B. Aplikasi Sistem Terintegrasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Teknologi
Informasi Dan
Sistem Informasi
Manajemen
Integrasi Aplikasi Enterprise
dan Proses Bisnis
Fakultas
Program Studi
Ekonomi Dan Bisnis
Magister Akuntansi
Abstract
MODUL
06
Kode MK
Disusun Oleh
MK
Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si., Ak.
Kompetensi
INTEGRASI APLIKASI ENTERPRISE
DAN PROSES BISNIS
A. Konsep Sistem Terintegrasi
Dalam konteks sistem informasi, sistem terintegrasi (integrated system)
merupakan sebuah rangkaian proses untuk menghubungkan beberapa sistem-sistem
komputerisasi dan software aplikasi baik secara fisik maupun secara fungsional.
Sistem terintegrasi akan menggabungkan komponen sub-sub sistem ke dalam satu
sistem dan menjamin fungsi-fungsi dari sub sistem tersebut sebagai satu kesatuan
sistem.
Sistem terintegrasi merupakan tantangan menarik dalam software development
karena pengembangannya harus terus mengacu pada konsistensi sistem, agar subsub sistem yang sudah ada dan tetap dimanfaatkan secara operasional masih tetap
berfungsi sebagaimana mestinya baik ketika proses mengintegrasikan sistem maupun
setelah terintegrasi. Tantangannya adalah bagaimana merancang sebuah mekanisme
mengintegrasikan sistem-sistem tersebut dengan effort paling minimal – bahkan jika
diperlukan, tidak harus melakukan refactoring atau re-developing lagi sistem-sistem
yang sudah ada.
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam membangun sistem
terintegrasi, sebagaimana yang direferensikan berdasarkan artikel yaitu :
 Vertical
Integration, merupakan proses mengintegrasikan sub-sub sistem
berdasarkan fungsionalitas dengan menghubungkan sub-sub sistem yang sudah
ada tersebut supaya bisa berinteraksi dengan sistem terpusat dengan tetap berpijak
pada arsitektur sub sistem yang lama. Metode ini memiliki keuntungan yaitu dapat
dilakukan dengan cepat dan hanya melibatkan beberapa entitas development yang
terkait dalam proses pembuatan sistem lama. Kelemahannya, metode ini tidak
memungkinkan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi baru atau proses bisnis
baru ke dalam sub-sistem yang sudah ada – karena effort lebih tinggi ada di proses
“mempelajari” arsitektur sistem lama dan menjadikannya acuan untuk membuat
sistem terintegrasi. Untuk menghadirkan ekspansi fungsionalitas atau proses bisnis
baru adalah harus membuat sub-sistem baru.
 Star Integration, atau lebih dikenal sebagai spaghetti integration, adalah proses
mengintegrasikan sistem dengan cara menghubungkan satu sub sistem ke semua
sub-sub sistem lainnya. Sebuah fungsi bisnis yang diimplementasikan dalam
sebuah sub sistem akan di-broadcast ke semua sub-sub sistem lain yang dependen
‘13
2
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terhadap fungsi bisnis tersebut supaya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Untuk integrasi sistem dengan ruang lingkup kecil atau menengah dan dengan
pemisahan fungsi bisnis yang jelas dan spesifik, metode integrasi ini layak untuk
dipertimbangkan. Namun jika fungsi bisnis banyak terlibat di beberapa sub sistem
secara dependen, pada akhir proses integrasi sistem akan terlihat sedikit
“kekacauan” dalam diagram – proses interkoneksi antar sub sistem akan tampak
seperti spaghetti. Efeknya, biaya perawatan dan ekspansi sistem di masa yang
akan datang akan memerlukan effort yang sangat berat untuk mempelajari skema
integrasi sistem berikut dependency-nya.
 Horizontal Integration, atau ada yang mengistilahkan dengan Enterprise Service
Bus (ESB), merupakan sebuah metode yang mengintegrasikan sistem dengan cara
membuat suatu layer khusus yang berfungsi sebagai interpreter, dimana semua
sub-sub sistem yang sudah ada akan berkomunikasi ke layer tersebut. Model ini
lebih menawarkan fleksibilitas dan menghemat biaya integrasi, karena yang perlu
difokuskan dalam implementasi proses pengintegrasian hanya layer interpreter
tersebut. Untuk menangani ekspansi proses bisnis juga hanya perlu dimplementasikan di layer interpreter itu juga, dan sub sistem baru yang akan menangani
interface dari proses bisnis ekstensi tersebut akan berkomunikasi langsung ke layer
dan layer akan menyediakan keperluan-keperluan data/interface untuk sub sistem
lain yang memerlukannya.
Metode Enterprise Service Bus (ESB) memiliki banyak kelebihan jika diadopsi
dalam merancang arsitektur sistem terintegrasi, yaitu antara lain :
1. Lebih cepat dalam melakukan penyesuaian dengan sistem yang telah ada
2. Meningkatkan fleksibilitas, mudah untuk diperbaharui mengikuti perubahan
keperluan sistem (system requirements)
3. Membuat standar sistem sehingga bisa diaplikasikan di sub sistem mana pun
4. Porsi pekerjaan software development lebih banyak di “konfigurasi” daripada
“menulis code” untuk integrasi
5. Dapat diterapkan mulai ruang lingkup kecil hingga di level enterprise
Namun metode horizontal integration atau Enterprise System Bus (ESB) yang
tampaknya ideal ini bukan berarti tidak ada kelemahan. Beberapa kelemahan yang
cukup signifikan pengaruhnya antara lain :
‘13
3
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Pembuatan standar sistem dalam Enterprise Message Model banyak berkutat di
aspek analisis dan manajerial, biaya analisis benar-benar tinggi karena perlu
berkolaborasi dengan analis-analis yang bertanggung jawab terhadap arsitektur dan
desain sistem-sistem yang telah ada.
2. Secara khusus memerlukan perangkat keras (hardware) yang spesifik, seperti
misalnya business-logic-server yang independen dan tidak integral dengan salah
satu atau sebagian dari sub sistem yang telah ada.
3. Perlu tambahan tenaga (SDM) berupa Middleware Analyst yang akan mengkonfigurasi, merawat, dan mengoperasikan layer Enterprise Service Bus.
4. Karena biasanya ESB mempergunakan XML sebagai bahasa komunikasi antar
sistem, tentu akan memerlukan resources dan komputasi berlebih untuk melakukan
parsing-reparsing dalam komunikasi data.
5. Memerlukan effort yang cukup tinggi dalam mengimplementasikan ESB karena
cukup banyak layer/tingkatan aplikasi yang harus ditangani, tidak hanya aplikasiaplikasi interface dari sub-sub sistem saja, melainkan juga layer interpreter yang
juga memiliki karakteristik sebagai aplikasi juga.
Merancang dan membuat sebuah sistem terintegrasi - memang bukan
merupakan pekerjaan yang ringan. Apalagi kalau sejak awal pengembangan sistemsistem terpisah yg sudah ada itu tidak dirancang untuk saling diintegrasikan satu sama
lain.
B. Aplikasi Sistem Terintegrasi
Pada proses penyimpanan data tradisional, tiap area fungsional organisasi
cenderung mengembangkan aplikasi secara masing-masing untuk mengakomodasi
proses organisasi dalam wilayah fungsionalnya. Pendekatan tradisional ini dapat
memicu terjadinya redudansi data, yaitu ketika divisi yang berbeda menyimpan
informasi yang sama. Sebagai contoh, pada divisi pinjaman komersial sebuah bank,
bagian marketing dan kredit mungkin akan mengkoleksi informasi tentang customer
yang sama.
Teknologi database dapat menyelesaikan sebagian permasalahan pada
pendekatan tradisional. Suatu definisi yang lebih tepat untuk database adalah
sekumpulan data yang dikelola untuk melayani beberapa aplikasi secara efisien
dengan sentralisasi data dan meminimalisasi redudansi data.
‘13
4
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Namun, dengan pendekatan database management system, bukan berarti
permasalahan pengolahan data selesai. Manish Srivatava (2003) mengemukakan
bahwa aplikasi dalam organisasi kebanyakan dikembangkan dalam suatu batasan
departemen organisasi [6]. Organisasi yang telah terlanjur memiliki banyak aplikasi
seringkali terjebak dalam spaghetti application, di mana antar aplikasi memiliki
kesamaan data dan fungsi layanan. Aplikasi-aplikasi yang telah lama dikembangkan
dan digunakan oleh organisasi untuk menangani aktifitas dan proses organisasi biasa
disebut legacy system.
Untuk menangani legacy system yang mungkin memiliki kesamaan data dan
fungsi layanan, kata kunci yang seringkali digunakan adalah integrasi. William Tse
menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 3 model dalam integrasi aplikasi [8], yaitu:
1. Integrasi Presentasi, yaitu suatu user interface yang menyediakan akses pada suatu
aplikasi. Adapun model integrasi presentasi ini dapat dilihat pada Gambar-1.
Keuntungan dari model integrasi presentasi adalah resiko dan biaya rendah,
teknologi yang tersedia relatif stabil, mudah untuk dilakukan, cepat untuk
diimplementasikan, tidak perlu merubah data sumber. Sedangkan kelemahan ada
pada performan, persepsi, dan tidak adanya interkoneksi antara aplikasi dan data.
Gambar 1
2. Integrasi Data, yaitu model integrasi data yang dilakukan langsung pada database
atau struktur data dari aplikasi dengan mengabaikan presentasi dan business logic
ketika membuat integrasi. Model integrasi data dapat dilihat pada Gambar-2.
‘13
5
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2
Keunggulan dari model integrasi data ada pada fleksibilitas yang lebih baik dari
model presentasi dan memungkinkan data digunakan oleh aplikasi lain. Namun jika
ada perubahan model data, maka integrasi tidak berfungsi lagi
3. Integrasi Fungsional, melakukan integrasi pada level business logic dengan
memanfaatkan distributed processing middleware. Model integrasi fungsional dapat
dilihat pada Gambar-3.
Gambar 3
‘13
6
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keunggulan dari integrasi fungsional ada pada kemampuan integrasi yang kuat di
antara model integrasi yang lain. Selain itu, model integrasi fungsional menggunakan true code reuse infrastructure untuk beberapa aplikasi pada enterprise.
C. Integrasi Aplikasi Enterprise
Penggunaan perangkat lunak dan prinsip-prinsip arsifektural system computer
untuk mengintegrasikan sekumpulan aplikasi computer. Enterprise Application Integration proses menghubungkan aplikasi (dalam suatu organisasi) dengan tujuan untuk
menyederhanakan dan mengautomasi proses bisnis. Integrasi aplikasi dan data
sehingga mudah untuk di share. Contoh: Penerbit ingin tahu berapa jumlah buku yang
sudah terjual habis.Integrasi dilakukan tanpa membuat perubahan signifikan pada
aplikasi dan sumber data.
EAI adalah proses menghubungkan aplikasi (dalam suatu organisasi )dengan
tujuan menyederhanakan dan mengotomatisasi proses bisnis. Enterprise Apllication
Integration adalah penggunaan perangkat lunak dan prinsip-prinsip arsitektur sistem
komputer untuk mengintegrasikan sekumpulan aplikasi komputer.
Tantangan dalam menggunakan EAI.
Berbagai sistem yang akan dihubungkan sering berada pada kondisi :
- Memiliki berbagai Operating System berbeda
- Menggunakan berbagai bahasa computer
- Legacy system yang tidak didukung oleh vendor yang membuat. Contoh : program
Clipper yang sudah tidak ada
- Stove pipe System
Bussiness driver untuk integrasi
- Organisasi berkembang
- Meningkatkan effisiensi
- Meningkatkan kepuasan pelanggan
Kesiapan Integrasi
- Harus memahami proses bisnis
- Harus memahami data
- Menentukan proses dan data yang perlu diintegrasikan
‘13
7
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Integrasi aplikasi
- Integrasi melalui antar muka aplikasi atau melalui method
- fokus method level
- Memungkinkan integrasi melalui sharing business logic
- method di shared dengan meletakannya pada sebuah server pusat (application
server) atau dengan mengakses method method antar aplikasi (distributted object )
ERP
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah
bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahan manufakturproduksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan. maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi.
ERP (Enterprise Resources Planning) adalah software untuk mengatur atau
memanage sumber daya perusahaan. CRM (Cust Relationship management) merupakan bagian dari aplikasi enterprise. Enterprise \application integration merupakan
penggunaan peangkat lunak dan prinsip-prinsip arsitektural system computer untuk
mengintegrasikan sekumpulan aplikasi komputer.
Dalam Enterprise application integtion ada proses menghubungkan aplikasi (dlm
suatu organisasi) dengan tujuan menyederhanakan dan mengautomasi proses bisnis,
integration aplikasi dan data sehingga mudah untuk dishare, integrasi dilakukan tanpa
membuat perubahan signifikan pada aplikasi dan sumber data.
Tujuan pemakaian business driver untuk organisasi :
1. Membuat organisasi berkembang
2. Meningkatkan efisiensi
3. Meningkatkan kualitas pelanggan.
Berbagai system yang akan dihubunkan biasanya sering berada pada kondisi
1. Memiliki berbagai system operasi
2. Menggunakan berbagai bahasa komputer
3. Legacy system = Yang tidak lagi didukung oleh vendor yang membuatnya.
4. Stone pipe system = masing-masing memiliki data ( dapat berupa database,
ms.access, ms.excel). Contoh purchase production, management market,
customer service.
‘13
8
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk dapat melakukan integrasi syaratnya adalah :
1. Harus memahami proses bisnis
Misalnya: seorang penerbit yang ingin melakukan pencetakan buku-buku, maka
sebelumnya ia harus membuat dan mencetak surat order terlebih dahulu.
2. Harus memahami data
Contoh: Sebelum mencetak buku, percetakan harus tahu berapa jumlah buku yang
ingin dicetak.
3. Menentukan data dan proses yang perlu diintegrasikan
Misal: Proses untuk terima order, complain bila barang rusak, kapan order masuk,
dan proses pengiriman buku jadi.
Integrasi aplikasi
- Integrasi melalui antar muka aplikasi atau melalui method. Contoh : divisi 1 dengan
yang lain jangan seenaknya diberi akses untuk saling berhubungan. Sehingga
setiap database yang ada hanya dapat diakses hanya oleh divisi yang brsangkutan.
Hal ini mencegah adanya pencurian data.
- Fokus : Method level
- Memungkinkan integrasi melalui sharing business logic. Namun didalamnya ada
perantara yaitu server. Ada sekat-sekat yang dibuat untuk menghubungkan 1 sama
lain.
- Method di share dengan meletakannya pada sebuah server pusat (application
server) atau dengan mengakses method antar aplikasi (distributed object).
Keuntungan penggunaan ERP
1. Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan
mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik
2. Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi
peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk
3. Standarisasi Data dan Informasi
‘13
9
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk
perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah
dan jenis bisnis yg berbeda-beda
4. Keuntungan yg bisa diukur
- Penurunan inventori
- Penurunan tenaga kerja secara total
- Peningkatan service level
- Peningkatan kontrol keuangan
- Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi
SCM
Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah ‘proses
payung’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut
struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari
hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000, h197)
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001). Rantai suplai yang
terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai
tersebut. Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen
rantai suplai, yaitu:
- Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler,
atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para
penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa
strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan
tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah
pengadaan.
- Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke
gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke
‘13
10
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam
organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen
produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
- Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan
pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain,
perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-salesservice.
D. RPC (Remote Procedure Calls)
Adalah sebuah metode yang memungkinkan kita untuk mengakses sebuah
prosedur yang berada di komputer lain. Untuk dapat melakukan ini sebuah server
harus menyediakan layanan remote procedure. Pendekatan yang dilakuan adalah
sebuah server membuka socket, lalu menunggu client yang meminta prosedur yang
disediakan oleh server. Bila client tidak tahu harus menghubungi port yang mana,
client bisa me- request kepada sebuah matchmaker pada sebuah RPC port yang tetap.
Matchmaker akan memberikan port apa yang digunakan oleh prosedur yang diminta
client. RPC masih menggunakan cara primitif dalam pemrograman, yaitu menggunakan paradigma procedural programming. Hal itu membuat kita sulit ketika menyediakan
banyak remote procedure. RPC menggunakan socket untuk berkomunikasi dengan
proses lainnya. Pada sistem seperti SUN, RPC secara default sudah ter- install
kedalam sistemnya, biasanya RPC ini digunakan untuk administrasi sistem. Sehingga
seorang administrator jaringan dapat mengakses sistemnya dan mengelola sistemnya
dari mana saja, selama sistemnya terhubung ke jaringan. Memberikan mekanisme
memanggil sebuah fungsi yang secara aktual berada pada program lain yang berada
pada mesin lain
Remote Procedure Call (RPC) adalah sebuah metode yang memungkinkan kita
untuk mengakses sebuah prosedur yang berada di komputer lain. Untuk dapat melakukan ini sebuah server harus menyediakan layanan remote procedure. Pendekatan
yang dilakuan adalah sebuah server membuka socket, lalu menunggu client yang
meminta prosedur yang disediakan oleh server. Bila client tidak tahu harus menghubungi port yang mana, client bisa me- request kepada sebuah matchmaker pada
sebuah RPC port yang tetap. Matchmaker akan memberikan port apa yang digunakan
oleh prosedur yang diminta client.
‘13
11
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
RPC masih menggunakan cara primitif dalam pemrograman, yaitu menggunakan
paradigma procedural programming. Hal itu membuat kita sulit ketika menyediakan
banyak remote procedure. RPC menggunakan socket untuk berkomunikasi dengan
proses lainnya. Pada sistem seperti SUN, RPC secara default sudah ter- install ke
dalam sistemnya, biasanya RPC ini digunakan untuk administrasi sistem. Sehingga
seorang administrator jaringan dapat mengakses sistemnya dan mengelola sistemnya
dari mana saja, selama sistemnya terhubung ke jaringan
E. Sistem Pemrosesan Transaksi
Sistem pemrosesan transaksi (SPT) atau yang lebih dikenal dengan nama
Transaction Processing Systems adalah bentuk sistem informasi yang berfungsi
merekam semua aktivitas/kejadian di dalam perusahaan. meliputi mencatat data,
memproses data dan menghasilkan informasi baku atau standart.
Sistem pemrosesan transaksi hampir selalu dimiliki oleh suatu perusahaan,
organisasi, instansi pemerintah karena di dalam suatu perusahaan atau organisasi,
transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi yang terjadi harus dicatat.
Model Sistem Pemrosesan Transaksi :
1. Perangkat input dapat terdiri atas berbagai alat, meliputi komputer, palmtop (PDA),
semua jenis telpon dan facsimile;
2. Perangkat pemroses terdiri atas program komputer (yang bisa dipasang di dalam
mesin ATM, komputer atau perangkat sejenis);
3. Perangkat keluaran meliputi berbagai jenis monitor (yang dapat menampilkan
gambar atau tulisan), speaker (untuk menampilkan informasi berbentuk suara atau
pesan) atau printer (untuk mencetak berbagai informasi yang perlu disimpan dalam
jangka waktu lebih lama)
4. Berbagai bentuk dokumen yang digunakan untuk menyampaikan berbagai bentuk
informasi kepada manajemen dan pihak lain yang memerlukan informasi. Sudah
tentu masing-masing pihak yang berkepentingan dengan perusahaan memerlukan
informasi yang berbeda-beda, sehingga harus diberi informasi yang sesuai saja.
Tujuan sistem pemrosesan transaksi:
1. Mencatat setiap transaksi yang terjadi;
2. Mempercepat proses yang terjadi di dalam suatu perusahaan;
3. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu;
4. Meningkatkan kinerja dan layanan perusahaan.
‘13
12
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
F. Siatem Kolaborasi Entreprise
Sistem kolaborasi enterprise (enterprise collaboration system) atau sistem kerja
sama perusahaan adalah sebuah sistem yang menggunakan komunikasi elektronik,
konferensi dan alat kerja sama untuk mendukung dan meningkatkan kerja sama antar
tim dan kelompok kerja.
Sistem Bisnis Fungsional
Adalah system informasi yang ditujukan untuk memberikan informasi yang
berkaitan dengan bisnis perusahaan kepada kelompok orang yang berada pada
bagian tertentu dalam perusahaan.
 Sistem Pemasaran : adalah system informasi yang menyediakan informasi yang
dipakai oleh fungsi pemasaran. Sistem ini mendukung keputusan yang berkaitan
dengan pembauran pasar (marketing mix), yang mencakup:
 Produk (barang dan jasa) yang perlu ditawarkan.
 Tempat yang menjadi sasaran pemasaran.
 Promosi yang perlu dilakukan.
 Harga Produk.
 Sistem Manufacturing: merupakan system yang digunakan untuk mendukung fungsi
produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan
pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
 Sistem Sumber Daya Manusia: Sistem Sumber Daya Manusia dibagi menjadi
beberapa subsistem, diantaranya:
 Subsistem Penggajian (payroll), berkaitan dengan pembayaran gaji, upah, dan
tunjangan.
 Subsistem Riset SDM, menangani penelitian mengenai suksesi, analisis dan
evaluasi jabatan, serta penelitian tentang keluhan yang disampaikan oleh
pegawai.
 Subsistem Intelijen SDM, menggunakan sumber informasi eksternal yang
berhubungan dengan mitra kerja (stakeholder) yang mencakup pemerintah,
serikat buruh, masyarakat umum, bahkan pesaing.
 Subsistem Perencanaan SDM, menangani identifikasi sumber daya manusia
dalam perusahaan yang digunakan untuk melaksanakan sasaran jangka panjang
perusahaan.
‘13
13
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Subsistem Perekrutan, menangani aktivitas yang berhubungan dengan penyeleksian calon pegawai.
 Subsistem Manajemen Tenaga Kerja, berhubungan dengan pengembangan
SDM dalam hal keterampilan dan pengetahuan, melalui pelatihan-pelatihan atau
pendidikan.
 Subsistem Pelaporan Lingkungan, digunakan untuk menghasilkan laporan yang
dialamatkan untuk lingkungan perusahaan, terutama ditujukan kepada pemerintah dan serikat buruh.
 Sistem Akuntansi : Sistem Akuntansi merupakan system yang paling tua dan paling
banyak digunakan dalam bisnis. Sistem Akuntansi adalah kumpulan sumber daya
yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi.
 Sistem Manajemen Keuangan: Sistem ini digunakan untuk mendukung manajer
keuangan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut persoalan keuangan
perusahaan dan pengalokasian serta pengendalian sumber daya keuangan dalam
perusahaan. Sistem ini tidak hanya mendasarkan data internal melainkan juga
menggunakan data yang berasal dari sumber eksternal.
REFERENSI
Cecilia Gottling & Louise T., Application Portfolio Management : a Starting Point from
the Current Situation at Volvo Car Corporation, Department of Informatics School
of Economics and Comercial Law, Goteborg University, 2002
Jogiyanto HM. (2005), Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif, Andi
Yogyakarta, 319-335
J.C. Henderson and N. Venkatraman, Strategic Alignment: Leveraging Information
Technology for Transforming Organisations, IBM Systems Journal, Vol. 32, No.
1, 4–16.
Keneth C. Laudon & Jane P. Laudon, Management Information System : Managing the
Digital Firm, Seventh Edition, Prentice Hall, 2002, 208-210
Manish Srivastava, Legacy Integration : Which Approach Should Your Enterprise
Adopt, SETLabs Briefings Vol. 1 No. 2, Infosys, 2003
Rudolf Grunig & Richard Kuhn (2004), Process-based Strategic Planning, Third
Edition, Springer, 2004, 7-9
William Tse, Enterprise Application Integration, Presentation, UCL Computer Science
‘13
14
Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Dr. Syamsu Alam, SE, M.Si., Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download