BAB I - Directory UMM

advertisement
ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI
PROFITABILITAS BANK - BANK GO PUBLIC
DI INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
Irfan Quadrinata
03610009
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JUNI 2007
ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI
PROFITABILITAS BANK - BANK GO PUBLIC
DI INDONESIA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Irfan Quadrinata
03610009
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
MEI 2007
SKRIPSI
ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI
PROFITABILITAS BANK - BANK GO PUBLIC
DI INDONESIA
Oleh
Irfan Quadrinata
03610009
Diterima dan disyahkan
pada tanggal ……………………
Pembimbing :
Pembimbing I
Pembimbing II
M JIHADI, Drs, M.Si
WARSONO, Drs, M.M
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi
Ketua Jurusan Manajemen
………………………….
………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan yang dilaksanakan oleh negara Indonesia adalah
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai
tujuan tersebut perlu dilakukan berbagai usaha untuk mencapainya. Hal
tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan secara berkesinambungan dan
berkelanjutan serta mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara
keseluruhan yang diharapkan dapat menwujudkan masyarakat yang adil dan
makmur baik materiil maupun spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Salah satu hal yang ikut serta menunjang keberhasilan pembangunan
ekonomi adalah stabilnya sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan
jantung dalam sistem perekonomian sebuah negara dan sebagai alat dalam
pelaksanaan kebijakan moneter. Sejak terjadi krisis moneter tahun 1997 sektor
perbankan mulai mengalami gejolak krisis kepercayaan dari masyarakat
terhadap lembaga perbankan nasional. Pada tahun 1998 pemerintah
menyatakan bahwa dari 222 bank yang beroperasi di Indonesia, 65% dalam
kondisi sakit dan 54% sudah masuk badan penyehatan perbankan nasional.
Puncaknya, pemerintah mengambil keputusan untuk melikuidasi 16 bank, 7
bank diambil alih dan 8 bank dibekukan operasinya ( Info Bank, Mei 1998 ).
Pada tahun 1999 kondisi perbankan nasional mulai menunjukkan
perkembangan ke arah
perbaikan meskipun masih mengalami tahapan-
tahapan yang sulit dalam rangka konsolidasi dan menyeimbangkan posisi
keuangan. Hal ini tercermin dari perkembangan positif pada aspek pendanaan,
permodalan, profitabilitas, dan kualitas aktiva produktif.
Sampai dengan akhir 2005, di Indonesia telah tercatat sebanyak 26
bank yang berstatus go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Bank-bank
tersebut merupakan yang paling berpengaruh di dalam berbagai aktivitas
pendanaan dan perputaran uang yang terjadi di Indonesia. Besarnya pengaruh
perbankan tersebut bagi kehidupan perekonomian Indonesia, menempatkan
bank-bank ini pada posisi yang senantiasa berada dalam ajang persaingan
diantara satu dan lainnya. Nama-nama bank yang tercatat sebagai emiten di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2005 dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Daftar Bank Go Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
No.
Nama Bank
No.
1
Bank Mandiri
14
2
Bank Central Asia
15
3
Bank Negara Indonesia
16
4
Bank Rakyat Indonesia
17
5
Bank Danamon
18
6
Bank International Indonesia
19
7
Bank Niaga
20
8
Bank Panin
21
9
Bank Permata
22
10 Bank Lippo
23
11 Bank Mega
24
12 Bank Bukopin
25
13 Bank NISP
Sumber : Bursa Efek Jakarta (BEJ) 2005
Nama bank
Bank Buana Indonesia
Bank Century
Bank Artha Graha Internasional
Bank Bumiputera Indonesia
Bank Mayapada Internasional
Bank Nusantara Parahyangan
Bank Victoria International
Bank Kesawan
Bank Eksekutif Internasional
Bank Bumi Arta
Bank Artha Niaga Kencana
Bank Swadesi
Sebelum tahun 2002, daftar emiten yang tercatat di Bursa Efek Jakarta
berjumlah 25 bank dan pada dua tahun berikutnya, jumlah emiten bertambah
satu bank menjadi 26 bank yang go public di BEJ. Di awal tahun 2004, jumlah
emiten berkurang satu bank dan kembali lagi menjadi 25 bank yang terdaftar.
Tabel 1 menunjukkan daftar nama-nama bank di Indonesia yang hingga
sekarang masih aktif dan tercatat sebagai emiten pada Bursa Efek Jakarta
(BEJ).
Berdasarkan fungsi dasarnya sebagai penghimpun dan juga penyalur
atas dana, maka bank akan selalu berkepentingan dengan pihak-pihak yang
kelebihan dana dan juga pihak-pihak yang kekurangan atau membutuhkan
dana, yang sering disebut dengan kreditur. Dalam aktivitasnya, bank akan
dihadapkan dengan berbagai permasalahan seputar fungsi dasar perbankan.
