Dividen saham

advertisement
Rita Tri Yusnita, SE., MM.



Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian
kepemilikan atas suatu perusahaan.
Jika kita membeli saham suatu perusahaan berarti lita
membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut.
Dan kita berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk
dividen, jika perusahaan membukukan keuntungan.


Berdasarkan Kepemilikannya, ada dua jenis saham:
 Saham Biasa (Common Stock)
 Saham Preferen (Preferred Stock)
Berdasarkan cara peralihannya ada dua jenis, yaitu:
 Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
 Saham Atas Nama (Registered Stocks)




Saham biasa (common stock) adalah surat berharga dalam bentuk
piagam atau sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas
hak-hak dan kewajiban menyangkut andil kepemilikan dalam suatu
perusahaan.
Saham biasa mempunyai sifat kebalikan dari Saham Preferen
(Prefered Stock) dalam hal pengambilan suara, pembagian deviden
dan hak-hak yang lain.
Pemegang saham biasa dapat mempengaruhi kebijakan korporasi
melalui proses pengambilan suara (voting) dalam pembuatan tujuan
dan kebijakan, stock split dan memilih dewan direksi perusahaan.
Pemegang saham biasa mempunyai keuntungan dalam bentuk
Deviden dan Capital Gain
7



Sebagian besar saham yang beredar di bursa adalah saham
umum.
Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan
memperoleh laba dan pada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut.
Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para
pemegang saham biasa ini akan menerima hak atas sisa aset
perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang
pada pihak lain sudah dilunasi.



Saham preferen (Preferred stock) adalah bagian saham yang
memiliki tambahan hak melebihi saham biasa
Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang
sahamnya secara pasti.
Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para
pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa
aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya
besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham
peferen ini sudah ditetapkan.

Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:
1. Saham preferen partisipasi
 saham preferen yang membagikan dividen kepada
pemegangnnya; pemilik saham ini setelah menerima deviden
tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang
dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham biasa
(participating preference shares).
2. Saham preferen nonkumulatif
 saham preferen yang tidak mempunyai hak untuk mendapatkan
dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu
secara kumulatif (noncummulative preferred stock).
10


Pada saham ini tidak tertulis nama pemiliknya, supaya lebih
mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor
lain.
Siapa yang memegang saham tersebut secara hukum, maka
dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk
ikut hadir dalam RUPS.

Saham jenis ini ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya,
cara peralihannya harus dilalui melalui prosedur yang telah
ditentukan.

Dividen adalah pembagian laba kepada para pemegang saham
berdasarkan banyaknya lembar saham yang dimiliki masing-masing
pemegang saham

Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia
di perusahaan yang menerbitkan saham.

Tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah
tujuan utama suatu bisnis
14
 Dividen tunai
 metode paling umum untuk pembagian keuntungan. Dibayarkan
dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya.
 Dividen saham
 cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham
tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah
saham yang dimiliki. Contohnya, setiap 100 saham yang dimiliki,
dibagikan 5 saham tambahan. Metode ini mirip dengan stock split
karena dilakukan dengan cara menambah jumlah saham sambil
mengurangi nilai tiap saham sehingga tidak mengubah kapitalisasi
pasar.
 Dividen properti
 dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan cara ini
jarang dilakukan.
 Dividen interim
 dibagikan sebelum tahun buku Perseroan berakhir.
16




Saham merupakan aset finansial yang dapat dijadikan
investasi
Penerbitan Saham juga merupakan sumber dana
Penilaian saham dilakukan utk menentukan apakah saham yg
akan dibeli atau dijual akan memberikan tingkat return yang
sesuai dengan return yang diharapkan.
Nilai saham dibedakan menjadi:
1. nilai buku
2. nilai pasar
3. nilai instrinsik
17

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai,
yaitu:
 Nilai Buku adalah nilai saham berdasarkan nilai dalam
pembukuan perusahaan (emiten).
 Nilai Intrinsik (nilai teoritis) adalah nilai saham yang
sebenarnya (seharusnya terjadi).
 Nilai Pasar adalah nilai saham di pasar, ditunjukkan oleh
harga pasar yang berlaku untuk saham.


Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih (net
assets) yang dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar
saham
Dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Total Ekuitas
Nilai buku 
Jumlah saham biasa yang beredar
19


Harga saham di bursa saham pada saat tertentu.
Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar bursa
20

Nilai sebenarnya / seharusnya dari suatu saham

Calon investor menghitung nilai instrinsik saham untuk
memutuskan strategi investasinya

Jika nilai pasar > nilai intrinsik, berati saham tersebut overvalued,
dan investor sebaiknya menjual saham tersebut.

Jika nilai pasar < nilai intrinsik, berati saham tersebut undervalued,
dan investor sebaiknya membeli saham tersebut.

Jika nilai pasar = nilai intrinsik, berarti saham tersebut fair-priced,
dan investor bisa menahan saham tersebut.
21
Tidak seperti nilai pasar (yang bisa dilihat dari
harga saham di pasar), nilai intrinsik suatu saham
hanya bisa diperkirakan dengan pendekatan
tertentu.
 Ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu:

 Pendekatan Analisis Teknikal
 Pendekatan Analisis Fundamental

Analisis Fundamental
 menghitung nilai instrinsik menggunakan data keuangan
perusahaan

Analisis Teknikal
 menghitung nilai instrinsik dari data perdagangan saham (harga
dan volumen penjualan) yang telah lalu.
23

Pendekatan berbasis analisis fundamental yang bisa
dilakukan adalah dengan:
1. Pendekatan nilai sekarang (present value)
2. Pendekatan Price Earning Rasio (PER)
3. Pendekatan lainnya.

Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan
dengan menghitung nilai sekarang (present value) semua
aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan
tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan
investor.

Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan
pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau
berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen.

Dividend Discounted Model (DDM) atau Model Diskonto

Cash flow di sini adalah dividen tunai yang akan diterima
Dividen (MDD) merupakan model perhitungan harga saham
yang dilakukan dengan cara menilai tunai semua cash flow
yang akan diterima di masa mendatang.
setiap tahun dan harga saham terakhir pada saat akan dijual
(terminal value).

MDD merupakan model untuk mengestimasi harga saham
dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan
diterima di masa datang.

Secara matematis, model ini bisa ditulis sebagai berikut:
D3
D1
D2
D
P̂0 


 ........
2
3
(1  r) (1  r)
(1  r)
(1  r) 

P̂0  
t 1
Dt
(1  r) t

Ada tiga skenario pertumbuhan dividen (JIKA SAHAM DI
PEGANG SELAMANYA) yang biasanya dipakai sebagai
model penilaian saham berbasis MDD:
1. Model pertumbuhan nol (zero growth model)
2. Model pertumbuhan konstan (constant growth model)
3. Model pertumbuhan tidak konstan / ganda
(supernormal growth model)

Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan
perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan (tetap dari
waktu ke waktu).

Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah
sebagai berikut:
D0
P̂0 
r
dimana:
P̂0
D0
r
= harga saham
= Dividen
= tingkat pengembalian = return

Misalkan saham PT. Rahayu menawarkan dividen tetap
sebesar Rp 900,-. Tingkat return yang disyaratkan investor
adalah 20%.

Berdasarkan data tersebut, maka nilai intrinsik saham PT.
Rahayu tersebut adalah:
900
P̂0 
 Rp 4.500
0,20

Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk
menentukan nilai saham yang pembayaran dividennya
mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak
terbatas.

Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan
sebagai berikut:
D 0 (1  g) D 0 (1  g) 2
D 0 (1  g) 3
D 0 (1  g) 
P̂0 


 ....... 
2
3
(1  r)
(1  r)
(1  r)
(1  r) 
D 0 (1  g )
D1
P̂0 

r-g
r-g
g = growth rate = tingkat pertumbuhan

Misalkan PT. Rebecca membayarkan dividen Rp. 1.000,- per
tahun. Pertumbuhan dividen direncanakan sebesar 5% per
tahun. Tingkat return yang disyaratkan investor sebesar 15%.
Dan harga pasar saham PT. Rebecca saat ini adalah Rp. 10.000.

