ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR Ayu Paramita ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Yonathan Pongtuluran Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Nilam Karompot Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kesehatan keuangan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/10/PBI/2004 pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (Tbk) yang ditinjau dari rasio Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas. Untuk keperluan analsis dan pembahasan penulis menggunakan alat analsis: 1. Rasio Likuiditas yang ditinjau dari Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio. 2. Rasio Profitabilitas yang ditinjau dari Return on Asset dan Return on Equity. 3. Rasio Solvabilitas yang ditinjau dari Capital Adequacy Ratio. Dari hasil analsis laporan keuangan data dapat diketahui bahwa perusahaan dalam menjalankan kegiatannya telah menunjukkan kinerja mereka dari tahun 2007 hingga tahun 2010. Hal ini terbukti dari perubahan kinerja dari masing-masing rasio yang dijadikan indicator. Hasil analsis menunjukkan bahwa PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (Tbk) pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dikatakan tidak sehat karena berada di bawah standar. Sedang rasio yang lain dikatakan sehat karena berada diatas standar Bank Indonesia. Kata Kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Abstract The purpose of this study was to determine the performance of the bank's financial health based on Bank Indonesia Regulation Number: 6/10/PBI/2004 on PT. East Kalimantan Regional Development Bank (Limited), which in terms of the ratio Liquidity, Profitability and Solvency. For the purposes of discussion and analysis is the author using the tool analysis is: 1. Liquidity Ratio Cash Ratio and the terms of the Loan to Deposit Ratio. 2. Profitability ratios are in terms of Return on Assets and Return on Equity. 3. Solvency ratios are viewed from Capital Adequacy Ratio. From the results of the data analysis is the financial statements can be known that the company in carrying out its activities have demonstrated their performance from 2007 to 2010. This is evident from the changes in the performance of each ratio is used as an indicator. The results indicate that the analysis is PT. East Kalimantan Regional Development Bank (Limited) at a ratio of loan to deposit ratio (LDR) is said to be healthy because it is below the standard. Other ratios being as healthy because it is above the standard of Bank Indonesia. Keywords: Activity Ratios, Profitability Ratios, Solvency Ratios 1 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia merupakan salah satu wujud dari kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Tujuan pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kemajuan perekonomian suatu negara sangatlah dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi di negara tersebut. Semua aktivitas merupakan roda penggerak kegiatan ekonomi yang sangatlah penting peranannya. Seperti kita ketahui hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Salah satu contoh dari perkembangan pembangunan Indonesia adalah dibidang perbankan. Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Perkembangan di bidang perbankan memiliki fungsi utama yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, selain itu perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Bank Pembangunan Daerah Kaltim (BPD KALTIM) merupakan salah satu perusahaan Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten atau Kota se- Kaltim, yang menyediakan layanan jasa perbankan sebagaimana bank Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional lainnya. Dengan visinya sebagai bank sehat, kuat, efisien, dan dipercaya, Bank BPD Kaltim berusaha memaksimalkan melaksanakan misinya; menyediakan produk dan jasa perbankan yang dinamis dan berkesinambungan. Sejalan waktu BPD kaltim makin berkembang. Sejumlah sektor usaha mulai dilirik untuk digarap. Namun hukum payung yang ada, membatasi ruang gerak BPD kaltim untuk berkembang dinamis. Antisipasi pun dilakukan pemilik yaitu Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten atau Kota se- Kaltim, yang mengusulkan kembali perubahan perda No. 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Kaltim. Tanggal 26 April 2006. Lahirlah Perda Nomor 02 Tahun 2006 tentang perubahan Pertama Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh bagaimana tentang likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Timur, guna melihat tingkat efisiensi dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi bank tersebut dalam menghasilkan laba, yang kemudian digunakan oleh bank sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dimasa yang akan datang. Penggunaan dana Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Timur digunakan dengan memberikan kredit kepada masyarakat seperti kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Tbk di Samarinda tahun 2007-2010? 