Persaingan antar bank di dalam merebut pangsa pasar merupakan salah
satu hal yang wajar terjadi, strategi ofensif untuk merebut pasar pesaing
menjadi modal utama bagi bank di dalam menghimpun dana dari masyarakat.
Likuiditas bank merupakan syarat mutlak bagi suatu perbankan di dalam
melaksanakan berbagai aktivitas bisnisnya, yaitu untuk memenuhi kewajiban
hutang-hutang bank, membayar kembali deposannya, serta memenuhi
permintaan kredit.
Perbankan di Indonesia dalam melakukan aktivitas bisnisnya, yaitu
dalam memenuhi fungsi dasarnya masih menghadapi berbagai permasalahan
yang mendasar yang masih terjadi hingga saat ini. Banyak bank-bank yang
belum mampu secara maksimal di dalam mengelola sumber daya mereka,
sebagai contoh banyak bank yang kesulitan di dalam mengatur sirkulasi
keuangan mereka, di satu sisi bank-bank yang mengalami under-liquid akan
kesulitan di dalam melakukan aktivitas bisnisnya secara maksimal
dikarenakan kekurangan modal sebagai dasar beraktivitas. Di sisi lain, bankbank yang mengalami over-liquid juga akan mengalami permasalahan, mereka
akan kesulitan di dalam menyalurkan dana-dana tersebut dan berisiko
terjadinya kredit tidak tertagih.
Banyaknya permasalahan perbankan seperti yang telah dicontohkan
diatas, mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat selaku
sumber dan tujuan atas aliran dana yang dihimpun oleh bank mengalami
proses yang tidak stabil dan berubah-ubah. Kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dicapai oleh
dunia perbankan itu sendiri, dan bagaimana upaya manajemen perbankan
mengantisipasi setiap perubahaan yang terjadi pada lingkungannya baik
nasional maupun global. Perubahan-perubahan dimaksud menyangkut
masalah teknologi informasi, kebijakan atau regulasi pemerintah dan otoritas
moneter, serta tuntutan konsumen yang semakin variatif.
Salah satu cara yang seringkali digunakan di dalam mengukur kinerja
keuangan suatu bank adalah dengan menggunakan analisis profitabilitas.
Kinerja suatu perusahaan sering diukur dengan bagaimana kemampuan suatu
perusahaan itu menghasilkan laba. Dari sudut manajemen, rasio Return On
Assets
(ROA) dipandang sebagai
alat ukur
yang berguna karena
mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen memanfaatkan sumber daya
total yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan profit.
Dalam analisis Return On Assets (ROA) perlu untuk diketahui lebih
lanjut mengenai faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi
pengukuran atas profitabilitas tersebut, atau dengan kata lain variabel-variabel
yang berpengaruh perlu dianalisis lebih lanjut guna memperoleh hubungan
yang terjadi didalamnya. ROA secara umum dipengaruhi oleh variabelvariabel seperti kecukupan modal atas suatu bank, efisiensi, likuiditas,
klasifikasi bank maupun pangsa pasar dana pihak ketiga. Hasil analisis akan
menunjukkan dominasi atas suatu variabel dibandingkan variabel lainnya,
sehingga dapat mempermudah suatu bank dalam memfokuskan pengelolaan
guna memperoleh ROA yang maksimum.
Uraian diatas memberikan gambaran bahwa profitabilitas bank
merupakan salah satu aspek penting yang tidak boleh diabaikan manajemen.
Untuk meningkatkan kualitas manajemen dalam melakukan analisis tersebut,
manajemen perlu mengenali variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi
profitabilitas bank. Variabel-variabel tersebut salah satunya dapat diketahui
dari rasio-rasio keuangan. Analisa rasio keuangan dapat digunakan untuk
mengevaluasi bagaimana sebuah bank bekerja dan bagaimana bank tersebut
disiapkan untuk masa depan. Dengan mengetahui keadaan keuangan akan
membantu
pihak
manajemen
dalam
implementasi
perencanaan
dan
pengendalian keuangan. Perencanaan yang baik harus dihubungkan dengan
kekuatan dan kelemahan bank saat ini.
Untuk dapat menjawab berbagai permasalahan tersebut, maka peneliti
mengangkat judul “Analisis Variabel yang Mempengaruhi Profitabilitas
Bank-Bank Go Public di Indonesia” sebagai judul atas penelitian yang akan
dilakukan.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian
ini adalah :
1. Variabel-variabel apakah yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank
yang go public di Bursa Efek Jakarta ?
