Pengungkapan Diri Self Disclosure

advertisement
Self Disclosure
Keterbukaan Diri/
Pengungkapan Diri
Definisi
 Pengertian Membuka Diri (Self-disclosure) -
Membuka Diri (Self-disclosure) adalah pengungkapan
reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang
dihadapinya serta memberikan informasi tentang masa lalu
yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapan
individu tersebut (Johson, dalam Supratiknya, 1995).
 Pengertian Membuka Diri (Selfdisclosure) menurut Morton (Sears, 1985:254)
mengungkapkan bahwa pengungkapan diri atau keterbukaan
diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi
yang akrab dengan orang lain. Pengungkapan diri dapat
bersifat baik deskriptif maupun evaluatif.
 Dalam istilah di Indonesia, Self-disclosure disebut
sebagai membuka diri atau penyingkapan diri. Penyingkapan
diri adalah membeberkan informasi tentang diri sendiri.
Banyak hal yang dapat diungkapkan tentang diri melalui
ekspresi wajah, sikap tubuh, pakaian, nada suara, dan melalui
isyarat-isarat non verbal lainnya yang tidak terhitung
jumlahnya meskipun banyak diantara perilaku tersebut tidak
disengaja, namun, penyingkapan diri yang sesungguhnya
adalah perilaku yang disengaja. Penyingkapan diri tidak hanya
merupakan bagian integral dari komunikasi dua orang,
penyingkapan diri telah sering muncul dalam konteks
hubungan dua orang daripada dalam konteks komunikasi
lainnya (Bunga Aranda: 2006).
Jendela Johari (Johari Window)
Penjelasan Jendela Johari
 Jendela Johari (Joseph Luft dan Harrington V. Ingham) ini
mencerminkan tingkat keterbukaan seseorang yang dibagi
dalam empat kuadran, Kuadran-kuadran tersebut bisa
dijelaskan sebagai berikut:
 Open
 Blind
 Hidden
 Unknown
Open
 Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri
dan orang lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaanperasaan, dan motivasi-motivasinya. Orang yang “Open” bila
bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri dengan
menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila
berjumpa dengan seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri sendiri demikian juga orang
lain diluar dirinya dapat mengenalinya.
Blind
 Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang
sifat-sifat, perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri
padahal orang lain melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap
seolah-olah seorang yang sok akrab, padahal orang lain
melihatnya begitu berhati-hati dan sangat tertutup, tampak
formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan. Orang ini
sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak
dapat melihat dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan
dirinya namun orang lain dapat melihat ketidak tulusannya.
Hidden
 Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang
lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang
menjelaskan mengenai keadaan hubungannya dengan
seseorang. “Saya ingat betul bagaimana rasanya dikhianati pada
waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka hati
masa lalunya tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak
pernah melupakannya.
Unknown
 Dikatakan “Unknown”, karena baik yang bersangkutan,
maupun orang lain dalam kelompoknya tidak mengetahui hal
itu secara individu. Sepertinya semua serba misterius
Penjelasan lain:
 Jendela Johari juga bisa menjelaskan tingkat keterbukaan
seseorang terhadap dirinya sendiri maupun orang lain:
 Orang dengan Tipe I (Open)
 Orang dengan Tipe II (Blind)
 Orang dengan Tipe III (Hidden)
 Orang dengan Tipe IV (Unknown)
Orang dengan Tipe I (Open)
 Merupakan orang yang terbuka.
Terbuka kepada orang lain dan
terbuka untuk orang lain menilai dan
memberi masukan tentang dirinya.
Orang dengan Tipe II (Blind)
 Merupakan orang yang buta. Disebut buta
karena orang itu tidak tahu tentang sifatsifat, perasaan-perasaan dan motivasimotivasinya sendiri padahal orang lain
melihatnya. Contohnya adalah orang yang
sok akrab, padahal orang lain melihat dia
sebagai seorang yang sangat berhati-hati dan
tertutup, formal dan begitu menjaga jarak
dalam pergaulan.
Orang dengan Tipe III (Hidden)
 Merupakan orang yang menyembunyikan
sebagian dari kebenaran tentang dirinya.
Artinya ada hal-hal atau bagian yang dia
sendiri tahu tapi orang lain tidak.
Contohnya orang yang sakit hati dengan
orang lain. Orang lain belum tentu tahu,
tapi dia tahu.
Orang dengan Tipe IV (Unknown)
 Merupakan orang tipe paling tertutup. Tidak
mau membuka dirinya keluar maupun
menerima pendapat/masukan/feedback
dari luar. Panggilan yang tepat untuk yang
yang demikian adalah orang yang misterius.
Prosedur Tes
 Tes Jendela Johari dilakukan dengan memberi daftar berisi 55
kata sifat kepada subyek tes. Dari 55 kata sifat tersebut,
subyek tes akan diminta untuk memilih lima atau enam kata
sifat yang paling mencerminkan diri mereka. Anggota peer
dari subyek tes ini kemudian akan diberikan daftar yang sama
dan diminta untuk memilih lima atau enam kata sifat yang
menurut mereka paling menggambarkan pribadi sang subyek
tes. Hasil tersebut akan dicek silang dan dimasukkan dalam
kuadran-kuadran yang tersedia.
