Pengertian Saham : Karya Tulis Ilmiah : http://karyatulisilmiah.com

advertisement
This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ]
Export date: Mon Jul 17 18:25:42 2017 / +0000 GMT
Pengertian Saham
LINK DOWNLOAD [30.80 KB]
Pengertian Saham
Definisi Saham adalah Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau
sekuritas, salah satunya yaitu saham.
Karakteristik Saham
Saham memiliki beberapa karakteristik, antara lain:[1]





Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).
Memiliki hal terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut
dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.
Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.
Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal
ataupun bagi perusahaan untuk mendapatkan dana bagi kepentingan perusahaan. Saham dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut. Dengan demikian kalau seorang investor
membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik perusahaan, dan memiliki andil pada aset perusahaan.
Adapun masing-masing jenis instrumen pasar modal yang bersifat kepemilikan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Saham Biasa (Common Stocks)
Saham biasa yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi dan paling junior atas hak pembagian dividen.
Karakteristik saham biasa adalah sebagai berikut:




Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba
Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).
Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut
dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.
2. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena
bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti
yang dikehendaki investor.
Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara
praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing
dengan obligasi di pasar. Walaupun demikian, obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior
dibanding dengan saham preferen.
Kelebihan dan kelemahan saham preferen adalah:






Lebih aman daripada saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan
pembagian dividen terlebih dahulu.
Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman utang, saham preferen kurang aman karena
dividen secara hukum bukan kewajiban.
Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan
Tidak memiliki waktu jatuh tempo
Sulit diperjual belikan dibanding saham biasa karena biasanya jumlah saham preferen yang beredar jauh
lebih sedikit.
Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanyalah nilai nominalnya.
Dengan demikian saham preferen sama dengan saham biasa karena dua hal, yaitu:


Mewakili kepemilikan akan ekuitas perusahaan dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis
di atas lembaran saham tersebut; dan
Membayar dividen.
Keuntungan Memiliki Saham
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham:
1. Dividen
Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang
dihasilkan perusahaan. Keuntungan yang berbentuk dividen bisa didapatkan pada saat emiten membagikan
sebagian laba bersihnya untuk pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Periode pembagian bisa
dilakukan pada saat setelah selesai penyelenggaraan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Besaran dividen
biasanya dibayarkan maksimal 30% sampai 40% dari total laba bersih. Adanya rencana pembagian dividen akan
memicu kenaikan harga saham tersebut di bursa efek. Manajer investasi yang profesional biasanya selalu
memilih saham dari perusahaan yang konsisten membagikan dividennya.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai –artinya kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa
dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah
saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Yaitu selisih antara harga beli dengan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan
saham di pasar sekunder. Keuntungan ini dapat terealisasi apabila manajer investasi melakukan penjualan saham
yang harganya mengalami kenaikan dari harga beli sebelumnya. Manajer Investasi yang profesional mampu
melakukan analisis dan seleksi pembelian saham yang prospektif pada saat harganya murah atau membeli pada
saat pasar mengalami “bearish” (kondisi harga pasar saham yang menurun) dan melakukan penjualan pada saat
harganya ada di posisi atas atau pada saat pasar “bullish” (kondisi harga pasar saham yang meningkat). Capital
gain merupakan sasaran target bagi manajer investasi dalam mendapatkan keuntungan atas investasi sahamnya.
Resiko Memiliki Saham
Saham terkenal dengan karakteristik high risk-high return, artinya saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi resiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal
untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun,
seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian
besar dalam waktu singkat.
Resiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya adalah sebagai berikut:

Tidak mendapat dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian
perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian
potensi keutungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain alias keuntungan atas
saham yang dijualnya. Adakalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli.
Dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss.
Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus
menurunnya harga saham, maka investor harusrela menjual saham dengan harga rendah. Istilah ini dikenal
dengan istilah cut loss.

Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan
tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau
dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist.
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding
kreditor atau pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan
kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang
saham.

Saham di-delist dari bursa (Delisting)
Resiko lain yang dihadapi para pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek
atau di-delist. Suatu perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk seperti mengalami
kerugian beberapa tahun.
Saham yang telah di-delist tentu saja tidak lagi diperdagangkan di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di
luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga
yang jauh dari harga sebelumnya.

Saham di-suspend
Disamping dua resiko diatas maka resiko lain yang juga “mengganggu” para pemodal untuk melakukan
aktivitasnya, yaitu jika suatu saham di-suspend alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek dalam
waktu singkat. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika misalnya suatu saham mengalami lonjakan harga yang
luar biasa yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut untuk
kemudian dimintakan konfirmasi kepada perusahaan tersebut atau kejelasan informasi lainnya, sedemikian
hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi.
[1]M. Fakhruddin & Sopian Adianto, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2001
Post date: 2014-07-11 19:15:20
Post date GMT: 2014-07-11 19:15:20
Post modified date: 2016-05-16 09:36:11
Post modified date GMT: 2016-05-16 09:36:11
Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com
Download