2. Dari variabel-variabel tersebut, variabel mana yang berpengaruh terbesar
terhadap profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta ?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari agar pokok permasalahan yang diteliti tidak terlalu
melebar dari yang telah ditentukan, maka digunakan batasan masalah :
1. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan bank yang telah go
public di Bursa Efek Jakarta pada periode 2001-2005.
2. Variabel yang dianalisis adalah pangsa pasar dana pihak ketiga, rasio biaya
operasional, Capital Adequacy Ratio, Loans to Deposit Ratio dan
klasifikasi bank.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk
mengetahui
dan
menganalisis
variabel-variabel
yang
mempengaruhi profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.
b. Untuk mengetahui variabel mana yang mempunyai pengaruh terbesar
terhadap profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.
2. Manfaat penelitian
a.
Bagi manajemen bank-bank yang go public di BEJ
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan perbankan untuk
dapat lebih meningkatkan efisiensinya sehingga dapat memperbesar
laba perusahaan, khususnya bank yang go public.
b . Bagi peneliti berikutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam aplikasi yang telah diperoleh, serta gambaran umum mengenai
dunia perbankan dan aktivitas di dalamnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Hasil Penelitian Terdahulu
Pramono dan Syafitri (2004) dalam penelitiannya mengenai
“Analisis
Profitabilitas Bank Di Indonesia” obyek dari penelitiannya
adalah bank yang go public di Indonesia mulai tahun 1995-2003. Dari
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pangsa pasar dana pihak ketiga,
rasio biaya operasional, Capital Adequacy Ratio, Loans to Deposit Ratio
dan klasifikasi bank, secara statistik mampu menjelaskan variasi
profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.
Dari lima variabel yang dianalisis terdapat empat variabel yang
mempengaruhi profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta
yaitu pangsa pasar, rasio biaya operasional , Capital Adequacy Ratio,
Loans to Deposit Ratio. Pada penelitian ini, variabel klasifikasi bank tidak
memiliki pengaruh yang signifikan. Dari kelima variabel tersebut, Capital
Adequacy Ratio mempunyai pengaruh dominan terhadap profitabilitas
bank.
Penelitian
sekarang
dengan
penelitian
terdahulu
memiliki
persamaan dalam obyek penelitian maupun variabel yang diteliti.
Perbedaannya terdapat pada tahun atau periode penelitian yang dilakukan.
B. Tinjauan Teori
1. Lembaga perbankan
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan
Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk menyalurkan dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa bank merupakan
suatu lembaga perantara bagi pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang kekurangan dana. Bank menerima simpanan dana dari pihakpihak yang memiliki kelebihan dana (misalnya dalam bentuk tabungan
atau deposito) dan menyalurkannya kepada pihak yang memerlukan dana
dalam bentuk pinjaman.
Pihak yang memiliki dana akan menerima tingkat pengembalian
tertentu dari bank sebagai imbalannya yang dikenal dengan bunga
(interest). Di pihak lain, yang menggunakan dana dari pihak bank harus
membayar bunga kepada bank, sehingga bank akan memperoleh
keuntungan dari selisih hasil bunga yang diterima (dari kredit yang
diberikan) dengan bunga yang dibayarkan kepada para deposan atau
penabung.
Dengan adanya suntikan dana dalam bentuk kredit, maka sektor
yang mengalami defisit dapat mengadakan investasi baru atau untuk
membiayai modal kerjanya, dengan demikian kegiatan perekonomian
dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga taraf kehidupan
masyarakatpun juga akan dapat ditingkatkan.
a. Sumber dana bank
Menurut Siamat (2001:84), dana bank adalah uang tunai yang
dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu
dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari
modal bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan
atau dipercayakan pada bank yang sewaktu-waktu akan dapat diambil
kembali, baik sekaligus maupun berangsur-angsur.
Menurut Santoso (1996), dana-dana bank yang digunakan sebagai
alat bagi operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai
berikut:
1) Dana sendiri (dana pihak kesatu) adalah dana modal sendiri yang
berasal dari pemegang saham bank atau pemilik bank. Dana sendiri
terdiri dari modal disetor, cadangan-cadangan, dan laba ditahan.
2) Dana pinjaman dari pihak luar bank (dana pihak kedua) yang berasal
dari pihak yang memberikan pinjaman kepada bank, yang terdiri
dari pinjaman bank lain didalam negeri, pinjaman dari bank atau
lembaga keuangan diluar negeri, pinjaman dari lembaga keuangan
bukan bank, dari pinjaman dari bank sentral.
3) Dana masyarakat (dana pihak ketiga) adalah dana yang berasal dari
masyarakat baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh
bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan
yang dimiliki oleh bank. Yang terdiri dari giro (demand deposit),
deposito (time Deposit), dan tabungan (saving).
