DUNIA USAHA DAN LINGKUNGANNYA

advertisement
DUNIA USAHA DAN LINGKUNGANNYA
Lingkungan dunia usaha
Keberadaan dunia usaha (yang dikelola oleh sebagian anggota masyarakat) karena
kebutuhan masyarakat.
Dunia usaha mengambil input (bahan baku, tenaga kerja dan lainnya) dari lingkungan
eksternal, melakukan transformasi menjadi barang atau jasa, dan mengirimkan kembali
ke lingkungan eksternal sebagai output.
Lingkungan eksternal mempunyai elemen yang berpengaruh langsung (secara
langsung mempengaruhi dunia usaha /pihak yang berkepentingan : pemegang saham,
serikat pekerja, pemasok, dll) dan berpengaruh tidak langsung (mempengaruhi iklim
tempat dunia usaha beroperasi dan berpotensi menjadi elemen pengaruh langsung :
teknologi, ekonomi & politik suatu masyarakat).
Elemen lingkungan yang berpengaruh langsung
Lingkungan yang berpengaruh langsung adalah adalah merupakan pihak yang
berkepentingan (Stakeholders), yaitu :
a. Pihak yang berkepentingan eksternal  mempengaruhi kegiatan dunia usaha dari
luar dunia usaha : pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok khusus (LSM,
Pencinta Alam,dll), Lembaga Konsumen, Serikat Pekerja, Lembaga Keuangan,
Pesaing, Pihak berkepentingan lainnya (RS : kelompok dokter, paramedis, pasien).
b. Pihak yang berkepentingan internal  Karyawan, Pemegang Saham, dan Dewan
Direksi.
Elemen lingkungan yang berpengaruh tidak langsung
a. Variabel sosial : (1) demografik (2) gaya hidup (3) nilai-nilai sosial
b. Variabel ekonomi : indikator ekonomi umum mengukur pendapatan dan produk
nasional, tabungan, investasi, harga, upah, produktivitas,lapangan kerja, kegiatan
pemerintah dan transaksi internasional;
c. Variabel politik : berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi kegiatan dunia usaha
sebagai hasil dari proses atau iklim politik;
d. Variabel teknologi : perkembangan baru dalam produk atau proses, kemajuan ilmu
pengetahuan
Lingkungan Internasional
Keadaan perekonomian nasional saling terpengaruh dan saling tergantung pada
masalah2 internasional, karena lingkungan internasional merupakan suatu konsep
menyeluruh yang meliputi kegiatan dan masalah perekonomian dunia.
Keadaan perekonomian internasional suatu negara ditunjukkan dalam neraca
pembayaran (neraca perdagangan)  Neraca Perdagangan ”surplus/menguntungkan”,
bila nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impornya.
Perusahaan yang memasarkan pruduknya tidak hanya ke satu negara, disebut
perusahaan multinasional/internasional. Perusahaan ini beroperasi di suatu negara
untuk mengembangkan pasarnya secara ekonomis dan berusaha mengembangkan
pasarnya secara ekonomis, serta memanfaatkan peluang dan keadaan politik di negara
1
lain yang menguntungkan  kegiatannya dilakukan dengan membentuk joint venture,
perjanjian lisensi, atau kontrak2 khusus yang ditandatangani bersama.
Perusahaan multinasional dapat membantu memperbaiki kondisi perekonomian
suatu negara terhadap negara yang lain; juga mendorong peningkatan kemampuan
teknologi, manajemen dan keterampilan SDM tempat perusahaan beroperasi.
Manfaat yang diperoleh bagi negara yang dituju (host country) atas masuknya
perusahaan multinasional dari negara lain (home country) :
1. Menambah devisa negara melalui penanaman modal di bidang ekspor;
2. Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor di sektor industri
3. Menambah pendapatan negara berupa pajak2 dan royalty
4. Menambah kesempatan kerja  membuka lapangan kerja baru
5. Meningkatkan taraf hidup karyawan dengan penggajian yang lebih tinggi
6. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan bagi tenaga kerjanya  perusahaan
memiliki superioritas dalam bidang manajemen dan teknologi;
7. Menambah arus barang, karena meningkatnya produksi nasional yang didukung
perusahaan multinasional;
8. Memperluas faktor2 produksi dalam negeri (bahan baku, tenaga kerja, dll)
9. Mendukung pembangunan nasional.
Kelemahan/keburukan bagi negara yang dituju :
1. Makin banyak keberadaan perusahaan multinasional, dapat mempengaruhi
kekuasaan ekonomi negara;
2. Mencari keuntungan yang sebesar2nya merupakan motif utama (memproduksi
barang merupakan tujuan skunder)  timbul pertentangan kepentingan dalam
pembangunan negara.
Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha
Dalam dunia usaha selalu ada interaksi dan penyesuaian dengan lingkungannya,
terutama lingkungan eksternal yang tidak dapat dikontrol (uncontrollable), dimana
organisasi harus mempertimbangkan dampak sosial-ekonomi yang akan dirasakan oleh
pihak2 yang berkepentingan  tanggung jawab sosial dunia usaha.
Perusahaan harus mampu memadukan berbagai kepentingan melalui pendekatan
multidisipliner (menerapkan berbagai disiplin ilmu secara bersama-sama) terhadap setiap
masalah yang harus diatasi, agar keputusan yang diambil selaras dengan kebutuhan
berbagai pihak sbb. :
1. Konsumen menginginkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau
dan wajar, dapat memperolehnya pada saat yang tepat dengan jumlah cukup, serta
pelayanan yang baik.
2. Pemilik modal menginginkan bagian keuntungan yang semakin tinggi, sementara
manajemen menuntut agar semakin banyak keuntungan yang ditanamkan kembali
agar usaha berkembang.
3. Pekerja menginginkan peningkatan upah, gaji, fasilitas dan sebagainya.
4. Masyarakat menolak berbagai bentuk polusi (udara, air, kerusakan tanah, bau, suara
gaduh, ketenteraman, dsb)
5. Pemerintah menghendaki kewajiban sebagai wajib pajak dipatuhi, agar bisa
meningkatkan pendapatan negara yang digunakan untuk pembangunan, peningkatan
pelayanan serta kesejahteraan masyarakat.
2
Tata Ekonomi :
1. Kapitalisme  tata ekonomi yang memberikan kebebasan kepada setiap orang
untuk memproduksi dan menjual barang dan atau jasa bagi masyarakat;
dimungkinkan adanya persaingan bebas tanpa campur tangan pemerintah; ada
dorongan yang kuat untuk mencari laba yang sebesar-besarnya; alat2 produksi dan
distribusi dapat dimiliki dan diusahakan oleh swasta.
Ciri-ciri tata ekonomi kapitalisme :
a. setiap orang mempunyai hak untuk memiliki dan mengelola seluruh kekayaan
pribadinya (tanah, bangunan, mesin, dll);
b. dorongan kerja diarahkan untuk menghasilkan laba;
c. upaya yang dilakukan mengarah pada terciptanya kondisi yang memenangkan
persaingan;
d. ada kebebasan untuk menentukan atau memilih pekerjaan bagi dirinya sendiri
(ingin memproduksi sendiri, atau mendistribusikan produk orang lain, ingin menjadi
wirausaha atau ingin menjadi pekerja/karyawan).
2. Sosialisme  tata ekonomi yang membolehkan orang untuk memiliki kekayaan
pribadi, tetapi ada campur tangan dari pemerintah di dalamnya.(pemerintah
memegang peranan penting dalam menentukan tata kehidupan perekonomian
negara)  jenis usaha yang menyangkut kepentingan orang banyak dipegang oleh
pemerintah (listrik, air, telekomunikasi); Pemerintah mengarahkan pertumbuhan
ekonomi negara dan mengatur pemerataan pendapatan nasional, termasuk pajak
demi tercapainya kesejahteraan bersama; meskipun demikian orang masih bebas
memilih, sehingga masih berlaku mekanisme pasar.
3. Komunisme  tata ekonomi yang tidak membenarkan orang memiliki kekayaan
pribadi, semua sumber (pabrik, tenaga kerja manusia) dikuasai pemerintah  semua
kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah.
3
PERUSAHAAN
Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh satu atau sekelompok orang
dalam wadah kelembagaan formal di tempat tertentu yang diorganisasikan dan dijalankan
secara teratur dan berkesinambungan untuk membuat, menyediakan, mendistribusikan
barang dan atau jasa bagi masyarakat luas yang mampu dan mau membeli.
Ciri-ciri Perusahaan
1. Operatif  kegiatan ekonomi yang berwujud usaha untuk membuat, menyediakan,
atau mendistribusikan barang dan atau jasa;
2. Koordinatif  supaya tujuan masing2 bagian searah dengan tujuan perusahaan
diperlukan koordinasi;
3. Reguler  dilakukan secara teratur dan berkesinambungan;
4. Dinamis  bersifat hidup dan bergerak yang berarti mengandung perubahan,
mengingat berhubungan dengan lingkungan yang selalu berubah;
5. Formal  dilakukan oleh lembaga resmi, telah terdaftar sesuai dengan Undang2 yang
berlaku;
6. Lokasi nyata  oleh lembaga resmi yang berkedudukan nyata secara geografik;
7. Pelayanan bersyarat  produk berupa barang dan atau jasa tidak untuk konsumsi
sendiri, tetapi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat;
Tujuan Perusahaan
1. Tujuan utama  memberikan kepuasan kepada pelanggan atas kebutuhan dan
keinginannya;
2. Tujuan ekonomis  menciptakan laba, menciptakan pelanggan, dan usaha2
pengembangan hasil produksi;
3. Tujuan sosial  memperhatikan keinginan penanam modal, penyedia faktor2
produksi, karyawan, dan masyarakat;
Konsumen, Pelanggan, dan Pembeli
 Konsumen  mereka yang menikmati secara langsung manfaat suatu alat pemuas
sesuai dengan tujuan diciptakannya alat pemuas tersebut;
 Pelanggan  mereka yang melakukan pembelian secara berulang;
 Pembeli  mereka yang melakukan pembelian.
Fungsi-fungsi perusahaan
a. Fungsi Operasi sangat bergantung pada bidang usaha dan besarnya perusahaan.
Secara umum meliputi :
1. Produksi  mencakup perencanaan dan jumlah hasil produksi, ketersediaan
input yang cukup, efisiensi metode kerja yang dipakai, pengendalian kualitas hasil
produksi, pemeliharaan alat2 yang dipakai, serta upaya pengembangan hasil
produksi;
2. Pemasaran  ujung tombak perusahaan  peningkatan penjualan hasil produksi,
dan penciptaan semakin banyak pelanggan  memperhatikan informasi tentang
pasar, promosi dan pengiklanan, distribusi hasil produksi dengan baik;
4
3. Keuangan  mencari, menggunakan, mengendalikan dan mengarahkan dana,
supaya tidak terjadi kekurangan, pemborosan, dan pengangguran dana 
penyusunan dan analisis anggaran modal, rencana investasi, analisis keadaan
pasar modal, perkembangan nilai kurs dn jumlah uang yang beredar, tingkat
bunga pinjaman, deposito, asuransi, pembayaran polis, pengurusan klaim,
perkiraan besarnya resiko, dan kerugian finansial yang disebabkan kecelakaan,
kebakaran, dsb.
4. Sumber daya manusia  hubungan antar karyawan, perputaran tenaga kerja,
keselamatan kerja, pengembangan ketrampilan karyawan, upah & tunjangan, dsb.
5. Akuntansi  pencatatan, penggolongan, dan penafsiran berbagai transaksi
keuangan perusahaan untuk menyajikan informasi guna membantu dalam
pengambilan keputusan.
6. Administrasi Perkantoran  penanganan kesekretariatan : surat-menyurat,
pengetikan, notulensi, penggunaan sarana telekomunikasi, pengaturan tata letak
kantor.
7. Statistika dan komputerisasi  pengumpulan, penganalisisan, penafsiran dan
penyajian informasi dalam bentuk angka, pengolahan data dengan komputer
sangat membantu dalam pengambilan keputusan.
8. Transportasi dan komunikasi  untuk kepentingan pengangkutan dan
hubungan baik dengan pihak dalam maupun luar perusahaan.
9. Pelayanan umum  menciptakan kebersihan dan keindahan tempat kerja,
sarana dan prasarana (penerangan, toilet, parkir, tempat ibadah, dll).
10. Hukum/perundang-undangan dan Humas  penelaahan dan pengurusan
perpajakan, penyelesaian perselisihan perburuhan, perjanjian/kontrak kerja,
pembelian dan penyewaan tanah.
Fungsi Manajemen
Untuk mencapai tujuan perusahaan, diperlukan manajemen yang baik untuk mengatur
operasionalnya.
Manajemen : serangkaian proses merencanakan (planning), mengorganisasikan
(organizing), mengarahkan (directing), dan mengendalikan (controlling) usaha anggota
organisasi dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk
mencapai tujuan.
Ruang Lingkup Ekonomi Perusahaan
Pemahaman tentang ekonomi perusahaan dan perusahaan (obyek ilmu) sebagai suatu
sistem yang menghubungkannya dengan dunia usaha, perlu dimiliki untuk mengetahui
ruang lingkup/cakupan ilmu ekonomi perusahaan.
Ilmu Ekonomi Perusahaan : bagian dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari gejala2
dalam rumah tangga perusahaan  banyak kegiatan dalam perusahaan jika dilihat dari
fungsi-fungsinya.
Banyak aspek yang terjadi dalam perusahaan (psikologis, sosiologis, seni budaya), Ilmu
Ekonomi Perusahaan lebih menekankan pada aspek ekonomi, tanpa mengabaikan aspek
lainnya.
5
Perusahaan sebagai suatu system
Sebagai obyek ilmu, perusahaan perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan
yang utuh tanpa mengabaikan faktor2 mempengaruhinya  suatu system.
Sistem : Suatu kesatuan atau unit yang terdiri atas unit-unit yang lebih kecil (subsistem),
dan masing2 memiliki fungsi yang berbeda, serta saling bekerjasama dan saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan tertentu.
Unsur-unsur Sistem Perusahaan
Industri  kelompok pelaku kegiatan ekonomi di dalam dunia usaha yang menghasilkan
barang dan atau jasa yang sama.
Apabila dunia usaha dipandang sebagai suatu system, maka industri yang ada di
dalamnya disebut subsistem .
Apabila perusahaan dipandang sebagai suatu system, maka unsur2 yang ada di dalam
perusahaan disebut subsistem.
Pola Hubungan Sistem-sistem Perusahaan
1. Kompleks : setiap unsur dalam sistem perusahaan berhubungan dan saling
mempengaruhisatu dengan yang lain sehingga batasan masing2 unsur sulit
diidentifikasi.
2. Suatu kesatuan : sistem merupakan unit yang terdiri atas unit2 yang lebih kecil lagi,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Berjenis-jenis : keanekaragaman hasil produksi, bentuk perusahaan, serta besarnya
perusahaan, menunjukkan keanekaragaman pola hubunga dalam sistem perusahaan
4. Saling tergantung : setiap unsur dalam sistem perusahaan saling mempengaruhi
(setiap unsur sangat tergantung pada unsur yang lain).
5. Dinamis : unsur2 dalam sistem perusahaan selalu mengalamai perubahan, karena
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan (seperti : pasar, teknologi, hukum,
kebijakan pemerintah).
Perusahaan dan Lembaga Sosial
Pengertian Lembaga Sosial :
1. Dalam arti luas adalah wadah kelembagaan yang didirikan, diorganisasikan dan
diterima keberadannya dalam masyarakat guna mencapai tujuan tertentu yang
dibutuhkan masyarakat.
2. Dalam arti sempit merujuk suatu lembaga yang senantiasa memberi bantuan,
pertolongan atau pelayanan kepada orang yang menderita tanpa maksud
mendapatkan keuntungan (panti anak cacat, panti jompo, panti asuhan)
Dalam pengertian sempit, pertentangan antara perusahaan dan lembaga sosial :
 Perusahaan dipandang sebagai lembaga yang materialistis, individualistis, kapitalis,
dan merugikan pihak luar perusahaan demi keuntungan maksimal perusahaan.
 Lembaga social dipandang sebagai lembaga yang penuh solidaritas, manusiawi,
tanpa pamrih, mengabdi sesama manusia, berbudi luhur dan mulis.
Ada perusahaan yang kurang memperhatikan laba, tetapi lebih menitikberatkan pada
palayanan masyarakat  perusahaan2 yang dikelola pemerintah : listrik, air minum,
angkutan umum.
6
Setiap anggota dunia usaha selalu berorientasi pada :
1. Laba
2. Kelangsungan hidup
3. Tanggung jawab social
Lembaga sosial lebih menitikberatkan pada orientasi “tanggung jawab sosial”  sebagai
tolok ukur keberhasilan manajemen bukanlah “laba”.
Perusahaan lebih berorientasi pada “laba”, dan menjadikan laba sebagai salah satu tolok
ukur keberhasilan manajemen.
Bentuk-bentuk Perusahaan
Perusahaan Perorangan
1. Bentuk badan usaha yang pemiliknya terdiri atas satu orang;
2. Sumber modal perusahaan ádalah dari pemilik atau dapat juga menggunakan modal
pinjaman;
3. Tidak terdapat pemisahan antara kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan
perusahaan  seluruh harta pemilik menjadi jaminan semua utang perusahaan.
4. Pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas.
Contoh perusahaan perorangan : toko busana, toko makanan
Kebaikan2 bentuk perusahaan perorangan :
1. Aktivitas relatif sedikit dan sederhana, sehingga organisasinya mudah;
2. Biaya organisasi rendah;
3. Tidak ada undang-undang yang mengatur pendiriannya, sehingga untuk mendirikan
dan membubarkan mudah;
4. Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak pemilik;
5. Manajemen relatif fleksibel;
6. Rahasia perusahaan terjamin.
Kelemahan2 bentuk perusahaan perorangan :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas  bila kekayaan perusahaan tidak dapat
menutup utang, maka kekayaan pribadi/pemilik menjadi jaminan;
2. Umumnya kemampuan investasi terbatas, sehingga besar/luas usaha terbatas;
3. Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.
4. Kemampuan manajerial yang terbatas.
Firma (Fa)
1. Bisa diartikan sebagai persekutuan (dua orang atau lebih) untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama, yang para anggotanya secara
langsung dan sendiri2 bertanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga.
2. Masing2 anggota persekutuan menyerahkan sebagian atau seluruh kekayaan pribadi
yang dicantumkan dalam akta pendirian perusahaan.
3. Para sekutu mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas.
4. Persero mempunyai kuasa penuh untuk bertindak atas nama firma, sehingga unsur
saling percaya sangat diperlukan  persero yang satu bertanggung jawab atas
tindakan persero yang lain.
5. Laba yang diperoleh atau rugi yang dialami menjadi tanggung jawab bersama.
7
6. Pendirian firma dilakukan dengan suatu akta resmi (dibuat di hadapan notaris dan
didaftarkan dalam register yang telah ditentukan oleh Kepaniteraan Pengadilan
Negeri dalam daerah hukum domisili firma) atau akta tidak resmi.
Akta pendirian firma harus memuat :
1. Nama, nama depan/kecil , pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;
2. Penyebutan firma  apakah perseroan itu untuk umum, atau hanya terbatas pada
sesuatu perusahaan yang khusus (bila perusahaan khusus disebutkan khususnya);
3. Penunjukan persero2 yang dikecualikan dari hak menandatangani untuk firma;
4. Saat mulai dan berakhirnya perseroan firma;
5. Bagian2 lainnya dari perjanjian (mendirikan perseroan firma) yang perlu guna
menentukan hak2 pihak ketiga.
Kebaikan perusahaan benrbentuk perseroan firma
1. Cara pendiriannya mudah
2. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan modal lebih besar daripada perusahaan
perorangan
3. Penunjukan persero2 yang dikecualikan dari hak menandatangani untuk firma
4. Dapat diadakan pembagian kerja antar sekutu berdasarkan keahlian masing2
5. Perhatian sekutu terhadap kegiatan firma cukup besar, karena tindakan sekutu yang
satu menjadi tanggung jawab sekutu yang lain
6. Pembagian laba berdasarkan modal yang dimasukkan oleh masing2 persero.
Kelemahan2 bentuk perusahaan perseroan firma :
1. Tanggung jawab sekutu tidak terbatas
2. Kontinuitas kelangsungan hidup firma tidak terjamin  apabila salah satu persero
meninggal atau menarik diri, maka firma bubar
3. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang
4. Mudah terjadi perselisihan apabila salah satu sekutu tidak mematuhi perjanjian di
antara mereka, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terancam.
Persekutuan Komanditer (CV : Comanditaire Vennotschap)
Suatu persekutuan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang dengan
mempercayakan uang atau barang kepada satu atau beberapa orang yang menjalankan
perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Ada dua macam sekutu bila dipandang dari perbedaan tanggung jawabnya :
1. Sekutu Komanditer  sekutu yang mempercayakan uang dan barangnya
(bertanggung jawab sebatas modal yang dipercayakan kepada sekutu komplementer)
2. Sekutu Komplementer  sekutu yang menjalankan dan memimpin perusahaan.
(bertanggung jawab penuh atas segala utang perusahaan dengan kekayaan
pribadinya)
Cara pendirian persekutuan komanditer sama dengan cara pendirian firma.
Dalam perkembangannya terdapat beberapa bentuk perseroan komanditer :
1. Persekutuan Komanditer Murni  hanya ada satu orang sekutu komplementer yang
bertanggung jawab penuh terhadap pihak ketiga, sedangkan yang lain sekutu
komanditer yang bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan;
8
2. Persekutuan Komanditer Campuran  perusahaan bentuk firma yang membutuhkan
tambahan modal, membentuk persekutuan komanditer campuran (sekutu tambahan
menjadi sekutu komanditer); terdapat lebih dari seorang sekutu komplementer;
3. Persekutuan Komanditer Bersaham  mengeluarkan saham2 yang tidak diperjualbelikan, dan sekutu komplementer maupun komanditer mengambil satu saham atau
lebih (untuk menghindari terjadinya modal beku, mengingat sekutu komplementer/
komanditer tidak mudah menarik kembali modal yang disetor); Saham yang
dikeluarkan bisa saham atas nama atau atas unjuk.
Kebaikan perusahaan benrbentuk persekutuan komanditer (CV)
1. Cara pendiriannya mudah
2. Pemenuhan kebutuhan modal mudah dengan cara menyertakan sekutu komanditer
3. Kemampuan untuk memperoleh pinjaman relatif lebih mudah
4. Orang senang menjadi sekutu komanditer, sebab relatif mudah untuk
menginvestasikan dan menarik kembali dananya.
Kelemahan2 perusahaan bentuk persekutuan komanditer :
1. Kelangsungan hidup persekutuan komanditer tidak menentu, karena tergantung pada
sekutu komplementer
2. Dapat terjadi perselisihan di antara sekutu komplementer, untuk perusahaan yang
berbentuk persekutuan komanditer campuran
3. Tanggung jawab sekutu komplementer tidak terbatas
4. Sulit menarik dana yang telah disetorkan oleh sekutu komplementer.
Perusahaan Terbatas (PT)
 Suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang memiliki modal usaha atas
saham2 yang para pemiliknya turut ambil bagian sebanyak lembar saham yang
dimiliki;
 Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan para pemilik perusahaan;
 Pendiriannya berdasarkan pada ”akta” yang mencantumkan nama perseroan
terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, kepengurusan (Direktur,
Komisaris, dll) dibuat di hadapan notaris, disahkan oleh Menteri Kehakiman,
didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri setempat, dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia  sebagai badan hukum;
 Adanya pemisahan antara pemilik dengan pengurus perusahaan, sehingga
kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan dapat diserahkan kepada
pengurus yang ahli dalam bidangnya (profesional);
 Para pemilik melimpahkan wewenangnya kepada ”direksi” untuk menjalankan
perusahaan  dalam RUPS pemilik perusahaan menentukan direksi dan mengangkat
komisaris, menyetujui atau menolak rencana pertambahan saham perusahaan,
mengumumkan pembagian laba (deviden), meneliti kegiatan perusahaan melalui
catatan2 perusahaan, menetapkan besarnya gaji direksi dan komisaris, menyetujui
atau menolak renacana ekspansi.
 Dalam RUPS setiap pemilik saham memiliki hak suara yang besarnya tergantung
pada jumlah saham yang dimiliki, isi akta pendirian yang mengatur hak suara, dan
yang diatur oleh undang2.
 Direksi menerima wewenang dari pemilik perusahaan untuk menjalankan dan
mengembangkan perusahaan sesuai tujuan dan bidang usaha, berhubungan dengan
9
pihak ketiga sebagai wakil PT, mengadakan perjanjian atau kontrak, melaksanakan
fungsi2 manajerial perusahaan, menentukan besar laba yang ditahan dan yang
dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham, dll
 Komisaris pada PT mempunyai tugas utama mengawasi kegiatan direksi, dan
berfungsi memeriksa pembukuan perusahaan, memberi petunjuk kepada direksi,
menegur atau bila perlu memberhentikan direksi sampai diselenggarakannya RUPS.
 Modal PT terdiri atas modal dasar (yang tercantum pada akta pendirian sampai
jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan) dan modal yang ditempatkan
(modal yang disetor merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan)
 Modal perusahaan merupakan jumlah yang tetap, sedangkan kekayaan perusahaan
dapat berubah dari waktu ke waktu.
 Ciri-ciri PT adalah :
1. Perseroan terbatas sebagai badan hukum (recht person)
2. Modal terdiri dari saham dan bisa diperjual-belikan
3. Pendirian perusahaan dengan akta notaris
4. Terdapat pemilik/pemegang saham, direksi (yang menjalankan perusahaan) dan
komisaris (pengawas tindakan direksi)
Kebaikan perusahaan berbentuk PT :
1. Pemilik perusahaan memiliki tanggung jawab terbatas;
2. Ada pemisahan antara pemilik dengan pengurus perusahaan, sehingga efisien
3. Kontinuitas perusahaan terjamin karena pengurusnya dipilih yang profesional
4. Modal dapat diperoleh dengan menjual saham, dan dapat menerbitkan obligasi,
atau pinjaman dari lembaga keuangan
5. Pemilik perusahaan dapat diganti tanpa membubarkan perusahaan.
Kelemahan perusahaan berbentuk PT :
1. Biaya organisasi besar dan pengorganisasiannya sulit/rumit
2. Selain pajak penghasilan yang dikenakan kepada pengurus, juga dikenakan pajak
atas laba yang diperoleh  sehingga deviden semakin kecil
3. Pendirian perusahaan lebih sulit, dibandingkan dengan bentuk lain
4. Bidang usaha sulit diubah, karena selain sulit untuk mengubah akta pendirian juga
sulit untuk mengubah investasi yang telah ditanamkan.
5. Semakin besar suatu perusahaan ada kecenderungan antar personal menjadi
terlalu formal, juga ada perbedaan motif antara pemilik dengan pengurus
perusahaan.
10
MACAM-MACAM PERSEROAN TERBATAS
Berdasarkan saham dapat dibedakan :
1. PT Tertutup  PT yang saham2nya hanya dimiliki orang2 tertentu yang berkerabat
atau keluarga dekat; Surat sahamnya dituliskan atas nama, dimaksudkan supaya
tidak mudah dipindahtangankan.
2. PT Terbuka  PT yang saham2nya boleh dimiliki oleh setiap orang; Surat sahamnya
”atas unjuk”, sehingga mudah dipindahtangankan (setiap orang boleh ambil bagian
dalam modal).
3. PT Domestik  PT yang menjalankan kegiatan usahanya dan keberadaannya di
dalam negeri, serta mengikuti aturan2 yang ditetapkan pemerintah setempat.
4. PT Asing  PT yang didirikan di LN menurut hukum yang berlaku di sana, dan
mempunyai tempat kedudukan di LN juga. Menurut Psl 3 UU Penanaman Modal
Asing (UUPMA) dinyatakan bahwa perusahaan asing yang akan melakukan investasi
di Indonesia harus berbentuk PT yang didirikan dan berlokasi di Indonesia, sesuai
dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
5. PT Perseorangan  Saham2 yang dikeluarkan untuk pengumpulan modal ternyata
jatuh ke tangan satu orang sehingga hanya terdapat satu pemegang saham saja yang
juga menjadi Direktur Perseroan; Keadaan ini menciptakan bentuk perseroan terbatas
perseorangan, yang kekuasaan direktur tidak terpisah dengan RUPS.
6. PT Publik/Umum  Merupakan PT Terbuka yang modalnya dikumpulkan dari
masyarakat umum dengan menjual sahamnya dalam bursa efek; Tujuan perusahaan
menjual saham untuk : (1) mendapatkan deviden atau (2) mendapatkan Capital Gain
(laba atas selisih harga beli dan harga jual bila ia menjualnya).
STRUKTUR MODAL
Modal Perseroan Terbatas terdiri atas :
1. Modal Dasar  Terdiri atas seluruh nilai nominal saham (atas nama dan atau atas
tunjuk); Modal dasar PT paling sedikit 20 juta rupiah; Saham atas tunjuk baru dapat
dikeluarkan jika nilai nominal setiap saham telah dibayar penuh; Perubahan besarnya
modal dasar tersebut dan penentuan besarnya modal dasar Perseroan Terbuka
beserta perubahannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2. Modal Ditempatkan  Modal yang diambil bagian atau ditempatkan sekurang2nya
1/5 bagian dari modal dasar dan untuk penempatan seluruh modal harus ditentukan
jangka waktunya. Dalam praktek penyusunan pembuatan Anggaran Dasar ditentukan
jangka waktu pengeluaran/penempatan seluruh saham dperseroan adalah 10 tahun
dan dapat diperpanjang jangka waktunya lewat atas permohonan pengurus tanpa
mengadakan RUPS.
3. Modal Disetor  Modal yang disetor atau dibayar sekurang2nya 1/10 bagian atas
setiap saham yang ditempatkan dalam perseroan.
KOPERASI DI INDONESIA
Merupakan perkumpulan orang2 untuk mengadakan kerjasama, dan bukan merupakan
konsentrasi modal.
Koperasi Indonesia (UU No. 12/1967, 18 Desember 1967)  organisasi ekonomi rakyat
yang berwatak sosial dan beranggotakan orang, badan2 hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
11
Landasan Koperasi Indonesia :
1. Landasan idiil Pancasila;
2. Landasan struktural dan gerak UUD 1945 psl 33 (1)
3. Landasan mental setia kawan dan kesadaran pribadi
Peran dan tugas Koperasi : membangun ekonomi dan mengembangkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Tugas Koperasi :
1. Mempersatukan, menggunakan, membina dan mengembangkan potensi, daya usaha
rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang
adil dan berkemakmuran yang merata;
2. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kesejahteraan rakyat;
3. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi.
Fungsi Koperasi :
1. Sebagai alat perjuangan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. Sebagai alat pendemokrasian ekonomi sosial;
3. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian Indonesia;
4. Sebagai alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi
bangsa Indonesia, serta bersatu dalam mengatasi tata laksana perekomian rakyat.
Pendirian Koperasi dengan Akta Pendirian yang memuat :
1. Nama dan nama kecil, tempat tinggal mereka yang diberi kuasa menandatangani akta
pendirian oleh rapat pembentukan;
2. Anggaran Dasar Koperasi yang telah diputuskan oleh rapat pembentukan.
Anggaran Dasar Koperasi (sebagai badan hukum Akta Pendiriannya harus disahkan oleh
Kantor Departemen Koperasi di wilayahnya diumukan dalam Berita Negara RI)
sedikitnya harus memuat :
1. Tempat kedudukan dan daerah kerja Koperasi;
2. Asas dan tujuan Koperasi;
3. Bidang usaha Koperasi;
4. Hak dan kewajiban anggota;
5. Pengurus dan Badan Pemeriksa.
Modal Koperasi terdiri atas :
1. Simpanan Pokok : jumlahnya ditentukan dan besarnya sama bagi setiap anggota;
2. Simpanan Wajib : jumlah ditentukan dan wajib disimpan oleh anggota dalam waktu
dan kesempatan tertentu;
3. Simpanan Sukarela berjangka : jumlah dan jangka waktu ditentukan sukarela;
4. Sisa hasil usaha yang ditanamkan kembali;
5. Pinjaman  bila perlu dan biasanya dari bank.
Organisasi Koperasi
Pengelola Koperasi adalah :
1. Anggota Koperasi
2. Rapat Anggota  salah satu perlengkapan organisasi koperasi yang memegang
kekuasaan tertinggi, sekurang2nya 1x dalam setahun dan dapat diadakan sewaktu2;
Dalam Rapat Anggota ditetapkan : Anggaran Dasar Koperasi, kebijakan koperasi,
memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus, badan pemeriksa dan
penasehat, menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, menetapkan neraca, dan
kebijakan pengurus dalam organisasi dan perusahaan.
12
3. Pengurus Koperasi  Sepertiga anggota pengurus koperasi yang dapat dipilih bukan
dari anggota koperasi, sedangkan sisanya dari anggota koperasi;
4. Badan Pemeriksa  dipilih oleh Rapat Anggota Khusus dari anggota koperasi;
Jabatan Badan Pemeriksa tidak boleh dirangkap, bertanggung jawab kepada Rapat
Anggota, tugasnya adalah memeriksa tata kehidupan koperasi, kebijakan pengurus,
pembukuan dan catatan kekayaan koperasi.
Jenis Koperasi berdasarkan fungsi :
1. Koperasi Konsumsi  untuk memenuhi kebutuhan sehari2 para anggotanya;
2. Koperasi Jasa  memberikan jasa ”keuangan/pinjaman” bagi para anggotanya;
3. Koperasi Produksi  memproduksi barang tertentu dan memasarkan hasil produksi
para anggotanya (anggota koperasi terdiri atas orang2 yang memproduksi barang
sejenis)
Jenis Koperasi berdasar Tingkat dan Luas Daerah Kerja
1. Koperasi Primer  Koperasi yang beranggotakan paling sedikit 20 orang;
2. Koperasi Sekunder  Koperasi yang beranggota badan2 koperasi dan mempunyai
daerah kerja lebih luas dari Koperasi Primer  (1) Koperasi Pusat : beranggotakan
paling sedikit 5 Koperasi Primer; (2) Gabungan Koperasi : beranggotakan paling
sedikit 3 Pusat Koperasi; (3) Induk Koperasi : beranggotakan paling sedikit 3
Gabungan Koperasi.
Yayasan
Merupakan badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan; Tujuan pendirian bukan
mencari keuntungan, melainkan usaha2 yang bersifat sosial  Yayasan Panti Asuhan,
Yayasan Panti Jompo, Yayasan Cacat Tuna Netra, dll.
LOKASI PERUSAHAAN
Keputusan penentuan lokasi perusahaan harus diambil apabila :
1. Perusahaan baru akan didirikan
2. Melakukan perluasan/ekspansi usaha
3. Harus pindah karena lokasi saat ini menjadi tidak ekonomis atau adanya peraturan
pemerintah
Jenis2 lokasi perusahaan :
1. Lokasi perusahaan yang terikat dengan alam  perusahaan pertambangan
2. Lokasi perusahaan berdasarkan sejarah  kerajinan perak, batik
3. Lokasi perusahaan yang ditetapkan oleh pemerintah  kawasan industri
4. Lokasi perusahaan yang dipengaruhi oleh daktor2 ekonomi  ketersedian bahan
baku/mentah, tenaga kerja, sarana pengangkutan
Tujuan penentuan lokasi perusahaan adalah supaya perusahaan dapat beroperasi
dengan lancar, efektif dan efisien  harus dipertimbangkan faktor2 yang mempengaruhi
besarnya biaya produksi, biaya distribusi, pemenuhan sasaran penjualan (dapat
menyediakan dan menyerahkan barang2 tepat pada waktunya dengan jumlah, kualitas,
serta harga yang layak dan masih dapat keuntungan)
13
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi perusahaan :
1. Faktor-faktor primer :
a. Letak pasar
b. Letak sumber bahan mentah
c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan/transportasi
d. Pasokan tenaga kerja
e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik
2. Faktor-faktor sekunder :
a. Rencana masa depan
b. Biaya dari tanah dan bangunan
c. Kemungkinan perluasan
d. Terdapat fasilitas layanan (Service Industries) dan fasilitas umum
e. Terdapat lembaga keuangan
f. Persediaan air
g. Tinggi rendahnya tingkat pajak dan Undang2 perburuhan
h. Sikap masyarakat
i. Iklim
j. Keadaan tanah
Aglomerasi dan Deglomerasi
Aglomerasi  kecenderungan perusahaan untuk berdekatan atau mengelompok.
Seringkali terlihat di daerah2 tertentu terjadi pengelompokan beberapa perusahaan,
sehingga daerah tersebut menjadi daerah khusus industri.
Deglomerasi  kecenderungan perusahaan untuk memisahkan diri dari suatu kelompok
atau daerah tertentu.
Sebab2 munculnya aglomerasi :
1. Tersedianya tenaga trampil di daerah tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan
2. Perkembangan perusahaan dari perusahaan kecil menjadi perusahaan besar
3. Diferensiasi, pemisahan kegiatan produksi menjadi beberapa tempat
4. Perusahaan yang satu menjadi daya tarik perusahaan lain
5. Munculnya perusahaan baru yang mengolah bahan yang dihasilkan perusahaan lain
yang sudah ada  aglomerasi primer : apabila pertambahan usaha baru oleh
perusahaan sendiri di samping usahanya yang telah ada; aglomerasi sekunder :
dilakukan oleh perusahaan lain yang muncul kemudian untuk melayani perusahaan
yang telah ada.
Sebab2 terjadinya deglomerasi :
1. Harga tanah di daerah perkotaan semakin mahal, sehingga sulit memperluas usaha;
2. Tanah di dalam kota dijadikan pemukiman dan perkantoran oleh pemerintah akibat
pertambahan jumlah penduduk
3. Transportasi dan sarana jalan makin membaik sehingga orang lebih mudah
mengambil keputusan memindahkan perusahaan ke pinggiran kota, sebab tanah
masih luas dan lebih murah
4. Meningkatnya upah buruh
14
MANAJEMEN BISNIS
Perubahan Bisnis Dewasa Ini
Masa sekarang ini adalah saatnya perubahan yang besar dan cepat terjadi pada
semua aspek bisnis. Perubahan bisnis tersebut dapat diindikasikan sbb. :
 Produk dan jasa yang telah lama mapan dan terkenal di masa lalu, ternyata kini
menghilang, dan produk yang sama sekali baru muncul.
 Pebisnis mengalami perubahan dalam sikap, praktik, dan pola kehidupan guna
memenuhi permintaan yang berubah dari pelanggan, karyawan, dan masyarakat;
Teknik manajemen yang baru dan lebih baik sebagai hasil dari pengertian yang lebih
baik mengenai bagaimana dan mengapa orang bertindak sebagaimana yang
dilakukannya; Perubahan ini semua memberikan tantangan untuk mencoba segala
sesuatu yang baru, mengubah karier, dan beraspirasi untuk mencapai posisi yang
baru dan lebih tinggi.
Intinya adalah : banyak peluang terbuka bagi orang2 yang berjiwa pemberani dalam
mengambil resiko, cakap, terdidik, berwawasan ke depan, optimistis, energik, dan
bermotivasi tinggi, serta mampu mengubah ancaman dan tantangan yang menghadang
menjadi peluang bisnis.
Tips Bisnis
Bagaimana Persaingan Mengubah Bisnis
Bisnis Tradisional
Bisnis Kelas Dunia
* Kepuasan pelanggan
* Mempesonakan pelanggan
* Berorientasi pelanggan
* Berorientasi pelanggan & pemangku kepent
* Berorientasi laba
* Berorientasi laba dan sosial
* Etika reaktif
* Etika proaktif
* Orientasi produk
* Orientasi etika dan layanan
* Fokus manajerial
* Fokus pelanggan
Bentuk kepemilikan bisnis
Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan keputusan manajemen yang
sangat penting, karena dapat menentukan (atau paling tidak berpengaruh) terhadap
tingkat keberhasilan dan kegagalan bisnis yang dijalankan.
Untuk memilih bentuk organisasi dan kepemilikan yang terbaik, orang harus
menganalisis dan mempertimbangkan keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kelemahan)
relatif. Kriteria2 yang menentukan dalam pembuatan keputusan :
 Jenis usaha, apakah bergerak di bidang pabrikasi (industri pengolahan),
perdagangan, atau jasa;
 Ruang lingkup operasional, menyangkut volume usaha & luas wilayah yang dilayani;
 Jumlah modal yang dibutuhkan untuk pembangunan awal dan perluasan;
 Besarnya resiko dan kesediaan pihak pemilik untuk memikul kewajiban pribadi atas
hutang perusahaan;
 Tingkat pengendalian langsung dan manajemen yang dikehendaki oleh para pemilik;
 Pembagian keuntungan di antara para pemilik;
 Berapa lama (umur) dari usaha yang diinginkan;
 Kebebasan relatif dari peraturan pemerintah.
15
Varian dari bentuk kepemilikan bisnis dapat dibedakan atas :
1. Perusahaan Perseorangan (Sole Proprietorship)  sebuah usaha yang dimiliki
dan dioperasikan oleh satu orang;
2. Perkongsian (General Partnership)  hubungan usaha secara kontrak yang diikuti
oleh 2 (dua) hingga 20 orang, dengan maksud untuk menjalankan usaha guna
mendapatkan keuntungan  ciri yang menonjol adalah pengumpulan sumberdaya
secara sukarela dari beberapa orang ke badan usaha yang dibentuk (jumlah modal
yang ditanamkan tidak perlu sama)  beberapa partner tidak menanamkan dana dan
sebagai gantinya mereka menyumbangkan hanya jasa atau namanya  di Indonesia
yang mirip ini adalah Firma (Fa);
3. Perkongsian Terbatas (Limited Partnership)  bentuk dimana seorang mitra
(partner) atau lebih (akan tetapi tidak semuanya) bertanggungjawab atas hutang
perusahaan hanya sebatas investasi yang ditanamkan  membantu mitra umum
(general partner) untuk menarik investasi dari orang yang tidak menghendaki
tanggung jawab tak terbatas, atau orang yang tidak bersedia membantu manajemen
perusahaan  di Indonesia yang mirip bentuk ini adalah perusahaan komanditer / CV
4. Korporasi (Corporations)  badan usaha yang didirikan secara legal yang
merupakan badan hukum tersendiri dan terpisah dari para pemiliknya  badan
usaha ini memiliki semua hak seperti yang dimiliki oleh seseorang, seperti :
membentuk usaha lain, meminjam dan memberi pinjaman, menjual dan membeli,
membuat perjanjian (kontrak), memiliki properti, melakukan transaksi bisnis,
menuntut dan dituntut atas namanya sendiri  dijumpai pada bisnis yang berskala
menengah dan besar, pemegang saham menjadi pemilik perusahaan memilih Dewan
Direksi (sebagian atau seluruhnya mungkin pemegang saham)  Ketua Eksekutif
(Chief Executive Officer – CEO) / Direktur Utama diangkat oleh Dewan Direksi; Jenis
dan tingkatan Korporasi :
 Perusahaan Publik
 Perusahaan Pemerintah (Negara)
 Perusahaan Swasta
 Perusahaan Kuasi- Publik (quasi- public corporations)
 Perusahaan Nirlaba (nonprofit corporations)
 Perusahaan Profesional (professional corporations) dan perusahaan jasa (services
corporation)
5. Usaha Patungan (joint ventures)  seringkali disebut sebagai proyek bersama,
adalah sebuah bentuk kemitraan (partnership) perusahaan dan dibentuk oleh dua
perusahaan atau lebih untuk menggarap sebuah proyek tertentu.
6. Sindikat (sindicate)  mirip usaha patungan, yaitu sebuah usaha yang dibentuk
oleh beberapa perusahaan untuk sebuah maksud tertentu  istilah sindikat
dipergunakan di bidang keuangan : sekelompok investment bankers menggabungkan
sumberdaya mereka dan melakukan penjaminan emisi (underwriting) atas penerbitan
obligasi dari sebuah perusahaan, salah seorang anggota sindikat dipilih menjadi
Manajer Sindikat, dan sindikat ini akan berakhir setelah penerbitan sekuritas (emisi)
telah berhasil sepenuhnya direalisasikan;
7. Koperasi (cooperatives)  sebuah badan usaha dimana para pemiliknya
(pengguna-anggota) mendapatkan kembali sisa hasil usahasesuai dengan
partisipasinya;
16
8. Trust  sebuah pengaturan yang mengambil kepemilikan secara yurudis dari aset
pribadi dan mengelolanya untuk kepentingan mereka yang mendirikan trust atau
untuk orang lain yang ditunjuk  dibentuk hanya untuk jangka waktu tertentu  trust
yang dikelola oleh seorang trustee menerima aset tertentu dari orang2 yang
mendirikannya dan dikelola bagi kepentingan mereka.
9. Perusahaan Anak dan Induk  merupakan hubungan perusahaan anak dan induk
 perusahaan anak adalah perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lainnya
(perusahaan induk)  contoh : Perusahaan Induk PepsiCo dengan anak perusahaan
PepsiCola, Frito-Lay, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Taco Bell.
10. Esop (Employee Stock Ownership Plan)  sebuah pengaturan dimana
perusahaan dimiliki oleh para karyawan yang bekerja di perusahaan  sebuah ”trust”
yang dibentuk atas nama karyawan.
11. Korporasi-S (S-corporation)  dibentuk di Amerika Serikat pada tahun 1958, guna
membantu perusahaan berskala kecil dan sekaligus membantu agar dapat bersaing
dengan lebih baik (menghindari pajak ganda, Korporasi-S dapat menikmati semua
keunggulan dari korporasi dan kemudahan dalam pengalihan kepemilikan);
12. Keiretsu  bentuk kepemilikan yang khusus (di Jepang dan berperan dalam
keberhasilan bisnis Jepang) untuk menggambarkan aliansi industri berjangka
panjang atau kelompok bisnis yang menjalin bersama berbagai bisnis yaitu
perusahaan2 industri, pemasok, dan pembiayaan untuk kepentingan bersama 
Contoh : Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo  Mitsubishi, yang terbesar, teridiri atas
ratusan perusahaan independen, perusahaan2 grup Mitsubishi terkait dengan
kepemilikan silang (kepemilikan minoritas satu sama lain), hubungan bisnis jangka
panjang, anggota direksi bersilang satu sama lain.(Innerlocking Directorates), usaha
patungan, serta hubungan sosial dan historis; Keiretsu mengandalkan diri pada
kerjasama di antara kelompok industrialis, pemasok, dan perusahaan pembiayaan;
13. Perusahaan bersama (Mutual Company)  sebuah perusahaan yang tidak
menerbitkan saham dan dimiliki oleh para pemegang polis atau deposan, yang mana
hasil lebih dari usahanya (keuntungan), jika ada, dibagikan kepada para pemiliknya
dalam bentuk saham. Di Indonesia contohnya : Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi
Putera 1912.
14. Pertumbuhan Perusahaan (Corporate Growth)  sebuah perusahaan dapat
bertumbuh melalui dua jalan : (1) tumbuh secara internal melalui efisiensi operasional
yang lebih tinggi, atau (2) menguasai atau mengakuisisi perusahaan2 lain. Contoh :
Ford Motor Company yang tumbuh melalui ekspansi usaha internal dengan terus
menerus menginvestasikan kembali keuntungan perusahaan; General Motor
bertumbuh dengan membeli perusahaan2 pesaing.
15. Waralaba (Franchises)  perjanjian waralaba adalah merupakan pengaturan
dimana seseorang dengan gagasan bagus bagi sebuah perusahaan (disebut
franchiser) menjual hak untuk menggunakan nama perusahaan dan menjual produk
atau jasa (objek franchise) kepada pihak lain (franchisee) di suatu wilayah tertentu.
17
Bisnis Internasional
Munculnya Internasionalisme
Perdagangan antar negara telah ada sejak ratusan tahun lalu, namun semenjak
Perang Dunia II dengan telah membaiknya fasilitas transport, volume kegiatan bisnis
internasional meningkat secara signifikan. Berbagai perusahaan dari Eropa dan Amerika
Serikat melalui kemajuan teknologi yang dikembangkannya dan jaringan bisnis yang
dikuasainya dapat melanggengkan kedudukan yang dominan dalam era globalisasi.
Perkembangan selanjutnya selama dua dasawarsa terakhir barang2 yang
diproduksi oleh perusahaan2 dari Asia Pasifik dengan cepat telah mengejar barang2 dari
negara Barat. Barang2 seperti mobil, TV, dan VCR produksi Jepang dijumpai di hampir
semua negara di dunia. Langkah yang dipelopori Jepang ini kemudian dibuntuti oleh
Korea Selatan, Taiwan, dan Hongkong.
Meningkatnya peranan kawasan Asia Pasifik di arena bisnis dunia ditandai dengan
fakta2 berikut :
 Dalam daftar Korporasi terbesar kelas dunia, termasuk Fortune 500 pada 1991,
sebanyak 119 korporasi berasal dari Jepang, 13 dari Korea Selatan (Daewo, Lucky
Goldstar, Hyundai, Ssangyong, dll), masing2 satu dari Taiwan (Chinese Petroleum),
Malaysia (Petronas), dan Thailand (Petroleum Authority of Thailand);
 Perbankan Jepang kini mendominasi 20 bank terbesar di dunia (Dai-ichi Kangyo,
Sumitomo, Fuji, dan Sanwa telah menggantikan posisi keuangan raksasa seperti
Bank of America dan Chase Manhattan)
Trend dalam Bisnis Internasional
Di masa lampau perusahaan internasional memiliki operasi utama di negara
asalnya (Etnosentris : pandangan bahwa kantor pusatnya sendiri sebagai sumber utama
dari modal, pasar, tenaga manajerial, dan prosedur hukumnya), para manajer senior
dikirim dari dikirim dari kantor pusat sedangka staf pendukung direkrut dari negara tuan
rumah masing2.
Pada tahun2 belakangan perusahaan internasional berubah menjadi lebih
mengarah ke pandangan yang bersifat geosentris (menganut pendekatan global yang
menyesuaikan praktek manajerial menurut budaya dan lingkungan di negara2 tuan
rumah, merekrut para manajer lokal yang mampu mengelola perusahaan tanpa
mengorbankan standar tinggi yang diterapkan kantor pusat).
Lebih Banyak Investasi di Asia
Hingga dasawarsa 60-an negara2 Barat menjadi investor utama (MNC dari AS,
Inggeris, Perancis, dan Jerman).
Dalam dua dasawarsa berikutnya terjadi ”trend baru” yaitu meningkatnya investasi
dari negara2 Asia terutama Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
Barang2 produksi Asia yang dijual di luar kawasan seperti : Toyota, Honda,
Mitsubishi, Nissan, Daewoo, Hyundai, Sony, Lucky Goldstar, Samsung, Tatung, Acer
telah merambah ke seantero dunia. Sedangkan merek2 dari dunia Barat banyak
diproduksi di Asia berdasarkan prinsip Waralaba. Di lain pihak, perusahaan Jepang juga
mendirikan pabrik2 patungan di Amerika Serikat untuk memproduksi mobil kemudian di
ekspor kembali (reekspor).
18
Manajer dalam Bisnis Internasional
Tanggung jawab manajer perusahaan internasional jauh lebih kompleks dibanding
manajer domestik, karena harus menangani lingkungan internasional yang komponen
dasarnya (politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya) berbeda2 kondisinya di setiap
negara.
Keputusan untuk mendirikan pabrik di luar negeri tergantung pada banyak faktor
seperti stabilitas politik, sikap masyarakat dan pemerintah terhadap perusahaan asing,
selera, adat-istiadat, tingkat dan sistem pengupahan, tersedianya tenaga listrik dan air,
telekomunikasi, prasarana jalan, bandara, pelabuhan, dan sistem transportasi.
Dasar2 Bisnis Internasional
 Neraca Perdagangan : selisih antara ekspor dan impor.
Perdagangan surplus (Neraca Perdagangan menguntungkan) berarti ekspor yang
nilainya lebih besar dibanding impor.
Perdagangan defisit (Neraca Perdagangan tidak menguntungkan) berati impor yang
nilainya lebih besar dibanding ekspor.
 Neraca Pembayaran suatu negara : keseluruhan aliran uang yang masuk dan keluar
pada sebuah perekonomian (negara)  hutang luar negeri, bantuan luar negeri,
keuntungan atau deviden yang diterima dari investor internasional.
Negara yang mengalami ”defisit Neraca Pembayaran” biasanya berusaha untuk
mengurangi impor atau meningkatkan ekspor, atau menyesuaikan investasi di luar
negeri. Kebijakan men”devaluasi” mata uangnya bertujuan agar barang2 yang
dihasilkan bisa lebih murah di luar negeri dan sebaliknya barang2 luar negeri menjadi
lebih mahal di pasar domestik.
 Nilai Tukar (kurs) : nilai (harga) mata uang sebuah negara dalam hubungannya
dengan mata uang dari negara2 lain.
Devaluasi adalah pengurangan nilai tukar mata uang sebuah negara.
Nilai tukar mengambang adalah nilai tukar sebuah mata uang yang ditentukan oleh
kekuatan2 permintaan dan penawaran di pasar uang internasional.
Pendorong Bisnis Internasional
Banyak negara yang berupaya untuk mendorong peningkatan perdagangan dan
investasi internasional dengan melakukan langkah2 sbb. :
 Pembentukan Zona Perdagangan Bebas  sebuah wilayah khusus di suatu negara
dimana barang2 luar negeri boleh diimpor tanpa perlu membayar bea masuk  dalam
zona ini para pekerja mengemas kembali atau memproses barang2 impor untuk
kemudian di re-ekspor. Keuntungannya adalah : (1) pasar domestik tidak terpengaruh,
(2) kesempatan/peluang kerja bagi pekerja lokal;
 Zona Ekonomi Khusus  pembukaan zona dengan pemberian konsesi istimewa
berupa : penggunaan lahan, insentif pajak, pembebasan bea masuk atas bahan2 dan
mesin yang diimpor, repatriasi keuntungan yang bebas  untuk menarik minat para
investor (terutama asing) agar terdorong membangun pabrik dan berbisnis di zona.
Contoh : Cina membuka beberapa zona ekonomi khusus di sepanjang wilayah pantai
(Shenzhen, Zhuhai, Shantou  dekat Hongkong dan Xiamen dekat Taiwan);
19

Lembaga Keuangan  banyak negara memiliki bank ekspor-impor yang
mengkhususkan perdagangan internasional dan pembiayaan untuk kegiatan2
semacam itu. Badan2 promosi khusus juga didirikan guna mendorong perdagangan
dan investasi internasional (contoh : Trade Develompent Board dan Economic
Development Board). International Monetary Fund (IMF) sebagai sebuah organisasi
PBB membantu negara2 dalam menstabilkan nilai tukar mata uangnya; The World
Bank (IBRD) membantu negara2 berkembang dalam pembangunan ekonomi;
International Finance Corporation (IFC) yang merupakan afiliasi dari Bank Dunia,
melakukan investasi berupa proyek2 di negara2 berkembang; International
Development Association (IDA) – afiliasi lain dari Bank Dunia, memberikan fasilitas
pinjaman kepada negara2 berkembang.
Hambatan dalam Bisnis Internasional
Meskipun teknologi telah maju, masih banyak pengusaha khususnya bagi mereka
yang kurang memahami liku2 bisnis dan kondisi dunia luar, pada umumnya mengalami
hambatan/perintang dalam pengembangan bisnis internasional sbb. :
1. Perbedaan praktek manajemen
Manajemen (domestik) yang bagus belum tentu berhasil diterapkan di luar negeri,
karena perbedaan pengharapan dan cara melakukan bisnis. Contoh : negosiasi lebih
lama karena birokrasi, perbedaan bahasa, dan budaya setempat;
2. Informasi pasar yang kurang memadai
Di negara2 berkembang informasi pasar tidak tersedia, sulit didapat atau tidak
terpercaya;
3. Ketidakstabilan politik
Di negara2 Eropa dan Amerika Utara politiknya stabil, kebijakan ekonomi berubah
ketika pemerintahan baru terbentuk, akan tetapi kegiatan bisnis berlangsung biasa. Di
negara berkembang pemerintah berkuasa dapat tumbang karena kudeta, dan
kebijakan pemerintah akan berubah sangat drastis;
4. Hambatan prasarana ekonomi
Di negara maju, sistem transportasi darat, laut, dan udara menunjang mudahnya
distribusi barang dan jasa; tersedianya fasilitas pos dan telekomunikasi yang efisien
memudahkan kegiatan bisnis. Di banyak negara berkembang, berbagai fasilitas
mungkin tidak tersedia, sangat mahal atau tidak efisien;
5. Pengendalian devisa
Keuntungan investor dapat terpangkas nilainya sebagai akibat devaluasi mata uang
lokal atau sebagai akibat inflasi yang tinggi; Adanya kebijakan yang tidak
memperbolehkan pengusaha mengirimkan keuntungannya ke negara asal, atau tidak
diperbolehkan untuk mengkonversikan keuntungan tsb dari mata uang lokal ke $
dollar atau mata uang keras lainnya;
6. Restriksi tarif dan perdagangan
Perdagangan internasional dipengaruhi oleh restriksi dalam tarif dan perdagangan
yang dikenakan oleh negara pengimpor.Tarif yaitu pajak yang dibebankan pada impor
Ada dua macam tarif, yaitu (1) Tarif Pendapatan dimaksudkan untuk meningkatkan
penghasilan pemerintah, dan (2) Tarif Proteksi dimaksudkan untuk menaikkan harga
akhir barang impor; Untuk melindungi barang hasil produksi domestik dengan
membuat lebih kompetitif terhadap barang impor diberlakukan ”Tarif Bea Masuk yang
lebih tinggi”.
20
7. Kuota Impor
Kuota yang ditetapkan oleh negara pengimpor dengan maksud untuk membatasi
jumlah impor untuk barang tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi
barang yang sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Bentuk ekstrim kuota adalah
Embargo, yaitu pelarangan total terhadap impor suatu barang.
Perdagangan Luar Negeri dan Bisnis Internasional
Perdagangan Internasional merupakan bagian (subset) dari Bisnis Internasional
yang meliputi lingkup yang lebih luas, termasuk jasa2 seperti transportasi (darat, laut,
udara), pariwisata, telekomunikasi, perbankan, asuransi, perusahaan pembiayaan, anjak
piutang, sewa-beli, dan penanaman modal baik secara langsung (foreign direct
investment) maupun tidak langsung (portfolio investment).
Suatu perusahaan dapat melibatkan diri dalam bisnis internasional secara
langsung dengan jalan mendirikan cabang atau anak perusahaan di negara lain  go
international, alternatifnya adalah :
 Usaha patungan (joint venture)  pengaturan di antara dua negara yang berbeda
untuk memasarkan, merakit, atau memproduksi suatu barang;
 Pemberian hak lisensi (licensing arrangement)  pihak licensor asing
memperkenankan pihak licensee lokal untuk menggunakan hak paten, merek
dagang, proses pengolahan, teknologi, hak cipta, atau jasa teknis mereka.
 Turnkey project  sebuah perusahaan internasional menyusun desain (rancangan)
dan membangun seluruh operasi. Setelah proyek selesai, kemudian menyerahkan
manajemen kepada tenaga lokal yang telah dilatih sebelumnya.
 Kontrak manajemen  sebuah perusahaan menjual jasa manajemen untuk
mengoperasikan sebuah fasilitas (unit produksi atau pabrik) yang dimiliki oleh pihak
lain  contoh : Marriot Corporation yang menerima ”fee” manajemen untuk
mengoperasikan hotel di berbagai negara.
Kontinum Keterlibatan Internasional
Berdasarkan tingkatan keterlibatan di arena bisnis internasional, organisasi dapat
dibedakan menjadi empat kategori, yaitu :
1. Tingkat I : Organisasi Domestik
Perusahaan yang beroperasi dalam sebuah negara tunggal  kebanyakan
perusahaan berskala kecil yang mendapatkan sumber daya, memproduksi, dan
menjual produknya terbesar dari kegiatan bisnis berlangsung di dalam negeri
(kadangkala bisa juga melakukan penjualan internasional atau mendapatkan sumber
daya dari pihak luar negeri.
2. Tingkat 2 : Organisasi Internasional
Perusahaan yang terutama berbasis di dalam sebuah negara saja, namun memiliki
transaksi internasional yang berarti dan kontinu.
3. Tingkat 3 : Organisasi Multinasional
Perusahaan Multi Nasional (PMN) mewakili tingkat ketiga dalam keterlibatan
internasional;
4. Tingkat 4 : Organisasi Transnasional
Perusahaan Transnasional (PTN) merupakan perusahaan dengan keterlibatan
internasional paling tinggi (maksimal).
21
LINGKUNGAN BISNIS
LINGKUNGAN UMUM
KONDISI SOSIAL BUDAYA
KONDISI
EKONOMI
LINGKUNGAN KHUSUS
Pesaing
Pelanggan
Pemasok
KONDISI
TEKNOLOGI
Organisasi
(PT. XYZ)
Pembuat Peraturan
Serikat Pekerja
Pemegang Saham
KONDISI
HUKUM & POLITIK
KONDISI
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN INTERNAL BISNIS
22
Lingkungan Umum
1. Kondisi Ekonomi  kondisi umum dari perekonomian yang berkaitan dengan suku
bunga, inflasi, konvertibilitas mata uang, tingkat penghasilan per kapita, produk
domestik bruto, kebijakan moneter dan fiskal, sistem perpajakan, penduduk,
pengangguran, tingkat upah, dan indikator ekonomi lainnya yang berkaitan;
2. Kondisi Sosial Budaya  kondisi umum dari nilai2 sosial budayayang berlaku
mengenai hak azasi manusia, adat istiadat, norma, nilai, kepercayaan, bahasa, sikap,
perilaku, agama, selera, ethos kerja, aspirasi, trend pendidikan, dan lembaga sosial
terkait;
3. Kondisi Hukum Politik  ideologi politik, partai dan organisasi politik, bentuk
pemerintahan, hukum, undang2 dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi
transaksi bisnis, perjanjian dengan negara lain, hak paten dan merk dagang;
4. Kondisi Tekonologis  kondisi umum dari pengembangan dan tersedianya
teknologi di dalam lingkungan, termasuk kemajuan iptek;
5. Kondisi Lingkungan Alam  kondisi umum dari alam dan kondisi lingkungan fisik.
Lingkungan Khusus
1. Pelanggan  kelompok, individu, dan organisasi konsumen atau nasabah tertentu
yang membeli barang dan atau menggunakan jasanya;
2. Pemasok  pemberi SDM, informasi, dan keuangan serta bahan mentah tertentu
yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi;
3. Pesaing  organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang sama atau
serupa kepada kelompok konsumen atau nasabah yang sama;
4. Pembuat Peraturan  badan2 atau perwakilan2 pemerintah tertentu pada tingkat
lokal (kabupaten), daerah (propinsi) dan pusat (nasional) sebagai penegak hukum dan
peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasional organisasi;
5. Serikat pekerja  organisasi yang menghimpun para pekerja untuk
memperjuangkan aspirasi para anggotanya;
Peranan Pemerintah yang berpengaruh terhadap bisnis
1. Peraturan Pemerintah
 Perlindungan atas persaingan  UU Antitrust
 Perlindungan atas lingkungan  UU keselamatan Kerja
 Perlindungan atas konsumen  Label untuk produk makanan, kedaluarsa
 Regulasi dan deregulasi  regulasi dan deregulasi perbankan
2. Pemerintah sebagai pesaing
 Perusahaan milik pemerintah (BUMN/BUMD) sebagai pesaing bagi swasta
3. Pemerintah sebagai stabilisator ekonomi
 Kebijakan pemerintah melalui APBN untuk mempengaruhi kestabilan dan
pertumbuhan ekonomi
4. Pemerintah sebagai pendukung
 Program untuk menunjang golongan ekonomi lemah, misalnya : subsidi pupuk
untuk petani, bantuan untuk usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM)
5. Pemerintah sebagai pelanggan
 Pemerintah sebagai konsumen bagi produk dan jasa dalam perekonomian seperti
tercermin dalam APBN
23
6. Pemerintah sebagai pengurus rumah tangga
 Pemerintah memberikan banyak pelayanan kepada dunia usaha, misalnya :
perijinan, sanitasi, pembuangan kotoran, dsb
7. Pemerintah sebagai Penarik Pajak
 Pajak adalah biaya untuk menjalankan bisnis. Pajak dapat pula digunakan sebagai
insentif ekonomi agar pelaku bisnis bergerak ke arah yang dikehendaki
pemerintah.
Lingkungan dan Keunggulan Daya Saing
Perhatian pihak manajemen dalam menangani lingkungan eksternal yang
kompleks dan terus-menerus berubah semakin dipusatkan pada konsep keunggulan
daya saing (Schermerhorn, 1996).
Keunggulan daya saing  merupakan kompetensi atau kelebihan tersendiri (khusus)
untuk memenangkan pasar, yaitu kelebihan tertentu yang memungkinkan suatu
organisasi dapat menangani kekuatan2 pasar dan lingkungan secara lebih baik daripada
para pesaingnya.
 Perekonomian
Tidak ada satu organisasipun yang kebal terhadap pengaruh dari faktor2 ekonomi,
terlebih pada dewasa ini, dimana persaingan untuk memburu konsumen dan
mendapatkan sumber daya yang langka semakin keras. Oleh karana itu, para manajer
masa kini harus paham dan mengikuti serta responsif terhadap perkembangan
perekonomian dunia.
Para manajer harus mengarahkan perusahaan untuk bersaing dan
memenangkannya, baik pada saat ekonomi sedang mengalami resesi maupun ketika
ekonomi mengalami pertumbuhan  tidak hanya bersaing antar perusahaan2 saja, tetapi
juga keunggulan bersaing dari bangsa2.
 Isu Sosial Budaya
Para manajer harus senantiasa sadar, bahwa pada dewasa ini mereka harus siap
bekerja dalam era multikultural (multiculturalism) dan keberagaman angkatan kerja
(workforce diversity).
Seorang manajer harus membuat keputusan yang baik ketika merekrut dan menyeleksi
pekerja dari sumber tenaga kerja, baik dari eksternal maupun internal; Manajer harus
menciptakan dan menjaga kondisi kerja yang memungkinkan para pekerja mencapai
produktivitas yang tinggi; Manajer yang baik harus paham bahwa pekerja yang berbakat
dan rajin merupakan hal yang sangat penting untuk keunggulan daya saing jangka
panjang.
 Aspek Hukum-Politik
Segala upaya yang dilakukan oleh para manajer guna mengejar keunggulan daya
saing harus dilakukan dengan cara2 yang sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu
tetap menjunjung etika dan tanggung jawab sosial, serta berada dalam kerangka hukum
dan peraturan pemerintah yang mendukung pengharapan tersebut.
Manajer harus memahami adanya perlindungan hukum yang berkaitan dengan serikat
pekerja, praktek hubungan kerja yang adil, kesehatan dan keamanan kerja, serta
lingkungan hukum yang mempengaruhi operasi perusahaan, seperti perlindungan
konsumen, perlindungan lingkungan dan hak azasi.
24

Aspek Teknologi
Dalam era teknologi informasi ini, penggunaan informasi teknologi merupakan
tema kunci keseharian; komputer dan teknologi informasi terus memperluas pengaruhnya
pada proses manufakturing dan pelayanan; keunggulan daya saing melalui teknologi
akan merupakan kunci pendorong bagi organisasi pada beberapa tahun mendatang.
 Lingkungan Alam
Environmenttalisme adalah ekspresi dan demonstrasi dari kepedulian masyarakat
mengenai kondisi lingkungan alami dan fisik. Bumi kita menderita kerusakan ekologi yang
disebabkan oleh limbah racun, hujan asam, pemanasan global, berkurangnya keragaman
kehidupan dan fenomena lainnya (juga menderita karena kecelakaan industri, seperti
malapetaka nuklir Chernobyl dan tumpahnya minyak di Alaska).
Isu2 mengenai lingkungan menduduki peringkat kedua tertinggi pada prioritas
sosial setelah pendidikan  hasil survey menunjukkan bahwa dunia usaha harus
mengambil peran aktif dalam memecahkan permasalahan lingkungan yang kini dihadapi
masyarakat dunia. Para pemimpin bisnis dan pemerintahan yang berwawasan progresif
mengakui bahwa sejumlah besar industri di dunia mengandalkan sumber daya alam
untuk basis produk yang dihasilkannya, yaitu minyak dan gas, hasil hutan dan logam.
Para pemimpin bisnia dan pemerintahan mengerti besarnya potensi untuk
pemasaran hijau (green marketing) yang melibatkan penjualan produk2 yang ramah
lingkungan, mengerti berkembangnya tekanan terhadapa industrialis pada “design for the
environment”, yakni mendesain barang yang memenuhi kriteria “3 R”, yaitu mengurangi
(R dari “reduce”) jumlah suku cadang, memakai kembali (R dari “reuse”) suku cadang,
dan mendaur ulang (R dari “recycle”) suku cadang.
Lingkungan Internal
 Visi-misi  gambaran kondisi atau potret di masa depan (berjangka panjang) yang
akan dituju (diinginkan) oleh suatu organisasi.
Misi  pernyataan mengenai maksud dan filosofi organisasi atau alasan mengapa
suatu organisasi eksis.
Setiap tingkatan manajemen : harus memahami sepenuhnya apa yang menjadi visi
dan misi organisasi.
Setiap unit kerja (devisi, departemen, pabrik) : harus memiliki tujuan jelas yang
selaras dengan visi dan misi.
 Budaya Perusahaan  merupakan iklim sosial dan psikologis dari suatu
perusahaan, dan wujudnya bisa merupakan budaya yang tertutup (keputusan
cenderung dibuat oleh tingkatan yang lebih tinggi dalam manajemen : manajer kurang
percaya pada bawahan, banyak kerahasiaan di seluruh jajaran organisasi, dan
karyawan tidak terdorong untuk berkreasi memecahkan masalah) atau terbuka
(keputusan dibuat pada tingkatan manajer yang lebih rendah : kepercayaan dan
dorongan berkreasi dalam pemecahan masalah cukup besar)
Budaya  sistem dari kebersamaan, nilai, kepercayaan, dan kebiasaan di dalam
suatu organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal yang menghasilkan norma
perilaku dalam organisasi.
 Gaya Manajemen  sikap dan preferensi atasan mempengaruhi pelaksanaan tugas.
Masalahnya bisa timbul bila gaya manajerial dari manajer yang lebih tinggi berbeda
dengan manajer tingkat bawahnya.
25




Kebijakan  Kebijakan menetapkan batasan sebagai arahan dalam membuat
keputusan  kebijakan yang dibuat oleh manajer tingkat bawah harus selaras dengan
kebijakan dari manajer yang lebih tinggi. Kebijakan seringkali dimaksudkan untuk
menjamin konsistensi dalam praktik, misalnya mengenai kapan dan bagaimana
kinerja dinilai.
Karyawan  dalam berbagai hal (kecakapan, sikap, tujuan pribadi, dan kepribadian)
berbeda antar karyawan, yang akibatnya perilaku seorang manajer yang efektif
dengan seorang karyawan mungkin tidak efektif dengan karyawan lain. Agar bisa
efektif, manajer harus mempertimbangkan perbedaan, baik individual maupun
kelompok (contoh : menghadapi karyawa yang berpengalaman tidak perlu banyak
memperhatikan detail teknis dari tugas, tetapi cukup mendorong kerjasama kelompok)
Organisasi informal  hubungan yang berkembang dan pola interaksi manusia di
dalam organisasi yang tidak ditetapkan secara resmi, yang dapat berdampak negatif
maupun positif. (organisasi formal : ditunjukkan oleh bagan/struktur organisasi dan
uraian jabatan  manajer mengetahui hubungan pelaporan yang resmi).
Hubungan antar unit  manajer harus memahami benar hubungan antar devisi atau
departemen yang ada dan harus memanfaatkan hubungan tersebut secara maksimal.
Kebijakan Kualitas Lingkungan (Procter & Gamble ; P & G)
Produk yang berkualitas dan bernilai unggul yang memenuhi kebutuhan konsumen
global (meningkatkan kualitas lingkungan dari produk, kemasan, dan operasi di seluruh
dunia), P & G menyampaikan kebijakan yang ditempuh, sbb. :
1. Menjamin produk, kemasan dan operasi aman bagi karyawan, konsumen, dan
lingkungan;
2. Sejauh mungkin mengurangi atau mencegah dampak lingkungan dari produk dan
kemasan dalam desain, pengolahan, distribusi, penggunaan dan peraturan;
3. Mememnuhi atau melampaui pemenuhan atas undang2 lingkungan dan peraturan;
4. Secara kontinu menilai teknologi dan program lingkungan, dan memantau program ke
arah sasaran lingkungan;
5. Menyajikan informasi yang faktual dan relevan kepada konsumen, pelanggan,
karyawan, masyarakat, kelompok kepentingan publik, dan pihak lainnya tentang
kualitas lingkungan dari produk, kemasan dan operasi P & G;
6. Menjamin bahwa setiap karyawan memahami dan bertanggung jawab serta akuntabel
terhadap penerapan pertimbangan2 kualitas lingkungan dalam kegiatan bisnis seharihari;
7. Memiliki kebijakan dari program operasi, serta sumber daya yang diperlukan guna
mengimplementasikan kebijakan kualitas lingkungan.
26
LINGKUNGAN MENARIK DAN TIDAK MENARIK
Faktor Lingkungan.
Pesaing
Ancaman pendatang
Produk pengganti
Pemasok
Pelanggan
Menarik
Sedikit, pertumbuhan industri
Tinggi, ukuran tak sama,
diferensiasi
Ancaman rendah, banyak
Perintang untuk masuk
Sedikit
Banyak, daya tawar rendah
Banyak, daya tawar rendah
Tidak Menarik
Banyak, pertumbuhan
industri rendah,ukuran
sama, komoditas
Ancaman tinggi, perintang
masuk sedikit
Banyak
Sedikit, daya tawar tinggi
Sedikit, daya tawar tinggi
Lingkungan Organisasi  Dibedakan menjadi : 1. Lingkungan Eksternal (meliputi
unsur2 yang mempengaruhi organisasi dari luar batas organisasi  terdiri atas
komponen2 umum yang membentuk ”lingkungan umum” dan yang bersifat spesifik yang
membentuk ”lingkungan spesifik atau lingkungan tugas”) dan 2. Lingkungan Internal
(terdiri atas unsur2 di dalam organisasi yang mempengeruhi manajemen organisasi).
LINGKUNGAN INTERNASIONAL
Lingkungan yang dihadapi oleh para manajer sebuah perusahaan internasional
jauh lebih kompleks daripada perusahaan domestik.
Tugas pokok yang dipikul manajemen puncak perusahaan internasional adalah
mengembangkan dan menjaga pengertian yang mendalam mengenai lingkungan setiap
negara di mana mereka memiliki kegiatan operasi, afiliasi, pemasok, dan konsumen atau
pelanggan.
Aspek lingkungan yang harus dipantau dan dicermati secara terus-menerus
mencakup lingkungan umum seperti pada lingkungan domestik (tetapi ruang lingkup
kawasannya lebih luas, yaitu negara2 lain secara individual, regional atau global), yaitu
meliputi aspek2 : politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi yang
senantiasa mengalami perubahan.
Lingkungan Politik  ibarat pisau bermata dua, di satu sisi dapat menjadi pendorong
dan di sisi lain dapat menjadi penghambat/penghalang bagi pertumbuhan ekonomi dan
investasi dari para investor dan pengusaha baik domestik maupun asing  Contoh :
1.Pandangan politik dari para pemimpin bangsadapat melahirkan aturan/undang2 yang
bisa mendorong perdaganghan domestik dan menciptakan perintang bagi perdagangan
dengan dunia luar, 2.Stabilitas sebuah pemerintahan dan dukungan rakyat, bisa
menghindari investasi di sebuah negara, 3.Adanya berbagai kelompok kepentingan
seperti petani, produsen, distributor, partai politik dapat melancarkan protes masyarakat
dan menciptakan aturan2 proteksionistis, 4.Bubarnya atau bersatunya suatu negara
(perubahan bentuk negara)
27
Lingkungan Hukum  Setiap negara memiliki seperangkat hukum yang unik yang
berpengaruh terhadap perdagangan antar negara, baik bilateral maupun multilateral;
Beberapa negara memberlakukan perintang2 perdagangan : Kuota, Tarif, Embargo,
Kebijakan Pengadaan Pemerintah, Peraturan Standar yang dilakukan Pemerintah,
Prosedur Pabean/Bea, Subsidi Ekspor dan Countervailing duties.
Lingkungan Ekonomi  untuk memasuki bisnis internasional beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan adalah : stabilitas mata uang sebuah negara, infrastruktur,
tersedianya bahan2 mentah dan bahan baku yang diperlukan, suku bunga, tingkat inflasi,
sistem perpajakan, tingkat penghasilan masyarakat, kedekatan kepada konsumen, dan
iklim.
Lingkungan Sosial Budaya  lingkungan sosial budaya bagi manajer internasional
meliputi tradisi, bahasa, kebiasaan, nilai, agama, dan tingkat pendidikan masyarakatnya;
Disarankan ”pendekatan berdasarkan lima dimensi” oleh Phatak (1992), yaitu : 1.
Budaya Material, 2. Lembaga Sosial, 3. Manusia dan universe, 4. Estetika, 5. Bahasa 
Unsur2 Sosial Budaya yang terkait dengan negara2 asal (induk) dan tuan rumah,
menurut William Schoell et.al (1993) adalah : 1. bahasa, 2. estetika 3. kebiasaan dan
pantangan 4. agama 5. nilai dan sikap budaya 6. struktur sosial.
Lingkungan Teknologi  lingkungan ini berkaitan dengan inovasi yang berlangsung
dengan cepat dalam semua jenis teknologi mulai dengan robotik hingga telpon seluler.
Dalam lingkungan global, perusahaan2 teknologi beraliansi strategis dengan para
saingannya (Amerika dengan Swiss, Jepang, dan Jerman) dengan tujuan untuk
mencapai pengembangan produk dan penyampaian (delivery) berkelas dunia, yaitu
produk bermutu terbagus dan membawanya ke pasar dalam waktu yang singkat.
PERUSAHAAN MULTI NASIONAL DAN TRANSNASIONAL
Perusahaan Multi Nasional (PMN)  Multinational Corporation (MNC)  adalah
(menurut W.F. Schoell, at.al,1993) sebuah perusahaan yang berbasis di suatu negara
(disebut negara induk) dan memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau lebih
negara asing (disebut negara tuan rumah)  sebuah organisasi yang terlibat dalam
kegiatan bisnis di tingkat internasional, menjalankan kegiatannya dengan skala
internasional yang tidak memandang batas negara dan dipimpin oleh sebuah strategi
bersama dari sebuah induk (pusat) perusahaan.
Karakteristik PMN  1. Membentuk afiliasi di luar negeri, yang seluruhnya dimiliki oleh
perusahaan induk (pemilik PMN) atau dimiliki bersama dengan satu atau lebih mitra dari
negara2 lain, 2. Beroperasi dengan Visi dan Strategi mendunia (global), yaitu
memandang dunia sebagai pasarnya, 3. Kecenderungan untuk memilih jenis2 kegiatan
bisnis tertentu, 4. Kecenderungan untuk menempatkan afiliasi di negara2 yang maju di
dunia, 5. Menempuh satu dari tiga strategi dasar yang bersangkutan dengan staffing.
28
Plus-minus hubungan PMN dengan Negara Tuan Rumah
HUBUNGAN PMN – TUAN RUMAH
Manfaat Bersama
Peluang bersama
dengan potensi :
 Pertumbuhan
 Penghasilan
 Pembelajaran
 Pembangunan
Keluhan Negara
Tuan Rumah
terhadap PMN
 Laba berlebihan
 Dominasi ekonomi
 Intervensi terhadap
pemerintah
 Tidak membantu
pembangunan
 Menyedot tenaga
lokal berbakat
Keluhan PMN terhadap
Tuan Rumah
 Pembatasan laba
 Sumber daya lebih
mahal
 Peraturan eksploitatif
 Restriksi devisa
 Kegagalan memenuhi
kewajiban kontrak
Keuntungan potensial dari kehadiran PMN bagi pihak Tuan Rumah :
1. Basis Pajak yang lebih besar
2. Meningkatnya jumlah kesempatan/lapangan kerja
3. Alih teknologi
4. Ekspansi modal
5. Diperkenalkannya jenis industri khusus
6. Pengembangan sumber daya lokal
Kesulitan yang dialami di negara asalnya sendiri :
1. Hilangnya hubungan dengan kebutuhan dan prioritas domestik
2. Mengalihkan pekerjaan kepada pasar tenaga kerja di luar negeri yang lebih murah
3. Mengekspor investasi modal ke luar negeri
4. Terlibat praktek korupsi di luar negeri
Jenis Tenaga Kerja yang mendukung operasi PMN :
1. Ekspatriat (tenaga asing)  tenaga kerja yang bertempat tinggal dan bekerja di
sebuah negara di mana mereka tidak memiliki kewarganegaraan;
2. Warga negara tuan rumah (tenaga lokal)  tenaga kerja yang memiliki
kewarganegaraan di mana fasilitas perusahaan di luar negeri berlokasi
3. Warga negara ketiga (tenaga dari negara ketiga)  tenaga kerja dari sebuah negara
yang bekerja di negara lain untuk sebuah perusahaan yang berkantor di pusat di
negara lain lagi.
Repatriasi  proses membawa seseorang yang telah bekerja di luar negeri kembali ke
negara asal dan menyatukan mereka kembali ke tempat bekerja di perusahaan induk.
29
Keuntungan dan Kerugian Mempekerjakan Staf Lokal dan Staf Ekpatriat
Untuk Anak Perusahaan di Luar Negeri
Keuntungan
Kerugian
Staf Lokal
* Biaya tenaga lebih rendah
* Kesulitan dalam menyeimbangkan permintaan
* Kepercayaan pada warga negara lokal
lokal dan prioritas global
* Meningkatkan penerimaan masyarakat lokal
* Tertundanya keputusan lokal yang sulit (misal
terhadap perusahaan
pemberhentian kerja) hingga saat di mana
* Memaksimalkan jumlah opsi yang tersedia
kondisi tak dapat dihindarkan lagi
di lingkungan lokal
* Kesulitan dalam merekrut staf yang berkuali
* Pengakuan perusahaan sebagai peserta
fikasi
yang sah dalam perekonomian lokal
* Dapat mengurangi tingkat pengendalian lokal
* Secara efektif mencerminkan pertimbangan &
oleh kantor pusat
kendala lokal dlm proses pembuatan keputusan
Ekspatriat
* Kesamaan budaya dengan perusahaan induk
* Menciptakan masalah penyesuaian terhadap
menjamin pengalihan praktik bisnis/manaj.
lingkungan dan budaya asing
* Meningkatkan pengendalian dan koordinasi
* Meningkatkan keasingan dan anak perusahaan
. dan anak2 perusahaan internasional
* Melibatkan biaya pindahan, gaji, dan biaya
* Memberikan orientasi multinasional
lain yang tinggi
melalui pengalaman di perusahaan induk
* Dapat menimbulkan masalah pribadi dan kel.
kepada karyawan
* Berdampak insentif negatif pada moral dan
* Menghimpun kelompok eksekutif bermotivasi manajemen lokal
berpengalaman internasional
* Bisa terkena restriksi oleh pemerintah lokal
* Bakat lokal belum bisa memberikan nilai
sebanyak ekspatriat
Kompleksitas Manajemen PMN  perbedaan dengan manajemen domestik,
manajemen internasional menyangkut kegiatan operasional yang berhubungan dengan 6
(enam) variabel (Samuel C. Certo, 1997) : 1. Kedaulatan nasional 2. Kondisi ekonomi
nasional 3. Nilai dan kelembagaan nasional 4. Saat revolusi industri nasional 5. Jarak
geografis 6. Wilayah dan penduduk.
Resiko dan PMN  pengembangan sebuah PMN membutuhkan investasi yang besar
untuk operasi di luar negeri, sehingga setiap manajer yang melakukan investasi luar
negeri mengharapkan dampak sbb. : 1. Mengurangi atau menghilangkan biaya
transportasi yang tinggi 2. Berpartisipasi dalam ekspansi pasar yang pesat di luar negeri
3. Memberikan ketrampilan teknis, desain dan pemasaran di luar negeri 4. Meraih
keuntungan yang lebih besar  untuk mencapai hasil2 yang diinginkan akan selalu
merupakan hal yang tidak pasti dan tentu akan berbeda antara satu negara dengan
negara lainnya, namun manajer yang melakukan investasi di luar negeri harus
melakukan penilaian terhadap kemungkinannya seakurat mungkin  banyak
perusahaan meminimalisasi jenis resiko dengan menambahkan klausul standar pada
kontrak mereka yang menetapkan bahwa jika terjadi kontroversi bisnis yang tidak dapat
diselesaikan oleh pihak2 yang terlibat, mereka akan setuju terhadap mediasi yang
dilakukan oleh mediator yang dipilih secara bersama.
30
Perusahaan Transnasional (PTN)  disebut juga Perusahaan Global, yaitu
perusahaan yang menjadikan seluruh dunia sebagai ajang bisnis, merupakan
perusahaan yang mencerminkan tingkat atau tahapan kegiatan internasional yang
keempat memiliki kepemilikan, pengendalian, dan manajemen dari banyak negara.
Melihat adanya peluang besar di pasar dunia, beberapa PMN telah mengubah
organisasi mereka dari perusahaan berbasis di negara asal (induk) menjadi
perusahaan2 berskala dunia yang melakukan kegiatan bisnis di seluruh dunia dan tidak
mengenal loyalitas tunggal pada satu negara tertentu.
Keunggulan dan kelemahan perusahaan berskala besar
Faktor2 internal yang menguntungkan :
 Semakin besar perusahaan, semakin memungkinkan untuk menerapkan spesialisasi
dalam devisi (riset, pengembangan, pengujian produk, riset pemasaran & periklanan)
dan personalia (insinyur, ahli kimia, peneliti pasar, dan pemegang hak cipta;
 Perusahaan besar bisa menikmati skala ekonomis, pada umumnya semakin banyak
produk yang dihasilkan, semakin rendah biaya untuk setiap unit tambahan;
 Perusahaan besar bisa meminjam dana lebih besar dan memperoleh bunga yang
menguntungkan;
 Perusahaan besar cenderung lebih permanen, dan mudah menarik manajer
profesional (karyawan yang karirnya di bidang manajemen dan mengelola
perusahaan di mana mereka bukan pemilik utama).
Faktor2 internal yang merugikan :
 Terjadinya penyalahgunaan kekuatan, yang disebabkan banyak orang percaya bahwa
perusahaan yang begitu besar akan bisa mengarah pada berkurangnya persaingan
dan terciptanya konsentrasi ekonomi yang berlebihan;
 Tudingan kurang manusiawi, karena kurangnya hubungan antara pekerja dengan
manajer membuat para pekerja tidak dilibatkan;
 Tidak seperti perusahaan kecil yang dikelola oleh pemilik-manajer yang memiliki
dorongan keras, perusahaan raksasa dikelola oleh para manajer yang direkrut
sehingga ada kecenderungan lamban dalam pembuatan keputusan sehingga
mengurangi kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan.
PERUSAHAAN BERSKALA KECIL
Banyak orang mengasosiasikan usaha kecil dengan : toko onderdil, usaha potong
rambut, salon kecantikan, bengkel (motor, elektronik), pedagang eceran, grosir, usaha
katering, biro jasa, toko bunga, yang dikelola oleh sejumlah (terbatas) orang yang terikat
dengan hubungan kekerabatan.
The Commitee on Economic Development menyebutkan bahwa perusahaan kecil adalah
usaha yang memenuhi dua atau lebih kriteria berikut ini :
1. Pihak pemilik mengelola perusahaan;
2. Seorang atau sekelompok kecil menyediakan pembiayaan;
3. Pihak pemilik dan para karyawan tinggal berdekatan dengan perusahaan;
4. Perusahaan itu kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam industri yang
sama, diukur menurut aset, jumlah karyawan, atau pendapatan penjualan.
Definisi dari The Small Business Administration (SBA)  perusahaan kecil adalah usaha
yang dimiliki dan dioperasikan secara independen dan tidak dominan di bidangnya.
31
Kontribusi Sosial Ekonomi Usaha Kecil
Peranan usaha kecil di bidang sosial-ekonomi di berbagai negara cukup besar, sbb :
 Membuka lapangan kerja yang luas dan bersifat fleksibel, baik bagi laki2/perempuan,
untuk segala umur, dan penuh atau paruh waktu;
 Banyak produk baru yang bisa dikembangkan melalui teknologi baru seperti
semikonduktor, robot, penyambung plasma (gene splicing);
 Menjadi pemasok penting bagi perusahaan besar dalam bentuk suku cadang dan
jasa2 yang dibutuhkan;
 Membuka peluang bagi orang yang berobsesi kuat, tekad besar, dan pekerja keras
untuk menjadi pemimpin (bos) untuk usahanya.
Jenis Usaha Kecil
Jenis usaha kecil dapat didijumpai pada semua jenis industri, dan yang paling populer
berturut-turut adalah
 Perdagangan eceran (berskala relatif besar : Wal-Mart dan Safeway; puluhan ribu
bergerak di bisnis bakery, kartu, CD, pakaian jadi, perhiasan, dll);
 Industri jasa operasinya berskala kecil, padat karya, pasarnya lokal, membutuhkan
jumlah modal terbatas sehingga merupakan usaha yang mudah dimasuki para
pebisnis (potong rambut, binatu, ahli gigi, bengkel motor); yang wilayahnya lebih luas:
asuransi, perbankkan.
 Industri konstruksi merupakan perusahaan lokal yang membangun perumahan,
kompleks apartemen, kolam renang, jalan raya, ruko dan rukan perdagangan besar
dan industri; yang wilayahnya luas & padat karya : asuransi, perbankkan).
 Perdagangan besar banyak diusahakan oleh operusahaan kecil, misalnya grosir
produk dan alat kecantikan.
 Industri pengolahan (manufacturing) merupakan industri terkonsentrasi dimana
sebagian besar pendapatan penjualan dihasilkan oleh perusahaan besar dalam
jumlah yang relatif sedikit. Namun terdapat ribuan usaha kecil yang menghasilkan
produk dari bahan mentah dan beroperasi dalam wilayah terbatas (lokal). Contoh
usaha penggergajian kayu.
Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Kecil
Usaha kecil dan perusahaan besar berbeda dalam hal sumber daya,
kemampuan, dan misi. Ribuan toko dimiliki oleh orang yang tertarik, terutama pada
kepuasan dan harga diri yang timbul dari hubungan pribadi dengan para pelanggan
mereka; Sebaliknya banyak juga pemilik usaha kecil yang tertarik terutama pada
pertumbuhan usaha (tidak menginginkan tetap menjadi usaha kecil, mereka berpaling ke
pemodal ventura (venture capitalist) untuk membiayai pengembangan usaha secara
cepat.
Faktor-faktor Keberhasilan
Faktor2 yang menunjukkan kekuatan utama dari perusahaan kecil adalah sbb. (W.
Schoell, 1993 : 163-170):
 Fleksibelitas lebih besar : perusahaan kecil cenderung lebih fleksibel dibanding
perusahaan besar; dapat menyesuaikan rencana yang ada dengan sangat cepat
32



sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan perusahaan besar
dengan berbagai tingkatan manajemen tidak dapat melaksanakan respon lebih cepat;
Lebih banyak perhatian secara pribadi terhadap pelanggan dan karyawan : pemilik
usaha kecil memiliki lebih banyak kontak langsung dengan para pelanggan dan
memiliki perasaan yang lebih baik mengenai keinginannya, daripada perusahaan
besar. Lebih bisa merespon dengan cepat perubahan keinginan pelanggan dan
memberikan pelayanan yang lebih bersifat pribadi. Pada perusahaan besar
komunikasi antara manajemen dengan karyawan melalui perwakilan;
Biaya tetap lebih rendah : Perusahaan tidak mempekerjakan ahli hukum dan akuntan
publik purnawaktu, tetapi hanya saat membutuhkan jasa mereka saja (temporer), jadi
menghemat biaya personalia, sehingga bisa menjual produk lebih murah;
Motivasi pemilik lebih besar : Pengusaha adalah pengambil resiko yang membuka
dan mengoperasikan sebuah usaha dengan harapan memperoleh keuntungan.
Pemilik usaha kecil memiliki perusahaannya sendiri sehingga memotivasi untuk
bekerja lebih keras, tidak seperti perusahaan besar yang manajernya bukanlah
pemilik utama perusahaan sehingga kecenderungannya sangat konservatif dalam
mengelola perusahaan, karena untuk pengembangan produk baru mereka
mendapatkan penghasilan yang lebih kecil.
Faktor-faktor Kegagalan
Berdasarkan hasil studinya, The Dun & Bredstreet Corporation telah
mengidentifikasi faktor2 penyebab kegagalan usaha kecil, sbb. :
 Kelalaian : kebiasaan buruk, kesehatan kurang baik, masalah perkawinan;
 Bencana : pencurian, kebakaran, kematian pemilik;
 Penyelewengan : penggelapan, perjanjian palsu;
 Faktor-faktor ekonomis : tingkat bunga tinggi, kehilangan pasar;
 Pengalaman : tidak cakap, kurangnya pengalaman manajerial;
 Penjualan : lemah daya saing, kesulitan persediaan, lokasi kurang baik;
 Biaya : hutang institusi yang memberatkan, biaya operasi yang tinggi;
 Pelanggan : kesulitan dalam piutang, terlalu sedikit pelanggan;
 Aset : aset tetap yang berlebihan, ekspansi yang terlalu besar;
 Modal : kontrak yang memberatkan, penarikan yang berlebihan, kapasitas awal yang
kurang memadai.
Berdasarkan studi di Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 1991, disimpulkan
bahwa terdapat ”dua penyebab utama” kegagalan usaha kecil yaitu :
1. Manajemen yang kurang baik  faktor ini merupakan penyebab nomor satu, yaitu
meliputi persiapan yang kurang untuk mengelola usaha, kegagalan untuk belajar dari
pengalaman, dan optimisme yang tak terkendali (tidak realistis);
2. Kurangnya pembiayaan  banyak pengusaha yang memulai usahanya dengan
modal yang terlalu kecil dan sedikitnya sumber daya. Sumber utama untuk
perusahaan baru adalah : (1) sumber daya pribadi dari pemilik dan (2) dari lembaga
keuangan yang apabila memulai usaha dengan dana yang tidak memadai sangat sulit
untuk mendapatkan kredit.
33
Bagaimana menjadi Pemilik Usaha Kecil
Seseorang dapat menjadi pemilik usaha kecil melalui salah satu dari cara berikut :
1. Mengambil alih usaha keluarga. Pengambil alihan oleh seseorang yang sudah siap
ketika pemiliknya meninggal dunia atau tidak lagi mampu mengelola usahanya;
2. Membeli perusahaan yang sudah ada. Perusahaan dijual karena alasan : pemilik
ingin pensiun (hendaknya diteliti lebih dahulu kinerjanya perusahaan), pemilik ingin
membebaskan diri dari bisnis yang kurang menguntungkan (teliti dulu kurang
menguntungkannya apakah karena produknya atau karena manajemennya);
3. Membuka usaha baru. Memulai usaha baru dalam hal tertentu lebih baik
dibandingkan membeli usaha yang sudah berjalan. Pengusaha dapat memulai dari
bawah, dan tidak dijumpai masalah ketidakpuasan pelanggan, keuangan pabrik atau
lokasi usaha yang tidak menguntungkan dan piutang ragu2.
Membuka Usaha Kecil
Ada sejumlah kondisi di mana bentuk usaha kecil lebih menguntungkan, dibanding
perusahaan yang besar, yaitu :
1. Sebuah produk tidak bersifat produksi masal berskala besar;
2. Kenyamanan konsumen lebih penting daripada harga dan pemilihan;
3. Permintaan dan penawaran berfluktuasi secara musiman;
4. Penjualan potencian di sebuah pasar tidak cukup besar untuk mengundang sebuah
perusahaan besar;
5. Perusahaan2 besar saling bersaing satu sama lain untuk sebuah segmen pasar yang
besar dan mengabaikan satu atau lebih segmen yang lebih kecil;
6. Barang atau jasa yang ditawarkan membutuhkan perhatian pribadi terhadap
consumen yang besar dari pihak penjual.
Enam Langkah untuk mendirikan usaha
1. Melakukan penilaian situasi;
2. Menyusun rencana usaha yang menyeluruh;
3. Membuat proyeksi kebutuhan pembiayaan;
4. Mendapatkan sumberdaya dan perijinan yang dibutuhkan;
5. Menyusun prosedur pengendalian internal;
6. Mulai melayani consumen
Melakukan Penilaian Situasi
Tahap pertama ádalah melakukan penilaian yang mendalam terhadap diri sendiri
maupun lingkungan bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab beberapa
pertanyaan secara realistis berikut ini :
1. Mengapa Anda memasuki dunia bisnis?
2. Berapa tingkat pendapatan yang diinginkan dari investasi yang dilakukan?
3. Berapa jumlah dana dan aset lain yang dapat diinvestasikan pada usaha tersebut?
4. Dapatkah Anda mengundurkan/melepaskan diri dari jabatan sekarang?
5. Mampukah Anda memantau lingkungan, menentukan peluang pasar, dan
mengidentifikasi ancaman terhadap usaha yang diusulkan, serta menyusun strategi
untuk mengatasinya?
34
Menyusun Rencana Usaha Secara Menyeluruh
Rencana usaha ádalah sebuah dokumen yang mengemukakan secara rinci mengenai :
1. Tujuan perusahaan : harus ditetapkan beberapa tujuan yang menyatakan tingkat
kinerja terukur yang hendak dicapai selama jangka waktu tertentu;
2. Bentuk kepemilikan;
3. Tindakan2 yang dibutuhkan untuk mencapai/merealisasikan tujuan perusahaan dalam
jangka waktu tertentu di masa mendatang;
4. Rumusan ramalan penjualan : perkiraan jumlah penjualan dalam unit atau uang
selama periode tertentu. Untuk industri ármala penjualan dijadikan pedoman untuk
menentukan jumlah bahan mentah, jumlah barang jadi sebagai persediaan, dan
jumlah karyawan produksi yang dibutuhkan.
Membuat Proyeksi Kebutuhan Pembiayaan
Dalam rangka pembuatan proyeksi pembiayaan diperlukan hal2 berikut :
1. Penyusunan anggaran modal : proyeksi kebutuhan modal dalam periode tertentu;
2. Mempersiapkan proyeksi laboran laba/rugi secara bulanan: peramalan pendapatan
penjualan dan biaya operasi secara bulanan selama tahap awal (Stara-up) dari usaha.
3. Menetapkan proyeksi laboran arus dana secara bulanan : aliran dana masuk terutama
dari penjualan, sedangkan aliran dana keluar hádala untuk pembayaran bahan2, upah
dan gaji, telepon, listrik, dsb;
4. Mempersiapkan proyeksi neraca : menunjukkan estimasi kekayaan bersih dari
perusahaan pada akhir tahun (menunjukkan apa dan berapa yang dimiliki serta
jumlah hutang yang ditanggung perusahaan).
Mendapatkan Sumber Daya dan Perijinan yang Dibutuhkan
Sebuah perusahaan baru, mendapatkan modal melalui pembiayaan saham
(dana yang diberikan oleh pemilik) dan hutang (dana pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan lain). Pemodal ventura ( venture capitalist) ádalah individu dan perusahaan
yang bersedia memberikan modal saham lepada para pengusaha yang memiliki proyek
baru atau gagasan proyek baruyang Belem terbuka di pasar akan tetapi memiliki peluang
bagus untuk berhasil. Selain modal, perusahaan harus merekrut karyawan yang
memiliki kualifikasi dan motivasi.
Salah satu keputusan mengenai sumberdaya yang terpenting ádalah lokasi
perusahaan. Industri membutuhkan akses pada pekerja trampil, bahan mentah, dan
transportasi; pedagang besar perlu berdekatan dengan para pengecer dan pembeli;
pengecer yang menjual barang2 dimana consumen suka membanding-bandingkan perlu
berlokasi dengan pengecer lain yang mensual barang serupa. Sebelum perusahaaqn
mulai beroperasi, semua lisensi dan perijinan yang dibutuhkan harus telah dimiliki.
Menyusun Prosedur Pengendalian Internal
Pengendalian internal meliputi sebuah sistem akuntansi yang dapat mentrasir
atau mengikuti asal muasal dari pendapatan, biaya, dan setiap uang kas yang mengalir
masuk. Pengendalian kas bisa mencegah petugas penjualan melakukan penggelapan.
Sebuah sistem pengamanan dapat melindungi perusahaan dari pencurian yang dilakukan
oleh karyawan.
35
Mulai melayani Konsumen
Perusahaan tidak akan menguntungkan bila besarnya biaya2 melebihi jumlah
pendapatan penjualan. Oleh sebab itu perlu diawasi ketat terhadap pendapatan
penjualan dan biaya2 dalam menjalankan usaha.
MANAJER, ORGANISASI, DAN MANAJEMEN
1. PENTINGNYA MANAJEMEN
Kemampuan menggunakan sumber daya secara efisien dibutuhkan oleh sebuah
bisnis dengan akses ke bahan baku, mesin, dana, dan tenaga kerja. Banyak perusahaan
yang gagal karena salah urus (mismanajemen), dalam hal ini diurus oleh manajer yang
tidak efektif. Di banyak negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki sumber daya
yang melimpah, namun kekurangan manajer yang mampu memberdayakannya sehingga
sumber dayanya belum banyak dimanfaatkan. Aspek manajemen menjadi bertambah
penting ketika perusahaan berkembang.
Tanpa manajer yang baik, perusahaan akan menuju pada suatu situasi di mana
setiap unsur tidak mengetahui apa yang mestinya dikerjakan dan apapun yang dikerjakan
oleh unsur/bagian lainnya di dalam organisasi. Perusahaan bisa menuju kebangkrutan
kalau arus dana tidak terkendali walaupun bagian penjualan menunjukkan kinerja yang
baik.
2. MANAJER
Semua manajer bekerja dalam sebuah organisasi, yaitu sekelompok orang yang
bekerja bersama dan berkoordinasi dalam tindakan-tindakan guna mencapai sejumlah
tujuan atau hasil yang dikehendaki organisasi di masa mendatang. Sebagai manajer ia
adalah orang yang bertanggung jawab untuk melakukan supervisi atas penggunaan
tenaga kerja dan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Definisi seorang manajer lebih konkret dapat dikemukakan sbb. :
 Orang dalam organisasi yang bertanggung jawab atas kinerja dari satu atau lebih
orang lain;
 Orang (bertugas pada suatu jabatan : pemimpin tim, kepala devisi, administrator,
supervisor, vice president, dsb), kepada siapa orang lain melapor. Para bawahan dan
manajer merupakan sumber daya sangat penting dalam organisasi;
 Orang yang tugasnya menggunakan sumber daya material seperti, informasi,
teknologi, bahan baku, fasilitas, dan uang untuk memproduksi barang dan jasa yang
dapat ditawarkan organisasi (perusahaan) kepada pelanggan;
 Tugas setiap manajer terkait dengan satu tanggung jawab utama, yaitu membantu
organisasi dalam mencapai kinerja tinggi melalui pemanfaatan semua sumber daya.
3. TUGAS SEORANG MANAJER
Manajer yang efektif menggunakan sumber daya organisasi dengan cara-cara
yang dapat mencapai kinerja yang tinggi dan tingkat kepuasan bagi orang-orang yang
mengerjakan tugas-tugas yang dibutuhkan. Semua manajer mempunyai tantangan yang
sama dalam mengejar efektivitas, yaitu mensupervisi seorang atau lebih bawahan
(menggantungkan dirinya pada hasil kerja para bawahan untuk terlaksananya kinerja unit
36
kerja) yang bersama-sama membentuk sebuah unit kerja, akan tetapi pada saat
bersamaan mereka melapor mengenai kinerja unit kerja (mempertanggungjawabkan/
akuntabilitas) kepada para manajer yang lebih tinggi (atasannya)
Apa yang dikerjakan Manajer
Merencanakan
Memimpin/Mengarahkan
1. Menetapkan sasaran organisasi
1. Memandu dan memotivasi karyawan
2. Menyusun strategi guna mencapai
untuk bekerja secara efektif merealisasi
sasaran
kan sasaran dan tujuan organisasi
3. Menentukan sumber daya yang
2. Memberikan penugasan
dibutuhkan
3. Menjelaskan hal-hal rutin
4. Menetapkan standar yang tepat
4. Menjelaskan kebijakan
Mengorganisasikan
5. Memberikan umpan balik ttg kinerja
1. Mengalokasikan sumber daya,
Mengendalikan
pemberian tugas, dan menetap
1. Mengukur kinerja dibandingkan tujuan
prosedur untuk mencapai sasaran
perusahaan
2. Menyiapkan struktur organisasi yang
2. Memantau kinerja relatif terhadap
menunjukkan garis kewenangan &
standar
tanggung jawab
3. Memberi penghargaan atas kinerja
3. Merekrut, menyeleksi, melatih dan
yang menonjol
dan mengembangkan karyawan
4. Mengambil tindakan korektif sesuai
4. Menempatkan karyawan ditempat di
dengan kebutuhan
mana mereka sangat efektif
Keterampilan yang dibutuhkan untuk keberhasilan manajer
Keterampilan STRATEGIS
Keterampilan ORANG
1. Penilaian lingkungan
1. Pendelegasian
2. Perumusan strategi
2. Mempengaruhi
3. Pemetaan tujuan strategis dan menetap3. Memotivasi
kan misi
4. Menangani konflik
4. Implementasi strategi
5. Negosiasi menang-menang
5. Kesesuaian sumber daya manusia
6. Jaringan
Keterampilan TUGAS
7. Presentasi
1. Menetapkan dan penetapan prioritas
8. Komunikasi non-verbal
Tujuan/sasaran
9. Mendengar
2. Menyusun rencana aksi & implementasi 10. Manajemen lintas-budaya
3. Merespons secara fleksibel
11. Kerja sama tim heterogen
4. Menciptakan nilai
Keterampilan KESADARAN-DIRI
5. Bekerja melalui struktur organisasi
1. Penyesuaian pribadi
6. Mengalokasi sumber daya manusia
2. Memahami prasangka pribadi
7. Mengelola waktu secara efisien
3. Pengendalian internal
37
4. SIFAT TUGAS MANAJER
Sifat tugas manajerial bukan merupakan serangkaian kerja mingguan yang teratur
dan sistematis, akan tetapi penuh dengan ketidakpastian, perubahan, interupsi, dan
kegiatan yang terfragmentasi (R.W. Griffin). Berdasarkan sebuah studi, dalam satu hari
seorang manajer puncak (CEO) menggunakan 59% waktunya untuk rapat terjadwal, 22%
tugas administratif, 10% rapat tak terjadwal, 6% bertelpon, dan 3% peninjauan fasilitas
perusahaan.
Seorang menajer juga menjalankan tugas yang beragam, seperti (ilustrasi : dalam
satu hari) harus membuat keputusan mengenai desain produk baru, mengatasi keluhan
bawahan, mempekerjakan sekretaris baru, menulis laporan kepada atasan,
mengkoordinasikan usaha patungan, membentuk satuan tugas untuk menyelidiki suatu
masalah, menangani keresahan buruh. Lebih dari itu ia juga harus siap dihujani dengan
surat, dering telpon, dan orang-orang yang akan menemuinya. Keputusan mungkin harus
dibuat dengan cepat dan menyiapkan suatu rencana dalam waktu terbatas. Tugas
seorang manajer mengandung kompleksitas, sehingga para pakar mengatakan bahwa
manajemen yang efektif merupakan kombinasi dari ilmu pengetahuan dan seni.
ORGANISASI
Organisasi diartikan sebagai ” sekumpulan orang yang bekerja bersama untuk
mencapai tujuan bersama”. Setiap organisasi paling tidak mempunyai 3 unsur, yaitu :
1. Maksud : memproduksi barang atau jasa yang bernilai (bermanfaat) bagi pelanggan.
Untuk membenarkan eksistensi suatu organisasi, yang bermanfaat bagi masyarakat
harus diproduksi;
2. Pembagian kerja : pemberian tugas yang berbeda untuk orang yang berbeda, yang
bertindak secara perseorangan dan/atau secara kelompok. Pembagian tugas adalah
sebuah proses pemecahan tugas-tugas besar dan penugasan tugas-tugas yang lebih
kecil kepada individu-individu atau kelompok-kelompok;
3. Hierarki wewenang : pengaturan tingkatan-tingkatan manajer dengan wewenang
yang semakin meningkat. Menjelaskan pertanggungjawaban kinerja setiap karyawan
kepada manajer yang lebih tinggi tingkatannya. Wewenang seorang manajer adalah
hak untuk memberikan tugas-tugas dan mengarahkan kegiatan bawahan untuk
mendukung terwujudnya tujuan organisasi.
Yang dikerjakan organisasi
Menurut ”J.R. Schermerborn, Jr” organisasi merupakan sebuah sistem terbuka
yang berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses yang berkelanjutan dari
transformasi masukan sumber daya menjadi keluaran produk jadi dan jasa.
Organisasi sebagai sistem terbuka, pelanggan merupakan faktor yang amat menentukan.
38
Indikasi sebuah organisasi akan bermasalah
1. Pangsa pasar merosot
2. Marjin keuntungan rendah bersama rendahnya volume penjualan
3. Produk yang menua
4. Ketidakpuasan pelanggan yang konsisten
5. Masalah kualitas/keandalan
6. Keterlambatan penyimpanan yang konsisten
7. Ketergantungan yang berlebihan pada satu atau dua pelanggan/pemasok
8. Kontrak harga tetap berjangka panjang
9. Persyaratan pinjaman yang berat
10. Metode produksi dengan cara lama
11. Buruknya hubungan industrial
12. Tingginya keluar-masuk (turnover) karyawan
13. Manajemen tidak sesuai dengan realitas komersial
14. Puncak organisasi yang berlebihan
15. Manajemen yang tidak fleksibel
16. Kurangnya komunikasi antara manajemen dan karyawan
17. Manajemen berorientasi ke dalam
TEORI ORGANISASI
- Perspektif umum
- Tujuan utama organisasi
- Asumsi mengenai
lingkungan sekitar
- Asumsi mengenai
organisasi
Pandangan Tradisional
Pandangan Modern
- Pemikiran sistem tertutup
- Efisiensi ekonomis
- Pemikiran sistem terbuka
- Tetap hidup dalam lingkungan
yang tak pasti & mengejutkan
- Pada umumnya tidak dapat
dipastikan
- Sistem organisasi memiliki
lebih banyak variabel daripada
yang dapat dipahami pada
satu waktu. Variabel sering
terkena pengaruh yang tak
dapat dikendalikan atau diprediksi
- Dapat diprediksikan
- Semua variabel kausal,
terarah tujuan diketahui
dan dapat dikendalikan.
Ketidakpastian dapat dihilangkan melalui perencanaan dan pengenda dalian.
39
7. MANAJEMEN
Manajemen sebagai ”proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan bekerja
bersama dan melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya”. Menurut R.W.
Griffin, manajemen adalah ”serangkaian kegiatan (termasuk perencanaan dan
pembuatan keputusan, pengorganisasian, pimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan
pada sumber daya organisasi (tenaga kerja, keuangan, fisik, dan informasi) yang
bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif.
Proses manajemen mencakup empat fungsi dasar, yaitu :
1. Perencanaan  berkaitan dengan pemilihan tugas-tugas yang harus dilksanakan
untuk mencapai tujuan organisasi, menggariskan mengenai bagaimana tugas-tugas
harus dilaksanakan, dan memberikan indikasi mengenai kapan hal-hal tersebut
dilaksanakan. Kegiatan perencanaan difokuskan pada pencapaian tujuan;
2. Pengorganisasian  penyerahan tugas-tugas sesuai kepada berbagai individu atau
kelompok di dalam organisasi.
3. Pengarahan  disebut juga dengan istilah penggerakan (actuating), pemotivasian
(motivating), penuntunan (leading), atau pemberian pengaruh (influencing), berkaitan
dengan orang-orang yang ada di organisasi.
4. Pengendalian  fungsi manajemen dimana para manajer menghimpun informasi
untuk mengukur kinerja organisasi, membndingkan kinerja yang terjadi dengan
standar kinerja yang telah ditetapkan, dan menentukan apakah organisasi harus
dimodifikasi guna memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pengendalian merupakan
proses yang terus berkelanjutan dan bertujuan mencari cara-cara untuk meningkatkan
produksi melalui modifikasi organisasi.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SENTRALISASI
DAN DESENTRALISASI MANAJEMEN
Kerugian
Keuntungan
Sentralisasi
1. Pengendalian manajemen puncak lebih
besar
2. Efisiensi lebih besar
3. Sistem distribusi lebih sederhana
4. Citra merek/perusahaan lebih kuat
Desentralisasi
1. Penyesuaian terhadap keinginan pelangNggan
2. Pemberdayaan karyawan lebih besar
3. Pembuatan keputusn lebih cepat
4. Moral lebih tinggi
1. Kurang responsif terhadap pelanggan
2. Pemberdayaan kurang
3. Konflik antar organisasi
4. Moral lebih rendah menjauh dari
kantor pusat
1. Efisiensi lebih rendah
2. Sistem distribusi kompleks
3. Pengendalian manajemen puncak
berkurang
4. Citra perusahaan melemah
8. EFEKTIVITAS MANAJERIAL
Ketika manajer menggunakan sumber daya organisasi, mereka harus berupaya
agar efektif dan sekaligus efisien. Manajer dikatakan efektif bila penggunaan sumber
daya yang dimilikinya dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
40
Sebuah perusahaan atau manajemen disebut efektif jika para manajer
menetapkan tujuan yang layak dan kemudian dapat merealisasikannya. Kenyataannya,
yang dijumpai adalah derajat efektivitas manajerial, semakin dekat sebuah organisasi
dapat mencapai tujuannya, maka para manajer dipandang semakin efektif. Jadi
efektivitas manajemen berada pada sebuah jenjang di antara efektif dan tidak efektif.
Prinsip-prinsip Manajemen :
1. Pembagian kerja : pekerjan harus dibagi dan dipilah lagi menjadi unsur-unsur terkecil
yang layak, bertujuan untuk memperoleh manfaat dari spesialisasi;
2. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab : setiap pemegang tugas harus
diberikan wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab dan tugas
yang dipercayakan;
3. Disiplin : karyawan harus mematuhi kesepakatan apapun yang dinyatakan secara
jelas antara mereka dan organisasi; manajer harus memberi sanksi secara adil atas
semua pelanggaran disiplin;
4. Kesatuan komando : karyawan harus menerima perintah dari dan bertanggung jawab
kepada seorang atasan;
5. Kesatuan arah : kegiatan-kegiatan yang mempunyai maksud yang sama harus
dikelompokkan bersama dan bekerja berdasarkan rencana yang sama;
6. Meletakkan kepentingan individu di bawah kepentingan bersama : kepentingan
organisasi harus didahulukan daripada kepentingan individu;
7. Kompensasi yang adil : upah/gaji harus didasarkan pada pencapaian tugas yang
dibebankan;
8. Sentralisasi : wewenang harus didelegasikan sebanding dengan tanggung jawab;
9. Rantai skalar : rantai komando yang tak terputus harus ada sebagai saluran untuk
semua pengarahan dan komunikasi;
10. Tertib : setiap jabatan harus diuraikan sehingga pemegang jabatan dapat
memahaminya dengan jelas termasuk hubungannya dengan tugas-tugas lainnya;
11. Adil : peraturan dan perjanjian yang telah ditetapkan harus ditegakkan secara adil;
12. Kestabilan personalia : karyawan harus didorong untuk menciptakan loyalitas kepada
organisasi dan menanamkan komitmen jangka panjang;
13. Inisiatif : karyawan harus didorong untuk menggunakan pertimbangan yang bebas
dalam batas-batas wewenang yang diberikan dan tugas yang ditetapkan;
14. Esprit de corps : karyawan harus didorong untuk menyatukan kepentingannya dengan
kepentingan orgnisasi, sehingga mewujudkan kestuan upaya.
9. EFISIENSI MANAJERIAL
Efisiensi manajerial diartikan sebagai proporsi dari sumber daya organisasi secara
keseluruhan (termasuk sumber daya manusia yang terkait) yang menyumbang pada
produktivitas selama proses pengolahan. Semakin tinggi proporsi tersebut, maka
semakin efisien para manajer dan semakin banyak sumber daya diboroskan atau tidak
digunakan selama proses produksi, maka semakin tidak efisien.
Efisiensi manajemen dapat diukur pada sebuah jenjang, mulai dari tidak efisien
hingga efisien. Tak efisien berarti sangat kecil proporsi dari sumber daya total yang
disumbangkan pada produktivitas selama proses produksi, sedangkan efisien berarti
sumbangan tersebut sangat besar.
41
Berbagai Kombinasi Efektivitas dan Efisiensi Manajemen
Efisien
(sebagian besar
sumber daya
menyumbang pada
produksi
Tak mencapai tujuan
dan tak memboroskan
sumber daya
Mencapai tujuan dan tak
memboroskan sumber
daya
Tak mencapai tujuan &
memboroskan sumber
daya
Mencapai tujuan &
memboroskan sumber
daya
Tak efektif
(sedikit kemajuan ke
Arah tujuan organisasi)
Efektif
(banyak kemajuan ke
arah tujuan organisasi)
PEMAKAIAN
SUMBER DAYA
Tak Efisien
(tak banyak sumber
daya menyumbang
pada produksi)
PENCAPAIAN TUJUAN
PERBANDINGAN MANAJEMEN JEPANG DAN AMERIKA
Organisasi Jepang
1. Hubungan kerja seumur hidup
2. Evaluasi dan promosi lambat
3. Jalur karir tak terspesialisasi
4. Mekanisme pengendalian implisit
5. Pembuatan keputusan kolektif
6. Tanggung jawab terealisir
7. Kepedulian holistic
8. Tanggung jawab kolektif
Organisasi Amerika
1. Hubungan kerja jangka pendek
2. Evaluasi dan promosi cepat
3. Julur karir tak terspesialisasi
4. Mekanisme pengendalian emplisit
5. Pembuat keputusan masih
6. Pembuatan keputusan individual
7. Kepedulian tersegmentasi
10. UNIVERSALITAS MANAJEMEN
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersivat universal atau mendunia, dan dapt
diterapkan pada semua jenis organisasi, baik yang berorientasi pada laba maupun yang
bersifat nirlaba. Tugas-tugas manajer akan berbeda antara B.C Forbes menerangkan
pentingnya persyaratan atau kualifikasi khusus. Faktor-faktor semangat, kunggulan
maksud, kepercayaan diri, dan keyakinan akan manfaat diri merupakan karakteristik
pokok dari para manajer yang meraih keberhasilan dalam karir mereka
42
11. PENTINGNYA MANAJEMEN YANG BAIK
Memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan pasar melibatkan
usaha bersama dari banyak orang. Usaha bersama ini perlu dikoordinasikan dan dikelola
pada banyak tingkatan yang berbeda, yaitu di dalam organisasi, antar organisasi, pada
tingkatan nasional dan internasional. Oleh karena itu peranan manajemen senantiasa
dipandang penting dan menonjol dalam bisnis dan masyarakat.
Manajemen yang baik merupakan kunci bagi tercapainya keberhasilan organisasi.
Kualitas manajemen menjadi pertimbangan penting pada saat dilakukan penilaian atas
kelayakan usaha, tingkat kepercayaan, dan prospek sebuah organisasi bisnis. Untuk
perusahaan publik (go-public) penilaian ini pada akhirnya tercermin pada harga saham
dari perusahaan emiten yang bersangkutan.
BAGAIMANA SEBUAH PERUSAHAAN BERKEMBANG
Awal Usaha
 Sejumlah terbatas orang dengan peranan individual;
 Mungkin tak berstruktur atau berorientasi proyek;
 Membutuhkan kepemimpinan kuat dan staf yang fleksibel agar bisa bertahan;
 Banyak perusahaan tak bisa lolos pada tahap ini.
Pengembangan (Development)
 Mungkin harus menghadapi krisis otonomi;
 Pertumbuhan dan perubahan yang cepat;
 Mulai menetapkan struktur, adat/kebiasaan, dan peranan karyawan;
 Membentuk budaya perusahaan;
 Menekankan pengembangan produk untuk mendukung rencana pertumbuhan.
Konsolidasi (Consolidation)
 Periode yang membutuhkan pengarahan yang kuat;
 Konsolidasi atas posisi yang dicapai;
 Perlu waktu untuk menimbang keuntungan dan kerugian;
 Saatnya tuk merencanakan produk baru,pertumbuhan mendatang dan/atau akuisisi;
 Dapat menderita krisis pengendalian;
 Potensi mencapai puncak mendatar (plateau), ekspansi atau penurunan.
Puncak Mendatar
 Sedikit atau tak ada perubahan yang dilakukan terhadap profil dan produk;
 Beberapa kemungkinan alasan :
1. Tak ada gagasan baru yang muncul 2. Keterampilan tak tersedia
3. Bertumpu pada keberhasilan
 Bisa berlanjut untuk periode yang panjang;
 Pada akhirnya akan menurun atau ekspansi.
Ekspansi Akan Terjadi, melalui
 Pengembangan dan pengenalan produk atau jasa baru, atau
 Akuisisi.
Penurunan Terjadi, karena
 Sebuah perusahaan yang lebih ekspansif akan membelinya, atau
 Meningkatnya biaya dan produk yang tidak kompetitif akan memaksanya keluar dari
bisnis
43
SINYAL SEBUAH PERUSAHAAN BERWAWASAN KE DEPAN














Kesadaran akan persaingan;
Investasi yang besar untuk penelitian dan pengembangan;
Mengalirnya produk baru secara reguler;
Penggunaan yang hati-hati atas riset konsumen dan pemasaran testing;
Respon cepat terhadap keluhan pelanggan;
Kualitas yang diinginkan pelanggan;
Kepedulian terhadap pelayanan pelanggan;
Penetapan harga yang wajar bagi pelanggan;
Para karyawan yang bersemangat;
Manajemen yang mudah diakses;
Organisasi yang fleksibel;
Pembuatan keputusan yang terdesentralisasi;
Konsentrasi pada faktor-faktor kunci keberhasilan;
Pengendalian keuangan yang mendukung.
I. ESENSI PERENCANAAN
1. KARAKTERISTIK PERENCANAAN
Beberapa definisi Perencanaan :
 Menurut Samoel Certo (1997) adalah “proses penentuan bagaimana sistem
manajemen (organisasi) akan mencapai atau merealissikan tujuannya”;
 Menurut R. Schermerhorn (1996) adalah “proses penetapan tujuan dan penentuan
apa yang harus dikerjakan untuk merealisasikannya”;
 Dalam istilah lebih formal, perencanaan diartikan “pengembangan program aksi
(tindakan) sistematis yang diarahkan pada tercapainya tujuan bisnis yang
disepakati melalui proses analisis, evaluasi, dan pemilihan di antara peluangpeluang yang diramalkan akan muncul”;
Berdasarkan definisi tersebut di atas, perencanaan memfokuskan pada dua unsur,
yaitu tujuan organisasi dan rencana tindakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jadi
tujuan utama dari perencanaan adalah untuk mendukung atau memfasilitasi
terealisasinya tujuan perusahaan.
Menurut C.W. Roney, perencanaan organisasi mempunyai dua tujuan yaitu :
 Protektif  untuk meminimalisasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian yang
mengelilingi kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi dari tindakan manajemen
yang terkait.
 Penguatan  untuk menaikkan tingkat keberhasilan organisasi.
2. MANFAAT POTENSI KERUGIAN
Sebuah perencanaan yang disusun dengan baik dapat memberikan beberapa
manfaat, sbb. :
44



Membantu para manajer untuk berorientasi ke depan. Para manajer dipaksa untuk
melihat lebih jauh ke depan dari masalah sehari-hari untuk mengestimasi situasi
yang mungkin mereka hadapi di masa depan;
Program perencanaan yang sehat meningkatkan koordinasi keputusan. Tidak ada
keputusan yang dibuat saat ini tanpa memikirkan pengaruhnya terhadap
keputusan di kemudian hari. Fungsi perencanaan mendorong para manajer
mengkoordinasikan keputusan-keputusan mereka;
Perencanaan menekan tujuan organisasi. Para manajer terus diingatkan tujuan
sebenarnya yang hendak diraih organisasi, karena tujuan organisasi merupakan
titik tolak perencanaan.
3. KEUNGGULAN PERENCANAAN
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang primer, yaitu yang mendahului
dan menjadi dasar/fondasi dari fungsi-fungsi manajer dalam pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian. Hanya setelah manajer menyusun rencana, mereka
baru bisa menentukan bagaimana membuat struktur organisasi, menempatkan orangorang, dan melakukan pengendalian terhadap organisasi.
4. PROSES PERENCANAAN
Proses perencanaan dapat digambarkan sebagai serangkaian langkah-langkah
yang dapat diikuti secara sistematis. Menurut R. Schemerhorn, proses perencanaan
terdiri atas lima langkah, yaitu : (1)menetapkan tujuan perencanaan, (2)menentukan
dimana (organisasi) sekarang berada,(3)menyusun premises atau asumsi mengenai
kondisi di masa datang, (4)mengidentifikasi cara-cara untuk merealisasikan tujuan, (5)
melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh.
Menurut Samuel Certo, proses perencanaan terdiri atas enam langkah berikut :
(1) Menyatakan tujuan organisasi. Pernyataan atau rumusan tujuan yang jelas
diperlukan sebelum perencanaan dimulai;
(2) Menyusun daftar alternatif cara-cara untuk mencapai tujuan. Berdasarkan
rumusan tujuan organisasi yang jelas, manajer harus menyusun daftar alternatif
sebanyak mungkin untuk mencapai tujuan tersebut;
(3) Menyusun premises sebagai dasar untuk setiap alternatif. Kelayakan
menggunakan satu alternatif untuk mencapai tujuan organisasi banyak ditentukan
oleh premises atau asumsi yang menjadi dasar dari alternatif. Setiap alternatif
disusun atas dasar asumsi tertentu yang berbeda satu sama lain, sedangkan
alternatif mana yang layak dipilih tergantung pada asumsi mana yang dianggap
wajar atau relevan;
(4) Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan. Evaluasi alternatif harus
mengevaluasi premises yang mendasari alternatif tersebut, kemudian dapat
ditemukan bahwa premises tertentu tidak beralasan atau kurang rasional,
sehingga dapat dikeluarkan (dieliminasi) dari pertimbangan selanjutnya;
(5) Menyusun rencana untuk menerjemahkan alternatif terpilih. Setelah sebuah
alternatif terpilih, manajer mulai menyusun rencana strategis (jangka panjang)
dan rencana taktis (jangka pendek).
45
(6) Mengubah rencana menjadi tindakan. Setelah rencana jangka panjang dan
rencana jangka pendek selesai disusun, semuanya harus segera dilaksanakan/
diimplementasikan.
5. SUBSISTEM PERENCANAAN
Walaupun manajer mungkin ahli dalam hal-hal yang berkaitan dengan
perencanaan dan proses perencanaan, tetapi jika mereka tidak dapat
mentransformasikan pengetahuannya menjadi tindakan-tindakan yang selayaknya
(implementasi), mereka tidak akan bisa menghasilkan rencana organisasi yang
bermanfaat.
Satu cara untuk mendekati implementasi yaitu memandang kegiatan perencanaan
sebagai sebuah subsistem organisasi. Subsistem adalah sebuah sistem yang
diciptakan sebagai bagian dari proses sistem manajemen menyeluruh (overvall
management system).
Hubungan Antara Sistem Manajemen Menyeluruh dan Subsistem
SISTEM
MANAJEMEN
MENYELURUH
Masukan
(input)
Proses
Keluaran
(output)
SUBSISTEM
Masukan
Proses
Keluaran
SUBSISTEM PERENCANAAN
Masukan
Bagian dari
Organisasi
 Orang
 Uang
 Bahan
mentah
 Mesin
Proses (Proses Perencanaan)
> Menyatakan tujuan organisasi
> Membuat daftar alternative cara
untuk mencapai tujuan
> Menyusun premise sebagai
dasar untuk setiap alternatif
> Memilih alternatif terbaik untuk
mencapai tujuan
> Menyusun rencana untuk meLaksanakan alternative yang
dipilih
> Mengubah rencana menjadi
tindakan
Keluaran
Rencana
Organisasi
46
6. EKSEKUTIF KEPALA DAN TANGGUNG JAWAB
Manajer puncak atau eksekutif kepala dari sebuah organisasi mengemban banyak
peranan yang berbeda (dikemukan oleh Henry Mintzberg, pakar manajemen) :
 Sebagai pemimpin symbol dari organisasi, ia harus mewakili organisasi pada
berbagai peristiwa kemasyarakatan, hokum, dan seremonial;
 Sebagai pemimpin, ia harus meyakinkan bahwa semua warga organisasi diarahkan secara layak menuju tercapainya tujuan organisasi;
 Sebagai penghubung (liaison), ia harus bertindak sebagai penyambung antara
organisasi dan pihak eksternal;
 Sebagai pemantau, ia menilai kemajuan organisasi;
 Sebagai pengelola gangguan, ia menyelesaikan perselisihan di antara anggotaanggota organisasi;
 Sebagai pengalokasi sumber daya, ia harus menentukan penempatan sumber
daya agar dapat memberikan manfaat terbaik bagi organisasi.
Sebagai perencana, eksekutif kepala harus mencari jawaban atas beberapa
pertanyaan besar berikut ini :
 Ke arah mana organisasi harus dibawa ?
 Ke arah mana organisasi sedang berjalan sekarang ini ?
 Apakah sesuatu tindakan harus dilakukan untuk mengubah arah ini ?
 Apakah organisasi terus berjalan pada arah yang layak ?
Untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, manajer kepala
harus senantiasa menjaga agar terus mengetahui trend sosial-kemasyarakatan,
politik, dan ilmu pengetahuan.
7. PERENCANA ORGANISASI
Perencana bertanggung jawab tidak hanya dalam menyususn rencana, tetapi juga
menasehati manajemen mengenai tindakan apa yang harus diambil guna melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, kualifikasi, tugas, dan evaluasi dari perencana
menjadi pertimbangan sangat penting bagi subsistem perencanaan yang efektif.
Kualifikasi Perencana
Para perencana harus memiliki empat kualifikasi primer, yaitu :
 Harus memiliki pengalaman praktik yang memadai dalam organisasi.
Lebih bagus bila perencana telah menjadi eksekutif pada satu atau lebih divisi
utama dalam organisasi. Pengalaman ini akan bermanfaat dalam menyusun
rencana yang praktis dan sesuai dengan kebutuhan organisasi;
 Harus mampu mengganti pandangan organisasi sempit yang dimilikinya semasa
masih menjabat pada posisi lainnya dalam organisasi dengan pemahaman
mengenai organisasi secara keseluruhan.
Mereka harus tahu bagaimana semua bagian dalam organisasi berfungsi dan
berhubungan;
 Harus memiliki pengetahuan dan ketertarikan (minat) pada trend-trend sosial,
politik, teknik, dan ekonomi yang dapat mempengaruhi masa depan organisasi.
Mereka hrus cerdas dalam menentukan trend-trend tersebut dan memiliki keahlian
dalam menentukan bagaimana organisasi harus memberi reaksi terhadap trend
tersebut guna memaksimalkan keberhasilan;
47

Harus mampu bekerjasama dengan orang lain.
Posisinya menuntut untuk bekerja secara erat dengan beberapa pejabat kunci
dalam organisasi, sehingga karakteristik pribadi untuk bekerjasama dan memberi
nasehat secara efektif, termasuk kemampuan berkomunikasi secara prima baik
tertulis maupun lisan sangat penting.
Tugas Para Perencana
 Mensupervisi proses perencanaan.
Perencana harus menyusun rencana untuk perencanaan, yaitu membuat daftar
dari semua langkah yang harus ditempuh untuk membuat rencana bagi organisasi.
Untuk itu ia harus menetapkan aturan, pedoman, dan tujuan perencanaan.
 Mengevaluasi rencana yang disusun.
Ia harus memutuskan apakah rencana ini cukup menantang bagi organisasi,
apakah lengkap dan apakah konsisten dengan tujuan organisasi;
 Memecahkan masalah perencanaan.
Mengumpulkan informasi yang akan membantu memecahkan masalah
perencanaan. Perencana yang efektif secara kontinu mengevaluasi kebutuhan
akan perubahan dan penyempurnaan. Ia kemudian menyarankan apa yang harus
diperbuat organisasi untuk menangani masalah perencanaan dan meramalkan
bagaimana organisasi dapat memperoleh manfaat dari peluang yang berkaitan
dengan pemecahan masalah.
8. MAKSIMALISASI EFEKTIVITAS PROSES PERENCANAAN
Dengan meningkatnya ukuran organisasi, tugas perencanaan menjadi semakin
kompleks, membutuhkan lebih banyak orang, lebih banyak informasi, dan keputusan
yang lebih kompleks. Hal-hal yang dapat menjamin keberhasilan usaha perencanaan
organisasi adalah :
 Dukungan Manajemen Puncak.
Dukungan ini sangat menentukan sekali bagi perencanaan untuk semua jenis
organisasi, baik kecil atau besar, domestik atau multinasional. Jika
memungkinkan, manajemen puncak harus secara aktif membimbing dan berperan
dalam kegiatan perencanaan;
 Organisasi perencanaan yang efektif dan efisien.
Perencana harus menyisihkan waktu untuk mendesain organisasi perencanaan
seefektif dan efisien mungkin, yaitu dengan : 1) organisasi perencanaan harus
didesain untuk menggunakan sistem manajemen yang mapan; 2) organisasi
perencanaan harus cukup kompleks guna menjamin usaha terkoordinasinya dari
semua peserta perencanaan, akan tetapi sesederhana mungkin; 3) organisasi
perencanaan harus fleksibel dan dapat disesuaikan guna merespon kondisi
perencanaan yang terus berubah;
 Perencanaan berfokus implementasi.
Sebuah rencana hanya efektif jika implementasinya membantu tercapainya tujuan
organisasi (Peter Drucker), oleh karena itu semua perencanaan harus diarahkan
pada implementasi.
48










Pengikutsertaan Orang-orang yang Tepat.
Perencanaan akan gagal, kecuali jika proses perencanaan memasukkan orangorang yang tepat. Jika memungkinkan para perencana harus memperoleh
masukan dari para manajer dari bidang-bidang fungsional dalam organisasi. Para
manajer yang terlibat dalam rencana implementasi harus dilibatkan dalam
penyusunan rencana.
MATERI RENCANA BISNIS YANG BAGUS
Pendahuluan
Deskripsi pokok dari perusahaan : nama, alamat, kegiatan bisnis, tahap
perkembangan perusahaan saat ini, dan rencana di masa depan;
Ringkasan Eksekutif
Tinjauan tentang rencana bisnis keseluruhan, meringkas isi dari setiap seksi, dan
mengundang para pembaca untuk melanjutkan;
Analisis Industri
Deskripsi tentang industri di mana perusahaan bersaing di dalamnya,
memfokuskan pada trend industri dan potensi laba;
Aspek Mnajemen
Deskripsi tentang tim manajemen dan apakah lengkap, jika tidak kapan dan
bagaimana akan melengkapinya;
Aspek Manufakturing (produksi)
Deskripsi tentang kompleksitas dan logistik dari proses manufakturing dan
kapasitas produksi perusahaan, dan presentase pemakaian saat ini.
Aspek Produk
Deskripsi tentang produk atau jasa, termasuk di mana posisinya pada daur
kehidupan (misalnya produk baru atau produk yang sudah dewasa), usaha riset
dan pengembangan produk mendatang, dan status aplikasi paten atau hak cipta.
Aspek Pemasaran
Rencana pemasaran, termasuk profil pelanggan, analisis kebutuhan pasar, dan
analisis geografis dan pasar, deskripsi penetapan harga, distribusi dan promosi,
dan analisis bagaimana upaya pemasaran dari perusahaan berbeda dengan
upaya pesaing;
Aspek Keuangan
Laporan keuangan untuk tahun berjalan dan tiga tahun sebelumnya, proyeksi
untuk tiga atau lima tahun berikutnya, dan asumsi untuk penjualan, harga pokok,
aliran dana, neraca pro forma, dan statistik kunci seperti current ratio, debt-equity
ratio dan inventory.
Aspek Hukum
Bentuk kepemilikan (perusahaan perorangan, korporasi, dsb), dan daftar tuntutan
hukum yang masih penting, baik oleh maupun terhadap perusahaan.
II. ESENSI PENGORGANISASIAN
1. DEFINISI
a. Pengorganisasian (S.C. Certo, 1997) adalah proses terciptanya penggunaan
secara tertib bagi semua sumber daya dalam sistem manajemen.
49
b. Pengorganisasian (Schermerhorn, 1996) adalah proses mengatur orang-orang
dan sumber daya lainnya untuk bekerja ke arah tujuan bersama  meliputi
pembagian pekerjaan, menugaskan orang-orang untuk mengerjakannya,
mengalokasikan sumber daya, dan mengkoordinasikan upaya-uapaya yang
ditempuh.
Organisasi merupakan hasil dari proses pengorganisasian. Pengorganisasian yang
layak (Henry Fayol) dari sumber daya organisasi meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penggunaannya.
2. PERANAN PENGORGANISASIAN
Fungsi pengorganisasian sangat penting dalam sistem manajemen karena
merupakan mekanisme utama yang dipergunakan para manajer untuk menggerakkan
rencana. Pengorganisasian menciptakan dan memelihara hubungan di antara semua
sumber daya organisasi dengan menunjukkan sumber dya mana yang harus
digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, dan kapan, di mana, serta bagaimana
mereka digunakan. Upaya pengorganisasian yang kuat dapat membantu mengurangi
kelemahan yang mahal yaitu duplikasi kegiatan dan sumber daya organisasi yang
menganggur.
Pentingnya peranan pengorganisasian mendorong banyak organisasi untuk
membentuk devisi tersendiri dalam sistem manajemen yang bertanggung jawab atas
pengembangan hal-hal berikut :
 Rencana reorganisasi yang membuat sistem manajemen lebih efektif dan efisien;
 Rencana untuk meningkatkan keterampilan manajerial agar sesuai dengan
kebutuhan sistem manajemen yang berjalan;
 Iklim organisasi yang menguntungkan dalam sistem manajemen.
3. PROSES PENGORGANISASIAN
Proses pengorganisasian terdiri atas lima langkah sbb. :
a. Merefleksikan rencana dan tujuan;
b. Menetapkan tugas-tugas pokok;
c. Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas yang lebih kecil;
d. Mengalokasikan sumber daya dan arahan-arahan untuk tugas-tugas;
e. Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang dilaksanakan.
Manajer harus terus-menerus mengulang proses pengorganisasian, untuk
mendapatkan umpan balik yang akan membantu mereka dalam menyempurnakan
organisasi yang berjalan.
4. SUBSISTEM PENGORGANISASIAN
Fungsi pengorganisasian dapat digambarkan sebagai sebuah sub sistem dari
sistem manajemen menyeluruh. Unsur-unsur tertentu dari sub sistem
pengorganisasian , sebagai berikut :
50
Sub Sistem Pengorganisasian
Masukan
Bagian dari milik organisasi berupa :
1. Orang (tenaga kerja) 3. Bahan-bahan mentah
2. Uang
4. Mesin-mesin
1.
2.
3.
4.
5.
Proses
(Proses pengorganisasian)
Merefleksi rencana dan tujuan
Menetapkan tugas-tugas utama (major-task)
Membagi tugas-tugas utama ke tugas-tugas (subtask)
Aplikasi sumber daya dan arahan pada tugas-tugas (subtasks)
Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian
Keluaran
Organisasi
3. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah : 1. (J. Sudarsono) susunan dan hubungan antara
bagian dan posisi dalam perusahaan, yang menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta
memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut sampai batas-batas tertentu, juga
memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut. 2. (David Wilson dan Robert
Rosenfield,1990) ”pola hubungan yang diciptakan di antara komponen-komponen bagian
dari sebuah organisasi yang menggambarkan pola komunikasi, pengendalian dan
wewenang”. 3. (Gareth Jones dan Jennifer George, 2003) ”sistem tugas-tugas yang
formal dan hubungan pelaporan jabatan yang menentukan bagaimana para karyawan
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi”.
Struktur organisasi dicerminkan dalam bentuk bagan atau grafis, yang disebut
”Bagan Organisasi”. Secara tradisional bagan organisasi dibangun dalam bentuk piramid
yang merefleksikan semakin mendekati puncak piramid (semakin tinggi kedudukan
seseorang), semakin besar wewenang dan tanggung jawabnya. Garis-garis antar kotak
menunjukkan garis komunikasi formal diantara orang2 yg ada didalamnya.
Struktur dalam sistem manajemen dapat dibedakan atas sistem formal dan sistem
informal. Struktur formal menunjukkan hubungan di antara sumber daya organisasi yang
digariskan oleh manajemen sebagaimana ditentukan dalam bagan organisasi. Struktur
informal menunjukkan pola hubungan yang berkembang karena aktivitas informal deari
para anggota organisasi yang berkembang secara alami dan cenderung dibentuk oleh
norma dan nilai-nilai perorangan dan hubungan kemasyarakatan.
Hubungan formal di antara sumber daya dilembagakan dengan membentuk
departemen. Sebuah departemen adalah sekelompok sumber daya tertentu yang
dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan tugas organisasi tertentu. Biasanya
51
departemen dibentuk berdasarkan : produk yang dibuat, wilayah yang diliput, pelanggan
yang menjadi sasaran, dan proses untuk pembuatan produk. Proses pembentukan
departemen-departemen dalam sistem manajemen disebut departementasi.
Departementasi Fungsional :
Departemen yang paling banyak dijumpai yaitu atas dasar jenis fungsi (aktivitas)
yang dikerjakan dalam sistem manajemen. Fungsi-fungsi dalam organisasi biasanya
dibedakan atas pemasaran, produksi, dan keuangan. Departementasi berdasarkan
fungsional tergantung pada beberapa faktor, yaitu : 1. volume kerja, 2. tradisi, preferensi
dan aturan kerja, 3. kemiripan fungsi dalam departemen yang berbeda, 4. pemisahan
fungsi untuk mencegah benturan, 5.penggabungan fungsi-fungsi yang tak sama untuk
kepentingan koordinasi.
Direktur
PT. Jasmine Zahra
Furniture
Manajer
Pemasaran
Manajer
Produksi
Manajer
Keuangan
Departementasi Produk :
Struktur organisasi berdasar produk membagi sumber daya menurut produk yang
dihasilkan. Pengorganisasian menurut produk memungkinkan pengelompokan sumber
daya yang logis guna memproduksi setiap produk.
Direktur
PT. Jasmine Furniture
Manajer
Livingroom Set
Manajer
Bedroom Set
Manajer
Kitchen Set
Departementasi Wilayah
Struktur organisasi berdasarkan wilayah membagi tugas menurut tempat
perkerjaan dilakukan atau pasar geografis dimana sistem manajemen difokuskan. Jarak
fisik bisa berkisar sangat dekat (di kota yang sama) hingga jauh (lokasi di propinsi sama,
di propinsi berbeda, atau di negara berbeda). Kalau wilayah pasar atau lokasi kerja
meluas, jarak fisik antar lokasi dapat membuat manajemen menjadi repot, sehingga untuk
mengurangi masalah sumber daya dapat dibagi menurut wilayah.
52
Direktur Pemasaran
PT. Dian Asri Estate
Manajer Wilayah
Indonesia Barat
Manajer Wilayah
Indonesia Tengah
Manajer Wilayah
Indonesia imur
Departementasi Pelanggan
Departementasi atas dasar pelanggan digunakan oleh organisasi yang
membutuhkan pelayanan yang berbeda untuk jenis pelanggan utama yang berbeda.
Struktur ini dibentuk dengan asumsi bahwa pelanggan utama dapat dikenali dan
dipisahkan dalam kategori yang logis.
Direktur Pemasaran
PT. Rizki Estate
Manajer
Pemasaran Konsumen
Manajer
Pemasaran Industri
Manager
Pemasaran Pemerintah
Departementasi Proses Pengolahan
Struktur berdasarkan proses pengolahan membagi sumber daya oeganisasi
berdasarkan fase-fase dari proses yang digunakan memproduksi barang. Contoh :
bengkel body repair mobil, yaitu proses pengelasan, pengetokan, dan pengecatan.
Direktur Body Repair
PT. Ferdy Otomotif
Manajer Devisi
Pengelasan
Manajer Devisi
Pengetokan
Manager Devisi
Pengecatan
Departementasi Proyek
Bila pekerjaan organisasi terdiri atas serangkaian proyek besar yang kontinu,
maka departementasi berdasarkan proyek dapat dilakukan. Departementasi ini pada
umumnya digunakan pada industri konstruksi, yang seringkali berubah kalau proyekproyek selesai dikerjakan dan proyek yang baru mulai dikerjakan. Contoh berikut : setiap
pengawas proyek berada di bawah arahan pengawas umum dan bertanggung jawab atas
sebuah kontrak tersendiri. Pengawas yang bertugas di proyek A bias berpindah ke
proyek baru atau kembali ke kantor pusat, atau diberhentikan bila proyek A telah selesai.
53
Pengawas Umum
(General Superintendent)
PT. Rizki Properti
Pengawas
(Super Intendent)
Proyek A
Manador
Peralatan Listrik
Pengawas
(Super Intendent)
Proyek B
Mandor
Tukang Batu
Pengawas
(Super Intendent)
Proyek C
Mandor
Tukang Kayu
Departemen Matrik
Struktur ini adalah bentuk departementasi yang terjadi jika departementasi proyek
bersifat permanen yang dimaksudkan untuk mencapai hasil-hasil tertentu dengan
menggunakan tim-tim spesialis dari bidang-bidang fungsional yang berbeda di dalam
perusahaan. Keuntungan departementasi menurut proyek dan matrik antara lain dapat
meningkatkan fleksibelitas dan kerjasama antar-disiplin yang semakin besar, melibatkan
dan menantang orang-orang mengembangkan keterampilan para karyawan,
membebaskan pimpinan puncak dari perencanaan, memotivasi karyawan untuk
menidentifikasi produk akhir, dan memungkinkan para ahli untuk dipindahkan ke daerahdaerah kritis yang dibutuhkan. Kerugiannya antara lain dapat menciptakan resiko anarki,
dapat mendorong perebutan kekuasaan, dapat berakibat terlalu lama banyak diskusi dan
kurang kegiatan, membutuhkan keterampilan antar pribadi, mahal untuk dilaksanakan,
dapat mengakibatkan duplikasi usaha oleh tim-tim proyek dan mungkin berpengaruh
negatif moral ketika orang-orang ditugaskan kembali.
4. ORGANISASI INFORMAL
Organisasi formal mencerminkan upaya manajemen untuk merinci hal-hal yang
harus dilakukan pada berbagai seksi, bagian (departemen) dan devisi dalam organisasi.
Namun pada kenyataannya selain organisasi formal juga terbentuk organisasi informal
yang mempunyai dampak tertentu terhadap organisasi, baik yang bersifat positif maupun
negatif, sehingga banyak perusahaan yang melatih para manajer secara khusus
mengenai cara-cara menangani fenomena tersebut dengan baik.
Organisasi informal mempunyai karakteristik sbb. :
 Para anggota berkumpul bersama untuk memenuhi kebutuhan;
 Ia mengalami perubahan secara terus-menerus;
 Melibatkan anggota-anggota dari berbagai tingkatan organisasi;
 Dipengaruhi oeleh hubungan-hubungan di luar organisasi;
 Mempunyai susunan kekuasaan.
Manfaat organisasi informal :
 Membantu dalam pelaksanaan kerja;
 Membantu untuk menghilangkan kelemahan dalam organisasi formal;
 Memperpanjang rentang manajemen yang efektif.
54
PERBANDINGAN ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
Dimensi
Formal
Informal
1. Tujuan utama
Laba, efisiensi pelayanan
Kepuasan dan keamanan
Anggota
2. Asal
Direncanakan oleh organisasi
Secara spontan
3. Pengaruh pada
Wewenang jabatan, imbalan
Kepribadian, keahlian
anggota
moneter
4. Komunikasi
Dari atas ke bawah melalui
Selentingan, orang ke orang,
saluran formal
melalui semua saluran
5. Pemimpin
Diangkat oleh organisasi
Muncul dari kelompok
6. Hubungan antar Ditetapkan oleh pekerjaan
Berkembang secara spontan
pribadi
dan pola aliran kerja
7. Pengendalian
Mengendalikan pada ancaman, Sanksi sosial yang kuat
penggunaan imbalan moneter
7. SPESIALISASI KERJA
Spesialisasi kerja menurut Wayne Mondy (1993) adalah “pembagian dari sebuah
pekerjaan yang kompleks menjadi tugas-tugas yang lebih sederhana sehingga satu
orang atau kelompok hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sama atau berkaitan”.
Melalui spesialisasi kerja memungkinkan para anggota organisasi untuk berkonsentrasi
pada satu jenis keahlian sehingga dapat meningkatkan keluaran (output). Kebutuhan
akan spesialisasi cenderung semakin besar ketika perusahaan berkembang. Untuk
mencapai efisiensi spesialisasi menjadi Sangat penting dalam industri produksi-massa.
TINGKATAN SPESIALISASI DALAM PROSES PRODUKSI RADIO TRANSISTOR
Spesialisasi Tinggi
Setiap karyawan hanya mengerjakan
beberapa tugas rutin, seperti memasang tombol untuk mengatur volume
Spesialisasi Moderat
Setiap karyawan merakit satu komponen radio
Spesialisasi Rendah
Setiap karyawan merakit seluruh radio
8. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SPESIALISASI
Spesialisasi dapat mendatangkan lima keuntungan, yaitu :
 Meningkatkan produktivitas
55
 Memperpanjang rentang manajemen
 Mengurangi waktu pelatihan
 Berkontribusi pada kualitas lebih tinggi
 Memfasilitasi tercapainya tujuan yang komplek
Spesialisasi kerja tidak selalu memberikan dampak yang dikehendaki. Terlalu banyak
spesialisasi dapat membuat tugas-tugas tertentu menjadi terlalu sederhana sehingga
mengakibatkan kebosanan dan kecapaian dikalangan karyawan. Tingkat spesialisasi
tertinggi dijumpai pada pekerjaan perakitan, dan hasilnya seringkali berupa tingkat
absensi dan turnover karyawan yang tinggi serta kualitas output yang memburuk. Akibat
negatif ini dapat menghapus keuntungan dan meningkatkan biaya dari spesialisasi.
12 FAKTOR PENYUMBANG EFEKTIVITAS ORGANISASI
1. Kepemimpinan visioner yang kuat dari puncak manajemen;
2. Sebuah tim manajemen yang sangat kuat;
3. Angkatan kerja yang bermotivasi tinggi, berkomitmen, terampil, dan fleksibel;
4. Struktur yang layak untuk operasi dan budaya organisasi dan lingkungan organisasi;
5. Kerjasama tim yang efektif di segenap jajaran organisasi dengan konflik tetap
terkendali;
6. Tujuan dan strategi yang ditetapkan secara jelas;
7. Tekanan terus-menerus untuk melakukan inovasi dan memanfaatkan teknologi baru
secara maksimal dibarengi dengan kemampuan untuk mengelola dan
mengembangkan perubahan, mengelola keanekaragaman dan mencapai tingkat
ketertiban yang layak dalam kondisi ketidakpastian, bahkan chaos;
8. Budaya perusahaan yang positif mencakup sistem nilai yang menekankan kinerja dan
kualitas. Gaya manajamen yang merupakan bagian dari budaya tersebut harus
memberikan kepemimpinan yang juga mengangkat budaya keikhlasan di mana
keterlibatan karyawan dalam mengembangkan dan menyempurnakan organisasi
didorong;
9. Berfungsinya ”organisasi pembelajaran”, yakni organisasi yang memfasilitasi
pembelajaran bagi semua anggota dan secara kontinu mentransformasikan dirinya;
10. Kemampuan untuk bekerja secara fleksibel dan merespons perubahan dengan cepat
dibarengi dengan kemampuan untuk bertindak cepat;
11. Orientasi pemasaran yang kuat yang memfokuskan pada maksimalisasi penjualan
yang menguntungkan dengan jalan mengembangkan produk atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Filosofi pemasaran menekankan
pentingnya mengkomunikasikan manfaat dan produk atau jasa serta menawarkannya
kepada pelanggan yang ada dan pelanggan potensial. Sasarannya adalah
meyakinkan bahwa permintaan terpenuhi dengan memberikan kepuasan, baik untuk
pelanggan (terpenuhinya keinginan) maupun perusahaan (tercapainya sasaran
keuangan dan pertumbuhan);
12. Basis keuangan yang sehat dan sistem yang baik untuk akuntansi manajemen dan
pengendalian biaya dengan tekanan pada pengukuran dan pencapaian efektivitas
biaya.
56
III. ESENSI PENGARAHAN
1. DEFINISI
Pengarahan diartikan sebagai ” proses menuntun kegiatan-kegiatan para anggota
organisasi ke arah yang tepat, yaitu arah yang dapat mengantarkan pada tercapainya
tujuan dari sistem manajemen ”. Pengarahan merupakan bagian yang kritis dari tugas
seorang manajer. Kemampuan untuk mempengaruhi (dalam konteks mengarahkan)
orang lain merupakan penentu utama bagi keberhasilan seorang manajer.
2. SUBSISTEM PENGARAHAN
Tujuan utama subsistem pengarahan adalah untuk meningkatkan pencapaian
tujuan sistem manajemen dengan cara menuntun kegiatan-kegiatan para anggota
organisasi pada arah yang tepat. Masukan dari subsistem ini terdiri atas sebagian
sumber daya total dari sistem manajemen menyeluruh dan keluarannya berupa
perilaku anggota organisasi yang tepat. Proses dari subsistem pengarahan
melibatkan kinerja dari keempat kegiatan utama manajemen, yaitu :
 Memimpin;
 Memotivasi;
 Mempertimbangkan kelompok-kelompok;
 Berkomunikasi.
Dengan menjalankan keempat kegiatan tersebut, para manajer mengubah bentuk
(mentransformasi) sebagian dari sumber daya organisasi menjadi perilaku anggota
organisasi yang tepat.
Masukan
Sebagian sumber daya organisasi
1. Orang
2. Uang (dana)
3. Bahan mentah
4. Mesin
Proses
(Proses mengarahkan)
Mempertimbangkan
Kelompok (grup)
Memimpin
Berkomunikasi
Memotivasi
Keluaran
Perilaku Anggota Organisasi
yang tepat
57
3. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan (leadership) merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat
vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen lainnya. Memimpin orang beserta
organisasinya menuntut kecakapan untuk melakukan banyak kegiatan. Prinsip-prinsip
komunikasi, pembuatan keputusan, dan motivasi merupakan fondasi kepemimpinan.
Definisi kepemimpinan :
 Menurut Gareth Jones & Jennifer George (2003) adalah ”proses di mana seorang
individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi
semangat, memotivasi, dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna
membantu tercapainya tujuan kelompok atau organisasi”.
 Menurut Warrent Plunkett & Raymond Attner (1997) adalah ”proses
mempengaruhi individu dan kelompok untuk menetapkan dan mencapai tujuan”
Pengaruh adalah kekuatan untuk menggerakkan orang lain ke arah kemauan dan
pendapatnya. Sedangkan pemimpin adalah orang yang menuntun, mengarahkan,
membujuk, melatih, menasehati, dan membangkitkan semangat orang lain.
Kepemimpinan melibatkan tiga jenis variabel yaitu sang pemimpin, mereka yang
dipimpin, dan situasi serta kondisi yang dihadapi, yang ketiga-tiganya terus berubah.
Di puncak sebuah organisasi, fungsi memimpin sebagian besar berkaitan dengan
hal-hal berikut :
 Menetapkan misi organisasi;
 Menciptakan nilai, budaya, dan iklim kerja;
 Mengidentifikasi kompetensi inti;
 Pengamatan lingkungan;
 Memahami kebutuhan akan perubahan;
 Menciptakan visi untuk masa depan;
 Mendapatkan kerjasama dan dukungan untuk visi tersebut;
 Menjaga agar orang dan proses tetap berfokus pada kepuasan berbagai
pelanggan;
 Menghimpun kontribusi dari semua sumber daya manusia dalam organisasi
melalui pelatihan, pengembangan, dan pemberdayaan.
SIFAT DAN KETERAMPILAN UNTUK PEMIMPIN YANG EFEKTIF
Sifat
Keterampilan
> Dapat menyesuaikan diri;
> Kepintaran (intelektual)
> Waspada terhadap lingkungan sosial
> Kecakapan konseptual
> Ambisius dan berorientasi pada prestasi
> Kreativitas
> Asertif
> Diplomatis dan bijaksana
> Kooperatif
> Lancar berbicara
> Dapat diandalkan
> Pengetahuan tentang tugas
> Dominan (hasrat mempengaruhi orang lain
kelompok
> Energetik (kegiatan tinggi)
> Kecakapan organisasi (administratif)
> Gigih (keras hati)
> Persuasif (kecakapan merayu)
> Percaya diri
> Kecakapan sosial
> Toleran atas tekanan
> Kesediaan untuk bertanggung jawab
58
4. PERBEDAAN PEMIMPIN DAN MANAJER
Pemimpin (kepemimpinan) dan manajer (manajemen) bukan hal yang sama.
Tugas seorang manajer adalah merencanakan, mengorganisasi, memenuhi
kebutuhan staf, memimpin, dan mengendalikan. Manajer mungkin efektif atau tidak
efektif dalam mempengaruhi para bawahan atau para anggota tim dalam menetapkan
dan merealisasikan tujuan. Yang ideal, kepemimpinan dan keterampilan manajemen
menyatu sehingga seorang manajer berfungsi sebagai pemimpin.
Pemimpin dapat memberdayakan, yaitu memberikan pada hal-hal yang
dibutuhkan untuk berkembang, berubah, dan mengatasi perubahan. Pemimpin
menciptakan dan berbagi visi serta merumuskan strategi untuk merealisasikan visi
menjadi sebuah kenyataan.
PERBEDAAN ANTARA MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
Manajemen
Perencanaan dan anggaran
Menyusun langkah-langkah dan jadwal
rinci untuk mencapai hasil yang dibutuh
kan dan kemudian mengalokasikan
sumber daya yang perlu agar dapat
terjadi.
Pengorganisasian dan staffing
Menetapkan sebuah struktur untuk melaksanakan rencana, penempatan tenaga
sesuai struktur, pendelegasian tanggung
jawab dan wewenang guna melaksanakan
rencana, menetapkan kebijakan dan pro sedur sebagai pedoman kerja, dan men ciptakan metode atau sistem untuk
memantau implementasi.
Pengendalian dan pemecahan masalah
Memantau ketat atas hasil-hasil dibanding
rencana, mengidentifikasi penyimpangan,
dan merencanakan dan pengorganisasian
untuk memecahkan masalah tersebut.
Menghasilkan sesuatu yang dapat diprediksi dan ketertiban dan secara konsisten
Mencapai hasil penting yang diharapkan
oleh berbagai stakeholders (misalnya
pelanggan ketepatan waktu)
Kepemimpinan
Penetapan arah
Mengembangkan visi di masa depan,
sering jauh ke depan, dan strategi
untuk menciptakan perubahan yang
dibutuhkan guna merealisasikan visi
tersebut.
Penjajaran orang
Mengkomunikasikan arah dengan
kata dan perbuatan kepada semua
pihak yang terkait untuk mempengaruhi terbentuknya tim dan koalisi
yang memahami visi dan strategi dan
menerima validitas mereka.
Memotivasi dan memberi semangat
Mendorong orang untuk mengatasi
penghambat politis, birokratis, dan
sumber daya dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.Menghasilkan perubahan, sering sangat
dramatis, yang berpotensi sangat
bermanfaat (misalnya pengembangan
produk baru atau hubungan kerja
yang membuat perusahaan lebih
kompetitif.
Motivasi Positif atau Negatif
Pemimpin dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan melalui
pendekatan motivasi. Menurut Davis dan Newston (1989), ”tergantung pada gaya
manajer, motivasi dapat berbentuk penghargaan atau hukuman”. Pemimpin bergaya
59
”positif” menggunakan motivator positif, yaitu pujian, pengakuan, penghargaan uang,
peningkatan keamanan, atau pemberian tanggung jawab yang lebih besar. Di lain
pihak, gaya kepemimpinan negatif menerapkan paksaan yang disebut sanksi, yaitu
berupa denda, penundaan, penghentian kerja, dlsb.
Menurut Keller dan Szilagvi (1978), gaya kepemimpinan positif mendorong
kemajuan karyawan dan menghasilkan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Gaya
kepemimpinan negatif didasarkan atas kecakapan manajer untuk menahan sesuatu
yang berharga bagi karyawan. Hasil kepemimpinan yang negatif mungkin berupa
lingkungan kerja yang menakutkan, di mana manajer dipandang dengan mata
kecurigaan dan dilihat sebagai diktator, bukannya pemimpin atau pemain tim.
BENTANGAN MOTIVASI
Kesempatan untuk maju
Tanggung jawab
Pengakuan
Penghargaan uang
Pujian
Status
Ancaman
Teguran
Denda uang
Penundaan
Pengakhiran kerja
Motivasi
Positif
Motivasi
Negatif
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Berikut adalah daftar kualitas yang dibutuhkan seorang pemimpin :
 Mencari permasalahan dan isu untuk hari besok guna mendeteksi adanya sinyal
(pertanda) perubahan dan kesulitan tersembunyi;
 Mempelajari penyesuaian terhadap perubahan, mendekatinya, dan mengubahnya
menjadi sebuah keuntungan;
 Menetapkan standar yang tinggi dan tujuan yang jelas;
 Berpikir secara jernih, tetapi membiarkan intuisi mempengaruhi rasionalitas;
 Menciptakan arti dari nilai dan maksud di tempat kerja, sehingga setiap individu
meyakini apa yang dikerjakan dan mengerjakannya dengan sukses;
 Memberikan pengarahan yang positif sehingga memberikan arti bagi kehidupan
para anggota tim;
 Bertindak dengan ketegasan tetapi yakinkan bahwa keputusan Anda cukup
beralasan dan tidak sekedar mengikuti dorongan hati;
 Tetapkan suasana yang benar dengan tindakan dan keyakina Anda, sehingga
menciptakan model yang jelas, konsisten dan jujur untuk diikuti;
 Jagalah ketenangan/kesabaran Anda dan belajarlah menunggu saat yang tepat
untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan;
 Ciptakan kondisi yang menggairahkan dimana setiap individu terdorong untuk
menjalankan tugasnya dengan baik, mencapai sasaran, mendapatkan harga diri
60
dan memainkan peranan integral dalam memenuhi sasaran keseluruhan dari
organisasi;
 Pekalah terhadap kebutuhan dan pengharapan dari para anggota tim. Berikanlah
pada komunikasi dan pelatihan;
 Tentukan tanggung jawab dan struktur yang jelas, sehingga upaya kolektif
meningkat, bukannya terhambat;
 Ketahuilah apa yang paling memotivasi setiap anggota tim dan bekerjalah dengan
motivasi ini untuk mencapai standar tujuan;
 Jangan mengekang tim, tetapi tentukan batasan-batasan dimana mereka dapat
bekerja dengan bebas.
Gaya Pembuatan Keputusan
Gaya kepemimpinan dari seorang manajer dapat dibedakan atas tiga kategori,
yaitu : gaya otokratis, gaya partisipatif, dan gaya bebas kekang atau lebih tepat gaya
bebas terkendali. Gaya mana yang dipilih manajer harus berkaitan dengan situasi
yang dihadapi.
Gaya Kepemimpinan dan Distribusi Wewenang Pembuatan Keputusan
Penggunaan wewenang
dari Manajer
Andil bawahan dalam wewenang
pembuatan keputusan
Gaya Otokratis
Manajer membuat ketusan, mengumumkan
nya, dan mengusahakan umpan balik
Gaya Partisipatif
Gaya Bebas Terkendali
Manajer membuat keBawahan membuat kepuputusan dengan masukan tusan sesuai batasan
dari bawahan
yang ditetapkan oleh
atasan
 Gaya Otokratis.
Manajer yang bergaya otokratis tidak membagikan wewenang pembuatan
keputusan kepada bawahan. Pertanda dari gaya ini adalah seluruh proses
dikerjakan oleh manajer yang mempertahankan semua wewenang. Oleh
karenanya, gaya ini disebut pendekatan ”SAYA” atau ”I”, Gaya otokratis bisa
efektif bila manajer menghadapi isu dimana ia berada dalam posisi siap untuk
memecahkannya yang implementasinya tidak tergantung pada orang lain, dan
berkehendak untuk berkomunikasi melalui perintah dan instruksi.
 Gaya Partisipatif
Manajer yang bergaya partisipatif berbagi wewenang pembuatan keputusan
dengan para bawahan. Kadangkala gaya ini disebut pendekatan ”KITA” atau ”WE”.
Manajemen partisipatif melibatkan orang lain dan membolehkan mereka
mengemukakan pendapat, bakat dan pengalaman yang unik terhadap sesuatu isu.
Orang yang terkena akibat dari keputusan akan mendukung dengan lebih
bersemangat jika mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan. Gaya partisipatif
61
akan lebih baik jika orang lain dalam unit kerja manajer lebih tahu tentang sesuatu
isu dibanding manajer yang bersangkutan.
 Gaya Bebas Terkendali
Gaya ini sering disebut ”MEREKA” atau ”THEY” atau ”gaya penonton”. Gaya
bebas terkendali memberdayakan individu atau kelompok untuk menjalankan
tugas sesuai kemauan mereka, tanpa keterlibatan manajer secara langsung. Gaya
ini sangat mengandalkan pada pendelegasian wewenang dan bekerja sangat baik
jika pihak-pihak memiliki keahlian, jika para peserta meiliki dan tahu bagaimana
cara menggunakan peralatan dan teknik yang dibutuhkan untuk tugas mereka,
Gaya kepemimpinan ini dapat berfungsi dengan baik bagi manajer dan profesional
dalam bidang kerekayasaan, desain, riset, dan penjualan.
Berorientasi pada Tugas atau Orang
Pemimpin dapat berorientasi pada tugas (kerja) atau berorientasi pada karyawan
(hubungan), tergantung pada perspektif manajer dan situasi, kedua pendekatan ini
dapat digunakan secara terpisah atau dalam kombinasi.
Orientasi tugas menekankan teknologi, metode, rencana, program, batas waktu,
sasaran dan dikerjakannya sebuah pekerjaan. Manajer yang berorientasi pada tugas
secara khas menggunakan gaya kepemimpinan otokratis dan mengeluarkan
pedoman dan instruksi untuk para karyawan. Orientasi tugas dapat bekerja dengan
baik dalam jangka pendek, khususnya dengan skedul yang ketat atau dalam kondisi
krisis. Namun, untuk jangka panjang gaya ini dapat menciptakan masalah.
Berdasarkan studi Likert (1976), orientasi tugas dapat mengakibatkan para karyawan
terbaik, yang menghendaki fleksibelitas dan kebebasan berkreatif, meninggalkan
organisasi dan dapat meningkatkan absensi dan menurunkan kepuasan kerja.
Manajer yang berorientasi pada karyawan menekankan atau memperhatikan
kebutuhan/kepentingan karyawan. Ia memperlakukan karyawan sebagai aset
berharga dan menghargai pendapat-pendapat mereka. Membangun kerjasama tim,
hubungan positif, dan saling percaya merupakan kegiatan penting bagi pemimpin
yang berorientasi pada orang. Dengan berfokus pada karyawan, seorang manajer
dapat meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi absensi.
5. BAGAIMANA MANAJER DAPAT MENJADI PEMIMPIN YANG LEBIH BAIK
Upaya harus dimulai dari diri sendiri. Setiap manajer memiliki beragam nilai,
kebutuhan, sasaran, etika, kekuatan dan kelemahan, yang kesemuanya tersebut
menentukan bagaimana ia akan menerapkan seni dari manajemen dan
kepemimpinan. Manajer yang menghargai orang, pasti akan menghargai
keberagaman (kondisi dan latar belakang) para staf dan memperlakukan setiap
pribadi dengan harga diri. Manajer yang menghargai keselamatan di atas
pertimbangan yang lain akan sangat berhati-hati, tidak mau membuat keputusan yang
keras dan mengambil resiko dari tindakan tersebut.
Sebaliknya, manajer yang menghargai atau menekankan pertumbuhan dan
tantangan akan mengupayakan pendekatan yang baru, mengambil penugasan yang
keras, dan bersedia memikul pengorbanan pribadi untuk meningkatkan kapabilitas
mereka sendiri, para bawahan dan organisasi. Manajer seperti ini akan mendorong
orang lain untuk melakukan hal yang sama.
62
Mengingat kepemimpinan bersifat situasional, maka pemimpin harus mampu
menyesuaikan diri. Mereka harus membangun tim dan bekerja bersama mereka.
Pemimpin harus bersedia menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda dan
memanfaatkan perilaku. Manajer harus menyampaikan visi, dan menjualnya kepada
pihak-puihak yang berkepentingan.
Manajer harus merasakan kebutuhan akan perubahan, mempersiapkan diri
mereka sendiri beserta para anggota tim terhadap perubahan, dan memikirkan apa
yang dibutuhkan bagi perubahan. Kemudian, mereka harus bertindak sebagai agen
perubahan. Mereka dapat melakukan hal-hal ini dengan tetap berada di bidang
masing-masing, membuka diri terhadap hal-hal baru dan berbeda, dan berketetapan
hati untuk terus mengupayakan perbaikan diri terhadap apa yang terbaik bagi mereka
melalui filosofi ”Kaizen”, yaitu melakukan perbaikan atau penyempurnaan setiap hari
(secara terus-menerus).
Sebagai seorang hamba yang menerapkan gaya kepemimpinan dan perilaku yang
menyesuaikan diri dengan kebutuhan orang lain, pemimpin yang sejati akan unggul
dengan melakukan hal-hal yang terbaik bagi orang lain. ”Menjadi seorang manajer itu
berat, akan tetapi untuk menjadi seorang manajer-pemimpin ternyata jauh lebih berat
lagi”.
6. MEMOTIVASI
Motivasi adalah (Samuel Certo, 1997) ”kondisi di dalam (diri) yang menyebabkan
seseorang bertingkah laku tertentu. Menurut pakar lain (Wayne Mondy dan Shane
Premeaux, 1993), motivasi adalah hasrat untuk melakukan upaya guna mengejar
tujuan organisasi”. Pakar lainnya lagi (Ricky Griffin, 1997), motivasi adalah
”seperangkat kekuatan yang menyebabkan orang bertingkah laku tertentu” .
Sedangka menurut Gareth Jones dan Jennifer George (2003), motivasi sebagai
”kekuatan psikologis yang menentukan arah dari perilaku seseorang dalam sebuah
organisasi, tingkat upaya seseorang, dan tingkat kengototan seseorang jika
berhadapan dengan rintangan”.
Motivasi merupakan hal yang sangat sentral dalam manajemen, karena
menerangkan mengapa orang bertingkah laku tertentu dalam bekerja di organisasi.
Motivasi dapat berasal dari sumber-sumber intrinsik atau ekstrinsik. Motivasi intrinsik
adalah perilaku yang dilakukan untuk kepentingannya sendiri. Banyak manajer yang
termotivasi secara intrinsik, mereka mendapatkan perasaan kepuasan dan prestasi
dari membantu organisasi dalam mencapai tujuan dan mendapatkan keunggulankeunggulan daya saing. Tugas yang menarik dan menantang dapat mengakibatkan
motivasi intrinsik. Perilaku motivasi ekstrinsik adalah perilaku yang ditunjukkan untuk
mendapatkan ganjaran materiil atau sosial atau untuk menghindari dari hukuman,
sumber motivasi adalah konsekuensi dari perilaku, bukannya perilaku itu sendiri.
Contoh : seorang pengacara yang termotivasi untuk menerima gaji tinggi dan status
yang melekat pada jabatan tsb.
Terlepas apakah orang termotivasi secara intrinsik atau ekstrinsik, mereka
bergabung dan termotivasi untuk bekerja pada organisasi untuk mendapatkan hasil
(outcome) tertentu. Beberapa hasil seperti otonomi, tanggung jawab, rasa puas, dan
kesenangan karena mengerjakan pekerjaan yang menarik atau mengasyikkan
63
menimbulkan perilaku termotivasi intrinsik. Hasil lainnya seperti upah, keamanan
pekerjaan, tunjangan, dan waktu berlibur menimbulkan perilaku termotivasi ektrinsik.
Organisasi mempekerjakan orang untuk mendapatkan masukan (input). Masukan
adalah sesuatu yang dikontribusikan seseorang pada pekerjaan atau organisasi,
seperti waktu, usaha, pendidikan, pengalaman, keterampilan, pengetahuan, dan
perilaku kerja yang nyata. Manajer berupaya memotivasi para anggota organisasi
untuk memberikan masukan melalui perilaku, upaya, dan kegigihan yang dapat
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Manajer perlu memastikan bahwa anggota-anggota organisasi mendapatkan hasil
yang dikehendaki jika mereka memberikan kontribusi yang berharga kepada
organisasi. Memberikan hasil kepada orang ketika mereka mengkontribusikan
masukan dan bekerja dengan baik berarti menyelaraskan kepentingan para karyawan
dengan tujuan organisasi secara keseluruhan, karena jika karyawan mengerjakan hal
yang terbaik bagi organisasi, mereka memperoleh manfaat secara pribadi.
Memotivasi Anggota Organisasi
Bila dilihat dari sudut pandang manajerial, ”motivasi merupakan proses
penyediaan peluang untuk memenuhi kebutuhan bagi anggota-anggota organisasi
dengan jalan melakukan perilaku yang produktif dalam organisasi. Pada
kenyataannya para manajer tidak memotivasi orang, tetapi menciptakan lingkungan
kerja dimana para anggota organisasi memotivasi diri mereka sendiri.
Kebutuhan Anggota Organisasi yang Tidak Terpenuhi
Menimbulkan Perilaku yang Wajar dan Tak Wajar
Umpan Balik
1.
2.
3.
4.
5.
Kebutuhan
Psikologis
Keamanan
Sosial
Harga diri
Aktualisasi diri
Kebutuhan tak
terpenuhi
terpenuhi
Bentuk Perilaku Tak Wajar
1. Penarikan ekstern (keluar)
2. Serangan (agresi)
3. Penarikan intern (absensi)
Trkanan dan
prestasi
Umpan Balik
Pencarian Perilaku Melepaskan
la Tekanan dan
Frustasi
Perilaku
Wajar
Manajer memiliki berbagai strategi guna memotivasi para anggota organisasi.
Setiap strategi diarahkan pada pemenuhan kebutuhan para bawahan melalui perilaku
organisasional yang wajar. Strategi motivasi manajerial adalah sebagai berikut :
 Komunikasi Manajerial
 Teori X - teori Y
 Desain pekerjaan
64
 Modifikasi perilaku
 Sistem manajemen Lickert
 Insentif moneter
 Insentif non moneter
Komunikasi manajerial. Strategi ini merupakan strategi yang paling mendasar bagi
manajerial. Komunikasi manajer-bawahan yang efektif dapat memenuhi kebutuhan
dasar manusia seperti pengakuan, rasa memiliki, dan keamanan. Komunikasi bukan
hanya alat untuk melakukan kegiatan organisasi, tetapi sekaligus merupakan sarana
untuk memenuhi keutuhan anggota organisasi.
Teori X – Teori Y . Teori ini dikenalkan oleh McGregor, yaitu dua macam asumsi.
Teori X menyangkut asumsi mengenai orang, yaitu kebanyakan orang pada dasarnya
”tidak menyukai pekerjaan”, karena itu sedapat mungkin menghindarinya. Sebaliknya
Teori Y mencerminkan asumsi ”positif mengenai sifat orang”, yaitu bahwa orang akan
melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri dalam berbakti kepada tujuan yang
sudah mengikat mereka.
Desain pekerjaan. Strategi yang lebih dulu berkembang adalah rotasi jabatan dan
perluasan jabatan. Rotasi jabatan yaitu memutasikan karyawan dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lainnya, dimaksudkan untuk mengatasi kebosanan dalam bertugas
sebagai akibat dari upaya penyederhanaan pekerjaan dan meningkatnya spesialisasi
pekerjaan. Perluasan jabatan adalah menambah jumlah operasi yang dilakukan oleh
seseorang pada satu pekerjaan guna meningkatkan kepuasan dalam bekerja. Selain
itu ada strategi yang lebih baru, yaitu pekerjaan-pekerjaan yang flextime. Dihadapkan
dengan masalah motivasi dan absensi yang berlebihan, banyak manajer yang beralih
pada inovasi penjadwalan. Maksud utama dari pendekatan flexitime bukan
mengurangi jumlah jam kerja total, akan tetapi memberikan flesibelitas yang lebih
besar kepada karyawan dalam menjadwal jam-jam kerja. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat ketidakpuasan pekerjaan disebut ”faktor higiene atau
pemeliharaan”, sedangkan yang berpengaruh pada tingkat kepuasan pekerjaan
disebut ”faktor pemotivasi atau motivator”.
Faktor-faktor Higiene dan Motivator dari Herzberg
Ketidak Puasan
Faktor Higiene
1. Kebijakan perusahaan dan motivasi
2. Supervisi (pengawasan)
3. Hubungan dengan pengawas
4. Hubungan dengan kolega
5. Kondisi kerja
6. Gaji
7. Hubungan dengan bawahan
Kepuasan
Faktor Pemotivasi
1. Peluang untuk maju
2. Peluang untuk pengakuan
3. Pekerjaan itu sendiri
4. Tanggung jawab
5. Kemajuan
6. Perkembangan seseorang
Keuntungan dan Kerugian Program Flexitime
Keuntungan :
1. Sikap dan moral pekerja yang lebih baik
2. Mengakomodasi orang tua yang bekerja
65
3. Berkurangnya kelambatan
4. Lebih sedikit masalah perjalanan
5. Mengakomodasi orang yang ingin tiba di kantor sebelum interupsi hari-kerja normal
mulai
6. Meningkatnya produksi
7. Memfasilitasi penjadwalan karyawan untuk urusan medis, gigi, dsb.
8. Mengakomodasi kegiatan waktu senggang karyawan
9. Menurunnya tingkat absensi
10. Menurunnya tingkat karyawan yang keluar (turnover)
Kerugian
1. Kurangnya pengawasan selama jam-jam kerja tertentu
2. Orang-orang kunci tak ada pada waktu-waktu tertentu
3. Kurangnya staf pada saat-saat tertentu
4. Masalah mengakomodasi karyawan yang hasil kerjanya untuk masukan bagi
karyawan lainnya
5. Penyalahgunaan program flexitime oleh karyawan
6. Kesulitan merencanakan jadwal kerja
7. Masalah pencatatan jam-jam bekerja atau akumulasi
8. Ketidakmampuan menjadwal rapat pada waktu yang baik
9. Ketidakmampuan mengkoordinasi proyek-proyek
Modifikasi Perilaku. Modifikasi perilaku adalah program yang memfokuskan pada
pengelolaan kegiatan manusia dengan mengendalikan akibat-akibat dari pelaksanaan
tersebut . Menurut hukum akibat, perilaku yang mendapat ganjaran (hadiah) cenderung
berulang, sedang perilaku yang dihukum cenderung menghilang. Walaupun program
modifikasi perilaku melibatkan administrasi dari ganjaran dan hukuman, tetapi biasanya
ganjaranlah yang ditekankan, karena lebih efektif daripada hukuman dalam
mempengaruhi perilaku.
Sistem Manajemen Lickert. Setelah mempelajari beberapa jenis dan ukuran organisasi,
Lickert berkesimpulan bahwa gaya manajemen dalam perusahaan dapat dibedakan
atas :
Sistem 1. Gaya manajemen yang berciri kurang keyakinan atau kepercayaan pada
bawahan. Bawahan tidak bebas untuk membicarakan pekerjaannya dengan atasan, dan
memotivasi dengan ketakutan, hukuman, dan kadangkala ganjaran. Aliran informasi
terutama mengarah ke bawah, dan sejumlah besar pembuatan keputusan dilakukan oleh
pimpinan organisasi.
Sistem 2. Gaya yang dicirikan oleh keyakinan dan kepercayaan atasan terhadap
bawahan. Meskipun kebijakan terutama dibuat oleh pimpinan, akan tetapi sebagian
keputusan dibuat oleh bawahan berdasarkan kerangka acuan tertentu.
Sistem 3. Berciri keyakinan kepada bawahan meskipun tidak sepenuhnya. Bawahan
agak bebas membahas pekerjannya dengan atasan, dan termotivasi oleh ganjaran,
kadangkala hukuman, dan sebagian keterlibatan. Komunikasi ke atas sebagian diterima.
Keputusan yang lebih spesifik dibuat oleh bawahan.
Sistem 4. Berciri keyakinan dan kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan. Bawahan
termotivasi oleh ganjaran ekonomis yang didasarkan atas sistem kompensasi yang
dikembangkan melalui partisipasi karyawan dan keterlibatan dalam penetapan tujuan.
Informasi berjalan ke bawah, ke atas, dan ke samping. Pembuatan keputusan tersebar.
66
Licker menyarankan bahwa kalau gaya manajemen bergerak dari Sistem 1 ke Sistem 4,
kebutuhan manusia dari individu dalam organisasi cenderung lebih efektif terpenuhi
dalam jangka panjang. Jadi sebuah organisasi yang bergerak menuju Sistem 4
cenderung menjadi lebih produktif dalam jangka panjang.
7. DINAMIKA KELOMPOK DAN KOMUNIKASI
A. Definisi kelompok
Kelompok adalah ”dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain untuk
merealisasikan tujuan tertentu atau memenuhi kebutuhan tertentu”. Sebuah Tim
adalah sebuah kelompok yang para anggotanya saling bekerja keras untuk mencapai
sasaran atau tujuan bersama. Semua Tim adalah kelompok, tetapi tidak semua
kelompok itu Tim. Yang membedakan tim dari kelompok adalah intensitas dari
anggota-anggota tim untuk bekerja bersama dan sasaran atau tujuan tim yang
spesifik dan diutamakan.
Kelompok dapat dibedakan atas : 1) kelompok informal  sekumpulan orang yang
tujuannya untuk persahabatan, biasanya berkembang secara spontan. 2) kelompok
formal  kelompok yang dibentuk dengan maksud untuk melakukan pekerjaan yang
bersifat produktif, berstruktur lebih rasional dan kurang cair (tidak mudah berubah),
yang memberikan tanggung jawab kepemimpinan formal pada seseorang untuk
menjamin para anggotanya melaksanakan tugas-tugas; bisa disebut tim, komite, atau
kelompok kerja, dan biasanya dibentuk dengan maksud memberikan kontribusi pada
keberhasilan suatu organisasi yang lebih besar.
B. Daya Tarik Kelompok
Komitmen seseorang pada kelompok bersumber pada dua faktor, yaitu ”daya tarik
(atraction)” yang merupakan gambaran kelompok dilihat dari luar; dan ”kepaduan
(cohesiveness)” yang merupakan kecenderungan anggota-anggota kelompok untuk
mengikuti kelompok dan melawan pengaruh dari luar atau kecenderungan anggota
untuk menyatu bersama.
Faktor-faktor yang Meningkatkan atau Menurunkan daya tarik
Kepaduan Kelompok
Faktor yang meningkatkan
1. Prestise dan status
2. Hubungan kerjasama
3. Tingkat interaksi yang tinggi
4. Berukuran relatif kecil
5. Kesamaan para anggota
6. Citra publik dari kelompok yang unggul
7. Ancaman bersama dalam lingkungan
Faktor yang menurunkan
1. Permintaan yang tak beralasan dan
tak disetujui atas individu
2. Ketidaksetujuan atas prosedur,
kegiatan, peraturan, dsb
3. Pengalaman tak menyenangkan
dengan kelompok
4. Persaingan antara permintaan kelompk
Dan kegiatan di luar yang lebih disukai
5. Citra publik dari kelompok yang tak
menguntungkan
6. Persaingan untuk keanggotaan oleh
kelompok-kelompok lain
67
C. Perkembangan Kelompok
Ciri-ciri kelompok yang sudah matang :
 Para anggota menyadari diri mereka mengenai aset dan kewajiban satu sama lain
dalam kaitannya dengan tugas kelompok;
 Perbedaan individu diterima tanpa diberi label baik atau buruk
 Kelompok telah mengembangkan wewenang dan hubungan antar pribadi yang
diakui dan diterima oleh para anggota;
 Keputusan-keputusan kelompok dibuat melalui diskusi yang rasional,. Pendapat dan
ketidaksetujuan minoritas diakui dan didorong. Tidak ada upaya untuk memaksakan
keputusan auara bulat yang palsu;
 Konflik adalah mengenai isu-isu kelompok yang penting seperti tujuan kelompok dan
efektivitas serta efisiensi dari berbagai jalan untuk mencapai tujuan kelompok.
Konflik mengenai isu-isu emosional yang berkaitan dengan struktur kelompok,
proses atau hubungan antar pribadi sangat minim;
 Para anggota sadar mengenai proses dalam kelompok dan peranan mereka
masing-masing.
Perkembangan Kelompok dari Pembentukan Hingga Kematangan
DERAJAD KEMATANGAN KELOMPOK
Matang (efisien, efektif)
Rintangan
Ketidakpastian
atas kekuasaan dan wewenang
1.Orientasi
2.Konflik &
tantangan
3.Kepaduan
Rintangan
Ketidakpastian
atas hubungan antar pribadi
4.Khayalan 5.Kekecewaan
6.Penerima
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
Tidak Matang (Tak efisien, Tak efektif)
Tahap I : Orientasi  Upaya dilakukan untuk memecahkan batu es (ice breaking).
Ketidakpastian mengenai tujuan, kekuasaan, dan hubungan antar pribadi tinggi. Para
anggota biasanya ingin dan menerima kepemimpinan apapun pada tahap ini.Pemimpin
yang muncul seringkali salah menafsirkan masa ”bulan madu” ini sebagai mandat untuk
pengendalian permanen.
68
Tahap 2 : Konflik dan tantangan  Kalau filosofi tujuan dan kebijakan dari pemimpin
yang muncul menjadi jelas, individu-individu atau kelompok muncul untuk
memperjuangkan langkah alternatif dan pengendalian. Tahap ke 2 ini dapat
berkepanjangan selagi para anggota berusaha menjelaskan dan merekonsiliasi
peranan mereka sebagai bagian dari redistribusi kekuasaan dan wewenang yang
lengkap (tuntas).
Tahap 3 : Kepaduan  Pergeseran dalam kekuasaan yang berlangsung sejak Tahap 2
selesai, di bawah pemimpin baru atau pemimpin semula dengan kesepakatan baru
mengenai wewenang, struktur dan prosedur. Setiap orang menjadi benar-benar terlibat,
sehingga perasaan ”kita” akan mendominasi. Perbedaan mengenai kekuasaan dan
wewenang dapat diselesaikan dengan cepat.
Tahap 4 : Khayalan  Perasaan ”telah melewati kondisi terburuk” berjalan setelah
melalui transisi yang agak cepat pada Tahap 3. Para anggota berketetapan hati untuk
meningkatkan keselarasan dengan segala cara.Partisipasi dan persahabatan berjalan
baik sekali karena para anggota yakin bahwa semua permasalahan emosional yang
sulit telah teratasi.
Tahap 5 : Kekecewaan  Sub kelompok akan terbentuk karena khayalan akan
manfaat tak terbatas telah luntur dan berkembang kekecewaan atas apa yang
dihasilkan. Orang yang harapannya tidak terealisasi menantang kelompok untuk
berkarya lebih baik lagi. Orang lain menahan. Kelambanan dan absensi merupakan
gejala menurunnya kepaduan dan komitmen.
Tahap 6 : Penerimaan  Biasanya ada anggota kelompok (seseorang selain
pemimpin kelompok yang bertindak sebagai katalisator kelompok) yang terpercaya dan
berpengaruh yang peduli atas kelompok untuk maju ke depan dan membantu kelompok
dalam mengalihkan konflik menuju kepaduan. Pemahaman pribadi dan saling
pengertian yang lebih besar membantu para anggota menyesuaikan dengan situasi
tanpa menimbulkan masalah. Pengharapan para anggota lebih realistis. Kelompok
pada Tahap 6 cenderung menjadi sangat efektif dan efisien, karena struktur wewenang
pada umumnya diterima, subkelompok dapat mengejar hal-hal yang berbeda tanpa
mengancam kepaduan kelompok
D. Komunikasi
Beberapa definisi tentang komunikasi dari beberapa pakar manajemen adalah :
 ”berbagi informasi di antara dua atau lebih orang atau kelompok untuk mencapai
pengertian bersama” (Gareth Jones & Jennifer George);
 ” pengalihan informasi, ide/gagasan, pengertian/perasaan di antara orang-orang”
(Wayne Mondy & Shane Premeaux);
 ”pengalihan informasi dan pengertian antar pribadi” (Robert Kreitner);
 ” proses pengiriman (penyebaran) informasi dari satu orang kepada orang lain”
(Ricky Griffin);
 ”proses berbagi informasi dengan orang lain” (Samuel Certo);
 ”penerusan atau penyebaran informasi – data dalam bentuk yang masuk akal dan
dapat dipergunakan – dari satu orang atau kelompok kepada lainnya” (Warren
Plunkett & Raymond Attner);
 ”proses pengiriman dan penerimaan simbol dengan pesan melekat padanya antar
pribadi/orang” (John Schermerhorn,Jr)
69
MANAJEMEN DAN KOMUNIKASI
TUGAS-TUGAS
MANAJEMEN
PERENCANAAN
PENGORGANISASIAN
PENGARAHAN
PENGENDALIAN
DIKERJAKAN
MELALUI
KOMUNIKASI
Melakukan pertemuan
Memberikan informasi
Melakukan wawancara
Menulis laporan
Menulis Memo
Mengumumkan
Panggilan telpon
Pembicaraan tatap muka
Penghalang Komunikasi
Sejauh mana komunikasi organisasi ”bekerja efektif”, dapat dilihat dari apakah
pesan-pesan yang dikehendaki mempunyai dampak yang diinginkan terhadap perilaku
karyawan. Hal ini berkaitan erat dengan empat faktor penghalang komunikasi, sbb. :
 Penghalang proses  Kompleksitas dari proses komunikasi berpotensi menjadi
penghalang komunikasi. Kondisi tak berfungsi di manapun sepanjang proses
komunikasi dapat secara tersendiri atau kolektif menghambat pemindahan pengertian;
 Penghalang fisik  Kadangkala obyek fisik (misalnya pelindung telinga, jarak yang
terlalu jauh, perbedaan zona waktu) menghambat komunikasi yang efektif.
Penghalang fisik dapat dihilangkan dengan bantuan ekologis organisasi, misalnya
dengan mendesain ulang bangunan dan perkantoran;
 Penghalang semantik  Kata-kata sangat diperlukan , meski kadang-kadang
menimbulkan banyak kesulitan. Para manajer di bidang akuntansi, ilmu komputer,
atau periklanan sudah terbiasa dengan bahasa teknis masing-masing, sehingga
melupakan bahwa orang di luar bidangnya tidak memahaminya;
 Penghalang psikologis  Penghalang psikologis dan sosial dominan atas
meningkatnya hambatan komunikasi dibanding penghalang lainnya. Penghalang ini
contohnya : latar belakang, persepsi, nilai, kebutuhan, pengharapan, dan
kecenderungan berat sebelah dari orang-orang, serta permasalahan keluarga dan
individu yang berbeda-beda.
Kemajuan Teknologi Dalam Komunikasi
Kemajuan teknologi dalam teknologi informasi telah meningkatkan kemampuan
manajer secara dramatis dalam berkomunikasi dan mengakses informasi dengan cepat
guna membuat keputusan. Tiga kemajuan yang mempunyai dampak besar terhadap
komunikasi manajerial adalah : internet, intranet, dan groupware.
Internet : sebuah sistem jaringan komputer global yang mudah untuk dimasuki dan
dipergunakan oleh karyawan organisasi di seluruh dunia untuk berkomunikasi di dalam
dan di luar perusahaan-perusahaan mereka. Manajer dan perusahaan menggunakan
internet untuk berbagai keperluan komunikasi, yaitu berkomunikasi dengan pemasok
dan kontraktor untuk menjaga tingkat persediaan yang layak serta memantau kemajuan
proyek serta perubahan skedul; berkomunikasi di dalam perusahaan sendiri terutama
70
dengan kantor-kantor yang jauh dari kantor pusat dengan email; menyampaikan
informasi kepada pelanggan potensial dan masyarakat lain, menjual barang/jasa
kepada pelanggan, mengumpulkan informasi perusahaan lain, termasuk pesaing.
Intranet : jaringan informasi melalui internet di dalam perusahaan sendiri untuk berbagi
informasi. Intranet memungkinkan para karyawan memiliki berbagai jenis informasi
pada keyboard mereka masing-masing, seperti : direktory, buku telpon, buku pedoman,
angka-angka persediaan, spesifikasi produk, informasi mengenai pelanggan, biografi
para manajer puncak dan dewan direksi, angka-angka penjualan dunia, notulen rapat,
laporan tahunan, skedul penyerahan, dan angka-angka mutakhir pendapatan, biaya
dan keuntungan, dll.
Groupware : perangkat lunak komputer yang memungkinkan para anggota kelompok
dan tim untuk berbagi informasi satu sama lainnya untuk meningkatkan komunikasi dan
kinerja. Para manajer sangat mungkin dapat menggunakan groupware dengan sukses
sebagai media komunikasi dalam organisasi jika kondisi berikut terpenuhi :
 Pekerjaan berbasis kelompok atau tim, dan para anggota diberi penghargaan paling
tidak untuk kinerja kelompok;
 Groupware sepenuhnya didukung manajemen puncak;
 Budaya organisasi menekankan fleksibelitas dan berbagi pengetahuan, dan
organisasi tidak memiliki hierarki yang ketat;
 Groupware dipergunakan untuk maksud tertentu dan dipandang sebagai alat bagi
anggota-anggota kelompok atau tim untuk bekerja bersama dengan efektif, bukan
sebagai sumber kekuasaan atau keuntungan pribadi;
 Para karyawan menerima pelatihan yang memadai dalam penggunaan komputer
dan groupware.
IV. ESENSI PENGENDALIAN
Definisi
Definisi pengendalian menurut para pakar :
 ”fungsi manajemen dimana para manajer menetapkan dan mengkomunikasikan
standar kinerja untuk orang, proses, dan peralatan; Standar adalah pedoman atau
tolok banding yang ditetapkan sebagai dasar untuk pengukuran kapasitas, kuantitas,
isi, nilai, biaya, kualitas, atau kinerja. Secara kuantitatif atau kualitatif, standar harus
merupakan pernyataan mengenai hasil yang diharapkan yang tepat, eksplisit, dan
formal” (Plunkert & Attner, 1997);
 ”proses dimana para manajer memantau dan mengatur bagaimana sebuah organisasi
dan segenap anggotanya menjalankan semua kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Dalam pengendalian, para
manajer memantau dan mengevaluasi apakah strategi dan struktur organisasi bekerja
seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-hal tersebut dapat ditingkatkan, dan
bagaimana harus diubah jika tidak bekerja” (Jones & George, 2003);
 ”proses pemantauan aktivitas untuk menjamin bahwa standar dapat terlaksana
sebagaimana direncanakan dan melakukan langkah koreksi terhadap penyimpangan
yang berarti. Semua manajer harus terlibat dalam fungsi pengendalian biarpun unit
kerjanya telah menjalankan tugas sebagaimana direncanakan. Sistem pengendalian
yang efektif menjamin bahwa aktivitas telah dijalankan dengan cara-cara yang dapat
mengantarkan organisasi mencapai tujuannya” (Robbins & DeCenzo, 1995)
71
Sistem Pengendalian
Sistem pengendalian adalah sistem penetapan sasaran, pemantauan, evaluasi
dan umpan balik secara formal yang memberikan informasi kepada para manajer
mengenai apakah strategi dan struktur organisasi telah bekerja secara efektif dan
efisien. Sistem pengendalian dikembangkan untuk mengukur kinerja pada setiap tahap
dalam proses mentransformasi masukan menjadi barang dan jasa.
Tahap Masukan
Tahap Konversi
Pengendalian
Umpan Maju
--------------------------(Mengantisipasi
masalah sebelum
terjadi)
Pengendalian
Berjalan
--------------------(Mengelola
masalah pada
saat terjadi)
Tahap Keluaran
Pengendalian
Umpan Balik
-------------------------(Mengelola
masalah setelah
terjadi)
Proses Pengendalian
Proses pengendalian terdiri dari tiga langkah terpisah, yaitu mengukur kinerja yang
nyata, membandingkan kinerja nyata dengan standar (yang ditetapkan dalam fungsi
perencanaan), dan mengambil langkah manajerial untuk mengoreksi penyimpangan.
Menurut Robbins dan DeCenzo, proses pengendalian didasarkan atas asumsi bahwa
standar kinerja telah ditetapkan sebelumnya, akan tetapi kinerja nyata perlu dijadikan
bahan evaluasi untuk meninjau kembali relevansi dari standar itu sendiri.
Empat langkah dalam Pengendalian Organisasi
Langkah I : Menetapkan standar kinerja, sasaran, atau target sebagai dasar untuk
evaluasi kinerja;
Langkah 2 : Mengukur kinerja nyata;
Langkah 3 : Membandingkan kinerja nyata dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan;
Langkah 4 : Mengevaluasi hasil dan melakukan tindakan koreksi jika standar tidak
tercapai;
Tiga Sistem Pengendalian Organisasi
1. Jenis Pengendalian Keluaran, mekanismenya : ukuran kinerja keuangan, sasaran
organisasi, dan anggaran operasional;
2. Jenis Pengendalian Perilaku, mekanismenya : supervisi langsung, manajemen
berdasar sasaran, dan aturan & prosedur operasi standar;
3. Jenis Pengendalian Budaya Organisasi, mekanismenya nilai, norma, sosialisasi.
72
Kualitas Sistem Pengendalian yang Efektif
Sebuah sistem pengendalian yang efektif cenderung memiliki kualitas tertentu
yang sama. Pentingnya kualitas ini tergantung pada situasi, tetapi dapat disimpulkan
bahwa karakteristik berikut membuat sistem pengendalian menjadi lebih efektif.
1. Keakuratan  sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang tidak akuran
dapat berakibat manajemen gagal mengambil tindakan yang seharusnya diambil
atau merespon suatu masalah yang seharusnya tidak ada;
2. Tepat waktu  pengendalian harus menarik perhatian manajemen pada variasi
waktu untuk mencegah pelanggaran serius pada kinerja unit kerja;
3. Ekonomis  sebuah sistem pengendalian harus ekonomis untuk dioperasikan.
Setiap sistem pengendalian harus bertumpu pada manfaat yang dihasilkan dalam
kaitannya dengan biaya yang harus ditanggung;
4. Fleksibelitas  pengendalian yang efektif harus cukup fleksibel untuk
menyesuaiakan terhadap perubahan yang merugikan atau mengambil manfaat dari
peluang baru;
5. Dapat dimengerti  pengendalian yang tidak bisa dimengerti tidak memiliki nilai.
Sistem pengendalian yang sulit dimengerti dapat mengakibatkan kesalahan yang
tidak perlu terjadi, karyawan yang frustasi, dan akhirnya diabaikan;
6. Kriteria yang beralasan  standar pengendalian harus beralasan dan dapat dicapai.
Jika terlalu tinggi atau tak beralasan, ia tidak lagi memotivasi;Pengendalian harus
memperkuat standar yang menantang dan mendukung orang untuk mencapai
kinerja yang lebih tinggi tanpa menurunkan motivasi;
7. Penempatan strategis  manajemen tidak bisa mengendalikan segala sesuatu yang
berlangsung dalam sebuah organisasi. Kalaupun dapat dilakukan, manfaat yang
diperoleh tidak sepadan dengan biaya yang ditanggung. Karenanya manajer harus
meletakkan pengendalian pada faktor-faktor yang bersifat strategis terhadap kinerja
organisasi; Pengendalian harus mencakup kegiatan, operasi, dan peristiwa yang
kritis di dalam organisasi. Pengendalian harus berfokus pada tempat-tempat dimana
penyimpangan terhadap standar paling mungkon terjadi atau penyimpangan yang
berakibat paling merugikan;
8. Tekanan pada pengecualian  karena manajer tidak bisa mengendalikan semua
kegiatan, maka harus menempatkan alat pengendali strategis yang mana alat ini
hanya mengundang perhatian pada pengecualian. Sebuah sistem pengendalian
menjamin bahwa seorang manajer tidak akan kewalahan dengan informasi tentang
penyimpangan dari standar. Hal ini dilakukan dengan cara penetapan pos-pos
pemeriksaan (checkpoint) yang berfungsi sebagai alat kendali sehingga terhindar
dari hal-hal yang rutin;
9. Kriteria ganda  manajer dan juga karyawan akan berusaha melihat hal-hal bagus
pada kriteria yang dikendalikan. Jika manajemen mengendalikan dengan mengguna
kan ukuran tunggal, misalnya satuan laba, maka upaya hanya akan terfokus pada
hal-hal yang tampak bagus pada standar tersebut. Kriteria ganda memiliki dua efek
positif. Karena lebih sulit memanipulasi dibanding ukuran tunggal, maka hal itu
dapat mengurangi upaya untuk sekedar tampak bagus saja. Selain itu, karena
kinerja jarang dapat dievaluasi dari satu indikator, kriteria ganda memungkinkan
penilaian kinerja yang lebih akurat;
73
10. Tindakan korektif  sebuah sistem pengendalian yang efektif tidak hanya
menunjukkan kapan sebuah penyimpangan dari standar yang berarti terjadi, tetapi
juga menyarankan tindakan apa yang harus diambil guna mengoreksi
penyimpangan. Ia akan menegaskan masalahnyadan menentukan pemecahannya.
Hal ini seringkali dilaksanakan dengan menyusun pedoman jika-maka, misalnya jika
penerimaan unit kerja merosot lebih dari 50%, maka biaya per unit harus diturunkan
dengan jumlah yang sama.
Pengendalian Produksi
Kemungkinan gangguan prosuksi
Tindakan koreksi
1. Kerusakan mesin
1. Kontrak servis; pemeliharaan preventif terrencana; menyewa mesin.
2. Kualitas produksi yang kurang
2. Memperbaiki dan membetulkan; konsesi dari
baik
rekayasa desain.
3. Produktivitas rendah
3. Skim bonus produktivitas, skim insentif
4. Kekurangan tidak terduga
4. Menggunakan material lain, pengiriman segar;
memodifikasi atau mengolah kembali bagian lain
5. Tolakan material yang diterima 5. Memodifikasi atau mengolah kembali; konsesi
dari rekayasa desain; pengiriman pengganti.
6. Pemasok mogok
6. Menggunakan pemasok alternatif; persediaan
keamanan.
7. Kegagalan pengangkutan
7. Menggunakan metode angkutan alternatif
(misalnya angkutan udara untuk angkutan laut
8. Kemangkiran
8. Memperbaiki hubungan perburuan;
kerja lembur; menambah sift kerja.
9. Larangan kerja lembur
9. Menggunakan tenaga sementara; rekruitmen;
Memperbaiki hubungan perburuan.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)
I. PENGERTIAN MSDM
Manjemen
sumber
daya
manusia
merupakan
suatu
perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu
pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai).
II. FUNGSI OPERATIF MSDM
Terdapat enam fungsi operatif MSDM, yaitu :
1. Pengadaan tenaga kerja
a. Perencanaan SDM
b. Analisis jabatan
c. Penarikan pegawai
d. Penempatan kerja
e. Orientasi kerja (job orientation)
74
2. Pengembangan tenaga kerja mencakup:
a. Pendidikan dan pelatihan
b. Pengembangan (karier)
c. Penilaian prestasi kerja
3. Pemberian balas jasa mencakup :
a. Balas jasa langsung : gaji/upah, insentif
b. Balas jasa tak langsung : keuntungan (benefit), pelayanan/kesejahteraan
(services)
4. Integrasi :
a. Kebutuhan karyawan
b. Motivasi kerja
c. Kepuasan kerja
d. Disiplin kerja
e. Partisipasi kerja
5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup :
a. Komunikasi kerja
b. Kesehatan dan keselamatan kerja
c. Pengendalian konflik kerja
d. Konseling kerja
6. Pemisahan tenaga kerja mencakup :
Pemberhentian karyawan
II. PERENCANAAN SDM
Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah ”suatu proses
menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan,
pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi dengan
rencana organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai secara tepat dan
bermanfaat secara ekonomis” (DR.A.A. Anwar Prabu Mangkunegara,Drs,Msi,Psi).
