Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN

advertisement
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada
Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan
Pembelajaran Quantum Teaching
Ismail, Minarni Rama Jura, dan Lestari M.P Alibasyah
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan utama dalam Penelitian ini adalah: rendahnya hasil belajar
siswa kelas V SDN Mimbala Kecamatan Dampal selatan Kabupaten Tolitoli pada
pokok bahasan proses pencernaan (mata pelajaran IPA). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Mimbala melalui
penerapan pembelajaran Quantum Teaching tentang pokok bahasan proses
pencernaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan jumlah siswa 25 orang,
terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Hasil evaluasi
akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata 68,6 dengan ketuntasan belajar klasikal
sebesar 48% hasil observasi rata-rata kegiatan guru 61,66% dan rata-rata
persentase aktifitas siswa 54,99 %. Hasil evaluasi akhir siklus II diperoleh nilai
rata-rata 78,6 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 96%, hasil observasi
aktifitas guru 92,5% dan hasil observasi aktifitas siswa 92,5%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Quantum Teaching meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi proses pencernaan
Kata Kunci: Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching, Hasil Belajar
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang (Hamalik, 2008). Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil
pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan
pendidikan. Pembelajaran merupakan aktivitas yang utama dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu
diciptakan sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini
akan berkaitan dengan mengajar yang merupakan proses membimbing kegiatan
belajar (Sardiman, 2007).
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
182
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang
dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
siswa (E, Mulyasa, 2005).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di kelas V
SDN Mimbala diperoleh keterangan dari guru kelas V SDN Mimbala Bahwa
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPA masih rendah, bahkan
nampaknya siswa masih merasa takut bertanya tentang materi yang belum
diketahui. Selain itu,motivasi anak dalam belajar menjadi rendah pula
dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih terbilang
kurang menarik sehingga beberapa dari siswa tidak mengikui pelajaran (Bolos).
Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA yang diperoleh diperoleh nilai untuk kelas V SDN Mimbala pada
saat dilaksanakan ujian semester genap tahun ajaran 2013/2014 adalah 6,00,
berada dibawah nilai KKM (Keriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan
disekolah tersebut. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti banyak
peserta didik yang kurang semangat mengikuti pembelajaran. Mata pelajaran
yang banyak menggunakan istilah-istilah latin atau kata yang dilatinkan
menyebabkan kurang minatnya siswa pada pokok bahasan tersebut. Untuk
mengatasi kondisi di atas agar tidak menimbulkan dampak negatif dalam proses
pembelajaran, maka dilakukan suatu langkah dalam kegiatan belajar mengajar.
Langkah tersebut dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching. Salah
satu ciri sistem pendidikan alternatif adalah menggunakan sistem pengajaran
dengan metode Active Learning. Salah satu jenis
Active learning adalah
Quantum Teaching
Berkaitan dengan uraian diatas penulis melakukan penelitian yang
berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sdn Mimbala Pada Pokok
Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching
183
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
II. METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini mengikuti model penelitian tindakan kelas yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2009)
Yaitu dilaksanakan dalam dua siklus, Dimana masing masing siklus terdiri dari 4
Tahap meliputi:
1)Tahap Perencanaan Tindakan, 2)Tahap Pelaksanaan Tindakan, 3)Tahap
Observasi Dan 4) Tahap Refleksi. Adapaun alur Pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Observasi
Gambar 1 Desain alur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Wardani, (2006).
Keterangan:
: Kegiatan
: Urutan pelaksanaan kegiatan
Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Mimbala, yang terletak di desa Mimbala.
Kec. Dampal Selatan, Kab. Toli-toli. Penelitian ini dilakukan pada semester
Ganjil tahun ajaran 2014/2015.
Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas
V SD Negeri Mimbala pada pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui
Penerapan pembelajaran Quantum Teaching
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri
Simuntu yang terdaftar tahun 2014/2015 yang berjumlah 25 orang siswa. terdiri
dari 19 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Jenis data dalam
184
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
penelitia ini adalah kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan
alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri dan data kuantitatif diproleh
dengan alat evaluasi hasil belajar. Sumber data dalam penelitian ini adalah
personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru.
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan menemukan
persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(sumber: KKM SDN Mimbala):
(1) Daya serap individu siswa
kriteria ketuntasan minimal kelas V pelajaran IPA di SDN Mimbala adalah 70,
maka standar ketuntasan individu dan standar ketuntasan klasikal dengan rumus
yang diuraikan sebagai berikut:
( DSI )=
x
x 100%
Y
Dengan:
X
= Skor yang diperoleh siswa
Y
= Skor maksimal soal
DSI
= Daya serap individu
Suatu kelas dikatakan tuntas belajara secara individu jika presentase daya serap
individu sekurang-kurangnya 70 %.
(2) Ketuntasan Belajar klasikal
Ketuntasan klasikal dilihat dari jumlah siswa yang ada dalam satu kelas.
Suatu kelas dapat dikatakan mencapai ketuntasan, jika 70% dari jumlah siswa
dalam kelas tersebut telah mencapai ketuntasan 70 ke atas. Apabila taraf
penguasaan kelas sudah mencapai 70%, maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan guru pada kelas tersebut telah berhasil.
Kemudian sebaliknya, jika ketuntasan belajar kurang dari 70%, maka hal tersebut
belum mencapai ketuntasan klasikal.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan rumusan berikut.
KBK = N x 100%
N
keterangan:
KBK : Ketentuan Belajar
185
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
N
: banyaknya siswa yang tuntas nilai di atas 70
n
: banyaknya siswa yang mengikuti tes
suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase daya serap individu sekuarngkurangnya 70%.
(3) Teknik Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap subjek
penelitian (guru dan siswa). Untuk analisis data observasi menggunakan analisis
persentase skor yang diperoleh dari masing-masing indikator di jumlah dan
hasilnya disebut jumlah skor. Selanjutnya dihitung persentase nilai rata-rata
dengan cara membagi jumlah skor dengan maksimal dikalikan dengan 100%.
Selama pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Presentase Nilai Rata-rata= Jumlah skor Perolehan x 100%
Skor Maksimal
Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut:
80% < NR < 100%
: Kriteria sangat baik
60% < NR < 100%
: Kriteria baik
40% < NR < 100%
: Kriteria cukup
20% < NR < 100%
: Kriteria kurang
0% < NR < 100%
: Kriteria sangat kurang (Hadi, 2000).
Penelitian keberhasilan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila tindakan pemahaman siswa telah menunjukkan adanya peningkatan
perolehan hasil evaluasi selama penelitian tindakan dengan criteria apabila
indikator kuantitasnya menunjukkan ketuntasan individu minimal 70% dan
ketuntasan klasikal minimal 75%. Dari jumlah siswa yang ada.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti
menemui kepala sekolah SD Negeri Mimbala tempat peneliti mengajar,
membicarakan rencana penelitian yang akan kita lakukan,serta meminta kesediaan
salah seorang rekan guru sebagai teman sejawat di SD Negeri Mimbala tersebut
untk menjadi pengamat atau observer.
186
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Hasil observer tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui tingkat
kemampuan peneliti dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mimbala pada pokok
bahasan proses pencernaan melalui penerapan pembelajaran Quantum Teaching.
Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V di SD Negeri Mimbala, maka dilakukan rencana pra
tindakan sebagai berikut:
1. Menyusun RPP
2. Membuat skenario pembelajaran
3. Menyiapkan lembar observasi Siswa
4. Menyiapkan lembar observasi guru
Menyiapkan rubrik penilaian Data awal dari sebelum tindakan diketahui
bahwa penggunaan model pembelajaran dalam proses belajar selama ini kurang
bervariasi. Kenyataan yang terjadi di SDN Mimbala, dimana proses pembelajaran
IPA Kelas V tidak berlangsung dengan baik, guru cenderung menggunakan
pembelajran konvensional (pembelajaran yang berpusat pada guru) yaitu
pembelajaran yang digunakan dengan menggunakan ceramah, menyalin dan
pemberian tugas. Tentunya hal ini membuat siswa cenderung pasif dan malas
untuk belajar dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Hal ini dibuktikam
dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas V pada semester Genap yaitu 60,23
padahal standar kriteria ketuntasan belajar maksimal (KKM) yang ditetapkan di
SDN Mimbala yaitu 70. Oleh karna itu guru hendaknya terampil dalam memilih
dan menerapkan model pembelajaran.
Penelitian tindakan ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran yang
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang
digunakan yaitu menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.
Siklus I
Dalam tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yakni
dua kali pertemuan kegiatan belajar dan satu kali pertemuan untuk pemberian tes
akhir tindakan
1). Hasil observasi pelaksanaan tindakan
187
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
a)
Hasil observasi kegiatan guru
Hasil observasi kegiatan guru terhadap pengelolaan pembelajaran pada siklus
I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase
aktifitas guru 55 % dan pertemuan kedua persentase aktifitas guru 68,33%,
persentase aktifitas guru pada siklus pertama 61,66% atau berada pada kategori
cukup.
b). Observasi aktivitas siswa siklus I
Kegiatan obsevasi ini dilaksanakan untuk mengetahui aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran Hasil observasi aktifitas Siswa terhadap pengelolaan
pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pada
pertemuan pertama persentase aktivitas siswa 46,66 % ,pertemuan kedua
diperoleh persentase aktivitas siswa 63,33 % dan rata-rata persentase aktivitas
siswa pada siklus pertama 54,99% atu berada pada kategori cukup.
2). Hasil Tes Akhir Siklus I
Setelah selesai melakukan proses pembelajaran langkah selanjutnya adalah
memberikan tes akhir siklus I bentuk tes yang diberikan meliputi tes esai dan
uraian. Dan secara singkat dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus I
No
Aspek Prolehan
Hasil
1
Skor tertinggi
85
2
Skor terendah
40
3
Nilai rata-rata
68,6
4
Jumlah Seluruh Siswa
25
5
Banyaknya siswa yang tuntas
12
6
Persentase ketuntasan klasikal
48%
7
Persentase daya serap Klasikal
68,6 %
Dari hasil Tindakan siklus II memperlihatkan bahwa persentase ketuntasan
klasikal belajar siswa 48%. Ini berarti ketuntasan belajar pada siklus I belum
mencapai standar yang ingin dicapai yang mana Ketuntasan belajar IPA di SDN
Mimbala Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli dikatakan tuntas jika
188
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
diatas dari 70 % siswa mendapat nilai 70. Berdasarkan perhitungan persentase
ketuntasan belajar klasikal pada siklus 1 tersebut, terlihat bahwa ketuntasan
belajar klasikalnya termasuk dalam criteria tidak tuntas karena kurang dari 70 %.
3). Refleksi Tindakan
Berdasarkan hasil analisis data, wawancara, catatan lapangan dan
observasi yang dilakukan bahwa siswa secara klasikal masih perlu diberikan
pembelajaran yang lebih baik
. untuk itu perlu dilakukan refleksi agar bisa
menilai apa saja yang menjadi kekurangan dalam pembelajaran siklus I sehingga
dapat dilakukan perbaikan pada siklus II. Adapun hasil evaluasi siklus I yaitu :
a). Dalam peroses belajar siswa canggung dalam mengikuti pelajaran disebabkan
karna metode pembelajaran baru dialami oleh para siswa
b). Siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok masih banyak yang bermain
atau kurang serius disebabkan karan kurangnya kontrol dan bimbingan dari
peneliti
c). Siswa yang pintar menjadi dominan dalam belajar sedangkan siswa yang daya
serapnya rendah tertinggal hal ini disebabkan karrna peneliti kurang jeli
melihat kemampuan setiap siswa
Hasil Siklus II
1. Hasil observasi pelaksanaan tindakan
a). observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II
Pada siklus II persentase Observasi aktivitas guru megalami peningkatan
yang cukup pesat yakni pada pertemuan pertama persentase aktivitas guru 90 %
dari 16 komponen penilaian 6 diantaranya mendapat nilai 4 dan 10 aspek
memperoleh nilai 3 dan pertemuan kedua persentase aktivitas guru diperoleh
95%, dari 16 komponen penilaian 9 diantaranya mendapat 4 dan 6 memperoleh
nilai 3 . hasil yang dicapai dalam kegiatan observasi guru pada siklus II masuk
dalam kategori sangat baik.
b). Observasi Kegiatan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
Hasil observasi kegiatan siswa terhadap pengelolaan pembelajaran pada
siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama diperoleh
persentase aktivitas siswa 90 % dan pertemuan kedua persentase aktifitas siswa
189
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
95%, rata-rata persentase aktivitas guru pada siklus pertama 92,5% atau berada
pada sangat baik. Dari hasil analisis didapatkan bahwa adanya peningkatan
aktifitas siswa dari siklus sebelumnya
2. Hasil tes analisis tindakan siklus II
Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siklus I
No
Aspek Prolehan
Hasil
1
Skor tertinggi
100
2
Skor terendah
70
3
Nilai rata-rata
78,6
4
Jumlah Seluruh Siswa
25
5
Banyaknya siswa yang tuntas
24
6
Persentase ketuntasan klasikal
96%
7
Persentase daya serap Klasikal
78,65 %
1.
Sebagian besar kelompok belum berani mempersentasikan hasil kerja didepan
kelas
2.
Sebagian besar kelompok belum biasa mengisi lembaran kerja kelompok
3.
Sibahagian siswa belum mampu mengikutu langkah-langkah kegiatan kerja
kelompok
4.
Sebagain besar siswa belum mampu membuat kesimpulan materi pelajaran.
Pembahasan
Pada penerapan metode Quantum teaching, siswa dihadapkan dengan
kegiatan menumbuhkan, menamai, serta mendemonstrasikan materi pembelajaran
baik pada siklus I dan siklus II kemudian dari kegiatan tersebut siswa
mendapatkan pengalaman langsung tentang materi pembelajaran, selanjutnya
siswa mengisi LKS yang dibagikan pada masing-masing siswa pada siklus I
maupun pada siklus II.
Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I diperoleh
persentase rata-rata skor 54,99% dikategorikan cukup. Hal ini disebabkan karna
siswa belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran menggunakan metode
Quantum Teaching, sehingga siswa masih terlihat pasif dan belum berani untuk
190
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
bertanya serta mendemonstrasikan apa yang yang dialami dalam kegiatan
pembelajaran. Pada siklus II Skor perolehan hasil pengamatan Aktivitas siswa
sudah meningkat, hal ini disebabkan karna siswa sudah mendapatkan pengalaman
selama pembelajaran siklus I berlangsung, sehingga motivasi siswa dalam belajar
terjadi peningkatan, ini terlihat pada perolehan persentase nilai rata-rata aktifitas
siswa sebesar 92,5 %. Peningkatan aktifitas siswa dari siklus I kesiklus II
disebabkan karna siswa lebih termotivasi dalam belajar terutama dalam hal
menamai mendemonstrasikan, kerja kelompok serta mengulangi materi dalam hal
ini siswa secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus I diperoleh
persentase skor rata-rata 61,66 % dengan kategori cukup. Dan pada siklus II
meningkat menjadi 92,5% hal ini menunjukan terjadi kenaikan aktifitas guru
dalam mengelolah pembelajaran. Kenaikan aktifitas guru dari siklus I ke siklus II
disebabkan karna guru terus berusaha untuk meningkatkan metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran serta dalam pembelajaran siklus II guru memberikan sepenuhnya
kepada siswa untuk membahas materi pelajaran baik melalui tanya jawab, diskusi
dan
kerja kelompok dengan memperhatikan langkah-langkah yang sudah di
sampaikan oleh guru.
Perolehan hasil yang dicapai oleh siswa pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan dimana pada siklus I persentase ketuntasan klasikal
diperoleh 48% dan nilai rata-rata siswa 68,6. Sedangkan pada siklus I diperoleh
persentase rata-rata ketuntasan klasikal 96% dan nilai rata-ratanya 78,6 hal ini
disebabkan karna pada siklus II siswa sudah lebih memahami materi pembelajaran
dan siswa mempunyai keberanian dalam menayakan pelajaran .
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Quantum Teaching ini dapat meningkatkan
aktivitas guru dan siswa, dan dari peningkatan aktivitas tersebut terjadi
peningkatan ketuntasan belajar.
191
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran IPA pokok bahasan proses pencernaan pada siswa kelas V SDN
Mimbala Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli, hal ini dapat
ditunjukkan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II yaitu. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 68,6
dengan ketuntasan klasikal sebesar 48 %, hasil rata-rata persentase observasi
kegiatan guru 61,66% dan hasil rata-rata persentase observasi kegiatan siswa
54,99%. Sedangkan pada siklus II nila rata-rata 78,6 persentase ketuntasan
kelasikal sebesar 96% dengan rata-rata persentase hasil kegiatan observasi guru
92,5% dan hasil persentase rata-rata kegiatan observasi siswa 92,5%.
Saran
Penerapan pembelajaran Quantum Teaching diharapkan menjadi masukan
dan sebagai bahan pertimbangan untuk guru SD dalam memilih model
pembelajaran untuk meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan hasil belajar siswa.
Pada mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran lainnya.
192
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta:Asdi
Mahasatya, (2009).
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, (2008)
Izzudin Tufiq, Muh, Dalil Anfus Alqur’an dan Embriologi, Solo: PT Tiga
Serangkai, (2006).
Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya, (2005).
__________, Implementasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, (2005).
Sardiman,
Quantum
Learning
Membiasakan
Belajar
Nyaman
Dan
Menyenangkan, Bandung: Kaifa, (2007).
Wardani, I,G,A,K, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta,
(2006), Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
193
Download