TUGAS ONLINE NAMA : LUCKY JUNIACHI NIM : 201331220 JURUSAN : ILMU-ILMU KESEHATAN (K3) EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ANTHRAX ANTHRAX adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut. Penyebabnya bakteri Bacillus anthracis. Menurut drh Suprodjo Hardjo Utomo MS APU dari Balitvet, bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Di alam bebas bakteri ini membentuk spora yang tahan puluhan tahun dalam tanah dan bisa menjadi sumber penularan pada hewan dan manusia. Kasus di Bogor tejadi karena spora terbawa banjir. Hewan tertular akibat makan spora yang menempel pada tanaman yang dimakan. Hewan yang mati akibat anthrax harus langsung dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT adalah perkembangan suatu penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lain sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural (Flecther cit Bustan, 1997)• Tahap-tahap kejadian penyakit: – Mulai timbulnya patologi penyakit – Tahap presimptomatis, dari timbulnya perubahan-perubahan patologis dengan munculnya gejala atau tanda – Tahap sebuah penyakit, secara klinis dan nyata. TAHAP-TAHAP RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT a. Tahap Pre-Patogenesa Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Dalam penyakit anthrax penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah). Mengonsumsi produk hewan yang kena anthrax atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang. Karenanya ada empat tipe anthrax, yaitu anthrax kulit, pencernaan/anthrax usus, pernapasan/anthrax paru dan anthrax otak. Anthrax otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak. b. Tahap Patogenesa 1) Tahap Inkubasi Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda-beda. Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik. Masa inkubasi anthrax kulit sekitar 2 - 5 hari. Mula-mula kulit gatal, kemudian melepuh yang jika pecah membentuk keropeng hitam di tengahnya. Di sekitar keropeng bengkak dan nyeri. Seperti penyakit menular lainnya, periode inkubasi untuk antraks cukup bervariasi dan mungkin minggu sebelum seorang individu yang terinfeksi merasa sakit. 2) Tahap Penyakit Dini Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan seharihari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan. Pada anthrax yang masuk tubuh dalam 24 jam sudah tampak tanda demam. Mual, muntah darah pada anthrax usus, batuk, sesak napas pada anthrax paru, sakit kepala dan kejang pada anthrax otak. Jika tak segera diobati bisa meninggal dalam waktu 1 - 2 hari. Namun obatnya sudah ada, yakni penisilin dan derivatnya. Karena setiap petugas kesehatan sudah dilatih untuk menangani, sebaiknya penderita segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. 3) Tahap Penyakit Lanjut Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan. a. Pada tipe kulit : Rasa nyeri jarang terjadi kalaupun ada justru di daerah edema tidak didapatkan pus kecuali bila diikuti dengan infeksi sekunder dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional demam sedang dan sakit kepala bila tidak segera mendapat pengobatan dapat berkembang menjadi septicemia dan shock b. Tipe pencernaan (Gastro Intestinal Anthrax) Konstipasi diikuti diarhe akut berdarah Hematemesis Toxemia Shock dan meninggal biasanya kurang dari 2 hari CFR bervariasi 5-75%. Tipe ini umumnya terjadi karena memakan daging yang tidak dimasak dengan sempurna. c. Tipe Pernapasan (Pulmonary Anthrax) Mendadak dispnoe, sianosis, stridor dan gangguan respirasi berat shock, meninggal biasanya dalam waktu 24 jam. d. Tipe Radang Otak (meningitis anthrax) Demam, sakit kepala hebat, kejang, kesadaran menurun, kaku kuduk Muntah Diakhiri dengan koma Liquor cerebro spinalis (LCS) berwarna keruh kuning kemerahan 4) Tahap Akhir Penyakit Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu : a. Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit. b. Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial. c. Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan d. Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit. e. Meninggal dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan. 5 TAHAP PENCEGAHANNYA 1. Primordial Prevention (Pencegahan Tingkat Awal) Menghindari obesitas Menghindari rokok Perilaku hidup bersih dan sehat Mengindari bahan pengawet, pewarna Makan bergizi seimbang Istirahat cukup Olah raga teratur 2. Primary Prevention (Pencegahan Tingkat Pertama) Pendidikan kesehatan Imunisasi PSN-3M Konsul genetika Sterilisasi alat Memakai sarung tangan Memaki masker 3. Secondary Prevention (Pencegahan Tingkat Kedua) Diagnosis awal Pengobatan cepat dan tepat Kemo-profilaksis Screening (pencarian penderita dengan gejala umum) 4. Tertiary Prevention Mencegah penyakit agar tidak bertambah parah Mencegah: kematian, kecacatan Rehabilitasi: fisik, mental, social 5. Tugas Individu / Masyarakat. cucilah tangan sebelum makan. Hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthrax. Belilah daging dari rumah potong hewan yang resmi, masaklah daging dengan sempurna. Bagi yang ingin membeli hewan ternak potong, pastikan ternak itu sehat. Pastikan tidak terdapat cairan di mata dan kuping. Juga bintik-bintik di kulit ternak. Tiga hal tersebut merupakan ciri-ciri terserang antraks. Kurangi mengkonsumsi mekanan setengah matang, seperti sate. Bagi yang ingin membeli hewan ternak potong, pastikan ternak itu sehat. Pastikan tidak terdapat cairan di mata dan kuping. Juga bintik-bintik di kulit ternak. Tiga hal tersebut merupakan ciri-ciri terserang antraks. Hindari menyentuh cairan dari luka anthrax, melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax. Bangkai ternak yang mati karena antraks jangan dibuka sebaiknya segera di bakar atau dikubur sedalam 2,5 meter, lalu diberi kapur dan di timbun kembali dengan ternak. Bagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml. Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun. Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk antiserum heterolog SC. Dua minggu kemudian bila tidak timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi.