tahun pelajaran 1999/2000 pindah ke Jln Melati Raya 2 No. 54 Bekasi Kaum Bekasi Jaya Bekasi Timur Kota Bekasi. Sejarah kepemimpinan SMA Bani Saleh Kota Bekasi telah terjadi beberapa pergantian kepemimpinan sebagai berikut: 1. Tahun 1985 – 1989 oleh Bapak Drs. H. Mahrus Abdul Kadir 2. Tahun 1989 – 1991 oleh Bapak Dalijo BA. (Alm.) 3. Tahun 1991 – 1993 oleh Bapak Drs. H. Mahrus Abdul Kadir 4. Tahun 1993 – 1998 oleh Bapak Husin Effendi (Alm.) 5. Tahun 1998 – 2003 oleh Bapak Drs. Taryono 6. Tahun 2003 – Sekarang oleh Ibu Dra. Hj. Muhayyah SMA Bani Saleh Kota Bekasi, memiliki Visi, Misi dan Tujuan Sekolah sebagai berikut: 1. Visi : “Unggul dalam mutu bernuansa IMTAQ dan IPTEK” 2. Misi a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. dengan melaksanakan shalat yang benar, fasih membaca Al-Qur‟an serta memiliki akhlakul karimah. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bertanggung jawab guna membutuhkan sikap kompetitif. c. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas sekolah. d. Meningkatkan disiplin kerja dengan menguasai IPTEK, keterampilan dan profesional sebagai dasar pelayanan edukatif yang memuaskan peserta didik. e. Mengembangkan cara berpikir kritis, ilmiah dan rasional dalam menanggapi dan mengantisipasi perkembangan IPTEK. f. Menumbuhkan sikap disiplin baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Data siswa dan guru secara keseluruhan sebagai berikut: 1. Kelas X berjumlah : 64 siswa 2. Kelas XI berjumlah : 138 siswa 3. Kelas XII berjumlah : 119 siswa 4. Guru berjumlah : 24 guru B. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diolah dengan bantuan program Software Statistical Product And Service Solution (SPSS versi 20.0 for Windows). Didapatkan beberapa hasil analisis di antaranya 58 59 59 analisis statistika deskripsi dan uji persyaratan analisis, seperti uji normalitas data, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan pengujian hipotesis. 1. Deskripsi Karakteristik Responden Responden Dalam penelitian ini diidentifikasikan berdasarkan jenis kelamin, kualifikasi pendidikan orangtua, status pegawai orangtua, berikut ini gambaran umum responden a. Karakteristik Orangtua responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 9. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 2 Laki-laki Perempuan 31 27 53,45% 46,55% Jumlah 58 100 Sumber: Data Responden Berdasarkan tabel di atas menunjukan responden berjenis kelamin lakilaki berjumlah 31 orang (53,45%), dan responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 27 orang (46,55%). Dengan demikian responden berjenis kelamin laki-laki lebih dominan, sehingga karakter siswa lebih mudah dibentuk dan dibangun, mengingat sifat dan sikap laki-laki lebih mudah untuk mendengarkan dan berdialog dengan orang lain. b. Karakteristik Orangtua responden berdasarkan kualifikasi pendidikan Tabel 10. Komposisi Responden Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Orangtua No Pendidikan Jumlah Persentase 1 SLTA 19 32,76% 2 Diploma 11 18,96% 3 S1 25 43,10% 4 S2 3 5,17% Jumlah 58 100,00% Sumber: Data Responden Berdasakan tabel di atas menunjukkan responden yang berpendidikan SLTA berjumlah 19 orang (32,76%), Diploma sebanyak 11 orang (18,96%), S-1 sebanyak 25 orang (43,10%), dan S-2 sebanyak 3 orang (5,17%). Dengan demikian dominan kualifikasi pendidikan orangtua berpendidikan S-1. Hal ini memungkinkan orangtua dapat membentuk dan membangun karakter anaknya di rumah, selain guru di sekolah. c. Karakteristik Orangtua responden berdasarkan status kepegawaian Tabel 11. Komposisi Responden Berdasarkan Status Pegawai Orangtua No Status Pegawai Jumlah Persentase 1 PNS 27 46,55% 2 Karyawan Swasta 15 25,86% 3 Wirausaha 16 27,58% Jumlah 58 100,00% Sumber: Data Responden 60 60 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden yang status pegawai PNS sebanyak 27 orang (46,55%), Karyawan Swasta sebanyak 15 orang (25,86%) dan Wirausaha sebanyak 16 orang (27,58%). Dengan demikian dominan berstatus sebagai sebagai PNS. C. Data Hasil Penelitian Deskripsi data ini merupakan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Setiap pernyataan dalam ketiga variabel memiliki 5 kriteria jawaban dengan pemberian skor dimulai dari 1, 2, 3, 4 dan 5, dengan ketentuan untuk pernyataan yang dihitung dengan hasil perhitungan deskriptif. Perhitungan angka persentase dari setiap variabel bertujuan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel yaitu [komunikasi orang tua (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap karakter siswa (X3)]. Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket yang terentang dari 1 sampai 5, banyak kelas interval ditentukan sebanyak 5 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut: Panjang Kelas Interval = 5 – 1 = 0,8 5 Hasil perhitungan dijadikan pedoman untuk menentukan gambaran umum variabel di lapangan dengan cara dikonsultasikan dengan tabel kriteria dan penafsiran seperti pada tabel berikut; Tabel 12. Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden Rentangan Nilai Penafsiran 1,00 – 1,79 Sangat Rendah /Sangat Tidak Baik 1,80 – 2,59 Rendah /Tidak Baik 2,60 – 3,39 Cukup Tinggi/ Cukup Baik 3,40 – 4,19 Tinggi /Baik 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi /Sangat Baik Berikut ini deskripsi jawaban responden terhadap variabel karakter siswa, komunikasi orang tua dan motivasi belajar. 1. Data Karakter siswa (X3) Data skor variabel karakter siswa dikumpulkan melalui metode angket dengan skala Model Likert yang terdiri dari 33 butir pernyataan. Deskripsi hasil analisis variabel karakter siswa diperoleh skor maksimum sebesar 185, skor minimum 82, rentang skor teoretiknya dari 41 sampai 205. Skor karakter siswa jika disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka hasilnya seperti tabel 13. berikut: 61 61 Tabel 13. Distribusi frekuensi Skor Variabel Karakter Siswa Frekuensi Frekuensi No Kelas Interval Absolut Relatif (%) Kumulatif (%) 1 82 – 94 7 12,07 12,07 2 95 – 107 7 12,07 24,14 3 108 – 120 6 10,34 34,48 4 121 – 133 10 17,24 51,72 5 134 – 146 9 15,52 67,24 6 147 – 159 8 13,79 81,03 7 160 – 172 5 8,62 89,66 8 173 – 185 6 10,34 100,00 Jumlah 58 100,00 Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 6 orang atau 10,34% responden yang skornya berada pada interval paling besar yakni antara 173 s.d 185; terdapat 7 orang responden atau 12,07%, yang skornya berada pada interval paling rendah yakni antara 94 s.d 103. Sedangkan mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 17,24%, memperoleh skor antara 121 s.d. 133. Skor karakter siswa sebagaimana tabel di atas disajikan dalam histogram adalah seperti gambar di bawah ini: f 13 12 10 10 9 8 8 7 7 6 6 6 5 4 2 0 81,5 107,5 94,5 133,5 126,5 Batas Nyata 159,5 146,5 185,5 172,5 Hasil statistik deskriptif dari variabel karakter siswa seperti tampak paada tabel: 62 62 Tabel 14. Hasil Deskriptif Karakter Siswa N Statistics KARAKTER SISWA Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum 58 0 131.34 132.00 82a 28.357 804.125 103 82 185 7618 (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Hasil deskriptif variabel karakter siswa (X3) dalam tabel 14 diterangkan bahwa terdapat jumlah responden 58 orang siswa yang mengisi angket dengan nilai rata-rata (mean) = 131,34; nilai titik tengah (median) = 132,00; nilai yang sering muncul (mode) = 82; simpangan baku (standard deviation) = 28,357; tingkat penyebaran data karakter siswa (variance) = 804,125; rentangan (range) = 103; skor minimum dari data karakter siswa = 82 dan skor maksimum dari data karakter siswa = 185. Sedangkan skor keseluruhan = 7618. Variabel karakter siswa dapat diukur melalui dimensi; (1) tujuan pendidikan karakter dengan indikator; (a) religius, dan jujur, (b) toleransi dan disiplin, (c) kerja keras dan kreatif, (d) mandiri dan demokratis, (e) rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan, (f) cinta tanah air dan menghargai prestasi, (g) bersahabat dan komunikatif, (h) cinta damai dan gemar membaca, (i) peduli lingkungan sosial, dan tanggung jawab, (j) bela orangtua dan (k) bela negara. Berikut ini akan disajikan presentase jawaban responden dari indikator tersebut. a. Religius dan Jujur Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator religius dan jujur tampak pada tabel berikut Tabel 15. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Religius dan Jujur Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 50 3 150 21.68% Skor 4 58 4 232 33.53% Skor 5 62 5 310 44.80% Jumlah 170 692 100,00% 4,07 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator religius dan jujur 63 63 sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,80%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator religius dan jujur sebesar 4,07. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator religius dan jujur berada pada kategori tinggi/baik. b. Toleransi dan Disiplin Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator toleransi dan disiplin tampak pada tabel berikut: Tabel 16. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Toleransi dan Disiplin Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 54 3 162 22.88% Skor 4 59 4 236 33.33% Skor 5 62 5 310 43.79% Jumlah 175 708 100,00% 4,05 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator toleransi dan disiplin sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,79%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator toleransi dan disiplin sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator toleransi dan disiplin berada pada kategori tinggi/baik. c. Kerja keras dan Kreatif Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator kerja keras dan kreatif tampak pada tabel berikut Tabel 17. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Kerja Keras dan Kreatif Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 53 3 159 22.68% Skor 4 58 4 232 33.10% Skor 5 62 5 310 44.22% Jumlah 173 701 100,00% 4,05 Rata-rata 64 64 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator kerja keras dan kreatif sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,22%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator kerja keras dan kreatif sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator kerja keras dan kreatif berada pada kategori tinggi/baik. d. Mandiri dan Demokratis Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator mandiri dan demokratis tampak pada tabel berikut; Tabel 18. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Mandiri dan Demokratis Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 57 3 171 23.36% Skor 4 59 4 236 32.24% Skor 5 65 5 325 44.40% Jumlah 181 732 100,00% 4,04 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator mandiri dan demokratis sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,40%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator mandiri dan demokratis sebesar 4,04. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator mandiri dan demokratis berada pada kategori tinggi/baik. e. Rasa Ingin Tahu dan Semangat Kebangsassn Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan tampak pada tabel berikut Tabel 19. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Rasa ingin Tahu dan Semangat Kebangsaan Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 56 3 168 23.37% Skor 4 59 4 236 32.82% Skor 5 63 5 315 43.81% Jumlah 178 719 100,00% 4,04 Rata-rata 65 65 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,81%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan sebesar 4,04. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan berada pada kategori tinggi/baik. f. Cinta Tanah Air dan Menghargai Prestasi Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator cinta tanah air dan menghargai prestasi tampak pada tabel berikut Tabel 20. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator cinta tanah air dan menghargai prestasi Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 56 3 168 22.40% Skor 4 63 4 252 33.60% Skor 5 66 5 330 44.00% Jumlah 185 750 100,00% 4,05 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator cinta tanah air dan menghargai prestasi sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,00%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator cinta tanah air dan menghargai prestasi sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator cinta tanah air dan menghargai prestasi berada pada kategori tinggi/baik. g. Bersahabat dan Komunikatif Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator bersahabat dan komunikatif tampak pada tabel berikut; Tabel 21. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator bersahabat dan komunikatif Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 52 3 156 22.32% Skor 4 57 4 228 32.62% Skor 5 63 5 315 45.06% Jumlah 172 699 100,00% 4,06 Rata-rata 66 66 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator bersahabat dan komunikatif sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,06%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator bersahabat dan komunikatif sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator bersahabat dan komunikatif berada pada kategori tinggi/baik. h. Cinta Damai dan Gemar Membaca Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator cinta damai dan gemar membaca tampak pada tabel berikut Tabel 22. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Cinta Damai dan Gemar Membaca Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 49 3 147 23.86% Skor 4 51 4 204 33.12% Skor 5 53 5 265 43.02% Jumlah 153 616 100,00% 4,03 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator cinta damai dan gemar membaca sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,02%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator cinta damai dan gemar membaca sebesar 4,03. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator cinta damai dan gemar membaca berada pada kategori tinggi/baik. i. Peduli Lingkungan Sosial dan Tanggung Jawab Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator peduli lingkungan sosial dan tanggung jawab tampak pada tabel berikut Tabel 23. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator Peduli Lingkungan Sosial dan Tanggung Jawab Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 55 3 165 22.88% Skor 4 59 4 236 32.73% Skor 5 64 5 320 44.38% Jumlah 178 721 100,00% 4,05 Rata-rata 67 67 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator peduli lingkungan sosial dan tanggung jawab sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,38%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator peduli lingkungan sosial dan tanggung jawab sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator peduli lingkungan sosial dan tanggung jawab berada pada kategori tinggi/baik. j. Bela Orangtua Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator bela orangtua tampak pada tabel berikut Tabel 24. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator bela orangtua Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 46 3 138 23.96% Skor 4 47 4 188 32.64% Skor 5 Jumlah 50 5 250 43.40% 143 576 100,00% 4,03 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator bela orangtua sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,40%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator bela orangtua sebesar 4,03. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator bela orangtua berada pada kategori tinggi/baik. k. Bela Negara Jawaban responden terhadap karakter siswa dalam indikator bela negara tampak pada tabel berikut; Tabel 25. Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Indikator bela negara Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 52 3 156 23.11% Skor 4 56 4 224 33.19% Skor 5 59 5 295 43.70% Jumlah 167 675 100,00% 4,04 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai karakter siswa dalam indikator bela negara sebagian 68 68 besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,70%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa dalam indikator bela negara sebesar 4,04. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan karakter siswa dalam indikator bela negara berada pada kategori tinggi/baik. Rekapitulasi hasil jawaban responden terhadap karakter siswa dalam masing-masing indikator, sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 26. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden terhadap Karakter siswa dalam Masing-Masing Indikator Skor Rata-Rata Indikator Jawaban Kriteria Responden religius dan jujur 4,05 Tinggi/baik toleransi dan disiplin 4,05 Tinggi/baik kerja keras dan kreatif 4,05 Tinggi/baik mandiri dan demokratis 4,04 Tinggi/baik rasa ingin tahu dan semangat 4,04 Tinggi/baik kebangsaan cinta tanah air dan menghargai 4,05 Tinggi/baik prestasi bersahabat dan komunikatif 4,06 Tinggi/baik cinta damai dan gemar 4,03 Tinggi/baik membaca peduli lingkungan sosial, dan 4,05 Tinggi/baik tanggung jawab bela orangtua 4,03 Tinggi/baik bela negara 4,06 Tinggi/baik Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa indikator bela negara menempati nilai rata-rata tertinggi yakni 4,42. Deskripsi data variabel karakter siswa diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 27. Jawaban Responden terhadap Karakter Siswa Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Porsentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 576 3 1728 22.68% Skor 4 605 4 2420 31.77% Skor 5 694 5 3470 45.55% Jumlah 1875 100,00% 7618 4,06 Rata-rata 69 69 Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden untuk variabel karakter siswa (X3) terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,55%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel karakter siswa sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan karakter siswa berada pada kategori tinggi. 2. Komunikasi Orangtua (X1) Data skor variabel komunikasi orangtua dikumpulkan melalui metode angket dengan skala Model Likert yang terdiri dari 26 butir pernyataan. Deskripsi hasil analisis variabel komunikasi orangtua diperoleh skor maksimum sebesar 128, skor minimum 52, rentang skor teoretiknya dari 26 sampai 130. Skor komunikasi orangtua jika disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka hasilnya seperti pada tabel 28. berikut: Tabel 28. Distribusi frekuensi Skor Variabel Komunikasi Orangtua No Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Absolut Relatif (%) Kumulatif (%) 52 – 62 5 8,62 8,62 63 – 73 7 12,07 20,69 74 – 84 9 15,52 36,21 85 – 95 12 20,69 56,90 96 – 106 10 17,24 74,14 107 – 117 7 12,07 86,21 118 – 128 8 13,79 100,00 Jumlah 58 100,00 Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 8 orang atau 13,79% responden yang skornya berada pada interval paling besar yakni antara 118 s.d 128; terdapat 5 orang responden atau 8,62%, yang skornya berada pada interval paling rendah yakni antara 52 s.d 62. Sedangkan mayoritas responden sebanyak 12 orang atau 20,69%, memperoleh skor antara 85 s.d. 95. 1 2 3 4 5 6 7 70 70 Skor komunikasi orangtua sebagaimana tabel di atas disajikan dalam histogram adalah seperti gambar di bawah ini: f 13 12 12 10 10 9 8 8 7 7 6 5 4 2 0 51,5 73,5 62,5 95,5 84,5 Batas Nyata 117,5 106,5 128,5 Deskripsi data variabel komunikasi orang tua diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 29. Jawaban Responden terhadap komunikasi orang tua Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 397 3 1191 22.46% Skor 4 443 4 1772 33.42% Skor 5 468 5 2340 44.13% Jumlah 1308 100.00% 5303 4,05 Rata-rata Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa skor jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua (X1) sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,13%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, 71 71 angka sebesar itu berada pada kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua sebagaimana dipersepsi oleh anaknya berada pada kategori tinggi/baik. Hasil statistik deskriptif dari variabel komunikasi orangtua seperti tampak pada tabel berikut; Tabel 30. Hasil Deskriptif Komunikasi orangtua Statistics KOMUNIKASI ORANGTUA Valid 58 N Missing 0 Mean 91.43 Median 91.00 Mode 75a Std. Deviation 20.304 Variance 412.250 Range 76 Minimum 52 Maximum 128 Sum 5303 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Hasil deskriptif variabel komunikasi orangtua (X1) dalam tabel 30 diterangkan bahwa terdapat jumlah responden 58 orang siswa yang mengisi angket dengan nilai rata-rata (mean) = 91,43; nilai titik tengah (median) = 91,00; nilai yang sering muncul (mode) = 75; simpangan baku (standard deviation) = 20,304; tingkat penyebaran data komunikasi orangtua (variance) = 412,250; rentangan (range) = 76; skor minimum dari data komunikasi orangtua = 52 dan skor maksimum dari data komunikasi orangtua = 128. Sedangkan skor keseluruhan = 5303. Komunikasi orangtua yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat diukur melalui dimensi; (1) komunikasi efektif dengan indikator; (a) Kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai, (b) adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak, dan (c) kesenangan dan mempengaruhi sikap, (2) pola komunikasi dengan indikator; (a) Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan), (b) Permissive (Cenderung berprilaku bebas), dan (c) Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan), dan (3) kelancaran komunikasi dengan indikator; (a) mau mendengarkan, (b) menggunakan empati, dan (c) memberikan kebebasan dan dorongan. Berikut ini merupakan gambaran jawaban responden dari masing-masing indikator yaitu: a. Kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai tampak pada tabel berikut; 72 72 Tabel 31. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 47 3 141 22.89% Skor 4 50 4 200 32.47% Skor 5 55 5 275 44.64% Jumlah 152 616 100,00% 4,05 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,64%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai berada pada kategori tinggi/baik. b. Adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak tampak pada tabel berikut; Tabel 32. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 43 3 129 21.36% Skor 4 50 4 200 33.11% Skor 5 55 5 275 45.53% Jumlah 148 604 100,00% 4,08 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,53%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak sebesar 4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator 73 73 adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak berada pada kategori tinggi/baik. c. Kesenangan dan mempengaruhi sikap Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap tampak pada tabel berikut; Tabel 33. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 38 3 114 22.05% Skor 4 42 4 168 32.50% Skor 5 47 5 235 45.45% Jumlah 127 517 100,00% 4,07 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,45%. Skor ratarata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap sebesar 4,07. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator kesenangan dan mempengaruhi sikap berada pada kategori tinggi/baik. d. Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan)tampak pada tabel berikut Tabel 34. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 43 3 129 22.05% Skor 4 49 4 196 33.50% Skor 5 52 5 260 44.44% Jumlah 144 585 100,00% 4,06 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,44%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban 74 74 responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) berada pada kategori tinggi/baik. e. Permissive (Cenderung berprilaku bebas) Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas) tampak pada tabel berikut; Tabel 35. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas) Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 43 3 129 21.86% Skor 4 49 4 196 33.22% Skor 5 53 5 265 44.92% Jumlah 145 590 100,00% 4,07 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas)terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,92%. Skor ratarata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas)sebesar 4,07. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator Permissive (Cenderung berprilaku bebas) berada pada kategori tinggi/baik. f. Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) tampak pada tabel berikut; Tabel 36. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 45 3 135 23.40% Skor 4 48 4 192 33.28% Skor 5 50 5 250 43.33% Jumlah 143 577 100,00% 4,03 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,33%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) sebesar 4,03. Apabila dikonsultasikan 75 75 dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) berada pada kategori tinggi/baik. g. Mau mendengarkan Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator mau mendengarkan tampak pada tabel berikut; Tabel 37. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator mau mendengarkan Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 41 3 123 21.77% Skor 4 43 4 172 30.44% Skor 5 54 5 270 47.79% Jumlah 138 565 100,00% 4,09 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator mau mendengarkan terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 47,79%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator mau mendengarkan sebesar 4,09. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator menyediakan mau mendengarkan berada pada kategori tinggi/baik. h. Menggunakan Empati Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator menggunakan empati tampak pada tabel berikut; Tabel 38. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator menggunakan empati Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 45 3 135 22.96% Skor 4 47 4 188 31.97% Skor 5 53 5 265 45.07% Jumlah 145 588 100,00% 4,06 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator menggunakan empati terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,07%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator menggunakan empati sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada 76 76 pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator menyediakan menggunakan empati pada kategori tinggi/baik. i. Memberikan kebebasan dan dorongan Jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam indikator memberikan kebebasan dan dorongan tampak pada tabel berikut; Tabel 39. Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Indikator memberikan kebebasan dan dorongan Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 50 3 150 22.26% Skor 4 56 4 224 33.23% Skor 5 60 5 300 44.51% Jumlah 166 674 100,00% 4,06 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden mengenai komunikasi orangtua dalam indikator memberikan kebebasan dan dorongan terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 44,51%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel komunikasi orangtua dalam indikator memberikan kebebasan dan dorongan sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan komunikasi orangtua dalam indikator memberikan kebebasan dan dorongan berada pada kategori tinggi/baik. Berikut ini rangkuman hasil jawaban responden terhadap komunikasi orangtua dalam masing-masing indikator, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini; Tabel 40. Rangkuman Hasil Jawaban Responden terhadap Komunikasi orangtua dalam Masing-Masing Indikator Skor Rata-Rata Indikator Kriteria Jawaban Responden kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak kesenangan dan mempengaruhi sikap Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) Permissive (Cenderung berprilaku bebas) 4,05 Tinggi/baik 4,08 Tinggi/baik 4,07 Tinggi/baik 4,06 Tinggi/baik 4,07 Tinggi/baik 77 77 Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) mau mendengarkan 4,03 Tinggi/baik 4,09 Tinggi/baik menggunakan empati 4,06 Tinggi/baik memberikan kebebasan dan 4,06 Tinggi/baik dorongan Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa indikator mau mendengarkan menempati skor rerata tertinggi yakni 4,09. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya siswa bila guru melakukan pendekatan yang personal siswa akan memberikan respon yang baik dan mendengarkan apa yang diucapkan gurunya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa orangtua yang bijak terhadap anaknya akan diperlakukan yang sama, anak terhadap orangtuanya. 3. Motivasi Belajar (X2) Data skor variabel motivasi belajar dikumpulkan melalui metode angket dengan skala Model Likert yang terdiri dari 27 butir pernyataan. Deskripsi hasil analisis variabel motivasi belajar diperoleh skor maksimum sebesar 132, skor minimum 56, rentang skor teoretiknya dari 27 sampai 135. Skor motivasi belajar jika disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka hasilnya seperti pada tabel 41. berikut: Tabel 41. Distribusi frekuensi Skor Variabel Motivasi Belajar Frekuensi Frekuensi No Kelas Interval Absolut Relatif (%) Kumulatif (%) 1 56 – 66 6 10,34 10,34 2 67 – 77 9 15,52 25,86 3 78 – 88 8 13,79 39,66 4 89 – 99 12 20,69 60,34 5 100 – 110 9 15,52 75,86 6 111 – 121 7 12,07 87,93 7 122 – 132 7 12,07 100,00 Jumlah 58 100,00 Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 7 orang atau 12,07% responden yang skornya berada pada interval paling besar yakni antara 122 s.d 132; terdapat 6 orang responden atau 10,34%, yang skornya berada pada interval paling rendah yakni antara 56 s.d 66. Sedangkan mayoritas responden sebanyak 12 orang atau 20,69%, memperoleh skor antara 89 s.d. 99. 78 78 Skor motivasi belajar sebagaimana tabel di atas disajikan dalam histogram adalah seperti gambar di bawah ini: f 13 12 12 10 9 9 8 8 7 6 7 6 4 2 0 55,5 77,5 66,5 99,5 88,5 Batas Nyata 121,5 110,5 132,5 Hasil statistik deskriptif dari variabel motivasi belajar seperti tampak pada tabel berikut; Tabel 42. Hasil Deskriptif Motivasi belajar Statistics MOTIVASI BELAJAR Valid Missing 58 0 Mean 94.26 Median 93.50 Mode 72a Std. Deviation 20.770 Variance 431.388 Range 76 Minimum 56 Maximum 132 Sum 5467 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown N (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Hasil deskriptif variabel motivasi belajar (X2) dalam tabel 42 diterangkan bahwa terdapat jumlah responden 58 siswa yang mengisi angket dengan 79 79 nilai rata-rata (mean) = 94,26; nilai titik tengah (median) = 93,50; nilai yang sering muncul (mode) = 72; simpangan baku (standard deviation) = 20,770; tingkat penyebaran data motivasi belajar (variance) = 431,388; rentangan (range) = 76; skor minimum dari data motivasi belajar = 56 dan skor maksimum dari data motivasi belajar = 132. Sedangkan skor keseluruhan = 5467. Variabel motivasi belajar dalam penelitian ini diukur melalui dimensi, yaitu: (1) intrinsik dengan indikator; (a) adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, (b) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (d) ulet dalam menghadapi kesulitan, dan (e) lebih senang bekerja secara mandiri. (2) ekstrinsik dengan indikator; (a) adanya lingkungan belajar yang kondusif, (b) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (c) adanya penghargaan dalam belajar, (d) memberi ulangan dan mengetahui hasil, dan (e) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berikut ini merupakan gambaran jawaban responden dari masing-masing dimensi tersebut sebagai berikut: a. Adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut tampak pada tabel berikut; Tabel 43. Jawaban Responden pada Indikator adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 43 3 129 22.87% Skor 4 45 4 180 31.91% Skor 5 51 5 255 45.21% Jumlah 139 564 100,00% 4,06 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,21%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut sebesar 4,06. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor ratarata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut berada pada kategori tinggi/baik. 80 80 b. Adanya hasrat dan keinginan berhasil Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil tampak pada tabel berikut; Tabel 44. Jawaban Responden pada Dimensi adanya hasrat dan keinginan berhasil Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 35 3 105 22.53% Skor 4 39 4 156 33.48% Skor 5 41 5 205 43.99% Jumlah 115 466 100,00% 4,05 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,99%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil berada pada kategori tinggi/baik. c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan tampak pada tabel berikut; Tabel 45. Jawaban Responden pada Dimensi adanya harapan dan citacita masa depan Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 41 3 123 21.54% Skor 4 47 4 188 32.92% Skor 5 52 5 260 45.53% Jumlah 140 571 100,00% 4,08 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,53%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan sebesar 4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. 81 81 Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan berada pada kategori tinggi/baik. d. Ulet dalam menghadapi kesulitan Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator ulet dalam menghadapi kesulitan tampak pada tabel berikut; Tabel 46. Jawaban Responden pada Dimensi ulet dalam menghadapi kesulitan Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 39 3 117 21.91% Skor 4 43 4 172 32.21% Skor 5 49 5 245 45.88% Jumlah 131 534 100,00% 4,08 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator ulet dalam menghadapi kesulitan sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,88%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator ulet dalam menghadapi kesulitan sebesar 4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator ulet dalam menghadapi kesulitan berada pada kategori tinggi/baik. e. Lebih senang bekerja secara mandiri Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator lebih senang bekerja secara mandiri tampak pada tabel berikut; Tabel 47. Jawaban Responden pada Dimensi lebih senang bekerja secara mandiri Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 40 3 120 23.39% Skor 4 42 4 168 32.75% Skor 5 45 5 225 43.86% Jumlah 127 513 100,00% 4,04 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator lebih senang bekerja secara mandiri sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,86%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator lebih senang bekerja secara mandiri sebesar 4,04. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban 82 82 responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator lebih senang bekerja secara mandiri berada pada kategori tinggi/baik. f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif tampak pada tabel berikut; Tabel 48. Jawaban Responden pada Dimensi adanya lingkungan belajar yang kondusif Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 39 3 117 21.75% Skor 4 44 4 176 32.71% Skor 5 49 5 245 45.54% Jumlah 132 538 100,00% 4,08 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,54%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif sebesar 4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif berada pada kategori tinggi/baik. g. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar tampak pada tabel berikut; Tabel 49. Jawaban Responden pada Dimensi adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 40 3 120 22.43% Skor 4 45 4 180 33.64% Skor 5 47 5 235 43.93% Jumlah 132 535 100,00% 4,05 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 43,93%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar sebesar 4,05. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran 83 83 skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar berada pada kategori tinggi/baik. h. Adanya penghargaan dalam belajar Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator adanya penghargaan dalam belajar tampak pada tabel berikut; Tabel 50. Jawaban Responden pada Dimensi adanya penghargaan dalam belajar Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 34 3 102 20.40% Skor 4 37 4 148 29.60% Skor 5 50 5 250 50.00% Jumlah 121 500 100,00% 4,13 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator adanya penghargaan dalam belajar sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 50,00%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator adanya penghargaan dalam belajar sebesar 4,13. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator adanya penghargaan dalam belajar berada pada kategori tinggi/baik. i. Memberi ulangan dan mengetahui hasil Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator memberi ulangan dan mengetahui hasil tampak pada tabel berikut; Tabel 51. Jawaban Responden pada Dimensi memberi ulangan dan mengetahui hasil Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 37 3 111 21.43% Skor 4 43 4 172 33.20% Skor 5 47 5 235 45.37% Jumlah 127 518 100,00% 4,08 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator memberi ulangan dan mengetahui hasil sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 45,37%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator memberi ulangan dan mengetahui hasil sebesar 4,08. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. 84 84 Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator memberi ulangan dan mengetahui hasil berada pada kategori tinggi/baik. j. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam indikator senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal tampak pada tabel berikut; Tabel 52. Jawaban Responden pada Dimensi senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 41 3 123 21.47% Skor 4 45 4 180 31.41% Skor 5 54 5 270 47.12% Jumlah 140 573 100,00% 4,09 Rata-rata Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban responden mengenai motivasi belajar dalam indikator senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal sebagian besar berada pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 47,12%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar dalam indikator senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal sebesar 4,09. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar dalam indikator senang mencari dan memecahkan masalah soalsoal berada pada kategori tinggi/baik. Berikut ini rangkuman hasil jawaban responden terhadap motivasi belajar dalam masing-masing dimensi, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini Tabel 53. Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden terhadap Motivasi belajar dalam Masing-Masing Indikator Skor Rata-Rata Dimensi Jawaban Kriteria Responden adanya perasaan menyenangi 4,06 Tinggi/baik materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut adanya hasrat dan keinginan 4,05 Tinggi/baik berhasil adanya harapan dan cita-cita 4,08 Tinggi/baik masa depan ulet dalam menghadapi 4,08 Tinggi/baik kesulitan lebih senang bekerja secara 4,04 Tinggi/baik mandiri 85 85 adanya lingkungan belajar 4,08 Tinggi/baik yang kondusif adanya kegiatan yang menarik 4,05 Tinggi/baik dalam belajar adanya penghargaan dalam 4,13 Tinggi/baik belajar memberi ulangan dan 4,08 Tinggi/baik mengetahui hasil senang mencari dan 4,09 Tinggi/baik memecahkan masalah soalsoal Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dimensi adanya penghargaan dalam belajar menempati skor rata-rata tertinggi yakni 4,13. Dengan demikian adanya penghargaan dalam belajar merupakan kebutuhan yang paling dominan dalam meningkatkan Motivasi belajar siswa di sekolah dan di luar sekolah. Deskripsi data variabel motivasi belajar diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden diperoleh hasil seperti pada tabel berikut; Tabel 54. Jawaban Responden terhadap Motivasi belajar Alternatif Frekuensi Bobot Hasil Persentase Jawaban Skor 1 1 Skor 2 2 Skor 3 323 3 969 17.72% Skor 4 407 4 1628 29.78% Skor 5 574 5 2870 52.50% Jumlah 1304 5467 100,00% 4,19 Rata-rata Tabel di atas memberikan gambaran skor jawaban responden untuk variabel motivasi belajar (X2) terpusat pada alternatif jawaban skor 5, yaitu 52,50%. Skor rata-rata jawaban responden untuk variabel motivasi belajar sebesar 4,19. Apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada kategori tinggi/baik. Hasil ini menunjukkan motivasi belajar berada pada kategori tinggi/baik. D. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Persyaratan dalam menganalisis data yang pertama dilakukan adalah uji normalitas, uji ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data yang akan dianalisis dan dilakukan dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 20.00 dengan jumlah sampel sebanyak 58 responden. Distribusi data dikatakan normal jika nilai sig > 0,05. a. Hasil Uji Normalitas Variabel Karakter siswa Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel karakter siswa (X3), tampak pada tabel berikut; 86 86 Tabel 55. Hasil Uji Normalitas Variabel Karakter siswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KARAKTER SISWA 58 N 131.34 Mean a,b Normal Parameters 28.357 Std. Deviation .074 Absolute .074 Most Extreme Differences Positive -.044 Negative .563 Kolmogorov-Smirnov Z .909 Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0,05; maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,909. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel karakter siswa (X3) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan data pada variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan uji linieritas. b. Hasil Uji Normalitas Variabel Komunikasi orangtua Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel komunikasi orangtua (X1), tampak pada tabel berikut; Tabel 56. Hasil Uji Normalitas Variabel Komunikasi orangtua One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KOMUNIKASI ORANGTUA 58 N 91.43 Mean a,b Normal Parameters 20.304 Std. Deviation .067 Absolute .067 Most Extreme Differences Positive -.051 Negative .508 Kolmogorov-Smirnov Z .959 Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0,05; maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,959. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel komunikasi orangtua (X1) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan data pada variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan uji linieritas. c. Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi belajar Hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel motivasi belajar (X2), tampak pada tabel berikut; 87 87 Tabel 57. Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi belajar One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test MOTIVASI BELAJAR 58 N 94.26 Mean a,b Normal Parameters 20.770 Std. Deviation .060 Absolute .059 Most Extreme Differences Positive -.060 Negative .453 Kolmogorov-Smirnov Z .986 Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0,05; maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,986. Hasil ini menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Artinya data sampel penelitian untuk variabel motivasi belajar (X2) berdistribusi normal. Hasil ini menunjukkan data pada variabel ini dapat dilanjutkan dengan perhitungan uji linieritas. Berikut ini rangkuman hasil uji normalitas data variabel penelitian, sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 58. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Nilai No Variabel Nilai α Kesimpulan Probabilitas Karakter siswa 1 0,909 0,05 Normal Komunikasi orangtua 2 0,959 0,05 Normal 3 Motivasi belajar 0,986 0,05 Normal 2. Uji Linieritas Hasil uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya data yang dianalisis yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian jika Nilai Sig. Linearity < nilai Probabilitas, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linear. a. Uji Linieritas X1 atas Variabel X3 Hasil uji linieritas data variabel komunikasi orangtua (X1) atas data variabel karakter siswa (X3) tampak pada tabel berikut Tabel 59. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Variabel X3 ANOVA Table KARAKTER SISWA * KOMUNIKASI ORANGTUA Between Groups (Combined) Sum of df Squares 38094.937 43 Mean Square 885.929 Linearity 31571.528 Deviation from Linearity Within Groups Total 1 F Sig. 1.602 .170 31571.52 57.105 8 .000 6523.409 42 155.319 7740.167 14 45835.103 57 552.869 (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) .281 .999 88 88 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Linearity sebesar 0,000 (< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data variabel komunikasi orangtua (X1) atas data variabel karakter siswa (X3) adalah linear. b. Uji Linieritas X2 atas X3 Hasil uji linieritas data variabel komunikasi orangtua (X2) atas data variabel karakter siswa (X3) tampak pada tabel berikut; Tabel 60. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 atas Variabel X3 ANOVA Table KARAKTER SISWA * MOTIVASI BELAJAR Between Groups (Combined) Sum of Squares 40075.937 Linearity 26812.650 1 26812.65 0 60.52 .000 3 Deviation from Linearity 13263.287 43 308.449 .696 .817 5759.167 45835.103 13 57 443.013 Within Groups Total df 44 Mean Square 910.817 F Sig. 2.056 .079 (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Linearity sebesar 0,000 (< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data variabel komunikasi orangtua (X2) atas data variabel karakter siswa (X3) adalah linear. c. Uji Linieritas X1 atas X2 Hasil uji linieritas data variabel komunikasi orangtua (X1) atas data variabel motivasi belajar (X2) tampak pada tabel berikut; Tabel 61. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Variabel X2 ANOVA Table KARAKTER SISWA * MOTIVASI BELAJAR Between Groups Within Groups Total (Combined) Sum of Squares 40075.937 df Linearity 26812.650 1 26812.65 0 60.52 3 .000 Deviation from Linearity 13263.287 43 308.449 .696 .817 5759.167 45835.103 13 57 443.013 44 Mean Square 910.817 F Sig. 2.056 .079 (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Linearity sebesar 0,000 (< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data variabel komunikasi orangtua (X1) atas data variabel motivasi belajar (X2) adalah linear. Berikut ini rangkuman hasil uji linieritas X1 atas X3; X2 atas X3 dan X1 atas X2, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini 89 89 Tabel 62. Rangkuman Hasil Uji Linieritas No Variabel Sig. Linearity Signifikansi Kesimpulan 1. X1 atas X3 0,000 0,05 Linier 2. X2 atas X3 0,000 0,05 Linier 3. X1 atas X2 0,000 0,05 Linier Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada variabel terikat linieritas dengan data pada masing-masing variabel bebas. E. Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. Seluruh pengolahan data untuk pengujian hipotesis menggunakan bantuan SPSS versi 20.00 sebagaimana diuraikan berikut ini; 1. Uji Hipotesis Pertama dan Kedua Pengujian hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagaimana berikut: a. Merumuskan Hipotesis Statistik H0 : βy1 ≤ 0 : Komunikasi orangtua tidak berpengaruh langsung terhadap karakter siswa. H1 : βy1 > 0 : Komunikasi orangtua berpengaruh langsung positif terhadap karakter siswa. b. H0 : βy2 ≤ 0 : Motivasi belajar tidak berpengaruh langsung terhadap karakter siswa. H1 : βy2 > 0 : Motivasi belajar berpengaruh langsung positif terhadap karakter siswa c. Menghitung Koefesien Korelasi Sederhana antar dua variabel 1) Koefisien korelasi X1 atas X3 dan X2 atas X3 (Model Struktur 1) Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00, nilai korelasi variabel komunikasi orangtua (X1) terhadap karakter siswa (X3) dan motivasi belajar (X2) terhadap karakter siswa (X3); hasil perhitungan menunjukkan hasil perhitungan korelasi variabel komunikasi orangtua (X1) dan karakter siswa (X3) sebesar r13 = 0,583; Sementara besarnya KD (Koefesien Determinasi) variabel komunikasi orangtua (X1) dan karakter siswa (X3) sebesar 0,341 atau 34,10%, ini artinya bahwa variabel komunikasi orangtua memberikan sumbangan atau kontribusi sebesar 34,10% terhadap karakter siswa. Hasil perhitungan korelasi variabel motivasi belajar (X2) dan karakter siswa (X3) sebesar r23 = 0,463. Sedangkan besarnya KD variabel motivasi belajar (X2) dan karakter siswa (X3) sebesar 0,339 atau 33,90%, ini artinya bahwa variabel motivasi belajar memberikan sumbangan atau kontribusi sebesar 33,90% terhadap karakter siswa. 2) Menentukan Koefesien Jalur Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS-20 diperoleh hasil sebagai berikut: 90 90 Tabel 63. Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 55.165 15.300 X1 .756 .233 .541 X2 .075 .228 .055 56.952 14.201 2 (Constant) X1 .814 .152 .583 a. Dependent Variable: X3 t 3.606 3.245 .331 4.010 5.364 Sig. .001 .002 .742 .000 .000 (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Besarnya koefesien jalur (p) antara variabel komunikasi orangtua (X1) dan karakter siswa (X3) sebesar p31 = 0,541; t= 3,245; p-value = 0,002 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap karakter siswa dengan jarak pengaruhnya sebesar 0,541. Besarnya koefesien jalur (p) antara variabel motivasi belajar (X2) dan karakter siswa (X3) sebesar p32 = 0,055; t= 0,331; p-value = 0,742 > 0,05 atau Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap karakter siswa. Berdasarkan analisis terlihat bahwa terdapat koefesien jalur (p32) yang tidak signifikan, maka model perlu diperbaiki dengan cara mengeluarkan X1 dari model (trimming), yang hasilnya dapat dilihat pada Model Struktur 2. Koefesien jalur setelah trimming (Tabel 4.50) adalah p32 = 0,733; t= 6,737; p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap karakter siswa dengan jarak pengaruhnya sebesar 0,733. 3) Menghitung koefisien korelasi X1 atas X2 (Model Struktur 2) Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.00, nilai korelasi variabel komunikasi orangtua (X1) terhadap motivasi belajar (X2), hasil perhitungan menunjukkan hasil perhitungan koefesien korelasi variabel komunikasi orangtua (X1) dan motivasi belajar (X2) sebesar r12 = 0,754. Sementara besarnya KD (Koefesien Determinasi) variabel komunikasi orangtua (X1) dan motivasi belajar (X2) sebesar 0,569 atau 56,90%, ini artinya bahwa variabel komunikasi orangtua memberikan sumbangan atau kontribusi sebesar 56,90% terhadap motivasi belajar. 4) Menentukan koefesien jalur Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS-20 diperoleh hasil sebagai berikut: 91 91 Tabel 64. Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 22.219 9.611 1 X1 .750 .111 .733 X3 .026 .080 .036 (Constant) 23.721 8.404 2 X1 .771 .090 .754 a. Dependent Variable: X2 t 2.312 6.737 .331 2.823 8.594 Sig. .025 .000 .742 .007 .000 (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Besarnya nilai koefesien jalur (p) antara variabel komunikasi orangtua (X1) dan motivasi belajar (X2) sebesar p21 = 0,754; t = 8,594; p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar dengan jarak pengaruhnya sebesar 0,754. 5) Menguji Keberartian Keofesien Jalur Pengujian dapat dilakukan dengan uji dua pihak atau uji satu pihak. Hipotesis yang diujikan: Ho : p31 = 0 H1 : p31 ≠ 0 Hipotesis diuji menggunakan uji-t dengan kriteria Terima Ho, jika thitung < ttabel dan Tolak Ho, jika Thitung > ttabel a) Menguji hipotesis pengaruh langsung komunikasi orangtua (X1) terhadap karakter siswa (X3) Berdasarkan tabel 4.46 di atas, diperoleh nilai thitung sebesar 3,245 dan ttabel sebesar 2,00 pada α= 0,05 dan ttabel sebesar 2,67 pada α= 0,01; dengan (dk = n-k-1 = 58-2-1=55). Karena thitung > ttabel (3,245 > 2,67) maka Ho ditolak dan H1 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh langsung yang sangat signifikan komunikasi orangtua (X1) terhadap karakter siswa (X3). b) Menguji hipotesis pengaruh langsung motivasi belajar (X2) terhadap karakter siswa (X3) Berdasarkan tabel 4.46 di atas, diperoleh nilai thitung sebesar 0,331 dan ttabel sebesar 2,00 pada α= 0,05 dan ttabel sebesar 2,67 pada α= 0,01; dengan (dk = n-k-1 = 58-2-1=55). Karena thitung < ttabel (0,331 < 2,67) maka Ho diterima dan H1 ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung signifikan motivasi belajar (X2) terhadap karakter siswa (X3). c) Menguji hipotesis pengaruh langsung komunikasi orangtua (X1) terhadap motivasi belajar (X2). Berdasarkan tabel 4.49 di atas, diperoleh nilai thitung sebesar 8,594 dan ttabel sebesar 2,00 pada α= 0,05 dan ttabel sebesar 2,67 pada α= 0,01; dengan (dk = n-k-1 = 58-2-1=55). Karena thitung > ttabel (8,594 92 92 > 2,67) maka Ho ditolak dan H1 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung signifikan komunikasi orangtua (X1) terhadap motivasi belajar (X2). 6) Pengujian Kecocokan Model (Model Fit) Pengujian model diperlukan untuk menentukan apakah model yang diajukan sesuai (fit) atau konsisten dengan data empirik atau tidak. Pengujian model dilakukan dengan cara membandingkan matrik korelasi teoritis dengan matrik korelasi empiris. Langkah-langkah sebagai berikut: a) Merumuskan Hipotesis Ho : R = R (θ) (matrik korelasi teoritis = matrik korelasi empiris) Ho : R ≠ R (θ) (matrik korelasi teoritis ≠ matrik korelasi empiris) b) Menentukan nilai Q Q = 1 - Rm2 ; dengan memperhatikan tabel di bawah ini: 1 - Rg2 Tabel 65. Model Summary Model 1 2 R R Square .584a .583b Adjusted R Square .341 .339 Std. Error of the Estimate .317 .328 Change Statistics R Square df1 df2 F Change Change 23.440 .341 14.212 2 55 23.253 -.001 .109 1 55 Sig. F Change .000 .742 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Predictors: (Constant), X1 (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Tabel 66. Model Summary Model 1 2 R R Adjusted R Square Square .755a .754b .570 .569 .554 .561 Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square F Change Change 13.871 .570 36.400 13.760 -.001 .109 df1 2 1 df2 Sig. F Change 55 .000 55 .742 a. Predictors: (Constant), X3, X1 b. Predictors: (Constant), X1 (Perhitungan terdapat pada Lampiran 4) Koefesien determinasi untuk model 1 masing-masing pada struktur 1 dan struktur 2 (sebelum trimming) Rm2 = 1 - (1 – 0,342)(1 - 0,570) = 0,717 Selanjutnya Koefesien determinasi untuk model 2 masing-masing pada struktur 1 dan struktur 2 (setelah trimming) Rm2 = 1 - (1 – 0,339)(1 - 0,569) = 0,715 93 93 Q = 1 - Rm2 1 - Rg2 Q = 1 - 0,717 1 - 0,715 Q = 0,993 Ukuran sampel n= 58, dan banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan d=0, statistik Uji Kai kuadrat dengan W = - (n - d) ln Q = - (58-0) ln 0,993 = 0,4074. Dari tabel Kai kuadrat dengan derajat bebas d= 1 pada taraf signifikansi α= 0,05 didapat harga χ2 tabel = 43,77. Karena W = 0,4074 < χ2 tabel = 43,77; dengan demikian Ho diterima dan H1 ditolak; artinya model yang diperoleh adalah sesuai atau cocok (model fit) diperlihatkan seperti gambar berikut: X1 p31 = 0,541 p21 = 0,754 X2 X3 p32 = 0,733 Ket: X1 : Komunikasi orangtua X2 : Motivasi Belajar Y : Karakter siswa Gambar 4.2 Model Determinasi Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat F. Pembahasan Hasil Penelitian Uraian berikut akan menjelaskan temuan-temuan penelitian yaitu; (1) deskriftif komunikasi orangtua, motivasi belajar dan karakter siswa, (2) pengaruh komunikasi orangtua terhadap karakter siswa, (3) pengaruh motivasi 94 94 belajar terhadap karakter siswa, (4) pengaruh komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar. Uraian hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut; 1. Temuan Deskriftif a. Komunikasi orangtua. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh data empirik mengenai komunikasi orangtua. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi komunikasi orangtua, maka semakin tinggi karakter siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryabrata (2004:14) “semakin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti semakin intensiflah perhatiannya.” kutipan tersebut dapat dimaknai bahwa semakin besar dan intensif komunikasi orangtua terhadap anaknya akan mengurangi terjadinya karakter siswa yang kurang baik, serta dapat mengganggu proses belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah. Berdasarkan hasil penelitian variabel komunikasi orangtua dengan katagori sangat tinggi, ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban responden dari kesembilan indikator yaitu kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik), adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak memperoleh skor 4,08 (tinggi/baik), kesenangan dan mempengaruhi sikap memperoleh skor 4,07 (tinggi/baik), Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik), Permissive (Cenderung berprilaku bebas) memperoleh skor 4,07 (tinggi/baik), Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) memperoleh skor 4,03 (tinggi/baik), mau mendengarkan memperoleh skor 4,09 (tinggi/baik), menggunakan empati memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik), memberikan kebebasan dan dorongan memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik). Hal ini dapat terlihat jelas pada gambar diagram batang berikut; Gambar 4.3 Diagram Batang Rata-rata Masing-Masing Indikator pada Variabel Komunikasi orangtua 95 95 Gambar di atas menunjukkan bahwa pendapat responden terhadap indikator mau mendengarkan memiliki skor tertinggi yakni 4,09 dan indikator kegelisahan dan kekacauan memiliki skor terendah yakni 4,03. Ini menunjukkan bahwa indikator mau mendengarkan paling dominan dibandingkan dengan indikator lain. Dengan demikian komunikasi orangtua harus dapat meningkatkan indikator lain untuk meningkatkan karakter siswa. b. Motivasi belajar Pada bagian ini yang ingin ditunjukkan adalah gambaran tentang motivasi belajar. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi motivasi belajar, maka semakin tinggi pula karakter siswa. Setiap individu mempunyai kebutuhan (need) yang menyebabkan individu tersebut merasakan adanya kekurangan pada dirinya sehingga muncul suatu tenaga yang disebut drive untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kemauan atau dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu itulah yang disebut motivasi. Menurut Hamalik (2007:78), motivasi adalah “suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi sangat dibutuhkan demi terciptanya suasana proses pembelajaran di kelas secara efektif. Motivasi sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output pembelajaran. Untuk itu seorang guru dituntut untuk mampu mengkreasikan berbagai cara agar motivasi siswa dapat timbul dan berkembang dengan baik. Sukmadinata (2003:156) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah “keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan”. Kaitannya antara motivasi belajar dengan karakter siswa adalah motivasi belajar yang baik dapat membentuk karakter siswa yang baik, karena memiliki dorongan yang timbul dari dirinya sendiri. Terdapat sepuluh indikator yang diukur pada variabel ini yakni; adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik); adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); adanya harapan dan citacita masa depan memperoleh skor 4,08 (tinggi/baik); ulet dalam menghadapi kesulitan memperoleh skor 4,08 (tinggi/baik); lebih senang bekerja secara mandiri memperoleh skor 4,04 (tinggi/baik); adanya lingkungan belajar yang kondusif memperoleh skor 4,08 (tinggi/baik); adanya kegiatan yang menarik dalam belajar memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); adanya penghargaan dalam belajar memperoleh skor 4,13 96 96 (tinggi/baik); memberi ulangan dan mengetahui hasil memperoleh skor 4,08 (tinggi/baik); senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal memperoleh skor 4,09 (tinggi/baik). Motivasi belajar memiliki katagori sangat tinggi, ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban responden yaitu 4,19 (tinggi/baik). Adapun hasil penelitian yang menunjukkan skor ratarata untuk masing-masing indikator seperti pada gambar di bawah ini; Gambar 4.4 Diagram Batang Rata-rata Masing-Masing Dimensi pada Variabel Motivasi belajar Pada gambar terlihat bahwa indikator adanya penghargaan dalam belajar mencapai skor 4,13 (tinggi/baik) dan ini menunjukkan bahwa seseorang khususnya siswa ingin diperhatikan dan ingin dihargai hasil kerjanya melalui ulangan atau pekerjaan tangan (kegiatan tugas), dengan memberikan penghargaan kepada siswa dalam belajar dapat membentuk kepercayaan diri sehingga akan memuunculkan karakter siswa. c. Karakter siswa Karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada yang lain. Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Karakter dalam istilah psikologi adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu, karena jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Globalisasi dapat menimbulkan dampak terhadap penyebarluasan pengaruh budaya dan nilai-nilai termasuk ideologi dan agama dalam suatu bangsa yang sulit dikendalikan. Pada gilirannya hal ini akan dapat mengancam jatidiri bangsa. Berdasarkan indikasi tersebut, globalisasi dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak 97 97 masyarakat dan bangsa Indonesia, terutama masyarakat kalangan generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-nilai dan budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya dan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tidak kehilangan kepribadian sebagai bangsa Indonesia. Terdapat sebelas indikator yang diukur pada variabel ini yakni; religius dan jujur memperoleh skor 4,07 (tinggi/baik); toleransi dan disiplin memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); kerja keras dan kreatif memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); mandiri dan demokratis memperoleh skor 4,04 (tinggi/baik); rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan memperoleh skor 4,04 (tinggi/baik); cinta tanah air dan menghargai prestasi memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); bersahabat dan komunikatif memperoleh skor 4,06 (tinggi/baik); cinta damai dan gemar membaca memperoleh skor 4,03 (tinggi/baik); peduli lingkungan sosial, dan tanggung jawab memperoleh skor 4,05 (tinggi/baik); bela orangtua memperoleh skor 4,03 (tinggi/baik); bela negara memperoleh skor 4,04 (tinggi/baik). Adapun hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata untuk masing-masing indikator seperti pada gambar di bawah ini; Gambar 4.5 Diagram Batang Rata-rata Masing-Masing Indikator Pada Variabel Karakter Siswa Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa dari kesebelas indikator, indikator religius dan jujur memiliki skor rata-rata tertinggi yakni 4,07 terkatagori tinggi. Hasil ini menunjukkan karakter siswa lebih dominan ditunjukkan oleh indikator religius dan jujur. 2. Pengaruh Komunikasi Orangtua terhadap Karakter Siswa Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menjalani kehidupannya. Kegiatan komunikasi ini berlangsung dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, selama manusia hidup dan melakukan aktivitasnya. 98 98 Komunikasi merupakan aktivitas yang paling menonjol dalam suatu kehidupan bermasyarakat, bahkan dapat dipastikan, di mana manusia hidup bersama-sama dengan orang lain maka di sana selalu ada kegiatan komunikasi, karena komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia. Komunikasi memegang peran penting dalam sebuah lembaga, perusahaan ataupun organisasi. Kegiatan komunikasi secara sederhana tidak hanya sekedar menyampaikan pesan informasi tetapi juga mengandung unsur persuasif yakni agar orang lain bersedia menerima suatu pemahaman dan pengaruh maupun melakukan suatu perintah, bujukan dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap karakter siswa. Hal ini dapat diterangkan oleh p31 = 0,541; t= 3,245; p-value = 0,002 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil perhitungan kolerasi komunikasi orangtua (X1) terhadap karakter siswa (X3) sebesar 0,583. Ini menunjukkan variabel komunikasi orangtua (X1) dan variabel karakter siswa (X3) memiliki pengaruh langsung positif. Besarnya pengaruh komunikasi orangtua sebesar 0,5832 X 100% = 34,10% atau dapat diartikan bahwa sumbangan atau kontribusi komunikasi orangtua sebesar 34,10% terhadap karakter siswa. Berdasarkan hasil temuan menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap karakter siswa, maka didapat informasi sebagai berikut: (1) komunikasi orangtua memiliki pengaruh dalam meningkatkan karakter siswa. (2) salah satu cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan karakter siswa adalah dengan meningkatkan atau menjalankan peran orangtua untuk memberi kesempatan kepada anaknya, dan orangtua harus mau mendengarkan ungkapan anaknya, baik mengenai keluhan maupun keceriaan yang diutarakannya. Dengan demikian apabila diimplementasikan dengan optimal peran orangtua melalui komunikasi akan meningkatkan karakter siswa. Hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa pentingnya meningkatkan karakter siswa dengan cara meningkatkan peran orangtua dalam berkomunikasi dengan anaknya. Dengan demikian menjawab hipotesis yang diajukan bahwa terdapat pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap karakter siswa. 3. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Karakter Siswa Berdasarkan temuan penelitian bahwa semakin tinggi motivasi belajar semakin tinggi kararter siswa. Hal ini dapat dijelaskan dengan p32 = 0,733; t= 6,737; p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima. Perhitungan kolerasi antara motivasi belajar (X2) dengan karakter siswa sebesar 0,463. Ini menunjukkan bahwa kolerasi antara motivasi belajar terhadap karakter siswa tinggi dan memiliki pengaruh langsung positif sebesar 0,4632 X 100 % = 33,90% atau dapat diartikan bahwa sumbangan atau kontribusi motivasi belajar terhadap karakter siswa sebesar 33,90%. Ini menandakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang memotivasi siswa untuk meningkatkan karakter siswa sudah terpenuhi. Berdasarkan temuan menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung positif motivasi belajar 99 99 terhadap karakter siswa. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa: (1). motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap karakter siswa. (2) salah satu cara meningkatkan karakter siswa adalah dengan cara meningkatkan motivasi belajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan siswa, di antaranya adalah adanya penghargaan dalam belajar. Dengan demikian jika motivasi belajar meningkat yakni kebutuhan-kebutuhan terpenuhi maka karakter siswa meningkat. Hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa pentingnya upaya meningkatkan karakter siswa. Dengan demikian penelitian ini dapat menjawab hipotesis yang diajukan, bahwa terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap karakter siswa. 4. Pengaruh Komunikasi Orangtua terhadap Motivasi Belajar Siswa Penelitian ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi komunikasi orangtua, maka semakin tinggi pula motivasi belajar. Ini dapat dijelaskan dengan p21 = 0,754; t = 8,594; p-value = 0,000 < 0,05 atau Ho ditolak dan H1 diterima. Nilai koefisien kolerasi yang diperoleh sebesar 0,754 berarti terdapat pengaruh langsung komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa siswa SMA Bani Saleh Kota Bekasi. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa kolerasi komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa tinggi dan memiliki pengaruh langsung positif sebesar 0,7542 X 100 % = 56,90% atau dapat diartikan bahwa sumbangan atau kontribusi komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar sebesar 56,90%. Ini menandakan bahwa komunikasi antara orangtua dan anaknya harus terjalin secara harmonis agar apa yang diinginkan anak atau yang diinginkan orangtuanya dapat terwujud melalui komunikasi yang dapat berdampak munculnya motivasi belajar. Berdasarkan temuan menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa: (1) komunikasi orangtua memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar. (2) salah satu cara meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan cara memberikan rasa percaya diri siswa dalam belajar, serta memberikan gambaran tentang masa depan yang akan dihadapinya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Komunikasi orangtua memiliki pengaruh langsung positif terhadap karakter siswa. Karakter siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan komunikasi orangtua seperti; orangtua mau mendengarkan tentang ungkapan baik itu masalah maupun keberhasilan yang telah dicapai oleh anaknya, maka peran orangtua dalam berkomunikasi dengan anaknya sangat berpengaruh. Makna komunikasi orangtua dalam penelitian ini adalah hubungan yang terjadi antara orang tua dengan anak secara tatap muka sehingga orang tua dapat mengarahkan anak pada pembentukan pribadi yang mandiri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi komunikasi orangtua, maka semakin tinggi pula karakter siswa. Dengan demikian terdapat pengaruh langsung positif komunikasi orangtua terhadap karakter siswa. Besarnya pengaruh antara komunikasi orangtua terhadap karakter siswa pada SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi Kota Bekasi adalah sebesar 34,10%. Artinya terdapat 65,90% sisanya yang dapat mempengaruhi variabel karakter siswa, antra lain, seperti; perhatian orangtua, pendidikan agama, pendidikan moral, dll. 2. Motivasi belajar memiliki pengaruh langsung positif terhadap karakter siswa. Karakter siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi belajar yakni dengan cara memberikan dorongan untuk meraih cita-cita yang diinginkan, dan memberikan semangat untuk belajar. Makna motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seorang siswa untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan sesuatu untuk mencapai citacita yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi motivasi belajar, maka semakin tinggi pula karakter siswa. Dengan demikian terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap karakter siswa. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap karakter siswa pada SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi Kota Bekasi sebesar 33,90%. Artinya terdapat 66,10% sisanya yang dapat mempengaruhi variabel karakter siswa, antra lain, seperti; minat belajar, konsep diri, lingkungan belajar 3. Komunikasi orangtua memiliki pegaruh langsung terhadap motivasi belajar. Motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui peningkatan komunikasi orangtua. Makna motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seorang siswa untuk belajar sesuatu atau melakukan kegiatan sesuatu untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Motivasi pada dasarnya akan muncul ketika seseorang ingin mewujudkan cita-citanya dan ia akan berusaha untuk itu dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai aktivitas yang 100 101 101 101 mendukung ke dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian manunjukkan semakin tinggi komunikasi orangtua, maka semakin tinggi pula motivasi belajar. Besarnya pengaruh komunikasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa pada SMA Bani Saleh dan SMA YPI 45 Bekasi Kota Bekasi sebesar 56,90%. Artinya terdapat 43,10% sisanya yang dapat mempengaruhi variabel karakter siswa, antra lain, seperti; kecerdasan intelektuan dan emosional, dll. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi positif bagi penelitian lebih lanjut. 1. Komunikasi orangtua besar kontribusinya terhadap peningkatan terbentuknya karakter siswa, oleh karena itu orangtua harus mau meluangkan waktu untuk mendengarkan keinginan dan keluhan anaknya, karena anak yang memiliki akhlak/moral yang baik, selalu dekat dan dibimbing oleh orangtuanya. 2. Motivasi belajar telah memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi karakter siswa, sehingga perlu ada peningkatkan sehingga terbentuknya karakter, moral, atau akhlak dapat terwujud. 3. Penelitian tentang karakter siswa hendaklah diperluas lagi karena karakter siswa tidak hanya dipengaruhi oleh komunikasi orangtua dan motivasi belajar tetapi masih banyak faktor lain yang ikut berkontribusi. C. Rekomendasi Rekomendasi merupakan bagian akhir dari suatu penelitian yang memberikan rujukan atau rekomendasi agar apa yang ada di lapangan dapat diperbaiki untuk kebaikan semua, hal-hal yang direkomendasikan sebagai berikut: 1. Komunikasi orangtua merupakan bagian dari kehidupan manusia, tanpa komunikasi maka apa yang hendak disampaikan baik berupa informasi atau pesan akan terhambat, sehingg cita-cita yang hendak diwujudkan tidak akan tercapai. 2. Motivasi harus menjadi agenda bagi orangtua jika anaknya ingin berhasil, karena tanpa adanya motivasi cita-cita yang dimiliki anaknya tidak akan terwujud. Pemberian motivasi kepada anak adalah sesuatu yang mudah, namun kenyataannya banyak orangtua yang tidak sabar dengan ulah anaknya sendiri. 3. Karakter atau akhlaq atau tabiat adalah gejala psikologi yang terbentuk dari berbagai macam pengaruh, seperti pengaruh pergaulan, media sosial dan pendidikan di sekolah. Kararter siswa baik atau tidaknya bergantung pada lembaga atau institusi sekolah yang membina siswa tersebut. Semakin peduli oarang akan keberhasilan suatu negara, maka orang akan peduli dengan akhlak atau karakter yang baik. 4. Pendidikan agama adalah bagian yang sangat sentral terhadap terwujudnya akhlaul karimah, tanpa pendidikan agama sejak kecil, maka akan sulit untuk memberikan arahan atau pengertian tentang suatu hal yang jelasjelas melanggar. 102 102 102 DAFTAR PUSTAKA Al Ghazali. Ihya Ulumuddin Menghidupkan Ilmu-ilmu Agama 2. Bandung: Marja. 2011. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo. 2008. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cetakan pertama. 2004. Effendy, Onong Uchjana. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004. Febriany, Rani dan Yusri. Hubungan Perhatian Orangtua dengan Motivasi Belajar Siswa dalam Mengerjakan Tugas-Tugas Sekolah; (Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 2. No. 1. 2013). Fitri, Agus Zaenul. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2012. Gunarsa, Singgih. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2005. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2003. Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. 2003. Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik; Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Iftikhah, Rizka. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa; (Jurnal Ilmiah Pendidikan Bimbingan Dan Konseling. Vol. 5 No. 7. 2013). Kemdiknas. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta: Direktorat Ketenagaan, Dirjen Dikti. 2010. . Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Pedoman Sekolah; Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media, Cetakan 1. 2013. Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet ke 10. 2009. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2008. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar. Bandung: Rosdakarya. 2008. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2001. Nurhasanah. Peran Pendidikan Moral di Keluarga dan Sekolah terhadap Karakter Siswa. Magelang: PKBM Ngudi Luhur. 2013. Priyatno, Duwi. Analisis Statistik Data; Yogyakarta: Mediakom, 2011. Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007. 103 103 103 Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. 2009. Ruben, Brent D and Stewart, Lea P. Communication and Human Behaviour. New York: Alyn and Bacon. 2005. Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Remaja Rosda Karya. 2011. Santoso, Edi dan Setiansah, Mite. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. 2010. Sardiman A.M. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres. 2011. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofiyan. Metode Penelitian Survai. Yogyakarta: Pustaka LP3ES. 2000. Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak; Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.2010. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo. 2003. Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2011. . Teori dan Aplikasi Statistika; Bandung: Rosda Karya, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 2004. . Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfa Beta. 2004. Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003. . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006. Supardi. Aplikasi Statistika dalam Penelitian; Jakarta: Ufuk Press, 2012. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Tilaar, HAR. Pendidikan dalam Pembangunan Nasional Menyongsong Abad XXI. Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Uno, Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2010. Yusuf, Syamsu L.N. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007. Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2011. 104 104 104 LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Disusun Oleh: MARIYATUL QIBTIYAH NIM : 2811011000037 105 105 105 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 A. Identitas Responden 1. Jenis Kelamin 2. Nama siswa 3. Kelas/Jurusan : Lk /Pr : ……………………………………………………. : .………………………………………………….... B. Petunjuk Pengisian: 1. Di bawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu : SS = Sangat Sering, S = Sering, SJ = Sangat Jarang, TP JR = Jarang = Tidak Pernah 2. Jawablah pernyataan di bawah ini dengan sejujurnya sesuai dengan keadaan saudara, dengan cara memberi tanda ceklist () pada salah satu jawaban yang saudara pilih (SS, S, JR, SJ, TP). 3. Jawaban ini murni untuk penelitian, bukan untuk publikasi dan tidak ada pengaruh dengan penilaian Raport. 4. Atas kesediaan Saudara untuk mengisi instrumen ini, kami ucapkan terima kasih. 5. Contoh Pengisian; NO BUTIR PERNYATAAN PI LIHAN SS 1 Saya tiba dan pulang sekolah tepat waktu S JR SJ TP 106 106 106 INSTRUMEN PENELITIAN KARAKTER SISWA NO BUTIR PERNYATAAN Religius dan jujur 1 2 3 Saya diajarkan untuk berbuat jujur kepada siapapun Saya diajarkan untuk mengamalkan ajaran agama yang diberikan oleh guru Guru saya tidak memberikan contohnya dalam berperilaku jujur Toleransi dan disiplin 4 Saya dibiasakan hidup untuk berdisplin baik di rumah maupun di luar rumah 5 Saya toleran dengan taman yang membutuhkan bantuan saya 6 Saya banyak melanggar aturan sekolah sehingga orang tua dipanggil ke sekolah Kerja keras dan kreatif 7 Saya berusaha secara maksimal untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal 8 Saya berusaha keras untuk menjadi peringkat pertama di kelas 9 Saya tidak kreatif dalam melakukan kegiatan pembelajaran Mandiri dan demokratis 10 11 Saya mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah Saya dalam menghargai pendapat orang ketika diskusi suatu masalah PI LIHAN SS S JR SJ TP 107 107 107 12 Saya dibantu orang lain dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah Rasa ingin tahu dan semangat kebangsaan 13 Saya ingin mengetahui hal-hal baru yang menantang untuk dicoba 14 Saya tersinggung, jika bangsa ini dihina negara lain 15 Saya tidak suka dengan hal-hal baru yang belum jelas manfaatnya Cinta tanah air dan menghargai prestasi 16 Saya mencintai tanah air dengan belajar sungguh-sungguh 17 Saya menghargai prestasi belajar yang telah diraih, untuk terus dipertahankan 18 Saya mencintai tanah air melaliui prestasi belajar di sekolah Bersahabat dan komunikatif 19 Saya berusaha untuk menjalin persahabatan dengan siapapun 20 Saya menjalin komunikasi yang harmonis dengan teman-teman 21 Saya tidak harmonis dalam berkomunikasi dengan teman-teman Cinta damai dan gemar membaca 22 Saya menjalin persahabatan dengan sekolah yang berdekatan melalui pertandingan olah raga 23 Saya memiliki koleksi buku bacaan yang lumayan banyak 24 Saya tidak memiliki buku-buku pelajaran sekolah Peduli lingkungan sosial dan tanggung jawab 25 26 Saya melakukan bakti sosial di lingkungan dekat sekolah Saya bertanggung jawab atas kehidupan sosial masyarakat yang berada di lingkungan dekat sekolah 108 108 108 27 Saya tidak peduli dengan keadaan masyarakat yang berada di lingkungan dekat sekolah Bela Orangtua 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Sekolah saya mengajarkan untuk menjaga kehormatan keluarga dengan perbuatan yang terpuji Sekolah saya mengajarkan untuk membela orangtua bagaimanapun kondisinya Sekolah saya mengajarkan untuk mempertahankan keutuhan keluarga dengan cara bersilaturahmi Sekolah saya mengajarkan untuk berbakti kepada orangtua dengan cara mentaati perintahnya Sekolah saya mengajarkan untuk berbakti kepada orangtua walaupun orangtua marahmarah Sekolah saya mengajarkan untuk membela keluarga demi kehormatan Sekolah saya mengajarkan untuk melindungi keluarga dengan Ilmu yang saya miliki Sekolah saya mengajarkan untuk bersilaturahmi dengan keluarga mengadakan pertemuan sebulan satu kali melalui arisan Sekolah saya mengajarkan untuk mendo‟akan orangtua setelah shalat Sekolah saya mengajarkan untuk mendo‟akan semua keluarga demi keselamatan dunia-akhirat Bela Negara 38 39 40 41 Sekolah saya mengajarkan untuk membela negara melalui belajar Sekolah saya mengajarkan untuk membela negara jika ada yang menghina martabat negara Sekolah saya mengajarkan untuk mempertahankan NKRI melalui kehidupan bernagara yang baik Sekolah saya mengajarkan untuk berbakti pada negara melalui ilmu yang saya miliki 109 109 109 42 43 44 45 46 47 Sekolah saya mengajarkan untuk mengharumkan nama negara melalui prestasi belajar Sekolah saya mengajarkan untuk mengharumkan nama negara dengan tidak korupsi Sekolah saya mengajarkan untuk mengangkat martabat negara melalui hidup bersahaja Sekolah saya mengajarkan untuk membela negara demi kehormatan Sekolah saya mengajarkan untuk mengisi kemerdekaan melalui belajar Sekolah saya mengajarkan untuk membela negara karena perintah agama 110 110 110 INSTRUMEN PENELITIAN KOMUNIKASI ORANGTUA NO BUTIR PERNYATAAN PILIHAN SS Kedua belah pihak saling dekat, dan saling menyukai 1 Saya sangat dekat dengan orangtua saya 2 Saya melakukan komunikasi setiap saat 3 Saya curhat dengan ibu tentang berbagai hal 4 Saya sulit untuk berkomunikasi dengan orangtua saya 5 Saya takut mengungkapkan masalah dengan orangtua saya Adanya keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak 6 Orangtua saya terbuka dalam menerima permasalahan yang diungkapkan anaknya 7 Saya tidak mendapat dukungan orangtua dalam menyelesaikan permasalahan yang saya hadapi Kesenangan dan mempengaruhi sikap 8 Setelah mengungkapkan permasalahan yang saya hadapi, perasaan saya menjadi “senang” 9 Tidak terjadi perubahan sikap setelah berkomunikasi dengan orangtua saya Authotarian (Cenderung bersikap bermusuhan) 10 Orangtua saya cenderung menyalahkan, apabila saya menceritakan masalah yang sedang saya hadapi S JR SJ TP 111 111 111 11 Orangtua saya cenderung tidak menyukai, apabila saya membantah perintahnya 12 Orangtua saya cenderung cepat marah, apabila saya tidak mengerjakan perintahnya 13 Saya mudah tersinggung, dengan sikap orangtua saya 14 Saya merasa tidak bahagia dengan keadaan keluarga saya Permissive (Cenderung berprilaku bebas) 15 Orangtua saya memberikan kebebasan untuk menentukan keinginannya 16 Saya kurang percaya diri dengan kebebasan yang diberikan orangtua 17 Saya suka mendominasi dalam berkomunikasi Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan) 18 Orangtua saya merespon terhadap masalah yang dihadapi anaknya 19 Orangtua saya mendorong anaknya untuk mengungkapkan kekacauan yang dialaminya 20 Orangtua saya diam ketika anaknya melakukan perbuatan salah Mau mendengarkan 21 Saya bersikap bersahabat dengan siapapun 22 Saya tidak mendengarkan keluhan yang dialami teman Menggunakan empati 23 Saya mampu bekerja sama dengan siapapun 24 Saya merasakan apa yang sedang dialami teman 112 112 112 25 Saya sedih ketika teman mendapat musibah Memberikan kebebasan dan dorongan 26 Saya memberikan kebebasan pada teman untuk mengungkapkan permasalahannya 27 Tujuan hidup saya berorientasi pada prestasi 28 Prestasi saya dalam raport di bawah rata-rata INSTRUMEN PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR NO BUTIR PERNYATAAN PILIHAN SS Adanya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut 1 Saya menyukuai pelajaran Agama, karena akan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari 2 Saya tidak menyukuai pelajaran Agama, walaupun dibutuhkan dalam kehidupan seharihari 3 Saya tidak menyukai pelajaran agama tentang pembahasan akhlak 4 Pelajaran agama sebagai pembanding ketika saya mendapat musibah Adanya hasrat dan keinginan berhasil 5 Saya harus sukses dalam belajar 6 Saya ingin cita-cita ini dapat terwujud S JR SJ TP 113 113 113 7 Saya tidak berhasrat untuk menjadi seorang yang dibanggakan oleh keluarga Adanya harapan dan cita-cita masa depan 8 Saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi masa depan yang gemilang 9 Saya tidak mempersiapkan dari sekarang untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan persaingan Ulet dalam menghadapi kesulitan 10 Saya terus berusaha untuk mewujudkan cita-cita walaupun dengan susah payah 11 Saya tidak putus asa dengan kegagalan yang menerpa saya Lebih senang bekerja secara mandiri 12 Saya lebih konsentrasi belajar secara mandiri 13 Saya berusaha untuk mengerjakan sesuatu, tanpa bantuan dari teman Adanya lingkungan belajar yang kondusif 14 Suasana belajar di rumah nyaman 15 Suasana belajar di lingkungan sekolah asri 16 Suasana lingkungan belajar di sekolah berisik 17 Suasana lingkungan belajar di sekolah kotor Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 18 Kegiatan belajar di sekolah menyenangkan 19 Sekolah saya memiliki taman pendidikan untuk melakukan praktikum semua mata pelajaran 114 114 114 20 Guru saya tidak menggunakan metode mengajar yang baik, sehingga siswa kurang menyukai pelajarannya Adanya penghargaan dalam belajar 21 Saya mendapat penghargaan dari sekolah, karena prestasi yang saya raih 22 Kepala sekolah tidak memberikan ucapan selamat atas keberhasilan yang telah saya raih Memberi ulangan dan mengetahui hasil 23 Guru saya memberikan soal ulangan sesuai dengan materi yang telah diajarkan 24 Guru saya memberikan soal ulangan di luar materi yang telah diajarkan 25 Saya tidak mengetahui hasil ulangan, karena tidak dibagikan hasil ulangannya Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 26 Saya berusaha untuk mencari soal-soal ulangan 27 Saya senang mencari soal-soal ulangan yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi Saya malas untuk memecahkan soal-soal ulangan yang sulit Saya tidak mengerjakan soal-soal ulangan di rumah yang diberikan guru 28 29 115 115 115 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 N o m or B ut ir S o a l Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 5 3 3 5 3 3 3 3 4 3 4 5 3 4 3 5 3 3 3 5 5 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 3 3 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 0,918 0,582 0,856 0,800 0,116 0,729 0,777 0,786 0,564 0,636 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid 116 116 116 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 Nomor Butir Soal Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 5 3 4 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 5 3 4 3 4 4 3 3 3 5 5 5 4 3 5 4 3 3 3 5 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 3 3 5 5 3 3 3 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 5 3 4 4 4 5 3 3 5 4 5 3 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0,781 0,447 0,119 0,933 0,395 0,581 0,547 0,933 0,881 0,678 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 117 117 117 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 No mo r Bu t i r S o a l Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 5 3 3 3 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 5 3 4 4 3 5 3 5 4 3 3 3 4 4 3 5 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 3 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 0,551 0,163 0,926 0,825 0,898 0,581 0,581 0,550 0,015 0,902 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid 118 118 118 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 Nomor Butir Soal Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 5 3 5 3 3 3 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 5 3 3 3 4 3 4 5 4 3 5 3 5 5 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4 5 3 5 5 5 4 4 4 3 5 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0,488 0,572 0,639 0,106 0,933 0,761 0,672 0,581 0,582 0,163 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Drop 119 119 119 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 Nomor Butir Soal Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 41 42 43 44 45 46 47 skor total 3 3 3 4 4 3 3 165 4 4 4 4 4 4 4 204 3 3 3 4 4 3 3 170 3 3 3 5 5 3 3 184 5 5 5 5 5 5 5 253 4 4 4 4 4 4 4 212 3 3 3 4 4 4 3 193 4 4 4 4 4 4 4 219 4 4 4 4 4 4 4 232 3 3 3 4 4 3 3 203 4 4 4 4 4 4 4 232 4 4 4 4 4 3 4 233 3 3 3 4 4 3 3 216 4 4 4 5 5 4 4 259 5 5 5 4 4 5 5 275 4 4 4 4 4 4 4 255 3 3 3 4 4 4 3 236 3 3 3 4 4 3 3 240 3 3 3 4 4 3 3 256 3 3 3 4 4 4 3 242 4 4 4 4 4 4 4 273 3 3 3 5 5 5 3 273 5 5 5 5 5 5 5 319 4 4 4 5 5 3 4 291 5 5 5 5 5 3 3 310 4 4 4 5 5 5 4 307 5 5 5 5 5 3 5 325 3 3 3 4 4 3 3 278 4 4 4 4 4 4 4 306 4 4 4 4 4 3 4 302 0,933 0,933 0,933 0,581 0,581 0,550 0,856 7463 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 120 120 120 Hasil Reliabilitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 k Variansi Total Variansi Butir Sigma Var. Butir Alpha-Cronbach 1 Nomor Butir 2 3 4 4 3 5 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 5 3 4 3 4 4 5 3 5 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 3 4 4 4 3 Soal 6 3 4 3 3 5 4 3 5 4 3 4 5 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 5 3 4 4 7 8 9 10 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 3 3 5 3 3 4 5 3 4 3 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41 403,200 0,489 0,409 0,506 0,579 0,602 0,516 0,547 0,585 0,507 18,926 0,9769 121 121 121 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir 11 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 Nomor Butir Soal 12 14 15 16 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 3 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 17 18 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 4 19 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 20 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 3 5 3 4 4 21 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 0,576 0,478 0,530 0,420 0,217 0,530 0,530 0,547 0,489 0,392 122 122 122 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir 23 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 5 3 4 4 Nomor Butir Soal 24 25 26 27 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 30 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 3 31 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 32 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 3 4 3 5 3 4 5 5 4 5 3 33 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 5 5 3 3 4 4 0,478 0,557 0,579 0,217 0,217 0,547 0,557 0,441 0,202 0,557 123 123 123 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir 35 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 Nomor Butir Soal 36 37 38 39 3 4 4 4 4 5 4 5 3 3 4 3 3 3 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41 42 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 43 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 44 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 45 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 0,530 0,530 0,372 0,217 0,409 0,530 0,530 0,530 0,217 0,217 124 124 124 Hasil Uji Validitas Instrumen Karakter Siswa LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir Nomor Butir Soal 46 47 total 3 3 141 4 4 179 3 3 146 3 3 155 5 5 225 4 4 188 4 3 171 4 4 197 4 4 208 3 3 179 4 4 208 3 4 209 3 3 192 4 4 229 5 5 251 4 4 230 4 3 215 3 3 214 3 3 231 4 3 219 4 4 249 5 3 246 5 5 294 3 4 265 3 3 290 5 4 281 3 5 301 3 3 252 4 4 282 3 4 279 6726 0,547 0,493 125 125 125 Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 1 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 0,534 0,643 0,361 0,361 Valid Valid Nomor 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 0,837 0,361 Valid Butir 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 3 0,814 0,361 Valid Soal 5 6 7 8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 3 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 0,596 0,534 0,861 0,843 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid 126 126 126 Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 9 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 0,375 0,361 Valid Nomor 10 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 0,856 0,361 Valid Butir Soal 11 12 13 14 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 3 3 3 5 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 0,468 0,596 0,430 0,876 0,389 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid 16 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 0,305 0,361 Drop 127 127 127 Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 17 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 0,547 0,361 Valid Nomor 18 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 0,534 0,361 Valid Butir Soal 19 20 21 22 23 24 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 5 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 5 3 5 5 5 3 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 0,858 0,438 0,596 0,766 0,670 0,430 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 128 128 128 Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Orangtua LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir Nomor 25 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 0,861 0,361 Valid Butir Soal 26 27 28 skor total 4 4 3 113 4 4 5 120 5 5 4 142 5 5 5 152 4 4 4 129 4 4 3 128 3 3 4 127 4 4 4 132 5 5 4 163 4 4 4 138 4 4 4 141 5 5 4 142 5 5 4 141 5 5 4 168 4 4 3 155 4 4 3 153 4 4 4 161 5 5 5 176 5 5 5 190 4 4 4 172 3 5 5 180 5 5 5 197 5 4 4 182 5 5 4 191 4 4 4 192 5 5 5 196 5 3 5 206 4 4 4 195 4 4 4 199 5 4 4 192 0,490 0,507 0,534 4873 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid 129 129 129 Hasil Reliabilitas Instrumen Komunikasi Orangtua LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 k Variansi Total Variansi Butir Sigma Var. Butir Alpha-Cronbach 1 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 27 104,478 0,323 10,099 0,9381 2 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 0,309 Nomor butir soal 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 3 0,351 0,395 5 6 7 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 0,489 0,323 0,372 130 130 130 Hasil Reliabilitas Instrumen Komunikasi Orangtua LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir 8 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 0,323 Nomor butir soal 9 10 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 0,438 0,392 11 12 13 14 4 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 3 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 0,420 0,489 0,303 0,351 131 131 131 Hasil Reliabilitas Instrumen Komunikasi Orangtua LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir 15 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4 4 0,392 Nomor butir soal 17 18 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 0,438 0,323 19 20 21 22 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 0,217 0,414 0,489 0,217 132 132 132 Hasil Reliabilitas Instrumen Komunikasi Orangtua LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir 23 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 5 3 4 3 0,507 Nomor butir soal 24 25 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 0,303 0,372 26 27 28 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 0,386 0,368 0,395 skor total 109 116 137 147 125 124 123 128 158 134 137 139 138 165 151 149 157 173 187 168 176 194 178 187 188 193 201 191 195 189 4757 133 133 133 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 1 2 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 0,714 0,550 0,361 0,361 Valid Valid Nomor Butir Soal 3 4 5 6 7 8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 5 4 4 3 3 3 3 5 3 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 5 3 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 0,624 0,301 0,784 0,832 0,407 0,793 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Drop Valid Valid Valid Valid 134 134 134 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 9 10 11 12 13 14 15 16 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 3 3 3 3 5 5 3 5 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 0,401 0,545 0,832 0,784 0,726 0,828 0,797 0,780 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 135 135 135 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 17 18 19 20 21 22 23 24 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 3 3 4 3 3 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 3 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 5 5 5 4 3 5 3 4 3 3 5 4 5 5 5 5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 5 5 3 3 3 5 3 5 5 4 3 5 3 5 4 3 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 3 5 3 3 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 0,438 0,153 0,500 0,780 0,401 0,699 0,528 0,771 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid 136 136 136 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r-hitung r-kritis Status Butir 25 26 27 28 29 skor total 4 4 4 4 4 116 3 4 3 4 3 115 5 4 5 4 5 137 3 5 3 3 3 106 5 5 5 5 5 158 5 5 5 4 5 147 4 4 4 4 4 139 4 5 4 3 4 129 5 5 5 5 5 170 4 4 4 4 4 145 5 5 5 4 5 162 4 5 4 5 4 164 4 5 4 5 4 163 4 5 4 4 4 162 3 4 3 5 3 161 3 4 3 5 3 164 4 4 4 4 4 167 3 4 3 4 3 159 4 4 4 5 4 183 5 4 5 5 5 197 3 3 3 3 3 153 3 3 3 3 3 157 5 5 5 3 5 195 5 5 4 5 5 203 5 5 5 4 5 202 5 4 4 5 5 215 3 4 5 3 5 202 5 3 5 5 5 217 5 5 4 4 4 211 3 4 5 5 5 224 0,726 0,372 0,780 0,699 0,832 5023 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid 137 137 137 Hasil Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 k Variansi Total Variansi Butir Sigma Var. Butir Alpha-Cronbach 1 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 4 4 3 5 4 5 27 186,769 0,510 15,498 0,9523 Nomor Butir Soal 2 3 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 3 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 0,455 0,409 5 6 7 8 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 4 5 4 5 4 5 0,506 0,648 0,326 0,493 138 138 138 Hasil Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir 9 3 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 3 4 3 5 4 4 3 5 3 3 3 3 3 5 4 3 5 4 0,648 Nomor Butir Soal 10 11 4 4 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 3 5 3 4 4 4 3 5 4 5 5 3 3 3 3 3 