DUNIA USAHA DAN LINGKUNGANNYA

advertisement
DUNIA USAHA DAN LINGKUNGANNYA
Lingkungan dunia usaha
Keberadaan dunia usaha (yang dikelola oleh sebagian anggota masyarakat)
karena kebutuhan masyarakat.
Dunia usaha mengambil input (bahan baku, tenaga kerja dan lainnya) dari
lingkungan eksternal, melakukan transformasi menjadi barang atau jasa, dan
mengirimkan kembali ke lingkungan eksternal sebagai output.
Lingkungan eksternal mempunyai elemen yang berpengaruh langsung (secara
langsung mempengaruhi dunia usaha /pihak yang berkepentingan : pemegang
saham, serikat pekerja, pemasok, dll) dan berpengaruh tidak langsung
(mempengaruhi iklim tempat dunia usaha beroperasi dan berpotensi menjadi
elemen pengaruh langsung : teknologi, ekonomi & politik suatu masyarakat).
Elemen lingkungan yang berpengaruh langsung
Lingkungan yang berpengaruh langsung adalah adalah merupakan pihak yang
berkepentingan (Stakeholders), yaitu :
a. Pihak yang berkepentingan eksternal  mempengaruhi kegiatan dunia usaha
dari luar dunia usaha : pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok khusus
(LSM, Pencinta Alam,dll), Lembaga Konsumen, Serikat Pekerja, Lembaga
Keuangan, Pesaing, Pihak berkepentingan lainnya (RS : kelompok dokter,
paramedis, pasien).
b. Pihak yang berkepentingan internal  Karyawan, Pemegang Saham, dan
Dewan Direksi.
Elemen lingkungan yang berpengaruh tidak langsung
a. Variabel sosial : (1) demografik (2) gaya hidup (3) nilai-nilai sosial
b. Variabel ekonomi : indikator ekonomi umum mengukur pendapatan dan
produk nasional, tabungan, investasi, harga, upah, produktivitas,lapangan
kerja, kegiatan pemerintah dan transaksi internasional;
c. Variabel politik : berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi kegiatan dunia
usaha sebagai hasil dari proses atau iklim politik;
d. Variabel teknologi : perkembangan baru dalam produk atau proses, kemajuan
ilmu pengetahuan
Lingkungan Internasional
Keadaan perekonomian nasional saling terpengaruh dan saling
tergantung pada masalah2 internasional, karena lingkungan internasional
merupakan suatu konsep menyeluruh yang meliputi kegiatan dan masalah
perekonomian dunia.
Keadaan perekonomian internasional suatu negara ditunjukkan dalam
neraca pembayaran (neraca perdagangan)  Neraca Perdagangan
”surplus/menguntungkan”, bila nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impornya.
Perusahaan yang memasarkan pruduknya tidak hanya ke satu negara,
disebut perusahaan multinasional/internasional. Perusahaan ini beroperasi di
suatu negara untuk mengembangkan pasarnya secara ekonomis dan berusaha
mengembangkan pasarnya secara ekonomis, serta memanfaatkan peluang dan
keadaan politik di negara lain yang menguntungkan  kegiatannya dilakukan
dengan membentuk joint venture, perjanjian lisensi, atau kontrak2 khusus yang
ditandatangani bersama.
Perusahaan multinasional dapat membantu memperbaiki kondisi
perekonomian suatu negara terhadap negara yang lain; juga mendorong
peningkatan kemampuan teknologi, manajemen dan keterampilan SDM tempat
perusahaan beroperasi.
Manfaat yang diperoleh bagi negara yang dituju (host country) atas masuknya
perusahaan multinasional dari negara lain (home country) :
1. Menambah devisa negara melalui penanaman modal di bidang ekspor;
2. Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor di sektor industri
3. Menambah pendapatan negara berupa pajak2 dan royalty
4. Menambah kesempatan kerja  membuka lapangan kerja baru
5. Meningkatkan taraf hidup karyawan dengan penggajian yang lebih tinggi
6. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan bagi tenaga kerjanya 
perusahaan memiliki superioritas dalam bidang manajemen dan teknologi;
7. Menambah arus barang, karena meningkatnya produksi nasional yang
didukung perusahaan multinasional;
8. Memperluas faktor2 produksi dalam negeri (bahan baku, tenaga kerja, dll)
9. Mendukung pembangunan nasional.
Kelemahan/keburukan bagi negara yang dituju :
1. Makin banyak keberadaan perusahaan multinasional, dapat mempengaruhi
kekuasaan ekonomi negara;
2. Mencari keuntungan yang sebesar2nya merupakan motif utama
(memproduksi barang merupakan tujuan skunder)  timbul pertentangan
kepentingan dalam pembangunan negara.
Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha
Dalam dunia usaha selalu ada interaksi dan penyesuaian dengan
lingkungannya, terutama lingkungan eksternal yang tidak dapat dikontrol
(uncontrollable), dimana organisasi harus mempertimbangkan dampak sosialekonomi yang akan dirasakan oleh pihak2 yang berkepentingan  tanggung
jawab sosial dunia usaha.
Perusahaan harus mampu memadukan berbagai kepentingan melalui
pendekatan multidisipliner (menerapkan berbagai disiplin ilmu secara bersamasama) terhadap setiap masalah yang harus diatasi, agar keputusan yang diambil
selaras dengan kebutuhan berbagai pihak sbb. :
1. Konsumen menginginkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang
terjangkau dan wajar, dapat memperolehnya pada saat yang tepat dengan
jumlah cukup, serta pelayanan yang baik.
2. Pemilik modal menginginkan bagian keuntungan yang semakin tinggi,
sementara manajemen menuntut agar semakin banyak keuntungan yang
ditanamkan kembali agar usaha berkembang.
1
3. Pekerja menginginkan peningkatan upah, gaji, fasilitas dan sebagainya.
4. Masyarakat menolak berbagai bentuk polusi (udara, air, kerusakan tanah, bau,
suara gaduh, ketenteraman, dsb)
5. Pemerintah menghendaki kewajiban sebagai wajib pajak dipatuhi, agar bisa
meningkatkan pendapatan negara yang digunakan untuk pembangunan,
peningkatan pelayanan serta kesejahteraan masyarakat.
Tata Ekonomi :
1. Kapitalisme  tata ekonomi yang memberikan kebebasan kepada setiap
orang untuk memproduksi dan menjual barang dan atau jasa bagi
masyarakat; dimungkinkan adanya persaingan bebas tanpa campur tangan
pemerintah; ada dorongan yang kuat untuk mencari laba yang sebesarbesarnya; alat2 produksi dan distribusi dapat dimiliki dan diusahakan oleh
swasta.
Ciri-ciri tata ekonomi kapitalisme :
a. setiap orang mempunyai hak untuk memiliki dan mengelola seluruh
kekayaan pribadinya (tanah, bangunan, mesin, dll);
b. dorongan kerja diarahkan untuk menghasilkan laba;
c. upaya yang dilakukan mengarah pada terciptanya kondisi yang
memenangkan persaingan;
d. ada kebebasan untuk menentukan atau memilih pekerjaan bagi dirinya
sendiri (ingin memproduksi sendiri, atau mendistribusikan produk orang
lain, ingin menjadi wirausaha atau ingin menjadi pekerja/karyawan).
2. Sosialisme  tata ekonomi yang membolehkan orang untuk memiliki
kekayaan pribadi, tetapi ada campur tangan dari pemerintah di
dalamnya.(pemerintah memegang peranan penting dalam menentukan tata
kehidupan perekonomian negara)  jenis usaha yang menyangkut
kepentingan orang banyak dipegang oleh pemerintah (listrik, air,
telekomunikasi); Pemerintah mengarahkan pertumbuhan ekonomi negara
dan mengatur pemerataan pendapatan nasional, termasuk pajak demi
tercapainya kesejahteraan bersama; meskipun demikian orang masih bebas
memilih, sehingga masih berlaku mekanisme pasar.
3. Komunisme  tata ekonomi yang tidak membenarkan orang memiliki
kekayaan pribadi, semua sumber (pabrik, tenaga kerja manusia) dikuasai
pemerintah  semua kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah.
PERUSAHAAN
Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh satu atau sekelompok
orang dalam wadah kelembagaan formal di tempat tertentu yang diorganisasikan
dan dijalankan secara teratur dan berkesinambungan untuk membuat,
menyediakan, mendistribusikan barang dan atau jasa bagi masyarakat luas yang
mampu dan mau membeli.
Ciri-ciri Perusahaan
1. Operatif  kegiatan ekonomi yang berwujud usaha untuk membuat,
menyediakan, atau mendistribusikan barang dan atau jasa;
2. Koordinatif  supaya tujuan masing2 bagian searah dengan tujuan
perusahaan diperlukan koordinasi;
3. Reguler  dilakukan secara teratur dan berkesinambungan;
4. Dinamis  bersifat hidup dan bergerak yang berarti mengandung perubahan,
mengingat berhubungan dengan lingkungan yang selalu berubah;
5. Formal  dilakukan oleh lembaga resmi, telah terdaftar sesuai dengan
Undang2 yang berlaku;
6. Lokasi nyata  oleh lembaga resmi yang berkedudukan nyata secara
geografik;
7. Pelayanan bersyarat  produk berupa barang dan atau jasa tidak untuk
konsumsi sendiri, tetapi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat;
Tujuan Perusahaan
1. Tujuan utama  memberikan kepuasan kepada pelanggan atas kebutuhan
dan keinginannya;
2. Tujuan ekonomis  menciptakan laba, menciptakan pelanggan, dan usaha2
pengembangan hasil produksi;
3. Tujuan sosial  memperhatikan keinginan penanam modal, penyedia faktor2
produksi, karyawan, dan masyarakat;
Konsumen, Pelanggan, dan Pembeli
 Konsumen  mereka yang menikmati secara langsung manfaat suatu alat
pemuas sesuai dengan tujuan diciptakannya alat pemuas tersebut;
2


Pelanggan  mereka yang melakukan pembelian secara berulang;
Pembeli  mereka yang melakukan pembelian.
Fungsi-fungsi perusahaan
a. Fungsi Operasi sangat bergantung pada bidang usaha dan besarnya
perusahaan. Secara umum meliputi :
1. Produksi  mencakup perencanaan dan jumlah hasil produksi,
ketersediaan input yang cukup, efisiensi metode kerja yang dipakai,
pengendalian kualitas hasil produksi, pemeliharaan alat2 yang dipakai,
serta upaya pengembangan hasil produksi;
2. Pemasaran  ujung tombak perusahaan  peningkatan penjualan hasil
produksi, dan penciptaan semakin banyak pelanggan  memperhatikan
informasi tentang pasar, promosi dan pengiklanan, distribusi hasil
produksi dengan baik;
3. Keuangan  mencari, menggunakan, mengendalikan dan mengarahkan
dana, supaya tidak terjadi kekurangan, pemborosan, dan pengangguran
dana  penyusunan dan analisis anggaran modal, rencana investasi,
analisis keadaan pasar modal, perkembangan nilai kurs dn jumlah uang
yang beredar, tingkat bunga pinjaman, deposito, asuransi, pembayaran
polis, pengurusan klaim, perkiraan besarnya resiko, dan kerugian
finansial yang disebabkan kecelakaan, kebakaran, dsb.
4. Sumber daya manusia  hubungan antar karyawan, perputaran tenaga
kerja, keselamatan kerja, pengembangan ketrampilan karyawan, upah &
tunjangan, dsb.
5. Akuntansi  pencatatan, penggolongan, dan penafsiran berbagai
transaksi keuangan perusahaan untuk menyajikan informasi guna
membantu dalam pengambilan keputusan.
6. Administrasi Perkantoran  penanganan kesekretariatan : suratmenyurat, pengetikan, notulensi, penggunaan sarana telekomunikasi,
pengaturan tata letak kantor.
7. Statistika dan komputerisasi  pengumpulan, penganalisisan, penafsiran
dan penyajian informasi dalam bentuk angka, pengolahan data dengan
komputer sangat membantu dalam pengambilan keputusan.
8. Transportasi dan komunikasi  untuk kepentingan pengangkutan dan
hubungan baik dengan pihak dalam maupun luar perusahaan.
9. Pelayanan umum  menciptakan kebersihan dan keindahan tempat kerja,
sarana dan prasarana (penerangan, toilet, parkir, tempat ibadah, dll).
10. Hukum/perundang-undangan dan Humas  penelaahan dan
pengurusan perpajakan, penyelesaian perselisihan perburuhan,
perjanjian/kontrak kerja, pembelian dan penyewaan tanah.
Fungsi Manajemen
Untuk mencapai tujuan perusahaan, diperlukan manajemen yang baik untuk
mengatur operasionalnya.
Manajemen : serangkaian proses merencanakan (planning), mengorganisasikan
(organizing), mengarahkan (directing), dan mengendalikan (controlling) usaha
anggota organisasi dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk mencapai tujuan.
Ruang Lingkup Ekonomi Perusahaan
Pemahaman tentang ekonomi perusahaan dan perusahaan (obyek ilmu) sebagai
suatu sistem yang menghubungkannya dengan dunia usaha, perlu dimiliki untuk
mengetahui ruang lingkup/cakupan ilmu ekonomi perusahaan.
Ilmu Ekonomi Perusahaan : bagian dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari
gejala2 dalam rumah tangga perusahaan  banyak kegiatan dalam perusahaan
jika dilihat dari fungsi-fungsinya.
Banyak aspek yang terjadi dalam perusahaan (psikologis, sosiologis, seni
budaya), Ilmu Ekonomi Perusahaan lebih menekankan pada aspek ekonomi,
tanpa mengabaikan aspek lainnya.
Perusahaan sebagai suatu system
Sebagai obyek ilmu, perusahaan perusahaan harus dipandang sebagai suatu
kesatuan yang utuh tanpa mengabaikan faktor2 mempengaruhinya  suatu
system.
Sistem : Suatu kesatuan atau unit yang terdiri atas unit-unit yang lebih kecil
(subsistem), dan masing2 memiliki fungsi yang berbeda, serta saling
bekerjasama dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan tertentu.
Unsur-unsur Sistem Perusahaan
Industri  kelompok pelaku kegiatan ekonomi di dalam dunia usaha yang
menghasilkan barang dan atau jasa yang sama.
Apabila dunia usaha dipandang sebagai suatu system, maka industri yang ada di
dalamnya disebut subsistem .
Apabila perusahaan dipandang sebagai suatu system, maka unsur2 yang ada di
dalam perusahaan disebut subsistem.
Pola Hubungan Sistem-sistem Perusahaan
1. Kompleks : setiap unsur dalam sistem perusahaan berhubungan dan saling
mempengaruhisatu dengan yang lain sehingga batasan masing2 unsur sulit
diidentifikasi.
2. Suatu kesatuan : sistem merupakan unit yang terdiri atas unit2 yang lebih
kecil lagi, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Berjenis-jenis : keanekaragaman hasil produksi, bentuk perusahaan, serta
besarnya perusahaan, menunjukkan keanekaragaman pola hubunga dalam
sistem perusahaan
4. Saling tergantung : setiap unsur dalam sistem perusahaan saling
mempengaruhi (setiap unsur sangat tergantung pada unsur yang lain).
3
5. Dinamis : unsur2 dalam sistem perusahaan selalu mengalamai perubahan,
karena harus menyesuaikan diri dengan lingkungan (seperti : pasar,
teknologi, hukum, kebijakan pemerintah).
Perusahaan dan Lembaga Sosial
Pengertian Lembaga Sosial :
1. Dalam arti luas adalah wadah kelembagaan yang didirikan, diorganisasikan
dan diterima keberadannya dalam masyarakat guna mencapai tujuan tertentu
yang dibutuhkan masyarakat.
2. Dalam arti sempit merujuk suatu lembaga yang senantiasa memberi bantuan,
pertolongan atau pelayanan kepada orang yang menderita tanpa maksud
mendapatkan keuntungan (panti anak cacat, panti jompo, panti asuhan)
Dalam pengertian sempit, pertentangan antara perusahaan dan lembaga sosial :
 Perusahaan dipandang sebagai lembaga yang materialistis, individualistis,
kapitalis, dan merugikan pihak luar perusahaan demi keuntungan maksimal
perusahaan.
 Lembaga social dipandang sebagai lembaga yang penuh solidaritas,
manusiawi, tanpa pamrih, mengabdi sesama manusia, berbudi luhur dan
mulis.
Ada perusahaan yang kurang memperhatikan laba, tetapi lebih menitikberatkan
pada palayanan masyarakat  perusahaan2 yang dikelola pemerintah : listrik, air
minum, angkutan umum.
Setiap anggota dunia usaha selalu berorientasi pada :
1. Laba
2. Kelangsungan hidup
3. Tanggung jawab social
Lembaga sosial lebih menitikberatkan pada orientasi “tanggung jawab sosial” 
sebagai tolok ukur keberhasilan manajemen bukanlah “laba”.
Perusahaan lebih berorientasi pada “laba”, dan menjadikan laba sebagai salah
satu tolok ukur keberhasilan manajemen.
Bentuk-bentuk Perusahaan
Perusahaan Perorangan
1. Bentuk badan usaha yang pemiliknya terdiri atas satu orang;
2. Sumber modal perusahaan ádalah dari pemilik atau dapat juga menggunakan
modal pinjaman;
3. Tidak terdapat pemisahan antara kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan
perusahaan  seluruh harta pemilik menjadi jaminan semua utang
perusahaan.
4. Pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas.
Contoh perusahaan perorangan : toko busana, toko makanan
Kebaikan2 bentuk perusahaan perorangan :
1. Aktivitas relatif sedikit dan sederhana, sehingga organisasinya mudah;
2. Biaya organisasi rendah;
3. Tidak ada undang-undang yang mengatur pendiriannya, sehingga untuk
mendirikan dan membubarkan mudah;
4. Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak pemilik;
5. Manajemen relatif fleksibel;
6. Rahasia perusahaan terjamin.
Kelemahan2 bentuk perusahaan perorangan :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas  bila kekayaan perusahaan tidak
dapat menutup utang, maka kekayaan pribadi/pemilik menjadi jaminan;
2. Umumnya kemampuan investasi terbatas, sehingga besar/luas usaha
terbatas;
3. Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.
4. Kemampuan manajerial yang terbatas.
Firma (Fa)
1. Bisa diartikan sebagai persekutuan (dua orang atau lebih) untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama, yang para anggotanya secara
langsung dan sendiri2 bertanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga.
2. Masing2 anggota persekutuan menyerahkan sebagian atau seluruh kekayaan
pribadi yang dicantumkan dalam akta pendirian perusahaan.
3. Para sekutu mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas.
4. Persero mempunyai kuasa penuh untuk bertindak atas nama firma, sehingga
unsur saling percaya sangat diperlukan  persero yang satu bertanggung
jawab atas tindakan persero yang lain.
5. Laba yang diperoleh atau rugi yang dialami menjadi tanggung jawab
bersama.
6. Pendirian firma dilakukan dengan suatu akta resmi (dibuat di hadapan notaris
dan didaftarkan dalam register yang telah ditentukan oleh Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dalam daerah hukum domisili firma) atau akta tidak resmi.
Akta pendirian firma harus memuat :
1. Nama, nama depan/kecil , pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;
2. Penyebutan firma  apakah perseroan itu untuk umum, atau hanya terbatas
pada sesuatu perusahaan yang khusus (bila perusahaan khusus disebutkan
khususnya);
3. Penunjukan persero2 yang dikecualikan dari hak menandatangani untuk
firma;
4. Saat mulai dan berakhirnya perseroan firma;
5. Bagian2 lainnya dari perjanjian (mendirikan perseroan firma) yang perlu guna
menentukan hak2 pihak ketiga.
Kebaikan perusahaan benrbentuk perseroan firma
1. Cara pendiriannya mudah
2. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan modal lebih besar daripada
perusahaan perorangan
4
3. Penunjukan persero2 yang dikecualikan dari hak menandatangani untuk firma
4. Dapat diadakan pembagian kerja antar sekutu berdasarkan keahlian masing2
5. Perhatian sekutu terhadap kegiatan firma cukup besar, karena tindakan
sekutu yang satu menjadi tanggung jawab sekutu yang lain
6. Pembagian laba berdasarkan modal yang dimasukkan oleh masing2 persero.
Kelemahan2 bentuk perusahaan perseroan firma :
1. Tanggung jawab sekutu tidak terbatas
2. Kontinuitas kelangsungan hidup firma tidak terjamin  apabila salah satu
persero meninggal atau menarik diri, maka firma bubar
3. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang
4. Mudah terjadi perselisihan apabila salah satu sekutu tidak mematuhi
perjanjian di antara mereka, sehingga kelangsungan hidup perusahaan
terancam.
Persekutuan Komanditer (CV : Comanditaire Vennotschap)
Suatu persekutuan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang dengan
mempercayakan uang atau barang kepada satu atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Ada dua macam sekutu bila dipandang dari perbedaan tanggung jawabnya :
1. Sekutu Komanditer  sekutu yang mempercayakan uang dan barangnya
(bertanggung jawab sebatas modal yang dipercayakan kepada sekutu
komplementer)
2. Sekutu Komplementer  sekutu yang menjalankan dan memimpin
perusahaan. (bertanggung jawab penuh atas segala utang perusahaan
dengan kekayaan pribadinya)
Cara pendirian persekutuan komanditer sama dengan cara pendirian firma.
Dalam perkembangannya terdapat beberapa bentuk perseroan komanditer :
1. Persekutuan Komanditer Murni  hanya ada satu orang sekutu
komplementer yang bertanggung jawab penuh terhadap pihak ketiga,
sedangkan yang lain sekutu komanditer yang bertanggung jawab sebatas
modal yang disertakan;
2. Persekutuan Komanditer Campuran  perusahaan bentuk firma yang
membutuhkan tambahan modal, membentuk persekutuan komanditer
campuran (sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer); terdapat lebih dari
seorang sekutu komplementer;
3. Persekutuan Komanditer Bersaham  mengeluarkan saham2 yang tidak
diperjual-belikan, dan sekutu komplementer maupun komanditer mengambil
satu saham atau lebih (untuk menghindari terjadinya modal beku, mengingat
sekutu komplementer/ komanditer tidak mudah menarik kembali modal yang
disetor); Saham yang dikeluarkan bisa saham atas nama atau atas unjuk.
Kebaikan perusahaan benrbentuk persekutuan komanditer (CV)
1. Cara pendiriannya mudah
2. Pemenuhan kebutuhan modal mudah dengan cara menyertakan sekutu
komanditer
3. Kemampuan untuk memperoleh pinjaman relatif lebih mudah
4. Orang senang menjadi sekutu komanditer, sebab relatif mudah untuk
menginvestasikan dan menarik kembali dananya.
Kelemahan2 perusahaan bentuk persekutuan komanditer :
1. Kelangsungan hidup persekutuan komanditer tidak menentu, karena
tergantung pada sekutu komplementer
2. Dapat terjadi perselisihan di antara sekutu komplementer, untuk perusahaan
yang berbentuk persekutuan komanditer campuran
3. Tanggung jawab sekutu komplementer tidak terbatas
4. Sulit menarik dana yang telah disetorkan oleh sekutu komplementer.
Perusahaan Terbatas (PT)
 Suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang memiliki modal
usaha atas saham2 yang para pemiliknya turut ambil bagian sebanyak lembar
saham yang dimiliki;
 Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan para pemilik perusahaan;
 Pendiriannya berdasarkan pada ”akta” yang mencantumkan nama perseroan
terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, kepengurusan (Direktur,
Komisaris, dll) dibuat di hadapan notaris, disahkan oleh Menteri Kehakiman,
didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri setempat, dan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia  sebagai badan hukum;
 Adanya pemisahan antara pemilik dengan pengurus perusahaan, sehingga
kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan dapat diserahkan
kepada pengurus yang ahli dalam bidangnya (profesional);
 Para pemilik melimpahkan wewenangnya kepada ”direksi” untuk menjalankan
perusahaan  dalam RUPS pemilik perusahaan menentukan direksi dan
mengangkat komisaris, menyetujui atau menolak rencana pertambahan
saham perusahaan, mengumumkan pembagian laba (deviden), meneliti
kegiatan perusahaan melalui catatan2 perusahaan, menetapkan besarnya
gaji direksi dan komisaris, menyetujui atau menolak renacana ekspansi.
 Dalam RUPS setiap pemilik saham memiliki hak suara yang besarnya
tergantung pada jumlah saham yang dimiliki, isi akta pendirian yang mengatur
hak suara, dan yang diatur oleh undang2.
 Direksi menerima wewenang dari pemilik perusahaan untuk menjalankan dan
mengembangkan perusahaan sesuai tujuan dan bidang usaha, berhubungan
dengan pihak ketiga sebagai wakil PT, mengadakan perjanjian atau kontrak,
melaksanakan fungsi2 manajerial perusahaan, menentukan besar laba yang
ditahan dan yang dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham,
dll
 Komisaris pada PT mempunyai tugas utama mengawasi kegiatan direksi, dan
berfungsi memeriksa pembukuan perusahaan, memberi petunjuk kepada
direksi, menegur atau bila perlu memberhentikan direksi sampai
diselenggarakannya RUPS.
 Modal PT terdiri atas modal dasar (yang tercantum pada akta pendirian
sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan) dan modal yang
5
ditempatkan (modal yang disetor merupakan jumlah yang disanggupi untuk
dimasukkan)
 Modal perusahaan merupakan jumlah yang tetap, sedangkan kekayaan
perusahaan dapat berubah dari waktu ke waktu.
 Ciri-ciri PT adalah :
1. Perseroan terbatas sebagai badan hukum (recht person)
2. Modal terdiri dari saham dan bisa diperjual-belikan
3. Pendirian perusahaan dengan akta notaris
4. Terdapat pemilik/pemegang saham, direksi (yang menjalankan
perusahaan) dan komisaris (pengawas tindakan direksi)
Kebaikan perusahaan berbentuk PT :
1. Pemilik perusahaan memiliki tanggung jawab terbatas;
2. Ada pemisahan antara pemilik dengan pengurus perusahaan, sehingga
efisien
3. Kontinuitas perusahaan terjamin karena pengurusnya dipilih yang
profesional
4. Modal dapat diperoleh dengan menjual saham, dan dapat menerbitkan
obligasi, atau pinjaman dari lembaga keuangan
5. Pemilik perusahaan dapat diganti tanpa membubarkan perusahaan.
Kelemahan perusahaan berbentuk PT :
1. Biaya organisasi besar dan pengorganisasiannya sulit/rumit
2. Selain pajak penghasilan yang dikenakan kepada pengurus, juga
dikenakan pajak atas laba yang diperoleh  sehingga deviden semakin
kecil
3. Pendirian perusahaan lebih sulit, dibandingkan dengan bentuk lain
4. Bidang usaha sulit diubah, karena selain sulit untuk mengubah akta
pendirian juga sulit untuk mengubah investasi yang telah ditanamkan.
5. Semakin besar suatu perusahaan ada kecenderungan antar personal
menjadi terlalu formal, juga ada perbedaan motif antara pemilik dengan
pengurus perusahaan.
MACAM-MACAM PERSEROAN TERBATAS
Berdasarkan saham dapat dibedakan :
1. PT Tertutup  PT yang saham2nya hanya dimiliki orang2 tertentu yang
berkerabat atau keluarga dekat; Surat sahamnya dituliskan atas nama,
dimaksudkan supaya tidak mudah dipindahtangankan.
2. PT Terbuka  PT yang saham2nya boleh dimiliki oleh setiap orang; Surat
sahamnya ”atas unjuk”, sehingga mudah dipindahtangankan (setiap orang
boleh ambil bagian dalam modal).
3. PT Domestik  PT yang menjalankan kegiatan usahanya dan
keberadaannya di dalam negeri, serta mengikuti aturan2 yang ditetapkan
pemerintah setempat.
4. PT Asing  PT yang didirikan di LN menurut hukum yang berlaku di sana,
dan mempunyai tempat kedudukan di LN juga. Menurut Psl 3 UU Penanaman
Modal Asing (UUPMA) dinyatakan bahwa perusahaan asing yang akan
melakukan investasi di Indonesia harus berbentuk PT yang didirikan dan
berlokasi di Indonesia, sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
5. PT Perseorangan  Saham2 yang dikeluarkan untuk pengumpulan modal
ternyata jatuh ke tangan satu orang sehingga hanya terdapat satu pemegang
saham saja yang juga menjadi Direktur Perseroan; Keadaan ini menciptakan
bentuk perseroan terbatas perseorangan, yang kekuasaan direktur tidak
terpisah dengan RUPS.
6. PT Publik/Umum  Merupakan PT Terbuka yang modalnya dikumpulkan
dari masyarakat umum dengan menjual sahamnya dalam bursa efek; Tujuan
perusahaan menjual saham untuk : (1) mendapatkan deviden atau (2)
mendapatkan Capital Gain (laba atas selisih harga beli dan harga jual bila ia
menjualnya).
STRUKTUR MODAL
Modal Perseroan Terbatas terdiri atas :
1. Modal Dasar  Terdiri atas seluruh nilai nominal saham (atas nama dan atau
atas tunjuk); Modal dasar PT paling sedikit 20 juta rupiah; Saham atas tunjuk
baru dapat dikeluarkan jika nilai nominal setiap saham telah dibayar penuh;
Perubahan besarnya modal dasar tersebut dan penentuan besarnya modal
dasar Perseroan Terbuka beserta perubahannya ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
2. Modal Ditempatkan  Modal yang diambil bagian atau ditempatkan
sekurang2nya 1/5 bagian dari modal dasar dan untuk penempatan seluruh
modal harus ditentukan jangka waktunya. Dalam praktek penyusunan
pembuatan
Anggaran
Dasar
ditentukan
jangka
waktu
pengeluaran/penempatan seluruh saham dperseroan adalah 10 tahun dan
dapat diperpanjang jangka waktunya lewat atas permohonan pengurus tanpa
mengadakan RUPS.
3. Modal Disetor  Modal yang disetor atau dibayar sekurang2nya 1/10 bagian
atas setiap saham yang ditempatkan dalam perseroan.
KOPERASI DI INDONESIA
6
Merupakan perkumpulan orang2 untuk mengadakan kerjasama, dan bukan
merupakan konsentrasi modal.
Koperasi Indonesia (UU No. 12/1967, 18 Desember 1967)  organisasi
ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang, badan2 hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas
asas kekeluargaan.
Landasan Koperasi Indonesia :
1. Landasan idiil Pancasila;
2. Landasan struktural dan gerak UUD 1945 psl 33 (1)
3. Landasan mental setia kawan dan kesadaran pribadi
Peran dan tugas Koperasi : membangun ekonomi dan mengembangkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Tugas Koperasi :
1. Mempersatukan, menggunakan, membina dan mengembangkan potensi,
daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan
tercapainya pendapatan yang adil dan berkemakmuran yang merata;
2. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kesejahteraan rakyat;
3. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi.
Fungsi Koperasi :
1. Sebagai alat perjuangan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. Sebagai alat pendemokrasian ekonomi sosial;
3. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian Indonesia;
4. Sebagai alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan
ekonomi bangsa Indonesia, serta bersatu dalam mengatasi tata laksana
perekomian rakyat.
Pendirian Koperasi dengan Akta Pendirian yang memuat :
1. Nama dan nama kecil, tempat tinggal mereka yang diberi kuasa
menandatangani akta pendirian oleh rapat pembentukan;
2. Anggaran Dasar Koperasi yang telah diputuskan oleh rapat pembentukan.
Anggaran Dasar Koperasi (sebagai badan hukum Akta Pendiriannya harus
disahkan oleh Kantor Departemen Koperasi di wilayahnya diumukan dalam
Berita Negara RI) sedikitnya harus memuat :
1. Tempat kedudukan dan daerah kerja Koperasi;
2. Asas dan tujuan Koperasi;
3. Bidang usaha Koperasi;
4. Hak dan kewajiban anggota;
5. Pengurus dan Badan Pemeriksa.
Modal Koperasi terdiri atas :
1. Simpanan Pokok : jumlahnya ditentukan dan besarnya sama bagi setiap
anggota;
2. Simpanan Wajib : jumlah ditentukan dan wajib disimpan oleh anggota dalam
waktu dan kesempatan tertentu;
3. Simpanan Sukarela berjangka : jumlah dan jangka waktu ditentukan sukarela;
4. Sisa hasil usaha yang ditanamkan kembali;
5. Pinjaman  bila perlu dan biasanya dari bank.
Organisasi Koperasi
Pengelola Koperasi adalah :
1. Anggota Koperasi
2. Rapat Anggota  salah satu perlengkapan organisasi koperasi yang
memegang kekuasaan tertinggi, sekurang2nya 1x dalam setahun dan dapat
diadakan sewaktu2; Dalam Rapat Anggota ditetapkan : Anggaran Dasar
Koperasi, kebijakan koperasi, memilih, mengangkat dan memberhentikan
pengurus, badan pemeriksa dan penasehat, menetapkan rencana kerja,
anggaran belanja, menetapkan neraca, dan kebijakan pengurus dalam
organisasi dan perusahaan.
3. Pengurus Koperasi  Sepertiga anggota pengurus koperasi yang dapat
dipilih bukan dari anggota koperasi, sedangkan sisanya dari anggota
koperasi;
4. Badan Pemeriksa  dipilih oleh Rapat Anggota Khusus dari anggota
koperasi; Jabatan Badan Pemeriksa tidak boleh dirangkap, bertanggung
jawab kepada Rapat Anggota, tugasnya adalah memeriksa tata kehidupan
koperasi, kebijakan pengurus, pembukuan dan catatan kekayaan koperasi.
Jenis Koperasi berdasarkan fungsi :
1. Koperasi Konsumsi  untuk memenuhi kebutuhan sehari2 para anggotanya;
2. Koperasi Jasa  memberikan jasa ”keuangan/pinjaman” bagi para
anggotanya;
3. Koperasi Produksi  memproduksi barang tertentu dan memasarkan hasil
produksi para anggotanya (anggota koperasi terdiri atas orang2 yang
memproduksi barang sejenis)
Jenis Koperasi berdasar Tingkat dan Luas Daerah Kerja
1. Koperasi Primer  Koperasi yang beranggotakan paling sedikit 20 orang;
2. Koperasi Sekunder  Koperasi yang beranggota badan2 koperasi dan
mempunyai daerah kerja lebih luas dari Koperasi Primer  (1) Koperasi
Pusat : beranggotakan paling sedikit 5 Koperasi Primer; (2) Gabungan
Koperasi : beranggotakan paling sedikit 3 Pusat Koperasi; (3) Induk Koperasi
: beranggotakan paling sedikit 3 Gabungan Koperasi.
Yayasan
Merupakan badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan; Tujuan pendirian
bukan mencari keuntungan, melainkan usaha2 yang bersifat sosial  Yayasan
Panti Asuhan, Yayasan Panti Jompo, Yayasan Cacat Tuna Netra, dll.
LOKASI PERUSAHAAN
Keputusan penentuan lokasi perusahaan harus diambil apabila :
1. Perusahaan baru akan didirikan
2. Melakukan perluasan/ekspansi usaha
3. Harus pindah karena lokasi saat ini menjadi tidak ekonomis atau adanya
peraturan pemerintah
Jenis2 lokasi perusahaan :
1. Lokasi perusahaan yang terikat dengan alam  perusahaan pertambangan
7
2. Lokasi perusahaan berdasarkan sejarah  kerajinan perak, batik
3. Lokasi perusahaan yang ditetapkan oleh pemerintah  kawasan industri
4. Lokasi perusahaan yang dipengaruhi oleh daktor2 ekonomi  ketersedian
bahan baku/mentah, tenaga kerja, sarana pengangkutan
Tujuan penentuan lokasi perusahaan adalah supaya perusahaan dapat
beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien  harus dipertimbangkan faktor2
yang mempengaruhi besarnya biaya produksi, biaya distribusi, pemenuhan
sasaran penjualan (dapat menyediakan dan menyerahkan barang2 tepat pada
waktunya dengan jumlah, kualitas, serta harga yang layak dan masih dapat
keuntungan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi perusahaan :
1. Faktor-faktor primer :
a.
Letak pasar
b.
Letak sumber bahan mentah
c.
Terdapatnya fasilitas pengangkutan/transportasi
d.
Pasokan tenaga kerja
e.
Terdapatnya pembangkit tenaga listrik
2. Faktor-faktor sekunder :
a. Rencana masa depan
b. Biaya dari tanah dan bangunan
c. Kemungkinan perluasan
d. Terdapat fasilitas layanan (Service Industries) dan fasilitas umum
e. Terdapat lembaga keuangan
f. Persediaan air
g. Tinggi rendahnya tingkat pajak dan Undang2 perburuhan
h. Sikap masyarakat
i. Iklim
j. Keadaan tanah
Aglomerasi dan Deglomerasi
Aglomerasi  kecenderungan perusahaan untuk berdekatan atau
mengelompok.
Seringkali terlihat di daerah2 tertentu terjadi pengelompokan beberapa
perusahaan, sehingga daerah tersebut menjadi daerah khusus industri.
Deglomerasi  kecenderungan perusahaan untuk memisahkan diri dari suatu
kelompok atau daerah tertentu.
Sebab2 munculnya aglomerasi :
1. Tersedianya tenaga trampil di daerah tertentu yang dibutuhkan oleh
perusahaan
2. Perkembangan perusahaan dari perusahaan kecil menjadi perusahaan besar
3. Diferensiasi, pemisahan kegiatan produksi menjadi beberapa tempat
4. Perusahaan yang satu menjadi daya tarik perusahaan lain
5. Munculnya perusahaan baru yang mengolah bahan yang dihasilkan
perusahaan lain yang sudah ada  aglomerasi primer : apabila pertambahan
usaha baru oleh perusahaan sendiri di samping usahanya yang telah ada;
aglomerasi sekunder : dilakukan oleh perusahaan lain yang muncul kemudian
untuk melayani perusahaan yang telah ada.
Sebab2 terjadinya deglomerasi :
1. Harga tanah di daerah perkotaan semakin mahal, sehingga sulit memperluas
usaha;
2. Tanah di dalam kota dijadikan pemukiman dan perkantoran oleh pemerintah
akibat pertambahan jumlah penduduk
3. Transportasi dan sarana jalan makin membaik sehingga orang lebih mudah
mengambil keputusan memindahkan perusahaan ke pinggiran kota, sebab
tanah masih luas dan lebih murah
4. Meningkatnya upah buruh
MANAJEMEN BISNIS
Perubahan Bisnis Dewasa Ini
Masa sekarang ini adalah saatnya perubahan yang besar dan cepat
terjadi pada semua aspek bisnis. Perubahan bisnis tersebut dapat diindikasikan
sbb. :
 Produk dan jasa yang telah lama mapan dan terkenal di masa lalu, ternyata
kini menghilang, dan produk yang sama sekali baru muncul.
 Pebisnis mengalami perubahan dalam sikap, praktik, dan pola kehidupan
guna memenuhi permintaan yang berubah dari pelanggan, karyawan, dan
masyarakat; Teknik manajemen yang baru dan lebih baik sebagai hasil dari
pengertian yang lebih baik mengenai bagaimana dan mengapa orang
bertindak sebagaimana yang dilakukannya; Perubahan ini semua
memberikan tantangan untuk mencoba segala sesuatu yang baru, mengubah
karier, dan beraspirasi untuk mencapai posisi yang baru dan lebih tinggi.
Intinya adalah : banyak peluang terbuka bagi orang2 yang berjiwa pemberani
dalam mengambil resiko, cakap, terdidik, berwawasan ke depan, optimistis,
energik, dan bermotivasi tinggi, serta mampu mengubah ancaman dan tantangan
yang menghadang menjadi peluang bisnis.
Tips Bisnis
Bagaimana Persaingan Mengubah Bisnis
Bisnis Tradisional
Bisnis Kelas Dunia
* Kepuasan pelanggan
* Mempesonakan pelanggan
8
* Berorientasi pelanggan
* Berorientasi pelanggan &
pemangku kepent
* Berorientasi laba
* Berorientasi laba dan sosial
* Etika reaktif
* Etika proaktif
* Orientasi produk
* Orientasi etika dan layanan
* Fokus manajerial
* Fokus pelanggan
Bentuk kepemilikan bisnis
Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan keputusan manajemen
yang sangat penting, karena dapat menentukan (atau paling tidak berpengaruh)
terhadap tingkat keberhasilan dan kegagalan bisnis yang dijalankan.
Untuk memilih bentuk organisasi dan kepemilikan yang terbaik, orang
harus menganalisis dan mempertimbangkan keuntungan (kelebihan) dan
kerugian (kelemahan) relatif. Kriteria2 yang menentukan dalam pembuatan
keputusan :
 Jenis usaha, apakah bergerak di bidang pabrikasi (industri pengolahan),
perdagangan, atau jasa;
 Ruang lingkup operasional, menyangkut volume usaha & luas wilayah yang
dilayani;
 Jumlah modal yang dibutuhkan untuk pembangunan awal dan perluasan;
 Besarnya resiko dan kesediaan pihak pemilik untuk memikul kewajiban
pribadi atas hutang perusahaan;
 Tingkat pengendalian langsung dan manajemen yang dikehendaki oleh para
pemilik;
 Pembagian keuntungan di antara para pemilik;
 Berapa lama (umur) dari usaha yang diinginkan;
 Kebebasan relatif dari peraturan pemerintah.
Varian dari bentuk kepemilikan bisnis dapat dibedakan atas :
1. Perusahaan Perseorangan (Sole Proprietorship)  sebuah usaha yang
dimiliki dan dioperasikan oleh satu orang;
2. Perkongsian (General Partnership)  hubungan usaha secara kontrak
yang diikuti oleh 2 (dua) hingga 20 orang, dengan maksud untuk
menjalankan usaha guna mendapatkan keuntungan  ciri yang menonjol
adalah pengumpulan sumberdaya secara sukarela dari beberapa orang ke
badan usaha yang dibentuk (jumlah modal yang ditanamkan tidak perlu
sama)  beberapa partner tidak menanamkan dana dan sebagai gantinya
mereka menyumbangkan hanya jasa atau namanya  di Indonesia yang
mirip ini adalah Firma (Fa);
3. Perkongsian Terbatas (Limited Partnership)  bentuk dimana seorang
mitra (partner) atau lebih (akan tetapi tidak semuanya) bertanggungjawab
atas hutang perusahaan hanya sebatas investasi yang ditanamkan 
membantu mitra umum (general partner) untuk menarik investasi dari orang
yang tidak menghendaki tanggung jawab tak terbatas, atau orang yang tidak
bersedia membantu manajemen perusahaan  di Indonesia yang mirip
bentuk ini adalah perusahaan komanditer / CV
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Korporasi (Corporations)  badan usaha yang didirikan secara legal yang
merupakan badan hukum tersendiri dan terpisah dari para pemiliknya 
badan usaha ini memiliki semua hak seperti yang dimiliki oleh seseorang,
seperti : membentuk usaha lain, meminjam dan memberi pinjaman, menjual
dan membeli, membuat perjanjian (kontrak), memiliki properti, melakukan
transaksi bisnis, menuntut dan dituntut atas namanya sendiri  dijumpai
pada bisnis yang berskala menengah dan besar, pemegang saham menjadi
pemilik perusahaan memilih Dewan Direksi (sebagian atau seluruhnya
mungkin pemegang saham)  Ketua Eksekutif (Chief Executive Officer –
CEO) / Direktur Utama diangkat oleh Dewan Direksi; Jenis dan tingkatan
Korporasi :
 Perusahaan Publik
 Perusahaan Pemerintah (Negara)
 Perusahaan Swasta
 Perusahaan Kuasi- Publik (quasi- public corporations)
 Perusahaan Nirlaba (nonprofit corporations)
 Perusahaan Profesional (professional corporations) dan perusahaan jasa
(services corporation)
Usaha Patungan (joint ventures)  seringkali disebut sebagai proyek
bersama, adalah sebuah bentuk kemitraan (partnership) perusahaan dan
dibentuk oleh dua perusahaan atau lebih untuk menggarap sebuah proyek
tertentu.
Sindikat (sindicate)  mirip usaha patungan, yaitu sebuah usaha yang
dibentuk oleh beberapa perusahaan untuk sebuah maksud tertentu  istilah
sindikat dipergunakan di bidang keuangan : sekelompok investment bankers
menggabungkan sumberdaya mereka dan melakukan penjaminan emisi
(underwriting) atas penerbitan obligasi dari sebuah perusahaan, salah
seorang anggota sindikat dipilih menjadi Manajer Sindikat, dan sindikat ini
akan berakhir setelah penerbitan sekuritas (emisi) telah berhasil sepenuhnya
direalisasikan;
Koperasi (cooperatives)  sebuah badan usaha dimana para pemiliknya
(pengguna-anggota) mendapatkan kembali sisa hasil usahasesuai dengan
partisipasinya;
Trust  sebuah pengaturan yang mengambil kepemilikan secara yurudis
dari aset pribadi dan mengelolanya untuk kepentingan mereka yang
mendirikan trust atau untuk orang lain yang ditunjuk  dibentuk hanya untuk
jangka waktu tertentu  trust yang dikelola oleh seorang trustee menerima
aset tertentu dari orang2 yang mendirikannya dan dikelola bagi kepentingan
mereka.
Perusahaan Anak dan Induk  merupakan hubungan perusahaan anak
dan induk  perusahaan anak adalah perusahaan yang dimiliki oleh
perusahaan lainnya (perusahaan induk)  contoh : Perusahaan Induk
PepsiCo dengan anak perusahaan PepsiCola, Frito-Lay, Kentucky Fried
Chicken, Pizza Hut, Taco Bell.
9
10. Esop (Employee Stock Ownership Plan)  sebuah pengaturan dimana
perusahaan dimiliki oleh para karyawan yang bekerja di perusahaan 
sebuah ”trust” yang dibentuk atas nama karyawan.
11. Korporasi-S (S-corporation)  dibentuk di Amerika Serikat pada tahun
1958, guna membantu perusahaan berskala kecil dan sekaligus membantu
agar dapat bersaing dengan lebih baik (menghindari pajak ganda, KorporasiS dapat menikmati semua keunggulan dari korporasi dan kemudahan dalam
pengalihan kepemilikan);
12. Keiretsu  bentuk kepemilikan yang khusus (di Jepang dan berperan dalam
keberhasilan bisnis Jepang) untuk menggambarkan aliansi industri berjangka
panjang atau kelompok bisnis yang menjalin bersama berbagai bisnis yaitu
perusahaan2 industri, pemasok, dan pembiayaan untuk kepentingan
bersama  Contoh : Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo  Mitsubishi, yang
terbesar, teridiri atas ratusan perusahaan independen, perusahaan2 grup
Mitsubishi terkait dengan kepemilikan silang (kepemilikan minoritas satu
sama lain), hubungan bisnis jangka panjang, anggota direksi bersilang satu
sama lain.(Innerlocking Directorates), usaha patungan, serta hubungan
sosial dan historis; Keiretsu mengandalkan diri pada kerjasama di antara
kelompok industrialis, pemasok, dan perusahaan pembiayaan;
13. Perusahaan bersama (Mutual Company)  sebuah perusahaan yang
tidak menerbitkan saham dan dimiliki oleh para pemegang polis atau
deposan, yang mana hasil lebih dari usahanya (keuntungan), jika ada,
dibagikan kepada para pemiliknya dalam bentuk saham. Di Indonesia
contohnya : Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.
14. Pertumbuhan Perusahaan (Corporate Growth)  sebuah perusahaan
dapat bertumbuh melalui dua jalan : (1) tumbuh secara internal melalui
efisiensi operasional yang lebih tinggi, atau (2) menguasai atau mengakuisisi
perusahaan2 lain. Contoh : Ford Motor Company yang tumbuh melalui
ekspansi usaha internal dengan terus menerus menginvestasikan kembali
keuntungan perusahaan; General Motor bertumbuh dengan membeli
perusahaan2 pesaing.
15. Waralaba (Franchises)  perjanjian waralaba adalah merupakan
pengaturan dimana seseorang dengan gagasan bagus bagi sebuah
perusahaan (disebut franchiser) menjual hak untuk menggunakan nama
perusahaan dan menjual produk atau jasa (objek franchise) kepada pihak
lain (franchisee) di suatu wilayah tertentu.
Bisnis Internasional
Perdagangan antar negara telah ada sejak ratusan tahun lalu, namun
semenjak Perang Dunia II dengan telah membaiknya fasilitas transport, volume
kegiatan bisnis internasional meningkat secara signifikan. Berbagai perusahaan
dari Eropa dan Amerika Serikat melalui kemajuan teknologi yang
dikembangkannya dan jaringan bisnis yang dikuasainya dapat melanggengkan
kedudukan yang dominan dalam era globalisasi.
Perkembangan selanjutnya selama dua dasawarsa terakhir barang2 yang
diproduksi oleh perusahaan2 dari Asia Pasifik dengan cepat telah mengejar
barang2 dari negara Barat. Barang2 seperti mobil, TV, dan VCR produksi
Jepang dijumpai di hampir semua negara di dunia. Langkah yang dipelopori
Jepang ini kemudian dibuntuti oleh Korea Selatan, Taiwan, dan Hongkong.
Meningkatnya peranan kawasan Asia Pasifik di arena bisnis dunia
ditandai dengan fakta2 berikut :
 Dalam daftar Korporasi terbesar kelas dunia, termasuk Fortune 500 pada
1991, sebanyak 119 korporasi berasal dari Jepang, 13 dari Korea Selatan
(Daewo, Lucky Goldstar, Hyundai, Ssangyong, dll), masing2 satu dari Taiwan
(Chinese Petroleum), Malaysia (Petronas), dan Thailand (Petroleum Authority
of Thailand);
 Perbankan Jepang kini mendominasi 20 bank terbesar di dunia (Dai-ichi
Kangyo, Sumitomo, Fuji, dan Sanwa telah menggantikan posisi keuangan
raksasa seperti Bank of America dan Chase Manhattan)
Trend dalam Bisnis Internasional
Di masa lampau perusahaan internasional memiliki operasi utama di
negara asalnya (Etnosentris : pandangan bahwa kantor pusatnya sendiri sebagai
sumber utama dari modal, pasar, tenaga manajerial, dan prosedur hukumnya),
para manajer senior dikirim dari dikirim dari kantor pusat sedangka staf
pendukung direkrut dari negara tuan rumah masing2.
Pada tahun2 belakangan perusahaan internasional berubah menjadi lebih
mengarah ke pandangan yang bersifat geosentris (menganut pendekatan global
yang menyesuaikan praktek manajerial menurut budaya dan lingkungan di
negara2 tuan rumah, merekrut para manajer lokal yang mampu mengelola
perusahaan tanpa mengorbankan standar tinggi yang diterapkan kantor pusat).
Lebih Banyak Investasi di Asia
Hingga dasawarsa 60-an negara2 Barat menjadi investor utama (MNC
dari AS, Inggeris, Perancis, dan Jerman).
Dalam dua dasawarsa berikutnya terjadi ”trend baru” yaitu meningkatnya
investasi dari negara2 Asia terutama Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
Barang2 produksi Asia yang dijual di luar kawasan seperti : Toyota,
Honda, Mitsubishi, Nissan, Daewoo, Hyundai, Sony, Lucky Goldstar, Samsung,
Tatung, Acer telah merambah ke seantero dunia. Sedangkan merek2 dari dunia
Barat banyak diproduksi di Asia berdasarkan prinsip Waralaba. Di lain pihak,
perusahaan Jepang juga mendirikan pabrik2 patungan di Amerika Serikat untuk
memproduksi mobil kemudian di ekspor kembali (reekspor).
Munculnya Internasionalisme
10
Manajer dalam Bisnis Internasional
Tanggung jawab manajer perusahaan internasional jauh lebih kompleks
dibanding manajer domestik, karena harus menangani lingkungan internasional
yang komponen dasarnya (politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya) berbeda2
kondisinya di setiap negara.
Keputusan untuk mendirikan pabrik di luar negeri tergantung pada banyak
faktor seperti stabilitas politik, sikap masyarakat dan pemerintah terhadap
perusahaan asing, selera, adat-istiadat, tingkat dan sistem pengupahan,
tersedianya tenaga listrik dan air, telekomunikasi, prasarana jalan, bandara,
pelabuhan, dan sistem transportasi.
Dasar2 Bisnis Internasional
 Neraca Perdagangan : selisih antara ekspor dan impor.
Perdagangan surplus (Neraca Perdagangan menguntungkan) berarti ekspor
yang nilainya lebih besar dibanding impor.
Perdagangan defisit (Neraca Perdagangan tidak menguntungkan) berati
impor yang nilainya lebih besar dibanding ekspor.
 Neraca Pembayaran suatu negara : keseluruhan aliran uang yang masuk
dan keluar pada sebuah perekonomian (negara)  hutang luar negeri,
bantuan luar negeri, keuntungan atau deviden yang diterima dari investor
internasional.
Negara yang mengalami ”defisit Neraca Pembayaran” biasanya berusaha
untuk mengurangi impor atau meningkatkan ekspor, atau menyesuaikan
investasi di luar negeri. Kebijakan men”devaluasi” mata uangnya bertujuan
agar barang2 yang dihasilkan bisa lebih murah di luar negeri dan sebaliknya
barang2 luar negeri menjadi lebih mahal di pasar domestik.
 Nilai Tukar (kurs)
: nilai (harga) mata uang sebuah negara dalam
hubungannya dengan mata uang dari negara2 lain.
Devaluasi adalah pengurangan nilai tukar mata uang sebuah negara.
Nilai tukar mengambang adalah nilai tukar sebuah mata uang yang ditentukan
oleh kekuatan2 permintaan dan penawaran di pasar uang internasional.
Pendorong Bisnis Internasional
Banyak negara yang berupaya untuk mendorong peningkatan
perdagangan dan investasi internasional dengan melakukan langkah2 sbb. :
 Pembentukan Zona Perdagangan Bebas  sebuah wilayah khusus di
suatu negara dimana barang2 luar negeri boleh diimpor tanpa perlu
membayar bea masuk  dalam zona ini para pekerja mengemas kembali
atau memproses barang2 impor untuk kemudian di re-ekspor.
Keuntungannya adalah : (1) pasar domestik tidak terpengaruh, (2)
kesempatan/peluang kerja bagi pekerja lokal;
 Zona Ekonomi Khusus  pembukaan zona dengan pemberian konsesi
istimewa berupa : penggunaan lahan, insentif pajak, pembebasan bea masuk
atas bahan2 dan mesin yang diimpor, repatriasi keuntungan yang bebas 
untuk menarik minat para investor (terutama asing) agar terdorong
membangun pabrik dan berbisnis di zona.
Contoh : Cina membuka beberapa zona ekonomi khusus di sepanjang
wilayah pantai (Shenzhen, Zhuhai, Shantou  dekat Hongkong dan Xiamen
dekat Taiwan);

Lembaga Keuangan  banyak negara memiliki bank ekspor-impor yang
mengkhususkan perdagangan internasional dan pembiayaan untuk kegiatan2
semacam itu. Badan2 promosi khusus juga didirikan guna mendorong
perdagangan dan investasi internasional (contoh : Trade Develompent Board
dan Economic Development Board). International Monetary Fund (IMF)
sebagai sebuah organisasi PBB membantu negara2 dalam menstabilkan nilai
tukar mata uangnya; The World Bank (IBRD) membantu negara2
berkembang dalam pembangunan ekonomi; International Finance
Corporation (IFC) yang merupakan afiliasi dari Bank Dunia, melakukan
investasi berupa proyek2 di negara2 berkembang; International Development
Association (IDA) – afiliasi lain dari Bank Dunia, memberikan fasilitas
pinjaman kepada negara2 berkembang.
Hambatan dalam Bisnis Internasional
Meskipun teknologi telah maju, masih banyak pengusaha khususnya bagi
mereka yang kurang memahami liku2 bisnis dan kondisi dunia luar, pada
umumnya mengalami hambatan/perintang dalam pengembangan bisnis
internasional sbb. :
1. Perbedaan praktek manajemen
Manajemen (domestik) yang bagus belum tentu berhasil diterapkan di luar
negeri, karena perbedaan pengharapan dan cara melakukan bisnis. Contoh :
negosiasi lebih lama karena birokrasi, perbedaan bahasa, dan budaya
setempat;
2. Informasi pasar yang kurang memadai
Di negara2 berkembang informasi pasar tidak tersedia, sulit didapat atau tidak
terpercaya;
3. Ketidakstabilan politik
Di negara2 Eropa dan Amerika Utara politiknya stabil, kebijakan ekonomi
berubah ketika pemerintahan baru terbentuk, akan tetapi kegiatan bisnis
berlangsung biasa. Di negara berkembang pemerintah berkuasa dapat
tumbang karena kudeta, dan kebijakan pemerintah akan berubah sangat
drastis;
4. Hambatan prasarana ekonomi
Di negara maju, sistem transportasi darat, laut, dan udara menunjang
mudahnya distribusi barang dan jasa; tersedianya fasilitas pos dan
telekomunikasi yang efisien memudahkan kegiatan bisnis. Di banyak negara
11
berkembang, berbagai fasilitas mungkin tidak tersedia, sangat mahal atau
tidak efisien;
5. Pengendalian devisa
Keuntungan investor dapat terpangkas nilainya sebagai akibat devaluasi mata
uang lokal atau sebagai akibat inflasi yang tinggi; Adanya kebijakan yang
tidak memperbolehkan pengusaha mengirimkan keuntungannya ke negara
asal, atau tidak diperbolehkan untuk mengkonversikan keuntungan tsb dari
mata uang lokal ke $ dollar atau mata uang keras lainnya;
6. Restriksi tarif dan perdagangan
Perdagangan internasional dipengaruhi oleh restriksi dalam tarif dan
perdagangan yang dikenakan oleh negara pengimpor.Tarif yaitu pajak yang
dibebankan pada impor
Ada dua macam tarif, yaitu (1) Tarif Pendapatan dimaksudkan untuk
meningkatkan penghasilan pemerintah, dan (2) Tarif Proteksi dimaksudkan
untuk menaikkan harga akhir barang impor; Untuk melindungi barang hasil
produksi domestik dengan membuat lebih kompetitif terhadap barang impor
diberlakukan ”Tarif Bea Masuk yang lebih tinggi”.
7. Kuota Impor
Kuota yang ditetapkan oleh negara pengimpor dengan maksud untuk
membatasi jumlah impor untuk barang tertentu. Tujuan utamanya adalah
untuk melindungi barang yang sejenis yang diproduksi di dalam negeri.
Bentuk ekstrim kuota adalah Embargo, yaitu pelarangan total terhadap impor
suatu barang.