NEXT
 Ke 55 kata sifat tersebut adalah: able, accepting, adaptable, bold, brave,
calm, caring, cheerful, clever, complex, confident, dependable, dignified,
energetic, extroverted, friendly, giving, happy, helpful, idealistic,
independent, ingenious, intelligent, introverted, kind, knowledgeable,
logical, loving, mature, modest, nervous, observant, organized, patient,
powerful, proud, quiet, reflective, relaxed, religious, responsive,
searching, self-assertive, self-conscious, sensible, sentimental, shy, silly,
spontaneous, sympathetic, tense, dan trustworthy.
 Joseph Luft berpendapat bahwa kita harus terus meningkatkan selfawareness kita dengan mengurangi ukuran dari Kuadran 2-area Blind kita.
Kuadran 2 merupakan area rapuh yang berisikan apa yang orang lain
ketahui tentang kita, tapi tidak kita ketahui, atau lebih kita anggap tidak
ada dan tidak kita pedulikan. Mengurangi are Blind kita juga berarti
bahwa kita memberbesar Kuadran 1 kita-area Open, yang dapat berarti
bahwa self-awareness serta hubungan interpersonal kita mungkin akan
mengalami peningkatan.
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Self-disclosure (Joseph A. Devito ):
1.Efek Diadik;
Self-disclosure itu bersifat timbal balik. Oleh karena itu,
keterbukaan diri kita yang ditanggapi dengan
keterbukaan lawan komunikasi yang membuat interaksi
antara kita dan lawan komunikasi bisa berlangsung.
Keterbukaan diri kita mendorong lawan komunikasi kita
dalam komunikasi atau interaksi di antara dua orang
(dyad) untuk membuka diri juga. Inilah yang dinamakan
efek diadik itu
2. Ukuran Khalayak;
Tadi juga kita sudah membahas, self-disclosure itu
merupakan salah satu karakteristik komunikasi
antarpribadi.
 self-disclosure lebih besar kemungkinannya terjadi dalam
komunikasi dengan khalayak kecil, misalnya dalam komunikasi
antarpribadi atau komunikasi kelompok kecil.
 Alasannya sederhana saja. Jika khalayak komunikasi itu besar
jumlahnya maka kita akan sulit mengontrol dan menerima
umpan balik dari lawan komunikasi kita.
 Apabila khalayaknya kecil saja maka kita bisa mengontrol
situasi komunikasi dan bisa melihat umpan balik itu. Apabila
lawan komunikasi kita memberikan respons yang baik
terhadap self-disclosure kita, dengan melakukan selfdisclosure juga maka proses komunikasi yang menyingkapkan
diri kita itu akan terus berlangsung.
3. Topik Bahasan
Pada awalnya orang akan selalu berbicara hal-hal yang
umum saja. Makin akrab maka akan makin mendalam
topik pembicaraan kita. Tidak mungkin kita berbicara
soal-soal yang sangat pribadi, misalnya kehidupan
seksual kita, pada orang yang baru kita kenal atau
orang yang tidak kita akrabi. Kita akan lebih memilih
topik percakapan yang umum, seperti soal cuaca,
politik secara umum, kondisi keuangan negara atau
kondisi sosial.
4.Valensi
Ini terkait dengan sifat positif atau negatif selfdisclosure. Pada umumnya, manusia cenderung lebih
menyukai valensi positif atau self-disclosure positif
dibandingkan dengan self-disclosure negatif. Apalagi
apabila lawan komunikasi kita bukanlah orang yang
kita akrabi betul. Namun, apabila lawan komunikasi
kita itu adalah orang yang sudah kita akrabi betul
maka self-disclosure negatif bisa saja dilakukan.
5. Jenis Kelamin
Wanita lebih terbuka dibandingkan dengan pria. Bisa
saja ungkapan tersebut merupakan ungkapan
stereotipikal. Namun, beberapa penelitian
menunjukkan ternyata wanita memang lebih terbuka
dibandingkan dengan pria. Meski bukan berarti pria
juga tidak melakukan self-disclosure. Bedanya,
apabila wanita mengungkapkan dirinya pada orang
yang dia sukai maka pria mengungkapkan dirinya
pada orang yang dipercayainya.
6. Ras, Nasionalitas, dan Usia
Ini juga bisa saja dipandang sebagai bentuk
stereotip atas ras, nasionalitas, dan usia. Namun,
kenyataan menunjukkan memang ada ras-ras
tertentu yang lebih sering melakukan selfdisclosure dibandingkan dengan ras lainnya.
Misalnya kulit putih Amerika lebih sering
melakukan self-disclosure dibandingkan dengan
orang negro. Begitu juga dengan usia, selfdisclosure lebih banyak dilakukan oleh pasangan
yang berusia antara 17-50 tahun dibandingkan
dengan orang yang lebih muda atau lebih tua.
7.Mitra dalam Hubungan
Dengan mengingat tingkat keakraban sebagai
penentu kedalaman self-disclosure maka lawan
komunikasi atau mitra dalam hubungan akan
menentukan self-disclosure itu. Kita melakukan
self-disclosure kepada mereka yang kita anggap
sebagai orang yang dekat misalnya suami/istri,
teman dekat atau sesama anggota keluarga. Di
samping itu, kita juga akan memandang bagaimana
respon mereka. Apabila kita pandang mereka itu
orang yang hangat dan penuh perhatian maka kita
akan melakukan self-disclosure, apabila sebaliknya
yang terjadi maka kita akan lebih memilih untuk
menutup diri.
Download