UJI EFISIENSI BENTUK SETENGAH KUAT DIBURSA EFEK JAKARTA Eka Handriani Nunung Ghoniyah Abstrak Efisiensi pasar modal adalah merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam menilai kinerja pasar modal. Efisiensi pasar terdiri dari tiga bentuk / tingkatan untuk menyatakan pasar modal efisien. Yaitu : (weak form efficiency, semi strong efficiency, strong form efficiency) . weak form efficiency adalah suatu keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga yang lalu. Semi strong form efficiency adalah suatu keadaan dimana harga harga yang terjadi hanya mencerminkan harga diwaktu yang lalu, tetapi mencerminkan satu informasi yang dipublikasikan misalnya : pengumuman earning, laporan keuangan, pemecah saham, manajer dan sebagainya. Strong form efficiency adalah suatu keadaan dimana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Apakah bursa efek jakarta efisien dalam bentuk setengah kuat ? populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham biasa yang listing di bursa efek jakarta sampai tahun 2003. Populasi berjumlah 300 saham. Sedangkan sampel diambil sebanyak 36 saham, yang kemudian menjadi 264 observasi untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan pengumuman dividen, dan sebanyak 85 saham menjadi 360 observasi untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan pengumuman earning. Untuk mengetahui apakah pasar modal berada pada bentuk setengah kuat, maka untuk menajwab permasalahan yang berkaitan dengan pengumuman dividen, pengumuman dividen dikelompokkan menjadi dividen naik, dividen tetap dan dividen turun. Selanjutnya kelompok ini dibagi lagi dalam dua (2) bagian, yaitu pengumuman earning mendahului pengumuman dividen dan pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen. Hasil pengujian efisiensi pasar modal indonesia bentuk setengah kuat atau semi strong form efficiency secara umum memberikan kesimpulan bahwa setelah pengumuman dividen maupun setelah pengumuman earning (AAR) berbeda dengan nol. Berarti bahwa bursa efek jakarta efisien dalam bentuk setengah kuat. Kata Kuci : Kinerja pasar modal, pengumuman earning, efisiensi bentuk setengah kuat. 1. 2 Dosen pada Fakultas Ekonomi Undaris Ungaran . Dosen pada Fakultas Ekonomi Unissula Semarang Pendahuluan Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wahana untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Hal ini berarti bahwa dalam pasar modal terdapat dua pihak yang berkepentingan. Yaitu pemodal dan emiten. Pemodal sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternative investasi pada financial assets. Sedangkan eminten sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat memperoleh alternative dana eksternal jangka panjang. Untuk beriinvestasi pada financial asset tersebut hendaknya pemodal mengethui tingkat efisiensinya. Menurut fama dalam muntamimah (Elton dan Gruber, 1995) terdapat 3 (tiga) bentuk / tingkatan untuk menyatakan bahwa pasar modal efisien, yaitu : efisien bentuk lemah (weak form efficiency), efisien bentuk setengah kuat (semi form efficiency) dan afisiensi bentuk kuat (strong form efficiency). weak form efficiency adalah suatru keadaan dimana harga- harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga yang lalu. semi form efficiency adalah suatu keadaan dimana harga-harga yang terjadi bukan hanya mencerminkan harga diwaktu yang lalu, tetapi mencerminkan suatu informasi yang dipublikasikan. Informasi yang dipublikasikan misalnya : pengumuman earning, laporan keuangan, pemecahan saham, merger dan sebagainya. Strong form efficiency adalah suatu keadaan dimana harga tidak hanya mencerminkan suatu informasi yang dupublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari annalisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Fama, fisher, jansen dan Roll (Fuller dan Farrelm, dalam muntamimah (1998) mwnguji : 490 Stocks splits pada New York Stock Exchange dari tahun 1927-1959. Perilaku harga saham yang diuuji adalah pada periode 29 bulan sebelum dan 29 bulan setelah Stocks Splits. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah stock splits tidak lagi terjadi peningkatan CAR, tetapi peningkatan CAR terjadi sebelum dilakukan Stocks Splits. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa efisiensi bentuk setengah kuat di New York Stocks Exchange terbukti. Ball dan brown dalam agus 1991 menguji dampak penurunan earning . mereka mengklarifikasi perusahaan kedalam dua kelompok, yaitu perusahaan dengan earning yang naik dan perusahaan dengan earning yang turun. Hasil mereka menunjukkan bahwa sebelum pengumuman kenaikan earning, abnormal return negative. Kemudian setelah pengumuman terjadi peningkatan earning maupun pengumuman setelah penurunan earning, keduanya menunjukkan return yang normal. Hal ini mendukung terbuktinya hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat. Pengujian efisiensi bentuk setengah kuat dalam penelitian ini didasarkan pada pasar modal diindonesia termasuk dalam kelompok emerging capital market. Artinya pasar modal yang baru berkembang dari Negara-negara yang sedang berkembang atau Negara-negara industry baru (Na’im, 1996). Dalam penelitian inipengujian efisiensi bentuk setengah kuat menggunakan metode event study. Event yang dipilih adalah pengumuman dividen, pengumuman earning dengan melakukan pengelompokkan antara pengumuman dividen naik, pengumuman dividen tetap dan pengumuman dividen turun. Serta memisahkan antara tanggal pengumuman dividend an tanggal pengumuman earning. Berdasarkan ulasan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut (1) apakah para pemodal memperoleh abnormal return dengan adanya pengumuman dividen yang naik, tetap dan turun baik untuk kelompok earning mendahului pengumuman dividen maupun kelompok pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen ? (2) apakah para pemodal memperoleh abnormal return dengan adanya pengumuman earning yang naik, dan turun baik untuk kelompok pengumuman earning mendahului pengumuman dividen mapun kelompok pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen ? adapun tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menguji apakah para pemodal memperoleh abnormal return dengan adanya pengumuman dividen yang naik, tetap dan turun untuk kelompok earning mendahului pengumuman dividen maupun kelompok pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen ? (2) untuk menguji apakah para pemodal memperoleh abnormal return dengan adanya pengumuman earning yang naik dan turun, baik untuk kelompok pengumuman earning mendahului pengumuman dividen maupun kelompok pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen ? setelah tujuan penelitian ini tercapai maka hasil penelitian ini adapat digunakan untuk (1) pelaku pasar modal (pemodal, BEJ, emiten dan pialang) sehingga diaharpkan mereka dapat melakukan analisis investasi dengan baik di bursa efek Jakarta. (2) mengetahui tingkat efisiensi pasar modal , diharapkan menjadi bahan pertimbangan atau masukan bagi bappepam atau masukan bagi bappepan danBEJ untuk membuat kebijakan kedepan bagi para akademisi tentang penerapan hipotesis pasar yang efisien di Bursa efek Jakarta. Telaah Pustaka Pasar Modal Pasar modal sering disamakan dengan pasar uang, padahal keduanya memiliki perbedaan. Secara prinsip. Pasar modal atau capital market adalah pasar keuangan untuk dana dana jangka panjang dan dalam arti sempit merupakan pasar nyata. Sementara pasar uang atau money market berkaitan dengan instrument keuangan jangka –pendek dan merupakan pasar tidak nyata. Menurut David L. Scoot (1998;48) pengertian pasar modal adalah ; “pasar untuk dana jangka panjang dimana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan”. Bentuk- bentuk efisiensi pasar modal Berdasarkan jenis informasi yang digunakan, Fama (Elton dan Gruber, 1995) mendefinisikan 3 (tiga) bentuk efisiensi pasar modal yaitu : Weak form Efficiency Weak form Efficiency (Efisiensi bentuk Lemah) adalah suatu keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga diwaktu yang lalu. Dalam kondisi ini tidak ada seorang pemodal pun yang bisa memperoleh keuntungan diatas normal dengan menggunakan trading rule yang didasarkan pada informasi harga diwaktu yang lalu. Perubahan