BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Likuiditas 2.1.1 Pengertian Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan yang dilihat dari seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Pengertian likuiditas menurut Mardiyanto dalam bukunya inti sari manajemen keuangan ialah : “Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan”. (Mardiyanto, 2009:54) Menurut Munawir dalam buku analisa laporan keuangan mengemukakan definisi likuiditas sebagai berikut : “ likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. (Munawir, 2007:31) Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun 15 16 kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Sebaliknya, jika suatu perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban finansialnya digolongkan kedalam perusahaan yang likuid. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai likuiditas maka penulis menyimpulkan bahwa likuiditas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan yang harus segera dipenuhi. 2.1.2 Rasio likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas. (Harahap 2010:301) a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar = Aktiva Lancar/ Utang Lancar (Mardiyanto, 2009:55) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah aktiva lancar (relatif terhadap utang lancar) makin tinggi rasio lancar, yang 17 berarti pula makin tinggi tingkat likuiditas perusahaan. Misalnya apabila rasio itu bernilai 2, perusahaan cukup melunasi seluruh utang lancar dengan hanya mencairkan setengah aktiva lancarnya. Sebaliknya, jika rasio lancar bernilai kurang dari 1, hal itu berarti bahwa ada sebagian utang lancar yang tidak dapat dilunasi sekalipun semua aktiva lancar perusahaan sudah menjadi kas. Namun, makin tinggi rasio lancar makin tinggi pula jumlah kas yang tidak terpakai, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat profotabilitas. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio Cepat =(Aktiva Lancar-Persediaan)/Utang Lancar (Mardiyanto, 2009:55) Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir sebagai uang kas. Jika current ratio tinggi tapi 18 quick ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. c. Rasio Kas ( Cash Ratio) Rasio Kas = (Kas + Surat Berharga jangka pendek)/ Utang Lancar (Mardiyanto, 2009:56) Komponen aktiva lancar yang benar-benar siap dicairkan hanyalah kas dan surat berharga jangka pendek. Jadi, rasio kas mengukur likuiditas dari aktiva lancar yang pasti dapat dicairkan menjadi kas. 2.1.3 Jenis Rasio Banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisnya cocok untuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas. Namun sebenarnya banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi bagi analis misalnya analisis leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan sebagainya. 19 Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah: 1. Rasio Likuiditas; 2. Rasio Solvabilitas; 3. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas; 4. Rasio Leverage; 5. Rasio aktivitas; 6. Rasio Pertumbuhan; 7. Market Based (Penilaian Pasar); 8. Rasio Produktifitas. 2.1.4 Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Teknik ini sangat lazim digunakan para analis keuangan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. 2.1.5 Manfaat Analisis Rasio Keuangan Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakan rasio keuangan yaitu: 20 a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan; b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai perencanaan; manajemen sebagai rujukan untuk membuat c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk pihak mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari prespektif keuangan; d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman; e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. 2.1.6 Keunggulan Analisis Rasio Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah: 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit; 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengan industri lain; 21 4. penghambilan keputusan dan modal prediksi (Z-score); Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model 5. Menstandarisir size perusahaan; 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”; 7. Lebih mudah melihat tern perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. 2.1.7 Keterbatasan Analisis Rasio Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti: a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif; b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar; 22 c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntasi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan rasio; kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. 2.2 Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Arus Kas) Analisis arus kas sebenarnya sejalan dengan penyusunan laporan arus kas atau disebut juga Cash Flow Statement. Dari laporan sumber dan penggunaan kas (arus kas) dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi, pembiayaan dan investasi. 