MANAJEMEN LIKUIDITAS Sesi 3 - 4 BAGIAN MANAJEMEN LIKUIDITAS 1. Manajemen harus mengestimasi kebutuhan- kebutuhan dana, yang didasarkan pada arus masuk & keluar deposito, & level-level yang bervariasi atas komitmen-komitmen pinjaman. 2. Memenuhi2 kebutuhan likuiditas. Dua tipe likuiditas dapat disediakan untuk memenuhi persyaratan likuiditas, yaitu manajemen aset & manajemen kewajiban. Definisi Likuiditas Bank Likuiditas Bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang- hutangya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan.” Definisi Likuiditas Bank Bank for International Settlement (2008); likuiditas sebagai kemampuan bank untuk mendanai peningkatan asset dan memenuhi kewajibannya tanpa menimbulkan kerugian. Valla, Escorbiac dan Tiesset (2006) dan Vodova 2011); likuiditas bank sebagai kemampuan untuk memenuhi kewajiban kas yang dapat dibedakan dalam likuiditas pendanaan (funding liquidity) dan likuiditas pasar (market liqudity) Borio (1997,2001); berargumen bahwa perlu dibedakan antara keseimbangan likuiditas ex ante sebelum intervensi bank sentral dan ex post setelah intervensi bank sentral. Manajemen Likuiditas Bank Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan. (Duane B. Graddy) Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan sumber dana dan penyediaan kas secara terus menerus baik kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun kebutuhan jangka panjang. (Oliver G. Wood, Jr) TUJUAN MANAJEMEN LIKUIDITAS Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan bank sentral; Mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuhan cash flow, termasuk kebutuhan yang tidak diperkirakan, misalnya penarikan yang tiba-tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum jatuh tempo; Sedapat mungkin memperkecil adanya idle funds. STRATEGI MENGAMANKAN LIKUIDITAS Untuk menjaga posisi likuiditas dan proyeksi cashflow agar selalu berada dalam posisi aman, terutama dalam kondisi tingkat bunga berfluktuasi, beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh bank sbb (Raflus Rax, 1996): – Memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban bank, kecuali bila tingkat bunga cenderung mengalami penurunan; – Melakukan diversifikasi sumber dana bank; – Menjaga keseimbangan jangka waktu aset dan kewajiban; – Memperbaiki posisi likuidias antara lain mengalihkan aset yang kurang marketable menjadi lebih marketable. Jenis-Jenis Likuiditas 1. Deposit Liquidity Ditujukan bagaimana bank mengusahakan agar mampu memenuhi/melayani nasabah sewaktu menarik simpanannya. 2. Portofolio Liquidity Likuiditas dalam kaitannya dengan proyeksi pemberian pinjaman. Ukuran-Ukuran Likuiditas 1. Rasio antara pinjaman dan titipan “Loan to deposit ratio” (LDR), sebelum pakmei 1993 Kredit _ yang _ diberikan LDR x100% Dana _ pihak _ ketiga Sesudah pakmei (29 Mei 1993): Kredit _ yang _ diberikan LDR x100% Dana _ Pihak Ketiga KLBI Modal _ Inti Ukuran-Ukuran Likuiditas 2. Rasio antara harta lancar dengan titipan “Liquid assets/deposit” Rasio ini memasukkan semua unsur liquid assets meliputi; kas, deposito yang sudah hampir jatuh tempo dan surat berharga yang marketable. Bank dianggap likuid apabila: • Memiliki sejumlah likuiditas / memegang alat-alat likuid, cash assets (uang kas, rekening pada bank sentral dan bank lainnya) sama dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang diperkirakan. • Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi bank memiliki surat-surat berharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas, tanpa mengalami kerugian baik sebelum / sesudah jatuh tempo. • Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money, penjualan surat berharga dengan repurchase agreement (repo) Likuiditas secara khusus untuk : 1. Menutup jumlah RR (Reserve Ratio / cadangan 2. 3. 4. 5. minimum) Membayar chek, giro berbunga, tabungan dan deposito berjangka milik nasabah yang diuangkan kembali; Menyediakan dana kredit yang diminta calon debitur sehat, sebagai bukti bahwa mereka tidak menyimpang dari kegiatan utama bank yaitu pemberian kredit; Menutup berbagai macam kewajiban segera lainnya; Menutup kebutuhan biaya operasional perusahaan. SUMBER KEBUTUHAN LIKUIDITAS Sumber kebutuhan likuiditas bank berasal dari adanya kebutuhan antara lain untuk memenuhi: Ketentuan likuiditas wajib (reserve requirement) atau cash ratio Saldo rekening minimum pada bank koresponden Penarikan simpanan dalam operasional bank seharihari Permintaan kredit dari masyarakat Komponen-Komponen Faktor Likuiditas Sebagai salah satu aspek penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP, 31 Mei 2004 CAMELS Rasio likuiditas Komponen-Komponen Penilaian Kuantitatif 1. Aktiva Likuid < 1 bulan dibandingkan dengan Passiva Likuid < 1 bulan Aktiva _ Likuid 1 _ bulan Passiva 1 _ bulan Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi seluruh kewajiban jangka pendek yang kurang dari satu bulan. Komponen-Komponen Penilaian Kuantitatif 2. 1-month Maturity Mismatch Ratio Selisih _ Aktiva _ dan _ passiva _ yang _ akan _ jatuh _ tempo _ 1 _ bulan Passiva _ likuid _ yang _ akan _ jatuh _ tempo _ 1 _ bulan Merupakan selisih Aktiva dan Passiva yang akan jatuh tempo1 bulan ke depan dibandingkan dengan Passiva yang akan jatuh tempo 1 bulan. Komponen-Komponen Penilaian Kuantitatif 3. Loan to Deposit Ratio (LDR) Kredit x100% Dana _ Pihak _ Ketiga Menyatakan seberapa jauh bank telah menggunakan uang para penyimpan (deposit) untuk memberikan pinjaman kepada para nasabahnya. Komponen-Komponen Penilaian Kuantitatif 4. Proyeksi Cash Flow 3 bulan mendatang Net _ Cash _ Flow _( In _ Flow out _ flow Dana _ Pihak _ Ketiga 5. Ketergantungan pada dana antarbank dan diposan inti Antarbank _ Passiva Total _ Dana Komponen-Komponen Penilaian Kuantitatif Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets and Liailities Management/ALMA). 7. Kemampuan bank untuk memeroleh akses kepada Pasar Uang dan Pasar Modal ataupun sumber-sumber pendapatan lain. 8. Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK) 6. Pada rasio ini bank menghitung seberapa stabil dana pihak ketiga yang diperoleh bank