2. Apakah kinerja keuangan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur di Samarinda sehat atau tidak menurut ketentuan Bank Indonesia (BI)? C. Tujuan Penelitian Dari uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis dan mengetahui tingkat kesehatan keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Tbk 2007-2010. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Tbk berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI). 2 II. Kajian Pustaka A. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Kegiatan keuangan dalam perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kegiatan menggunakan dana (allocation of funds) dan mencari dana (raising of funds). Dua kegiatan tersebut disebut fungsi keuangan. Brigham dan Houston (2007 : 4), menjelaskan bidang – bidang keuangan yaitu : “Finance consists of three interrelated areas: (1) money and capital markets, which deals with securities markets and financial institutions; (2) investments, which focuses on the decisions made by both individual and institutional investors as they choose securities for their investment portfolios; and (3) financial management, or “business finance,” which involves decisions within firms.” Menurut Moeljadi (2006 : 13), dalam teori keuangan modern menyebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham (to maximize the wealth of its stock holders), yang diterjemahlan ke dalam tujuan memaksimalkan harga saham (maximing the price of firm’s common stock). B. Laporan Keuangan Menurut Sutrisno (2007 : 9), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni Neraca dan Laporan Rugi – Laba. Laporan keuangan disusun dengan maksud menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak – pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan. Kemudian Menurut Prihadi (2010 : 4), yang mengemukakan bahwa “terdapat tiga jenis laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan, yaitu : a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan berupa asset, utang dan modal pada suatu saat. b. Laporan laba rugi yang menggambarkan kinerja yang tercermin dari laba, yaitu selisih perdapatan dan biaya, selama satu periode. c. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menggambarkan bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama stu periode.” Unsur laporan keuangan menurut Hennie Van Greuning (2005 : 5) “The following element of financial statement are directly related to the measurement of financial position : a. Assets Resources controlled by the entity as of past events, the settlement of future economic benefits are expected to flow to the entity. b. Liabities Present obligation of an entity arriving from past events, the settlement of wich is expected to result in an out flow from the entity of economic benefit. c. Equity Assets less liabities (commonly known as share holders funds). Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007 : 4), “Tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.” 3 C. Analisis Laporan Keuangan Menurut Sofyan (2004 : 190), ia mengemukakan : “Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Sedangkan menurut Lukman (2004 : 37), bahwa “Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya dimasa depan.” Menurut Munawir (2010 : 31) yang menyatakan tentang tujuan analisis laporan keuangan adalah: “Untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.” Sedangkan teknik analisis laporan keuangan yang biasa digunakan menurut Munawir (2010 : 36) adalah sebagai berikut : a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan b. Trend atau tredensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam presentase (Trend Percentage Analysis) c. Laporan dengan presentase per komponen (Common Size Statement) d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis) f. Analisis Rasio g. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analisys) h. Analisis Break Even.” Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan: a. Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah c. Kenaikan atau penurunan dalam presentase d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio e. Presentase dari total Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. D. Tinjauan Umum Bank Menurut Undang – Undang Bank No. 10 Tahun 2002 : “ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak “. Fungsi pokok bank bagi suatu negara sangat luas, karena bank digunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk menjaga stabilitas ekonomi terutama dalam bidang moneter dan keuangan. Berdasarkan Undang - Undang Bank No.10 Tahun 2001 : “ Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Fungsi utama bank menurut Soemarso (2005:3), adalah : “Bank menerima simpanan uang masyarakat (to receive deposits) dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi pada masyarakat dalam bentuk kredit (to make loans)”. 4 Berdasarkan Undang – Undang Bank No. 10 Tahun 2002, menurut jenisnya bank dapat dibedakan menjadi : a.Bank Umum Bank Umum menurut M. Kasmir (2002:33), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Contoh dari Bank Umum ini adalah Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia (BNI’46). b. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat menurut M. Kasmir (2002:33), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syahriah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan, seorang analis keuangan memerlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Menurut Munawir (2010 : 238) ada 4 kelompok rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. a) Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan membiayai operasi dan memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. b) Rasio aktivitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas perusahaan sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki. c) Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil. d) Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam menganalisis tingkat kesehatan keuangan bank, rasio yang digunakan penulis adalah rasio likuiditas, leverage (solvabilitas) dan profitabilitas (rentabilitas) saja untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan suatu bank yang sesuai standar Bank Indonesia. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (Kasmir,2008:110). Likuiditas perusahaan perbankan dapat dihitung dengan menggunakan Cash Ratio, Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio, Investing Policy Ratio dan Banking Ratio. Rasio leverage (solvabilitas) bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut (Kasmir,2008:229). Rasio ini dapat dikur dengan Capital Adequacy Ratio, Risk Assets Ratio dan Primary Ratio. Rasio profitabilitas (rentabilitas) adalah sekelompok rasio yang menunjukan gabungan dari efek-efek likuiditas, manajemen aktiva dan utang pada hasil-hasil operasi. Profitabilitas perusahaan perbankan diketahui dengan munggunakan Net Profit Margin, Return on Equity, Return on Asset, Return on Investment dan Interest Expense Ratio. 1. Analisis Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan membiayai operasi dan memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Adapun perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut: a. Cash Ratio Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut (Kasmir,2008:224). Ratio ini menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para nasabahnya dengan alat-alat yang 5 paling likuid yang dimiliki bank tersebut. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: Jumlah Cash Assets x 100% Jumlah Hutang Lancar b. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. LDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. LDR dapat dirumuskan sebagai berikut: (Lukman, 2009 : 116) Jumlah Kredit Yang Diberikan x 100% Total Dana Pihak Ketiga 2. Analisis Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil. Adapun perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut: a. Return on Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (Lukman, 2009 : 118) Laba Sebelum Pajak x 100% Total Aktiva b. Return on Equity (ROE) ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini merupakan indikator bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (Lukman, 2009 : 117) Laba Bersih x 100% Modal Sendiri 3. Analisis Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Adapun perhitungan rasio tersebut adalah sebagai 6 berikut: a. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (Lukman, 2009 : 144) Modal Bank Menurut Resiko Kredit x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko Kredit E. Kerangka Konsep PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Tbk Analisa Laporan Keuangan Alat analisis 1. Rasio Likuidias 2. Rasio Profitabilitas 3. Rasio Solvabilitas TIDAK SEHAT SEHAT Gambar 2.1. Kerangka Konsep III. Metode Penelitian A. Definisi Operasional Laporan keuangan merupakan ringkasan suatu proses pencatatan dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama setahun. Laporan keuangan yang digunakan dalam analisis adalah laporan Laba Rugi dan Neraca Perusahaan. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah perhitungan dari rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas dalam menentukan kinerja bank. Adapun indikator dari masing-masing rasio adalah sebagai berikut: 7 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Dalam penelitian ini rasio likuiditas diukur dengan menggunakan perhitungan: a. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. LDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. b. Cash Ratio (CR) Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Ratio ini menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para nasabahnya dengan alat-alat yang paling likuid yang dimiliki bank tersebut 2. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil. a. Return on Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. b. Return on Equity (ROE) ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini merupakan indikator bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. 3. Analisa Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Adapun perhitungan rasio solvabilitas dengan menggunakan perhitungan Capital Adquecy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misalnya kredit yang diberikan. IV. Analisis Dan Pembahasan A. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur adalah salah satu Perusahaan Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kaltim sebagal hasil buah pikiran Gubernur KDH Tingkat I Kaltim Bapak A. Moeis Hasan yang didirikan tanggal 14 Oktober 1965 berdasarkan Perda. Tingkat I Kalimantari Timur Nomor: 03/PD164 tanggal 19 September 1964 yang telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri No.9/I 0/8-45 tanggal 01 April 1965. Kemudian Perda tersebut mengalami perubahan dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2002 tanggai I I Pebruari 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2006 tanggal 26 April 2006 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Namor 02 Tahun 2002. PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur sebagai Bank Umum, setelah usianya mencapai 41 tahun telah beroperasi sebagai bank Devisa dengan ijin BI No. 5/48/KERDGS/2003 tanggal 13 Nopember 2003, dan juga telah memiliki kegiatan Usaha secara Syariah berdasarkan Ijin Prinsip dan Ijin Operasional dan Bank Indonesia No. 8 8/5/DS/Smr Tanggal 27 Nopember 2006 dan No. 8/7/DS/Smr Tanggal 22 Desember 2006. Keberadaan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur didirikan adalah dengan maksud dan tujuan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian & pembangunan daerah di segala bidang serta sebagal salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat sehingga terwujudnya masyarakat Kalimantan Timur yang sejahtera. Adapun Visi dan Misi Bank Pembangunan Daerah Kaltim adalah sebagai berikut: VISI Sebagal Bank Sehat, Kuat, Efisien dan Dipercaya MISI Menyediakan produk dan jasa perbankan secara dinamis dan berkesinambungan MOTTO Bank Kebanggaan Kaltim 7 CORE VALUE DAN PERILAKU (1). Jujur, tanggung jawab, cepat, tepat dan akurat (Integrity) (2). Sadar dalam menjaga citra Bank (brand awarenes) (3). Bekerjasama, arief, toleran dan luwes antar sesama pegawai (team work) (4). Berfikir, bertindak dan bekerja cerdas secara profesional (bankers minded) (5). Inovatif, kreatif, proaktif dalam mengembangkan dan memasarkan (marketing sense) (6). Merespon terhadap perkembangan bisnis (sense of change) (7). Peduli dalam pengembangan lingkungan (CSR) produk B. Struktur Organisasi Perusahaan Di setiap perusahaan pasti terdapat sebuah struktur organisasi, guna untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam sistem bekerja, seperti Bank Pembangunan Daerah Kaltim. Pemilik perusahaan, Direktur atau Pemimpin perusahaan adalah orang yang utama dalam memimpin sebuah perusahaan serta memberi pengarahan kepada bawahan untuk bagaimana perusahaan ini akan berjalan. Bank Pembangunan Daerah Kaltim memiliki pemimpin cabang utama yang membawahi pemimpin bidang pelayanan, pemimpin bidang operasional, kuasa kantor kas. Berikut adalah bentuk struktur organisasi pada PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur. 9 Gambar 4.1. Struktur Organisasi Sumber: PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur tbk 2012 Mengingat pentingnya bagian-bagian tersebut dalam uraian pelaksanaan praktek kerja, penulis memberikan deskripsi secara singkat mengenai bagian tersebut, seperti: 1. Pemimpin Kantor Cabang Pembantu Merencanakan dan melaksanakan pengelolaan operasional Kantor Cabang Pembantu untuk mengupayakan terpenuhinya misi Kantor Cabang Pembantu, yaitu: a. Membantu Kantor Cabang dalam memasarkan produk dan jasa Bank kepada masyarakat. b. Membantu Kantor Cabang dalam memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap laba Bank secara keseluruhan. c. Membantu Kantor Cabang dalam memberikan kontribusi yang nyata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. d. Melaksanakan kepatuhan terhadap system dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta perundang-undangan lainnya yang berlaku. e. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kegiatan. 10 2. Penyelia Pemasaran Dana dan Jasa a. Mengelola pemasaran dana dan jasa Bank. b. Mengadakan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa Bank. c. Melakukan penelitian potensi pemasaran dana dan jasa serta menyusun peta bisnis dana dan jasa di daerah kerja Cabang d. Melaksanakan kepatuhan terhadap system dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. e. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kegiatan 3. Penyelia Pemasaran Kredit a. Membantu penyusunan usulan business plan dan Anggaran Kantor Cabang. b. Mengelola pemasaran kredit Bank. c. Memproses permohonan serta mengelola kredit komersial. d. Menggandakan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa Bank. e. Melakukan penelitian pemasaran kredit serta menyusun peta bisnis di daerah kerja Cabang. f. Melaksanakan kepatuhan terhadap system dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kegiatan. 4. Penyelia Pemasaran Bisnis a. Membantu penyusunan business plan dan Anggaran Cabang. b. Mengelola pemasaran dana dan jasa Bank. c. Mengelola pemasaran kredit Bank. d. Menggandakan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa Bank. e. Melakukan penelitian potensi pemasaran produk dan jasa Bank serta menyusun peta bisnis di daerah kerja Cabang. f. Memproses permohonan serta mengelola kredit komersial. g. Mengelola portepel perkreditan. h. Melaksanakan kepatuhan terhadap system dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. i. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kegiatan. B. Deskripsi Hasil penelitian Sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya peneltian ini dimaksudkan untuk melakukan analisis laporan keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dengan membandingkan hasil rasio-rasio bank sendiri berdasarkan standar tingkat kesehatan Bank Umum berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/10/PBI/2004. Dengan membandingkan standar rasio keuangan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia sendiri maka dapat diketahui sejauh mana tingkat kesehatan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur tahun 2007-2010 dalam mengelola semua keuangan baik itu dari modal sendiri bank, pinjaman, dana pihak ketiga (tabungan, giro dan deposito) serta pemberian kredit yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman dan lain sebagainya yang digunakan dalam menjalankan setiap kegiatan perusahaan. 11 C. Analisis Rasio Keuangan 1. Analisis Rasio Likuiditas Analisis Rasio Keuangan a) Cash Ratio (CR) C Keterangan a s h Kas Surat Berharga R Jumlah Cash Asset a Giro t Kewajiban Segera i o Tabungan Tahun x 100 % 2007 439.517 111.475 550.992 7.690.952 1.305.388 1.837.372 3.679.355 Simpanan Berjangka = Jumlah Hutang Lancar 14.513.067 Jumlah Cash Asset Jumlah Hutang Lancar 2008 363.856 100.745 464.601 6.738.248 358.783 1.525.899 3.239.478 2009 565.409 80.271 645.680 6.362.216 398.362 2.182.632 1.943.624 2010 837.953 1.415.269 2.253.222 4.807.849 2.713.905 3.671.362 11.862.408 10.886.834 11.193.116 550.992 x 100 % 14.513.067 464.601 Cash Ratio 2008 = x 100 % 11.862.408 645.680 Cash Ratio 2009 = x 100 % 10.886.834 2.253.222 Cash Ratio 2010 = x 100 % 11.193.116 Cash Ratio 2007 = = 3,79 % = 3,91 % = 5,93 % = 20,13 % b) Loan to Deposit Ratio (LDR) Keterangan Kredit yg diberikan Giro Tabungan Simpanan Berjangka Jumlah Dana Pihak Ketiga LDR = 2007 2.678.357 7.690.952 1.837.372 3.679.355 13.207.679 Tahun (Dalam jutaan Rp) 2008 2009 4.356.922 7.202.870 6.738.248 6.362.216 1.525.899 2.182.632 3.239.478 1.943.624 11.503.625 Kredit yang diberikan 100%% xx100 Jumlah Dana Pihak Ketiga 12 10.488.472 2010 9.484.339 4.807.849 2.713.905 3.671.362 11.193.116 2.678.357 x 100 % = 20,27 % 13.207.679 4.356.922 LDR 2008 = x 100 % = 37,87 % 11.503.625 7.202.870 LDR 2009 = x 100 % = 68,67 % 10.488.472 9.484.339 LDR 2010 = x 100 % = 84,73 % 11.193.116 LDR 2007 = c) Return On Assets (ROA) Tahun (Dalam jutaan Rp) 2007 2008 2009 2010 403.894 590.865 555.498 795.847 Laba Sebelum Pajak 14.007.288 1.514.374 13.283.092 15.130.282 Total Aktiva Keterangan Laba Sebelum Pajak 100 xx100 %% Total Aktiva 403.894 ROA 2007 = x 100 % = 2,88 % 14.007.288 590.865 ROA 2008 = x 100 % = 3,93 % 1.514.374 555.498 ROA 2009 = x 100 % = 4,18 % 13.283.092 795.847 ROA 2010 = x 100 % = 5,25 % 15.130.282 ROA = d) Return On Equity (ROE) Keterangan Laba Bersih Modal Sendiri 2007 279.024 879.334 Tahun (Dalam jutaan Rp) 2008 2009 2010 412.555 396.022 575.505 1.234.413 1.759.410 2.116.145 Laba Bersih x 100 % x100% Modal Sendiri 279.024 ROE 2007 = x 100 % 3.370.143 412.555 ROE 2008 = x 100 % 5.134.785 396.022 ROE 2009 = x 100 % 8.397.296 575.505 ROE 2010 = x 100 % 10.854.838 ROE = 13 = 8,27 % = 8,03 % = 4,70 % = 5,30 % e) Capital Adequaci Ratio (CAR) Keterangan Modal Bank Menurut Resiko Kredit Aktiva Menurut Resiko Kredit 2007 914.507 Tahun (Dalam jutaan Rp) 2008 2009 2010 1.290.140 1.850.098 2.207.645 3.370.143 5.134.785 8.397.296 10.954.838 Modal Bank Menurut Resiko Kredit 100%% xx100 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko Kredit 914.507 CAR 