Berdasarkan data tersebut, maka nilai intrinsik:
1000 (1  0,05)
1050
P̂0 

 Rp. 10.500
0,15 - 0,05
0,10

Ternyata nilai pasar (Rp 10.000) < nilai intrinsik (Rp 10.500)
Misalkan: Seorang Investor berencana melakukan investasi saham
selama 1 tahun, maka rumus Present Value – nya adalah:
𝐷1+ 𝑃1
PV0 =
1+𝑟
• Apabila rencana investasi saham adalah selama 2 tahun, maka
rumus Present Value – nya adalah:
V0 =
𝐷1
1+𝑟
+
𝐷2
(1 +
𝑟)2
+
𝑃2
(1 + 𝑟)2
Contoh:
 Dividen tunai setiap tahun adalah Rp 500 dan harga saham sekarang
adalah Rp 10.000. Pada tahun kedua diperkirakan harga saham di
pasar akan menjadi Rp 12.000, sementara return yang diharapkan
adalah 8%. Berapa nilai saham sekarang? Apakah investor jadi
membeli?

V0 =

V0 =



𝐷
1+
2 +
(1+𝑟)2
𝐷
1+𝑟
500
500
+
1,08
(1,08)2
+
2
𝑃
(1+𝑟)2
12.000
(1,08)2
V0 = 463 + 429 + 10.288
V0 = 11.180
Karena nilai saham lebih tinggi (Rp 11.180) daripada harga saham (Rp
10.000), maka saham tersebut layak beli.

Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang
mempunyai karakteristik pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahuntahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen dengan
tingkat pertumbuhan yang ‘tinggi’.

Setelah pertumbuhan dividen fantastis tersebut, perusahaan
hanya membayarkan dividen pada tingkat yang ‘lebih rendah’,
tapi konstan hingga waktu tak terbatas.

Tahap-tahap Perhitungan:
1. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian
a.
b.
bagian awal yang meliputi aliran dividen yang ‘fantastis’, dan
aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan.
2. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis (bagian
awal).
3. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode
pertumbuhan konstan (bagian b).
4. Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian
perhitungan aliran dividen tersebut

Misalkan PT. Kreator adalah perusahaan yang bergerak di bidang
teknologi informasi. Dengan temuan produk inovatifnya, pada 3 tahun
pertama, PT. Kreator mengalami pertumbuhan earning yang sangat
fantastis, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat
pertumbuhan 20% selama 3 tahun.

Setelah tahun ke-3 dan seterusnya perusahaan memutuskan untuk
membayar dividen dengan tingkat pertumbuhan 10% per tahun
selamanya.

Dividen tahun awal (D0) sebesar Rp1.000, dan tingkat return yang
disyaratkan investor diketahui 15%.
0 g=20%
1 g=20%
2 g=20%
A
D0= Rp. 1.000
D1= Rp. 1.200
Rp. 1.043,48 k
1.088,85
k
1.136,19
k
24.996,14
k
Rp. 28.264,66
3 g=10%
4
g=10%
n
B
D2= Rp. 1.440
D3= Rp. 1.728
D4= Rp. 1.900,8
P̂3 
D4
1.900,8

k - gc
0,15 - 0,10
= Rp. 38.016

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih populer
dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi.

Dalam pendekatan PER (pendekatan multiplier), investor
akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang
tercermin dalam harga suatu saham.

PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang harus
dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah
earning perusahaan.

Rumus yang dipakai dalam pendekatan ini:
Harga saham
PER 
Earning per lembar saham
atau;
D1 / E1
P̂0 /E1 
r-g

Misalnya harga saham GGRM saat ini adalah Rp. 10.000
per lembar, dan tahun ini perusahaan memperoleh earning
sebesar 900 juta rupiah. Jumlah saham beredar saat ini
adalah 900 ribu lembar saham.

Dari data tersebut, maka PER perusahaan bisa dihitung
dengan dua tahap perhitungan seperti berikut:
1. Menghitung earning per lembar saham
Earning per lembar 

earning perusahaan
jumlah sahamberedar
R p. 900.000.000
900.000 lembar
= Rp. 1.000 per lembar
2. Menghitung PER
R p.10.000
PER 
 10 kali.
R p.1.000

Ada 3 pendekatan lain untuk menilai saham, yaitu:
1. Harga pasar saham/nilai buku saham
2. Harga pasar saham/aliran kas
3. Economic Value Added (EVA)
Terima kasih
Download