Document

advertisement
ISSN 2085-2754
MENDETEKSI KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
(SADARI)
Oleh :
I. Nurahayati *)
*) Dosen Tetap Akper Mamba’ul ‘Ulum Surakarta
ABSTRAK
Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh
yangberkembang secara tidak terkendali sehingga pertumbuhannya menyebabkan kerusakan
bentuk dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh (Sjamsuhidajat, R, dan De Jong, W.
2004). Faktor -faktor resiko terjadinya kanker payudara berhubungan dengan diet yang
berdampak negatif seperti : Peningkatan berat badan setelah menopause, Peningkatan tinggi
badan yang cepat pada masa pubertas, Makanan cepat saji, Minuman beralkohol.
Pemeriksaan kanker payudara sendiri (SADARI) perlu dilakukan untuk memastikan bahwa
payudara seseorang masih normal. Bila ada kelainan seperti infeksi, tumor, atau kanker dapat
ditemukan lebih awal. Kanker payudara yang diobati pada stadium dini kemungkinan sembuh
mendekati 95%.
A. PengertianKanker
Payudara
(Carcinoma Mammae)
Kanker Payudara (Carcinoma
Mammae) adalah tumor ganas yang
tumbuh di dalam jaringan payudara
(Anonim.2011).
Kanker
payudara
adalah
keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan-jaringan
penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara ( Depkes. 2009 : 11).
Kanker payudara (Carcinoma
mammae) adalah suatu penyakit
neoplasma ganas yang merupakan suatu
pertumbuhan
jaringan
payudara
abnormal yang berbeda dengan jaringan
disekitarnya.
Kanker adalah suatu keganasan
yang terjadi karena adanya sel dalam
tubuh yang berkembang secara tidak
terkendali sehingga pertumbuhannya
menyebabkan kerusakan bentuk dan
fungsi dari organ tempat sel tersebut
tumbuh (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong,
W., 2004).
Kesimpulan :
52
Kanker Payudara (carcinoma mammae)
adalah suatu penyakit tumor ganas yang
tumbuh pada jaringan payudara.
B. Jenis atau klasifikasi kanker payudara
(Carcinoma Mammae)
Terdapat beberapa jenis kanker
payudara:
1. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ artinya adalah
kanker yang masih berada pada
tempatnya, merupakan kanker dini
yang
belum
menyebar
atau
menyusup keluar dari tempat
asalnya.
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel
yang melapisi saluran yang menuju
ke puting susu. Sekitar 90% kanker
payudara merupakan karsinoma
duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum
maupun sesudah masa menopause.
Kadang kanker ini dapat diraba
dan
pada
pemeriksaan
mammogram, kanker ini tampak
sebagai bintik-bintik kecil dari
endapan kalsium (mikrokalsifikasi).
Kanker ini biasanya terbatas pada
JKèm-U, Vol. V, No. 15, 2013:52-57
3.
4.
5.
6.
daerah tertentu di payudara dan
bisa diangkat secara keseluruhan
melalui pembedahan. Sekitar 25-35%
penderita karsinoma duktal akan
menderita kanker invasif(biasanya
pada payudara yang sama).
Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di
dalam kelenjar susu, biasanya
terjadi setelah menopause. Kanker
ini tidak dapat diraba dan tidak
terlihat pada mammogram, tetapi
biasanya ditemukan secara tidak
sengaja pada mammografi yang
dilakukan untuk keperluan lain.
Sekitar
25-30%
penderita
karsinoma lobuler pada akhirnya
akan menderita kanker invasif(pada
payudara yang sama atau payudara
lainnya ataupada kedua payudara).
Kanker invasif
Kanker invasif adalah kanker yang
telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, bisa terlokalisir
(terbatas pada payudara) maupun
metastatik (menyebar ke bagian
tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker
payudara invasif adalah kanker duktal
dan 10% adalah kanker lobuler.
Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
Karsinoma tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
C. Faktor-faktor resiko terjadinya kanker
payudara
Sebagian besar kanker payudara
berhubungan dengan faktor hormonal
dan genetik, yang berkaitan dengan :
1. Faktor yang berhubungan dengan
diet yang berdampak negatif seperti
:
a. Peningkatan berat badan yang
berlebihan terutama setelah
menopause.Obesitas sebagai
faktor resiko kanker payudara
masih diperdebatkan. Beberapa
penelitian
menyebutkan
obesitas sebagai faktor resiko
kanker payudara kemungkinan
karena tingginya kadar estrogen
pada wanita yang obes.
b. Peningkatan tinggi badan yang
cepat pada masa pubertas
c. Makanan cepat saji yang
banyak mengandung lemak
jenuh dan makan terlalu manis.
d. Minuman beralkohol.
e. Pemakaian alkoloh lebih dari
1-2
gelas/hari
bisa
meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara.
Beberapa faktor diet yang dapat
mengurangi risiko terjadinya kanker
payudara, seperti :
a. Memperbanyak
konsumsi
makanan yang mengandung
serat seperti sayur, buah
sebanyak ½ kg per hari.
b. Peningkatan
konsumsi
makanan yang mengandung
vitamin, seperti C, dan A.
2. Hormon dan faktor reproduksi
a. Manarche atau haid pertama
pada usia muda (kurang dari 12
tahun).
Semakin dini menarke, semakin
besar resiko menderita kanker
payudara. Resiko menderita
kanker payudara adalah 2-4 kali
lebih besar pada wanita yang
mengalami menarke sebelum
usia 12 tahun.
b. Melahirkan anak pertama pada
usia lebih tua (diatas 35 tahun).
c. Menopause pada usia yang
lebih tua (diatas 50 tahun).
Semakin lambat menopause
dan
kehamilan
pertama,
semakin besar resiko menderita
kanker payudara
d. Pemakaian kontrasepsi oral
dalam waktu lama (>7 tahun).
Pil KB
bisa
sedikit
meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara,
yang
tergantung
kepada
usia,
lamanya pemakaian dan faktor
lainnya. Belum diketahui berapa
lama efek pil akan tetap ada
Mendeteksi Kanker ...............................................................
53
setelah
pemakaian
pil
dihentikan. Terapi
sulih
estrogen yang dijalani selama
lebih dari 5 tahun tampaknya
juga
sedikit meningkatkan
resiko kanker payudara dan
resikonya
meningkat
jika
pemakaiannya lebih lama.
e. Infertilitas atau mandul, tidak
menikah dan tidak menyusui
anak.
3. Terpapar radiasi pengion pada saat
pertumbuhan payudara.
4. Adanya faktor genetik atau
keturunan.
Wanita
yang
ibu,
saudara
perempuan atau anaknya menderita
kanker, memiliki resiko 3 kali
lebih besar untuk menderita kanker
payudara.
5. Pernah menderita penyakit tumor
jinak payudara atau pernah
menderita kanker payudara.
Wanita yang pernah menderita
kanker in situ atau kanker invasif
memiliki resiko tertinggi untuk
menderita kanker payudara.Setelah
payudara yang terkena diangkat,
maka resiko terjadinya kanker
pada
payudara yang sehat
meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
6. Faktor resiko lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa kanker rahim, ovarium dan
kanker usus besar serta adanya
riwayat kanker dalam keluarga
bisa
meningkatkan
resiko
terjadinya kanker payudara.
D. Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan
kanker
payudara dilakukan dengan serangkaian
pengobatan meliputi pembedahan,
kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi
dan yang terbaru adalah terapi imunologi
(antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk
memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan
penyakit
serta
menghilangkan gejala-gejalanya.
1.
54
Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan
dengan pembedahan. Prosedur
pembedahan yang dilakukan pada
pasien kanker payudara tergantung
pada tahapan penyakit, jenis tumor,
umur dan kondisi kesehatan pasien
secara umum. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy),
mengangkat sebagian payudara
yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara
(mastectomy). Untuk meningkatkan
harapan
hidup,
pembedahan
biasanya diikuti dengan terapi
tambahan seperti radiasi, hormon
atau kemoterapi.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan
sinar-X dengan intensitas tinggi
untuk membunuh sel kanker yang
tidak terangkat saat pembedahan.
3. Terapi Hormon
Terapi
hormonal
dapat
menghambat pertumbuhan tumor
yang peka hormon dan dapat
dipakai sebagai terapi pendamping
setelah pembedahan atau pada
stadium akhir.
4. Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik
pada tahap awal ataupun tahap
lanjut penyakit (tidak dapat lagi
dilakukan pembedahan). Obat
kemoterapi bisa digunakan secara
tunggal atau dikombinasikan. Salah
satu
diantaranya
adalah
Capecitabine dari Roche, obat anti
kanker oral yang diaktivasi oleh
enzim yang ada pada sel kanker,
sehingga hanya menyerang sel
kanker saja.
5. Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara
menunjukkan
adanya
protein
pemicu pertumbuhan atau HER2
secara berlebihan dan untuk pasien
seperti ini, trastuzumab, antibodi
yang secara khusus dirancang
untuk menyerang HER2 dan
menghambat pertumbuhan tumor,
JKèm-U, Vol. V, No. 15, 2013:52-57
bisa menjadi pilihan terapi. Pasien
sebaiknya juga menjalani tes HER2
untuk menentukan kelayakan terapi
dengan trastuzumab.
6. Mengobati Pasien Pada Tahap
Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah
diteliti untuk membantu 50% pasien
yang mengalami kanker tahap akhir
dengan
tujuan
memperbaiki
harapan hidup. Meskipun demikian,
hanya sedikit yang terbukti mampu
memperpanjang harapan hidup
pada pasien, diantaranya adalah
kombinasi trastuzumab dengan
capecitabine. Fokus terapi pada
kanker tahap akhir bersifat paliatif
(mengurangi rasa sakit). Dokter
berupaya untuk memperpanjang
serta memperbaiki kualitas hidup
pasien melalui terapi hormon, terapi
radiasi dan kemoterapi. Padapasien
kanker payudara dengan HER2positif, trastuzumab memberikan
harapan untuk pengobatan kanker
payudara yang dipicu oleh HER2.
D. Alasan mengapa perlu dilakukan
pemeriksaan kanker payudara sendiri
(SADARI).
Pemeriksaan payudara berguna untuk
memastikan bahwa payudara seseorang
masih normal. Bila ada kelainan seperti
infeksi, tumor, atau kanker dapat
ditemukan lebih awal. Kanker payudara
yang diobati pada stadium dini
kemungkinan sembuh mendekati 95%.
E. Waktu yang tepat untuk melakukan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
Sebaiknya
pemeriksaan
payudara
dilakukan pada hari ke 7-10 yang
dihitung sejak hari ke-1 mulai haid (saat
payudara sudah tidak mengeras dan
nyeri) atau bagi yang telah menopause
pemeriksaan dilakukan dengan memilih
tanggal yang sama setiap bulannya
(misalnya setiap tanggal 1 atau tanggal
lahirnya).
F. Tanda-tanda yang harus diwaspadai
pada payudara saat melakukan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI).
Tanda-tanda yang terlihat dengan
memperhatikan payudara antara lain :
1. Pada stadium awal
Gejala awal berupa sebuah
benjolan yang biasanya dirasakan
berbeda dari jaringan payudara di
sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri
dan biasanya memiliki pinggiran
yang tidak teratur jika didorong
oleh jari tangan, benjolan bisa
digerakkan dengan mudah di
bawah kulit.
2. Pada stadium lanjut
Benjolan
biasanya
melekat
padadinding dada atau kulit di
sekitarnya. Pada kanker stadium
lanjut, bisa terbentuk benjolan
yang membengkak atau borok di
kulit payudara. Kadang kulit diatas
benjolan mengkerut dan tampak
seperti kulit jeruk. Bisa timbul nyeri
tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi
kulit.