2. Penilaian kinerja keuangan bank
Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan
dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya sehingga akan
diperoleh rasio-rasio keuangan yang akan memperlihatkan posisi dan
kondisi keuangan suatu bank pada periode tertentu. Laporan keuangan
prestasi historis dari suatu perusahaan bersama dengan analisis bisnis dan
ekonomis yang memberikan dasar untuk membuat proyeksi dan
peramalan untuk masa depan (Westo & Copeland, 1990).
3. Profitabilitas
Profitabilitas berasal dari kata profit dan ability. Dalam konteks
bisnis, profit berarti pendapatan yang diterima dari suatu kegiatan yang
diterima dari suatu kegiatan bisnis setelah dikurangi biaya-biaya yang
relevan. Sedangkan ability berarti kemampuan perusahaan untuk
melakukan sesuatu. Jadi yang dimaksud dengan profitabilitas adalah
kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba.
Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah untuk memperoleh
keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan
kepada masyarakat. Bagi pemilik saham, penanaman modal pada bank
bertujuan
untuk
memperoleh
penghasilan
berupa
deviden
atau
meningkatkan harga pasar saham yang dimilikinya.
Bank yang dapat selalu menjaga kinerjanya dengan baik terutama
tingkat profitabilitasnya yang tinggi dan mampu membagi deviden dengan
baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat
memenuhi ketentuan dengan baik, maka ada kemungkinan nilai saham
dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana pihak
ketiga yang berhasil dikumpulkan akan baik. Kenaikan nilai saham dan
jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya
kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan. Kepercayaan
dan loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang sangat
membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun
strategi bisnis yang baik.
Menurut Caves (1992), kinerja perbankan dapat diukur dengan
menggunakan:
a. Rata-rata tingkat bunga pinjaman
b. Rata-rata tingkat bunga simpanan
c. Profitabilitas perbankan
Gilbert (1994), dalam surveynya terhadap beberapa penelitian
mengambil kesimpulan bahwa tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga
simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan menimbulkan
masalah. Apabila tingkat bunga pinjaman yang digunakan sebagai ukuran
kinerja, kemungkinan ukuran tersebut akan bias, karena rata-rata tingkat
bunga pinjaman akan tergantung pada portofolio pinjaman bank. Begitu
juga dengan rata-rata tingkat bunga simpanan tergantung pada distribusi
jatuh temponya bermacam-macam simpanan.
Dalam analisis tentang profitabilitas bank, rasio Return On Asset
(ROA) merupakan hal yang paling efektif sebagai dasar analisis untuk
mengetahui kinerja suatu perbankan di dalam pemberdayaan seluruh
sumber daya yang dimilikinya (aset) untuk menghasilkan profit yang
maksimum. Dalam dunia perbankan, tingkat besar kecilnya ROA dapat
dipengaruhi beberapa variabel pembentuknya. Variabel-variabel tersebut
memiliki fungsi sendiri-sendiri di dalam mempengaruhi kinerja suatu bank
(ROA). Dengan memadukan kesemua variabel tersebut, maka akan dapat
diketahui pengaruh terbesar atau dominasi atas suatu variabel terhadap
profitabilitas bank.
4. Variabel yang mempengaruhi profitabilitas
Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa besar kecilnya
rasio Return On Asset (ROA) di pengaruhi oleh beberapa variabel
termasuk beberapa variabel yang di analisis dalam penelitian ini yaitu:
pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal, efisiensi, likuiditas,
dan klasifikasi bank.
Variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas bank antara lain :
1. Pangsa Pasar dan Dana Pihak Ketiga Yang Dihimpun Oleh Bank.
Dana masyarakat merupakan sumber dana terbesar bagi bank.
Hal itu dikaitkan dengan peranan bank sebagai perantara masyarakat
dan agen masyarakat. Dana yang berasal dari simpanan masyarakat
(dana pihak ketiga) dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito adalah
sumber pembiayaan kredit terbesar bagi bank.
Meraih atau membangun pangsa pasar merupakan strategi
ofensif yang ditujukan untuk memperbaiki posisi pasar dengan cara
merebut
pangsa
pasar
pesaing.
Berbagai
penelitian
empiris
menunjukkan bahwa sekalipun strategi ini beresiko dan berbiaya
tinggi, namun bila diterapkan pada situasi yang tepat akan
memberikan hasil yang optimal.
Pangsa diukur dari dan pihak ketiga yang dihimpun oleh
masing-masing bank dibagi dengan dana pihak ketiga total bank.
Rasio ini mencerminkan posisi perusahaan dalam persaingan pasar.
Van Horne (1992) mengemukakan bahwa pangsa pasar yang luas akan
mempersempit peluang pasar bagi pesaing dan pendatang baru yang
ingin memasuki industri. Jadi semakin tinggi rasio ini, cenderung
semakin menguntungkan bagi perusahaan.
Menurut Sinungan (1997), semakin meningkat pangsa pasar
dana pihak ketiga, semakin meningkat kredit yang diberikan.
Meningkatnya kapasitas kredit menyebabkan perolehan pendapatan
bunga meningkat sehingga laba yang diperoleh bank juga meningkat.
2. Kecukupan Modal (Capital Adequacy Rasio/ CAR).
Jumlah modal suatu bank memegang peranan penting. Modal
bank tidak hanya berperan sebagai dana yang siap dioperasikan tetapi
juga merupakan faktor yang kritis dalam mempertimbangkan
hubungan antara risiko-hasil (return-risk trade off). Disamping itu,
modal bank juga berperan dalam menentukan pertumbuhan kegiatan
usaha suatu bank. Bank tidak dapat tumbuh tanpa dukungan modal
minimal yang telah ditetapkan. Kenaikan aktiva harus didukung oleh
kenaikan modal agar bank tersebut memberikan hasil yang optimal
bagi pemiliknya dan dipercaya oleh nasabahnya.
Menurut Dendawijaya (2001), Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank
yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman, dan sebagainya. Menurut Mulyono (1999),
CAR digunakan untuk menunjukkan kemampuan permodalan bank
untuk menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan
beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga.
Capital Adequacy atau kecukupan modal merupakan faktor
yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan
menampung
kerugian,
sehingga
semakin
tinggi
nilai
CAR
mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup
baik dalam menunjang kebutuhannya, sehingga kenaikan rasio CAR
akan diikuti oleh pemenuhan laba yang lebih baik pula karena dengan
naiknya CAR membuat bank lebih leluasa dalam mengembangkan
usahanya dan lebih baik dalam menampung kemungkinan adanya
risiko kerugian (Susilo, 2000).
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan
termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit
sebesar 8%. Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh
BIS (Bank for International Settlement).
3. Efisiensi.
Efisiensi merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan tersebut.
Efisiensi merupakan suatu ukuran yang membandingkan nilai output
dari suatu proses dengan nilai inputnya. Proses dalam suatu sistem
dikatakan efisien bilamana nilai outputnya melebihi nilai inputnya,
sehingga sumber daya dalam suatu system akan terjaga kelangsungan
operasionalnya (Menipaz, 1984).
Jika semakin tidak efisien suatu bank dalam mengelola
usahanya yang ditandai dengan meningkatnya BOPO, maka akan
semakin
kecil
pula
kemungkinan
bank
untuk
menghasilkan
keuntungan yang maksimal sehingga akan memperkecil rasio
profitabilitasnya.
Dengan
kata
lain,
semakin
tinggi
BOPO
mengindikasikan bahwa biaya operasionalnya semakin tinggi, dan
semakin tinggi biaya operasionalnya maka akan semakin rendah
tingkat labanya (Mulyono, 1999).
4. Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid jika bank dapat memenuhi
kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali deposannya
serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi
penangguhan. Tingkat likuiditas bank dapat dilihat dari rasio LDR
(Loan to Deposit Ratio). LDR merupakan perbandingan antara seluruh
jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank
(Dendawijaya, 2001). Dengan kata lain, LDR digunakan untuk
mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk
kredit.
Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa bank meminjamkan
seluruh dananya atau relatif tidak likuid. Sebaliknya rasio yang rendah
menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang
siap untuk dipinjamkan. Oleh karena itu, rasio ini juga dapat untuk
memberi isyarat apakah suatu pinjaman masih dapat mengalami
ekspansi atau sebaliknya dibatasi.
Jika bank mempunyai LDR yang terlalu kecil maka bank akan
kesulitan untuk menutup simpanan nasabah dengan jumlah kredit yang
ada, sehingga bank akan dibebani dengan bunga simpanan yang besar
sementara bunga dari pinjaman yang telah diterima oleh bank terlalu
sedikit. Jika bank mempunyai LDR yang sangat tinggi, maka bank
akan mempunyai risiko tidak tertagihnya pinjaman yang tinggi pada
titik tertentu bank akan mengalami kerugian (Susilo, 2000). Oleh
karenanya Bank Indonesia telah menetapkan standar untuk LDR yaitu
berkisar antara 85 % sampai dengan 100%. Dengan demikian jika
bank mempunyai LDR terlalu rendah atau terlalu tinggi maka bank
akan sulit untuk meningkatkan labanya.
5. Klasifikasi Bank.
Berdasarkan kepemilikan modalnya, bank-bank di Indonesia
dibagi empat yaitu :
a.
Bank pemerintah, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki
pemerintah atau Negara. contohnya: BRI, BNI 46, Bank Mandiri,
dan lain-lain yang mana sekarang telah dikelola secara swasta.
b. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki
pihak swasta. Contohnya: BII, BCA, Lippo Bank, Bank Danamon,
dan lain-lain. Bank swasta nasional ini dibagi lagi menjadi dua
yaitu:
1) Bank Devisa, yaitu bank yang dapat mengadakan transaksi
seperti ekspor-impor, jual beli valuta asing, dan lain-lain.
2) Bank Non-Devisa, yaitu bank yang tidak dapat mengadakan
transaksi internasional.
c. Bank Asing yaitu bank yang sahamnya dimiliki pihak asing. Untuk
ini mereka hanya membuka cabang di Indonesia dan kantor pusat
berada diluar negeri. Contoh: Citibank, Chase Manhatan, dan lainlain.
d. Bank Campuran yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh
pihak swasta nasional dan sebagian lagi dimiliki oleh pihak asing.
Contoh: Fuji Internasional Bank (Bank Internasional Indonesia
dengan F uji Bank Jepang).
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan konsep analisis kinerja (ROA) yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka penelitian yang akan dilakukan beserta penggunaan
variabel-variabel di dalam objek penelitian dapat disederhanakan untuk
menjelaskan arah dan tujuan atas penelitian ini melalui kerangka konseptual
berikut :
Pangsa Pasar Dana Pihak
Ketiga (MSDN)
Perbankan
Nasional
(Go Publik)
Analisis
Kinerja
(ROA)
Kecukupan Modal (CAR)
Efisiensi (BOPO)
Likuiditas (LDR)
Klasifikasi Bank (OWNER)
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Sumber : Analisis Profitabilitas Bank di Indonesia, Nurlita dewi Pramono
dan Wildan Syaftri (2004).
Keterangan:
Berdasarkan tinjauan pustaka serta permasalahan yang telah di
kemukakan pada tulisan di atas, sebagai dasar untuk merumuskan sebuah
hipotesis, berikut ini di paparkan kerangka konseptual yang menjadi topik
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini ingin mencoba mengamati
fenomena yang ada dalam sebuah perbankan nasional, khususnya yang go
public terkait dengan kondisi keuangan yang diproyeksikan oleh sebuah
ukuran rasio yaitu Return On Asset (ROA). Dalam beberapa penelitian
menunjukkan bahwa besar kecilnya rasio Return On Asset (ROA) di
pengaruhi oleh beberapa variabel termasuk beberapa variabel yang di
analisis dalam penelitian ini yaitu: pangsa pasar dana pihak ketiga,
kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, dan klasifikasi bank.
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual di atas, maka
penelitian ini dapat di rumuskan hipotesis :
Hi
= Pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal, likuiditas,
efisiensi, dan klasifikasi bank berpengaruh terhadap profitabilitas
bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.
Hi 1 = Pangsa pasar dana pihak ketiga berpengaruh terhadap profitabilitas
bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.
Hi 2 = Kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang go
public di Bursa Efek Jakarta.
Hi 3 = Efisiensi berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang go public di
Bursa Efek Jakarta.
Hi 4 = Likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang go public di
Bursa Efek Jakarta.
Hi 5 = Klasifikasi bank berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank
yang go public di Bursa Efek Jakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berupa studi kasus, yaitu permasalahan yang
ditentukan dalam penelitian merupakan masalah yang terjadi pada sample
penelitian itu sendiri yaitu bank-bank yang go public di BEJ, dan
pemecahannya juga dilakukan oleh perusahaan obyek penelitian yang
bersangkutan. Studi kasus ini digunakan untuk menjelaskan permasalahanpermasalahan yang terjadi dan pemecahan masalah tersebut berdasarkan datadata yang ada sesuai dengan yang diteliti pada bank-bank yang go public
tersebut.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data kuantitatif berupa laporan keuangan bank-bank yang go public di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2001-2005. Sumber data diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara yaitu Pojok Bursa Efek Jakarta
(Pojok BEJ) Universitas Muhammadiyah Malang.
C. Teknik Pengumpulan data
Teknik yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan
cara mengumpulkan, mencatat dan atau memfotocopy dari arsip maupun
dokumentasi perusahaan yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Cara yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian
adalah dengan cara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh bank yang go public di Bursa Efek Jakarta pada tahun
2001-2005 yang berjumlah 25 bank.
Sampel dipilih secara purposive sampling yaitu pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta selama tahun 2001-2005.
2. Menerbitkan laporan keuangan lima tahun berturut-turut selama tahun
2001-2005.
3. Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir 31
Desember. Hal ini untuk menghindari pengaruh parsial dalam
perhitungan rasio keuangan.
