Revitalisasi Peranan FKUB Dalam Pemeliharaan

advertisement
1
REVITALISASI PERANAN FKUB DALAM
PEMELIHARAAN KERUKUNAN HIDUP
UMAT BERAGAMA
OLEH :
H.M. RASYID, S.PDI
Disampaikan pada acara :
Workshop Peningkatan Wawasan Multikultural Bagi Guru Agama
Se Kalimantan Timur Tahun 2012
Regionalisasi Agama
2



Kedatangan Hindu dan Buddha berhadapan dgn
kepercayaan animisme dan dinamisme dan
membentuk wilayah Bali dan Lombok kmd akibat
transmigrasi menyebar ke Sulawesi dan Lampung
Kedatangan Islam dihadapkan kpd tradisi Hindu,
Buddha dan kepercayaan lokal kmd menyebar ke
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTB,
Maluku dan sebagian Papua
Kristen datang bersamaan dgn era kolonialisme
dan membentuk kekristenan sebagian Sumatera
(Batak, Mentawai, Enggano), NTT, Maluku,
Sulawesi Utara, Papua
Dampak Regionalisasi Agama-Agama
3




Penyiaran agama memberikan kesempatan kpd
masyarakat utk memahami agama sesuai dgn
konstruksi budaya sehingga terjadi penyatun
agama dgn etnisitas
Terjadi hub timbal balik yg terintegrasi antara
religiositas dengan etnisitas
Akibatnya terbentuk pemahaman masy yg
mengakui adanya kaitan hub signifikan antara
keberagamaan dan kesukuan
Masyarakat sulit menerima kenyataan manakala
ada warga yg melakukan penyimpangan dari
tradisi kepercayaan dan keagamaan itu
Sikap Masyarakat Terhadap
Dakwah Dan Misi Agama
4





Penggunaan simbol lokal dlm transisi pemahaman, penghayatan
dan pengamalan agama berakibat terjadinya proses saling
meminjam antara agama dgn budaya
Atas dasar penyiaran agama tdk berlangsung melalui
pengembangan wawasan, perilaku dan keterampilan maka pola
pemahaman masyarakat lbh terpusat pada komitmen thd simbolsimbol agamanya
Beberapa daerah terdapat perkecualian pengembangan strategi
penyiaran agama (fiqh dakwah) sebagaimana yg terjadi di Kudus
Jawa Tengah
Kedatangan agama lain dgn membawa simbol-simbolnya
dipandang masy sebagai hal yg aneh dan berbeda dgn tradisi yg
mereka alami
Akibatnya muncul sikap penolakan thd tradisi yang baru datang
sehingga menimbulkan berbagai gesekan di berbagai daerah
Manajemen Kerukunan
Pasca Orde Lama
5



Akibat kekosongan kekuasaan politik di akhir orde
lama, maka sebagian masy yg terindikasi komunis
berusaha mencari identitas keagamaan utk
keselamatan dirinya
Sebagian kelompok agama memanfaatkan
peluang ini dgn berlangsungnya pengembangan
penyiaran agama yg berlangsung secara masif
Akibatnya terjadi persinggungan dgn peta
regionalisasi yg menimbulkan perasaan terancam
krn terkait dgn adanya ikatan kesejarahan antara
regiositas dgn etnisitas
Peranan Pemuka Agama
6





Masy menempatkan pemuka agama: ulama, kiai, ajengan,
tuan guru, pendeta, pastor, bhiksu, pandita sebagai sumber
referensi sosial
Kelompok umat beragama yg dominan di satu daerah
tertentu secara praktis menjadi sumber acuan bagi Pemda
dlm memberikan sikap thd rencana penyiaran agama dan
pendirian rumah ibadat
SKB Menag dan Mendagri No. 1 Tahun 1969 menempatkan
rohaniawan/pemuka agama sebagai figur/lembaga secara
representatif yg mewakili pendapat masyarakat
Tetapi dlm kenyataannya terjadi kesulitan pemuka agama
menempatkan diri dlm posisi yang netral karena kesulitan
menampung semua kepentingan umat beragama di daerah
Akibatnya muncul rasa ketidakpuasan di berbagai daerah thd
sulitnya utk memperoleh izin pendirian rumah ibadat
Perubahan Kebijakan
7




Pemerintah sadar adanya kesulitan semua umat
beragama dlm pendirian rumah ibadat sekalipun data
menunjukkan terjadi peningkatan jumlah rumah ibadat
Dgn azas pluralitas maka representasi masy tdk
cukup diwakili oleh kelompok umat yg dominan tetapi
harus menyuarakan semua kelompok umat
Majelis Agama Pusat berpendapat bhw representasi
itu ditetapkan 21 orang di provinsi dan 17 orang di
kabupaten/kota
Sementara, representasi itu dilakukan oleh wakil 6
agama yg memperoleh pelayanan dari pemerintah
yang terhimpun dlm FKUB
Badan/Lembaga/Forum Kerukunan




Akibat kegoncangan politik menjelang akhir orde baru
merembet kepada kompetisi umat beragama
Pemuka agama daerah bentuk badan/lembaga/forum
kerukunan daerah: LPKUB DIY, LPKUB Ambon, LPKUB
Medan, BKSAUA Sulut, FKKUB DKI, FKPA Sumut, FOKUSS
Sumsel, FKPA Kalbar
Bentuk kegiatan tidak ada ketentuan baku tergantung dari
kepemimpinan lembaga dan lebih banyak berfungsi
sebagai wadah musyawarah
Kesepakatan Pemerintah dgn Majelis Agama Pusat bahwa
forum kerukunan hanya ada di Pusat: Wadah Musyawarah
Antar Umat Beragama
Tugas FKUB
9





Melakukan dialog internal dan eksternal umat beragama;
dialog aksi utk kerjasama sosial dan dialog teologis utk
perluas wawasan keberagamaan (religious literacy)
Menampung aspirasi, keluhan, kritik, usul, saran, gagasan
utk peningkatan kualitas kebergamaan
Menyalurkan aspirasi, keluhan, kritik, usul, saran, gagasan
utk peningkatan kualitas keberagamaan
Sosialisasi semua peraturan/per-uu-an baik pusat maupun
daerah dlm upaya peningkatan kerukunan umat beragama;
serta melakukan pemberdayaan umat dlm bid pendidikan,
ekonomi, pertanian, politik, hukum, sosial guna penguatan
semangat kerukunan
Khusus FKUB Kab/Kota, memberikan rekomendasi bagi usul
pendirian rumah ibadat yg diputuskan secara aklamasi
Kekuatan FKUB
10






Terdiri pemuka agama yg diakui sebagai ahli dlm agama serta
menjadi panutan pada kelompok agamanya serta menjadi juru
damai intern maupun antar umat
Terdapat wakil semua umat beragama yg dilayani dgn komposisi
keanggotaan sesuai dengan proporsi jumlah umat beragama yang
diwakilinya
Terjadi proses pembudayaan berbagai ide secara dialogis sehingga
umat mampu memilah antara persamaan dan perbedaan agama
Diakui secara formal oleh pemerintah dan masy karena dibentuk
berdasarkan PBM No. 9 dan 8 Th 2006 Bab III
Adanya kriteria yg kongkrit ttg jenis dan jumlah keanggotaan, tugas
pokok dan fungsi serta hubungannya dgn masyarakat dan aparat
daerah
Sebagian daerah tlh memiliki anggaran yg memadai sekalipun
sebagian besar belum memperoleh kepastian ttg hak dan
kewajiban mereka
Kelemahan FKUB
11









Belum berhasil konsolidasi internal akibat berbagai hambatan psikologis antar anggota
Blm berhasil membangun semangat kebersamaan di kalangan anggota akibat dari
pola pikir yg masih menekankan kelompok dominan thd lainnya
Blm berhasil memutus mata rantai sejarah dari persaingan dakwah dan misi agamaagama pada masa lalu
Blm berhasil ambil kpts secara obyektif akibat kuatnya tekanan dari luar
Blm berhasil menempatkan diri sebagai wadah independen dari semua kepentingan
sehingga sering terseret dlm persaingan kelompok kepentingan
Pemda msh kurang tegas pengalokasian anggaran akibat kurang pemahaman thd
urgensi pemeliharaan kerukunan dan dianggap tugas FKUB wilayah Kemenag
Belum ada kesamaan pemahaman bhw tugas pemeliharaan kerukunan adalah tugas
pokok Pemda sebagai penjabaran UU NO. 32/2004 ttg pemeliharaan ketenteraman
dan ketertiban masy
Blm ada kemauan politik yg kuat di kalangan legislatif daerah utk bantu tugas FKUB
seperti pembuatan Rencana Tata Ruang Wilayah dlm hal penentuan lokasi rumah
ibadat sehinga ada kepastian pendiriannya
Kurangnya perhatian Dewan Penasehat FKUB thd pelaksanaan kinerja FKUB
Kesulitan FKUB
12

Pola hub FKUB Prov dgn FKUB Kab/Kota bersifat konsultatif sehingga terkesan tdk
ada koordinasi

Blm ada lembaga monetoring dan evaluasi thd FKUB sehingga tdk ada penguatan
yg berlangsung secara sistimatis

Kesatuan kerja di kalangan anggota msh blm optimal akibat ketergantungan mrk
thd latar belakang kelompok, asal usul dan ketidaksamaan visi dan misi

Anggota FKUB kurang berani mengambil keputusan karena khawatir reaksi
masyarakat

Kurangnya proses kaderisasi secara sistimatis sehingga masih didominasi oleh
tokoh lama yg sdh mulai kurang produktif

Wadah lama masih akrab bagi masyarakat karena wadah tersebut berakar dari
kultur masyarakat sementara FKUB lembaga semi resmi pemerintah

Tokoh agama yang dikirim ke FKUB bukan pemimpin puncak dari kelompok agamaagama sehingga kurang memiliki wibawa yang kuat

Wanhat blm berfungsi optimal akibat hambatan kelembagaan, administrasi,
wawasan dan motivasi
Peranan Dewan Penasehat
13

Wanhat FKUB dibentuk sebagai pelaksanaan fungsi Kepda/Wakepda
dlm pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban daerah

Prov: Ketua dijabat Wagub, Waket Kakanwil dan Sek dijabat
Kabankesbangpol/linmas

Kab/Kota: Ket dijabat Wabup/Wawa, Waket Kakan Kemenag, Sek
dijabat Kabankesbangpol/linmas

Wanhat blm berfunsgi optimal akibat kurang waktu, kurang wawasan,
kurang peduli, tidak tahu

Diperlukan pelimpahan tugas harian Ketua Wanhat kpd Waket sehingga
Wanhat dpt berfungsi optimal

Banyak persoalan keberagamaan daerah yg memerlukan peranan
Wanhat

Perlu terobosan Menag dan Mendagri utk membuat MOU ttg kelancaran
tugas pemeliharaan kerukunan hidup umat beragama
dan pelaksanaan
23 July 2017
tugas Wanhat
Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan
Kemenag
14






Dorong pengkajian thd dua unsur penyebab konflik sosial yaitu
perebutan aset dan akses sehingga posisi masy berada dlm
keadaan tidak setara yang berakibat terjadi diskriminasi
Masy pendatang cenderung lbh bersikap dinamis, kreatif dan
inovatif sehingga relatif tingkat ekonominya lbh mapan
Masy setempat cenderung kurang dinamis, kreatif, inovatif
akibatnya mereka tertinggal dari pendatang
Masy pendatang sekaligus membawa perangkat budaya dan
agama yg berbeda dari penduduk setempat
Latar konflik pada mulanya bermula dari persoalan ketidaksetaraan
ekonomi, pendidikan, politik dan kemudian merembet kpd
persoalan agama dan budaya
Dampaknya terjadi kecemburuan sosial yg kemudian dapat menjadi
letupan konflik sosial umat beragama
Tahapan Terjadinya Konflik
15





Adanya benih konflik krn ketidaksamaan masy dlm
memperebutkan aset dan akses
Konflik berkembang dari soal ekonomi-politik menjadi
persoalan agama dan budaya
Konflik yg semula sporadis berubah menjadi
terorganisir sehingga menjadi lbh sistimatis dan
terencana
Adanya semacam gerakan terselubung yg mencoba
mengukur kedalaman air (testing the water) konflik
Terjadi letupan konflik yang sulit dipadamkan kpd
akarnya oleh karena persoalan yang terjadi sdh
melebar kpd berbagai masalah yg berkembang dlm
eskalasi yg semakin sulit dikendalikan
Tugas Pemda Membantu FKUB
16





Melakukan deteksi dini dgn mengasumsikan daerah
prov/kab/kota dipilah menjadi tiga kategori: merah, kuning
dan hijau
Penanganan konflik yg lbh efektif adalah menggali akar
keresahan masyarakat serta merumuskan solusi alternatif
Kerukunan selayaknya menjadi kebutuhan masyarakat bukan
kewajiban oleh karena itu perlu diperbanyak gerakan utk
menonjolkan aspek humanitas setiap agama
Pembudayaan kerukunan selayaknya menggunakan pranata
sosial yg sdh akrab bagi masyarakat bukan dgn
mendatangkan tokoh dari luar
FKUB ditempatkan sebagai laboratorium kerukunan pada
setiap daerah sehingga keberadaan wadah ini menjadi
penting dan dikenal oleh seluruh masyarakat
Strategi Pengembangan Dan
Pemberdayaan FKUB
17


Kelembagaan: memfungsikan FKUB sebagai koordinator
gerakan pemeliharaan kerukunan di daerah; mitra Pemda
dlm merumuskan kebijakan pemeliharaan kerukunan baik
preventif maupun represif; tempat masy mengadukan setiap
kasus konflik yg bersifat keagamaan
Kepengurusan: setiap anggota yg dikirim majelis agama
hendaklah tokoh yg memiliki kepedulian thd gerakan
kerukunan, memiliki rekam jejak kegiatan kerukunan,
mampu berdialog dgn kelompok agama maupun di luar
kelompok agamanya, memiliki perhatian utk membangun
pola relasi antar umat beragama dan melakukan kaderisasi
tokoh kerukunan secara terjadwal
Sambungan
18




Jaringan: FKUB bangun jaringan kerja dgn berbagai pemangku
kepentingan antara lain lembaga keagamaan, Lembaga Pendidikan,
Pemuka Budaya, LSM Kerukunan, Kalangan pengusaha serta
Dukungan: Pemerintah dan Pemda memberikan dukungan guna
memperkuat posisi FKUB dgn mengeluarkan berbagai regulasi misalnya
MOU pemberdayaan Wanhat, Pemda susun Perda RTRW, bentuk
JabFung Pemandu Kerukunan, media massa bentuk opini publik
tentang kerukunan
Anggaran: ketegasan Pemda memberikan anggaran dari APBD ttg
pemeliharaan kerukunan yg diambil dari pos anggaran pemeliharaan
ketenteraman dan ketertiban masy, ditambah lagi bantuan anggaran
kegiatan dari usahawan guna memelihara keamanan dan ketertiban
daerah
Wawasan: setiap pemuka-pemuka umat beragama agar responsif thd
gagasan perumusan kode etik penyiaran agama sehingga
kesemarakan pengamalan ajaran agama berjalan secara bersama
dengan kehidupan masyarakat yang rukun, tenteram dan tertib
Rekomendasi Penguatan FKUB
19

Menag dan Mendagri lakukan evaluasi guna melakukan langkah baru thd
penguatan kerukunan

Pemerintah mencanangkan program kaderisasi dgn mendirikan lembaga
pendidikan kerukunan semacam Harmony Center di Singapura

Pemda lakukan langkah kongkrit penetapan lokasi pendirian rumah ibadat
dlm bentuk Perda RTRW berdasarkan pertimbangan kebutuhan nyata

Pemda mencantumkan anggaran belanja FKUB dlm APBD sehingga FKUB
lebih mandiri, profesional dan bertanggungjawab

FKUB harus merumuskan tata kerja yg lebih berorientasi kpd kepentingan
seluruh umat beragama di daerah tersebut

Perlunya dibentuk Badan Pengembangan Kerukunan Umat Beragama
Tingkat Nasional yg terdiri dari masyarakat dan difasilitasi pemerintah guna
melakukan monitoring, evaluasi, pembimbingan yang berlangsung secara
berkesinambungan
Agenda Kerja Kemenag Daerah






Dinamisasi Kankemenag utk penyegaran wawasan
kerukunan pada semua lini aparat kemenag
Pemetaan sosial konfigurasi sosial umat beragama:
antisipasi bentuk konflik, rumusan solusi konflik
Koordinasi dgn Pemda untuk penguatan FKUB dan Wanhat
FKUB
Sosialisasi kerukunan lewat acara pencatatan perkawinan,
lembaga pendidikan, pranata keagamaan
Pertemuan terjadwal dgn pemuka agama guna menyerap
dan mencari solusi aspirasi umat beragama
Dorong DPRD dan Pemda rumuskan RTRW rumah ibadat
Download