proses kreatif dalam pembuatan iklan media cetak di pt octa mitra

advertisement
PROSES KREATIF
DALAM PEMBUATAN IKLAN MEDIA CETAK
DI PT OCTA MITRA MEDIA ADVERTISING
Oleh :
Diah Ayu Anggraeni
D.1307090
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas
dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklan bukanlah barang baru dalam peradaban manusia. Terbukti dari
adanya pesan berantai yang dilakukan manusia sejak sebelum ditemukannya
sistem percetakan oleh Guttenberg tahun 1450. Pesan berantai itu
disampaikan untuk membantu kelancaran jual beli dalam masyarakat, yang
kala itu belum mengenal huruf, dengan cara barter. Dunia pemasaran
menyebut pesan berantai iu sebagai the word of mouth.
Namun, saat ini, periklanan sudah menjadi bidang usaha yang
prospektif sehingga untuk mengelolanya diperlukan pengorganisasian yang
baik.
Secara umum, kegiatan periklanan dapat dilakukan dengan beberapa
macam cara. Pertama, dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini,
perusahaan mempunyai bagian atau departemen tersendiri untuk melakukan
aktivitas periklanan. Bagian departemen yang banyak melakukan kegiatan
periklanan atau dekat dengan fungsi-fungsi tersebut ialah bagian pemasaran
dan juga bagian hubungan masyarakat. Dalam pola seperti ini, kegiatan
periklanan yang dilakukan oleh salah satu bagian perusahaan di dalam
perusahaan itu sendiri, dalam dunia periklanan sering disebut dengan inhouse advertising.
1
Pola yang kedua ialah bahwa kegiatan periklanan dilakukan
sepenuhnya oleh perusahaan khusus yang secara professional melakukan
aktivitas periklanannya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
Dalam hal ini, perusahaan menjadi klien atau account dari biro perusahaan.
Biro iklan merupakan pihak yang harus bertanggung jawab atas kegiatan
periklanan.
Pola yang ketiga ialah menyerahkan sebagian kegiatan periklanan
kepada perusahaan khusus yang bergerak di bidang jasa periklanan, namun
sebagian kegiatan periklanan lain masih ditangani oleh perusahaan itu sendiri.
Keduanya berjalan secara sinergis.
Biro iklan sering didefinisikan sebagai organisasi yang independen
yang disewa oleh perusahaan untuk mengurusi kegiatan periklanannya.
Perusahaan yang mengguanakan jasa biro iklan disebut klien atau accounts.
Saat ini biro iklan memainkan peran yang sangat penting dalam
perekonomian dunia. Keberadaannya juga ikut menggerakkan perekonomian
sehingga tetap berjalan dan berkembang.
Dalam sebuah biro iklan, umumnya terdapat bagian-bagian atau unit
yang lebih kecil yang bertugas melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih
spesifik yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat sebuah iklan.
Umumnya, struktur organisasi sebuah biro iklan dibuat berdasarkan tingkat
kompleksitas bidang-bidang pekerjaan masing-masing biro. Namun, secara
umum, dalam sebuah biro iklan terdapat tiga bagian pokok, yaitu bagian
kreatif, media, dan account.
Bagian kreatif adalah bagian yang berkait dengan bagaimana iklan
dirancang dan diwujudkan. Bagian media adalah bagian yang terkait dengan
perencanaan pemilihan media dan penempatan iklan. Sementara bagian
account adalah bagian yang berkait dengan upaya mendapatkan klien.
Dalam hal ini penulis ingin mendalami bidang kreatif suatu biro iklan.
Bagian kreatif harus memiliki pemikiran-pemikiran yang jitu, baru, berani,
atau kadangkala diperlukan sebuah pemikiran yang aneh sekalipun dan
menantang arus. Hal ini sangatlah diperlukan untuk membuat iklan yang
bagus. Namun, terlepas dari itu semua, sebuah desain iklan juga harus dapat
dikomunikasikan dengan baik kepada calon pembeli agar dapat menarik
perhatian pembeli.
Proses kreatif merupakan proses penggalian ide-ide atau gagasan yang
baru agar dapat dihasilkan sebuah karya yang tentu saja hal itu akan
berdampak pada keberhasilan produk di pasar.
Departemen kreatif suatu biro iklan haruslah melakukan tugasnya
secara terencana dan kontinyu juga harus memahami dan menerapkan strategi
kreatif dan prinsip-prinsip desain grafis dalam pembuatan suatu iklan. Hal
inilah yang mendorong penulis untuk memaparkan proses kreatif dalam
pembuatan
iklan
ADVERTISING.
media
cetak
di
PT
OCTA
MITRA
MEDIA
B. Perumusan Masalah
Dari uraian Latar Belakang di atas, maka dapat ditentukan perumusan
masalah dalam laporan ini ialah :
“ Bagaimana proses kreatif dalam pembuatan iklan media cetak di PT OCTA
MITRA MEDIA ADVERTISING “.
C. Tujuan
1. Untuk mempraktekkan disiplin ilmu dan teori yang telah didapat selama
perkuliahan pada dunia periklanan secara langsung,
2. Memperoleh pengalaman, ilmu, keterampilan, dan sikap yang professional
sebagai orang iklan di PT Octa Mitra Media Advertising,
3. Memperoleh pengalaman kerja dalam proses kreatif iklan media cetak di
PT Octa Mitra Media Advertising.
D. Manfaat
1. Mengetahui bagaimana proses kreatif iklan media cetak mulai dari awal
hingga akhir di PT Octa Mitra Media Advertising,
2. Mengetahui bagaimana cara menjadi desainer yang baik dan professional,
3. Mengetahui bagaimana mengaplikasikan desain grafis untuk iklan media
cetak.
E. Tempat dan Tanggal Pelaksanaan KKM
Kuliah Kerja Media ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai tanggal
1 Februari 2010 sampai dengan 31 Maret 2010 dengan tempat Kuliah Kerja
Media di :
PT OCTA MITRA MEDIA ADVERTISING
Jalan Ronodigdayan 51 Yogyakarta 55211
Telp. (0274) 588133 Fax. (0274) 510473
e-mail : [email protected]
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Iklan
Definisi iklan secara prinsip ialah bentuk penyajian pesan yang
dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui media untuk
ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.1
B. Iklan Media Cetak
Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesanpesan visual. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal yang
dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh sang jurnalis
dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya.2
1. Jenis-Jenis Iklan Cetak
a. Iklan Baris
Iklan baris merupakan iklan yang dibuat hanya terdiri dari beberapa baris
kata atau kalimat saja dan biaya yang digunakan dihitung per baris.