4. Bergerak dalam kelompok industri yang sama yaitu perbankan.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasionalnya
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang
diukur dengan ROA. Variabel independen terdiri dari pangsa pasar dana pihak
ketiga, kecukupan modal, efisiensi, likuiditas dan klasifikasi bank. Variabelvariabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Return On Asset (ROA).
Perbandingan antara laba setelah pajak yang diperoleh dengan
nilai aktiva, yang dihitung setiap periode yaitu selama satu tahun.
ROA = Net profit / Total Asset
2. Pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN).
Perbandingan antara jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun
masing-masing bank dengan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun
seluruh bank.
MSDN = Total dana pihak ketiga bank / Dana pihak ketiga total bank
3. Kecukupan modal, diukur dari Capital Adequacy Ratio (CAR).
Rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko.
CAR = Total Aktiva Beresiko / Modal Keseluruhan Bank
4. Efisiensi, diukur dari (BOPO).
Rasio biaya operasional, yang merupakan perbandingan
jumlah nilai output yang dihasilkan dengan nilai inputnya.
BOPO = Nilai Output / Nilai Input
5. Likuiditas, diukur dari Loan to Deposit Ratio (LDR).
Rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima oleh bank.
LDR = Total kredit / Dana yang diterima bank
6. Klasifikasi bank (OWNER).
Variabel dummy, bernilai 1 jika merupakan bank pemerintah
dan bernilai 0 jika bank swasta.
E. Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif yaitu dengan menggunakan model regresi linier berganda (multiple
linier regression method). Bentuk rumusan matematik dari analisis regresi
linier berganda yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (bebas) yaitu pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal,
efisiensi, likuiditas, klasifikasi bank terhadap variabel dependen (terikat) yaitu
ROA adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Keterangan :
Y
= Return On Asset
a
= Konstanta/intercep
b1...b5 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen
X1
= Pangsa pasar dana pihak ketiga
X2
= Capital Adequacy Ration
X3
= Rasio biaya operasional per pendapatan operasional
X4
= Loans to Deposit Ration
X5
= Variabel dummy untuk mengetahui klasifikasi bank, apakah
termasuk bank pemerintah atau swasta
e
= Variabel penggangu.
Teknik estimasi variabel dependen (terikat) yang melandasi analisis
regresi disebut ordinary least squares (pangkat kuadrat terkecil biasa). Inti
metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan
meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis
tersebut.
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan program komputer
Statistic SPSS 10.0 (Statistical Package for the Sosial Science Versi 10.00).
salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah
terpenuhinya asumsik klasik. Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak
bias dan efisien (Best Liniar Unbias Estimator/BLUE) dari satu persamaan
regresi berganda dengan metode pangkat kuadrat terkecil (Ordinary Least
Squares/OLS) perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi
yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Adapun langkahlangkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas, untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah disribusi data
normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas digunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria apabila Asymp. Sig (2-tailed) atau
profitabilitas diatas 0,05 maka distribusi data adalah normal (Singgi
Santoso,2000:32).
2. Uji Asumsi Klasik
Agar model regresi berganda dapat digunakan dan memberikan
hasil yang representatif (Blue-Best, linier, Unblased, Estimation) maka
persamaan tersebut harus dapat memenuhi beberapa asumsi klasik yaitu
tidak terjadi multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas serta
memenuhi asumsi normalitas (Gujarati, 1988).
a. Uji Multikolinearitas, untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi
korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen (Singgi Santoso, 2000:76). Metode yang di
gunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dalam
penelitian ini dengan menggunakan VIF (Variant Inflation Factor)
dengan rumus sebagai berikut:
VIF =
1
(1  Rxt )
2
atau VIF = 1/tolerance
Pada umumnya jika VIF >5, maka variabel tersebut mempunyai
persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lainnya
(Santoso, 2001:357)
b. Uji Autokorelasi, untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu
saja model korelasi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin Waston Test sebagai berikut (Singgi Santoso, 2002:82):
 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
 Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
c. Uji Heterokedastisitas adalah bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Uji
heterokedastisitas menggunakan park test dengan ketentuan.
1). Jika signifikan < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas.
2). Jika signifikan > 0,05 maka bebas dari unsur heterokedastisitas.
(Menurut Santoso, 2002:75).
3. Uji Hipotesis
Pendekatan yang diperlukan dalam pengujian variabel-variabel yang
mempengaruhi yaitu pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal,
efisiensi, likuiditas, klasifikasi bank adalah uji signifikan. Signifikan
secara umum merupakan suatu prosedur untuk memeriksa benar atau
tidaknya suatu hipotesis nol.
a. Uji F digunakan untuk melihat signifikansi secara statistik
pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel
dependen.
