PDF - Jurnal UNESA

advertisement
BENTUK LAGU “ARBAB” KARYA BONAR GULTOM
SEBUAH KOMPOSISI VOKAL ROHANI KRISTIANI
BERNUANSA ETNIK BATAK
Oleh : Fredy Jansen Fernando Pakpahan (092134220)
ABSTRAK
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik. Salah satu musik yang berkembang adalah musik religi.
Musik Gereja yang merupakan musik religi atau musik rohani umat kristiani
biasanya dituangkan dalam bentuk lagu atau nyanyian. Puji-pujian yang
dituangkan dalam bentuk lagu atau nyanyian rohani dapat dikomposisi dan
diaplikasikan dengan bermacam-macam format. Hal tersebut sesuai dengan musik
vokal yang memiliki berbagai macam jenis, seperti solo, duet, trio, vocal group,
bahkan dalam bentuk yang lebih besar yaitu paduan suara. Bonar Gultom
merupakan seorang komponis berdarah batak yang banyak melahirkan karyakarya berbentuk lagu, salah satunya adalah lagu rohani berjudul “Arbab” yang
diwujudkan dalam format paduan suara campuran (mixed choir).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana bentuk lagu
“Arbab”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan
penggunaan metode ini untuk menjelaskan, menggambarkan, dan menganalisa
tentang bentuk lagu “Arbab” yang merupakan komposisi vokal rohani kristiani
bernuansa etnik batak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lagu “Arbab” merupakan lagu
yang berbentuk 2 (dua) bagian dengan susunan Kalimat A-A-B-A dan
dinyanyikan dalam tangga nada E Mayor serta mencakup 36 birama. Kalimat atau
bagian yang ada pada lagu “Arbab” terdiri dari dua frase yaitu Frase Tanya
(Antecedence Phrase) dan Frase Jawab (Consequens Phrase), dimana masingmasing terbentuk dari susunan motif.
Kata Kunci : Bentuk Lagu, Arbab
1. Pendahuluan
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk, dan struktur lagu, serta
ekspresi dalam satu kesatuan (Jamalus, 1988:1). Musik memiliki berbagai macam
jenisnya dan fungsi. Ditinjau dari fungsinya, salah satu musik yang berkembang
adalah musik religi. Pada umat agama kristiani musik religi tersebut dikenal
dengan musik gereja. Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian
porsi ibadah gereja memiliki unsur musik, baik musik vokal dan musik
instrumental. Fungsi musik gereja sangat jelas, yaitu untuk memuliakan Allah,
karena musik gereja itu sendiri merupakan isi hati orang percaya (Kristen) yang
diungkapkan dalam bunyi-bunyian yang bernanda dan berirama secara harmonis,
antara lain dalam bentuk lagu dan nyanyian.
Puji-pujian yang dituangkan dalam bentuk lagu atau nyanyian rohani dapat
dikomposisi dan diaplikasikan dengan bermacam-macam bentuk. Hal tersebut
sesuai dengan musik vokal yang memiliki berbagai macam jenis, seperti solo,
duet, trio, vocal group, bahkan dalam bentuk yang lebih besar yaitu paduan suara.
Pada gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang merupakan
gereja kristen protestan suku Batak (salah satu suku di Indonesia) seringkali pujipujian atau nyanyian rohani dinyanyikan dalam format paduan suara (koor)
dengan menggunakan bahasa batak sebagai syairnya. Salah satu komposer atau
pencipta lagu yang sering membuat komposisi lagu rohani khususnya lagu rohani
kristen dengan etnik batak adalah Drs. Bonar Gultom. Komposer atau komponis
berdarah batak yang sering dipanggil bapak Bonar “Gorga” Gultom ini telah
banyak menciptakan dan mengaransemen lagu rohani kristen khususnya
nyanyian rohani batak yang dituangkan dalam format paduan suara. Lagu-lagu
ciptaannya menjadi langganan lagu wajib dalam berbagai lomba paduan suara.
Salah satu karyanya yang telah melegenda di seluruh gereja khususnya di dunia
paduan suara Indonesia adalah lagu rohani berjudul “Arbab”.
Lagu “Arbab” yang awalnya diciptakan menggunakan syair berbahasa
batak ini merupakan lagu puji-pujian / nyanyian rohani yang disajikan dalam
format musik vokal paduan suara campuran, dimana terdiri dari 4 (empat)
kelompok suara yaitu sopran, alto, tenor, dan bass.
2. Pembahasan
2.1 Analisis Bentuk Lagu “Arbab”
Lagu “Arbab” merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Drs. Bonar
Gultom dengan menggunakan syair lagu berbahasa batak pada versi awalnya.
Namun, setelah lagu puji-pujian / nyanyian rohani batak ini banyak dinyanyikan
dan diperdengarkan di tanah air, sang komponis yaitu Drs. Bonar Gultom
membuat Lagu ini dengan menciptakan lagu “Arbab” versi Bahasa Indonesia
agar dapat dinyanyikan dan dimengerti oleh seluruh umat kristiani. Lagu ini
adalah lagu rohani kristiani atau lagu puji-pujian yang ditujukan untuk
kemuliaan Tuhan, dimana syair lagu ini terkandung dari ayat-ayat kitab Mazmur
150.
Lagu ini dinyanyikan dengan menggunakan tangga nada E Mayor dengan
menggunakan tanda sukat jenis Quadruple yaitu sukat sederhana
4/4, yang
artinya dalam satu birama dibagi 4 ketukan dan menggunakan ritme berupa not
penuh, setengah, seperempat, seperdelapan dan seperenambelasan. Tempo yang
dipakai dalam lagu ini
adalah tempo Moderato. Hal itu berarti lagu ini
dinyanyikan dengan tempo yang sedang dan lincah serta riang dalam pembawaan
lagunya.
Lagu “Arbab” termasuk jenis lagu yang berbentuk dua bagian, artinya
dalam satu lagu termuat 2 periode yang berlainan / kontras satu dengan lainnya.
Oleh sebab itu untuk periode atau bagian kalimat pertama diberikan simbol A,
sedangkan periode kalimat kedua diberi simbol B. Terdapat 36 birama pada lagu
ini, dengan urutan kalimat A-A-B-A. Pada lagu ini juga terdapat bagian introduksi
yang mencakup 4 birama. Bagian introduksi adalah bagian awal dalam sebuah
lagu atau karya musik. Introduksi pada lagu “Arbab” yang mencakuup 4 birama
diulang secara harafiah sebanyak satu kali pengulangan sebelum masuk pada
bagian Kalimat A. Pada Kalimat A masing – masing memuat 8 birama yang
bentuknya sama, sedangkan Kalimat B juga memuat sebanyak 8 birama.
Sebuah Kalimat (Periode) umumnya tersusun dari dua anak kalimat yang
terbentuk dari bagian-bagian terkecil dalam sebuah lagu yang disebut motif. Dua
anak kalimat tersebut biasanya disebut frase tanya dan frase jawab. Frase Tanya
(Antecedence phrase) merupakan awal kalimat atau sejumlah birama (biasanya
birama 1-4 atau 1-8) disebut ‘pertanyaan’ atau ‘kalimat depan (kalimat tanya)’,
karena biasanya kalimat tersebut berhenti dengan nada yang dirasa mengambang
dan dapat dikatakan berhenti dengan koma (Prier, 1996:2). Sedangkan Frase
Jawab (Consequens Phrase) merupakan bagian kedua dari kalimat (biasanya
birama 5-8 atau 9-16) disebut ‘jawaban’ atau ‘kalimat belakang (kalimat jawab)’,
karena melanjutkan kalimat ‘pertanyaan’ dan umumnya berhenti dengan ‘titik’
atau akord tonika (Prier, 1996).
Lagu “Arbab” merupakan sebuah komposisi musik vokal berformat
paduan suara yang terdiri dari suara sopran, alto, tenor, dan bass. Lagu ini begitu
kental dengan nuansa Batak, dengan struktur melodi yang lincah dan melonjaklonjak. Berikut adalah fullscore partitur lagu “Arbab” karya Drs. Bonar Gultom
yang ditulis dalam notasi angka :
2.2 Kalimat / Bagian dalam Lagu “Arbab”
Analisis bentuk lagu pada lagu “Arbab” difokuskan pada melodi pokok
atau melodi utama lagu. Berikut adalah penulisan melodi utama lagu dan
pembagian Kalimat yang dituliskan dalam notasi balok :
- Introduksi
- Kalimat / Bagian A
- Pengulangan Kalimat / Bagian A (Secara Harafiah/ Tanpa Variasi)
- Kalimat / Bagian B
- Pengulangan Kalimat / Bagian A (Secara Harafiah / Tanpa Variasi)
Terlihat dari pembagian Kalimat atau bagian diatas bahwa lagu
“Arbab” terdiri dari 2 kalimat atau 2 periode bagian. Bagian pertama disebut
Kalimat / Bagian A sedangkan bagian kedua disebut Kalimat / Bagian B. Untuk
strukturnya, lagu ini diawali dengan bagian introduksi yang memuat 4 birama
(birama 1-4). Bagian introduksi ini diulang sebanyak 1 kali pengulangan. Setelah
itu memasuki Kalimat / Bagian A yang memuat 8 birama (birama 5-12).