3. Gejala lainnya yang mungkin
ditemukan:
a. Penambahan
ukuran/besar
yang tidak biasa pada
payudara.
b. Salah
satu
payudara
menggantung lebih rendah
dari biasanya.
c. Lekukan seperti lesung pipit
pada kulit payudara, Kulit di
sekitar puting susu bersisik
d. Cekungan atau lipatan puting,
Puting susu tertarik ke dalam
atau terasa gatal
e. Perubahan pada warna atau
tekstur kulit pada payudara,
puting
susu
maupun
areola(daerah berwana coklat
tua di sekeliling puting susu)
f. Keluar cairan Keluar cairan
yang abnormal dari puting
Mendeteksi Kanker ...............................................................
55
g.
h.
i.
susu
(biasanya berdarah
atau berwarna kuning sampai
hijau, mungkin juga bernanah).
Adanya
benjolan
pada
payudara.
Pembesaran kelenjar getah
bening pada lipatan ketiak
atau leher.
Pembengkakan pada lengan
bagian atas.
G. Cara melakukan periksa payudara
sendiri (SADARI).
Cara pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI):
1. Berdiri
di
depan
cermin,
perhatikan payudara.
2. Dalam keadaan normal, ukuran
payudara kiri dan kanan sedikit
berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan
ukuran antara
payudara kiri dan kanan dan
perubahan
pada puting susu
(misalnya tertarik ke dalam) atau
keluarnya cairan dari puting susu.
Perhatikan apakah kulit pada puting
susu berkerut.
3. Dengan posisi seperti ini maka
akan
lebih mudah untuk
menemukan perubahan
kecil
akibat
kanker.
Perhatikan
perubahan bentuk dan kontur
payudara,
terutama pada
payudara bagian bawah.
4. Perhatikan perubahan ukuran dan
kontur payudara.
Angkat
lengan
kiri. Dengan
menggunakan 3 atau 4 jari
tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jarijari tangan
secara
memutar (membentuk
lingkaran
kecil) di
sekeliling
payudara, mulai dari tepi luar
payudara lalu bergerak ke arah
dalam sampai ke puting susu.
Tekan secara perlahan, rasakan
setiap benjolan atau massa di
bawah kulit.
5. Lakukan hal yang sama terhadap
payudara kanan dengan cara
56
mengangkat lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara
kedua payudara dan ketiak.
Tekan puting susu secara perlahan
dan perhatikanapakah keluar cairan
dari puting susu.
6. Lakukan hal ini secara bergantian
pada payudara kiri dan kanan.
Berbaring terlentang dengan bantal
yang diletakkan di bawah bahu kiri
dan lengan kiri ditarik ke atas.
Telusuri payudara kiri dengan
menggunakan
jari-jari tangan
kanan.
7. Dengan posisi seperti ini, payudara
akan mendatar dan memudahkan
pemeriksaan. Lakukan hal yang
sama terhadap payudara kanan
dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat
lengan kanan, dan penelusuran
payudara dilakukan oleh jarijaritangan kiri.
8. Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih
mudah dilakukan ketika mandi
karena keadaan basah tangan lebih
mudah digerakkan dan kulit lebih
licin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.
“KankerPayudaraKankerPayudara.” (
www.itokindo.org. Diakses Tanggal
04 November 2012
De Jong, Sjamsuhidajat. 2011. “Buku Ajar
Ilmu Bedah Edisi 3.” Jakarta : EGC.
Direktorat Jendral PP & PL Departemen
Kesehatan RI. 2009. “Buku saku
pencegahan kanker leher rahim &
kanker
payudara.
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_
download/bukusaku_kanker.pdf.
Diakses Tanggal 04 November 2012 .
JKèm-U, Vol. V, No. 15, 2013:52-57
Mansjoer, Arif. 2000. “ Kapita Selekta
Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2.”
Jakarta : Media Aesculapius.
Mendeteksi Kanker ...............................................................
57
Download