1) H0: b1-b5 = 0
Tidak ada pengaruh secara simultan variabel
independen (ukuran Pangsa pasar dana pihak ketiga, Rasio
biaya operasional per pendapatan operasional, Capital
adequacy ratio, Loans to deposit ratio, Variabel dummy
untuk mengetahui klasifikasi bank, apakah termasuk bank
pemerintah atau swasta) terhadap variabel dependen (Return
on Asset).
H1: b1-b5  0
Ada pengaruh secara simultan variabel independen
(ukuran Pangsa pasar dana pihak ketiga, Rasio biaya
operasional per pendapatan operasional, Capital adequacy
ratio, Loans to deposit ratio, Variabel dummy untuk
mengetahui
klasifikasi
bank,
apakah
termasuk
bank
pemerintah atau swasta) terhadap variabel dependen (Return
on Asset).
2)  = 0,05
R2
3) Fhitung=
(1  R )
k
2
n  k 1
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
n = Jumlah Sampel
k= Jumlah Variabel Independen
F= Nilai Fhitung
4). - Signifikansi F > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tidak ada pengaruh secara simultan variabel
independen terhadap variabel dependen.
- Jika signifikansi F < 0,05, maka H0 ditolak dan
H1
diterima, artinya ada pengaruh secara simultan variabel
independen terhadap variabel dependen.
b. Koefisien Diterminasi (R2)
Untuk mengetahui hubungan variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama-bersama antara 0 dan 1
(0  R2  1). Semakin tinggi R2 suatu regresi maka semakin baik
regresi tersebut, dan semakin kecil R2 berarti persamaan regresi
tersebut tidak dapat diterima, artinya variabel independen yang
ditentukan tidak mampu menjelaskan variasi perubahan variabel
dependen.
Rumus R dapat ditulis :
N  XY   X  Y
R2 =
n X 2  ( X ) 2 n Y 2  ( Y ) 2
c. Uji t digunakan untuk melihat kuat atau tidaknya pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen.
1) H0 : bi = 0
Tidak ada pengaruh secara parsial variabel independen
(ukuran Pangsa pasar dana pihak ketiga, Rasio biaya
operasional per pendapatan operasional, Capital adequacy
ratio, Loans to deposit ratio, Variabel dummy untuk
mengetahui
klasifikasi
bank,
apakah
termasuk
bank
pemerintah atau swasta) terhadap variabel dependen (Return
on Asset).
H1: bi  0
Ada pengaruh secara parsial variabel independen
(ukuran
Pangsa pasar dana pihak ketiga, Rasio biaya
operasional per pendapatan operasional, Capital adequacy
ratio, Loans to deposit ratio, Variabel dummy untuk
mengetahui klasifikasi bank, apakah termasuk bank
pemerintah atau swasta) terhadap variabel dependen
(Return on Asset).
2) α = 0,05
3) thitung = bi / Sbi
Keterangan :
bi = koefisien
Sbi = Standar error koefisien regresi
4) – Jika signifikansi t >0,05, maka H0 diterima, dan H1 ditolak
yang artinya tidak ada pengaruh secara parsial variabel
independen terhadap variabel dependen.
- Jika Signifikansi t < 0,05, maka H0, ditolak dan H1 diterima
yang
artinya
ada
pengaruh
secara
independen terhadap variabel dependen.
parsial
variabel
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit
Universitas Muhammadiyah Malang.
Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Caves. 1982. Structure Conduct Ferformance. Fifth Edition Prentice Hall,
International Inc, New Jersey.
Gilberth R. 1984. Bank Market Structure and Competition: A Survey, Journal
Of Economic and Statistic, XLIX. August.
Gujarati, Damodar. 1998. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain,
Erlangga Jakarta.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT./ Raja Grafindo Persada Jakarta.
Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Menipaz, Uhud. 1984. Essentials of Production and Operation. Englewood
Clifts, Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Mudrajad Kuncoro. 1994. Deregulasi Perbankan di Indonesia: Tinjauan dan
Implikasinya bagi PJP II. Prisma Februari.
Nurlita dewi Pramono dan Wildan Syaftri. 2004. Analisis Profitabilitas Bank di
Indonesia.
Ruddy Tri Santoso. 1996. Mengenal Dunia Perbankan. Andi Offset,
Yogyakarta.
Santoso. 2001. SPSS Versi 10. Mengelola Data Statistik. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. FEUI, Jakarta.
Sri Susilo, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat,
BPFE, Yogyakarta.
Teguh Pujo Mulyono. 1999. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan.
Djambatan, Jakarta.
Weston, J. Fred and Copeland, Thomas E. 1990. Manajerial Finance. Eight
Edition, Dryden Press.
Zainuddin dan Jogiyanto Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Vol.2, No.1, Januari.
Download