harga lalu yang tidak dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan harga dimasa yang akan dating ditunjukkan oleh perubahan harga yang berpola acak. Semi Strong Efficiency Semi Strong Efficiency (efisien bentuk setengah kuat) adalah suatu kondisi dimana hargaharga yang terjadi tidak hanya mencerminkan harga-harga diwaktu yang lalu, tetapi juga mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa : pengumuman earning dan pengumuman dividen, pemecahan saham, merger dan sebagainya. Dalam kondisi ini , harga yang terjadi adalah harga yang wajar. Dan tidak ada seorang pemodal atau sekelompok pemodal yang dapat memperoleh keuntungan diatas normal (abnormal return). Karena dalam kondisi efisien , semua pemodal mampu mengakses informasi secara cepat dan benar. Sebagai contoh misalnya seorang pemodal Mr.X berdasarkan informasi bahwa dividen tahun ini akan meningkat . maka dia memutuskan untuk membeli saham tersebut. Tetapi karena pemodal lain juga ternyata sudah mengetahui informasi tersebut, maka pemodal Mr. X tadi tidak mungkin akan dapat memperoleh abnormal retun. Meraka hanya memperoleh return sesuai dengan yang mereka harapkan. Untuk mengetahui apakah pasar modal bersada pada bentuk setengah kuat, maka perlu dicari abnormal return dengan menggunakan indeks tunggal, model indeks berganda atau CAPM. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah para pemodal masih bisa memperoleh abnormal return segera setelah informasi dipublikasikan. Strong Form Efficiency Dalam efisiensi pasar modal bentuk kuat ini, harga saham tidak hanya mencerminkan informasi yang dipublikasikan saja . akan tetapi juga mencerminkan informasi yang tidak dipublikasikan yang dikenal dengan insider information . insider information artinya bahwa yang mempunyai informasi tersebut adalah pihak –pihak dalam perusahaan. Misalnya perusahaan baru saja mendapat pesanan dalam jumlah besar dan teratur dari pihak tertentu atas produk perusahaan, sehingga diperkirakan laba perusahaan akan meningkat tajam yang selanjutnya akan dapat meningkatkan harga saham. Dalam pasar yang efisien bentuk ini, harga akan menyesuaikan secara cepat, sehingga tidak ada seorang pemodalpun yang bisa memperoleh keuntungan diatas normal. Kebanyakan pengujian dalam bentuk ini dilakukan terhadeap prestasi berbagai portofolio yang dikelola secara professional . penelitian-penelitian ini menujukkan bahwa setelah kita mempertimbangkan perbedaan risiko,tidak ada satu lembagapun yang mampu menggunguli pasar secara konsisten dan bahkan perbedaan prestasi masing-masing portofolio tidaklah lebih besar dari apa yang kita harapkan secara kebetulan. Penelitian-penelitian terdahulu Pengujian efisiensi pasar modal bentuk setengah kuat sudah pernah dilakukan baik di luar negeri maupun dalam negeri. Fama, Fisher, Jensen dan Roll dalam muntamimah. (Fuller dan Farrel) menguji 490 stocks split new York stocks exchange dari tahun 1927-1959). Perilaku harga saham yang diuji adalah pada periode 29 bulan sebelum dan 29 bulaa setelah stock splits. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah stock splits tidak lagi terjadi peningkatan CAR, tetapi peningkatan CAR terjadi sebelum dilakukan Stock splits. Hal ini berarti para pemodal sudah melakukan antisipasi terhadap kemungkina saham tersebut di splits. Temuan ini mendukung hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat. Hanafi dan husman (1991) meneliti efisiensi pasar modal bentuk setengah kuat. Mereka menggunakan informasi harga saham perdana (emisi) masa pasca deregulasi. (Khususnya selama tahun 1990). Untuk menaksir besarnya abnormal return digunakan model indeks tunggal. Mereka menemukan bahwa para pemodal masih memperoleh abnormal return pada saat setelah masuk ke pasar sekunder. Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa efisensi informasi pasar modal Indonesia dalam bentuk setengah kuat masih belum terpenuhi. Amsari (1993) melakukan penelitian mengenai pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham di BEJ. Data yang digunakan adalah harga saham harian dan IHSG harian. Sampel yang diambil 47 saham dari 57 saham yang tercatat di Bursa Efek Jakartab akhir tahun 1989. Dividen dibagi menjadi 3 (tiga ) kelompok, yaitu : dividen naik,dividen tetap dan dividen turun. Model yang digunakan untuk menaksir besarnya abnormal return adalah model indeks tunggal. Hasilnya menunjukkan bahwa pengumuman dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham di BEJ. Harjito (1995) telah menguji kembali efisensi bentuk lemah dan setengah kuat di bursa efek jakarta. Periode pengamatannya dimulai 1992-1994. Saham yang menjadi sampel berjumlah 60 saham. Data yang digunakan adalah data harga saham mingguan, indeks harga saham mingguan dan tanggal pengumuman dividen selama periode pengamatan. Untuk menguji efisiensi bentuk lemah digunakan uji korelasi seri atau uji otokorelasi , sedangkan untuk menguji efisiensi bentuk setengah kuat digunakan tes abnormal return. Hasilnya menunjukkan bahwa: a) tidak terjadi ketergantungan perubahan harga saham saat ini dengan perubahan harga saham sebelumnya; b) perubahan harga yang terjadi di bursa efek jakarta bersifat random. Hasil kedua pengujian tersebut menunjukkan bahwa bursa efek jakarta telah efisien dalam bentuk lemah selama periode 1992-1994; c) para pemodel masih memperoleh abnormal return dengan adanya informasi pengumuman dividen berarti Bursa Efek Jakarta belum efisien dalam bentuk semi kuat selama periode 1992-1994. Penelitian efisiensi pasar untuk mengukur kinerja pasar modal pernah dilakukan oleh muntamimah (1996) di Bursa Efek Jakarta. Penelitian tersebut menguji apakah para pemodal memperoleh abnormal return dengan adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning. Dengan kata lain, apakah bursa efek Jakarta efisien dalam bentuk setengah kuat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 55 saham yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, periode pengamatannya adalah tahun 1995-1996. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan tes abnormal return yang dapat dicari dengan menggunakan indeks tunggal. Hasil analisis menunjukkan bahwa para pemodel masih memperoleh abnormal return dengan adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning atau harga sekuritas tidak mencerminkan informasi mengenai pengumuman dividen dan pengumuman earning. Pengujian efisiensi pasar modal masih tetap relevan untuk saat ini maupun saat mendatang untuk mengukur kinerja pasar modal secara informasional. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Devinisi operasional Variabel masing-masing dalam penelitian ini adalah : 1. Harga saham dalam penelitian ini adalah harga saham harian tiap saham (sampel) yang terjadi selama periode pengamatan dan harga pasar saham harian yang ditunjukkan oleh besarnya indeks Harga Saham Gabungan harian selama periode pengamatan. 2. Abnormal Return yang merupakan selisih antara return aktual dengan return yang diharapkan. Apabila abnormal return positif, berarti return aktual lebih besar dari return yang diharapkan. Sedangkan abnormal return negatif terjadi apabila return aktual lebih kecil dari return yang diharapkan. Pasar modal efisien bentuk setengah kuat terbukti pada saat abnormal return secara statistik tidak berbeda dengan nol. Abnormal return dicari dengan menggunakan model indeks tunggal, dengan rumus sebagai berikut : E (Ri) = βiRmt + ei Dimana : E(Ri) αi βi = = = ei = Return saham i yang diharapkan. Besarnya return saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Tingkat perubahan return saham i sebagai akibat berubahnya return Pasar. Residual error dan ei mempunyai nilai pengharapan sebesar nol. 3. Return Individual (Ri) merupakan return dari tiap-tiap saham. Untuk menghitung return suatu saham dipergunakan formula (Mahduh dan Husnan, 1991) Dimana : Rit Pit Pt-1 = = = Return saham i untuk periode t Harga saham i untuk periode t Harga Saham i untuk periode t-1 4. Tingkat keuntungan saham i diregulasikan dari tingkat keuntungan portofolio pasar. Sehingga diperoleh nilai α dan β. 5. IHSG dala penelitian ini menunjukkan indeks tunggal harga saham dari seluruh saham yang ada di Bursa Efek Jakarta. Dari IHSG ini dapat dihitung return pasar (Rm) dengan formula sebagai berikut : Dimana : Rmt IHSGt IHSGt-1 = = = Return pasar pada periode t Indeks harga saham gabungan untuk periode t Indeks harga saham gabungan untuk periode t-1 6. Koefisien α dan β diperoleh dari perhitungan persamaan regresi, dimana α sebagai intercept dan β sebagai besarnya koefisien pengaruh return terhadap return dari tiaptiap saham. Dari koefisien α dan β tersebut dapat dihitung return yang diharapkan dari tiap saham. 7. Pengumuman dividen menunjukkan saat pengumuman dividen dilakukan oleh emiten. Dividen berarti pembagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen yang dimaksud adalah dividen tunai yang dibayarkan oleh emiten.pengumuman earning menunjukkan saat pengumuman earning dilakukan oleh emiten melalui media masa , seperti harian republika, harian kompas, harian bisnis indonesia dan sebagainya. Earning merupakan keuntungan perusahaan. saat dividen atau earning diumumkan t = 0. 8. Sering terjadi bahwa tanggal pengumuman dividen hampir bersamaan waktunya dengan pengumuman earning, maka dalam hal ini sangat di khawatirkan terjadinya pengaruh harga saham karena bauran antara pengumuman earning dan pengumuman dividen. Melihat kenyatannya seperti ini, maka dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah saham yang tanggal pengumuman dividen dan pengumuman earning terjadi dalam tanggal yang berbeda dengan jarak tidak kurang dari 6 hari. 9. Pengelompokkan jumlah observasi didasarkan pada 2(dua) bagian yaitu pengumuman earning mendahului pengumuman dividen , dan pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen, disebabkan karena masing-masing kelompok empunyai efek yang berbeda terhadap return saham. 10. Saham yang akan masuk kelompok pengumuman earning mendahului pengumuman dividen apabila tanggal pengumuman dividen untuk saham tersebut lebih dekat dengan tanggal pengumuman earning sebelumnya dibanding ke tanggal pengumuman earning sesudahnya. Sebaliknya saham akan masuk kelompok pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen apabila tanggal pengumuman dividen untuk saham tersebut lebih dekat dengan tanggal pengumuman earning sesudahnya dibanding dengan tanggal earning sebelumnya. 11. Abnormal return yang di amati dalam kasus pengumuman dividen adalah selama lima hari sebelum pengumuman dividen sampai lima hari sesudah pengumuman dividen (5 sampai +5). Untuk kasus pengumuman earning , abnormal return yang diamati adalah selama 5 hari sebelum pengumuman earning sampai 5 hari sesudah pengumuman earning (-5 sampai +5). Populasi dan Sampel No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jenis Perusahaan Agriculture Mining Basic Industry & Chemical Miscellaneus Industry Consumer Good Industry Property and Real Estate Infrastruktur, Utilities Transportation Trade, Service &Invesment Populasi 41 41 40 48 40 36 36 59 Sampel 5 10 4 13 15 13 10 15 Sumber : diolah dari JSX Monhtly Statistic Mei 2004 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dengan cara mengutip langsung, yang meliputi : 1. Nama saham yang dijadikan sampel 2. Harga saham harian untuk tiap-tiap jenis saham pada tahun pengamatan. 3. Tanggal pengumuman dividen dan tanggal pengumuman aerning pada tahun pengamatan 4. Besarnya dividen tunai yang dibayarkan pada pemegang saham dan besarnya earning yang diperoleh selama tahun pengamatan. Teknik analisis data Secara terperinci, langkah – langkahnya sebagai berikut 1. Menentukan estimation periode (Asri Marwan, 1996) yaitu periode waktu yang digunakan untuk memforcast expected return saham. Estimation periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 hari, yaitu dari t-35 sampai t+5. 2. Menentukan event period (Asri Marwan , 1996), yaitu periode waktu disekitar event time (ketika event menang benar benar terjadi). Event period yang terpilih dalam penelitian ini adalah 11 hari, yaitu 5 hari sebelum pengumuman dan 5 hari sesudah pengumuman, (t-5 – t+5 ). 3. Menghitung return pasar 35 hari sebelum dan 35 hari sesudah pengumuman dividen dan menghitung return pasar pada 35 hari sebelum dan 35 hari sesudah pengumuman earning, rumusnya sebagai berikut : Dimana : Rmt IHSGt IHSGt-1 = = = Return pasar pada periode t Indeks harga saham gabungan untuk periode t Indeks harga saham gabungan untuk periode t-1 4. Menghitung return saham individual yang sesungguhnya: Dimana : Rit Pit Pt-1 = = = Return saham i untuk periode t Harga saham i untuk periode t Harga saham i untuk periode t-1 5. Menghitung alpha (αi) dan Beta (βi) dengan rumus sebagai berikut : Dimana : Y X n = = = Return individual sesungguhnya atau E(Rit) Return pasar (Rmt) Periode Pengamatan 6. Menghitung expected return saham individual selama 5 minggu dan 5 minggu sesudah pengumuman dividen maupun pengumuman earning. 7. expected return saham individual dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : E(Ri) = αi + βi Rmt Dimana : E(Ri) αi = = βi Rmt = Return saham i yang diharapkan Besarnya return saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar Tingkat perubahan return saham i sebagai akibat berubahnya return market 8. Menghitung abnormal return dengan rumus sebagai berikut : Abnormal return = return yang sesungguhnya – return yang diharapkan AR it = Rit – (αi + βi Rmt) Dimana : AR it Rit αi βi = = = = Menunjukkan abnormal return untuk saham i periode t. Return saham i periode t. Besarnya saham individual yang tidak dipengaruhi pasar. Tingkat kepekaan return saham individual sebagai akibat berubahnya return pasar. 9. Menguji tingkat signifikansi abnormal return dengan t-tes (Riyanto dan godono, 1996) 10. Besarnya alpha (α) adalah 5 %. Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari hasil pengolahan data, berdasarkan nilai probabilitas (nilai peluang 2 sisi) 11. Membuat kriteria pengujian hipotesis Ho diterima apabila –t tab (α/2 ; n-1) < -t tes < ttab (α/2 ; n-1) Ho diterima apabila –t tes < -ttab (α/2 ; n-1) atau -t tes > ttab (α/2 ; n-1) Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Objek dan ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut : 1. Pasar modal yang akan jadi objek penelitian ini adalah Bursa Efek Jakarta. 2. Pengujian efisiensi pasar modal dalam penelitian ini adalah pengujian efisiensi secara informasional dalam bentuk efisiensi setengah kuat atau semi- strongform. Sedangkan efisiensi bentuk lemah dan bentuk kuat tidak menjadi perhatian dalam penelitian ini. 3. Informasi publik berupa pengumuman dividen dan pengumuman earning. Sedangkan informasi lain diabaikan dalam penelitin ini. 4. Tahun pengamatan adalah tahun 2000-2003. 5. Sekuritas yang akan dijadikan sampel adalah saham biasa yang listed sampai tahun 2003 dan emiten yang bersangkutan mengumumkan dividen dan mengumumkan earning pada tahun pengamatan. Sedangkan sekuritas lain, seperti obligasi, saham preferent diabaikan, karena sekuritas ini di volume perdagangannya rendah dan kurang berkembang di BEJ. 6. Data yang digunakan untuk menguji efisiensi bentuk setengah kuat adalah harga saham harian, tanggal penggumuman dividen dan tanggal penggumuman earning. 7. Abnormal return yang diamati adalah selama 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman dividen dan pengumuman earning. Dividen yang dimaksud dalam bentuk kas (tunai) yang dibayar final oleh emiten. Hasil dan pembahasan Gambaran umum pengujian efisiensi pasar modal bentuk setengah kuat Pengujian efisiensi pasar modal bentuk setengah kuat (Semi Strong form) dimaksudkan untuk mengetahui apakah harga saham yang terjadi mencerminkan informasi yang dipublikasikan atau tidak. Hal ini ditandai dengan apakah para pemodal masih memperoleh abnormal return dengan adanya pengumuman yang dipublikasikan, baik pengumuman dividen maupun pengumuman earning. Abnormal return merupakan selisih antara return aktual dengan return yang diharapkan. Oleh karena itu untuk menguji efisiensi pasar modal bentuk setengah kuat dilakukan pengujian abnormal return. Abnormal return dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan indeks tanggal. Apabila pasar modal efisien bentuk setengah kuat terbukti, maka harga saham mencerminkan informasi yang di publikasikan secara cepat dan tepat. Hal ini ditandai dengan everage abnormal return yang tidak berbeda dengan nol secara statistik. Harga saham tidak mencerminkan informasi yang dipublikasikan. Hasil penelitian dan pembahasan Kelompok dividen naik, pengumuman earning mendahului pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 5% (t-tabel 2,306). Menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan. Kecuali pada H – 2 dan H +4 berarti para pemodal memperoleh abnormal return. Pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 5%( t T tabel 2,262). Menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan. Kecuali pada H + 4 dan H+5. Berarti bahwa para pemodal memperoleh abnormal return. Kelompok dividen tetap, pengumuman earning mendahului pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 5% (t tabel 2,776). Menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan. Kecuali pada H+5 berarti para pemodal memperoleh abnormal return. Pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 5% (t-tabel 2,571), menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan kecuali pada H+5 berarti para pemodal memperoleh abnormal return. Kelompok dividen turun pengumuman earning mendahului pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 5% (t-tabel 2,571) menunjukkan bahwa t test selama event period (-5 sampai +5 ) adalah signifikan. Kecuali pada H-3, H-5, H+4 dan H +5. Berarti bahwa para pemodal memperoleh abnormal return . pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 5% (t-tabel 2,365) menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan. Kecuali pada H-5, H+4 dan H+5. Berarti para pemodal memperoleh abnormal return. Kasus Pengumuman Earning. Kelompok earning naik, pengumuman earning mendahului pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 5% (t-tabel 2,131). Hasilnya menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan. Berarti para pemodal memperoleh abnormal return. Pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen, dengan tingkat signifikansi 5% (t-tabel 2,069). Hasilnya menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan.berarti para pemodal memperoleh abnormal return. Kelompok earning turun, pengumuman earning mendahului pengumuman dividen dengan tingkat signifikansi 5% (t-tabel 2,365). Hasilnya menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan . berarti para pemodal memperoleh abnormal return. Pengumuman earning mengikuti pengumuman dividen , dengan tingkat signifikansi 5% (t-tabel 2,201). Hasilnya menunjukkan bahwa t-test selama event period (-5 sampai +5) adalah signifikan. Berarti para pemodal memperoleh abnormal return. Kesimpulan Hasil pengujian efisiensi pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat atau semi strong form eficiency secara umum memberikan kesimpulan bahwa setelah pengumuman dividen maupun setelah pengumuman earning AAR berbeda dengan 0. Berarti bahwa bursa efek jakarta belum efisien dalam bentuk setengah kuat. Adapun terperinci ksimpulannya sebagai berikut : 1. Karena BEJ belum efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tentunya akan mengurangi kegairahan berinvestasi di pasar modal, maka hendaklah BEJ menerapkan alternatif berinvestasi dipasar modal dengan sistem syari’ah. Dengan demikian diharapkan pasar modal menarik bagi para investor diindonesia yang mayoritas penduduknya penganut agama islam 2. Estimation period dalam penelitian ini menggunakan waktu 35 hari, waktu yang pendek ini cenderung bias karena tidak semua saham diperdagangkan setiap hari dikarenakan hari libur nasional dan hari besar keagamaan. Oleh karena itu untuk penelitian sejenis yang akan datang diharapkan menggunakan lebih dari 35 hari. 3. Modal yang digunakan untuk menentukan abnormal return dalam penelitian ini menggunakan model indeks tunggal. Bagi penelitian berikutnya dapat menggunakan model lain (seperti indeks berganda) yang tidak menutup kemungkinan akan memperileh hasil yang berbeda. 4. Indeks pasar yang digunakan dalam penelitian ini dengan menghitung sendiri, namun bias tetap terjadi untuk saham saham yang tahun tahun sebelumnya belum listing di BEJ dan saham yang tidak diperdagangkan pada hari-hari libur. Daftar Pustaka Aharony , Joseph dan Ishak Swary (1980),”Quartely Dividend and Earning An Nouncement and Stockholder Return Analysis”. Journal of Finance, No 1. Pp 1-11. Amsary, M. Ishak (1993),”Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga saham di Pasar Modal Indonesia”. Thesis S2 tidak Dipublikasikan, UGM, Yogyakarta. Ary Suta, LPG (1997),”Regulasi di Bidang Pasar Modal dalam Konteks Kebijakan Ekonomi Makro Indonesia”. Makalah Seminar Strategi Pasar Modal Indonesia untuk Menghadapi Era Globalisasi, PAU-Studi Ekonomi, UGM Yogyakarta, Februari. Asry Marwan (1996), “US Multinational Stock Price Reaction to Host Country’s Govermental Change: The Case of Prime Minister Takeshita’s Resignation”. Kelola, 11(5). Ayu Titin (1996),”Prospek Industri Perbankan dengan perkembangan lembaga keuangan bukan bank”Makalah Seminar Nasional Ulang Tahun ke-41 FE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,Agustus Bawazier, Said dan Rahman, Herman (1991),” Dividen Perusahaan dan Efisiensi di Pasar Modal Jakarta,”Management dan Usahawan Indonesia, agustus. Bringham, Eugene F dan Louis C.Gapenski (1987),”Intermediate Financial Management, Second Edition, Dryden Press, New York\ Brown, S dan J B Warner (1958),”Using Daily Stock Return,”Journal of Financial Economic, Vol 14. Pp. 3-31. Dhilon dan Johnson (1994),” The Effect of Dividend Change on Stock and Bond Price,”Journal of Finance, Vol XLIX, March. Elton, JE dan M.J Gruber (1995),”Modern Portfolio Theory and Invesment Analysis, Fourth Edition, John Willey & Son, New York. Fama,Eugene (1991),”Efficient Capital Market II, Journal of Finance, December Foster, G (1996),”Financil Statment Analysis”, Prentice Hall Friend Irwin dan Marshal Pucket (1964),”Dividend and Stock Price” American Economic Review, dicetak ulang dalam Van Horne (1966) pp 535-561. Fuller, R.J dan Farrel, J.L, (1987),”Modern Invesment and Security Analysis”, Grow Hill Hanafi Mamduh dan Husnan, S (1991),”Perilaku Harga saham dipasar perdana, pengamatan di bursa efek jakarta selama tahun 1990, Manajemen usahawan indonesia, Nopember. Hartono,Yogiyanto (1997),”The effect o timing and Order of earning and Initialising Dividen Change on Stock Return : A test of Believe-adjusment Theory”.Disertation, Temple University. Haugen , R.A (1998) “Modern Invesment Theory”Third Edition, Prentice Hall Husnan, Suad (1991),”Pasar Modal Indonesia masih Efisienkah ? Pengamatan selama tahun 1990, manajemen dan usahawan indonesia, edisi juni ------------------ (1994),”Dasar-dasar Teori portofolio dan analisis sekuritas” Edisi Kedua UPP AMP YKPN, Yogyakarta ------------------- (1994),”Investasi dipasar Modal Indonesia: Perkembangan, Kecenderungan, kebutuhan dan Prospek “, Kelola 7(3). -------------------(1995),”manajemen keuangan teori dan penerapannya (keputusan jangka panjang)”, Edisi ketiga BPFE, yogyakarta -------------------(1996),”strategi investasi dipasar modal” Makalah Seminar,Universitas Admajaya, Yogyakarta Harjito Agus (1995),”Pengujian efisiensi Pasar Modal Periode 1992-1994”, Thesis S2 tidak dipublikasikan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Jakob, Nancy L. Dan R.R. Petit (1988),”Invesment Second Editions,Prentice Hall. Leroy,Stephen, F. (1976),”Efficient Capital Market : Comment”,The Journal of Finance, pp.139-145. Lioyd D.P. dan M.Canes, (1978), “Stock Price and The Publication of Hand Information”,pp.43—56. Mangande , B , (1994),”Analisis efisiensi pasar modal indonesia sebelum dan sesudah swastanisasi, Thesis s2, tidak dipublikasikan, Universitas Gajah Mada. Maurice Joy, Robert H.L dan Richard WM,”The Adjusment of stock price announcement of Unanticipated Change in quartely earning”, Journal Research, Auntum Mutamimah (1988),”Pengujian efisiensi pasar modal indonesia, Thesis S2, tidak dipublikasikan, Universitas gajah mada. Na’im Ainun, (1997),”Peran Pasar Modal Indonesia dalam pembangunan nasional”, Kelola, 14(6) Sartono, Agus dan Yarmanto (1996),”Analisis koefisien penyesuaian harga dan efektifitas penyerapan informasi baru di BEJ”, Kelola, No 12(5)