Kontrak manajemen  sebuah perusahaan menjual jasa manajemen untuk
mengoperasikan sebuah fasilitas (unit produksi atau pabrik) yang dimiliki oleh
pihak lain  contoh : Marriot Corporation yang menerima ”fee” manajemen
untuk mengoperasikan hotel di berbagai negara.
Kontinum Keterlibatan Internasional
Berdasarkan tingkatan keterlibatan di arena bisnis internasional,
organisasi dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu :
1. Tingkat I : Organisasi Domestik
Perusahaan yang beroperasi dalam sebuah negara tunggal  kebanyakan
perusahaan berskala kecil yang mendapatkan sumber daya, memproduksi,
dan menjual produknya terbesar dari kegiatan bisnis berlangsung di dalam
negeri (kadangkala bisa juga melakukan penjualan internasional atau
mendapatkan sumber daya dari pihak luar negeri.
2. Tingkat 2 : Organisasi Internasional
Perusahaan yang terutama berbasis di dalam sebuah negara saja, namun
memiliki transaksi internasional yang berarti dan kontinu.
3. Tingkat 3 : Organisasi Multinasional
Perusahaan Multi Nasional (PMN) mewakili tingkat ketiga dalam keterlibatan
internasional;
4. Tingkat 4 : Organisasi Transnasional
Perusahaan Transnasional (PTN) merupakan perusahaan dengan
keterlibatan internasional paling tinggi (maksimal).
LINGKUNGAN BISNIS
Perdagangan Luar Negeri dan Bisnis Internasional
Perdagangan Internasional merupakan bagian (subset) dari Bisnis
Internasional yang meliputi lingkup yang lebih luas, termasuk jasa2 seperti
transportasi (darat, laut, udara), pariwisata, telekomunikasi, perbankan, asuransi,
perusahaan pembiayaan, anjak piutang, sewa-beli, dan penanaman modal baik
secara langsung (foreign direct investment) maupun tidak langsung (portfolio
investment).
Suatu perusahaan dapat melibatkan diri dalam bisnis internasional secara
langsung dengan jalan mendirikan cabang atau anak perusahaan di negara lain
 go international, alternatifnya adalah :
 Usaha patungan (joint venture)  pengaturan di antara dua negara yang
berbeda untuk memasarkan, merakit, atau memproduksi suatu barang;
 Pemberian hak lisensi (licensing arrangement)  pihak licensor asing
memperkenankan pihak licensee lokal untuk menggunakan hak paten, merek
dagang, proses pengolahan, teknologi, hak cipta, atau jasa teknis mereka.
 Turnkey project  sebuah perusahaan internasional menyusun desain
(rancangan) dan membangun seluruh operasi. Setelah proyek selesai,
kemudian menyerahkan manajemen kepada tenaga lokal yang telah dilatih
sebelumnya.
12
LINGKUNGAN UMUM
KONDISI SOSIAL BUDAYA
KONDISI
EKONOMI
LINGKUNGAN KHUSUS
Pesaing
Pelanggan
Pemasok
KONDISI
TEKNOLOGI
Organisasi
(PT. XYZ)
Pembuat Peraturan
Serikat Pekerja
Pemegang Saham
KONDISI
HUKUM & POLITIK
LINGKUNGAN INTERNAL BISNIS
KONDISI
LINGKUNGAN
Lingkungan Umum
1. Kondisi Ekonomi  kondisi umum dari perekonomian yang berkaitan
dengan suku bunga, inflasi, konvertibilitas mata uang, tingkat penghasilan per
kapita, produk domestik bruto, kebijakan moneter dan fiskal, sistem
perpajakan, penduduk, pengangguran, tingkat upah, dan indikator ekonomi
lainnya yang berkaitan;
2. Kondisi Sosial Budaya  kondisi umum dari nilai2 sosial budayayang
berlaku mengenai hak azasi manusia, adat istiadat, norma, nilai,
kepercayaan, bahasa, sikap, perilaku, agama, selera, ethos kerja, aspirasi,
trend pendidikan, dan lembaga sosial terkait;
3. Kondisi Hukum Politik  ideologi politik, partai dan organisasi politik,
bentuk pemerintahan, hukum, undang2 dan peraturan pemerintah yang
mempengaruhi transaksi bisnis, perjanjian dengan negara lain, hak paten dan
merk dagang;
4. Kondisi Tekonologis  kondisi umum dari pengembangan dan tersedianya
teknologi di dalam lingkungan, termasuk kemajuan iptek;
5. Kondisi Lingkungan Alam  kondisi umum dari alam dan kondisi
lingkungan fisik.
Lingkungan Khusus
1. Pelanggan  kelompok, individu, dan organisasi konsumen atau nasabah
tertentu yang membeli barang dan atau menggunakan jasanya;
2. Pemasok  pemberi SDM, informasi, dan keuangan serta bahan mentah
tertentu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi;
13
3. Pesaing  organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang
sama atau serupa kepada kelompok konsumen atau nasabah yang sama;
4. Pembuat Peraturan  badan2 atau perwakilan2 pemerintah tertentu pada
tingkat lokal (kabupaten), daerah (propinsi) dan pusat (nasional) sebagai
penegak hukum dan peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan
operasional organisasi;
5. Serikat pekerja  organisasi yang menghimpun para pekerja untuk
memperjuangkan aspirasi para anggotanya;
Peranan Pemerintah yang berpengaruh terhadap bisnis
1. Peraturan Pemerintah
 Perlindungan atas persaingan  UU Antitrust
 Perlindungan atas lingkungan  UU keselamatan Kerja
 Perlindungan atas konsumen  Label untuk produk makanan,
kedaluarsa
 Regulasi dan deregulasi  regulasi dan deregulasi perbankan
2. Pemerintah sebagai pesaing
 Perusahaan milik pemerintah (BUMN/BUMD) sebagai pesaing bagi
swasta
3. Pemerintah sebagai stabilisator ekonomi
 Kebijakan pemerintah melalui APBN untuk mempengaruhi kestabilan dan
pertumbuhan ekonomi
4. Pemerintah sebagai pendukung
 Program untuk menunjang golongan ekonomi lemah, misalnya : subsidi
pupuk untuk petani, bantuan untuk usaha menengah, kecil dan mikro
(UMKM)
5. Pemerintah sebagai pelanggan
 Pemerintah sebagai konsumen bagi produk dan jasa dalam
perekonomian seperti tercermin dalam APBN
6. Pemerintah sebagai pengurus rumah tangga
 Pemerintah memberikan banyak pelayanan kepada dunia usaha,
misalnya : perijinan, sanitasi, pembuangan kotoran, dsb
7. Pemerintah sebagai Penarik Pajak
 Pajak adalah biaya untuk menjalankan bisnis. Pajak dapat pula
digunakan sebagai insentif ekonomi agar pelaku bisnis bergerak ke arah
yang dikehendaki pemerintah.
Lingkungan dan Keunggulan Daya Saing
Perhatian pihak manajemen dalam menangani lingkungan eksternal yang
kompleks dan terus-menerus berubah semakin dipusatkan pada konsep
keunggulan daya saing (Schermerhorn, 1996).
Keunggulan daya saing  merupakan kompetensi atau kelebihan tersendiri
(khusus) untuk memenangkan pasar, yaitu kelebihan tertentu yang
memungkinkan suatu organisasi dapat menangani kekuatan2 pasar dan
lingkungan secara lebih baik daripada para pesaingnya.
 Perekonomian
Tidak ada satu organisasipun yang kebal terhadap pengaruh dari faktor2
ekonomi, terlebih pada dewasa ini, dimana persaingan untuk memburu konsumen
dan mendapatkan sumber daya yang langka semakin keras. Oleh karana itu, para
manajer masa kini harus paham dan mengikuti serta responsif terhadap
perkembangan perekonomian dunia.
Para manajer harus mengarahkan perusahaan untuk bersaing dan
memenangkannya, baik pada saat ekonomi sedang mengalami resesi maupun
ketika ekonomi mengalami pertumbuhan  tidak hanya bersaing antar
perusahaan2 saja, tetapi juga keunggulan bersaing dari bangsa2.
 Isu Sosial Budaya
Para manajer harus senantiasa sadar, bahwa pada dewasa ini mereka
harus siap bekerja dalam era multikultural (multiculturalism) dan keberagaman
angkatan kerja (workforce diversity).
Seorang manajer harus membuat keputusan yang baik ketika merekrut dan
menyeleksi pekerja dari sumber tenaga kerja, baik dari eksternal maupun internal;
Manajer harus menciptakan dan menjaga kondisi kerja yang memungkinkan para
pekerja mencapai produktivitas yang tinggi; Manajer yang baik harus paham
bahwa pekerja yang berbakat dan rajin merupakan hal yang sangat penting untuk
keunggulan daya saing jangka panjang.
 Aspek Hukum-Politik
Segala upaya yang dilakukan oleh para manajer guna mengejar
keunggulan daya saing harus dilakukan dengan cara2 yang sesuai dengan
harapan masyarakat, yaitu tetap menjunjung etika dan tanggung jawab sosial,
serta berada dalam kerangka hukum dan peraturan pemerintah yang mendukung
pengharapan tersebut.
Manajer harus memahami adanya perlindungan hukum yang berkaitan dengan
serikat pekerja, praktek hubungan kerja yang adil, kesehatan dan keamanan
kerja, serta lingkungan hukum yang mempengaruhi operasi perusahaan, seperti
perlindungan konsumen, perlindungan lingkungan dan hak azasi.

Aspek Teknologi
Dalam era teknologi informasi ini, penggunaan informasi teknologi
merupakan tema kunci keseharian; komputer dan teknologi informasi terus
memperluas pengaruhnya pada proses manufakturing dan pelayanan;
keunggulan daya saing melalui teknologi akan merupakan kunci pendorong bagi
organisasi pada beberapa tahun mendatang.
 Lingkungan Alam
Environmenttalisme adalah ekspresi dan demonstrasi dari kepedulian
masyarakat mengenai kondisi lingkungan alami dan fisik. Bumi kita menderita
kerusakan ekologi yang disebabkan oleh limbah racun, hujan asam, pemanasan
global, berkurangnya keragaman kehidupan dan fenomena lainnya (juga
14
menderita karena kecelakaan industri, seperti malapetaka nuklir Chernobyl dan
tumpahnya minyak di Alaska).
Isu2 mengenai lingkungan menduduki peringkat kedua tertinggi pada
prioritas sosial setelah pendidikan  hasil survey menunjukkan bahwa dunia
usaha harus mengambil peran aktif dalam memecahkan permasalahan
lingkungan yang kini dihadapi masyarakat dunia. Para pemimpin bisnis dan
pemerintahan yang berwawasan progresif mengakui bahwa sejumlah besar
industri di dunia mengandalkan sumber daya alam untuk basis produk yang
dihasilkannya, yaitu minyak dan gas, hasil hutan dan logam.
Para pemimpin bisnia dan pemerintahan mengerti besarnya potensi untuk
pemasaran hijau (green marketing) yang melibatkan penjualan produk2 yang
ramah lingkungan, mengerti berkembangnya tekanan terhadapa industrialis pada
“design for the environment”, yakni mendesain barang yang memenuhi kriteria “3
R”, yaitu mengurangi (R dari “reduce”) jumlah suku cadang, memakai kembali (R
dari “reuse”) suku cadang, dan mendaur ulang (R dari “recycle”) suku cadang.

Lingkungan Internal
 Visi-misi  gambaran kondisi atau potret di masa depan (berjangka panjang)
yang akan dituju (diinginkan) oleh suatu organisasi.
Misi  pernyataan mengenai maksud dan filosofi organisasi atau alasan
mengapa suatu organisasi eksis.
Setiap tingkatan manajemen : harus memahami sepenuhnya apa yang
menjadi visi dan misi organisasi.
Setiap unit kerja (devisi, departemen, pabrik) : harus memiliki tujuan jelas
yang selaras dengan visi dan misi.
 Budaya Perusahaan  merupakan iklim sosial dan psikologis dari suatu
perusahaan, dan wujudnya bisa merupakan budaya yang tertutup (keputusan
cenderung dibuat oleh tingkatan yang lebih tinggi dalam manajemen :
manajer kurang percaya pada bawahan, banyak kerahasiaan di seluruh
jajaran organisasi, dan karyawan tidak terdorong untuk berkreasi
memecahkan masalah) atau terbuka (keputusan dibuat pada tingkatan
manajer yang lebih rendah : kepercayaan dan dorongan berkreasi dalam
pemecahan masalah cukup besar)
Budaya  sistem dari kebersamaan, nilai, kepercayaan, dan kebiasaan di
dalam suatu organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal yang
menghasilkan norma perilaku dalam organisasi.
 Gaya Manajemen  sikap dan preferensi atasan mempengaruhi
pelaksanaan tugas. Masalahnya bisa timbul bila gaya manajerial dari manajer
yang lebih tinggi berbeda dengan manajer tingkat bawahnya.
 Kebijakan  Kebijakan menetapkan batasan sebagai arahan dalam
membuat keputusan  kebijakan yang dibuat oleh manajer tingkat bawah
harus selaras dengan kebijakan dari manajer yang lebih tinggi. Kebijakan
seringkali dimaksudkan untuk menjamin konsistensi dalam praktik, misalnya
mengenai kapan dan bagaimana kinerja dinilai.
Kebijakan Kualitas Lingkungan (Procter & Gamble ; P & G)
Produk yang berkualitas dan bernilai unggul yang memenuhi kebutuhan
konsumen global (meningkatkan kualitas lingkungan dari produk, kemasan, dan
operasi di seluruh dunia), P & G menyampaikan kebijakan yang ditempuh, sbb. :
1. Menjamin produk, kemasan dan operasi aman bagi karyawan, konsumen,
dan lingkungan;
2. Sejauh mungkin mengurangi atau mencegah dampak lingkungan dari produk
dan kemasan dalam desain, pengolahan, distribusi, penggunaan dan
peraturan;
3. Mememnuhi atau melampaui pemenuhan atas undang2 lingkungan dan
peraturan;
4. Secara kontinu menilai teknologi dan program lingkungan, dan memantau
program ke arah sasaran lingkungan;
5. Menyajikan informasi yang faktual dan relevan kepada konsumen, pelanggan,
karyawan, masyarakat, kelompok kepentingan publik, dan pihak lainnya
tentang kualitas lingkungan dari produk, kemasan dan operasi P & G;
6. Menjamin bahwa setiap karyawan memahami dan bertanggung jawab serta
akuntabel terhadap penerapan pertimbangan2 kualitas lingkungan dalam
kegiatan bisnis sehari-hari;
7. Memiliki kebijakan dari program operasi, serta sumber daya yang diperlukan
guna mengimplementasikan kebijakan kualitas lingkungan.


Karyawan  dalam berbagai hal (kecakapan, sikap, tujuan pribadi, dan
kepribadian) berbeda antar karyawan, yang akibatnya perilaku seorang
manajer yang efektif dengan seorang karyawan mungkin tidak efektif dengan
karyawan lain. Agar bisa efektif, manajer harus mempertimbangkan
perbedaan, baik individual maupun kelompok (contoh : menghadapi karyawa
yang berpengalaman tidak perlu banyak memperhatikan detail teknis dari
tugas, tetapi cukup mendorong kerjasama kelompok)
Organisasi informal  hubungan yang berkembang dan pola interaksi
manusia di dalam organisasi yang tidak ditetapkan secara resmi, yang dapat
berdampak negatif maupun positif. (organisasi formal : ditunjukkan oleh
bagan/struktur organisasi dan uraian jabatan  manajer mengetahui
hubungan pelaporan yang resmi).
Hubungan antar unit  manajer harus memahami benar hubungan antar
devisi atau departemen yang ada dan harus memanfaatkan hubungan
tersebut secara maksimal.
15
LINGKUNGAN MENARIK DAN TIDAK MENARIK
Faktor Lingkungan.
Menarik
Pesaing
pertumbuhan
Menarik
Sedikit, pertumbuhan industri
Tidak
Banyak,
Tinggi, ukuran tak sama,
industri
diferensiasi
sama,
rendah,ukuran
komoditas
Ancaman pendatang
perintang
Produk pengganti
Pemasok
tawar tinggi
Pelanggan
tawar tinggi
Ancaman rendah, banyak
Ancaman tinggi,
Perintang untuk masuk
Sedikit
Banyak, daya tawar rendah
masuk sedikit
Banyak
Sedikit,
daya
Banyak, daya tawar rendah
Sedikit,
daya
Lingkungan Organisasi  Dibedakan menjadi : 1. Lingkungan Eksternal
(meliputi unsur2 yang mempengaruhi organisasi dari luar batas organisasi 
terdiri atas komponen2 umum yang membentuk ”lingkungan umum” dan yang
bersifat spesifik yang membentuk ”lingkungan spesifik atau lingkungan tugas”)
dan 2. Lingkungan Internal (terdiri atas unsur2 di dalam organisasi yang
mempengeruhi manajemen organisasi).
LINGKUNGAN INTERNASIONAL
Lingkungan yang dihadapi oleh para manajer sebuah perusahaan
internasional jauh lebih kompleks daripada perusahaan domestik.
Tugas pokok yang dipikul manajemen puncak perusahaan internasional adalah
mengembangkan dan menjaga pengertian yang mendalam mengenai lingkungan
setiap negara di mana mereka memiliki kegiatan operasi, afiliasi, pemasok, dan
konsumen atau pelanggan.
Aspek lingkungan yang harus dipantau dan dicermati secara terusmenerus mencakup lingkungan umum seperti pada lingkungan domestik (tetapi
ruang lingkup kawasannya lebih luas, yaitu negara2 lain secara individual,
regional atau global), yaitu meliputi aspek2 : politik, hukum, ekonomi, sosial
budaya, dan teknologi yang senantiasa mengalami perubahan.
Lingkungan Politik  ibarat pisau bermata dua, di satu sisi dapat menjadi
pendorong dan di sisi lain dapat menjadi penghambat/penghalang bagi
pertumbuhan ekonomi dan investasi dari para investor dan pengusaha baik
domestik maupun asing  Contoh : 1.Pandangan politik dari para pemimpin
bangsadapat melahirkan aturan/undang2 yang bisa mendorong perdaganghan
domestik dan menciptakan perintang bagi perdagangan dengan dunia luar,
2.Stabilitas sebuah pemerintahan dan dukungan rakyat, bisa menghindari
investasi di sebuah negara, 3.Adanya berbagai kelompok kepentingan seperti
petani, produsen, distributor, partai politik dapat melancarkan protes masyarakat
dan menciptakan aturan2 proteksionistis, 4.Bubarnya atau bersatunya suatu
negara (perubahan bentuk negara)
Lingkungan Hukum  Setiap negara memiliki seperangkat hukum yang unik
yang berpengaruh terhadap perdagangan antar negara, baik bilateral maupun
multilateral; Beberapa negara memberlakukan perintang2 perdagangan : Kuota,
Tarif, Embargo, Kebijakan Pengadaan Pemerintah, Peraturan Standar yang
dilakukan Pemerintah, Prosedur Pabean/Bea, Subsidi Ekspor dan Countervailing
duties.
Lingkungan Ekonomi  untuk memasuki bisnis internasional beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan adalah : stabilitas mata uang sebuah negara,
infrastruktur, tersedianya bahan2 mentah dan bahan baku yang diperlukan, suku
bunga, tingkat inflasi, sistem perpajakan, tingkat penghasilan masyarakat,
kedekatan kepada konsumen, dan iklim.
Lingkungan Sosial Budaya  lingkungan sosial budaya bagi manajer
internasional meliputi tradisi, bahasa, kebiasaan, nilai, agama, dan tingkat
pendidikan masyarakatnya; Disarankan ”pendekatan berdasarkan lima dimensi”
oleh Phatak (1992), yaitu : 1. Budaya Material, 2. Lembaga Sosial, 3. Manusia
dan universe, 4. Estetika, 5. Bahasa  Unsur2 Sosial Budaya yang terkait
dengan negara2 asal (induk) dan tuan rumah, menurut William Schoell et.al
(1993) adalah : 1. bahasa, 2. estetika 3. kebiasaan dan pantangan 4. agama 5.
nilai dan sikap budaya 6. struktur sosial.
Lingkungan Teknologi  lingkungan ini berkaitan dengan inovasi yang
berlangsung dengan cepat dalam semua jenis teknologi mulai dengan robotik
hingga telpon seluler. Dalam lingkungan global, perusahaan2 teknologi beraliansi
strategis dengan para saingannya (Amerika dengan Swiss, Jepang, dan Jerman)
dengan tujuan untuk mencapai pengembangan produk dan penyampaian
(delivery) berkelas dunia, yaitu produk bermutu terbagus dan membawanya ke
pasar dalam waktu yang singkat.
PERUSAHAAN MULTI NASIONAL DAN TRANSNASIONAL
Perusahaan Multi Nasional (PMN)  Multinational Corporation (MNC) 
adalah (menurut W.F. Schoell, at.al,1993) sebuah perusahaan yang berbasis di
suatu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan produksi dan
16
pemasaran di satu atau lebih negara asing (disebut negara tuan rumah) 
sebuah organisasi yang terlibat dalam kegiatan bisnis di tingkat internasional,
menjalankan kegiatannya dengan skala internasional yang tidak memandang
batas negara dan dipimpin oleh sebuah strategi bersama dari sebuah induk
(pusat) perusahaan.
Karakteristik PMN  1. Membentuk afiliasi di luar negeri, yang seluruhnya
dimiliki oleh perusahaan induk (pemilik PMN) atau dimiliki bersama dengan satu
atau lebih mitra dari negara2 lain, 2. Beroperasi dengan Visi dan Strategi
mendunia (global), yaitu memandang dunia sebagai pasarnya, 3. Kecenderungan
untuk memilih jenis2 kegiatan bisnis tertentu, 4. Kecenderungan untuk
menempatkan afiliasi di negara2 yang maju di dunia, 5. Menempuh satu dari tiga
strategi dasar yang bersangkutan dengan staffing.
Plus-minus hubungan PMN dengan Negara Tuan Rumah
HUBUNGAN PMN – TUAN RUMAH
Manfaat Bersama
Peluang bersama
dengan potensi :
 Pertumbuhan
 Penghasilan
 Pembelajaran
 Pembangunan
Keluhan Negara
Tuan Rumah
terhadap PMN
 Laba berlebihan
 Dominasi ekonomi
 Intervensi terhadap
pemerintah
 Tidak membantu
pembangunan
 Menyedot tenaga
lokal berbakat
Keluhan PMN
Tuan Rumah
 Pembatasan
 Sumber day
mahal
 Peraturan ek
 Restriksi dev
 Kegagalan m
kewajiban k
Keuntungan potensial dari kehadiran PMN bagi pihak Tuan Rumah :
1. Basis Pajak yang lebih besar
2. Meningkatnya jumlah kesempatan/lapangan kerja
3. Alih teknologi
4. Ekspansi modal
5. Diperkenalkannya jenis industri khusus
6. Pengembangan sumber daya lokal
Kesulitan yang dialami di negara asalnya sendiri :
1. Hilangnya hubungan dengan kebutuhan dan prioritas domestik
2. Mengalihkan pekerjaan kepada pasar tenaga kerja di luar negeri yang lebih
murah
3. Mengekspor investasi modal ke luar negeri
4. Terlibat praktek korupsi di luar negeri
Jenis Tenaga Kerja yang mendukung operasi PMN :
1. Ekspatriat (tenaga asing)  tenaga kerja yang bertempat tinggal dan
bekerja di sebuah negara di mana mereka tidak memiliki kewarganegaraan;
2. Warga negara tuan rumah (tenaga lokal)  tenaga kerja yang memiliki
kewarganegaraan di mana fasilitas perusahaan di luar negeri berlokasi
17
3. Warga negara ketiga (tenaga dari negara ketiga)  tenaga kerja dari
sebuah negara yang bekerja di negara lain untuk sebuah perusahaan yang
berkantor di pusat di negara lain lagi.
Repatriasi  proses membawa seseorang yang telah bekerja di luar negeri
kembali ke negara asal dan menyatukan mereka kembali ke tempat bekerja di
perusahaan induk.
Kondisi ekonomi nasional 3. Nilai dan kelembagaan nasional 4. Saat revolusi
industri nasional 5. Jarak geografis 6. Wilayah dan penduduk.
Resiko dan PMN  pengembangan sebuah PMN membutuhkan investasi yang
besar untuk operasi di luar negeri, sehingga setiap manajer yang melakukan
investasi luar negeri mengharapkan dampak sbb. : 1. Mengurangi atau
menghilangkan biaya transportasi yang tinggi 2. Berpartisipasi dalam ekspansi
pasar yang pesat di luar negeri 3. Memberikan ketrampilan teknis, desain dan
pemasaran di luar negeri 4. Meraih keuntungan yang lebih besar  untuk
Keuntungan dan Kerugian Mempekerjakan Staf Lokal dan Staf Ekpatriat
mencapai hasil2 yang diinginkan akan selalu merupakan hal yang tidak pasti dan
Untuk Anak Perusahaan di Luar Negeri
tentu akan berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, namun manajer
Keuntungan
Kerugian
yang melakukan investasi di luar negeri harus melakukan penilaian terhadap
kemungkinannya seakurat mungkin  banyak perusahaan meminimalisasi jenis
Staf Lokal
resiko dengan
menambahkan klausul standar pada kontrak mereka yang
* Biaya tenaga lebih rendah
* Kesulitan dalam menyeimbangkan
permintaan
menetapkan bahwa jika terjadi kontroversi bisnis yang tidak dapat diselesaikan
* Kepercayaan pada warga negara lokal
lokal dan prioritas global oleh pihak2 yang terlibat, mereka akan setuju terhadap mediasi yang dilakukan
* Meningkatkan penerimaan masyarakat lokal
* Tertundanya keputusan lokal
yang
sulit (misal
oleh
mediator
yang dipilih secara bersama.
terhadap perusahaan
* Memaksimalkan jumlah opsi yang tersedia
di lingkungan lokal
* Pengakuan perusahaan sebagai peserta
yang sah dalam perekonomian lokal
* Secara efektif mencerminkan pertimbangan &
kendala lokal dlm proses pembuatan keputusan
Ekspatriat
* Kesamaan budaya dengan perusahaan induk
menjamin pengalihan praktik bisnis/manaj.
* Meningkatkan pengendalian dan koordinasi
. dan anak2 perusahaan internasional
* Memberikan orientasi multinasional
melalui pengalaman di perusahaan induk
kepada karyawan
* Menghimpun kelompok eksekutif berberpengalaman internasional
* Bakat lokal belum bisa memberikan nilai
sebanyak ekspatriat
pemberhentian kerja) hingga saat di mana
Perusahaan
Transnasional (PTN)  disebut juga Perusahaan Global, yaitu
kondisi tak dapat dihindarkan
lagi
perusahaan
yang
* Kesulitan dalam merekrut staf yang berkuali menjadikan seluruh dunia sebagai ajang bisnis, merupakan
perusahaan yang mencerminkan tingkat atau tahapan kegiatan internasional
fikasi
yang keempat memiliki kepemilikan, pengendalian, dan manajemen dari banyak
* Dapat mengurangi tingkat pengendalian
lokal
negara. Melihat
adanya peluang besar di pasar dunia, beberapa PMN telah
oleh kantor pusat
mengubah organisasi mereka dari perusahaan berbasis di negara asal (induk)
menjadi perusahaan2 berskala dunia yang melakukan kegiatan bisnis di seluruh
dunia dan tidak mengenal loyalitas tunggal pada satu negara tertentu.
* Menciptakan masalah penyesuaian
terhadap
Keunggulan dan kelemahan perusahaan berskala besar
lingkungan dan budaya asing
Faktor2 internal yang menguntungkan :
* Meningkatkan keasingan dan
perusahaan
 anak
Semakin
besar perusahaan, semakin memungkinkan untuk menerapkan
spesialisasi
* Melibatkan biaya pindahan, gaji, dan biayadalam devisi (riset, pengembangan, pengujian produk, riset
pemasaran & periklanan) dan personalia (insinyur, ahli kimia, peneliti pasar,
lain yang tinggi
dan pemegang hak cipta;
* Dapat menimbulkan masalah pribadi
dan kel.
 Perusahaan besar bisa menikmati skala ekonomis, pada umumnya semakin
* Berdampak insentif negatif pada
moral
dan yang dihasilkan, semakin rendah biaya untuk setiap unit
banyak produk
motivasi manajemen lokal
tambahan;
* Bisa terkena restriksi oleh pemerintah
lokalbesar bisa meminjam dana lebih besar dan memperoleh bunga
 Perusahaan
Kompleksitas Manajemen PMN  perbedaan dengan manajemen domestik,
manajemen internasional menyangkut kegiatan operasional yang berhubungan
dengan 6 (enam) variabel (Samuel C. Certo, 1997) : 1. Kedaulatan nasional 2.
yang menguntungkan;
Perusahaan besar cenderung lebih permanen, dan mudah menarik manajer
profesional (karyawan yang karirnya di bidang manajemen dan mengelola
perusahaan di mana mereka bukan pemilik utama).
Faktor2 internal yang merugikan :
 Terjadinya penyalahgunaan kekuatan, yang disebabkan banyak orang
percaya bahwa perusahaan yang begitu besar akan bisa mengarah pada

18
berkurangnya persaingan dan terciptanya konsentrasi ekonomi yang
berlebihan;
Tudingan kurang manusiawi, karena kurangnya hubungan antara pekerja
dengan manajer membuat para pekerja tidak dilibatkan;
Tidak seperti perusahaan kecil yang dikelola oleh pemilik-manajer yang
memiliki dorongan keras, perusahaan raksasa dikelola oleh para manajer
yang direkrut sehingga ada kecenderungan lamban dalam pembuatan
keputusan sehingga mengurangi kemampuan perusahaan dalam
menyesuaikan diri terhadap perubahan.

PERUSAHAAN BERSKALA KECIL
Banyak orang mengasosiasikan usaha kecil dengan : toko onderdil,
usaha potong rambut, salon kecantikan, bengkel (motor, elektronik), pedagang
eceran, grosir, usaha katering, biro jasa, toko bunga, yang dikelola oleh sejumlah
(terbatas) orang yang terikat dengan hubungan kekerabatan.
The Commitee on Economic Development menyebutkan bahwa perusahaan kecil
adalah usaha yang memenuhi dua atau lebih kriteria berikut ini :
1. Pihak pemilik mengelola perusahaan;
2. Seorang atau sekelompok kecil menyediakan pembiayaan;
3. Pihak pemilik dan para karyawan tinggal berdekatan dengan perusahaan;
4. Perusahaan itu kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam industri
yang sama, diukur menurut aset, jumlah karyawan, atau pendapatan
penjualan.
Definisi dari The Small Business Administration (SBA)  perusahaan kecil adalah
usaha yang dimiliki dan dioperasikan secara independen dan tidak dominan di
bidangnya.
Kontribusi Sosial Ekonomi Usaha Kecil
Peranan usaha kecil di bidang sosial-ekonomi di berbagai negara cukup besar,
sbb :
 Membuka lapangan kerja yang luas dan bersifat fleksibel, baik bagi
laki2/perempuan, untuk segala umur, dan penuh atau paruh waktu;
 Banyak produk baru yang bisa dikembangkan melalui teknologi baru seperti
semikonduktor, robot, penyambung plasma (gene splicing);
 Menjadi pemasok penting bagi perusahaan besar dalam bentuk suku cadang
dan jasa2 yang dibutuhkan;
 Membuka peluang bagi orang yang berobsesi kuat, tekad besar, dan pekerja
keras untuk menjadi pemimpin (bos) untuk usahanya.



Jenis Usaha Kecil
Jenis usaha kecil dapat didijumpai pada semua jenis industri, dan yang paling
populer berturut-turut adalah
 Perdagangan eceran (berskala relatif besar : Wal-Mart dan Safeway; puluhan
ribu bergerak di bisnis bakery, kartu, CD, pakaian jadi, perhiasan, dll);


Industri jasa operasinya berskala kecil, padat karya,
pasarnya lokal,
membutuhkan jumlah modal terbatas sehingga merupakan usaha yang
mudah dimasuki para pebisnis (potong rambut, binatu, ahli gigi, bengkel
motor); yang wilayahnya lebih luas: asuransi, perbankkan.
Industri konstruksi merupakan perusahaan lokal yang membangun
perumahan, kompleks apartemen, kolam renang, jalan raya, ruko dan rukan
perdagangan besar dan industri; yang wilayahnya luas & padat karya :
asuransi, perbankkan).
Perdagangan besar banyak diusahakan oleh operusahaan kecil, misalnya
grosir produk dan alat kecantikan.
Industri pengolahan (manufacturing) merupakan industri terkonsentrasi
dimana sebagian besar pendapatan penjualan dihasilkan oleh perusahaan
besar dalam jumlah yang relatif sedikit. Namun terdapat ribuan usaha kecil
yang menghasilkan produk dari bahan mentah dan beroperasi dalam wilayah
terbatas (lokal). Contoh usaha penggergajian kayu.
Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Kecil
Usaha kecil dan perusahaan besar berbeda dalam hal sumber daya,
kemampuan, dan misi. Ribuan toko dimiliki oleh orang yang tertarik, terutama
pada kepuasan dan harga diri yang timbul dari hubungan pribadi dengan para
pelanggan mereka; Sebaliknya banyak juga pemilik usaha kecil yang tertarik
terutama pada pertumbuhan usaha (tidak menginginkan tetap menjadi usaha
kecil, mereka berpaling ke pemodal ventura (venture capitalist) untuk membiayai
pengembangan usaha secara cepat.
Faktor-faktor Keberhasilan
Faktor2 yang menunjukkan kekuatan utama dari perusahaan kecil adalah
sbb. (W. Schoell, 1993 : 163-170):
 Fleksibelitas lebih besar : perusahaan kecil cenderung lebih fleksibel
dibanding perusahaan besar; dapat menyesuaikan rencana yang ada dengan
sangat cepat sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan
perusahaan besar dengan berbagai tingkatan manajemen tidak dapat
melaksanakan respon lebih cepat;
 Lebih banyak perhatian secara pribadi terhadap pelanggan dan karyawan :
pemilik usaha kecil memiliki lebih banyak kontak langsung dengan para
pelanggan dan memiliki perasaan yang lebih baik mengenai keinginannya,
daripada perusahaan besar. Lebih bisa merespon dengan cepat perubahan
keinginan pelanggan dan memberikan pelayanan yang lebih bersifat pribadi.
Pada perusahaan besar komunikasi antara manajemen dengan karyawan
melalui perwakilan;
 Biaya tetap lebih rendah : Perusahaan tidak mempekerjakan ahli hukum dan
akuntan publik purnawaktu, tetapi hanya saat membutuhkan jasa mereka saja
(temporer), jadi menghemat biaya personalia, sehingga bisa menjual produk
lebih murah;
19

Motivasi pemilik lebih besar : Pengusaha adalah pengambil resiko yang
membuka dan mengoperasikan sebuah usaha dengan harapan memperoleh
keuntungan. Pemilik usaha kecil memiliki perusahaannya sendiri sehingga
memotivasi untuk bekerja lebih keras, tidak seperti perusahaan besar yang
manajernya
bukanlah
pemilik
utama
perusahaan
sehingga
kecenderungannya sangat konservatif dalam mengelola perusahaan, karena
untuk pengembangan produk baru mereka mendapatkan penghasilan yang
lebih kecil.
Faktor-faktor Kegagalan
Berdasarkan hasil studinya, The Dun & Bredstreet Corporation telah
mengidentifikasi faktor2 penyebab kegagalan usaha kecil, sbb. :
 Kelalaian : kebiasaan buruk, kesehatan kurang baik, masalah perkawinan;
 Bencana : pencurian, kebakaran, kematian pemilik;
 Penyelewengan : penggelapan, perjanjian palsu;
 Faktor-faktor ekonomis : tingkat bunga tinggi, kehilangan pasar;
 Pengalaman : tidak cakap, kurangnya pengalaman manajerial;
 Penjualan : lemah daya saing, kesulitan persediaan, lokasi kurang baik;
 Biaya : hutang institusi yang memberatkan, biaya operasi yang tinggi;
 Pelanggan : kesulitan dalam piutang, terlalu sedikit pelanggan;
 Aset : aset tetap yang berlebihan, ekspansi yang terlalu besar;
 Modal : kontrak yang memberatkan, penarikan yang berlebihan, kapasitas
awal yang kurang memadai.
Berdasarkan studi di Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 1991,
disimpulkan bahwa terdapat ”dua penyebab utama” kegagalan usaha kecil yaitu :
1. Manajemen yang kurang baik  faktor ini merupakan penyebab nomor satu,
yaitu meliputi persiapan yang kurang untuk mengelola usaha, kegagalan
untuk belajar dari pengalaman, dan optimisme yang tak terkendali (tidak
realistis);
2. Kurangnya pembiayaan  banyak pengusaha yang memulai usahanya
dengan modal yang terlalu kecil dan sedikitnya sumber daya. Sumber utama
untuk perusahaan baru adalah : (1) sumber daya pribadi dari pemilik dan (2)
dari lembaga keuangan yang apabila memulai usaha dengan dana yang tidak
memadai sangat sulit untuk mendapatkan kredit.
Bagaimana menjadi Pemilik Usaha Kecil
Seseorang dapat menjadi pemilik usaha kecil melalui salah satu dari cara
berikut :
1. Mengambil alih usaha keluarga. Pengambil alihan oleh seseorang yang
sudah siap ketika pemiliknya meninggal dunia atau tidak lagi mampu
mengelola usahanya;
2. Membeli perusahaan yang sudah ada. Perusahaan dijual karena alasan :
pemilik ingin pensiun (hendaknya diteliti lebih dahulu kinerjanya perusahaan),
pemilik ingin membebaskan diri dari bisnis yang kurang menguntungkan (teliti
dulu kurang menguntungkannya apakah karena produknya atau karena
manajemennya);
3. Membuka usaha baru. Memulai usaha baru dalam hal tertentu lebih baik
dibandingkan membeli usaha yang sudah berjalan. Pengusaha dapat
memulai dari bawah, dan tidak dijumpai masalah ketidakpuasan pelanggan,
keuangan pabrik atau lokasi usaha yang tidak menguntungkan dan piutang
ragu2.
Membuka Usaha Kecil
Ada sejumlah kondisi di mana bentuk usaha kecil lebih menguntungkan,
dibanding perusahaan yang besar, yaitu :
1. Sebuah produk tidak bersifat produksi masal berskala besar;
2. Kenyamanan konsumen lebih penting daripada harga dan pemilihan;
3. Permintaan dan penawaran berfluktuasi secara musiman;
4. Penjualan potencian di sebuah pasar tidak cukup besar untuk mengundang
sebuah perusahaan besar;
5. Perusahaan2 besar saling bersaing satu sama lain untuk sebuah segmen
pasar yang besar dan mengabaikan satu atau lebih segmen yang lebih kecil;
6. Barang atau jasa yang ditawarkan membutuhkan perhatian pribadi terhadap
consumen yang besar dari pihak penjual.
Enam Langkah untuk mendirikan usaha
1. Melakukan penilaian situasi;
2. Menyusun rencana usaha yang menyeluruh;
3. Membuat proyeksi kebutuhan pembiayaan;
4. Mendapatkan sumberdaya dan perijinan yang dibutuhkan;
5. Menyusun prosedur pengendalian internal;
6. Mulai melayani consumen
Melakukan Penilaian Situasi
Tahap pertama ádalah melakukan penilaian yang mendalam terhadap diri
sendiri maupun lingkungan bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab
beberapa pertanyaan secara realistis berikut ini :
1. Mengapa Anda memasuki dunia bisnis?
2. Berapa tingkat pendapatan yang diinginkan dari investasi yang dilakukan?
3. Berapa jumlah dana dan aset lain yang dapat diinvestasikan pada usaha
tersebut?
4. Dapatkah Anda mengundurkan/melepaskan diri dari jabatan sekarang?
5. Mampukah Anda memantau lingkungan, menentukan peluang pasar, dan
mengidentifikasi ancaman terhadap usaha yang diusulkan, serta menyusun
strategi untuk mengatasinya?
20
Menyusun Rencana Usaha Secara Menyeluruh
Rencana usaha ádalah sebuah dokumen yang mengemukakan secara rinci
mengenai :
1. Tujuan perusahaan : harus ditetapkan beberapa tujuan yang menyatakan
tingkat kinerja terukur yang hendak dicapai selama jangka waktu tertentu;
2. Bentuk kepemilikan;
3. Tindakan2 yang dibutuhkan untuk mencapai/merealisasikan tujuan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang;
4. Rumusan ramalan penjualan : perkiraan jumlah penjualan dalam unit atau
uang selama periode tertentu. Untuk industri ármala penjualan dijadikan
pedoman untuk menentukan jumlah bahan mentah, jumlah barang jadi
sebagai persediaan, dan jumlah karyawan produksi yang dibutuhkan.
Pengendalian internal meliputi sebuah sistem akuntansi yang dapat
mentrasir atau mengikuti asal muasal dari pendapatan, biaya, dan setiap uang
kas yang mengalir masuk. Pengendalian kas bisa mencegah petugas penjualan
melakukan penggelapan. Sebuah sistem pengamanan dapat melindungi
perusahaan dari pencurian yang dilakukan oleh karyawan.
Membuat Proyeksi Kebutuhan Pembiayaan
Dalam rangka pembuatan proyeksi pembiayaan diperlukan hal2 berikut :
1. Penyusunan anggaran modal : proyeksi kebutuhan modal dalam periode
tertentu;
2. Mempersiapkan proyeksi laboran laba/rugi secara bulanan: peramalan
pendapatan penjualan dan biaya operasi secara bulanan selama tahap awal
(Stara-up) dari usaha.
3. Menetapkan proyeksi laboran arus dana secara bulanan : aliran dana masuk
terutama dari penjualan, sedangkan aliran dana keluar hádala untuk
pembayaran bahan2, upah dan gaji, telepon, listrik, dsb;
4. Mempersiapkan proyeksi neraca : menunjukkan estimasi kekayaan bersih
dari perusahaan pada akhir tahun (menunjukkan apa dan berapa yang dimiliki
serta jumlah hutang yang ditanggung perusahaan).
1. PENTINGNYA MANAJEMEN
Kemampuan menggunakan sumber daya secara efisien dibutuhkan oleh
sebuah bisnis dengan akses ke bahan baku, mesin, dana, dan tenaga kerja.
Banyak perusahaan yang gagal karena salah urus (mismanajemen), dalam hal ini
diurus oleh manajer yang tidak efektif. Di banyak negara berkembang seperti
Indonesia yang memiliki sumber daya yang melimpah, namun kekurangan
manajer yang mampu memberdayakannya sehingga sumber dayanya belum
banyak dimanfaatkan. Aspek manajemen menjadi bertambah penting ketika
perusahaan berkembang.
Tanpa manajer yang baik, perusahaan akan menuju pada suatu situasi di
mana setiap unsur tidak mengetahui apa yang mestinya dikerjakan dan apapun
yang dikerjakan oleh unsur/bagian lainnya di dalam organisasi. Perusahaan bisa
menuju kebangkrutan kalau arus dana tidak terkendali walaupun bagian
penjualan menunjukkan kinerja yang baik.
Mendapatkan Sumber Daya dan Perijinan yang Dibutuhkan
Sebuah perusahaan baru, mendapatkan modal melalui pembiayaan
saham (dana yang diberikan oleh pemilik) dan hutang (dana pinjaman dari bank
atau lembaga keuangan lain). Pemodal ventura ( venture capitalist) ádalah
individu dan perusahaan yang bersedia memberikan modal saham lepada para
pengusaha yang memiliki proyek baru atau gagasan proyek baruyang Belem
terbuka di pasar akan tetapi memiliki peluang bagus untuk berhasil. Selain modal,
perusahaan harus merekrut karyawan yang memiliki kualifikasi dan motivasi.
Salah satu keputusan mengenai sumberdaya yang terpenting ádalah
lokasi perusahaan. Industri membutuhkan akses pada pekerja trampil, bahan
mentah, dan transportasi; pedagang besar perlu berdekatan dengan para
pengecer dan pembeli; pengecer yang menjual barang2 dimana consumen suka
membanding-bandingkan perlu berlokasi dengan pengecer lain yang mensual
barang serupa. Sebelum perusahaaqn mulai beroperasi, semua lisensi dan
perijinan yang dibutuhkan harus telah dimiliki.
Mulai melayani Konsumen
Perusahaan tidak akan menguntungkan bila besarnya biaya2 melebihi
jumlah pendapatan penjualan. Oleh sebab itu perlu diawasi ketat terhadap
pendapatan penjualan dan biaya2 dalam menjalankan usaha.
MANAJER, ORGANISASI, DAN MANAJEMEN
2. MANAJER
Semua manajer bekerja dalam sebuah organisasi, yaitu sekelompok
orang yang bekerja bersama dan berkoordinasi dalam tindakan-tindakan guna
mencapai sejumlah tujuan atau hasil yang dikehendaki organisasi di masa
mendatang. Sebagai manajer ia adalah orang yang bertanggung jawab untuk
melakukan supervisi atas penggunaan tenaga kerja dan sumber daya organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Definisi seorang manajer lebih konkret dapat dikemukakan sbb. :
 Orang dalam organisasi yang bertanggung jawab atas kinerja dari satu atau
lebih orang lain;
 Orang (bertugas pada suatu jabatan : pemimpin tim, kepala devisi,
administrator, supervisor, vice president, dsb), kepada siapa orang lain
melapor. Para bawahan dan manajer merupakan sumber daya sangat
penting dalam organisasi;
Menyusun Prosedur Pengendalian Internal
21


Orang yang tugasnya menggunakan sumber daya material seperti, informasi,
teknologi, bahan baku, fasilitas, dan uang untuk memproduksi barang dan
jasa yang dapat ditawarkan organisasi (perusahaan) kepada pelanggan;
Tugas setiap manajer terkait dengan satu tanggung jawab utama, yaitu
membantu organisasi dalam mencapai kinerja tinggi melalui pemanfaatan
semua sumber daya.
3. TUGAS SEORANG MANAJER
Manajer yang efektif menggunakan sumber daya organisasi dengan caracara yang dapat mencapai kinerja yang tinggi dan tingkat kepuasan bagi orangorang yang mengerjakan tugas-tugas yang dibutuhkan. Semua manajer
mempunyai tantangan yang sama dalam mengejar efektivitas, yaitu
mensupervisi seorang atau lebih bawahan (menggantungkan dirinya pada hasil
kerja para bawahan untuk terlaksananya kinerja unit kerja) yang bersama-sama
membentuk sebuah unit kerja, akan tetapi pada saat bersamaan mereka melapor
mengenai kinerja unit kerja (mempertanggungjawabkan/ akuntabilitas) kepada
para manajer yang lebih tinggi (atasannya)
Apa yang dikerjakan Manajer
Merencanakan
Memimpin/Mengarahkan
1. Menetapkan sasaran organisasi
1. Memandu dan memotivasi
karyawan
2. Menyusun strategi guna mencapai
untuk bekerja secara efektif
merealisasi
sasaran
kan
sasaran
dan
tujuan organisasi
3. Menentukan sumber daya yang
2. Memberikan penugasan
dibutuhkan
3. Menjelaskan hal-hal
rutin
4. Menetapkan standar yang tepat
4. Menjelaskan kebijakan
Mengorganisasikan
5. Memberikan umpan balik ttg
kinerja
1. Mengalokasikan sumber daya,
Mengendalikan
pemberian tugas, dan menetap
1.
Mengukur
kinerja
dibandingkan tujuan
prosedur untuk mencapai sasaran
perusahaan
2. Menyiapkan struktur organisasi yang
2. Memantau kinerja relatif
terhadap
menunjukkan garis kewenangan &
standar
tanggung jawab
3. Memberi penghargaan atas
kinerja
3. Merekrut, menyeleksi, melatih dan
yang menonjol
dan mengembangkan karyawan
sesuai
4. Menempatkan karyawan ditempat di
mana mereka sangat efektif
4. Mengambil tindakan korektif
dengan kebutuhan
Keterampilan yang dibutuhkan untuk keberhasilan manajer
Keterampilan STRATEGIS
Keterampilan ORANG
1. Penilaian lingkungan
1. Pendelegasian
2. Perumusan strategi
2. Mempengaruhi
3. Pemetaan tujuan strategis dan menetap3. Memotivasi
kan misi
4. Menangani konflik
4. Implementasi strategi
5. Negosiasi menangmenang
5. Kesesuaian sumber daya manusia
6. Jaringan
Keterampilan TUGAS
7. Presentasi
1. Menetapkan dan penetapan prioritas
8. Komunikasi non-verbal
Tujuan/sasaran
9. Mendengar
2. Menyusun rencana aksi & implementasi 10. Manajemen lintas-budaya
3. Merespons secara fleksibel
11. Kerja sama tim heterogen
4. Menciptakan nilai
Keterampilan
KESADARANDIRI
5. Bekerja melalui struktur organisasi
1. Penyesuaian pribadi
6. Mengalokasi sumber daya manusia
2. Memahami prasangka pribadi
7. Mengelola waktu secara efisien
3. Pengendalian internal
4. SIFAT TUGAS MANAJER
Sifat tugas manajerial bukan merupakan serangkaian kerja mingguan
yang teratur dan sistematis, akan tetapi penuh dengan ketidakpastian, perubahan,
interupsi, dan kegiatan yang terfragmentasi (R.W. Griffin). Berdasarkan sebuah
studi, dalam satu hari seorang manajer puncak (CEO) menggunakan 59%
waktunya untuk rapat terjadwal, 22% tugas administratif, 10% rapat tak terjadwal,
6% bertelpon, dan 3% peninjauan fasilitas perusahaan.
Seorang menajer juga menjalankan tugas yang beragam, seperti (ilustrasi
: dalam satu hari) harus membuat keputusan mengenai desain produk baru,
mengatasi keluhan bawahan, mempekerjakan sekretaris baru, menulis laporan
kepada atasan, mengkoordinasikan usaha patungan, membentuk satuan tugas
untuk menyelidiki suatu masalah, menangani keresahan buruh. Lebih dari itu ia
juga harus siap dihujani dengan surat, dering telpon, dan orang-orang yang akan
menemuinya. Keputusan mungkin harus dibuat dengan cepat dan menyiapkan
suatu rencana dalam waktu terbatas. Tugas seorang manajer mengandung
22
kompleksitas, sehingga para pakar mengatakan bahwa manajemen yang efektif
merupakan kombinasi dari ilmu pengetahuan dan seni.
ORGANISASI
Organisasi diartikan sebagai ” sekumpulan orang yang bekerja bersama
untuk mencapai tujuan bersama”. Setiap organisasi paling tidak mempunyai 3
unsur, yaitu :
1. Maksud : memproduksi barang atau jasa yang bernilai (bermanfaat) bagi
pelanggan. Untuk membenarkan eksistensi suatu organisasi, yang
bermanfaat bagi masyarakat harus diproduksi;
2. Pembagian kerja : pemberian tugas yang berbeda untuk orang yang
berbeda, yang bertindak secara perseorangan dan/atau secara kelompok.
Pembagian tugas adalah sebuah proses pemecahan tugas-tugas besar dan
penugasan tugas-tugas yang lebih kecil kepada individu-individu atau
kelompok-kelompok;
3. Hierarki wewenang : pengaturan tingkatan-tingkatan manajer dengan
wewenang yang semakin meningkat. Menjelaskan pertanggungjawaban
kinerja setiap karyawan kepada manajer yang lebih tinggi tingkatannya.
Wewenang seorang manajer adalah hak untuk memberikan tugas-tugas dan
mengarahkan kegiatan bawahan untuk mendukung terwujudnya tujuan
organisasi.
Yang dikerjakan organisasi
Menurut ”J.R. Schermerborn, Jr” organisasi merupakan sebuah sistem
terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses yang
berkelanjutan dari transformasi masukan sumber daya menjadi keluaran
produk jadi dan jasa. Organisasi sebagai sistem terbuka, pelanggan merupakan
faktor yang amat menentukan.
Indikasi sebuah organisasi akan bermasalah
1.
2.
3.
4.
5.
Pangsa pasar merosot
Marjin keuntungan rendah bersama rendahnya volume penjualan
Produk yang menua
Ketidakpuasan pelanggan yang konsisten
Masalah kualitas/keandalan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Keterlambatan penyimpanan yang konsisten
Ketergantungan yang berlebihan pada satu atau dua pelanggan/pemasok
Kontrak harga tetap berjangka panjang
Persyaratan pinjaman yang berat
Metode produksi dengan cara lama
Buruknya hubungan industrial
Tingginya keluar-masuk (turnover) karyawan
Manajemen tidak sesuai dengan realitas komersial
Puncak organisasi yang berlebihan
Manajemen yang tidak fleksibel
Kurangnya komunikasi antara manajemen dan karyawan
Manajemen berorientasi ke dalam
TEORI ORGANISASI
Pandangan Tradisional
Pandangan
Modern
- Perspektif umum
- Pemikiran sistem tertutup Pemikiran
sistem
terbuka
- Tujuan utama orga- - Efisiensi ekonomis
- Tetap hidup dalam
lingkungan
nisasi
yang tak pasti
& mengejutkan
- Asumsi mengenai
- Dapat diprediksikan
- Pada umumnya tidak
dapat
lingkungan sekitar
dipastikan
- Asumsi mengenai
- Semua variabel kausal,
- Sistem organisasi memiliki
organisasi
terarah tujuan diketahui
lebih banyak variabel
daripada
dan dapat dikendalikan.
yang dapat dipahami
pada
Ketidakpastian dapat disatu waktu. Variabel
sering
hilangkan melalui perenterkena pengaruh yang
tak
canaan dan pengenda dapat dikendalikan atau
dipredalian.
diksi
23
7. MANAJEMEN
Manajemen sebagai ”proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan
bekerja bersama dan melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya”.
Menurut R.W. Griffin, manajemen adalah ”serangkaian kegiatan (termasuk
perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian, pimpinan, dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumber daya organisasi (tenaga kerja,
keuangan, fisik, dan informasi) yang bertujuan untuk mencapai sasaran
organisasi dengan cara yang efisien dan efektif.
Proses manajemen mencakup empat fungsi dasar, yaitu :
1. Perencanaan  berkaitan dengan pemilihan tugas-tugas yang harus
dilksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, menggariskan mengenai
bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan, dan memberikan indikasi
mengenai kapan hal-hal tersebut dilaksanakan. Kegiatan perencanaan
difokuskan pada pencapaian tujuan;
2. Pengorganisasian  penyerahan tugas-tugas sesuai kepada berbagai
individu atau kelompok di dalam organisasi.
3. Pengarahan  disebut juga dengan istilah penggerakan (actuating),
pemotivasian (motivating), penuntunan (leading), atau pemberian pengaruh
(influencing), berkaitan dengan orang-orang yang ada di organisasi.
4. Pengendalian  fungsi manajemen dimana para manajer menghimpun
informasi untuk mengukur kinerja organisasi, membndingkan kinerja yang
terjadi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan, dan menentukan apakah
organisasi harus dimodifikasi guna memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Pengendalian merupakan proses yang terus berkelanjutan dan bertujuan
mencari cara-cara untuk meningkatkan produksi melalui modifikasi organisasi.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SENTRALISASI
DAN DESENTRALISASI MANAJEMEN
Kerugian
Keuntungan
Sentralisasi
1. Pengendalian manajemen puncak lebih
pelanggan
besar
2. Efisiensi lebih besar
3. Sistem distribusi lebih sederhana
dari
4. Citra merek/perusahaan lebih kuat
Desentralisasi
1. Penyesuaian terhadap keinginan pelangNggan
kompleks
1. Kurang responsif terhadap
2. Pemberdayaan kurang
3. Konflik antar organisasi
4. Moral lebih rendah menjauh
kantor pusat
1. Efisiensi lebih rendah
2.
Sistem
distribusi
2. Pemberdayaan karyawan lebih besar
puncak
3. Pembuatan keputusn lebih cepat
4. Moral lebih tinggi
melemah
3.
Pengendalian
manajemen
berkurang
4.
Citra
perusahaan
8. EFEKTIVITAS MANAJERIAL
Ketika manajer menggunakan sumber daya organisasi, mereka harus
berupaya agar efektif dan sekaligus efisien. Manajer dikatakan efektif bila
penggunaan sumber daya yang dimilikinya dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Sebuah perusahaan atau manajemen disebut efektif jika para manajer
menetapkan tujuan yang layak dan kemudian dapat merealisasikannya.
Kenyataannya, yang dijumpai adalah derajat efektivitas manajerial, semakin dekat
sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya, maka para manajer dipandang
semakin efektif. Jadi efektivitas manajemen berada pada sebuah jenjang di antara
efektif dan tidak efektif.
Prinsip-prinsip Manajemen :
1. Pembagian kerja : pekerjan harus dibagi dan dipilah lagi menjadi unsur-unsur
terkecil yang layak, bertujuan untuk memperoleh manfaat dari spesialisasi;
2. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab : setiap pemegang tugas
harus diberikan wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab
dan tugas yang dipercayakan;
3. Disiplin : karyawan harus mematuhi kesepakatan apapun yang dinyatakan
secara jelas antara mereka dan organisasi; manajer harus memberi sanksi
secara adil atas semua pelanggaran disiplin;
4. Kesatuan komando : karyawan harus menerima perintah dari dan
bertanggung jawab kepada seorang atasan;
5. Kesatuan arah : kegiatan-kegiatan yang mempunyai maksud yang sama
harus dikelompokkan bersama dan bekerja berdasarkan rencana yang sama;
6. Meletakkan kepentingan individu di bawah kepentingan bersama :
kepentingan organisasi harus didahulukan daripada kepentingan individu;
7. Kompensasi yang adil : upah/gaji harus didasarkan pada pencapaian tugas
yang dibebankan;
8. Sentralisasi : wewenang harus didelegasikan sebanding dengan tanggung
jawab;
9. Rantai skalar : rantai komando yang tak terputus harus ada sebagai saluran
untuk semua pengarahan dan komunikasi;
10. Tertib : setiap jabatan harus diuraikan sehingga pemegang jabatan dapat
memahaminya dengan jelas termasuk hubungannya dengan tugas-tugas
lainnya;
11. Adil : peraturan dan perjanjian yang telah ditetapkan harus ditegakkan secara
adil;
12. Kestabilan personalia : karyawan harus didorong untuk menciptakan loyalitas
kepada organisasi dan menanamkan komitmen jangka panjang;
24
13. Inisiatif : karyawan harus didorong untuk menggunakan pertimbangan yang
bebas dalam batas-batas wewenang yang diberikan dan tugas yang
ditetapkan;
14. Esprit de corps : karyawan harus didorong untuk menyatukan kepentingannya
dengan kepentingan orgnisasi, sehingga mewujudkan kestuan upaya.
9. EFISIENSI MANAJERIAL
Efisiensi manajerial diartikan sebagai proporsi dari sumber daya
organisasi secara keseluruhan (termasuk sumber daya manusia yang terkait)
yang menyumbang pada produktivitas selama proses pengolahan. Semakin
tinggi proporsi tersebut, maka semakin efisien para manajer dan semakin
banyak sumber daya diboroskan atau tidak digunakan selama proses produksi,
maka semakin tidak efisien.
Efisiensi manajemen dapat diukur pada sebuah jenjang, mulai dari tidak
efisien hingga efisien. Tak efisien berarti sangat kecil proporsi dari sumber daya
total yang disumbangkan pada produktivitas selama proses produksi, sedangkan
efisien berarti sumbangan tersebut sangat besar.
PERBANDINGAN MANAJEMEN JEPANG DAN AMERIKA
Organisasi Jepang
1. Hubungan kerja seumur hidup
pendek
2. Evaluasi dan promosi lambat
cepat
3. Jalur karir tak terspesialisasi
terspesialisasi
4. Mekanisme pengendalian implisit
emplisit
5. Pembuatan keputusan kolektif
6. Tanggung jawab terealisir
individual
7. Kepedulian holistic
8. Tanggung jawab kolektif
Organisasi Amerika
1. Hubungan kerja jangka
2. Evaluasi dan promosi
3. Julur karir tak
4. Mekanisme pengendalian
5. Pembuat keputusan masih
6. Pembuatan keputusan
7. Kepedulian tersegmentasi
Berbagai Kombinasi Efektivitas dan Efisiensi Manajemen
Efisien
(sebagian besar
sumber daya
tak
menyumbang pada
produksi
Tak mencapai tujuan
Mencapai tujuan dan
dan tak memboroskan memboroskan sumber
sumber daya
daya
PEMAKAIAN
SUMBER DAYA
Tak Efisien
(tak banyak sumber
daya menyumbang
pada produksi)
Tak mencapai tujuan &
Mencapai tujuan &
memboroskan sumber memboroskan sumber
daya
daya
Tak efektif
(sedikit kemajuan ke
Efektif
(banyak
kemajuan ke
Arah tujuan organisasi)
10. UNIVERSALITAS MANAJEMEN
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersivat universal atau mendunia, dan
dapt diterapkan pada semua jenis organisasi, baik yang berorientasi pada laba
maupun yang bersifat nirlaba. Tugas-tugas manajer akan berbeda antara B.C
Forbes menerangkan pentingnya persyaratan atau kualifikasi khusus. Faktorfaktor semangat, kunggulan maksud, kepercayaan diri, dan keyakinan akan
manfaat diri merupakan karakteristik pokok dari para manajer yang meraih
keberhasilan dalam karir mereka
11. PENTINGNYA MANAJEMEN YANG BAIK
Memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan pasar
melibatkan usaha bersama dari banyak orang. Usaha bersama ini perlu
dikoordinasikan dan dikelola pada banyak tingkatan yang berbeda, yaitu di dalam
organisasi, antar organisasi, pada tingkatan nasional dan internasional. Oleh
karena itu peranan manajemen senantiasa dipandang penting dan menonjol
dalam bisnis dan masyarakat.
Manajemen yang baik merupakan kunci bagi tercapainya keberhasilan
organisasi. Kualitas manajemen menjadi pertimbangan penting pada saat
dilakukan penilaian atas kelayakan usaha, tingkat kepercayaan, dan prospek
sebuah organisasi bisnis. Untuk perusahaan publik (go-public) penilaian ini pada
akhirnya tercermin pada harga saham dari perusahaan emiten yang
bersangkutan.
arah tujuan organisasi)
PENCAPAIAN TUJUAN
BAGAIMANA SEBUAH PERUSAHAAN BERKEMBANG
Awal Usaha
 Sejumlah terbatas orang dengan peranan individual;
25


