MAKALAH TUGAS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Oleh DEVI PAMELA WAHYUNI 08.57201.000496 PROGAM STUDI STRATA SATU (S1) SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER-UNIVERSITAS DARWAN ALI SAMPIT TAHUN AKADEMIK 2011/2012 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA MANAJEMEN SISTEM INFORMASI RS 1. Pendahuluan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk: 1. Mengklasifikasikan pasien 2. Pambentukan saraf 3. Penjadwalan 4. Catatan personal 5. Laporan bertahap 6. Pengembangan anggaran 7. Alokasi sumber dan pengendalian biaya 8. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan 9. Pengendalian mutu 10. Catatan pengembangan staf 11. Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan 12. Rencana strategi 13. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja 14. Evolusi program Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat. SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor atau ruang perawat. Perawat - perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat. 2. Pembahasan Manajemen Asuhan Keperawatan yang menggunakan model dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan. 1) Metode Kasus 2) Metode Fungsional 3) Metode Perawatan Tim 4) Metode Perawatan Primer 5) Metode Keperawatan Modular 6) Metode Manajemen Kasus Issue-issue dalam Manajemen Asuhan Keperawatan. Ada banyak issue-issue yang berkembang dalam manajemen asuhan keperawatan dimasa yang akan datang, beberapa diantaranya adalah : 1) Robotik Robot akan membantu perawat dalam menjelaskan beberapa tugas. Hal yang paling praktis dengan menggunakan robot yaitu penggunaan kartu elektronik, dimana digunakan untuk penyimpanan dan transpor obat-obatan, kain-kain dan persediaan persediaan lain. Contoh lain yaitu tangan robot yang dapat digunakan untuk mengangkat yang berat. Kemungkinan aplikasi dimasa yang akan datang termasuk prosedurprosedur yang tidak dapat untuk dibentuk seperti mata, otak, atau perbedaan tulang belakang atau prosedur dimana kontak secara langsung merupakan kontra indikasi untuk bahaya kesehatan. Seperti seorang pasien dengan tidak ada sistem kekebalan. 2) Komunikasi Suara Komunikasi suara akan membantu perawat untuk berbicara dengan komputer mereka. Keyboard dan pembaca bar code tidak akan dibutuhkan untuk memasukkan atau mendapatkan kembali informasi komputer akan diminta untuk menampilkan informasi atau untuk mencatatnya dengan perintah suara. 3) Sistem Ahli dan Inteligensia Buatan Kecenderungan masa depan lainnya adalah sistem ahli dan inteligensia buatan. Manajer perawat mempunyai akses ke kuantitas informasi yang besar yang memungkinkan mebantu mereka dalam membuat keputusan setiap hari. Dengan sistem ahli, manajer perawat dapat mengidentifikasi situasi manajemen, kriteria pendefinisian masalah, dan tujuan dari penanganan situasi. Manajer perawat kemudian mengevaluasi alternatif dan membuat keputusan. Sistem ahli membuat kode pengetahuan yang relevan dan pengalaman dari ahliahli dan untuk memungkinkannya ada pada orang yang kurang berpengetahuan dan kurang berpengalaman. Suatu contoh dimana diperlukannya pengetahuan dan pengalaman total dari spesialis perawat klinis dibidang keperawatan ilmu neurologi, hal ini kemudian dikodekan dalam program komputer, dan dimungkinkannya ada untuk perawat melaksanakan klinis di area ilmu neurologi. Mereka akan mengkonsultasikannya untuk memecahkan masalah asuhan keperawatan. - Sistem Klasifikasi Pasien Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan yang dibutuhkan. Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas. Sistem klasifikasi pasien oleh Swanburg (1999) adalah sebagai berikut : 1) Kategori I : Self care Biasanya membutuhkan waktu : 2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam. 2) Kategori II : Minimal care Biasanya membutuhkan 3 – 4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam. 3) Kategori III : Moderate care atau Intermediate care Biasanya membutuhkan 5 – 6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam. 4) Kategori IV : Extensive care atau Modified Intensive care Biasanya membutuhkan 7– 8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam. 5) Kategori V : Intensive care Biasanya membutuhkan 10 – 14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam. Referensi : http://hanum.staff.gunadarma.ac.id http://fti.uajy.ac.id http://ilmukeperawatan.net/ http://terdidik.com/2009/08/01/sistem-pendukung-keputusan/ Diposkan oleh Raja Blog di 06:18