PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS

advertisement
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI
BERBASIS BLENDED LEARNING DENGAN INTEGRASI PENDEKATAN SAINTIFIK
DAN PENGAJARAN LITERASI SAINS MATERI SISTEM REGULASI
UNTUK SMA
DEVELOPMENT OF BIOLOGY LEARNING MODULE
BASED ON BLENDED LEARNING MODEL WITH INTEGRATION OF SCIENTIFIC APPROACH
AND SCIENTIFIC LITERACY INSTRUCTIONAL ON REGULATION SYSTEM TOPIC
FOR SENIOR HIGH SCHOOL
Nina Yunindar, Mimien Henie Irawati, dan Susilowati
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Negeri Malang,
Jalan Semarang 5, Malang, 65145
Telp: (0341) 562180, Fax: (0341) 551 921
e-mail: [email protected]
Abstrak: Masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah ketertarikan
siswa dalam belajar dan literasi sains yang tergolong rendah. Tujuan penelitian
yaitu menyusun draf modul, menguji kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan
modul tersebut. Prosedur penelitian mengadopsi model Penelitian & Pengembangan Borg & Gall dan dibatasi sampai dengan langkah ketujuh. Hasil penelitian
menunjukkan modul yang dihasilkan valid, efektif, dan praktis karena berkriteria
baik, pembelajaran modul telah terlaksana, gain score 0,62 (sedang), serta
mendapat tanggapan yang baik dari siswa.
Kata Kunci: modul pembelajaran biologi, blended learning, pendekatan saintifik,
pengajaran literasi.
Abstract: Problems which’s being attention in this research are students’ anxiety
in learning and scientific literacy that are still low. The aims are create module, and
examine its validity, effectivity, and practicability. This research adapts Borg &
Gall R&D and limited until the 7th step. The results show the module is valid,
effective, and practical because it has good criteria, all syntax have been done, gain
score is 0.62 (medium), and had good appraisal from students.
Keywords: biology learning module, blended learning, scientific approach,
literacy instructional.
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dipelajari
dengan menggunakan metode saintifik, yang dalam Kurikulum 2013 digunakan
pendekatan saintifik. Dengan penerapan pendekatan tersebut siswa diharapkan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, Kurikulum 2013 dikembangkan
untuk memenuhi kecakapan hidup abad 21. Saat ini informasi melimpah dapat
diperoleh karena adanya internet. Internet juga mendukung terbukanya pasar
bebas yang dikenal dengan globalisasi. Globalisasi menuntut generasi muda untuk
memiliki kemampuan literasi karena pada abad 21 semua orang dituntut aktif
mencari informasi, terampil mengurus hidupnya dengan pengetahuan yang ia
miliki, dan bersaing secara global (Kusumo, 2013: 2). Kecakapan hidup abad 21
dapat dilihat dari kemampuan siswa untuk berliterasi. Literasi siswa yang
dikembangkan melalui mata pelajaran Biologi termasuk literasi sains. Toharudin
dkk. (2011: 8) menyebutkan bahwa seseorang yang berliterasi sains memiliki
sikap dan kepekaan yang tinggi terhadap diri dan lingkungannya dalam
mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan lmiah.
Kenyataan menunjukkan bahwa penerapan Kurikulum 2013 dinilai masih
belum terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
dengan Bu Liliek pada tanggal 16 Desember 2014 di SMAN 8 Malang, kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa ditanggapi keliru oleh pembuat buku
paket pelajaran maupun guru dengan memberikan banyak tugas. Pemberian tugas
yang terlalu banyak menyebabkan siswa mengalami kelelahan dan bosan untuk
belajar. Materi sistem regulasi notabene memiliki konten yang banyak dan
memiliki karakteristik yang sesuai dengan literasi sains karena erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. Karakteristik tersebut menyebabkan materi sistem
regulasi dapat diperoleh dengan mudah melalui internet dalam bentuk artikel
majalah maupun jurnal penelitian. Guru mengungkap bahwa internet saat ini
belum digunakan secara optimal untuk aktif belajar. Selain itu kemampuan literasi
sains siswa Indonesia masih tergolong rendah. Fakta tersebut dapat diketahui dari
studi PISA 2012 yang menunjukkan peringkat Indonesia ke-64 dari 65 peserta.