Mungkin tak berstruktur atau berorientasi proyek;
Membutuhkan kepemimpinan kuat dan staf yang fleksibel agar bisa
bertahan;
 Banyak perusahaan tak bisa lolos pada tahap ini.
Pengembangan (Development)
 Mungkin harus menghadapi krisis otonomi;
 Pertumbuhan dan perubahan yang cepat;
 Mulai menetapkan struktur, adat/kebiasaan, dan peranan karyawan;
 Membentuk budaya perusahaan;
 Menekankan pengembangan produk untuk mendukung rencana
pertumbuhan.
Konsolidasi (Consolidation)
 Periode yang membutuhkan pengarahan yang kuat;
 Konsolidasi atas posisi yang dicapai;
 Perlu waktu untuk menimbang keuntungan dan kerugian;
 Saatnya tuk merencanakan produk baru,pertumbuhan mendatang dan/atau
akuisisi;
 Dapat menderita krisis pengendalian;
 Potensi mencapai puncak mendatar (plateau), ekspansi atau penurunan.
Puncak Mendatar
 Sedikit atau tak ada perubahan yang dilakukan terhadap profil dan produk;
 Beberapa kemungkinan alasan :
1. Tak ada gagasan baru yang muncul 2. Keterampilan tak tersedia
3. Bertumpu pada keberhasilan
 Bisa berlanjut untuk periode yang panjang;
 Pada akhirnya akan menurun atau ekspansi.
Ekspansi Akan Terjadi, melalui
 Pengembangan dan pengenalan produk atau jasa baru, atau
 Akuisisi.
Penurunan Terjadi, karena
 Sebuah perusahaan yang lebih ekspansif akan membelinya, atau
 Meningkatnya biaya dan produk yang tidak kompetitif akan memaksanya
keluar dari bisnis
SINYAL SEBUAH PERUSAHAAN BERWAWASAN KE DEPAN







Kesadaran akan persaingan;
Investasi yang besar untuk penelitian dan pengembangan;
Mengalirnya produk baru secara reguler;
Penggunaan yang hati-hati atas riset konsumen dan pemasaran testing;
Respon cepat terhadap keluhan pelanggan;
Kualitas yang diinginkan pelanggan;
Kepedulian terhadap pelayanan pelanggan;







Penetapan harga yang wajar bagi pelanggan;
Para karyawan yang bersemangat;
Manajemen yang mudah diakses;
Organisasi yang fleksibel;
Pembuatan keputusan yang terdesentralisasi;
Konsentrasi pada faktor-faktor kunci keberhasilan;
Pengendalian keuangan yang mendukung.
I.
ESENSI PERENCANAAN
1. KARAKTERISTIK PERENCANAAN
Beberapa definisi Perencanaan :
 Menurut Samoel Certo (1997) adalah “proses penentuan bagaimana
sistem manajemen (organisasi) akan mencapai atau merealissikan
tujuannya”;
 Menurut R. Schermerhorn (1996) adalah “proses penetapan tujuan dan
penentuan apa yang harus dikerjakan untuk merealisasikannya”;

Dalam istilah lebih formal, perencanaan diartikan “pengembangan
program aksi (tindakan) sistematis yang diarahkan pada tercapainya
tujuan bisnis yang disepakati melalui proses analisis, evaluasi, dan
pemilihan di antara peluang-peluang yang diramalkan akan muncul”;
Berdasarkan definisi tersebut di atas, perencanaan memfokuskan pada dua
unsur, yaitu tujuan organisasi dan rencana tindakan untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Jadi tujuan utama dari perencanaan adalah untuk
mendukung atau memfasilitasi terealisasinya tujuan perusahaan.
Menurut C.W. Roney, perencanaan organisasi mempunyai dua tujuan yaitu :
 Protektif  untuk meminimalisasi resiko dengan mengurangi
ketidakpastian yang mengelilingi kondisi bisnis dan menjelaskan
konsekuensi dari tindakan manajemen yang terkait.
 Penguatan  untuk menaikkan tingkat keberhasilan organisasi.
2. MANFAAT POTENSI KERUGIAN
Sebuah perencanaan yang disusun dengan baik dapat memberikan
beberapa manfaat, sbb. :
 Membantu para manajer untuk berorientasi ke depan. Para manajer
dipaksa untuk melihat lebih jauh ke depan dari masalah sehari-hari untuk
mengestimasi situasi yang mungkin mereka hadapi di masa depan;
 Program perencanaan yang sehat meningkatkan koordinasi keputusan.
Tidak ada keputusan yang dibuat saat ini tanpa memikirkan pengaruhnya
terhadap keputusan di kemudian hari. Fungsi perencanaan mendorong
para manajer mengkoordinasikan keputusan-keputusan mereka;
 Perencanaan menekan tujuan organisasi. Para manajer terus diingatkan
tujuan sebenarnya yang hendak diraih organisasi, karena tujuan
organisasi merupakan titik tolak perencanaan.
26
3. KEUNGGULAN PERENCANAAN
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang primer, yaitu yang
mendahului dan menjadi dasar/fondasi dari fungsi-fungsi manajer dalam
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Hanya setelah manajer
menyusun rencana, mereka baru bisa menentukan bagaimana membuat
struktur organisasi, menempatkan orang-orang, dan melakukan pengendalian
terhadap organisasi.
4. PROSES PERENCANAAN
Proses perencanaan dapat digambarkan sebagai serangkaian langkahlangkah yang dapat diikuti secara sistematis. Menurut R. Schemerhorn,
proses perencanaan terdiri atas lima langkah, yaitu : (1)menetapkan tujuan
perencanaan,
(2)menentukan
dimana
(organisasi)
sekarang
berada,(3)menyusun premises atau asumsi mengenai kondisi di masa
datang, (4)mengidentifikasi cara-cara untuk merealisasikan tujuan, (5)
melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil-hasil yang
diperoleh.
Menurut Samuel Certo, proses perencanaan terdiri atas enam langkah
berikut :
(1) Menyatakan tujuan organisasi. Pernyataan atau rumusan tujuan yang
jelas diperlukan sebelum perencanaan dimulai;
(2) Menyusun daftar alternatif cara-cara untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan rumusan tujuan organisasi yang jelas, manajer harus
menyusun daftar alternatif sebanyak mungkin untuk mencapai tujuan
tersebut;
(3) Menyusun premises sebagai dasar untuk setiap alternatif. Kelayakan
menggunakan satu alternatif untuk mencapai tujuan organisasi banyak
ditentukan oleh premises atau asumsi yang menjadi dasar dari alternatif.
Setiap alternatif disusun atas dasar asumsi tertentu yang berbeda satu
sama lain, sedangkan alternatif mana yang layak dipilih tergantung pada
asumsi mana yang dianggap wajar atau relevan;
(4) Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan. Evaluasi alternatif
harus mengevaluasi premises yang mendasari alternatif tersebut,
kemudian dapat ditemukan bahwa premises tertentu tidak beralasan
atau kurang rasional, sehingga dapat dikeluarkan (dieliminasi) dari
pertimbangan selanjutnya;
(5) Menyusun rencana untuk menerjemahkan alternatif terpilih. Setelah
sebuah alternatif terpilih, manajer mulai menyusun rencana strategis
(jangka panjang) dan rencana taktis (jangka pendek).
(6) Mengubah rencana menjadi tindakan. Setelah rencana jangka panjang
dan rencana jangka pendek selesai disusun, semuanya harus segera
dilaksanakan/ diimplementasikan.
5. SUBSISTEM PERENCANAAN
Walaupun manajer mungkin ahli dalam hal-hal yang berkaitan dengan
perencanaan dan proses perencanaan, tetapi jika mereka tidak dapat
mentransformasikan pengetahuannya menjadi tindakan-tindakan yang
selayaknya (implementasi), mereka tidak akan bisa menghasilkan rencana
organisasi yang bermanfaat.
Satu cara untuk mendekati implementasi yaitu memandang kegiatan
perencanaan sebagai sebuah subsistem organisasi. Subsistem adalah
sebuah sistem yang diciptakan sebagai bagian dari proses sistem
manajemen menyeluruh (overvall management system).
Hubungan Antara Sistem Manajemen Menyeluruh dan Subsistem
SISTEM
MANAJEMEN
MENYELURUH
SUBSISTEM
Masukan
(input)
Masukan
Proses
Proses
Keluaran
(output)
Keluaran
SUBSISTEM PERENCANAAN
Masukan
Keluaran
Bagian dari
Organisasi
 Orang
 Uang
 Bahan
Rencana
mentah
Organisasi
 Mesin
Proses (Proses Perencanaan)
> Menyatakan tujuan organisasi
> Membuat daftar alternative cara
untuk mencapai tujuan
> Menyusun premise sebagai
dasar untuk setiap alternatif
> Memilih alternatif terbaik untuk
mencapai tujuan
> Menyusun rencana untuk meLaksanakan alternative yang
dipilih
> Mengubah rencana menjadi
tindakan
27

6. EKSEKUTIF KEPALA DAN TANGGUNG JAWAB
Manajer puncak atau eksekutif kepala dari sebuah organisasi
mengemban banyak peranan yang berbeda (dikemukan oleh Henry
Mintzberg, pakar manajemen) :
 Sebagai pemimpin symbol dari organisasi, ia harus mewakili organisasi
pada berbagai peristiwa kemasyarakatan, hokum, dan seremonial;
 Sebagai pemimpin, ia harus meyakinkan bahwa semua warga organisasi
diarah-kan secara layak menuju tercapainya tujuan organisasi;
 Sebagai penghubung (liaison), ia harus bertindak sebagai penyambung
antara organisasi dan pihak eksternal;
 Sebagai pemantau, ia menilai kemajuan organisasi;
 Sebagai pengelola gangguan, ia menyelesaikan perselisihan di antara
anggota-anggota organisasi;
 Sebagai pengalokasi sumber daya, ia harus menentukan penempatan
sumber daya agar dapat memberikan manfaat terbaik bagi organisasi.
Sebagai perencana, eksekutif kepala harus mencari jawaban atas beberapa
pertanyaan besar berikut ini :
 Ke arah mana organisasi harus dibawa ?
 Ke arah mana organisasi sedang berjalan sekarang ini ?
 Apakah sesuatu tindakan harus dilakukan untuk mengubah arah ini ?
 Apakah organisasi terus berjalan pada arah yang layak ?
Untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, manajer
kepala harus senantiasa menjaga agar terus mengetahui trend sosialkemasyarakatan, politik, dan ilmu pengetahuan.
7. PERENCANA ORGANISASI
Perencana bertanggung jawab tidak hanya dalam menyususn rencana,
tetapi juga menasehati manajemen mengenai tindakan apa yang harus
diambil guna melaksana-kan rencana tersebut. Oleh karena itu, kualifikasi,
tugas, dan evaluasi dari perencana menjadi pertimbangan sangat penting
bagi subsistem perencanaan yang efektif.
Kualifikasi Perencana
Para perencana harus memiliki empat kualifikasi primer, yaitu :
 Harus memiliki pengalaman praktik yang memadai dalam organisasi.
Lebih bagus bila perencana telah menjadi eksekutif pada satu atau lebih
divisi utama dalam organisasi. Pengalaman ini akan bermanfaat dalam
menyusun rencana yang praktis dan sesuai dengan kebutuhan
organisasi;
 Harus mampu mengganti pandangan organisasi sempit yang dimilikinya
semasa masih menjabat pada posisi lainnya dalam organisasi dengan
pemahaman mengenai organisasi secara keseluruhan.
Mereka harus tahu bagaimana semua bagian dalam organisasi berfungsi
dan berhubungan;
Harus memiliki pengetahuan dan ketertarikan (minat) pada trend-trend
sosial, politik, teknik, dan ekonomi yang dapat mempengaruhi masa
depan organisasi.
Mereka hrus cerdas dalam menentukan trend-trend tersebut dan memiliki
keahlian dalam menentukan bagaimana organisasi harus memberi reaksi
terhadap trend tersebut guna memaksimalkan keberhasilan;

Harus mampu bekerjasama dengan orang lain.
Posisinya menuntut untuk bekerja secara erat dengan beberapa pejabat
kunci dalam organisasi, sehingga karakteristik pribadi untuk bekerjasama
dan memberi nasehat secara efektif, termasuk kemampuan
berkomunikasi secara prima baik tertulis maupun lisan sangat penting.
Tugas Para Perencana
 Mensupervisi proses perencanaan.
Perencana harus menyusun rencana untuk perencanaan, yaitu membuat
daftar dari semua langkah yang harus ditempuh untuk membuat rencana
bagi organisasi. Untuk itu ia harus menetapkan aturan, pedoman, dan
tujuan perencanaan.
 Mengevaluasi rencana yang disusun.
Ia harus memutuskan apakah rencana ini cukup menantang bagi
organisasi, apakah lengkap dan apakah konsisten dengan tujuan
organisasi;
 Memecahkan masalah perencanaan.
Mengumpulkan informasi yang akan membantu memecahkan masalah
perencanaan. Perencana yang efektif secara kontinu mengevaluasi
kebutuhan akan perubahan dan penyempurnaan. Ia kemudian
menyarankan apa yang harus diperbuat organisasi untuk menangani
masalah perencanaan dan meramalkan bagaimana organisasi dapat
memperoleh manfaat dari peluang yang berkaitan dengan pemecahan
masalah.
8.
MAKSIMALISASI EFEKTIVITAS PROSES PERENCANAAN
Dengan meningkatnya ukuran organisasi, tugas perencanaan menjadi
semakin kompleks, membutuhkan lebih banyak orang, lebih banyak informasi,
dan keputusan yang lebih kompleks. Hal-hal yang dapat menjamin
keberhasilan usaha perencanaan organisasi adalah :
 Dukungan Manajemen Puncak.
Dukungan ini sangat menentukan sekali bagi perencanaan untuk semua
jenis organisasi, baik kecil atau besar, domestik atau multinasional. Jika
memungkinkan, manajemen puncak harus secara aktif membimbing dan
berperan dalam kegiatan perencanaan;
 Organisasi perencanaan yang efektif dan efisien.
Perencana harus menyisihkan waktu untuk mendesain organisasi
perencanaan seefektif dan efisien mungkin, yaitu dengan : 1) organisasi
28









perencanaan harus didesain untuk menggunakan sistem manajemen
yang mapan; 2) organisasi perencanaan harus cukup kompleks guna
menjamin usaha terkoordinasinya dari semua peserta perencanaan, akan
tetapi sesederhana mungkin; 3) organisasi perencanaan harus fleksibel
dan dapat disesuaikan guna merespon kondisi perencanaan yang terus
berubah;
Perencanaan berfokus implementasi.
Sebuah rencana hanya efektif jika implementasinya membantu
tercapainya tujuan organisasi (Peter Drucker), oleh karena itu semua
perencanaan harus diarahkan pada implementasi.
Pengikutsertaan Orang-orang yang Tepat.
Perencanaan akan gagal, kecuali jika proses perencanaan memasukkan
orang-orang yang tepat. Jika memungkinkan para perencana harus
memperoleh masukan dari para manajer dari bidang-bidang fungsional
dalam organisasi. Para manajer yang terlibat dalam rencana
implementasi harus dilibatkan dalam penyusunan rencana.
MATERI RENCANA BISNIS YANG BAGUS
Pendahuluan
Deskripsi pokok dari perusahaan : nama, alamat, kegiatan bisnis, tahap
perkembangan perusahaan saat ini, dan rencana di masa depan;
Ringkasan Eksekutif
Tinjauan tentang rencana bisnis keseluruhan, meringkas isi dari setiap
seksi, dan mengundang para pembaca untuk melanjutkan;
Analisis Industri
Deskripsi tentang industri di mana perusahaan bersaing di dalamnya,
memfokuskan pada trend industri dan potensi laba;
Aspek Mnajemen
Deskripsi tentang tim manajemen dan apakah lengkap, jika tidak kapan
dan bagaimana akan melengkapinya;
Aspek Manufakturing (produksi)
Deskripsi tentang kompleksitas dan logistik dari proses manufakturing
dan kapasitas produksi perusahaan, dan presentase pemakaian saat ini.
Aspek Produk
Deskripsi tentang produk atau jasa, termasuk di mana posisinya pada
daur kehidupan (misalnya produk baru atau produk yang sudah dewasa),
usaha riset dan pengembangan produk mendatang, dan status aplikasi
paten atau hak cipta.
Aspek Pemasaran
Rencana pemasaran, termasuk profil pelanggan, analisis kebutuhan
pasar, dan analisis geografis dan pasar, deskripsi penetapan harga,


distribusi dan promosi, dan analisis bagaimana upaya pemasaran dari
perusahaan berbeda dengan upaya pesaing;
Aspek Keuangan
Laporan keuangan untuk tahun berjalan dan tiga tahun sebelumnya,
proyeksi untuk tiga atau lima tahun berikutnya, dan asumsi untuk
penjualan, harga pokok, aliran dana, neraca pro forma, dan statistik kunci
seperti current ratio, debt-equity ratio dan inventory.
Aspek Hukum
Bentuk kepemilikan (perusahaan perorangan, korporasi, dsb), dan daftar
tuntutan hukum yang masih penting, baik oleh maupun terhadap
perusahaan.
II. ESENSI PENGORGANISASIAN
1. DEFINISI
a. Pengorganisasian (S.C. Certo, 1997) adalah proses terciptanya
penggunaan secara tertib bagi semua sumber daya dalam sistem
manajemen.
b. Pengorganisasian (Schermerhorn, 1996) adalah proses mengatur orangorang dan sumber daya lainnya untuk bekerja ke arah tujuan bersama 
meliputi pembagian pekerjaan, menugaskan orang-orang untuk
mengerjakannya, mengalokasikan sumber daya, dan mengkoordinasikan
upaya-uapaya yang ditempuh.
Organisasi merupakan hasil dari proses pengorganisasian. Pengorganisasian
yang layak (Henry Fayol) dari sumber daya organisasi meningkatkan efisiensi
dan efektivitas penggunaannya.
2. PERANAN PENGORGANISASIAN
Fungsi pengorganisasian sangat penting dalam sistem manajemen
karena merupakan mekanisme utama yang dipergunakan para manajer untuk
menggerakkan rencana. Pengorganisasian menciptakan dan memelihara
hubungan di antara semua sumber daya organisasi dengan menunjukkan
sumber dya mana yang harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu,
dan kapan, di mana, serta bagaimana mereka digunakan. Upaya
pengorganisasian yang kuat dapat membantu mengurangi kelemahan yang
mahal yaitu duplikasi kegiatan dan sumber daya organisasi yang
menganggur.
Pentingnya peranan pengorganisasian mendorong banyak organisasi
untuk membentuk devisi tersendiri dalam sistem manajemen yang
bertanggung jawab atas pengembangan hal-hal berikut :
 Rencana reorganisasi yang membuat sistem manajemen lebih efektif dan
efisien;
 Rencana untuk meningkatkan keterampilan manajerial agar sesuai
dengan kebutuhan sistem manajemen yang berjalan;
 Iklim organisasi yang menguntungkan dalam sistem manajemen.
29
3. PROSES PENGORGANISASIAN
Proses pengorganisasian terdiri atas lima langkah sbb. :
a.
Merefleksikan rencana dan tujuan;
b.
Menetapkan tugas-tugas pokok;
c.
Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas yang lebih kecil;
d.
Mengalokasikan sumber daya dan arahan-arahan untuk tugas-tugas;
e. Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang
dilaksanakan.
Manajer harus terus-menerus mengulang proses pengorganisasian, untuk
mendapatkan umpan balik yang akan membantu mereka dalam
menyempurnakan organisasi yang berjalan.
4. SUBSISTEM PENGORGANISASIAN
Fungsi pengorganisasian dapat digambarkan sebagai sebuah sub sistem
dari sistem manajemen menyeluruh. Unsur-unsur tertentu dari sub sistem
pengorganisasian , sebagai berikut :
Sub Sistem Pengorganisasian
Masukan
Bagian dari milik organisasi berupa :
1. Orang (tenaga kerja) 3. Bahan-bahan mentah
2. Uang
4. Mesin-mesin
1.
2.
3.
4.
5.
Proses
(Proses pengorganisasian)
Merefleksi rencana dan tujuan
Menetapkan tugas-tugas utama (major-task)
Membagi tugas-tugas utama ke tugas-tugas (subtask)
Aplikasi sumber daya dan arahan pada tugas-tugas
(subtasks)
Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian
Keluaran
Organisasi
3. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah : 1. (J. Sudarsono) susunan dan hubungan
antara bagian dan posisi dalam perusahaan, yang menjelaskan pembagian
aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut
sampai batas-batas tertentu, juga memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas
tersebut. 2. (David Wilson dan Robert Rosenfield,1990) ”pola hubungan yang
diciptakan di antara komponen-komponen bagian dari sebuah organisasi yang
menggambarkan pola komunikasi, pengendalian dan wewenang”. 3. (Gareth
Jones dan Jennifer George, 2003) ”sistem tugas-tugas yang formal dan hubungan
pelaporan jabatan yang menentukan bagaimana para karyawan menggunakan
sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi”.
Struktur organisasi dicerminkan dalam bentuk bagan atau grafis, yang
disebut ”Bagan Organisasi”. Secara tradisional bagan organisasi dibangun dalam
bentuk piramid yang merefleksikan semakin mendekati puncak piramid (semakin
tinggi kedudukan seseorang), semakin besar wewenang dan tanggung jawabnya.
Garis-garis antar kotak menunjukkan garis komunikasi formal diantara orang2 yg
ada didalamnya.
Struktur dalam sistem manajemen dapat dibedakan atas sistem formal dan
sistem informal. Struktur formal menunjukkan hubungan di antara sumber daya
organisasi yang digariskan oleh manajemen sebagaimana ditentukan dalam
bagan organisasi. Struktur informal menunjukkan pola hubungan yang
berkembang karena aktivitas informal deari para anggota organisasi yang
berkembang secara alami dan cenderung dibentuk oleh norma dan nilai-nilai
perorangan dan hubungan kemasyarakatan.
Hubungan formal di antara sumber daya dilembagakan dengan
membentuk departemen. Sebuah departemen adalah sekelompok sumber daya
tertentu yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan tugas organisasi
tertentu. Biasanya departemen dibentuk berdasarkan : produk yang dibuat,
wilayah yang diliput, pelanggan yang menjadi sasaran, dan proses untuk
pembuatan produk. Proses pembentukan departemen-departemen dalam sistem
manajemen disebut departementasi.
Departementasi Fungsional :
Departemen yang paling banyak dijumpai yaitu atas dasar jenis fungsi
(aktivitas) yang dikerjakan dalam sistem manajemen. Fungsi-fungsi dalam
organisasi biasanya dibedakan atas pemasaran, produksi, dan keuangan.
Departementasi berdasarkan fungsional tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1. volume kerja, 2. tradisi, preferensi dan aturan kerja, 3. kemiripan fungsi dalam
departemen yang berbeda, 4. pemisahan fungsi untuk mencegah benturan,
5.penggabungan fungsi-fungsi yang tak sama untuk kepentingan koordinasi.
Direktur
PT. Jasmine Zahra
Furniture
30
berbeda. Struktur ini dibentuk dengan asumsi bahwa pelanggan utama dapat
dikenali dan dipisahkan dalam kategori yang logis.
Manajer
Manajer
Pemasaran
Manajer
Produksi
Departementasi Produk :
Struktur organisasi berdasar produk membagi sumber daya menurut
produk yang dihasilkan. Pengorganisasian menurut produk memungkinkan
pengelompokan sumber daya yang logis guna memproduksi setiap produk.
Manajer
Pemasaran Konsumen
Pemasaran Pemerintah
Manajer
Direktur Body Repair
PT. Ferdy Otomotif
Bedroom Set
Departementasi Wilayah
Struktur organisasi berdasarkan wilayah membagi tugas menurut tempat
perkerjaan dilakukan atau pasar geografis dimana sistem manajemen difokuskan.
Jarak fisik bisa berkisar sangat dekat (di kota yang sama) hingga jauh (lokasi di
propinsi sama, di propinsi berbeda, atau di negara berbeda). Kalau wilayah pasar
atau lokasi kerja meluas, jarak fisik antar lokasi dapat membuat manajemen
menjadi repot, sehingga untuk mengurangi masalah sumber daya dapat dibagi
menurut wilayah.
Direktur Pemasaran
PT. Dian Asri Estate
Manajer Wilayah
Indonesia Barat
Manajer
Manager
Pemasaran Industri
Departementasi Proses Pengolahan
Struktur berdasarkan proses pengolahan membagi sumber daya
oeganisasi berdasarkan fase-fase dari proses yang digunakan memproduksi
barang. Contoh : bengkel body repair mobil, yaitu proses pengelasan,
pengetokan, dan pengecatan.
Direktur
PT. Jasmine Furniture
Manajer
Manajer
Livingroom Set
Kitchen Set
Direktur Pemasaran
PT. Rizki Estate
Keuangan
Manajer Wilayah
Indonesia Tengah
Manajer Devisi
Devisi
Pengetokan
Manager
Pengelasan
Pengecatan
Departementasi Proyek
Bila pekerjaan organisasi terdiri atas serangkaian proyek besar yang
kontinu, maka departementasi berdasarkan proyek dapat dilakukan.
Departementasi ini pada umumnya digunakan pada industri konstruksi, yang
seringkali berubah kalau proyek-proyek selesai dikerjakan dan proyek yang baru
mulai dikerjakan. Contoh berikut : setiap pengawas proyek berada di bawah
arahan pengawas umum dan bertanggung jawab atas sebuah kontrak tersendiri.
Pengawas yang bertugas di proyek A bias berpindah ke proyek baru atau kembali
ke kantor pusat, atau diberhentikan bila proyek A telah selesai.
Manajer Wilayah
Indonesia imur
Departementasi Pelanggan
Departementasi atas dasar pelanggan digunakan oleh organisasi yang
membutuhkan pelayanan yang berbeda untuk jenis pelanggan utama yang
Manajer Devisi
Pengawas Umum
(General Superintendent)
PT. Rizki Properti
Pengawas
Pengawas
Pengawas
31
(Super Intendent)
Proyek A
Manador
Peralatan Listrik
Tukang Kayu
(Super Intendent)
Proyek B
Mandor
Tukang Batu
(Super Intendent)
Proyek C
Mandor
Departemen Matrik
Struktur ini adalah bentuk departementasi yang terjadi jika
departementasi proyek bersifat permanen yang dimaksudkan untuk mencapai
hasil-hasil tertentu dengan menggunakan tim-tim spesialis dari bidang-bidang
fungsional yang berbeda di dalam perusahaan. Keuntungan departementasi
menurut proyek dan matrik antara lain dapat meningkatkan fleksibelitas dan
kerjasama antar-disiplin yang semakin besar, melibatkan dan menantang orangorang mengembangkan keterampilan para karyawan, membebaskan pimpinan
puncak dari perencanaan, memotivasi karyawan untuk menidentifikasi produk
akhir, dan memungkinkan para ahli untuk dipindahkan ke daerah-daerah kritis
yang dibutuhkan. Kerugiannya antara lain dapat menciptakan resiko anarki, dapat
mendorong perebutan kekuasaan, dapat berakibat terlalu lama banyak diskusi
dan kurang kegiatan, membutuhkan keterampilan antar pribadi, mahal untuk
dilaksanakan, dapat mengakibatkan duplikasi usaha oleh tim-tim proyek dan
mungkin berpengaruh negatif moral ketika orang-orang ditugaskan kembali.
4. ORGANISASI INFORMAL
Organisasi formal mencerminkan upaya manajemen untuk merinci hal-hal
yang harus dilakukan pada berbagai seksi, bagian (departemen) dan devisi dalam
organisasi. Namun pada kenyataannya selain organisasi formal juga terbentuk
organisasi informal yang mempunyai dampak tertentu terhadap organisasi, baik
yang bersifat positif maupun negatif, sehingga banyak perusahaan yang melatih
para manajer secara khusus mengenai cara-cara menangani fenomena tersebut
dengan baik.
Organisasi informal mempunyai karakteristik sbb. :
 Para anggota berkumpul bersama untuk memenuhi kebutuhan;
 Ia mengalami perubahan secara terus-menerus;
 Melibatkan anggota-anggota dari berbagai tingkatan organisasi;
 Dipengaruhi oeleh hubungan-hubungan di luar organisasi;
 Mempunyai susunan kekuasaan.
Manfaat organisasi informal :
 Membantu dalam pelaksanaan kerja;
 Membantu untuk menghilangkan kelemahan dalam organisasi formal;
 Memperpanjang rentang manajemen yang efektif.
PERBANDINGAN ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
Dimensi
Formal
Informal
1. Tujuan utama
Laba, efisiensi pelayanan
Kepuasan
dan
keamanan
Anggota
2. Asal
Direncanakan oleh organisasi Secara spontan
3. Pengaruh pada
Wewenang jabatan, imbalan
Kepribadian, keahlian
anggota
moneter
4. Komunikasi Dari atas ke bawah melalui
Selentingan, orang ke orang,
saluran formal
melalui semua
saluran
5. Pemimpin
Diangkat oleh organisasi
Muncul dari kelompok
6. Hubungan antar Ditetapkan oleh pekerjaan
Berkembang secara
spontan
pribadi
dan pola aliran kerja
7. Pengendalian
Mengendalikan pada ancaman,
Sanksi sosial yang
kuat
penggunaan imbalan moneter
7. SPESIALISASI KERJA
Spesialisasi kerja menurut Wayne Mondy (1993) adalah “pembagian dari
sebuah pekerjaan yang kompleks menjadi tugas-tugas yang lebih sederhana
sehingga satu orang atau kelompok hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
sama atau berkaitan”. Melalui spesialisasi kerja memungkinkan para anggota
organisasi untuk berkonsentrasi pada satu jenis keahlian sehingga dapat
meningkatkan keluaran (output). Kebutuhan akan spesialisasi cenderung semakin
besar ketika perusahaan berkembang. Untuk mencapai efisiensi spesialisasi
menjadi Sangat penting dalam industri produksi-massa.
TINGKATAN SPESIALISASI DALAM PROSES PRODUKSI RADIO
TRANSISTOR
Spesialisasi
Tinggi
Setiap karyawan hanya
mengerjakan
beberapa
tugas
rutin,
seperti memasang
tombol
untuk
mengatur volume
Spesialisasi Moderat
Setiap karyawan merakit satu komponen radio
32
Spesialisasi Rendah
Setiap karyawan merakit seluruh radio
8. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SPESIALISASI
Spesialisasi dapat mendatangkan lima keuntungan, yaitu :
 Meningkatkan produktivitas
 Memperpanjang rentang manajemen
 Mengurangi waktu pelatihan
 Berkontribusi pada kualitas lebih tinggi
 Memfasilitasi tercapainya tujuan yang komplek
Spesialisasi kerja tidak selalu memberikan dampak yang dikehendaki. Terlalu
banyak spesialisasi dapat membuat tugas-tugas tertentu menjadi terlalu
sederhana sehingga mengakibatkan kebosanan dan kecapaian dikalangan
karyawan. Tingkat spesialisasi tertinggi dijumpai pada pekerjaan perakitan, dan
hasilnya seringkali berupa tingkat absensi dan turnover karyawan yang tinggi
serta kualitas output yang memburuk. Akibat negatif ini dapat menghapus
keuntungan dan meningkatkan biaya dari spesialisasi.
12 FAKTOR PENYUMBANG EFEKTIVITAS ORGANISASI
1. Kepemimpinan visioner yang kuat dari puncak manajemen;
2. Sebuah tim manajemen yang sangat kuat;
3. Angkatan kerja yang bermotivasi tinggi, berkomitmen, terampil, dan fleksibel;
4. Struktur yang layak untuk operasi dan budaya organisasi dan lingkungan
organisasi;
5. Kerjasama tim yang efektif di segenap jajaran organisasi dengan konflik tetap
terkendali;
6. Tujuan dan strategi yang ditetapkan secara jelas;
7. Tekanan terus-menerus untuk melakukan inovasi dan memanfaatkan teknologi
baru secara maksimal dibarengi dengan kemampuan untuk mengelola dan
mengembangkan perubahan, mengelola keanekaragaman dan mencapai
tingkat ketertiban yang layak dalam kondisi ketidakpastian, bahkan chaos;
8. Budaya perusahaan yang positif mencakup sistem nilai yang menekankan
kinerja dan kualitas. Gaya manajamen yang merupakan bagian dari budaya
tersebut harus memberikan kepemimpinan yang juga mengangkat budaya
keikhlasan di mana keterlibatan karyawan dalam mengembangkan dan
menyempurnakan organisasi didorong;
9. Berfungsinya ”organisasi pembelajaran”, yakni organisasi yang memfasilitasi
pembelajaran bagi semua anggota dan secara kontinu mentransformasikan
dirinya;
10. Kemampuan untuk bekerja secara fleksibel dan merespons perubahan
dengan cepat dibarengi dengan kemampuan untuk bertindak cepat;
11. Orientasi pemasaran yang kuat yang memfokuskan pada maksimalisasi
penjualan yang menguntungkan dengan jalan mengembangkan produk atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Filosofi
pemasaran menekankan pentingnya mengkomunikasikan manfaat dan
produk atau jasa serta menawarkannya kepada pelanggan yang ada dan
pelanggan potensial. Sasarannya adalah meyakinkan bahwa permintaan
terpenuhi dengan memberikan kepuasan, baik untuk pelanggan
(terpenuhinya keinginan) maupun perusahaan (tercapainya sasaran
keuangan dan pertumbuhan);
12. Basis keuangan yang sehat dan sistem yang baik untuk akuntansi manajemen
dan pengendalian biaya dengan tekanan pada pengukuran dan pencapaian
efektivitas biaya.
III. ESENSI PENGARAHAN
1. DEFINISI
Pengarahan diartikan sebagai ” proses menuntun kegiatan-kegiatan para
anggota organisasi ke arah yang tepat, yaitu arah yang dapat mengantarkan
pada tercapainya tujuan dari sistem manajemen ”. Pengarahan merupakan
bagian yang kritis dari tugas seorang manajer. Kemampuan untuk
mempengaruhi (dalam konteks mengarahkan) orang lain merupakan penentu
utama bagi keberhasilan seorang manajer.
2. SUBSISTEM PENGARAHAN
Tujuan utama subsistem pengarahan adalah untuk meningkatkan pencapaian
tujuan sistem manajemen dengan cara menuntun kegiatan-kegiatan para
anggota organisasi pada arah yang tepat. Masukan dari subsistem ini terdiri
atas sebagian sumber daya total dari sistem manajemen menyeluruh dan
keluarannya berupa perilaku anggota organisasi yang tepat. Proses dari
subsistem pengarahan melibatkan kinerja dari keempat kegiatan utama
manajemen, yaitu :
 Memimpin;
 Memotivasi;
 Mempertimbangkan kelompok-kelompok;
 Berkomunikasi.
Dengan menjalankan keempat kegiatan tersebut, para manajer mengubah
bentuk (mentransformasi) sebagian dari sumber daya organisasi menjadi
perilaku anggota organisasi yang tepat.
Masukan
Sebagian sumber daya organisasi
33
1.
2.
3.
4.








