Laporan Praktikum Kimia Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Disusun Oleh : Arie Restu Nurhidayani Dezana Kurnia Utami Nur Aidah Nur’aini Diah Anisah Kelas XII IPA 1 Laporan Praktikum Kimia Kenaikan Larutan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Tujuan: Mengetahui kenaikan titik didid dan penurunan titik beku berbagai macam larutan Membuktikan apakah titik didih air murni adalag 100 oC Membuktikan apakah titik beku air murni adalah 0oC Menyimpulkan mengapa titik didih larutan lebih besar dan titik beku larutan lebih kecil dibandingkan dengan air murni atau aquades Menambah pengetahuan mengenai sifat koligatif larutan Teori: Setiap zat cair pada suhu tertentu mempunyai tekanan uap jenuh tertentu dan mempunyai harga yang tetap. Zat cair akan mendidih dalam keadaan terbuka jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan atmosfer. Pada saat udara mempunyai tekanan 1 atm, air mendidih pada suhu 100°C, tetapi jika dalam zat cair itu dilarutkan suatu zat, maka tekanan uap jenuh air itu akan berkurang. Penurunan tekanan uap jenuh larutan yang lebih rendah dibanding tekanan uap jenuh pelarut murni menyebab- kan titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni. Sifat Koligatif Larutan Selisih antara titik didih suatu larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih larutan ('Tb) Tb = Tb larutan – Tb pelarut murni Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Hal ini menyebabkan penurunan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan penurunan titik beku pelarut murni. Selisih temperatur titik beku larutan dengan titik beku pelarut murni disebut penurunan titik beku ('Tf). Tf = Tf pelarut murni – Tf larutan Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya. Hukum tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. Syarat Hukum Backman dan Raoult adalah sebagai berikut a. Rumus di atas berlaku untuk larutan nonelektrolit. b. 'Tb tidak berlaku untuk larutan yang mudah menguap. c. Hanya berlaku untuk larutan yang sangat encer, pada larutan yang pekat terdapat penyimpangan Alat dan Bahan Alat: Teko listrik Spatula Gelas kimia Gelas ukur Termometer Lemari pendingin Bahan : Air murni atau Aquades 500 ml Larutan SrCl20,1 m Larutan CuSO40,1 m Prosedur kerja Mengukur Titik didih: 1. Menyiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan 2. Memanaskan teko listrik dengan 500 ml air kemudian tunggu hingga mendidih dan mengujur suhu nya dengan termometer. Catat hasilnya. 3. Setelah itu panaskan kembali air 500 ml yang dicampur dengan larutan SrCl20,1 M, tunggu hingga mendidih dan ukur suhunya dengan termometer 4. Cuci teko agar tidak ada larutan tersisa 5. Masukkan air 500 ml dengan larutanCuSO40,1 M kedalam teko dan panaskan, tunggu hingga mendidih dan ukur suhu dengan termometer. 6. Setelah semua selesai cuci semua alat yang digunakan Mengukur titik beku 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan Masukkan air murni 500 ml kedalam plastik Larutkan senyawa SrCl2 0,1 m kemudian masukkan kedalam plastik Larutkan senyawa CuSO40,1 m kemudian masukkan kedalam plastik Kemudian ikat plastik dengan kuat Masukkan kedalam lemari pendingin Tunggu hingga beku Ukurlah suhunya Catat hasilnya Tabel Data Pengamatan Titik Didih Larutan: No 1. 2. 3. Larutan Aquades 500 ml SrCl2 0,1 m CuSO40,1 m Titik didih 98oC 102oC 102oC Kenaikan titik didih Titik beku 0oC -1oC -0,5oC Penurunantitik beku 2oC 2oC Titik Beku Larutan: No 1. 2. 3. Larutan Aquades 500 ml SrCl2 0,1 m CuSO40,1 m 1oC 0,5oC Hasil percobaan: Dari hasil percobaan titik didih dan titik beku didapatkan hasil sebagai berikut: Titik Didih Larutan: Titik Didih Larutan 103 102 101 100 99 98 97 96 Titik Didih Larutan Aquades SrCl2 0,1 M CuSO4 0,1 M Titik Beku Larutan: Titik Beku Larutan 0 Aquades SrCl2 0,1 M CuSO4 0,1 M -0.5 Titik Beku Larutan -1 -1.5 Berdasarkan hasil data percobaan didapatkan hasil bahwa titik didih aquades 500 ml adalah 98oC . Pada larutan SrCl2 0,1 m dan CuSO40,1 m didapat hasil yang sama yaitu 102oC. Sedangkan untuk titik beku aquades 500 ml adalah 0oC . Larutan SrCl2 0,1 m dan CuSO40,1 m yaitu -1oC dan 0,5oC. Analisis Data: Dari tabel diatas,dapat dilihat bahwa titik didih air murni atau aquades adalah 98oC padahal seharusnya titik didih air murni adalah 100oC. Hal ini terjadi karena pada saat percobaan kami melakukan kesalahan. Pada saat air telah mendidih kami tidak ada ditempat karena harus mengambil termometer di laboratorium yang baru dibuka, dan saat pengukuran teko listrik dalam keadaan terbuka sehingga terjadi banyak penguapan yang memungkinkan tercampurnya suhu kamar dengan suhu air murni. Titik didih larutan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih air murni hal ini karenakan larutan lebih sulit menguap dibandingkan dengan air murni. Dari hasil percobaa pada Larutan SrCl2 0,1 m dan CuSO40,1 m didapatkan hasil 102oC. Hasil titik didih kedua larutan sama hal ini mungkin dikarenakan sifat larutan yang asam dan memiliki molaritas yang sama yaitu 0,1 m. Pada pengukuran titik beku, aquades memiliki hasil 0oC karena pada praktek kali ini kami menghindari kesalahan yang terjadi pada praktek titik didih dan kami melakukan pengukuran tepat pada saat aquades masih benar- benar dalam keadaan beku, dan penguapan masih sangat minim. Pada larutan SrCl2 0,1 m dan CuSO40,1 m kami mendapatkan hasil -0,5oC dan -1oC. Hasil titik beku aquades dengan larutan lainnya sangat nerbeda karena sruktur penyusunnya pun berbeda dan penguapan pada larutan sangat sulit dibandingkan dengan aquades. Larutan CuSO40,1 m memiliki titik beku paling rendah suhunya karenabersifat asam yang lebih kuat. Kesimpulan : Titk beku dan titik didih air murni (Aquades) berbeda dengan larutan, titik didih larutan lebih tinggi dan titik bekunya lebih rendah dibandingkan dengan Aquades hal ini dikarenakan pada larutan, zat sangat sulit mengalami penguapan. Titik didih larutan: m x i SrCl2 0,1 m = m x I = 0,1 x 3 = 0,3 CuSO40,1 m = m x i = 0,1 x 2 = 0,2 Berdasarkan rumus diatas semakin besar titik didih maka m x i juga ikut besar Titik beku larutan: m x i SrCl2 0,1 m = m x i = 0,1 x 3 = 0,3 CuSO40,1 m = m x i = 0,1 x 2 = 0,2 Berdasarkan rumus diatas semakin besar titik beku maka semakin kecil m x i. Daftar Pustaka: Achamdi, Suminar. 2000. Jendela IPTEK, Materi. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka. Atja, S.K. et al. 1992. Logam dan Nonlogam (untuk SMA). Bandung: Pakar Raya. Basset, J. et al. 1991. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Terjemahan A. Hadyana P. dan L. Setiono. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bodner, George M. dan Harry L. Pardue. 1995. Chemistry and Experimental Science. Edisi ke-2. New York: John dan Sons, Inc. Brady, James E. 1990. General Chemistry, Principles & Structure. New York: John Wiley & Sons, Inc. Cotton, F. Albert dan G. Wilkinson. 1976. Basic Inorganic Chemistry. New York: John Wiley & Sons, Inc. Farndon, John. 2000. Science. Essex: Miles Kelly Publishing Ltd. Harrison, R.D. et al. 1990. The Book of Data. Edisi ke-7. Hongkong: Longman Group UK Li- mited Holman, John, dan Graham Hill. 1989. Chemistry in Contex. England: Thomas Nelson. Holum, John R. 1994. Element of General Organic and Biological Chemistry. Edisi ke-8. New York: John Wiley & Sons. _____. 1995. General Chemistry. New York: John Wiley & Sons. Keenan, Charles W. et al. Ilmu Kimia Universitas. Terjemahan A. Hadyana P. Jakarta: Erlangga. Khasanah, Venus. 2000. Jendela IPTEK, Ilmu Kedokteran. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka. Lister, Ted. 1991. Understanding Chemistry. England: Stanley Thornes Pub. McMurry dan Fay. 1998. Chemistry. Edisi ke-2. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Morruis, Jane. 1991. GCSE Chemistry. London: Collins Educational. Oxtoby, Gilis, dan Nachtrieb. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Terjemahan Suminar S.A. Edisi 4. Jakarta: Erlangga. Petrucci, Ralp H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga. Stokes, B.J. 1991. Chemistry, Nuffield Advanced Science Student Book. England: Longman. Sevenair dan Burkett. 1997. Introductory Chemistry Investigating The Molecular. Nature of Matter Dubuque: Wm. C. Brown Communications, Inc. Solichin, Tresnati S. 2000. Jendela IPTEK, Kimia. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka. Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Terjemahan A. Hadyana P. dan Ir. L. Setiono. Edisi ke-5. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka. Lampiran: