DUNIA USAHA DAN LINGKUNGANNYA Lingkungan dunia usaha Keberadaan dunia usaha (yang dikelola oleh sebagian anggota masyarakat) karena kebutuhan masyarakat. Dunia usaha mengambil input (bahan baku, tenaga kerja dan lainnya) dari lingkungan eksternal, melakukan transformasi menjadi barang atau jasa, dan mengirimkan kembali ke lingkungan eksternal sebagai output. Lingkungan eksternal mempunyai elemen yang berpengaruh langsung (secara langsung mempengaruhi dunia usaha /pihak yang berkepentingan : pemegang saham, serikat pekerja, pemasok, dll) dan berpengaruh tidak langsung (mempengaruhi iklim tempat dunia usaha beroperasi dan berpotensi menjadi elemen pengaruh langsung : teknologi, ekonomi & politik suatu masyarakat). Elemen lingkungan yang berpengaruh langsung Lingkungan yang berpengaruh langsung adalah adalah merupakan pihak yang berkepentingan (Stakeholders), yaitu : a. Pihak yang berkepentingan eksternal mempengaruhi kegiatan dunia usaha dari luar dunia usaha : pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok khusus (LSM, Pencinta Alam,dll), Lembaga Konsumen, Serikat Pekerja, Lembaga Keuangan, Pesaing, Pihak berkepentingan lainnya (RS : kelompok dokter, paramedis, pasien). b. Pihak yang berkepentingan internal Karyawan, Pemegang Saham, dan Dewan Direksi. Elemen lingkungan yang berpengaruh tidak langsung a. Variabel sosial : (1) demografik (2) gaya hidup (3) nilai-nilai sosial b. Variabel ekonomi : indikator ekonomi umum mengukur pendapatan dan produk nasional, tabungan, investasi, harga, upah, produktivitas,lapangan kerja, kegiatan pemerintah dan transaksi internasional; c. Variabel politik : berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi kegiatan dunia usaha sebagai hasil dari proses atau iklim politik; d. Variabel teknologi : perkembangan baru dalam produk atau proses, kemajuan ilmu pengetahuan Lingkungan Internasional Keadaan perekonomian nasional saling terpengaruh dan saling tergantung pada masalah2 internasional, karena lingkungan internasional merupakan suatu konsep menyeluruh yang meliputi kegiatan dan masalah perekonomian dunia. Keadaan perekonomian internasional suatu negara ditunjukkan dalam neraca pembayaran (neraca perdagangan) Neraca Perdagangan ”surplus/menguntungkan”, bila nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impornya. Perusahaan yang memasarkan pruduknya tidak hanya ke satu negara, disebut perusahaan multinasional/internasional. Perusahaan ini beroperasi di suatu negara untuk mengembangkan pasarnya secara ekonomis dan berusaha mengembangkan pasarnya secara ekonomis, serta memanfaatkan peluang dan keadaan politik di negara 1 lain yang menguntungkan kegiatannya dilakukan dengan membentuk joint venture, perjanjian lisensi, atau kontrak2 khusus yang ditandatangani bersama. Perusahaan multinasional dapat membantu memperbaiki kondisi perekonomian suatu negara terhadap negara yang lain; juga mendorong peningkatan kemampuan teknologi, manajemen dan keterampilan SDM tempat perusahaan beroperasi. Manfaat yang diperoleh bagi negara yang dituju (host country) atas masuknya perusahaan multinasional dari negara lain (home country) : 1. Menambah devisa negara melalui penanaman modal di bidang ekspor; 2. Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor di sektor industri 3. Menambah pendapatan negara berupa pajak2 dan royalty 4. Menambah kesempatan kerja membuka lapangan kerja baru 5. Meningkatkan taraf hidup karyawan dengan penggajian yang lebih tinggi 6. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan bagi tenaga kerjanya perusahaan memiliki superioritas dalam bidang manajemen dan teknologi; 7. Menambah arus barang, karena meningkatnya produksi nasional yang didukung perusahaan multinasional; 8. Memperluas faktor2 produksi dalam negeri (bahan baku, tenaga kerja, dll) 9. Mendukung pembangunan nasional. Kelemahan/keburukan bagi negara yang dituju : 1. Makin banyak keberadaan perusahaan multinasional, dapat mempengaruhi kekuasaan ekonomi negara; 2. Mencari keuntungan yang sebesar2nya merupakan motif utama (memproduksi barang merupakan tujuan skunder) timbul pertentangan kepentingan dalam pembangunan negara. Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha Dalam dunia usaha selalu ada interaksi dan penyesuaian dengan lingkungannya, terutama lingkungan eksternal yang tidak dapat dikontrol (uncontrollable), dimana organisasi harus mempertimbangkan dampak sosial-ekonomi yang akan dirasakan oleh pihak2 yang berkepentingan tanggung jawab sosial dunia usaha. Perusahaan harus mampu memadukan berbagai kepentingan melalui pendekatan multidisipliner (menerapkan berbagai disiplin ilmu secara bersama-sama) terhadap setiap masalah yang harus diatasi, agar keputusan yang diambil selaras dengan kebutuhan berbagai pihak sbb. : 1. Konsumen menginginkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau dan wajar, dapat memperolehnya pada saat yang tepat dengan jumlah cukup, serta pelayanan yang baik. 2. Pemilik modal menginginkan bagian keuntungan yang semakin tinggi, sementara manajemen menuntut agar semakin banyak keuntungan yang ditanamkan kembali agar usaha berkembang. 3. Pekerja menginginkan peningkatan upah, gaji, fasilitas dan sebagainya. 4. Masyarakat menolak berbagai bentuk polusi (udara, air, kerusakan tanah, bau, suara gaduh, ketenteraman, dsb) 5. Pemerintah menghendaki kewajiban sebagai wajib pajak dipatuhi, agar bisa meningkatkan pendapatan negara yang digunakan untuk pembangunan, peningkatan pelayanan serta kesejahteraan masyarakat. 2 Tata Ekonomi : 1. Kapitalisme tata ekonomi yang memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memproduksi dan menjual barang dan atau jasa bagi masyarakat; dimungkinkan adanya persaingan bebas tanpa campur tangan pemerintah; ada dorongan yang kuat untuk mencari laba yang sebesar-besarnya; alat2 produksi dan distribusi dapat dimiliki dan diusahakan oleh swasta. Ciri-ciri tata ekonomi kapitalisme : a. setiap orang mempunyai hak untuk memiliki dan mengelola seluruh kekayaan pribadinya (tanah, bangunan, mesin, dll); b. dorongan kerja diarahkan untuk menghasilkan laba; c. upaya yang dilakukan mengarah pada terciptanya kondisi yang memenangkan persaingan; d. ada kebebasan untuk menentukan atau memilih pekerjaan bagi dirinya sendiri (ingin memproduksi sendiri, atau mendistribusikan produk orang lain, ingin menjadi wirausaha atau ingin menjadi pekerja/karyawan). 2. Sosialisme tata ekonomi yang membolehkan orang untuk memiliki kekayaan pribadi, tetapi ada campur tangan dari pemerintah di dalamnya.(pemerintah memegang peranan penting dalam menentukan tata kehidupan perekonomian negara) jenis usaha yang menyangkut kepentingan orang banyak dipegang oleh pemerintah (listrik, air, telekomunikasi); Pemerintah mengarahkan pertumbuhan ekonomi negara dan mengatur pemerataan pendapatan nasional, termasuk pajak demi tercapainya kesejahteraan bersama; meskipun demikian orang masih bebas memilih, sehingga masih berlaku mekanisme pasar. 3. Komunisme tata ekonomi yang tidak membenarkan orang memiliki kekayaan pribadi, semua sumber (pabrik, tenaga kerja manusia) dikuasai pemerintah semua kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah. 3 PERUSAHAAN Pengertian Perusahaan Perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh satu atau sekelompok orang dalam wadah kelembagaan formal di tempat tertentu yang diorganisasikan dan dijalankan secara teratur dan berkesinambungan untuk membuat, menyediakan, mendistribusikan barang dan atau jasa bagi masyarakat luas yang mampu dan mau membeli. Ciri-ciri Perusahaan 1. Operatif kegiatan ekonomi yang berwujud usaha untuk membuat, menyediakan, atau mendistribusikan barang dan atau jasa; 2. Koordinatif supaya tujuan masing2 bagian searah dengan tujuan perusahaan diperlukan koordinasi; 3. Reguler dilakukan secara teratur dan berkesinambungan; 4. Dinamis bersifat hidup dan bergerak yang berarti mengandung perubahan, mengingat berhubungan dengan lingkungan yang selalu berubah; 5. Formal dilakukan oleh lembaga resmi, telah terdaftar sesuai dengan Undang2 yang berlaku; 6. Lokasi nyata oleh lembaga resmi yang berkedudukan nyata secara geografik; 7. Pelayanan bersyarat produk berupa barang dan atau jasa tidak untuk konsumsi sendiri, tetapi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat; Tujuan Perusahaan 1. Tujuan utama memberikan kepuasan kepada pelanggan atas kebutuhan dan keinginannya; 2. Tujuan ekonomis menciptakan laba, menciptakan pelanggan, dan usaha2 pengembangan hasil produksi; 3. Tujuan sosial memperhatikan keinginan penanam modal, penyedia faktor2 produksi, karyawan, dan masyarakat; Konsumen, Pelanggan, dan Pembeli Konsumen mereka yang menikmati secara langsung manfaat suatu alat pemuas sesuai dengan tujuan diciptakannya alat pemuas tersebut; Pelanggan mereka yang melakukan pembelian secara berulang; Pembeli mereka yang melakukan pembelian. Fungsi-fungsi perusahaan a. Fungsi Operasi sangat bergantung pada bidang usaha dan besarnya perusahaan. Secara umum meliputi : 1. Produksi mencakup perencanaan dan jumlah hasil produksi, ketersediaan input yang cukup, efisiensi metode kerja yang dipakai, pengendalian kualitas hasil produksi, pemeliharaan alat2 yang dipakai, serta upaya pengembangan hasil produksi; 2. Pemasaran ujung tombak perusahaan peningkatan penjualan hasil produksi, dan penciptaan semakin banyak pelanggan memperhatikan informasi tentang pasar, promosi dan pengiklanan, distribusi hasil produksi dengan baik; 4 3. Keuangan mencari, menggunakan, mengendalikan dan mengarahkan dana, supaya tidak terjadi kekurangan, pemborosan, dan pengangguran dana penyusunan dan analisis anggaran modal, rencana investasi, analisis keadaan pasar modal, perkembangan nilai kurs dn jumlah uang yang beredar, tingkat bunga pinjaman, deposito, asuransi, pembayaran polis, pengurusan klaim, perkiraan besarnya resiko, dan kerugian finansial yang disebabkan kecelakaan, kebakaran, dsb. 4. Sumber daya manusia hubungan antar karyawan, perputaran tenaga kerja, keselamatan kerja, pengembangan ketrampilan karyawan, upah & tunjangan, dsb. 5. Akuntansi pencatatan, penggolongan, dan penafsiran berbagai transaksi keuangan perusahaan untuk menyajikan informasi guna membantu dalam pengambilan keputusan. 6. Administrasi Perkantoran penanganan kesekretariatan : surat-menyurat, pengetikan, notulensi, penggunaan sarana telekomunikasi, pengaturan tata letak kantor. 7. Statistika dan komputerisasi pengumpulan, penganalisisan, penafsiran dan penyajian informasi dalam bentuk angka, pengolahan data dengan komputer sangat membantu dalam pengambilan keputusan. 8. Transportasi dan komunikasi untuk kepentingan pengangkutan dan hubungan baik dengan pihak dalam maupun luar perusahaan. 9. Pelayanan umum menciptakan kebersihan dan keindahan tempat kerja, sarana dan prasarana (penerangan, toilet, parkir, tempat ibadah, dll). 10. Hukum/perundang-undangan dan Humas penelaahan dan pengurusan perpajakan, penyelesaian perselisihan perburuhan, perjanjian/kontrak kerja, pembelian dan penyewaan tanah. Fungsi Manajemen Untuk mencapai tujuan perusahaan, diperlukan manajemen yang baik untuk mengatur operasionalnya. Manajemen : serangkaian proses merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), mengarahkan (directing), dan mengendalikan (controlling) usaha anggota organisasi dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan. Ruang Lingkup Ekonomi Perusahaan Pemahaman tentang ekonomi perusahaan dan perusahaan (obyek ilmu) sebagai suatu sistem yang menghubungkannya dengan dunia usaha, perlu dimiliki untuk mengetahui ruang lingkup/cakupan ilmu ekonomi perusahaan. Ilmu Ekonomi Perusahaan : bagian dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari gejala2 dalam rumah tangga perusahaan banyak kegiatan dalam perusahaan jika dilihat dari fungsi-fungsinya. Banyak aspek yang terjadi dalam perusahaan (psikologis, sosiologis, seni budaya), Ilmu Ekonomi Perusahaan lebih menekankan pada aspek ekonomi, tanpa mengabaikan aspek lainnya. 5 Perusahaan sebagai suatu system Sebagai obyek ilmu, perusahaan perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh tanpa mengabaikan faktor2 mempengaruhinya suatu system. Sistem : Suatu kesatuan atau unit yang terdiri atas unit-unit yang lebih kecil (subsistem), dan masing2 memiliki fungsi yang berbeda, serta saling bekerjasama dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur Sistem Perusahaan Industri kelompok pelaku kegiatan ekonomi di dalam dunia usaha yang menghasilkan barang dan atau jasa yang sama. Apabila dunia usaha dipandang sebagai suatu system, maka industri yang ada di dalamnya disebut subsistem . Apabila perusahaan dipandang sebagai suatu system, maka unsur2 yang ada di dalam perusahaan disebut subsistem. Pola Hubungan Sistem-sistem Perusahaan 1. Kompleks : setiap unsur dalam sistem perusahaan berhubungan dan saling mempengaruhisatu dengan yang lain sehingga batasan masing2 unsur sulit diidentifikasi. 2. Suatu kesatuan : sistem merupakan unit yang terdiri atas unit2 yang lebih kecil lagi, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Berjenis-jenis : keanekaragaman hasil produksi, bentuk perusahaan, serta besarnya perusahaan, menunjukkan keanekaragaman pola hubunga dalam sistem perusahaan 4. Saling tergantung : setiap unsur dalam sistem perusahaan saling mempengaruhi (setiap unsur sangat tergantung pada unsur yang lain). 5. Dinamis : unsur2 dalam sistem perusahaan selalu mengalamai perubahan, karena harus menyesuaikan diri dengan lingkungan (seperti : pasar, teknologi, hukum, kebijakan pemerintah). Perusahaan dan Lembaga Sosial Pengertian Lembaga Sosial : 1. Dalam arti luas adalah wadah kelembagaan yang didirikan, diorganisasikan dan diterima keberadannya dalam masyarakat guna mencapai tujuan tertentu yang dibutuhkan masyarakat. 2. Dalam arti sempit merujuk suatu lembaga yang senantiasa memberi bantuan, pertolongan atau pelayanan kepada orang yang menderita tanpa maksud mendapatkan keuntungan (panti anak cacat, panti jompo, panti asuhan) Dalam pengertian sempit, pertentangan antara perusahaan dan lembaga sosial : Perusahaan dipandang sebagai lembaga yang materialistis, individualistis, kapitalis, dan merugikan pihak luar perusahaan demi keuntungan maksimal perusahaan. Lembaga social dipandang sebagai lembaga yang penuh solidaritas, manusiawi, tanpa pamrih, mengabdi sesama manusia, berbudi luhur dan mulis. Ada perusahaan yang kurang memperhatikan laba, tetapi lebih menitikberatkan pada palayanan masyarakat perusahaan2 yang dikelola pemerintah : listrik, air minum, angkutan umum. 6 Setiap anggota dunia usaha selalu berorientasi pada : 1. Laba 2. Kelangsungan hidup 3. Tanggung jawab social Lembaga sosial lebih menitikberatkan pada orientasi “tanggung jawab sosial” sebagai tolok ukur keberhasilan manajemen bukanlah “laba”. Perusahaan lebih berorientasi pada “laba”, dan menjadikan laba sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan manajemen. Bentuk-bentuk Perusahaan Perusahaan Perorangan 1. Bentuk badan usaha yang pemiliknya terdiri atas satu orang; 2. Sumber modal perusahaan ádalah dari pemilik atau dapat juga menggunakan modal pinjaman; 3. Tidak terdapat pemisahan antara kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan perusahaan seluruh harta pemilik menjadi jaminan semua utang perusahaan. 4. Pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Contoh perusahaan perorangan : toko busana, toko makanan Kebaikan2 bentuk perusahaan perorangan : 1. Aktivitas relatif sedikit dan sederhana, sehingga organisasinya mudah; 2. Biaya organisasi rendah; 3. Tidak ada undang-undang yang mengatur pendiriannya, sehingga untuk mendirikan dan membubarkan mudah; 4. Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak pemilik; 5. Manajemen relatif fleksibel; 6. Rahasia perusahaan terjamin. Kelemahan2 bentuk perusahaan perorangan : 1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas bila kekayaan perusahaan tidak dapat menutup utang, maka kekayaan pribadi/pemilik menjadi jaminan; 2. Umumnya kemampuan investasi terbatas, sehingga besar/luas usaha terbatas; 3. Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu. 4. Kemampuan manajerial yang terbatas. Firma (Fa) 1. Bisa diartikan sebagai persekutuan (dua orang atau lebih) untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama, yang para anggotanya secara langsung dan sendiri2 bertanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga. 2. Masing2 anggota persekutuan menyerahkan sebagian atau seluruh kekayaan pribadi yang dicantumkan dalam akta pendirian perusahaan. 3. Para sekutu mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. 4. Persero mempunyai kuasa penuh untuk bertindak atas nama firma, sehingga unsur saling percaya sangat diperlukan persero yang satu bertanggung jawab atas tindakan persero yang lain. 5. Laba yang diperoleh atau rugi yang dialami menjadi tanggung jawab bersama. 7 6. Pendirian firma dilakukan dengan suatu akta resmi (dibuat di hadapan notaris dan didaftarkan dalam register yang telah ditentukan oleh Kepaniteraan Pengadilan Negeri dalam daerah hukum domisili firma) atau akta tidak resmi. Akta pendirian firma harus memuat : 1. Nama, nama depan/kecil , pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma; 2. Penyebutan firma apakah perseroan itu untuk umum, atau hanya terbatas pada sesuatu perusahaan yang khusus (bila perusahaan khusus disebutkan khususnya); 3. Penunjukan persero2 yang dikecualikan dari hak menandatangani untuk firma; 4. Saat mulai dan berakhirnya perseroan firma; 5. Bagian2 lainnya dari perjanjian (mendirikan perseroan firma) yang perlu guna menentukan hak2 pihak ketiga. Kebaikan perusahaan benrbentuk perseroan firma 1. Cara pendiriannya mudah 2. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan modal lebih besar daripada perusahaan perorangan 3. Penunjukan persero2 yang dikecualikan dari hak menandatangani untuk firma 4. Dapat diadakan pembagian kerja antar sekutu berdasarkan keahlian masing2 5. Perhatian sekutu terhadap kegiatan firma cukup besar, karena tindakan sekutu yang satu menjadi tanggung jawab sekutu yang lain 6. Pembagian laba berdasarkan modal yang dimasukkan oleh masing2 persero. Kelemahan2 bentuk perusahaan perseroan firma : 1. Tanggung jawab sekutu tidak terbatas 2. Kontinuitas kelangsungan hidup firma tidak terjamin apabila salah satu persero meninggal atau menarik diri, maka firma bubar 3. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang 4. Mudah terjadi perselisihan apabila salah satu sekutu tidak mematuhi perjanjian di antara mereka, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terancam. Persekutuan Komanditer (CV : Comanditaire Vennotschap) Suatu persekutuan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang dengan mempercayakan uang atau barang kepada satu atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Ada dua macam sekutu bila dipandang dari perbedaan tanggung jawabnya : 1. Sekutu Komanditer sekutu yang mempercayakan uang dan barangnya (bertanggung jawab sebatas modal yang dipercayakan kepada sekutu komplementer) 2. Sekutu Komplementer sekutu yang menjalankan dan memimpin perusahaan. (bertanggung jawab penuh atas segala utang perusahaan dengan kekayaan pribadinya) Cara pendirian persekutuan komanditer sama dengan cara pendirian firma. Dalam perkembangannya terdapat beberapa bentuk perseroan komanditer : 1. Persekutuan Komanditer Murni hanya ada satu orang sekutu komplementer yang bertanggung jawab penuh terhadap pihak ketiga, sedangkan yang lain sekutu komanditer yang bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan; 8 2. Persekutuan Komanditer Campuran perusahaan bentuk firma yang membutuhkan tambahan modal, membentuk persekutuan komanditer campuran (sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer); terdapat lebih dari seorang sekutu komplementer; 3. Persekutuan Komanditer Bersaham mengeluarkan saham2 yang tidak diperjualbelikan, dan sekutu komplementer maupun komanditer mengambil satu saham atau lebih (untuk menghindari terjadinya modal beku, mengingat sekutu komplementer/ komanditer tidak mudah menarik kembali modal yang disetor); Saham yang dikeluarkan bisa saham atas nama atau atas unjuk. Kebaikan perusahaan benrbentuk persekutuan komanditer (CV) 1. Cara pendiriannya mudah 2. Pemenuhan kebutuhan modal mudah dengan cara menyertakan sekutu komanditer 3. Kemampuan untuk memperoleh pinjaman relatif lebih mudah 4. Orang senang menjadi sekutu komanditer, sebab relatif mudah untuk menginvestasikan dan menarik kembali dananya. Kelemahan2 perusahaan bentuk persekutuan komanditer : 1. Kelangsungan hidup persekutuan komanditer tidak menentu, karena tergantung pada sekutu komplementer 2. Dapat terjadi perselisihan di antara sekutu komplementer, untuk perusahaan yang berbentuk persekutuan komanditer campuran 3. Tanggung jawab sekutu komplementer tidak terbatas 4. Sulit menarik dana yang telah disetorkan oleh sekutu komplementer. Perusahaan Terbatas (PT) Suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang memiliki modal usaha atas saham2 yang para pemiliknya turut ambil bagian sebanyak lembar saham yang dimiliki; Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan para pemilik perusahaan; Pendiriannya berdasarkan pada ”akta” yang mencantumkan nama perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, kepengurusan (Direktur, Komisaris, dll) dibuat di hadapan notaris, disahkan oleh Menteri Kehakiman, didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri setempat, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagai badan hukum; Adanya pemisahan antara pemilik dengan pengurus perusahaan, sehingga kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan dapat diserahkan kepada pengurus yang ahli dalam bidangnya (profesional); Para pemilik melimpahkan wewenangnya kepada ”direksi” untuk menjalankan perusahaan dalam RUPS pemilik perusahaan menentukan direksi dan mengangkat komisaris, menyetujui atau menolak rencana pertambahan saham perusahaan, mengumumkan pembagian laba (deviden), meneliti kegiatan perusahaan melalui catatan2 perusahaan, menetapkan besarnya gaji direksi dan komisaris, menyetujui atau menolak renacana ekspansi. Dalam RUPS setiap pemilik saham memiliki hak suara yang besarnya tergantung pada jumlah saham yang dimiliki, isi akta pendirian yang mengatur hak suara, dan yang diatur oleh undang2. Direksi menerima wewenang dari pemilik perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai tujuan dan bidang usaha, berhubungan dengan 9 pihak ketiga sebagai wakil PT, mengadakan perjanjian atau kontrak, melaksanakan fungsi2 manajerial perusahaan, menentukan besar laba yang ditahan dan yang dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham, dll Komisaris pada PT mempunyai tugas utama mengawasi kegiatan direksi, dan berfungsi memeriksa pembukuan perusahaan, memberi petunjuk kepada direksi, menegur atau bila perlu memberhentikan direksi sampai diselenggarakannya RUPS. Modal PT terdiri atas modal dasar (yang tercantum pada akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan) dan modal yang ditempatkan (modal yang disetor merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan) Modal perusahaan merupakan jumlah yang tetap, sedangkan kekayaan perusahaan dapat berubah dari waktu ke waktu. Ciri-ciri PT adalah : 1. Perseroan terbatas sebagai badan hukum (recht person) 2. Modal terdiri dari saham dan bisa diperjual-belikan 3. Pendirian perusahaan dengan akta notaris 4. Terdapat pemilik/pemegang saham, direksi (yang menjalankan perusahaan) dan komisaris (pengawas tindakan direksi) Kebaikan perusahaan berbentuk PT : 1. Pemilik perusahaan memiliki tanggung jawab terbatas; 2. Ada pemisahan antara pemilik dengan pengurus perusahaan, sehingga efisien 3. Kontinuitas perusahaan terjamin karena pengurusnya dipilih yang profesional 4. Modal dapat diperoleh dengan menjual saham, dan dapat menerbitkan obligasi, atau pinjaman dari lembaga keuangan 5. Pemilik perusahaan dapat diganti tanpa membubarkan perusahaan. Kelemahan perusahaan berbentuk PT : 1. Biaya organisasi besar dan pengorganisasiannya sulit/rumit 2. Selain pajak penghasilan yang dikenakan kepada pengurus, juga dikenakan pajak atas laba yang diperoleh sehingga deviden semakin kecil 3. Pendirian perusahaan lebih sulit, dibandingkan dengan bentuk lain 4. Bidang usaha sulit diubah, karena selain sulit untuk mengubah akta pendirian juga sulit untuk mengubah investasi yang telah ditanamkan. 5. Semakin besar suatu perusahaan ada kecenderungan antar personal menjadi terlalu formal, juga ada perbedaan motif antara pemilik dengan pengurus perusahaan. 10 MACAM-MACAM PERSEROAN TERBATAS Berdasarkan saham dapat dibedakan : 1. PT Tertutup PT yang saham2nya hanya dimiliki orang2 tertentu yang berkerabat atau keluarga dekat; Surat sahamnya dituliskan atas nama, dimaksudkan supaya tidak mudah dipindahtangankan. 2. PT Terbuka PT yang saham2nya boleh dimiliki oleh setiap orang; Surat sahamnya ”atas unjuk”, sehingga mudah dipindahtangankan (setiap orang boleh ambil bagian dalam modal). 3. PT Domestik PT yang menjalankan kegiatan usahanya dan keberadaannya di dalam negeri, serta mengikuti aturan2 yang ditetapkan pemerintah setempat. 4. PT Asing PT yang didirikan di LN menurut hukum yang berlaku di sana, dan mempunyai tempat kedudukan di LN juga. Menurut Psl 3 UU Penanaman Modal Asing (UUPMA) dinyatakan bahwa perusahaan asing yang akan melakukan investasi di Indonesia harus berbentuk PT yang didirikan dan berlokasi di Indonesia, sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. 5. PT Perseorangan Saham2 yang dikeluarkan untuk pengumpulan modal ternyata jatuh ke tangan satu orang sehingga hanya terdapat satu pemegang saham saja yang juga menjadi Direktur Perseroan; Keadaan ini menciptakan bentuk perseroan terbatas perseorangan, yang kekuasaan direktur tidak terpisah dengan RUPS. 6. PT Publik/Umum Merupakan PT Terbuka yang modalnya dikumpulkan dari masyarakat umum dengan menjual sahamnya dalam bursa efek; Tujuan perusahaan menjual saham untuk : (1) mendapatkan deviden atau (2) mendapatkan Capital Gain (laba atas selisih harga beli dan harga jual bila ia menjualnya). STRUKTUR MODAL Modal Perseroan Terbatas terdiri atas : 1. Modal Dasar Terdiri atas seluruh nilai nominal saham (atas nama dan atau atas tunjuk); Modal dasar PT paling sedikit 20 juta rupiah; Saham atas tunjuk baru dapat dikeluarkan jika nilai nominal setiap saham telah dibayar penuh; Perubahan besarnya modal dasar tersebut dan penentuan besarnya modal dasar Perseroan Terbuka beserta perubahannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 2. Modal Ditempatkan Modal yang diambil bagian atau ditempatkan sekurang2nya 1/5 bagian dari modal dasar dan untuk penempatan seluruh modal harus ditentukan jangka waktunya. Dalam praktek penyusunan pembuatan Anggaran Dasar ditentukan jangka waktu pengeluaran/penempatan seluruh saham dperseroan adalah 10 tahun dan dapat diperpanjang jangka waktunya lewat atas permohonan pengurus tanpa mengadakan RUPS. 3. Modal Disetor Modal yang disetor atau dibayar sekurang2nya 1/10 bagian atas setiap saham yang ditempatkan dalam perseroan. KOPERASI DI INDONESIA Merupakan perkumpulan orang2 untuk mengadakan kerjasama, dan bukan merupakan konsentrasi modal. Koperasi Indonesia (UU No. 12/1967, 18 Desember 1967) organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang, badan2 hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. 11 Landasan Koperasi Indonesia : 1. Landasan idiil Pancasila; 2. Landasan struktural dan gerak UUD 1945 psl 33 (1) 3. Landasan mental setia kawan dan kesadaran pribadi Peran dan tugas Koperasi : membangun ekonomi dan mengembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tugas Koperasi : 1. Mempersatukan, menggunakan, membina dan mengembangkan potensi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan berkemakmuran yang merata; 2. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kesejahteraan rakyat; 3. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi. Fungsi Koperasi : 1. Sebagai alat perjuangan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; 2. Sebagai alat pendemokrasian ekonomi sosial; 3. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian Indonesia; 4. Sebagai alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia, serta bersatu dalam mengatasi tata laksana perekomian rakyat. Pendirian Koperasi dengan Akta Pendirian yang memuat : 1. Nama dan nama kecil, tempat tinggal mereka yang diberi kuasa menandatangani akta pendirian oleh rapat pembentukan; 2. Anggaran Dasar Koperasi yang telah diputuskan oleh rapat pembentukan. Anggaran Dasar Koperasi (sebagai badan hukum Akta Pendiriannya harus disahkan oleh Kantor Departemen Koperasi di wilayahnya diumukan dalam Berita Negara RI) sedikitnya harus memuat : 1. Tempat kedudukan dan daerah kerja Koperasi; 2. Asas dan tujuan Koperasi; 3. Bidang usaha Koperasi; 4. Hak dan kewajiban anggota; 5. Pengurus dan Badan Pemeriksa. Modal Koperasi terdiri atas : 1. Simpanan Pokok : jumlahnya ditentukan dan besarnya sama bagi setiap anggota; 2. Simpanan Wajib : jumlah ditentukan dan wajib disimpan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu; 3. Simpanan Sukarela berjangka : jumlah dan jangka waktu ditentukan sukarela; 4. Sisa hasil usaha yang ditanamkan kembali; 5. Pinjaman bila perlu dan biasanya dari bank. Organisasi Koperasi Pengelola Koperasi adalah : 1. Anggota Koperasi 2. Rapat Anggota salah satu perlengkapan organisasi koperasi yang memegang kekuasaan tertinggi, sekurang2nya 1x dalam setahun dan dapat diadakan sewaktu2; Dalam Rapat Anggota ditetapkan : Anggaran Dasar Koperasi, kebijakan koperasi, memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus, badan pemeriksa dan penasehat, menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, menetapkan neraca, dan kebijakan pengurus dalam organisasi dan perusahaan. 12 3. Pengurus Koperasi Sepertiga anggota pengurus koperasi yang dapat dipilih bukan dari anggota koperasi, sedangkan sisanya dari anggota koperasi; 4. Badan Pemeriksa dipilih oleh Rapat Anggota Khusus dari anggota koperasi; Jabatan Badan Pemeriksa tidak boleh dirangkap, bertanggung jawab kepada Rapat Anggota, tugasnya adalah memeriksa tata kehidupan koperasi, kebijakan pengurus, pembukuan dan catatan kekayaan koperasi. Jenis Koperasi berdasarkan fungsi : 1. Koperasi Konsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari2 para anggotanya; 2. Koperasi Jasa memberikan jasa ”keuangan/pinjaman” bagi para anggotanya; 3. Koperasi Produksi memproduksi barang tertentu dan memasarkan hasil produksi para anggotanya (anggota koperasi terdiri atas orang2 yang memproduksi barang sejenis) Jenis Koperasi berdasar Tingkat dan Luas Daerah Kerja 1. Koperasi Primer Koperasi yang beranggotakan paling sedikit 20 orang; 2. Koperasi Sekunder Koperasi yang beranggota badan2 koperasi dan mempunyai daerah kerja lebih luas dari Koperasi Primer (1) Koperasi Pusat : beranggotakan paling sedikit 5 Koperasi Primer; (2) Gabungan Koperasi : beranggotakan paling sedikit 3 Pusat Koperasi; (3) Induk Koperasi : beranggotakan paling sedikit 3 Gabungan Koperasi. Yayasan Merupakan badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan; Tujuan pendirian bukan mencari keuntungan, melainkan usaha2 yang bersifat sosial Yayasan Panti Asuhan, Yayasan Panti Jompo, Yayasan Cacat Tuna Netra, dll. LOKASI PERUSAHAAN Keputusan penentuan lokasi perusahaan harus diambil apabila : 1. Perusahaan baru akan didirikan 2. Melakukan perluasan/ekspansi usaha 3. Harus pindah karena lokasi saat ini menjadi tidak ekonomis atau adanya peraturan pemerintah Jenis2 lokasi perusahaan : 1. Lokasi perusahaan yang terikat dengan alam perusahaan pertambangan 2. Lokasi perusahaan berdasarkan sejarah kerajinan perak, batik 3. Lokasi perusahaan yang ditetapkan oleh pemerintah kawasan industri 4. Lokasi perusahaan yang dipengaruhi oleh daktor2 ekonomi ketersedian bahan baku/mentah, tenaga kerja, sarana pengangkutan Tujuan penentuan lokasi perusahaan adalah supaya perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien harus dipertimbangkan faktor2 yang mempengaruhi besarnya biaya produksi, biaya distribusi, pemenuhan sasaran penjualan (dapat menyediakan dan menyerahkan barang2 tepat pada waktunya dengan jumlah, kualitas, serta harga yang layak dan masih dapat keuntungan) 13 Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi perusahaan : 1. Faktor-faktor primer : a. Letak pasar b. Letak sumber bahan mentah c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan/transportasi d. Pasokan tenaga kerja e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik 2. Faktor-faktor sekunder : a. Rencana masa depan b. Biaya dari tanah dan bangunan c. Kemungkinan perluasan d. Terdapat fasilitas layanan (Service Industries) dan fasilitas umum e. Terdapat lembaga keuangan f. Persediaan air g. Tinggi rendahnya tingkat pajak dan Undang2 perburuhan h. Sikap masyarakat i. Iklim j. Keadaan tanah Aglomerasi dan Deglomerasi Aglomerasi kecenderungan perusahaan untuk berdekatan atau mengelompok. Seringkali terlihat di daerah2 tertentu terjadi pengelompokan beberapa perusahaan, sehingga daerah tersebut menjadi daerah khusus industri. Deglomerasi kecenderungan perusahaan untuk memisahkan diri dari suatu kelompok atau daerah tertentu. Sebab2 munculnya aglomerasi : 1. Tersedianya tenaga trampil di daerah tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan 2. Perkembangan perusahaan dari perusahaan kecil menjadi perusahaan besar 3. Diferensiasi, pemisahan kegiatan produksi menjadi beberapa tempat 4. Perusahaan yang satu menjadi daya tarik perusahaan lain 5. Munculnya perusahaan baru yang mengolah bahan yang dihasilkan perusahaan lain yang sudah ada aglomerasi primer : apabila pertambahan usaha baru oleh perusahaan sendiri di samping usahanya yang telah ada; aglomerasi sekunder : dilakukan oleh perusahaan lain yang muncul kemudian untuk melayani perusahaan yang telah ada. Sebab2 terjadinya deglomerasi : 1. Harga tanah di daerah perkotaan semakin mahal, sehingga sulit memperluas usaha; 2. Tanah di dalam kota dijadikan pemukiman dan perkantoran oleh pemerintah akibat pertambahan jumlah penduduk 3. Transportasi dan sarana jalan makin membaik sehingga orang lebih mudah mengambil keputusan memindahkan perusahaan ke pinggiran kota, sebab tanah masih luas dan lebih murah 4. Meningkatnya upah buruh 14 MANAJEMEN BISNIS Perubahan Bisnis Dewasa Ini Masa sekarang ini adalah saatnya perubahan yang besar dan cepat terjadi pada semua aspek bisnis. Perubahan bisnis tersebut dapat diindikasikan sbb. : Produk dan jasa yang telah lama mapan dan terkenal di masa lalu, ternyata kini menghilang, dan produk yang sama sekali baru muncul. Pebisnis mengalami perubahan dalam sikap, praktik, dan pola kehidupan guna memenuhi permintaan yang berubah dari pelanggan, karyawan, dan masyarakat; Teknik manajemen yang baru dan lebih baik sebagai hasil dari pengertian yang lebih baik mengenai bagaimana dan mengapa orang bertindak sebagaimana yang dilakukannya; Perubahan ini semua memberikan tantangan untuk mencoba segala sesuatu yang baru, mengubah karier, dan beraspirasi untuk mencapai posisi yang baru dan lebih tinggi. Intinya adalah : banyak peluang terbuka bagi orang2 yang berjiwa pemberani dalam mengambil resiko, cakap, terdidik, berwawasan ke depan, optimistis, energik, dan bermotivasi tinggi, serta mampu mengubah ancaman dan tantangan yang menghadang menjadi peluang bisnis. Tips Bisnis Bagaimana Persaingan Mengubah Bisnis Bisnis Tradisional Bisnis Kelas Dunia * Kepuasan pelanggan * Mempesonakan pelanggan * Berorientasi pelanggan * Berorientasi pelanggan & pemangku kepent * Berorientasi laba * Berorientasi laba dan sosial * Etika reaktif * Etika proaktif * Orientasi produk * Orientasi etika dan layanan * Fokus manajerial * Fokus pelanggan Bentuk kepemilikan bisnis Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan keputusan manajemen yang sangat penting, karena dapat menentukan (atau paling tidak berpengaruh) terhadap tingkat keberhasilan dan kegagalan bisnis yang dijalankan. Untuk memilih bentuk organisasi dan kepemilikan yang terbaik, orang harus menganalisis dan mempertimbangkan keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kelemahan) relatif. Kriteria2 yang menentukan dalam pembuatan keputusan : Jenis usaha, apakah bergerak di bidang pabrikasi (industri pengolahan), perdagangan, atau jasa; Ruang lingkup operasional, menyangkut volume usaha & luas wilayah yang dilayani; Jumlah modal yang dibutuhkan untuk pembangunan awal dan perluasan; Besarnya resiko dan kesediaan pihak pemilik untuk memikul kewajiban pribadi atas hutang perusahaan; Tingkat pengendalian langsung dan manajemen yang dikehendaki oleh para pemilik; Pembagian keuntungan di antara para pemilik; Berapa lama (umur) dari usaha yang diinginkan; Kebebasan relatif dari peraturan pemerintah. 15 Varian dari bentuk kepemilikan bisnis dapat dibedakan atas : 1. Perusahaan Perseorangan (Sole Proprietorship) sebuah usaha yang dimiliki dan dioperasikan oleh satu orang; 2. Perkongsian (General Partnership) hubungan usaha secara kontrak yang diikuti oleh 2 (dua) hingga 20 orang, dengan maksud untuk menjalankan usaha guna mendapatkan keuntungan ciri yang menonjol adalah pengumpulan sumberdaya secara sukarela dari beberapa orang ke badan usaha yang dibentuk (jumlah modal yang ditanamkan tidak perlu sama) beberapa partner tidak menanamkan dana dan sebagai gantinya mereka menyumbangkan hanya jasa atau namanya di Indonesia yang mirip ini adalah Firma (Fa); 3. Perkongsian Terbatas (Limited Partnership) bentuk dimana seorang mitra (partner) atau lebih (akan tetapi tidak semuanya) bertanggungjawab atas hutang perusahaan hanya sebatas investasi yang ditanamkan membantu mitra umum (general partner) untuk menarik investasi dari orang yang tidak menghendaki tanggung jawab tak terbatas, atau orang yang tidak bersedia membantu manajemen perusahaan di Indonesia yang mirip bentuk ini adalah perusahaan komanditer / CV 4. Korporasi (Corporations) badan usaha yang didirikan secara legal yang merupakan badan hukum tersendiri dan terpisah dari para pemiliknya badan usaha ini memiliki semua hak seperti yang dimiliki oleh seseorang, seperti : membentuk usaha lain, meminjam dan memberi pinjaman, menjual dan membeli, membuat perjanjian (kontrak), memiliki properti, melakukan transaksi bisnis, menuntut dan dituntut atas namanya sendiri dijumpai pada bisnis yang berskala menengah dan besar, pemegang saham menjadi pemilik perusahaan memilih Dewan Direksi (sebagian atau seluruhnya mungkin pemegang saham) Ketua Eksekutif (Chief Executive Officer – CEO) / Direktur Utama diangkat oleh Dewan Direksi; Jenis dan tingkatan Korporasi : Perusahaan Publik Perusahaan Pemerintah (Negara) Perusahaan Swasta Perusahaan Kuasi- Publik (quasi- public corporations) Perusahaan Nirlaba (nonprofit corporations) Perusahaan Profesional (professional corporations) dan perusahaan jasa (services corporation) 5. Usaha Patungan (joint ventures) seringkali disebut sebagai proyek bersama, adalah sebuah bentuk kemitraan (partnership) perusahaan dan dibentuk oleh dua perusahaan atau lebih untuk menggarap sebuah proyek tertentu. 6. Sindikat (sindicate) mirip usaha patungan, yaitu sebuah usaha yang dibentuk oleh beberapa perusahaan untuk sebuah maksud tertentu istilah sindikat dipergunakan di bidang keuangan : sekelompok investment bankers menggabungkan sumberdaya mereka dan melakukan penjaminan emisi (underwriting) atas penerbitan obligasi dari sebuah perusahaan, salah seorang anggota sindikat dipilih menjadi Manajer Sindikat, dan sindikat ini akan berakhir setelah penerbitan sekuritas (emisi) telah berhasil sepenuhnya direalisasikan; 7. Koperasi (cooperatives) sebuah badan usaha dimana para pemiliknya (pengguna-anggota) mendapatkan kembali sisa hasil usahasesuai dengan partisipasinya; 16 8. Trust sebuah pengaturan yang mengambil kepemilikan secara yurudis dari aset pribadi dan mengelolanya untuk kepentingan mereka yang mendirikan trust atau untuk orang lain yang ditunjuk dibentuk hanya untuk jangka waktu tertentu trust yang dikelola oleh seorang trustee menerima aset tertentu dari orang2 yang mendirikannya dan dikelola bagi kepentingan mereka. 9. Perusahaan Anak dan Induk merupakan hubungan perusahaan anak dan induk perusahaan anak adalah perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lainnya (perusahaan induk) contoh : Perusahaan Induk PepsiCo dengan anak perusahaan PepsiCola, Frito-Lay, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Taco Bell. 10. Esop (Employee Stock Ownership Plan) sebuah pengaturan dimana perusahaan dimiliki oleh para karyawan yang bekerja di perusahaan sebuah ”trust” yang dibentuk atas nama karyawan. 11. Korporasi-S (S-corporation) dibentuk di Amerika Serikat pada tahun 1958, guna membantu perusahaan berskala kecil dan sekaligus membantu agar dapat bersaing dengan lebih baik (menghindari pajak ganda, Korporasi-S dapat menikmati semua keunggulan dari korporasi dan kemudahan dalam pengalihan kepemilikan); 12. Keiretsu bentuk kepemilikan yang khusus (di Jepang dan berperan dalam keberhasilan bisnis Jepang) untuk menggambarkan aliansi industri berjangka panjang atau kelompok bisnis yang menjalin bersama berbagai bisnis yaitu perusahaan2 industri, pemasok, dan pembiayaan untuk kepentingan bersama Contoh : Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo Mitsubishi, yang terbesar, teridiri atas ratusan perusahaan independen, perusahaan2 grup Mitsubishi terkait dengan kepemilikan silang (kepemilikan minoritas satu sama lain), hubungan bisnis jangka panjang, anggota direksi bersilang satu sama lain.(Innerlocking Directorates), usaha patungan, serta hubungan sosial dan historis; Keiretsu mengandalkan diri pada kerjasama di antara kelompok industrialis, pemasok, dan perusahaan pembiayaan; 13. Perusahaan bersama (Mutual Company) sebuah perusahaan yang tidak menerbitkan saham dan dimiliki oleh para pemegang polis atau deposan, yang mana hasil lebih dari usahanya (keuntungan), jika ada, dibagikan kepada para pemiliknya dalam bentuk saham. Di Indonesia contohnya : Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912. 14. Pertumbuhan Perusahaan (Corporate Growth) sebuah perusahaan dapat bertumbuh melalui dua jalan : (1) tumbuh secara internal melalui efisiensi operasional yang lebih tinggi, atau (2) menguasai atau mengakuisisi perusahaan2 lain. Contoh : Ford Motor Company yang tumbuh melalui ekspansi usaha internal dengan terus menerus menginvestasikan kembali keuntungan perusahaan; General Motor bertumbuh dengan membeli perusahaan2 pesaing. 15. Waralaba (Franchises) perjanjian waralaba adalah merupakan pengaturan dimana seseorang dengan gagasan bagus bagi sebuah perusahaan (disebut franchiser) menjual hak untuk menggunakan nama perusahaan dan menjual produk atau jasa (objek franchise) kepada pihak lain (franchisee) di suatu wilayah tertentu. 17 Bisnis Internasional Munculnya Internasionalisme Perdagangan antar negara telah ada sejak ratusan tahun lalu, namun semenjak Perang Dunia II dengan telah membaiknya fasilitas transport, volume kegiatan bisnis internasional meningkat secara signifikan. Berbagai perusahaan dari Eropa dan Amerika Serikat melalui kemajuan teknologi yang dikembangkannya dan jaringan bisnis yang dikuasainya dapat melanggengkan kedudukan yang dominan dalam era globalisasi. Perkembangan selanjutnya selama dua dasawarsa terakhir barang2 yang diproduksi oleh perusahaan2 dari Asia Pasifik dengan cepat telah mengejar barang2 dari negara Barat. Barang2 seperti mobil, TV, dan VCR produksi Jepang dijumpai di hampir semua negara di dunia. Langkah yang dipelopori Jepang ini kemudian dibuntuti oleh Korea Selatan, Taiwan, dan Hongkong. Meningkatnya peranan kawasan Asia Pasifik di arena bisnis dunia ditandai dengan fakta2 berikut : Dalam daftar Korporasi terbesar kelas dunia, termasuk Fortune 500 pada 1991, sebanyak 119 korporasi berasal dari Jepang, 13 dari Korea Selatan (Daewo, Lucky Goldstar, Hyundai, Ssangyong, dll), masing2 satu dari Taiwan (Chinese Petroleum), Malaysia (Petronas), dan Thailand (Petroleum Authority of Thailand); Perbankan Jepang kini mendominasi 20 bank terbesar di dunia (Dai-ichi Kangyo, Sumitomo, Fuji, dan Sanwa telah menggantikan posisi keuangan raksasa seperti Bank of America dan Chase Manhattan) Trend dalam Bisnis Internasional Di masa lampau perusahaan internasional memiliki operasi utama di negara asalnya (Etnosentris : pandangan bahwa kantor pusatnya sendiri sebagai sumber utama dari modal, pasar, tenaga manajerial, dan prosedur hukumnya), para manajer senior dikirim dari dikirim dari kantor pusat sedangka staf pendukung direkrut dari negara tuan rumah masing2. Pada tahun2 belakangan perusahaan internasional berubah menjadi lebih mengarah ke pandangan yang bersifat geosentris (menganut pendekatan global yang menyesuaikan praktek manajerial menurut budaya dan lingkungan di negara2 tuan rumah, merekrut para manajer lokal yang mampu mengelola perusahaan tanpa mengorbankan standar tinggi yang diterapkan kantor pusat). Lebih Banyak Investasi di Asia Hingga dasawarsa 60-an negara2 Barat menjadi investor utama (MNC dari AS, Inggeris, Perancis, dan Jerman). Dalam dua dasawarsa berikutnya terjadi ”trend baru” yaitu meningkatnya investasi dari negara2 Asia terutama Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Barang2 produksi Asia yang dijual di luar kawasan seperti : Toyota, Honda, Mitsubishi, Nissan, Daewoo, Hyundai, Sony, Lucky Goldstar, Samsung, Tatung, Acer telah merambah ke seantero dunia. Sedangkan merek2 dari dunia Barat banyak diproduksi di Asia berdasarkan prinsip Waralaba. Di lain pihak, perusahaan Jepang juga mendirikan pabrik2 patungan di Amerika Serikat untuk memproduksi mobil kemudian di ekspor kembali (reekspor). 18 Manajer dalam Bisnis Internasional Tanggung jawab manajer perusahaan internasional jauh lebih kompleks dibanding manajer domestik, karena harus menangani lingkungan internasional yang komponen dasarnya (politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya) berbeda2 kondisinya di setiap negara. Keputusan untuk mendirikan pabrik di luar negeri tergantung pada banyak faktor seperti stabilitas politik, sikap masyarakat dan pemerintah terhadap perusahaan asing, selera, adat-istiadat, tingkat dan sistem pengupahan, tersedianya tenaga listrik dan air, telekomunikasi, prasarana jalan, bandara, pelabuhan, dan sistem transportasi. Dasar2 Bisnis Internasional Neraca Perdagangan : selisih antara ekspor dan impor. Perdagangan surplus (Neraca Perdagangan menguntungkan) berarti ekspor yang nilainya lebih besar dibanding impor. Perdagangan defisit (Neraca Perdagangan tidak menguntungkan) berati impor yang nilainya lebih besar dibanding ekspor. Neraca Pembayaran suatu negara : keseluruhan aliran uang yang masuk dan keluar pada sebuah perekonomian (negara) hutang luar negeri, bantuan luar negeri, keuntungan atau deviden yang diterima dari investor internasional. Negara yang mengalami ”defisit Neraca Pembayaran” biasanya berusaha untuk mengurangi impor atau meningkatkan ekspor, atau menyesuaikan investasi di luar negeri. Kebijakan men”devaluasi” mata uangnya bertujuan agar barang2 yang dihasilkan bisa lebih murah di luar negeri dan sebaliknya barang2 luar negeri menjadi lebih mahal di pasar domestik. Nilai Tukar (kurs) : nilai (harga) mata uang sebuah negara dalam hubungannya dengan mata uang dari negara2 lain. Devaluasi adalah pengurangan nilai tukar mata uang sebuah negara. Nilai tukar mengambang adalah nilai tukar sebuah mata uang yang ditentukan oleh kekuatan2 permintaan dan penawaran di pasar uang internasional. Pendorong Bisnis Internasional Banyak negara yang berupaya untuk mendorong peningkatan perdagangan dan investasi internasional dengan melakukan langkah2 sbb. : Pembentukan Zona Perdagangan Bebas sebuah wilayah khusus di suatu negara dimana barang2 luar negeri boleh diimpor tanpa perlu membayar bea masuk dalam zona ini para pekerja mengemas kembali atau memproses barang2 impor untuk kemudian di re-ekspor. Keuntungannya adalah : (1) pasar domestik tidak terpengaruh, (2) kesempatan/peluang kerja bagi pekerja lokal; Zona Ekonomi Khusus pembukaan zona dengan pemberian konsesi istimewa berupa : penggunaan lahan, insentif pajak, pembebasan bea masuk atas bahan2 dan mesin yang diimpor, repatriasi keuntungan yang bebas untuk menarik minat para investor (terutama asing) agar terdorong membangun pabrik dan berbisnis di zona. Contoh : Cina membuka beberapa zona ekonomi khusus di sepanjang wilayah pantai (Shenzhen, Zhuhai, Shantou dekat Hongkong dan Xiamen dekat Taiwan); 19 Lembaga Keuangan banyak negara memiliki bank ekspor-impor yang mengkhususkan perdagangan internasional dan pembiayaan untuk kegiatan2 semacam itu. Badan2 promosi khusus juga didirikan guna mendorong perdagangan dan investasi internasional (contoh : Trade Develompent Board dan Economic Development Board). International Monetary Fund (IMF) sebagai sebuah organisasi PBB membantu negara2 dalam menstabilkan nilai tukar mata uangnya; The World Bank (IBRD) membantu negara2 berkembang dalam pembangunan ekonomi; International Finance Corporation (IFC) yang merupakan afiliasi dari Bank Dunia, melakukan investasi berupa proyek2 di negara2 berkembang; International Development Association (IDA) – afiliasi lain dari Bank Dunia, memberikan fasilitas pinjaman kepada negara2 berkembang. Hambatan dalam Bisnis Internasional Meskipun teknologi telah maju, masih banyak pengusaha khususnya bagi mereka yang kurang memahami liku2 bisnis dan kondisi dunia luar, pada umumnya mengalami hambatan/perintang dalam pengembangan bisnis internasional sbb. : 1. Perbedaan praktek manajemen Manajemen (domestik) yang bagus belum tentu berhasil diterapkan di luar negeri, karena perbedaan pengharapan dan cara melakukan bisnis. Contoh : negosiasi lebih lama karena birokrasi, perbedaan bahasa, dan budaya setempat; 2. Informasi pasar yang kurang memadai Di negara2 berkembang informasi pasar tidak tersedia, sulit didapat atau tidak terpercaya; 3. Ketidakstabilan politik Di negara2 Eropa dan Amerika Utara politiknya stabil, kebijakan ekonomi berubah ketika pemerintahan baru terbentuk, akan tetapi kegiatan bisnis berlangsung biasa. Di negara berkembang pemerintah berkuasa dapat tumbang karena kudeta, dan kebijakan pemerintah akan berubah sangat drastis; 4. Hambatan prasarana ekonomi Di negara maju, sistem transportasi darat, laut, dan udara menunjang mudahnya distribusi barang dan jasa; tersedianya fasilitas pos dan telekomunikasi yang efisien memudahkan kegiatan bisnis. Di banyak negara berkembang, berbagai fasilitas mungkin tidak tersedia, sangat mahal atau tidak efisien; 5. Pengendalian devisa Keuntungan investor dapat terpangkas nilainya sebagai akibat devaluasi mata uang lokal atau sebagai akibat inflasi yang tinggi; Adanya kebijakan yang tidak memperbolehkan pengusaha mengirimkan keuntungannya ke negara asal, atau tidak diperbolehkan untuk mengkonversikan keuntungan tsb dari mata uang lokal ke $ dollar atau mata uang keras lainnya; 6. Restriksi tarif dan perdagangan Perdagangan internasional dipengaruhi oleh restriksi dalam tarif dan perdagangan yang dikenakan oleh negara pengimpor.Tarif yaitu pajak yang dibebankan pada impor Ada dua macam tarif, yaitu (1) Tarif Pendapatan dimaksudkan untuk meningkatkan penghasilan pemerintah, dan (2) Tarif Proteksi dimaksudkan untuk menaikkan harga akhir barang impor; Untuk melindungi barang hasil produksi domestik dengan membuat lebih kompetitif terhadap barang impor diberlakukan ”Tarif Bea Masuk yang lebih tinggi”. 20 7. Kuota Impor Kuota yang ditetapkan oleh negara pengimpor dengan maksud untuk membatasi jumlah impor untuk barang tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi barang yang sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Bentuk ekstrim kuota adalah Embargo, yaitu pelarangan total terhadap impor suatu barang. Perdagangan Luar Negeri dan Bisnis Internasional Perdagangan Internasional merupakan bagian (subset) dari Bisnis Internasional yang meliputi lingkup yang lebih luas, termasuk jasa2 seperti transportasi (darat, laut, udara), pariwisata, telekomunikasi, perbankan, asuransi, perusahaan pembiayaan, anjak piutang, sewa-beli, dan penanaman modal baik secara langsung (foreign direct investment) maupun tidak langsung (portfolio investment). Suatu perusahaan dapat melibatkan diri dalam bisnis internasional secara langsung dengan jalan mendirikan cabang atau anak perusahaan di negara lain go international, alternatifnya adalah : Usaha patungan (joint venture) pengaturan di antara dua negara yang berbeda untuk memasarkan, merakit, atau memproduksi suatu barang; Pemberian hak lisensi (licensing arrangement) pihak licensor asing memperkenankan pihak licensee lokal untuk menggunakan hak paten, merek dagang, proses pengolahan, teknologi, hak cipta, atau jasa teknis mereka. Turnkey project sebuah perusahaan internasional menyusun desain (rancangan) dan membangun seluruh operasi. Setelah proyek selesai, kemudian menyerahkan manajemen kepada tenaga lokal yang telah dilatih sebelumnya. Kontrak manajemen sebuah perusahaan menjual jasa manajemen untuk mengoperasikan sebuah fasilitas (unit produksi atau pabrik) yang dimiliki oleh pihak lain contoh : Marriot Corporation yang menerima ”fee” manajemen untuk mengoperasikan hotel di berbagai negara. Kontinum Keterlibatan Internasional Berdasarkan tingkatan keterlibatan di arena bisnis internasional, organisasi dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu : 1. Tingkat I : Organisasi Domestik Perusahaan yang beroperasi dalam sebuah negara tunggal kebanyakan perusahaan berskala kecil yang mendapatkan sumber daya, memproduksi, dan menjual produknya terbesar dari kegiatan bisnis berlangsung di dalam negeri (kadangkala bisa juga melakukan penjualan internasional atau mendapatkan sumber daya dari pihak luar negeri. 2. Tingkat 2 : Organisasi Internasional Perusahaan yang terutama berbasis di dalam sebuah negara saja, namun memiliki transaksi internasional yang berarti dan kontinu. 3. Tingkat 3 : Organisasi Multinasional Perusahaan Multi Nasional (PMN) mewakili tingkat ketiga dalam keterlibatan internasional; 4. Tingkat 4 : Organisasi Transnasional Perusahaan Transnasional (PTN) merupakan perusahaan dengan keterlibatan internasional paling tinggi (maksimal). 21 LINGKUNGAN BISNIS LINGKUNGAN UMUM KONDISI SOSIAL BUDAYA KONDISI EKONOMI LINGKUNGAN KHUSUS Pesaing Pelanggan Pemasok KONDISI TEKNOLOGI Organisasi (PT. XYZ) Pembuat Peraturan Serikat Pekerja Pemegang Saham KONDISI HUKUM & POLITIK KONDISI LINGKUNGAN LINGKUNGAN INTERNAL BISNIS 22 Lingkungan Umum 1. Kondisi Ekonomi kondisi umum dari perekonomian yang berkaitan dengan suku bunga, inflasi, konvertibilitas mata uang, tingkat penghasilan per kapita, produk domestik bruto, kebijakan moneter dan fiskal, sistem perpajakan, penduduk, pengangguran, tingkat upah, dan indikator ekonomi lainnya yang berkaitan; 2. Kondisi Sosial Budaya kondisi umum dari nilai2 sosial budayayang berlaku mengenai hak azasi manusia, adat istiadat, norma, nilai, kepercayaan, bahasa, sikap, perilaku, agama, selera, ethos kerja, aspirasi, trend pendidikan, dan lembaga sosial terkait; 3. Kondisi Hukum Politik ideologi politik, partai dan organisasi politik, bentuk pemerintahan, hukum, undang2 dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi transaksi bisnis, perjanjian dengan negara lain, hak paten dan merk dagang; 4. Kondisi Tekonologis kondisi umum dari pengembangan dan tersedianya teknologi di dalam lingkungan, termasuk kemajuan iptek; 5. Kondisi Lingkungan Alam kondisi umum dari alam dan kondisi lingkungan fisik. Lingkungan Khusus 1. Pelanggan kelompok, individu, dan organisasi konsumen atau nasabah tertentu yang membeli barang dan atau menggunakan jasanya; 2. Pemasok pemberi SDM, informasi, dan keuangan serta bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi; 3. Pesaing organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang sama atau serupa kepada kelompok konsumen atau nasabah yang sama; 4. Pembuat Peraturan badan2 atau perwakilan2 pemerintah tertentu pada tingkat lokal (kabupaten), daerah (propinsi) dan pusat (nasional) sebagai penegak hukum dan peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasional organisasi; 5. Serikat pekerja organisasi yang menghimpun para pekerja untuk memperjuangkan aspirasi para anggotanya; Peranan Pemerintah yang berpengaruh terhadap bisnis 1. Peraturan Pemerintah Perlindungan atas persaingan UU Antitrust Perlindungan atas lingkungan UU keselamatan Kerja Perlindungan atas konsumen Label untuk produk makanan, kedaluarsa Regulasi dan deregulasi regulasi dan deregulasi perbankan 2. Pemerintah sebagai pesaing Perusahaan milik pemerintah (BUMN/BUMD) sebagai pesaing bagi swasta 3. Pemerintah sebagai stabilisator ekonomi Kebijakan pemerintah melalui APBN untuk mempengaruhi kestabilan dan pertumbuhan ekonomi 4. Pemerintah sebagai pendukung Program untuk menunjang golongan ekonomi lemah, misalnya : subsidi pupuk untuk petani, bantuan untuk usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) 5. Pemerintah sebagai pelanggan Pemerintah sebagai konsumen bagi produk dan jasa dalam perekonomian seperti tercermin dalam APBN 23 6. Pemerintah sebagai pengurus rumah tangga Pemerintah memberikan banyak pelayanan kepada dunia usaha, misalnya : perijinan, sanitasi, pembuangan kotoran, dsb 7. Pemerintah sebagai Penarik Pajak Pajak adalah biaya untuk menjalankan bisnis. Pajak dapat pula digunakan sebagai insentif ekonomi agar pelaku bisnis bergerak ke arah yang dikehendaki pemerintah. Lingkungan dan Keunggulan Daya Saing Perhatian pihak manajemen dalam menangani lingkungan eksternal yang kompleks dan terus-menerus berubah semakin dipusatkan pada konsep keunggulan daya saing (Schermerhorn, 1996). Keunggulan daya saing merupakan kompetensi atau kelebihan tersendiri (khusus) untuk memenangkan pasar, yaitu kelebihan tertentu yang memungkinkan suatu organisasi dapat menangani kekuatan2 pasar dan lingkungan secara lebih baik daripada para pesaingnya. Perekonomian Tidak ada satu organisasipun yang kebal terhadap pengaruh dari faktor2 ekonomi, terlebih pada dewasa ini, dimana persaingan untuk memburu konsumen dan mendapatkan sumber daya yang langka semakin keras. Oleh karana itu, para manajer masa kini harus paham dan mengikuti serta responsif terhadap perkembangan perekonomian dunia. Para manajer harus mengarahkan perusahaan untuk bersaing dan memenangkannya, baik pada saat ekonomi sedang mengalami resesi maupun ketika ekonomi mengalami pertumbuhan tidak hanya bersaing antar perusahaan2 saja, tetapi juga keunggulan bersaing dari bangsa2. Isu Sosial Budaya Para manajer harus senantiasa sadar, bahwa pada dewasa ini mereka harus siap bekerja dalam era multikultural (multiculturalism) dan keberagaman angkatan kerja (workforce diversity). Seorang manajer harus membuat keputusan yang baik ketika merekrut dan menyeleksi pekerja dari sumber tenaga kerja, baik dari eksternal maupun internal; Manajer harus menciptakan dan menjaga kondisi kerja yang memungkinkan para pekerja mencapai produktivitas yang tinggi; Manajer yang baik harus paham bahwa pekerja yang berbakat dan rajin merupakan hal yang sangat penting untuk keunggulan daya saing jangka panjang. Aspek Hukum-Politik Segala upaya yang dilakukan oleh para manajer guna mengejar keunggulan daya saing harus dilakukan dengan cara2 yang sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu tetap menjunjung etika dan tanggung jawab sosial, serta berada dalam kerangka hukum dan peraturan pemerintah yang mendukung pengharapan tersebut. Manajer harus memahami adanya perlindungan hukum yang berkaitan dengan serikat pekerja, praktek hubungan kerja yang adil, kesehatan dan keamanan kerja, serta lingkungan hukum yang mempengaruhi operasi perusahaan, seperti perlindungan konsumen, perlindungan lingkungan dan hak azasi. 24 Aspek Teknologi Dalam era teknologi informasi ini, penggunaan informasi teknologi merupakan tema kunci keseharian; komputer dan teknologi informasi terus memperluas pengaruhnya pada proses manufakturing dan pelayanan; keunggulan daya saing melalui teknologi akan merupakan kunci pendorong bagi organisasi pada beberapa tahun mendatang. Lingkungan Alam Environmenttalisme adalah ekspresi dan demonstrasi dari kepedulian masyarakat mengenai kondisi lingkungan alami dan fisik. Bumi kita menderita kerusakan ekologi yang disebabkan oleh limbah racun, hujan asam, pemanasan global, berkurangnya keragaman kehidupan dan fenomena lainnya (juga menderita karena kecelakaan industri, seperti malapetaka nuklir Chernobyl dan tumpahnya minyak di Alaska). Isu2 mengenai lingkungan menduduki peringkat kedua tertinggi pada prioritas sosial setelah pendidikan hasil survey menunjukkan bahwa dunia usaha harus mengambil peran aktif dalam memecahkan permasalahan lingkungan yang kini dihadapi masyarakat dunia. Para pemimpin bisnis dan pemerintahan yang berwawasan progresif mengakui bahwa sejumlah besar industri di dunia mengandalkan sumber daya alam untuk basis produk yang dihasilkannya, yaitu minyak dan gas, hasil hutan dan logam. Para pemimpin bisnia dan pemerintahan mengerti besarnya potensi untuk pemasaran hijau (green marketing) yang melibatkan penjualan produk2 yang ramah lingkungan, mengerti berkembangnya tekanan terhadapa industrialis pada “design for the environment”, yakni mendesain barang yang memenuhi kriteria “3 R”, yaitu mengurangi (R dari “reduce”) jumlah suku cadang, memakai kembali (R dari “reuse”) suku cadang, dan mendaur ulang (R dari “recycle”) suku cadang. Lingkungan Internal Visi-misi gambaran kondisi atau potret di masa depan (berjangka panjang) yang akan dituju (diinginkan) oleh suatu organisasi. Misi pernyataan mengenai maksud dan filosofi organisasi atau alasan mengapa suatu organisasi eksis. Setiap tingkatan manajemen : harus memahami sepenuhnya apa yang menjadi visi dan misi organisasi. Setiap unit kerja (devisi, departemen, pabrik) : harus memiliki tujuan jelas yang selaras dengan visi dan misi. Budaya Perusahaan merupakan iklim sosial dan psikologis dari suatu perusahaan, dan wujudnya bisa merupakan budaya yang tertutup (keputusan cenderung dibuat oleh tingkatan yang lebih tinggi dalam manajemen : manajer kurang percaya pada bawahan, banyak kerahasiaan di seluruh jajaran organisasi, dan karyawan tidak terdorong untuk berkreasi memecahkan masalah) atau terbuka (keputusan dibuat pada tingkatan manajer yang lebih rendah : kepercayaan dan dorongan berkreasi dalam pemecahan masalah cukup besar) Budaya sistem dari kebersamaan, nilai, kepercayaan, dan kebiasaan di dalam suatu organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal yang menghasilkan norma perilaku dalam organisasi. Gaya Manajemen sikap dan preferensi atasan mempengaruhi pelaksanaan tugas. Masalahnya bisa timbul bila gaya manajerial dari manajer yang lebih tinggi berbeda dengan manajer tingkat bawahnya. 25 Kebijakan Kebijakan menetapkan batasan sebagai arahan dalam membuat keputusan kebijakan yang dibuat oleh manajer tingkat bawah harus selaras dengan kebijakan dari manajer yang lebih tinggi. Kebijakan seringkali dimaksudkan untuk menjamin konsistensi dalam praktik, misalnya mengenai kapan dan bagaimana kinerja dinilai. Karyawan dalam berbagai hal (kecakapan, sikap, tujuan pribadi, dan kepribadian) berbeda antar karyawan, yang akibatnya perilaku seorang manajer yang efektif dengan seorang karyawan mungkin tidak efektif dengan karyawan lain. Agar bisa efektif, manajer harus mempertimbangkan perbedaan, baik individual maupun kelompok (contoh : menghadapi karyawa yang berpengalaman tidak perlu banyak memperhatikan detail teknis dari tugas, tetapi cukup mendorong kerjasama kelompok) Organisasi informal hubungan yang berkembang dan pola interaksi manusia di dalam organisasi yang tidak ditetapkan secara resmi, yang dapat berdampak negatif maupun positif. (organisasi formal : ditunjukkan oleh bagan/struktur organisasi dan uraian jabatan manajer mengetahui hubungan pelaporan yang resmi). Hubungan antar unit manajer harus memahami benar hubungan antar devisi atau departemen yang ada dan harus memanfaatkan hubungan tersebut secara maksimal. Kebijakan Kualitas Lingkungan (Procter & Gamble ; P & G) Produk yang berkualitas dan bernilai unggul yang memenuhi kebutuhan konsumen global (meningkatkan kualitas lingkungan dari produk, kemasan, dan operasi di seluruh dunia), P & G menyampaikan kebijakan yang ditempuh, sbb. : 1. Menjamin produk, kemasan dan operasi aman bagi karyawan, konsumen, dan lingkungan; 2. Sejauh mungkin mengurangi atau mencegah dampak lingkungan dari produk dan kemasan dalam desain, pengolahan, distribusi, penggunaan dan peraturan; 3. Mememnuhi atau melampaui pemenuhan atas undang2 lingkungan dan peraturan; 4. Secara kontinu menilai teknologi dan program lingkungan, dan memantau program ke arah sasaran lingkungan; 5. Menyajikan informasi yang faktual dan relevan kepada konsumen, pelanggan, karyawan, masyarakat, kelompok kepentingan publik, dan pihak lainnya tentang kualitas lingkungan dari produk, kemasan dan operasi P & G; 6. Menjamin bahwa setiap karyawan memahami dan bertanggung jawab serta akuntabel terhadap penerapan pertimbangan2 kualitas lingkungan dalam kegiatan bisnis seharihari; 7. Memiliki kebijakan dari program operasi, serta sumber daya yang diperlukan guna mengimplementasikan kebijakan kualitas lingkungan. 26 LINGKUNGAN MENARIK DAN TIDAK MENARIK Faktor Lingkungan. Pesaing Ancaman pendatang Produk pengganti Pemasok Pelanggan Menarik Sedikit, pertumbuhan industri Tinggi, ukuran tak sama, diferensiasi Ancaman rendah, banyak Perintang untuk masuk Sedikit Banyak, daya tawar rendah Banyak, daya tawar rendah Tidak Menarik Banyak, pertumbuhan industri rendah,ukuran sama, komoditas Ancaman tinggi, perintang masuk sedikit Banyak Sedikit, daya tawar tinggi Sedikit, daya tawar tinggi Lingkungan Organisasi Dibedakan menjadi : 1. Lingkungan Eksternal (meliputi unsur2 yang mempengaruhi organisasi dari luar batas organisasi terdiri atas komponen2 umum yang membentuk ”lingkungan umum” dan yang bersifat spesifik yang membentuk ”lingkungan spesifik atau lingkungan tugas”) dan 2. Lingkungan Internal (terdiri atas unsur2 di dalam organisasi yang mempengeruhi manajemen organisasi). LINGKUNGAN INTERNASIONAL Lingkungan yang dihadapi oleh para manajer sebuah perusahaan internasional jauh lebih kompleks daripada perusahaan domestik. Tugas pokok yang dipikul manajemen puncak perusahaan internasional adalah mengembangkan dan menjaga pengertian yang mendalam mengenai lingkungan setiap negara di mana mereka memiliki kegiatan operasi, afiliasi, pemasok, dan konsumen atau pelanggan. Aspek lingkungan yang harus dipantau dan dicermati secara terus-menerus mencakup lingkungan umum seperti pada lingkungan domestik (tetapi ruang lingkup kawasannya lebih luas, yaitu negara2 lain secara individual, regional atau global), yaitu meliputi aspek2 : politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi yang senantiasa mengalami perubahan. Lingkungan Politik ibarat pisau bermata dua, di satu sisi dapat menjadi pendorong dan di sisi lain dapat menjadi penghambat/penghalang bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi dari para investor dan pengusaha baik domestik maupun asing Contoh : 1.Pandangan politik dari para pemimpin bangsadapat melahirkan aturan/undang2 yang bisa mendorong perdaganghan domestik dan menciptakan perintang bagi perdagangan dengan dunia luar, 2.Stabilitas sebuah pemerintahan dan dukungan rakyat, bisa menghindari investasi di sebuah negara, 3.Adanya berbagai kelompok kepentingan seperti petani, produsen, distributor, partai politik dapat melancarkan protes masyarakat dan menciptakan aturan2 proteksionistis, 4.Bubarnya atau bersatunya suatu negara (perubahan bentuk negara) 27 Lingkungan Hukum Setiap negara memiliki seperangkat hukum yang unik yang berpengaruh terhadap perdagangan antar negara, baik bilateral maupun multilateral; Beberapa negara memberlakukan perintang2 perdagangan : Kuota, Tarif, Embargo, Kebijakan Pengadaan Pemerintah, Peraturan Standar yang dilakukan Pemerintah, Prosedur Pabean/Bea, Subsidi Ekspor dan Countervailing duties. Lingkungan Ekonomi untuk memasuki bisnis internasional beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah : stabilitas mata uang sebuah negara, infrastruktur, tersedianya bahan2 mentah dan bahan baku yang diperlukan, suku bunga, tingkat inflasi, sistem perpajakan, tingkat penghasilan masyarakat, kedekatan kepada konsumen, dan iklim. Lingkungan Sosial Budaya lingkungan sosial budaya bagi manajer internasional meliputi tradisi, bahasa, kebiasaan, nilai, agama, dan tingkat pendidikan masyarakatnya; Disarankan ”pendekatan berdasarkan lima dimensi” oleh Phatak (1992), yaitu : 1. Budaya Material, 2. Lembaga Sosial, 3. Manusia dan universe, 4. Estetika, 5. Bahasa Unsur2 Sosial Budaya yang terkait dengan negara2 asal (induk) dan tuan rumah, menurut William Schoell et.al (1993) adalah : 1. bahasa, 2. estetika 3. kebiasaan dan pantangan 4. agama 5. nilai dan sikap budaya 6. struktur sosial. Lingkungan Teknologi lingkungan ini berkaitan dengan inovasi yang berlangsung dengan cepat dalam semua jenis teknologi mulai dengan robotik hingga telpon seluler. Dalam lingkungan global, perusahaan2 teknologi beraliansi strategis dengan para saingannya (Amerika dengan Swiss, Jepang, dan Jerman) dengan tujuan untuk mencapai pengembangan produk dan penyampaian (delivery) berkelas dunia, yaitu produk bermutu terbagus dan membawanya ke pasar dalam waktu yang singkat. PERUSAHAAN MULTI NASIONAL DAN TRANSNASIONAL Perusahaan Multi Nasional (PMN) Multinational Corporation (MNC) adalah (menurut W.F. Schoell, at.al,1993) sebuah perusahaan yang berbasis di suatu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau lebih negara asing (disebut negara tuan rumah) sebuah organisasi yang terlibat dalam kegiatan bisnis di tingkat internasional, menjalankan kegiatannya dengan skala internasional yang tidak memandang batas negara dan dipimpin oleh sebuah strategi bersama dari sebuah induk (pusat) perusahaan. Karakteristik PMN 1. Membentuk afiliasi di luar negeri, yang seluruhnya dimiliki oleh perusahaan induk (pemilik PMN) atau dimiliki bersama dengan satu atau lebih mitra dari negara2 lain, 2. Beroperasi dengan Visi dan Strategi mendunia (global), yaitu memandang dunia sebagai pasarnya, 3. Kecenderungan untuk memilih jenis2 kegiatan bisnis tertentu, 4. Kecenderungan untuk menempatkan afiliasi di negara2 yang maju di dunia, 5. Menempuh satu dari tiga strategi dasar yang bersangkutan dengan staffing. 28 Plus-minus hubungan PMN dengan Negara Tuan Rumah HUBUNGAN PMN – TUAN RUMAH Manfaat Bersama Peluang bersama dengan potensi : Pertumbuhan Penghasilan Pembelajaran Pembangunan Keluhan Negara Tuan Rumah terhadap PMN Laba berlebihan Dominasi ekonomi Intervensi terhadap pemerintah Tidak membantu pembangunan Menyedot tenaga lokal berbakat Keluhan PMN terhadap Tuan Rumah Pembatasan laba Sumber daya lebih mahal Peraturan eksploitatif Restriksi devisa Kegagalan memenuhi kewajiban kontrak Keuntungan potensial dari kehadiran PMN bagi pihak Tuan Rumah : 1. Basis Pajak yang lebih besar 2. Meningkatnya jumlah kesempatan/lapangan kerja 3. Alih teknologi 4. Ekspansi modal 5. Diperkenalkannya jenis industri khusus 6. Pengembangan sumber daya lokal Kesulitan yang dialami di negara asalnya sendiri : 1. Hilangnya hubungan dengan kebutuhan dan prioritas domestik 2. Mengalihkan pekerjaan kepada pasar tenaga kerja di luar negeri yang lebih murah 3. Mengekspor investasi modal ke luar negeri 4. Terlibat praktek korupsi di luar negeri Jenis Tenaga Kerja yang mendukung operasi PMN : 1. Ekspatriat (tenaga asing) tenaga kerja yang bertempat tinggal dan bekerja di sebuah negara di mana mereka tidak memiliki kewarganegaraan; 2. Warga negara tuan rumah (tenaga lokal) tenaga kerja yang memiliki kewarganegaraan di mana fasilitas perusahaan di luar negeri berlokasi 3. Warga negara ketiga (tenaga dari negara ketiga) tenaga kerja dari sebuah negara yang bekerja di negara lain untuk sebuah perusahaan yang berkantor di pusat di negara lain lagi. Repatriasi proses membawa seseorang yang telah bekerja di luar negeri kembali ke negara asal dan menyatukan mereka kembali ke tempat bekerja di perusahaan induk. 29 Keuntungan dan Kerugian Mempekerjakan Staf Lokal dan Staf Ekpatriat Untuk Anak Perusahaan di Luar Negeri Keuntungan Kerugian Staf Lokal * Biaya tenaga lebih rendah * Kesulitan dalam menyeimbangkan permintaan * Kepercayaan pada warga negara lokal lokal dan prioritas global * Meningkatkan penerimaan masyarakat lokal * Tertundanya keputusan lokal yang sulit (misal terhadap perusahaan pemberhentian kerja) hingga saat di mana * Memaksimalkan jumlah opsi yang tersedia kondisi tak dapat dihindarkan lagi di lingkungan lokal * Kesulitan dalam merekrut staf yang berkuali * Pengakuan perusahaan sebagai peserta fikasi yang sah dalam perekonomian lokal * Dapat mengurangi tingkat pengendalian lokal * Secara efektif mencerminkan pertimbangan & oleh kantor pusat kendala lokal dlm proses pembuatan keputusan Ekspatriat * Kesamaan budaya dengan perusahaan induk * Menciptakan masalah penyesuaian terhadap menjamin pengalihan praktik bisnis/manaj. lingkungan dan budaya asing * Meningkatkan pengendalian dan koordinasi * Meningkatkan keasingan dan anak perusahaan . dan anak2 perusahaan internasional * Melibatkan biaya pindahan, gaji, dan biaya * Memberikan orientasi multinasional lain yang tinggi melalui pengalaman di perusahaan induk * Dapat menimbulkan masalah pribadi dan kel. kepada karyawan * Berdampak insentif negatif pada moral dan * Menghimpun kelompok eksekutif bermotivasi manajemen lokal berpengalaman internasional * Bisa terkena restriksi oleh pemerintah lokal * Bakat lokal belum bisa memberikan nilai sebanyak ekspatriat Kompleksitas Manajemen PMN perbedaan dengan manajemen domestik, manajemen internasional menyangkut kegiatan operasional yang berhubungan dengan 6 (enam) variabel (Samuel C. Certo, 1997) : 1. Kedaulatan nasional 2. Kondisi ekonomi nasional 3. Nilai dan kelembagaan nasional 4. Saat revolusi industri nasional 5. Jarak geografis 6. Wilayah dan penduduk. Resiko dan PMN pengembangan sebuah PMN membutuhkan investasi yang besar untuk operasi di luar negeri, sehingga setiap manajer yang melakukan investasi luar negeri mengharapkan dampak sbb. : 1. Mengurangi atau menghilangkan biaya transportasi yang tinggi 2. Berpartisipasi dalam ekspansi pasar yang pesat di luar negeri 3. Memberikan ketrampilan teknis, desain dan pemasaran di luar negeri 4. Meraih keuntungan yang lebih besar untuk mencapai hasil2 yang diinginkan akan selalu merupakan hal yang tidak pasti dan tentu akan berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, namun manajer yang melakukan investasi di luar negeri harus melakukan penilaian terhadap kemungkinannya seakurat mungkin banyak perusahaan meminimalisasi jenis resiko dengan menambahkan klausul standar pada kontrak mereka yang menetapkan bahwa jika terjadi kontroversi bisnis yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak2 yang terlibat, mereka akan setuju terhadap mediasi yang dilakukan oleh mediator yang dipilih secara bersama. 30 Perusahaan Transnasional (PTN) disebut juga Perusahaan Global, yaitu perusahaan yang menjadikan seluruh dunia sebagai ajang bisnis, merupakan perusahaan yang mencerminkan tingkat atau tahapan kegiatan internasional yang keempat memiliki kepemilikan, pengendalian, dan manajemen dari banyak negara. Melihat adanya peluang besar di pasar dunia, beberapa PMN telah mengubah organisasi mereka dari perusahaan berbasis di negara asal (induk) menjadi perusahaan2 berskala dunia yang melakukan kegiatan bisnis di seluruh dunia dan tidak mengenal loyalitas tunggal pada satu negara tertentu. Keunggulan dan kelemahan perusahaan berskala besar Faktor2 internal yang menguntungkan : Semakin besar perusahaan, semakin memungkinkan untuk menerapkan spesialisasi dalam devisi (riset, pengembangan, pengujian produk, riset pemasaran & periklanan) dan personalia (insinyur, ahli kimia, peneliti pasar, dan pemegang hak cipta; Perusahaan besar bisa menikmati skala ekonomis, pada umumnya semakin banyak produk yang dihasilkan, semakin rendah biaya untuk setiap unit tambahan; Perusahaan besar bisa meminjam dana lebih besar dan memperoleh bunga yang menguntungkan; Perusahaan besar cenderung lebih permanen, dan mudah menarik manajer profesional (karyawan yang karirnya di bidang manajemen dan mengelola perusahaan di mana mereka bukan pemilik utama). Faktor2 internal yang merugikan : Terjadinya penyalahgunaan kekuatan, yang disebabkan banyak orang percaya bahwa perusahaan yang begitu besar akan bisa mengarah pada berkurangnya persaingan dan terciptanya konsentrasi ekonomi yang berlebihan; Tudingan kurang manusiawi, karena kurangnya hubungan antara pekerja dengan manajer membuat para pekerja tidak dilibatkan; Tidak seperti perusahaan kecil yang dikelola oleh pemilik-manajer yang memiliki dorongan keras, perusahaan raksasa dikelola oleh para manajer yang direkrut sehingga ada kecenderungan lamban dalam pembuatan keputusan sehingga mengurangi kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan. PERUSAHAAN BERSKALA KECIL Banyak orang mengasosiasikan usaha kecil dengan : toko onderdil, usaha potong rambut, salon kecantikan, bengkel (motor, elektronik), pedagang eceran, grosir, usaha katering, biro jasa, toko bunga, yang dikelola oleh sejumlah (terbatas) orang yang terikat dengan hubungan kekerabatan. The Commitee on Economic Development menyebutkan bahwa perusahaan kecil adalah usaha yang memenuhi dua atau lebih kriteria berikut ini : 1. Pihak pemilik mengelola perusahaan; 2. Seorang atau sekelompok kecil menyediakan pembiayaan; 3. Pihak pemilik dan para karyawan tinggal berdekatan dengan perusahaan; 4. Perusahaan itu kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam industri yang sama, diukur menurut aset, jumlah karyawan, atau pendapatan penjualan. Definisi dari The Small Business Administration (SBA) perusahaan kecil adalah usaha yang dimiliki dan dioperasikan secara independen dan tidak dominan di bidangnya. 31 Kontribusi Sosial Ekonomi Usaha Kecil Peranan usaha kecil di bidang sosial-ekonomi di berbagai negara cukup besar, sbb : Membuka lapangan kerja yang luas dan bersifat fleksibel, baik bagi laki2/perempuan, untuk segala umur, dan penuh atau paruh waktu; Banyak produk baru yang bisa dikembangkan melalui teknologi baru seperti semikonduktor, robot, penyambung plasma (gene splicing); Menjadi pemasok penting bagi perusahaan besar dalam bentuk suku cadang dan jasa2 yang dibutuhkan; Membuka peluang bagi orang yang berobsesi kuat, tekad besar, dan pekerja keras untuk menjadi pemimpin (bos) untuk usahanya. Jenis Usaha Kecil Jenis usaha kecil dapat didijumpai pada semua jenis industri, dan yang paling populer berturut-turut adalah Perdagangan eceran (berskala relatif besar : Wal-Mart dan Safeway; puluhan ribu bergerak di bisnis bakery, kartu, CD, pakaian jadi, perhiasan, dll); Industri jasa operasinya berskala kecil, padat karya, pasarnya lokal, membutuhkan jumlah modal terbatas sehingga merupakan usaha yang mudah dimasuki para pebisnis (potong rambut, binatu, ahli gigi, bengkel motor); yang wilayahnya lebih luas: asuransi, perbankkan. Industri konstruksi merupakan perusahaan lokal yang membangun perumahan, kompleks apartemen, kolam renang, jalan raya, ruko dan rukan perdagangan besar dan industri; yang wilayahnya luas & padat karya : asuransi, perbankkan). Perdagangan besar banyak diusahakan oleh operusahaan kecil, misalnya grosir produk dan alat kecantikan. Industri pengolahan (manufacturing) merupakan industri terkonsentrasi dimana sebagian besar pendapatan penjualan dihasilkan oleh perusahaan besar dalam jumlah yang relatif sedikit. Namun terdapat ribuan usaha kecil yang menghasilkan produk dari bahan mentah dan beroperasi dalam wilayah terbatas (lokal). Contoh usaha penggergajian kayu. Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Kecil Usaha kecil dan perusahaan besar berbeda dalam hal sumber daya, kemampuan, dan misi. Ribuan toko dimiliki oleh orang yang tertarik, terutama pada kepuasan dan harga diri yang timbul dari hubungan pribadi dengan para pelanggan mereka; Sebaliknya banyak juga pemilik usaha kecil yang tertarik terutama pada pertumbuhan usaha (tidak menginginkan tetap menjadi usaha kecil, mereka berpaling ke pemodal ventura (venture capitalist) untuk membiayai pengembangan usaha secara cepat. Faktor-faktor Keberhasilan Faktor2 yang menunjukkan kekuatan utama dari perusahaan kecil adalah sbb. (W. Schoell, 1993 : 163-170): Fleksibelitas lebih besar : perusahaan kecil cenderung lebih fleksibel dibanding perusahaan besar; dapat menyesuaikan rencana yang ada dengan sangat cepat 32 sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan perusahaan besar dengan berbagai tingkatan manajemen tidak dapat melaksanakan respon lebih cepat; Lebih banyak perhatian secara pribadi terhadap pelanggan dan karyawan : pemilik usaha kecil memiliki lebih banyak kontak langsung dengan para pelanggan dan memiliki perasaan yang lebih baik mengenai keinginannya, daripada perusahaan besar. Lebih bisa merespon dengan cepat perubahan keinginan pelanggan dan memberikan pelayanan yang lebih bersifat pribadi. Pada perusahaan besar komunikasi antara manajemen dengan karyawan melalui perwakilan; Biaya tetap lebih rendah : Perusahaan tidak mempekerjakan ahli hukum dan akuntan publik purnawaktu, tetapi hanya saat membutuhkan jasa mereka saja (temporer), jadi menghemat biaya personalia, sehingga bisa menjual produk lebih murah; Motivasi pemilik lebih besar : Pengusaha adalah pengambil resiko yang membuka dan mengoperasikan sebuah usaha dengan harapan memperoleh keuntungan. Pemilik usaha kecil memiliki perusahaannya sendiri sehingga memotivasi untuk bekerja lebih keras, tidak seperti perusahaan besar yang manajernya bukanlah pemilik utama perusahaan sehingga kecenderungannya sangat konservatif dalam mengelola perusahaan, karena untuk pengembangan produk baru mereka mendapatkan penghasilan yang lebih kecil. Faktor-faktor Kegagalan Berdasarkan hasil studinya, The Dun & Bredstreet Corporation telah mengidentifikasi faktor2 penyebab kegagalan usaha kecil, sbb. : Kelalaian : kebiasaan buruk, kesehatan kurang baik, masalah perkawinan; Bencana : pencurian, kebakaran, kematian pemilik; Penyelewengan : penggelapan, perjanjian palsu; Faktor-faktor ekonomis : tingkat bunga tinggi, kehilangan pasar; Pengalaman : tidak cakap, kurangnya pengalaman manajerial; Penjualan : lemah daya saing, kesulitan persediaan, lokasi kurang baik; Biaya : hutang institusi yang memberatkan, biaya operasi yang tinggi; Pelanggan : kesulitan dalam piutang, terlalu sedikit pelanggan; Aset : aset tetap yang berlebihan, ekspansi yang terlalu besar; Modal : kontrak yang memberatkan, penarikan yang berlebihan, kapasitas awal yang kurang memadai. Berdasarkan studi di Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 1991, disimpulkan bahwa terdapat ”dua penyebab utama” kegagalan usaha kecil yaitu : 1. Manajemen yang kurang baik faktor ini merupakan penyebab nomor satu, yaitu meliputi persiapan yang kurang untuk mengelola usaha, kegagalan untuk belajar dari pengalaman, dan optimisme yang tak terkendali (tidak realistis); 2. Kurangnya pembiayaan banyak pengusaha yang memulai usahanya dengan modal yang terlalu kecil dan sedikitnya sumber daya. Sumber utama untuk perusahaan baru adalah : (1) sumber daya pribadi dari pemilik dan (2) dari lembaga keuangan yang apabila memulai usaha dengan dana yang tidak memadai sangat sulit untuk mendapatkan kredit. 33 Bagaimana menjadi Pemilik Usaha Kecil Seseorang dapat menjadi pemilik usaha kecil melalui salah satu dari cara berikut : 1. Mengambil alih usaha keluarga. Pengambil alihan oleh seseorang yang sudah siap ketika pemiliknya meninggal dunia atau tidak lagi mampu mengelola usahanya; 2. Membeli perusahaan yang sudah ada. Perusahaan dijual karena alasan : pemilik ingin pensiun (hendaknya diteliti lebih dahulu kinerjanya perusahaan), pemilik ingin membebaskan diri dari bisnis yang kurang menguntungkan (teliti dulu kurang menguntungkannya apakah karena produknya atau karena manajemennya); 3. Membuka usaha baru. Memulai usaha baru dalam hal tertentu lebih baik dibandingkan membeli usaha yang sudah berjalan. Pengusaha dapat memulai dari bawah, dan tidak dijumpai masalah ketidakpuasan pelanggan, keuangan pabrik atau lokasi usaha yang tidak menguntungkan dan piutang ragu2. Membuka Usaha Kecil Ada sejumlah kondisi di mana bentuk usaha kecil lebih menguntungkan, dibanding perusahaan yang besar, yaitu : 1. Sebuah produk tidak bersifat produksi masal berskala besar; 2. Kenyamanan konsumen lebih penting daripada harga dan pemilihan; 3. Permintaan dan penawaran berfluktuasi secara musiman; 4. Penjualan potencian di sebuah pasar tidak cukup besar untuk mengundang sebuah perusahaan besar; 5. Perusahaan2 besar saling bersaing satu sama lain untuk sebuah segmen pasar yang besar dan mengabaikan satu atau lebih segmen yang lebih kecil; 6. Barang atau jasa yang ditawarkan membutuhkan perhatian pribadi terhadap consumen yang besar dari pihak penjual. Enam Langkah untuk mendirikan usaha 1. Melakukan penilaian situasi; 2. Menyusun rencana usaha yang menyeluruh; 3. Membuat proyeksi kebutuhan pembiayaan; 4. Mendapatkan sumberdaya dan perijinan yang dibutuhkan; 5. Menyusun prosedur pengendalian internal; 6. Mulai melayani consumen Melakukan Penilaian Situasi Tahap pertama ádalah melakukan penilaian yang mendalam terhadap diri sendiri maupun lingkungan bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan secara realistis berikut ini : 1. Mengapa Anda memasuki dunia bisnis? 2. Berapa tingkat pendapatan yang diinginkan dari investasi yang dilakukan? 3. Berapa jumlah dana dan aset lain yang dapat diinvestasikan pada usaha tersebut? 4. Dapatkah Anda mengundurkan/melepaskan diri dari jabatan sekarang? 5. Mampukah Anda memantau lingkungan, menentukan peluang pasar, dan mengidentifikasi ancaman terhadap usaha yang diusulkan, serta menyusun strategi untuk mengatasinya? 34 Menyusun Rencana Usaha Secara Menyeluruh Rencana usaha ádalah sebuah dokumen yang mengemukakan secara rinci mengenai : 1. Tujuan perusahaan : harus ditetapkan beberapa tujuan yang menyatakan tingkat kinerja terukur yang hendak dicapai selama jangka waktu tertentu; 2. Bentuk kepemilikan; 3. Tindakan2 yang dibutuhkan untuk mencapai/merealisasikan tujuan perusahaan dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang; 4. Rumusan ramalan penjualan : perkiraan jumlah penjualan dalam unit atau uang selama periode tertentu. Untuk industri ármala penjualan dijadikan pedoman untuk menentukan jumlah bahan mentah, jumlah barang jadi sebagai persediaan, dan jumlah karyawan produksi yang dibutuhkan. Membuat Proyeksi Kebutuhan Pembiayaan Dalam rangka pembuatan proyeksi pembiayaan diperlukan hal2 berikut : 1. Penyusunan anggaran modal : proyeksi kebutuhan modal dalam periode tertentu; 2. Mempersiapkan proyeksi laboran laba/rugi secara bulanan: peramalan pendapatan penjualan dan biaya operasi secara bulanan selama tahap awal (Stara-up) dari usaha. 3. Menetapkan proyeksi laboran arus dana secara bulanan : aliran dana masuk terutama dari penjualan, sedangkan aliran dana keluar hádala untuk pembayaran bahan2, upah dan gaji, telepon, listrik, dsb; 4. Mempersiapkan proyeksi neraca : menunjukkan estimasi kekayaan bersih dari perusahaan pada akhir tahun (menunjukkan apa dan berapa yang dimiliki serta jumlah hutang yang ditanggung perusahaan). Mendapatkan Sumber Daya dan Perijinan yang Dibutuhkan Sebuah perusahaan baru, mendapatkan modal melalui pembiayaan saham (dana yang diberikan oleh pemilik) dan hutang (dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain). Pemodal ventura ( venture capitalist) ádalah individu dan perusahaan yang bersedia memberikan modal saham lepada para pengusaha yang memiliki proyek baru atau gagasan proyek baruyang Belem terbuka di pasar akan tetapi memiliki peluang bagus untuk berhasil. Selain modal, perusahaan harus merekrut karyawan yang memiliki kualifikasi dan motivasi. Salah satu keputusan mengenai sumberdaya yang terpenting ádalah lokasi perusahaan. Industri membutuhkan akses pada pekerja trampil, bahan mentah, dan transportasi; pedagang besar perlu berdekatan dengan para pengecer dan pembeli; pengecer yang menjual barang2 dimana consumen suka membanding-bandingkan perlu berlokasi dengan pengecer lain yang mensual barang serupa. Sebelum perusahaaqn mulai beroperasi, semua lisensi dan perijinan yang dibutuhkan harus telah dimiliki. Menyusun Prosedur Pengendalian Internal Pengendalian internal meliputi sebuah sistem akuntansi yang dapat mentrasir atau mengikuti asal muasal dari pendapatan, biaya, dan setiap uang kas yang mengalir masuk. Pengendalian kas bisa mencegah petugas penjualan melakukan penggelapan. Sebuah sistem pengamanan dapat melindungi perusahaan dari pencurian yang dilakukan oleh karyawan. 35 Mulai melayani Konsumen Perusahaan tidak akan menguntungkan bila besarnya biaya2 melebihi jumlah pendapatan penjualan. Oleh sebab itu perlu diawasi ketat terhadap pendapatan penjualan dan biaya2 dalam menjalankan usaha. MANAJER, ORGANISASI, DAN MANAJEMEN 1. PENTINGNYA MANAJEMEN Kemampuan menggunakan sumber daya secara efisien dibutuhkan oleh sebuah bisnis dengan akses ke bahan baku, mesin, dana, dan tenaga kerja. Banyak perusahaan yang gagal karena salah urus (mismanajemen), dalam hal ini diurus oleh manajer yang tidak efektif. Di banyak negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki sumber daya yang melimpah, namun kekurangan manajer yang mampu memberdayakannya sehingga sumber dayanya belum banyak dimanfaatkan. Aspek manajemen menjadi bertambah penting ketika perusahaan berkembang. Tanpa manajer yang baik, perusahaan akan menuju pada suatu situasi di mana setiap unsur tidak mengetahui apa yang mestinya dikerjakan dan apapun yang dikerjakan oleh unsur/bagian lainnya di dalam organisasi. Perusahaan bisa menuju kebangkrutan kalau arus dana tidak terkendali walaupun bagian penjualan menunjukkan kinerja yang baik. 2. MANAJER Semua manajer bekerja dalam sebuah organisasi, yaitu sekelompok orang yang bekerja bersama dan berkoordinasi dalam tindakan-tindakan guna mencapai sejumlah tujuan atau hasil yang dikehendaki organisasi di masa mendatang. Sebagai manajer ia adalah orang yang bertanggung jawab untuk melakukan supervisi atas penggunaan tenaga kerja dan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi seorang manajer lebih konkret dapat dikemukakan sbb. : Orang dalam organisasi yang bertanggung jawab atas kinerja dari satu atau lebih orang lain; Orang (bertugas pada suatu jabatan : pemimpin tim, kepala devisi, administrator, supervisor, vice president, dsb), kepada siapa orang lain melapor. Para bawahan dan manajer merupakan sumber daya sangat penting dalam organisasi; Orang yang tugasnya menggunakan sumber daya material seperti, informasi, teknologi, bahan baku, fasilitas, dan uang untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat ditawarkan organisasi (perusahaan) kepada pelanggan; Tugas setiap manajer terkait dengan satu tanggung jawab utama, yaitu membantu organisasi dalam mencapai kinerja tinggi melalui pemanfaatan semua sumber daya. 3. TUGAS SEORANG MANAJER Manajer yang efektif menggunakan sumber daya organisasi dengan cara-cara yang dapat mencapai kinerja yang tinggi dan tingkat kepuasan bagi orang-orang yang mengerjakan tugas-tugas yang dibutuhkan. Semua manajer mempunyai tantangan yang sama dalam mengejar efektivitas, yaitu mensupervisi seorang atau lebih bawahan (menggantungkan dirinya pada hasil kerja para bawahan untuk terlaksananya kinerja unit 36 kerja) yang bersama-sama membentuk sebuah unit kerja, akan tetapi pada saat bersamaan mereka melapor mengenai kinerja unit kerja (mempertanggungjawabkan/ akuntabilitas) kepada para manajer yang lebih tinggi (atasannya) Apa yang dikerjakan Manajer Merencanakan Memimpin/Mengarahkan 1. Menetapkan sasaran organisasi 1. Memandu dan memotivasi karyawan 2. Menyusun strategi guna mencapai untuk bekerja secara efektif merealisasi sasaran kan sasaran dan tujuan organisasi 3. Menentukan sumber daya yang 2. Memberikan penugasan dibutuhkan 3. Menjelaskan hal-hal rutin 4. Menetapkan standar yang tepat 4. Menjelaskan kebijakan Mengorganisasikan 5. Memberikan umpan balik ttg kinerja 1. Mengalokasikan sumber daya, Mengendalikan pemberian tugas, dan menetap 1. Mengukur kinerja dibandingkan tujuan prosedur untuk mencapai sasaran perusahaan 2. Menyiapkan struktur organisasi yang 2. Memantau kinerja relatif terhadap menunjukkan garis kewenangan & standar tanggung jawab 3. Memberi penghargaan atas kinerja 3. Merekrut, menyeleksi, melatih dan yang menonjol dan mengembangkan karyawan 4. Mengambil tindakan korektif sesuai 4. Menempatkan karyawan ditempat di dengan kebutuhan mana mereka sangat efektif Keterampilan yang dibutuhkan untuk keberhasilan manajer Keterampilan STRATEGIS Keterampilan ORANG 1. Penilaian lingkungan 1. Pendelegasian 2. Perumusan strategi 2. Mempengaruhi 3. Pemetaan tujuan strategis dan menetap3. Memotivasi kan misi 4. Menangani konflik 4. Implementasi strategi 5. Negosiasi menang-menang 5. Kesesuaian sumber daya manusia 6. Jaringan Keterampilan TUGAS 7. Presentasi 1. Menetapkan dan penetapan prioritas 8. Komunikasi non-verbal Tujuan/sasaran 9. Mendengar 2. Menyusun rencana aksi & implementasi 10. Manajemen lintas-budaya 3. Merespons secara fleksibel 11. Kerja sama tim heterogen 4. Menciptakan nilai Keterampilan KESADARAN-DIRI 5. Bekerja melalui struktur organisasi 1. Penyesuaian pribadi 6. Mengalokasi sumber daya manusia 2. Memahami prasangka pribadi 7. Mengelola waktu secara efisien 3. Pengendalian internal 37 4. SIFAT TUGAS MANAJER Sifat tugas manajerial bukan merupakan serangkaian kerja mingguan yang teratur dan sistematis, akan tetapi penuh dengan ketidakpastian, perubahan, interupsi, dan kegiatan yang terfragmentasi (R.W. Griffin). Berdasarkan sebuah studi, dalam satu hari seorang manajer puncak (CEO) menggunakan 59% waktunya untuk rapat terjadwal, 22% tugas administratif, 10% rapat tak terjadwal, 6% bertelpon, dan 3% peninjauan fasilitas perusahaan. Seorang menajer juga menjalankan tugas yang beragam, seperti (ilustrasi : dalam satu hari) harus membuat keputusan mengenai desain produk baru, mengatasi keluhan bawahan, mempekerjakan sekretaris baru, menulis laporan kepada atasan, mengkoordinasikan usaha patungan, membentuk satuan tugas untuk menyelidiki suatu masalah, menangani keresahan buruh. Lebih dari itu ia juga harus siap dihujani dengan surat, dering telpon, dan orang-orang yang akan menemuinya. Keputusan mungkin harus dibuat dengan cepat dan menyiapkan suatu rencana dalam waktu terbatas. Tugas seorang manajer mengandung kompleksitas, sehingga para pakar mengatakan bahwa manajemen yang efektif merupakan kombinasi dari ilmu pengetahuan dan seni. ORGANISASI Organisasi diartikan sebagai ” sekumpulan orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama”. Setiap organisasi paling tidak mempunyai 3 unsur, yaitu : 1. Maksud : memproduksi barang atau jasa yang bernilai (bermanfaat) bagi pelanggan. Untuk membenarkan eksistensi suatu organisasi, yang bermanfaat bagi masyarakat harus diproduksi; 2. Pembagian kerja : pemberian tugas yang berbeda untuk orang yang berbeda, yang bertindak secara perseorangan dan/atau secara kelompok. Pembagian tugas adalah sebuah proses pemecahan tugas-tugas besar dan penugasan tugas-tugas yang lebih kecil kepada individu-individu atau kelompok-kelompok; 3. Hierarki wewenang : pengaturan tingkatan-tingkatan manajer dengan wewenang yang semakin meningkat. Menjelaskan pertanggungjawaban kinerja setiap karyawan kepada manajer yang lebih tinggi tingkatannya. Wewenang seorang manajer adalah hak untuk memberikan tugas-tugas dan mengarahkan kegiatan bawahan untuk mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Yang dikerjakan organisasi Menurut ”J.R. Schermerborn, Jr” organisasi merupakan sebuah sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses yang berkelanjutan dari transformasi masukan sumber daya menjadi keluaran produk jadi dan jasa. Organisasi sebagai sistem terbuka, pelanggan merupakan faktor yang amat menentukan. 38 Indikasi sebuah organisasi akan bermasalah 1. Pangsa pasar merosot 2. Marjin keuntungan rendah bersama rendahnya volume penjualan 3. Produk yang menua 4. Ketidakpuasan pelanggan yang konsisten 5. Masalah kualitas/keandalan 6. Keterlambatan penyimpanan yang konsisten 7. Ketergantungan yang berlebihan pada satu atau dua pelanggan/pemasok 8. Kontrak harga tetap berjangka panjang 9. Persyaratan pinjaman yang berat 10. Metode produksi dengan cara lama 11. Buruknya hubungan industrial 12. Tingginya keluar-masuk (turnover) karyawan 13. Manajemen tidak sesuai dengan realitas komersial 14. Puncak organisasi yang berlebihan 15. Manajemen yang tidak fleksibel 16. Kurangnya komunikasi antara manajemen dan karyawan 17. Manajemen berorientasi ke dalam TEORI ORGANISASI - Perspektif umum - Tujuan utama organisasi - Asumsi mengenai lingkungan sekitar - Asumsi mengenai organisasi Pandangan Tradisional Pandangan Modern - Pemikiran sistem tertutup - Efisiensi ekonomis - Pemikiran sistem terbuka - Tetap hidup dalam lingkungan yang tak pasti & mengejutkan - Pada umumnya tidak dapat dipastikan - Sistem organisasi memiliki lebih banyak variabel daripada yang dapat dipahami pada satu waktu. Variabel sering terkena pengaruh yang tak dapat dikendalikan atau diprediksi - Dapat diprediksikan - Semua variabel kausal, terarah tujuan diketahui dan dapat dikendalikan. Ketidakpastian dapat dihilangkan melalui perencanaan dan pengenda dalian. 39 7. MANAJEMEN Manajemen sebagai ”proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan bekerja bersama dan melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya”. Menurut R.W. Griffin, manajemen adalah ”serangkaian kegiatan (termasuk perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian, pimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber daya organisasi (tenaga kerja, keuangan, fisik, dan informasi) yang bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif. Proses manajemen mencakup empat fungsi dasar, yaitu : 1. Perencanaan berkaitan dengan pemilihan tugas-tugas yang harus dilksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, menggariskan mengenai bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan, dan memberikan indikasi mengenai kapan hal-hal tersebut dilaksanakan. Kegiatan perencanaan difokuskan pada pencapaian tujuan; 2. Pengorganisasian penyerahan tugas-tugas sesuai kepada berbagai individu atau kelompok di dalam organisasi. 3. Pengarahan disebut juga dengan istilah penggerakan (actuating), pemotivasian (motivating), penuntunan (leading), atau pemberian pengaruh (influencing), berkaitan dengan orang-orang yang ada di organisasi. 4. Pengendalian fungsi manajemen dimana para manajer menghimpun informasi untuk mengukur kinerja organisasi, membndingkan kinerja yang terjadi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan, dan menentukan apakah organisasi harus dimodifikasi guna memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pengendalian merupakan proses yang terus berkelanjutan dan bertujuan mencari cara-cara untuk meningkatkan produksi melalui modifikasi organisasi. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI MANAJEMEN Kerugian Keuntungan Sentralisasi 1. Pengendalian manajemen puncak lebih besar 2. Efisiensi lebih besar 3. Sistem distribusi lebih sederhana 4. Citra merek/perusahaan lebih kuat Desentralisasi 1. Penyesuaian terhadap keinginan pelangNggan 2. Pemberdayaan karyawan lebih besar 3. Pembuatan keputusn lebih cepat 4. Moral lebih tinggi 1. Kurang responsif terhadap pelanggan 2. Pemberdayaan kurang 3. Konflik antar organisasi 4. Moral lebih rendah menjauh dari kantor pusat 1. Efisiensi lebih rendah 2. Sistem distribusi kompleks 3. Pengendalian manajemen puncak berkurang 4. Citra perusahaan melemah 8. EFEKTIVITAS MANAJERIAL Ketika manajer menggunakan sumber daya organisasi, mereka harus berupaya agar efektif dan sekaligus efisien. Manajer dikatakan efektif bila penggunaan sumber daya yang dimilikinya dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. 40 Sebuah perusahaan atau manajemen disebut efektif jika para manajer menetapkan tujuan yang layak dan kemudian dapat merealisasikannya. Kenyataannya, yang dijumpai adalah derajat efektivitas manajerial, semakin dekat sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya, maka para manajer dipandang semakin efektif. Jadi efektivitas manajemen berada pada sebuah jenjang di antara efektif dan tidak efektif. Prinsip-prinsip Manajemen : 1. Pembagian kerja : pekerjan harus dibagi dan dipilah lagi menjadi unsur-unsur terkecil yang layak, bertujuan untuk memperoleh manfaat dari spesialisasi; 2. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab : setiap pemegang tugas harus diberikan wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab dan tugas yang dipercayakan; 3. Disiplin : karyawan harus mematuhi kesepakatan apapun yang dinyatakan secara jelas antara mereka dan organisasi; manajer harus memberi sanksi secara adil atas semua pelanggaran disiplin; 4. Kesatuan komando : karyawan harus menerima perintah dari dan bertanggung jawab kepada seorang atasan; 5. Kesatuan arah : kegiatan-kegiatan yang mempunyai maksud yang sama harus dikelompokkan bersama dan bekerja berdasarkan rencana yang sama; 6. Meletakkan kepentingan individu di bawah kepentingan bersama : kepentingan organisasi harus didahulukan daripada kepentingan individu; 7. Kompensasi yang adil : upah/gaji harus didasarkan pada pencapaian tugas yang dibebankan; 8. Sentralisasi : wewenang harus didelegasikan sebanding dengan tanggung jawab; 9. Rantai skalar : rantai komando yang tak terputus harus ada sebagai saluran untuk semua pengarahan dan komunikasi; 10. Tertib : setiap jabatan harus diuraikan sehingga pemegang jabatan dapat memahaminya dengan jelas termasuk hubungannya dengan tugas-tugas lainnya; 11. Adil : peraturan dan perjanjian yang telah ditetapkan harus ditegakkan secara adil; 12. Kestabilan personalia : karyawan harus didorong untuk menciptakan loyalitas kepada organisasi dan menanamkan komitmen jangka panjang; 13. Inisiatif : karyawan harus didorong untuk menggunakan pertimbangan yang bebas dalam batas-batas wewenang yang diberikan dan tugas yang ditetapkan; 14. Esprit de corps : karyawan harus didorong untuk menyatukan kepentingannya dengan kepentingan orgnisasi, sehingga mewujudkan kestuan upaya. 9. EFISIENSI MANAJERIAL Efisiensi manajerial diartikan sebagai proporsi dari sumber daya organisasi secara keseluruhan (termasuk sumber daya manusia yang terkait) yang menyumbang pada produktivitas selama proses pengolahan. Semakin tinggi proporsi tersebut, maka semakin efisien para manajer dan semakin banyak sumber daya diboroskan atau tidak digunakan selama proses produksi, maka semakin tidak efisien. Efisiensi manajemen dapat diukur pada sebuah jenjang, mulai dari tidak efisien hingga efisien. Tak efisien berarti sangat kecil proporsi dari sumber daya total yang disumbangkan pada produktivitas selama proses produksi, sedangkan efisien berarti sumbangan tersebut sangat besar. 41 Berbagai Kombinasi Efektivitas dan Efisiensi Manajemen Efisien (sebagian besar sumber daya menyumbang pada produksi Tak mencapai tujuan dan tak memboroskan sumber daya Mencapai tujuan dan tak memboroskan sumber daya Tak mencapai tujuan & memboroskan sumber daya Mencapai tujuan & memboroskan sumber daya Tak efektif (sedikit kemajuan ke Arah tujuan organisasi) Efektif (banyak kemajuan ke arah tujuan organisasi) PEMAKAIAN SUMBER DAYA Tak Efisien (tak banyak sumber daya menyumbang pada produksi) PENCAPAIAN TUJUAN PERBANDINGAN MANAJEMEN JEPANG DAN AMERIKA Organisasi Jepang 1. Hubungan kerja seumur hidup 2. Evaluasi dan promosi lambat 3. Jalur karir tak terspesialisasi 4. Mekanisme pengendalian implisit 5. Pembuatan keputusan kolektif 6. Tanggung jawab terealisir 7. Kepedulian holistic 8. Tanggung jawab kolektif Organisasi Amerika 1. Hubungan kerja jangka pendek 2. Evaluasi dan promosi cepat 3. Julur karir tak terspesialisasi 4. Mekanisme pengendalian emplisit 5. Pembuat keputusan masih 6. Pembuatan keputusan individual 7. Kepedulian tersegmentasi 10. UNIVERSALITAS MANAJEMEN Prinsip-prinsip dalam manajemen bersivat universal atau mendunia, dan dapt diterapkan pada semua jenis organisasi, baik yang berorientasi pada laba maupun yang bersifat nirlaba. Tugas-tugas manajer akan berbeda antara B.C Forbes menerangkan pentingnya persyaratan atau kualifikasi khusus. Faktor-faktor semangat, kunggulan maksud, kepercayaan diri, dan keyakinan akan manfaat diri merupakan karakteristik pokok dari para manajer yang meraih keberhasilan dalam karir mereka 42 11. PENTINGNYA MANAJEMEN YANG BAIK Memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan pasar melibatkan usaha bersama dari banyak orang. Usaha bersama ini perlu dikoordinasikan dan dikelola pada banyak tingkatan yang berbeda, yaitu di dalam organisasi, antar organisasi, pada tingkatan nasional dan internasional. Oleh karena itu peranan manajemen senantiasa dipandang penting dan menonjol dalam bisnis dan masyarakat. Manajemen yang baik merupakan kunci bagi tercapainya keberhasilan organisasi. Kualitas manajemen menjadi pertimbangan penting pada saat dilakukan penilaian atas kelayakan usaha, tingkat kepercayaan, dan prospek sebuah organisasi bisnis. Untuk perusahaan publik (go-public) penilaian ini pada akhirnya tercermin pada harga saham dari perusahaan emiten yang bersangkutan. BAGAIMANA SEBUAH PERUSAHAAN BERKEMBANG Awal Usaha Sejumlah terbatas orang dengan peranan individual; Mungkin tak berstruktur atau berorientasi proyek; Membutuhkan kepemimpinan kuat dan staf yang fleksibel agar bisa bertahan; Banyak perusahaan tak bisa lolos pada tahap ini. Pengembangan (Development) Mungkin harus menghadapi krisis otonomi; Pertumbuhan dan perubahan yang cepat; Mulai menetapkan struktur, adat/kebiasaan, dan peranan karyawan; Membentuk budaya perusahaan; Menekankan pengembangan produk untuk mendukung rencana pertumbuhan. Konsolidasi (Consolidation) Periode yang membutuhkan pengarahan yang kuat; Konsolidasi atas posisi yang dicapai; Perlu waktu untuk menimbang keuntungan dan kerugian; Saatnya tuk merencanakan produk baru,pertumbuhan mendatang dan/atau akuisisi; Dapat menderita krisis pengendalian; Potensi mencapai puncak mendatar (plateau), ekspansi atau penurunan. Puncak Mendatar Sedikit atau tak ada perubahan yang dilakukan terhadap profil dan produk; Beberapa kemungkinan alasan : 1. Tak ada gagasan baru yang muncul 2. Keterampilan tak tersedia 3. Bertumpu pada keberhasilan Bisa berlanjut untuk periode yang panjang; Pada akhirnya akan menurun atau ekspansi. Ekspansi Akan Terjadi, melalui Pengembangan dan pengenalan produk atau jasa baru, atau Akuisisi. Penurunan Terjadi, karena Sebuah perusahaan yang lebih ekspansif akan membelinya, atau Meningkatnya biaya dan produk yang tidak kompetitif akan memaksanya keluar dari bisnis 43 SINYAL SEBUAH PERUSAHAAN BERWAWASAN KE DEPAN Kesadaran akan persaingan; Investasi yang besar untuk penelitian dan pengembangan; Mengalirnya produk baru secara reguler; Penggunaan yang hati-hati atas riset konsumen dan pemasaran testing; Respon cepat terhadap keluhan pelanggan; Kualitas yang diinginkan pelanggan; Kepedulian terhadap pelayanan pelanggan; Penetapan harga yang wajar bagi pelanggan; Para karyawan yang bersemangat; Manajemen yang mudah diakses; Organisasi yang fleksibel; Pembuatan keputusan yang terdesentralisasi; Konsentrasi pada faktor-faktor kunci keberhasilan; Pengendalian keuangan yang mendukung. I. ESENSI PERENCANAAN 1. KARAKTERISTIK PERENCANAAN Beberapa definisi Perencanaan : Menurut Samoel Certo (1997) adalah “proses penentuan bagaimana sistem manajemen (organisasi) akan mencapai atau merealissikan tujuannya”; Menurut R. Schermerhorn (1996) adalah “proses penetapan tujuan dan penentuan apa yang harus dikerjakan untuk merealisasikannya”; Dalam istilah lebih formal, perencanaan diartikan “pengembangan program aksi (tindakan) sistematis yang diarahkan pada tercapainya tujuan bisnis yang disepakati melalui proses analisis, evaluasi, dan pemilihan di antara peluangpeluang yang diramalkan akan muncul”; Berdasarkan definisi tersebut di atas, perencanaan memfokuskan pada dua unsur, yaitu tujuan organisasi dan rencana tindakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jadi tujuan utama dari perencanaan adalah untuk mendukung atau memfasilitasi terealisasinya tujuan perusahaan. Menurut C.W. Roney, perencanaan organisasi mempunyai dua tujuan yaitu : Protektif untuk meminimalisasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian yang mengelilingi kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi dari tindakan manajemen yang terkait. Penguatan untuk menaikkan tingkat keberhasilan organisasi. 2. MANFAAT POTENSI KERUGIAN Sebuah perencanaan yang disusun dengan baik dapat memberikan beberapa manfaat, sbb. : 44 Membantu para manajer untuk berorientasi ke depan. Para manajer dipaksa untuk melihat lebih jauh ke depan dari masalah sehari-hari untuk mengestimasi situasi yang mungkin mereka hadapi di masa depan; Program perencanaan yang sehat meningkatkan koordinasi keputusan. Tidak ada keputusan yang dibuat saat ini tanpa memikirkan pengaruhnya terhadap keputusan di kemudian hari. Fungsi perencanaan mendorong para manajer mengkoordinasikan keputusan-keputusan mereka; Perencanaan menekan tujuan organisasi. Para manajer terus diingatkan tujuan sebenarnya yang hendak diraih organisasi, karena tujuan organisasi merupakan titik tolak perencanaan. 3. KEUNGGULAN PERENCANAAN Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang primer, yaitu yang mendahului dan menjadi dasar/fondasi dari fungsi-fungsi manajer dalam pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Hanya setelah manajer menyusun rencana, mereka baru bisa menentukan bagaimana membuat struktur organisasi, menempatkan orangorang, dan melakukan pengendalian terhadap organisasi. 4. PROSES PERENCANAAN Proses perencanaan dapat digambarkan sebagai serangkaian langkah-langkah yang dapat diikuti secara sistematis. Menurut R. Schemerhorn, proses perencanaan terdiri atas lima langkah, yaitu : (1)menetapkan tujuan perencanaan, (2)menentukan dimana (organisasi) sekarang berada,(3)menyusun premises atau asumsi mengenai kondisi di masa datang, (4)mengidentifikasi cara-cara untuk merealisasikan tujuan, (5) melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh. Menurut Samuel Certo, proses perencanaan terdiri atas enam langkah berikut : (1) Menyatakan tujuan organisasi. Pernyataan atau rumusan tujuan yang jelas diperlukan sebelum perencanaan dimulai; (2) Menyusun daftar alternatif cara-cara untuk mencapai tujuan. Berdasarkan rumusan tujuan organisasi yang jelas, manajer harus menyusun daftar alternatif sebanyak mungkin untuk mencapai tujuan tersebut; (3) Menyusun premises sebagai dasar untuk setiap alternatif. Kelayakan menggunakan satu alternatif untuk mencapai tujuan organisasi banyak ditentukan oleh premises atau asumsi yang menjadi dasar dari alternatif. Setiap alternatif disusun atas dasar asumsi tertentu yang berbeda satu sama lain, sedangkan alternatif mana yang layak dipilih tergantung pada asumsi mana yang dianggap wajar atau relevan; (4) Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan. Evaluasi alternatif harus mengevaluasi premises yang mendasari alternatif tersebut, kemudian dapat ditemukan bahwa premises tertentu tidak beralasan atau kurang rasional, sehingga dapat dikeluarkan (dieliminasi) dari pertimbangan selanjutnya; (5) Menyusun rencana untuk menerjemahkan alternatif terpilih. Setelah sebuah alternatif terpilih, manajer mulai menyusun rencana strategis (jangka panjang) dan rencana taktis (jangka pendek). 45 (6) Mengubah rencana menjadi tindakan. Setelah rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek selesai disusun, semuanya harus segera dilaksanakan/ diimplementasikan. 5. SUBSISTEM PERENCANAAN Walaupun manajer mungkin ahli dalam hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan proses perencanaan, tetapi jika mereka tidak dapat mentransformasikan pengetahuannya menjadi tindakan-tindakan yang selayaknya (implementasi), mereka tidak akan bisa menghasilkan rencana organisasi yang bermanfaat. Satu cara untuk mendekati implementasi yaitu memandang kegiatan perencanaan sebagai sebuah subsistem organisasi. Subsistem adalah sebuah sistem yang diciptakan sebagai bagian dari proses sistem manajemen menyeluruh (overvall management system). Hubungan Antara Sistem Manajemen Menyeluruh dan Subsistem SISTEM MANAJEMEN MENYELURUH Masukan (input) Proses Keluaran (output) SUBSISTEM Masukan Proses Keluaran SUBSISTEM PERENCANAAN Masukan Bagian dari Organisasi Orang Uang Bahan mentah Mesin Proses (Proses Perencanaan) > Menyatakan tujuan organisasi > Membuat daftar alternative cara untuk mencapai tujuan > Menyusun premise sebagai dasar untuk setiap alternatif > Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan > Menyusun rencana untuk meLaksanakan alternative yang dipilih > Mengubah rencana menjadi tindakan Keluaran Rencana Organisasi 46 6. EKSEKUTIF KEPALA DAN TANGGUNG JAWAB Manajer puncak atau eksekutif kepala dari sebuah organisasi mengemban banyak peranan yang berbeda (dikemukan oleh Henry Mintzberg, pakar manajemen) : Sebagai pemimpin symbol dari organisasi, ia harus mewakili organisasi pada berbagai peristiwa kemasyarakatan, hokum, dan seremonial; Sebagai pemimpin, ia harus meyakinkan bahwa semua warga organisasi diarahkan secara layak menuju tercapainya tujuan organisasi; Sebagai penghubung (liaison), ia harus bertindak sebagai penyambung antara organisasi dan pihak eksternal; Sebagai pemantau, ia menilai kemajuan organisasi; Sebagai pengelola gangguan, ia menyelesaikan perselisihan di antara anggotaanggota organisasi; Sebagai pengalokasi sumber daya, ia harus menentukan penempatan sumber daya agar dapat memberikan manfaat terbaik bagi organisasi. Sebagai perencana, eksekutif kepala harus mencari jawaban atas beberapa pertanyaan besar berikut ini : Ke arah mana organisasi harus dibawa ? Ke arah mana organisasi sedang berjalan sekarang ini ? Apakah sesuatu tindakan harus dilakukan untuk mengubah arah ini ? Apakah organisasi terus berjalan pada arah yang layak ? Untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, manajer kepala harus senantiasa menjaga agar terus mengetahui trend sosial-kemasyarakatan, politik, dan ilmu pengetahuan. 7. PERENCANA ORGANISASI Perencana bertanggung jawab tidak hanya dalam menyususn rencana, tetapi juga menasehati manajemen mengenai tindakan apa yang harus diambil guna melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, kualifikasi, tugas, dan evaluasi dari perencana menjadi pertimbangan sangat penting bagi subsistem perencanaan yang efektif. Kualifikasi Perencana Para perencana harus memiliki empat kualifikasi primer, yaitu : Harus memiliki pengalaman praktik yang memadai dalam organisasi. Lebih bagus bila perencana telah menjadi eksekutif pada satu atau lebih divisi utama dalam organisasi. Pengalaman ini akan bermanfaat dalam menyusun rencana yang praktis dan sesuai dengan kebutuhan organisasi; Harus mampu mengganti pandangan organisasi sempit yang dimilikinya semasa masih menjabat pada posisi lainnya dalam organisasi dengan pemahaman mengenai organisasi secara keseluruhan. Mereka harus tahu bagaimana semua bagian dalam organisasi berfungsi dan berhubungan; Harus memiliki pengetahuan dan ketertarikan (minat) pada trend-trend sosial, politik, teknik, dan ekonomi yang dapat mempengaruhi masa depan organisasi. Mereka hrus cerdas dalam menentukan trend-trend tersebut dan memiliki keahlian dalam menentukan bagaimana organisasi harus memberi reaksi terhadap trend tersebut guna memaksimalkan keberhasilan; 47 Harus mampu bekerjasama dengan orang lain. Posisinya menuntut untuk bekerja secara erat dengan beberapa pejabat kunci dalam organisasi, sehingga karakteristik pribadi untuk bekerjasama dan memberi nasehat secara efektif, termasuk kemampuan berkomunikasi secara prima baik tertulis maupun lisan sangat penting. Tugas Para Perencana Mensupervisi proses perencanaan. Perencana harus menyusun rencana untuk perencanaan, yaitu membuat daftar dari semua langkah yang harus ditempuh untuk membuat rencana bagi organisasi. Untuk itu ia harus menetapkan aturan, pedoman, dan tujuan perencanaan. Mengevaluasi rencana yang disusun. Ia harus memutuskan apakah rencana ini cukup menantang bagi organisasi, apakah lengkap dan apakah konsisten dengan tujuan organisasi; Memecahkan masalah perencanaan. Mengumpulkan informasi yang akan membantu memecahkan masalah perencanaan. Perencana yang efektif secara kontinu mengevaluasi kebutuhan akan perubahan dan penyempurnaan. Ia kemudian menyarankan apa yang harus diperbuat organisasi untuk menangani masalah perencanaan dan meramalkan bagaimana organisasi dapat memperoleh manfaat dari peluang yang berkaitan dengan pemecahan masalah. 8. MAKSIMALISASI EFEKTIVITAS PROSES PERENCANAAN Dengan meningkatnya ukuran organisasi, tugas perencanaan menjadi semakin kompleks, membutuhkan lebih banyak orang, lebih banyak informasi, dan keputusan yang lebih kompleks. Hal-hal yang dapat menjamin keberhasilan usaha perencanaan organisasi adalah : Dukungan Manajemen Puncak. Dukungan ini sangat menentukan sekali bagi perencanaan untuk semua jenis organisasi, baik kecil atau besar, domestik atau multinasional. Jika memungkinkan, manajemen puncak harus secara aktif membimbing dan berperan dalam kegiatan perencanaan; Organisasi perencanaan yang efektif dan efisien. Perencana harus menyisihkan waktu untuk mendesain organisasi perencanaan seefektif dan efisien mungkin, yaitu dengan : 1) organisasi perencanaan harus didesain untuk menggunakan sistem manajemen yang mapan; 2) organisasi perencanaan harus cukup kompleks guna menjamin usaha terkoordinasinya dari semua peserta perencanaan, akan tetapi sesederhana mungkin; 3) organisasi perencanaan harus fleksibel dan dapat disesuaikan guna merespon kondisi perencanaan yang terus berubah; Perencanaan berfokus implementasi. Sebuah rencana hanya efektif jika implementasinya membantu tercapainya tujuan organisasi (Peter Drucker), oleh karena itu semua perencanaan harus diarahkan pada implementasi. 48 Pengikutsertaan Orang-orang yang Tepat. Perencanaan akan gagal, kecuali jika proses perencanaan memasukkan orangorang yang tepat. Jika memungkinkan para perencana harus memperoleh masukan dari para manajer dari bidang-bidang fungsional dalam organisasi. Para manajer yang terlibat dalam rencana implementasi harus dilibatkan dalam penyusunan rencana. MATERI RENCANA BISNIS YANG BAGUS Pendahuluan Deskripsi pokok dari perusahaan : nama, alamat, kegiatan bisnis, tahap perkembangan perusahaan saat ini, dan rencana di masa depan; Ringkasan Eksekutif Tinjauan tentang rencana bisnis keseluruhan, meringkas isi dari setiap seksi, dan mengundang para pembaca untuk melanjutkan; Analisis Industri Deskripsi tentang industri di mana perusahaan bersaing di dalamnya, memfokuskan pada trend industri dan potensi laba; Aspek Mnajemen Deskripsi tentang tim manajemen dan apakah lengkap, jika tidak kapan dan bagaimana akan melengkapinya; Aspek Manufakturing (produksi) Deskripsi tentang kompleksitas dan logistik dari proses manufakturing dan kapasitas produksi perusahaan, dan presentase pemakaian saat ini. Aspek Produk Deskripsi tentang produk atau jasa, termasuk di mana posisinya pada daur kehidupan (misalnya produk baru atau produk yang sudah dewasa), usaha riset dan pengembangan produk mendatang, dan status aplikasi paten atau hak cipta. Aspek Pemasaran Rencana pemasaran, termasuk profil pelanggan, analisis kebutuhan pasar, dan analisis geografis dan pasar, deskripsi penetapan harga, distribusi dan promosi, dan analisis bagaimana upaya pemasaran dari perusahaan berbeda dengan upaya pesaing; Aspek Keuangan Laporan keuangan untuk tahun berjalan dan tiga tahun sebelumnya, proyeksi untuk tiga atau lima tahun berikutnya, dan asumsi untuk penjualan, harga pokok, aliran dana, neraca pro forma, dan statistik kunci seperti current ratio, debt-equity ratio dan inventory. Aspek Hukum Bentuk kepemilikan (perusahaan perorangan, korporasi, dsb), dan daftar tuntutan hukum yang masih penting, baik oleh maupun terhadap perusahaan. II. ESENSI PENGORGANISASIAN 1. DEFINISI a. Pengorganisasian (S.C. Certo, 1997) adalah proses terciptanya penggunaan secara tertib bagi semua sumber daya dalam sistem manajemen. 49 b. Pengorganisasian (Schermerhorn, 1996) adalah proses mengatur orang-orang dan sumber daya lainnya untuk bekerja ke arah tujuan bersama meliputi pembagian pekerjaan, menugaskan orang-orang untuk mengerjakannya, mengalokasikan sumber daya, dan mengkoordinasikan upaya-uapaya yang ditempuh. Organisasi merupakan hasil dari proses pengorganisasian. Pengorganisasian yang layak (Henry Fayol) dari sumber daya organisasi meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaannya. 2. PERANAN PENGORGANISASIAN Fungsi pengorganisasian sangat penting dalam sistem manajemen karena merupakan mekanisme utama yang dipergunakan para manajer untuk menggerakkan rencana. Pengorganisasian menciptakan dan memelihara hubungan di antara semua sumber daya organisasi dengan menunjukkan sumber dya mana yang harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, dan kapan, di mana, serta bagaimana mereka digunakan. Upaya pengorganisasian yang kuat dapat membantu mengurangi kelemahan yang mahal yaitu duplikasi kegiatan dan sumber daya organisasi yang menganggur. Pentingnya peranan pengorganisasian mendorong banyak organisasi untuk membentuk devisi tersendiri dalam sistem manajemen yang bertanggung jawab atas pengembangan hal-hal berikut : Rencana reorganisasi yang membuat sistem manajemen lebih efektif dan efisien; Rencana untuk meningkatkan keterampilan manajerial agar sesuai dengan kebutuhan sistem manajemen yang berjalan; Iklim organisasi yang menguntungkan dalam sistem manajemen. 3. PROSES PENGORGANISASIAN Proses pengorganisasian terdiri atas lima langkah sbb. : a. Merefleksikan rencana dan tujuan; b. Menetapkan tugas-tugas pokok; c. Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas yang lebih kecil; d. Mengalokasikan sumber daya dan arahan-arahan untuk tugas-tugas; e. Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang dilaksanakan. Manajer harus terus-menerus mengulang proses pengorganisasian, untuk mendapatkan umpan balik yang akan membantu mereka dalam menyempurnakan organisasi yang berjalan. 4. SUBSISTEM PENGORGANISASIAN Fungsi pengorganisasian dapat digambarkan sebagai sebuah sub sistem dari sistem manajemen menyeluruh. Unsur-unsur tertentu dari sub sistem pengorganisasian , sebagai berikut : 50 Sub Sistem Pengorganisasian Masukan Bagian dari milik organisasi berupa : 1. Orang (tenaga kerja) 3. Bahan-bahan mentah 2. Uang 4. Mesin-mesin 1. 2. 3. 4. 5. Proses (Proses pengorganisasian) Merefleksi rencana dan tujuan Menetapkan tugas-tugas utama (major-task) Membagi tugas-tugas utama ke tugas-tugas (subtask) Aplikasi sumber daya dan arahan pada tugas-tugas (subtasks) Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian Keluaran Organisasi 3. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi adalah : 1. (J. Sudarsono) susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan, yang menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut sampai batas-batas tertentu, juga memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut. 2. (David Wilson dan Robert Rosenfield,1990) ”pola hubungan yang diciptakan di antara komponen-komponen bagian dari sebuah organisasi yang menggambarkan pola komunikasi, pengendalian dan wewenang”. 3. (Gareth Jones dan Jennifer George, 2003) ”sistem tugas-tugas yang formal dan hubungan pelaporan jabatan yang menentukan bagaimana para karyawan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi”. Struktur organisasi dicerminkan dalam bentuk bagan atau grafis, yang disebut ”Bagan Organisasi”. Secara tradisional bagan organisasi dibangun dalam bentuk piramid yang merefleksikan semakin mendekati puncak piramid (semakin tinggi kedudukan seseorang), semakin besar wewenang dan tanggung jawabnya. Garis-garis antar kotak menunjukkan garis komunikasi formal diantara orang2 yg ada didalamnya. Struktur dalam sistem manajemen dapat dibedakan atas sistem formal dan sistem informal. Struktur formal menunjukkan hubungan di antara sumber daya organisasi yang digariskan oleh manajemen sebagaimana ditentukan dalam bagan organisasi. Struktur informal menunjukkan pola hubungan yang berkembang karena aktivitas informal deari para anggota organisasi yang berkembang secara alami dan cenderung dibentuk oleh norma dan nilai-nilai perorangan dan hubungan kemasyarakatan. Hubungan formal di antara sumber daya dilembagakan dengan membentuk departemen. Sebuah departemen adalah sekelompok sumber daya tertentu yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan tugas organisasi tertentu. Biasanya 51 departemen dibentuk berdasarkan : produk yang dibuat, wilayah yang diliput, pelanggan yang menjadi sasaran, dan proses untuk pembuatan produk. Proses pembentukan departemen-departemen dalam sistem manajemen disebut departementasi. Departementasi Fungsional : Departemen yang paling banyak dijumpai yaitu atas dasar jenis fungsi (aktivitas) yang dikerjakan dalam sistem manajemen. Fungsi-fungsi dalam organisasi biasanya dibedakan atas pemasaran, produksi, dan keuangan. Departementasi berdasarkan fungsional tergantung pada beberapa faktor, yaitu : 1. volume kerja, 2. tradisi, preferensi dan aturan kerja, 3. kemiripan fungsi dalam departemen yang berbeda, 4. pemisahan fungsi untuk mencegah benturan, 5.penggabungan fungsi-fungsi yang tak sama untuk kepentingan koordinasi. Direktur PT. Jasmine Zahra Furniture Manajer Pemasaran Manajer Produksi Manajer Keuangan Departementasi Produk : Struktur organisasi berdasar produk membagi sumber daya menurut produk yang dihasilkan. Pengorganisasian menurut produk memungkinkan pengelompokan sumber daya yang logis guna memproduksi setiap produk. Direktur PT. Jasmine Furniture Manajer Livingroom Set Manajer Bedroom Set Manajer Kitchen Set Departementasi Wilayah Struktur organisasi berdasarkan wilayah membagi tugas menurut tempat perkerjaan dilakukan atau pasar geografis dimana sistem manajemen difokuskan. Jarak fisik bisa berkisar sangat dekat (di kota yang sama) hingga jauh (lokasi di propinsi sama, di propinsi berbeda, atau di negara berbeda). Kalau wilayah pasar atau lokasi kerja meluas, jarak fisik antar lokasi dapat membuat manajemen menjadi repot, sehingga untuk mengurangi masalah sumber daya dapat dibagi menurut wilayah. 52 Direktur Pemasaran PT. Dian Asri Estate Manajer Wilayah Indonesia Barat Manajer Wilayah Indonesia Tengah Manajer Wilayah Indonesia imur Departementasi Pelanggan Departementasi atas dasar pelanggan digunakan oleh organisasi yang membutuhkan pelayanan yang berbeda untuk jenis pelanggan utama yang berbeda. Struktur ini dibentuk dengan asumsi bahwa pelanggan utama dapat dikenali dan dipisahkan dalam kategori yang logis. Direktur Pemasaran PT. Rizki Estate Manajer Pemasaran Konsumen Manajer Pemasaran Industri Manager Pemasaran Pemerintah Departementasi Proses Pengolahan Struktur berdasarkan proses pengolahan membagi sumber daya oeganisasi berdasarkan fase-fase dari proses yang digunakan memproduksi barang. Contoh : bengkel body repair mobil, yaitu proses pengelasan, pengetokan, dan pengecatan. Direktur Body Repair PT. Ferdy Otomotif Manajer Devisi Pengelasan Manajer Devisi Pengetokan Manager Devisi Pengecatan Departementasi Proyek Bila pekerjaan organisasi terdiri atas serangkaian proyek besar yang kontinu, maka departementasi berdasarkan proyek dapat dilakukan. Departementasi ini pada umumnya digunakan pada industri konstruksi, yang seringkali berubah kalau proyekproyek selesai dikerjakan dan proyek yang baru mulai dikerjakan. Contoh berikut : setiap pengawas proyek berada di bawah arahan pengawas umum dan bertanggung jawab atas sebuah kontrak tersendiri. Pengawas yang bertugas di proyek A bias berpindah ke proyek baru atau kembali ke kantor pusat, atau diberhentikan bila proyek A telah selesai. 53 Pengawas Umum (General Superintendent) PT. Rizki Properti Pengawas (Super Intendent) Proyek A Manador Peralatan Listrik Pengawas (Super Intendent) Proyek B Mandor Tukang Batu Pengawas (Super Intendent) Proyek C Mandor Tukang Kayu Departemen Matrik Struktur ini adalah bentuk departementasi yang terjadi jika departementasi proyek bersifat permanen yang dimaksudkan untuk mencapai hasil-hasil tertentu dengan menggunakan tim-tim spesialis dari bidang-bidang fungsional yang berbeda di dalam perusahaan. Keuntungan departementasi menurut proyek dan matrik antara lain dapat meningkatkan fleksibelitas dan kerjasama antar-disiplin yang semakin besar, melibatkan dan menantang orang-orang mengembangkan keterampilan para karyawan, membebaskan pimpinan puncak dari perencanaan, memotivasi karyawan untuk menidentifikasi produk akhir, dan memungkinkan para ahli untuk dipindahkan ke daerahdaerah kritis yang dibutuhkan. Kerugiannya antara lain dapat menciptakan resiko anarki, dapat mendorong perebutan kekuasaan, dapat berakibat terlalu lama banyak diskusi dan kurang kegiatan, membutuhkan keterampilan antar pribadi, mahal untuk dilaksanakan, dapat mengakibatkan duplikasi usaha oleh tim-tim proyek dan mungkin berpengaruh negatif moral ketika orang-orang ditugaskan kembali. 4. ORGANISASI INFORMAL Organisasi formal mencerminkan upaya manajemen untuk merinci hal-hal yang harus dilakukan pada berbagai seksi, bagian (departemen) dan devisi dalam organisasi. Namun pada kenyataannya selain organisasi formal juga terbentuk organisasi informal yang mempunyai dampak tertentu terhadap organisasi, baik yang bersifat positif maupun negatif, sehingga banyak perusahaan yang melatih para manajer secara khusus mengenai cara-cara menangani fenomena tersebut dengan baik. Organisasi informal mempunyai karakteristik sbb. : Para anggota berkumpul bersama untuk memenuhi kebutuhan; Ia mengalami perubahan secara terus-menerus; Melibatkan anggota-anggota dari berbagai tingkatan organisasi; Dipengaruhi oeleh hubungan-hubungan di luar organisasi; Mempunyai susunan kekuasaan. Manfaat organisasi informal : Membantu dalam pelaksanaan kerja; Membantu untuk menghilangkan kelemahan dalam organisasi formal; Memperpanjang rentang manajemen yang efektif. 54 PERBANDINGAN ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL Dimensi Formal Informal 1. Tujuan utama Laba, efisiensi pelayanan Kepuasan dan keamanan Anggota 2. Asal Direncanakan oleh organisasi Secara spontan 3. Pengaruh pada Wewenang jabatan, imbalan Kepribadian, keahlian anggota moneter 4. Komunikasi Dari atas ke bawah melalui Selentingan, orang ke orang, saluran formal melalui semua saluran 5. Pemimpin Diangkat oleh organisasi Muncul dari kelompok 6. Hubungan antar Ditetapkan oleh pekerjaan Berkembang secara spontan pribadi dan pola aliran kerja 7. Pengendalian Mengendalikan pada ancaman, Sanksi sosial yang kuat penggunaan imbalan moneter 7. SPESIALISASI KERJA Spesialisasi kerja menurut Wayne Mondy (1993) adalah “pembagian dari sebuah pekerjaan yang kompleks menjadi tugas-tugas yang lebih sederhana sehingga satu orang atau kelompok hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sama atau berkaitan”. Melalui spesialisasi kerja memungkinkan para anggota organisasi untuk berkonsentrasi pada satu jenis keahlian sehingga dapat meningkatkan keluaran (output). Kebutuhan akan spesialisasi cenderung semakin besar ketika perusahaan berkembang. Untuk mencapai efisiensi spesialisasi menjadi Sangat penting dalam industri produksi-massa. TINGKATAN SPESIALISASI DALAM PROSES PRODUKSI RADIO TRANSISTOR Spesialisasi Tinggi Setiap karyawan hanya mengerjakan beberapa tugas rutin, seperti memasang tombol untuk mengatur volume Spesialisasi Moderat Setiap karyawan merakit satu komponen radio Spesialisasi Rendah Setiap karyawan merakit seluruh radio 8. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SPESIALISASI Spesialisasi dapat mendatangkan lima keuntungan, yaitu : Meningkatkan produktivitas 55 Memperpanjang rentang manajemen Mengurangi waktu pelatihan Berkontribusi pada kualitas lebih tinggi Memfasilitasi tercapainya tujuan yang komplek Spesialisasi kerja tidak selalu memberikan dampak yang dikehendaki. Terlalu banyak spesialisasi dapat membuat tugas-tugas tertentu menjadi terlalu sederhana sehingga mengakibatkan kebosanan dan kecapaian dikalangan karyawan. Tingkat spesialisasi tertinggi dijumpai pada pekerjaan perakitan, dan hasilnya seringkali berupa tingkat absensi dan turnover karyawan yang tinggi serta kualitas output yang memburuk. Akibat negatif ini dapat menghapus keuntungan dan meningkatkan biaya dari spesialisasi. 12 FAKTOR PENYUMBANG EFEKTIVITAS ORGANISASI 1. Kepemimpinan visioner yang kuat dari puncak manajemen; 2. Sebuah tim manajemen yang sangat kuat; 3. Angkatan kerja yang bermotivasi tinggi, berkomitmen, terampil, dan fleksibel; 4. Struktur yang layak untuk operasi dan budaya organisasi dan lingkungan organisasi; 5. Kerjasama tim yang efektif di segenap jajaran organisasi dengan konflik tetap terkendali; 6. Tujuan dan strategi yang ditetapkan secara jelas; 7. Tekanan terus-menerus untuk melakukan inovasi dan memanfaatkan teknologi baru secara maksimal dibarengi dengan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan perubahan, mengelola keanekaragaman dan mencapai tingkat ketertiban yang layak dalam kondisi ketidakpastian, bahkan chaos; 8. Budaya perusahaan yang positif mencakup sistem nilai yang menekankan kinerja dan kualitas. Gaya manajamen yang merupakan bagian dari budaya tersebut harus memberikan kepemimpinan yang juga mengangkat budaya keikhlasan di mana keterlibatan karyawan dalam mengembangkan dan menyempurnakan organisasi didorong; 9. Berfungsinya ”organisasi pembelajaran”, yakni organisasi yang memfasilitasi pembelajaran bagi semua anggota dan secara kontinu mentransformasikan dirinya; 10. Kemampuan untuk bekerja secara fleksibel dan merespons perubahan dengan cepat dibarengi dengan kemampuan untuk bertindak cepat; 11. Orientasi pemasaran yang kuat yang memfokuskan pada maksimalisasi penjualan yang menguntungkan dengan jalan mengembangkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Filosofi pemasaran menekankan pentingnya mengkomunikasikan manfaat dan produk atau jasa serta menawarkannya kepada pelanggan yang ada dan pelanggan potensial. Sasarannya adalah meyakinkan bahwa permintaan terpenuhi dengan memberikan kepuasan, baik untuk pelanggan (terpenuhinya keinginan) maupun perusahaan (tercapainya sasaran keuangan dan pertumbuhan); 12. Basis keuangan yang sehat dan sistem yang baik untuk akuntansi manajemen dan pengendalian biaya dengan tekanan pada pengukuran dan pencapaian efektivitas biaya. 56 III. ESENSI PENGARAHAN 1. DEFINISI Pengarahan diartikan sebagai ” proses menuntun kegiatan-kegiatan para anggota organisasi ke arah yang tepat, yaitu arah yang dapat mengantarkan pada tercapainya tujuan dari sistem manajemen ”. Pengarahan merupakan bagian yang kritis dari tugas seorang manajer. Kemampuan untuk mempengaruhi (dalam konteks mengarahkan) orang lain merupakan penentu utama bagi keberhasilan seorang manajer. 2. SUBSISTEM PENGARAHAN Tujuan utama subsistem pengarahan adalah untuk meningkatkan pencapaian tujuan sistem manajemen dengan cara menuntun kegiatan-kegiatan para anggota organisasi pada arah yang tepat. Masukan dari subsistem ini terdiri atas sebagian sumber daya total dari sistem manajemen menyeluruh dan keluarannya berupa perilaku anggota organisasi yang tepat. Proses dari subsistem pengarahan melibatkan kinerja dari keempat kegiatan utama manajemen, yaitu : Memimpin; Memotivasi; Mempertimbangkan kelompok-kelompok; Berkomunikasi. Dengan menjalankan keempat kegiatan tersebut, para manajer mengubah bentuk (mentransformasi) sebagian dari sumber daya organisasi menjadi perilaku anggota organisasi yang tepat. Masukan Sebagian sumber daya organisasi 1. Orang 2. Uang (dana) 3. Bahan mentah 4. Mesin Proses (Proses mengarahkan) Mempertimbangkan Kelompok (grup) Memimpin Berkomunikasi Memotivasi Keluaran Perilaku Anggota Organisasi yang tepat 57 3. KEPEMIMPINAN Kepemimpinan (leadership) merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen lainnya. Memimpin orang beserta organisasinya menuntut kecakapan untuk melakukan banyak kegiatan. Prinsip-prinsip komunikasi, pembuatan keputusan, dan motivasi merupakan fondasi kepemimpinan. Definisi kepemimpinan : Menurut Gareth Jones & Jennifer George (2003) adalah ”proses di mana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi, dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapainya tujuan kelompok atau organisasi”. Menurut Warrent Plunkett & Raymond Attner (1997) adalah ”proses mempengaruhi individu dan kelompok untuk menetapkan dan mencapai tujuan” Pengaruh adalah kekuatan untuk menggerakkan orang lain ke arah kemauan dan pendapatnya. Sedangkan pemimpin adalah orang yang menuntun, mengarahkan, membujuk, melatih, menasehati, dan membangkitkan semangat orang lain. Kepemimpinan melibatkan tiga jenis variabel yaitu sang pemimpin, mereka yang dipimpin, dan situasi serta kondisi yang dihadapi, yang ketiga-tiganya terus berubah. Di puncak sebuah organisasi, fungsi memimpin sebagian besar berkaitan dengan hal-hal berikut : Menetapkan misi organisasi; Menciptakan nilai, budaya, dan iklim kerja; Mengidentifikasi kompetensi inti; Pengamatan lingkungan; Memahami kebutuhan akan perubahan; Menciptakan visi untuk masa depan; Mendapatkan kerjasama dan dukungan untuk visi tersebut; Menjaga agar orang dan proses tetap berfokus pada kepuasan berbagai pelanggan; Menghimpun kontribusi dari semua sumber daya manusia dalam organisasi melalui pelatihan, pengembangan, dan pemberdayaan. SIFAT DAN KETERAMPILAN UNTUK PEMIMPIN YANG EFEKTIF Sifat Keterampilan > Dapat menyesuaikan diri; > Kepintaran (intelektual) > Waspada terhadap lingkungan sosial > Kecakapan konseptual > Ambisius dan berorientasi pada prestasi > Kreativitas > Asertif > Diplomatis dan bijaksana > Kooperatif > Lancar berbicara > Dapat diandalkan > Pengetahuan tentang tugas > Dominan (hasrat mempengaruhi orang lain kelompok > Energetik (kegiatan tinggi) > Kecakapan organisasi (administratif) > Gigih (keras hati) > Persuasif (kecakapan merayu) > Percaya diri > Kecakapan sosial > Toleran atas tekanan > Kesediaan untuk bertanggung jawab 58 4. PERBEDAAN PEMIMPIN DAN MANAJER Pemimpin (kepemimpinan) dan manajer (manajemen) bukan hal yang sama. Tugas seorang manajer adalah merencanakan, mengorganisasi, memenuhi kebutuhan staf, memimpin, dan mengendalikan. Manajer mungkin efektif atau tidak efektif dalam mempengaruhi para bawahan atau para anggota tim dalam menetapkan dan merealisasikan tujuan. Yang ideal, kepemimpinan dan keterampilan manajemen menyatu sehingga seorang manajer berfungsi sebagai pemimpin. Pemimpin dapat memberdayakan, yaitu memberikan pada hal-hal yang dibutuhkan untuk berkembang, berubah, dan mengatasi perubahan. Pemimpin menciptakan dan berbagi visi serta merumuskan strategi untuk merealisasikan visi menjadi sebuah kenyataan. PERBEDAAN ANTARA MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN Manajemen Perencanaan dan anggaran Menyusun langkah-langkah dan jadwal rinci untuk mencapai hasil yang dibutuh kan dan kemudian mengalokasikan sumber daya yang perlu agar dapat terjadi. Pengorganisasian dan staffing Menetapkan sebuah struktur untuk melaksanakan rencana, penempatan tenaga sesuai struktur, pendelegasian tanggung jawab dan wewenang guna melaksanakan rencana, menetapkan kebijakan dan pro sedur sebagai pedoman kerja, dan men ciptakan metode atau sistem untuk memantau implementasi. Pengendalian dan pemecahan masalah Memantau ketat atas hasil-hasil dibanding rencana, mengidentifikasi penyimpangan, dan merencanakan dan pengorganisasian untuk memecahkan masalah tersebut. Menghasilkan sesuatu yang dapat diprediksi dan ketertiban dan secara konsisten Mencapai hasil penting yang diharapkan oleh berbagai stakeholders (misalnya pelanggan ketepatan waktu) Kepemimpinan Penetapan arah Mengembangkan visi di masa depan, sering jauh ke depan, dan strategi untuk menciptakan perubahan yang dibutuhkan guna merealisasikan visi tersebut. Penjajaran orang Mengkomunikasikan arah dengan kata dan perbuatan kepada semua pihak yang terkait untuk mempengaruhi terbentuknya tim dan koalisi yang memahami visi dan strategi dan menerima validitas mereka. Memotivasi dan memberi semangat Mendorong orang untuk mengatasi penghambat politis, birokratis, dan sumber daya dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.Menghasilkan perubahan, sering sangat dramatis, yang berpotensi sangat bermanfaat (misalnya pengembangan produk baru atau hubungan kerja yang membuat perusahaan lebih kompetitif. Motivasi Positif atau Negatif Pemimpin dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan melalui pendekatan motivasi. Menurut Davis dan Newston (1989), ”tergantung pada gaya manajer, motivasi dapat berbentuk penghargaan atau hukuman”. Pemimpin bergaya 59 ”positif” menggunakan motivator positif, yaitu pujian, pengakuan, penghargaan uang, peningkatan keamanan, atau pemberian tanggung jawab yang lebih besar. Di lain pihak, gaya kepemimpinan negatif menerapkan paksaan yang disebut sanksi, yaitu berupa denda, penundaan, penghentian kerja, dlsb. Menurut Keller dan Szilagvi (1978), gaya kepemimpinan positif mendorong kemajuan karyawan dan menghasilkan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Gaya kepemimpinan negatif didasarkan atas kecakapan manajer untuk menahan sesuatu yang berharga bagi karyawan. Hasil kepemimpinan yang negatif mungkin berupa lingkungan kerja yang menakutkan, di mana manajer dipandang dengan mata kecurigaan dan dilihat sebagai diktator, bukannya pemimpin atau pemain tim. BENTANGAN MOTIVASI Kesempatan untuk maju Tanggung jawab Pengakuan Penghargaan uang Pujian Status Ancaman Teguran Denda uang Penundaan Pengakhiran kerja Motivasi Positif Motivasi Negatif KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF Berikut adalah daftar kualitas yang dibutuhkan seorang pemimpin : Mencari permasalahan dan isu untuk hari besok guna mendeteksi adanya sinyal (pertanda) perubahan dan kesulitan tersembunyi; Mempelajari penyesuaian terhadap perubahan, mendekatinya, dan mengubahnya menjadi sebuah keuntungan; Menetapkan standar yang tinggi dan tujuan yang jelas; Berpikir secara jernih, tetapi membiarkan intuisi mempengaruhi rasionalitas; Menciptakan arti dari nilai dan maksud di tempat kerja, sehingga setiap individu meyakini apa yang dikerjakan dan mengerjakannya dengan sukses; Memberikan pengarahan yang positif sehingga memberikan arti bagi kehidupan para anggota tim; Bertindak dengan ketegasan tetapi yakinkan bahwa keputusan Anda cukup beralasan dan tidak sekedar mengikuti dorongan hati; Tetapkan suasana yang benar dengan tindakan dan keyakina Anda, sehingga menciptakan model yang jelas, konsisten dan jujur untuk diikuti; Jagalah ketenangan/kesabaran Anda dan belajarlah menunggu saat yang tepat untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan; Ciptakan kondisi yang menggairahkan dimana setiap individu terdorong untuk menjalankan tugasnya dengan baik, mencapai sasaran, mendapatkan harga diri 60 dan memainkan peranan integral dalam memenuhi sasaran keseluruhan dari organisasi; Pekalah terhadap kebutuhan dan pengharapan dari para anggota tim. Berikanlah pada komunikasi dan pelatihan; Tentukan tanggung jawab dan struktur yang jelas, sehingga upaya kolektif meningkat, bukannya terhambat; Ketahuilah apa yang paling memotivasi setiap anggota tim dan bekerjalah dengan motivasi ini untuk mencapai standar tujuan; Jangan mengekang tim, tetapi tentukan batasan-batasan dimana mereka dapat bekerja dengan bebas. Gaya Pembuatan Keputusan Gaya kepemimpinan dari seorang manajer dapat dibedakan atas tiga kategori, yaitu : gaya otokratis, gaya partisipatif, dan gaya bebas kekang atau lebih tepat gaya bebas terkendali. Gaya mana yang dipilih manajer harus berkaitan dengan situasi yang dihadapi. Gaya Kepemimpinan dan Distribusi Wewenang Pembuatan Keputusan Penggunaan wewenang dari Manajer Andil bawahan dalam wewenang pembuatan keputusan Gaya Otokratis Manajer membuat ketusan, mengumumkan nya, dan mengusahakan umpan balik Gaya Partisipatif Gaya Bebas Terkendali Manajer membuat keBawahan membuat kepuputusan dengan masukan tusan sesuai batasan dari bawahan yang ditetapkan oleh atasan Gaya Otokratis. Manajer yang bergaya otokratis tidak membagikan wewenang pembuatan keputusan kepada bawahan. Pertanda dari gaya ini adalah seluruh proses dikerjakan oleh manajer yang mempertahankan semua wewenang. Oleh karenanya, gaya ini disebut pendekatan ”SAYA” atau ”I”, Gaya otokratis bisa efektif bila manajer menghadapi isu dimana ia berada dalam posisi siap untuk memecahkannya yang implementasinya tidak tergantung pada orang lain, dan berkehendak untuk berkomunikasi melalui perintah dan instruksi. Gaya Partisipatif Manajer yang bergaya partisipatif berbagi wewenang pembuatan keputusan dengan para bawahan. Kadangkala gaya ini disebut pendekatan ”KITA” atau ”WE”. Manajemen partisipatif melibatkan orang lain dan membolehkan mereka mengemukakan pendapat, bakat dan pengalaman yang unik terhadap sesuatu isu. Orang yang terkena akibat dari keputusan akan mendukung dengan lebih bersemangat jika mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan. Gaya partisipatif 61 akan lebih baik jika orang lain dalam unit kerja manajer lebih tahu tentang sesuatu isu dibanding manajer yang bersangkutan. Gaya Bebas Terkendali Gaya ini sering disebut ”MEREKA” atau ”THEY” atau ”gaya penonton”. Gaya bebas terkendali memberdayakan individu atau kelompok untuk menjalankan tugas sesuai kemauan mereka, tanpa keterlibatan manajer secara langsung. Gaya ini sangat mengandalkan pada pendelegasian wewenang dan bekerja sangat baik jika pihak-pihak memiliki keahlian, jika para peserta meiliki dan tahu bagaimana cara menggunakan peralatan dan teknik yang dibutuhkan untuk tugas mereka, Gaya kepemimpinan ini dapat berfungsi dengan baik bagi manajer dan profesional dalam bidang kerekayasaan, desain, riset, dan penjualan. Berorientasi pada Tugas atau Orang Pemimpin dapat berorientasi pada tugas (kerja) atau berorientasi pada karyawan (hubungan), tergantung pada perspektif manajer dan situasi, kedua pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah atau dalam kombinasi. Orientasi tugas menekankan teknologi, metode, rencana, program, batas waktu, sasaran dan dikerjakannya sebuah pekerjaan. Manajer yang berorientasi pada tugas secara khas menggunakan gaya kepemimpinan otokratis dan mengeluarkan pedoman dan instruksi untuk para karyawan. Orientasi tugas dapat bekerja dengan baik dalam jangka pendek, khususnya dengan skedul yang ketat atau dalam kondisi krisis. Namun, untuk jangka panjang gaya ini dapat menciptakan masalah. Berdasarkan studi Likert (1976), orientasi tugas dapat mengakibatkan para karyawan terbaik, yang menghendaki fleksibelitas dan kebebasan berkreatif, meninggalkan organisasi dan dapat meningkatkan absensi dan menurunkan kepuasan kerja. Manajer yang berorientasi pada karyawan menekankan atau memperhatikan kebutuhan/kepentingan karyawan. Ia memperlakukan karyawan sebagai aset berharga dan menghargai pendapat-pendapat mereka. Membangun kerjasama tim, hubungan positif, dan saling percaya merupakan kegiatan penting bagi pemimpin yang berorientasi pada orang. Dengan berfokus pada karyawan, seorang manajer dapat meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi absensi. 5. BAGAIMANA MANAJER DAPAT MENJADI PEMIMPIN YANG LEBIH BAIK Upaya harus dimulai dari diri sendiri. Setiap manajer memiliki beragam nilai, kebutuhan, sasaran, etika, kekuatan dan kelemahan, yang kesemuanya tersebut menentukan bagaimana ia akan menerapkan seni dari manajemen dan kepemimpinan. Manajer yang menghargai orang, pasti akan menghargai keberagaman (kondisi dan latar belakang) para staf dan memperlakukan setiap pribadi dengan harga diri. Manajer yang menghargai keselamatan di atas pertimbangan yang lain akan sangat berhati-hati, tidak mau membuat keputusan yang keras dan mengambil resiko dari tindakan tersebut. Sebaliknya, manajer yang menghargai atau menekankan pertumbuhan dan tantangan akan mengupayakan pendekatan yang baru, mengambil penugasan yang keras, dan bersedia memikul pengorbanan pribadi untuk meningkatkan kapabilitas mereka sendiri, para bawahan dan organisasi. Manajer seperti ini akan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. 62 Mengingat kepemimpinan bersifat situasional, maka pemimpin harus mampu menyesuaikan diri. Mereka harus membangun tim dan bekerja bersama mereka. Pemimpin harus bersedia menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda dan memanfaatkan perilaku. Manajer harus menyampaikan visi, dan menjualnya kepada pihak-puihak yang berkepentingan. Manajer harus merasakan kebutuhan akan perubahan, mempersiapkan diri mereka sendiri beserta para anggota tim terhadap perubahan, dan memikirkan apa yang dibutuhkan bagi perubahan. Kemudian, mereka harus bertindak sebagai agen perubahan. Mereka dapat melakukan hal-hal ini dengan tetap berada di bidang masing-masing, membuka diri terhadap hal-hal baru dan berbeda, dan berketetapan hati untuk terus mengupayakan perbaikan diri terhadap apa yang terbaik bagi mereka melalui filosofi ”Kaizen”, yaitu melakukan perbaikan atau penyempurnaan setiap hari (secara terus-menerus). Sebagai seorang hamba yang menerapkan gaya kepemimpinan dan perilaku yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan orang lain, pemimpin yang sejati akan unggul dengan melakukan hal-hal yang terbaik bagi orang lain. ”Menjadi seorang manajer itu berat, akan tetapi untuk menjadi seorang manajer-pemimpin ternyata jauh lebih berat lagi”. 6. MEMOTIVASI Motivasi adalah (Samuel Certo, 1997) ”kondisi di dalam (diri) yang menyebabkan seseorang bertingkah laku tertentu. Menurut pakar lain (Wayne Mondy dan Shane Premeaux, 1993), motivasi adalah hasrat untuk melakukan upaya guna mengejar tujuan organisasi”. Pakar lainnya lagi (Ricky Griffin, 1997), motivasi adalah ”seperangkat kekuatan yang menyebabkan orang bertingkah laku tertentu” . Sedangka menurut Gareth Jones dan Jennifer George (2003), motivasi sebagai ”kekuatan psikologis yang menentukan arah dari perilaku seseorang dalam sebuah organisasi, tingkat upaya seseorang, dan tingkat kengototan seseorang jika berhadapan dengan rintangan”. Motivasi merupakan hal yang sangat sentral dalam manajemen, karena menerangkan mengapa orang bertingkah laku tertentu dalam bekerja di organisasi. Motivasi dapat berasal dari sumber-sumber intrinsik atau ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah perilaku yang dilakukan untuk kepentingannya sendiri. Banyak manajer yang termotivasi secara intrinsik, mereka mendapatkan perasaan kepuasan dan prestasi dari membantu organisasi dalam mencapai tujuan dan mendapatkan keunggulankeunggulan daya saing. Tugas yang menarik dan menantang dapat mengakibatkan motivasi intrinsik. Perilaku motivasi ekstrinsik adalah perilaku yang ditunjukkan untuk mendapatkan ganjaran materiil atau sosial atau untuk menghindari dari hukuman, sumber motivasi adalah konsekuensi dari perilaku, bukannya perilaku itu sendiri. Contoh : seorang pengacara yang termotivasi untuk menerima gaji tinggi dan status yang melekat pada jabatan tsb. Terlepas apakah orang termotivasi secara intrinsik atau ekstrinsik, mereka bergabung dan termotivasi untuk bekerja pada organisasi untuk mendapatkan hasil (outcome) tertentu. Beberapa hasil seperti otonomi, tanggung jawab, rasa puas, dan kesenangan karena mengerjakan pekerjaan yang menarik atau mengasyikkan 63 menimbulkan perilaku termotivasi intrinsik. Hasil lainnya seperti upah, keamanan pekerjaan, tunjangan, dan waktu berlibur menimbulkan perilaku termotivasi ektrinsik. Organisasi mempekerjakan orang untuk mendapatkan masukan (input). Masukan adalah sesuatu yang dikontribusikan seseorang pada pekerjaan atau organisasi, seperti waktu, usaha, pendidikan, pengalaman, keterampilan, pengetahuan, dan perilaku kerja yang nyata. Manajer berupaya memotivasi para anggota organisasi untuk memberikan masukan melalui perilaku, upaya, dan kegigihan yang dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuannya. Manajer perlu memastikan bahwa anggota-anggota organisasi mendapatkan hasil yang dikehendaki jika mereka memberikan kontribusi yang berharga kepada organisasi. Memberikan hasil kepada orang ketika mereka mengkontribusikan masukan dan bekerja dengan baik berarti menyelaraskan kepentingan para karyawan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan, karena jika karyawan mengerjakan hal yang terbaik bagi organisasi, mereka memperoleh manfaat secara pribadi. Memotivasi Anggota Organisasi Bila dilihat dari sudut pandang manajerial, ”motivasi merupakan proses penyediaan peluang untuk memenuhi kebutuhan bagi anggota-anggota organisasi dengan jalan melakukan perilaku yang produktif dalam organisasi. Pada kenyataannya para manajer tidak memotivasi orang, tetapi menciptakan lingkungan kerja dimana para anggota organisasi memotivasi diri mereka sendiri. Kebutuhan Anggota Organisasi yang Tidak Terpenuhi Menimbulkan Perilaku yang Wajar dan Tak Wajar Umpan Balik 1. 2. 3. 4. 5. Kebutuhan Psikologis Keamanan Sosial Harga diri Aktualisasi diri Kebutuhan tak terpenuhi terpenuhi Bentuk Perilaku Tak Wajar 1. Penarikan ekstern (keluar) 2. Serangan (agresi) 3. Penarikan intern (absensi) Trkanan dan prestasi Umpan Balik Pencarian Perilaku Melepaskan la Tekanan dan Frustasi Perilaku Wajar Manajer memiliki berbagai strategi guna memotivasi para anggota organisasi. Setiap strategi diarahkan pada pemenuhan kebutuhan para bawahan melalui perilaku organisasional yang wajar. Strategi motivasi manajerial adalah sebagai berikut : Komunikasi Manajerial Teori X - teori Y Desain pekerjaan 64 Modifikasi perilaku Sistem manajemen Lickert Insentif moneter Insentif non moneter Komunikasi manajerial. Strategi ini merupakan strategi yang paling mendasar bagi manajerial. Komunikasi manajer-bawahan yang efektif dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pengakuan, rasa memiliki, dan keamanan. Komunikasi bukan hanya alat untuk melakukan kegiatan organisasi, tetapi sekaligus merupakan sarana untuk memenuhi keutuhan anggota organisasi. Teori X – Teori Y . Teori ini dikenalkan oleh McGregor, yaitu dua macam asumsi. Teori X menyangkut asumsi mengenai orang, yaitu kebanyakan orang pada dasarnya ”tidak menyukai pekerjaan”, karena itu sedapat mungkin menghindarinya. Sebaliknya Teori Y mencerminkan asumsi ”positif mengenai sifat orang”, yaitu bahwa orang akan melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri dalam berbakti kepada tujuan yang sudah mengikat mereka. Desain pekerjaan. Strategi yang lebih dulu berkembang adalah rotasi jabatan dan perluasan jabatan. Rotasi jabatan yaitu memutasikan karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, dimaksudkan untuk mengatasi kebosanan dalam bertugas sebagai akibat dari upaya penyederhanaan pekerjaan dan meningkatnya spesialisasi pekerjaan. Perluasan jabatan adalah menambah jumlah operasi yang dilakukan oleh seseorang pada satu pekerjaan guna meningkatkan kepuasan dalam bekerja. Selain itu ada strategi yang lebih baru, yaitu pekerjaan-pekerjaan yang flextime. Dihadapkan dengan masalah motivasi dan absensi yang berlebihan, banyak manajer yang beralih pada inovasi penjadwalan. Maksud utama dari pendekatan flexitime bukan mengurangi jumlah jam kerja total, akan tetapi memberikan flesibelitas yang lebih besar kepada karyawan dalam menjadwal jam-jam kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketidakpuasan pekerjaan disebut ”faktor higiene atau pemeliharaan”, sedangkan yang berpengaruh pada tingkat kepuasan pekerjaan disebut ”faktor pemotivasi atau motivator”. Faktor-faktor Higiene dan Motivator dari Herzberg Ketidak Puasan Faktor Higiene 1. Kebijakan perusahaan dan motivasi 2. Supervisi (pengawasan) 3. Hubungan dengan pengawas 4. Hubungan dengan kolega 5. Kondisi kerja 6. Gaji 7. Hubungan dengan bawahan Kepuasan Faktor Pemotivasi 1. Peluang untuk maju 2. Peluang untuk pengakuan 3. Pekerjaan itu sendiri 4. Tanggung jawab 5. Kemajuan 6. Perkembangan seseorang Keuntungan dan Kerugian Program Flexitime Keuntungan : 1. Sikap dan moral pekerja yang lebih baik 2. Mengakomodasi orang tua yang bekerja 65 3. Berkurangnya kelambatan 4. Lebih sedikit masalah perjalanan 5. Mengakomodasi orang yang ingin tiba di kantor sebelum interupsi hari-kerja normal mulai 6. Meningkatnya produksi 7. Memfasilitasi penjadwalan karyawan untuk urusan medis, gigi, dsb. 8. Mengakomodasi kegiatan waktu senggang karyawan 9. Menurunnya tingkat absensi 10. Menurunnya tingkat karyawan yang keluar (turnover) Kerugian 1. Kurangnya pengawasan selama jam-jam kerja tertentu 2. Orang-orang kunci tak ada pada waktu-waktu tertentu 3. Kurangnya staf pada saat-saat tertentu 4. Masalah mengakomodasi karyawan yang hasil kerjanya untuk masukan bagi karyawan lainnya 5. Penyalahgunaan program flexitime oleh karyawan 6. Kesulitan merencanakan jadwal kerja 7. Masalah pencatatan jam-jam bekerja atau akumulasi 8. Ketidakmampuan menjadwal rapat pada waktu yang baik 9. Ketidakmampuan mengkoordinasi proyek-proyek Modifikasi Perilaku. Modifikasi perilaku adalah program yang memfokuskan pada pengelolaan kegiatan manusia dengan mengendalikan akibat-akibat dari pelaksanaan tersebut . Menurut hukum akibat, perilaku yang mendapat ganjaran (hadiah) cenderung berulang, sedang perilaku yang dihukum cenderung menghilang. Walaupun program modifikasi perilaku melibatkan administrasi dari ganjaran dan hukuman, tetapi biasanya ganjaranlah yang ditekankan, karena lebih efektif daripada hukuman dalam mempengaruhi perilaku. Sistem Manajemen Lickert. Setelah mempelajari beberapa jenis dan ukuran organisasi, Lickert berkesimpulan bahwa gaya manajemen dalam perusahaan dapat dibedakan atas : Sistem 1. Gaya manajemen yang berciri kurang keyakinan atau kepercayaan pada bawahan. Bawahan tidak bebas untuk membicarakan pekerjaannya dengan atasan, dan memotivasi dengan ketakutan, hukuman, dan kadangkala ganjaran. Aliran informasi terutama mengarah ke bawah, dan sejumlah besar pembuatan keputusan dilakukan oleh pimpinan organisasi. Sistem 2. Gaya yang dicirikan oleh keyakinan dan kepercayaan atasan terhadap bawahan. Meskipun kebijakan terutama dibuat oleh pimpinan, akan tetapi sebagian keputusan dibuat oleh bawahan berdasarkan kerangka acuan tertentu. Sistem 3. Berciri keyakinan kepada bawahan meskipun tidak sepenuhnya. Bawahan agak bebas membahas pekerjannya dengan atasan, dan termotivasi oleh ganjaran, kadangkala hukuman, dan sebagian keterlibatan. Komunikasi ke atas sebagian diterima. Keputusan yang lebih spesifik dibuat oleh bawahan. Sistem 4. Berciri keyakinan dan kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan. Bawahan termotivasi oleh ganjaran ekonomis yang didasarkan atas sistem kompensasi yang dikembangkan melalui partisipasi karyawan dan keterlibatan dalam penetapan tujuan. Informasi berjalan ke bawah, ke atas, dan ke samping. Pembuatan keputusan tersebar. 66 Licker menyarankan bahwa kalau gaya manajemen bergerak dari Sistem 1 ke Sistem 4, kebutuhan manusia dari individu dalam organisasi cenderung lebih efektif terpenuhi dalam jangka panjang. Jadi sebuah organisasi yang bergerak menuju Sistem 4 cenderung menjadi lebih produktif dalam jangka panjang. 7. DINAMIKA KELOMPOK DAN KOMUNIKASI A. Definisi kelompok Kelompok adalah ”dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain untuk merealisasikan tujuan tertentu atau memenuhi kebutuhan tertentu”. Sebuah Tim adalah sebuah kelompok yang para anggotanya saling bekerja keras untuk mencapai sasaran atau tujuan bersama. Semua Tim adalah kelompok, tetapi tidak semua kelompok itu Tim. Yang membedakan tim dari kelompok adalah intensitas dari anggota-anggota tim untuk bekerja bersama dan sasaran atau tujuan tim yang spesifik dan diutamakan. Kelompok dapat dibedakan atas : 1) kelompok informal sekumpulan orang yang tujuannya untuk persahabatan, biasanya berkembang secara spontan. 2) kelompok formal kelompok yang dibentuk dengan maksud untuk melakukan pekerjaan yang bersifat produktif, berstruktur lebih rasional dan kurang cair (tidak mudah berubah), yang memberikan tanggung jawab kepemimpinan formal pada seseorang untuk menjamin para anggotanya melaksanakan tugas-tugas; bisa disebut tim, komite, atau kelompok kerja, dan biasanya dibentuk dengan maksud memberikan kontribusi pada keberhasilan suatu organisasi yang lebih besar. B. Daya Tarik Kelompok Komitmen seseorang pada kelompok bersumber pada dua faktor, yaitu ”daya tarik (atraction)” yang merupakan gambaran kelompok dilihat dari luar; dan ”kepaduan (cohesiveness)” yang merupakan kecenderungan anggota-anggota kelompok untuk mengikuti kelompok dan melawan pengaruh dari luar atau kecenderungan anggota untuk menyatu bersama. Faktor-faktor yang Meningkatkan atau Menurunkan daya tarik Kepaduan Kelompok Faktor yang meningkatkan 1. Prestise dan status 2. Hubungan kerjasama 3. Tingkat interaksi yang tinggi 4. Berukuran relatif kecil 5. Kesamaan para anggota 6. Citra publik dari kelompok yang unggul 7. Ancaman bersama dalam lingkungan Faktor yang menurunkan 1. Permintaan yang tak beralasan dan tak disetujui atas individu 2. Ketidaksetujuan atas prosedur, kegiatan, peraturan, dsb 3. Pengalaman tak menyenangkan dengan kelompok 4. Persaingan antara permintaan kelompk Dan kegiatan di luar yang lebih disukai 5. Citra publik dari kelompok yang tak menguntungkan 6. Persaingan untuk keanggotaan oleh kelompok-kelompok lain 67 C. Perkembangan Kelompok Ciri-ciri kelompok yang sudah matang : Para anggota menyadari diri mereka mengenai aset dan kewajiban satu sama lain dalam kaitannya dengan tugas kelompok; Perbedaan individu diterima tanpa diberi label baik atau buruk Kelompok telah mengembangkan wewenang dan hubungan antar pribadi yang diakui dan diterima oleh para anggota; Keputusan-keputusan kelompok dibuat melalui diskusi yang rasional,. Pendapat dan ketidaksetujuan minoritas diakui dan didorong. Tidak ada upaya untuk memaksakan keputusan auara bulat yang palsu; Konflik adalah mengenai isu-isu kelompok yang penting seperti tujuan kelompok dan efektivitas serta efisiensi dari berbagai jalan untuk mencapai tujuan kelompok. Konflik mengenai isu-isu emosional yang berkaitan dengan struktur kelompok, proses atau hubungan antar pribadi sangat minim; Para anggota sadar mengenai proses dalam kelompok dan peranan mereka masing-masing. Perkembangan Kelompok dari Pembentukan Hingga Kematangan DERAJAD KEMATANGAN KELOMPOK Matang (efisien, efektif) Rintangan Ketidakpastian atas kekuasaan dan wewenang 1.Orientasi 2.Konflik & tantangan 3.Kepaduan Rintangan Ketidakpastian atas hubungan antar pribadi 4.Khayalan 5.Kekecewaan 6.Penerima TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK Tidak Matang (Tak efisien, Tak efektif) Tahap I : Orientasi Upaya dilakukan untuk memecahkan batu es (ice breaking). Ketidakpastian mengenai tujuan, kekuasaan, dan hubungan antar pribadi tinggi. Para anggota biasanya ingin dan menerima kepemimpinan apapun pada tahap ini.Pemimpin yang muncul seringkali salah menafsirkan masa ”bulan madu” ini sebagai mandat untuk pengendalian permanen. 68 Tahap 2 : Konflik dan tantangan Kalau filosofi tujuan dan kebijakan dari pemimpin yang muncul menjadi jelas, individu-individu atau kelompok muncul untuk memperjuangkan langkah alternatif dan pengendalian. Tahap ke 2 ini dapat berkepanjangan selagi para anggota berusaha menjelaskan dan merekonsiliasi peranan mereka sebagai bagian dari redistribusi kekuasaan dan wewenang yang lengkap (tuntas). Tahap 3 : Kepaduan Pergeseran dalam kekuasaan yang berlangsung sejak Tahap 2 selesai, di bawah pemimpin baru atau pemimpin semula dengan kesepakatan baru mengenai wewenang, struktur dan prosedur. Setiap orang menjadi benar-benar terlibat, sehingga perasaan ”kita” akan mendominasi. Perbedaan mengenai kekuasaan dan wewenang dapat diselesaikan dengan cepat. Tahap 4 : Khayalan Perasaan ”telah melewati kondisi terburuk” berjalan setelah melalui transisi yang agak cepat pada Tahap 3. Para anggota berketetapan hati untuk meningkatkan keselarasan dengan segala cara.Partisipasi dan persahabatan berjalan baik sekali karena para anggota yakin bahwa semua permasalahan emosional yang sulit telah teratasi. Tahap 5 : Kekecewaan Sub kelompok akan terbentuk karena khayalan akan manfaat tak terbatas telah luntur dan berkembang kekecewaan atas apa yang dihasilkan. Orang yang harapannya tidak terealisasi menantang kelompok untuk berkarya lebih baik lagi. Orang lain menahan. Kelambanan dan absensi merupakan gejala menurunnya kepaduan dan komitmen. Tahap 6 : Penerimaan Biasanya ada anggota kelompok (seseorang selain pemimpin kelompok yang bertindak sebagai katalisator kelompok) yang terpercaya dan berpengaruh yang peduli atas kelompok untuk maju ke depan dan membantu kelompok dalam mengalihkan konflik menuju kepaduan. Pemahaman pribadi dan saling pengertian yang lebih besar membantu para anggota menyesuaikan dengan situasi tanpa menimbulkan masalah. Pengharapan para anggota lebih realistis. Kelompok pada Tahap 6 cenderung menjadi sangat efektif dan efisien, karena struktur wewenang pada umumnya diterima, subkelompok dapat mengejar hal-hal yang berbeda tanpa mengancam kepaduan kelompok D. Komunikasi Beberapa definisi tentang komunikasi dari beberapa pakar manajemen adalah : ”berbagi informasi di antara dua atau lebih orang atau kelompok untuk mencapai pengertian bersama” (Gareth Jones & Jennifer George); ” pengalihan informasi, ide/gagasan, pengertian/perasaan di antara orang-orang” (Wayne Mondy & Shane Premeaux); ”pengalihan informasi dan pengertian antar pribadi” (Robert Kreitner); ” proses pengiriman (penyebaran) informasi dari satu orang kepada orang lain” (Ricky Griffin); ”proses berbagi informasi dengan orang lain” (Samuel Certo); ”penerusan atau penyebaran informasi – data dalam bentuk yang masuk akal dan dapat dipergunakan – dari satu orang atau kelompok kepada lainnya” (Warren Plunkett & Raymond Attner); ”proses pengiriman dan penerimaan simbol dengan pesan melekat padanya antar pribadi/orang” (John Schermerhorn,Jr) 69 MANAJEMEN DAN KOMUNIKASI TUGAS-TUGAS MANAJEMEN PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENGARAHAN PENGENDALIAN DIKERJAKAN MELALUI KOMUNIKASI Melakukan pertemuan Memberikan informasi Melakukan wawancara Menulis laporan Menulis Memo Mengumumkan Panggilan telpon Pembicaraan tatap muka Penghalang Komunikasi Sejauh mana komunikasi organisasi ”bekerja efektif”, dapat dilihat dari apakah pesan-pesan yang dikehendaki mempunyai dampak yang diinginkan terhadap perilaku karyawan. Hal ini berkaitan erat dengan empat faktor penghalang komunikasi, sbb. : Penghalang proses Kompleksitas dari proses komunikasi berpotensi menjadi penghalang komunikasi. Kondisi tak berfungsi di manapun sepanjang proses komunikasi dapat secara tersendiri atau kolektif menghambat pemindahan pengertian; Penghalang fisik Kadangkala obyek fisik (misalnya pelindung telinga, jarak yang terlalu jauh, perbedaan zona waktu) menghambat komunikasi yang efektif. Penghalang fisik dapat dihilangkan dengan bantuan ekologis organisasi, misalnya dengan mendesain ulang bangunan dan perkantoran; Penghalang semantik Kata-kata sangat diperlukan , meski kadang-kadang menimbulkan banyak kesulitan. Para manajer di bidang akuntansi, ilmu komputer, atau periklanan sudah terbiasa dengan bahasa teknis masing-masing, sehingga melupakan bahwa orang di luar bidangnya tidak memahaminya; Penghalang psikologis Penghalang psikologis dan sosial dominan atas meningkatnya hambatan komunikasi dibanding penghalang lainnya. Penghalang ini contohnya : latar belakang, persepsi, nilai, kebutuhan, pengharapan, dan kecenderungan berat sebelah dari orang-orang, serta permasalahan keluarga dan individu yang berbeda-beda. Kemajuan Teknologi Dalam Komunikasi Kemajuan teknologi dalam teknologi informasi telah meningkatkan kemampuan manajer secara dramatis dalam berkomunikasi dan mengakses informasi dengan cepat guna membuat keputusan. Tiga kemajuan yang mempunyai dampak besar terhadap komunikasi manajerial adalah : internet, intranet, dan groupware. Internet : sebuah sistem jaringan komputer global yang mudah untuk dimasuki dan dipergunakan oleh karyawan organisasi di seluruh dunia untuk berkomunikasi di dalam dan di luar perusahaan-perusahaan mereka. Manajer dan perusahaan menggunakan internet untuk berbagai keperluan komunikasi, yaitu berkomunikasi dengan pemasok dan kontraktor untuk menjaga tingkat persediaan yang layak serta memantau kemajuan proyek serta perubahan skedul; berkomunikasi di dalam perusahaan sendiri terutama 70 dengan kantor-kantor yang jauh dari kantor pusat dengan email; menyampaikan informasi kepada pelanggan potensial dan masyarakat lain, menjual barang/jasa kepada pelanggan, mengumpulkan informasi perusahaan lain, termasuk pesaing. Intranet : jaringan informasi melalui internet di dalam perusahaan sendiri untuk berbagi informasi. Intranet memungkinkan para karyawan memiliki berbagai jenis informasi pada keyboard mereka masing-masing, seperti : direktory, buku telpon, buku pedoman, angka-angka persediaan, spesifikasi produk, informasi mengenai pelanggan, biografi para manajer puncak dan dewan direksi, angka-angka penjualan dunia, notulen rapat, laporan tahunan, skedul penyerahan, dan angka-angka mutakhir pendapatan, biaya dan keuntungan, dll. Groupware : perangkat lunak komputer yang memungkinkan para anggota kelompok dan tim untuk berbagi informasi satu sama lainnya untuk meningkatkan komunikasi dan kinerja. Para manajer sangat mungkin dapat menggunakan groupware dengan sukses sebagai media komunikasi dalam organisasi jika kondisi berikut terpenuhi : Pekerjaan berbasis kelompok atau tim, dan para anggota diberi penghargaan paling tidak untuk kinerja kelompok; Groupware sepenuhnya didukung manajemen puncak; Budaya organisasi menekankan fleksibelitas dan berbagi pengetahuan, dan organisasi tidak memiliki hierarki yang ketat; Groupware dipergunakan untuk maksud tertentu dan dipandang sebagai alat bagi anggota-anggota kelompok atau tim untuk bekerja bersama dengan efektif, bukan sebagai sumber kekuasaan atau keuntungan pribadi; Para karyawan menerima pelatihan yang memadai dalam penggunaan komputer dan groupware. IV. ESENSI PENGENDALIAN Definisi Definisi pengendalian menurut para pakar : ”fungsi manajemen dimana para manajer menetapkan dan mengkomunikasikan standar kinerja untuk orang, proses, dan peralatan; Standar adalah pedoman atau tolok banding yang ditetapkan sebagai dasar untuk pengukuran kapasitas, kuantitas, isi, nilai, biaya, kualitas, atau kinerja. Secara kuantitatif atau kualitatif, standar harus merupakan pernyataan mengenai hasil yang diharapkan yang tepat, eksplisit, dan formal” (Plunkert & Attner, 1997); ”proses dimana para manajer memantau dan mengatur bagaimana sebuah organisasi dan segenap anggotanya menjalankan semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Dalam pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah strategi dan struktur organisasi bekerja seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-hal tersebut dapat ditingkatkan, dan bagaimana harus diubah jika tidak bekerja” (Jones & George, 2003); ”proses pemantauan aktivitas untuk menjamin bahwa standar dapat terlaksana sebagaimana direncanakan dan melakukan langkah koreksi terhadap penyimpangan yang berarti. Semua manajer harus terlibat dalam fungsi pengendalian biarpun unit kerjanya telah menjalankan tugas sebagaimana direncanakan. Sistem pengendalian yang efektif menjamin bahwa aktivitas telah dijalankan dengan cara-cara yang dapat mengantarkan organisasi mencapai tujuannya” (Robbins & DeCenzo, 1995) 71 Sistem Pengendalian Sistem pengendalian adalah sistem penetapan sasaran, pemantauan, evaluasi dan umpan balik secara formal yang memberikan informasi kepada para manajer mengenai apakah strategi dan struktur organisasi telah bekerja secara efektif dan efisien. Sistem pengendalian dikembangkan untuk mengukur kinerja pada setiap tahap dalam proses mentransformasi masukan menjadi barang dan jasa. Tahap Masukan Tahap Konversi Pengendalian Umpan Maju --------------------------(Mengantisipasi masalah sebelum terjadi) Pengendalian Berjalan --------------------(Mengelola masalah pada saat terjadi) Tahap Keluaran Pengendalian Umpan Balik -------------------------(Mengelola masalah setelah terjadi) Proses Pengendalian Proses pengendalian terdiri dari tiga langkah terpisah, yaitu mengukur kinerja yang nyata, membandingkan kinerja nyata dengan standar (yang ditetapkan dalam fungsi perencanaan), dan mengambil langkah manajerial untuk mengoreksi penyimpangan. Menurut Robbins dan DeCenzo, proses pengendalian didasarkan atas asumsi bahwa standar kinerja telah ditetapkan sebelumnya, akan tetapi kinerja nyata perlu dijadikan bahan evaluasi untuk meninjau kembali relevansi dari standar itu sendiri. Empat langkah dalam Pengendalian Organisasi Langkah I : Menetapkan standar kinerja, sasaran, atau target sebagai dasar untuk evaluasi kinerja; Langkah 2 : Mengukur kinerja nyata; Langkah 3 : Membandingkan kinerja nyata dengan standar kinerja yang telah ditetapkan; Langkah 4 : Mengevaluasi hasil dan melakukan tindakan koreksi jika standar tidak tercapai; Tiga Sistem Pengendalian Organisasi 1. Jenis Pengendalian Keluaran, mekanismenya : ukuran kinerja keuangan, sasaran organisasi, dan anggaran operasional; 2. Jenis Pengendalian Perilaku, mekanismenya : supervisi langsung, manajemen berdasar sasaran, dan aturan & prosedur operasi standar; 3. Jenis Pengendalian Budaya Organisasi, mekanismenya nilai, norma, sosialisasi. 72 Kualitas Sistem Pengendalian yang Efektif Sebuah sistem pengendalian yang efektif cenderung memiliki kualitas tertentu yang sama. Pentingnya kualitas ini tergantung pada situasi, tetapi dapat disimpulkan bahwa karakteristik berikut membuat sistem pengendalian menjadi lebih efektif. 1. Keakuratan sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang tidak akuran dapat berakibat manajemen gagal mengambil tindakan yang seharusnya diambil atau merespon suatu masalah yang seharusnya tidak ada; 2. Tepat waktu pengendalian harus menarik perhatian manajemen pada variasi waktu untuk mencegah pelanggaran serius pada kinerja unit kerja; 3. Ekonomis sebuah sistem pengendalian harus ekonomis untuk dioperasikan. Setiap sistem pengendalian harus bertumpu pada manfaat yang dihasilkan dalam kaitannya dengan biaya yang harus ditanggung; 4. Fleksibelitas pengendalian yang efektif harus cukup fleksibel untuk menyesuaiakan terhadap perubahan yang merugikan atau mengambil manfaat dari peluang baru; 5. Dapat dimengerti pengendalian yang tidak bisa dimengerti tidak memiliki nilai. Sistem pengendalian yang sulit dimengerti dapat mengakibatkan kesalahan yang tidak perlu terjadi, karyawan yang frustasi, dan akhirnya diabaikan; 6. Kriteria yang beralasan standar pengendalian harus beralasan dan dapat dicapai. Jika terlalu tinggi atau tak beralasan, ia tidak lagi memotivasi;Pengendalian harus memperkuat standar yang menantang dan mendukung orang untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi tanpa menurunkan motivasi; 7. Penempatan strategis manajemen tidak bisa mengendalikan segala sesuatu yang berlangsung dalam sebuah organisasi. Kalaupun dapat dilakukan, manfaat yang diperoleh tidak sepadan dengan biaya yang ditanggung. Karenanya manajer harus meletakkan pengendalian pada faktor-faktor yang bersifat strategis terhadap kinerja organisasi; Pengendalian harus mencakup kegiatan, operasi, dan peristiwa yang kritis di dalam organisasi. Pengendalian harus berfokus pada tempat-tempat dimana penyimpangan terhadap standar paling mungkon terjadi atau penyimpangan yang berakibat paling merugikan; 8. Tekanan pada pengecualian karena manajer tidak bisa mengendalikan semua kegiatan, maka harus menempatkan alat pengendali strategis yang mana alat ini hanya mengundang perhatian pada pengecualian. Sebuah sistem pengendalian menjamin bahwa seorang manajer tidak akan kewalahan dengan informasi tentang penyimpangan dari standar. Hal ini dilakukan dengan cara penetapan pos-pos pemeriksaan (checkpoint) yang berfungsi sebagai alat kendali sehingga terhindar dari hal-hal yang rutin; 9. Kriteria ganda manajer dan juga karyawan akan berusaha melihat hal-hal bagus pada kriteria yang dikendalikan. Jika manajemen mengendalikan dengan mengguna kan ukuran tunggal, misalnya satuan laba, maka upaya hanya akan terfokus pada hal-hal yang tampak bagus pada standar tersebut. Kriteria ganda memiliki dua efek positif. Karena lebih sulit memanipulasi dibanding ukuran tunggal, maka hal itu dapat mengurangi upaya untuk sekedar tampak bagus saja. Selain itu, karena kinerja jarang dapat dievaluasi dari satu indikator, kriteria ganda memungkinkan penilaian kinerja yang lebih akurat; 73 10. Tindakan korektif sebuah sistem pengendalian yang efektif tidak hanya menunjukkan kapan sebuah penyimpangan dari standar yang berarti terjadi, tetapi juga menyarankan tindakan apa yang harus diambil guna mengoreksi penyimpangan. Ia akan menegaskan masalahnyadan menentukan pemecahannya. Hal ini seringkali dilaksanakan dengan menyusun pedoman jika-maka, misalnya jika penerimaan unit kerja merosot lebih dari 50%, maka biaya per unit harus diturunkan dengan jumlah yang sama. Pengendalian Produksi Kemungkinan gangguan prosuksi Tindakan koreksi 1. Kerusakan mesin 1. Kontrak servis; pemeliharaan preventif terrencana; menyewa mesin. 2. Kualitas produksi yang kurang 2. Memperbaiki dan membetulkan; konsesi dari baik rekayasa desain. 3. Produktivitas rendah 3. Skim bonus produktivitas, skim insentif 4. Kekurangan tidak terduga 4. Menggunakan material lain, pengiriman segar; memodifikasi atau mengolah kembali bagian lain 5. Tolakan material yang diterima 5. Memodifikasi atau mengolah kembali; konsesi dari rekayasa desain; pengiriman pengganti. 6. Pemasok mogok 6. Menggunakan pemasok alternatif; persediaan keamanan. 7. Kegagalan pengangkutan 7. Menggunakan metode angkutan alternatif (misalnya angkutan udara untuk angkutan laut 8. Kemangkiran 8. Memperbaiki hubungan perburuan; kerja lembur; menambah sift kerja. 9. Larangan kerja lembur 9. Menggunakan tenaga sementara; rekruitmen; Memperbaiki hubungan perburuan. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM) I. PENGERTIAN MSDM Manjemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai). II. FUNGSI OPERATIF MSDM Terdapat enam fungsi operatif MSDM, yaitu : 1. Pengadaan tenaga kerja a. Perencanaan SDM b. Analisis jabatan c. Penarikan pegawai d. Penempatan kerja e. Orientasi kerja (job orientation) 74 2. Pengembangan tenaga kerja mencakup: a. Pendidikan dan pelatihan b. Pengembangan (karier) c. Penilaian prestasi kerja 3. Pemberian balas jasa mencakup : a. Balas jasa langsung : gaji/upah, insentif b. Balas jasa tak langsung : keuntungan (benefit), pelayanan/kesejahteraan (services) 4. Integrasi : a. Kebutuhan karyawan b. Motivasi kerja c. Kepuasan kerja d. Disiplin kerja e. Partisipasi kerja 5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup : a. Komunikasi kerja b. Kesehatan dan keselamatan kerja c. Pengendalian konflik kerja d. Konseling kerja 6. Pemisahan tenaga kerja mencakup : Pemberhentian karyawan II. PERENCANAAN SDM Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah ”suatu proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan, pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis” (DR.A.A. Anwar Prabu Mangkunegara,Drs,Msi,Psi). Kepentingan Perencanaan SDM : 1. Kepentingan individu membantu meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan pegawai dapat dicapai melalui perencanaan karier; 2. Kepentingan organisasi dalam mendapatkan calon pegawai yang memenuhi kualifikasi, dengan perencanaan SDM dapat dipersiapkan calon-calon pegawai yang berpotensi untuk menduduki posisi manajer untuk masa yang akan datang; 3. Kepentingan nasional pegawai-pegawai yang berpotensi tinggi dapat dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Mereka dapat dijadikan tenaga-tenaga ahli dalam bidang tertentu untuk membantu program pemerintah. Komponen Perencanaan SDM : 1. Tujuan perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi, dan kepentingan nasional; 2. Perencanaan organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan perubahan positif bagi perkembangan organisasi, yang juga merupakan hal yang organik, pendekatan proses yang berorientasi pada perubahan organisasi dan efektivitas manajemen; 75 3. Pengauditan SDM meliputi penelusuran secara normal dan sistematis mengenai efektivitas program kepegawaian, program analisis jabatan, penarikan pegawai, testing, pelatihan dan pengembangan manajemen, promosi jabatan, transfer, taksiran pegawai, hubungan kerja, pelayanan pegawai, moral dan sikap kerja, penyuluhan pegawai, upah, administrasi upah, dan penelitian pegawai; Dalam pengauditan SDM perlu diperhatikan aspek-aspek : kualitas kekuatan kerja, penentuan kualitas, daftar kemampuan (skill), turnover, dan perubahan intern; 4. Peramalan SDM mirip dengan pengauditan SDM, perbedaannya peramalan SDM untuk masa yang akan datang dan lebih menitikberatkan pada penyesuaian terhadap perubahan eksternal organisasi, dan sangat dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi. III. PENARIKAN PEGAWAI Penarikan pegawai adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan pegawai yang melalui tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai yang diperlukan perusahaan, proses seleksi, penempatan, dan orientasi pegawai. Sumber-sumber penarikan pegawai : a. Sumber dari dalam perusahaan proses memutasikan pegawai berdasarkan hasil evaluasi terhadap penilaian prestasi kerja dan kondite pegawai yang ada di perusahaan (promosi jabatan, transfer atau rotasi pekerjaan, demosi jabatan); b. Sumber dari luar perusahaan melalui iklan media masa, lembaga pendidikan, Depnaker, dan lamaran kerja yang masuk; Seleksi Calon Pegawai : a. Pengertian seleksi calon pegawai : pemilihan dari berbagai obyek pilihan dengan mengutamakan beberapa obyek saja yang dipilih; b. Teknik-teknik seleksi Tes pengetahuan akademik, Tes psikologi (tes bkat, tes kecenderungan untuk berpres:tasi, tes minat bidang pekerjaan, dan tes kepribadian), wawancara. IV. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI Pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai non-manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas (Andrew E. Sikula). Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum. Komponen-komponen pelatihan dan pengembangan : 1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur; 2. Para pelatih (trainers) harus memiliki kualifikasi yang memadai; 3. Materi latihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai; 4. Metode pelatihan dan pengembangan harus sesui dengan tingkat kemampuan pegawai yang menjadi peserta; 76 5. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainee) harus memenuhi persyartan yang ditentukan. Prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan : 1. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan; 2. Tahapan-tahapan tersebut harus sisesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai; 3. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran; 4. Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari peserta; 5. Menggunakan konsep shaping (pembentukan) perilaku Tahapan-tahapan penyusunan peltihan dan pengembangan : 1. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan/pengembangan (job study); 2. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan/pengembangan; 3. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurannya; 4. Menetapkan metode pelatihan/pengembangan; 5. Mengadakan percobaan (try out) dan revisi; 6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi. Tujuan peltihan dan pengembangan : 1. Meningkatkn penghayatan jiwa dan ideologi; 2. Meningkatkan produktivitas kerja; 3. Meningkatkan kualitas kerja; 4. Meningkatkan ketetapan perencanaan SDM; 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja; 6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal; 7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja; 8. Menghindarkan keusangan (obsolescence); 9. Meningkatkan perkembngan pegawai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan : 1. Perbedaan individu pegawai; 2. Hubungan dengan jabatan analisis; 3. Motivasi; 4. Partisipasi aktif; 5. Seleksi peserta penataran; 6. Metode pelatihan dan pengembangan. Metode Pelatihan dan Pengembangan : 1. On the job 2. Vestibule (ruang isolasi yang terpish) atau Balai; 3. Metode demonstrasi dan contoh; 4. Simulasi; 5. Apprenticeship mengembangkan keterampilan perajin atau pertukangan; 6. Metode ruang kelas; 7. Metode kuliah; 8. Metode konferensi; 9. Metode studi kasus; 10. Metode bermin peran; 11. Bimbingan berencana; 77 V. KOMPENSASI PEGAWAI Administrasi upah atau gaji (kadang-kadang disebut kompensasi) melibtkan keseimbangan perhitungan; kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkn sebagai suatu yang sebanding; Pemberian upah merupakan imbalan, pembayaran untuk pelayanan yang telah diberikan oleh pegawai. Kepentingan kompensasi pegawai : Kompensasi sangat penting bagi pegawai maupun majikan, karena kompensasi merupakan sumber penghasilan bagi mereka dan keluarganya; bagi majikan dan perusahaan, kompensasi merupakan faktor utama dalam kepegawaian. Oleh karena itu dalam menentukan pegawai perlu berdasarkan penilaian prestasi, kondite pegawai, tingkat pendidikan, jabatandan masa kerja pegawai. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi : 1. Faktor Pemerintah; 2. Penawaran bersama antara perusahaan dan pegawai; 3. Standar dan biaya hidup pegawai; 4. Ukuran perbandingan upah; 5. Permintaan dan persediaan; 6. Kemampuan membayar. Bentuk-bentuk kompensasi pegawai : 1. Upah dan gaji tingkat pembayaran, struktur pembayaran, penentuan bayaran individu, metode pembayaran, kontrol pembayaran; 2. Benefit (keuntungan) dan pelayanan Benefit adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat dapat ditentukan (bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan); sedangkan pelayanan adalah nilai kuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang tidak dapat secara mudah ditentukan (laporan tahunan untuk pegawai, tim olah raga, kamar tamu pegawai, kafetaria pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan). 78 PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS A. PENGERTIAN Produksi adalah pengubahan bahan2 dari sumber2 menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa. Dengan demikian produksi merupakan konsep yang lebih luas ketimbang manufaktur (pengolahan), karena pengolahan hanyalah sebagai “bentuk khusus” dari produksi. Jadi dengan demikian pedagang besar, pengecer, dan lembaga2 yang menyediakan jasa, juga berkepentingan dengan produksi. Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang mengubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik. Istilah “produksi” sering kaitan dengan istilah “produktivitas”, namun walaupun sangat berkaitan bukan berarti bahwa “produktivitas” merupakan fasilitas yang aktif. Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk menghasilkan hasil tersebut. B. PRODUKSI Kegiatan produksi melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual. Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan2 penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah : Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur; Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. C. SISTEM PRODUKSI MANUFAKTUR Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain produksi adalah : a. Disain produksi dari barang yang diproses Dalam bentuk seperti apakah barang dan jasa akan dibuat (pola, corak, kualitas) ? b. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya Peralatan seperti apa yang akan dibeli supaya barang atau jasa dapat diproduksi dengan biaya minimum ? c. Disain tugas Bagaimanakan kegiatan produksi itu akan dibagi kepada para pekerja menurut keahlian, kesehatan, dan biaya yang diperlukan ? d. Lokasi dari fasilitas produksi Dimanakah fasilitas produksi/pabrik itu akan didirikan dalam kaitannya dengan letak pasar sumber tenaga kerja dan material, pengawasan polusi lingkungan, dan faktor2 lain ? e. Layout dari fasilitas tersebut Bagaimanakah sebuah pabrik itu akan dipersiapkan supaya operasinya dapat efisien ? Keputusan2 yang kompleks tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat proses tersebut, (2) jangka waktu produksi, (3) sifat produk yang diproses. 79 1. Sifat Proses Produksi Penggolongan proses produksi berdasarkan ”sifat” ini akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam, yakni : a. Proses ekstraktif Adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan2 langsung dari alam. Contoh : proses penambangan batu-bara, bijih besi, bijih emas, pengeboran minyak, dsb. Proses ekstraksi ini terdapat dalam industri proses produksi dasar, oleh karena itu pertanian dan perikanan juga disebut industri ekstraktif. b. Proses analitik Adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Contoh : penyulingan minyak; c. Proses fabrikasi Kadang2 disebut juga proses pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres, dsb. Contoh : proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dsb. d. Proses sistetik Proses ini menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam bentuk produk. Dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat berbeda dengan jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia. Dalam industri lain seperti dalam produksi mobil, alat2 listrik, barang elektronik (radio, TV, lemari pendingin, dll), dimana bahan2 dirakit tanpa mengubah bentuk fisik atau susunan kimiawinya, disebut proses perakitan atau assembling. Sering proses ini digunakan sebagai bagian dari proses pengolahan. 2. Jangka Waktu Produksi Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dimana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni : a. Proses terus-menerus (continuous process) Istilah ini digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini banyak atau semua mesin akan melaksanakan operasi yang sama dalam waktu yang tidak terbatas. Contoh : produksi mobil, dimana perubahan model hanya 1 kali dalam setahun. Istilah terus-menerus juga terdapat di dalam industri yang hanya mempunyai satu saat operasi (satu shift) yaitu pada pagi sampai sore hari, sedangkan malam hari tidak beroperasi. Selain itu juga terdapat dalam industri yang mempunyai kegiatan terus-menerus tanmpa berhenti selama periode waktu yang lama, seperti : pabrik tekstil. b. Proses terputus-putus (intermittent process) Istilah terputus-putus ini terdapat dalam keadaan manufactur dimana mesin2 itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. Jadi alat yang sama dapat digunakan untuk membuat beberapa macam produk sesuai dengan keinginan atau pesanan konsumen. Contoh : alat2 untuk pengecoran logam. 80 3. Sifat Produk Proses produksi yang ditentukan menurut sifat produknya, yang melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini proses produksi dapat dibagi dalam 2 macam : (a) produksi standard, dan (b) produksi pesanan a. Produksi Standard Produksi barang2 yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard. Pada produksi standard ini, dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan, di samping dikirim untuk pembeli dan penyalur. Contoh : produksi televisi, lemari es, sikat gigi, dsb. Penggunaan produksi ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk : Memelihara sejumlah persediaan Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian b. Produksi Pesanan Produksi pesanan ini dilakukan apabila ada pembeli yang menghendaki spesifikasi tertentu. Contoh : pakaian seragam, furniture tertentu (untuk asrama, sekolah TK). KEGIATAN PRODUKSI Keputusan2 yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produksinya. Masalah2 yang dihadapi oleh manajer produksi : Perencanaan produksi Organisasi produksi Pemeliharaan peralatan Pengawasan dan pemeriksaan kualitas Biaya setiap unit produk yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kemampuan manajer produksi dalam mengatasi masalah2 yang timbul. I. Perencanaan Produksi Fungsi produksi adalah menciptakan barang dan/atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencanaan produksi dilakukan agar fungsi produksi dapat berperan dengan baik. Keputusan2 yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah2 perencanaan : Jenis barang yang akan dibuat Jumlah barang yang akan dibuat Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai) Keputusan tentang jenis dan jumlah barang yang akan dibuat sangat dipengaruhi oleh data/informasi tentang kebutuhan pasar (dari bagian pemasaran). Perencanaan jenis barang yang akan dibuat, terdiri atas 4 tahap, yakni : Tahap pertama : penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat2 yang harus dipenuhi; Tahap kedua : penentuan disain barang yang tepat; Tahap ketiga : penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai; 81 Tahap keempat : pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas, dan mesin/peralatan yang tersedia. Keputusan tentang jumlah barang yang akan dibuat dipengaruhi oleh perkiraan penjualan (sales forcast) atau pola permintaannya, dan mempengaruhi penentuan jenis mesin/peralatan yang akan digunakan. II. Organisasi Produksi Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada Bagian Produksi.. Pada bagian tertentu terdapat para spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaantahap2 dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi tergantung pada besarnya perusahaan dan kompleksnya proses pengolahan yang diinginkan. Contoh dari organisasi yang sederhana dari sebuah perusahaan menengah : Wakil direktur yang bertanggung jawab di bidang produksi Manajer Produksi Kepala Pengawasan Produksi Kepala Devisi A Kepala Inspektor Personalia Pengawasan Produksi Gudang Inspektor Manajer Riset Mandor Dept 1 Personalia Riset Mandor Pembantu Pekerja III. Pengendalian Produksi Pengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dan material) ke dalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum, ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Pokok2 masalah pengendalian produksi meliputi : (a) Jenis2 Pengendalian Produksi, (b) Tahap2 dalam Pengendalian Produksi, (c) Alat manajemen : Program Evaluation and Review Technique (PERT). a. Jenis2 Pengendalian Produksi Terdapat 2 macam pengendalian produksi : Order Control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan2 dari pembelinya; Flow Control digunakan dalam pabrik2 yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan begitu pesanan pembeli diterima Prosedur dari kedua jenis pengendalian ini sama, dan fungsinya untuk menentukan apakah arus material dalam pabrik sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan, atau untuk menentukan apakah pengangkutan barang jadi ke gudang/ tempat penyimpanan sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan, agar tidak mengganggu pemasarannya. b. Tahap2 dalam Pengendalian Produksi Perencanaan Jika pesanan pembeli atau pesanan untuk persediaan perusahaan telah diterima oleh bagian perencanaan produksi, maka pesanan dipecah-pecah ke dalam beberapa bagian, dengan menggunakan kartu material (bill of material) yang memuat komponen2 jadi maupun yang akan diproses lagi, atau disebut order. Daftar tersebut dipecah ke dalam beberapa formulir yang memuat jumlah material/barang 82 yang akan dibeli dari produsen laian untuk keperluan proses produksi. Kemudian formulir2 permintaan material dan komponen2 yang diperlukan diberikan ke Bagian Pembelian. Routing merupakan suatu usaha untuk menentukan urut-urutan dari proses dan alat2 digunakan dalam proses produksi. Sebelum proses dimulai, semua masalah tersebut disusun terlebih dahulu dalam route sheet. Scheduling Merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini harus dibuat sebelum produksi dimulai di dalam bentuk master schedule yang kemudian dipecah-pecah ke dalam schedule2. Dispatching merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini dibuat sebelum produksi dimulai dalam bentuk dispatch sheet. (memuat : barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya; disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai; mesin dan peralatan yang harus dipakai; petugas yangh harus mengerjakan; kapan harus dimulai dan selesai; kepada siapa barang tersebut dijual). Terdapat perbedaan urutan tahap pengendalian produksi, antara proses terus-menerus (continuous) dengan proses yang terputus-putus (intermittent). Pada proses terusmenerus : routing ditetapkan lebih dulu baru kemudian schedulling dan terakhir dispatching (pada proses ini routing ditetapkan pada saat perusahaan didirikan, dan untuk jangka waktu yang relatif lama). Sedangkan pada proses terputus-putus schedulling ditentukan terlebih dahulu, kemudian menyusul routing dan terakhir dispatching (pada proses intermitten penting untuk menentukan scheduling karena barang yang dihasilkan tidak selalu sama, baik jenis, kualitas, jumlah, maupun waktu penyerahannya). Penetapan routing pada proses terputus-putus harus diusahakan untuk memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia semaksimal mungkin. c. Analisis Jaringan kerja : Metode Jalur kritis dan PERT Analisis jaringan kerja (Network Analysis) teknik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah. Analisis jaringan kerja banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan Critical Path method (CPM ; Metode Jalur Kritis - MJK) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Teknik ini berguna terutama untuk menggambarkan elemen2 dalam situasi yang kompleks untuk tujuan mendisain, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengambil keputusan. Dalam PERT khususnya, beranggapan bahwa waktu untuk melaksanakan masing2 kegiatan tidak menentu (uncertain), sehingga digunakanlah tiga perkiraan waktu : optimis, pesimis, dan normal. Konsep dasar analisis jaringan kerja : 1. Jaringan Kerja (Networking) merupakan satu seri (rangkaian) aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan atau jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting dalam jaringan ini adalah aktivitas (activity kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu) dan kejadian (event saat mulanya atau berakhirnya aktivitas). Kejadian paling akhir tidak dapat terjadi sebelum aktivitas2 sebelumnya selesai; Antara event mulai dan event penyelesaian dihubungkan dengan 83 aktivitas. Hubungan antara berbagai event (baik mulai maupun penyelesaian) setiap bagian pekerjaan sampai dengan penyelesaian paling akhir, akan membentuk suatu diagram jaringan kerja (Network Diagram). 2. Jalur Kritis (Critical Path) adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Beberapa hal penting diperhatikan : a. Jalur kritis menyoroti aktivitas2 yang harus (dapat) dilakukan dengan cepat, bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek; b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan; c. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis. Jalur kritis lebih mengarahkan perhatian manajemen pada situasi yang penting, memusatkan perhatian pada kemacetan dan menghilangkan hal2 yang tidak perlu pada jalur lain yang tidak akan dapat mempercepat penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan. Aktivitas Semu (Dummy) Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian pada setiap penyusunan diagram jaringan kerja adalah aktivitas semu (dummy), yaitu suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semu menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dulu dengan dua even berikutnya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain (terjadi aktivitas semu apabila terdapat 2 event yang bermula dari 1 event pendahulu dengan aktivitas 2 yang berbeda, dan keduanya menuju 1 event berikutnya dengan aktivitas yang berbeda pula) Keterbatasan2 Metode Jalur kritis (MJK) Faktor2 penting yang membatasi penerapan MJK adalah : 1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu. Hal demikian tidak mungkin terjadi pada kehidupan negara 2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan perkiraan waktu 3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik Program Evaluation and Review Tehcnique (PERT) Untuk mengatasi keterbatasan pada MJK yaitu asumsi keadaan yang statik, diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan b eberapa hal : 1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan datang; 2. Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan; 3. Membuat model yang baru sebagai alat kontrol yang dinamik; model ini dikenal dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT) Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu, yaitu : Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian paling pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancar; Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan2 penundaan; Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu pen yelesaian sebagaimana biasa terjadi. 84 Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut, untuk menghitung waktu yang diharapkan, menggunakan rumus : Wo + 4 Wn + Wp Wh = -----------------------6 Waktu yang diharapkan merupakan kesempatan 50 – 50 bagi aktivitas untuk diselesaikan Beberapa rumus statistik yang dapat digunakan untuk tujuan ini bersama-sama dengan tabel nilai probabilitas untuk distribusi normal adalah standard deviasi setiap aktivitas dan keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan pekerjaan. Pengendalian Bahan Baku Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi, sehingga perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu. ”Cukup” bukan berarti harus dalam jumlah besar, karena persediaan dalam jumlah besar mengandung banyak resiko, seperti : a. Resiko hilang dan rusak b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi c. Resiko usang d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung persediaan yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis dipengaruhi oleh besar-kecilnya jumlah pemesanan untuk mencapai biaya persediaan yang optimal, maka perusahaan harus melakukan pemesanan2 yang seekonomis mungkin (jumlah pemesanan yang ekonomis menjadi indikator jumlah persediaan yang tepat). Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor : a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun b. Biaya pemesanan c. Biaya penyimpanan, dan d. Harga bahan baku Biaya pemesanan, jika dikaitkan dengan besarnya persediaan, mempunyai ciri yang berlawanan dibanding dengan biaya penyimpanan (semakin besar volume persediaan akan membuat semakin kecil biaya pemesanan, karena frekuensi pemesanan yang semakin jarang). Sebaliknya, makin besar volume persediaan, maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Ciri demikian merupakan dasar penghitungan jumlah pemesanan yang paling ekonomis. Jumlah pemesanan yang paling ekonomis dihitung dengan menggunakan rumus : JPPE = Jumlah pemesanan yang paling ekonomi 2 x K x Bp K = Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun JPPE = -------------Bp = Biaya pemesanan (setiap pesan) H x Bs Bs = Biaya penyimpanan (dinyatakan dalam %) H = Harga bahan baku per unit 85 IV. Pemeliharaan Peralatan Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dan perbaikan peralatan sangat memegang peranan, dan apabila hal ini diabaikan maka akibatnya perusahaan akan menderita rugi yang tidak kecil. Kerugian yang diderita perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan, disebabkan antara lain : 1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal 2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi 3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan 4. Perusahaan terpaksa harus membayar klaim karena penyerahan yang tidak tepat 5. menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji Masalah pemeliharaan ini bagi pimpinan perusahaan sangat membingungkan karena di satu pihak, penting dan di pihak lain tidak, biayanya sulit diukur dan tidak produktif. Kecenderungannya biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun ”naik”, hal ini disebabkan tiga hal : Selau terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat2 pembantu lainnya sebagai akibat dari perkembangan teknologi Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan agar kenaikan biaya tidak mengubah unit cost selalu menyolok, maka mesin baru diusahakan untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya. Organisasi Pemeliharaan Peralatan Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan, yakni : a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen --. Masing2 bagian atau departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri. Keuntungan2 cara desentralisasi : Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteristik alat2 yang harus mereka pakai Mempermudah pimpinan mengarahkan orang2 untuk mengerjakan pekerjaan2 yang harus cepat selesai Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan2 besar dapat lebih diperkecil Sedangkan kelemahannya : Fleksibelitas sangat rendah Terdapatnya duplikasi tenaga kerja b. Sentralisasi dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan. Keuntungan2 cara sentralisasi : Tidak terdapat duplikasi alat2 lain, tenaga kerja dan persediaan suku cadang Fleksibelitas yang tinggi 86 Kelemahannya : Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang atau memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien Sulit untuk menerapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan2 yang harus didahulukan dan diselesaikan dengan segera Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin besar Program pemeliharaan peralatan, antara lain meliputi : 1. Penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas2 yang akan dilakukan, prioritasnya dan tenaganya 2. Mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya 3. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu2 pemeliharaan setiap peralatan untuk mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti, dan bahkan untuk memonitor di bagian apa, peralatan itu sering mengalami kerusakan 4. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali-kartu kendali untuk mempermudah administrasi gudang (misalnya master bill of material dan bill of material) 5. Mengatur program latihan (training) dengan metode2 yang mungkin dilaksanakan, dengan maksud meningkatkan ketrampilan kerja mereka 6. Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan kerugian yang akan diderita karena sebagian atau seluruh kegiatan terhenti, selama perbaikan berlangsung. V. Pengawasan Kualitas dan Inspeksi Pengawasan kualitas dalam kegiatan produksi terletak pada faktor standard yang diterapkan, yang ditinjau dari dimensi tertentu, misalnya komposisi kimiawi bahan baku, kekerasan, kekuatan, kerataan permukaan, ketepatan ukuran dan beberapa faktor lain yang lebih bersifat subyektif. Suatu barang dikatakan ”baik”, tidak berarti ”harus persis” dengan standard tersebut, akan tetapi setidak-tidaknya ”mendekati”, karena adanya faktor ”toleransi”. Masalah pengawasan kualitas dan inspeksi tidak hanya menyangkut tentang barangnya saja, akan tetapi menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar, kebutuhan investasi, kemampuan menghasilkan kembali (return on invesment), persaingan dan sebagainya, kualitas dan disain teknis, standar bahan baku, proses dan kemampuan kerja barang ybs, serta berbagai inspeksi di bidang2 kualitas bahan yang dipakai, operasi yang digunakan dan daya kerja barang yang dibuatnya. Tahap2 Pengawasan kualitas (4 tahap) : 1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar (konsumen) 2. Penentuan disain teknis untuk mencapai target tuntutan pasar 3. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2 4. Tahap penggunaan di lapangan, di mana pemasangan akan berpengaruh kepada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang 87 Pengawasan Kualitas di dalam Produksi Dalam lingkup pengawasan kualitas, perbedaan pengertian inspeksi dan pengawasan : - Inspeksi merupakan penyusunan cara2 pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini ”tindakan perbaikan” belum dilaksanakan. - Pengawasan/pengendalian (kontrol) mengajukan pertanyaan2 kapan, berapa kali dan berapakah jumlah barang yang akan diinspeksi. Bilamana terjadi kerusakan, pengawasan menentukan penyebab kesalahan dan melakukan perbaikan. Konsep probabilitas sangat memegang peranan pada tahap pengawasan kualitas ini dengan cara menetapkan perencanaan contoh (sampel) yang merupakan sarana untuk pengawasan kualitas barang2 yang keluar, dan dengan menggunakan prosedur bagan pengawasan (control chart) secara kontinyu akan dapat mendeteksi mesin2 dan proses2 yang tidak berjalan dengan semestinya. Bagan Pengawasan (Control Chart) Pada dasarnya penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi dalam 2 kategori : 1. Penyimpangan2 yang tidak dapat ditentukan Penyimpangan semacam ini, biasanya sangat kompleks, akan tetapi tidak begitu berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya yang terlalu kecil 2. Penyimpangan2 yang dapat ditentukan Biasanya penyimpangan2 semacam ini kerapkali terjadi dan dapat diketahui (dilacak) penyebabnya: yang pada umumnya disebabkan karena : - perbedaan2 antara para pekerja - perbedaan2 antara mesin2 - perbedaan2 antara bahan baku (material) - perbedaan karena interaksi antara dua atau ketiga faktor yang disebutkan di atas Atas dasar hasil penyelidikan dari kedua penyimpangan tersebut dapat dibuat suatu control chart (bagan kontrol) sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi dimana penyebabnya, dan dengan demikian perusahaan dapat melakukan perbaikan2. 88