Orang
Uang (dana)
Bahan mentah
Mesin
Proses
(Proses mengarahkan)
Mempertimbangkan
Kelompok (grup)
Memimpin
Berkomunikasi

Memotivasi
Keluaran
Perilaku Anggota Organisasi
yang tepat
3. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan (leadership) merupakan salah satu fungsi manajemen
yang sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Memimpin orang beserta organisasinya menuntut kecakapan untuk
melakukan banyak kegiatan. Prinsip-prinsip
komunikasi, pembuatan
keputusan, dan motivasi merupakan fondasi kepemimpinan.
Definisi kepemimpinan :
 Menurut Gareth Jones & Jennifer George (2003) adalah ”proses di mana
seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan
mengilhami, memberi semangat, memotivasi, dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapainya tujuan kelompok
atau organisasi”.
 Menurut Warrent Plunkett & Raymond Attner (1997) adalah ”proses
mempengaruhi individu dan kelompok untuk menetapkan dan mencapai
tujuan”
Pengaruh adalah kekuatan untuk menggerakkan orang lain ke arah kemauan
dan pendapatnya. Sedangkan pemimpin adalah orang yang menuntun,
mengarahkan, membujuk, melatih, menasehati, dan membangkitkan
semangat orang lain.
Kepemimpinan melibatkan tiga jenis variabel yaitu sang pemimpin, mereka
yang dipimpin, dan situasi serta kondisi yang dihadapi, yang ketiga-tiganya
terus berubah.
Di puncak sebuah organisasi, fungsi memimpin sebagian besar berkaitan
dengan hal-hal berikut :
Menetapkan misi organisasi;
Menciptakan nilai, budaya, dan iklim kerja;
Mengidentifikasi kompetensi inti;
Pengamatan lingkungan;
Memahami kebutuhan akan perubahan;
Menciptakan visi untuk masa depan;
Mendapatkan kerjasama dan dukungan untuk visi tersebut;
Menjaga agar orang dan proses tetap berfokus pada kepuasan berbagai
pelanggan;
Menghimpun kontribusi dari semua sumber daya manusia dalam
organisasi melalui pelatihan, pengembangan, dan pemberdayaan.
SIFAT DAN KETERAMPILAN UNTUK PEMIMPIN YANG EFEKTIF
Sifat
Keterampilan
> Dapat menyesuaikan diri;
> Kepintaran (intelektual)
> Waspada terhadap lingkungan sosial
> Kecakapan konseptual
> Ambisius dan berorientasi pada prestasi
> Kreativitas
> Asertif
> Diplomatis dan
bijaksana
> Kooperatif
> Lancar berbicara
> Dapat diandalkan
> Pengetahuan
tentang tugas
> Dominan (hasrat mempengaruhi orang lain
kelompok
> Energetik (kegiatan tinggi)
> Kecakapan organisasi
(administratif)
> Gigih (keras hati)
> Persuasif (kecakapan
merayu)
> Percaya diri
> Kecakapan sosial
> Toleran atas tekanan
> Kesediaan untuk bertanggung jawab
4. PERBEDAAN PEMIMPIN DAN MANAJER
Pemimpin (kepemimpinan) dan manajer (manajemen) bukan hal yang
sama. Tugas seorang manajer adalah merencanakan, mengorganisasi,
memenuhi kebutuhan staf, memimpin, dan mengendalikan. Manajer mungkin
efektif atau tidak efektif dalam mempengaruhi para bawahan atau para
anggota tim dalam menetapkan dan merealisasikan tujuan. Yang ideal,
kepemimpinan dan keterampilan manajemen menyatu sehingga seorang
manajer berfungsi sebagai pemimpin.
Pemimpin dapat memberdayakan, yaitu memberikan pada hal-hal yang
dibutuhkan untuk berkembang, berubah, dan mengatasi perubahan.
Pemimpin menciptakan dan berbagi visi serta merumuskan strategi untuk
merealisasikan visi menjadi sebuah kenyataan.
34
PERBEDAAN ANTARA MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
Manajemen
Kepemimpinan
Perencanaan dan anggaran
Penetapan arah
Menyusun langkah-langkah dan jadwal
Mengembangkan visi di
masa depan,
rinci untuk mencapai hasil yang dibutuh
sering jauh ke depan, dan
strategi
kan dan kemudian mengalokasikan
untuk
menciptakan
perubahan yang
sumber daya yang perlu agar dapat
dibutuhkan
guna
merealisasikan visi
terjadi.
tersebut.
Pengorganisasian dan staffing
Penjajaran orang
Menetapkan sebuah struktur untuk melakMengkomunikasikan arah
dengan
sanakan rencana, penempatan tenaga
kata dan perbuatan kepada
semua
sesuai struktur, pendelegasian tanggung
pihak yang terkait untuk
mempengajawab dan wewenang guna melaksanakan ruhi terbentuknya tim dan
koalisi
rencana, menetapkan kebijakan dan pro yang memahami visi dan
strategi dan
sedur sebagai pedoman kerja, dan men - menerima validitas mereka.
ciptakan metode atau sistem untuk
memantau implementasi.
Pengendalian dan pemecahan masalah
Memotivasi dan memberi
semangat
Memantau ketat atas hasil-hasil dibanding
Mendorong orang untuk
mengatasi
rencana, mengidentifikasi penyimpangan,
penghambat politis,
birokratis, dan
dan merencanakan dan pengorganisasian
sumber daya dengan
pemenuhan
untuk memecahkan masalah tersebut.
kebutuhan dasar
manusia.MenghaMenghasilkan sesuatu yang dapat dipresilkan perubahan, sering
sangat diksi dan ketertiban dan secara konsisten dramatis, yang
berpotensi sangat
Mencapai hasil penting yang diharapkan
bermanfaat (misalnya
pengembangan
oleh berbagai stakeholders (misalnya
produk baru atau hubungan
kerja
pelanggan ketepatan waktu)
lebih
yang membuat perusahaan
kompetitif.
Motivasi Positif atau Negatif
Pemimpin dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan melalui
pendekatan motivasi. Menurut Davis dan Newston (1989), ”tergantung pada
gaya manajer, motivasi dapat berbentuk penghargaan atau hukuman”.
Pemimpin bergaya ”positif” menggunakan motivator positif, yaitu pujian,
pengakuan, penghargaan uang, peningkatan keamanan, atau pemberian
tanggung jawab yang lebih besar. Di lain pihak, gaya kepemimpinan negatif
menerapkan paksaan yang disebut sanksi, yaitu berupa denda, penundaan,
penghentian kerja, dlsb.
Menurut Keller dan Szilagvi (1978), gaya kepemimpinan positif
mendorong kemajuan karyawan dan menghasilkan tingkat kepuasan kerja
yang lebih tinggi. Gaya kepemimpinan negatif didasarkan atas kecakapan
manajer untuk menahan sesuatu yang berharga bagi karyawan. Hasil
kepemimpinan yang negatif mungkin berupa lingkungan kerja yang
menakutkan, di mana manajer dipandang dengan mata kecurigaan dan
dilihat sebagai diktator, bukannya pemimpin atau pemain tim.
BENTANGAN MOTIVASI
Kesempatan untuk maju
Tanggung jawab
Pengakuan
Penghargaan uang
Pujian
Status
Ancaman
Teguran
Denda
Motivasi
Penundaan
Negatif
Pengakhiran kerja
Motivasi
Positif
uang
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Berikut adalah daftar kualitas yang dibutuhkan seorang pemimpin :
 Mencari permasalahan dan isu untuk hari besok guna mendeteksi adanya
sinyal (pertanda) perubahan dan kesulitan tersembunyi;
 Mempelajari penyesuaian terhadap perubahan, mendekatinya, dan
mengubahnya menjadi sebuah keuntungan;
 Menetapkan standar yang tinggi dan tujuan yang jelas;
35

Berpikir secara jernih, tetapi membiarkan intuisi mempengaruhi
rasionalitas;
 Menciptakan arti dari nilai dan maksud di tempat kerja, sehingga setiap
individu meyakini apa yang dikerjakan dan mengerjakannya dengan
sukses;
 Memberikan pengarahan yang positif sehingga memberikan arti bagi
kehidupan para anggota tim;
 Bertindak dengan ketegasan tetapi yakinkan bahwa keputusan Anda
cukup beralasan dan tidak sekedar mengikuti dorongan hati;
 Tetapkan suasana yang benar dengan tindakan dan keyakina Anda,
sehingga menciptakan model yang jelas, konsisten dan jujur untuk diikuti;
 Jagalah ketenangan/kesabaran Anda dan belajarlah menunggu saat yang
tepat untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan;
 Ciptakan kondisi yang menggairahkan dimana setiap individu terdorong
untuk menjalankan tugasnya dengan baik, mencapai sasaran,
mendapatkan harga diri dan memainkan peranan integral dalam
memenuhi sasaran keseluruhan dari organisasi;
 Pekalah terhadap kebutuhan dan pengharapan dari para anggota tim.
Berikanlah pada komunikasi dan pelatihan;
 Tentukan tanggung jawab dan struktur yang jelas, sehingga upaya
kolektif meningkat, bukannya terhambat;
 Ketahuilah apa yang paling memotivasi setiap anggota tim dan bekerjalah
dengan motivasi ini untuk mencapai standar tujuan;
 Jangan mengekang tim, tetapi tentukan batasan-batasan dimana mereka
dapat bekerja dengan bebas.
Gaya Pembuatan Keputusan
Gaya kepemimpinan dari seorang manajer dapat dibedakan atas tiga
kategori, yaitu : gaya otokratis, gaya partisipatif, dan gaya bebas kekang atau
lebih tepat gaya bebas terkendali. Gaya mana yang dipilih manajer harus
berkaitan dengan situasi yang dihadapi.
Gaya Kepemimpinan dan Distribusi Wewenang Pembuatan Keputusan
Penggunaan wewenang
dari Manajer
Andil
bawahan
dalam
wewenang
pembuatan keputusan
Gaya Otokratis
Terkendali
Manajer membuat kekeputusan, mengumumkan
Gaya Partisipatif
Manajer membuat keputusan dengan masukan
Gaya Bebas
Bawahan membuat
nya, dan mengusahakan umpan balik
dari bawahan
yang ditetapkan oleh
atasan

Gaya Otokratis.
Manajer yang bergaya otokratis tidak membagikan wewenang
pembuatan keputusan kepada bawahan. Pertanda dari gaya ini adalah
seluruh proses dikerjakan oleh manajer yang mempertahankan semua
wewenang. Oleh karenanya, gaya ini disebut pendekatan ”SAYA” atau
”I”, Gaya otokratis bisa efektif bila manajer menghadapi isu dimana ia
berada dalam posisi siap untuk memecahkannya yang implementasinya
tidak tergantung pada orang lain, dan berkehendak untuk berkomunikasi
melalui perintah dan instruksi.
 Gaya Partisipatif
Manajer yang bergaya partisipatif berbagi wewenang pembuatan
keputusan dengan para bawahan. Kadangkala gaya ini disebut
pendekatan ”KITA” atau ”WE”. Manajemen partisipatif melibatkan orang
lain dan membolehkan mereka mengemukakan pendapat, bakat dan
pengalaman yang unik terhadap sesuatu isu. Orang yang terkena akibat
dari keputusan akan mendukung dengan lebih bersemangat jika mereka
ikut serta dalam pembuatan keputusan. Gaya partisipatif akan lebih baik
jika orang lain dalam unit kerja manajer lebih tahu tentang sesuatu isu
dibanding manajer yang bersangkutan.
 Gaya Bebas Terkendali
Gaya ini sering disebut ”MEREKA” atau ”THEY” atau ”gaya penonton”.
Gaya bebas terkendali memberdayakan individu atau kelompok untuk
menjalankan tugas sesuai kemauan mereka, tanpa keterlibatan manajer
secara langsung. Gaya ini sangat mengandalkan pada pendelegasian
wewenang dan bekerja sangat baik jika pihak-pihak memiliki keahlian,
jika para peserta meiliki dan tahu bagaimana cara menggunakan
peralatan dan teknik yang dibutuhkan untuk tugas mereka,
Gaya kepemimpinan ini dapat berfungsi dengan baik bagi manajer dan
profesional dalam bidang kerekayasaan, desain, riset, dan penjualan.
Berorientasi pada Tugas atau Orang
Pemimpin dapat berorientasi pada tugas (kerja) atau berorientasi pada
karyawan (hubungan), tergantung pada perspektif manajer dan situasi, kedua
pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah atau dalam kombinasi.
Orientasi tugas menekankan teknologi, metode, rencana, program, batas
waktu, sasaran dan dikerjakannya sebuah pekerjaan. Manajer yang
berorientasi pada tugas secara khas menggunakan gaya kepemimpinan
otokratis dan mengeluarkan pedoman dan instruksi untuk para karyawan.
Orientasi tugas dapat bekerja dengan baik dalam jangka pendek, khususnya
dengan skedul yang ketat atau dalam kondisi krisis. Namun, untuk jangka
panjang gaya ini dapat menciptakan masalah. Berdasarkan studi Likert
(1976), orientasi tugas dapat mengakibatkan para karyawan terbaik, yang
tusan sesuai batasan
36
menghendaki fleksibelitas dan kebebasan berkreatif, meninggalkan
organisasi dan dapat meningkatkan absensi dan menurunkan kepuasan
kerja.
Manajer yang berorientasi pada karyawan menekankan atau
memperhatikan kebutuhan/kepentingan karyawan. Ia memperlakukan
karyawan sebagai aset berharga dan menghargai pendapat-pendapat
mereka. Membangun kerjasama tim, hubungan positif, dan saling percaya
merupakan kegiatan penting bagi pemimpin yang berorientasi pada orang.
Dengan berfokus pada karyawan, seorang manajer dapat meningkatkan
kepuasan kerja dan mengurangi absensi.
5. BAGAIMANA MANAJER DAPAT MENJADI PEMIMPIN YANG LEBIH BAIK
Upaya harus dimulai dari diri sendiri. Setiap manajer memiliki beragam
nilai, kebutuhan, sasaran, etika, kekuatan dan kelemahan, yang kesemuanya
tersebut menentukan bagaimana ia akan menerapkan seni dari manajemen
dan kepemimpinan. Manajer yang menghargai orang, pasti akan menghargai
keberagaman (kondisi dan latar belakang) para staf dan memperlakukan
setiap pribadi dengan harga diri. Manajer yang menghargai keselamatan di
atas pertimbangan yang lain akan sangat berhati-hati, tidak mau membuat
keputusan yang keras dan mengambil resiko dari tindakan tersebut.
Sebaliknya, manajer yang menghargai atau menekankan pertumbuhan
dan tantangan akan mengupayakan pendekatan yang baru, mengambil
penugasan yang keras, dan bersedia memikul pengorbanan pribadi untuk
meningkatkan kapabilitas mereka sendiri, para bawahan dan organisasi.
Manajer seperti ini akan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang
sama.
Mengingat kepemimpinan bersifat situasional, maka pemimpin harus
mampu menyesuaikan diri. Mereka harus membangun tim dan bekerja
bersama mereka. Pemimpin harus bersedia menerapkan gaya kepemimpinan
yang berbeda dan memanfaatkan perilaku. Manajer harus menyampaikan
visi, dan menjualnya kepada pihak-puihak yang berkepentingan.
Manajer harus merasakan kebutuhan akan perubahan, mempersiapkan
diri mereka sendiri beserta para anggota tim terhadap perubahan, dan
memikirkan apa yang dibutuhkan bagi perubahan. Kemudian, mereka harus
bertindak sebagai agen perubahan. Mereka dapat melakukan hal-hal ini
dengan tetap berada di bidang masing-masing, membuka diri terhadap halhal baru dan berbeda, dan berketetapan hati untuk terus mengupayakan
perbaikan diri terhadap apa yang terbaik bagi mereka melalui filosofi
”Kaizen”, yaitu melakukan perbaikan atau penyempurnaan setiap hari
(secara terus-menerus).
Sebagai seorang hamba yang menerapkan gaya kepemimpinan dan
perilaku yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan orang lain, pemimpin
yang sejati akan unggul dengan melakukan hal-hal yang terbaik bagi orang
lain. ”Menjadi seorang manajer itu berat, akan tetapi untuk menjadi seorang
manajer-pemimpin ternyata jauh lebih berat lagi”.
6. MEMOTIVASI
Motivasi adalah (Samuel Certo, 1997) ”kondisi di dalam (diri) yang
menyebabkan seseorang bertingkah laku tertentu. Menurut pakar lain (Wayne
Mondy dan Shane Premeaux, 1993), motivasi adalah hasrat untuk melakukan
upaya guna mengejar tujuan organisasi”. Pakar lainnya lagi (Ricky Griffin,
1997), motivasi adalah ”seperangkat kekuatan yang menyebabkan orang
bertingkah laku tertentu” . Sedangka menurut Gareth Jones dan Jennifer
George (2003), motivasi sebagai ”kekuatan psikologis yang menentukan arah
dari perilaku seseorang dalam sebuah organisasi, tingkat upaya seseorang,
dan tingkat kengototan seseorang jika berhadapan dengan rintangan”.
Motivasi merupakan hal yang sangat sentral dalam manajemen, karena
menerangkan mengapa orang bertingkah laku tertentu dalam bekerja di
organisasi. Motivasi dapat berasal dari sumber-sumber intrinsik atau
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah perilaku yang dilakukan untuk
kepentingannya sendiri. Banyak manajer yang termotivasi secara intrinsik,
mereka mendapatkan perasaan kepuasan dan prestasi dari membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dan mendapatkan keunggulan-keunggulan
daya saing. Tugas yang menarik dan menantang dapat mengakibatkan
motivasi intrinsik. Perilaku motivasi ekstrinsik adalah perilaku yang
ditunjukkan untuk mendapatkan ganjaran materiil atau sosial atau untuk
menghindari dari hukuman, sumber motivasi adalah konsekuensi dari
perilaku, bukannya perilaku itu sendiri. Contoh : seorang pengacara yang
termotivasi untuk menerima gaji tinggi dan status yang melekat pada jabatan
tsb.
Terlepas apakah orang termotivasi secara intrinsik atau ekstrinsik,
mereka bergabung dan termotivasi untuk bekerja pada organisasi untuk
mendapatkan hasil (outcome) tertentu. Beberapa hasil seperti otonomi,
tanggung jawab, rasa puas, dan kesenangan karena mengerjakan pekerjaan
yang menarik atau mengasyikkan menimbulkan perilaku termotivasi intrinsik.
Hasil lainnya seperti upah, keamanan pekerjaan, tunjangan, dan waktu
berlibur menimbulkan perilaku termotivasi ektrinsik.
Organisasi mempekerjakan orang untuk mendapatkan masukan (input).
Masukan adalah sesuatu yang dikontribusikan seseorang pada pekerjaan
atau organisasi, seperti waktu, usaha, pendidikan, pengalaman, keterampilan,
pengetahuan, dan perilaku kerja yang nyata. Manajer berupaya memotivasi
para anggota organisasi untuk memberikan masukan melalui perilaku, upaya,
dan kegigihan yang dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Manajer perlu memastikan bahwa anggota-anggota organisasi
mendapatkan hasil yang dikehendaki jika mereka memberikan kontribusi
yang berharga kepada organisasi. Memberikan hasil kepada orang ketika
mereka mengkontribusikan masukan dan bekerja dengan baik berarti
menyelaraskan kepentingan para karyawan dengan tujuan organisasi secara
keseluruhan, karena jika karyawan mengerjakan hal yang terbaik bagi
organisasi, mereka memperoleh manfaat secara pribadi.
37
Memotivasi Anggota Organisasi
Bila dilihat dari sudut pandang manajerial, ”motivasi merupakan proses
penyediaan peluang untuk memenuhi kebutuhan bagi anggota-anggota
organisasi dengan jalan melakukan perilaku yang produktif dalam organisasi.
Pada kenyataannya para manajer tidak memotivasi orang, tetapi
menciptakan lingkungan kerja dimana para anggota organisasi memotivasi
diri mereka sendiri.
Kebutuhan Anggota Organisasi yang Tidak Terpenuhi
Menimbulkan Perilaku yang Wajar dan Tak Wajar
Bentuk Perilaku
Tak Wajar
1. Penarikan
ekstern
(keluar)
2. Serangan
(agresi)
3. Penarikan intern
Umpan Balik
(absensi)
Kebutuhan
1. Psikologis
Pencarian Peri2. Keamanan
Melepaskan
3. Sosial
dan
4. Harga diri
5. Aktualisasi diri
Kebutuhan tak
terpenuhi
Trkanan dan
prestasi
terpenuhi
laku
la Tekanan
Frustasi
Umpan Balik
P
e
r
i
l
a
k
u
Wajar
Manajer memiliki berbagai strategi guna memotivasi para anggota
organisasi. Setiap strategi diarahkan pada pemenuhan kebutuhan para
bawahan melalui perilaku organisasional yang wajar. Strategi motivasi
manajerial adalah sebagai berikut :
 Komunikasi Manajerial
 Teori X - teori Y
 Desain pekerjaan
 Modifikasi perilaku
 Sistem manajemen Lickert
 Insentif moneter
 Insentif non moneter
Komunikasi manajerial.
Strategi ini merupakan strategi yang paling
mendasar bagi manajerial. Komunikasi manajer-bawahan yang efektif dapat
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pengakuan, rasa memiliki, dan
keamanan. Komunikasi bukan hanya alat untuk melakukan kegiatan
organisasi, tetapi sekaligus merupakan sarana untuk memenuhi keutuhan
anggota organisasi.
Teori X – Teori Y . Teori ini dikenalkan oleh McGregor, yaitu dua macam
asumsi.
Teori X menyangkut asumsi mengenai orang, yaitu kebanyakan orang pada
dasarnya ”tidak menyukai pekerjaan”, karena itu sedapat mungkin
menghindarinya. Sebaliknya Teori Y mencerminkan asumsi ”positif mengenai
sifat orang”, yaitu bahwa orang akan melakukan pengendalian diri dan
pengarahan diri dalam berbakti kepada tujuan yang sudah mengikat mereka.
Desain pekerjaan. Strategi yang lebih dulu berkembang adalah rotasi
jabatan dan perluasan jabatan. Rotasi jabatan yaitu memutasikan karyawan
dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, dimaksudkan untuk mengatasi
kebosanan dalam bertugas sebagai akibat dari upaya penyederhanaan
pekerjaan dan meningkatnya spesialisasi pekerjaan. Perluasan jabatan
adalah menambah jumlah operasi yang dilakukan oleh seseorang pada satu
pekerjaan guna meningkatkan kepuasan dalam bekerja. Selain itu ada
strategi yang lebih baru, yaitu pekerjaan-pekerjaan yang flextime.
Dihadapkan dengan masalah motivasi dan absensi yang berlebihan, banyak
manajer yang beralih pada inovasi penjadwalan. Maksud utama dari
pendekatan flexitime bukan mengurangi jumlah jam kerja total, akan tetapi
memberikan flesibelitas yang lebih besar kepada karyawan dalam menjadwal
jam-jam kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketidakpuasan
pekerjaan disebut ”faktor higiene atau pemeliharaan”, sedangkan yang
berpengaruh pada tingkat kepuasan pekerjaan disebut ”faktor pemotivasi
atau motivator”.
Faktor-faktor Higiene dan Motivator dari Herzberg
Ketidak Puasan
Kepuasan
Faktor Higiene
Faktor Pemotivasi
38
1. Kebijakan perusahaan dan motivasi
2. Supervisi (pengawasan)
pengakuan
3. Hubungan dengan pengawas
4. Hubungan dengan kolega
5. Kondisi kerja
6. Gaji
Perkembangan seseorang
7. Hubungan dengan bawahan
1. Peluang untuk maju
2.
Peluang
untuk
3. Pekerjaan itu sendiri
4. Tanggung jawab
5. Kemajuan
6.
Keuntungan dan Kerugian Program Flexitime
Keuntungan :
1. Sikap dan moral pekerja yang lebih baik
2. Mengakomodasi orang tua yang bekerja
3. Berkurangnya kelambatan
4. Lebih sedikit masalah perjalanan
5. Mengakomodasi orang yang ingin tiba di kantor sebelum interupsi hari-kerja
normal mulai
6. Meningkatnya produksi
7. Memfasilitasi penjadwalan karyawan untuk urusan medis, gigi, dsb.
8. Mengakomodasi kegiatan waktu senggang karyawan
9. Menurunnya tingkat absensi
10. Menurunnya tingkat karyawan yang keluar (turnover)
Kerugian
1. Kurangnya pengawasan selama jam-jam kerja tertentu
2. Orang-orang kunci tak ada pada waktu-waktu tertentu
3. Kurangnya staf pada saat-saat tertentu
4. Masalah mengakomodasi karyawan yang hasil kerjanya untuk masukan bagi
karyawan lainnya
5. Penyalahgunaan program flexitime oleh karyawan
6. Kesulitan merencanakan jadwal kerja
7. Masalah pencatatan jam-jam bekerja atau akumulasi
8. Ketidakmampuan menjadwal rapat pada waktu yang baik
9. Ketidakmampuan mengkoordinasi proyek-proyek
Modifikasi Perilaku. Modifikasi perilaku adalah program yang memfokuskan
pada pengelolaan kegiatan manusia dengan mengendalikan akibat-akibat dari
pelaksanaan tersebut . Menurut hukum akibat, perilaku yang mendapat ganjaran
(hadiah) cenderung berulang, sedang perilaku yang dihukum cenderung
menghilang. Walaupun program modifikasi perilaku melibatkan administrasi dari
ganjaran dan hukuman, tetapi biasanya ganjaranlah yang ditekankan, karena
lebih efektif daripada hukuman dalam mempengaruhi perilaku.
Sistem Manajemen Lickert. Setelah mempelajari beberapa jenis dan ukuran
organisasi, Lickert berkesimpulan bahwa gaya manajemen dalam perusahaan
dapat dibedakan atas :
Sistem 1. Gaya manajemen yang berciri kurang keyakinan atau kepercayaan
pada bawahan. Bawahan tidak bebas untuk membicarakan pekerjaannya dengan
atasan, dan memotivasi dengan ketakutan, hukuman, dan kadangkala ganjaran.
Aliran informasi terutama mengarah ke bawah, dan sejumlah besar pembuatan
keputusan dilakukan oleh pimpinan organisasi.
Sistem 2. Gaya yang dicirikan oleh keyakinan dan kepercayaan atasan terhadap
bawahan. Meskipun kebijakan terutama dibuat oleh pimpinan, akan tetapi
sebagian keputusan dibuat oleh bawahan berdasarkan kerangka acuan tertentu.
Sistem 3. Berciri keyakinan kepada bawahan meskipun tidak sepenuhnya.
Bawahan agak bebas membahas pekerjannya dengan atasan, dan termotivasi
oleh ganjaran, kadangkala hukuman, dan sebagian keterlibatan. Komunikasi ke
atas sebagian diterima. Keputusan yang lebih spesifik dibuat oleh bawahan.
Sistem 4. Berciri keyakinan dan kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan.
Bawahan termotivasi oleh ganjaran ekonomis yang didasarkan atas sistem
kompensasi yang dikembangkan melalui partisipasi karyawan dan keterlibatan
dalam penetapan tujuan. Informasi berjalan ke bawah, ke atas, dan ke samping.
Pembuatan keputusan tersebar.
Licker menyarankan bahwa kalau gaya manajemen bergerak dari Sistem 1 ke
Sistem 4, kebutuhan manusia dari individu dalam organisasi cenderung lebih
efektif terpenuhi dalam jangka panjang. Jadi sebuah organisasi yang bergerak
menuju Sistem 4 cenderung menjadi lebih produktif dalam jangka panjang.
7. DINAMIKA KELOMPOK DAN KOMUNIKASI
A.
Definisi kelompok
Kelompok adalah ”dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain
untuk merealisasikan tujuan tertentu atau memenuhi kebutuhan tertentu”.
Sebuah Tim adalah sebuah kelompok yang para anggotanya saling bekerja
keras untuk mencapai sasaran atau tujuan bersama. Semua Tim adalah
kelompok, tetapi tidak semua kelompok itu Tim. Yang membedakan tim dari
kelompok adalah intensitas dari anggota-anggota tim untuk bekerja bersama
dan sasaran atau tujuan tim yang spesifik dan diutamakan.
Kelompok dapat dibedakan atas : 1) kelompok informal  sekumpulan
orang yang tujuannya untuk persahabatan, biasanya berkembang secara
spontan. 2) kelompok formal  kelompok yang dibentuk dengan maksud
untuk melakukan pekerjaan yang bersifat produktif, berstruktur lebih rasional
dan kurang cair (tidak mudah berubah), yang memberikan tanggung jawab
kepemimpinan formal pada seseorang untuk menjamin para anggotanya
melaksanakan tugas-tugas; bisa disebut tim, komite, atau kelompok kerja,
dan biasanya dibentuk dengan maksud memberikan kontribusi pada
keberhasilan suatu organisasi yang lebih besar.
B. Daya Tarik Kelompok
Komitmen seseorang pada kelompok bersumber pada dua faktor, yaitu
”daya tarik (atraction)” yang merupakan gambaran kelompok dilihat dari luar;
dan ”kepaduan (cohesiveness)” yang merupakan kecenderungan anggota-
39
anggota kelompok untuk mengikuti kelompok dan melawan pengaruh dari
luar atau kecenderungan anggota untuk menyatu bersama.
Faktor-faktor yang Meningkatkan atau Menurunkan daya tarik
Kepaduan Kelompok
Faktor yang meningkatkan
1. Prestise dan status
beralasan dan
2. Hubungan kerjasama
individu
3. Tingkat interaksi yang tinggi
prosedur,
4. Berukuran relatif kecil
dsb
5. Kesamaan para anggota
menyenangkan
6. Citra publik dari kelompok yang unggul
7. Ancaman bersama dalam lingkungan
kelompk
Faktor yang menurunkan
1.
Permintaan
yang

Para anggota sadar mengenai proses dalam kelompok dan peranan
mereka masing-masing.
Perkembangan Kelompok dari Pembentukan Hingga Kematangan
DERAJAD KEMATANGAN KELOMPOK
tak
Matang (efisien, efektif)
tak
disetujui
atas
Rintangan
2. Ketidaksetujuan atas
kegiatan,
3.
peraturan,
Pengalaman
Rintangan
Ketidakpastian
Ketidakpastian
atas kekuasaan dan wewenang
atas hubungan antar pribadi
tak
dengan kelompok
4. Persaingan antara permintaan
Dan kegiatan di luar
yang lebih disukai
5.
Citra
publik
dari
kelompok yang tak
menguntungkan
6. Persaingan
untuk
keanggotaan oleh
kelompok-kelompok
lain
C. Perkembangan Kelompok
Ciri-ciri kelompok yang sudah matang :
 Para anggota menyadari diri mereka mengenai aset dan kewajiban satu
sama lain dalam kaitannya dengan tugas kelompok;
 Perbedaan individu diterima tanpa diberi label baik atau buruk
 Kelompok telah mengembangkan wewenang dan hubungan antar pribadi
yang diakui dan diterima oleh para anggota;
 Keputusan-keputusan kelompok dibuat melalui diskusi yang rasional,.
Pendapat dan ketidaksetujuan minoritas diakui dan didorong. Tidak ada
upaya untuk memaksakan keputusan auara bulat yang palsu;
 Konflik adalah mengenai isu-isu kelompok yang penting seperti tujuan
kelompok dan efektivitas serta efisiensi dari berbagai jalan untuk mencapai
tujuan kelompok. Konflik mengenai isu-isu emosional yang berkaitan
dengan struktur kelompok, proses atau hubungan antar pribadi sangat
minim;
1.Orientasi
6.Penerima
2.Konflik &
3.Kepaduan
tantangan
4.Khayalan
5.Kekece-
waan
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
Tidak Matang (Tak efisien, Tak efektif)
Tahap I : Orientasi  Upaya dilakukan untuk memecahkan batu es (ice
breaking).
Ketidakpastian mengenai tujuan, kekuasaan, dan hubungan antar pribadi tinggi.
Para anggota biasanya ingin dan menerima kepemimpinan apapun pada tahap
ini.Pemimpin yang muncul seringkali salah menafsirkan masa ”bulan madu” ini
sebagai mandat untuk pengendalian permanen.
Tahap 2 : Konflik dan tantangan  Kalau filosofi tujuan dan kebijakan dari
pemimpin yang muncul menjadi jelas, individu-individu atau kelompok muncul
untuk memperjuangkan langkah alternatif dan pengendalian. Tahap ke 2 ini
dapat berkepanjangan selagi para anggota berusaha menjelaskan dan
merekonsiliasi peranan mereka sebagai bagian dari redistribusi kekuasaan dan
wewenang yang lengkap (tuntas).
Tahap 3 : Kepaduan  Pergeseran dalam kekuasaan yang berlangsung sejak
Tahap 2 selesai, di bawah pemimpin baru atau pemimpin semula dengan
kesepakatan baru mengenai wewenang, struktur dan prosedur. Setiap orang
40
menjadi benar-benar terlibat, sehingga perasaan ”kita” akan mendominasi.
Perbedaan mengenai kekuasaan dan wewenang dapat diselesaikan dengan
cepat.
Tahap 4 : Khayalan  Perasaan ”telah melewati kondisi terburuk” berjalan
setelah melalui transisi yang agak cepat pada Tahap 3. Para anggota
berketetapan hati untuk meningkatkan keselarasan dengan segala
cara.Partisipasi dan persahabatan berjalan baik sekali karena para anggota
yakin bahwa semua permasalahan emosional yang sulit telah teratasi.
Tahap 5 : Kekecewaan  Sub kelompok akan terbentuk karena khayalan akan
manfaat tak terbatas telah luntur dan berkembang kekecewaan atas apa yang
dihasilkan. Orang yang harapannya tidak terealisasi menantang kelompok untuk
berkarya lebih baik lagi. Orang lain menahan. Kelambanan dan absensi
merupakan gejala menurunnya kepaduan dan komitmen.
Tahap 6 : Penerimaan  Biasanya ada anggota kelompok (seseorang selain
pemimpin kelompok yang bertindak sebagai katalisator kelompok) yang
terpercaya dan berpengaruh yang peduli atas kelompok untuk maju ke depan
dan membantu kelompok dalam mengalihkan konflik menuju kepaduan.
Pemahaman pribadi dan saling pengertian yang lebih besar membantu para
anggota menyesuaikan dengan situasi tanpa menimbulkan masalah.
Pengharapan para anggota lebih realistis. Kelompok pada Tahap 6 cenderung
menjadi sangat efektif dan efisien, karena struktur wewenang pada umumnya
diterima, subkelompok dapat mengejar hal-hal yang berbeda tanpa mengancam
kepaduan kelompok
D. Komunikasi
Beberapa definisi tentang komunikasi dari beberapa pakar manajemen
adalah :
 ”berbagi informasi di antara dua atau lebih orang atau kelompok untuk
mencapai pengertian bersama” (Gareth Jones & Jennifer George);
 ” pengalihan informasi, ide/gagasan, pengertian/perasaan di antara orangorang” (Wayne Mondy & Shane Premeaux);
 ”pengalihan informasi dan pengertian antar pribadi” (Robert Kreitner);
 ” proses pengiriman (penyebaran) informasi dari satu orang kepada orang
lain” (Ricky Griffin);
 ”proses berbagi informasi dengan orang lain” (Samuel Certo);
 ”penerusan atau penyebaran informasi – data dalam bentuk yang masuk
akal dan dapat dipergunakan – dari satu orang atau kelompok kepada
lainnya” (Warren Plunkett & Raymond Attner);
 ”proses pengiriman dan penerimaan simbol dengan pesan melekat
padanya antar pribadi/orang” (John Schermerhorn,Jr)
MANAJEMEN DAN KOMUNIKASI
TUGAS-TUGAS
MANAJEMEN
DIKERJAKAN
MELALUI
KOMUNIKASI
Melakukan
pertemuan
Memberikan
informasi
PERENCANAAN
PENGORGANISASIAN
PENGARAHAN
PENGENDALIAN
Melakukan wawancara
Menulis laporan
Menulis Memo
Mengumumkan
Panggilan telpon
Pembicaraan
tatap muka
Penghalang Komunikasi
Sejauh mana komunikasi organisasi ”bekerja efektif”, dapat dilihat dari
apakah pesan-pesan yang dikehendaki mempunyai dampak yang diinginkan
terhadap perilaku karyawan. Hal ini berkaitan erat dengan empat faktor
penghalang komunikasi, sbb. :
 Penghalang proses  Kompleksitas dari proses komunikasi berpotensi
menjadi penghalang komunikasi. Kondisi tak berfungsi di manapun sepanjang
proses komunikasi dapat secara tersendiri atau kolektif menghambat
pemindahan pengertian;
 Penghalang fisik  Kadangkala obyek fisik (misalnya pelindung telinga, jarak
yang terlalu jauh, perbedaan zona waktu) menghambat komunikasi yang
efektif. Penghalang fisik dapat dihilangkan dengan bantuan ekologis
organisasi, misalnya dengan mendesain ulang bangunan dan perkantoran;
 Penghalang semantik  Kata-kata sangat diperlukan , meski kadang-kadang
menimbulkan banyak kesulitan. Para manajer di bidang akuntansi, ilmu
komputer, atau periklanan sudah terbiasa dengan bahasa teknis masingmasing, sehingga melupakan bahwa orang di luar bidangnya tidak
memahaminya;
 Penghalang psikologis  Penghalang psikologis dan sosial dominan atas
meningkatnya hambatan komunikasi dibanding penghalang lainnya.
Penghalang ini contohnya : latar belakang, persepsi, nilai, kebutuhan,
pengharapan, dan kecenderungan berat sebelah dari orang-orang, serta
permasalahan keluarga dan individu yang berbeda-beda.
Kemajuan Teknologi Dalam Komunikasi
Kemajuan teknologi dalam teknologi informasi telah meningkatkan
kemampuan manajer secara dramatis dalam berkomunikasi dan mengakses
informasi dengan cepat guna membuat keputusan. Tiga kemajuan yang
mempunyai dampak besar terhadap komunikasi manajerial adalah : internet,
intranet, dan groupware.
Internet : sebuah sistem jaringan komputer global yang mudah untuk dimasuki
dan dipergunakan oleh karyawan organisasi di seluruh dunia untuk
berkomunikasi di dalam dan di luar perusahaan-perusahaan mereka. Manajer
41
dan perusahaan menggunakan internet untuk berbagai keperluan komunikasi,
yaitu berkomunikasi dengan pemasok dan kontraktor untuk menjaga tingkat
persediaan yang layak serta memantau kemajuan proyek serta perubahan
skedul; berkomunikasi di dalam perusahaan sendiri terutama dengan kantorkantor yang jauh dari kantor pusat dengan email; menyampaikan informasi
kepada pelanggan potensial dan masyarakat lain, menjual barang/jasa kepada
pelanggan, mengumpulkan informasi perusahaan lain, termasuk pesaing.
Intranet : jaringan informasi melalui internet di dalam perusahaan sendiri untuk
berbagi informasi. Intranet memungkinkan para karyawan memiliki berbagai
jenis informasi pada keyboard mereka masing-masing, seperti : direktory, buku
telpon, buku pedoman, angka-angka persediaan, spesifikasi produk, informasi
mengenai pelanggan, biografi para manajer puncak dan dewan direksi, angkaangka penjualan dunia, notulen rapat, laporan tahunan, skedul penyerahan, dan
angka-angka mutakhir pendapatan, biaya dan keuntungan, dll.
Groupware : perangkat lunak komputer yang memungkinkan para anggota
kelompok dan tim untuk berbagi informasi satu sama lainnya untuk
meningkatkan komunikasi dan kinerja. Para manajer sangat mungkin dapat
menggunakan groupware dengan sukses sebagai media komunikasi dalam
organisasi jika kondisi berikut terpenuhi :
 Pekerjaan berbasis kelompok atau tim, dan para anggota diberi
penghargaan paling tidak untuk kinerja kelompok;
 Groupware sepenuhnya didukung manajemen puncak;
 Budaya organisasi menekankan fleksibelitas dan berbagi pengetahuan, dan
organisasi tidak memiliki hierarki yang ketat;
 Groupware dipergunakan untuk maksud tertentu dan dipandang sebagai
alat bagi anggota-anggota kelompok atau tim untuk bekerja bersama
dengan efektif, bukan sebagai sumber kekuasaan atau keuntungan pribadi;
 Para karyawan menerima pelatihan yang memadai dalam penggunaan
komputer dan groupware.
IV. ESENSI PENGENDALIAN
Definisi
Definisi pengendalian menurut para pakar :
 ”fungsi
manajemen
dimana
para
manajer
menetapkan
dan
mengkomunikasikan standar kinerja untuk orang, proses, dan peralatan;
Standar adalah pedoman atau tolok banding yang ditetapkan sebagai dasar
untuk pengukuran kapasitas, kuantitas, isi, nilai, biaya, kualitas, atau kinerja.
Secara kuantitatif atau kualitatif, standar harus merupakan pernyataan
mengenai hasil yang diharapkan yang tepat, eksplisit, dan formal” (Plunkert &
Attner, 1997);
 ”proses dimana para manajer memantau dan mengatur bagaimana sebuah
organisasi dan segenap anggotanya menjalankan semua kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Dalam
pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah strategi
dan struktur organisasi bekerja seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-hal

tersebut dapat ditingkatkan, dan bagaimana harus diubah jika tidak bekerja”
(Jones & George, 2003);
”proses pemantauan aktivitas untuk menjamin bahwa standar dapat
terlaksana sebagaimana direncanakan dan melakukan langkah koreksi
terhadap penyimpangan yang berarti. Semua manajer harus terlibat dalam
fungsi pengendalian biarpun unit kerjanya telah menjalankan tugas
sebagaimana direncanakan. Sistem pengendalian yang efektif menjamin
bahwa aktivitas telah dijalankan dengan cara-cara yang dapat mengantarkan
organisasi mencapai tujuannya” (Robbins & DeCenzo, 1995)
Sistem Pengendalian
Sistem pengendalian adalah sistem penetapan sasaran, pemantauan,
evaluasi dan umpan balik secara formal yang memberikan informasi kepada
para manajer mengenai apakah strategi dan struktur organisasi telah bekerja
secara efektif dan efisien. Sistem pengendalian dikembangkan untuk mengukur
kinerja pada setiap tahap dalam proses mentransformasi masukan menjadi
barang dan jasa.
Tahap Masukan
Pengendalian
Umpan Maju
Tahap Konversi
Pengendalian
Berjalan
---------------------------
----------------------(Mengantisipasi
masalah sebelum
terjadi)
(Mengelola
masalah pada
saat terjadi)
Tahap Keluaran
Pengendalian
Umpan Balik
----------------------(Mengelola
masalah setelah
terjadi)
Proses Pengendalian
Proses pengendalian terdiri dari tiga langkah terpisah, yaitu mengukur
kinerja yang nyata, membandingkan kinerja nyata dengan standar (yang
ditetapkan dalam fungsi perencanaan), dan mengambil langkah manajerial
untuk mengoreksi penyimpangan.
Menurut Robbins dan DeCenzo, proses pengendalian didasarkan atas asumsi
bahwa standar kinerja telah ditetapkan sebelumnya, akan tetapi kinerja nyata
perlu dijadikan bahan evaluasi untuk meninjau kembali relevansi dari standar itu
sendiri.
Empat langkah dalam Pengendalian Organisasi
Langkah I : Menetapkan standar kinerja, sasaran, atau target sebagai dasar
untuk evaluasi kinerja;
Langkah 2 : Mengukur kinerja nyata;
42
Langkah 3 : Membandingkan kinerja nyata dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan;
Langkah 4 : Mengevaluasi hasil dan melakukan tindakan koreksi jika standar
tidak tercapai;
Tiga Sistem Pengendalian Organisasi
1. Jenis Pengendalian Keluaran, mekanismenya : ukuran kinerja keuangan,
sasaran organisasi, dan anggaran operasional;
2. Jenis Pengendalian Perilaku, mekanismenya : supervisi langsung,
manajemen berdasar sasaran, dan aturan & prosedur operasi standar;
3. Jenis Pengendalian Budaya Organisasi, mekanismenya nilai, norma,
sosialisasi.
Kualitas Sistem Pengendalian yang Efektif
Sebuah sistem pengendalian yang efektif cenderung memiliki kualitas
tertentu yang sama. Pentingnya kualitas ini tergantung pada situasi, tetapi dapat
disimpulkan bahwa karakteristik berikut membuat sistem pengendalian menjadi
lebih efektif.
1. Keakuratan  sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang
tidak akuran dapat berakibat manajemen gagal mengambil tindakan yang
seharusnya diambil atau merespon suatu masalah yang seharusnya tidak
ada;
2. Tepat waktu  pengendalian harus menarik perhatian manajemen pada
variasi waktu untuk mencegah pelanggaran serius pada kinerja unit kerja;
3. Ekonomis  sebuah sistem pengendalian harus ekonomis untuk
dioperasikan. Setiap sistem pengendalian harus bertumpu pada manfaat
yang dihasilkan dalam kaitannya dengan biaya yang harus ditanggung;
4. Fleksibelitas  pengendalian yang efektif harus cukup fleksibel untuk
menyesuaiakan terhadap perubahan yang merugikan atau mengambil
manfaat dari peluang baru;
5. Dapat dimengerti  pengendalian yang tidak bisa dimengerti tidak memiliki
nilai. Sistem pengendalian yang sulit dimengerti dapat mengakibatkan
kesalahan yang tidak perlu terjadi, karyawan yang frustasi, dan akhirnya
diabaikan;
6. Kriteria yang beralasan  standar pengendalian harus beralasan dan dapat
dicapai. Jika terlalu tinggi atau tak beralasan, ia tidak lagi
memotivasi;Pengendalian harus memperkuat standar yang menantang dan
mendukung orang untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi tanpa
menurunkan motivasi;
7. Penempatan strategis  manajemen tidak bisa mengendalikan segala
sesuatu yang berlangsung dalam sebuah organisasi. Kalaupun dapat
dilakukan, manfaat yang diperoleh tidak sepadan dengan biaya yang
ditanggung. Karenanya manajer harus meletakkan pengendalian pada
faktor-faktor yang bersifat strategis terhadap kinerja organisasi;
Pengendalian harus mencakup kegiatan, operasi, dan peristiwa yang kritis
di dalam organisasi. Pengendalian harus berfokus pada tempat-tempat
dimana penyimpangan terhadap standar paling mungkon terjadi atau
penyimpangan yang berakibat paling merugikan;
8. Tekanan pada pengecualian  karena manajer tidak bisa mengendalikan
semua kegiatan, maka harus menempatkan alat pengendali strategis yang
mana alat ini hanya mengundang perhatian pada pengecualian. Sebuah
sistem pengendalian menjamin bahwa seorang manajer tidak akan
kewalahan dengan informasi tentang penyimpangan dari standar. Hal ini
dilakukan dengan cara penetapan pos-pos pemeriksaan (checkpoint) yang
berfungsi sebagai alat kendali sehingga terhindar dari hal-hal yang rutin;
9. Kriteria ganda  manajer dan juga karyawan akan berusaha melihat hal-hal
bagus pada kriteria yang dikendalikan. Jika manajemen mengendalikan
dengan mengguna kan ukuran tunggal, misalnya satuan laba, maka upaya
hanya akan terfokus pada hal-hal yang tampak bagus pada standar
tersebut. Kriteria ganda memiliki dua efek positif. Karena lebih sulit
memanipulasi dibanding ukuran tunggal, maka hal itu dapat mengurangi
upaya untuk sekedar tampak bagus saja. Selain itu, karena kinerja jarang
dapat dievaluasi dari satu indikator, kriteria ganda memungkinkan penilaian
kinerja yang lebih akurat;
10. Tindakan korektif  sebuah sistem pengendalian yang efektif tidak hanya
menunjukkan kapan sebuah penyimpangan dari standar yang berarti
terjadi, tetapi juga menyarankan tindakan apa yang harus diambil guna
mengoreksi penyimpangan. Ia akan menegaskan masalahnyadan
menentukan pemecahannya. Hal ini seringkali dilaksanakan dengan
menyusun pedoman jika-maka, misalnya jika penerimaan unit kerja merosot
lebih dari 50%, maka biaya per unit harus diturunkan dengan jumlah yang
sama.
Pengendalian Produksi
Kemungkinan gangguan prosuksi
Tindakan koreksi
1. Kerusakan mesin
1. Kontrak servis; pemeliharaan preventif terrencana; menyewa mesin.
2. Kualitas produksi yang kurang
2. Memperbaiki dan membetulkan; konsesi
dari
baik
rekayasa desain.
3. Produktivitas rendah
3. Skim bonus produktivitas, skim
insentif
4. Kekurangan tidak terduga
4. Menggunakan material lain, pengiriman
segar;
memodifikasi atau mengolah
kembali bagian lain
43
5. Tolakan material yang diterima
konsesi
5. Memodifikasi atau mengolah kembali;
dari rekayasa desain; pengiriman
pengganti.
6. Pemasok mogok
6. Menggunakan pemasok alternatif; persediaan
keamanan.
7. Kegagalan pengangkutan
7. Menggunakan metode angkutan
alternatif
(misalnya angkutan udara untuk
angkutan laut
8. Kemangkiran
8. Memperbaiki hubungan perburuan;
kerja lembur; menambah sift kerja.
9. Larangan kerja lembur
9. Menggunakan tenaga sementara;
rekruitmen;
Memperbaiki hubungan perburuan.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)
I. PENGERTIAN MSDM
Manjemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu
pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai).
II. FUNGSI OPERATIF MSDM
Terdapat enam fungsi operatif MSDM, yaitu :
1. Pengadaan tenaga kerja
a. Perencanaan SDM
b. Analisis jabatan
c. Penarikan pegawai
d. Penempatan kerja
e. Orientasi kerja (job orientation)
2. Pengembangan tenaga kerja mencakup:
a. Pendidikan dan pelatihan
b. Pengembangan (karier)
c. Penilaian prestasi kerja
3. Pemberian balas jasa mencakup :
a.
Balas jasa langsung : gaji/upah, insentif
b. Balas jasa tak langsung : keuntungan (benefit), pelayanan/kesejahteraan
(services)
4. Integrasi :
a.
Kebutuhan karyawan
b.
Motivasi kerja
c.
Kepuasan kerja
d.
Disiplin kerja
e.
Partisipasi kerja
5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup :
a. Komunikasi kerja
b. Kesehatan dan keselamatan kerja
c. Pengendalian konflik kerja
d. Konseling kerja
6. Pemisahan tenaga kerja mencakup :
Pemberhentian karyawan
II. PERENCANAAN SDM
Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah ”suatu proses
menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan,
pengembangan, pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang
berintegrasi dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah pegawai,
penempatan pegawai secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis” (DR.A.A.
Anwar Prabu Mangkunegara,Drs,Msi,Psi).
Kepentingan Perencanaan SDM :
1. Kepentingan individu  membantu meningkatkan potensinya, begitu pula
kepuasan pegawai dapat dicapai melalui perencanaan karier;
2. Kepentingan organisasi  dalam mendapatkan calon pegawai yang
memenuhi kualifikasi, dengan perencanaan SDM dapat dipersiapkan caloncalon pegawai yang berpotensi untuk menduduki posisi manajer untuk masa
yang akan datang;
3. Kepentingan nasional  pegawai-pegawai yang berpotensi tinggi dapat
dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan produktivitas
nasional. Mereka dapat dijadikan tenaga-tenaga ahli dalam bidang tertentu
untuk membantu program pemerintah.
Komponen Perencanaan SDM :
1. Tujuan  perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan
kepentingan individu, organisasi, dan kepentingan nasional;
2. Perencanaan organisasi  merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan
untuk mengadakan perubahan positif bagi perkembangan organisasi, yang
juga merupakan hal yang organik, pendekatan proses yang berorientasi pada
perubahan organisasi dan efektivitas manajemen;
3. Pengauditan SDM  meliputi penelusuran secara normal dan sistematis
mengenai efektivitas program kepegawaian, program analisis jabatan,
penarikan pegawai, testing, pelatihan dan pengembangan manajemen,
promosi jabatan, transfer, taksiran pegawai, hubungan kerja, pelayanan
pegawai, moral dan sikap kerja, penyuluhan pegawai, upah, administrasi
upah, dan penelitian pegawai; Dalam pengauditan SDM perlu diperhatikan
aspek-aspek : kualitas kekuatan kerja, penentuan kualitas, daftar kemampuan
(skill), turnover, dan perubahan intern;
44
4. Peramalan SDM  mirip dengan pengauditan SDM, perbedaannya
peramalan SDM untuk masa yang akan datang dan lebih menitikberatkan
pada penyesuaian terhadap perubahan eksternal organisasi, dan sangat
dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi.
III. PENARIKAN PEGAWAI
Penarikan pegawai adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan pegawai yang melalui tahapan
yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan pegawai,
menentukan kebutuhan pegawai yang diperlukan perusahaan, proses seleksi,
penempatan, dan orientasi pegawai.
Sumber-sumber penarikan pegawai :
a. Sumber dari dalam perusahaan  proses memutasikan pegawai berdasarkan
hasil evaluasi terhadap penilaian prestasi kerja dan kondite pegawai yang ada
di perusahaan (promosi jabatan, transfer atau rotasi pekerjaan, demosi
jabatan);
b. Sumber dari luar perusahaan  melalui iklan media masa, lembaga
pendidikan, Depnaker, dan lamaran kerja yang masuk;
Seleksi Calon Pegawai :
a. Pengertian seleksi calon pegawai : pemilihan dari berbagai obyek pilihan
dengan mengutamakan beberapa obyek saja yang dipilih;
b. Teknik-teknik seleksi  Tes pengetahuan akademik, Tes psikologi (tes bkat,
tes kecenderungan untuk berpres:tasi, tes minat bidang pekerjaan, dan tes
kepribadian), wawancara.
IV. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
Pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan
terbatas (Andrew E. Sikula).
Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang
yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai
manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai
tujuan yang umum.
Komponen-komponen pelatihan dan pengembangan :
1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat
diukur;
2. Para pelatih (trainers) harus memiliki kualifikasi yang memadai;
3. Materi latihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai;
4. Metode pelatihan dan pengembangan harus sesui dengan tingkat
kemampuan pegawai yang menjadi peserta;
5. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainee) harus memenuhi persyartan
yang ditentukan.
Prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan :
1. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan;
2. Tahapan-tahapan tersebut harus sisesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai;
3. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang
berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran;
4. Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif
dari peserta;
5. Menggunakan konsep shaping (pembentukan) perilaku
Tahapan-tahapan penyusunan peltihan dan pengembangan :
1. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan/pengembangan (job study);
2. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan/pengembangan;
3. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurannya;
4. Menetapkan metode pelatihan/pengembangan;
5. Mengadakan percobaan (try out) dan revisi;
6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi.
Tujuan peltihan dan pengembangan :
1. Meningkatkn penghayatan jiwa dan ideologi;
2. Meningkatkan produktivitas kerja;
3. Meningkatkan kualitas kerja;
4. Meningkatkan ketetapan perencanaan SDM;
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja;
6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara
maksimal;
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja;
8. Menghindarkan keusangan (obsolescence);
9. Meningkatkan perkembngan pegawai.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan :
1. Perbedaan individu pegawai;
2. Hubungan dengan jabatan analisis;
3. Motivasi;
4. Partisipasi aktif;
5. Seleksi peserta penataran;
6. Metode pelatihan dan pengembangan.
Metode Pelatihan dan Pengembangan :
1. On the job
2. Vestibule (ruang isolasi yang terpish) atau Balai;
3. Metode demonstrasi dan contoh;
4. Simulasi;
5. Apprenticeship  mengembangkan keterampilan perajin atau pertukangan;
6. Metode ruang kelas;
7. Metode kuliah;
8. Metode konferensi;
9. Metode studi kasus;
10. Metode bermin peran;
11. Bimbingan berencana;
45
V. KOMPENSASI PEGAWAI
Administrasi upah atau gaji (kadang-kadang disebut kompensasi)
melibtkan keseimbangan perhitungan; kompensasi merupakan sesuatu yang
dipertimbangkn sebagai suatu yang sebanding; Pemberian upah merupakan
imbalan, pembayaran untuk pelayanan yang telah diberikan oleh pegawai.
Kepentingan kompensasi pegawai :
Kompensasi sangat penting bagi pegawai maupun majikan, karena kompensasi
merupakan sumber penghasilan bagi mereka dan keluarganya; bagi majikan dan
perusahaan, kompensasi merupakan faktor utama dalam kepegawaian. Oleh
karena itu dalam menentukan pegawai perlu berdasarkan penilaian prestasi,
kondite pegawai, tingkat pendidikan, jabatandan masa kerja pegawai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi :
1. Faktor Pemerintah;
2. Penawaran bersama antara perusahaan dan pegawai;
3. Standar dan biaya hidup pegawai;
4. Ukuran perbandingan upah;
5. Permintaan dan persediaan;
6. Kemampuan membayar.
Bentuk-bentuk kompensasi pegawai :
1. Upah dan gaji  tingkat pembayaran, struktur pembayaran, penentuan
bayaran individu, metode pembayaran, kontrol pembayaran;
2. Benefit (keuntungan) dan pelayanan  Benefit adalah nilai keuangan
(moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat dapat ditentukan
(bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan
meningkatkan keamanan); sedangkan pelayanan adalah nilai kuangan
(moneter) langsung untuk pegawai yang tidak dapat secara mudah ditentukan
(laporan tahunan untuk pegawai, tim olah raga, kamar tamu pegawai,
kafetaria pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan).
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
A. PENGERTIAN
Produksi adalah pengubahan bahan2 dari sumber2 menjadi hasil yang diinginkan
oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.
Dengan demikian produksi merupakan konsep yang lebih luas ketimbang
manufaktur (pengolahan), karena pengolahan hanyalah sebagai “bentuk
khusus” dari produksi. Jadi dengan demikian pedagang besar, pengecer, dan
lembaga2 yang menyediakan jasa, juga berkepentingan dengan produksi.
Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang mengubah keahlian
dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta
diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.
Istilah “produksi” sering kaitan dengan istilah “produktivitas”, namun walaupun
sangat berkaitan bukan berarti bahwa “produktivitas” merupakan fasilitas yang
aktif.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara
hasil (jumlah barang dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah
tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk menghasilkan hasil
tersebut.
B. PRODUKSI
Kegiatan produksi melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam
sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual.
Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan2 penting untuk
mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah :
 Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi
manufaktur;
 Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem
tersebut, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
C. SISTEM PRODUKSI MANUFAKTUR
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain produksi
adalah :
a. Disain produksi dari barang yang diproses
Dalam bentuk seperti apakah barang dan jasa akan dibuat (pola, corak,
kualitas) ?
b. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
Peralatan seperti apa yang akan dibeli supaya barang atau jasa dapat
diproduksi dengan biaya minimum ?
c. Disain tugas
Bagaimanakan kegiatan produksi itu akan dibagi kepada para pekerja menurut
keahlian, kesehatan, dan biaya yang diperlukan ?
46
d. Lokasi dari fasilitas produksi
Dimanakah fasilitas produksi/pabrik itu akan didirikan dalam kaitannya dengan
letak pasar sumber tenaga kerja dan material, pengawasan polusi lingkungan,
dan faktor2 lain ?
e. Layout dari fasilitas tersebut
Bagaimanakah sebuah pabrik itu akan dipersiapkan supaya operasinya dapat
efisien ?
Keputusan2 yang kompleks tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan
yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat proses tersebut, (2)
jangka waktu produksi, (3) sifat produk yang diproses.
1. Sifat Proses Produksi
Penggolongan proses produksi berdasarkan ”sifat” ini akan menentukan jenis
atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan
sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam, yakni :
a. Proses ekstraktif
Adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan2 langsung dari alam.
Contoh : proses penambangan batu-bara, bijih besi, bijih emas, pengeboran
minyak, dsb. Proses ekstraksi ini terdapat dalam industri proses produksi
dasar, oleh karena itu pertanian dan perikanan juga disebut industri ekstraktif.
b. Proses analitik
Adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam
barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Contoh : penyulingan
minyak;
c. Proses fabrikasi
Kadang2 disebut juga proses pengubahan
adalah suatu proses yang
mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres,
dsb. Contoh : proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dsb.
d. Proses sistetik
Proses ini menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam
bentuk produk. Dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat
berbeda dengan jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia. Dalam
industri lain seperti dalam produksi mobil, alat2 listrik, barang elektronik
(radio, TV, lemari pendingin, dll), dimana bahan2 dirakit tanpa mengubah
bentuk fisik atau susunan kimiawinya, disebut proses perakitan atau
assembling. Sering proses ini digunakan sebagai bagian dari proses
pengolahan.
peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini banyak atau semua mesin akan
melaksanakan operasi yang sama dalam waktu yang tidak terbatas. Contoh :
produksi mobil, dimana perubahan model hanya 1 kali dalam setahun. Istilah
terus-menerus juga terdapat di dalam industri yang hanya mempunyai satu
saat operasi (satu shift) yaitu pada pagi sampai sore hari, sedangkan malam
hari tidak beroperasi. Selain itu juga terdapat dalam industri yang mempunyai
kegiatan terus-menerus tanmpa berhenti selama periode waktu yang lama,
seperti : pabrik tekstil.
b. Proses terputus-putus (intermittent process)
Istilah terputus-putus ini terdapat dalam keadaan manufactur dimana mesin2
itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi
untuk membuat produk lain yang berbeda. Jadi alat yang sama dapat
digunakan untuk membuat beberapa macam produk sesuai dengan keinginan
atau pesanan konsumen. Contoh : alat2 untuk pengecoran logam.
2. Jangka Waktu Produksi
Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu
dimana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini proses produksi digolongkan
menjadi 2 macam, yakni :
a. Proses terus-menerus (continuous process)
Istilah ini digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana
periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan
Keputusan2 yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi
akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan
pengawasan kuantitas serta kualitas produksinya. Masalah2 yang dihadapi oleh
manajer produksi :
 Perencanaan produksi
 Organisasi produksi
3. Sifat Produk
Proses produksi yang ditentukan menurut sifat produknya, yang melibatkan ada
atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini proses
produksi dapat dibagi dalam 2 macam : (a) produksi standard, dan (b) produksi
pesanan
a. Produksi Standard
Produksi barang2 yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard.
Pada produksi standard ini, dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan, di
samping dikirim untuk pembeli dan penyalur. Contoh : produksi televisi, lemari es,
sikat gigi, dsb. Penggunaan produksi ini memerlukan sejumlah modal yang besar
untuk :
 Memelihara sejumlah persediaan
 Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
 Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran,
pencurian
b. Produksi Pesanan
Produksi pesanan ini dilakukan apabila ada pembeli yang menghendaki
spesifikasi tertentu. Contoh : pakaian seragam, furniture tertentu (untuk asrama,
sekolah TK).
KEGIATAN PRODUKSI
47
 Pemeliharaan peralatan
 Pengawasan dan pemeriksaan kualitas
Biaya setiap unit produk yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kemampuan
manajer produksi dalam mengatasi masalah2 yang timbul.
I. Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang dan/atau jasa sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencanaan
produksi dilakukan agar fungsi produksi dapat berperan dengan baik.
Keputusan2 yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah2 perencanaan :
 Jenis barang yang akan dibuat
 Jumlah barang yang akan dibuat
 Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)
Keputusan tentang jenis dan jumlah barang yang akan dibuat sangat dipengaruhi
oleh data/informasi tentang kebutuhan pasar (dari bagian pemasaran).
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat, terdiri atas 4 tahap, yakni :
 Tahap pertama : penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi
dan syarat2 yang harus dipenuhi;
 Tahap kedua : penentuan disain barang yang tepat;
 Tahap ketiga : penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan
proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai;
 Tahap keempat : pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap
ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas, dan
mesin/peralatan yang tersedia.
Keputusan tentang jumlah barang yang akan dibuat dipengaruhi oleh perkiraan
penjualan (sales forcast) atau pola permintaannya, dan mempengaruhi penentuan
jenis mesin/peralatan yang akan digunakan.
II. Organisasi Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang
berada pada Bagian Produksi.. Pada bagian tertentu terdapat para spesialis yang
ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaantahap2 dalam proses
produksi. Besarnya organisasi produksi tergantung pada besarnya perusahaan
dan kompleksnya proses pengolahan yang diinginkan. Contoh dari organisasi
yang sederhana dari sebuah perusahaan menengah :
 Wakil direktur yang bertanggung jawab di bidang produksi

Manajer Produksi
 Kepala Pengawasan Produksi
 Kepala Devisi A
 Kepala
Inspektor
 Personalia Pengawasan Produksi
 Gudang

Inspektor
 Manajer Riset
 Mandor Dept 1
 Personalia Riset
 Mandor Pembantu
 Pekerja
III. Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan
mengkoordinir semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dan
material) ke dalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil
dengan gangguan minimum, ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat.
Pokok2 masalah pengendalian produksi meliputi : (a) Jenis2 Pengendalian
Produksi, (b) Tahap2 dalam Pengendalian Produksi, (c) Alat manajemen :
Program Evaluation and Review Technique (PERT).
a. Jenis2 Pengendalian Produksi
Terdapat 2 macam pengendalian produksi :
 Order Control  digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi
hanya pada waktu menerima pesanan2 dari pembelinya;
 Flow Control  digunakan dalam pabrik2 yang berproduksi untuk persediaan
dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat
persediaan begitu pesanan pembeli diterima
Prosedur dari kedua jenis pengendalian ini sama, dan fungsinya untuk
menentukan apakah arus material dalam pabrik sudah sesuai dengan waktu yang
direncanakan, atau untuk menentukan apakah pengangkutan barang jadi ke
gudang/ tempat penyimpanan sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan,
agar tidak mengganggu pemasarannya.
b. Tahap2 dalam Pengendalian Produksi
 Perencanaan  Jika pesanan pembeli atau pesanan untuk persediaan
perusahaan telah diterima oleh bagian perencanaan produksi, maka pesanan
dipecah-pecah ke dalam beberapa bagian, dengan menggunakan kartu
material (bill of material) yang memuat komponen2 jadi maupun yang akan
diproses lagi, atau disebut order. Daftar tersebut dipecah ke dalam beberapa
formulir yang memuat jumlah material/barang yang akan dibeli dari produsen
laian untuk keperluan proses produksi. Kemudian formulir2 permintaan
material dan komponen2 yang diperlukan diberikan ke Bagian Pembelian.
 Routing  merupakan suatu usaha untuk menentukan urut-urutan dari
proses dan alat2 digunakan dalam proses produksi. Sebelum proses dimulai,
semua masalah tersebut disusun terlebih dahulu dalam route sheet.
 Scheduling  Merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi
akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini harus dibuat
sebelum produksi dimulai di dalam bentuk master schedule yang kemudian
dipecah-pecah ke dalam schedule2.
 Dispatching  merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk
melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini dibuat sebelum produksi
dimulai dalam bentuk dispatch sheet. (memuat : barang apa yang harus
dibuat dan jumlahnya; disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai; mesin
dan peralatan yang harus dipakai; petugas yangh harus mengerjakan; kapan
harus dimulai dan selesai; kepada siapa barang tersebut dijual).
48
Terdapat perbedaan urutan tahap pengendalian produksi, antara proses terusmenerus (continuous) dengan proses yang terputus-putus (intermittent). Pada
proses terus-menerus : routing ditetapkan lebih dulu baru kemudian schedulling
dan terakhir dispatching (pada proses ini routing ditetapkan pada saat
perusahaan didirikan, dan untuk jangka waktu yang relatif lama). Sedangkan pada
proses terputus-putus schedulling ditentukan terlebih dahulu, kemudian menyusul
routing dan terakhir dispatching (pada proses intermitten penting untuk
menentukan scheduling karena barang yang dihasilkan tidak selalu sama, baik
jenis, kualitas, jumlah, maupun waktu penyerahannya). Penetapan routing pada
proses terputus-putus harus diusahakan untuk memanfaatkan semua fasilitas
yang tersedia semaksimal mungkin.
c. Analisis Jaringan kerja : Metode Jalur kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja (Network Analysis)  teknik yang berkaitan dengan
masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan
waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang
rendah.
Analisis jaringan kerja banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan
Critical Path method (CPM ; Metode Jalur Kritis - MJK) dan Program Evaluation
Review Technique (PERT). Teknik ini berguna terutama untuk menggambarkan
elemen2 dalam situasi yang kompleks untuk tujuan mendisain, merencanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengambil keputusan.
Dalam PERT khususnya, beranggapan bahwa waktu untuk melaksanakan
masing2 kegiatan tidak menentu (uncertain), sehingga digunakanlah tiga
perkiraan waktu : optimis, pesimis, dan normal.
Konsep dasar analisis jaringan kerja :
1. Jaringan Kerja (Networking)  merupakan satu seri (rangkaian) aktivitas
yang bersambung dalam menghasilkan barang dan atau jasa, yang terarah
kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting dalam
jaringan ini adalah aktivitas (activity  kegiatan untuk menyelesaikan suatu
bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu) dan kejadian
(event saat mulanya atau berakhirnya aktivitas). Kejadian paling akhir tidak
dapat terjadi sebelum aktivitas2 sebelumnya selesai; Antara event mulai dan
event penyelesaian dihubungkan dengan aktivitas. Hubungan antara berbagai
event (baik mulai maupun penyelesaian) setiap bagian pekerjaan sampai
dengan penyelesaian paling akhir, akan membentuk suatu diagram jaringan
kerja (Network Diagram).
2. Jalur Kritis (Critical Path)  adalah jalur yang terpanjang dalam
menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Beberapa hal
penting diperhatikan :
a. Jalur kritis menyoroti aktivitas2 yang harus (dapat) dilakukan dengan
cepat, bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek;
b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis
akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian
pekerjaan;
c.
Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis
mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.
Jalur kritis lebih mengarahkan perhatian manajemen pada situasi yang
penting, memusatkan perhatian pada kemacetan dan menghilangkan hal2
yang tidak perlu pada jalur lain yang tidak akan dapat mempercepat
penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
Aktivitas Semu (Dummy)
Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian pada setiap penyusunan
diagram jaringan kerja adalah aktivitas semu (dummy), yaitu suatu aktivitas
dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semu
menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dulu dengan dua even
berikutnya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain (terjadi aktivitas
semu apabila terdapat 2 event yang bermula dari 1 event pendahulu dengan
aktivitas 2 yang berbeda, dan keduanya menuju 1 event berikutnya dengan
aktivitas yang berbeda pula)
Keterbatasan2 Metode Jalur kritis (MJK)
Faktor2 penting yang membatasi penerapan MJK adalah :
1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat
diketahui dengan tepat pada setiap waktu. Hal demikian tidak mungkin terjadi
pada kehidupan negara
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan
perkiraan waktu
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang
dinamik
Program Evaluation and Review Tehcnique (PERT)
Untuk mengatasi keterbatasan pada MJK yaitu asumsi keadaan yang statik,
diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan b
eberapa hal :
1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa
yang akan datang;
2. Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu
penyelesaian keseluruhan pekerjaan;
3. Membuat model yang baru sebagai alat kontrol yang dinamik; model ini dikenal
dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu, yaitu :
 Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu
penyelesaian paling pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancar;
 Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu
penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan2
penundaan;
 Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu pen yelesaian
sebagaimana biasa terjadi.
Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut, untuk menghitung waktu yang
diharapkan, menggunakan rumus :
49
Wo + 4 Wn + Wp
-----------------------6
Waktu yang diharapkan merupakan kesempatan 50 – 50 bagi aktivitas untuk
diselesaikan
Beberapa rumus statistik yang dapat digunakan untuk tujuan ini bersama-sama
dengan tabel nilai probabilitas untuk distribusi normal adalah standard deviasi
setiap aktivitas dan keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
keseluruhan pekerjaan.
Pengendalian Bahan Baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi,
sehingga perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar
jalannya produksi tidak terganggu. ”Cukup” bukan berarti harus dalam jumlah
besar, karena persediaan dalam jumlah besar mengandung banyak resiko,
seperti :
a. Resiko hilang dan rusak
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
c. Resiko usang
d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung
persediaan yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis dipengaruhi oleh
besar-kecilnya jumlah pemesanan  untuk mencapai biaya persediaan yang
optimal, maka perusahaan harus melakukan pemesanan2 yang seekonomis
mungkin (jumlah pemesanan yang ekonomis menjadi indikator jumlah persediaan
yang tepat).
Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor :
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyimpanan, dan
d. Harga bahan baku
Biaya pemesanan, jika dikaitkan dengan besarnya persediaan, mempunyai ciri
yang berlawanan dibanding dengan biaya penyimpanan (semakin besar volume
persediaan akan membuat semakin kecil biaya pemesanan, karena frekuensi
pemesanan yang semakin jarang). Sebaliknya, makin besar volume persediaan,
maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Ciri demikian merupakan
dasar penghitungan jumlah pemesanan yang paling ekonomis.
Jumlah pemesanan yang paling ekonomis dihitung dengan menggunakan rumus :
JPPE = Jumlah pemesanan yang paling
ekonomi
2 x K x Bp
K
= Jumlah kebutuhan bahan baku
per tahun
JPPE =
-------------Bp = Biaya pemesanan (setiap pesan)
H x Bs
Bs
= Biaya penyimpanan (dinyatakan
dalam %)
H
= Harga bahan baku per unit
Wh =
IV. Pemeliharaan Peralatan
Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dan perbaikan peralatan sangat
memegang peranan, dan apabila hal ini diabaikan maka akibatnya perusahaan
akan menderita rugi yang tidak kecil.
Kerugian yang diderita perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan
peralatan, disebabkan antara lain :
1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya
perbaikan menjadi mahal
2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi
3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen
sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan
4. Perusahaan terpaksa harus membayar klaim karena penyerahan yang tidak
tepat
5. menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke
perusahaan karena dianggap tidak menepati janji
Masalah pemeliharaan ini bagi pimpinan perusahaan sangat membingungkan
karena di satu pihak, penting dan di pihak lain tidak, biayanya sulit diukur dan
tidak produktif.
Kecenderungannya biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun ”naik”, hal ini
disebabkan tiga hal :
 Selau terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan,
ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat
 Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat2
pembantu lainnya sebagai akibat dari perkembangan teknologi
 Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan
harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan agar kenaikan biaya tidak
mengubah unit cost selalu menyolok, maka mesin baru diusahakan untuk
dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya.
Organisasi Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan, yakni :
a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen --. Masing2 bagian atau
departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri.
Keuntungan2 cara desentralisasi :
 Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteristik alat2
yang harus mereka pakai
 Mempermudah pimpinan mengarahkan orang2 untuk mengerjakan
pekerjaan2 yang harus cepat selesai
50

Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan2
besar dapat lebih diperkecil
Sedangkan kelemahannya :
 Fleksibelitas sangat rendah
 Terdapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi  dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus
menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan.
Keuntungan2 cara sentralisasi :

Tidak terdapat duplikasi alat2 lain, tenaga kerja dan persediaan suku
cadang

Fleksibelitas yang tinggi
Kelemahannya :
 Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang atau
memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak
 Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian
tugas yang efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien
 Sulit untuk menerapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan2
yang harus didahulukan dan diselesaikan dengan segera
 Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin besar
Program pemeliharaan peralatan, antara lain meliputi :
1. Penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas2 yang akan
dilakukan, prioritasnya dan tenaganya
2. Mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala
prioritasnya
3. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu2 pemeliharaan setiap peralatan
untuk mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah
diganti, dan bahkan untuk memonitor di bagian apa, peralatan itu sering
mengalami kerusakan
4. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali-kartu
kendali untuk mempermudah administrasi gudang (misalnya master bill of
material dan bill of material)
5. Mengatur program latihan (training) dengan metode2 yang mungkin
dilaksanakan, dengan maksud meningkatkan ketrampilan kerja mereka
6. Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki dengan
memperhitungkan berbagai kemungkinan kerugian yang akan diderita
karena sebagian atau seluruh kegiatan terhenti, selama perbaikan
berlangsung.
V. Pengawasan Kualitas dan Inspeksi
Pengawasan kualitas dalam kegiatan produksi terletak pada faktor standard yang
diterapkan, yang ditinjau dari dimensi tertentu, misalnya komposisi kimiawi bahan
baku, kekerasan, kekuatan, kerataan permukaan, ketepatan ukuran dan beberapa
faktor lain yang lebih bersifat subyektif. Suatu barang dikatakan ”baik”, tidak
berarti ”harus persis” dengan standard tersebut, akan tetapi setidak-tidaknya
”mendekati”, karena adanya faktor ”toleransi”.
Masalah pengawasan kualitas dan inspeksi tidak hanya menyangkut tentang
barangnya saja, akan tetapi menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan
tuntutan pasar, kebutuhan investasi, kemampuan menghasilkan kembali (return
on invesment), persaingan dan sebagainya, kualitas dan disain teknis, standar
bahan baku, proses dan kemampuan kerja barang ybs, serta berbagai inspeksi di
bidang2 kualitas bahan yang dipakai, operasi yang digunakan dan daya kerja
barang yang dibuatnya.
Tahap2 Pengawasan kualitas (4 tahap) :
1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan
pasar (konsumen)
2. Penentuan disain teknis untuk mencapai target tuntutan pasar
3. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai
dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2
4. Tahap penggunaan di lapangan, di mana pemasangan akan berpengaruh
kepada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja
barang
Pengawasan Kualitas di dalam Produksi
Dalam lingkup pengawasan kualitas, perbedaan pengertian inspeksi dan
pengawasan :
- Inspeksi  merupakan penyusunan cara2 pengukuran karakteristik kualitas dan
memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini
”tindakan perbaikan” belum dilaksanakan.
- Pengawasan/pengendalian (kontrol)  mengajukan pertanyaan2 kapan, berapa
kali dan berapakah jumlah barang yang akan diinspeksi. Bilamana terjadi
kerusakan, pengawasan menentukan penyebab kesalahan dan melakukan
perbaikan.
Konsep probabilitas sangat memegang peranan pada tahap pengawasan kualitas
ini dengan cara menetapkan perencanaan contoh (sampel) yang merupakan
sarana untuk pengawasan kualitas barang2 yang keluar, dan dengan
menggunakan prosedur bagan pengawasan (control chart) secara kontinyu akan
dapat mendeteksi mesin2 dan proses2 yang tidak berjalan dengan semestinya.
Bagan Pengawasan (Control Chart)
Pada dasarnya penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi
dalam 2 kategori :
1. Penyimpangan2 yang tidak dapat ditentukan
Penyimpangan semacam ini, biasanya sangat kompleks, akan tetapi tidak
begitu berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya
yang terlalu kecil
2. Penyimpangan2 yang dapat ditentukan
Biasanya penyimpangan2 semacam ini kerapkali terjadi dan dapat diketahui
(dilacak) penyebabnya: yang pada umumnya disebabkan karena :
perbedaan2 antara para pekerja
51
-
perbedaan2 antara mesin2
perbedaan2 antara bahan baku (material)
perbedaan karena interaksi antara dua atau ketiga faktor yang
disebutkan di atas
Atas dasar hasil penyelidikan dari kedua penyimpangan tersebut dapat dibuat
suatu control chart (bagan kontrol) sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi
dimana penyebabnya, dan dengan demikian perusahaan dapat melakukan
perbaikan2.
52
Download