Berdasarkan uraian tersebut maka penting dibuat sebuah modul
pembelajaran Biologi berbasis blended learning yang diintegrasikan dengan
pendekatan saintifik dan pengajaran literasi. Lingkup materi yang akan
dikembangkan adalah materi kelas XI sistem regulasi. Tujuan penelitian ini adalah
menyusun draf modul pembelajaran biologi berbasis blended learning yang
diintegrasikan dengan pendekatan saintifik dan pengajaran literasi serta menguji
kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan modul tersebut. Harapan dari hasil
penelitian ini adalah tercapainya pembelajaran bermakna, budaya belajar
sepanjang hayat, dan kompetensi literasi sains.
METODE
Penelitian ini mengadopsi model Penelitian & Pengembangan Borg & Gall
(1983: 771) dan dibatasi sampai dengan langkah ketujuh. Uji lapangan awal
dilakukan terhadap validator ahli materi, ahli media, ahli praktisi lapangan serta
siswa kelas XII MIA 4 SMAN 8 Malang sedangkan uji lapangan utama dilakukan
terhadap XI MIA 4 SMAN 8 Malang pada semester genap tahun ajaran
2014/2015. Data kualitatif meliputi data yang dihasilkan dari lembar validasi ahli
media, ahli materi, ahli praktisi lapangan, dan siswa kelas XII serta lembar
observasi oleh ahli praktisi lapangan, dianalisis dengan mempertimbangkan saran
dan komentar untuk perbaikan modul. Sedangkan data kuantitatif meliputi skor
pre-test dan post-test yang dianalisis dengan gain score (Hake, 1998: 1) dan skor
rata-rata lembar validasi uji lapangan utama oleh siswa kelas XI.
HASIL
Data hasil uji lapangan awal meliputi validasi oleh ahli media, ahli materi,
ahli praktisi lapangan, dan siswa kelas XII. Data validasi oleh ahli media
menunjukkan penilaian “Baik” pada semua indikator penilaian yaitu ukuran
modul, desain sampul modul, dan desain isi modul, namun ahli media
memberikan komentar, “Desain sampul, pusat pandang, ukuran huruf judul buku,
dan desain isi modul perlu diperbaiki.” Sedangkan ringkasan data validasi oleh
ahli materi ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Ringkasan Data Validasi oleh Ahli Materi
No.
1
2
3
Indikator Penilaian
Kelayakan Isi
Kesesuaian materi
dengan indikator
Keakuratan Materi
Pendukung Materi
Pembelajaran
Kemutakhiran Materi
Kelayakan Penyajian
Teknik Penyajian
Penyajian Pembelajaran
Kelengkapan Penyajian
Penilaian Bahasa
Penilaian Modul
Berbasis
Jumlah Indikator
Sangat Baik
Jumlah
Indikator Baik
Jumlah
Indikator Total
6
9
15
16
1
29
5
35
6
1
3
4
4
1
1
6
3
3
0
1
6
4
7
1
2
12
7
89
Ahli materi memberikan komentar, “Tidak ada keterangan siswa diminta
aktif mencari literatur di internet dan perlu ditambahkan keterangan penggunaan
modul dengan facebook (blended learning).”
Data validasi oleh ahli praktisi lapangan menunjukkan penilaian “Sangat
Baik” pada aspek karakteristik literasi sains dan blended learning yang muncul
dalam modul. Aspek kelayakan isi 1 poin dinilai “Baik” sedangkan 3 poin
“Sangat Baik”, Aspek kelayakan penyajian dan kelayakan penyampaian dinilai
“Baik” , sedangkan kelayakan fisik modul satu dinilai “Baik” dan 2 poin “Sangat
Baik”. Berdasarkan komentar Ahli praktisi modul tidak memerlukan revisi.
Ringkasan data validasi uji lapangan awal oleh siswa kelas XII ditunjukkan
pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Validasi oleh Siswa XII MIA 4
Pertanyaan
Apakah modul ini mudah untuk dipelajari?
Apa saja kendala yang Anda temui saat menggunakan modul ini?
Apakah modul yang dikembangkan ini menarik?
Apakah gambar-gambar yang disajikan jelas?
Apakah gambar-gambar yang disajikan menarik?
Apakah gambar-gambar memperjelas materi yang diajarkan?
Apakah kolom catatan membantu Anda untuk memahami materi?
Apakah tugas dalam Bahasa inggris membantu Anda untuk lebih tertantang
mempelajari materi?
Apakah modul ini bermanfaat bagi Anda dalam mempelajari materi Sistem
Regulasi?
Apa saja kekurangan dari modul Sistem Regulasi ini?
Jumlah
Tanggapan
Tidak
Ya
1
6
5
2
1
6
0
7
7
0
6
1
6
1
4
3
7
0
3
4
Keterangan yang perlu diperhatikan dari hasil angket adalah kesulitan
memahami kalimat yang digunakan dalam modul dan tampilan pada bagian
pendahuluan modul kurang menarik. Berdasarkan analisis keempat hasil validasi
uji lapangan awal, modul perlu diperbaiki pada aspek desain sampul modul dan
menunjukkan adanya blended learning pada modul.
Analisis data hasil uji lapangan utama meliputi analisis data observasi
keterlaksanaan sintaks pembelajaran, hasil pretes-postes kemampuan literasi sains,
dan hasil validasi uji lapangan utama oleh siswa kelas XI. Hasil observasi
keterlaksanaan sintaks pembelajaran menunjukkan bahwa sintaks pada semua
pertemuan telah terlaksana. Komentar ahli praktisi lapangan yaitu pembelajaran
menunjukkan adanya perkembangan dari pertemuan awal ke pertemuan
berikutnya yaitu dari penulisan tujuan pembelajaran di papan tulis, pelaksanaan
kegiatan mengkomunikasikan, dan pengondisian siswa untuk praktikum.
Berdasarkan analisis tersebut, diketahui bahwa untuk terbiasa melaksanakan
sintaks gabungan dengan baik memerlukan waktu yang cukup lama. Berikut ini
Tabel 4.6 yang menunjukkan sintaks gabungan model pembelajaran blended yang
diintegrasikan dengan pendekatan saintifik dan pengajaran literasi sains.
Tabel 4.6 Gabungan Model Blended Learning dengan Integrasi Pendekatan Saintifik dan
Pengajaran Literasi Sains
Pembelajaran
Formal
(Tatap Muka)
Informal
(Non Tatap
Muka)
Sintaks Gabungan
Prepare me (Penyampaian
apersepsi)
Tell me
(Penyampaian tujuan)
Show me
(Mengamati-Menanya)
Let me
(Mencoba-MengasosiasiMengkomunikasikan)
Check me
(Kegiatan menyimpulkanEvaluasi formatif)
Support me
(Pengumpulan jurnal)
Coach me
(MengasosiasiMengkomunikasikan)
Connect me
(Tugas Kelompok dan
Poster)
Keterangan
Dilakukan pada awal pembelajaran
Setiap pertemuan terdapat kegiatan
menyimpulkan yang termasuk dalam
kegiatan mengkomunikasikan
Dilakukan pengoreksian jurnal dan
motivasi oleh guru
Tugas mengakomodasi teori dan kaitannya
dalam kehidupan sehari-hari
Analisis data hasil pre-test dan post-test kemampuan berliterasi sains
menggunakan rumus n-gain sebagai berikut.
n-gain = (skor postes-skor pretes)
(4 - skor pretes)
= (3,06-1,55)
4 -1,55
= 0,62
Kefektifan modul ditunjukkan gain score yang diperoleh siswa. Tingkat
gain sebesar 0,62 menunjukkan bahwa gain score siswa tergolong sedang, dengan
kata lain modul yang dikembangkan cukup efektif dalam meningkatkan
kemampuan berliterasi sains siswa.
Data hasil validasi uji lapangan utama oleh siswa menunjukkan kriteria
baik menurut 15 siswa, sedangkan 19 siswa memberikan penilaian yang rataratanya memiliki kriteria sangat baik. 2 siswa menyatakan modul menuntut siswa
untuk membaca sementara gaya belajar yang dimiliki auditori. Skor rata-rata
berdasarkan aspek tampilan, skor rata-rata terendah yaitu 3,4 (sangat baik) yaitu
pada tiga pernyataan diantaranya gambar yang disajikan sudah sesuai (tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit), adanya keterangan pada setiap gambar
yang disajikan dalam modul, dan gambar yang disajikan menarik. Sedangkan skor
rata-rata tertinggi yaitu 3,6 (sangat baik), pada pernyataan gambar yang disajikan
jelas atau tidak buram.
Skor rata-rata terendah berdasarkan aspek penyajian materi yaitu 2,9
(baik), pada pernyataan penyajian materi dalam modul ini berkaitan dengan materi
Biologi yang lain atau dengan mata pelajaran yang lain dalam pemecahan masalah
atau penerapannya. Sedangkan skor tertinggi yaitu 3,4 (sangat baik), pada
pernyataan modul ini menjelaskan suatu konsep menggunakan ilustrasi masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Skor rata-rata terendah berdasarkan aspek manfaat yaitu 2,76 (baik), pada
pernyataan saya dapat memahami materi sistem regulasi dengan mudah
menggunakan modul ini, dan pada pernyataan saya lebih rajin belajar dengan
menggunakan modul ini. Sedangkan skor rata-rata tertinggi yaitu 3,4 (sangat
baik), pada pernyataan percobaan yang diberikan modul ini sesuai dengan materi.
PEMBAHASAN
Modul pembelajaran biologi berbasis blended learning dengan integrasi
pendekatan saintifik dan pengajaran literasi sains merupakan modul cetak yang
dikembangkan menggunakan model blended learning yang diintegrasikan dengan
pendekatan saintifik dan pengajaran literasi sains. Berikut ini penjelasan mengenai
modul.
Sampul modul ini memuat gambar ilustrasi otak manusia yang terhubung
dengan indera dan hormon dalam tubuh. Ilustrasi tersebut menampilkan pusat
pandang yang baik. Ukuran modul ini A4 dengan kertas 80 gram yang sesuai
dengan standar ISO dan materi isi modul. Ukuran huruf pada modul ini 8-10 pt
dengan jenis huruf Malgun Gothic dengan tata letak yang baik. Hal tersebut
didukung dari hasil validasi yang menyebutkan bahwa desain sampul, ukuran
huruf, dan desain isi modul ini dinilai “Baik” oleh ahli media. selain itu juga
didukung hasil validasi praktisi lapangan yang menunjukkan penilaian “Sangat
Baik” pada ukuran dan desain isi modul, serta “Baik” pada desain sampul modul.
Gambar pada modul ini jelas dan memiliki bentuk, warna, ukuran, proporsi
objek sesuai dengan realita. Tata letak pada modul ini mempercepat pemahaman
siswa. Kedua hal tersebut sesuai dengan hasil validasi ahli media yang
menunjukkan penilaian “Baik” dan hasil validasi siswa kelas XII, yaitu 7 siswa
menyebutkan gambar jelas dan menarik serta 6 siswa menyebutkan modul ini
mudah utuk dipelajari.
Kolom catatan yang terdapat pada halaman bagian bawah merupakan
wadah bagi siswa untuk menuliskan informasi-informasi penting yang diperoleh
saat pembelajaran. Kolom catatan ini merupakan penanda penggunaan metode
pengajaran literasi yang membantu siswa memahami materi. Hal ini sesuai dengan
hasil validasi siswa kelas XII, yaitu 6 dari 7 siswa menyebutkan kolom catatan
membantu memahami materi.
Materi sistem regulasi dijadikan materi dalam modul yang dikembangkan
karena materi sistem regulasi memiliki konten yang sesuai untuk mengembangkan
literasi siswa karena menunjukkan manfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan
jelas dan mutakhir. Hal ini dapat diketahui dari penilaian ahli materi yaitu 3
indikator “Sangat Baik” dan 4 indikator “Baik” pada aspek karakteristik literasi
sains dan blended learning serta 1 indikator “Sangat Baik” dan 3 indikator “Baik”
pada aspek kemutakhiran materi. Selain itu hal tersebut juga didukung oleh
penilaian ahli praktisi lapangan, yaitu semua indikator karakteristik literasi sains
dan blended learning berkriteria “Sangat Baik”.
Bagian berjudul “Hal yang harus Kalian Tahu” berisi tentang dasar yang
harus diketahui siswa sebelum menggunakan modul, yaitu motivasi untuk
membaca aktif dan pengetahuan dasar tentang jenis-jenis variabel. Bagian ini
mengakomodasi langkah pertama pada Blended Learning yaitu “Prepare me”. Hal
ini sesuai dengan sintaks blended learning menurut Woodall & Hovis (2013: 6-7).
Pendekatan Saintifik dalam modul ini ditunjukkan pada setiap kegiatan
Belajar secara jelas tertulis dalam kotak berwarna pada halaman bagian atas. Lima
kegiatan pada pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mengumpulkan
data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Hal tersebut sesuai dengan kegiatan
5M menurut Zubaidah (2014: 1001).
Setiap akhir Kegiatan Belajar terdapat kegiatan evaluasi diri dan evaluasi
literasi sains. Pada bagian evaluasi diri terdapat kompetensi sikap berikut angket
penilaian diri, dan kompetensi literasi sains. Dengan adanya evaluasi literasi sains
tersebut menjadikan modul efektif untuk mengembangkan literasi sains.
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil gain score siswa yaitu 0,62 yang berarti
berkriteria sedang.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, modul yang dikembangkan
memenuhi 5 karakteristik modul menurut Chaeruman (2012: 6), yaitu self-paced
learning material (modul dapat dipelajari secara mandiri karena disusun
berdasarkan kegiatan belajar yang runtut), self-contained (memuat hal-hal yang
diperlukan pada proses pembelajaran yaitu adanya kolom catatan, ringkasan
materi, gambar, dan evaluasi), self instructional (memungkinkan siswa menguasai
materi walau tanpa bantuan guru karena penggunaan Bahasa yang interaktif dalam
modul), modular-chunking (modul memuat materi yang sempit namun utuh,
dengan kata lain modul dikembangkan berdasarkan indikator pembelajaran), dan
per learning activity (modul dikembangkan berdasarkan kegiatan belajar).
Kekuatan modul ini adalah memiliki karakteristik literasi sains dan
blended learning yang berkriteria “Sangat Baik” dan bermanfaat meningkatkan
kemampuan literasi sains siswa yang ditunjukkan adanya gain score sebesar 0,62
yang berarti berkriteria sedang dan 19 dari 34 siswa kelas XI memberikan
penilaian sangat baik terhadap modul. Kelemahan modul ini adalah 2 dari 34
siswa merasa kurang tertarik mempelajari modul karena gaya belajar yang
dimiliki yaitu auditori. Pelaksanaan pembelajaran hanya dalam waktu satu
minggu, selain itu keterlaksanaan sintaks pembelajaran menggunakan modul ini
masih dinilai oleh satu orang observer, serta menurut siswa kelas XII kalimat
yang digunakan dalam modul masih sulit dipahami dan tampilan bagian
pendahuluan kurang menarik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Modul yang telah dikembangkan valid, efektif, dan praktis namun perlu
adanya pengembangan lebih lanjut. Pemanfaatan modul sebaiknya dilakukan
dalam 6 kali pertemuan selama tiga minggu agar lebih efektif dan memerlukan
guru yang memiliki kemampuan literasi sains karena hasil gain score yang masih
berkriteria sedang. Diseminasi modul ke sasaran lebih luas memerlukan uji
lapangan secara operasional sebagai langkah lanjutan dari penelitian ini. Agar
dapat melakukan uji lapangan secara operasional, maka diperlukan kerjasama
dengan guru yang ada di 10-30 sekolah, agar dapat melakukan kerjasama tersebut
maka perlu diadakan seminar untuk memperkenalkan produk.
Pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengembangkan
modul serupa namun pada materi yang berbeda karena dalam mengembangkan
kemampuan siswa memerlukan waktu yang tidak cukup bila hanya satu materi.
Perlu adanya modifikasi terhadap modul untuk mengakomodasi semua gaya
belajar siswa. Selain itu, sebaiknya setelah produk sudah jadi, perlu dilakukan uji
lapangan utama menggunakan tiga observer agar hasil pengamatan keterlaksanaan
sintaks pembelajaran lebih reliabel.
DAFTAR RUJUKAN
Borg and Gall. 1983. Educational Research and Introduction. New York:
Logman Ink.
Chaeruman, U. A. 2012. Merancang Modul yang Efektif dan Menarik, (Online),
(http://www.teknologipendidikan.net/wpcontent/uploads/2012/10/Merancang-Modul-yang-Efektif.pdf), diakses
tanggal 11 Februari 2015
Kusumo, G.P. 2013. Pengembangan Literasi Akademik Siswa di Sekolah. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Malang: UM Press
Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A. 2011. Membangun Literasi Sains
Peserta Didik. Bandung: Humaniora
Woodall, D. & Hovis, S.. 2013. Eight Phases of Workplace Learning: A
Framework for Designing Blended Programs, (Online),
www.skillsoft.com_assets_white-papers_eight_phases, diakses tanggal 26
April 2015
Zubaidah, S. 2014. Pemberdayaan Keterampilan Penemuan dalam Scientific
Approach Melalui Pembelajaran Berbasis REMAP COOPLE. Jurnal
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya, 11 (1): 1000-1011
Download