Jumlah baris yang digunakan biasanya tidak lebih dari 3-4 baris dan itu
terdapat dalam satu kolom.
1
Rendra Widyatama.Pengantara Periklanan.Pustaka Book Publisher.Yogyakarta.2007.Hal : 13.
2
Rhenald Kasali. Manajemen Periklanan. PT Anem Kosong Anem. Jakarta. 1995. Hal : 99.
6
b. Iklan Kolom
Iklan kolom merupakan iklan yang memiliki space terbatas. Namun,
biaya pemasangannya lebih tinggi daripada iklan baris. Iklan kolom
memiliki lebar satu kolom sedangkan tinggi dari kolom tersebut
disesuaikan dengan kehendak pengiklan. Iklan kolom ini dapat berupa
pesan verbal dan non verbal, seperti : gambar, ilustrasi, dan foto.
c. Iklan Advertorial
Iklan advertorial merupakan iklan dengan teknik penyampaian pesan
lebih diarahkan pada bentuk seperti berita, dengan naskah yang panjang
(copy heavy). Dalam kode etik periklanan iklan advertorial ini
diharuskan diberi keterangan tulisan “advertorial”. Luas space (ruang)
yang digunakan oleh iklan advertorial tidak menentu tergantung
keinginan pemasang iklan yang disesuaikan dengan ketersediaan space
dan besarnya dana yang dimiliki pemasang iklan.
d. Iklan Display
Iklan display memiliki ukuran yang lebih luas dibanding iklan kolom.
Oleh karena itu, iklan ini dapat memuat ilustrasi berupa gambar, foto,
maupun grafis dengan lebih besar serta dapat memuat copy iklan dengan
ukuran yang lebih panjang. Umumnya luas iklan display ini telah
disediakan oleh pengelola media. Pengiklan hanya tinggal memilih sesuai
dengan kebutuhan dan besarnya dana yang dimiliki. Namun, tak jarang
pula pengiklan meminta ukuran khusus. Tentu saja harganya menjadi
berbeda. Iklan displa ini bentuknya beragam. Ada yang berbentuk kotak
persegi empat, persegi empat kecil memanjang horisontal, persegi empat
kecil memanjang vertikal, dan sebagainya.3
C. Strategi Kreatif Iklan
Seorang pengiklan biasanya akan berpikir bahwa strategi kreatif
merupakan orientasi pemasaran yang diberikan kepada orang-orang kreatif
sebagai pedoman dalam membuat suatu iklan. Sedangkan bagi orang-orang
kreatif, strategi kreatif sering dianggap sebagai hasil terjemahan dari berbagai
informasi mengenai produk, pasar, dan konsumen sasaran, ke dalam suatu
posisi tertentu di dalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk
merumuskan tujuan iklan.
1. Perumusan Strategi Kreatif Iklan
Dalam proses pembuatan iklan, pengiklan perlu memperhatikan
staretegi krestif iklan. Hal ini dilakukan agar tujuan beriklan dapat
tercapai. Adapun proses perumusan strategi kreatif menurut Gilson dan
Berkman dalam Buku Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia oleh Rhenald Kasali terdiri dari 3 tahap. Tahapan-tahapan
tersebut ialah :
3
Rendra widyatama.op.cit.,Hal : 80-86.
a. Tahap Pertama
Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang
tepat agar orang-orang kreatif dapat dengan segera mengumpulkan
strategi kreatif mereka.biasanya informasi yang akan sangat bermanfaat
adalah informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan komunikasi,
hasil penelitian,tentang konsumen sasaran, data-data tentang produk,
persaingan di pasar, serta rencana dasar tentang strategi media, yaitu
menyangkut kapan dan dalam media apa saja iklan tersebut akan
dimunculkan.
Informasi ini sebaiknya tidak berasal dari satu sumber saja karena
sumber informasi yang beragam memungkinkan perolehan perspektif
atau wawasan yang lebih luas. Atau seperti kata Leo Burnett, juga
seorang pakar ilmuwan periklanan kaliber internasional dari Amerika
Serikat, keingintahuan tentang seluruh aspek kehidupan manusia masih
merupakan kunci sukses bagi orang-orang kreatif. Hanya, mungkin perlu
diperhatikan mana sumber yang layak dipercaya mana yang tidak dapat
dipercaya.
b. Tahap Kedua
Selanjutnya orang-orang kreatif harus “membenamkan” diri
mereka ke dalam informasi-informasi tersebut untuk menetapkan suatu
posisi atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang
akan dihasilkan. Kedua hal ini akan dapat memberikan gamabaran yang
jelas kepada orang-orang kreatifmengenai cara yang paling efektif,
berikut berbagai kendalanya, untuk mengomunikasikan posisi tersebut
denagn suatu pesan iklan yang dapat ditangkap secara efektif oleh
konsumen dan kemudian ditanggapi.
Pada tahap inilah kemudian ide-ide, yang merupakan jantung dari
seluruh proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan dan dikembangkan.
Biasanya, untuk memperoleh hasil kerja yang optimal, dilibatkan pula
suatu diskusi yang sangat hati-hati di antara orang-orang kreatif.
c. Tahap Ketiga
Dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah
melakukan presentasi di hadapan pengiklan atau klien untuk memperoleh
persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat diproduksi dan
dipublikasikan melalui media-media yang telah ditetapkan.4
2. Penulisan Naskah Iklan
Unsur-Unsur Naskah Iklan
a. Headline
4
Rhenald Kasali.op.cit.,Hal : 81-82.
Headline seringkali berupa pernyataan yang terdiri dari satu kalimat atau
dua kalimat, dan ditampilkan secara menyolok bahkan headline ini lebih
mudah dilihat daripada dibaca.
b. Subjudul
Subjudul merupakan copy iklan yang brisi penggambaran bentuk visual
iklan. Penulisan subjudul ini bertujuan untuk :
i. menjaga kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat diarahkan untuk
tetap mengikuti dan membaca teks iklan;
ii. menyediakan kekontrasan tipografi;
iii. menekankan nilai jual;
iv. membagi iklan menjadi bagian-bagian terutama apabila ada ide atau
item-item yang berbeda;
v. menampung ketertarikan pembaca yang hanya tertarik pada baris
display (display line);
vi. menjadikan iklan lebih menarik, lebih mudah dibaca, lebih jelas, dan
tidak seperti tampilan huruf yang tampak kelabu.
c. Teks iklan
Teks terdiri dari isi iklan atau kalimat utama copy atau naskah iklan yang
dicetak dengan menggunakan jenis huruf yang lebih kecil daripada baris
display.
d. Harga
e. Nama dan Alamat
Penulisan nama dan alamat bertujuan agar pembaca dapat mengenali
pengiklan dengan jelas.
f. Kupon
g.
Signature Slogan atau Strapline
Ini merupakan baris kalimat penutup (the pay-off line), dan hal ini dapat
digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra perusahaan.5
3. Tata Letak dan Tipografi
a. AIDCA
Dalam melayout iklan seorang desainer tidak akan lepas dari
formula AIDCA. Formula AIDCA merupakan formula yang sering
digunakan untuk membantu perencanaan suatu iklan secara menyeluruh,
dan formula ini dapat diterapkan pada suatu iklan hard-selling. Formula
ini tidak hanya dapat diterapkan pada naskah iklan atau copy iklan,
layout, dan tipografi saja, tetapi juga dapat diterapkan pada pemilihan
5
Frank Jefkins.Periklanan.Erlangga.Jakarta.1996.Hal : 233-238.
media, ukuran ruang iklan, dan posisi iklan itu dalam suatu media
publikasi. Adapun pembahasan mengenai formula AIDCA adalah
sebagai berikut :
i. Attention (Perhatian)
Iklan harus menarik khalayak sasarannya dengan bantuan, antara lain
berupa ukuran, penggunaan warna, tata letak, tipografi yang
ditampilkan.
ii. Interest (Perhatian)
Setelah merebut perhatian calon pembeli, maka harus segera
ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara
lebih rinci di dalam diri calon pembeli. Untuk itu, mereka harus
dirangsang agar mau membaca dan mengikuti pesan-pesan yang
disampaikan.
iii. Desire (Keinginan)
Kebutuhan atau keinginan calon pembeli untuk memiliki, memakai,
atau melakukan sesuatu haruslah dibangkitkan. Jadi, iklan harus
berhasil menggerakkan orang untuk memiliki atau menikmati produk
tersebut.
iv. Conviction (Keyakinan)
Untuk menimbulkan rasa percaya diri calon pembeli, sebuah iklan
dapat ditunjang berbagai kegiatan peragaan, seperti : pembuktian
(testimonial),
membagikan
percontohan
secara
gratis,
dan
menyodorkan pandangan positif dari tokoh-tokoh masyarakat yang
terkemuka serta hasil pengujian oleh pihak ketiga. Berbagai kegiatan
tersebut sering sengaja dilakukan untuk dapat meningkatkan
keyakinan calon pembeli.
v. Action (Tindakan)
Membujuk merupakan upaya terakhir untuk membuat calon pembeli
sesegera mungkin melakukan tindakan pembelian atau bagian dari itu.
Bujukan yang dilakukan berupa harapan agar calon pembeli segera
pergi ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil sampel
barang, mengangkat telepon, mengisi formulir pemesanan, atu
setidak-tidaknya menyimpan dalam ingatan mereka sebagai catatan
untuk membeli kelak.6
b.
Delapan Hukum Desain
Prinsip dasar desain yang juga dapat diterapkan pada iklan adalah
delapan hukum desain :
i. Hukum kesatuan (law of unity)
6
Rhenald Kasali.op.cit.,Hal : 83-86.
Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk
keseluruhan layout.
ii. Hukum keberagaman
Dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan pengkontrasan
seperti penggunaan huruf tebal (bold) dan medium, atau juga
pemanfaatan
ruang kosong dalam
keseluruhan
layout
untuk
menghindari kebosanan.
iii. Hukum keseimbangan
Bahwa suatu iklan harus menampilkan keseimbangan. Keseimbangan
itu sendiri ada dua macam, yaitu : keseimbangan optis dan
keseimbangan simetris. Keseimbangan optis adalah sepertiga bagian
bawah suatu ruang iklan. Maksudnya, sepertiga untuk bagian gambar
atau
headline
sementara
dua
perttiganya
untuk
teks
iklan.
Keseimbangan simetris merupakan pembagian dua bagian yang sama.
Namun demikian, kehati-hatian harus tetap diterapkan sehingga tidak
mengesankan iklan yang terpisah.
iv. Hukum ritme (irama)
Meski iklan cetak bersifat statis, namun masih memungkinkan kesan
gerakan sehingga mata pembaca dapat diarahkan ke selurh bagian
iklan. Suatu perangkat sederhana ialah memasukkan teks pada setiap
awal teks sehingga pembaca diarahkan dari paragrap satu ke paragrap
berikutnya. Aliran secara keseluruhan terhadap desain harus
menyiratkan irama yang nyaman.
v. Hukum harmoni (law of harmony)
Dalam suatu rancanga layout iklan selayaknya harus terkesan sifat
harmonis sehungga dapat membantu menciptakan kesatuan kecuali
memang sengaja menggunakan kesan menyolok untuk mendapatkan
respon secara langsung.
vi. Hukum proporsi (law of proportion)
Hukum ini berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan.
Suatu iklan yang memiliki ruang kosong yang lebar memerlukan jenis
teks yang besar, dan makin lebar suatu naskah makin besar ukuran
huruf yang harus digunakan, dan demikian pula sebaliknya.
vii. Hukum skala (law of scale)
Jarak penglihatan tergantung pada skala nada atau warna. Hukun skala
dapat digunakan dengain desain tipografis ketika headlines dan sub
heading (subjudul) dibuat kontras.
viii. Hukum penekanan (law of emphasis)
Aturannya di sini adalah bila semua ditonjolkan maka yang terjadi
adalah tidak ada hal yang ditonjolkan (all emphasis is no emphasis).
Penekanan perlu digunakan untuk menonjolkan bagian-bagian penting
saja, seperti bagian putih di atas hitam yang sering digunakan dengan
logotype dan plat nama (name-plates).7
c. Elemen-Elemen Dasar Desain Grafis
Dalam proses pembuatan iklan, orang kreatif perlu memperhatikan
elemen-elemen desain grafis yang membentuknya. Elemen-elemen
tersebut adalah sebagai berikut :
i. Titik
Titik merupakan bagian terkecil dari garis karena pada dasarnya garis
dibentuk oleh adanya hubungan titik-titik yang sangat dekat.
ii. Garis
Garis dalam desain grafis
dibagi menjadi
4, yaitu: vertikal,
horisontal, diagonal, dan kurva. Dalam pekerjaan desain grafis, garis
digunakan untuk memisahkan posisi antara elemen grafis lainnya di
dalam halaman. Selain itu, bisa digunakan sebagai penunjuk bagianbagian tertentu dengan tujuan sebagai penjelas kepada pembaca.
iii. Bentuk
7
Frank Jefkins.op.cit.,Hal : 245-246
Bentuk merupakan suatu wujud yang menempati ruang dan biasanya
mempunyai dimensi dua atau tiga. Suatu bentuk dapat dibuat
beraturan maupun tidak.
iv. Ruang
Ruang terjadi karena adanya persepsi mengenai kedalaman sehingga
terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah, tampak melalui indra
penglihatan. Elemen ini dalam praktik desai grafis Koran misalnya
digunakan sebagai elemen ruang bernafas bagi mata pembaca agar
pembaca tidak terlalu lelah membaca teks yang panjang.
v. Tekstur
Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan
(material), yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk
mencapai bentuk rupa, baik dalam bentuk nyata maupun semu.
vi. Warna
Warna merupakan elemen desain yang sangat berpengaruh di dalam
membantu menjadikan suatu desain menjadi menarik perhatian.8
d. Prinsip Dasar Desain Grafis
i. Kesederhanaan
8
www.escaeva.com. Panduan Mengenal Desain Grafis.
Kesederhanaan adalah bagaimana menyusun dengan sesedikit atu
sesederhana mungkin elemen desain, tetapi pesannya bisa dimengerti.
ii. Keseimbangan
Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang
saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara
visual.
iii. Kesatuan
Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang
merupakan isi pokok dari komposisi.
iv. Penekanan (aksentuasi)
Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, sehingga
ia mau melihat dan membaca bagian desain yang dimaksud.
v. Irama (repetisi)
Irama merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni.
Irama merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang,
serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang
sama.9
9
www.escaeva.com. Panduan Mengenal Desain Grafis.
BAB III
DESKRIPSI PT OCTA MITRA MEDIA ADVERTISING
A. Sejarah Perusahaan
Tahun 1976 merupakan permulaan usaha yang merupakan hoby
dan untuk menambah uang saku dengan bekerja pada sebuah perusahaan
importir film di Semarang yang mempunyai kantor cabang di Yogyakarta.
Berawal dari pekerjaan di bagian iklan PT Sendang Film yang berkantor
cabang di Yogyakarta dengan menangani iklan film (iklan bioskop) baik
outdoor (terbatas pada poster yang terpasang di atas gedung-gedung
bioskop) maupun indoor (terbatas pada iklan media cetak / koran).
Pada tahun 1976 s.d. 1986 telah mendirikan perusahaan iklan
secara mandiri yang berkantor di Jalan Mangkubumi Yogyakarta (Bioskop
Ratih) khusus menangani iklan-iklan bioskop dan slide bioskop DIYJateng.
Pada tahun 1987 s.d. 1989 berpindah kantor di jalan Gang Tengah
Semarang (PT Dwi sendang Film) khusus menangani iklan-iklan bioskop
se-Jateng-DIY.
Pada tahun 1990 s.d. 1992 berpindah kantor lagi di Jalan Urip
Sumohardjo Yoyakarta (Bioskop Mitra). Dari sini, mulailah merintis
iklan-iklan umum untuk diterbitkan di berbagai media cetak.
Pada tahun 1993 s.d. sekarang menetap di Jalan Ronodigdayan 51
Yogyakarta 55211 Kel. Bausasran, Kecamatan Danurejan, Telp. (0274)
588133-551133 Fax. (0274) 510437 Speed Lines (0274) 7182999. Sejak
20
saat itu pemberian nama perusahaan pun dilakukan, Octa Advertising
merupakan nama yang dipilih dengan jumlah pekerja sebanyak 5 orang
dan menangani lebih dari 10 klien yang semuanya masih merupajkan
produk-produk lokal.
Pada waktu itu, peralatan masih manual belum menggunakan
computer sehingga penulisan teks menggunakan huruf gosok (Rugos,
Letraset, dll) sedang untuk gradasi dan background menggunakan kuas
(dilukis dengan menggunakan cat air / watercolor / airbrush). Tentu saja
pekerjaan yang dilakukan menjadi sangat lambat. Klien yang ditangani
pada waktu itu terbatas pada pembuatan iklan toko-toko, iklan sekolahsekolah, iklan PTS di Yogyakarta.
Namun, seiring berjalannya waktu, peralatan yang digunakan pun
telah mengalami kemajuan. Dengan menggunakan 5 perangkat computer
terbaru perusahaan ini terus mengembangkan usaha di bidang periklanan.
Klien pun terus bertambah.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
Visi perusahaan ini menjadikan OCTA Advertising menjadi slah satu
penggerak roda ekonomi Kota Yogyakarta dari bidang iklan karena
dengan beriklan menjadikan pertumbuhan suatu usaha akan lebih cepat
karena dikenal oleh masyarakat.
Misi :
Misi perusahaan ini ialah menjadikan OCTA Advertising usaha
berkembang dan maju mengikuti perkembangan jaman dan mendatangkan
manfaat yang besar bagi pimpinan dan karyawan jga masyarakat
sekitarnya.
C. Nama Perusahaan
Nama usaha
: OCTA Advertising
Bidang usaha
: jasa iklan media cetak
Alamat
: Jalan Ronodigdayan 51 Yogyakarta 55211
Telepon
: (0274) 588133
Fax
: (0274) 510437
Email
: [email protected]
Nomor Anggota PPPI DIY
: AA-96.011
D. Logo dan Tagline
Tagline:
“Iklan adalah investasi dan dikenal banyak orang”
E. Struktur Perusahaan
Pimpinan
: Ir. Isdwianto wibowo
Bina usaha
: Ir. Isdwianto wibowo
Creative & desain
: Shodiq Ritwanto
Copy writer
: Shodiq Ritwanto
Media buyer
: Suhartoyo
Accounting
: Isti Indar Hastanti, SE
Produksi
: Tri Susilo
Pemasaran
: Slamet Sri Widodo
Administrasi
: Dhiyono
F. Strukur Organisasi
Sumber : Bagian SDM PT Octa Mitra Advertising th. 2010
Tugas dan Wewenang dari masing-masing bagian / departemen
1. Direktur bertanggung jawab atas semua kinerja dari Manager dan
Kepala departemen.
2. Manager Creative bertugas merancang, membuat draft / artwork
untuk diprsentasikan kepada klien sampai finishing.
3.
Manager Finance bertugas menerima, membukukan keuangan dari
Dept. Penagihan dan melakukan pembayaran atas biaya iklan /
Media Buyer ke semua media.
4. Manager Marketing bertugas membuat planning / strategi beriklan
kepada Dept. Promosi dan Dept. Penjualan.
5. Departemen Media Outdoor bertugas merancang secara teknis
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan media luar ruang
6. Departemen Media Indoor bertugas merancang, menyusun, dan
menyelesaikan baik secara teknis maupun nonteknis yang berkaitan
dengan media dalam ruang.
7. Departemen Penagihan bertugas melakukan penagihan semua
produk atas biaya-biaya iklan, baik indoor maupun outdoor. Hasil
tagihan keuangannya diserahkan ke Manager Finance.
8. Departeman Penjualan melakukan penjualan berkaitan dengan
produk-produk dari OCTA Ad. Dan bertanggung jawab atas
peningkatan omset agar bisa naik.
9. Departemen
Promosi
program-program
bertugas
promo
agar
membuat
lebih
planning-planning,
menarik
klien
untuk
berpromosi yang lebih efektif dengan biaya yang ekonomis.
G. Prestasi
1. Tahun 2001
a. Juara I, II, III Phinasthika Widyawara (Kompetisi Iklan)
b. Agency billing tertinggi di Skh. Kedaulatan Rakyat
2. Tahun 2003
a. Juara Gold & Browns Phinasthika Widyawara (Kompetisi
Iklan)
b. Agency billing tertinggi di Skh. Kedaulatan Rakyat
3. Tahun 2005
Agency billing tertinggi di Skh. Kedaulatan Rakyat
4. Tahun 2008
Agency billing tertinggi di Skh. Kedaulatan Rakyat
H. Daftar Client
1. Astra Internasional, main dealer Jogja, Kedu, Banyumas
2. Sumber Baru Mobil (Suzuki)
3. Sumber Buana Motor (Kawasaki)
4. Acc Awning & Shaw Brother
5. Colombo Baru (dealer Honda)
6. PT Synus Tonerindo
7. ABC Motor
8. Indojaya Suzuki
9. Empat-K
10. Kamajaya
11. Kolombo Pal Supeno
12. Colombo Pal Mangkubumi
13. Amanah Tour
14. Asana Mutiara Developer
15. Amanusa Developer
16. Astra Motor
17. Batas Nusa
18. AAYKPN
19. Advance Digital
20. 3F Les Private
21. Central Variasi
22. Bantul Motor
23. CSK Industries
24. FIF Jogjakarta
25. FIF Magelang
26. Galih Jaya Motor
27. Grand Star
28. Gerbang Madani Developer
29. Melia Laundry
30. Mitra Persada Travelindo
31. MU3 Percetakan
32. CV. Matari
33. Ngabean Motor
34. Nusantara Sakti
35. Sumber Baru Yamaha
36. Surya Baby Shop
37. SG Computer
38. Utama Motor
39. Sinar Rodamas Honda
40. Wahana Artha Harsaka
41. Ya Seng Sentra Vitalitas
42. SD MUhammadiyah Kleco
43. PT Sinar Waluyo
44. Gading Elektronik
45. Fajar Mobil Variasi
46. Media Pro Ad
47. UST Tamansiswa
48. UII Magister Teknik
49. LP2BI
I. Rekanan Media
1. Kedaulatan rakyat
2. Harian Merapi
3. Minggu Pagi
4. Bernas
5. Radar Jogja
6. Harian Jogja
7. Solopos
8. Suara Merdeka
9. Jawa Pos
10. Pikiran Rakyat
11. Kompas Nasional
12. Kompas DIY-Jateng
13. Republika
14. Suara Pembaruan
BAB IV
PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM)
A. Tempat Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM)
Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Media, penulis bertempat di PT
OCTA MITRA MEDIA ADVERTISING yang beralamat di Jalan
Ronodigdayan 51 Yogyakarta 55211.
B. Tugas Kreatif dalam Pembuatan Iklan Selama Pelaksanaan Kuliah
Kerja Media di PT Octa Mitra Media Advertising
Divisi kreatif merupakan salah satu divisi yang terdapat dalam sebuah
perusahaan iklan. Divisi ini membawahi beberapa jabatan atau posisi yang
berada di dalamnya, antara lain :
1. Copywriter (penulis naskah)
Copywriter adalah orang yang bertugas memikirkan ide atau gagasan
yang berupa kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam iklan.
2. Art director (pengarah artistik)
Art director bertanggung jawab pada tampilan suatu iklan.
3. Graphic designer (perancang grafis)
Graphic designer bertugas mempersiapkan rancangan layout iklan.
4. Creative director (direktur kreatif)
Creative director bertugas mengawasi seluruh proses produksi iklan pada
biro iklan.
28
28
Pada prakteknya, tidak semua jabatan atau posisi yang berada di
bidang kreatif ini terdapat di perusahaan tempat penulis melaksanakan
magang. Hampir seluruh jabatan atau posisi yang berada di bidang kreatif ini
dijabat oleh satu orang kreatif saja. Hal ini dikarenakan perusahaan tempat
penulis melaksanakan magang tidak terlalu besar dan hanya menangani iklan
cetak, yaitu koran dan atau surat kabar.
PT Octa Mitra Media Advertising merupakan perusahaan iklan yang
menangani pembuatan iklan cetak. Jenis-jenis iklan cetak tersebut ialah :
iklan baris, iklan kolom, iklan advertorial, iklan display. Pada penangannya
sehari-hari order iklan yang datang merupakan iklan baris dan iklan kolom.