2007 = x 100 % = 27,13 % 3.370.143 1.290.140 CAR 2008 = x 100 % = 25,12 % 5.134.785 1.850.098 CAR 2009 = x 100 % = 22,03 % 8.397.296 2.207.645 CAR 2010 = x 100 % = 20,15 % 10.954.838 CAR = Dari hasil perhitungan dari rasio diatas maka didapat rekapitulasi kesehatan bank Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/10/PBI/2004 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Rasio Standar BI Cash Ratio > 3% Loan to Deposit 85% - 100% Ratio Return on Asset 0,5% - 1,25% Return on Equity 5% - 12,5% Capital > 8% Adequacy Ratio Sumber: Data Diolah 2012 Rata-R ata 2007 8,44% 3,79%% Tahun 2008 2009 3,91% 5,93% 2010 20,13% Keteranga n Sehat 52,89% 20,27% 37,87% 68,67% 84,73% Tidak Sehat 4,06% 6,58% 2,88% 8,27% 3,93% 8,03% 5,25% 5,30% Sehat Sehat 23,61% 23,61% 27,13% 25,12% 22,03% Sehat 4,18% 4,70% Dari data diatas perhitungan rata-rata selama empat periode untuk empat rasio yang terdiri dari Cash Ratio, Return on Asset, Return on Equity dan Capital Adequacy Ratio dinyatakan sehat. Hal ini berdasarkan dimana hasil rata-rata perhitungan rasio selama empat tahun PT Bank Pembangunan Daerah Kalimtan Timur periode 2007 – 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan standar Bank Indonesia. Kemudian dari data diatas perhitungan rata-rata selama empat periode untuk satu rasio yaitu Loan to Deposit Ratio dinyatakan tidak sehat. Hal ini berdasarkan hasil rata-rata perhitungan rasio selama empat tahun PT Bank Pembangunan Daerah Kalimtan Timur periode 2007 – 2010 lebih rendah dibandingkan dengan standar Bank Indonesia. 14 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Perhitungan Cash Ratio (CR) secara rata-rata selama empat periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia yang berarti PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dikatakan sehat dari sisi Cash Ratio dengan rata-rata 8,44%. 2. Kemudian untuk perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara rata-rata selama empat periode diketahui masih dibawah standar Bank Indonesia sebesar 85% - 100 % yang berarti PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dapat dikatakan tidak sehat dari sisi Loan to Deposit Ratio dengan rata-rata 52,89%. 3. Selanjutnya untuk perhitungan Return on Asset (ROA) secara rata-rata selama empat periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia yang berarti PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dikatakan sehat dari sisi Return on Asset dengan rata-rata 4,06%. 4. Untuk Return on Equity (ROE) secara rata-rata selama empat periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia yang berarti PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dikatakan sehat dari sisi Return on Equity dengan rata-rata 6,58%. 5. Dan terakhir untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) secara rata-rata selama empat periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia yang berarti PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dikatakan sehat dari sisi Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan rata-rata 23,61%. Saran 1. Untuk Cash Ratio (CR) diharapkan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur lebih meningkatkan jumlah asset mereka agar dapat menjaga dana pihak ketiga yang terdiri dari Tabungan, Simpanan Berjangka dan Giro sehingga memperkecil resiko kehilangan. 2. PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur perlu meningkatkan kinerjanya untuk mencapai Loan to Deposit Ratio (LDR) hingga 85% ke atas agar dapat dikategorikan sehat sesuai standar BI Nomor : 6/10/PBI/2004. 3. Peningkatan nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) juga dibarengi dengan peningkatan pemberian kredit terutama pada usaha mikro dan usaha kecil karena mengingat kredit merupakan sumber pendapatan bank yang utama. 4. PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur lebih meningkatkan kinerjanya untuk tahun – tahun kedepan karena mengingat persaingan industri perbankan lebih ketat. 5. Diharapkan kredit yang dikelola dan diberikan lebih tepat sasaran terutama pada usaha mikro dan usaha kecil sehingga pembangunan dapat dirasakan dampaknya bagi masyarakat kecil. 15 Daftar Pustaka Brigham and Houston. 2007. Fundamentals of Financial Management. Concise 4, Horcourt College, United State of America. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lukman, Syamsudin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Jilid Satu. Bayumedia Publishing. Malang. Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta. Greuning, Hennie Van. 2005. “Standar Pelaporan Keuangan Internasional”. Salemba Empat. Jakarta. Prihadi, Toto. 2010. Analsis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi. PPMi. Jakarta. Sofyan, Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi 1. EKONISIA. Yogyakarta. Undang – Undang Bank No. 10 Tahun 2002 tentang perbankan, Jakarta. 16