Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching Ismail, Minarni Rama Jura, dan Lestari M.P Alibasyah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan utama dalam Penelitian ini adalah: rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN Mimbala Kecamatan Dampal selatan Kabupaten Tolitoli pada pokok bahasan proses pencernaan (mata pelajaran IPA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Mimbala melalui penerapan pembelajaran Quantum Teaching tentang pokok bahasan proses pencernaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Hasil evaluasi akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata 68,6 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 48% hasil observasi rata-rata kegiatan guru 61,66% dan rata-rata persentase aktifitas siswa 54,99 %. Hasil evaluasi akhir siklus II diperoleh nilai rata-rata 78,6 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 96%, hasil observasi aktifitas guru 92,5% dan hasil observasi aktifitas siswa 92,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Quantum Teaching meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi proses pencernaan Kata Kunci: Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching, Hasil Belajar I. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Hamalik, 2008). Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Pembelajaran merupakan aktivitas yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar yang merupakan proses membimbing kegiatan belajar (Sardiman, 2007). Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. 182 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi siswa (E, Mulyasa, 2005). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di kelas V SDN Mimbala diperoleh keterangan dari guru kelas V SDN Mimbala Bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPA masih rendah, bahkan nampaknya siswa masih merasa takut bertanya tentang materi yang belum diketahui. Selain itu,motivasi anak dalam belajar menjadi rendah pula dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih terbilang kurang menarik sehingga beberapa dari siswa tidak mengikui pelajaran (Bolos). Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang diperoleh diperoleh nilai untuk kelas V SDN Mimbala pada saat dilaksanakan ujian semester genap tahun ajaran 2013/2014 adalah 6,00, berada dibawah nilai KKM (Keriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan disekolah tersebut. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti banyak peserta didik yang kurang semangat mengikuti pembelajaran. Mata pelajaran yang banyak menggunakan istilah-istilah latin atau kata yang dilatinkan menyebabkan kurang minatnya siswa pada pokok bahasan tersebut. Untuk mengatasi kondisi di atas agar tidak menimbulkan dampak negatif dalam proses pembelajaran, maka dilakukan suatu langkah dalam kegiatan belajar mengajar. Langkah tersebut dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching. Salah satu ciri sistem pendidikan alternatif adalah menggunakan sistem pengajaran dengan metode Active Learning. Salah satu jenis Active learning adalah Quantum Teaching Berkaitan dengan uraian diatas penulis melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sdn Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching 183 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X II. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini mengikuti model penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2009) Yaitu dilaksanakan dalam dua siklus, Dimana masing masing siklus terdiri dari 4 Tahap meliputi: 1)Tahap Perencanaan Tindakan, 2)Tahap Pelaksanaan Tindakan, 3)Tahap Observasi Dan 4) Tahap Refleksi. Adapaun alur Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Observasi Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Observasi Gambar 1 Desain alur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart dalam Wardani, (2006). Keterangan: : Kegiatan : Urutan pelaksanaan kegiatan Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Mimbala, yang terletak di desa Mimbala. Kec. Dampal Selatan, Kab. Toli-toli. Penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil tahun ajaran 2014/2015. Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mimbala pada pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan pembelajaran Quantum Teaching Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Simuntu yang terdaftar tahun 2014/2015 yang berjumlah 25 orang siswa. terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Jenis data dalam 184 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X penelitia ini adalah kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri dan data kuantitatif diproleh dengan alat evaluasi hasil belajar. Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan menemukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (sumber: KKM SDN Mimbala): (1) Daya serap individu siswa kriteria ketuntasan minimal kelas V pelajaran IPA di SDN Mimbala adalah 70, maka standar ketuntasan individu dan standar ketuntasan klasikal dengan rumus yang diuraikan sebagai berikut: ( DSI )= x x 100% Y Dengan: X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal DSI = Daya serap individu Suatu kelas dikatakan tuntas belajara secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70 %. (2) Ketuntasan Belajar klasikal Ketuntasan klasikal dilihat dari jumlah siswa yang ada dalam satu kelas. Suatu kelas dapat dikatakan mencapai ketuntasan, jika 70% dari jumlah siswa dalam kelas tersebut telah mencapai ketuntasan 70 ke atas. Apabila taraf penguasaan kelas sudah mencapai 70%, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan guru pada kelas tersebut telah berhasil. Kemudian sebaliknya, jika ketuntasan belajar kurang dari 70%, maka hal tersebut belum mencapai ketuntasan klasikal. Untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan rumusan berikut. KBK = N x 100% N keterangan: KBK : Ketentuan Belajar 185 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X N : banyaknya siswa yang tuntas nilai di atas 70 n : banyaknya siswa yang mengikuti tes suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase daya serap individu sekuarngkurangnya 70%. (3) Teknik Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap subjek penelitian (guru dan siswa). Untuk analisis data observasi menggunakan analisis persentase skor yang diperoleh dari masing-masing indikator di jumlah dan hasilnya disebut jumlah skor. Selanjutnya dihitung persentase nilai rata-rata dengan cara membagi jumlah skor dengan maksimal dikalikan dengan 100%. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Presentase Nilai Rata-rata= Jumlah skor Perolehan x 100% Skor Maksimal Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut: 80% < NR < 100% : Kriteria sangat baik 60% < NR < 100% : Kriteria baik 40% < NR < 100% : Kriteria cukup 20% < NR < 100% : Kriteria kurang 0% < NR < 100% : Kriteria sangat kurang (Hadi, 2000). Penelitian keberhasilan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila tindakan pemahaman siswa telah menunjukkan adanya peningkatan perolehan hasil evaluasi selama penelitian tindakan dengan criteria apabila indikator kuantitasnya menunjukkan ketuntasan individu minimal 70% dan ketuntasan klasikal minimal 75%. Dari jumlah siswa yang ada. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti menemui kepala sekolah SD Negeri Mimbala tempat peneliti mengajar, membicarakan rencana penelitian yang akan kita lakukan,serta meminta kesediaan salah seorang rekan guru sebagai teman sejawat di SD Negeri Mimbala tersebut untk menjadi pengamat atau observer. 186 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X Hasil observer tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui tingkat kemampuan peneliti dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mimbala pada pokok bahasan proses pencernaan melalui penerapan pembelajaran Quantum Teaching. Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Mimbala, maka dilakukan rencana pra tindakan sebagai berikut: 1. Menyusun RPP 2. Membuat skenario pembelajaran 3. Menyiapkan lembar observasi Siswa 4. Menyiapkan lembar observasi guru Menyiapkan rubrik penilaian Data awal dari sebelum tindakan diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran dalam proses belajar selama ini kurang bervariasi. Kenyataan yang terjadi di SDN Mimbala, dimana proses pembelajaran IPA Kelas V tidak berlangsung dengan baik, guru cenderung menggunakan pembelajran konvensional (pembelajaran yang berpusat pada guru) yaitu pembelajaran yang digunakan dengan menggunakan ceramah, menyalin dan pemberian tugas. Tentunya hal ini membuat siswa cenderung pasif dan malas untuk belajar dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Hal ini dibuktikam dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas V pada semester Genap yaitu 60,23 padahal standar kriteria ketuntasan belajar maksimal (KKM) yang ditetapkan di SDN Mimbala yaitu 70. Oleh karna itu guru hendaknya terampil dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran. Penelitian tindakan ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang digunakan yaitu menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Siklus I Dalam tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yakni dua kali pertemuan kegiatan belajar dan satu kali pertemuan untuk pemberian tes akhir tindakan 1). Hasil observasi pelaksanaan tindakan 187 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X a) Hasil observasi kegiatan guru Hasil observasi kegiatan guru terhadap pengelolaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase aktifitas guru 55 % dan pertemuan kedua persentase aktifitas guru 68,33%, persentase aktifitas guru pada siklus pertama 61,66% atau berada pada kategori cukup. b). Observasi aktivitas siswa siklus I Kegiatan obsevasi ini dilaksanakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam proses pembelajaran Hasil observasi aktifitas Siswa terhadap pengelolaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama persentase aktivitas siswa 46,66 % ,pertemuan kedua diperoleh persentase aktivitas siswa 63,33 % dan rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus pertama 54,99% atu berada pada kategori cukup. 2). Hasil Tes Akhir Siklus I Setelah selesai melakukan proses pembelajaran langkah selanjutnya adalah memberikan tes akhir siklus I bentuk tes yang diberikan meliputi tes esai dan uraian. Dan secara singkat dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus I No Aspek Prolehan Hasil 1 Skor tertinggi 85 2 Skor terendah 40 3 Nilai rata-rata 68,6 4 Jumlah Seluruh Siswa 25 5 Banyaknya siswa yang tuntas 12 6 Persentase ketuntasan klasikal 48% 7 Persentase daya serap Klasikal 68,6 % Dari hasil Tindakan siklus II memperlihatkan bahwa persentase ketuntasan klasikal belajar siswa 48%. Ini berarti ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai standar yang ingin dicapai yang mana Ketuntasan belajar IPA di SDN Mimbala Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli dikatakan tuntas jika 188 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X diatas dari 70 % siswa mendapat nilai 70. Berdasarkan perhitungan persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus 1 tersebut, terlihat bahwa ketuntasan belajar klasikalnya termasuk dalam criteria tidak tuntas karena kurang dari 70 %. 3). Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil analisis data, wawancara, catatan lapangan dan observasi yang dilakukan bahwa siswa secara klasikal masih perlu diberikan pembelajaran yang lebih baik . untuk itu perlu dilakukan refleksi agar bisa menilai apa saja yang menjadi kekurangan dalam pembelajaran siklus I sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus II. Adapun hasil evaluasi siklus I yaitu : a). Dalam peroses belajar siswa canggung dalam mengikuti pelajaran disebabkan karna metode pembelajaran baru dialami oleh para siswa b). Siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok masih banyak yang bermain atau kurang serius disebabkan karan kurangnya kontrol dan bimbingan dari peneliti c). Siswa yang pintar menjadi dominan dalam belajar sedangkan siswa yang daya serapnya rendah tertinggal hal ini disebabkan karrna peneliti kurang jeli melihat kemampuan setiap siswa Hasil Siklus II 1. Hasil observasi pelaksanaan tindakan a). observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II Pada siklus II persentase Observasi aktivitas guru megalami peningkatan yang cukup pesat yakni pada pertemuan pertama persentase aktivitas guru 90 % dari 16 komponen penilaian 6 diantaranya mendapat nilai 4 dan 10 aspek memperoleh nilai 3 dan pertemuan kedua persentase aktivitas guru diperoleh 95%, dari 16 komponen penilaian 9 diantaranya mendapat 4 dan 6 memperoleh nilai 3 . hasil yang dicapai dalam kegiatan observasi guru pada siklus II masuk dalam kategori sangat baik. b). Observasi Kegiatan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Hasil observasi kegiatan siswa terhadap pengelolaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase aktivitas siswa 90 % dan pertemuan kedua persentase aktifitas siswa 189 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X 95%, rata-rata persentase aktivitas guru pada siklus pertama 92,5% atau berada pada sangat baik. Dari hasil analisis didapatkan bahwa adanya peningkatan aktifitas siswa dari siklus sebelumnya 2. Hasil tes analisis tindakan siklus II Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siklus I No Aspek Prolehan Hasil 1 Skor tertinggi 100 2 Skor terendah 70 3 Nilai rata-rata 78,6 4 Jumlah Seluruh Siswa 25 5 Banyaknya siswa yang tuntas 24 6 Persentase ketuntasan klasikal 96% 7 Persentase daya serap Klasikal 78,65 % 1. Sebagian besar kelompok belum berani mempersentasikan hasil kerja didepan kelas 2. Sebagian besar kelompok belum biasa mengisi lembaran kerja kelompok 3. Sibahagian siswa belum mampu mengikutu langkah-langkah kegiatan kerja kelompok 4. Sebagain besar siswa belum mampu membuat kesimpulan materi pelajaran. Pembahasan Pada penerapan metode Quantum teaching, siswa dihadapkan dengan kegiatan menumbuhkan, menamai, serta mendemonstrasikan materi pembelajaran baik pada siklus I dan siklus II kemudian dari kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengalaman langsung tentang materi pembelajaran, selanjutnya siswa mengisi LKS yang dibagikan pada masing-masing siswa pada siklus I maupun pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I diperoleh persentase rata-rata skor 54,99% dikategorikan cukup. Hal ini disebabkan karna siswa belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran menggunakan metode Quantum Teaching, sehingga siswa masih terlihat pasif dan belum berani untuk 190 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X bertanya serta mendemonstrasikan apa yang yang dialami dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II Skor perolehan hasil pengamatan Aktivitas siswa sudah meningkat, hal ini disebabkan karna siswa sudah mendapatkan pengalaman selama pembelajaran siklus I berlangsung, sehingga motivasi siswa dalam belajar terjadi peningkatan, ini terlihat pada perolehan persentase nilai rata-rata aktifitas siswa sebesar 92,5 %. Peningkatan aktifitas siswa dari siklus I kesiklus II disebabkan karna siswa lebih termotivasi dalam belajar terutama dalam hal menamai mendemonstrasikan, kerja kelompok serta mengulangi materi dalam hal ini siswa secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus I diperoleh persentase skor rata-rata 61,66 % dengan kategori cukup. Dan pada siklus II meningkat menjadi 92,5% hal ini menunjukan terjadi kenaikan aktifitas guru dalam mengelolah pembelajaran. Kenaikan aktifitas guru dari siklus I ke siklus II disebabkan karna guru terus berusaha untuk meningkatkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dalam pembelajaran siklus II guru memberikan sepenuhnya kepada siswa untuk membahas materi pelajaran baik melalui tanya jawab, diskusi dan kerja kelompok dengan memperhatikan langkah-langkah yang sudah di sampaikan oleh guru. Perolehan hasil yang dicapai oleh siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dimana pada siklus I persentase ketuntasan klasikal diperoleh 48% dan nilai rata-rata siswa 68,6. Sedangkan pada siklus I diperoleh persentase rata-rata ketuntasan klasikal 96% dan nilai rata-ratanya 78,6 hal ini disebabkan karna pada siklus II siswa sudah lebih memahami materi pembelajaran dan siswa mempunyai keberanian dalam menayakan pelajaran . Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching ini dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa, dan dari peningkatan aktivitas tersebut terjadi peningkatan ketuntasan belajar. 191 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X IV. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pokok bahasan proses pencernaan pada siswa kelas V SDN Mimbala Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli-toli, hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II yaitu. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 68,6 dengan ketuntasan klasikal sebesar 48 %, hasil rata-rata persentase observasi kegiatan guru 61,66% dan hasil rata-rata persentase observasi kegiatan siswa 54,99%. Sedangkan pada siklus II nila rata-rata 78,6 persentase ketuntasan kelasikal sebesar 96% dengan rata-rata persentase hasil kegiatan observasi guru 92,5% dan hasil persentase rata-rata kegiatan observasi siswa 92,5%. Saran Penerapan pembelajaran Quantum Teaching diharapkan menjadi masukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk guru SD dalam memilih model pembelajaran untuk meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan hasil belajar siswa. Pada mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran lainnya. 192 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta:Asdi Mahasatya, (2009). Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, (2008) Izzudin Tufiq, Muh, Dalil Anfus Alqur’an dan Embriologi, Solo: PT Tiga Serangkai, (2006). Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya, (2005). __________, Implementasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, (2005). Sardiman, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman Dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, (2007). Wardani, I,G,A,K, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta, (2006), Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako 193