Meskipun, tidak jarang ada pula order pembuatan iklan display dan iklan
advertorial.
Iklan baris merupakan iklan yang dibuat hanya terdiri dari
beberapa baris kata atau kalimat saja dan biaya yang digunakan dihitung per
baris. Jumlah baris yang digunakan biasanya tidak lebih dari 3-4 baris dan itu
terdapat dalam satu kolom. Order iklan baris yang datang biasanya iklan
penawaran mobil, motor, rumah, handphone, kontrakan dan atau kos, dan
lain-lain.
Iklan kolom merupakan iklan yang memiliki space terbatas. Namun,
biaya pemasangannya lebih tinggi daripada iklan baris. Iklan kolom memiliki
lebar satu kolom sedangkan tinggi dari kolom tersebut disesuaikan dengan
kehendak pengiklan. Iklan kolom ini dapat berupa pesan verbal dan non
verbal, seperti : gambar, ilustrasi, dan foto. Iklan kolom yang datang berasal
dari dealer motor, perusahaan folding gate, toko elektronik, sampai iklan
lowongan pekerjaan.
Iklan advertorial merupakan iklan dengan teknik penyampaian pesan
lebih diarahkan pada bentuk seperti berita, dengan naskah yang panjang (copy
heavy). Dalam kode etik periklanan iklan advertorial ini diharuskan diberi
keterangan tulisan “advertorial”. Luas space (ruang) yang digunakan oleh
iklan advertorial tidak menentu tergantung keinginan pemasang iklan yang
disesuaikan dengan ketersediaan space dan besarnya dana yang dimiliki
pemasang iklan. Namun, dalam kenyataannya, selama penulis melakukan
magang, belum pernah ada iklan advertorial yang masuk.
Iklan display memiliki ukuran yang lebih luas dibanding iklan kolom.
Oleh karena itu, iklan ini dapat memuat ilustrasi berupa gambar, foto,
maupun grafis dengan lebih besar serta dapat memuat copy iklan dengan
ukuran yang lebih panjang. Umumnya luas iklan display ini telah disediakan
oleh pengelola media. Pengiklan hanya tinggal memilih sesuai dengan
kebutuhan dan besarnya dana yang dimiliki. Namun, tak jarang pula
pengiklan meminta ukuran khusus. Tentu saja harganya menjadi berbeda.
Iklan display ini bentuknya beragam. Ada yang berbentuk kotak persegi
empat, persegi empat kecil memanjang horisontal, persegi empat kecil
memanjang vertikal, dan sebagainya. Order iklan kolom yang pernah masuk
pada perusahaan tempat penulis melakukan magang ialah iklan Garuda
Airways.
Suatu proses penerimaan order dari klien sampai ke tangan kreatif
memerlukan proses yang terstruktur. Hal ini bertujuan agar order dapat
diterima dengan jelas sehingga memudahkan kerja bagian kreatif. Proses
penerimaan order iklan dari klien hingga ke media dapat digambarkan
sebagai berikut. Klien datang ke perusahaan
iklan kemudian menemui
account executive perusahaan tersebut untuk membicarakan brief untuk
kemudian brief tersebut diserahkan kepada bagian kreatif untuk dikerjakan.
Setelah
pengerjaan
selesai,
seorang
account
executive
akan
mempresentasikan kepada klien mengenai iklan yang diminta oleh klien.
Apabila klien menyetujuinya, maka iklan tersebut diberikan kepada bagian
media untuk proses pemuatan pada media yang akan digunakan.
Namun, pada prakteknya, perusahaan tempat penulis melakukan
magang tidak memilki divisi account executive sehingga penerimaan order
dari klien dilakukan oleh orang kreatif saja. Setelah itu, bagian kreatif akan
memberikan order tersebut kepada bagian media untuk dibuat jadwalnya
yang kemudian dikembalikan lagi kepada bagian kreatif untuk dikerjakan.
Sebelum tahap desain grafis iklan media cetak dikerjakan tahap
pertama dalam proses desain ialah tahap penciptaan. Penciptaan ini
merupakan proses yang terpenting dalam proses pemecahan masalah
(problem solving) karena penciptaan merupakan proses pembuatan dari tidak
ada menjadi ada.
Penciptaan dimulai dari permintaan klien terhadap desain yang akan
dibuat. Namun, tidak jarang klien menyerahkan semua konsep desain kepada
biro iklan. Proses penciptaan yang berdasarkan permintaan klien dilakukan
dengan menggali ide-ide yang berkaitan dengan apa yang diinginkan klien.
Dalam proses penciptaan desain atau rancangan suatu iklan, perlu
diperhatikan unsur-unsur dan prinsip iklan agar dihasilkan rancangan iklan
yang indah dan menarik serta dapat dikomunikasikan dengan baik kepada
konsumen. Untuk itu, perlu diperhatikan pula tahap-tahap pengorganisasian
desain grafis iklan media cetak.
Tahap-tahap pengorganisasian desain grafis media cetak ialah :
1. Menyusun huruf naskah (tipografi)
Selama penulis melakukan magang, penulis membuat desain
iklan kolom. Dalam proses pengerjaannya sangat erat dengan adanya
naskah, baik headline maupun body copy. Langkah pertama ialah
memilih jenis huruf yang sesuai. Pemilihan huruf harus yang mudah
dibaca, mengingat space yang digunakan terbatas. Untuk ukuran
minimal font yang digunakan dalam pembuatan iklan kolom ialah 6pt
(point) dan maksimal ukuran tidak terhingga. (sesuai dengan kebutuhan
/ ukuran iklan yang dibuat). Hal ini dimaksudkan agar pesan iklan dapat
terbaca dengan baik. Namun, pada prakteknya, apabila space yang
tersedia terlalu kecil sementara body copy yang digunakan terlalu
banyak, font tersebut masih bisa diperkecil dengan cara menariknya.
2. Penyuntingan ilustrasi
Desain iklan kolom memang tidak terlalu banyak menggunakan
ilustrasi. Namun, terkadang ilustrasi juga digunakan untuk memperjelas
pesan iklan dan untuk menarik perhatian serta memperindah tampilan.
Warna juga mempengaruhi minat pembaca iklan untuk
memperhatikannya. Namun, pada iklan kolom yang berupa iklan kolom
black and white (BW) tidak serta merta warna menjadi diabaikan.
Penggunaan shadow dan efek tebal tipisnya warna black juga akan
mempengaruhi daya tarik iklan itu sendiri.
3. Penataan layout
Dalam prakteknya, saat me-layout iklan kolom tidak terlalu
terikat dengan macam-macam layout yang ada tetapi secara tidak
langsung
prinsip
titik
fokus
hierarki
visual,
ketentuan,
dan
keseimbangan layout iklan itu akan terbentuk sendiri sesuai dengan
macam-macam layout yang ada.
Dalam proses pembuatan desain iklan cetak, PT Octa Mitra Media
Advertising menggunakan software desain yang sederhana. Software desain
yang digunakan ialah CorelDRAW X3 dan Adobe Photoshop CS2.
CorelDRAW X3 berfungsi untuk membuat grafis yang diperlukan dalam
desain iklan yang diolah. Adobe Photoshop digunakan untuk meng-cropping
atau memotong objek berupa image agar menjadi objek potongan yang rapi
sehingga dapat dipadukan dengan hasil grafis dari CorelDRAW. Selain itu,
Adobe Photoshop CS2 juga berfungsi untuk memberikan efek-efek pada
image.
Setelah pengerjaan selesai, bagian kreatif akan memberikan desain
iklan tersebut kepada bagian media untuk dikonsultasikan kepada klien.
Apabila sudah fix maka desain tersebut dicetak sebanyak dua kali print out
dengan ketentuan :
a. Print out dengan menggunakan
kertas ukuran A5 menggunakan
resolusi sebesar 600dpi yang akan digunakan sebagai arsip.
b. Print out dengan menggunakan kertas A5 dengan resolusi 600dpi
yang berfungsi sebagai film yang akan diserahkan kepada bagian
redaksi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat.
Kemudian, desain yang telah jadi tersebut oleh divisi media
diserahkan pada bagian redaksi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat
dengan perincian hard file berupa print out desain yang sudah dilampiri
dengan nomor order dan soft file berupa file desain yang disimpan pada flash
disc.
C. Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM)
Selama dua bulan penulis melaksanakan magang sebagai kreatif di PT
Octa Mitra Media Advertising mulai dari tanggal 1 Februari 2010 sampai
dengan 31 Maret 2010. Jam kerja yang diberikan oleh perusahaan mulai dari
hari Senin s.d. Sabtu pukul 09.30 s.d. 15.00 WIB.
Pada minggu pertama, penulis diberikan orientasi oleh Mas Shodiq
selaku pembimbing di perusahaan tersebut untuk mengenal sistem kerja
sebagai seorang kreatif iklan di perusahaan tersebut. Sebagai seorang yang
baru dan masih awam dengan dunia kerja tentu saja penulis mengalami
beberapa hambatan. Namun, hal ini tidak serta merta mengurangi niat penulis
untuk belajar memahami dunia kerja sebagai kreatif di sebuah perusahaan
iklan.
Pembimbingan yang dilakukan setiap saat sangat membantu penulis
dalam memahami sistem kerja di perusahaan tersebut. Pada prakteknya,
pembimbingan tidak hanya selalu pada bidang kreatif. Tetapi juga pada
bidang-bidang lain seperti media. Hal ini dikarenakan setiap bidang dalam
suatu perusahaan iklan memang saling terkait dan merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
Pada minggu kedua, penulis mulai mempelajari materi iklan yang
telah menjadi klien PT Octa Mitra Media Advertising. Berbagai jenis produk
dengan berbagai brand image membuat penulis harus teliti dan memiliki daya
imaji untuk masuk ke dalam brand image masing-masing produk.
Penulis pun telah mendapatkan beberapa order pengerjaan iklan
kolom. Order iklan kolom yang diberikan kepada penulis ialah iklan-iklan
kolom black and white (BW) dengan berbagai ukuran. Meskipun iklan kolom
yang dibuat berukuran kecil dan dan tidak berwarna, dalam proses
pengerjaannya penulis pun harus tetap memerhatikan unsur-unsur dan prinsip
dasar desain grafis agar dihasilkan desain yang indah dan menarik serta dapat
dikomunikasikan kepada calon pembeli dengan baik. Iklan pertama yang
penulis kerjakan ialah iklan lowongan pekerjaan atas dealer sepeda motor
Colombo baru yang berukuran 1 x 50 mm dengan penayangan pertama pada
tanggal 10 Februari 2010 (gb.1). Adapun iklan lain yang juga penulis
kerjakan ialah iklan lowongan pekerjaan atas CV Matahari yang berukuran 1
x 50 mm dengan tanggal pemuatan 13 Februari 2010 (gb.2). Di sini, penulis
menemukan hal yang menarik yang penulis rasa bertentangan dengan teori
yang pernah penulis dapatkan dalam bangku perkuliahan. Penggunaan font
dalam me-layout iklan kolom ternyata sangat fleksibel walaupun tidak pernah
keluar dari aturan minimal penggunaan font yakni 6pt. Namun, penarikan font
sesuai kebutuhan yang dikarenakan space iklan yang tersedia sehingga
menimbulkan distorsi pada font itu sendiri ternyata tidak menjadi soal dalam
me-layout sebuah iklan kolom.
Selain itu, penulis juga membuat print out atas materi iklan yang akan
dimuat besok. Ketentuan print out materi iklan ialah sebagai berikut :
a. Print out dengan menggunakan
kertas ukuran A5 menggunakan
resolusi sebesar 600dpi yang akan digunakan sebagai arsip.
b. Print out dengan menggunakan kertas A5 dengan resolusi 600dpi
yang berfungsi sebagai film yang akan diserahkan kepada bagian
redaksi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat.
Pada minggu ketiga, penulis telah dapat melakukan adaptasi dengan
baik. Pekerjaan atas desain iklan pun telah dapat penulis kuasai. Kali ini
penulis mendapat kepercayaan untuk membuat iklan kolom suatu dealer
motor, yaitu Dealer Motor Kawasaki. Iklan kolom ini berukuran 1 x 60 mm
(gb. 3).