Kepentingan Perencanaan SDM :
1. Kepentingan individu  membantu meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan
pegawai dapat dicapai melalui perencanaan karier;
2. Kepentingan organisasi  dalam mendapatkan calon pegawai yang memenuhi
kualifikasi, dengan perencanaan SDM dapat dipersiapkan calon-calon pegawai yang
berpotensi untuk menduduki posisi manajer untuk masa yang akan datang;
3. Kepentingan nasional  pegawai-pegawai yang berpotensi tinggi dapat dimanfaatkan
pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Mereka
dapat dijadikan tenaga-tenaga ahli dalam bidang tertentu untuk membantu program
pemerintah.
Komponen Perencanaan SDM :
1. Tujuan  perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan
individu, organisasi, dan kepentingan nasional;
2. Perencanaan organisasi  merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
mengadakan perubahan positif bagi perkembangan organisasi, yang juga merupakan
hal yang organik, pendekatan proses yang berorientasi pada perubahan organisasi
dan efektivitas manajemen;
75
3. Pengauditan SDM  meliputi penelusuran secara normal dan sistematis mengenai
efektivitas program kepegawaian, program analisis jabatan, penarikan pegawai,
testing, pelatihan dan pengembangan manajemen, promosi jabatan, transfer, taksiran
pegawai, hubungan kerja, pelayanan pegawai, moral dan sikap kerja, penyuluhan
pegawai, upah, administrasi upah, dan penelitian pegawai; Dalam pengauditan SDM
perlu diperhatikan aspek-aspek : kualitas kekuatan kerja, penentuan kualitas, daftar
kemampuan (skill), turnover, dan perubahan intern;
4. Peramalan SDM  mirip dengan pengauditan SDM, perbedaannya peramalan SDM
untuk masa yang akan datang dan lebih menitikberatkan pada penyesuaian terhadap
perubahan eksternal organisasi, dan sangat dipengaruhi secara drastis oleh tingkat
produksi.
III. PENARIKAN PEGAWAI
Penarikan pegawai adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan tambahan pegawai yang melalui tahapan yang
mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan pegawai, menentukan
kebutuhan pegawai yang diperlukan perusahaan, proses seleksi, penempatan, dan
orientasi pegawai.
Sumber-sumber penarikan pegawai :
a. Sumber dari dalam perusahaan  proses memutasikan pegawai berdasarkan hasil
evaluasi terhadap penilaian prestasi kerja dan kondite pegawai yang ada di
perusahaan (promosi jabatan, transfer atau rotasi pekerjaan, demosi jabatan);
b. Sumber dari luar perusahaan  melalui iklan media masa, lembaga pendidikan,
Depnaker, dan lamaran kerja yang masuk;
Seleksi Calon Pegawai :
a. Pengertian seleksi calon pegawai : pemilihan dari berbagai obyek pilihan dengan
mengutamakan beberapa obyek saja yang dipilih;
b. Teknik-teknik seleksi  Tes pengetahuan akademik, Tes psikologi (tes bkat, tes
kecenderungan untuk berpres:tasi, tes minat bidang pekerjaan, dan tes kepribadian),
wawancara.
IV. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
Pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai non-manajerial
mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas (Andrew E.
Sikula).
Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai manajerial
mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum.
Komponen-komponen pelatihan dan pengembangan :
1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur;
2. Para pelatih (trainers) harus memiliki kualifikasi yang memadai;
3. Materi latihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai;
4. Metode pelatihan dan pengembangan harus sesui dengan tingkat kemampuan
pegawai yang menjadi peserta;
76
5. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainee) harus memenuhi persyartan yang
ditentukan.
Prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan :
1. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan;
2. Tahapan-tahapan tersebut harus sisesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai;
3. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan
dengan serangkaian materi pelajaran;
4. Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari
peserta;
5. Menggunakan konsep shaping (pembentukan) perilaku
Tahapan-tahapan penyusunan peltihan dan pengembangan :
1. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan/pengembangan (job study);
2. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan/pengembangan;
3. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurannya;
4. Menetapkan metode pelatihan/pengembangan;
5. Mengadakan percobaan (try out) dan revisi;
6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi.
Tujuan peltihan dan pengembangan :
1. Meningkatkn penghayatan jiwa dan ideologi;
2. Meningkatkan produktivitas kerja;
3. Meningkatkan kualitas kerja;
4. Meningkatkan ketetapan perencanaan SDM;
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja;
6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal;
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja;
8. Menghindarkan keusangan (obsolescence);
9. Meningkatkan perkembngan pegawai.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan :
1. Perbedaan individu pegawai;
2. Hubungan dengan jabatan analisis;
3. Motivasi;
4. Partisipasi aktif;
5. Seleksi peserta penataran;
6. Metode pelatihan dan pengembangan.
Metode Pelatihan dan Pengembangan :
1. On the job
2. Vestibule (ruang isolasi yang terpish) atau Balai;
3. Metode demonstrasi dan contoh;
4. Simulasi;
5. Apprenticeship  mengembangkan keterampilan perajin atau pertukangan;
6. Metode ruang kelas;
7. Metode kuliah;
8. Metode konferensi;
9. Metode studi kasus;
10. Metode bermin peran;
11. Bimbingan berencana;
77
V. KOMPENSASI PEGAWAI
Administrasi upah atau gaji (kadang-kadang disebut kompensasi) melibtkan
keseimbangan perhitungan; kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkn
sebagai suatu yang sebanding; Pemberian upah merupakan imbalan, pembayaran untuk
pelayanan yang telah diberikan oleh pegawai.
Kepentingan kompensasi pegawai :
Kompensasi sangat penting bagi pegawai maupun majikan, karena kompensasi
merupakan sumber penghasilan bagi mereka dan keluarganya; bagi majikan dan
perusahaan, kompensasi merupakan faktor utama dalam kepegawaian. Oleh karena itu
dalam menentukan pegawai perlu berdasarkan penilaian prestasi, kondite pegawai,
tingkat pendidikan, jabatandan masa kerja pegawai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi :
1. Faktor Pemerintah;
2. Penawaran bersama antara perusahaan dan pegawai;
3. Standar dan biaya hidup pegawai;
4. Ukuran perbandingan upah;
5. Permintaan dan persediaan;
6. Kemampuan membayar.
Bentuk-bentuk kompensasi pegawai :
1. Upah dan gaji  tingkat pembayaran, struktur pembayaran, penentuan bayaran
individu, metode pembayaran, kontrol pembayaran;
2. Benefit (keuntungan) dan pelayanan  Benefit adalah nilai keuangan (moneter)
langsung untuk pegawai yang secara cepat dapat ditentukan (bertujuan untuk
memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan);
sedangkan pelayanan adalah nilai kuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang
tidak dapat secara mudah ditentukan (laporan tahunan untuk pegawai, tim olah raga,
kamar tamu pegawai, kafetaria pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan).
78
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
A. PENGERTIAN
Produksi adalah pengubahan bahan2 dari sumber2 menjadi hasil yang diinginkan oleh
konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.
Dengan demikian produksi merupakan konsep yang lebih luas ketimbang manufaktur
(pengolahan), karena pengolahan hanyalah sebagai “bentuk khusus” dari produksi. Jadi
dengan demikian pedagang besar, pengecer, dan lembaga2 yang menyediakan jasa,
juga berkepentingan dengan produksi.
Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang mengubah keahlian dan
material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan
akan memperoleh laba untuk para pemilik.
Istilah “produksi” sering kaitan dengan istilah “produktivitas”, namun walaupun sangat
berkaitan bukan berarti bahwa “produktivitas” merupakan fasilitas yang aktif.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil
(jumlah barang dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja,
modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk menghasilkan hasil tersebut.
B. PRODUKSI
Kegiatan produksi melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber
menjadi barang dan jasa untuk dijual.
Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan2 penting untuk
mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah :
 Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur;
 Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut,
baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
C. SISTEM PRODUKSI MANUFAKTUR
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain produksi adalah :
a. Disain produksi dari barang yang diproses
Dalam bentuk seperti apakah barang dan jasa akan dibuat (pola, corak, kualitas) ?
b. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
Peralatan seperti apa yang akan dibeli supaya barang atau jasa dapat diproduksi
dengan biaya minimum ?
c. Disain tugas
Bagaimanakan kegiatan produksi itu akan dibagi kepada para pekerja menurut
keahlian, kesehatan, dan biaya yang diperlukan ?
d. Lokasi dari fasilitas produksi
Dimanakah fasilitas produksi/pabrik itu akan didirikan dalam kaitannya dengan letak
pasar sumber tenaga kerja dan material, pengawasan polusi lingkungan, dan faktor2
lain ?
e. Layout dari fasilitas tersebut
Bagaimanakah sebuah pabrik itu akan dipersiapkan supaya operasinya dapat efisien ?
Keputusan2 yang kompleks tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang
dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat proses tersebut, (2) jangka waktu
produksi, (3) sifat produk yang diproses.
79
1. Sifat Proses Produksi
Penggolongan proses produksi berdasarkan ”sifat” ini akan menentukan jenis atau
bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya,
proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam, yakni :
a. Proses ekstraktif
Adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan2 langsung dari alam. Contoh :
proses penambangan batu-bara, bijih besi, bijih emas, pengeboran minyak, dsb.
Proses ekstraksi ini terdapat dalam industri proses produksi dasar, oleh karena itu
pertanian dan perikanan juga disebut industri ekstraktif.
b. Proses analitik
Adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang
yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Contoh : penyulingan minyak;
c. Proses fabrikasi
Kadang2 disebut juga proses pengubahan
adalah suatu proses yang mengubah
suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres, dsb. Contoh : proses pembuatan
pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dsb.
d. Proses sistetik
Proses ini menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam bentuk
produk. Dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat berbeda dengan
jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia. Dalam industri lain seperti dalam
produksi mobil, alat2 listrik, barang elektronik (radio, TV, lemari pendingin, dll), dimana
bahan2 dirakit tanpa mengubah bentuk fisik atau susunan kimiawinya, disebut proses
perakitan atau assembling. Sering proses ini digunakan sebagai bagian dari proses
pengolahan.
2. Jangka Waktu Produksi
Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dimana
fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini proses produksi digolongkan menjadi 2
macam, yakni :
a. Proses terus-menerus (continuous process)
Istilah ini digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode
waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan
dipakai. Dalam hal ini banyak atau semua mesin akan melaksanakan operasi yang
sama dalam waktu yang tidak terbatas. Contoh : produksi mobil, dimana perubahan
model hanya 1 kali dalam setahun. Istilah terus-menerus juga terdapat di dalam
industri yang hanya mempunyai satu saat operasi (satu shift) yaitu pada pagi sampai
sore hari, sedangkan malam hari tidak beroperasi. Selain itu juga terdapat dalam
industri yang mempunyai kegiatan terus-menerus tanmpa berhenti selama periode
waktu yang lama, seperti : pabrik tekstil.
b. Proses terputus-putus (intermittent process)
Istilah terputus-putus ini terdapat dalam keadaan manufactur dimana mesin2 itu
beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk
membuat produk lain yang berbeda. Jadi alat yang sama dapat digunakan untuk
membuat beberapa macam produk sesuai dengan keinginan atau pesanan
konsumen. Contoh : alat2 untuk pengecoran logam.
80
3. Sifat Produk
Proses produksi yang ditentukan menurut sifat produknya, yang melibatkan ada atau
tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini proses produksi dapat
dibagi dalam 2 macam : (a) produksi standard, dan (b) produksi pesanan
a. Produksi Standard
Produksi barang2 yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard. Pada
produksi standard ini, dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan, di samping dikirim
untuk pembeli dan penyalur. Contoh : produksi televisi, lemari es, sikat gigi, dsb.
Penggunaan produksi ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :
 Memelihara sejumlah persediaan
 Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
 Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian
b. Produksi Pesanan
Produksi pesanan ini dilakukan apabila ada pembeli yang menghendaki spesifikasi
tertentu. Contoh : pakaian seragam, furniture tertentu (untuk asrama, sekolah TK).
KEGIATAN PRODUKSI
Keputusan2 yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan
menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas
serta kualitas produksinya. Masalah2 yang dihadapi oleh manajer produksi :
 Perencanaan produksi
 Organisasi produksi
 Pemeliharaan peralatan
 Pengawasan dan pemeriksaan kualitas
Biaya setiap unit produk yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kemampuan manajer
produksi dalam mengatasi masalah2 yang timbul.
I. Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang dan/atau jasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencanaan produksi dilakukan
agar fungsi produksi dapat berperan dengan baik.
Keputusan2 yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah2 perencanaan :
 Jenis barang yang akan dibuat
 Jumlah barang yang akan dibuat
 Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)
Keputusan tentang jenis dan jumlah barang yang akan dibuat sangat dipengaruhi oleh
data/informasi tentang kebutuhan pasar (dari bagian pemasaran).
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat, terdiri atas 4 tahap, yakni :
 Tahap pertama : penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat2
yang harus dipenuhi;
 Tahap kedua : penentuan disain barang yang tepat;
 Tahap ketiga : penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses
produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai;
81

Tahap keempat : pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang
disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas, dan mesin/peralatan yang tersedia.
Keputusan tentang jumlah barang yang akan dibuat dipengaruhi oleh perkiraan penjualan
(sales forcast) atau pola permintaannya, dan mempengaruhi penentuan jenis
mesin/peralatan yang akan digunakan.
II. Organisasi Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada
Bagian Produksi.. Pada bagian tertentu terdapat para spesialis yang ahli dalam
perencanaan, supervisi, atau pelaksanaantahap2 dalam proses produksi. Besarnya
organisasi produksi tergantung pada besarnya perusahaan dan kompleksnya proses
pengolahan yang diinginkan. Contoh dari organisasi yang sederhana dari sebuah
perusahaan menengah :
 Wakil direktur yang bertanggung jawab di bidang produksi
 Manajer Produksi
 Kepala Pengawasan Produksi
 Kepala Devisi A
 Kepala Inspektor
 Personalia Pengawasan Produksi
 Gudang
 Inspektor
 Manajer Riset
 Mandor Dept 1
 Personalia Riset
 Mandor Pembantu
 Pekerja
III. Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir
semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dan material) ke dalam satu
aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum, ongkos
terendah, dan kemungkinan waktu tercepat.
Pokok2 masalah pengendalian produksi meliputi : (a) Jenis2 Pengendalian Produksi, (b)
Tahap2 dalam Pengendalian Produksi, (c) Alat manajemen : Program Evaluation and
Review Technique (PERT).
a. Jenis2 Pengendalian Produksi
Terdapat 2 macam pengendalian produksi :
 Order Control  digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada
waktu menerima pesanan2 dari pembelinya;
 Flow Control  digunakan dalam pabrik2 yang berproduksi untuk persediaan dan
dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan
begitu pesanan pembeli diterima
Prosedur dari kedua jenis pengendalian ini sama, dan fungsinya untuk menentukan
apakah arus material dalam pabrik sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan, atau
untuk menentukan apakah pengangkutan barang jadi ke gudang/ tempat penyimpanan
sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan, agar tidak mengganggu pemasarannya.
b. Tahap2 dalam Pengendalian Produksi
 Perencanaan  Jika pesanan pembeli atau pesanan untuk persediaan perusahaan
telah diterima oleh bagian perencanaan produksi, maka pesanan dipecah-pecah ke
dalam beberapa bagian, dengan menggunakan kartu material (bill of material) yang
memuat komponen2 jadi maupun yang akan diproses lagi, atau disebut order. Daftar
tersebut dipecah ke dalam beberapa formulir yang memuat jumlah material/barang
82
yang akan dibeli dari produsen laian untuk keperluan proses produksi. Kemudian
formulir2 permintaan material dan komponen2 yang diperlukan diberikan ke Bagian
Pembelian.
 Routing  merupakan suatu usaha untuk menentukan urut-urutan dari proses dan
alat2 digunakan dalam proses produksi. Sebelum proses dimulai, semua masalah
tersebut disusun terlebih dahulu dalam route sheet.
 Scheduling  Merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan
dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini harus dibuat sebelum produksi
dimulai di dalam bentuk master schedule yang kemudian dipecah-pecah ke dalam
schedule2.
 Dispatching  merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan
kegiatan produksi. Surat perintah ini dibuat sebelum produksi dimulai dalam bentuk
dispatch sheet. (memuat : barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya; disain,
ukuran dan bahan yang akan dipakai; mesin dan peralatan yang harus dipakai;
petugas yangh harus mengerjakan; kapan harus dimulai dan selesai; kepada siapa
barang tersebut dijual).
Terdapat perbedaan urutan tahap pengendalian produksi, antara proses terus-menerus
(continuous) dengan proses yang terputus-putus (intermittent). Pada proses terusmenerus : routing ditetapkan lebih dulu baru kemudian schedulling dan terakhir
dispatching (pada proses ini routing ditetapkan pada saat perusahaan didirikan, dan
untuk jangka waktu yang relatif lama). Sedangkan pada proses terputus-putus
schedulling ditentukan terlebih dahulu, kemudian menyusul routing dan terakhir
dispatching (pada proses intermitten penting untuk menentukan scheduling karena
barang yang dihasilkan tidak selalu sama, baik jenis, kualitas, jumlah, maupun waktu
penyerahannya). Penetapan routing pada proses terputus-putus harus diusahakan untuk
memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia semaksimal mungkin.
c. Analisis Jaringan kerja : Metode Jalur kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja (Network Analysis)  teknik yang berkaitan dengan masalah
penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian
suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.
Analisis jaringan kerja banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan Critical Path
method (CPM ; Metode Jalur Kritis - MJK) dan Program Evaluation Review Technique
(PERT). Teknik ini berguna terutama untuk menggambarkan elemen2 dalam situasi yang
kompleks untuk tujuan mendisain, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan
dan mengambil keputusan.
Dalam PERT khususnya, beranggapan bahwa waktu untuk melaksanakan masing2
kegiatan tidak menentu (uncertain), sehingga digunakanlah tiga perkiraan waktu : optimis,
pesimis, dan normal.
Konsep dasar analisis jaringan kerja :
1. Jaringan Kerja (Networking)  merupakan satu seri (rangkaian) aktivitas yang
bersambung dalam menghasilkan barang dan atau jasa, yang terarah kepada usaha
pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting dalam jaringan ini adalah
aktivitas (activity  kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang
membutuhkan satu waktu tertentu) dan kejadian (event saat mulanya atau
berakhirnya aktivitas). Kejadian paling akhir tidak dapat terjadi sebelum aktivitas2
sebelumnya selesai; Antara event mulai dan event penyelesaian dihubungkan dengan
83
aktivitas. Hubungan antara berbagai event (baik mulai maupun penyelesaian) setiap
bagian pekerjaan sampai dengan penyelesaian paling akhir, akan membentuk suatu
diagram jaringan kerja (Network Diagram).
2. Jalur Kritis (Critical Path)  adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan
satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Beberapa hal penting diperhatikan :
a. Jalur kritis menyoroti aktivitas2 yang harus (dapat) dilakukan dengan cepat,
bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek;
b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan
menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan;
c. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin
akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.
Jalur kritis lebih mengarahkan perhatian manajemen pada situasi yang penting,
memusatkan perhatian pada kemacetan dan menghilangkan hal2 yang tidak perlu
pada jalur lain yang tidak akan dapat mempercepat penyelesaian seluruh rangkaian
pekerjaan.
Aktivitas Semu (Dummy)
Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian pada setiap penyusunan diagram
jaringan kerja adalah aktivitas semu (dummy), yaitu suatu aktivitas dalam jaringan kerja
yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semu menggambarkan hubungan
antara satu event yang lebih dulu dengan dua even berikutnya meskipun tidak saling
bergantung satu sama lain (terjadi aktivitas semu apabila terdapat 2 event yang bermula
dari 1 event pendahulu dengan aktivitas 2 yang berbeda, dan keduanya menuju 1 event
berikutnya dengan aktivitas yang berbeda pula)
Keterbatasan2 Metode Jalur kritis (MJK)
Faktor2 penting yang membatasi penerapan MJK adalah :
1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui
dengan tepat pada setiap waktu. Hal demikian tidak mungkin terjadi pada kehidupan
negara
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan perkiraan waktu
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik
Program Evaluation and Review Tehcnique (PERT)
Untuk mengatasi keterbatasan pada MJK yaitu asumsi keadaan yang statik, diciptakan
satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan b eberapa hal :
1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang
akan datang;
2. Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu
penyelesaian keseluruhan pekerjaan;
3. Membuat model yang baru sebagai alat kontrol yang dinamik; model ini dikenal
dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu, yaitu :
 Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian paling
pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancar;
 Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang
paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan2 penundaan;
 Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu pen yelesaian sebagaimana
biasa terjadi.
84
Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut, untuk menghitung waktu yang
diharapkan, menggunakan rumus :
Wo + 4 Wn + Wp
Wh = -----------------------6
Waktu yang diharapkan merupakan kesempatan 50 – 50 bagi aktivitas untuk diselesaikan
Beberapa rumus statistik yang dapat digunakan untuk tujuan ini bersama-sama dengan
tabel nilai probabilitas untuk distribusi normal adalah standard deviasi setiap aktivitas dan
keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan pekerjaan.
Pengendalian Bahan Baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi, sehingga
perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi
tidak terganggu. ”Cukup” bukan berarti harus dalam jumlah besar, karena persediaan
dalam jumlah besar mengandung banyak resiko, seperti :
a. Resiko hilang dan rusak
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
c. Resiko usang
d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung persediaan
yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis dipengaruhi oleh besar-kecilnya jumlah
pemesanan  untuk mencapai biaya persediaan yang optimal, maka perusahaan harus
melakukan pemesanan2 yang seekonomis mungkin (jumlah pemesanan yang ekonomis
menjadi indikator jumlah persediaan yang tepat).
Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor :
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyimpanan, dan
d. Harga bahan baku
Biaya pemesanan, jika dikaitkan dengan besarnya persediaan, mempunyai ciri yang
berlawanan dibanding dengan biaya penyimpanan (semakin besar volume persediaan
akan membuat semakin kecil biaya pemesanan, karena frekuensi pemesanan yang
semakin jarang). Sebaliknya, makin besar volume persediaan, maka biaya penyimpanan
akan semakin besar pula. Ciri demikian merupakan dasar penghitungan jumlah
pemesanan yang paling ekonomis.
Jumlah pemesanan yang paling ekonomis dihitung dengan menggunakan rumus :
JPPE = Jumlah pemesanan yang paling ekonomi
2 x K x Bp
K
= Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
JPPE =
-------------Bp = Biaya pemesanan (setiap pesan)
H x Bs
Bs = Biaya penyimpanan (dinyatakan dalam %)
H
= Harga bahan baku per unit
85
IV. Pemeliharaan Peralatan
Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dan perbaikan peralatan sangat
memegang peranan, dan apabila hal ini diabaikan maka akibatnya perusahaan akan
menderita rugi yang tidak kecil.
Kerugian yang diderita perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan
peralatan, disebabkan antara lain :
1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya
perbaikan menjadi mahal
2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi
3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga
menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan
4. Perusahaan terpaksa harus membayar klaim karena penyerahan yang tidak tepat
5. menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan
karena dianggap tidak menepati janji
Masalah pemeliharaan ini bagi pimpinan perusahaan sangat membingungkan karena di
satu pihak, penting dan di pihak lain tidak, biayanya sulit diukur dan tidak produktif.
Kecenderungannya biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun ”naik”, hal ini disebabkan tiga
hal :
 Selau terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan,
ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat
 Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat2 pembantu
lainnya sebagai akibat dari perkembangan teknologi
 Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan
perkembangan peralatan itu sendiri, dan agar kenaikan biaya tidak mengubah unit
cost selalu menyolok, maka mesin baru diusahakan untuk dapat bekerja lebih lama,
lebih produktif atau justru keduanya.
Organisasi Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan, yakni :
a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen --. Masing2 bagian atau
departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri.
Keuntungan2 cara desentralisasi :
 Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteristik alat2 yang
harus mereka pakai
 Mempermudah pimpinan mengarahkan orang2 untuk mengerjakan pekerjaan2
yang harus cepat selesai
 Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan2 besar dapat
lebih diperkecil
Sedangkan kelemahannya :
 Fleksibelitas sangat rendah
 Terdapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi  dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani
perbaikan dan pemeliharaan peralatan.
Keuntungan2 cara sentralisasi :
 Tidak terdapat duplikasi alat2 lain, tenaga kerja dan persediaan suku cadang
 Fleksibelitas yang tinggi
86
Kelemahannya :
 Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang atau
memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak
 Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang
efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien
 Sulit untuk menerapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan2 yang
harus didahulukan dan diselesaikan dengan segera
 Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin besar
Program pemeliharaan peralatan, antara lain meliputi :
1. Penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas2 yang akan dilakukan,
prioritasnya dan tenaganya
2. Mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya
3. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu2 pemeliharaan setiap peralatan untuk
mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti, dan
bahkan untuk memonitor di bagian apa, peralatan itu sering mengalami kerusakan
4. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali-kartu kendali
untuk mempermudah administrasi gudang (misalnya master bill of material dan bill
of material)
5. Mengatur program latihan (training) dengan metode2 yang mungkin dilaksanakan,
dengan maksud meningkatkan ketrampilan kerja mereka
6. Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki dengan
memperhitungkan berbagai kemungkinan kerugian yang akan diderita karena
sebagian atau seluruh kegiatan terhenti, selama perbaikan berlangsung.
V. Pengawasan Kualitas dan Inspeksi
Pengawasan kualitas dalam kegiatan produksi terletak pada faktor standard yang
diterapkan, yang ditinjau dari dimensi tertentu, misalnya komposisi kimiawi bahan baku,
kekerasan, kekuatan, kerataan permukaan, ketepatan ukuran dan beberapa faktor lain
yang lebih bersifat subyektif. Suatu barang dikatakan ”baik”, tidak berarti ”harus persis”
dengan standard tersebut, akan tetapi setidak-tidaknya ”mendekati”, karena adanya
faktor ”toleransi”.
Masalah pengawasan kualitas dan inspeksi tidak hanya menyangkut tentang barangnya
saja, akan tetapi menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar,
kebutuhan investasi, kemampuan menghasilkan kembali (return on invesment),
persaingan dan sebagainya, kualitas dan disain teknis, standar bahan baku, proses dan
kemampuan kerja barang ybs, serta berbagai inspeksi di bidang2 kualitas bahan yang
dipakai, operasi yang digunakan dan daya kerja barang yang dibuatnya.
Tahap2 Pengawasan kualitas (4 tahap) :
1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar
(konsumen)
2. Penentuan disain teknis untuk mencapai target tuntutan pasar
3. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan
operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2
4. Tahap penggunaan di lapangan, di mana pemasangan akan berpengaruh kepada
kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang
87
Pengawasan Kualitas di dalam Produksi
Dalam lingkup pengawasan kualitas, perbedaan pengertian inspeksi dan pengawasan :
- Inspeksi  merupakan penyusunan cara2 pengukuran karakteristik kualitas dan
memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini
”tindakan perbaikan” belum dilaksanakan.
- Pengawasan/pengendalian (kontrol)  mengajukan pertanyaan2 kapan, berapa kali
dan berapakah jumlah barang yang akan diinspeksi. Bilamana terjadi kerusakan,
pengawasan menentukan penyebab kesalahan dan melakukan perbaikan.
Konsep probabilitas sangat memegang peranan pada tahap pengawasan kualitas ini
dengan cara menetapkan perencanaan contoh (sampel) yang merupakan sarana untuk
pengawasan kualitas barang2 yang keluar, dan dengan menggunakan prosedur bagan
pengawasan (control chart) secara kontinyu akan dapat mendeteksi mesin2 dan proses2
yang tidak berjalan dengan semestinya.
Bagan Pengawasan (Control Chart)
Pada dasarnya penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi dalam 2
kategori :
1. Penyimpangan2 yang tidak dapat ditentukan
Penyimpangan semacam ini, biasanya sangat kompleks, akan tetapi tidak begitu
berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya yang terlalu kecil
2. Penyimpangan2 yang dapat ditentukan
Biasanya penyimpangan2 semacam ini kerapkali terjadi dan dapat diketahui (dilacak)
penyebabnya: yang pada umumnya disebabkan karena :
- perbedaan2 antara para pekerja
- perbedaan2 antara mesin2
- perbedaan2 antara bahan baku (material)
- perbedaan karena interaksi antara dua atau ketiga faktor yang disebutkan di atas
Atas dasar hasil penyelidikan dari kedua penyimpangan tersebut dapat dibuat suatu
control chart (bagan kontrol) sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi dimana
penyebabnya, dan dengan demikian perusahaan dapat melakukan perbaikan2.
88
Download