23 2.2.1 Pengertian Kas Menurut buku Analisa Laporan Keuangan mengatakan bahwa: “ Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya”.(Munawir, 2007:158) Sedangkan menurut Sofyan Harahap S dalam bukunya Analisis Kritis atas Laporan Keuangan mendefinisikan sebagai berikut: “ Kas merupakan uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi beberapa syarat berikut ini: (a) setiap saat dapat ditukar menjadi kas (b) tanggal jatuh temponya sangat dekat (c) kecil risiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga”. (Harahap, 2007:258 ) Dan menurut John J.Wild, K. R Subramanyam, dan Robert F. Halsey dalam bukunya Analysis Financial Statement menyatakan Kas sebagai berikut:“Kas (cash), aktiva yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito dana, moneys orders, dan cek.” (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005:260) Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kas adalah Aktiva yang paling likuid yang mencangkup uang (mata uang) dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar seperti deposito dana, moneys orders, dan cek. 24 2.2.2 Pengertian Laporan Sumber dan Penggunaan Kas (Arus Kas) Setiap tahunnya suatu perusahaan menyusun tiga laporan keuangan utama yaitu laporan laba-rugi, neraca dan laporan arus kas atau laporan sumber dan penggunaan kas. Laporan sumber dan penggunaan kas melaporkan penerimaan-penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran kas yang digolongkan menurut aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan. Salah satu tujuan pokok pelaporan keuangan adalah memberikan informasi penggunaan kepada pemodal dan kreditur sekarang dan potensial serta pihak-pihak lainnya dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit dan sejenisnya yang rasional. Laporan sumber dan penggunaan kas memainkan peran komplementer bagi neraca dan laporan laba-rugi dalam memberikan gambaran lengkap dari aset dan struktur keuangan perusahaan serta bagaimana aset, kewajiban dan ekuitas tadi berubah selama periode tertentu. Laporan ini memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi fleksibilitas keuangan perusahaan yang merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan jumlah kas yang memadai dalam rangka menjawab kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan- kesempatan bisnis yang tak terduga. Menurut Soemarso dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar mengatakan bahwa:“ Laporan arus kas merupakan salah satu laporan 25 keuangan pokok, disamping neraca dan laporan laba rugi”. (Soemarso, Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan sebagai berikut:“ Laporan Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab 2007:320) sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu”. (Munawir, 2007:37) Dari pengertian-pengertian dimuka yang dimaksud dengan laporan sumber dan penggunaan kas adalah salah satu laporan keuangan pokok yang dapat dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 2.2.3 Tujuan dan Kegunaan dari Laporan Arus Kas 2.2.3.1 Tujuan dari Laporan Arus Kas Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. 26 Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1) 2.2.3.2 Kegunaan dari Laporan Arus Kas Dengan menggunakan analisis Arus Kas ini, kita dapat mengetahui: 1. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas, merencanakan, mengkontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu; 2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang; 3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan; 4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang; 5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas; 6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. (Harahap, 2007:257-258) 27 2.2.4 Sumber dan Penggunaan Kas 2.2.4.1 Sumber Kas Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal: 1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets); atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas. 2. Penjualan atau adannya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. 3. Pengeluaran surat tanda bukti utang baik jangka pendek (wesel) maupun jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka panjang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas. 4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas; misalnya adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan dan sebagainya. 5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian 28 kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya. (Munawir, 2007:159 ) 2.2.4.2 Penggunaan Kas Penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut: 1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya. 2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. 3. Pelunasan atau pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. 4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya mapun persekot pembelian. 5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dal lain sebagainya. (Munawir, 2007: 159) 2.2.5 Penyusunan Laporan Arus Kas Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas 29 dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus mengelompokan setiap transaksi kas menurut sumbernya masingmasing serta tujuan penggunaannya; dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analis maka penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisa perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (non cash transaction).(Munawir, 2007:160) Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain adalah sebagai berikut: 1. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible assets dan wasting asssets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas. 2. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang, karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat ditagih lagi. 3. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva 30 yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi. 4. Adanya pembayaran stock devidend (deviden dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Terhadap transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas tersebut harus dilakukan penyesuaian (dilakukan jurnal adjustment dan reversal journal). Di samping itu juga perlu diadakan penyesuaian untuk menghilangkan pengaruh akibat dari penggunaan dasar waktu atau accrual basis accounting (yaitu adanya accrued and deferred revenue and expenses) sehingga pos atau rekening-rekening yang bersangkutan menunjukkan penghasilan (revenue) dan biaya (expenses) tunai (cash basis accounting). Penyesuaian-penyesuaian terhadap transaksi yang tidak mempengaruhi kas tidak dimasukkan dalam buku catatan perusahaan tetapi hanya dalam work sheet saja, karena seperti halnya penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja maka dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas dapat juga dilakukan secara langsung dari laporan keuangan atau dengan menggunakan bantuan work sheet maupun rekening (T account). 31 2.2.6 Isi dan Bentuk Laporan Arus Kas Untuk menyajikan Laporan Arus Kas ini dapat digunakan dua metode yaitu: 1. Direct Method Dalam metode ini, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), tanpa melihat laporan laba/rugi dan dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. Metode direct dapat direkonsiliasi sehingga menjadi metode indirect. 2. Indirect Method Dalam Indirect Method penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang memengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan utang lancar. Dalam metode ini net income disesuaikan (Reconcile) dengan menghilangkan non cash transaction: a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasikan (deferral) dari arus kas masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferral income, arus kas masuk dan keluar yang “accrued” seperti Piutang dan Utang. b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan yang tidak mempengaruhi seperti: Penyusutan, 32 Amortisasi, Laba/Rugi dari Penjualan Aktiva Tetap dan dari Operasi yang dihentikan (yang berkaitan dengan kegiatan investasi), Laba/Rugi pembatalan utang atau transaksi pembiayaan. Untuk menyusun Laporan Arus Kas diperlukan: 1. Laporan laba rugi lengkap. Sebaiknya laporan laba/rugi ini juga menjelaskan berbagai transaksi penting yang diperlukan dalam analisis arus kas. 2. Neraca perbandingan Neraca juga harus “full disclosure”, sehingga informasi perubahan antartahun dapat kita ketahui. Untuk laporan baru yang belum ada laporan perbandingan dianggap neraca sebelumnya dianggap nol, sehingga penyusunannya lebih gampang. 3. Buat kertas kerja yang membandingkan neraca dalam dua periode. Hitung perubahan naik turunnya antara dua periode itu. Dalam hal ini pergunakan saja rumus debet kredit. Pegangan kita adalah sebagai berikut: a. Pertambahan aset dicatat sebelah debet dan dianggap sebagai penggunaan dana kas atau arus kas keluar. Sebaliknya penurunan aset dianggap sebagai penerimaan dana atau arus kas masuk. b. Pertambahan utang dan modal dicatat disebelah kredit dan dianggap sebagai pertambahan dana atau arus kas masuk. 33 Sebaliknya penurunan utang dan modal dianggap sebagai penggunaan dana atau arus kas keluar. 4. Perubahan pada nomor 3 di atas adalah perubahan bersih. Dalam mengetahui lebih lanjut arus dana ini, kita harus melakukan analisis arus perkiraan dana yang berubah itu yang menggambarkan berbagai jenis transaksi dan kejadian yang memengaruhi dana kas baik langsung maupun tidak langsung. Analisis ini akan memberikan penjelasan tentang penyebab terjadinya transaksi dana. 5. Hasil analisis ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan pengelompokan dana. Kemudian disajikan laporan arus dana baik berupa kas atau dana dalam arti modal kerja. Perbedaan antara analisis arus kas dengan analisis arus dana sebenarnya hanya terletak pada perkiraan yang dianalisis. Dalam analisis arus kas maka yang menjadi bahan analsis adalah perkiraan kas. Sedangkan dalam analisis arus kas dana kita harus mendefinisikan pengertian dana. Yang dimaksud dengan dana itu biasanya adalah: 1. Aktiva tetap 2. Modal kerja bersih atau aktiva lancar dikurangi utang lancar. Dari sudut lain laporan arus kas ini diharapkan dapat: 1. Memberikan umpan balik dari arus kas yang akrual; 2. Membantu mengenal hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas; 34 3. Memberikan informasi tentang kualitas laba; 4. Memperbaikin komparabilitas informasi dari laporan keuangan; 5. Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas; 6. Membantu meramalkan arus kas di masa yang akan datang. Untuk mudahnya, perubahan pos laba/rugi, aktiva lancar dan hutang lancar dikelompokkan sebagai arus kas dari operasional, utang jangka panjang dan modal dikelompokkan sebagai arus kas dari pembiayaan dan pos aktiva tetap dan penyertaan dikelompokkan sebagai arus kas dari investasi. 2.2.7 Penentuan dan Penggolongan Arus Kas Untuk menentukan mana arus kas yang masuk ketiga golongan itu yaitu Operasi, Investasi, pembiayaan, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kegiatan operasional Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam Laporan Laba/Rugi dikelompokkan dalam golongan ini. Demikian juga Arus Kas Masuk lainnya yang berasal dari kegiatan operasional, misalnya: 1. Penerimaan dari langganan; 2. Penerimaan dari piutang bunga; 3. Penerimaan dividen; 4. Penerimaan refund dari supplier. 35 Arus kas Keluar misalnya berasal dari: 1. Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual; 2. Bunga yang dibayarkan atas utang perusahaan; 3. Pembayaran pajak penghasilan; 4. Pembayaran gaji. Laporan Laba/Rugi yang berasal dari bukan kegiatan operasional seperti penjualan peralatan atau aktiva tetap lainnya tidak termasuk sebagai kelompok kegiatan operasional. Kas yang diterima dari kegiatan ini dimasukkan sebagai kelompok kegiatan investasi atau keuangan mana yang dianggap lebih dominan. b. Kegiatan Investasi Di sini dikelompokkan transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan nonkas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya misalnya dari hasil atau penjualan. Arus kas yang diterima misalnya dari: 1. Penjualan aktiva tetap; 2. Penjualan surat berharga yang berupa investasi; 36 3. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi); 4. Penjualan aktiva lainnya yang digunakkan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan). Arus kas keluar dari kegiatan ini misalnya adalah: 1. Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap; 2. Pembelian investasi jangka panjang; 3. Pemberian pinjaman pada pihak lain; 4. Pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional). Transaksi yang berkaitan dengan aktiva lain-lain juga dapat disamakan dengan aktiva tetap. c. Arus kas dari kegiatan pembiayaan atau pendanaan: Kelompok ini menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk membiayai perusahaan termasuk operasinya. Dalam kategori ini, arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditor atas dana yang diberikan sebelumnya. Contoh arus kas masuk misalnya adalah: 37 1. Pengeluaran kas; 2. Pengeluaran wesel; 3. Penjualan obligasi; 4. Pengeluaran surat utang hipotek, dan lain-lain. Arus kas keluar misalnya: 1. Pembayaran dividen dan pembagian lainnya yang diberikan 2. kepada pemilik; 3. Pembelian saham pemilik (treasury stock);dan sebaginya 4. Pembayaran utang pokok dana yang dipinjam (tidak termasuk bunga karena dianggap sebagai kegiatan operasional). 2.3 Hubungan Likuiditas dengan Perubahan Arus Kas Hubungan arus kas operasi dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas operasi akan mempengaruhi aktiva lancar dan hutang lancar. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam bentuk aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan. Likuiditas perusahaan mengarah pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas operasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo. 38 Hubungan antara arus kas investasi dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas investasi akan mempengaruhi jumlah kas dan setara kas yang digunakan untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap, sehingga akan mempengaruhi tingkat likuiditas mengingat kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid. Artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas investasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jatuh tempo. Arus kas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubung dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa mendtang. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan. Hubungan antara arus kas pendanaan dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah kas dan setara kas yang digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah dan komposisi modal serta hutang jangka panjangnya. Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid, sehingga semakin besar nilai arus kas dari aktivitas pendanaan yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya saat jatuh tempo. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan.