BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Suatu organisasi perusahaan didalam melaksanakan aktivitasnya selalu berusaha mencapai target/tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus mampu untuk menilai situasi, merumuskan sasaran dan kebijakan, lalu mengkaji kebijakan itu lebih lanjut dan pada tahap berikutnya adalah melaksanakan kebijakan tersebut. Salah satu kebijakan yang harus menjadi perhatian adalah kebijakan bauran pemasaran. Pada dasarnya konsep pemasaran adalah memusatkan semua kegiatan dari organisasi dalam memuaskan kebutuhan pelanggan dalam memadukan kegiatan pemasaran. Dalam konteks bauran pemasaran terdapat 4 komponen yaitu kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan promosi, dan kebijakan saluran distribusi. Keempat komponen tersebut satu sama lain saling mendukung untuk tercapainya keberhasilan rencana kegiatan perusahaan yang salah satunya adalah mencapai target penjualan. Salah satu kebijakan yang membantu pihak perusahan dalam mencapai target penjualan adalah dengan memasarkan produknya melalui saluran distribusi (saluran perantara). Kebanyakan perusahaan tidak menjual barang-barang mereka secara langsung kepada para pengguna akhir. Dalam hal ini perusahaan menggunakan perantara sebagai penghubung antara perusahaan dengan konsumen. Untuk mencapai 1 target penjualan sesuai dengan volume penjualan yang diharapkan maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih teliti. Pertimbangan-pertimbangan tersebut akan memberikan gambaran yang tepat untuk menentukan kebijakan saluran distribusi sehingga dapat mencapai volume penjualan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi dan menghindari kerugian-kerugian. Timbulnya kerugian disebabkan oleh tidak tepatnya dalam menentukan saluran perantara (saluran distribusi). Adapun kerugian-kerugian yang ditimbulkan adalah penyimpangan antara volume penjualan yang telah ditentukan dengan realisasi penjualan. Kerugian tersebut akan mengakibatkan biaya penyimpangan, kerusakan, kehilangan dan lain sebagainya. Kerugian mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang lebih besar. PT. Pro Empower Perkasa Nokia Care Centre sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan telephone seluler (handphone) sangat membutuhkan kebijakan saluran distribusi yang tepat. Hal ini dikarenakan perusahaan berupaya untuk tetap mencapai target panjualannya dalam upaya tercapainya tujuan perusahaan. Berdasarkan dari uraian di atas, dilakukan penelitian ilmiah berupa tulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Volume Penjualan 2 Pada PT. Pro Empower Perkasa Nokia Care Centre Jalan Gatot Subroto Medan” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “Realisasi Penjualan tahun 2008-2010 lebih rendah dari Rencana penjualan tahun 2008-2010”. 1.3. Hipotesis “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”1 Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan, penulis mencoba menarik hipotesa sebagai berikut : “Sistem Distribusi Terhadap Produk Melalui Lembaga Saluran Belum Efektif ”. s 1.4 Luas Cakupan Dan Tujuan Penelitian 1 Sugioyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesembilan, CV. Alfabeta, 2006, Hal. 51 3 Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, penelitian ini dibatasi hanya pada strategi pemasaran mengenai pengaruh saluran distribusi PT. Pro Empower Perkasa Nokia Care Centre. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah: 1. Untuk mengetahui jenis saluaran distribusi yang dilakukan PT. Pro Empower Perkasa Nokia Care Centre. 2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana saluran distribusi yang digunakan mampu meningkatkan volume penjualan. 3. Untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. 1.5 Metode Penelitian Di dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan, sehingga dengan adanya kombinasi penelitian tersebut di atas memungkinkan pembahasan yang ditulis akan lebih sempurna. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian diambil melalui : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang didasarkan atas kepustakaan dengan mempelajari dan menelaah literatur dan keterangan yang berhubungan dengan materi skripsi ini. 2. Penelitian Lapangan 4 Penelitian lapangan adalah metode penelitian yang dilakukan penulis secara langsung ke lapangan. Adapun data yang dibutuhkan sehubungan dangan penulisan ini adalah sebagai berikut: a) Sejarah singkat perusahaan. b) Struktur organisasi. c) Saluran distribusi yang digunakan perusahaan d) Rencana dan realisasi penjualan perusahaan 2010 e) Data lain yang berhubungan dengan pembahasan Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan, antara lain: a) Observasi, yaitu pengumpulan data atau informasi dengan cara mengamati lapangan terhadap objek penelitian. b) Wawancara (interview), yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan kepada pihak manajerial untuk dijawab secara lisan. 5 1.6 Metode Analisis Setelah memperoleh data primer dan data sekunder maka untuk melakukan analisis dipergunakan dua metode yaitu : a) Metode Analisis Deskriptif Yaitu merumuskan dan menafsirkan data serta keterangan-keterangan yang diperoleh, dengan kata lain memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan, menyusun, mengklarifikasi data dan mengadakan interpretasi sehingga memberikan suatu gambaran atas permasalahan yang dianalisa. b) Metode Analisis Deduktif Yaitu metode penganalisaan dengan jalan menarik kesimpulan khusus berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan terlebih dahulu dan telah diterima umum mengenai kebenarannnya. 6 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Persyaratan pertama bagi pemasaran yang efektif pada suatu perusahaan (organisasi) manapun adalah bahwa suatu perusahaan tersebut harus mempunyai pandangan yang jelas dan mendalam tentang makna pemasaran. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain, pemasar juga trampil dalam merangsang permintaan akan produk-produk perusahaan. Tetapi pandangan itu merupakan pandangan yang terlalu sempit tentang tugas yang dilaksanakan para pemasar. Para manager pemasaran berusaha mempengaruhi level, pengaturan waktu dan komposisi permintaan yang mencapai tujuan organisasi. Philip kotler dan Amstrong mendefinisikan ”Pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain”.2 Definisi ini berdasarkan pada konsep kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran, transaksi, dan hubungan: pasar dan pemasaran serta pemasar. 2 Philip Kotler, Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid Pertama, Edisi Kesembilan, Jakarta : Indeks, 2004, hal. 7. 7 Ada beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli. Masingmasing mengemukakan definisi pemasaran selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai perkembangan zaman. Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi formal berikut ”Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya, definisi sosial Pemasaran suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk bernilai dengan pihak lain”.3 Definisi lain menurut Warren J. Keegan ”Pemasaran adalah proses mengkonsentrasikan berbagai sumber daya dan sasaran dari sebuah organisasi terhadap kesempatan dan kebutuhan lingkungan.4 Sebagai srategi bisnis marketing merupakan tindakan penyesuaian suatu organisasi yang berorientasi pada pasar dalam menghadapi kenyataan bisnis, baik dalam lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang terus menerus berubah. Definisi-definisi di atas memberi pemahaman bahwa pemasaran berarti menggarap untuk mengahasilkan pertukaran demi memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, kembali ke definisi pemasaran sebagai aktivitas manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan kegiatan lewat proses pertukaran. Proses pertukaran memerlukan rincian-rincian kerja. Penjual harus mencari pembeli, 3 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid Pertama, Edisi Keduabelas, Jakarta : Indeks, 2009, hal. 6 4 Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global, Jilid Pertama, Edisi Keenam, Jakarta : Indeks, 2009, Hal. 2 8 mengenali kebutuhan mereka, merancang produk yang menarik, mempromosikan, menyampaikan, dan menetapkan harganya. Fungsi- fungsi manajemen juga dapat diterapkan pada pemasaran tersebut menjadi manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran berlangsung bila sekurangkurangnya satu pihak mempertimbangkan sasaran untuk memperoleh tanggapan yang diharapkan dari pihak lain pada suatu pertukaran yang potensial. ”Manajemen Pemasaran (Marketing Management) sebagai analisis perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program- progaram yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”.5 Manajemen pemasaran meliputi permintaan, yang selanjutnya mencakup dan mengatur hubungan dengan pelanggan. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa tugas manajemen pemasaran tidak hanya menawarkan barang yang sama dengan keinginan dan kebutuhan pasarnya dan menggunakan penetapan harga yang efektif melainkan komunikasi dan distribusi untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan melayani pasarnya. Tetapi lebih daripada itu yaitu mengatur tingkat dan sifat permintaan dengan cara yang dapat membantu organisasi yang dapat mencapai tujuan. Selain definisi di atas masih ada definisi lain yang dikemukakan American Marketing Assosition, ”Manajemen Marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga promosi dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan 5 Sunarto, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedua, Yogyakarta : Amus, 2004, hal. 12. 9 individu dan organisasi”.6 Definisi di atas menekankan pada keterpaduan antara fungsi-fungi manajemen dan fungsi manajemen marketing dimana penganalisaan, pelaksanaan, dan pengawasan; program- program yang merupakan tugas manajemen pemasaran yang diarahkan untuk mengadakan pertukaran pada pasar yang dituju, dengan maksud mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumya oleh perusahaan. II.2. Pengertian Bauran Pemasaran Pada dasarnya bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai perusahaan dalam kegiatan pemasarannya. Banyak pendapat dari para ahli yang menegaskan hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Cannon, Perreault, McCarthy “Bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu variabel- variabel yang akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut untuk memuaskan kelompok yang ditarget ”7. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Sofjan Assauri “Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen”8. Jadi program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen bauran pemasaran menjadi program yang terkordinasi yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran memberlakukan sarana taktis perusahaan untuk membangun posisi yang kuat di dalam pasar sasaran. 6 Komarudin, Manajemen Marketing, Edisi pertama, Bandung : Kappa Sigma, 2003, Hal. 9. Cannon, dkk., Pemasaran Dasar, Buku 1, Edisi 16, Jakarta : Salemba Empat, 2008, Hal. 40. 8 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ketujuh, Jakarta : Grafindo, Hal. 198 7 10 Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dinyatakan bahwa variabel-variabel dalam bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam program pemasaran. 1. Produk ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan gagasan atau buah pikiran”.9 Didalam kebijakan bauran pemasaran, kebijakan produk merupakan elemen utama tawaran pasar (market offering). Dimana pemilihan yang seksama akan produk merupakan bagian yang penting. Pembeli baru mau membeli suatu produk kalau memang merasa tepat untuk membeli produk yang bersangkutan. Artinya produklah yang harus menyesuaikan diri terhadap pembeli bukan pembeli yang menyesuaikan diri terhadap produk. 2. Harga ”Harga adalah satu-satunya elemen pemasaran campuran yang menghasilkan pendapatan; sementara yang lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah elemen pemasaran yang paling mudah untuk mengatur; keistimewaan produk, saluran-saluran, dan bahkan promosi yang memakan waktu lebih banyak. Harga juga mengkomunikasikan pada 9 Sofjan Assauri, Op. Cit, Hal. 200 11 pasar penempatan nilai produk atau merek yang dimaksud suatu perusahaan”.10 Dalam arti yang lebih luas, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Harga masih menduduki tempat teratas sebagai penentu dalam keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. Karena itu, penentuan harga merupakan salah sau keputusan paling penting bagi manajemen perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi ditambah besarnya persentase laba yang diinginkan. 3. Promosi ”Usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur pemasaran disebut promosi”.11 Aktivitas promosi memberikan pengaruh yang penting untuk keberhasilan penjualan perusahaan. Adapun manfaat dari promosi berbeda-beda menurut tahap proses kebutuha membeli yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, mengumpulkan informasi, keputusan membeli dan penggunaan produk. 4. Saluran Distribusi Saluaran distribusi penting karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkan itu masih menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada 10 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, Jilid Kedua, Edisi Ketiga, Jakarta : Indeks 2005, hal.175 11 Sofjan Assauri, Op. Cit, Hal. 265 12 konsumen. Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen. II.3. Pengertian Saluran Distribusi Menurut Komarudin dalam bukunya Manajemen Marketing sedikitnya ada tiga saluran distribusi (channel of distribution) ketiga definisi saluran distribusi itu adalah seperti berikut : 1. Saluran distribusi adalah suatu saluran yang dipergunakan untuk dilewati oleh arus pemilikan (flow of title) atas barang atau jasa yang diperjual-belikan. 2. Saluran Distribusi adalah suatu gabungan lembaga sebagai tempat yang dilalui oleh penjual dalam proses pemilikan ketika penjual itu menjajakan barang-barangnya hingga tiba ditangan pemakai atau konsumen terakhir. 3. Saluran distribusi adalah suatu jaringan organisasi yang menata perubahan-perubahan dalam pemilikan atas barang-barang karena barang-barang itu bergerak dari pabrikan kepada konsumen.12 Maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang digunakan. Saluran distribusi disebut dengan perantara pemasaran yang mengubah pengelompokan produk yang dibuat oleh produsen menjadi pengelompokan yang digunakan konsumen. Saluaran distribusi yang terlalu panjang menyebabkan mungkin banyak mata rantai yang ikut dalam kegiatan pemasaran. Hal ini berarti bahwa kemungkinan penyebaran barang produksi secara luas tetapi sebaliknya menimbulkan biaya yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan harga yang mahal sampai ke konsumen ataupun keuntungan kecil dalam penghasilannya. 12 Komarudin, Op. Cit, hal. 172. 13 Philip kotler, mendefinisikan ”Saluran pemasaran adalah seperangkat organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses menyediakan produk atau layanan sehingga dapat digunakan atau dikomsumsi”.13 Definisi lain menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong ”Saluran distribusi sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis”14. Dari definisi di atas, jelaslah bahwa saluran distribusi merupakan perantara yang turut serta dalam proses pemindahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Keputusan- keputusan saluran pemasaran termasuk diantara keputusan paling penting yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lainnya. Penetapan harga perusahaan tersebut bergantung pada apakah perusahaan itu menggunakan pedagang besarbesaran. Tenaga penjualan dan keputusan iklan perusahaan tersebut bergantung pada beberapa banyak pelatiahan dan motivasi yang dibutuhkan penyalur. Selain itu, keputusan saluaran pemasaran perusahaan tersebut memerlukan komitmen yang relatif jangka panjang kepada perusahaan-perusahaan lain. II.4. Fungsi Saluran Distribusi Saluran distribusi menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, mereka memecahkan kesenjanagn utama seperti waktu, tempat, pemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang ingin menggunakannya. 13 14 Philip Kotler,Op. Cit, hal. 221. Philip Kotler, Gary Amstrong,Op. Cit, Hal. 508. 14 Anggota saluran distribusi juga melakukan beberapa fungsi kunci. Sebagian melengkapi transaksi : a. Informasi : mengumpulkan dan mendistribusikan riset pemasaran dan informasi penting tentang faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan untuk merencanakan dan membantu terjadinya pertukaran. b. Promosi : mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasif berkenaan dengan suatu penawaran. c. Kontrak : menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif. d. Mencocokan : membentuk dan menyesuaikan penawaran terhadap kebutuhan pembeli, termasuk kegiatan seperti manufaktur, memilah, merakit, mengemas. e. Negosiasi : mencapai suatu kesepakatan atas harga dan kondisi lain dari penawaran sehingga kepemilikan dapat dipindahkan. Yang lainnya membantu menyempurnakan transaksi yang telah dipenuhi : 1. Distribusi fisik : memindahkan dan menimpan barang. 2. Pandangan : mendapatkan dan menggunakan dana untuk menutup biaya kegiatan pendistribusian. 3. Pengambilan resiko : memperhitungkan pendistribusian. 15 resiko menjalankan tugas Dalam memilih tugas saluran distribusi, macam- macam fungsi tersebut harus diberikan pada anggota saluran distribusi yang dapat menjalankan dengan efisien dan efektif sehingga dapat menyajikan bauran produk yang memuaskan bagi konsumen sasaran. II.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Menentukan Saluran Distribusi II.5.1 Jenis – Jenis Saluran Distribusi Memutuskan perantara yang paling tepat perlu dipilih jenis perantara yang ingin digunakan. Dalam hal ini diperlukm strategi saluran pemasaran untuk mencapai sasasaran yang diinginkan. Adapun jenis perantara yang dapat dipilih untuk mencapai sasaran adalah : 1. Saluran langsung Saluran yang tidak memanfaatkan atau melibatkan perantara-perantara independen. Saluran langsung biasanya menggunakan penjual lapangan (field sales people) penjual intern ( inside salespeople), katalougs (catalougue), dan marketing jarak-jauh (telemarketing) 2. Saluran distribusi tidak langsung Saluran yang memanfaatkan atau melibatkan perantara-perantara yang independen , seperti distributor industri (industrial distributor) dan perwakilan pabrik (manufaktur representative) 16 Pilihan tidak hanya sekedar berkaitan dengan saluran langsung dan saluran tidak langsung, tetapi juga akan berhubungan dengan kebutuhan akan jumlah perantara yang satu sama lain akan menentukan strategi saluran distribusi mana yang akan dipilih. II.5.2. Kriteria Dasar yang Digunakan Dalam Menentukan Banyaknya Saluran Banyaknya perusahaan-perusahaan tidak mencapai sasaran penjualan yang disebabkan oleh tidak tepatnya saluran distribusi yang digunakan. Ada tiga pertimbangan utama dalam hal memilih panjangnya saluran distribusi yang harus diperhatikan, yaitu : a. Sifat dari produk Bagi suatu produk yang merupakan kelompok barang industri misalnya dimana produk ini bukan barang yang mudah rusak, dan produk ini mempunyai unit value yang tidak tinggi akan tetapi mempunyai ukuran dan berat, dengan demikian dibutuhkan saluran yang mempersingkat jarak pengiriman dan jumlah penanganan selama perjalanaan dari perusahaan ke konsumen. b. Sifat dari pemasar Suatu pasar dibutuhkan oleh produk itu sendiri untuk menentukan channel yang akan mengantarkan barang tersebut ke tujuan akhir. Perusahaan harus mempertibangkan tiga faktor yang menentukan, yaitu: Persaingan 17 Perusahaan-perusahaan yang baik harus memperhatikan cara saingannya memasarkan produknya, karena walau bagaimanapun baiknya produksi bila disalurkan secara efisien maka akan kalah terhadap produk saingannya. Dengan mempelajari teknik penyaluran yang dilakukan oleh pesaing, perusahaan dapat menerapkan sistem penjualan yang lebih sempurna dan dapat menyalurkan produknya lebih efisien. Lokasi pembeli Bila para pelanggan yang berada dalam daerah yang kecil, sistem direct marketing adalah sistem penyaluran yang paling cocok. Bila langganan tersebar luas di daerah-daerah maka lebih praktis perusahaan menggunakan distributor di daerah tertentu. Jumlah perantara Bila permintaan akan produk tinggi maka perusahaan dapat pula melaksanakan fungsi wholeselling. Jika volume penjualan kecil maka perusahaan menggunakan distributor. c. Ciri – ciri perantara Ciri-ciri umum perantara yang perlu dipertimbangkan antara lain : Service yang diberikan 18 Perusahaan yang bertindak sebagai produsen akan bersedia menggunakan perantara jika pihak perantara tersebut memberikan service yang baik. Kemampuan menjual Perantara yang berhasil mencapai volume penjualan yang tinggi maka perusahaan akan tertarik memilihnya sebagai salah satu channel distribusinya. Biaya Apabila penggunaan distributor dapat memperingan kerugian dan memperingan biaya penjualan, perusahaan akan terus menngunakan perantara karena dapat memperkecil harga jual akhir sehingga dengan demikian harga produk dapat bersaing dengan produk lainnya. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih dalam menentukan saluran distribusi yaitu distribusi intensif, Distribusi selektif, Distribusi eksklusif : a) Distribusi intensif Perusahaan berusaha menggunakan jumlah penyalur ( terutama pengecer) sebanyak mungkin untuk mencapi konsumen, agar kebutuhan mereka cepat terpenuhi. Semakin banyak menggunakan penyalur, semakin tinggi pula biayanya terutama biaya promosi dan biaya distribusi fisik. b) Distribusi selektif 19 Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih sejumlah pedagang besar atau pengecer yang terbatas dalam geografis tertentu. Jumlah penyalur yang digunakan lebih sedikit. Perusahaan akan memberikan produknya kepada perantara yang memberikan perhatian khusus terhadap produknya. Perusahaan dapat beralih ke distribusi selektif apabila hal ini dipandang lebih menguntungkan daripada distribusi intensif. c) Distribusi esklusif Distribusi ini dapat dilakukan oleh produsen dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer di daerah pasar tertentu. Jadi produsen hanya menjual barangnya kepada satu pedagang besar atau pengecer saja II.6. Tingkatan Saluran distribusi Jenis saluran distribusi dapat dibedakan menurut jumlah tingkatnya atau pun menurut panjang pendeknya. Tipe-tipe saluran distribusi menurut jumlah tingkatannya berbeda untuk barang komsumsi dan barang industri. Saluran distribusi menurut tingkatannya : II.6.1. Tingkatan Saluran Distribusi Untuk Barang Komsumsi 1. Saruran Tingkat Nol (zero level channel) disebut Bentuk saluran distribusi yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara. 20 2. Saluran Tingkat Satu (one level channel) dimana Pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. 3. Saluran Tingkat Dua (two level channel) disebut juga Pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. 4. Saluran Tingkat Tiga (three level channel) saluran ini terdiri dari tiga perantara. Biasa berisi pedagang besar, penyalur dan pengecer. Dapat juga disebut sebagai saluran tingkat banyak karena banyak menggunakan perantara. Dalam Gambar 2-1 di bawah ini akan dijelaskan beberapa tingkat saluran distribusi yang lazim terjadi yaitu saluran nol tingkat, saluran satu tingkat, saluran dua tingkat, saluran tiga tingkat. O - LEVEL PABRIK GAMBAR 2-1 TIPE SALURAN PEMASARAN KONSUMEN 1 – LEVEL 2 - LEVEL PABRIK 21 3 -LEVEL PABRIK PABRIK PEDAGANG PEDAGANG BESAR BESAR PEKERJA BORONGAN KONSUMEN PEDAGANG ECERAN PEDAGANG ECERAN PEDAGANG ECERAN KONSUMEN KONSUMEN KONSUMEN Sumber : Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, Jilid Kedua, Edisi Ketiga, Jakarta, Indeks, 2005, hal. 223 II.6.2. Tingkatan Saluran Distribusi Untuk Barang Industri 1. Saluran tingkat nol (zero level channel) Saluran distribusi ini dari produsen ke pemakai industri, ini merupakan saluran yang paling pendek dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif besar. 2. Saluran tingkat satu (one zero level channel) Produsen yang menggunakan saluran ini terutama untuk barang-barang jenis operating supples dan accessories equipment kecil dapat menggunakan distributor industri atau mencapai pasarnya. 22 3. Saluran tingkat dua (two level channel) Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh perusahaan yang tidak mempunyai departemen pemasaran juga untuk perusahaan yang ingin memasuki daerah pemasaran baru. 4. Saluran tingkat tiga (three level channel) Saluran distribusi semacam ini dapat dipakai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung atau mungkin memerlukan penyimpanan pada penyalur. Dalam Gambar 2-2 di bawah akan dijelaskan tingkatan saluran distribusi untuk barang industri : O - LEVEL PABRIK GAMBAR 2-2 TIPE SALURAN PEMASARAN INDUSTRI 1 – LEVEL 2 - LEVEL PABRIK PENYALUR INDUSTRI 23 3 -LEVEL PABRIK PABRIK WAKIL PABRIK PABRIK CABANG PENJUALAN PELANGGAN INDUSTRI PELANGGAN INDUSTRI PELANGGAN INDUSTRI PELANGGAN INDUSTRI Sumber : Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, Jilid Kedua, Edisi Ketiga, Jakarta, Indeks, 2005, hal. 225 II.6. Keputusan Manajemen Saluran Distribusi Setelah meninjau ulang semua alternatif saluran distribusi dan memutuskan desain yang paling baik perusahaan harus menerapkan dan mengelola saluran yang dipilih. Manajemen saluran distribusi dilakukan dengan memilih dan memotivasi masing-masing anggota saluran serta mengevaluasi kinerja mereka setiap saat. Setiap produsen berbeda dalam kemampuan mereka untuk menarik perantara pemasran yang berkualitas. Sebagian besar produsen tidak memiliki kesulitan dalam memperoleh saluran distribusi. Disisi lainnya produsen yang harus bekerja keras untuk mengumpulkan sejumlah perantara yang berkualitas. Pada saat memilih perantara, perusahaan ingin mengevalusi sudah berapa lama masing-masing anggota saluran telah berada pada bisnisnya, lini lain yang dijual, pertumbuhan dan keuntungan yang 24 dicapai, perusahaan akan mengevaluasi jumlah dan karakter lini lain yang dijual, dan jumlah kualitas tenaga penjualnya. 1. Memilih anggota saluran Perusahaan perlu memilih anggota salurannnya dengan cermat karena bagi pelanggan, saluran dipandang sama dengan perusahaan. Untuk memudahkan seleksi anggota saluran, produsen harus menetapkan karakteristik yang membedakan perantara-perantara yang lebih baik. Perusahaan harus mengevaluasi sudah berapa lama perantara berkecimpung dalam dunia bisnis, lini-lini yang dijual, catatan pertumbuhan dan laba, kekuatan keuangan, kemampuan bekerja sama dan reputasi layanannya. Jika perantara merupakan agen penjualan, produsen seharusnnya mengevaluasi jumlah dan karakter linilini yang dijual, ukuran dan kualitas tenaga penjual. Jika perantara merupakan toko serba ada yang menginginkan distribusi eksklusif, produsen tersebut seharusnya mengevaluasi lokasi, potensi pertumbuhan masa depan, dan jenis pelanggannya. 2. Melatih anggota saluran Perusahaan-perusahaan perlu merencanakan dan mengimplementasikan program pelatihan yang cermat bagi perantara mereka. 3. Motivasi saluran 25 Setelah dipilih, anggota saluran harus terus menerus dimotivasi untuk melakukan yang terbaik. Suatu waktu mereka memberikan motivasi yang positif seperti margin yang lebih tinggi, tawaran khusus, premium, dana iklan bersama, kesempatan untuk mendisplai, dan kontes penjualan. Disaat lain mereka menggunakan motivasi negatif seperti ancaman untuk mengurangi margin, memperlambat pengiriman, atau memutuskan kerja sama. Produsen yang menggunakan pendekatan ini biasanya tidak akan melakukan penelitian yang baik atas kebutuhan, masalah, kekuatan dan kelemahan para distributornya. Jadi dalam mengelola saluran distribusinya, suatu perusahaan harus meyakinkan para distributornya bahwa mereka dapat mendapatkan uang/pedapatan yang memuaskan. 4. Mengevaluasi anggota saluran Produsen harus secara rutin menilai kinerja anggota saluran terhadap suatu standar seperti kuota penjualan, tingkat sediaan rata-rata, waktu kirim ke pelanggan, perlakuan terhadap barang rusak dan hilang, kerja sama dalam program promosi dan pelatihan , dan layanan kepada pelanggan. Perusahaan harus memperhatikan dan menghargai perantara yang bekerja dengan baik. Mereka yang kinerjanya rendah harus ditolong atau sebagai langkah terakhir diganti. Suatu perusahaan secara rutin harus mengkualifikasi ulang para 26 perantaranya dan memangkas yang paling lemah. Akhirnya, produsen harus sensitif kepada para dealernya. Mereka yang tidak memperhatikan dealernya akan berakibat pada kehilangan kepercayaan pelanggan. 5. Mengubah susunan saluran Produsen harus mempelajari secara berkala dan mengubah susunan salurannya. Perubahan diperlukan apabila saluran distribusi tersebut tidak berjalan sebagaimana direncanakan, pola beli konsumen berubah, pasar meluas, muncul pesaing baru, lahir saluran distribusi yang inovatif. 27