memahami konsumsi dan tabungan

advertisement
KONSUMSI DAN INVESTASI
Oleh :
AGUS ARWANI, SE, M.Ag.
MEMAHAMI KONSUMSI DAN
TABUNGAN
Fungsi
Konsumsi
Grafis
Matematis
APC
Konsumsi
MPC
Garis 450
Fungsi
Tabungan
Tabungan
Komponen
Pendapatan
Nasional
APS
MPS
Investasi
Suku Bunga
Grafis
Matematis
1. Average Propensity to Consume (APC)
2. Marginal Propensity to Consume (MPC)
3. Fungsi Konsumsi
4. Grafik Konsumsi
5. Garis 450
APC atau Average Propensity to Consume adalah total
konsumsi dibagi dengan disposable income. Dalam bentuk
rumus, APC dapat ditulis sebagai berikut :
APC =
C
Yd
MPC atau Marginal Propensity to Consume adalah
perubahan konsumsi sebagai akibat perubahan disposable
income. Dalam bentuk rumus, MPC dapat ditulis sebagai
berikut :
MPC =
ΔC
Δ Yd
Apabila ada campur tangan pemerintah secara matematis
pendapatan siap pakai dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dimana :
Yd = Y – Tx + Tr
Yd = Disposable Income,
Y = Pendapatan Nasional
Tx = Pajak
Tr = Transfer
Karena perekonomian hanya terdiri dari dua sektor, maka :
Yd = Y – 0 + 0
Yd = Y
Jadi, dalam perekonomian tertutup sederhana besarnya pendapatan siap pakai
sama dengan besarnya pendapatan nasional
Hubungan antara pengeluaran konsumsi nasional ( C ) dengan pendapatan
nasional ( Y ) dikenal sebagai fungsi konsumsi. Secara matematis hubungan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
C=f(Y)
Fungsi konsumsi tersebut dapat dijabarkan kembali menjadi :
C = a + bY
Dimana :
a = pengeluaran konsumsi otonom
b = Marginal Propensity to Consume (MPC)
Pendapatan Nasional ( Y )
Konsumsi ( C ) ( Rp )
0
200
400
600
800
1000
1200
50
200
350
500
650
800
950
C ( Miliar Rupiah )
1000
950
800
800
650
600
500
400
350
200
0
200
50
200
400
600
800
Y ( Miliar Rupiah )
1000
1200
C = a + bY
b = MPC = Δ C = 150 / 200 = 0,75
Δ Yd
C = a + bY
C = a + 0,75 Y
50 = a + 0,75 (0)
a = 50
Persamaan fungsi konsumsi dapat dirumuskan :
C = 50 + 0,75 Y
Empat ciri penting dari fungsi konsumsi yaitu :
• Terdapat tingkat impas (break even level) dari pendapatan, yaitu
tingkat dimana seluruh disposable income rumah tangga digunakan
untuk kegiatan konsumsi. ( APC = 1 )
• Di bawah tingkat impas, ada Dissaving, yaitu keadaan dimana
konsumsi rumah tangga lebih besar daripada disposable income,
sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan
tabungan sebelumnya. ( APC > 1 )
• Di atas tingkat impas, sebagian dari disposable income digunakan
untuk kegiatan konsumsi dan sisanya ditabung ( APC < 1 )
• Setiap peningkatan disposable income akan menyebabkan kegiatan
konsumsi meningkat. Tetapi, besarnya peningkatan konsumsi lebih
rendah daripada peningkatan disposable income.
Untuk semuanya, 0<MPC<1
C ( Miliar Rupiah )
Garis 450 adalah garis yang menghubungkan titik – titik di mana
konsumsi yang diinginkan sama dengan disposable income. Garis
ini membantu menentukan tingkat impas, yaitu perpotongan antara
garis 450 dengan kurva konsumsi.
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
50
200
200
350
400
500
600
650
800
Y ( Miliar Rupiah )
800
1000
950
1200
TABUNGAN ( SAVING )
1. Average Propensity to Saving (APS)
2. Marginal Propensity to Consume (MPS)
3. Fungsi Tabungan
4. Grafik Tabungan
Secara matematis, fungsi tabungan dapat dinyatakan sebagai berikut :
S=f(Y)
Karena tabungan nasional merupakan bagian dari pendapatan nasional yang
tidak digunakan untuk konsumsi nasional, maka fungsi tabungan tersebut
sebenarnya diperoleh dari :
S=Y–C
= Y – ( a + bY )
= Y – a – bY, sehingga
S=-a+(1–b)Y
Dimana : a = tabungan otonom
1 – b = MPS
MPS = 1 – b, karena b = MPC, maka MPS + MPC = 1
PENDAPATAN
NASIONAL ( Y )
TABUNGAN
NASIONAL ( S )
0
200
400
600
800
1000
1200
- 50
0
50
100
150
200
250
S
250
200
150
100
50
0
-50
200
400
600
800
1000 1200
Y
S=-a+(1–b)Y
Nilai MPC yaitu 0,75
Jadi nilai MPS = 1 – 0,75 = 0,25
S = - a + 0,25Y
50 = - a + ( 0,25 x 400 )
50 = - a + 100
- a = 50 – 100
- a = - 50
Maka fungsi tabungannya yaitu :
S = - 50 + 0,25 Y


Pada saat disposable rendah, rumah tangga akan
memanfaatkan tabungannya untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi
Pada saat disposable income tinggi dan melebihi
tingkat konsumsi, rumah tangga akan menabung
Kekayaan yang terkumpul
 Sikap berhemat
 Suku Bunga
 Kondisi Perekonomian
Program Dana Pensiun Pemerintah


Investasi adalah penanaman modal. Dalam menghitung jumlah investasi,
pengeluaran yang dicatat adalah sebagai berikut :
1. Pembelian berbagai jenis barang modal seperti mesin – mesin dan
peralatan produksi lainnya untuk menjalankan berbagai jenis usaha.
2. Pengeluaran untuk membeli rumah, mendirikan pabrik, dan mendirikan
gedung perkantoran
3. Penambahan nilai stok barang – barang yang belum terjual, bahan
mentah, dan barang – barang dalam proses produksi.
Keputusan mengenai apakah masyarakat produsen akan melakukan
investasi atau tidak pada dasarnya dilakukan dengan cara
membandingkan Marginal Benefit ( MB ) dan Marginal Cost ( MC ). MB
berupa keuntungan yang diramalkan ( Expected Rate of Return ( r) )
dan MC berupa Tingkat Bunga ( Interest Rate (i)).
Sebuah proyek investasi dapat dilakukan apabila r > i atau paling tidak r = i
Keuntungan yang
diramalkan ( r )
Akumulasi Pengeluaran
Investasi
16
0
14
50
12
100
10
150
8
200
6
250
4
300
2
350
0
400
20
15
r 10
5
0
0
50 100 150 200 250 300 350 400
I ( juta rupiah )
Fungsi Inventasi mempunyai bentuk umum :
I = a + bi
Dimana a = investasi otonom
b = MPI ( Marginal Propensity to Invest )
=ΔC
Δ Yd
Berdasarkan tabel, maka :
MPI = 50 = -25
-2
Sehingga pada suku bunga 12 %, jumlah investasi
yang diminta Rp 100, maka :
I = a + bi
100 = a + ( - 25 x 12 )
100 = a + ( - 300 )
a = 400
Jadi, persamaan permintaan investasi dapat
dinyatakan sebagai berikut :
I = 400 – 25i
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA
Download