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 0,602 0,648 12 13 14 15 16 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 3 5 5 3 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 4 5 4 5 5 4 5 0,506 0,714 0,626 0,626 0,602 139 139 139 Hasil Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir 17 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 3 4 5 5 3 4 5 0,616 Nomor Butir Soal 19 20 3 4 4 3 5 5 4 3 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 0,466 0,602 21 22 23 24 25 3 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 3 4 3 5 4 4 3 5 3 3 3 3 3 5 4 3 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 4 5 3 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 3 5 3 4 5 5 4 5 3 3 5 3 5 3 3 3 3 4 5 3 5 4 4 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 3 5 5 3 0,648 0,579 0,685 0,599 0,714 140 140 140 Hasil Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar LAMPIRAN 2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Variansi Butir Nomor Butir Soal 26 27 28 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3 5 5 3 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 5 0,437 0,602 0,579 29 skor total 4 109 3 107 5 130 3 100 5 149 5 140 4 130 4 122 5 160 4 137 5 154 4 156 4 157 4 154 3 152 3 158 4 159 3 151 4 173 5 191 3 146 3 150 5 189 5 195 5 195 5 207 5 195 5 211 4 202 5 215 4794 0,648 141 141 141 Data Hasil Penelitian Karakter Siswa LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 1 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 N omor B ut ir Soal 2 3 4 4 3 3 5 4 4 3 3 3 3 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 4 4 4 5 3 3 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 4 4 4 5 3 3 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 3 4 6 7 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 3 5 3 4 3 5 4 5 3 5 3 4 4 4 3 4 5 4 5 3 5 3 4 3 5 4 5 3 5 3 4 4 3 5 4 5 3 5 3 4 4 8 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 9 3 4 3 3 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 5 4 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 10 3 4 5 3 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 4 3 3 5 4 3 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 3 3 4 3 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 3 3 4 3 5 4 5 4 4 3 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 4 142 142 142 Data Hasil Penelitian Karakter Siswa LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 11 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 N omor B ut ir Soal 12 14 15 16 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 3 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 3 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 17 18 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 4 19 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 20 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 3 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 3 5 3 4 4 3 5 4 5 3 5 3 4 4 21 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 143 143 143 Data Hasil Penelitian Karakter Siswa LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 23 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 5 3 4 4 3 5 4 4 4 5 3 4 4 N omor B ut ir Soal 24 25 26 27 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 30 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 3 31 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 32 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 3 4 3 5 3 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 5 4 4 5 3 4 3 5 3 4 5 5 4 5 4 3 5 3 4 5 5 4 5 3 33 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 5 5 3 3 4 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 3 5 5 3 3 4 4 5 5 3 5 5 3 3 4 4 144 144 144 Data Hasil Penelitian Karakter Siswa LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 35 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 N omor B ut ir Soal 36 37 38 39 3 4 4 4 4 5 4 5 3 3 4 3 3 3 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41 42 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 43 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 44 3 4 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4 4 45 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 145 145 145 Data Hasil Penelitian Karakter Siswa LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 N omor B ut ir Soal 46 47 total 3 3 95 4 4 155 3 3 121 3 3 141 5 5 100 4 4 92 4 3 117 4 4 82 4 4 136 3 3 125 4 4 134 3 4 91 3 3 102 4 4 104 5 5 133 4 4 109 4 3 131 3 3 115 3 3 94 4 3 124 4 4 139 5 3 122 5 5 135 3 4 89 3 3 126 5 4 147 3 5 85 3 3 130 4 4 111 3 4 108 3 4 120 3 3 140 4 4 175 5 5 143 4 4 129 4 3 99 3 3 98 3 3 137 4 3 146 4 4 83 5 3 149 5 5 168 3 4 96 3 3 153 5 4 177 3 5 162 3 3 159 4 4 170 4 4 173 5 3 180 5 5 127 3 4 160 3 3 157 5 4 185 3 5 152 3 3 150 4 4 163 3 4 174 146 146 146 Data Hasil Penelitian Komunikasi Orangtua LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 1 2 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 3 4 Nomor but ir soal 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 6 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 7 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 8 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 147 147 147 Data Hasil Penelitian Komunikasi Orangtua LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Nomor but ir soal 9 10 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 11 12 4 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 3 4 3 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 3 4 3 5 3 13 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 14 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 15 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 17 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 148 148 148 Data Hasil Penelitian Komunikasi Orangtua LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Nomor but ir soal 18 19 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 3 4 20 21 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 22 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 23 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 24 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 5 3 4 3 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 3 5 3 4 4 4 25 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 149 149 149 Data Hasil Penelitian Komunikasi Orangtua LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Nomor but ir soal 26 27 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 28 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 skor t ot al 52 66 55 60 62 64 52 67 68 68 70 73 74 75 75 75 79 80 82 84 84 85 86 88 88 88 89 90 91 91 92 93 95 97 97 98 99 100 100 102 103 104 106 107 107 107 109 110 115 117 118 120 120 122 123 125 128 128 150 150 150 Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 1 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 4 4 3 5 3 5 4 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 3 5 4 Nomor but ir soal 2 3 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 3 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 3 3 3 4 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 6 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 3 5 4 7 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 4 8 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5 5 9 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 3 5 4 3 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 3 4 3 5 4 4 3 5 3 3 3 3 3 5 4 3 3 5 4 4 3 3 4 3 5 4 3 5 4 4 3 3 4 3 5 4 4 3 5 3 3 3 3 3 5 4 151 151 151 Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 10 4 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 4 5 3 5 3 3 4 4 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 3 3 4 Nomor butir soal 11 12 4 4 3 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 13 14 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 4 15 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 4 16 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 4 17 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 3 4 5 5 3 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 5 4 152 152 152 Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 19 3 4 5 4 5 5 3 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 Nomor but ir soal 20 21 4 3 3 5 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 3 3 5 3 4 3 5 3 5 5 5 4 5 3 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 3 3 5 3 5 3 4 3 5 5 4 4 22 23 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 4 5 3 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 3 5 4 24 4 4 4 3 5 4 4 3 5 3 4 5 5 4 5 3 3 5 3 5 3 3 3 3 4 5 3 5 3 5 3 4 5 5 4 5 3 3 3 5 3 4 5 5 4 5 3 3 5 3 5 3 3 3 5 3 5 3 25 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 4 5 5 4 5 4 26 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 5 3 5 5 4 153 153 153 Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar LAM PIRAN 3 Resp onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Nomor but ir soal 27 28 4 4 3 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 5 3 3 3 3 5 3 4 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 5 3 3 3 3 5 3 5 5 4 3 5 5 4 4 29 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 4 5 4 skor t ot al 76 56 85 105 75 66 69 88 77 72 58 65 58 77 83 78 71 94 81 93 72 86 80 89 72 103 98 92 83 107 94 127 95 91 99 101 109 60 111 105 90 91 110 123 130 110 115 105 127 132 113 121 125 94 116 129 116 119 154 154 154 LAMPIRAN 4 PERHITUNGAN STATISTIK DENGAN SPSS V. 20.0 Statistics MOTIVASI BELAJAR Valid N 58 Missing 0 Mean 94.26 Median 93.50 72a Mode Std. Deviation Variance 20.770 431.388 Range 76 Minimum 56 Maximum 132 Sum 5467 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Statistics KOMUNIKASI ORANGTUA Valid N 58 Missing 0 Mean 91.43 Median 91.00 75a Mode Std. Deviation Variance 20.304 412.250 Range 76 Minimum 52 Maximum 128 Sum 5303 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown 155 155 155 Statistics KARAKTER SISWA Valid 58 N Missing 0 Mean 131.34 Median 132.00 82a Mode Std. Deviation Variance 28.357 804.125 Range 103 Minimum 82 Maximum 185 Sum 7618 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KARAKTER SISWA 58 N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean 131.34 Std. Deviation 28.357 Absolute .074 Positive .074 Negative -.044 Kolmogorov-Smirnov Z .563 Asymp. Sig. (2-tailed) .909 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 156 156 156 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KOMUNIKASI ORANGTUA 58 N 91.43 Mean Normal Parametersa,b 20.304 Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute .067 Positive .067 Negative -.051 Kolmogorov-Smirnov Z .508 Asymp. Sig. (2-tailed) .959 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test MOTIVASI BELAJAR 58 N 94.26 Mean Normal Parametersa,b 20.770 Std. Deviation .060 Absolute .059 Most Extreme Differences Positive -.060 Negative .453 Kolmogorov-Smirnov Z .986 Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. ANOVA Table Sum of Squares KARAKTER Between SISWA * Groups Mean Square F 885.929 (Combined) 38094.937 43 Linearity 31571.528 1 6523.409 42 155.319 7740.167 14 552.869 45835.103 57 Deviation from KOMUNIKASI Linearity ORANGTUA Within Groups Total df 31571.52 8 Sig. 1.602 .170 57.105 .000 .281 .999 157 157 157 ANOVA Table Sum of df Squares (Combined) 40075.937 44 KARAKTER Between Groups SISWA * MOTIVASI BELAJAR SISWA * MOTIVASI BELAJAR 2.056 .079 1 26812.65 0 60.52 3 .000 Deviation from Linearity 13263.287 43 308.449 .696 .817 5759.167 13 45835.103 57 443.013 Mean Square 910.817 F 2.056 .079 26812.650 1 26812.65 0 60.52 3 .000 Deviation from Linearity 13263.287 43 308.449 .696 .817 5759.167 13 45835.103 57 443.013 Correlations X1 X2 .583** .000 .000 58 58 58 ** 1 .463** Pearson Correlation N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X3 ** 1 Sig. (2-tailed) X2 Sig. Linearity Within Groups Total X1 Sig. 26812.650 ANOVA Table Sum of df Squares (Combined) 40075.937 44 Between Groups F Linearity Within Groups Total KARAKTER Mean Square 910.817 .754 .754 .000 .000 58 58 58 ** ** 1 .583 .463 .000 .000 58 58 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 58 158 158 158 Model R a .584 .583b 1 2 Model Summary Adjusted R Std. Error of the R Square Square Estimate .341 .317 23.440 .339 .328 23.253 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Predictors: (Constant), X1 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B 1 2 (Constant) Std. Error Beta 55.165 15.300 X1 .756 .233 X2 .075 .228 56.952 14.201 .814 .152 (Constant) X1 t Sig. 3.606 .001 .541 3.245 .002 .055 .331 .742 4.010 .000 5.364 .000 .583 a. Dependent Variable: X3 Correlations X1 X1 X2 Pearson Correlation .754** 1 Sig. (2-tailed) .000 N X2 58 58 ** 1 .754 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 58 58 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Model Summary Model R 1 .754 R Square a a. Predictors: (Constant), X1 .569 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .561 13.760 159 159 159 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 22.219 9.611 Model (Constant) 1 2 t Sig. 2.312 .025 X1 .750 .111 .733 6.737 .000 X3 .026 .080 .036 .331 .742 23.721 8.404 2.823 .007 .771 .090 8.594 .000 (Constant) X1 a. Dependent Variable: X2 .754 Model Summary Model 1 2 R R Square Std. Error Change Statistics R Square of the R Square F Estimate Change Change df1 df2 Sig. F Change a .341 .317 23.440 .341 14.212 2 55 .000 b .339 .328 23.253 -.001 .109 1 55 .742 .584 .583 Adjusted a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Predictors: (Constant), X1 Model Summary Model 1 2 R R Square Std. Error Change Statistics R Square of the R Square F Estimate Change Change df1 df2 Sig. F Change a .570 .554 13.871 .570 36.400 2 55 .000 b .569 .561 13.760 -.001 .109 1 55 .742 .755 .754 Adjusted a. Predictors: (Constant), X3, X1 b. Predictors: (Constant), X1 160 160 160 LAMPIRAN 5 161 161 161 162 162 162 163 163 163 164 164 164 165 165 165