Pada minggu keempat, pekerjaan tidak hanya mendesain iklan kolom
maupun print out desain iklan, melainkan juga membantu divisi media untuk
mengambil koran dan file yang telah dimasukkan pada Surat Kabar Harian
Kedaulatan Rakyat guna dilakukan pengecekan atas iklan yang telah
dimasukkan kemarin.
Pada minggu kelima, pekerjaan yang dilakukan penulis masih sama
seperti minggu-minggu sebelumnya. Penulis membuat desain iklan kolom
atas produk Honda Absolute Revo yang tersedia di dealer Honda di
Jogjakarta. Iklan ini berukuran 1 x 60 mm yang dimuat perdana pada tanggal
4 Maret 2010 (gb.4).
Pada minggu keenam, penulis membuat desain alternatif atas produk
Honda Beat yang tersedia di dealer motor Honda Astra yang ada di
Jogjakarta yang berukuran 1 x 60 mm yang dimuat perdana pada tanggal 11
Maret 2010 (gb.4). Selain melakukan pekerjaan yang sama seperti mingguminggu sebelumnya, penulis juga membantu divisi media dalam memasukkan
order iklan ke Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat.
Pada minggu ketujuh, sampai dengan minggu terakhir penulis
melakukan magang di PT Octa Mitra Media Advertising, yakni minggu
kesembilan, pekerjaan yang dilakukan penulis kontinyu sama dengan
minggu-minggu sebelumnya. Mencetak dan mengirimkan materi iklan
merupakan pekerjaan yang rutin dilakukan oleh penulis setiap harinya.
Namun, pekerjaan ini dikerjakan dengan waktu yang tidak terlalu lama. Hal
ini dikarenakan dateline pengiriman materi iklan pada masing-masing surat
kabar dan atau koran ialah pukul 14.00 WIB. Kecepatan dan kreatifitas yang
selalu baru sangat diperlukan dalam mendesain iklan kolom media cetak di
PT Octa Mitra Media Advertising.
Minggu kesembilan merupakan minggu terakhir penulis melakukan
magang dan sisa waktu yang hanya tinggal tiga hari penulis gunakan untuk
keperluan melengkapi semua data yang dibutuhkan dalam penulisan laporan
Kuliah Kerja Media. Dalam hal ini, pembimbing magang pada PT Octa Mitra
Media Advertising, Mas Shodiq, sangat membantu kelancaran penulis dalam
melengkapi data-data yang diperlukan oleh penulis.
Selain desain yang berhasil dimuat seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, penulis masih banyak membuat desain iklan kolom untuk
beberapa produk. Gambar hasil desain penulis ini dapat dilihat pada lampiran
laporan Kuliah Kerja Media.
D. Hambatan-Hambatan Selama Melaksanakan Kuliah Kerja Media
(KKM)
Dalam pelaksanaan magang sebagai seorang kreatif, penulis
mengalami beberapa kesulitan, antara lain :
1. Pada awal Kuliah Kerja Media, penulis sedikit mengalami kesulitan
beradaptasi dengan lingkungan kerja yang belum pernah dialami
sebelumnya.
2. Kesulitan dalam proses penciptaan karena belum terlalu memahami brand
image masing-masing produk.
3. Kesulitan dalam hal waktu karena sebagai seorang kreatif pada biro iklan
yang menangani iklan media cetak berupa koran dan atau surat kabar
diharuskan dapat melayani order secepat mungkin karena dateline
penayangannya harian.
E. Penyelesaian dari Hambatan yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Media, penulis mengalami beberapa
kendala atau hambatan. Namun, hambatan-hambatan tersebut dapat
diselesaikan dengan cara bertanya dan meminta bimbingan kepada
pembimbing magang di perusahaan tempat penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Media.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Merupakan pengalaman berharga bagi penulis selama melakukan
Kuliah Kerja Media. Penulis dapat belajar mengaplikasikan teori yang
didapat dari bangku kuliah secara nyata di PT Octa Mitra Advertising.
Sebagai langkah awal dalam proses desain ialah penciptaan yang dimulai dari
permintaan klien terhadap desain yang akan dibuat. Penerapan strategi kreatif,
penulisan naskah iklan, ilustrasi, dan tata letak layout sangat diperlukan
dalam proses desain suatu iklan kolom pada media cetak. Sebagai contoh, hal
ini nampak dari penggunaan law of emphasis yakni hukum penekanan dan
pemanfaatan ruang kosong, mengingat space yang tersedia dalam pembuatan
iklan kolom terbatas sehingga penonjolan-penonjolan bagian yang penting
dalam iklan kolom sangatlah penting agar mampu menarik perhatian calon
pembeli.
Namun, tidak selamanya teori-teori yang didapat oleh penulis selama
di bangku perkuliahan dapat diterapkan pada pembuatan iklan cetak di PT
Octa Mitra Media Advertising. Dalam hal ini penulis menemukan adanya
suatu hal yang menarik yang tidak sama seperti teori yang pernah penulis
dapatkan selama berada di bangku perkuliahan, yakni distorsi pada font yang
digunakan dalam me-layout iklan kolom. Dalam pembuatan iklan kolom pada
40
media cetak di PT Octa Mitra Media Advertising, hal ini tidak menjadi soal
mengingat space yang tersedia pada suatu kolom memang terbatas.
Kuliah Kerja Media merupakan suatu pengalaman berharga bagi
penulis karena dapat mempelajari lingkungan kerja nyata yang akan dihadapi
oleh penulis nantinya.
B. SARAN
Saran-saran yang ingin penulis sampaikan kepada semua pihak yang
berkaitan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) 2010 ialah :
1. Bagi instansi tempat Kuliah Kerja Media
a. Untuk lebih diperhatikan dalam penggunaan ilustrasi gambar yang
berupa foto sebab terkadang foto yang digunakan tidak jelas karena
resolusi yang terlalu kecil.
2. Bagi Jurusan DIII Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret
a. Tidak terlalu ada yang kurang karena dalam praktek perkuliahan
mahasiswa telah mendapat materi proses desain dengan baik. Hal ini
agar selalu ditingkatkan dalam pemberian materi atas proses desain
secara mendetail kepada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Jefkins, frank. 1996. Periklanan, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen periklanan, cetakan keempat. Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti.
Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan, cetakan satu. Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher.
www.escaeva.com. Panduan Mengenal Desain Grafis.
Download