Kemudian Kalimat / Bagian A diulang secara harafiah pada birama 13-20.
Kalimat/ Bagian B dinyanyikan pada birama 21-28. Bagian akhir pada lagu ini
ditutup dengan pengulangan Kalimat / Bagian A kembali.
2.3 Frase dalam Lagu “Arbab”
Sebuah Kalimat terbentuk dari dua anak kalimat atau frase, yaitu Frase
Tanya (Antecedence Phrase) dan Frase Jawab (Consequens Phrase). Frase Tanya
(Antecedence phrase) merupakan awal kalimat atau sejumlah birama (biasanya
birama 1-4 atau 1-8) disebut ‘pertanyaan’ atau ‘kalimat depan (kalimat tanya)’,
karena biasanya kalimat tersebut berhenti dengan nada yang dirasa mengambang
dan dapat dikatakan berhenti dengan koma (Prier, 1996:2). Sedangkan Frase
Jawab (Consequens Phrase) merupakan bagian kedua dari kalimat (biasanya
birama 5-8 atau 9-16) disebut ‘jawaban’ atau ‘kalimat belakang (kalimat jawab)’,
karena melanjutkan kalimat ‘pertanyaan’ dan umumnya berhenti dengan ‘titik’
atau akord tonika (Prier, 1996).
Peneliti memberikan simbol untuk menganalisa frase tanya pada lagu
“Arbab”. Untuk Frase Tanya A diberi simbol (a), sedangkan Frase Jawab A
diberi simbol (x). Kemudian Frase Tanya B diberi simbol (b), sedangkan Frase
Jawab B diberi simbol (y). Untuk pengulangan Kalimat A, Frase Tanya dan Frase
Jawabnya tetap memakai simbol yang sama seperti pada Kalimat A, karena
pengulangan dilakukan secara harafiah dan tidak terdapat variasi.
Berikut adalah pembagian frase yang ada pada lagu “Arbab” yang terbagi
dari frase tanya dan frase jawab :
Kalimat A :
Frase Tanya (a)
Frase Jawab (x)
Pengulangan Kalimat A (Tanpa Variasi) - pertama:
Frase Tanya (a)
Frase Jawab (x)
Kalimat B :
Frase Tanya (b)
Frase Jawab (y)
Pengulangan Kalimat A (Tanpa Variasi) – kedua :
Frase Tanya (a)
Frase Jawab (x)
Sesuai dengan pembagian frase diatas, Kalimat A terdiri dari 4 birama
pertama yang merupakan Frase Tanya (Antecedens Phrase), karena berakhir
dengan koma dan akor dominan (nada sol). Sedangkan 4 birama selanjutnya
disebut Frase Jawab (Consequens Phrase) yang berakhir dengan titik atau jatuh
pada akor tonika (nada do).
Pada Pengulangan Kalimat A yang pertama, struktur anak kalimat / frase
tidak berbeda dengan kalimat sebelumnya yaitu Kalimat A, yaitu terdiri dari 4
birama pertama (birama 13-16) yang merupakan Frase Tanya (Antecedens
Phrase), dan 4 birama selanjutnya yang merupakan Frase Jawab (Consequens
Phrase).
Pada Kalimat B yang merupakan periode kedua yang berlainan dengan
Kalimat A, terdiri dari 4 birama pertama yang merupakan Frase Tanya
(Antecedens Phrase), dan 4 birama selanjutnya yang merupakan Frase Jawab
(Consequens Phrase).
Pada Pengulangan Kalimat A yang kedua dan sekaligus menjadi bagian
penutup / akhir dari lagu “Arbab” ini terdiri dari 8 birama. Frase Tanya
(Antecedens Phrase) berada pada 4 birama yang pertama, sedangkan 4 birama
selanjutnya merupakan Frase Jawab (Consequens Phrase). Pada akhir lagu ini
ditutup dengan kadens sempurna yaitu akor E Mayor.
2.4 Motif dalam Lagu “Arbab”
Motif merupakan bagian terkecil dari sebuah lagu. Motif-motif itulah yang
dirangkai dan disusun sehingga menjadi sebuah frase dan kalimat. Sebuah motif
muncul sebagai unsur yang terus-menerus diperkembangkan, dipermainkan, dan
diolah. Berikut adalah pembagian motif yang ada pada lagu “Arbab” :
Kalimat A – Frase Tanya (a) :
Motif a1
Motif a2
Pada Frase Tanya (a) yang ada di Kalimat A terdiri dari 2 motif, yaitu
Motif a1 dan Motif a2.
Kalimat A – Frase Jawab (x) :
Motif x1
Motif x2
Pada Frase Jawab (x) yang ada di Kalimat A terdiri dari 2 motif, yaitu
Motif x1 dan Motif x2. Apabila dianalisa, Motif x1 merupakan pengulangan
harafiah dari Motif a1.
Pengulangan Kalimat A (Tanpa Variasi) – pertama :
Kalimat A yang terdiri dari birama 5-12 diulang secara harafiah (tanpa
variasi) pada birama 13-20. Oleh karena itu, struktur motifnya tidak mengalami
perbedaan, dengan kata lain serupa terhadap Motif yang ada pada Kalimat A.
Kalimat B – Frase Tanya (b) :
Motif b2
Motif b1
Sesuai dengan ilustrasi diatas, terdapat 2 motif yaitu Motif b1 dan Motif
b2 yang tersusun menjadi sebuah Frase Tanya (b). Apabila dianalisa terdapat
pengulangan motif dengan pembesaran nilai nada yang terdapat pada Motif b2
oleh Motif b1, semula nada e (do) pada awal Motif b1 hanya bernilai setengah
ketuk, namun pada awal Motif b2 mengalami pembesaran nilai nada dan terdapat
nada d (si) yang menjadi jembatan sebelum menuju nada e (do) kembali seperti
ilustrasi berikut :
Motif b2
Motif b1
Kalimat B – Frase Jawab (y) :
Motif y1
Motif y2
Sesuai dengan ilustrasi diatas, Frase Jawab (y) pada Kalimat B terbentuk
dari 2 motif yang tersusun dan diberi kode Motif y1 dan Motif y2. Apabila
diamati, Motif y1 merupakan motif pengulangan yang diulang secara harafiah /
tanpa variasi dari Motif b1.
Pengulangan Kalimat A (Tanpa Variasi) - kedua
Setelah Kalimat B, Kalimat A diulang kembali secara harafiah atau tanpa
variasi, sehingga susunan atau struktur dan bentuk mengenai frase dan motifmotif yang terbentuk tidak berbeda (serupa dengan) Kalimat A pada bagian
pertama lagu ini. Oleh karena itu, pada Frase Tanya dan Frase Jawab pada
pengulangan Kalimat A yang kedua ini juga terdapat masing-masing 2 motif tiap
frase.
3. Simpulan
Lagu “Arbab” merupakan sebuah karya atau komposisi musik yang
diwujudkan dalam bentuk lagu rohani kristiani / nyanyian puji-pujian. Lagu yang
diciptakan oleh Bonar Gultom ini merupakan lagu yang kental dengan suasana
etnik batak dan bersyair lagu bahasa Batak dan Indonesia. Lagu rohani kristiani
yang kental dengan nuansa etnik Batak ini dimainkan dengan tempo Moderato
dan dibawakan dengan riang serta lincah.
“Arbab” yang merupakan sebuah lagu rohani kristiani, dimainkan dengan
menggunakan tangga nada E Mayor dan memiliki tanda sukat birama 4/4, serta
disajikan dalam format musik vokal paduan suara campuran (mixed choir) mixed
choir) yang terdiri dari suara sopran, alto, tenor dan bass.
Lagu “Arbab” merupakan lagu yang terdiri dari 36 birama dan memiliki
bentuk 2 bagian, karena terdiri dari 2 periode atau Kalimat yang kontras atau
berlainan. Kalimat Pertama disebut Kalimat A, dan Kalimat Kedua disebut
dengan Kalimat B. Susunan atau struktur lagu ini diawali dengan Introduksi
sebanyak 4 birama yang diulang secara harafiah, kemudian disusul dengan
Kalimat A yang terdiri dari 8 birama, lalu terdapat bagian pengulangan pertama
Kalimat A yang diulang secara harafiah / tanpa variasi sebanyak 8 birama.
Sedangkan Kalimat B terdiri dari 8 birama, kemudian disusul dengan
pengulangan kedua Kalimat A secara harafiah / tanpa variasi sebanyak 8 birama
dan menjadi bagian penutup pada lagu “Arbab”. Oleh karena itu lagu ini
mempunyai susunan kalimat A A B A, dimana setiap bagian / kalimat terdiri dari
Frase Tanya (Antecedence Phrase) dan Frase Jawab (Consequens Phrase) yang
terbentuk dari motif. Pengolahan motif yang terdapat pada lagu ini adalah
pengulangan dengan olahan secara harafiah dan pembesaran nilai nada
augmentation of the value).
DAFTAR PUSTAKA
Jamalus, Drs. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta :
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Prier, Karl-Edmund SJ. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi
Download